makalah ebcdic

44
MAKALAH KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN KOMPUTER “IMPLEMENTASI STANDAR PENGKODEAN DATA (ENCODING DATA) DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI” Oleh: Ketua : Muhammad Hasan Almubaroq (10111219) Anggota : - Berry Sadam Hasan (10110497) - Muklis Munandar (10111212) - I Gede Arga Pradipha (10111216) - Asep Darmawan (10111224) - Tri Kuncoro (10111231) - Lugy Septian (10111235) - Arief Hidayat Sutomo (10111241) - Tanti Iriyanti (10111254) - Nur Cholid (10112951) - Reza Rizkia Suarman (10112966) Dosen: Iskandar Ikbal, S.Kom. TEKNIK INFORMATIKA 1

Upload: arief-hidayat-sutomo

Post on 09-Feb-2016

586 views

Category:

Documents


78 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: makalah ebcdic

MAKALAH

KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN KOMPUTER

“IMPLEMENTASI STANDAR PENGKODEAN DATA (ENCODING

DATA) DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI”

Oleh:

Ketua : Muhammad Hasan Almubaroq (10111219)

Anggota : - Berry Sadam Hasan (10110497)

- Muklis Munandar (10111212)

- I Gede Arga Pradipha (10111216)

- Asep Darmawan (10111224)

- Tri Kuncoro (10111231)

- Lugy Septian (10111235)

- Arief Hidayat Sutomo (10111241)

- Tanti Iriyanti (10111254)

- Nur Cholid (10112951)

- Reza Rizkia Suarman (10112966)

Dosen:

Iskandar Ikbal, S.Kom.

TEKNIK INFORMATIKA

TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2013

1

Page 2: makalah ebcdic

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat

serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang

alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “IMPLEMENTASI STANDAR

PENGKODEAN DATA (ENCODING DATA) DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI”

Makalah ini berisikan tentang informasi penerapan encoding data dalam kehidupan

sehari-hari di sekitar kita yang banyak kita tidak ketahui dan sadari. Diharapkan makalah ini

dapat memberikan informasi kepada kita dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan

peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua tentang encoding data. Kami menyadari

bahwa makalah ini masih kurang dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan

saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan

makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa

meridhai segala usaha kita. Amin.

Bandung, 21 April 2013

Penulis

2

Page 3: makalah ebcdic

DAFTAR ISI

3

Page 4: makalah ebcdic

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam komunikasi data, ada yang dinamakan transmisi data. Transmisi data adalah

proses untuk melakukan pengiriman data dari salah satu sumber ke penerima data lainnya

dengan menggunakan media. Seperti kita ketahui sebelumnya, model sederhana transmisi

yaitu ada Source, Transmitter, Transmission System, Receiver dan Destination. Pertama,

source sebagai sumber data digital menentukan data untuk dikirim, misalnya data berupa text.

Lalu data tersebut akan masuk ke Transmitter, dimana disini data digital yang berupa text

diencoding menjadi sinyal analog. Kemudian sinyal analog tersebut tersebut masuk ke

Transmission System. Setelah itu data tersebut masuk ke Receiver, dimana data yang berupa

sinyal analog tersebut akan diencoding kembali menjadi data digital. Setelah diubah menjadi

data digital, barulah Destination bisa mengambil data tersebut yang sudah dalam bentuk text.

Itulah bentuk simpelnya.

Menyalurkan data baik antar komputer yang sama pembuatnya maupun dengan

komputer yang lain pembuatnya, data tersebut harus dimengerti oleh pihak pengirim maupun

penerima. Untuk mencapai hal itu data harus diubah bentuknya dalam bentuk khusus yaitu

pengkodean (encoding) untuk komunikasi data. Dalam komputer, encoding/pengkodean

adalah proses menempatkan urutan karakter (huruf, angka, tanda baca, dan simbol-simbol

tertentu) ke dalam format khusus untuk transmisi yang efisien atau penyimpanan. Decoding

adalah proses yang berlawanan - konversi format disandikan kembali ke urutan asli dari

karakter. Encoding dan decoding digunakan dalam komunikasi data, jaringan, dan

penyimpanan. Istilah ini terutama berlaku untuk (nirkabel) sistem komunikasi radio.

Kode yang digunakan oleh kebanyakan komputer untuk file teks dikenal sebagai

ASCII (American Standard Kode untuk Informasi Interchange). ASCII dapat

menggambarkan besar dan huruf kecil karakter abjad, angka, tanda baca, dan simbol umum.

Selain ASCII ada juga kode lainnya yaitu Unicode, BinHex, uuencode, MIME, EBCDIC,

Kode Boudot, Kode 4 atau 8, BCD dan SBCDIC. Masing-masing memilik sistem

pengkodeannya yang berbeda, tapi memiliki fungsi yang sama. Penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari pun berbeda pula. Banyak yang tidak kita sadari bahwa di sekitar kita,

aktifitas kita, rutinitas kita berhubungan dengan system pengkodean.

4

Page 5: makalah ebcdic

1.2 Manfaat dan Tujuan Makalah

Manfaat dari makalah ini adalah untuk memberikan informasi dan menambah sedikit

wawasan serta meningkatan ilmu pengetahuan bagi kita tentang encoding data.

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai tugas dari mata kuliah Komunikasi Data dan

Jaringan Komputer.

