makalah ecka akadi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya, saat hamil terjadi kondisi intoleransi glukosa, hal ini
terjadi akibat mekanisme hormon kehamilan dalam menyediakan bahan
makanan untuk tumbuh kembang janin, kondisi ini mengakibatkan ibu hamil
penderita diabetes ataupun yang secara genetik memupnyai kecenderungan
diabetes mengalami diabetes mellitus dalam kehamilannya.
Komplikasi ibu dan bayi pada penderita diabetes akan meningkat
karena perubahan metabolik angka lahir mati terutama pada kasus dengan
diabetes dalam kehamilan ialah 70%, tetapi sukar ditemukan karena rendahnya
kemampuan deteksi kasus. Diabetes patut dicurigai pada kasus yang
mempunyai cirri gemuk, riwayat diabetes, riwayat melahirkan bayi >4 kg,
riwayat lahir mati dan abortus berulang.
B. Tujuan
a. Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami Gejala dan Penagruh DMG.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami komplikasi yang mungkin
terjadi pada Ibu DMG.
c. Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami Penatalaksanaan dan
Penanganan pada Ibu DMG.
1
BAB II
PAMBAHASAN
A. Definisi
Bayi dari ibu diabetes adalah bayi yang lahir dari ibu penderita
diabetes. Ibu penderita diabetes termasuk ibu yang beresiko tinggi pada saat
kehamilan, baik untuk dirinya maupun untuk bayi yang dikandungnya.
Diabetes Mellitus Gesiasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan
toleransi glukosa berbagai tingkat pertama kali saat hamil tanpa membedakan
apakah penderita perlu mendapat insulin/tidak. Pada kehamilan trimester
pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon
terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG
asimtomatis sehingga diagnosa secara kebetulan pada saat pemeriksaan.
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan
karbohidrat yang menunjang pemasukan makanan bagi janin serta persiapan
untuk menyusui, glukosa dapat berfungsi secara tetap melalui plasenta kepada
janin sehingga kadar dalam darah janin hamper mempunyai kadar darah ibu.
Insulin ibu tidak dapat mencapai janin.Sehingga kadar gula darah ibu yang
mempengaruhi kadar pada janin, pengendalian kadar gula terutama
dipengaruhi oleh insulin, disamping hormon lain estrogen, steroid dan plasenta
laktogen akibat lambatnya reabsorsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang
relatif lama dan ini menurut kebutuhan insulin. Bila ibu tidak mampu
meningkatkan produksi insulin, sehingga ia relatif hipoinsulin yang
mengakibatkan hiperglikemia atau diabetes kehamilan (diabetes yang timbul
hanya dalam kehamilan).
B. Gestasional
Tiga serangkai yang klasik tentang gejala diabetes mellitus adalah
polyuria (banyak kencing), polydipsia (banyak minum) dan polyphagia
(banyak makan).
2
Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang
tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dl, maka glukosa akan
sampai ke urine. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air
tambahan untuk mencernakan sejumlah besar glukosa yang hilang, karena
ginjal mengahasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita
sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri). Akibat poliuri maka
penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi).
Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami
penurunan berat badan. Untuk mengkonpensasikan hal ini penderita sering
merasakan larap yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).
Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual dan
berkekurangan ketahanan selama melakukan olehraga penderita diabetes yang
kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi.
C. Pengaruh Diabetes Pada Kehamilan
Pengaruh dalam kehamilan
Dalam kehamilan diabetes dapat menyebabkan komplikasi sebagai
berikut :
a. Abortus dan partus prematurus
b. Pre-eklampsia
c. Hidramnion
d. Kelainan letak janin
e. Infusiensi plasenta
Pengaruh dalam persalinan
Penyulit yang sering dijumpai dalam persalinan ialah :
a. Inersia uteri dan atonia uteri
b. Distosia bahu karena anak besar
c. Kelahiran mati
d. Lebih sering mengakhiri partus dengan tindakan
e. Angka kematian maternal lebih tinggi.
