makalah askep depresi internet
TRANSCRIPT
Kamis, 05 November 2009
askep lansia depresi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan
upayapemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai
masa tua yang sehat, bahagia,berdaya guna dan produktif.
keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya
pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa
tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif.proses menua yang
dialami oleh lansia menyebabkan mereka mengalami berbagai perasan
sedih,cemas,kesepian, dan mudah tersinggung dan depresi. Jika lansia
mengaklami gangguan tersebut maka kondisi tersebut dapat menggangu
kegiatan sehari-hari lansia.mencegah dan merawat lansia dengan masalah
tersebut adalah hal yang sangat penting dlamupaya mendorong lansia
bahagia sejahtera di dalamkeluarga serta masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. apakah pengertian lansia dan batasan lansia?
2. apakah yang dimaksud dengan proses menua?
3. bagaimana dengan teori-teori proses menua?
4. apakah pengertian depresi?
5. apakah faktor predisposisi dan pencetus?
6. apakah tanda dan gejala depresi serta ciri-ciri depresi?
C. TUJUAN
1. Untuk menetahui pengerian lansia dan batasan usia.
2. untuk mengetahui proses menua.
3. untuk mengetahui dan mengerti proses menua
4. untuk mengetahui apa itu depresi
5. untuk mengetahui faktor predisposisi dan faktor pencetus depresi
6. untuk mengetahui tan dan gejala depresi.
D. METODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah asuhan keperawatan lansia dengan
depresi penulis menggunakan metode study pustaka, pengetikan dan
pengeditan serta browsing internet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lansia
1. Pengertian lansia
menurut organisasi kesehatan adalah usia pertengahan (midlle age)
kelompok usia45-70 tahun usia lanjut (elders) antara 60-70 tahun usia tua (old)
antara 75-90thn usia dangat tua(very old) diatas 90 tahun.
Menurut prof koesmoto setyonegoro lanjut usia adalah orang yg berumur
65 tahun keatas.
Sebenarnya lanjut usia adalah suatu proses alami yang tidakapat ditentukan oleh
tuhan yang maha esa (wahyudi nugroho,2000)
2. Batasan-batasan Lansia
Batasan seseorang dikatakan Lanjut usia masih diperdebatkan oleh para
ahli karena banyak faktor fisik, psikis dan lingkungan yang saling mempengaruhi
sebagai indikator dalam pengelompokan usia lanjut. Proses peneuan berdasarkan
teori psikologis ditekankan pada perkembangan). World Health Organization
(WHO) mengelompokkan usia lanjut sebagai berikut :
1. Middle Aggge (45-59 tahun)
2. Erderly (60-74 tahun)
3. Old (75-90 tahun)
4. Very old (> 91 tahun)
Menurut Birren dan Renner dalam Johanna E.P (1991; 75) usia biologis
dabat diberi batasan sebagai suatu estimasi posisi seseorang dalam hubungannya
dengan potensi jangka hidupnya. Menurut Eisdoefer dan Wilkie dalam Johanna,
EP (1993, 75) mengatakan bahwa usia biologis adalah proses genetik yang
berhubungan waktu, tetapi terlepas dari stres, trauma dan penyakit. Seseorang
dikatakan muda secara biologis apabila secara kronologis tua, tetapi organ-organ
tubuhnya, seperti jantung, ginjal, hati, saluran pencernaan, tetap berfungsi seperti
waktu muda.
Usia psikologis adalah kapasitas individu untuk adaptif dalam hal ingatan,
belajar, intelegnsi, keterampilan, perasaan, motivasi dan emosi. Apabila hal ini
masih baik dan stabil dapat dikatakan secara psikologis ia masih dewasa.
Usia sosial menekankan peran dan kebiasaan seseorang dalam
hubungannya dengan orang lain dan menjalankan perannya dengan penuh
tanggung jawab di mayarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tua :
Herediter
Nutrisi
Status Kesehatan
Penglaman hidup
Lingkungan
Stres
3. Proses penuaan
Pengertian
Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tak terhindarkan
dengan karakteristik menurunnya interaksi antara lansia dengan orang lain di
sekitarnya. Individu diberi kesempatan untuk mempersiapkan dirinya
menghadapi “ketidamampuan” dan bahkan kematia (Cox, 1984).
Teori-teori Proses Penuan
Teori Biologi
Perubahahn biologi yang berasal dari dalam(intrinsik)/ Teori Genetika
Teori jam biologi (Biological clock theory), Proses menua dipengaruhi
oleh faktor-faktor keturunan dari dalam. Umur seseorang seolah-
olah distel seperti jam.