5

Page 6: makalah ebcdic

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Karakteristik

a. BCD (Binary Code Decimal)

Binary Code Decimal (BCD) adalah sebuah sistem sandi yang umum digunakan

untuk menyatakan angka desimal secara digital. BCD adalah sistem pengkodean bilangan

desimal yang metodenya mirip dengan bilangan biner biasa; hanya saja dalam proses

konversi, setiap simbol dari bilangan desimal dikonversi satu per satu, bukan secara

keseluruhan seperti konversi bilangan desimal ke biner biasa. BCD (Binary Coded Decimal)

merupakan kode biner yang digunakan hanya untuk mewakili nilai digit desimal saja, yaitu

nilai angka 0 sampai dengan 9. BCD menggunakan kombinasi dari 4 bit, sehingga sebanyak

16 (24=16) kemungkinan kombinasi yang bisa diperoleh dan hanya 10 kombinasi yang

dipergunakan. Kode BCD yang orisinil sudah jarang dipergunakan untuk komputer generasi

sekarang, karena tidak dapat mewakili huruf atau simbol-simbol karakter khusus. BCD

dipergunakan untuk komputer generasi pertama.

BCD sangat umum dalam sistem elektronik dimana nilai numerik yang akan

ditampilkan, terutama dalam sistem yang terdiri semata-mata logika digital, dan tidak

mengandung mikroprosesor. Dengan memanfaatkan BCD, manipulasi data numerik untuk

layar dapat sangat disederhanakan dengan memperlakukan setiap digit sebagai rangkaian

tunggal yang terpisah-sub. Oleh karena itu, dalam kasus di mana perhitungan relatif

sederhana yang bekerja di seluruh dengan BCD dapat mengakibatkan sistem secara

keseluruhan lebih sederhana daripada konversi ke biner.

6

Tabel 2.1.a Kode BCD

Page 7: makalah ebcdic

b. ASCII

Kode Standar Amerika untuk Pertukaran Informasi atau ASCII (American Standard

Code for Information Interchange) merupakan suatu standar internasional dalam

kode huruf dan simbol seperti Hex dan Unicode tetapi ASCII lebih bersifat universal,

contohnya 124 adalah untuk karakter "|". Ia selalu digunakan oleh komputer dan alat

komunikasi lain untuk menunjukkan teks. Kode ASCII sebenarnya memiliki komposisi

bilangan biner sebanyak 7 bit. Namun, ASCII disimpan sebagai sandi 8 bit dengan

menambakan satu angka 0 sebagai bit significant paling tinggi. Bit tambahan ini sering

digunakan untuk uji prioritas. Karakter control pada ASCII dibedakan menjadi 5 kelompok

sesuai dengan penggunaan yaitu berturut-turut meliputi logical communication, Device

control, Information separator, Code extention, dan physical communication. Code ASCII ini

banyak dijumpai pada papan ketik (keyboard) computer atau instrument-instrument digital.

Jumlah kode ASCII adalah 255 kode. Kode ASCII 0..127 merupakan kode ASCII

untuk manipulasi teks; sedangkan kode ASCII 128..255 merupakan kode ASCII untuk

manipulasi grafik. Kode ASCII sendiri dapat dikelompokkan lagi kedalam beberapa bagian :

Kode yang tidak terlihat simbolnya seperti Kode 10(Line Feed), 13(Carriage Return),

8(Tab), 32(Space)

Kode yang terlihat simbolnya seperti abjad (A..Z), numerik (0..9), karakter khusus (~!

@#$%^&*()_+?:”{})

Kode yang tidak ada di keyboard namun dapat ditampilkan. Kode ini umumnya untuk

kode-kode grafik.

Dalam pengkodean kode ASCII memanfaatkan 8 bit. Pada saat ini kode ASCII telah

tergantikan oleh kode UNICODE (Universal Code). UNICODE dalam pengkodeannya

memanfaatkan 16 bit sehingga memungkinkan untuk menyimpan kode-kode lainnya seperti

kode bahasa Jepang, Cina, Thailand dan sebagainya.

Pada papan keyboard, aktifkan numlock (tidak terdapat pada laptop), tekan tombol

ALT secara bersamaan dengan kode karakter maka akan dihasilkan karakter tertentu.

Misalnya: ALT + 44 maka akan muncul karakter koma (,). Mengetahui kode-kode ASCII

sangat bermanfaat misalnya untuk membuat karakter-karakter tertentu yang tidak ada di

keyboard.

7

Page 8: makalah ebcdic

Tabel ASCII

8

Tabel 2.1.b Kode ASCII

Page 9: makalah ebcdic

c. Kode 4 Atau 8

IBM (International Business Machines Corporation) atau produsen perangkat keras

dan perangkat lunak komputer asal Amerika Serikat mengeluarkan produk berupa Kode 4

atau 8.

Point (penjelasan) mengenai Kode 4 atau 8 diantaranya sebagai berikut :

Pada sistem sandi ini kombinasi yang boleh diperbolehkan hanya 4 buah "1" dan 4 buah "0"

Simbol sandi yang dapat diberi sandi sebanyak 70 karakter. Sandi 4 atau 8 dalam melakukan

pengiriman data tidak ada jeda yang tetap pada satu karakternya dengan karakter lain,

sehingga penerima harus melakukan sinkronisasi agar bit yang diterima benar dan jelas,

kejadian ini biasa disebut dengan Transmisi Asinkron. Maka pada Sandi 4 atau 8

membutuhkan bit sebagai berikut:

1 bit awal

Maksud dari bit awal yaitu memberitahukan sistem untuk mulai mengumpulkan bit

berikutnya sebagai bit data.

