makalah adb

28
Anemia defisiensi besi Yusta Wetri Handayani Nim: 102008088 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta 11510 *Email : [email protected] PENDAHULUAN Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoietik , karena cadangan besi kosong, sehingga pembentukan hemoglobin berkurang. Berbeda dengan anemia akibat penyakit kronik, berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoietik terjadi akibat pelepasan besi dari system retikuloendotelial yang berkurang, sementara cadangan besi normal. Namun, kedua jenis anemia ini merupakan anemia dengan gangguan metabolisme besi. Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering dijumpai, terutama di Negara-negara tropik atau Negara dunia ketiga, oleh karena sangat berkaitan erat dari sepertiga penduduk dunia yang memberikan dampak kesehatan yang sangat

Upload: sylviaaa08

Post on 09-Apr-2016

121 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: makalah ADB

Anemia defisiensi besi

Yusta Wetri Handayani

Nim: 102008088

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta 11510

*Email : [email protected]

PENDAHULUAN

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi

untuk eritropoietik , karena cadangan besi kosong, sehingga pembentukan hemoglobin

berkurang. Berbeda dengan anemia akibat penyakit kronik, berkurangnya penyediaan besi

untuk eritropoietik terjadi akibat pelepasan besi dari system retikuloendotelial yang

berkurang, sementara cadangan besi normal. Namun, kedua jenis anemia ini merupakan

anemia dengan gangguan metabolisme besi.

Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering dijumpai, terutama di

Negara-negara tropik atau Negara dunia ketiga, oleh karena sangat berkaitan erat dari

sepertiga penduduk dunia yang memberikan dampak kesehatan yang sangat merugikan

serta dampak kesehatan yang sangat merugikan serta dampak social yang cukup serius.

ANAMNESIS

1. Identitas pasien

Identitas pasien merupakan bagian yang paling penting dalam anamnesis. Identitas

ini diperlukan untuk memastikan bahwa yang diperiksa benar – benar anak yang

dimaksud, dan tidak keliru dengan anak yang lain. Identitas pasien meliputi nama,

Page 2: makalah ADB

umur, jenis kelamin, nama orang tua, alamat, agama dan suku bangsa, serta umur,

pendidikan dan pekerjaan orang tua.

2. Keluhan utama

Keluhan utama yaitu keluhan atau gejala yang menyebabkan pasie dibawa berobat.

3. Riwayat perjalanan penyakit sekarang

Pada riwayat perjalan penyakit ini disusun cerita yang kronologis, terinci dan jelas

mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum terdapat keluhan sampai ia

dibawa berobat. Perlu ditanyakan perkembangan penyakit, kemungkinan terjadinya

komplikasi, adanya gejala sisa, bahkan juga kecacatan. Dari riwayat ini diharapkan

dapat diperoleh gambaran kearah kemungkinan diagnosis dan diagnosis banding.

Pada umumnya, hal – hal berikut perlu diketahui mengenai keluhan atau gejala :

Lamanya keluhan berlangsung

Bagaimana sifat terjadinya gejala : apakah mendadak, perlahan – lahan,

terus menerus, berupa bangkitan – bangkitan atau serangan, hilang timbul,

apakah berhubungan dengan waktu (misalnya terjadi waktu pagi, sore,

malam)

Untuk keluhan lokal harus dirinci lokalisasi dan sifatnya : menetap,

menjalar, menyebar, berpindah – pindah

Berat-ringannya keluhan dan perkembangannya : apakah menetap,

cenderung bertambah berat, cenderung berkurang

Terdapat hal yang mendahului keluhan

Apakah keluhan tersebut baru pertama kali dirasakan ataukah sudah

pernah sebelumnya; bila sudah pernah, dirinci apakah intensitas dan

Page 3: makalah ADB

karakteristiknya sama atau berbeda, dan interval antara keluhan – keluhan

tersebut

Apakah terdapat saudara sedarah, orang rumah atau sekeliling pasien

menderita keluhan yang sama

Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya.

Berikut ini diutarakan secara ringkas beberapa keluhan yang sering dijumpai dan hal - hal

yang biasanya perlu diketahui lebih lanjut tentang keluhan tersebut.

1. Gejala apa yang dirasakan oleh pasien?

Lemah, lesu, cepat lelah, malise, sesak nafas, nyeri dada, kaki dingin.

