makalah agama islam_hubungan iptek dan islam
DESCRIPTION
Hubungan Iptek dengan IslamTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang
seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang.
Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran
(qa’idah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam
sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala
ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat
diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak
boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai
standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah
yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat
(pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur,
bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram (hukum-
hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh
Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka
tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat
untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh
perdaban barat satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru
dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh
perkembangan iptek modern membuat orang lalu mengagumi dan meniru- niru gaya hidup
peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis trhadap segala dampak negatif yang
diakibatkanya.
Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah
SWT. Ada banyak cara untuk beribadah kepada Allah SWT seperti sholat, puasa, dan
menuntut ilmu. Menuntut ilmu ini hukumnya wajib. Seperti sabda Rasulullah SAW: “
1
menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban atas setiap muslim laki-laki dan perempuan”.
Ilmu adalah kehidupanya islam dan kehidupanya keimanan.
2. PERUMUSAN MASALAH
Yang menjadi permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini yaitu :
1. Apakah pengertian iptek dan apa kaitannya dengan islam?
2. Seberapa wajibkah manusia dituntut mencari ilmu?
3. Apa sajakah keutamaan mencari ilmu?
4. Seberapa besarkah tanggung jawab ilmuwan terhadap alam?
3. TUJUAN
Yang menjadi tujuan pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk menambah wawasan bagi pembaca tentang iptek dalam paradigma islam.
2. Untuk melatih penulis agar dapat menulis karya ilmiah.
3. Sebagai pelengkap tugas mata kuliah Materi PAI.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian iptek dan kaitannya dengan Islam
Untuk memperjelas, akan disebutkan dulu beberapa pengertian dasar. Ilmu
pengetahuan (sains) adalah pengetahuan tentang gejala alam yang diperoleh melalui proses
yang disebut metode ilmiah (scientific method) .Sedang teknologi adalah pengetahuan dan
ketrampilan yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia
sehari-hari. Perkembangan iptek, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek
Peran Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam)
wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek
yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan
iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam.
2. Kewajiban mencari ilmu
Pada dasarnya kita hidup didunia ini tidak lain adalah untuk beribadah kepada
Allah. Tentunya beribadah dan beramal harus berdasarkan ilmu yang ada di Al-Qur’an dan
Al-Hadist. Tidak akan tersesat bagi siapa saja yang berpegang teguh dan sungguh-sungguh
perpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Disebutkan dalam hadist, bahwasanya ilmu yang wajib dicari seorang muslim ada
3, sedangkan yang lainnya akan menjadi fadhlun (keutamaan). Ketiga ilmu tersebut adalah
ayatun muhkamatun (ayat-ayat Al-Qur’an yang menghukumi), sunnatun qoimatun (sunnah
dari Al-hadist yang menegakkan) dan faridhotun adilah (ilmu bagi waris atau ilmu faroidh
yang adil)
Dalam sebuah hadist rasulullah bersabda, “ mencari ilmu itu wajib bagi setiap
muslim, dan orang yang meletakkan ilmu pada selain yang ahlinya bagaikan
menggantungkan permata dan emas pada babi hutan.”(HR. Ibnu Majah dan lainya)
3
Juga pada hadist rasulullah yang lain,”carilah ilmu walau sampai ke negeri cina”.
Dalam hadist ini kita tidak dituntut mencari ilmu ke cina, tetapi dalam hadist ini rasulullah
menyuruh kita mencari ilmu dari berbagai penjuru dunia. Walau jauh ilmu haru tetap
dikejar.
Dalam kitab “ Ta’limul muta’alim” disebutkan bahwa ilmu yang wajib dituntut
trlebih dahulu adalah ilmu haal yaitu ilmu yang dseketika itu pasti digunakan dal
diamalkan bagi setiap orang yang sudah baligh. Seperti ilmu tauhid dan ilmu fiqih. Apabila
kedua bidang ilmu itu telah dikuasai, baru mempelajari ilmu-ilmu lainya, misalnya ilmu
kedokteran, fisika, matematika, dan lainya.
