makalah dinamika kawasan afrika
DESCRIPTION
US-AFRICA COMMAND: Penciptaan Security di Afrika atau Usaha Pemenuhan Kepentingan Amerika Serikat?TRANSCRIPT
Makalah Kelompok Mata Kuliah Dinamika Kawasan Timur-Tengah dan Afrika
US-AFRICA COMMAND: PENCIPTAAN SECURITY DI AFRIKA ATAU USAHA PEMENUHAN KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT?
Binar Sari Suryandari 1006664685Bisamz Novtiandi 1006773704
DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS INDONESIA2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Pertanyaan Permasalahan
Dalam makalah ini, pertanyaan yang berusaha dijawab oleh penulis adalah “Bagaimanakah peran
US-Africa Command (AFRICOM) yang dibentuk oleh Amerika Serikat dalam penciptaan kawasan
Afrika yang lebih aman?”. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa dalam makalah ini penulis akan
melihat bagaimana peran US-Africa Command (AFRICOM) di Afrika, apakah benar komando tersebut
menciptakan keamanan di kawasan Afrika ataukah hanya semata-mata merupakan instrumen Amerika
Serikat dalam memanfaatkan power-nya di kawasan Afrika untuk mencapai kepentingan nasionalnya.
1.3 Kerangka Teori
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam bagian ini, pembahasan akan dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama akan memaparkan
tentang terbentuknya AFRICOM untuk lebih menjelaskan mengenai eksistensi AFRICOM lebih jauh lagi
dari apa yang telah disinggung di bagian sebelumnya. Dalam bagian ini akan dijelaskan awal pembentukan
AFRICOM, mengapa Amerika Serikat membentuk AFRICOM, dan tujuan yang ingin dicapai melalui
pembentukan badan ini. Pada bagian kedua, penulis akan menjabarkan mengenai bagaimana AFRICOM
selama ini telah berdiri, keterlibatan AFRICOM dalam masalah-masalah keamanan kawasan Afrika, dan apa
saja yang telah dilakukan oleh AFRICOM sejauh ini. Selanjutnya di bagian akhir penulis akan memaparkan
analisis pembentukan AFRICOM dan bagaimana pembentukan badan tersebut dikaitkan dengan kerangka
pemikiran yang digunakan. Dalam bagian ini penulis akan berusaha menganalisa bagaimana peran
AFRICOM di kawasan Afrika, dan apakah kehadiran badan tersebut mampu menghadirkan stabilitas
keamanan di kawasan Afrika atau semata-mata hanya sebagai proyeksi power Amerika Serikat untuk
memenuhi kepentingannya dan menjaga posisinya sebagai negara hegemon dalam struktur internasional.
2.1 Pembentukan AFRICOM
The United States – Africa Command atau yang lebih dikenal dengan AFRICOM merupakan satu
dari enam combatant commands yang dibentuk menurut geografikal regional oleh Amerika Serikat.1
Badan ini bertanggung jawab pada Departemen Pertahanan Amerika Serikat akan hubungan militernya
dengan 54 negara di kawasan Afrika.2 Amerika Serikat mengenal istilah Area of Responsibility (AOR),
yaitu kawasan di mana Amerika Serikat dirasa perlu turut campur tangan dalam pembangunan serta
penjagaan kawasan yang dimaksud. Hal tersebutlah yang mendorong Amerika Serikat membentuk
combatant commands yang tersebar dan dimaksudkan untuk memelihara wilayah-wilayah yang
dianggapnya sebagai AOR-nya, termasuk kawasan Afrika. Pada awalnya, kawasan Afrika digabungkan
bersama dengan kawasan Eropa dalam combatant commands yang disebut USEUCOM (US-EU
Command), namun seiring dengan berjalannya waktu, Amerika Serikat merasa perlu melakukan
perubahan dengan mendirikan satu combatant command yang didedikasikan seluruhnya khusus untuk
wilayah Afrika (kecuali negara Mesir), yaitu AFRICOM.3 AFRICOM berdiri secara otonom seluruhnya
1 --, diakses dari http://www.africom.mil/AboutAFRICOM.asp pada 3 November 2012 pukul 22.21 WIB.2 Ibid.3 Ibid.
