makalah (anacardium occidentale)

11
MAKALAH MIKROBIOLOGI “EFEKTIFITAS AGEN HAYATI (Gliocladium sp) DALAM MENGENDALIKAN PENYAKIT BUSUK AKAR PADA JAMBU METE.” Disusun oleh Nama : Ekal Kurniawan NIM : A. 1411129 PROGRAM STUDY AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR 2016

Upload: ekal-kurniawan

Post on 18-Jan-2017

83 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah (anacardium occidentale)

MAKALAH MIKROBIOLOGI

“EFEKTIFITAS AGEN HAYATI (Gliocladium sp) DALAM

MENGENDALIKAN PENYAKIT BUSUK AKAR PADA

JAMBU METE.”

Disusun oleh

Nama : Ekal Kurniawan

NIM : A. 1411129

PROGRAM STUDY AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS DJUANDA

BOGOR

2016

Page 2: Makalah (anacardium occidentale)

Page | i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“EFEKTIFITAS AGEN HAYATI (Gliocladium sp) DALAM

MENGENDALIKAN PENYAKIT BUSUK AKAR PADA JAMBU METE’’.

Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Pertanian.

Tugas ini disusun agar pembaca dapat mengetahui secara mendalam

mengenai agen hayati pengendali penyakit yang terjadi pada tanaman. Penyusun

mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ir. Nur Rochman, MP. Selaku dosen

mata kuliah Mikrobiologi Pertanian yang memberikan ilmu dasar mengenai

Mikrobiologi, serta pihak-pihak terkait yang membantu dalam menyelesaikan

makalah ini.

Penyusun mengakui masih banyak kekurangan dalam makalah ini karena

keterbatasan ilmu, pengetahuan dan pengalaman. Semoga dengan makalah ini

dapat memberikan manfaat kepada penyusun khususnya dan kepada setiap

pembaca umumnya.

Page 3: Makalah (anacardium occidentale)

Page | ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gliocladium sp. ......................................................................................... 3

2.2 Klasifikasi .................................................................................................. 3

2.3 Morfologi ................................................................................................... 4

2.4 Peranan . ..................................................................................................... 4

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah (anacardium occidentale)

Page | 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan salah satu

faktor pembatas dalam peningkatan produksi pertanian. Untuk pengendalian OPT,

jalan pintas yang sering dilakukan adalah menggunakan pestisida kimia. Padahal

penggunaan pestisida yang tidak bijaksana banyak menimbulkan dampak negatif,

antara lain terhadap kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan hidup.

Memperhatikan pengaruh negatif pestisida tersebut, perlu dicari cara-cara

pengendalian yang lebih aman dan akrab dengan lingkungan. Hal ini sesuai

dengan konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT), bahwa pengendalian OPT

dilaksanakan dengan mempertahankan kelestarian lingkungan, aman bagi

produsen dan konsumen serta menguntungkan bagi petani. Salah satu alternatif

pengendalian adalah pemanfaatan jamur antagonis patogen tumbuhan, yaitu jamur

Gliocladium sp.

Jambu mete (Anacardium occidentale) adalah komoditas ekspor dan

mempunyai prospek pasar dalam negeri cukup besar. Tanaman ini berpotensi

untuk dikembangkan dikawasan Indonesia Timur atau lahan marginal. Salah satu

kendala dalam pengembangan jambu mete di Indonesia adalah serangan penyakit

yang disebabkan oleh patogen tanaman. Salah satu penyakit utama pada jambu

mete adalah penyakit busuk akar yang disebabkan oleh beberapa jenis jamur

patogenik. Sejak tahun 1992 tanaman jambu mete usia produktif yang

dikembangkan dikawasan Bali, NTT, dan NTB banyak terserang penyakit busuk

akar, dan jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun sehingga diperlukan teknologi

pengendalian yang efisien dan efektif untuk menekan penyebaran penyakit

tersebut.

