makalah agamaa

29
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Menyebarkan Salam”. Penulisan makalah ini adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Agama di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada : 1. Bapak Khamim Tohari, SPDI, MPDI selaku Guru Mata Kuliah yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini 2. Rekan-rekan semua di Kelas A Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. 3. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik 21

Upload: titik-indraini

Post on 02-Jul-2015

150 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah Agamaa

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis

dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Menyebarkan Salam”.

Penulisan makalah ini adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk

menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Agama di Universitas PGRI Adi Buana

Surabaya.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik

pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.

Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan

pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga

kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :

1. Bapak Khamim Tohari, SPDI, MPDI selaku Guru Mata Kuliah yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan,

dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini

2. Rekan-rekan semua di Kelas A Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.

3. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang

telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis,

baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini

4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan

bantuan dalam penulisan makalah ini.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang

membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai,

Amin.

Surabaya, 11 Oktober 2010

21

Page 2: makalah Agamaa

Penulis

BAB I

PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang

Bila Rasulullah SAW mengabarkan kepada kita bahwa salah satu di antara

tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat adalah salam tidak ucapkan kecuali kepada orang-

orang yang dikenal saja, dan kaum muslimin telah mengganti kalimat salam tersebut

dengan kalimat-kalimat yang sama sekali jauh dari tuntunan sunnah, hari ini kabar beliau

tersebut telah semakin nyata kebenarannya. Terbukti pada hari ini, sebagian kaum

muslimin mengucapkan salam hanya kepada orang-orang tertentu saja dari

kelompoknya, partainya, golongannya, kaumnya, sukunya, atau hanya kepada orang-

orang yang dikenalnya saja. Lebih dari itu, sebagian kaum muslimin yang mengaku

dirinya sebagai akademisi muslim, sarjanawan muslim, cendekiawan muslim, dan para

ilmuwan muslim yang belajar Islam kepada Barat dan para orientalis telah mengganti

kalimat salam dengan kalimat-kalimat yang menurut mereka lebih modern, gaul, dan

maju, dan sesuai dengan zaman hari ini, seperti ‘selamat pagi, selamat siang, selamat

malam, dan kalimat-kalimat lainnya’, yang tidak lain hanyalah adopsi dan impor dari

Barat dan orang-orang kafir. Namun atas nama kemajuan, pluralis, liberalis, mereka

katakana ini bagian dari pada Islam dan bukti bahwa Islam sebagai dari rahmatan

lil’alamin.

1.2 TUJUAN

Tujuan Pembuatan makalah ini dilaksanakan oleh para mahasiswa yang

memiliki tujuan dan maksud tertentu. Adapun tujuan kami

1. Menuntaskan tugas mata kuliah Agama

2. Mahasiswa dapat mengetahui makna dan hukum menyebarkan salam.

3. Mahasiswa dapat memahami makna dari salam dan mengaplikasikannya

dalam kehidupan sehari – hari.

21

Page 3: makalah Agamaa

BAB II

A. Pengertian Salam

Secara harfiah salam berasal dari kata salima- Yasiamu-Salaamatan, yang berarti

selamat. Lafad ini dipakai dalam beberapa ayat Al-Quran, misalnya pada QS. Al-

An’am:54, yang artinya ; “ Apabila orang – orang yang beriman kepada ayat – ayat

Kami itu dating kepadamu, maka katakanlah; “ Salaamun’Alaikum ( Mudah –

mudahan Allah melimpahkan keselamatan atas kamu), Tuhan-mu telah menetapkan

atas dir-Nya kasih saying.”Kata salam yang merupakan isim mashdar dari kata

salima memiliki makna yang cukup banyak, diantaranya keselamatan, kedamaian,

ketenteraman, penghormatan, ketundukan dan ketaatan. Inilah makna – makna harfiah

yang ada dalam salam. Dari kata salima muncul kata aslama yang artinya

menyelamatkan, mendamaikan, menenudukkan, dan seterusnya (munawwir,

1984:699). Dari kata aslama inilah muncul kata islam yang kemudian menjadi nama

dari agama kita .

Al-jarjani mendifinisikan salam sebagai selamatnya seseorang dari bencana baik di

dunia maupun di akhirat (tajarrud al-nafsi’an al-mihnati al-darain) (al-Jarjani, 1988:

120). Dari definisi ini dijelaskan bahwa salam merupakan tujuan utama dari Islam,

yakni selamatnya seorang Muslim di dunia dan di akhirat. Salam juga merupakan doa

yang berisi permohonan kepada Allah Swt. Agar orang yang diberi salam

memperoleh keselamatan di dunia maupun di akhirat.

Karena begitu pentingnya isi dari salam , maka Allah memerintahkan kepada orang –

orang yang beriman agar selalu mengucapkan atau menyebarkan salam kepada orang

lain yang seiman, yang dijelaskan dalam :

1. Al Quran

Allah SWT berfirman : “ Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu

memasuki rumah bukan rumhamu sebelum meminta izin dan member salam

kepada penguninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu)

ingat” (An Nuur [24]: 27).