2
dari USEUCOM pada September 2008.4 Transformasi combatant commands yang dibentuk oleh
Amerika Serikat untuk memelihara AOR-nya dapat dilihat melalui gambar berikut:5
Gambar di atas menunjukkan bagaimana transformasi combatant commands untuk pemeliharaan
AOR Amerika Serikat di dunia. Sebelumnya, tidak ada AFRICOM dan wilayah Afrika diintegrasikan
dengan USEUCOM. Namun demikian, mengingat semakin pentingnya dan semakin berpengaruhnya
kawasan Afrika bagi kepentingan Amerika Serikat, dibentuklah AFRICOM yang secara khusus
menangani masalah kerjasama keamanan dan militer di seluruh kawasan Afrika, kecuali Mesir yang
masih termasuk dalam USCENTCOM bersama dengan negara-negara di kawasan Timur-Tengah.
Walaupun begitu, markas besar AFRICOM hingga saat ini masih terletak di Stuttgart, Jerman yang
merupakan markas besar USEUCOM. AFRICOM pada dasarnya menginginkan pendirian markas
besarnya di kawasan Afrika, namun karena adanya protes keras dari warga Afrika dan civil society di
Afrika akan kehadiran AFRICOM, maka keinginan tersebut belum dapat diwujudkan.6
Pembentukan AFRICOM ini menjadi signifikan dan perlu dibahas karena AFRICOM meliputi
kerjasama keamanan militer antara Amerika Serikat dan negara-negara Afrika. Keberadaan AFRICOM
memungkinkan pasukan militer Amerika Serikat untuk masuk dan ikut beroperasi di kawasan Afrika
dengan maksud untuk mencapai kestabilan keamanan di kawasan tersebut. Sama dengan combatant
commands yang lain, pembentukan AFRICOM berarti pembentukan pangkalan militer Amerika Serikat
4 Nii Akuetteh, “AFRICOM in Action: Undermining Democracy and Promoting Militarism in Africa” yang diakses dari http://www.leftturn.org/africom pada 3 November 2012 pukul 23.12 WIB.5 Diambil dari Public Brief mengenai AFRICOM pada 2 Februari 2007 oleh Department of Defense Amerika Serikat yang diakses dari http://www.defense.gov/home/pdf/africom_publicbrief02022007.pdf pada 4 November 2012 pukul 09.42 WIB.6 Dikutip dari http://salsa.democracyinaction.org/o/1552/t/5734/content.jsp?content_KEY=3855 yang diakses pada 5 November 2012 pukul 21.32 WIB.
3
di kawasan tersebut, yang dalam hal ini adalah Afrika.7 Jenderal Kip Ward yang merupakan first
commander di AFRICOM bahkan menyatakan bahwa pembentukan AFRICOM ini bukanlah tentang
pendirian pangkalan dan penempatan pasukan militer di Afrika semata, tapi lebih pada pembentukan
jaringan operasi militer yang ditempatkan secara strategis di seluruh benua Afrika yang dapat dipindah-
pindahkan dan digunakan untuk tujuan apapun sewaktu-waktu.8 Hal ini menunjukkan bagaimana
AFRICOM pada dasarnya merupakan bentuk lain dari intervensi militer Amerika Serikat di benua Afrika
karena adanya kepentingan Amerika Serikat terhadap kondisi di Afrika.
AFRICOM secara umum merupakan bentuk kerjasama keamanan dan militer antara Amerika
Serikat dan 54 negara di kawasan Afrika. Dalam pembentukannya, Amerika Serikat membentuk
AFRICOM ini didasari oleh dua tujuan, yaitu (1) untuk melindungi negara Amerika Serikat, penduduk
Amerika Serikat yang tinggal di luar negeri, dan kepentingan nasionalnya dari ancaman-ancaman
transnasional yang berasal dari Afrika; dan (2) untuk memungkinkan mitra-mitra Afrika untuk
menciptakan lingkungan keamanan yang mempromosikan stabilitas, pemerintahan yang lebih baik, dan
pembangunan berkelanjutan.9 Dengan demikian, dapat dipahami bahwa AFRICOM ini merupakan badan
bentukan Amerika Serikat yang bertugas memelihara kawasan Afrika di sektor keamanan dan militer.
Badan ini dibentuk oleh Amerika Serikat untuk menciptakan stabilitas regional di kawasan Afrika karena
pada dasarnya Amerika Serikat memahami bagaimana stabilitas di kawasan Afrika ini akan juga
berpengaruh pada kepentingan nasionalnya. Melalui AFRICOM ini, Amerika Serikat menginginkan
dapat terjadinya kerjasama keamanan dan militer yang lebih jauh lagi antara negaranya dengan negara-
negara di kawasan Afrika.
