makalah emas.doc

46
MAKALAH “EMAS” diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Material Anorganik Oleh : Pebriyani Latifah 240 3011 11 30 053 Fauzan Ramadhan 240 3011 11 40 091 Berlmando Gusty F 240 3011 11 40 095 JURUSAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Upload: ellyssa-verdyana

Post on 25-Oct-2015

579 views

Category:

Documents


94 download

DESCRIPTION

emas atau Au merupakan logam anorganik yang dapat diambil dari alam

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH emas.doc

MAKALAH“EMAS”

diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Material Anorganik

Oleh :Pebriyani Latifah 240 3011 11 30 053Fauzan Ramadhan 240 3011 11 40 091Berlmando Gusty F 240 3011 11 40 095

JURUSAN KIMIAFAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG

2013

Page 2: MAKALAH emas.doc

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk

memenuhi tugas mata kuliah Geokimia.

Makalah ini membahas mengenai “Emas” meliputi, asal usul Emas, komposisi kimia

Emas, karakter Emas, proses pembentukan Emas, manfaat emas, tambang Emas yang ada di

Indonesia,dan masalah mengenai Emas. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada

semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga

makalah ini dapat terselesaikan.

Saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi

kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat

menjadi sarana pembelajaran bagi pembaca di masa yang akan datang.

Semarang, 2 April 2013

Tim Penulis

1

Page 3: MAKALAH emas.doc

KATA PENGANTAR

Kata Pengantar.................................................................................................................. 1

Daftar Isi............................................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 3

1.1. Latar Belakang.................................................................................................... 3

1.2. Rumusan masalah................................................................................................ 3

1.3. Tujuan penulisan................................................................................................. 3

BAB II EMAS................................................................................................................... 5

BAB III AWAL EMAS DITEMUKAN........................................................................... 10

BAB IV PROSES TERBENTUKNYA EMAS................................................................ 11

BAB V PENAMBANGAN EMAS DAN DAMPAKNYA

V.1 Penambangan Emas............................................................................................. 15

V.2 Dampak Penambangan Emas.............................................................................. 17

BAB VI LOKASI TAMBANG DI INDONESIA............................................................. 22

BAB VII PROSES EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN EMAS

VII.1 Proses Ekstraksi Emas...................................................................................... 24

7.1.1 Amalgamasi................................................................................................ 24

7.1.2 Sianidasi..................................................................................................... 25

VII.2 Pemurnian Emas............................................................................................... 26

BAB VIII MANFAAT EMAS.......................................................................................... 29

BAB IX MENAMBANG EMAS DARI TAILING PT FREEPORT INDONESIA........ 30

BAB X PENUTUP

X.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 32

2

Page 4: MAKALAH emas.doc

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Indonesia memiliki berbagai macam bahan tambang yang terdapat di berbagai daerah.

Minyak bumi, gas alam, emas, batubara, bijih besi, dan aspal merupakan jenis-jenis bahan

tambang yang dimiliki oleh Indonesia. Salah satu jenis bahan tambang yang cukup banyak

dan tersebar ketersediaannya di Indonesia adalah emas. Emas merupakan salah satu jenis

bahan tambang yang memiliki nilai ekonomis sangat tinggi. Emas hampir dipasarkan dan

diperdagangkan hampir di semua pasar perdagangan bahan tambang di seluruh dunia. Nilai

investasi emas meningkat setiap terjadi perdagangan emas dalam jumlah yang cukup besar.

Bahkan, jika dilihat lebih jauh lagi, emas memberikan kontribusi berupa devisa yang sangat

besar bagi negara-negara pengekspor emas. Emas tidak terdapat di lapisan tanah yang cukup

dalam dari permukaan bumi atau permukaan tanah. Bisa dikatakan bahwa bahan tambang

jenis ini terletak di permukaan tanah, daerah aliran sungai yang berisi endapan-endapan

mineral, bahkan di daerah hilir sungai yang merupakan akhir dari arah aliran air sungai yang

mungkin saja menjadi tempat berkumpulnya arah aliran beberapa sungai yang membawa

endapan-endapan mineral. Emas merupakan salah satu jenis mineral yang memiliki banyak

manfaat. Jenis mineral ini dapat digunakan sebagai bahan konduktor pengantar panas di

beberapa jenis alat elektronik. Namun, kegunaan emas yang utama adalah sebagai bahan

perhiasan berupa kalung, emas, cincin, dan lain sebagainya. Jadi, secara garis besar, emas

memiliki berbagai manfaat untuk kehidupan manusia.

I.2 RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana sejarah penemuan dan perkembangan emas di dunia?

b. Bagaimana bentuk kristal dari emas hingga mempengaruhi sifat-sifat dari emas itu

sendiri?

c. Bagaima proses pemisahan emas serta manfaatnya bagi kehidupan?

I.3 TUJUAN PENULISAN

3

Page 5: MAKALAH emas.doc

a. Mengetahui awal penemuan dan perkembangan emas hingga saat ini.

b. Mengetahui bentuk kristal dari emas dan dapat menentukan sifat fisika dan kimia dari

emas.

c. Mengetahui proses pemisahan emas dari berbagai metode serta aplikasinya bagi

kehidupan.

4

Page 6: MAKALAH emas.doc

BAB II

EMAS

Emas merupakan elemen yang dikenal sebagai logam mulia dan komoditas yang

sangat berharga sepanjang sejarah manusia. Emas termasuk golongan native element, dengan

sedikit kandungan perak, tembaga, atau besi. Emas murni mengandung antara 8% dan 10%

perak, tetapi biasanya kandungan tersebut lebih tinggi. Semakin besar

kandungan perak, warna emas akan menjadi makin  keputih-putihan.

Emas (Au) memiliki 18 isotop; 198Au dengan paruh waktu selama 2.7 hari . Emas

bernomor atom 79. Artinya, emas mempunyai 79 proton pada intinya. Massa atom emas

adalah 196,967 dan jari-jari atomnya 0,1442 nm. Perhitungan itu menarik karena lebih kecil

dari perkiraan secara teori. Susunan elektron terluar di seputar inti emas didasarkan pada14

4f, 10 5d, dan 1 6s kulit elektron (rumusnya [Xe] 4f14 5d10 6s1).

Susunan elektron ini berkaitan dengan sifat warna kuning emas. Warna logam terbentuk

berdasarkan transisi elektron di antara ikatan-ikatan energinya. Kemampuan menyerap

cahaya pada panjang gelombang untuk menghasilkan warna emas yang khas terjadi karena

transisi ikatan d yang melepaskan posisi di ikatan konduksi. Penambahan unsur-unsur

campuran berdampak pada warna emas. Misalnya, penambahan unsur nikel atau paladium

akan memutihkan emas. Akan tetapi dalam bentuk bubuk,emas berwarna coklat kemerahan.

Jumlah proton pada inti emas tetap 79, tetapi jumlah netron beragam dari satu atom ke atom

lainnya sesuai dengan jumlah isotopnya. Meskipun begitu, hanya ada satu isotop

nonradioaktif yang stabil yang terdapat pada semua emas alam yang ditemukan.