2. Apakah gejala tersebut muncul mendadak atau bertahap.

3. Sejak kapan terjadinya gejala diatas?

4. Tanyakan kecukupan makanan dan kecukupan Fe.

5. Adakah gejala yang konsisiten dengan melabsorbsi?

6. Adakah tanda-tandakehilagan darah dari saluran cerna ?

7. Jika pasien seorang wanita, adakah kehilangan darah menstruasi berlebihan?

Tanyakan frekuensi dan durasi menstuasi

8. Apakah ada sumber kehilangan darah yang lain.2

Page 4: makalah ADB

Riwayat penyakit dahulu dan penyelidikan fungsional

1. Adanya dugaan penyakit ginjal kronik sebelumnya?

2. Adakah riwayat penyakit kronis (misalnya arthritis rheumatoid atau gejala yang

menunjukan keganasan) ?

3. Adakah tanda-tanda kegagalan sumsum tulang (memar, perdarahan, dan infeksi yang tak

lazim atau rekurens)

4. Adakah tanda-tanda defisiensi vitamin seperti neuropati perifer (pada defisiensi B12

subacute combined degeneration of the cord (SACDOC).2

5. Adakah alasan untuk mencurigai adanya hemolisis (misalnya ikterus, katub buatan yang

dicurigai bocor)?

6. Adakah riwayat anemia sebelumnya atau pemeriksaan penunjang seperti endoskopi

gastrointestinal?

7. Adanya disfagia (akibat lesi esophagus yang menyebakan anemia atau selaput pada

esophagus akibat anemia defisiensi besi?

Riwayat keluarga

Adakah riwayat anemia dalam keluarga? Khusus pertimbangan penyakit sel sabit,

talasemia, dan anemia hemolitik yang diturunkan.2

Page 5: makalah ADB

Obat-obatan

Obat- obat tertentu berhubungan dengan kehilangan darah (misalnya OAINS yang

menyebabkan erosi lambung atau supresi sumsum tulang akibat obat sitotoksin).2

PEMERIKSAAN

1. FISIK

- Inspeksi

Apakah pasien sakit ringan atau berat? (sesak nafas atau syok)

Adakah tanda-tanda anemia? (lihat apakah konjungtiva anemis dan telapak

tangan pucat)

Adakah koilonokia (kuku seperti sendok) atau keilitis angularis atau atrofi pada

papil lidah?

(ditemukan pada defisiensi besi).2

- Palpasi dan perkusi

Page 6: makalah ADB

Pada perabaan apakah ditemukan hepatomegali, spenomegali, atau masa pada

abdomen.2

2. LABORATORIUM

Kelainan laboratorium pada kasus defisiensi besi dapat dijumpai :3,4

Kadar hemoglobin dan indeks eritrosit.

- Didapatkan anemia hipokrom mikrositer, anisositosis dan poikilositosis pada

sediaan hapus darah tepi.

Makin berat derajat anemia makin berat derajat hipokromnya. Derajat hipokrom dan

mikrosotosis berbanding lurus dengan derajat anemia, berbeda dengan

thalasemia.Jika terjadi hipokromia dan mikrosistosis ekstrim, maka sel tampak

sebagai sebuah cincin (ring cell), atau memanjang seperti elips, disebut sebagai sel

pensil. Kadang-kadang dijumpai sel target.

- MCV dan MCH menurun. MCV < 70fl hanya didapatkan pada anemia defisiensi

besi dan talasemia mayor.

- Leukosistosis dan trombosit pada umumnya normal, tetapi granulositopenia

ringan dapat dijumpai pada ADB yang berlangsung lama.

- Pada ADB karena cacing tambang dapat djumpai eosinofilia.

Page 7: makalah ADB

Besi serum dan daya ikat besi total

- Besi serum menurun dan total iron binding capacity (TIBC) meningkat pada

anemia defisiensi besi.

Untuk criteria ADB, kadar besi serum menurun < 50 ug/dl, TIBC meningkat >

350 ug/dl, dan saturasi transferin <16%, atau < 18%.

Feritin serum

Feritin serum merupakan indicator cadangan besi yang sangat baik.Feritin serum

banyak dipakai baik di klinik maupun di lapangan karena cukup reliable dan praktis,

meskipun tidak begitu sensitive.

Titik pemilah (cut off point) untuk feritin serum pada ADB dipakai angka <12 ug/dl

atau < 15ug/dl.

Reseptor transferin serum

Serum transferring receptor (sTfR) meningkat pada ABD.

Pengukuran reseptor transferin terutama dipakai untuk membedakan ABD dengan

anemia akibat penyakit kronik. Akan lebih baik lagi apabila dipakai rasio reseptor

transferin dengan log feritin serum. Rasio >1,5 menunjukan ADBdan rasio <1,5

sangat mungin karena anemia akibat penyakit kronik.