2.2 Pergerakan AFRICOM
“United States Africa Command, in concert with other U.S. government agencies and international partners, conducts sustained security engagements through military-to-military programs, military-
sponsored activities, and other military operations as directed to promote a stable and secure African environment in support of U.S. foreign policy.”
(U.S. Africa Command Mission Statement)10
Sejak terbentuknya AFRICOM, tentunya Amerika Serikat selalu menjual dan mempromosikan
badan tersebut kepada publik sebagai badan yang akan membawa Afrika pada perdamaian dan kondisi
stabil pada benua yang penuh dengan konflik tersebut. Hal ini tentu saja dilakukan untuk mencari simpati
7 Nii Akuetteh, Loc.Cit.8 Nunu Kidane, “’Africa Command’ Spells Colonialism” yang diakses dari http://mrzine.monthlyreview.org/2008/kidane071008.html pada 4 November 2012 pukul 10.52 WIB.9 Loc. Cit. (http://www.africom.mil/AboutAFRICOM.asp)10 Kantor Public Affair U.S. Africa Command, United States Africa Command: The First Three Years, Stuttgart-Jerman, Maret 2011, hlm. 7.
4
rakyat Afrika untuk mendukung keberadaan AFRICOM. Amerika Serikat selalu menjunjung tinggi
bahwa kestabilan dan perdamaian di kawasan Afrika merupakan salah satu dari kepentingan nasionalnya,
dan hal itulah yang mendorongnya untuk turut merasa perlu membantu dan campur tangan dalam sektor
keamanan dan militer di Afrika melalui AFRICOM.11 Hal ini ditanamkan Amerika Serikat untuk
pencapaian tujuan-tujuannya dan agar keberadaan AFRICOM di Afrika dapat meningkatkan dukungan
atas badan ini dari berbagai kalangan, negara, dan kelompok masyarakat di Afrika.
Untuk mendukung hal ini, Amerika Serikat melalui AFRICOM telah menjalankan beberapa
program pembangunan kapasitas operasional seperti Africa Partnership Station (APS).12 APS merupakan
inisiatif kerjasama keamanan transnasional yang membantu memperkuat kapasitas keamanan maritim
(kelautan) melalui pelatihan maritim, kolaborasi, pembangunan infrastruktur, dan kerjasama antar
negara. Pada tahun 2010, APS melibatkan 9 negara Eropa yang merupakan sekutu Amerika Serikat, 17
negara Afrika, dan juga Brazil. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan keamanan maritim di
Afrika sambil membangun hubungan baik di antara negara-negara yang terlibat.13 Dengan demikian, APS
ini pada dasarnya merupakan sekumpulan aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk membangun
keamanan maritim di Afrika melalui kerjasama dengan mitra-mitra Afrika dan mitra internasional
lainnya.
Kinerja AFRICOM lainnya diwujudkan melalui pembentukan Operation Enduring Freedom-Trans
Sahara (OEF-TS). OEF-TS ini merupakan badan yang menyediakan dukungan militer untuk program
Trans-Sahara Counter Terrorism Partnership (TSCTP). Badan ini berfokus pada keamanan secara
keseluruhan dan kerjasama regional serta tidak hanya pada tindakan counter-terrorism.14 Seperti yang
diketahui sebelumnya, AFRICOM pada awalnya merupakan dibentuk dengan indikasi kuat untuk
menangani dan menganggulangi masalah terorisme, dan seiring dengan berjalannya waktu, counter-
terrorism bukan lagi menjadi masalah utama yang berusaha ditanggulangi melainkan masalah keamanan
secara keseluruhan. Kemitraan OEFTS ini menaungi kerjasama antara Amerika Serikat dengan 10 negara
Afrika yaitu Algeria, Burkina Faso, Morocco, Tunisia, Chad, Mali, Mauritania, Niger, Nigeria, and
Senegal.15 OEF-TS memelihara kolaborasi dan komunikasi yang terjalin di antara negara-negara yang
berpartisipasi. Lebih jauh lagi, OFTS memperkuat counter-terrorism dan security borders,
11Theresa Whelan, “Why AFRICOM? An American Perspective”, Institute for Security Studies: Situation Report, 17 Agustus 2007, hlm. 1-7.12 Loc. Cit. (http://www.africom.mil/AboutAFRICOM.asp)13 Ibid.14 Kantor Public Affair U.S. Africa Command, United States Africa Command: The First Three Years, Stuttgart-Jerman, Maret 2011, hlm. 93.15 Ibid.