Kadang-kadang orang lupa dalam mendidik anaknya, sehingga lebih
mengutamakan ilmu-ilmu umum daripada ilmu agama. Maka anak menjadi orang yang
buta agama dan menyepelekan kewajiban-kewajiban agamanya. Dalam hal ini orang tua
perlu sekali memberikan bekal ilmu keagamaan sebelum anaknya mempelajari ilmu-ilmu
umum.
Dalam hadist yang lain Rasulullah bersabda, “sedekah yang paling utama adalah
orang islam yang belajar suatu ilmu kemudian diajarkan ilmu itu kepada orang
lain.”(HR. Ibnu Majah)
Maksud hadis diatas adalah lebih utama lagi orang yang mau menuntut ilmu
kemudian ilmu itu diajarkan kepada orang lain. Inilah sedekah yang paling utama dianding
sedekah harta benda. Ini dikarenakan mengajarkan ilmu, khususnya ilmu agama, berarti
menenan amal yang muta’adi (dapat berkembang) yang manfaatnya bukan hanya
dikenyam orang yang diajarkan itu sendiri, tetapi dapat dinikmati orang lain.
3. Keutamaan orang yang berilmu
Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah dan
masyarakat. Al-Quran menggelari golongan ini dengan berbagai gelaran mulia dan
terhormat yang menggambarkan kemuliaan dan ketinggian kedudukan mereka di sisi Allah
SWT dan makhluk-Nya. Mereka digelari sebagai “al-Raasikhun fil Ilm” (Al Imran : 7),
“Ulul al-Ilmi” (Al Imran : 18), “Ulul al-Bab” (Al Imran : 190), “al-Basir” dan “as-Sami'
4
“ (Hud : 24), “al-A'limun” (al-A'nkabut : 43), “al-Ulama” (Fatir : 28), “al-Ahya' “ (Fatir :
35) dan berbagai nama baik dan gelar mulia lain.
Dalam surat ali Imran ayat ke-18, Allah SWT berfirman: "Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang- orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". Dalam ayat ini ditegaskan pada golongan orang berilmu bahwa mereka amat istimewa di sisi Allah SWT . Mereka diangkat sejajar dengan para malaikat yang menjadi saksi Keesaan Allah SWT. Peringatan Allah dan Rasul-Nya sangat keras terhadap kalangan yang menyembunyikan kebenaran/ilmu, sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati pula oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati." (Al-Baqarah: 159) Rasulullah saw juga bersabda: "Barangsiapa yang menyembunyikan ilmu, akan dikendali mulutnya oleh Allah pada hari kiamat dengan kendali dari api neraka." (HR Ibnu Hibban di dalam kitab sahih beliau. Juga diriwayatkan oleh Al-Hakim. Al Hakim dan adz-Dzahabi berpendapat bahwa hadits ini sahih). Jadi setiap orang yang berilmu harus mengamalkan ilmunya agar ilmu yang ia peroleh dapat bermanfaat. Misalnya dengan cara mengajar atau mengamalkan pengetahuanya untuk hal-hal yang bermanfaat.
4. Hubungan al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan
Dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an mengenai hubungan Islam dengan IPTEK
antara lain :
a. Surat Al Mujadilah ayat 11
5
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu
berlapang-lapanglah pada majlis-majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan melapangkan bagi kamu. Dan jika dikatakan kepada kamu ; Berdirilah ! ",
maka berdirilah Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara
kamu dan orang~rang yang diberi ilmu beberapa derajat ; Dan Allah dengan
apapun yang kamu kerjakan adalah Maha Mengetahui.”