8 bit data

1 bit akhir

Memberitahukan pada terminal bahwa data telah lengkap dan terminal kembali ke

keadaan reset agar dapat menerima bit awal lagi.

Sinkronisasi dilakukan kembali setiap karakter diterima.

9

Page 10: makalah ebcdic

d.  SBCDIC

SBCDIC (Standart Binary Coded Decimal Interchange Code) merupakan kode biner

yang dikembangkan dari kode BCD. SBCDIC digunakan pada komputer generasi kedua.

SBCDIC menggunakan kombinasi 6 bit sehingga lebih banyak kombinasi yang dihasilkan

yaitu 64 kombinasi kode. Kode yang bisa disimpan dalam kode SBCDIC adalah sebanyak 26

atau 64 macam, yaitu :

a. Kode 10 digit angka desimal mulai 0 hingga 9

b. Kode 26 karakter huruf alphabetic mulai A hingga Z

c. Kode 28 karakter khusus terpilih.

Posisi bit dalam kode SBCDIC diberikan sebagai berikut :

B A

Tabel SBCDIC 6 bit

10

bitAlpha

position Numeric bit position

00 = numeric 0 – 911 = huruf A – I10 = huruf J – R11 = huruf S - Z

Tabel 2.1.d Kode SBCDIC

8 4 2 1

Page 11: makalah ebcdic

e. HAMMING CODE

Kode ini dikenalkan oleh Richard Hamming (1950) Sebagai kode tunggal pengoreksi

kesalahan(single error-correcting code). Hamming code merupakan sistem yang

dikembangkan dari error correction code yang mengunakan parity bit, selain Hamming Code

banyak juga sistem lain yang lebih efisien dalam error correction code pada data yang terdiri

dari banyak bit. Karena pengecekan secara parity ini juga maka kita dapat mengecek kode-

kode yang ada. Linear error-correction code memiliki berbagai keterbatasan kesalahan. Pada

Hamming Code, kesalahan yang dapat diketahui hanya 1 ( satu ) buah sedangkan yang dapat

dideteksi adalah 2 ( dua ) buah.

Parity Bit adalah sistem pengecekan data yang pertama kali ada. Parity bit code

menunjukan ganjil atau genapnya jumlah bit yang bernilai 1. Parity bit dibagi menjadi 2 jenis,

yaitu even dan odd. Even parity akan menunjukkan nilai 1 bila jumlah bit 1 genap, sebaliknya

odd parity akan memberikan nilai 1 jika jumlah bit satu ganjil. Parity bit code ini bebas

diletakkan dimanapun sesuai kesepakatan penerima dan juga pengirim. Byte with 7 bits of

data parity bit code even odd. Parity bit memiliki kelemahan yang tidak dapat mendeteksi

bila terjadi dua buah kesalahan sekaligus. Contohnya bila 1111111 terkirim sebagai 11011110

pada odd parity code yang seharusnya adalah 11111111.

Parity Checks adalah sebuah sistem yang membuat pihak terminal tertuju tahu bahwa

data yang iya terima tersebut sama atau tidak dengan data yang dikirim oleh terminal

pengirim. Dalam proses pentransmisiannya data tadi dikirim bersamaan dan kita anggap data

dapat terkirim dengan suskses. Pada Terminal Penerima Data kita dibaca dan Di dekodisasi

( di definisi kan ulang ) dengan cara yang sama seperti saat kita menentuan nilai parity bit di

sisi pengirim. Lalu hasil dekodisasi tadi dibandingkan dengan parity bit yang tadi sengaja

dibawakan oleh pengirim.

11

Page 12: makalah ebcdic

Tabel Hamming Code 4 bit

12

Tabel 2.1.e Kode Hamming

Page 13: makalah ebcdic

f. EBCDIC

EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code) adalah kode 8-bit yang

memungkinkan untuk mewakili karakter sebanyak 256 (28) kombinasi karakter, pada

EBCDIC, High-order bits atau 4-bit pertama disebut dengan zone bits dan low order bits atau

4-bit kedua disebut dengan numeric bit. Kode ini merupakan pengembangan dari kode 6-bit

yang dipakai untuk kartu berlubang (punched card) pada komputer IBM antara akhir tahun

1950an dan awal tahun 1960an. Variasi dari kode EBCDIC ini disebut CCSID 500 yang

ditampilkan pada tabel di bawah ini dalam normat bilangan komputer hexadesimal. Kode 00

sampai 3F dipakai untuk huruf kendali, kode 40 untuk spasi, dan lain sebagainya.

Kode ini biasa dipakai pada komputer generasi ke tiga, sistem komputer yang besar,

faksiil, Telecopier, IBM S/360. Pada kode ini satu binari code menggunakan 8 bits untuk

menggambarkan satu karakter sehingga mempunyai kemungkinan dipakai untuk menyimpan

sebanyak 28 (256) macam kombinasi. Akan tetapi tidak seluruhnya digunakan. Karakter yang

dikodekan dalam kode EBCDIC meliputi :

a. Kode 10 digit angka desimal mulai 0 hingga 9

b. Kode 26 karakter huruf alphabetic kapital (upper case) mulai A hingga Z

c. Kode 18 karakter huruf alphabetic kecil (lower case) mulai a hingga r

d. Kode 25 karakter khusus.