5
mempromosikan pemerintahan demokratis, mendorong hubungan militer bilateral, serta meningkatkan
pembangunan dan perkembangan institusi.16
AFRICOM juga membentuk Combined Joint Task Force – Horn of Africa (CJTF-HOA). CJTF-
HOA ini membangun dan memperkuat kemitraan untuk pada akhirnya dapat berkontribusi pada
keamanan dan stabilitas di Afrika Timur, serta untuk mencegah konflik dan melindungi kepentingan
Amerika Serikat beserta negara-negara koalisinya.17 Upaya-upaya yang dilaksanakan oleh CJTF-HOA ini
ditujukan untuk meningkatkan kapasitas nasional negara-negara Afrika untuk menjaga dan menciptakan
lingkungan yang stabil, dengan pemerintahan efektif yang menyediakan tingkat ekonomi dan sosial yang
pantas dan baik bagi warga negaranya. Kondisi Afrika yang stabil, berpartisipasi aktif dalam pasar yang
bebas dan adil, serta berkontribusi pada pembangunan ekonomi global akan sangat baik bagi Amerika
Serikat dan juga bagi seluruh dunia. Stabilitas jangka panjang tentunya merupakan kepentingan vital bagi
seluruh negara di dunia.18
Dalam operasinya AFRICOM pun dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu U.S. Army Africa, U.S.
Naval Forces Africa, U.S. Air Forces Africa, U.S. Marine-Corps Forces Africa, dan U.S. Special
Operations Command Africa.19 Pembagian AFRICOM menjadi beberapa pasukan khusus ini
mencerminkan bagaimana AFRICOM yang dibentuk oleh Amerika Serikat ini berusaha melingkupi
semua pasukan militer untuk terciptanya kestabilan di Afrika. Tidak hanya itu, bahkan Amerika Serikat
juga membentuk program-program pelatihan bagi militer Afrika, seperti program International Military
Education and Training (IMET), The African Contingency Operations Training and Assistance Program
(ACOTA)/Global Peace Operations Initiative (GPOI). Pergerakan AFRICOM sejak terbentuknya telah
membuat AFRICOM membentuk pasukan-pasukan khusus dan program-program yang berusaha
menanggulangi masalah keamanan dan militer di Afrika, serta untuk membantu negara-negara Afrika
dalam meningkatkan kapasitasnya dalam menjamin kestabilan wilayah Afrika secara keseluruhan.
2.3 Analisis Kehadiran AFRICOM di kawasan Afrika
Melihat bagaimana AFRICOM terbentuk dan bagaimana Amerika Serikat dengan demikian
meletakkan perhatian yang lebih pada Afrika daripada sebelumnya, maka dapat dipahami bagaimana
kehadiran AFRICOM sendiri merupakan wujud pergeseran persepsi bagi pemerintahan Amerika Serikat
dalam bagaimana mereka memandang Afrika. Untuk menganalisa kehadiran AFRICOM di kawasan
Afrika, penulis membagi analisis menjadi dua bagian yaitu bagian pertama akan membahas pentingnya
16 Ibid.17 Ibid., hlm. 91.18 Ibid.19 Ibid., hlm. 81-89.
6
posisi Afrika di mata dunia internasional termasuk Amerika Serikat dan bagaimana Afrika sendiri
merespon kehadiranb AFRICOM yang dibentuk oleh Amerika Serikat itu di tanah negaranya. Serta,
bagian kedua akan membahas bagaimana AFRICOM berperan dalam pemenuhan kepentingan dan
penjagaan posisi hegemony dengan lebih dalam mengkaitkannya dengan teori regional-global hegemony
power.