Pada tahun 2001, melalui proyek PHT Perkebunan Rakyat, telah dilakukan

serang-kaian penelitian untuk memperoleh paket teknologi pengendalian penyakit

busuk akar. Komponen yang diuji adalah pestisida nabati, agen hayati dan bahan

Page 5: Makalah (anacardium occidentale)

Page | 2

organik dari limbah tanaman disertai pemupukan NPK yang dilaksanakan selama

3 tahun anggaran. Hasil pembibitan menunjukkan bahwa kombinasi penggunaan

komponen teknologi tersebut dapat menghambat serangan jamur busuk akar dan

memperbaiki produksi tanaman yang terserang. Efektivitas terbaik dihasilkan oleh

kombinasi penggunaan fungisida nabati Mitol 20 EC, kompos Bio-TRIBA

(limbah organik diolah dengan menggunakan Bacillus pantot kenticus dan

Trichoderma lactae) disertai pemberian pupuk NPK pada tahun ke 2 dan 3.

Kemajuan ilmu pengetahuan berdampak pada lingkungan, tidak terkecuali

pertanian yaitu budidaya tanaman. salah satu masalah utama yaitu serangan OPT

mikroba antagonis merupakan suatu jasad renik yang dapat menekan,

menghambat atau memusnahkan mikroba lainnya.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah mengetahui peran gliocladium sp

pada tanaman jambu mete.

Page 6: Makalah (anacardium occidentale)

Page | 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cendawan Gliocladium sp.

Cendawan Gliocladium sp. adalah salah satu agens hayati yang telah

banyak dimanfaatkan untuk mengendalikan berbagai patogen yang menginfeksi

berbagai tanaman budidaya. Sebagai agens hayati, Gliocladium sp. dapat tumbuh

sebagai saprofit ketika tidak ada tanaman inangnya, sehingga keberadaannya di

alam relatif lebih lama sehingga potensial untuk digunakan sebagai agens hayati

untuk mengendalikan patogen dilapangan.

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa pengunaan Gliocladium

sp. terbukti mampu menekan kejadian penyakit pada berbagai tanaman budidaya

seperti layu akar pada tanaman tomat, penyebab hawar Sclerotium roflsi pada

tanaman kacang tanah dan Cylindrocladium sp. penyebab penyakit lodoh pada

persemaian tanaman hutan. Menurut Yuliawati (2002) kemampuan Gliocladium

sp. sebagai agens hayati adalah dengan menurunkan jumlah dan aktivitas patogen

tanah melalui mekanisme kompetisi, parasitisme, antibiosis dan induksi

ketahanan. Gliocladium sp. juga dapat menghasilkan senyawa metabolit seperti

gliotoksin, viridin dan paraquinon yang bersifat fungitoksik terhadap patogen.

Gliotoksin dapat menghambat cendawan dan bakteri, sedangkan viridin dapat

menghambat cendawan.

2.2 Klasifikasi

Kingdom : Fungi

Divisi : Amastigomycota

Class : Deuteromycitina

Ordo : Hypocreales

Famili : Hypocreaceae

Page 7: Makalah (anacardium occidentale)

Page | 4

Genus : Gliocladium

Spesiaes : Gliocladium sp.

2.3 Morfologi

Konidiofor Gliocladium sp. berwarna hialin.

Bagian atas membentuk cabang-cabang yang kompak

Bentuk konidia Gliocladium sp. kecil, tidak simetris dan berwarna hijau

cerah.

Tumbuh baik pada suhu 20–35oC, suhu optimum untuk pertumbuhannya

pada suhu 25 oC, pH optimum antara 6,4 – 8.

Sangat toleran terhadap CO2. koloninya berwana hijau muda dengan

miselia panjang dan halus, diameter 5-8 cm dalam waktu 5 hari di medium

OA.