Titik leleh emas murni adalah 1064,18 o C, akan tetapi ketika dicampur dengan unsur

logam lainnya, seperti perak atau tembaga, logam campuran itu akan meleleh melebihi

temperatur yang terukur. Sedangkan titik didih emas ketika emas diubah dari cairan menjadi

gas, adalah 2860 oC.

Tingkat kerapatan emas (19,3 g/cm3) bergantung pada massa atom dan struktur

kristalnya. Struktur kristal logam emas adalah face centred cubic atau kubus berpusat muka.

5

Page 7: MAKALAH emas.doc

Struktur kristal ini memberikan sumbangan bagi kelenturan emas yang tinggi untuk dibentuk

karena ruang FCC-nya cocok bagi perpindahan atom. Perpindahan ini sangat penting untuk

mencapai tingkat kelenturan yang tinggi. Hal ini membuat emas lebih berat daripada materi

logam biasa. Contohnya, aluminium hanya memiliki kerapatan 2,7 g/cm3. Bahkan,baja hanya 

7,87 g/cm3.

Pada umumnya, kristal logam dianggap terdiri dari banyak satuan-satuan kecil yang disebut

sel satuan (unit cell atau satu sel). Sel satuan merupakan bagian fundamental dari suatu

struktur kristal yang tersusun secara berulang, teratur dan tidak terbatas melalui translasi pada

3-dimensi.

Gambar 2.1 Struktur emas

Pada sel satuan kubus berpusat muka seperti yang tertera pada Gambar struktur kristal emas: 

1) Atom yang terdapat pada pojok-pojok satu sel satuan adalah milik dari 8 sel satuan yang

berdekatan. Fraksi dari atom yang terdapat pada pojok sel satuan kubus yang dimiliki oleh

setiap sel satuan kubus adalah 1/8. Pada Gambar berwarna kuning yang diberi nomor 1.

2) Atom yang terdapat pada pusat muka sel satuan kubus adalah milik 2 sel satuan yang

berdekatan. Jadi fraksi dari atom-atom yang terdapat pada pusat muka sel satuan kubus

adalah 1/2. Pada Gambar berwarna pink yang diberi nomor 2.

Dari penjelasan-penjelasan di atas maka jumlah atom dalam sel satuan kubus berpusat muka

dari emas adalah

= 1/8 x jumlah atom pojok-pojok sel satuan + 1/2 x jumlah atom dipusat muka

= 1/8 x 8 + 1/2 x 6 = 4

Volume 1 atom = 4/3 πr3

6

Page 8: MAKALAH emas.doc

Volume kubus = a3. dari gambar diperoleh a=2r. Maka volume kubus = 8r3

Faktor tumpukan

= volume atom-atom dalam sel satuan : volume sel satuan

= volume 4 atom : volume kubus

= 4 x 4/3 πr3 : (4r / √2)3

= 0,7405

Kenampakan fisik bijih emas hampir mirip dengan pirit, markasit, dan kalkopirit

dilihat dari warnanya, namun dapat dibedakan dari sifatnya yang lunak, berat jenis tinggi, dan

ceratnya yang keemasan. Sifat fisik unsur ini sangat stabil, tidak korosif ataupun lapuk dan

jarang bersenyawa dengan unsur kimia lain. Konduktivitas elektrik dan termalnya sangat

baik, malleable sehingga dapat dibentuk dan juga bersifat ductile. Emas adalah logam yang

paling tinggi densitasnya. Kemampuan emas agar efisien mengubah panas dan listrik akan

lebih baik jika dicampur dengan tembaga dan perak; menjadikan campurannya tidak terurai

ke dalam elektron untuk semikonduktor dan konektor pada teknologi komputer. Tahanan

listrik emas adalah 0,022 mikro-ohm m pada 20 C. Konduktivitas suhunya 310 W/mK pada

suhu yang sama, 20 C. Ketahanan emas terhadap karat untuk dibuat sebagai alat adalah yang

paling baik. Tidak mengherankan, jika emas berada pada posisi teratas dari rangkaian yang

menunjukkan ketahanannya terhadap karat. Pada praktiknya, emas hanya berkarat jika

dicampur dengan nitrat dan asam hidroklorida (aqua regia).

Kekerasan emas berkisar antara 2,5 – 3 ( skala Mohs ). Emas dapat dibentuk jadi

lembaran sedemikian tipis hingga tembus pandang. Sebanyak 120.000 lembar emas dapat

ditempa menjadi satu lapisan yang sedemikian tipisnya sehingga tebalnya tidak lebih dari 1

cm. Dari 1 gram emas dapat diulur menjadi kawat sepanjang 2,5 km.

Emas mempunyai karakteristik sectile ( lunak, elastis, mudah dibentuk ), memiliki warna

yang menarik ( kuning khas, mengkilap, tidak mudah memudar ), berat, tahan lama,  tahan

pada panas tinggi dan daya konduksi listrik juga sebagai perlawanan terhadap oksidasi

( tahan korosi ) sehingga emas memiliki banyak kegunaan. Namun karena emas sebagai salah

satu logam coinage yang keberadaannya di alam sangat langka, menjadikannya sebagai

logam yang sangat berharga. Specific gravity 15,5-19,3 pada emas murni.

7

Page 9: MAKALAH emas.doc

8

Page 10: MAKALAH emas.doc

9

Page 11: MAKALAH emas.doc

BAB III

AWAL EMAS DITEMUKAN

Emas, merupakan salah satu logam tertua yang digunakan oleh manusia. Emas

dikenal antara lain di Mesopotamia dan Mesir. Sulit untuk mengetahui tanggal pasti

mengenai kapan pertama kali manusia mulai menambang emas. Referensi ke awal mula

penemuan emas didasari legendaris atau mitos. Beberapa artefak tertua, emas ditemukan di

Varna Necropolis di Bulgaria. Makam pekuburan yang dibangun antara 4700 dan 4200 SM,

menunjukkan bahwa penambangan emas bisa setidaknya 7000 tahun. Oleh karena itu,

beberapa penulis menyebutkan bahwa penemu emas pertama kali adalah Cadmus, bangsa

Phoenicia. Sedangkan yang lainnya mengatakan bahwa Thoas, raja Taurian, yang pertama

kali menemukan logam berharga dalam legenda Pangaeus Mountains di Thrace. Legenda dan

mitos serupa tentang awal penemuan emas juga terdapat dalam sastra kuno dari Hindu ( the

Vedas ) serta Cina dan bangsa lainnya. Tradisi pertambangan emas dimulai setidaknya pada

awal milenium pertama SM Karang Juara di ladang emas Kolar ditambang hingga kedalaman

50 meter (160 kaki) selama periode Gupta pada abad kelima logam terus ditambang oleh raja

abad kesebelas dari India Selatan, Kekaisaran Wijayanagara 1336-1560, dan kemudian oleh

Tipu Sultan, raja Mysore negara dan Inggris.

