makalah alginat

15
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir abad ke-19, seorang ahli kimia dari Skotlandia memperhatikan bahwa rumput laut tertentu yang bernama Brown Algae bisa menghasilkan suatu ekstrak lendir, yang disebut algin.1 Alginat merupakan kopolimer linear yang mengandung banyak asam uronat yaitu β-D asam mannuronat dan α-L asam guluronat.2 Asam anhydro-β-d mannuronic disebut juga asam alginik.1 Asam alginik serta kebanyakan garam anorganik tidak larut dalam air, tetapi garam yang diperoleh dengan natrium, kalium, amonium larut dalam air. Dalam pemanipulasiannya bahan cetak alginat yang berupa bubuk dicampur dengan air membentuk gel. Komponen yang reaktif dari bahan cetak alginat adalah garam natrium atau kalium dari asam alginat dan kalsium sulfat yang ketika dicampur dengan air membentuk sebuah sol. Kalsium mengganti monovalen kation natrium dan kalium, memungkinkan rantai silang dari garam alginat dan menghasilkan pembentukan gel. Seperti hidrokoloid lainnya, alginat mengandung air sekitar 85 % dan rentan terhadap distorsi yang disebabkan oleh pengembangan yang 1

Upload: muhammad-hernandy

Post on 07-Nov-2015

676 views

Category:

Documents


98 download

DESCRIPTION

shsgss

TRANSCRIPT

V 132

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pada akhir abad ke-19, seorang ahli kimia dari Skotlandia memperhatikan bahwa rumput laut tertentu yang bernama Brown Algae bisa menghasilkan suatu ekstrak lendir, yang disebut algin.1 Alginat merupakan kopolimer linear yang mengandung banyak asam uronat yaitu -D asam mannuronat dan -L asam guluronat.2 Asam anhydro--d mannuronic disebut juga asam alginik.1 Asam alginik serta kebanyakan garam anorganik tidak larut dalam air, tetapi garam yang diperoleh dengan natrium, kalium, amonium larut dalam air.

Dalam pemanipulasiannya bahan cetak alginat yang berupa bubuk dicampur dengan air membentuk gel. Komponen yang reaktif dari bahan cetak alginat adalah garam natrium atau kalium dari asam alginat dan kalsium sulfat yang ketika dicampur dengan air membentuk sebuah sol. Kalsium mengganti monovalen kation natrium dan kalium, memungkinkan rantai silang dari garam alginat dan menghasilkan pembentukan gel.

Seperti hidrokoloid lainnya, alginat mengandung air sekitar 85 % dan rentan terhadap distorsi yang disebabkan oleh pengembangan yang terkait dengan imbibisi (penyerapan air) atau pengkerutan yang terkait dengan sineresis (penguapan air).4

Phillips menyebutkan bahwa bahan cetak hidrokoloid mengandung banyak sekali air, hal ini akan mempengaruhi sifat sineresis dan imbibisi dari bahan. Cetakan alginat bila dibiarkan di udara terbuka, air dalam alginat akan menguap yang dikenal sebagai sineresis. Keadaan ini dapat menyebabkan hasil cetakan mengkerut. Sebaliknya, untuk menghindari terjadinya pengkerutan, hasil cetakan direndam dalam air, sehingga terjadi penyerapan air hal ini dikenal sebagai peristiwa imbibisi.1 Buchan dan Peggie mendapatkan persen kehilangan air di udara terbuka pada bahan cetak alginat yaitu: 0,59% (setelah 1 jam); 1,57% (setelah 2 jam); 12,74% (setelah 20 jam); 28,00 % (setelah 48 jam); 48,30% (setelah 72 jam).5 Swartz dkk mengatakan bahwa perubahan air pada hidrokoloid dikaitkan dengan media penyimpanannya.6 Persentase perubahan air pada hidrokoloid yang dibiarkan di udara terbuka.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan alginat?

2. Apa saja komposisi alginat?

3. Apa fungsi dari bahan cetak alginat?

4. Bagaimana cara mengolah alginat menjadi bahan cetak untuk model kerja?

5. Bagaimana pengaruh suhu dalam setting time alginat?

1.3 Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui apayang dimaksud dengan bahan cetak alginat.