3
Pengaruh pada bayi
Diabetes pada ibu hamil dapat menyebabkan berbagai gangguan pada bayi
yang dilahirkannya. Gangguan tersebut antara lain :
a. Hipoglikemia
Ibu diabetes akan mengalami hiperglikemia. Hiperglikemia ibu ini juga
menyebabkan hiperglikemia pada janin (difusi melalui plasenta). Bila
glukosa dapat berdifusi melalui plasenta, sebaliknya insulin ibu tidak
dapat ditransfer ke janin. Hal ini menyebabkan pankreas janin
terangsang untuk mempropduksi insulin sendiri. Hasilnya adalah
hiperinsulinemia pada janin. Segera setelah lahir terjadi pemutusan
aliran darah ibu ke janin, akibatnya suplai glukosa dari ibu juga
terhenti. Namun, insulin masih tetap diproduksi oleh pankreas bayi
sebagi adaptasi terhadap kondisi hiperglikemia sebelumnya. Hal ini
yang menyebabkan hipoglikemia pada bayi yang baru lahir.
b. Makrosomia
Bayi dari ibu diabetes cenderung lebih besar dan montok daripada bayi
yang baru lahir normal. Mekanisme yang menyebabkan jaringan ini
tumbuh terlebih belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi, dari
bebarapa penelitian didapatkan ada kolerasi positif antara tingkat
hiperglikemia ibu dan tingkat makrosomia janin pada ibu yang tidak
mengalami komplikasi penyakit vaskuler. Hal tersebut dimungkinkan
karena hiperglikemia dan hiperinsulinemia pada janin secara bersam-
sama dapat menyebabkan peningkatan sintesis glikogen, lipogenesis
dan sintesis protein dalam tubuh janin. Sebagai hasil akhirnya, janin
tumbuh subur/pesat pada semua tingkat usia kehamilan yang disebut
large for gestational age (LGA).
c. Respiratory distress syndrome (RDS)
Bayi dari ibu diabetes mempunyai resiko tinggi mengalami RDS. Hal
ini berkaitan dengan imaturitas paru sebagai akibat hiperinsulinemia
janin. Hiperinsulinemia menghambat produksi surfaktan karena
4
hiperinsulinemia mempengaruhi perbandingan lesitin dengan
spingomielin yang merupakan unsur utama pembentukan surfaktan.
d. Anomali kongenital
Bayi dari ibu diabetes mempunyai resiko tinggi tiga kali lebih besar
untuk mengalami cacat bawaan. Satu penelitian mengindikasikan
bahwa kadar glikosilat hemoglobin yang lebih tinggi pada pasien non-
gestasional diabetes yang berhubungan dengan adanya cacat bawaan
yang umum seperti hidrosefalus. Kadar gula darah yang meningkat
selama trimester pertama dihubungkan dengan banyaknya kelainan
malformasi fetal, seperti kelainan jantung bawaan.
e. Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia ini bisa terjadi dihubungkan dengan makrosomia,
trauma kelahiran dan perdarahan akibat trauma kelahiran dan
prematuritas (fungsi hepar imatur).
f. Hipokalsemia
Hipokalsemia ini akibat ketidaknormalan pada kadar kalsium ibu yang
disalurkan pada janin. Kadar kalsium dalam darah ibu yang tinggi
selama kehamilan (diabetes) direspon oleh janin berupa hipoparatiroid
yang kemudian menyebabkan hipokalsemia.
g. Trauma lahir
Hal ini terjadi akibat tubuh bayi dari ibu diabetes yang melebihi ukuran
normal sehingga terjadi penyulit pada proses persalinan.
D. Komplikasi Yang Mungkin Terjadi
Bayi besar yang sedang berkembang merupakan suatu indikator dari efek ibu.
Yang walaupun dinkontrol dengan baik dapat timbul pada janin, maka sreing
disarankan persalinan yang lebih dini sebelum aterm. Situasi ini biasnya dinilai
pada sekitar kehamilan 38 minggu. Penilaian yang seksama terhadap pelvis
ibu. Tingkat penurunan kepala janin dan diatas serviks. Bersama dengan
pertimbangan terhadap riwayat kebidanan sebelumnya. Seringkali akan
menunjukkan apakah induksi persalinan kemungkinan dan menimbulkan
5
persalinan pervaginum. Jika tidak maka persalinan dilakukan dengan seksio
sesarea yang direncanakan. Pada kasus-kasus Bordeline dapat dilakukan
persalinan percobaan yang singkat. Resiko dari trauma lahir yang tinggi jika
bayi lebih besar dibandingkan panggul ibunya perdarahan intrakranial, distosia
bahu, ruptur uteri, serviks, vagina, robekan perineum dan fraktur anggota gerak
merupakan beberapa komplikasi yang mungkin terjadi. Jika terjadi penyulit-
penyulit ini dapat dinyatakan sebagai penatalaksanaan yang salah. Karena hal
ini sebenarnya dapat dihindarkan dengan seksio sesarea yang terencana.