Bersifat mikroparasit terhadap jamur pathogen (tular tanah) yang

membunuh jamur dengan enzim-enzim atau bersifat racun.

Cara kerja jamur ini adalah dengan memarasit, memproduksi antibiotik

dan secara aktif membunuh atau melawan pathogen penyakit.

2.4 Peranan Gliocladium sp.

Gliocladium sp. Merupakan agens antagonis tumbuhan yang dapat

berperan menekan populasi atau aktivitas patogen tumbuhan. Agens antagonis

patogen tumbuhan adalah patogen yang dapat menimbulkan penyakit. Agens

tersebut tidak dapat mengejar inang yang telah masuk ke dalam tanaman.

Efektivitasnya dapat dilihat dengan tidak berkembangnya penyakit tersebut.

Peran antagonis Gliocladium sp. terhadap patogen tular tanah adalah

dengan cara kerja berupa parasitisme, kompetisi, dan antibiosis. Dilaporkan

Gliocladium sp. dapat memproduksi gliovirin dan viridian yang merupakan

antibiotik yang bersifat fungisistik. Gliovirin merupakan senyawa yang dapat

menghambat pertumbuhan beberapa jamur patogen dan bakteri.

Page 8: Makalah (anacardium occidentale)

Page | 5

BAB III

PEMBAHASAN

Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale L.) merupakan salah satu

komoditas perkebunan strategis yang dapat meningkatkan pendapatan petani

terutama di lahan- lahan marginal yang banyak terdapat di Indonesia. Timur

seperti NTB, NTT, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku dan Bali.

Pengembangan tanaman jambu mete di daerah tersebut telah dilaksanakan secara

luas melaluiproyek pemerintah bekerjasama dengan beberapa badan keungan

dunia. Sejalan dengan perluasan areal pengembangan, telah dilaporkan adanya

tanaman yang terserang berbagai jenis Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

yang merugikan petani, yang apabila tidak segera dikendalikan dikhawatirkan

akan menjadi masalah serius di kemudian hari.

Penyakit- penyakit yang disebabkan oleh beberapa jamur patogen yang

telah dilaporkan menyerang jambu mete antara lain : Fusarium oxysporum, F.

solani (Tombe et al., 1997), Phytium sp., Phytophtora sp., dan

Cylindrocladiaum sp. (Sastrahidayat dan Sumarno, 1990; Sitepu, 1994) yang

menyebabkan gejala busuk akar, layu maupun damping off (Murkerji dan Bhasin,

1986), Botryodiplodia theobromae penyebab gumosis (Supriadi et al.,1995), dan

penyakit jamur akar yang disebabkan oleh Rigidoporus lignosis (Arya dan

Temaja, 1996). Dari OPT tersebut di atas yang paling berpotensi dalam menim-

bulkan kerusakan adalah serangga hama Helopeltis spp dan jamur busuk akar.

Gliocladium sp. disamping sebagai agen hayati juga telah dilaporkan

sebagai fungi yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan fungisida yang bermutu.

Gliocladium sp., dapat memproduksi gliovirin dan viridian yang merupakan

antibiotik yang bersifat fungisistik. Gliovirin merupakan senyawa yang dapat

menghambat pertumbuhan beberapa jamur patogen dan bakteri.

Penyakit Busuk Batang dan Akar. Gejala serangan yang disebabkan oleh Pythium

sp. ialah menguningnya daun bagian bawah dan tanaman menjadi kerdil. Bibit

yang terserang akarnya membusuk mulai dari ujung akar. Gejala serangan yang

Page 9: Makalah (anacardium occidentale)

Page | 6

disebabkan oleh Phytophthora sp. ialah bibit yang terserang menjadi pucat dengan

jaringan berwarna gelap sepanjang tangkai, dan pada serangan lanjut bibit

membengkak, layu akhirnya busuk/roboh. Gejala serangan yang disebabkan oleh

Fusarium sp. ialah terjadinya pemucatan daun yang diikuti meruntuhnya tangkai

daun dan layu. Batang yang terserang berwarna coklat, hitam dan kuning.