2.3.1 Pentingnya Posisi Afrika dan Respon Afrika terhadap AFRICOM
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pembentukan AFRICOM sendiri ini
mencerminkan bagaimana Amerika Serikat seiring dengan perkembangan zaman dan waktu
semakin melihat Afrika sebagai tanah yang berbeda dari yang sebelumnya. Seiring dengan
berjalannya waktu dan perkembangan zaman, Afrika tumbuh menjadi sebuah benua yang potensial
dan menarik bagi negara-negara lain di luar benua tersebut. Ketertarikan Amerika Serikat kepada
Afrika tentunya merupakan hal yang wajar mengingat Afrika menawarkan banyak ‘janji’ dan
potensi bagi Amerika Serikat. Namun demikian, ketertarikan yang luar biasa dan terjadi tiba-tiba
serta diwujudkan dalam AFRICOM ini tentunya menimbulkan banyak kecurigaan. Amerika Serikat
jelas mengejar sesuatu dengan hubungannya dengan Afrika melalui pembentukan AFRICOM ini.
Posisi Afrika dalam struktur internasional tentunya tidak dapat diremehkan. Sebagai benua
terbesar kedua di dunia dengan 11.700.000 mil persegi yaitu 22% dari keseluruhan luas wilayah
dunia, dan dengan populasi yang diestimasi sekitar 690 juta orang yaitu 14% dari populasi dunia,
Afrika secara geografi dan demografi tentu masuk akal untuk dipertimbangkan dan dianggap
penting. Secara ekonomi, Afrika pun juga penting dan signifikan. Pada 2005, pertumbuhan
ekonomi berkisar sekitar 5% dan terdapat 10 dari ribuan lapangan kerja Amerika Serikat terikat dan
berhubungan dengan pasar Afrika. Selain itu, Afrika juga memiliki kira-kira 8% cadangan minyak
dunia dan merupakan sumber utama dari bahan-bahan mineral, logam, dan komoditas makanan
yang penting bagi dunia internasional.20 Kondisi-kondisi semacam ini merupakan bukti konkret
yang mencerminkan betapa pentingnya posisi dan kondisi Benua Afrika bagi negara-negara lain,
termasuk Amerika Serikat yang selama ini dikenal sebagai negara adidaya dalam struktur
internasional. Pembentukan AFRICOM dalam hal ini menunjukkan secara jelas bagaimana
Amerika Serikat memandang Afrika. Pembentukan AFRICOM ini pun menjadi sebuah bukti bahwa
Amerika Serikat menaruh perhatian dan memiliki keterkaitan pada Afrika, karena pada dasarnya
tidak mungkin Amerika Serikat memutuskan untuk membentuk suatu badan otonom untuk
mengurusi Afrika tanpa maksud dan ketertarikan yang jelas. Pemahaman Amerika Serikat akan
potensi yang dimiliki dan ditawarkan oleh benua ini lah yang mendorong Amerika Serikat pada 20 Theresa Welan, Op. Cit., hlm. 1.
7
akhirnya membentuk AFRICOM. Mayoritas negara berkembang yang terletak di benua ini juga
menjadi alasan lain yang digunakan oleh Amerika Serikat untuk terlibat di Afrika, yaitu dengan
alasan untuk memberikan asistensi dan bantuan penciptaan kondisi yang lebih aman dan stabil.
Inisiatif Amerika Serikat untuk membentuk combatant command AFRICOM di Afrika ini
tentunya juga mengundang berbagai respon dari beberapa pihak di Afrika. Secara umum, tentunya
terdapat pihak-pihak yang setuju dengan langkah yang diambil oleh Amerika Serikat ini, karena
pada dasarnya negara-negara Afrika masih banyak yang bergantung pada negara adidaya tersebut.