Kandungan
Surat Al-Mujadalah:11 menerangkan tentang etika (sopan santun) bila berada
dalam suatu majlis dan kedudukan orang yang beriman, serta orang yang berilmu
pengetahuan. Dalam buku pembelajaran Al-Quran Hadits dan Tafsir Al-Mishbah,
dijelaskan bahwa Surat Al-Mujadalah ini turun pada hari jum’at. Ketika itu Rasul berada
di satu tempat yang sempit (Shuffah) dan menjadi kebiasaan bagi beliau memberikan
tempat khusus buat para sahabat yang terlibat dalam perang Badr, karena besarnya jasa
mereka. Ketika majlis tengah berlangsung datanglah beberapa orang sahabat yang
mengikuti perang Badr. Kemudian datang pula yang lainnya. Mereka yang baru datang
memberi salam, dan Rasulpun serta sahabat menjawab salam tersebut. Tapi mereka yang
telah datang lebih dahulu (yang sudah duduk) tidak bergeser sedikitpun dari tempat
duduknya, sehingga mereka yang baru datang berdiri terus. Maka Nabi SAW
memerintahkan kepada sahabat-sahabat yang lain yang tidak terlibat dalam perang Badr
untuk mengambil tempat lain agar para sahabat yang berjasa itu duduk di dekat Nabi
SAW. Perintah Nabi itu, mengecilkan hati mereka yang disuruh berdiri, dan ini yang
digunakan oleh kaum munafik untuk memecah belah dengan berkata : ”Katanya
Muhammad berlaku adil, tetapi ternyata tidak.” Nabi yang mendengar kritik itu bersabda:
”Allah merahmati siapa yang memberi kelapangan bagi sandaranya.” Kaum beriman
menyambut tuntunan Nabi dan ayat di ataspun turun mengukuhkan perintah dan sabda
Nabi itu. Hal ini juga diperjelas dalam Asbabun nuzul (2001:549).
6
Apa yang dilakukan Rasul terhadap para sahabat dikenal juga dalam pergaulan
internasional seperti istilah peraturan protokoler, dimana orang-orang terhormat memiliki
tempat-tempat yang terhormat disamping Kepala Negara, hal ini sebagimana tertuang
dalam Quran Surat An-Nisa :95 Artinya : ”Tidaklah sama antara mu’min yang duduk-
selain yang mempunyai uzur-dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan
harta mereka dan jiwa mereka. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta
dan diri mereka atas orang-orang yang duduk, satu derajat. Kepada masing-masing, Allah
menjanjikan pahala yang besar (Q.S An-Nisa : 95).
Adapun bebrapa hal yang bisa diperoleh dari Quran surah Al-Mujadalah: 11 ini
antara lain :
1.Etika Dalam Majlis
Etika dalam majlis ini maksudnya adalah bahwasanya ketika berada dalam suatu
majlis, hendaklah kita memberikan kelapangan tempat duduk bagi yang baru datang.
Dalam buku pembelajaran Al-Quran Hadits dikatakan bahwasanya yang sempit itu
bukanlah tempatnya melainkan hatinya. Tabiat manusia yang mementingkan diri sendiri,
membuat enggan memberikan tempat kepada orang yang baru datang, jadi dalam hal ini
hati sangat berperan.
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwasanya sebagai orang yang beriman kita
(manusia) harus melapangkan hati demi saudaranya yang lain. Dengan kita memberikan
kelapangan kepada orang lain, maka ” niscaya Allah akan melapangkan bagimu”. Artinya
karena hati telah dilapangkan terlebih dahulu menerima sahabat, hati kedua belah pihak
akan sama-sama terbuka dan hati yang terbuka akan memudahkan segala urusan.
Jadi sekurang-kurangnya etika dalam suatu majlis adalah memberikan kelapangan tempat
duduk, maka dengan demikian Allah juga akan melapangkan pula bagi kita pintu-pintu
kebajikan di dunia dan di akhirat. Sebagaimana. Sabda Nabi : Artinya : ”Allah akan
menolong hamba-Nya, selama hamba itu mau menolong sesama saudaranya. (H.R.
Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi)
2.Manfaat beriman dan berilmu pengetahuan
Selanjutnya dalam ayat tersebut dijelaskan ” Niscaya Allah akan mengangkat
derajat orang-orang yang beriman diantaramu, dan orang –orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat”. Artinya ada orang yang akan diangkat derajatnya oleh
Allah, yaitu orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu pengetahuan,
dengan bebrapa derajat.
