makalah asuhan keperawatan pada klien gigantisme.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: makalah ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GIGANTISME.docx](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082315/55721421497959fc0b93d6eb/html5/thumbnails/1.jpg)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
GIGANTISME
Disusun Oleh :
1. Mahadinar Hasugian
2. Lestari Septiani
3. Nila Nur Kucowati
4. Novi Puji Prastiwi
5. Novita Saputri Gadis
6. Windy Septiani Putri
STIKes PERTAMEDIKA JAKARTA
S1 REGULER IV
Jalan Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Kebayoran Lama Utara
Jakarta Selatan 2013
![Page 2: makalah ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GIGANTISME.docx](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082315/55721421497959fc0b93d6eb/html5/thumbnails/2.jpg)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah meberikan
rahmat dan karuniaNya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“ Asuhan Keperawatan pada Klien Gigantisme ” ini. Makalah ini kaMi susun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Endocrine System II.
Penyusunan makalah ini adalah hasil kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab
itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat langsung maupun
tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini. Kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
Penulis
i
![Page 3: makalah ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GIGANTISME.docx](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082315/55721421497959fc0b93d6eb/html5/thumbnails/3.jpg)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................... iii
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................................iii
B. TUJUAN................................................................................................................................... iii
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................ iv
A. DEFINISI................................................................................................................................... iv
B. ETIOLOGI................................................................................................................................. iv
C. PATOFISIOLOGI....................................................................................................................... iv
D. MANIFESTASI KLINIS................................................................................................................v
E. KOMPLIKASI............................................................................................................................vi
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK....................................................................................................vi
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG....................................................................................................vi
H. PENATALAKSANAAN...............................................................................................................vii
ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................................................................x
A. Pengkajian................................................................................................................................x
B. Dasar Data Pengkajian Pasien..................................................................................................x
C. Diagnosa Keperawatan...........................................................................................................xii
D. Intervensi Keperawatan.........................................................................................................xii
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................xvi
A. KESIMPULAN.........................................................................................................................xvi
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................xvii
ii
![Page 4: makalah ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GIGANTISME.docx](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082315/55721421497959fc0b93d6eb/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gigantisme merupakan penyakit kronis dan progresif yang ditandai dengan
disfungsi hormonal dan pertumbuhan skeletal yang mengejutkan. Gigantisme adalah
kondisi seseorang yang kelebihan pertumbuhan, dengan tinggi dan besar diatas normal.
Gigantisme disebabkan oleh kelebihan jumlah hormone pertumbuhan. Tidak terdapat
definisi tinggi yang merujukkan orang sebagai “raksasa”. Tinggi dewasa yang mengalami
gigantisme dapat setinggi sekitar 2,25 – 2,40 meter.
Gigantisme adalah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi hormone
pertumbuhan (Hp) atau Growth Hormone (GH) yang berlebihan.
B. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Gigantisme
2. Mengetahui asuhan keperawatan bagi klien dengan penyakit Gigantisme
3. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang definisi,
etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis serta penatalaksanaan dari
Gigantisme
iii
![Page 5: makalah ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GIGANTISME.docx](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082315/55721421497959fc0b93d6eb/html5/thumbnails/5.jpg)
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Merupakan penyakit kronis dan progresif yang ditandai dengan disfungsi
hormonal dan pertumbuhan skeletal yang mengejutkan. Gigantisme adalah kondisi
seseorang yang kelebihan pertumbuhan, dengan tinggi dan besar diatas normal.
Gigantisme disebabkan oleh kelebihan jumlah hormone pertumbuhan. Tidak terdapat
definisi tinggi yang merujukkan orang sebagai “raksasa”. Tinggi dewasa yang mengalami
gigantisme dapat setinggi sekitar 2,25 – 2,40 meter.
Gigantisme adalah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi hormone
pertumbuhan (Hp) atau Growth Hormone (GH) yang berlebihan.
B. ETIOLOGI
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini dapat
diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan hipotalamus yang
mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan. Gigantisme dapat terjadi bila keadaan
kelebihan hormone pertumbuhan terjadi sebelum lempeng epifisis tulang menutup atau
masih dalam masa pertumbuhan. Penyebab kelebihan produksi hormone pertumbuhan
terutama adalah tumor pada sel sel somatrotop yang menghasilkan hormone
pertumbuhan.
C. PATOFISIOLOGI
Melihat besarnya tumor adenoma hipofisis dapat dibedakan dalam dua bentuk
yakni, mikro adenoma dengan diameter lebih kecil dari 10 mm dan makro adenoma kalau
diameternya lebih dari 10 mm.
iv
![Page 6: makalah ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GIGANTISME.docx](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082315/55721421497959fc0b93d6eb/html5/thumbnails/6.jpg)
Adenoma hipofisis merupakan penyebab paling sering. Tumor pada umumnya
dijumpai disayap lateral sella tursica. Kadang-kadang tumor ektopik dapat pula dijumpai
digaris migrasi rathke pouch yaitu disinus sfenoidalis dan di daerah para farings.
