makalah akb

Upload: sharfina-novi-akalili

Post on 09-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Makalah AKB

    1/12

    MAKALAH ANALISIS KEPUTUSAN BISNIS

    STRUCTURAL EQUATION MODELLING

    Oleh :

    1.I Putu Prasetya Wikantara (1310100040)2. Sharfina Novi Akalili (1310100043)3.Muflih Rori Putra H. (1310100052)4.M. Husni Mubarok (1310100056)5.Umi Anifah (1310100057)

    Dosen :

    Dr. Agus Suharsono, Msi

    PROGRAM STUDI SARJANA

    JURUSAN STATISTIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    SURABAYA

    2013

  • 7/22/2019 Makalah AKB

    2/12

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Pengertian Structural Equation Modell ingStructural Equation Modelling (SEM) metode statistik yang digunakan untuk

    menyelesaikan uji hipotesis dari suatu fenomena struktur teori dengan pendekatan analisis

    multivariat. Teori tersebut menyatakan proses kausal dari data hasil observasi dengan banyak

    variabel (Betler,1998 di dalam Byrne,1998 ). Structural Equation Modelling (SEM)

    merupakan gabungan dari analisis faktor dan analisis regresi. Pada tahun 1950-an SEM sudah

    mulai dikemukakan oleh para ahli statistik yang mencari metode untuk membuat model yang

    dapat menjelaskan hubungan di antara variabel-variabel. Dalam kenyataannya, khususnya

    ilmu-ilmu sosial, banyak variabel yang bersifat laten, seperti motivasi seseorang, komitmen,

    kesetiaan pelanggan dan lainnya. Di era 1970-an dimana kemajuan teknologi semakin

    berkembang, memungkinkan alaat analisis SEM dikembangkan pula. Joreskog dan Sorbom

    mengembangkan metode estimasi maximum likelihood, dan dengan mulai munculnyasoftware khusus SEM, seperti LISREL, AMOS, EQS dan sebagainya, alat analisis SEM saat

    ini sudah menjadi prosedur multivariate yang dominan.

    Model persamaan struktural (SEM) adalah generasi kedua teknik analisis multivariat

    (Bagozzi dan Fornell, 1982 di dalam Ghozali, 2005) yang memungkinkan peneliti untuk

    menguji hubungan antara variabel yang komplek baik recursivemaupun non-recursiveuntuk

    memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model.

    1.2Konsep Dasar Structural Equation Modell ingStructural Equation Modelling (SEM) adalah kelompok model statistik yang bisa

    menjelaskan hubungan antara banyak variabel (multiple variable). SEM menguji struktur

    antar hubungan yang digambarkan dalam persamaan berurutan, yang hampir sama dengan

    persamaan regresi berganda (Hair dkk., 1998). SEM terdiri dari dua bagian : (a) bagian

    pengukuran yang menghubungkan observed variable(variabel manifest atau variabel terukur

    atau variabel indikator) dengan unobserved variable (variabel laten atau variabel konstruk

    atau variabel tidak terukur) lewat CFA atau Confirmatory Factor Analysis dan (b) bagian

  • 7/22/2019 Makalah AKB

    3/12

    yang menghubungkan antar variabel laten lewat persamaan regresi simultan. Definisi sebuah

    model harus merepresentasi teori yang ada. Model SEM seharusnya tidak dibangun tanpa

    dasar teori yang mendasarinya. Teori seringkali dijadikan objek utama bagi seorang

    akademisi, tapi bagi seorang praktisi memungkinkan untuk mengembangkan sebuah

    hubungan yang lebih kompleks namun masih berkaitan dengan teori yang ada. (Hair dkk.,

    1998).