2. Untuk mengetahui komposisi bahan cetak alginat.

3. Untuk mengetahui fungsi bahan cetak alginat

4. Untuk mengetahui cara mengolah alginat menjadi bahan cetak untuk model kerja.

5. Untuk mengetahui pengaruh suhu dalam setting time alginat.

1.4 Manfaat Praktikum

Agar mahasiswa kedokteran gigi dapat mengetahui perbedaan setting time dalam alginat dengan adanya perbedaan suhu.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Alginat

Alginat adalah bahan cetak yang mengandung air, digunakan untuk mencetak detail minimal, seperti yang diperlukan untuk membuat model studi. Alginat adalah mineral cetak gigi yang palimg banyak digunakan. Alginat sering digunakan karena mudah dimanipulasi, peralatan yang digunakan sedikit, fleksibilitas cetakan, keakuratan dari hasil cetakan alginat apabila ditangani dengan tepat dan harganya murah. Alginate berfungsi untuk duplikasi jaringan rongga mulut dengan baik dan akurat. Kekurangan dari bahan cetak alginate ini adalah mempunyai potensi menahan mikroba lebih banyak disbanding bahnan cetak lainnya.

2.1.1 Struktur Kimia Alginat

Asam Alginat atau ganggang laut cokelat merupakan bahan dasar alginate yang dibentuk dari tumbuh-tumbuhan laut yang sebagian besar terdiri dari garam potassium dan garam sodium. Asam alginate mempunyai berat molekul yang besar dan terdiri atas kopolimer asam anhydro-beta-D-mannuronik dan asam anhydro-beta-D-guluronik.

2.1.2 Macam-macam Alginat

Menurut Joseph (2002) alginate dapat dibagi dalam 2 klasifikasi berdasarkan waktu pengeraasannya atau setting time antara lain:

a. Quick setting alginat

Alginat megeras dalam waktu 1 menit, biasanya digunakan untuk mencetak rahang anak-anak atau penderita yang mudah mual.

b. Regular setting alginate

Alginat yang mengeras dalam waktu 3 menit, digunakan untuk pemakaian rutin.

2.1.3 Komposisi Alginat

Menurut Anusavice (2004) komposisi dari bahan cetak alginat dapat dilihat dari tabel berikut:

KOMPONENFUNGSIBERAT (%)

Kalium alginateBahan pelarut dalam air15

Calcium sulfateReaktor16

Zinc oxidePartikel pengisi4

Kalium titanium fluorideAkselerator3

Diatomaceous earthPartikel pengisi60

Natrium phospateRetarder2

Waktu setting alginate dikendalikan oleh komposisi sodium phospateyang terdapat dalam bubuk alginat. Bila seluruh jumlah sodium phosphate yang terdapat dalam bubuk alginat telah berikatan dengan ion Ca maka selanjutnya akan berikatan dengan sodium alginate, kemudian membentuk kalsium alginat. Struktur fibrosus yang dimiliki oleh kalsium alginate membuat tipe ini disebut gel. Bentuk dimensi dari struktur yang terbentuk tersebut adalah berupa colloid (5m) maka bahan ini secara konvensional dinamakan alginat hidrokoloid.

2.1.4 Manipulasi Alginat

Metode yang digunakan untuk mencampur bahan cetak alginat ada berbagai macam cara . untuk mendapatkan hasil yang baik harus mengikutiketentuan berikut ini :

a. Bubuk alginat harus dikocok terlebih dahulu sebelum dipakai, agar mendapatkan bubuk alginat yang rata dan homogen.

b. Perbandingan anatar bubuk alginat dan air yang digunakan diukur terlebih dahulu.

c. Air yang telah diukur dimasukkan kedalam mangkok karet disusul dengan menuangkan bubuk alginat yang telah diukur kedalam air.

d. Manipulasi alginat dilakukan pada suhu kamar. Cepat atau lambatnya setting time dipengaruhi oleh suhu air. Bila diperlukan dapat digunakan air dingin untuk memperlambat atau air hangat untuk mempercepat setting algitan.

e. Dicampur dngan menekan mangkok karet dengan spatula selam satu menit.

f. Gunakan sendok cetak yang memakai bahan adhesif seperti sticky wax g. Pada saat mencetak, alginat harus dilepas kira-kirra dua menit setelah alginat berubah menjadi elastis.

h. Setelah dikeluarkan dari rongga mulut, hasil cetakan harus dicuci dengan air, untuk menghilangkan saliva, ditutup dengan lap basah, supaya tidak terjadi sineresis. Isi dengan gipsum secepatnya tiak boleh lebih dari 15 menit setellah dilepas.

1.1. Desinfeksi Cetakan Alginat

Desinfeksi merupakan proses membunuh atau menghilangkan organisme patogen dari suatu bahan atau objek sehingga mikroorganisme tidak menimbulkan ancaman atau infeksi. Desinfeksi cetakan alginat bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi mikroorganisme yang ikut menempek pada waktu percetakan didalam mulut pasien sehingga dapat mencegah kontaminasi silang dari pasien ke personel laboratorium.