Tambang emas pertama Indonesia ditemukan berawal dari seorang ahli geologis asal

Belanda yang bernama Jean-Jacquez Dozy yang mengunjungi Indonesia pada tahun 1936

untuk menskala glasier Pegunungan Jayawijaya di provinsi Irian Jaya, Papua Barat.

Dia membuat catatan di atas batu hitam yang aneh dengan warna kehijauan. Pada tahun 1939,

dia mengisi catatan tentang Ersberg (bahasa Belanda untuk “gunung ore’). Akan tetapi

peritiwa perang dunia menyebabkan laporan tersebut tidak diperhatikan.

Sekitar dua puluh tahun kemudian, seorang geologis Forbes Wilson, bekerja untuk

perusahaan pertambangan Freeport, membaca laporan tersebut. Dia dalam tugas mencari

cadangan nikel, tetapi kemudian melupakan hal tersebut setelah dia membaca laporan

tersebut. Dia memutuskan untuk menyiapkan perjalanan untuk memeriksa Ertsberg.

Ekspedisi yang dipimpin oleh Forbes Wilson dan Del Flint, menemukan deposit tembaga

yang besar di Ertsberg pada 1960.

10

Page 12: MAKALAH emas.doc

BAB IV

PROSES TERBENTUKNYA EMAS

Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Emas

berasal dari suatu reservoar yaitu inti bumi dimana air magmatik yang mengandung

ion sulfida, ion klorida, ion natrium, dan ion kalium mengangkut logam emas ke

permukaan bumi.

Gambar 4.1 Proses Terbentuknya Emas

Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan

hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan

(placer).

Kecenderungan terdapatnya emas terdapat pada zona epithermal atau disebut zona alterasi

hidrothermal. Zona alterasi hidrotermal merupakan suatu zona dimana air yang berasal dari

magma atau disebut air magmatik bergerak naik kepermukaan bumi. Celah dari hasil

aktivitas Gunungapi menyebabkan air magmatik yang bertekanan tinggi naik ke permukaan

bumi. Saat air magmatik yang yang berwujud uap mencapai permukaan bumi terjadi kontak

dengan air meteorik yang menyebabkan ion sulfida dan ion klorida yang membawa emas

terendapkan. Air meteorik biasanya menempati zona-zona retakan-retakan batuan beku yang

mengalami proses alterasi akibat pemanasan oleh air magmatik. Seiring dengan makin

11

Page 13: MAKALAH emas.doc

bertambahnya endapan dalam retakan-retakan tersebut, semakin lama retakan-retakan

tersebut tertutup oleh akumulasi endapan dari logam-logam yang mengandung ion-ion

kompleks yang mengandung emas. Zona alterasi yang potensial mengandung emas dapat

diidentifikasi dengan melihat lapisan pirit atau tembaga pada suatu reservoar yang tersusun

atas batuan intrusif misalnya granit atau diorite

Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengendapan di permukaan. Beberapa endapan

terbentuk karena proses metasomatisme yaitu kontak yang terjadi antara bebatuan dengan air

panas (hydrothermal) atau fluida lainnya.

Emas terdapat di alam dalam dua tipe deposit, pertama sebagai urat (vein) dalam

batuan beku, kaya besi dan berasosiasi dengan urat kuarsa. Lainnya yaitu endapan atau placer

deposit, dimana emas dari batuan asal yang tererosi terangkut oleh aliran sungai dan

terendapkan karena berat jenis yang tinggi. Emas native terbentuk karena adanya kegiatan

vulkanisma, bergerak berdasarkan adanya thermal atau adanya panas di dalam bumi, tempat

tembentukan emas primer, sedangkan sekudernya merupakan hasil transportasi dari endapan

primer umum disebut dengan emas endapan flaser, sedangkan asosiasi emas atau emas

bersamaan hadir dengan mineral silikat, perak, platina, pirit dan lainnya.

Berdasarkan proses terbentuknya, endapan emas atau genesis emas dikategorikan menjadi

dua yaitu :

1. Endapan primer / Cebakan Primer

Pada umumnya emas ditemukan dalam bentuk logam (native) yang terdapat di dalam

retakan-retakan batuan kwarsa dan dalam bentuk mineral yang terbentuk dari proses

magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena

proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal. Cebakan primer merupakan

cebakan yang terbentuk bersamaan dengan proses pembentukan batuan.

2. Endapan plaser / Cebakan Sekunder

Emas juga ditemukan dalam bentuk emas aluvial yang terbentuk karena proses

pelapukan terhadap batuan-batuan yang mengandung emas (gold-bearing rocks, Lucas,

1985). Dimana pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan 

( placer ). (Alamsyah, 2006)

12

Page 14: MAKALAH emas.doc

Berdasarkan temperatur, tekanan dan kondisi geologi pada saat pembentukan

emas dapat dibagi menjadi 3 jenis

1. Endapan Hipotermal

Endapan ini terbentuk pada temperatur ≈ 300°C - 600°C pada kedalaman

> 12.000 meter. Endapan ini merupakan endapan urat (vein) dan penggantian

(replacement) yang terbentuk pada temperatur dan tekanan tinggi. Pada endapan

ini, biasa terdapat mineral logam yang berupa bornit, kovelit, kalkosit, kalkopirit,

pirit, tembaga, emas, wolfram, molibdenit, seng dan perak. Mineral logam

tersebut berasosiasi dengan mineral - mineral pengotor seperti piroksen, amfibol,

garnet, ilmenit, spekularit, turmalin, topaz, mika hijau dan mika cokelat

(Warmada, 2007)

2. Endapan Mesotermal

Endapan ini terbentuk pada suhu 200-4000C dan kedalaman bekisar 3.000

meter sampai 12.000 meter. Endapan ini terletak agak jauh dari tubuh intrusi,

maka sumber panas yang utama berasal dari fluida panas yang bergerak naik dari

lokasi intrusi menuju lokasi terbentuknya endapan ini. Fluida tersebut berasal

dari meteorik water yang masuk menuju lokasi intrusi dan mengalami pemanasan

yang selanjutnya naik menuju lokasi endapan mesotermal.

Logam utama yang terdapat pada endapan ini antara lain emas, perak,

tembaga, seng dan timbal. Mineral bijih yang ditemukan berupa sulfida, arsenida,

sulfantimonida, dan sulfarsenida. Pirit, kalkopirit, sfalerit, galena, tetrahedrit, dan

tentalit serta emas stabil merupakan mineral bijih yang paling banyak ditemukan.