7
Orang yang beriman dan berilmu pengetahuan akan menunjukkan sikap yang arif
dan bijaksana. Iman dan ilmu tersebut akan membuat orang mantap dan agung. Ini berarti
pada ayat tersebut membagi kaum beriman kepada dua kelompok besar, yang pertama
sekedar berimnan dan beramal saleh, dan yang kedua beriman dan beramal saleh serta
memiliki pengetahuan. Derajat kelompok kedua ini menjadi lebih tinggi, bukan saja karena
nilai ilmu yang disandangnya, tetapi juga amal dan pengajatrannya kepada pihak lain baik
secara lisan, tulisan maupun dengan keteladanan. (Quraish Shihab 2002:79-80)
Kita bisa saksikan, orang-orang yang dapat menguasai dunia ini adalah orang-orang yang
berilmu, mereka dengan mudah mengumpulkan harta benda, mempunyai kedudukan dan
dihormati orang. Ini merupakan suatu pertanda bahwa Allah mengangkat derajatnya.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa Allah mengangkat derajat orang-orang
yang beriman dan berilmu pengetahuan jika ilmu tersebut dimanfaatkan untuk
kemaslahatan umat.. tetapi jika pengetahuan yang dimiliki tersebut hanya digunakan untuk
mencelakakan atau membahayakan orang lain maka hal tersebut tidak dibenarkan.
Jadi antara iman dan ilmu harus selaras dan seimbang, sehingga kalau menajdi ulama, ia
menjadi ulama yang berpengetahuan luas, kalau ia menjadi dokter, maka akan menajdi
dokter yang yang beriman dan sebagainya.
Pada akhir ayat juga dijelaskan bahwasanya Allah itu selalu melihat apa yang kamu
kerjakan, jadi tidak ada yang samar dihadapan Allah. Dan Allah akan mebalas semua apa
yang kita kerjakan. Orang yang berbuat baik akan dibalas dengan kebaikan dan yang jahat
akan dibalas sesuai dengan kejahatannya.
3.Contoh semangat keilmuan
Adapun yang dapat dijadikan sebagai contoh dari semangat keilmuan adalah:
Rasulullah itu sendiri merupakan contoh teladan yang tidak mengenal lelah
dalam mencari ilmu, Beliau senantiasa membaca dan menimba ilmu dari alam
rasa dan yang semuanya bersumber dari Allah SWT.
Apabila ada suatu majlis maka bergabunglah karena pasti disana akan
didapatkan suatu pengetahuan baru yang akan emnambah wawasan dan
referensi sehingga kita dapat mengaplikasikan apa yang didapatkan. Seperti
contoh sahabat Nabi yang pulang dari medan perang. Beliau tetap bergabung
dalam majlis ilmu yang dilaksanakan oleh Nabi. Dalam dunia kita saat ini
yaitu seringlah mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak-pihak yang
peduli dengan bidang-bidang keilmuan.
8
Ikutilah jejak para tokoh-tokoh agamawan, ilmuan, tokoh pemikir yang selalu
berupaya untuk menciptakan iklim yang baru sehingga saat ini kita dapat
menikmatinya dan dimasa mendatang.
b. Surat Al Baqarah ayat 164
Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan
apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan
bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan,
dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”
(QS Al Baqarah : 164)
Kandungan Surat Al Baqarah ayat 164
Dialah yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya untuk keperluan manusia.