Bahan desinfeksi yang banyak digunakan adalah sodium hipoklorid, iodophor, glutaraldehyde, phenylphenol. Penggunaan bahan desinfeksi yang mengandung larutan kimia buatan ini mempunyai efek samping sehingga dalam penggunaannya harus diperhatikan komposisi dan kosentrasinya.

Desinfeksi cetakan alginat dapat dilakukan dengan dua cara penyemprotan dan perendaman pada bahan desinfektan. Teknik perendaman material alginat menggunakan bahan desinfektan mempunyai kekurangan karena dapat menghilangkan beberapa sifat antara lain keakuratan dimensi, stabilitas dan wettability. Menurut hasil penelitian, teknik penyemprotan pada bahan desinfektan menunjukkan aktifitas antimikroba yang sama dengan teknik perendaman namun tidak mempengaruhi stabilitas dimensi dari cetakan alginat.

2.2.1. Air Garam (NaCl)

Air garam (NaCl) sebagai anti septik dapat dibuat sendiri. Cara membuatnya adalah dengan melarutkan 2 gr garam (1/2 sendok teh garam) kedalam 100 ml aquadest hangat dengan suhu maksimal 60 derajat celcius.

Bahan dasar larutan ini adalah sodium chloride (NaCl). Zat ini tidak berwarna, tidak berbau, berupa kristal bubuk halus berwarna putih. Mekanisme kerjanya sebagai bahan yang bakteriosidik yaitu dengan menggangu membran potensial dari dinding sel bakteri sehingga terjadi nilai ai perubahan tekanan osmotikyang mengakibatkan kematian sel bakteri oleh karena perpindahan cairan yang berlebihan.

Sodium klorida atau natrium klorida (NaCl). Yang dikenal sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Dengan kemampuan tingkta osmotik yang tinggi ini maka apabila NaCl terlarut didamal air maka air tersebut akan mempunyai nilai atau tingkat onsentrasi rendah. Hal ini dapat terjadi karena h2o akan berpindah dari konsentrasi yang rendah ke tempat yang memiliki komsentrasi yang tinggi. Dengan kata lain, objek yang diberi NaCl dapat meningkatkan penyerapan air/air terserapke dalam objek tersebut.

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Bahana. Bubuk algiat

b. Air PAM

3.2 Alat

a. Mangkuk

b. Spatula

c. Gelas ukur

d. Stopwatch

e. Timbagan analitik

f. Cetakan bentuk cincin

g. Alat ukur waktu setting berupa batang akrilik

h. Glass lab

i. Thermometer air

3.3 Cara Kerjaa. Letakkan cetakan di atas glasslab

b. Timbangan bubuk alginat sebanyak 13 gram dan ukur air dengan gelas ukur sebanyak 34ml (sesuai petunjuk pabrik).

c. Siapkan air dengan suhu berbeda (suhu kamar dan suhu lebih dingin). Masukkan air suhu kamar ke dalam mangkuk karet, kemudian tambahkan bubuk alginate. Hitung waktu awal setting dengan stopwatch, mulai saat mencampur air dengan bubuk alginate.

d. Aduk air dan bubuk alginate memakai spatula secara tepat denga cara memutar dan menekan spatula pada dinding mangkuk karet. Putar mangkok karet perlahan. Pengadukan dilakukan selama 30 menit

e. Tuangkan adonan ke dalam cetakan paralon, kenudian ratakan permukaan dengan spatula.

f. Sentuhkanpermukaan ujung alat ukur waktu setting pada permukaan adonan material cetak, kemudian tarik dengan cepat.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1Pembahasan Percobaan pertama

Pada percobaan pertama kami menggunakan bubuk alginat sebanyak 13 gr dan air dengan suhu ruangan yaitu 36 derajat celsius. Setelah melakukan pencampuran dan pengadukan dimangkok karet alginat yang sudah berbentuk seperti pasta langsung dipindahkan kedalam cetakan secara cepat agar alginat tidak mengeras. Ditunggu sampai kira-kira 4-5 menit sampai alginat setting dalam cetakan.

4.2 Pembahasan Percobaan kedua

Pada percobaan pertama kami menggunakan bubuk alginat sebanyak 13 gr dan air dengan suhu air yang lebih dingin yaitu 30 derajat celsius. Setelah melakukan pencampuran dan pengadukan dimangkok karet alginat yang sudah berbentuk seperti pasta langsung dipindahkan kedalam cetakan secara cepat agar alginat tidak mengeras. Ditunggu sampai kira-kira 5-8 menit sampai alginat setting dalam cetakan.