Negara-negara Afrika menyadari kurangnya kapasitas mereka untuk dapat menciptakan kondisi
yang aman dan stabil, dan dengan demikian pihak tersebut melihat AFRICOM sebagai langkah
yang juga bisa menguntungkan pihak-pihak Afrika sendiri. Namun demikian, nyatanya banyak
kelompok-kelompok masyarakat yang justru tidak menyetujui hal tersebut. Hal ini dicerminkan
melalui pergerakan yang disebut ‘Resist AFRICOM’ atau bermaksud untuk menolak kehadiran
AFRICOM.21
Departemen Pertahanan dan Luar Negeri Amerika Serikat dalam berbagai media menyatakan
bahwa kebanyakan pemerintahan Afrika menyambut baik kehadiran AFRICOM dan telah
mengekspresikan ketertarikan yang positif dalam pembentukan AFRICOM tersebut. Namun
demikian, menurut beberapa survei yang dilakukan oleh civil society di Afrika serta badan-badan
regional Afrika menunjukkan bahwa kebanyakan pihak di Afrika tidak menyukai dan bahkan
menolak kehadiran AFRICOM tersebut. Bahkan, Southern African Development Community
(SADC) yang terdiri dari 14 negara Afrika bagian selatan telah secara publik menolak AFRICOM
dan menyatakan bahwa mereka tidak mentoleransi sama sekali kehadiran struktur militer Amerika
Serikat di tanah mereka.22 Hal ini menunjukkan bagaimana sebetulnya negara-negara Afrika dan
masyarakat Afrika secara umum tidak menyetujui kehadiran AFRICOM karena kebanyakan dari
mereka menyadari bahwa pembentukan badan ini memiliki prioritas utama untuk pencapaian
kepentingan Amerika Serikat, dan bukan sepenuhnya untuk penciptaan kondisi yang stabil. Respom
negatif ini menunjukkan bahwa mereka memahami pembentukan AFRICOM bukanlah untuk
pencapaian kepentingan terbaik Afrika, dan semata-mata merupakan alat Amerika Serikat untuk
mencapai kepentingan nasionalnya serta untuk mendukung negara tersebut dalam memperoleh dan
menjaga posisi hegemony dalam struktur internasional. Hal tersebut akan dibahas secara lebih
dalam pada bagian selanjutnya.
21 --, diakses dari http://salsa.democracyinaction.org/o/1552/t/5734/content.jsp?content_KEY=3855 pada 6 November 201222 Ibid.
8
2.3.2 Usaha Pemenuhan Kepentingan serta Posisi Hegemony
Sesuai dengan apa yang telah disebutkan dalam kerangka teori pada bab sebelumnya, pada
dasarnya pasca perang dingin, great power sebagai aktor yang berpengaruh dalam penciptaan
kondisi di struktur internasional pada umumnya akan tetap berfokus pada pencarian power sebesar-
besarnya untuk tetap dapat menjaga keberlangsungan (survival) negaranya. Pada dasarnya hal ini
sesuai dengan apa yang dicerminkan oleh Amerika Serikat melalui implementasi pembentukan
AFRICOM di Afrika. Dengan kondisi Afrika yang seiring dengan perkembangan zaman berjalan
dengan semakin baik dan semakin menunjukkan potensi yang berarti seperti yang telah ditunjukkan
pada bagian sebelumnya, Amerika Serikat dengan demikian berusaha memanfaatkan kondisi Afrika
tersebut dengan turut melibatkan dirinya di sektor keamanan dan militer Amerika Serikat. Apa yang
dilakukan oleh Amerika Serikat ini jelas menunjukkan bagaimana Amerika Serikat melihat bahwa
Afrika mampu memberikan keuntungan bagi Amerika Serikat untuk dapat memenuhi kepentingan
nasionalnya.
Benua Afrika yang terdiri dari mayoritas negara-negara berkembang, nyatanya menawarkan
potensi-potensi yang menggiurkan bagi negara lain, termasuk Amerika Serikat yang merupakan
negara adidaya, untuk dapat memanfaatkan potensi Afrika tersebut dan mencari power sebanyak-
banyaknya. Benua Afrika memiliki keragaman dan kekayaan sumber daya yang luar biasa. Sumber
daya yang luar biasa ini dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh suatu negara hingga pada akhirnya
dapat memperkuat power suatu negara. Sumber daya yang dimaksud dalam hal ini misalnya adalah
kekayaan sumber minyak dan gas alam yang melimpah di Afrika. Kepemilikan dan pemanfaatan
akan sumber daya-sumber daya semacam ini tentunya akan dapat mendorong suatu negara untuk
menjadi negara yang lebih kuat dan lebih berpengaruh dalam struktur hubungan internasional. Hal
ini sejalan dengan apa yang pernah disebutkan oleh Hans J. Morgenthau mengenai sembilan
sumber power. Sembilan sumber power ini meliputi geografi, sumber daya alam, kapasitas industri,
kesiapan militer, populasi, karakter nasional, moral nasional, kualitas diplomasi, dan kualitas
pemerintahan.23 Sumber daya alam dengan demikian dapat memperkuat power suatu negara, dan
hal inilah yang dikejar oleh Amerika Serikat melalui keterlibatannya di kawasan Afrika.