21

Page 4: makalah Agamaa

Allah SWT berfirman: “…Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari )

rumah–rumah (ini) hendaklah kamu member salam kepada dirimu sendiri. Salam

yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkah lagi baik. Demikianlah Allah

menjelaskan ayat–ayat (Nya) bagimu, agar kamu memahaminya” (An Nuur [24]:

61).

2. Hadist

Rasulullah Saw bersabda:"Demi Dia yang diriku berada di tangan-Nya! Kalian

tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak akan beriman

hingga kalian saling berkasih-sayang. Maukah kalian saya tunjukkan suatu

perkara yang apabila kalian kerjakan, maka akan tumbuh rasa kasih-sayang di

antara kalian? Sebarkan salam di antara kalian!" (HR. Muslim).

Rasulullah SAW bersabda:"Wahai manusia! Sebarkanlah salam, berilah makanan,

sambunglah tali silaturahmi dan shalatlah ketika manusia lain tengah tertidur;

niscaya kamu akan masuk surga dengan selamat sejahtera" (At Tirmidzi).

3. Sunnah Para Nabi dan Rasul

Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:"Ketika Allah

telah menjadikan Adam, maka Allah memerintahkan:"Pergilah kepada para

Malaikat dan ucapkan salam kepada mereka yang tengah duduk. Dengarkanlah

jawaban salam mereka, karena itu akan menjadi ucapan salam bagi kamu dan

anak cucumu kelak!" Maka pergilah Nabi Adam dan mengucapkan:"Asalaamu

‘alaikum!" Para Malaikat menjawab:"Assalaamu ‘alaika warahmatullaah!"

Mereka menambah warahmatullaah" (HR. Bukhary dan Muslim).

Al Qur'an menceritakan kisah Ibrahim AS:"(Ingatlah) ketika mereka msuk ke

tempatnya lalu mengucapkan:"Salaaman", Ibrahim menjawab:"Salaamun" ..."

(AdzDzaariyaat[51]:25).

4. Perilaku Para Sahabat

Thufail Bin Ubay Bin Ka'ab pernah datang ke rumah Abdullah Bin Umar; lalu

keduanya pergi ke pasar. Ketika keduanya sampai di pasar, tidaklah Abdullah Bin

Umar menemui tukang rombeng, penjual toko, orang miskin dan siapa saja

melainkan mesti memberi salam kepada mereka.

Suatu hari, Thufail Bin Ubay Bin Ka'ab datang lagi ke rumah Abdullah Bin Umar,

21

Page 5: makalah Agamaa

dan diajak lagi ke pasar. Maka Thufail bertanya:"Perlu apa kita ke pasar? Kamu

sendiri bukanlah seorang pedagang dan tidak ada kepentingan menanyakan harga

barang atau menawar barang. Lebih baik bila kita duduk bercengkerama di sini".

Abdullah Bin Umar menjawab:"Hai Abu Bathn! Sebenarnya kita pergi ke pasar

hanya untuk memasyarakatkan salam. Kita beri salam kepada siapa saja yang kita

temui di sana!" (Imam Malik dalam kitab Al Muwatha' dengan sanad shahih).

B. Hukum

1. Mengucapkan Salam

Hukum mengucapkan salam adalah sunnah yang dikuatkan (sunnah mu'akadah).

Rasulullah SAW bersabda:"Jika seseorang di antara kalian berjumpa dengan

saudaranya, maka hendaklah memberi salam kepadanya. Jika antara dia dan

saudaranya terhalang pepohonan, dinding atau bebatuan; kemudian mereka

berjumpa kembali, maka ucapkan salam kepadanya" (HR. Abu Daud).

Ketika menyampaikan salam, hendaknya seseorang memperdengarkan ucapan

salamnya. Diriwayatkan oleh Tsabit bin ‘Ubaid rahimahullahu :

: �م�ت ل س �ذا إ فقال ع�مر �ن� ب الله� �د� عب �ه� ف�ي ا ل�س# مج� �ت� ي ت أ

ة( +ب طي ة( ك ار م�ب الله� �د� ن ع� م�ن� �ة( ي ح� ت �ها �ن فإ م�ع�، س� فأ

Aku pernah mendatangi suatu majelis yang di situ ada Abdullah bin Umar RA.

Maka beliau berkata, ‘Apabila engkau mengucapkan salam, perdengarkan

ucapanmu. Karena ucapan salam itu penghormatan dari sisi Allah yang penuh

berkah dan kebaikan’.” (HR. Al-Bukhari).

2. Menjawab Salam

Sedangkan hukum menjawab salam adalah wajib. Sebagaimana firman Allah

SWT:"Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah yang

lebih baik atau balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah

memperhitungkan segala sesuatu" (An Nisaa' [4]: 86).

3. Ucapan Salam

21

Page 6: makalah Agamaa

Ucapan salam yang lengkap adalah "Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi

wabarakaatuh" yang artinya "semoga seluruh keselamatan, rahmat dan berkah

Allah dilimpahkan kepada kalian". Ucapan salam ini sesuai dengan petunjuk

Rasulullah SAW ketika beliau tengah bersama isterinya, ‘Aisyah RA, beliau

bersabda:"Ini Jibril mengucapkan salam kepada kamu". Maka ‘Aisyah RA

menjawab:"Wa ‘alaihissalaam warahmatullaahi wabarakaatuh" (HR. Bukhary dan

Muslim).