4.3 Perbandingan Hasil kedua percobaan

Setelah menunggu kedua percobaan alginat setting dengan suhu yang berbeda, dapat kami simpulkan bahwa setting time alginat lebih cepat menggunakan suhu ruangan, sedangkan menggunakan suhu yang lebih dingin setting time akan menjadi lebih lama oleh karena itu untuk seorang operator yang memiliki jam terbang praktek lebih banyak biasanya lebih sering menggunakan alginat dengan pencamuran air suhu ruangan. Sedangkan bagi mahasiswa disarankan untuk menggunakan alginat dengan campuran air suhu yang lebih dingan agar dapat melatiih ketika pengadukan untuk mendapatkan hasil homogen karena setting time akan lebih lama ketika menggunakan suhu yang dingin.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Alginat adalah bahan cetak yang mengandung air, digunakan untuk mencetak detail minimal, seperti yang diperlukan untuk membuat model studi.Alginate berfungsi untuk duplikasi jaringan rongga mulut dengan baik dan akurat. alginate dapat dibagi dalam 2 klasifikasi berdasarkan waktu pengeraasannya atau setting time antara lain: Quick setting alginat dan regular setting alginate. Komposisi alginat, waktu setting alginate dikendalikan oleh komposisi sodium phospateyang terdapat dalam bubuk alginat. Desinfeksi cetakan alginat, Desinfeksi merupakan proses membunuh atau menghilangkan organisme patogen dari suatu bahan atau objek sehingga mikroorganisme tidak menimbulkan ancaman atau infeksi. Air garam (NaCl) sebagai antiseptik dapat dibuat sendiri. 5.2 Saran

Alginat merupakan bahan cetak gigi yang berfungsi untuk duplikasi jaringan rongga mulut dengan baik dan akurat jadi pengadukannya harus tepat jangan sampai terjadi porus agar hasilnya baik dan alginat ini lebih cepat menggunakan suhu ruangan, sedangkan menggunakan suhu yang lebih dingin setting time akan menjadi lebih lama, jadi sebaiknya bagi mahasiswa disarankan untuk menggunakan alginat dengan campuran air suhu yang lebih dingan agar dapat melatih ketika pengadukan untuk mendapatkan hasil homogen karena setting time akan lebih lama ketika menggunakan suhu yang dingin.

DAFTAR PUSTAKA

Craig, GR and Powers, MJ 2002, Restorative Dental Materials, 11th edn, Mosby,Toronto, pp. 14-37, 145-90, 198-215, 221-30.

Powers, JM and Wataha, JC 2008. Dental Materials Properties And Manipulation, 9th edn, Mosby, USA, pp 172-73.

Philips, WR 1991, Science Of Dental Materials. 8th edn, W.B. Saunders, Philadelphia, pp. 126-27.

Joseph, WO 2002, Dental Materials And Their Selection, 3rd edn, Quintessence Publishin Co, Inc Chicago, pp. 90,96.

Anusavice, KJ 2004, Philips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi; alih bahasa, Johan Arief Budiman, Susi Purwoko, 10th edn, EGC, Jakarta, pp. 93-148, 155,75.

Samaranayake, LP 2002, Essential Mikrobiology for Dentistry. 2nd edn, Elsevier Science Limited, London, pp. 142-145.

Wilkins, EM 1999, Clinical Practice of the Dental Hygienised, 8th edn, Lippincott Williams and Wilkins, philadelpia, pp. 195-196.

Jagger, DC, Vowles, RW, Mc Nally, L, Davis, F and OSullivan, DJ 2007, The Effect of a Range of Desinfectants on the Dimentional Accuracy and Stability of Some Impression materials, Eur J Prosthodont Rest Dent, vol.15, no.1, pp. 22-28.

Priyo, H 1968, Uji Banding Efek Bakteriologi terhadap Bakteri Rongga Mulut antara Obat Kumur Hexetidine dengan Obat Kumur Larutan Garam Hipertonik pada Penderita dengan atau tanpa Peradangan Gingiva, Tesis Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga, from Lembaga Penelitian Universitas Airlangga Surabaya, pp. 17-8.

Dika, AB 2009, Pertumbuhan Mikroorganisme Rongga Mulut pada Cetakan Alginat setelah Perendaman dalam Larutan Garam (NaCl), Skripsi, Universitas Airlangga, from Perpustakaan Univesitas Airlangga Surabaya.

Admin UBB 2009, Macam Jenis, Manfaat dan Bahaya Garam. Retrieved: Mei 1, 2012 from www.ubb.ac.id.10