Teori menua yang terprogram (program aging theory), sel tubuh
manusia hanya dapat membagi diri sebanyak 50 kali.
Teori Mutasi (somatic mutatie theory), setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi.
The Error Theory, “Pemakaian dan rusak” kelebihan usaha dan stres
menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai).
Perubahan biologik yang berasalah dari luar/ekstrinsik (Teori Non
Genetika).
Teori radikal bebas, meningkatnya bahan-bahan radikal bebas sebagai
akibat pencemaran lingkungan akan menimbulkan perubahan pada
kromosom pigmen dan jaringan kolagen.
Teori imunlogi, perubahan jaringan getah bening akanmengakivbatkan
ketidakseimbangan sel T dan terjadi penurunan fungsi sel-sel
kekebalan tubuh, akibatnya usia lanjut mudah terkena infeksi.
Teori Psikologik
Maslow Hierareky Human Needs Theory
Teori Maslow mengungkapkan hirarki kebutuhan
manusia yang meliputi 5 hal (kebutuhan biologik,
keamanan da kenyamanan , kasih sayang, harga diri,
aktualisasi diri dan aktualisasi diri.
Jung’s Theory of invidualsm
Teori individualism yang dikemukakan Carl Jung (1960)
mengungkapkan perkembangan personality dari anak-anak, remaja,
dewasa muda, dewasa pertengahan hingga dewasa tua (lansia) yang
dipengaruhi baik dari internal maupun eksternal.
Course of Human Life Theory
Chorlotte Buhler juga merupakan penganut teori psikologik
dengungkapkan bawa teori perkembangan dasar manusia yang
difokuskan pada identifikasi pencapaian tujuan hidup seseorang dalam
melalui fase-fase perkembangan.
Eight Stages of Life Theory
Teori “Eight Stages of Life” yang dikemukakan Erikson (1950) adalah
suatu teori perkembangan psikososial yang terbagi atas 8 tahap, yang
mempunyai tugas dan peran yang perlu diselesaikan dengan baik :
Tahap I Masa bayi timbul kepercayaan dasar (basic trust)
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
Tahap V
Tahap VI
Tahap VII
Tahap
VIII
Tahap penguasaan diri (autonomi)
Tahap inisiatip
Timbulnya kemauan untuk berkarya (Industriousness)
Mencari identitas diri (Identy)
Timbulnya keintiman (Intimacy)
Mencapai kedewasaan (generativity)
Memasuki usia lanjut akan mencapai kematangan
kepribadian (ego Integrity), dia merupakan orang yang
memiliki integritas dalam kepribadian sehingga mampu
berbuat untuk kepentingan umum. Kegagalan pada tahap
ini akan menyebabkan cepat putus asa.
Demikian juga dengan teori “Developmental Task” yang
dikemukakan Havighurst (1972) bahwa masing-masing
individu melalui tahap-tahap perkembangan secara
spesifik dan terjadi variasi/perbedaan antara individu
satu dengan lainnya.
Tahap perkembangan ini harus dilalui dengan baik sehingga individu
akan merasakan kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup.
Peran Perawat pada klien lansia sesuai Proses Penuaan.
Proses Perawatan Kesehatan bagi para Lansia merupakan tugas yang
membutuhkan suatu kondisi yang bersifat komprehnsif sehingga
diperlukan suatu upaya penciptaan suatu keterpaduan antara berbagai
proses yang dapat terjadi pada lansia.
Untuk mencapai tujuan yang lebih maksimal, konsep
dan strategi pelayanan kesehatan bagi para lansia
memegang peranan yang sangat penting dalam hal ini
tidak lepas dari peran perawat sebagai unsur pelaksana.
3. perubahan- perubahan yang terjadi pada lansia
1. Perubahan Fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai
kesemua sistem organ tubuh, diantaranya sistem
pernafasan, pendengaran, penglihatan,
kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh,
muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria,
endokrin dan integumen.
Sistem pernafasan pada lansia.
1) Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan,
sehingga volume udara inspirasi berkurang, sehingga
pernafasan cepat dan dangkal.
2) Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan
reaksi batuk sehingga potensial terjadi penumpukan
sekret.
3) Penurunan aktivitas paru ( mengembang &
mengempisnya ) sehingga jumlah udara pernafasan
yang masuk keparu mengalami penurunan, kalau
pada pernafasan yang tenang kira kira 500 ml.
4) Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang
( luas permukaan normal 50m²), Ù menyebabkan
terganggunya prose difusi.
5) Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg
menggangu prose oksigenasi dari hemoglobin,
sehingga O2 tidak terangkut semua kejaringan.
6) CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi
O2 dalam arteri juga menurun yang lama kelamaan
menjadi racun pada tubuh sendiri.
7) kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran
sekret & corpus alium dari saluran nafas berkurang
sehingga potensial terjadinya obstruksi.
Sistem persyarafan.
1) Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan.
2) Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.
3) Mengecilnya syaraf panca indera.
4) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran,
mengecilnya syaraf pencium & perasa lebih sensitif
terhadap perubahan suhu dengan rendahnya
ketahanan terhadap dingin.
Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia.
1) Penglihatan
a) Kornea lebih berbentuk skeris.
b) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon
terhadap sinar.
c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).
d) Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya
adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah
melihat dalam cahaya gelap.
e) Hilangnya daya akomodasi.
f) Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas
pandang.
g) Menurunnya daya membedakan warna biru atau
warna hijau pada skala.
2) Pendengaran.
a) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) :
Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada
telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara
lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit
mengerti kata kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur
65 tahun.
b) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan
otosklerosis.
c) Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras
karena meningkatnya kreatin.
3) Pengecap dan penghidu.
a) Menurunnya kemampuan pengecap.
b) Menurunnya kemampuan penghidu sehingga
mengakibatkan selera makan berkurang.
4) Peraba.
a) Kemunduran dalam merasakan sakit.
b) Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan
dingin.
Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut.
1) Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
2) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 %
pertahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini
menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
3) Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur
keduduk ( duduk ke berdiri ) bisa menyebabkan
tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg
( mengakibatkan pusing mendadak ).
4) Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya
resistensi pembuluh darah perifer (normal ± 170/95
mmHg ).
Sistem genito urinaria.
1) Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran
darah ke ginjal menurun sampai 50 %, penyaringan
diglomerulo menurun sampai 50 %, fungsi tubulus
berkurang akibatnya kurangnya kemampuan
mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun
proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai
21 mg % ; nilai ambang ginjal terhadap glukosa
meningkat.
2) Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi
lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau
menyebabkan frekwensi BAK meningkat, vesika
urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia
sehingga meningkatnya retensi urin.
3) Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia
diatas 65 tahun.
4) Atropi vulva.
5) Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan
menurun juga permukaan menjadi halus, sekresi
menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali
terhadap perubahan warna.
6) Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung
menurun tapi kapasitas untuk melakukan dan
menikmati berjalan terus.
Sistem endokrin / metabolik pada lansia.
1) Produksi hampir semua hormon menurun.
2) Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah.
3) Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih
rendah dan hanya ada di pembuluh darah dan
berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.
4) Menurunnya aktivitas tiriod Ù BMR turun dan
menurunnya daya pertukaran zat.
5) Menurunnya produksi aldosteron.
6) Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron,
estrogen, testosteron.
7) Defisiensi hormonall dapat menyebabkan
hipotirodism, depresi dari sumsum tulang serta
kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa
(stess).
Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut.
1) Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal
disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun,
penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk
dan gizi yang buruk.
2) Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis
dari selaput lendir, atropi indera pengecap (± 80 %),
hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap dilidah
terutama rasa manis, asin, asam & pahit.
3) Esofagus melebar.
4) Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar
menurun ), asam lambung menurun, waktu
mengosongkan menurun.
5) Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi.
6) Fungsi absorbsi melemah ( daya absorbsi
terganggu ).
7) Liver ( hati ), Makin mengecil & menurunnya tempat
penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
Sistem muskuloskeletal.
1) Tulang kehilangan densikusnya Ù rapuh.
2) resiko terjadi fraktur.
3) kyphosis.
4) persendian besar & menjadi kaku.
5) pada wanita lansia > resiko fraktur.
6) Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas.
7) Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi
pendek ( tinggi badan berkurang ).
Perubahan sistem kulit & karingan ikat.
1). Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
2). Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya
cairan dan hilangnya jaringan adiposa
3). Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan
baik, sehingga tidak begitu tahan terhadap panas
dengan temperatur yang tinggi.
4). Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat
menurunnya aliran darah dan menurunnya sel sel
yang meproduksi pigmen.
5). Menurunnya aliran darah dalam kulit juga
menyebabkan penyembuhan luka luka kurang baik.
6). Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan
rapuh.
7). Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan
botak serta warna rambut kelabu.
8). Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat
kadang kadang menurun.
9). Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan
metabolisme yang menurun.
10). Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat
memproduksi panas yang banyak rendahnya akitfitas
otot.
11). Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan sexual.
a) selaput lendir vagina menurun/kering.
b) menciutnya ovarium dan uterus.
c) atropi payudara.
d) testis masih dapat memproduksi meskipun adanya
penurunan secara berangsur berangsur.
e) dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun,
asal kondisi kesehatan baik.
2. Perubahan-perubahan mental/ psikologis
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental
adalah :
a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ
perasa.
b. kesehatan umum
c. Ttingkat pendidikan
d. Keturunan (herediter)
e. Lingkungan
f. Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan
ketulian
g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan
h. Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan
hubungan dengan teman dan famili
i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan
terhadap gambaran diri dan perubahan konsep diri
Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang
terjadi lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari
perasaan seseorang, kekakuan mungkin oleh karena
faktor lain seperti penyakit-penyakit.
Kenangan (memory) ada dua; 1) kenangan jangka
panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu,
mencakup beberapa perubahan, 2) Kenangan jangka
pendek atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk.
Intelegentia Quation; 1) tidakberubah dengan informasi
matematika dan perkataan verbal, 2) berkurangnya
penampilan,persepsi dan keterampilan
psikomotorterjadi perubahan pada daya
membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktro
waktu.
3. Perubahan Spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegarsi
dalam kehidupannya (Maslow,1970). Lansia makin
matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini
terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-
hari.
B. Depresi
1. pengertian Depresi
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai
komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia,
serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin),
tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.
Depresi adalah suatu kesedihan atau perasaan duka yang berkepanjangan
dpt digunakan untuk menunjukan berbagai fenomena, tanda, gejala, sindrom,
keadaan emosional, reaksi penyakit/ klinik.(stuart dan sundeer,1998).
Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan
dengan gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap
pada individu yang bersangkutan.
2. Faktor predisposisi dan faktor pencetus
Faktor Predisposisi:
1.faktor genetik dianggap mempengaruhi tranmisi gangguan afektif
melalui riwayat keluarga atau keturunan.
2.teori agresi menyerang kedalam,menunjukan bahwa depresi terjadi
karena perasaan marah yg dtujukan kpd diri sendiri.
3.teori kehilangan obyek merujuk kpd prpsahan traumatik individu dg
benda atau yg sangat berarti.
4.teori orgnsas keprbdian menguraikn bgaimn knsp dri yg neg n hd rndh
mempngrh sistm keyknn n pnlaian se2orng trhdp streror.
5. mdel kgnitf menytkn bahwa deprsi mrpkn mslh kogntf yg ddominsi olh
evaluasi negtf se2orng thdp dri se2rng, dunia se2rang n msa dpn
seseorng.
6.model ktidakberyaan yg dpljari menunjkan bahwa bkan smata2 trauma
menybabkn deprsi tp keyknan bhw se2rng tdk mempnyai kndli thdp hsl
yg pentng dlm khdpny olh krna itu ia mengulng respn yg adptif.
7.mdl prilaku brkmbng dr krgka teori bljr sosial yg mengasumsi pnybab
depresi trltak pd krngny keinginan postf dlm berintraks dg lingkngan.
8.mdl biologi menguraikn perbhn kimia dlm tbh trjdi selma msa
depresi.trmsk defisiensi ketokolamin,disfngs endkrn,hperskresi kortisol
n vriasi priodk dlm irima biolgis.
Stresor Pencetus
1. Kehilangan keterikatan,yagn nyata atau yg di bayangkan,termasuk
kehilangan cinta, seseorang, fungsi fisik, kedudukan,atau harga
diri.karena elemen aktual n simbolik melibatkan konsep kehilangan
maka persepsi pasien merupakan hal yg sangat penting
2. peristiwa besar dalam kehidupan sering dilaporkan sbg pendahulu
episode depresi dan mempunyai dampak terhadap mslh-masalah yg
dihadapi sekarang dan kemampuan menyelesaikan masalah.
3. peran dan ketegangan peran telah dilaporkan mempengaruhi
perkembangan depresi, trutama pada wanita.
4. perubahan fisiologik diakibatkan oleh obat2an atau penyakit fisik dan
gangguan kesimbambngan metabolik, dapat mencetuskan gangguan
alam perasaan. diantra obat2an termsebut terdapat obat antihipertensi
dan penyalahgunaan zat yang menyebabkan kecanduan.kebanyakan
penyakit kronik yg melemahkan tubuh juga sering disrtai dengan
depresi. depresi yg terdapat pada usia lanjut biasnya bresfat kompleks
karena untuk menegakan diagnosis sering melibtkan evaluasi dari
kerusakan otak orgnik dan depresi klinik.