Setiap binari code mempunyai 2 bagian yaitu zone dan numeric yang dikenal dengan

Packed Format seperti terlihat di bawah ini.

1 2 3 4 5 6 7 8

13

Zone bit Numeric bit

High-order bit Low-order bit00 = huruf A – I 01 = huruf J – R 10 = huruf S – Z 11 = numeric 0 – 9

11 = Huruf Kapital (Upper Case) Alphabetik dan Numerik 10 = Huruf Kecil (Lower Case) Alphabetik 01 = Karakter Khusus 00 = tidak ada karakter yang diwakili

Page 14: makalah ebcdic

Tabel EBCDIC

1 b8 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 12 b7 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 13 b6 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1

5 6 7 84 b5 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1

b4 b3 b2 b1x 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E Fy

0 0 0 0 0 NUL DS SP & _ 00 0 0 1 1 SOS / a j . A J 10 0 1 0 2 FS b k s B K S 20 0 1 1 3 TM c l t C L T 30 1 0 0 4 PF RES BYP PN d m u D M U 40 1 0 1 5 HT NL LF RS e n v E N V 50 1 1 0 6 LC BS EOB UC f o w F O W 60 1 1 1 7 DL IL PRE EOT g p x G P X 71 0 0 0 8 h q y H Q Y 81 0 0 1 9 i r z I R Z 91 0 1 0 A CC SM Ć ! :1 0 1 1 B $ , #1 1 0 0 C < * % @1 1 0 1 D ( ) - '1 1 1 0 E + ; > =1 1 1 1 F CU1 CU2 CU3 ┐ І ? "

14

Tabel 2.1.f Kode EBCDIC

Page 15: makalah ebcdic

g. GRAY CODE

Gray code merupakan cerminan dari binary code (kode biner), yang artinya angka

terkhir pada string dapat sama dengan angka awal.tetap dalam urutan terbalik,sehingga dapat

memungkinkan untuk membangun dan meningkatkan kegunaan dari kode biner standar atau

natural. Frank Gray, peneliti Bell labs, dimana nama belakangnya digunakan (Grey Code),

mengembangkan sistem bilangan biner ini untuk membantu mengontrol electromechanical

switch.

Saat ini, Grey code digunakan untuk berbagai macam Environment, terutama pada

komunikasi digital dimana sinyal analog perlu diubah menjadi media digital. Selama masa

awal pengembangan kode Gray, fokus utamanya adalah pada operasi electromechanical

switch yang lebih efektif, Mechanical switch (saklar mekanik) menggunakan kode biner

alami dapat menjadi cukup sulit untuk menentukan posisi. Beberapa switch dapat berubah

posisi pada satu waktu, dengan posisi transmisi yang rumit.sesuai dengan fase transisi sebuah

switch dapat membaca satu posisi ketika sebenarnya sedang dalam masa transisi (state of

transition) dan dalam perjalanan ke posisi lain.

Dengan terdapatnya begitu banyak switch ,maka sebuah pembacaan yang salah dari

posisi switch dapat menghasilkan error sistem yang besar dan informasi yang tidak tepat.

Sebagai alternatif,hanya satu switch berubah posisi dalam satu waktu denagn menggunakan

gray code ,dimana akan mengeliminasi kemungkinan kesalahan atau kesalahan informasi

posisi ,karena hanya satu bit saja yang berubah dalam satu waktu.

15

Tabel 2.1.g Kode Gray

Page 16: makalah ebcdic

2.2 Implementasi di kehidupan sehari-hari

Tanpa kita sadari, kode-kode ini kita temui di kehidupan kita sehari-hari. Ditemui

berupa alat-alat elektronik sekitar, ada juga yang berupa software-software komputer. Inilah

contoh-contoh penerapan system pengkodean dalam alat elektronik atau software komputer.

a. Implementasi BCD (Binary Code Decimal)

Kalkulator

Salah satu alat dalam kehidupan sehari-hari kita yang menggunakan sistem digital

kode BCD yang paling mudah ditemui adalah kalkulator. Mesin

hitung atau Kalkulator adalah alat untuk menghitung dari perhitungan sederhana seperti

penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian sampai kepada kalkulator sains yang

dapat menghitung rumus matematika tertentu.

Semua kalkulator elektronis bekerja dengan cara yang hampir sama. Kalkulator ini

menggunakan cara penambahan yang sangat cepat untuk menambah, mengurangi,

mengalikan, dan membagi. Ketika menekan tombol pada kalkulator, maka kita menggunakan

angka-angka sederhana seperti 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Sebuah kalkulator bekerja

dengan sebuah sistem yang disebut dengan sistem biner. Sistem biner adalah sebuah sistem

penulisan angka dengan menggunakan dua simbol (digit), yaitu 0 dan 1. Sistem ini disebut

juga sebagai bit atau binary digit.

Sistem bilangan biner berbeda dengan sistem bilangan desimal. Bilangan desimal

menggunakan angka-angka mulai dari 0 hingga 9. Sementara bilangan biner hanya

menggunakan angka 0 dan 1. Sistem ini dipakai sebagai dasar penulisan bilangan berbasis

digital. Kalkulator elektronis diprogram berdasarkan digital. Oleh karena itu, digunakanlah

sistem biner. Untuk mengerjakan soal hitungan, langkah pertama yang dilakukan oleh

kalkulator adalah mengubah angka-angka desimal tersebut menjadi angka biner. Setelah

melalui proses hitung secara biner, hasil hitung kemudian diubah kembali ke dalam angka-

angka desimal tadi untuk menunjukkan hasil perhitungan pada layar kalkulator.