Idealnya seorang Muslim mengucapkan salam dengan lengkap, tetapi tetap

diperkenankan seseorang untuk mengucapkan salam:

a. Assalamu’alaikum

b. Assalaamu’alaikum warahmatullaah,

c. Assalaamu’alaikum warahmatullaah wabarakaatuh (lengkap)

Semakin lengkap ucapan salam seorang, maka semakin banyak pula keutamaan

yang diraihnya. Imran Bin Hushain RA menceritakan tentang seseorang yang

mendatangi Rasulullah SAW dan mengucapkan salam:"Assalaamu ‘alaikum!"

Rasulullah SAW menjawab salam tersebut, dan kemudian memberikan

komentar:"Sepuluh!" Kemudian datang orang lain yang mengucapkan

salam:"Assalaamu ‘alaikum warahmatullaah!" Rasulullah SAW menjawab dan

kemudian memberikan komentar:"Duapuluh!" Dan datanglah orang ketiga dan

mengucapkan salam:"Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh!" Maka

Rasulullah SAW menjawab:"Tigapuluh!" (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Demikianlah, semakin lengkap ucapan salam seseorang, akan semakin banyak

pula keutamaan yang dia peroleh.

4. Ucapan Balasan Salam

Sedangkan jawaban salam, minimal setara dengan ucapan salam; dan kalau bisa,

malah dilebihkan. Allah Ta'ala berfirman:" Apabila kamu dihormati dengan suatu

penghormatan, maka balaslah yang lebih baik atau balaslah dengan yang serupa.

Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu" (An Nisaa' [4]: 86).

Sehingga jawaban salam yang disyari'atkan adalah:

a. Bila ucapan salam "Assalaamu ‘alaikum" maka jawaban minimal adalah

"Wa'alaikumussalaam", jawaban lebih adalah "Wa'alaikumussalaam

21

Page 7: makalah Agamaa

warahmatullaah", dan jawaban lengkapnya adalah "Wa'alaikumussalaam

warahmatullaahi wabarakaatuh".

b. Bila ucapan salam "Assalaamu ‘alaikum warahmatullaah" maka jawaban

minimal adalah "Wa'alaikumussalaam warahmatullaah", dan jawaban

lengkapnya adalah "Wa'alaikumussalaam warahmatullaahi wabarakaatuh".

c. Bila ucapan salam "Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh"

maka jawaban minimal adalah "Wa'alaikumussalaam warahmatullaahi

wabarakaatuh"

C. ADAB SALAM

Adapun adab (tata cara) mengucapkan dan menjawab salam telah dijelaskan

pula dalam banyak Hadist, secara sistematis sebagai berikut;

1. Kalimat Salam

Hadist dari Imran Bin Hushain ra, seseorang datang kepada Rasulullah SAW

dan mengucapkan “ASSALAMU’ALAI-KUM”, maka dijawab oleh Nabi SAW,

lalu ia duduk. Nabi bersabda; “ (Pahalany) Sepuluh.” Kemudian datang lagi

seorang yang lain member salam "ASSALAAMU ‘ALAIKUM

WARAHMATULLAAH", Setelah nabi menjawabnya, ia bersabda ; “ Dua

Puluh” Kemudian datang orang yang ketiga dan mengucapkan "ASSALAAMU

‘ALAIKUM WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH" maka Nabi

SAW menjawabnya dan bersabda ; Tiga puluh.”

Dari hadist ini, kita bias menyimpulkan, ada tiga kalimat salam dengan masing

– masing keutamaannya. Kemudian jika seseorang menitip salam kepada kita

untuk disampaikna kepada yang lain, maka hal ini juga pernah terjadi,

sebagaimana dijelaskan dalam hadist dari Aisyah RA; Rasullullah SAW

memberitahukan saya bahwa Jibril menyampaikan salam lewat dia untuk saya,

maka saya jawab; WA’ALAIHISSALAM WARAHMATULLAHI

WABARAKATUH.”

Dalam Kitab “Zaadul Ma’ad”, Ibnul Qayim menjelaskan; “ Apabila seseorang

menyampaikan salam kepadamu dari orang lain (titip salam), maka jawablah

untuk yang menitip dan yang menyampaikan salam tersebut.” Jadi kalimatnya,

“WA’ALAIHI WA’ALAIKUM SALAM WARAHMATULLAHI

WABARAKATUH”

21

Page 8: makalah Agamaa

2. Adab Memberi Salam

Secara umum, mengucapakan atau memberi salam lebih baik dilakukan tanpa

mempertimbangkan waktu dan tempat, berdasarkan sabda Rasulullah SAW;

Sebaik-baiknya manusia di sisi Allah ialah orang yang memulai mengucapkan

salam.” Hadist lainnya, “ Seseorang bertanya;” Ya Rasulallah, kalau dua orang

yang bertemu, manakah di antara keduanya yang harus mendahului memeberi

salam? Rasulullah SAW menjawab: Ialah orang yang paling dekat kepada

Allah”. Ada beebrapa adab yang harus diperhatikan dalam menyebarkan salam,

yaitu :

1. Urutan Salam

Sabda Rasulullah SAW :

a.Orang yang berkendaraan memberi salam kepada yang berjalan

b. Orang yang berjalan memberi salam kepada orang yang duduk

c.Rombongan yang sedikit memberi salam kepada rombongan yang lebih

banyak

d. Memberi salam kepada anak kecil

e.Memberi salam antara lelaki dan perempuan

f. Yang meninggalkan tempat member salam kepada yang ditinggal.

g. Ketika pergi meninggalkan atau pulang kerumah, ucapakanlah salam

meski tak seorang pun ada dirumah (malaikat yang akan menjawab).

h. Jika bertemu berulang – ilang maka ucapkanlah salam setiap kali

ketemu.