Sudah seharusnyalah manusia memperhatikan dan merenungkan rahmat Allah yang maha
suci itu. Karena dengan begitu, akan bertambah yakinlah ia pada kekuasaan dan keesaan
Nya, akan bertmabha luas pulalah ilmu pengetahuannya mengenai alam ciptaan Nya dan
dapat pula dimanfaatkannya ilmu pengetahuan itu sebagaimana yang dikehendaki oleh
Allah yang maha mengetahui. Hendaklah selalu diperhatikan dan diselidiki apa yang
tersebut dalam ayat ini, yaitu :
1. Bumi yang dihuni manusia dan apa yang tersimpan didalamnya tidak akan pernah
habis baik didarat maupun dilaut
9
2. Langit dengan planet dan bintang-bintangnya semua berjalan dan bergerak menurut
tata tertib dan aturan Ilahi. Tidak ada yang menyimpang dari aturan-aturan itu
3. Pertukaran malam dan siang dan perbedaan panjanng dan pendeknya pada
beberapa negeri karena perbedaan letaknya, kesemuanya itu membawa faedah dan
manfaat yang amat besar bagi manusia
4. Bahtera berlayar dilautan untuk membawa manusia dari satu negeri ke negeri yang
lain dan untuk membawa barang-barang perniagaan untuk memajukan
perekonomian
5. Allah SWT menurunkan hujan dari langit sehingga dengan air hujan itu bumi yang
telah mati atau lekang dapat menjadi hidup dan subur, dan segala macam hewan
dapat pula melangsungkan hidupnya
6. Pengendalian dan pengisaran angin dari suatu tempat ke tempat yang lain adalah
tanda dan bukti bagi kekuasaan Allah dan kebesaran rahmatnya bagi manusia
7. Demikian pula, harus dipikirkan dan diperhatikan kebesaran nikmat Allah kepada
manusia dengan bertumpuk-tumpuknya awan antara langit dan bumi. Ringkasnya,
semua rahmat yang diciptakan Allah termasuk apa yang tersebut dalam ayat 164 ini
patut dipikirkan dan direnungkan bahkan dibahas dan diteliti untuk meresapkan
keimanan yang mendalam dalam kalbu, dan untuk memajukan ilmu pengetahuan
yang juga membawa kepada pengakuan akan keesaan dan kebesaran Allah.
Al-Qur’an adalah kitab petunjuk demikian hasil yang kita peroleh dari mempelajari sejarah turunnya. Jika demikian apakah hubungan al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan.
c. Ciri khas ilmu pengetahuan
Ciri khas nyata dari ilmu pengetahuan (science) yang tidak dapat diingkari-meskipun oleh para ilmuan –adalah bahwa ia tidak mengenal kata “kekal”. Apa yang dianggap salah di masa silam mislanya dapat diakui kebenarannya di abad modern.
Persolan ilmiah silih berganti, bukan saja dalam lapangan pembhasan satu ilmu saja, tetapi juga dalam teori-teori setiap cabang ilmu pengetahuan. Dahulu persolan moral tidak mendapat perhatian ilmuwan, tetapi kini penggunaan senjata nuklir, misalnya tidak dapat
10
dipisahkan dari pesolan tersebut; mereka tidak mengabaikan persolan moral dalam penggunaan senjata nuklir yang merupakan dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan.
Teori bumi datar yang merupakan satu hukum aksioma disatu masa misalnya, dibatalkan oleh teori bumi bulat yang kemudian dibatalkan oleh teori lonjong seperti lonjongnya telur. Mungkin tidak sedikit orang yang yakin bahwa pertimbangan logila atau ilmiah terutama menurut ilmu pasti adalah benar sedangkan keadaannya belum tentu demikian.
d. Al-Qur’an di tengah perkembangan ilmu
Sebelum berbicara tentang masalah tersebut, terlebih dahulu perlu diperjelas pengertian ilmu yang dimaksud dalam tulisan ini.Al-Qur’an menggunakan kata ‘ilm dalam berbagai bentuk dan artinya sebanyak 854 kali.ara lain sebagai “peroses pencapaian pengetahuan dan objek pengetahuan” (QS. 2:31-32). Pembicaraan tentang ilmu mengantarkan kita kepada pembicaraan tentang sumber-sumber ilmu di samping klasifikasi dan ragam disiplannya.