    Tujuan akhir dari Structural Equation Modelingpada prinsipnya adalah mendapatkan

    model struktural. Apabila pendugaan parameternya didasarkan pada data input matriks

    kovarians, maka SEM menghasilkan struktural, bermanfaat untuk prediksi atau untuk

    pembuktian model. Sedangkan apabila input berupa matrik korelasi, maka SEM bermanfaat

    untuk peme-riksaan besar kecilnya pengaruh baik langsung maupun tidak langsung ataupun

    pengaruh total variabel bebas (variabel eksogen) terhadap variabel dependen (variabel

    endogen). Untuk kondisi yang model strukturalnya memenuhi model rekursif, maka SEM

    setara dengan analisispath.

    Analisis faktor, model struktural dan analisis path (jalur) dibuat ilustrasi dan notasi-

    notasi dalam SEM sebagai berikut :

    Model faktor Struktural model Model faktor

    (Variabel Eksogen ) ( Variabel Laten ) ( Variabel Endogen )

    Gambar 1 Model Persamaan Struktural (SEM)

    dimana : X = Vektor berukuran qx1, variabel eksogen

    Y = Vektor berukuran px1, variabel endogen

    = Variabel laten X, vektor berukuran n x 1

    X4

    X3 Y3

    Y4

    Y5

    Y6

    Y2

    Y1X1

    X2

    X5

    X6

  • 7/22/2019 Makalah AKB

    4/12

    = Variabel laten Y, vector berukuran n x 1

    = Lambda (kecil), loading faktor

    = Gama (kecil), koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap variabel

    endogen.

  • 7/22/2019 Makalah AKB

    5/12

    BAB II

    ISI

    2.1Jenis-jenis Model Pada Structural Equation Modell ingJenis-jenis model yang dapat dianalisis dengan mengunakan pendekatan Structural

    Equation Modeling(SEM) yaitu Model Deskrptif (Measurement Model) dan Model Causal.

    Dalam Structural Equation Modeling, Model Deskriptif (Measurement Model) digunakan

    untuk mengukur kuatnya struktur dari dimensi-dimensi yang membentuk sebuah faktor,

    karena measurement model berhubungan dengan sebuah faktor, maka analisis yang dilakukan

    sama dengan analisis faktor, peneliti memulai penelitiannya dengan menentukan terlebih

    dahulu (model apriori). Beberapa variabel yang dipandang sebagai indikator sebuah faktor

    dengan menggunakan teknik SEM untuk mengkonfirmasi struktur apriorinya. Itulah sebabnya

    teknik ini disebut Confirmatory Factor Analysis (CFA). (Schumacker and Lomax, 1996).

    Sedangkan Model SEM lainnya yaitu Model Causal mampu menggambarkan hubungan-

    hubungan yang dihipotesiskan antar konstruk, yang menjelaskan sebuah kausalitas, termasuk

    di dalamnya kausalitas berjenjang.

    2.1.1Analisis Faktor EksploratoriSuatu penelitian yang bersifat ekploratif, umumnya bertujuan untuk mengetahui faktor-

    faktor penyusun dari suatu dimensi kehidupan. Misalnya, ingin mengetahui faktor-faktor

    perilaku konsumen produk A di kota Malang. Untuk itu dikembangkan instrumen penelitian

    berupa kuisioner, yang didalamnya memuat indikator-indikator (item-item berupa

    pertanyaan). Indikaor-indikator ini di dalam konteks analisis faktor ada yang menyebutnyasebagai variabel manifest. Sedangkan variabel yang diamati, misal perilaku konsumen,

    merupakan variabel laten.

    Analisis faktor eksploratori terdiri dari berapa faktor yang akan tebentuk dan faktor

    tersebut merupakan penentu variabel laten. Hal ini belum dapat ditentukan sebelum analisis

    dilakukan. Jadi pada prinsipnya, kita akan melakukan eksplorasi, dari indikator-indikator atau

    variabel-variabel manifest yang ada nantinya akan terbentuk faktor-faktor, yang kemudian

    dilakukan interprestasi terhadapnya untuk menentukan variabel-variabel laten apa yang dapat

    kita peroleh.