Pengecualian kewajiban menjawab salam:

1.Ketika sedang salat. Membalas ucapan salam ketika salat membatalkan

salatnya.

2.Khatib, orang yang sedang membaca Al-Qur’an, atau seseorang yang

sedang mengumandangkan Adzan atau Iqamah, atau sedang mengajarkan

kitab-kitab Islam.

3.Ketika sedang buang air atau berada di kamar mandi.

21

Page 9: makalah Agamaa

Itulah urutan salam yang menjadi adab bagi seorang Muslim untuk

menyebarkan salam. Sikap dasar seorang Muslim adalah mencoba

memaklumi orang lain dan tidak meminta untuk dimaklumi. Urutan salam

inipun tidak harus menjadikan kita minta untuk dimaklumi. Misal orang tua

sama sekali tidak mau memberi salam kepada yang lebih muda, dan menuntut

supaya anak-anak muda itu yang harus terlebih dahulu mengucapkan salam

kepadanya. Sikap tuntutan seperti ini tentu saja berlebih-lebihan. Mestinya

seorang Muslim tidak terjebak dengan sikap kekanak-kanakan seperti ini.

2. Mendahului Salam

Terlepas dari urutan dalam memberi salam, Rasulullah SAW mengajarkan

untuk mendahului dalam memberi salam. Diharapkan kita tidak pasif dalam

mengucapkan salam, yaitu sekedar menanti datangnya ucapan salam dari

orang lain. Diharapkan pula kita tidak menjadi orang yang suka menuntut

orang lain untuk mengucapkan salam duluan. Rasulullah SAW mengajarkan,

justru yang memulai salam itulah orang yang lebih mulia.

Sabdanya:"Seutama-utama manusia bagi Allah adalah yang mendahului

salam (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah SAW:"Ya Rasulullah, jika dua

orang bertemu muka, manakah di antara keduanya yang harus terlebih dahulu

memberi salam?" Rasulullah SAW menjawab:"Yang lebih dekat kepada

Allah (yang berhak terlebih dahulu memberi salam)" (HR. tirmidzi).

3. Menjawab Setara atau Lebih

Apabila ada seseorang yang memberi salam kepada kita, maka idealnya kita

memberikan jawaban yang sama (setara). Misalkan seseorang mengucapkan

salam kepada kita:"Assalaamu ‘alaikum warahmatuulaah!" Minimal kita harus

menjawab:"Wa'alaikumussalaam warahmatullaah!"

Lebih utama lagi, apabila kita memberikan jawaban yang lebih daripada

ucapan salam tersebut. Misalkan seseorang mengucapkan salam kepada

kita:"Assalaamu ‘alaikum warahmatuulaah!" Maka akan lebih baik apabila

21

Page 10: makalah Agamaa

kita menjawab:"Wa'alaikumussalaam warahmatullaahi wabaraakatuh!"

Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta'ala:"Apabila kamu dihormati dengan

suatu penghormatan, maka balaslah yang lebih baik atau balaslah dengan yang

serupa. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu" (An Nisaa' [4]:

86).

Jawaban salam masih kurang setara apabila kita memberi

jawaban:"Wa'alaikum salaam ...!" Harusnya, jawaban itu adalah:"Wa

‘alaikumus salaam ...!" Perbedaan antara keduanya adalah: salaam dan as

salaam. Kata salaam berarti keselamatan, sedangkan kata as salaam memiliki

makna seluruh keselamatan. Tentu saja tidak setara antara keselamatan dan

seluruh keselamatan. Jawaban "Wa'alaikum salaam ..." mempunyai makna

keselamatan atas kalian; sedangkan jawaban "wa ‘alaikumus salaam ..."

mempunyai makna seluruh keselamatan atas kalian. Tentu saja jawaban

"Wa'alaikum salaam (keselamatan atas kalian)..." tidak setara apabila pemberi

salam megucapkan:"Assalaamu ‘alaikum (Seluruh keselamatan atas

kalian) ...!"

4. Menjabat Tangan

Selain mengucapkan salam, akhlaq yang indah (karimah) bagi seorang Muslim

ketika bertemu dengan saudaranya adalah menjabat tangannya dengan hangat.

Seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW:"Ya Rasulullah, jika seseorang

dari kami bertemu dengan saudaranya atau temannya apakah harus menunduk-

nunduk?" Jawab Rasulullah SAW:"Tidak!" Tanyanya:"Apakah harus

merangkul kemudian menciumnya?" Jawab Rasulullah SAW:"Tidak!"