Berbeda dengan klasifikasi ilmu yang digunakan oleh para filosof muslim atau non-muslim pada masa-masa silam, atau klasifikasi belakangan ini di kenal seperti antara lain, ilmu-ilmu sosial, maka pemikiran Islam pada abad XX, khususnya setelah seminar internasional pendidikan Islam di Makkah pada tahun 1977 M, pengklasifikasian ilmu menjadi dua kategori :1. Ilmu abadi (perennial knowledge) yang berdasarkan wahyu ilahi
yang tertera dalam al-Qur’an dan hadis serta segala yang yang dapat diambil dari keduanya.
2. Ilmu yang dicari (acquired knowledge)termasuk sains ke alaman dan terapannya yang dapat berkembang secara kualitatif dan penggadaan, variasi terbatas dan pengalihan antar budaya selama tidak bertentangan dengan syari’ah sebagai sumber nilai.
11
Dewasa ini diakaui oleh ahli-ahli sejarah dan filsafat sains bahwa sejumlah gejala yang dipilih untuk dikaji oleh komunitas ilmuwan sebenarnya di tentukan oleh pandangan terhadap realitas atau kebenaran yang telah diterima oleh komunitas tersebut. Dalam hal ini, satu-satunya yang menjadi tumpuan perhatian sains mutakhir adalah materi Alam.
e. Korelasi antara al-Qur’an dan ilmu pengetahuan
Membahas hubungan antara al-Qur’an dan ilmu pengetahuan bukan dinilai dari banyak atau tidaknya cabang-cabagn ilmu pengetahuan yang dikandungnya, tetapi yang lebih utama adalah melihat: adalah al-Qur’an atau jiwa ayat-ayatnya menghalangi ilmu pengetahuan dan mendorongnya, karena kemajuan ilmu pengetahuan tidaknya diukur melalui sumbangan yang diberikan kepada masyarakat atau kumpulan ide dan metode yang dikembaangkannya, tetapi sekumpulan syarat-syarat pesikologi dan sosial yang diwujudkan, sehingga mempunyai pengaruh (positif ataupu negatif) terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.
Dalam al-Qur’an ditemukan kata-kata “ilmu” dalam berbagai bentuknya yang terulang sebanyak 854 kali. Di samping itu banyak pula ayat-ayat al-Qur’an yang menganjurkan untuk menggunakan akal, pikiran, penalaran, dan sebagainya, sebagaimana yang dikemukakan oleh ayat-ayat yang menjelaskan hamatan ilmu pengetahuan. Antara lain:
1. Sujektivitas: (a) suka tidak suka (baca antara lain, QS 43:78; 7:79); (b) taqdid atau mengikuti tanpaalasan, (baca antara lain, QS 36:67; 2:170).
2. Angan-angan dan dugaaanyang tak beralasan (baca antara lain, QS 10:36).
3. Bergegas gegas dalam mengambil atau kesimpulan (baca antara lain, QS 21:37).
12
4. Sikap angkuh (enggang untuk mencari atau menerima kebenaran) (baca antara lain, QS 7:146),Di samping itu, terdapat tuntutan-tuntutan antara lain :
1. Jangan bersikap terhadap sesuatu tampa dasar pengetahuan (QS 17:36), dalam arti tidak menetapkan sesuatu kecuali benar-benar telah mengetahui duduk persoalan (baca antara lain, QS 36:17), atau menolaknya sebelum ada pengetahuan (baca antara lain QS 10:39).
2. Jangan menilai sesuatu karena faktor ekstren apapun-walaupun dalam pribadi tokoh yang diagungkan seperti Nabi Muhammad s.a.w. Ayat macam inilah yang mewujudkan iklim ilmu pengetahuan dan
yang telah melahirkan pemikir-pemikir dan ilmuwan-ilmuwan Islam dalam berbagai disiplin ilmu. Korelasi kedua dapat ditemukan pada iyarat-isyarat ilmiah yang tersebar sekian banyak ayat al-Qur’an yang berbicara tentang alam raya dan fenomenanya.
f. Tanggung jawab ilmuwan terhadap alam
Manusia, sebagaimana makhluk lainnya, memiliki ketergantungan terhadap alam.