Mineral pengotor yang dominan adalah kuarsa namun selain itu juga dijumpai

karbonat seperti kalsit, dolomit, ankerit dan sedikit siderit, florit yang merupakan

asosiasi penting

3. Endapan epitermal 

Endapan ini terbentuk pada suhu 50°C - 250°C yang berada dekat

permukaan bumi dan terletak pada kedalaman paling jauh dari tubuh intrusi, dan

terbentuk pada kedalaman 1 km . Sumber panas yang utama pada endapan ini

berasal dari fluida panas yang bergerak naik dari lokasi intrusi menuju lokasi

13

Page 15: MAKALAH emas.doc

terbentuknya endapan ini. Dengan kata lain, fluida panas tersebut telah melewati

zona endapan mesotermal

14

Page 16: MAKALAH emas.doc

BAB V

PENAMBANGAN EMAS DAN DAMPAKNYA

V.1 PENAMBANGAN EMAS

Hingga saat ini emas masih menjadi komoditas utama yang dicari. Kelimpahan relatif

emas di dalam kerak bumi diperkirakan sebesar 0,004 g/ton, termasuk sekitar 0,001 g/ton

terdapat di dalam perairan laut. Menurut Greenwood dkk (1989), batuan bijih emas yang

layak untuk dieksploitasi sebagai industri tambang emas, kandungan emasnya sekitar 25

g/ton (25 ppm).

Emas sering ditemukan dalam penambangan bijih perak dan tembaga. Pada abad

pertengahan, begitu kuat orang mendambakan emas, sehingga lahir ilmu alkimia, dengan

tujuan membuat emas. Manusia modern berhasil mencapai cita-cita itu dengan mengekstrak

emas dari air laut dan mengubah timbel atau merkurium menjadi emas dalam mempercepat

partikel. Namun emas yang murah tetaplah emas alamiah yang harus ditambang.

Biji emas dikategorikan dalam 4 ( empat ) kategori :

1. Biji tipis dimana kandungannya sebesar 0.5 g/1000 kg atau 0.5 g/ton atau 0.5 ppm

( part per million, per satu juta bagian )

2. Biji rata-rata ( typical ) dengan mudah digali, nilai biji emas khas dalam galian

terowongan terbuka yakni kandungan 1-5 g/1000 kg (1 -5 ppm )

3. Biji bawah tanah/harrdrock dengan kandungan 3 g/1000 kg ( 3 ppm )

4. Biji nampak mata ( visible ) dengan kandungan minimal 30 g/1000 kg ( 30 ppm )

Metode penambangan emas sangat dipengaruhi oleh karakteristik cebakan emas

primer atau sekunder yang dapat mempengaruhi cara pengelolaan lingkungan yang akan

dilakukan untuk meminimalisir dampak kegiatan penambangan tersebut. Cebakan emas

primer dapat ditambang secara tambang terbuka ( open pit ) maupun tambang bawah tanah (

underground minning ). Sementara cebakan emas sekunder umumnya ditambang secara

tambang terbuka.

Cebakan primer merupakan cebakan yang terbentuk bersamaan dengan proses

pembentukan batuan. Salah satu tipe cebakan primer yang biasa dilakukan pada

15

Page 17: MAKALAH emas.doc

penambangan skala kecil adalah bijih tipe vein ( urat ), yang umumnya dilakukan dengan

teknik penambangan bawah tanah terutama metode gophering / coyoting ( di Indonesia

disebut lubang tikus ). Penambangan dengan sistem tambang bawah tanah (underground),

dengan membuat lubang bukaan mendatar berupa terowongan (tunnel) dan bukaan vertikal

berupa sumuran (shaft) sebagai akses masuk ke dalam tambang. Penambangan dilakukan

dengan menggunakan peralatan sederhana ( seperti pahat, palu, cangkul, linggis, belincong )

dan dilakukan secara selectif untuk memilih bijih yang mengandung emas baik yang berkadar

rendah maupun yang berkadar tinggi.

Gambar 5.1 Penambangan Emas menggunakan peralatan sederhana

Beberapa karakteristik dari bijih tipe vein ( urat ) yang mempengaruhi teknik penambangan

antara lain :

1. Komponen mineral atau logam tidak tersebar merata pada badan urat.

2. Mineral bijih dapat berupa kristal-kristal yang kasar.

3. Kebanyakan urat mempunyai lebar yang sempit sehingga rentan dengan pengotoran

( dilution ).

4. Kebanyakan urat berasosiasi dengan sesar, pengisi rekahan, dan zona geser

(regangan), sehingga pada kondisi ini memungkinkan terjadinya efek dilution pada

batuan samping.

16

Page 18: MAKALAH emas.doc

5. Perbedaan assay ( kadar ) antara urat dan batuan samping pada umumnya tajam,

berhubungan dengan kontak dengan batuan samping, impregnasi pada batuan

samping, serta pola urat yang menjari ( bercabang ).

6. Fluktuasi ketebalan urat sulit diprediksi, dan mempunyai rentang yang terbatas, serta

mempunyai kadar yang sangat erratic ( acak / tidak beraturan ) dan sulit diprediksi.

7. Kebanyakan urat relatif keras dan bersifat brittle.

Dengan memperhatikan karakteristik tersebut, metode penambangan yang umum

diterapkan adalah tambang bawah tanah ( underground ) dengan metode Gophering, yaitu

suatu cara penambangan yang tidak sistematis, tidak perlu mengadakan persiapan-persiapan

penambangan ( development works ) dan arah penggalian hanya mengikuti arah larinya

cebakan bijih. Oleh karena itu ukuran lubang ( stope ) juga tidak tentu, tergantung dari

ukuran cebakan bijih di tempat itu dan umumnya tanpa penyanggaan yang baik.

 Cara penambangan ini umumnya tanpa penyangga yang memadai dan penggalian umumnya

dilakukan tanpa alat-alat mekanis.

(info-pertambangan.blogspot.com/2012/10/penambangan-emas.html)

V.2 DAMPAK PENAMBANGAN EMAS

Pengolahan emas ini selain menguntungkan juga dapat memberikan beberapa efek

negatif. Selain melakukan eksplorasi alam secara berlebihan, penambangan emas dan

pengolahan emas akan menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan.

Kasus pencemaran limbah akibat penambangan emas salah satunya terjadi di Perairan

Pantai Buyat. Dugaan terjadinya pencemaran logam berat di perairan pantai Buyat karena

pembuangan limbah padat (tailing) seharusnya tidak akan terjadi, seandainya limbah tersebut

sebelum dibuang dilakukan pengolahan lebih dulu. Pengolahan limbah bertujuan untuk

mengurangi hingga kadarnya seminimal mungkin bahkan jika mungkin menghilangkan sama

sekali bahan-bahan beracun yang terdapat dalam limbah sebelum limbah tersebut dibuang.

Walaupun peraturan dan tatacara pembuangan limbah beracun telah diatur oleh Pemerintah

dalam hal ini Kementrian Lingkungan Hidup, tetapi dalam prakteknya dilapangan, masih

banyak ditemukan terjadinya pencemaran akibat limbah industri. Mungkin terbatasnya tenaga

17

Page 19: MAKALAH emas.doc

pengawas disamping proses pengolahan limbah biasanya memerlukan biaya yang cukup

besar.

Logam berat adalah logam yang massa atom relatifnya besar, kelompok logam-logam

ini mempunyai peranan yang sangat penting dibidang industri misalnya : Kadmium Cd

digunakan untuk bahan batery yang dapat diisi ulang. Kromium Cr untuk pemberi warna

cemerlang atau verkrom pada perkakas dari logam. Kobalt Co untuk bahan magnet yang kuat

pada loudspeker atau microphone. Tembaga Cu untuk kawat listrik. Nikel Ni untuk bahan

baja tahan karat atau stainless steel. Timbal Pb untuk bahan battery atau Accu pada mobil.