Tanyanya sekali lagi:"Apakah meraih tangannya kemudian menjabatnya?"

Jawab Rasulullah SAW:"Ya!" (HR. Muslim).

Selain memiliki nilai kehangatan dan persahabatan (ukhuwwah), jabatan

tangan juga akan menghapus dosa di antara kedua Muslim yang

melakukannya. Rasulullah SAW bersabda:"Tidaklah dua orang Muslim yang

bertemu kemudian berjabat tangan kecuali Allah akan mengampuni dosa

keduanya sampai mereka melepaskan jabatan tangannya" (HR. Abu Daud).

21

Page 11: makalah Agamaa

Yang tetap perlu diperhatikan hendaklah lelaki tidak berjabat-tangan dengan

wanita yang bukan muhrimnya; demikian pula sebaliknya. Meskipun dalam

masalah ini, DR. Yusuf Al Qardhawi tidak mengharamkannya secara mutlaq.

5. Berwajah Manis

Yang dimaksud berwajah manis adalah penampilan yang menyenangkan serta

senyum yang mengembang. Gaya seperti inilah yang diinginkan Rasulullah

SAW ketika seorang Muslim bertemu dengan saudaranya. Sabda Rasulullah

SAW:"Jangan kalian meremehkan sedikitpun tentang kebaikan, meskipun

hanya wajah yang manis saat bertemu dengan saudaramu" (Al Bukhary).

6. Tidak Memalingkan Wajah

Memalingkan wajah, apapun alasannya, sulit untuk ditafsirkan lain kecuali

sikap meremehkan atau memusuhi. Apabila seorang Muslim berjumpa dengan

saudaranya, selain salam dan jabat tangan. hendaklah ditambah dengan

menatap wajah saudaranya; tidak malah memalingkan wajah. Nilai ucapan

salam dan jabatan tangan menjadi hampa dan hilang ketika seseorang

melakukannya sambil memalingkan wajah.

Allah SWT telah mengingatkan masalah ini dengan firman-Nya:"Dan

janganlah kamu memalingkan muka kamu dari manusia dan janganlah kamu

berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri" (Luqman [31]: 18).

7. Tidak Membikin Gaduh

Setiap pembicaraan yang kita lakukan hendaklah secukupnya saja.

Maksudnya, tidak dengan suara yang berlebihan, tetapi juga tidak terlalu

lemah. Minimal orang yang kita ajak berbicara mampu menangkap suara kita,

itu sudah cukup. Demikian pula dalam mengucapkan salam; secukupnya saja.

Al Miqdad RA biasa menyediakan susu bagian Rasulullah SAW. Maka

Rasulullah SAW datang pada waktu malam, lalu beliau memberi salam

dengan perlahan sehingga tidak membangunkan orang yang tidur, dan cukup

didengar oleh mereka yang terjaga. Dan beliau mengucapkan salam

21

Page 12: makalah Agamaa

sebagaimana biasa beliau mengucapkan salam (HR. Muslim).

8. Tidak Mengucapkan ‘Alaikassalaam

Ucapan salam yang dilarang oleh Rasulullah SAW adalah ‘alaikassalaam,

karena kata ‘alaikassalaam adalah salam untuk orang yang telah meninggal.

Abu Juray al Hujaimi datang kepada Rasulullah SAW sambil

mengucapkan:"'Alaikassalaam, ya Rasulullah!" Maka Rasulullah SAW

berkata:"Jangan berkata 'alaikassalaam karena ‘alaikassalaam itu merupakan

salam bagi orang mati" (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi).

9. Salam Kepada Lain Jenis

Laki-laki diperkenankan memberi salam kepada wanita; dan sebaliknya

wanita juga diperbolehkan mengucapkan salam kepada laki-laki.

Demikianlah yang dilakukan Rasulullah SAW ketika berjalan melalui

sekumpulan wanita. Beliau memberi salam kepada mereka (HR. Abu Daud

dan Tirmidzi).

Asma' Binti Jazid menceritakan bahwa ketika Rasulullah SAW berjalan di

masjid mendadak melihat rombongan wanita tengah duduk, maka beliau

melambaikan tangan dengan mengucapkan salam" (HR. At Tirmidzi).

Sedangkan salam wanita kepada laki-laki digambarkan oleh Ummu Hani'

Binti Abu Thalib RA ketika datang kepada Rasulullah SAW saat Fat-hu

Makkah (penaklukan kota Makkah). Saat itu, Rasulullah SAW tengah mandi

dan di depan ada Fathimah. Maka Ummu Hani' memberikan salam kepada

Rasulullah SAW (HR. Muslim).

Tentu saja, memberikan salam kepada lawan jenis yang bukan muhrim

dilakukan dengan tetap memperhatikan adab-adab pergaulan lawan jenis.

Jangan sampai salam dengan lawan jenis justru dijadikan sebagai pengantar

mendekati perbuatan zina. Misalkan salam anak-anak muda kepada lawan

jenis dengan ragam salam yang tidak tepat. Ada salam sayang, salam mesra,

salam rindu dan mungkin ada salam-salam lain yang lebih berbahaya.