  • 7/22/2019 Makalah AKB

    6/12

    2.1.2Analisis Faktor KonfirmatoriAnalisis faktor konfirmatori banyak faktor yang harus terbentuk, serta variabel-variabel

    laten apa saja yang termasuk ke dalam faktor-faktor tersebut sudah diketahui secara apriori

    berdasarkan landasan teori dan konsep yang telah ada. Pada prinsipnya analisis ini hanya

    melakukan konfirmasi berdasarkan teori atau konsep yang sudah ada terhadap keakuratan

    (valid dan reliabel) instrumen yang telah dibuat.

    Analisis faktor eksploratori, umumnya mengunakan matriks korelasi untuk

    mengestimasi faktor strukturnya sebab analisis faktor dikembangkan untuk menjelaskan

    korelasi diantara variabel. Pada model analisis faktor konfirmatori banyak menggunakan skala

    invariant, matriks korelasi ataupun matriks kovarians bisa digunakan, akan tetapi secara teori

    pada umumnya menggunakan prosedur maximum likelihood, maka direkomendasikan model

    analisis faktor konfirmatori menggunakan matriks kovarians.

    Tipe analisis ini telah diketahuinya indikator penyusun faktor terlebih dahulu

    berdasarkan suatu teori tertentu. Sehingga untuk analisis berikutnya tinggal melakukan

    hipotesis yang menguji kebenaran hubungan teori tersebut. Confirmatory Factor Analysis

    fokus pada hubungan antar konstruk dan ukuran (Bagozzi, 1994 di dalam Jurnal Ekonomi,

    2004)

    2.2Deskripse Variabel Pada Structural Equation Modell ing1.Model Struktural

    Contoh suatu model persamaan simultan (Simultaneous Equation Model) diberikan

    untuk lebih memahami model struktural sebagai berikut:

    1212111211101 XXYY (3.3)

    2121202 YY (3.4)

    Persamaan (3.3), dapat dikatakan bahwa Y1 tergantung pada Y2, X1dan X2, sedangkan

    pada persamaan (3.4), dapat dikatakan bahwa Y2 tergantung pada Y1. Sehingga untuk

    penyelesaiannya (pendugaan koefisien regresi) pada kedua model tidak dapat dilakukan

    secara parsial terhadap masing-masing persamaan, akan te-tapi harus dilakukan secara

    simultan. Oleh karena itu, model yang demikian dise-but dengan sistem persamaan simultan,

    yang dalam hal ini juga disebut sebagai model struktural.

    Model struktural dikenal dua variabel, yaitu variabel eksogen dan variabel endogen.

    Variabel eksogen adalah variabel yang nilainya ditentukan diluar model, seperti variabel

  • 7/22/2019 Makalah AKB

    7/12

    bebas dan variabel instrumen (predetermine variables). Sedang-kan variabel endogen adalah

    variabel yang nilainya ditentukan berdasarkan mo-del, seperti variabel tak bebas. Dalam

    ilustrasi diatas yang termasuk variabel ekso-gen adalah X1dan X2, Sedangkan yang termasuk

    variabel endogen adalah Y1 dan Y2.

    Metode pendugaan parameter untuk model struktural tersebut dapat dilaku-kan dengan

    pendekatan model rekursif, pendekatan kuadrat terkecil tak langsung (Indirect Least Square=

    ILS) dan pendekatan kuadrat terkecil dua tahap (Two Stage Least Square= TSLS).

    2.Kesalahan StrukturalSecara logika tidak mungkin memprediksi variabel konstruk dependen, oleh karena itu

    ada structure error (kesalahan struktural) yang diberi simbol zeta ().

    3.Variabel Manifes / IndikatorVariabel indikator yang membentuk konstruk laten eksogen diberi simbol X sedangkan

    variabel indikator yang membentuk konstruk laten endogen diberi simbol Y.

    4.Variabel LatenAda dua jenis variabel laten, variabel eksogen yang diberi simbol ksi () dan variabel

    endogen yang diberi simbol eta ()

    5.Model PengukuranDisamping sebagai metode analisis yang berkenaan dengan model struktu-ral.