2. Tanda Dan Gejala Depresi
Frank J.Bruno dalam Bukunya Mengatasi Depresi (1997) mengemukan
bahwa ada beberapa tanda dan gejala depresi, yakni:
1.Secara umum tidak pernah merasa senang dalam hidup ini. Tantangan yang ada,
proyek, hobi, atau rekreasi tidak memberikan kesenangan.
2.Distorsi dalam perilaku makan. Orang yang mengalami depresi tingkat sedang
cenderung untuk makan secara berlebihan, namun berbeda jika kondisinya telah
parah seseorang cenderung akan kehilangan gairah makan.
3.Gangguan tidur. Tergantung pada tiap orang dan berbagai macam faktor
penentu, sebagian orang mengalami depresi sulit tidur. Tetapi dilain pihak
banyak orang mengalami depresi justru terlalu banyak tidur.
4.Gangguan dalam aktivitas normal seseorang. Seseorang yang mengalami
depresi mungkin akan mencoba melakukan lebih dari kemampuannya dalam
setiap usaha untuk mengkomunikasikan idenya. Ya,kan? saya tidak mengalami
depresi?.dilain pihak, seseorang lainnya yang mengalami depresi mungkin akan
gampang letih dan lemah.
5.Kurang energi. Orang yang mengalami depresi cenderung untuk mengatakan
atau merasa,saya selalu merasah lelah atau saya capai. Ada anggapan bahwa
gejala itu disebabkan oleh faktor-faktor emosional, bukan faktor biologis.
6.Keyakinan bahwa seseorang mempunyai hidup yang tidak berguna, tidak
efektif. orang itu tidak mempunyai rasa percaya diri. Pemikiran seperti, saya
menyia-nyiakan hidup saya, atau saya tidak bisa mencapai banyak kemajuan,
seringkali terjadi.
7.Kapasitas menurun untuk bisa berpikir dengan jernih dan untuk memecahkan
masalah secara efektif. Orang yang mengalami depresi merasa kesulitan untuk
menfokuskan perhatiannya pada sebuah masalah untuk jangka waktu tertentu.
Keluhan umum yang sering terjadi adalah, saya tidak bisa berkonsentrasi..
8.Perilaku merusak diri tidak langsung. contohnya: penyalahgunaan
alkohol/narkoba, nikotin, dan obat-obat lainnya. makan berlebihan, terutama
kalau seseorang mempunyai masalah kesehatan seperti misalnya menjadi
gemuk, diabetes, hypoglycemia, atau diabetes, bisa juga diidentifikasi sebagai
salah satu jenis perilaku merusak diri sendiri secara tidak langsung.
9.Mempunyai pemikiran ingin bunuh diri. (tentu saja, bunuh diri yang sebenarnya,
merupakan perilaku merusak diri sendiri secara langsung. Frank menambahkan
bahwa tidak ada aturan yang pasti untuk setiap orang. tetapi merupakan
konvensi untuk menyatakan bahwa kalau lima atau lebih dari tanda-tanda atau
gejala itu ada dan selalu terjadi, maka sangat mungkin seseorang mengalami
depresi. Lain halnya jika seseorang mnegalami gejala pada nomor 9, yakni
punya keinginan untuk bunuh diri, maka Frank menganjurkan seseorang untuk
segera mencari bantuan profesional secepat mungkin.
3. Ciri-Ciri Depresi
Ciri-ciri tiga macam depresi (Tumlahaye,1998).
Kehilangan semangat
(ringan)
Patah semangat
(serius)
Putus asa (berat)
mental Ragu-ragu
Kemurkaan
Kasihan diri sendiri
Kritik diri sendiri
Kemarahan
Kasihan diri sendiri
Penolakan diri sendiri
Kepahitan
Kasihan diri sendiri
Fisik Kehilangan nafsu makan
Tidak dapat tidur
Penampilan yang tidak
teratur
Kelesuan
Kecemasan
Menangis
Pengungsian diri
Kepasifan
emosional Ketidakpatuhan
Kesedihan
Mudah tersinggung
Ragu-ragu akan tuhan
Keadaan yang sulit
Penderitaan kesepian
kematahan
terhadap tuhan
Tiada harapan
Skizophegenia
Keadaan tertinggal
Kemarahan akan sabda-
sabda tuhan
SpiritualTidak senang akan tuhan
Tidak berterima kasih dan
tidak percaya
Menolak akan tuhan
Mengeluh terhadap
tuhan
Acuh tak acuh akan
nasehat
Tidak percaya terhadap
tuhan
BAB III
Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Depresi
1. PENGKAJIAN
Data Subyektif
1. lansia Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.