Beberapa tokoh dan analis pun pada dasarnya menyadari bahwa pembentukan AFRICOM ini
bukanlah semata-mata bertujuan untuk menciptakan situasi yang aman di Afrika, tetapi justru lebih
kepada untuk pencapaian kepentingan nasional Amerika Serikat dan memperluas sphere of
influence melalui penggunaan power-nya. Pendirian AFRICOM dalam hal ini jelas dilakukan untuk
mendukung Amerika Serikat dalam pencapaian kepentingannya. AFRICOM tidak hanya dibentuk
23 Hans J. Morgenthau, Politics Among Nations (New York: Alfred A. Knopf, 1978), hlm. 117-155.9
untuk mengatasi dan menangani masalah terorisme yang juga mengancam Amerika Serikat, badan
ini juga menjadi kepanjangan tangan Amerika Serikat untuk menjaga dan memperluas akses
Amerika Serikat pada persediaan energi dan bahan mentah strategis lainnya, dan bahkan menjadi
instrumen Amerika Serikat untuk memperkuat posisinya dalam kompetisinya dengan Cina dan
kekuatan-kekuatan baru lainnya dalam mengendalikan sumber daya di benua Afrika.24 Bahkan
penyediaan bantuan keamanan yang dilakukan oleh Amerika Serikat secara sepenuhnya ini juga
membuktikan bahwa Amerika Serikat sebegitunya serius dalam melihat Afrika sebagai wilayah
yang potensial. Volman juga menyatakan bahwa dibalik semua itu, Amerika Serikat berharap,
dalam hal ini Pentagon, bahwa hal-hal tersebut dapat mendorong pembentukan African Surrogates
yang dapat beraksi dan bertindak mewakili Amerika Serikat.25 Dengan demikian dapat dipahami
bahwa melalui AFRICOM ini, Amerika Serikat pada dasarnya tengah berusaha memperkuat power-
nya dan berusaha memenuhi kepentingan nasionalnya dengan menjamin keamanan bagi negaranya
sendiri.
Lebih jauh lagi, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kompetisi antara Amerika Serikat
dan Cina sebagai negara yang selama dekade terakhir power-nya meningkat pesat juga melatar-
belakangi pembentukan AFRICOM ini. Teori yang digunakan dalam makalah ini juga menyatakan
bahwa negara memiliki intensi tertinggi untuk menjadi hegemon, yaitu menjadi satu-satunya negara
great power. Dengan demikian, kemunculan Cina sebagai salah satu power yang meningkat pesat
dan menjadi salah satu ancaman bagi Amerika Serikat dalam struktur internasional yang anarki ini
mendorong Amerika Serikat untuk membentuk AFRICOM dengan harapan bahwa pembentukan
AFRICOM ini akan memperkuat power Amerika Serikat dan memperkuat hubungan antara
Amerika Serikat dan negara-negara Afrika. Penjagaan hubungan antara Amerika Serikat dan Afrika
ini diperlukan juga untuk pencegahan penguatan power Cina. Hubungan antara Cina dan negara-
negara Afrika pun meningkat selama beberapa tahun terakhir, dan hal ini ditunjukkan terutama
melalui aktivitas ekonomi di antara keduanya. Penjalinan hubungan antara Cina dan Afrika pada
dasarnya telah terjadi cukup lama, namun peningkatan yang pesat terlihat pada hubungan di antara
keduanya dan hal ini berkaitan erat dengan peningkatan pesat power Cina selama satu dekade
terakhir ini. Keseluruhan perdagangan antara Cina dan Afrika meningkat dua kali lipat dari 2002 ke
2003, dan kemudian meningkat dua kali lipat kembali selama 2003 hingga 2005. Pertumbuhan
400% dalam tiga tahun ini tentunya merupakan fenomena yang luar biasa, dan hal ini menempatkan
24 Daniel Volman, “US to Create New Regional Military Command for Africa: AFRICOM” dalam Review of African Political Economy, Vol. 34, No. 114, Class, Resistance & Social Transformation (Desember 2007), hlm. 739.25 Ibid.
10
Cina sebagai mitra perdagangan terbesar ketiga bagi Afrika setelah Amerika Serikat dan Perancis. 26
Hal ini menunjukkan bahwa Cina memiliki peran yang besar di Afrika, dan hal tersebutlah yang
ingin dicegah dan dihalangi oleh Amerika Serikat melalui AFRICOM ini.