    Structural Equation Modeling juga berhubungan dengan pemeriksaan seberapa valid dan

    reliabel instrumen penelitian (berupa kuisioner). Pendekatan yang digunakan untuk

    memeriksa hal tersebut di dalam SEM adalah analisis faktor konfirmatori, sehingga di dalam

    SEM juga tercakup measurement model (model pengukuran).

    6.Kesalahan PengukuranKesalahan pengukuran yang berhubungan dengan X diberi simbol karakter delta (),

    sedangkan yang berhubungan dengan Ydiberi simbol karakter epsilon ()

    2.3Tahapan-tahapan dalam Structural Equation Modell ingLangkah-langkah yang dilakukan untuk membuat pemodelan yang lengkap terdiri dari

    pengembangan model berbasis konsep dan teori, konstruksi diagram path, menkonversi

    diagram path ke dalam model struktural, memilih matriks input dan estimasi model, serta

    penyelidikan asumsi-asumsi.

    Langkah pertama dalam pengembangan model SEM adalah pencarian/

    pengembangan sebuah model yang mempunyai landasan teori yang kuat. Dengan kata lain

    tanpa dasar teori yang kuat SEM tidak dapat digunakan karena SEM tidak digunakan untuk

  • 7/22/2019 Makalah AKB

    8/12

    menghasilkan model, tetapi untuk mengkonfirmasi model hipotetik, melalui data empirik.

    Untuk menguji model hipotetik tersebut menggunakan uji hpotesis mengenai perbedaan,

    dengan menggunakan uji chi-square.

    Setelah pada langkah pertama didapatkan model hipotetik, Langkah Kedua model

    tersebut digambarkan dalam sebuah diagram path. Diagram path sangat bermanfaat untuk

    menunjukkan alur hubungan kausal antar variabel eksogen dan endogen. Dimana hubungan-

    hubungan kausal yang telah ada justifikasi teori dan konsepnya divisualisasikan ke dalam

    gambar sehingga lebih mudah melihatnya. Bilamana hubu-ngan-hubungan kausal tersebut ada

    yang secara konseptual belum mantap, maka dapat dibuat beberapa model, yang kemudian

    diuji menggunakan SEM. Untuk mendapatkan model yang paling tepat. Konstruk-konstruk

    yang dibangun dalam diagram pathdapat dibedakan ke dalam dua kelompok konstruk, yaitu

    konstruk eksogen dan konstruk endogen. Konstruk eksogen dikenal juga dengan variabel

    independen yang tidak diprediksi oleh variabel lain dalam model. Sedangkan konstruk

    endogen adalah faktor-faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk.

    Persamaan yang dibangun berupa persamaan struktural (Structural Equation).

    Persamaan ini dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk

    persamaan struktural pada dasarnya dibangun dengan pedoman berikut :

    Variabel Endogen = Variabel Eksogen + Variabel Endogen + Error

    Langkah ketiga Structural Equation Modelinghanya menggunakan matriks varians-

    kovarians atau matriks korelasi sebagai data input untuk keseluruhan estimasi yang

    dilakukannya. Observasi individual digunakan, tetapi input tersebut akan dikonversi ke dalam

    bentuk matriks kovarians atau matrik korelasi sebelum dilakukan estimasi. Hal ini karena

    fokus SEM bukanlah pada data individual tetapi pada pola hubungan antar responden.

    Langkah selanjutnya adalah estimasi model. Teknik yang digunakan adalah MLE. Teknik ini

    dipilih dengan pertimbangan ukuran sampel kecil yaitu 100-200. (Solimun, 2002)

    Langkah keempat berikut ini merupakan evaluasi dari kesesuaian model, melalui

    telaah terhadap beberapa kriteria Goodness of fit. Untuk itu tindakan pertama harus dilakukan

    adalah mengevaluasi apakah data yang digunakan telah memenuhi asumsi yang diperlukan.

    Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam prosedur pengumpulan data dan

    pengolahan data yang dianalisis denganPath Analysis terdiri dari yang terdiri dari pemenuhan

    asumsi ukuran sampel, pengujian distribusi multivariat normal, tidak ada outlier, dan tidak

    ada kasus multikolinieritas.

    Ukuran sampel yang harus dipenuhi dalam pemodelan minimum adalah 100 danselanjutnya mengunakan perbandingan 5 observasi untuk setiap parameter yang diestimasi.

  • 7/22/2019 Makalah AKB

    9/12

    Sebelum dilakukan analisis model persamaan struktural (SEM), perlu dilakukan uji

    multivariat normal, sebagaimana asumsi dalam analisis ini. Untuk me-nguji kemultinormalan

    data, uji dilakukan dengan menghitung jarak kuadrat untuk setiap pengamatan (Johnson,

    1988), yaitu :

    xxSxxd jjj 1'

    2 ; j = 1,2,,n (2.1)

    dimana : xj = pengamatan pada responden ke-j

    n = banyak responden

    p = banyak variabel (pertanyaan)

    S-1= invers matriks varian kovarian

    Hipotesis nol dan alternatifnya diberikan sebagai berikut :

    H0 : data berdistribusi multivariat normal

    H1 : data tidak berdistribusi multivariat normal

    Adapun H0 akan ditolak pada = 5%, jika nilai2

    jd 2

    %,5 p kurang dari 50%. (Johnson,

    1988). Uji multinormal juga dapat dilakukan dengan membuat plot 2 (untuk p2) dengan

    langkah-langkah sebagai berikut :

    a) Menghitung xxSxxd jjj 1'2 ; j = 1,2,,nb) Mengurutkan 2jd sedemikian hingga 2 )(2 )2(2)1( ... nddd c) Membuat plot

    n

    jd pj

    5,0,

    22 ,dimana

    n

    jp

    5,02 adalah persentiln

    j )5,0(100

    dari distribusi 2 derajat bebas p.

    Apabila plot mendekati garis lurus maka disimpulkan bahwa data berdis-tribusi

    multivariat normal, yang mana kelengkungan menunjukkan penyimpangan kenormalan.

    Outlieradalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik seca-ra univariatmaupun multivariat dan terlihat sangat jauh berbeda dengan obser-vasi-observasi lainnya.

    Untuk menyelidiki adanya outlierdengan menggunakan jarak mahalanobis.

    )()( 1'

    kikiki xxSxxD i,k=1,2,... (2.2)

    Bila ada nilai ikD melebihi nilai dari ),(2

    pdf maka ada indikasi adanya outlier.

    Perlakuan bila terdapat outlier ada tiga (Kline, 1998) yaitu: Dihiraukan bila tidak diketahui

    penyebabnya, dihilangkan dari sampel bila tidak menyebab-kan penurunan kelayakan model,

  • 7/22/2019 Makalah AKB

    10/12

    dan yang terakhir memodifikasi skor agar pengaruh outlierminimum. Asumsi lain yang harus

    dipenuhi dalam SEM adalah tidak adanya kasus multikolinieritas yaitu tidak adanya korelasi

    yang sempurna atau besar diantara variabel-variabel indikator. Nilai korelasi antara variabel

    indikator yang tidak diperbolehkan adalah sebesar 0.9 atau lebih (Ghozali, 2005).

    Langkah kelima adalah menilai identifikasi model struktural Cara melihat ada

    tidaknya problem identifikasi adalah melihat hasil estimasi yang meliputi : (1) adanya nilai

    standar error yang besar untuk satu atau lebih koefisien; (2) ketidakmapuan program untuk

    invert information matrix; (3) nilai estimasi yang tidak mungkin misalnya error variance

    yang negatif.

    Langkah keenam Menilai kriteria Goodness of Fit Goodness of fit, mengukur

    kesesuaian input observasi atau sesungguhnya (matrik kovarian atau korelasi) dengan prediksi

    dari model yang diajukan. Ada tiga jenis ukuran goodness of fit yaitu (1) absolute fit measure,

    (2) incremental fit measuresdan (3)parsimonious fit measures, kriteria tersebut dapat dilihat

    berdasarkan tabel berikut.