Akromegali yang disebabkan oleh karena GHRH (Growth Hormone Realising
Hormon) sangat jarang (kurang dari 1%). Namun secara klinis keadaan ini sulit
dibedakan dengan akromegali yang disebabkan oleh karena adeno hipofisis.
Perbedaannya hanya dibuat atas dasar pemeriksaan histopatologis yang mendapatkan
adanya hyperplasia dan bukan adanya adenoma. Penyebab lain adalah tumor Is Let Sel
pancreas yang menghasilkan HP (Isolated Ectopic Production Of GH).
D. MANIFESTASI KLINIS
Manusia diakatakan berperawakan raksasa ( gigantisme ) apabila tinggi badan
mencapai 2 meter atau lebih. Ciri utama gigantisme adalah perwarakan yang tinggi
hingga mencapai 2 meter atau lebih dengan proposi tubuh yang normal.
1. Lingkar kepala bertambah
2. Hidung lebar
3. Lidah membesar
4. Wajah kasar
5. Mandibula tumbuh berlebihan
6. Gigi menjadi terpisah pisah
7. Jari dan ibu jari tumbuh menebal
8. Kiposis
9. Kelelahan dan kelemahan gejala awal
10. Hipogonadisme
11. Keterlambatan maturasi seksual
12. Kehilangan penglihatan pada pemeriksaan lapang pandang secara seksama
v
![Page 7: makalah ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GIGANTISME.docx](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082315/55721421497959fc0b93d6eb/html5/thumbnails/7.jpg)
E. KOMPLIKASI
1. Hipertropi jantung
2. Hipertensi
3. Diabetes melitus
4. Hipopituitarisme
5. Intolerani glukosa
6. Kardiomegali
7. Gagal jantung
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Kepastian diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan hormon pertumbuhan. Sebagai
uji penyaring pemeriksaan SM-G (IGF-1) kemungkinan dianggap paling baik.
2. CT-Scan kepala. MRI untuk mengetahui adanya tumor hipofisis makro maupun
mikro.
3. Tes supresi hormon pertumbuhan (GH supresin tes) dengan beban glukosa 100gr.
Dinilai abnormal kalau terdapat kegagalan penekanan sampai dibawah 2µg/l.
(Rumohargo. 1999)
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain :
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan glukosa darah
Gigantisme (+) : glukosa darah meningkat
vi
![Page 8: makalah ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GIGANTISME.docx](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082315/55721421497959fc0b93d6eb/html5/thumbnails/8.jpg)
Pemeriksaan Growth Hormone darah atau SM-C (IGF 1)
Gigantisme (+) : peningkatan GH darah atau SM-C (IGF 1)
2. Pemeriksaan Somatostatin
Gigantisme (+) : somatostatin meningkat
3. Pemeriksaan radiologi CT-Scan
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
H. PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan adalah:
1. Menormalkan tubuh kembali kadar GH atau IGF1/SM-C
2. Memperkecil tumor atau menstabilkan besarnya tumor
3. Menormalkan fungsi hipofisis
4. Mencegah komplikasi akibat kelebihan kadar GH/IFG1 atau SM-C akibat pembesaran tumor
Dalam hal ini dikenal 3 macam terapi, yaitu:
1. Terapi Pembedahan
Terapi pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal 2 macam pembedahan
tergantung dari besarnya tumor yaitu bedah makro dengan melakukan pembedahan
pada batok kepala (TC atau Trans Cranial) dan bedah mikro (TESH/ Tans Ethmoid
Sphenoid Hypophysectomy). Cara terakhir TESH ini dilakukan dengan cara
pembedahan melalui sudut antara celah intra orbita dan jembatan hidung antara kedua
mata untuk mencapai tumor hipofisis.