Kelayuan terjadi mulai dari daun terbawah dan terus kebagian atas. Bibit yang

terserang segera layu dan mati.

Pengendalian penyakit dilakukan dengan membongkar akar pohon yang

terserang berat atau mati dan di bakar. Bekas bongkaran tersebut ditaburi dengan

serbuk belerang sirus dengan dosis 200g/pohon dan dibiarkan terbuka sampai 6

bulan. Pohon disekitarnya ditaburi dengan jamur Gliocladius sp. yang

menghambat perkembangan penyakit busuk batang dan akar, kemudian diberi

pupuk organik 1,5 kali dosis anjuran.

Penyebaran penyakit terjadi melalui spora yang terbawa oleh air, alat-alat

pertanian yang sudah terkontaminasi, bibit sakit dan tanah yang sudah terinfeksi.

Bibit atau tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Tanah atau lubang bekas

tanaman dicampur kapur dan dibiarkan terkena sinar matahari. Membuat selokan

drainase dan mengatur naungan dipembibitan perlu dilakukan untuk mengurangi

kelembaban.

Page 10: Makalah (anacardium occidentale)

Page | 7

BAB IV

KESIMPULAN

Kesimpulan dari penulisan makalah yang berjudul “EFEKTIFITAS AGEN

HAYATI (Gliocladium sp) DALAM MENGENDALIKAN PENYAKIT BUSUK

AKAR PADA JAMBU METE”. Bahwa, gliocladium sp. Merupakan agens

antagonis tumbuhan yang dapat berperan menekan populasi atau aktivitas patogen

tumbuhan. Agens antagonis patogen tumbuhan adalah patogen yang dapat

menimbulkan penyakit. Agens tersebut tidak dapat mengejar inang yang telah

masuk ke dalam tanaman. Efektivitasnya dapat dilihat dengan tidak

berkembangnya penyakit tersebut.

Penyakit busu batang dan akar adalah penyakit yang disebabkan oleh

Pythium sp., Phytophthora sp., Ordo Peronosporales, Kelas Oomycetes dan

Fusarium sp., Ordo Sphaeriales, Kelas Ascomycetes.

Pengendalian penyakit dilakukan dengan membongkar akar pohon yang

terserang berat atau mati dan di bakar. Bekas bongkaran tersebut ditaburi dengan

serbuk belerang sirus dengan dosis 200g/pohon dan dibiarkan terbuka sampai 6

bulan. Pohon disekitarnya ditaburi dengan jamur Gliocladius sp. yang

menghambat perkembangan penyakit busuk batang dan akar, kemudian diberi

pupuk organik 1,5 kali dosis anjuran.

Page 11: Makalah (anacardium occidentale)

Page | 8

DAFTAR PUSTAKA

Tombe, M. dkk. 2002. PENGENDALIAN PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH

(JAP)JAMBU METE SECARATERPADU. http://balittro.litbang.per

tanian .go. id /ind/images/file/Perkembangan%20TRO/edsusvol17no1/3-

Mesak-Mente.pdf. Diakses 26 Juni 2016.

Gusnawaty, dkk. Juli 2013. UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA MEDIA UNTUK

PERBANYAKAN AGENSHAYATI Gliocladium sp. Jurnal. Volume 3,

No. 2. http://faperta.uho.ac.id/agroteknos/Daftar_Jurnal/2013/2013-2-02-

GUSNAWATY-medium%20glio%20(OK).pdf. 26 Juni 2016.

Anonim. 2001. MUSUH ALAMI, HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN

JAMBU METE. Direktorat Perlindungan Perkebunan, Direktorat Jenderal

Bina Produksi Perkebunan Departemen Pertanian Jakarta.

http://www.mamud.com/Docs/Cashew.pdf. 26 Juni 2016.