    No. Ukuran Derajat

    Kecocokan

    Keterangan Tingkat kecocokan

    yang bisa diterima

    1. Chi Square

    Normed Chi Square

    (x2/df)

    Menguji apakah kovarians

    populasi yang diestimasi sama

    dengan kovarians sampel (apakah

    model sesuai dengan data)

    rasio perbandingan antara nilai

    chi-square dengan degrees of

    freedom

    Batas bawah = 1.0

    Batas atas = 2.0 atau

    3.0

    dan x2/df > 5

    2. Non-Centraly

    Parameter (NCP)

    mengukur tingkat penyimpangan

    antara simple covariance matrix

    dan fitted (model).

    Kecil

    3. Goodness of Fit

    Indices (GFI)

    Suatu ukuran mengenai ketepatan

    model dalam menghasilkan

    observed matriks kovarian

    0.80GFI 0,9

    4. Root Mean Square

    Error of

    Approximation

    (RMSEA)

    Rata-rata perbedaan degree of

    fredom yang diharapkan terjadi

    dalam populasi, dan bukan sampel

    RMSEA0,08

    (good fit)

    RMSEA< 0,05

    (close-fit)

  • 7/22/2019 Makalah AKB

    11/12

    5. Expected Cross

    Validation index

    (ECVI)

    Mengukur penyimpangan antara

    fitted (model) matriks kovarian

    pada sampel yang dianalisis dan

    kovarian matrik yang akan

    diperoleh pada sampel lain, tetapimemiliki ukuran sampel yang sama

    besar

    ECVI < ECVI

    Saturated dan ECFI

    for independence

    model

    6. CFI

    (Comparative Fit

    Index)

    Uji kelayakan model yang

    diusulkan dengan model dasar

    CFI > 0,9

    2.4Kelebihan dan Kelemahan Structural Equation Modell ingKelebihan Structural Equation Modelling Kelemahan Structural Equation Modelling

    Komprehensif Penggunaan SEM Sangat Dipengaruhi oleh

    Asumsi Parametrik yang Harus Dipenuhi

    Mengakomodasi Model-model yang

    Kompleks

    SEM Mengharuskan Dalam Membentuk

    Variabel Laten, Indikator-indikatornya

    Bersifat Refleksif

    Permodelan Variabel Laten

    Kemungkinan Adanya Pengujian Model

    Secara Keseluruhan daripada Koefisien-

    koefisien Secara Sendiri-sendiri

    2.5Aplikasi Structural Equation Modell ing di Dunia BisnisDi dalam ilmu manajemen, pengukuran yang digunakan dalam riset bisnis telah

    mengalami perkembangan yang luar biasa. Penggunaan analisis kuantitatif dalam ilmu

    manajemen diperlukan guna menjelaskan suatu seni terkadang harus berhadapan dengan

    variabel-variabel yang tidak dapat diukur secara langsung, melainkan harus menggunakan

    indicator. Variabel ini sering dijumpai dalam penelitian-penelitian bisnis maka dari itu

    structural equation modeling adalah metode yang sering digunakan dalam riset bisnis, contoh

    analisis dalam riset bisnis dan manajemen yang sering menngunakan metode ini antara lain :

  • 7/22/2019 Makalah AKB

    12/12

    1.Untuk riset kepuasan pelanggan suatu produk / jasa, dalam hal ini sering sekalimenggunakan metodestructural equation modelling dikarenakan kepuasan pelanggan

    tidak dapat diukur secara langsung, melainkan diukur dari beberapa indicator / yang

    biasa disebut variabel laten.

    2.Untuk riset loyalitas pelanggan terhadap suatu produk / jasa.3.Untuk riset kepemimpinan seorang pemimpin di suatu perusahaan.4.Untuk riset perubahaan manajemen di suatu perusahaan.5.Untuk riset kinerja suatu perusahaan.