2. Terapi Radiasi
vii
![Page 9: makalah ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GIGANTISME.docx](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082315/55721421497959fc0b93d6eb/html5/thumbnails/9.jpg)
Indikasi radiasi adalah sebagai terapi pilihan secara tunggal, kalau tindakan operasi
tidak memungkinkan dan menyertai tindakan pembedahan atau masih terdapat gejala
aktif setelah terapi pembedahan dilakukan. Tindakan radiasi dapat dilaksanakan
dalam 2 cara, yaitu:
a. Radiasi secara konversional (Conventinal High Voltage Radiation, 45 69 4500
RAD)
b. Radiasi dengan energy tinggi partikel berat (High Energy Particles Radiation, 150
69 15000 RAD)
3. Terapi Medikamentosa
Agosis dopamine
Pada orang normal dopamine atau agosis dopamine dapat meningkatkan kadar HP
tetapi tidak demikian halnya pada pasien akromegali. Pada akromegali dopamine
ataupun agosis dopamine menurunkan kadar HP dalam darah.Contoh agosis
dopamine:
a. Brokriptin
Dianjurkan memberikan dosis 2,5 mg sesudah makan malam, dan dinaikkan
secara berkala 2,5 mg setiap 2-4 hari. Perbaikan klinis yang dicapai antara lain
adalah:
1) Ukuran tangan dan jari mengecil, dan
2) Terjadi perbaikan gangguan toleransi glukosa
Efek samping yang terjadi adalah vaso spasme digital, hipotensi ortostatik, sesak
nafas ringan,nausea, konstipasi, dll.
b. Ocreotide (long acting somatostatin analogue)
Cara pemberian melalui subkutan. Dosis: dosis rata-rata adalah 100-200
mikrogram diberikan setiap 8 jam. Perbaikan klinis yang dicapai:
viii
![Page 10: makalah ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GIGANTISME.docx](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082315/55721421497959fc0b93d6eb/html5/thumbnails/10.jpg)
1) Menurunkan kadar HP menjadi dibawah 5 mikrogram/ 1 pada 50 kasus
2) Menormalkan kadar IGF1/ SM-C pada 50% kasus
3) Penyusunan tumor
Efek samping: ringan dan mempunyai sifat sementara yaitu nyeri local/ di daerah
suntikan dan kram perut.
ix
![Page 11: makalah ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GIGANTISME.docx](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082315/55721421497959fc0b93d6eb/html5/thumbnails/11.jpg)
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Riwayat penyakit dahulu
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit keluarga
4. Riwayat tumbuh kembang
5. Apakah klien mengalami penambahan pada lingkar kepala
6. Apakah klien mengalami pembesaran hidung
7. Apakah mandibula tumbuh berlebihan
8. Apakah klien mengalami gigi yang terpisah-pisah
9. Apakah jari dan ibu jari tumbuh menebal
10. Apakah klien mengalami kifosis
11. Apakah klien mengalami kelelahan dan kelemahan pada gejala awal
12. Apakah klien mengalami hipogonadisme
13. Apakah kien mengalami keterlambatan maturasi seksual
14. Apakah terjadi tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial
15. Apakah klien mengalami kehilangan penglihatan pada pemeriksaan lapang pandang
B. Dasar Data Pengkajian Pasien
1. Aktivitas/ Istirahat
Gejala: lemah, letih
x
![Page 12: makalah ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GIGANTISME.docx](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082315/55721421497959fc0b93d6eb/html5/thumbnails/12.jpg)
Tanda: letargi/ disorientasi
2. Sirkulasi
Gejala: kaji adanya riwayat hipertensi
Tanda: perubahan tekanan darah postural, nadi yang menurun, lipatan kulit kasar
3. Integritas Ego
Gejala: stres, tergantung pada orang lain, masalah financial yang berhubungan dengan
kondisi
Tanda: ansietas, peka rangsangan
4. Eliminasi
Tanda: urine encer juga kuning
5. Makanan/ Cairan
Gejala: sering terjadi kehilangan nafsu makan
Tanda: kulit tebal, turgor jelek, basah dan berminyak
6. Neurosensori
Gejala: pusing/ pening, sakit kepala hebat, gangguan penglihatan
Tanda: disorientasi; mengantuk, letargi
7. Nyeri/ Kenyamanan
Tanda: wajah meringis apabila terjadi sakit kepala hebat
8. Keamanan
Gejala: kulit tebal, basah, dan berminyak
Tanda: menurunnya kekuatan umum atau rentang gerak, kulit rusak/ turgor kulit jelek
xi
![Page 13: makalah ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GIGANTISME.docx](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082315/55721421497959fc0b93d6eb/html5/thumbnails/13.jpg)
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) berhubungan dengan gangguan transmissi
impuls sebagai akibat penekanan tumor pada nervus optikus
2. Nyeri berhubungan dengan adanya adenoma kelenjar hipofisis
3. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan status kesehatan
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan menurunnya kekuatan otot
D. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) berhubungan dengan gangguan transmissi
impuls sebagai akibat penekanan tumor pada nervus optikus.
Tujuan : gangguan persepsi sensori teratasi.
Kriteria hasil :
a) Dengan penglihatan yang terbatas klien mampu melihat lingkungan
semaksimal mungkin.
b) Mengenal perubahan stimulus yang positif dan negatif.
c) Mengidentifikasi kebiasaan lingkungan.