Padahal salam seperti itu ditujukan kepada lawan jenis yang bukan muhrim

bukan pula isteri/suaminya. Salam seperti inilah yang tidak lagi bernilai

syar'i.

21

Page 13: makalah Agamaa

10. Salam Kepada Orang Non Muslim

Diharamkan seorang Muslim mendahului mengucapkan salam kepada orang

Non Muslim. Rasulullah SAW bersabda:"Jangan kalian mendahului

mengucapkan salam kepada orang Yahudi atau Nashrani" (HR. Muslim).

Tetapi apabila forumnya telah berbaur antara orang Muslim dengan Non

Muslim, maka diperkenankan kita untuk memulai mengucapkan salam.

Demikianlah yang dilakukan Rasulullah SAW ketika melewati suatu majelis

yang berbaur antara orang Muslim, musrikin penyembah berhala dan Yahudi.

Beliau mengucapkan salam kepada mereka" (HR. Bukhary dan Muslim).

Apabila orang Non Muslim memulai mengucapkan salam, maka jawaban yang

diperkenankan oleh syari'at adalah:"Wa ‘alaikum!" (Semoga anda juga). Itu

saja, tidak usah diperpanjang lagi. Rasulullah SAW menasihatkan:"Jika orang-

orang Ahli Kitab (Non Muslim) memberi salam kepada kamu, maka

jawablah:"Wa ‘alaikum" (HR. Bukhary dan Muslim).

11. Salam Kepada Anak-anak

Salam tidak hanya hak bagi pemuda dan orang tua. Anak-anak pun berhak

untuk mendapatkan salam dan membalasnya. Bahkan, kebiasaan

menyebarkan salam kepada anak-anak, diharapkan dapat mewarnai akhlaq

seseorang ketika menginjak remaja dan dewasa.

Anas Bin Malik RA memberi salam kepada anak-anak ketika dia berjalan di

muka mereka. Kemudian Anas berkata:"Dahulu Rasulullah SAW juga

berbuat seperti ini (HR. Bukhary dan Muslim).

Maka berilah salam kepada anak-anak sekaligus mengkondisikan mereka

dengan akhlaq-akhlaq Islami sejak dini.

12. Salam Jika memasuki rumah

Allah SWT memerintahkan kepada Kaum Muslimin untuk meminta ijin dan

mengucapkan salam apabila hendak memasuki rumah orang lain. Firman-

Nya:"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang

bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada

penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat"

(An Nuur [24]: 27).

Demikian pula jika kita memasuki rumah kita sendiri, baik dalam keadaan

ada orangnya atau dalam keadaan kosong. Disyari'atkan supaya kita

mengucapkan salam. Allah SWT berfirman:"... Maka apabila kamu

21

Page 14: makalah Agamaa

memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi

salam kepada dirimu sendiri. Salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang

diberi berkah lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat (Nya)

bagimu, agar kamu memahaminya" (An Nuur [24]: 61).

Rasulullah SAW pun juga mengajarkan kepada Anas Bin Malik:"Wahai

anak, jika kamu masuk ke dalam rumah keluargamu, hendaknya memberi

salam, supaya menjadi berkah untuk kamu dan keluargamu" (HR. at

Tirmidzi).

Jika kita memasuki rumah dan tidak menmukan seorangpun di sana, maka

dianjurkan untuk mengucapkan: “ASSALA-MU’ALAINAA MIN QIBALI

RABBINAA.” ( Salam sejahtera bagi kita dari hadapan Rabb semua).

Demikian Razi menjelaskan dalam tafsirnya pendapat Ibnu Abbas RA.

Dijelaskan pula oleh para pendahulu kita yang shalih, di antaranya Mujahid

dan Qatadah, “Apabila engkau masuk rumah untuk menemui keluargamu,

ucapkanlah salam kepada mereka. Apabila engkau masuk rumah yang tak

berpenghuni, ucapkanlah: وعلى ا �ن ي عل م� ال الله� الس� اد� ب ع�

�ن ي �ح� (Tafsir Ibnu Katsir, 5/431) .الص�ال

Ini perlu dibiasakan kepada anak-anak, karena orang yang masuk rumah

dengan mengucap salam memiliki keutamaan. Diriwayatkan oleh Abu

Umamah Al-Bahili RA dari Rasulullah SAW :

: ( ) دخل ج�ل( ور �ها م�ن وجل� عز� الله� على ضام�ن( Cه�م� �ل ك ة( ث ال ث

ه� �ت ي ب

وجل� عز� الله� على ضام�ن( فه�و G م ال �س ب“Ada tiga orang yang mendapat jaminan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, (di

antaranya) seseorang yang masuk rumahnya dengan mengucapkan salam,

maka dia mendapatkan jaminan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Abu

Dawud no. 2494, dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih

Sunan Abi Dawud).

13. Salam hendaknya disampaikan ketika memulai suatu pembicaraan

dihadapan orang lain (orang banyak) dan mengakhirinya.