16

Gambar 2.2.a Kalkulator

Page 17: makalah ebcdic

Pencacah Elektronik

Pencacah elektronik adalah sebuah alat yang dirancang untuk mengukur frekuensi

yang tidak diketahui dengan cara membandingkannya dengan frekuensi yang diketahui.

Sistem desimal yang lebih lazim dikenal dengan dengan sebutan  pencacah basis 10. Untuk

membentuk suatu pencacah yang memberikan 10 pulsa masukkan dari satu pulsa masukkan

dengan pemicunya. Dalam sisitem decimal susunan kaskade yang terdiri dari 4 flip-flop dan

diperkuat dengan umpan balik pada tingkatan-tingkatan terakhir menuju tingkatan depan.

Penambahan 6 pencacahan ini pada selang waktu 10 hitungan dapat dilakukan dalam satu

atau beberapa tahap. Buktinya dapat kita temukan banyak kemungkinan susunan suatu

rangkaian. Sebuah pencacah skala 16 dengan 4 flip-flop dalam bentuk kaskade yang

dimodifikasi oleh umpan balik menjadi pencacah skala 10.

Susunan 4 biner bekerja sebagai pencacah decimal atau decade dan pulsa keluaran

dari rangkaian  dapat bekerja sebagai pulsa  pembawa  kesusunan pencacah decade

berikutnya yang kita kenal dengan DCA (Decacde Counter Assembly) . Biasanya  DCA

memerlukan sebuah system peragaan digital untuk menunjukan keadaan masing masing biner

di dalam barisan. Indikator sederhana yang digunakan untuk  menunjukan ini adalah sebuah

lampu neon yang dihubungkan seri dengan sebuah tahanan . Untuk menentukan pencacahan

DCA , yang diperlukan hanya menjumlahkan angka yang ditetapkan untuk lampu lampu 

neon yang menyala. Dalam hal ini elektris  terdiri dari sebuah tegangan keluaran BCD

dimana tegangan ini menyatakan keadaan msing masing biner dalam DCA diambil dari

kolektor  masing masing transistor Y. Berarti sebuah biner 1 dinayatak oleh sebuah tegangan

yang positif pada tiap baris dan biner 0 dinyatakan oleh sebuah tegangan yang relative

negative pada tiap barisnya.  Penunjuk elektris yang diubah dalam kode biner berlaku untuk

setiap penggunaan pita magnetik.

Voltmeter Digital dan Multimeter Digital

Pada dasarnya DVM (Digital Voltmeter) terdiri atas konverter analog ke digital

(ADC), seven segment untuk penampil, dan perangkat driver BCD ke seven segment. Pada

DVM, digunakan konverter analog ke digital dengan tipe ramp (Ramp Type Analog to

Digital Converter). Tegangan ramp (Vr) dimulai dari nol dan bertambah dgn kemiringan

konstan. Tegangan ramp ini dijadikan salah satu input komparator, dan input komparator yg

lain adl tegangan yg akan diukur (Vi). Selama tegangan Vr lebih rendah daripada Vi, output

17

Page 18: makalah ebcdic

komparator tinggi (high) sehingga pulsa-pulsa dari clock generator dapat melalui gerbang

AND dan pencacah dapat terus menghitung. Saat tegangan Vr tepat sama dengan Vi, output

komparator menjadi rendah (low) sehingga pulsa-pulsa dari clock generator tidak dapat

melalui gerbang AND dan pencacah berhenti menghitung. Dengan demikian maka penampil

akan menunjukkan besarnya tegangan input Vi.

Pada periode t1 DVM mencacah sedangkan pada periode t2 DVM tidak mencacah

lagi.

Pada blok diagram DVM di atas, lacth digunakan untuk membuat penampil tidak

menampilkan apapun saat pencacahan masih berlangsung (periode t1). Fungsi lacth sama

seperti flip-flop. Driver BCD ke seven segment digunakan untuk membuat penampil seven

segment menampilkan hasil cacahan (BCD : Binary Coded Decimal). Pada diagram

digunakan penampil numerik yg dikenal dengan istilah penampil 3 ½ digit, yang mampu

menampilkan cacahan dari 000 hingga 1999.

Mutlimeter digital menggunakan sistem aplikasi BCD sama dengan Voltmeter

Digital. Semua rangkaian tersebut bekerja pada sistem BCD.

Jam Digital

Jam binari adalah sejenis jam yang memaparkan waktu perenampuluhan yang biasa

kita gunakan dalam format perduaan (binari). Mula-mula, ia memaparkan setiap angka

perpuluhan waktu perenampuluhan sebagai nilai perduaan, tetapi kini wujud juga jam

perduaan sebetulnya. Kebanyakan jam binari adalah digital.

Jam binari biasanya menggunakan enam lajur LED untuk mewakili

nilai sifar dan satu. Setiap lajur mewakili satu angka perpuluhan tunggal dalam format yang

18

Gambar 2.2.a Voltmeter Digital

Gambar 2.2.a Multimeter Digital

Page 19: makalah ebcdic

bergelar perpuluhan berkod perduaan (binary-coded decimal, BCD). Baris bawah dalam

setiap lajur mewakili kuasa 1 (atau 20), dengan setiap baris di atasnya mewakili kuasa-kuasa

dua hingga 23 (atau 8).