Namun, di sisi lain, manusia justru suka merusak alam. Bahkan tak cukup merusak, juga
menhancurkan hingga tak bersisa.
Tiap sebentar kita mendengar berita menyedihkan tentang kerusakan baru yang
timbul pada sumber air, gunung atau laut. Para ilmuwan mengumumkan ancaman
meluasnya padang pasir, semakin berkurangnya hutan, berkurangnya cadangan air minum,
menipisnya sumber energi alam, dan semakin punahnya berbagai jenis tumbuhan dan
hewan.
Sayangnya, meski nyata terasa dampak akibat kerusakan tersebut, sebagian besar
manusia sulit menyadarinya. Mereka berdalih apa yang mereka lakukan adalah demi
kepentingan masa depan. Padahal yang terjadi justru sebaliknya; tragedi masa depan itu
sedang berjalan di depan kita. Dan, kitalah sesungguhnya yang menjadi biang kerok dari
tragedi masa depan tersebut.
13
Manusia telah diperingatkan Allah SWT dan Rasul-Nya agar jangan melakukan
kerusakan di bumi. Namun, manusia mengingkari peringatan tersebut.
Allah SWT menggambarkan situasi ini dalam Al-Qur’an:
“Dan bila dikatakan kepada mereka, ‘Janganlah kamu membuat kerusakan di
muka bumi’, mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan.” (QS Al-Baqarah:11)
Allah SWT juga mengingatkan manusia: “Telah tampak kerusakan di darat dan di
laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar)’. Katakanlah, ‘Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah).’’ (QS Ar-ruum: 41-42)
Pada masa sekarang pendidikan lingkungan menjadi mutlak diperlukan. Tujuannya
mengajarkan kepada masyarakat untuk menjaga jangan sampai berbagai unsur lingkungan
menjadi hancur, tercemar, atau rusak.
Untuk itu manusia sebagai khalifah di bumi dan sebagai ilmuwan harus bisa
melestarikan alam. Mungkin bisa dengan cara mengembangkan teknlogi ramah
lingkungan, teknologi daur ulang, dan harus bisa memanfaatkan sumber daya alam dengan
bijak.
g. Bukti-bukti ilmu pengetahuan yang telah di jelaskan dalam al qur’an.
1) Nebula
“Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi mawar merah seperti (kilapan)
minyak. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Q.S. Ar
Rahmaan:37-38)
Nebula adalah kumpulan 100 milyar galaksi yang berbentuk seperti bunga mawar.
2) Kesempurnaan Di Alam Semesta
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak
melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu
14
dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan
payah.” (QS. Al Mulk: 3-4)
Di alam semesta, miliaran bintang dan galaksi yang tak terhitung jumlahnya
bergerak dalam orbit yang terpisah. Meskipun demikian, semuanya berada dalam
keserasian. Bintang, planet, dan bulan beredar pada sumbunya masing-masing dan
dalam sistem yang ditempatinya masing-masing. Terkadang galaksi yang terdiri
atas 200-300 miliar bintang bergerak melalui satu sama lain. Selama masa
peralihan dalam beberapa contoh yang sangat terkenal yang diamati oleh para
astronom, tidak terjadi tabrakan yang menyebabkan kekacauan pada keteraturan
alam semesta.
3) Orbit
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”(QS. Al
Anbiya: 33)
Bintang, planet, dan bulan berputar pada sumbunya dan dalam sistemnya,
dan alam semesta yang lebih besar bekerja secara teratur. Semuanya bergerak pada
orbit tertentu.
4) Perjalanan Matahari
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”(QS. Yasin:38)
Berdasarkan perhitungan para astronom, akibat aktivitas galaksi kita,
matahari berjalan dengan kecepatan 720.000 km/jam menuju Solar Apex, suatu
tempat pada bidang angkasa yang dekat dengan bintang Vega.