Page 8: makalah ADB

WORKING DIAGNOSIS

Berdasarkan pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang. Maka, dapat

didiagnosis pasien pda kasus menderita “Anemia defisiensi besi”

DIFERENSIAL DIAGNOSIS

1. Anemia pada penyakit kronik

Salah satu anemia yang sering terjadi pada pasien yang menderita berbagai penyakit

keganasan dan radang kronik. Gambaran khasnya adalah :

Indeks dan morfologi eritrosit normositik normokrom atau hipokrom ringan(MCV

jarang < 75 fl)

Anemia bersifat ringan dan tidak progresif (hemoglobin jarang kurang dari 9,0g/dl)

beratnya anemia tergantung dari beratnya penyakit

Baik kadar besi serum maupun TIBC menurun sedangkan kadar sTfR normal

Kadar feritin serum normal atau meningkat dan kadar besi cadangan di sumsum

tulang normal tetapi kadar besi dalam eritroblas berkurang.

Page 9: makalah ADB

Patogenesis anemia ini tampaknya terkait dengan menurunnya pelepasan besi dari

makrofag ke plasma, memendeknya umur eritrosit dan respon eritropoetin yang tidak

adekuat terhadap anemia yang disebabkan oleh efek sitokin seperti IL-1 dan TNF pada

eritropoiesis.Anemia ini hanya terkoreksi dengan keberhasilan pengobatan penyakit

yang mendasari, dan tidak berespon terhadap terapi besi walaupun kadar besi serum

rendah. Pemberian eritropoietin rekombinan memperbaiki keadaan anemia pada

beberapa kasus. Pada banyak keadaan, anemia ini dipesulit oleh anemia yang

disebabkan oleh penyebab lain, seperti defisiensi besi, vitamin B12 atau fosfat, gagal

ginjal, kegagalan sumsum tulang, hipersplenisme, kelainan endokrin, anemia

leukoeritroblastik, dll. 4

2. Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik (SDM besar) diklasifikasikan secara morfologi sebagai anemia

makrositik normokrom. Anemia megaloblastik sering disebabkan oleh defisiensi B12

dan asam folat yang mengakibatkan gangguan sintesis DNA, disertai kegagalan

maturasi dan pembelahan inti. Defisiensi-defisiensi ini dapat sekunder akibat

malnutrisi, defisiensi asam folat, malabsorpsi, kekurangan faktor intrinsik (seperti pada

anemia pernisiosa dan pasca gastrektomi), infeksi parasit, penyakit usus, dan

keganasan, serta sebagai akibat agens-agens kemoterapeutik. Pada individu dengan

infeksi cacing pita yang disebabkan oleh ingesti ikan segaryang terinfeksi, cacing pita

Page 10: makalah ADB

berkompetisi dengan pejamunya untuk mendapatkan vitamin B12 didalam makanan

yang ingesti, yang menyebabkan anemia megaloblatik.

Anemia megaloblastik sering terlihat sebagai malnutrisi pada orang yang lebih tua,

pacandu alcohol, atau remaja, dan pada perempuan selama kehamilan, saat permintaan

untuk mencukupi kebutuhan janin dan laktasi meningkat.

Pada keadaan tidak adanya asupan folat, cadangan foalt biasanya akan habis kira-kira

dalam waktu 4 bulan. Selain dari gejala-gejala anemia, pasien-pasien anemia

megaloblastik yang sekunder akibat defisiensi folat dapat terlihat malnutrisi dan

mengaami glositis berat (lidah meradang, nyeri), diare, dan kehilangan nafsu makan.5

ETIOLOGI

Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh:

Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun dapat berasal dari:

- Saluran cerna: akibat dari tukak petik, pemakaian salisilat atau NSAID, kanker

lambung, kanker kolon, divertikulosis, hemoroid dan infeksi cacing lambung.

- Saluran genitalia perempuan: menorrhagia atau metrorhagia.

- Saluran kemih: hematuria

- Saluran nafas: hemoptoe

Page 11: makalah ADB

Factor nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi total makanan, atau kualitas besi

(biovailabilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C, dan

rendah daging.

Kebutuhan besi meningkat: seperti pada prematurasi, anak dalam masa pertumbuhan

dan kehamilan.

Gangguan absorbsi besi: gastrektomi, tropical sprue atau kolitis kronik.