Untuk membaca setiap satu angka dalam waktu, pengguna menambah nilai-nilai yang

diwakili oleh setiap LED yang bernyala, kemudian membaca semuanya dari kiri ke kanan.

Dua lajur di kiri adalah nilai jamnya, dua lajur di tengah adalah minitnya dan dua lajur di

kanan pula saatnya. Disebabkan angka sifar tidak bernyala, pengguna harus menghafal

kedudukan setiap angka jika ingin menggunakan jam ini dalam keadaan gelap.

Komputer Generasi Pertama

Sistem binary yang dipergunakan pada komputer generasi pertama adalah pengalihan

angka – angka desimal ke binary dengan perbandingan satu (1) angka desimal diwakili oleh 4

angka binary (bit = binary digit) yang mempunyai positional value : 8, 4, 2, 1 atau 23, 22, 21,

20. Setiap nilai digit desimal dari 0 sampai dengan 9 digambarkan dengan kombinasi dari 4

bit, sehingga bernilai 16 atau 24. Maksud dari sandi 8421 adalah bahwa setiap kelompok 4 bit

bilangan biner yang mengganti bilangan desimal mempunyai bobot bilangan 8421 ( mulai

dari MSB sampai LSB).

19

Gambar 2.2.a Jam Digital

Page 20: makalah ebcdic

Seven Segmen Display

Salah satu fungsi dari rangkaian digital adalah mendekodekan data dari bahasa mesin

ke bilangan decimal. Alat output yang biasa digunakan untuk mendisplay bilangan tersebut

adalah SEVEN SEGMEN DISPLAY. Seven segment tersebut disusun sedemikian rupa

dengan 7 buah led yang ditandai dengan huruf a – g sehingga mendisplaykan angka dan

huruf(bilangan hexadecimal):1,2,3,4,5,6,7,8,9,a,b,c,d,e,f.

Untuk mendisplaykan masing-masing angka/huruf yang kita inginkan

(0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,a,b,c,d,e,f) digunakan sebuah perangkat lagi yaitu BCD(Binary Coded

Decimal) to Seven Segment Converter. Alat ini merupakan decoder input 4 bit dan output 7

bit. Ketujuh bit output tersebut nantinya akan digunakan sebagai input seven segment display.

20

Gambar 2.2.a Seven Segmen Display

Page 21: makalah ebcdic

b. Implementasi ASCII

Status Facebook

Sebelumnya, pernahkah melihat status-status facebook yang menggunakan simbol-simbol aneh seperti ini?

Ini adalah adalah salah satu contoh implementasi penggunaan kode ASCII.

Simbol-simbol di MS-Word

Seni desain gambar

Secara umum, istilah seni digunakan untuk berbicara tentang seni berbasis teks. Gaya

seni pada dasarnya diciptakan, karena printer di hari-hari awal tidak memiliki kemampuan

untuk mencetak grafis. Setiap karakter memiliki heksadesimal individu sendiri dan bilangan

biner di bawah ASCII. Skema coding adalah sedemikian rupa sehingga allots nilai numerik

ke nomor, huruf, tanda baca, dan karakter lainnya. Nilai-nilai karakter ini standar. Hal ini

pada gilirannya memungkinkan komputer serta program komputer untuk berbagi informasi.

21

Gambar 2.2.b Status Facebook

Gambar 2.2.b Simbol di MS-Word

Page 22: makalah ebcdic

Set karakter terdiri dari 128 karakter yang standar pada hampir semua jenis komputer.

Namun, karakter yang digunakan dalam Seni ASCII adalah 95 karakter dari # 32 ke # 126. Ini

95 karakter yang digunakan adalah yang hadir di keyboard apapun. Simbol lainnya dan

karakter yang tidak standar dan karenanya, tidak dianjurkan untuk digunakan dalam

menciptakan seni ASCII. Banyak orang mungkin tidak dapat melihat penciptaan dengan

benar, jika karakter lain dari 95 karakter keyboard standar yang digunakan.

Bentuk seni mengacu pada penciptaan gambar tanpa grafis. Karya seni ini juga

disebut sebagai "non-grafis grafis." Untuk melihat seni ASCII benar dan akurat, itu harus

ditampilkan dalam font yang menggunakan lebar karakter yang seragam, juga disebut 'tetap-

pitch font.' Beberapa lapangan tetap font termasuk "FixedSys. "Courier," dan "Monaco." Font

proporsional tidak digunakan untuk membuat Seni ASCII, sebagai lebar dari huruf berbeda di

font. Hal ini menghasilkan sebuah karya seni yang muncul miring.

Seni ASCII lebih digunakan di mana teks dapat dikirim atau dicetak dengan mudah

dibandingkan dengan grafis dan di tempat-tempat grafis tidak dapat ditransmisikan. Hal ini

juga digunakan untuk mewakili logo perusahaan atau produk, untuk mewakili flow chart.

"0verkill" adalah contoh dari sebuah game shooter 2D Platform yang telah benar-benar

dirancang dalam seni ASCII warna.

Selain itu, VLC media player dan MPlayer memiliki kemampuan untuk menampilkan

video dalam bentuk ASCII art. Salah satu jenis yang paling sederhana adalah kombinasi dari

dua atau lebih karakter untuk mengekspresikan emosi dalam format teks. Ini disebut

'tersenyum' atau 'emoticon' dalam bahasa umum. Hal ini juga memungkinkan untuk membuat

Seni ASCII, dengan karakter dalam warna berbeda.