Seng Zn untuk pelapis kaleng. Mercury Hg dapat melarutkan emas sehingga banyak

digunakan untuk memisahkan emas dari campurannya dengan tanah,  bahan pengisi

termometer dan dan masih banyak lagi kegunaan logam berat yang tidak mungkin saya

sebutkan semuanya disini. Hanya sangat disayangkan disamping begitu banyak kegunaannya,

kelompok logam-logam berat ini sangat beracun misalnya Hg, Pb Cd dan Cr dan lain-lain.

Ditambah lagi sifatnya yang akumulatif di dalam tubuh manusia, dimana setelah logam berat

ini masuk ke dalam tubuh manusia, biasanya melalui makanan yang tercemar logam berat.

Logam berat ini tidak dapat dikeluarkan lagi oleh tubuh sehingga makin lama

jumlahnya akan semakin meningkat. Jika jumlahnya telah cukup besar baru pengaruh

negatifnya terhadap kesehatan mulai terlihat, biasanya logam-logam berat ini menumpuk di

otak, syaraf, jantung, hati, ginjal yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan yang

ditempatinya. Tersebarnya logam berat di tanah, peraian ataupun udara dapat melalui

berbagai hal misalnya, pembuangan secara langsung limbah industri, baik limbah padat

maupun limbah cair, tetapi dapat pula melalui udara karena banyak industri yang membakar

begitu saja limbahnya dan membuang hasil pembakaran ke udara tanpa melalui pengolahan

lebih dulu. Banyak orang beranggapan bahwa dengan cara membakar maka limbah beracun

tersebut akan hilang, padahal sebenarnya kita hanya memindahkan dan menyebarkan limbah

beracun tersebut keudara. Pencemaran dengan cara ini lebih berbahaya karena udara lebih

dinamis sehingga dampak yang diakibatkannya juga akan lebih luas dan membersihkan udara

jauh lebih sulit.

Dalam kasus Buyat, logam berat mercury kemungkinan dapat berasal dari limbah

proses pemisahan biji emas atau dari tanah bahan tambangnya sendiri memang mengandung

mercury. Banyak alternatif yang dapat digunakan untuk mengolah limbah yang mengandung

logam berat kususnya mercury diantaranya ialah dengan teknologi Low TemperatureThermal

18

Page 20: MAKALAH emas.doc

Desorption (LTTD) atau dengan teknologi Phytoremediation. Pada sistem thermal

desorption, material  diuraikan pada suhu rendah (< 300 oC) dengan pemanasan tidak

langsung serta kondisi tekanan udara yang rendah (vakum). Dengan kondisi tersebut material

akan lebih mudah diuapkan dibandingkan dalam tekanan tinggi. Jadi dalam sistem ini yang

terjadi adalah proses fisika tidak ada reaksi kimia seperti misalnya reaksi oksidasi. Cara ini

sangat efektif untuk memisahkan bahan-bahan organik yang mudah menguap misalnya,

(volatile organic compounds/VOCs), semi-volatile organic compounds (SVOCs), (poly

aromatic hydrocarbon/PAHs), (poly chlorinated biphenyl/PCBs), minyak, pestisida dan

beberapa logam Cadmium, Mercury Timbal serta non logam misal Arsen, Sulfur, Chlor dan

lain-lain. Material yang telah terpisah dalam bentuk uapnya akan lebih mudah untuk

dikumpulkan kembali dengan cara dikondensasikan, diadsorbsi menggunakan filter, larutan

atau media lain sehingga tidak tersebar kemana-mana. Dengan sistem thermal desorption

material yang berbahaya di pisahkan agar lebih mudah untuk ditangani entah akan dibuang

atau dimanfaatkan kembali, sedangkan bahan-bahan organik yang sukar menguap akan

terkarbonisasi menjadi arang.

Limbah padat yang mengandung polutan mercury dan arsen dimasukkan ke dalam

sistem LTTD, limbah akan mengalami pemanasan tidak langsung dengan kondisi tekanan

udara lebih kecil dari 1 atmosfer. Polutan mercury dan arsen akan menguap (desorpsi),

sedangkan limbah padat yang telah bersih dari polutan dapat dibuang ke tempat

penampungan. Kemudian uap polutan yang terbentuk dialirkan ke dalam media pengabsorpsi

(absorber). Untuk menangkap uap logam mercury dapat digunakan butiran logam perak atau

tembaga yang kemudian membentuk amalgam. Sedangkan untuk menangkap ion-ion

mercury dan arsen dapat digunakan larutan hidroksida (OH - ) - )sulfida (S2--) yang akan

mengendapkan ion-ion tersebut. Dalam sistem ini perlu ditambahkan wet scrubber dan filter

karbon untuk menangkap partikulat dan gas-gas beracun yang mungkin terbentuk pada proses

desorbsi. Keunggulan sistem ini ialah prosesnya cepat dan biaya investasi peralatan dan

operasionalnya murah, unitnya dapat dibuat kecil sehingga dapat dibuat sistem yang mobil.

Teknologi mengolah limbah dengan sistem Phytoremediasi, menggunakan tanaman

sebagai alat pengolah bahan pencemar. Pada limbah padat atau cair yang akan diolah,

ditanami dengan tanaman tertentu yang dapat menyerap, mengumpulkan, mendegradasi

bahan-bahan pencemar tertentu yang terdapat di dalam limbah tersebut. Banyak istilah yang

diberikan pada sistem ini sesuai dengan mekanisme yang terjadi pada prosesnya. Misalnya :

19

Page 21: MAKALAH emas.doc

Phytostabilization, yaitu polutan distabilkan di dalam tanah oleh pengaruh tanaman,

Phytostimulation : akar tanaman menstimulasi penghancuran polutan dengan bantuan bakteri

rhizosphere, Phytodegradation, yaitu tanaman mendegradasi polutan dengan atau tanpa

menyimpannya di dalam daun, batang atau akarnya untuk sementara waktu, Phytoextraction,

yaitu polutan terakumulasi di jaringan tanaman terutama daun, Phytovolatilization, yaitu

polutan oleh tanaman diubah menjadi senyawa yang mudah menguap sehingga dapat

dilepaskan ke udara, dan Rhizofiltration, yaitu polutan  diambil dari air oleh akar tanaman

pada sistem hydroponic.

Proses remediasi polutan dari dalam tanah atau air terjadi karena jenis tanaman

tertentu dapat melepaskan zat carriers yang biasanya berupa senyawaan kelat, protein,

glukosida yang berfungsi mengikat zat polutan tertentu kemudian dikumpulkan dijaringan

tanaman misalnya pada daun atau akar. Keunggulan sistem phytoremediasi diantaranya ialah

biayanya murah dan dapat dikerjakan insitu, tetapi kekurangannya diantaranya ialah perlu

waktu yang lama dan diperlukan pupuk untuk menjaga kesuburan tanaman, akar tanaman

biasanya pendek sehingga tidak dapat menjangkau bagian tanah yang dalam. Yang perlu

diingat ialah setelah dipanen, tanaman yang kemungkinan masih mengandung polutan

beracun ini harus ditangani secara khusus.