2. Sering mengemukakan keluhan somatic seperti ; nyeri abdomen
dan dada, anoreksia, sakit punggung,pusing.
3. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada
tujuan hidup, merasa putus asa dan cenderung bunuh diri.
4. Pasien mudah tersinggung dan ketidakmampuan untuk konsentrasi.
Data Obyektif
1. Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila
duduk dengan sikap yang merosot.
2. ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah
yang diseret.
3. Kadang-kadang dapat terjadi stupor.
4. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan
sering menangis.
5. Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong,
konsentrasi terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat
berpikir, tidak mempunyai daya khayal
Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah yang
mendalam, tidak masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan
halusinasi. Kadang-kadang pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan
(hostility), mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka diganggu. Pada
pasien depresi juga mengalami kebersihan diri kurang dan
keterbelakangan psikomotor.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
mencederai diri berhubungan dengan depresi.
Gangguan lam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.
3. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam lansia
tidak mencederai diri.
Kriteria Hasil:
Lansia dapat mengungkapkan perasaanya.
Lansia tampak lebih bahagia.
Lansia sudah bisa tersenyum ikhlas.
Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan lansia.
Rasional : hubungan saling percaya dapat mempermudah dalam mencari
data-data tentang lansia.
Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati dan
Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak
memakai bahasa non verbal. Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan.
Rasional : dengan sikap sabar dan empati lansia akan merasa lebih
diperhatikan dan berguna.
Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri. Jauhkan dan
simpan alat-alat yang dapat digunakan olch pasien untuk mencederai
dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci.
Klien dapat meningkatkan harga diri
Tindakan:
4.1. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi
keputusasaannya.
4.2. Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.
4.3. Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan
antar sesama, k eyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).
Klien dapat menggunakan dukungan sosial
Tindakan:
5.1. Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang
terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang
dianut).
5.2. Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu,
aktivitas keagamaan, kepercayaan agama).
5.3. Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).
Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
Tindakan:
6.1. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek
samping minum obat).
6.2. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat,
dosis, cara, waktu).
6.3. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.
6.4. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.
BAB III
KESIMPULAN
menurut organisasi kesehatan adalah usia pertengahan (midlle age)
kelompok usia45-70 tahun usia lanjut (elders) antara 60-70 tahun usia tua (old)
antara 75-90thn usia dangat tua(very old) diatas 90 tahun.
Menurut prof koesmoto setyonegoro lanjut usia adalah orang yg berumur
65 tahun keatas.
World Health Organization (WHO) mengelompokkan usia lanjut sebagai
berikut :
5. Middle Aggge (45-59 tahun)
6. Erderly (60-74 tahun)
7. Old (75-90 tahun)
8. Very old (> 91 tahun)
Faktor-faktor yang mempengaruhi tua :
Herediter
Nutrisi
Status Kesehatan
Penglaman hidup
Lingkungan
Stres
Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tak terhindarkan
dengan karakteristik menurunnya interaksi antara lansia dengan orang lain di
sekitarnya. Individu diberi kesempatan untuk mempersiapkan dirinya menghadapi
“ketidamampuan” dan bahkan kematia (Cox, 1984).
Teori-teori Proses Penuan
Teori Biologi
Teori Psikologik
perubahan- perubahan yang terjadi pada lansia
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua
sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan,
pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan
tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria,
endokrin dan integumen.
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai
komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak bahagia,
serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin),
tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.
Tanda dan gejala depresi.
Secara umum tidak pernah merasa senang dalam hidup ini. Tantangan yang ada,
proyek, hobi, atau rekreasi tidak memberikan kesenangan. Distorsi dalam perilaku
makan. Orang yang mengalami depresi tingkat sedang cenderung untuk makan
secara berlebihan, namun berbeda jika kondisinya telah parah seseorang
cenderung akan kehilangan gairah makan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=208
STUAR and sundeer.1993.buku saku keperawatan jiwa.EGC.jakarta.
Tim keperawatan jiwa.1999.kumpulan proses keperawatan jiwa.fkui.jakarta
Nugroho wahyudi.2000.perawatan lanjut usia.edisi 2.EGC
http://rusari.com/askep_depresi.html