22

Gambar 2.2.b Video di Youtube

Page 23: makalah ebcdic

c. Implementasi Kode 4 atau 8

Barcode Reader

Mesin pembaca kode dalam bentuk kumpulan batang. Metode pengkodean yang

dinyatakan dalam bentuk garis-garis yang berbeda satu sama lain dan pembacaannya

dilakukan dengan bantuan sarana optik yang disebut dengan barcode reader. Biasanya

digunakan dalam pengkodean barang di supermarket, kartu, kode pos pada amplop, dsb.

Barcode Reader adalah alat yang digunakan untuk membaca kode barcode. Tanpa kita

sadari bahwa setiap hari kita apat menemui barcode pada barang-barang yang kita gunakan

sehari-hari. Seperti pada pasta gigi, sabun, pada makanan-makanan ringan, dll.

Barcode dibedakan menjadi 2 jenis barcode :

1. Barcode 1 dimensi

Barcode 1 dimensi terdiri dari garis-garis yang berwarna putih dan hitam. warna putih

untuk nilai 0 dan warna hitam untuk nilai 1.

2. Barcode 2 dimensi

Barcode 2 dimensi sudah tidak berupa garis-garis lagi, akan tetapi seperti gambar. jadi

informasi yang tersimpan didalamnya akan lebih besar.

Untuk membuat kode barcode dari delphi kita dapat memanfaatkan rave report yang

udah include pada delphi versi 7. kita dapat memilih type dari barcode yang akan kita buat.

diantaranya barcode untuk produk ritail, buku perpustakaan, anggota berbeda-beda. Kode

yang akan kita buat bisa bebas asalkan hanya digunakan pada sistem disuatu tempat seperti

perpustakaan, akan tetapi untuk produk yang akan di edarkan dipasaran harus didaftarkan

terlebih dahulu ke GS1 agar tidak sama dengan produk yang lain.

23

Page 24: makalah ebcdic

Untuk menggunkan perangkat barcode pada aplikasi kita sangat mudah. Sistem kerja

sebuah barcode reader hampir sama dengan inputan pada kayboard. jadi tidak diperlukan lagi

driver atau komponent untuk menggunakan barcode reader pada delphi. kita tinggal

hubungkan barcode ke PS2 kemudian komputer sudah menganggap barcode reader tersebut

adalah kayboard. Perbedaan barcode reader dengan keyboard adalah barcode reader

membaca sebuah kode barcode kemudian memasukan kode tersebut kedalam komputer

dengan menambahkan karakter enter atau chr(13). Nah untuk itu kita tinggal memberikan

event onkeypress pada Tedit yang akan kita gunakan sebagai input kode barcode.

d. Implementasi Kode SBCDIC

e. Implementasi Hamming Code

Satelit

24

Gambar 2.2.e Satelit

Page 25: makalah ebcdic

Internet

Ponsel

25

Gambar 2.2.e Internet

Gambar 2.2.e Ponsel

Page 26: makalah ebcdic

f. Implementasi EBCDIC

Komputer Generasi Ketiga

Komputer generasi ketiga merupakan perkembangan yang paling pesat dari

perkembangan komputer yang ada. Komputer generasi ketiga muncul sejak era 1965-1971-

an. Pada komputer inilah sistem operasinya menggunakan sistem pengkodean EBCDIC yaitu

seperti : z/OS, OS/390, VM, VSE, OS/400, dan i5/OS. Sistem operasi tersebut di gunakan

untuk melayani banyak pemakai sekaligus, dimana para pemakai interaktif berkomunikasi

lewat terminal secara on-line ke komputer, maka sistem operasi menjadi multi-user (di

gunakan banyak pengguna sekaligus) dan multi-programming (melayani banyak program

sekaligus).

• z / OS

z / OS adalah sistem operasi 64-bit untuk komputer mainframe, diproduksi oleh IBM. Ini

berasal dari dan merupakan penerus OS/390, yang pada gilirannya diikuti serangkaian

versi MVS. Seperti OS/390, z / OS menggabungkan sejumlah sebelumnya terpisah,

produk-produk terkait, beberapa di antaranya masih opsional. z / OS menawarkan atribut

sistem operasi modern tetapi juga mempertahankan banyak fungsi berasal pada tahun

1960 dan setiap dekade berikutnya yang masih ditemukan dalam penggunaan sehari-hari

(kompatibilitas adalah salah satu dari z / OS 's filosofi desain pusat).

• z / VM adalah versi saat ini di keluarga virtual sistem operasi mesin IBM VM. z / VM

pertama kali dirilis pada Oktober 2000 dan tetap digunakan dan pengembangan aktif

sejak 2012. Hal ini secara langsung didasarkan pada teknologi dan konsep dating

kembali ke 1960-an, dengan IBM CP / CMS di IBM System/360-67 (lihat artikel

Sejarah CP / CMS untuk rincian sejarah). z / VM 5.4 berjalan pada IBM System z,

System z9 dan Sistem z10 komputer. Hal ini dapat digunakan untuk mendukung

sejumlah besar (ribuan) Linux mesin virtual.

• z / VSE (Virtual Storage Extended) adalah sebuah sistem operasi untuk komputer

mainframe IBM, yang terbaru dalam DOS/360 keturunan, yang berasal pada tahun 1965.

Hal ini kurang umum daripada menonjol z / OS dan sebagian besar digunakan pada

mesin yang lebih kecil. Z / VSE pembangunan primer terjadi di IBM Böblingen

laboratorium di Jerman.