Pertambangan emas menghasilkan limbah yang mengandung merkuri, yang banyak

digunakan penambang emas tradisional atau penambang emas tanpa izin, untuk memproses

bijih emas. Biasanya mereka membuang dan mengalirkan limbah bekas proses pengolahan

pengolahan ke selokan, parit, kolam atau sungai. Merkuri tersebut selanjutnya berubah

menjadi metil merkuri karena proses alamiah. Bila senyawa metil merkuri masuk ke dalam

tubuh manusia melalui media air, akan menyebabkan keracunan seperti yang dialami para

korban Tragedi Minamata. Ada 3 jenis limbah utama pertambangan emas. Batuan limbah

(overburden) adalah batuan permukaan atas yang dikupas untuk mendapatkan batuan bijih

atau batuan yang mengandung emas. Selanjutnya ada tailing - bijih emas yang sudah diambil

emasnya menggunakan bahan kimia - diantaranya Merkuri atau Sianida. Tailing berbentuk

lumpur yang mengandung logam berat. Limbah yang mengandung logam berat seperti

Merkuri dan Sianida termasuk dalam kelompok Limbah B3. Terakhir, air asam tambang -

limbah yang menyebabkan kondisi keasaman tanah, yang berpotensi melarutkan unsur mikro

berbahaya dalam tanah - sehingga berpotensi meracuni tanaman dan mahluk hidup

sekitarnya. Pertambangan ini merupakan industri rakus air. Penggunaan air dari sumber-

20

Page 22: MAKALAH emas.doc

sumbernya dengan skala besar untuk menjalankan proses pengolahan batuan menjadi bijih

logam. Luar biasa tingginya kebutuhan air untuk operasi industri tambang menyebabkan

pemenuhan air warga setempat dikalahkan, sering mereka harus rela mencari mata air baru

atau harus berhadapan dengan kekerasan untuk mempertahankan sumber air mereka. Jangan

lupa, pada saat pembuatan lobang (pit) penambangan dan pembangunan pabrik serta instalasi

lainnya, kegiatan pengupasan tanah, peledakan, serta pengoperasian alat-alat berat

pengangkut tanah dan lalu lalang kendaraan berat dengan intensitas tinggi menjadi sumber

pencemaran udara - akibat peningkatan volume debu. Apa akibatnya? Penduduk lokal harus

berhadapan dengan perusakan lingkungan yang luar biasa karena limbah tambang.

Umumnya, tailing dibuang ke daerah lembah dengan membuat penampung (tailing dam),

dibuang ke sungai hingga ke laut - biasa disebut STD. Submarine Tailing Disposal (STD),

dipromosikan oleh pelaku pertambangan sebagai cara pembuangan limbah yang paling baik

dan ramah lingkungan, termasuk di Lembata.

21

Page 23: MAKALAH emas.doc

BAB VI

LOKASI TAMBANG EMAS DI INDONESIA

Emas merupakan logam mulia yang bernilai tinggi yang harganya terus menerus naik

dari waktu ke waktu akibat nilai-nilaian dari uang kertas dan logam yang terjun bebas

terhadap emas. Emas hingga saat ini banyak diburu oleh masyarakat, baik dalam bentuk

mentah dari alam langsung maupun dalam bentuk jadi seperti batangan, perhiasan, koin dinar

dan lain sebagainya.

Saat ini tambang emas banyak dikuasai oleh perusahan asing, badan usaha milik

negara (BUMN), penambang liar, dan lain-lain. Walaupun indonesia menghasilkan emas

yang jumlahnya cukup besar, namun pemerintah gagal mensejahterakan rakyat secara merata.

Apabila tambang-tambang emas di negara republik indonesia dikuasai dan dikelola secara

profesional oleh anak bangsa yang beriman dan berilmu, maka tidak menutup kemungkinan

seluruh rakyat dunia bisa sejahtera.

Indonesia memiliki banyak tambang emas yang tersebar mulai dari Pulau Sumatra, Pulau

Jawa, Pulau Kalimantan, dan Papua. Di bawah ini adalah daftar nama-nama lokasi wilayah

tempat penghasil emas (tambang emas) di indonesia :

1. Mimika (Papua)

2. Cikotok (Jawa Barat)

3. Bengkalis (Riau)

4. Tanggamus (Lampung)

5. Bombana (Sulawesi Tenggara)

6. Rejang Lebong (Bengkulu)

7. Bolaang Mangondow (Sulawesi Utara)

8. Logas (Riau)

9. Sarolangun (Jambi)

10. Merangin (Jambi)

11. Meuleboh (Nanggroe Aceh Darussalam)

12. Monterado (Kalimantan Barat)

13. Malinau (Kalimantan Timur)

22

Page 24: MAKALAH emas.doc

14. Kotabaru (Kalimantan Selatan)

15. Kapuas (Kalimantan Tengah)

16. Banyuwangi (Jawa Timur)

Daftar nama daerah penghasil emas di atas masih belum keseluruhan.

Di Indonesia terdapat banyak perusahaan yang bergerak di dalam bidang

penambangan emas. Seperti :

1. Borneo Gold Corporation, yaitu perusahaan tambang emas yang melakukan kegiatan

penambangan emas di Pulau Kalimantan. Perusahaan ini berkantor pusat di Toronto, Kanada.

2. PT Freeport Indonesia yang merupakan perusahaan tambang emas dari Amerika

Serikat. Perusahaan ini melakukan kegiatan penambangan di Provinsi Papua.

3. Kalimantan Gold Co.Ltd merupakan perusahaan tambang emas dan tembaga.

Perusahaan ini berada di Palangkaraya, Kalimantan Selatan.

4. PT Kelian Equatorial Mining adalah perusahaan tambang emas pit terbuka yang

melakukan kegiatan penambangan di Kelian, Kutai Barat, Kalimantan Timur. Perusahaan ini

berkantor pusat di Balikpapan.

5. Logam Mulia merupakan anak perusahaan dari PT Aneka Tambang Tbk, Unit

Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia. Memproduksi emas batangan, koin emas, dan lain-

lain. Berkantor pusat di Jakarta.

6. PT Mamberamo Indobara merupakan perusahaan tambang yang bergerak di bidang

tambang batubara, emas, dan minyak gas. Lokasi tambang berada di daerah Mamberamo,

Papua.Perusahaan ini berkantor pusat di Kota Legenda, Bekasi.

7. PT Nusa Halmahera Minerals merupakan perusahaan yang bergerak di pertambangan

emas. Perusahaan ini melakukan kegiatan pertambangan di Pulau Halmahera, Maluku Utara.

Perusahaan ini berkantor pusat di Jakarta.