Rencana Tindakan:
a) Orientasikan pasien terhadap lingkungan aktifitas.
Rasional : Memperkenalkan pada pasien tentang lingkungan dam aktifitas
sehinggadapat meninggalkan stimulus penglihatan.
b) Bedakan kemampuan lapang pandang diantara kedua mata
xii
![Page 14: makalah ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GIGANTISME.docx](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082315/55721421497959fc0b93d6eb/html5/thumbnails/14.jpg)
Rasioal : Menentukan kemampuan lapang pandang tiap mata
c) Observasi tanda disorientasi dengan tetap berada di sisi pasien
Rasional : Mengurangi ketakutan pasien dan meningkatkan stimulus.
d) Dorong klien untuk melakukan aktivitas sederhana seperti menonton TV,
mendengarkan radio. Dll
Rasional : Meningkatkan input sensori, dan mempertahankan perasaan normal,
tanpa meningkatkan stress.
e) Posisi pintu harus tertutup terbuka, jauhkan rintangan.
Rasional : Menurunkan penglihatan perifer dan gerakan.
2. Nyeri berhubungan dengan adanya adenoma kelenjar hipofisis
Tujuan : Rasa nyeri berkurang atau hilang
Kriteria Hasil :
a) Pasien akan memberitahukan nyeri hilang atau terkontrol
b) Pasien dapat melakukan tindakan atau metode untuk mengurangi dan
mengatasi nyeri.
Intervensi:
a) Kaji karakteristik nyeri
Rasional : Untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.
b) Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal, seperti: ekspresi wajah;
gelisah, menangis, menarik diri
Rasional : Merupakan indikator / derajat nyeri yang tidak langsung dialami pasien
xiii
![Page 15: makalah ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GIGANTISME.docx](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082315/55721421497959fc0b93d6eb/html5/thumbnails/15.jpg)
c) Ciptakan lingkungan yang nyaman
Rasional : Rangsangan yang berlebihan dari lingkungan akan memperberat rasa
nyeri
d) Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien.
Rasional : Posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan pada
otot untuk relaksasi seoptimal mungkin
e) Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeri itu muncul
Rasional : Pengenalan segera meningkatkan intervensi dini dan dapat mengurangi
beratnya serangan
f) Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
Rasional : Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri yang
dirasakan pasien.
g) Kolaborasi dalam pemberian analgesik
Rasional : Obat-obatan anlgesik dapat membantu mengurangi nyeri pasien.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya pertumbuhan organ-organ yang
berlebihan
Tujuan : Pasien dapat menerima dengan adanya pertumbuhan organ-organ yang
belebihan.
Kriteria Hasil :
a) Pasien mau berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan, tanpa rasa
malu dan rendah diri.
b) Pasien yakin akan kemampuan yang akan dimiliki.
xiv
![Page 16: makalah ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GIGANTISME.docx](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082315/55721421497959fc0b93d6eb/html5/thumbnails/16.jpg)
Intervensi :
a) Dorong mengungkapkan mengenai masalah tentang proses penyakit
Rasional : Memberikan informasi kepada pasien tentang penyebab penyakit
sehingga menimbulkan respon psikologis yang positif
b) Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal
aktivitas
Rasional : Untuk meningkatkan perilaku yang adiktif dari pasien
c) Bantu dengan kebutuhan perawatan yang diperlukan
Rasional : Membantu memenuhi kebutuhan klien sehingga klien merasa nyaman
dan kebutuhan perawatannya terpenuhi.
xv
![Page 17: makalah ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GIGANTISME.docx](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082315/55721421497959fc0b93d6eb/html5/thumbnails/17.jpg)
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gigantisme adalah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi hormone
pertumbuhan (Hp) atau Growth Hormone (GH) yang berlebihan. Gigantisme adalah
kondisi seseorang yang kelebihan pertumbuhan, dengan tinggi dan besar diatas normal.
Gigantisme disebabkan oleh kelebihan jumlah hormone pertumbuhan. Tidak terdapat
definisi tinggi yang merujukkan orang sebagai “raksasa”. Tinggi dewasa yang mengalami
gigantisme dapat setinggi sekitar 2,25 – 2,40 meter.
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Melihat besarnya tumor
adenoma hipofisis dapat dibedakan dalam dua bentuk yakni, mikro adenoma dengan
diameter lebih kecil dari 10 mm dan makro adenoma kalau diameternya lebih dari 10
mm.
xvi
![Page 18: makalah ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GIGANTISME.docx](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082315/55721421497959fc0b93d6eb/html5/thumbnails/18.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Suddart & Bruner. 2000. Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8. Jakarta : EGC
Suyono Slamet. 2001. Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Doenges E, Marilyin. 1999. Rencana Asuhan keperawatan. Jakarta : EGC
xvii