Amerika Serikat dalam hal ini berusaha menghalangi terbentuknya akses yang lebih besar lagi
untuk Cina pada Afrika. Melalui AFRICOM, Amerika Serikat ingin memperjauh dan
memperdalam keterlibatannya di Afrika sehingga pengaruh Cina tidak semakin besar di Afrika.
Persaingan antara Cina dan Amerika Serikat tentunya telah menjadi fenomena yang mendominasi
struktur hubungan internasional selama beberapa tahun terakhir. Persaingan ini terjadi dalam
berbagai sektor, dan dalam berbagai kasus pula. Hal ini pulalah yang mewarnai kondisi Afrika
sebagai wilayah yang sangat potensial. AFRICOM dengan demikian dapat dipahami menjadi
instrumen bagi Amerika Serikat untuk juga berusaha memperoleh dan menjaga posisi hegemony
dalam struktur internasional. Teori yang digunakan dalam makalah ini juga melihat bagaimana
great power akan merasa aman ketika negaranya mampu memiliki power relatif yang lebih besar
dibandingkan dengan negara lain. Hal inilah yang tengah dikejar oleh Amerika Serikat melalui
pembentukan AFRICOM. Amerika Serikat berharap melalui AFRICOM, Amerika Serikat akan
mampu menjadi negara yang pengaruhnya paling besar di Afrika dan pada akhirnya memiliki
power yang relatif lebih besar dari negara-negara lainnya, termasuk Cina yang saat ini merupakan
kompetitor utama Amerika Serikat dalam struktur internasional.
Posisi global hegemony merupakan posisi yang sangat sulit untuk dapat dicapai dan hampir
tidak mungkin dapat diraih. Namun demikian, melalui AFRICOM ini, Amerika Serikat dengan
jelas berusaha untuk paling tidak menjadi hegemony di regional Afrika. Hal ini akan
menguntungkan Amerika Serikat dalam pencapaian kepentingan-kepentingan nasionalnya dan
dalam memperoleh posisi hegemony untuk menjamin keberlangsungan negaranya. Dengan
demikian, pembentukan AFRICOM ini jelas menimbulkan banyak kontroversi dan pertanyaan. Jika
Amerika Serikat berniat membentuk AFRICOM untuk menciptakan keamanan, maka pertanyaan
yang muncul adalah keamanan untuk siapa yang dimaksud?27 Hal ini terutama didukung oleh
respon rakyat Afrika yang banyak menolak dan memberikan respon negatif atas pembentukan
AFRICOM oleh Amerika Serikat seperti yang telah dikemukakan di bagian sebelumnya.
26 Bryan Hunt, “Understanding AFRICOM: A Contextual Reading of Empire’s New Combatant Command”, Februari 2007, hlm. 21 yang diakses dari http://www.moonofalabama.org/images/understandingAFRICOM-bReal.pdf pada 5November 2012 pukul 00.18 WIB.27 Lysias Dodd Gilbert, et. al., “The United States Africa Command: Security for Whom?” dalam The Journal of Pan African Studies, Vol.2, no.9, Maret 2009, hlm. 264.
11
BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan yang telah dilakukan, dapat dipahami bahwa AFRICOM merupakan badan
bentukan Amerika Serikat yang memiliki tujuan utama untuk pencapaian kepentingan Amerika Serikat.
Peran AFRICOM dalam penciptaan kawasan Afrika yang lebih aman dan stabil merupakan suatu hal yang
dalam konteks ini sulit untuk dicapai. AFRICOM memang sudah memiliki beberapa program yang
dijalankan untuk mencapai tujuan AFRICOM sendiri. Namun demikian, nyatanya respon Afrika yang
negatif terhadap AFRICOM ini menghambat peran AFRICOM sendiri. Hal ini pada dasarnya disebabkan
oleh pembentukan AFRICOM yang semata-mata merupakan kepanjangan tangan dari kepentingan Amerika
Serikat, dan bukan sepenuhnya untuk pencapaian kawasan yang stabil dan aman. Tidak sesuai dengan apa
yang dipublikasikan, AFRICOM secara praktis didirikan untuk membantu Amerika Serikat dalam
pemenuhan kepentingan Amerika Serikat dan dalam pengejaran posisi hegemony yang dilakukannya, dan
bukan berusaha memenuhi best interest dari kawasan Afrika sendiri.
12
DAFTAR PUSTAKA
13