• IBM i adalah sistem operasi berbasis EBCDIC yang berjalan pada IBM Power Systems

dan IBM PureSystems. Ini adalah evolusi terbaru dari sistem operasi, sebelumnya

bernama i5/OS, dan awalnya bernama OS/400 ketika diperkenalkan dengan sistem

26

Page 27: makalah ebcdic

komputer AS/400 pada tahun 1988.

Fujitsu-Siemens BS2000/OSD

BS2000 (berganti nama BS2000/OSD pada tahun 1992) adalah sebuah sistem operasi

komputer mainframe dikembangkan oleh Fujitsu Technology Solutions. Tidak seperti sistem

mainframe lainnya, BS2000/OSD memberikan persis pengguna yang sama dan antarmuka

pemrograman dalam semua mode operasi (batch, proses transaksi interaktif dan online) dan

terlepas dari apakah itu berjalan native atau sebagai sistem tamu dalam mesin virtual. Ini

keseragaman user interface dan seluruh BS2000 konfigurasi perangkat lunak membuat

administrasi dan otomatisasi sangat mudah.

27

Gambar 2.2.f Komputer Generasi Ketiga

Gambar 2.2.f Fujitsu-Siemens BS2000

Page 28: makalah ebcdic

g. Implementasi Kode Gray

QPSK

QPSK (Quadrature Phase-Shift Keying) adalah sebuah sistem modulasi sinyal digital

ke sinyal carrier frekuensi radio menggunakan empat tahap fase ke dua bit kode. Karena

QPSK mempunyai 4 kemungkinan keadaan, QPSK mampu mengkodekan 2 bit per simbol.

Tahapan pada QPSK juga dapat dilihat pada diagram konstelasi yang terdapat 4 titik tahap.

Dengan empat tahap, QPSK dapat mengkodekan dua bit per simbol, yang ditunjukkan pada

diagram dengan Gray Coding untuk meminimalkan BER.

Distributed Video Coding (DVC)

Distributed Video Coding (DVC), berdasarkan teori diberikan oleh Slepian-Wolf dan

Wyner-Ziv, menarik perhatian sebagai paradigma baru untuk kompresi video. Beberapa sistem

DVC menggunakan kompresi intraframe berdasarkan discrete cosine transform (DCT).

Sayangnya, sistem DVC yang konvensional mempunyai afinitas yang rendah dengan DCT.

Pada bagian ini akan dipaparkan sebuah skema DVC berbasis-wavelet yang menggunakan

JPEG 2000. Hasilnya, skema ini mempunyai skalabilitas dengan resolusi dan kualitas yang

memadai. Skema ini akan menggunakan metode Gray-code. Tiap nilai yang terukur

dikonversi menggunakan Gray-coder. Dengan tujuan untuk mengurangi “galat” pada

correlation channel antara deret sumber dan informasi sampingan. Keuntungan dari Gray-

code adalah kita bisa dengan mudah mengkonversinya kembali karena sifat dari Gray-code

itu sendiri, yaitu binary-reflected code yaitu kode yang bisa di decode lagi secara terbalik

prosesnya seperti saat encode.

28

Page 29: makalah ebcdic

29

Page 30: makalah ebcdic

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

30

Page 31: makalah ebcdic

DAFTAR PUSTAKA

1. Modul Komunikasi Data dan Jaringan Komputer, Karangan Iskandar Ikbal S.Kom.

Bandung

2. Pengenalan Komputer, Karangan Jogiyanto, Penerbit Erlangga, Jakarta,

3. Pengenalan Komputer, Karangan Drs. J.Longkutoy , Penerbit Grasindo.

4. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi, Karangan Janner Simarmata,

Penerbit Andi Yogyakarta.

5. Pengantar Teknologi Informasi, Karangan Edhy Sutanta, Penerbit

Graha Ilmu Yogyakarta.

6. Modul 6 Pengukuran Besaran Listrik

7. Metode Hamming Gapra

8. Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan teknologi Nuklir XVII Agustus 2006

9. Modul Kode Sandi

10. http://en.wikipedia.org/wiki/ENCODE

11. http://searchnetworking.techtarget.com/definition/encoding-and-decoding

12. http://sutondoscript.blogspot.com/2011/12/sistem-digital-dalam-kehidupan-

sehari.html

13. http://edukasi.kompasiana.com/2010/06/05/pencacahan-elektronik-danpemakaiannya-

159128.html

14. http://ms.wikipedia.org/wiki/Jam_binari

15. http://guzlog.blogspot.com/2012/03/ascii-code-yang-unik.html

16. http://id.wikipedia.org/wiki/ASCII

17. http://id.prmob.net/ascii-art/ascii/seni-2461937.html

18. http://www.youtube.com/avove7

19. http://teknisitelekomunikasikelompok3.blogspot.com/2013/03/sistem-sandi-4-atau-

8.html

20. aqwam.staff.jak-stik.ac.id/files/6.-komunkasi-data%5B3%5D.doc

21. http://alhomaidididik.wordpress.com/2011/11/16/sistem-bilangan-desimal-biner-

oktal-dan-heksadesimal/

22. http://teknisitelekomunikasikelompok3.blogspot.com/2013/03/sistem-sandi-4-atau-

8.html

23. aqwam.staff.jak-stik.ac.id/files/6.-komunkasi-data%5B3%5D.doc

31