21

Page 15: makalah Agamaa

D. MAKNA SALAM

1. Doa

Makna salam adalah do'a seorang Muslim kepada saudaranya seiman. Kata

"Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh" mempunyai makna

"Semoga seluruh keselamatan, rahmat dan berkah dianugerahkan Allah kepada

kalian". Nilai do'a dalam kandungan salam ini menjadi salah satu dasar mengapa

salam tidak dapat diberikan kepada orang-orang Non Muslim. Karena do'a

seorang Muslim kepada Non Muslim akan tertolak, meskipun ditujukan kepada

orang-orang yang dekat dalam kehidupannya. Demikian pula Rasulullah SAW

tertolak do'anya ketika ditujukan kepada pamannya yang masih kafir, Abu Thalib.

Dan Allah mengingatkan dengan firman-Nya:"Sesungguhnya kamu tidak akan

dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi

petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. Dan Allah lebih mengetahui orang-

orang yang mau menerima petunjuk" (Al Qashash [28]: 56).

Do'a seorang Muslim kepada Non Muslim adalah do'a supaya mereka mendapat

petunjuk masuk dalam pangkuan Islam. Demikianlah do'a Rasulullah SAW

kepada orang Non Muslim:"Ya Allah berilah petunjuk kepada kaumku, karena

sesungguhnya mereka orang yang tidak mengerti" (Sirah Nabawiyah, Abul Hasan

ali An Nadwi). Atau do'a Rasululah SAW kepada Umar Bin Khaththab ketika

masih kafir:"Ya Allah, berilah kemuliaan kepada Islam dengan masuk Islamnya

salah satu orang terkasih kepada-Mu, yakni Abu Jahal atau Umar Bin Khaththab".

Demikian pula sebaliknya. Seorang Non Muslim tidak mungkin mendo'akan

seorang Muslim, karena tuhannya tidak sama. Bagaimana mungkin seorang tuan

menggaji seseorang yang bukan pegawainya. Sehingga, bila seorang Non Muslim

memberi salam kepada kita, cukup kita balas dengan ucapan:"Wa'alaikum

(Semoga kamu juga)", tidak lebih dari itu.

Berkah do'a dari salam itulah yang menjadikan shahabat mengecilkan volume

jawaban salam ketika Rasulullah SAW mengucapkan salam kepada penghuni

rumahnya. Sampai salam ketiga, barulah mereka menjawab dengan suara keras.

Ketika Rasulullah SAW bertanya mengapa hal itu dilakukan oleh mereka, maka

21

Page 16: makalah Agamaa

dijawab:"Kami ingin mendapatkan do'a dari Rasulullah SAW".

2. Dasar Iman dan Ukhuwwah

Salam merupakan dasar terbentuknya kasih-sayang (ukhuwwah), sedangkan

kasih-sayang merupakan salah satu indikasi kedalaman iman. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa salam merupakan dasar bagi tegaknya iman dan ukhuwwah.

Rasulullah SAW bersabda:"Demi Dia yang diriku berada di tangan-Nya! Kalian

tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak akan beriman

hingga kalian saling berkasih-sayang. Maukah kalian saya tunjukkan suatu

perkara yang apabila kalian kerjakan, maka akan tumbuh rasa kasih-sayang di

antara kalian? Sebarkan salam di antara kalian!" (HR. Muslim).

3. Syi’ar Universal

Sangat keliru anggapan sebagian orang yang mengatakan bahwa salam

adalah budaya Arab, sehingga diusulkan supaya diganti dengan sapaan lokal

atau nasional setempat. Sebelum kedatangan Islam, orang-orang Arab tidak

mengenal salam seperti yang kita fahami sekarang. Bila mereka menyapa,

mereka akan mengatakan:"Shabahan Nuur (Selamat pagi)" atau "Masaa'an

Nuur (Selamat malam)" dan kemudian akan dijawab "Shabahal Khair" atau

"Masaa'al Khair".

Setelah kedatangan Islam, sapaan ala Arab itu tidak hilang begitu saja.

Sapaan itu tetap menjadi sapaan khas dalam Bahasa Arab. Sedangkan sapaan

sesuai syari'at Islam adalah:"Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi

wabarakaatuh" menjadi tradisi bagi Kaum Muslimin. Sehingga bagi orang Arab

yang Non Muslim tidak memakai salam sebagai sapaan mereka.

Maka sangat keliru mereka yang beranggapan bahwa salam adalah sapaan

budaya Arab. Meskipun salam memakai Bahasa Arab. Yang benar adalah

salam merupakan sapaan khas Islam yang sesuai dengan syari'at dan

berpahala apabila mengerjakannya. Sekaligus salam merupakan sapaan yang

bersifat universal bagi seluruh Kaum Muslimin sedunia. Dia semacam kode

etik pergaulan antara sesama Muslim. Siapapun dia, berada di manapun, dan

kapanpun jua; maka salam adalah sapaan pemersatu Kaum Muslimin di

seluruh dunia. Itulah syi'ar di antara syi'ar-syi'ar agama Allah yang harus kita

agungkan.

"...Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu

21

Page 17: makalah Agamaa

timbul dari ketaqwaan hati" (Al Hajj [22]: 32).