8. PT Southern Arc Minerals Inc (Kanada) ,dan

9. PT Selatan Arc Minerals merupakan perusahaan tambang emas dan tembaga. Kantor

pusat berada di Graha Krama Yudha, Warung Jati Barat, Jakarta Selatan. Tambang

perusahaan ini berada di beberapa lokasi, seperti Wonogiri, Lombok, dan Sumbawa.

23

Page 25: MAKALAH emas.doc

BAB VII

PROSES EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN EMAS

7.1 PROSES EKSTRAKSI EMAS

Cara yang dilakukan untuk pemisahan emas (ekstraksi) ada dua jenis

7.1.1 AMALGAMASI

Amalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa dan membentuk

amalgam (Au – Hg). Amalgam masih merupakan proses ekstraksi emas yang paling

sederhana dan murah, akan tetapi proses efektif untuk bijih emas yang berkadar tinggi dan

mempunyai ukuran butir kasar (> 74 mikron) dan dalam membentuk emas murni yang bebas

(free native gold).

24

Page 26: MAKALAH emas.doc

Amalgamasi merupakan proses kimia fisika, apabila amalgamnya dipanaskan, maka

akan terurai menjadi elemen-elemen yaitu air raksa dan bullion emas. Amalgam dapat terurai

dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air raksanya akan menguap dan dapat diperoleh

kembali dari kondensasi uap air raksa tersebut. Sementara Au-Ag tetap tertinggal di dalam

retort sebagai logam.

7.1.2 SIANIDASI

Proses sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan dan proses

pemisahan emas dari larutannya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi adalah

NaCN, KCN, Ca(CN)2, atau campuran ketiganya. Pelarut yang paling sering digunakan

adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya. Secara umum

reaksi pelarutan Au dan Ag adalah sebagai berikut:

4Au + 8CN- + O2 + 2 H2O 4Au(CN)2- + 4OH-

4Ag + 8CN- + O2 + 2 H2O 4Ag(CN)2- + 4OH-

Pada tahap kedua yakni pemisahan logam emas dari larutannya dilakukan dengan

pengendapan dengan menggunakan serbuk Zn (zinc precipitation). Reaksi yang terjadi adalah

sebagai berikut:

2 Zn + 2 NaAu(CN)2 + 4 NaCN + 2 H2O 2 Au + 2 NaOH + 2 Na2Zn(CN)4 + H2

2 Zn + 2 NaAg(CN)2 + 4 NaCN + 2 H2O 2 Ag + 2 NaOH + 2 Na2Zn(CN)4 + H2

Penggunaan serbuk Zn merupakan salah satu cara yang efektif untuk larutan yang

mengandung konsentrasi emas kecil. Serbuk Zn yang ditambahkan kedalam larutan akan

mengendapkan logam emas dan perak. Prinsip pengendapan ini mendasarkan deret clenel,

yang disusun berdasarkan perbedaan urutan aktivitas elektro kimia dari logam-logam dalam

larutan cyanide, yaitu Mg, Al, Zn, Cu, Au, Ag, Hg, Pb, Fe, Pt. Setiap logam yang berada

disebelah kiri dari ikatan kompleks sianidanya dapat mengendapkan logam yang

digantikannya. Jadi sebenarnya tidak hanya zn yang dapat mendesak Au dan Ag, tetapi Cu

maupun Al dapat juga dipakai, tetapi karena harganya lebih mahal maka lebih baik

menggunakan Zn. Proses pengambilan emas-perak dari larutan kaya dengan menggunakan

serbuk Zn ini disebut “proses merill crowe”.

25

Page 27: MAKALAH emas.doc

Dengan cara sianida ,cara kerja yang dilakukan yaitu :

1. Bahan berupa batuan dihaluskan dengan menggunakan alat grinding sehingga

menjadi tepung (mesh + 200).

2. Bahan di masukkan ke dalam tangki bahan, kemudian tambahkan H2O (2/3 dari

bahan).

3. Tambahkan tohor (kapur) hingga pH mencapai 10,2 – 10,5 dan kemudian

tambahkan nitrate (PbNO3) 0,05 %.

4. Tambahkan sianid 0.3 % sambil di aduk hingga (t = 48/72h) sambil di jaga pH

larutan (10 – 11) dengan (t = 85 derajat).

5. Kemudian saring, lalu filtrat di tambahkan karbon (4/1 bagian) dan di aduk hingga (t=

48h), kemudian di saring.

6. Karbon dikeringkan lalu di bakar, hingga menjadi bullion atau gunakan. (metode 1)

7. Metode merill crow (dengan penambahan zink anode / zink dass), saring lalu

dimurnikan / dibakar hingga menjadi bullion. (metode 2)

8. Karbon di hilangkan dari kandungan lain dengan asam (3 / 5 %), selama (t =30/45m),

kemudian di bilas dengan H2O selama (t = 2j) pada (t = 80 – 90 derajat).

9. Lakukan proses pretreatment dengan menggunakan larutan sianid 3 % dan soda

(NaOH) 3 % selama (t =15 – 20m) pada (t = 90 – 100o).

10. Lakukan proses recycle elution dengan menggunakan larutan sianid 3 % dan soda

3 % selama (t = 2.5 j) pada (t = 110 – 120 derajat).

11. Lakukan proses water elution dengan menggunakan larutan H2O pada (t = 110 –

120o) selama (t = 1.45j).

12. Lakukan proses cooling.

13. Saring kemudian lakukan proses elektrowining dengan (v = 3) dan (a = 50) selama

(t = 3.5j). (metode 3)

7.2 PEMURNIAN EMAS

proses pemurnian (dari bullion) dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:

1. Metode Cepat

secara hidrometallurgy yaitu dengan dilarutkan dalam larutan hno3 kemudian tambahkan

garam dapur untuk mengendapkan perak sedangkan emasnya tidak larut dalam larutan HNO3

selanjutnya saring aja dan dibakar.

26

Page 28: MAKALAH emas.doc

2. Metode Lambat

secara hidrometallurgy plus electrometallurgy yaitu dengan menggunakan larutan H2SO4 dan

masukkan plat tembaga dalam larutan kemudian masukkan bullion ke dalam larutan tersebut,

maka akan terjadi proses hidrolisis dimana perak akan larut dan menempel pada plat tembaga

(menempel tidak begitu keras/mudah lepas) sedangkan emasnya tidak larut (tertinggal di

dasar), lalu tinggal bakar aja masingmasing, jadi deh logam murni.