Walaupun demikian, yang perlu diingat bahwa persalinan dari bayi besar (baby
giant) dengan jalan abdominal bukannya tanpa resiko dan hanya dapat
dilakukan oleh dokter bedah kebidanan yang terampil.
Untuk menghindarkan hal tersebut diatas, ibu hamil harus melakukan kontrol
rutin.
TRIMESTER 1
Kontrol gula darah
USG
Jalankan pola makan rendah lemak, tinggi serat, cukup karbohidrat
Perlu konsultasi dengan ahli penyakit dalam bagian khususnya bagian
endokrin untuk membantu memantau gula darah serta memastikan
apakah kehamilan aman dilanjutkan.
TRIMESTER 2
USG untuk melihat kondisi janin
Kontrol berat badan
Periksa kadar gula darah
TRIMESTER 3
Saat memasuki trimester 3 biasanya sirkulasi darah plasenta ibu dengan
gestesional diabetes tidak abik sehingga dapat mengganggu pertumbuhan janin.
Selain pemeriksaan gula darah, disarankan juga untuk mengukur :
Biometri bayi (taksiran berat badan, panjang, serta lingkar kepala)
Hati-hati. Kemungkinan bayi bisa besar (makrosomia), biasanya > 4kg
Monitor gerakan (kicking) bayi
6
Jika bayi terlalu besar (> 4kg), pertimbangkan jenis persalinan, apakah
bayi bisa melewati panggul ibu
Dalam kondisi terkendali, biasanya bayi dari ibu diabetes dilahirkan
diusia kehamilan kurang dari 40 minggu
Jika dilahirkan di pada kehamilan di atas 40 minggu, biasnya bayi
bersifat fragil.
E. Penatalaksanaan DMG
Prinsipnya adalah mencapai sasaran normoglikemia yaitu kadar glukosa
darah puasa < 105 mg/dl,dua jam sesudah makan < 120 mg/dl, dan kadar HbA
< 6%. Selaian itu menjaga agar tidak ada episode hipoglikemia, tidak ada
ketanuria, dan pertumbuhan fetus normal. Pantau kadar glukosa darah minimal
2x seminggu dan kadar Hb glikosilat. Ajarkan pasien memantau gula darah
sendiri di rumah dan anjurkan untuk control 2-4 minggu sekali, bahkan lenih
sering lagi saat mendekati persalinan.
Untuk mencapai sasaran tersebut dapat dilakukan perencanaan makan
yang sesuai dengan kebutuhan, pemantauan glukosa darah sendiri di rumah,
dan pemberian insulin bila perlu. Obat hipoglikemia oral tidak dipakai saat
hamil dan menyusui mengingat efek teratogenitas dan dikeluarkan melalui
ASI.
Trimester pertama usahakan kenaikan berat badan 1-2,5 kg, dan
selanjutnya sekitar 0,2 kg perminggu. Secara umum pada akhir kehamilan berat
badan ibu naik sekitar 10-12 kg.
Ibu hamildengan DMG tidak perlu dirawat bilakeadaan diabetesnya
terkendali, namun harus selalu diperhatikan gerak janin (normal > 20x / 12
gram).
Tindakan pencegahan perlu dimulai sejak masa pranatal, yaitu dngan kontrol
dan evaluasi yang cermat pada semua wanita diabetes yang hamil. Selain itu,
upayakan agar ibu tersebut melahirkan di rumah sakit yang mempunyai
fasilitas perawatan obstetri dan pediatri yang siap setiap saat.
7
Penatalaksanaan Pada Bayi dari Ibu DMG
Setelah lahir, semua bayi yang lahir dari ibu diabetes harus mendapat
pengamatan dan perawatan insetif.Adapun penatalaksanaan umum yang
dilakukan adalah :
a. Periksa kadar gula darah bayi segera setelah lahir. Selanjutnya, kontrol
setiap jam sampai kadar gula darah normal dan stabil.
b. Jika kondisi bayi baik, berikan muniman setelah 2-3 jam kelahiran. Jika
bayi sulit mengisap,berikan makanan melalui intravena.
c. Mengatasi hipoglikemia dengan cara memberi infus glukosa 10% injeksi
bolus gluosa kadar tinggi harus dihindarkan karena dapat menyebabkan
hiperinsulinemia.