E. KEUTAMAAN SALAM

a. Mengucapkan salam merupakan salah satu perintah Allah Subhanahu wa

Ta'ala dan Rasul-Nya Shallallaahu alaihi wa Sallam, sebagaimana dalam

hadits Barra’ bin Azib, ia berkata: “Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam

memerintahkan kami untuk melakukan tujuh perkara, yaitu; menjenguk orang

yang sakit, mengikuti jenazah, mendo’akan orang bersin yang mengucapkan

alhamdulillah, membantu orang yang lemah, menolong orang yang dizhalimi,

mengucapkan salam dan memenuhi sumpah.” (Muttafaq alaih).

b. Menimbulkan kasih sayang antar sesama, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu

Hurairah ra Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:

“Tidak akan masuk surga sampai kamu beriman, dan tidak beriman sehingga

kamu saling mencintai. Dan maukah aku tunjukkan suatu perbuatan yang bisa

membuatmu saling mencintai; yaitu tebarkan salam antar sesamamu.” (HR. al

Bukhari - Muslim).

c. Merupakan amalan yang terbaik dalam Islam. Dari Abdullah bin Amr bin Ash

ra, seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wa

Sallam: “Apakah amalan yang paling baik dalam Islam?” Beliau menjawab:

“Memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang telah kamu

kenal maupun yang belum kamu kenal”. (HR. al Bukhari - Muslim).

d. Mendapatkan berkah dan kebaikan dari Allah, sebagaimana firmanNya:

“Maka ketika kamu masuk rumah, ucapkan salam untuk dirimu sebagai

penghormatan dari Allah yang berisi berkat dan kebaikan.” (An-Nur: 61).

e. Termasuk di antara perbuatan yang bisa memasukkan pelakunya ke dalam

surga. Abu Yusuf Abdullah bin Salam Radhiallaahu anhu berkata; saya pernah

mendengar Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:

”Wahai manusia, tebarkanlah salam, berikanlah makan, lakukan silaturrahim,

dan shalatlah ketika orang lain tidur malam, maka engkau akan masuk ke

surga dengan selamat.” (HR. At Tirmidzi, dia berkata: “hasan shahih”).

Pada kesempatan lain, Rasulullah SAW bersabda :

21

Page 18: makalah Agamaa

Cوا، اب ح ت �ى حت �وا �ؤ�م�ن ت وال �وا، �ؤ�م�ن ت �ى ت ح �ة ن �ج ال د�خ�ل�ون ت ال

وا ف�ش� أ ؟ �م� �ت ب اب ح ت �م�و�ه� �ت فعل �ذا إ Gء ي� ش على �م� Cك د�ل أ وال أ

�م� ك �ن ي ب م ال الس�

“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak

dikatakan beriman hingga kalian bisa saling mencintai. Maukah kalian aku

tunjukkan terhadap satu amalan yang bila kalian mengerjakannya kalian akan

saling mencintai? Yaitu sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim

no. 192).

BAB III

PENUTUP

3.1 SARAN

3.2

Untuk dapat mencapai suatu tujuan yang sama yaitu mendapatkan keridhoan

dari Tuhan Yang Maha Esa dan dapat terjalin tali persaudaraan sesama umat

khususnya muslim, maka seharusnya

1. Diharapkan semua kalangan dapat mengerti yang terkandung dalam

makalah kami, agar kita bias memahami tentang ajaran islam yaitu

meyebarkan salam.

2. Dengan membaca makalah ini tentang menyebarkan salam, seharusnya

kita dapat menerapkan dalam kehidupan sehari – hari sesuai dengan

sunnah Rasulallah SAW Karena secara tidak langsung kita dtelah

menyebarkan kebaikan dengan mendoakan keselamatan orang lain dan diri

kita sendiri.

3.3 KESIMPULAN

Demikian yang semestinya dilakukan oleh setiap orang tua dan kaum

muslimin dalam menanamkan kebiasaan ini. Begitu pula hendaknya yang

ditempuh oleh seorang pengajar yang mendidik anak-anak. Dinasihatkan

21

Page 19: makalah Agamaa

oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu: “Seorang pengajar apabila

memasuki kelas hendaknya mengucapkan salam dengan mengatakan

�ه� ات ك ر وب الله� ح�مة� ور �م� �ك ي عل م� ال dan hendaknya dia mengetahui bahwa ,الس�

ini adalah perilaku Islami yang agung, yang memperkuat ikatan cinta dan

kepercayaan di antara murid, maupun antara pengajar dengan muridnya.”

Beliau menambahkan: “Tidak sepantasnya salam yang diucapkan itu

berupa kalimat ‘selamat pagi’ atau ‘selamat sore’. Namun tidak mengapa

bila setelah mengucapkan salam dia ucapkan perkataan itu dengan sedikit

perubahan, seperti misalnya ‘Semoga Allah berikan kebaikan padamu pagi

ini’, sehingga ucapan itu mengandung makna doa….” (Nida` ilal

Murabbiyin wal Murabbiyat, hal. 17)

Inilah tuntunan Islam dalam mempererat hubungan persaudaraan di antara

kaum muslimin. Tentunya, harus kita tinggalkan kebiasaan-kebiasaan yang

jauh dari tuntunan Rasulullah SAW. Sebagai gantinya, menghidupkan

sunnah yang demikian benderang ini dalam kehidupan kita dan anak-anak

kita. Wallahu A’lam.

21