5) Langit Tujuh Lapis
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.” (QS. Ath-
Thalaq:12)
Atmosfer bumi ternyata terbentuk dari tujuh lapisan. Berdasarkan
Encyclopedia Americana (9/188), lapisan-lapisan yang berikut ini bertumpukan,
bergantung pada suhu, yaitu lapisan troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer,
ionosfer, eksosfer, dan magnetosfer.
6) Gunung Mencegah Gempa Bumi
“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan
gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu;
15
dan memperkembangbiakkan padanya segala macam jenis binatang.” (QS.
Luqman:10)
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan gunung-
gunung sebagai pasak?” (QS. An-Naba:7)
Informasi yang diperoleh melalui penelitian geologi tentang gunung
sangatlah sesuai dengan ayat Al Quran. Salah satu sifat gunung yang paling
signifikan adalah kemunculannya pada titik pertemuan lempengan-lempengan
bumi, yang saling menekan saat saling mendekat, dan gunung ini “mengikat”
lempengan-lempengan tersebut. Dengan sifat tersebut, pegunungan dapat
disamakan seperti paku yang menyatukan kayu.
Selain itu, tekanan pegunungan pada kerak bumi ternyata mencegah
pengaruh aktivitas magma di pusat bumi agar tidak mencapai permukaan bumi,
sehingga mencegah magma menghancurkan kerak bumi.
7) Air Laut Tidak Saling Bercampur
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara
keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.” (QS. Ar-
Rahman:19-20)
Pada ayat di atas ditekankan bahwa dua badan air bertemu, tetapi tidak
saling bercampur akibat adanya batas. Bagaimana ini dapat terjadi? Biasanya, bila
air dari dua lautan bertemu, diduga airnya akan saling bercampur dengan suhu dan
konsentrasi garam cenderung seimbang. Namun, kenyataan yang terjadi berbeda
dengan yang diperkirakan. Misalnya, meskipun Laut Tengah dan Samudra
Atlantik, serta Laut Merah dan Samudra Hindia secara fisik saling bertemu, airnya
tidak saling bercampur. Ini karena di antara keduanya terdapat batas. Di Selat
Gibraltar lebih terlihat lagi. Antara air di Selat Gibraltar dengan Laut Mediteran
terdapat perbedaan warna yang jelas yang menjadi batas antara keduanya.
BAB III
PENUTUP
16
Perkembangan iptek adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek.Dari uraian di atas dapat
dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek setidaknya ada 2
(dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu
pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek . Jadi,
syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan
tolok ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek.
Untuk itu setiap muslim harus bisa memanfaatkan alam yang ada untuk
perkembangan iptek dan seni, tetapi harus tetap menjaga dan tidak merusak yang ada.
Yaitu dengan cara mencari ilmu dan mengamalkanya dan tetap berpegang teguh pada
syari’at Islam.
17
DAFTAR PUSTAKA
Munawar, Said Aqil, 2002. Al-Quran Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki. Jakarta :
Ciputat Press
Shihab, Quraish, 1999. Mukjizat Al-Quran. Bandung :Mizan
al-Farmawi, Abd al-Hayy, al-Bidayah fi al-Tafsir al-Mawdhu’i, Dirasat Manhajiyyah
Mawdhu’iyyah, 1977
Mustafa, 2010, Quraish Shihab Membumikan kalam di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,
Shihab, M. Quraish. dkk., Sejarah dan Ulum al-Qur’an, Jakarta, Pustaka Firdaus, 1999.
Shihab, M. Quraish. dkk.,Tafsir Al-Misbah, Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’an,
Volume XIV, Jakarta: Lentera Hati. 2006
Shihab, M. Quraish. dkk.,Wawasan Al-Qur’an, (Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan
Umat), Bandung: Mizan, 2007,
Shihab, M. Quraish. dkk., Membumikan al-Qur’an, Fungsi dan Peran wahyu dalam
kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 1994.
http://tafsiralmishbah.wordpress.com/biografi-m-quraish-shihab/ diunggah pada tanggal 24
November 2013
18