F. Penanganan Umum
Penatalaksanaan DMG dilakukan secara terpadu oleh spesialis penyakit
dalam, spesialis obstetri ginekologi, ahli gizi dan spesialis anak.
Tujuan penanganan adalah mencapai dan mempertahankan keadaan
normal glikemia sejak hamil hingga persalinan, yaitu kadar glukosa darah
puasa < 105 mg/dl dan dua jam sesudah makan < 120 mg/dl.
Untuk mencapai sasaran tersebut dilakukan :
- Perencanaan makan yang sesuai dengan kebutuhan- Pemantauan glukosa darah sendiri di rumah- Pemberian insulin bila belum tercapai normoglikemia dengan
perencanaan makan. Segera setelah pasien didiagnosis DMG, dilakukan pemeriksaan glukosa
darah puasa dan 2 jam sesudah makan untuk menentukkan langkah
penatalaksanaan.
Bila kadar glukosa darah puasa > 130 mg/dl pada pasien langsung
diberikan insulin di samping perencanaan makan, terutama pada penderita
yang terdiagnosis setelah usai kehamilan mencapai 28 minggu.
Bila kadar glukosa darah puasa < 130 mg/dl, dimulai dengan perencanaan
makan saja dulu.
8
Monitor kesejahteraan janin.
Saat melahirkan janin disesuaikan dengan kemampuan kontrol gula darah
dan kesejahteraan janin. Pada kelahiran pervaginum, perhitungkan
kemungkinan jadinya kesulitan karena makrosomia.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesumpulan
Deteksi dini sabgat diperlukan untuk menjaring diabetes mellitus
gestasional agar dapat dikelola sebaik-baiknya. terutama dilakukan pada ibu
dengan faktor resiko berupa beberapa kali keguguran, riwayat pernah
melahirkan anak mati tanpa sebab jelas, riwayat pernah melahirkan bayi
dengan cacat bawaan, pernah melahirkan bayi > 4000 gr riwayat pre
eklampsia dan polihidramnion, juga terdapat riwayat ibu, umur ibu hamil >
30 tahun, riwayat DM dalam keluarga, riwayat diabetes mellitus gestasional
pada kehamilan sebelumnya obesita, riwayat berat badan lahir > 4500 gr dan
infeksi saluran kemih berulang selama hamil.
Diabetes mellitus gestasional membuat kehamilan beresiko tinggi
yang dapat menyebabkan banyak efek negative pada bayi diantaranya.
hipoglikemia, makrosomia, hiperbilirubinemia, RDS, cacat bawaan dll.
B. Saran
Kunci sukses bagi ibu hamil diabetes adalah dengan mempertahankan
kadar gula darah normal dengan mengatur pola makan yang seimbang dan
teratur, terutama makanan yang berlemak, karbohidrat dan gula.
1. Sebagai mahasiswa kesehatan khususnya kebidanan, kita harus mampu
memahami, mengerti secara jelas komplikasi-komplikasi dalam
kehamilan.
2. untuk petugas kesehatan seharusnya mampu mendeteksi adanya
komplikasi yang terjadi selama kehamilan secara dini sehingga dapat
melakukan tindakan yang tepat terhadap ibu hamil dengan resiko tinggi
agar tidak menimbulkan efek negative terhadap ibu dan bayinya.
10
DAFTAR PUSTAKA
- Indiarti. 2007. Panduan Lengkap Kehamilan, Persalinan dan Perawatan Bayi.
Diagnosia Media : Jogjakarta.
- Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. YBP-SP : Jakarta.
- http : // perempuan. Kompas. Com/read 1xml/2009/06/30/15490985/ resiko.
Bayi, Lahir besar.
- Varney, Helen, DKK. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan : EGC.
- Surasmi, Asring, dkk. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. EGC : Jakarta.
- Prawiro, Sarwono. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
YBP-SP : Jakarta.
- Suriadi. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak. Sagung Seto : Jakarta.
- Mansjoer, Arif, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran : Media Askulapius :
Jakarta.
11
12
13
14