 

Proses pengolahan emas dengan sistem perendaman

bahan

ore/ bijih emas yang sudah dihaluskan dengan mesh + 200 = 30 ton

formula kimia

1. NaCn = 40 kg

2. H2O2 = 5 liter

3. Kostik soda/ soda api = 5 kg

4. AgNO3 =100 gram

5. Epox cl = 1 liter

6. Lead acetate = 0.25 liter (cair)/ 1 ons (serbuk)

7. Zinc dass/ zinc koil = 15 kg

8. H2O (air) = 20.000 liter

proses perendaman

• perlakuan di bak i (bak kimia)

1. NaCN dilarutkan dalam H2O (air) ukur pada pH 7

2. Tambahkan costik soda (+ 3 kg) untuk mendapatkan pH 11-12

3. Tambahkan H2O2, AgNO3, epox cl diaduk hingga larut, dijaga pada pH 11-12

• perlakuan di bak ii (bak lumpur)

1. Ore/ bijih emas yang sudah dihaluskan dengan mesh + 200 = 30 ton dimasukkan ke dalam

bak

2. Larutan kimia dari bak i disedot dengan pompa dan ditumpahkan/ dimasukkan ke bak ii

untuk merendam lumpur ore selama 48 jam

3. Setelah itu, air/ larutan diturunkan seluruhnya ke bak i dan diamkan selama 24 jam, dijaga

pada pH 11-12. Apabila pH kurang untuk menaikkannya ditambah costic soda secukupnya

4. Dipompa lagi ke bak ii, diamkan selama 2 jam lalu disirkulasi ke bak i dengan melalui bak

27

Page 29: MAKALAH emas.doc

penyadapan/ penangkapan yang diisi dengan zinc dass/ zinc koil untuk mengikat/ menangkap

logam Au dan Ag (emas dan perak) dari larutan air kaya

5. Lakukan sirkulasi larutan/ air kaya sampai zinc dass/ zinc koil hancur seperti pasir selama

5 – 10 hari

6. Zinc dass/ zinc koil yang sudah hancur kemudian diangkat dan dimasukkan ke dalam

wadah untuk diperas dengan kain famatex

7. Untuk membersihkan hasil filtrasi dari zinc dass atau kotoran lain gunakan 200 ml H2SO4

dan 3 liter air panas

8. Setelah itu bakar filtrasi untuk mendapatkan bullion

28

Page 30: MAKALAH emas.doc

BAB VIII

MANFAAT EMAS

Emas memberikan sumbangan yang amat besar bagi kehidupan manusia seperti,

untuk perhiasan, peralatan elektronik, kedokteran gigi, uang, medali, dll. Sekitar 65 persen

dari emas diolah digunakan dalam industri seni, terutama untuk membuat perhiasan. Selain

perhiasan, emas juga digunakan di peralatan listrik, elektronik dan industri keramik. Industri

aplikasi ini telah berkembang dalam beberapa tahun dan kini menempati sekitar 25 persen

dari pasar emas.

Emas seringkali digunakan untuk melapisi bagian-bagian tertentu dari komponen

elektronikan seperti processor, finger, konektor, relay dan lain sebagainya. Beberapa

komponen yang disebutkan diatas beberapa bagiannya memanghars terbuat dari emas karena

hanya emaslah yang mampu menghantarkan arus listrik nyaris tanpa hambatan atau disebut

juga zero resistensi.

Emas banyak digunakan untuk membuat koin dan dijadikan sebagai standar moneter

di banyak negara. Elemen ini juga banyak digunakan untuk perhiasan, gigi buatan, dan

sebagai lapisan. Untuk aplikasi di bidang sains, emas digunakan sebagai lapisan beberapa

satelit angkasa dan merupakan reflektor sinar inframerah yang baik. Emas tidak mudah

bereaksi (inert).

Salah satu yang paling mengesankan dengan menggunakan emas sebagai katalis

adalah suhu light off yang diraih (yaitu, suhu tertentu yang memungkinkan katalis dapat

berfungsi). Secara potensila, katalis emas lebih baik fungsinya pada suhu 200-350K

dibandingkan dengan katalis paltina yang hasil terbaiknya baru tercapai pada suhu 400-800K.

Tidak seperti kelompok katalis logam platina, adanya tinggkat kelembaban ternyata lebih

menguntungkan daripada merugikan. Tidak biasanya, emas akan secara luas logam platina

dari posisi dominan sebagai logam katalis yang berharga. Lebih lagi, emas berpotensi sebagai

katalis pada reaksi-reaksi baru dan dalam beberapa hal menawarkan pemecahan sebagai

alternatif dengan biaya yang lebih murah.

29

Page 31: MAKALAH emas.doc

BAB IX

MENAMBANG EMAS DARI TAILING PT FREEPORT INDONESIA

Tailing yang dibuang ke sungai oleh PT Freeport Indonesia, ternyata masih banyak

mengandung bijih emas. Di sungai Aghawagong yang terjadi aliran tailing saat ini menjadi

lahan penambangan emas yang dilakukan oleh masyarakat. Dari kawasan Mil 72-74

Tembagapura di Mil 68 ada empat lokasi pendulangan yang cukup terkenal, yaitu Mil 72-74,

Mil 69-Utekini Lama, Kimbeli Area dan Branti. Di Mil 72-74 , pendulang berasal dari suku

Moni Ugimba dan warga mendatang. Mil 69-Utekini Lama dikuasai pendulang asal suku

Dani, Moni Utara, Damal dan pendatang. Di Kimbeli Area, rata-rata yang mendulang adalah

suku Damal, sedang di Banti didominasi pendulang dari suku Amongme dan sebagian suku

Moni Selatan. Kenyataan tersebut menimbulkan bisnis baru bagi masyarakat. Pertanyaan

yang timbul dalam benak kita, apakah mereka merasa berbahaya dengan melakukan

penambangan tradisional yang mempergunakan merkuri sebagai cairan pemisah emas?.

Untuk mereka rupanya tidak pernah terpikirkan. Tugas dinas terkait yang perlu

memperhatikan dan memberikan penyuluhan.

30

Page 32: MAKALAH emas.doc

BAB XPENUTUP

7.1 KESIMPULAN

a. Beberapa artefak tertua, emas ditemukan di Varna Necropolis di Bulgaria. Makam

pekuburan yang dibangun antara 4700 dan 4200 SM, menunjukkan bahwa

penambangan emas bisa setidaknya 7000 tahun. Oleh karena itu, beberapa penulis

menyebutkan bahwa penemu emas pertama kali adalah Cadmus, bangsa Phoenicia

b. Kenampakan fisik bijih emas hampir mirip dengan pirit, markasit, dan kalkopirit .

Struktur kristal logam emas adalah face centred cubic atau kubus berpusat muka.

c. Sifat emas yang sangat tidak reaktif membuatnya menjadikan logam emas termasuk

golongan native element.

d. Ektraksi emas bisa menggunakan metode Amalgamasi ataupun Sianidasi.

e. Manfaat Emas memberikan sumbangan yang amat besar bagi kehidupan manusia

seperti, untuk perhiasan, peralatan elektronik, kedokteran gigi, uang, medali, dll.

31

Page 33: MAKALAH emas.doc

DAFTAR PUSTAKA

Cara Sederhana Mengujian Emas _ hudawaudchemistry.htm

Emas _ Chem-Is-Try.Org _ Situs Kimia Indonesia _.html

Emas - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.html

EMAS (Au) _ Freelander.html

http://www.mineraltambang.com/artikel.html

http://www.mineraltambang.com/tambang-emas.html

http://www.mineraltambang.com/mercury.html

http://www.mineraltambang.com/sianida.html

http://www.mineraltambang.com/amalgamasi.html

proses-terbentuknya-emas.html

32