Pada orang dewasa anemia defisiensi yang dijumpai di klinik hamper identik

dengan perdarahan menahun. Faktor nutrisi atau peningkatan kebutuhan besi jarang sebagai

peyebab utama. Penyebab perdarahan paling sering pada laki-laki ialah perdarahan

gastrointestinal, dinegara tropik paling sering karena infeksi cacing tambang. Sedangkan

pada perempuan dalam masa reproduksi paling sering karena meno-metrorhagia.3

EPIDEMIOLOGI

Anemis defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering dijumpai, terutama di Negara-

negara tropic atau Negaradunia ketiga, oleh Karena sangat berkaitan erat dengan taraf

social ekonomi. Anemia ini mengenai lebih dari sepertiga penduduk dunia yang

memberikan dampak kesehatan yang sangat merugikanserta dampak social yang cukup

serius.3

Page 12: makalah ADB

PATOGENESIS

Perdarahan menahun menyababkan kehilangan besi sehingga cadangan besi makin

menurun. Jika cadangan besi menurun, keadaan ini disebut iron depleted state atau negative

iron balance. Keadaan ini ditandai oleh penurunan kadar feritin serum, peningkatan

absorbs besi dalam usus, serta pengecatan besi dalam sumsum tulang negatif. Apabila

kekurangan besi berlanjut terus maka cadangan besi menjadi kosong sama sekali,

penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang sehingga menimbulkan gangguan pada

bentuk eritrosit tetapi anemia secara klinik belum terjadi, keadaan ini disebut sebagai : iron

deficient erythropoiesis. Pada fase ini kelainan pertama yang dijumpai adalah peningkatan

kadarfree protophorphyryn atau zinc protophorpyryn dalam eritrosit. Saturasi tranferin

menurun dan total iron binding capacity (TIBC) meningkat. Apabila jumlah besi menurun

terus maka eritropoesis semakin terganggu sehingga kadar hemoglobin mulai menurun,

akibatnya timbul anemia hipokromik mikrositer, disebut sebagai iron deficiency anemia.

Pada saat itu juga terjadi kekurangan besi pada epitel serta pada beberapa enzim yang dapat

menimbulkan gejala pada kuku, epitel mulut dan faring serta berbagai gejala lainnya.3

GEJALA ANEMIA DEFISIENSI BESI

Gejala anemia defisiensi besi dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar, yaitu: Gejala

umum anemia, gejala khas akibat defisiensi besi, gejala penyakit dasar.3

Page 13: makalah ADB

1. Gejala Umum Anemia

Gejala umum anemia yang disebut sebagai sindrom anemia (anemic syndrome) dijumpai

pada anemia defisiensi besi apabila kadar hemoglobin turun dibawah 7-8d/dl. Gejala ini

berupa badan lemas, lesu, cepat lelah, mata kunang-kunang, serta telinga yang

berdenging. Pada anemia defisiensi besi karena penurunan kadar hemoglobin yang terjadi

secara perlahan-lahan seringkali syndroma anemia tidak terlalu menyolok dibandingkan

dengan anemia yang lainyang penurunan kadar hemoglobinnya lebih cepat terjadi, oleh

karena mekanisme kompensasi tubuh dapat berjalan dengan baik. Pada pemeriksaan fisik

dijumpai pasien yang pucat, terutama pada konjungtiva dan jaringan di bawah kuku.

2. Gejala Khas Defisiensi Besi

Gejala yang khas dijumpai pada defisiensi besi, tetapi tidak dijumpai pada anemia jenis lain

adalah:

Koilonychias: kuku sendok (spoon nail), kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertical

dan menjadi cekung sehingga mirip seperti sendok.

Atrofi papil lidah: permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah

menghilang.

Stomatitis angularis (cheilosis): adanya peradangan pada sudut mulut sehingga tampak

sebagai bercak berwarna pucat keputihan.

Page 14: makalah ADB

Disfagia: nyeri menelan kerena kerusakan epitel hipofaring.

Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan akhloridia.

Pica : keinginan untuk memakan bahan yang tidak lazim, seperti: tanah liat, es, lem dll.

3. Gejala penyakit dasar

Pada anemia defisiensi besi dapat dijumpai gejala-gejala penyakit yang menjadi penyebab

anemia defisiensi besi tersebut.Misalnya pada anemia akibat penyakit cacing tambang

dijumpai dyspepsia, parotis membengkak, dan kulit telapak tangan berwarna kuning seperti

jerami. Pada anemia karena perdarahan kronik akibat kanker kolon dijimpai gejala

gangguan kebiasaan BAB atau gejala lain tergantung lokasi tersebut.

PENATALAKSANAAN

1. Medika mentosa

Penyebab yang mendasarinya sedapat mungkin diobati. Sebagai tambahan, diberikan besi

untuk mengoreksi anemia dan memulihkan cadangan besi.3,4

Page 15: makalah ADB

Besi oral

Preparat yang terbaik adalah fero sulfat karena harganya murah, mengandung 67 mg besi

dalam tiap tablet. Dosis pemeliharaan yang diberikan adalah 100mg -200mg.

Pemberian fero sufat sebaiknya diberikan saat perut kosong dalam dosis yang berjarak

sedikitnya 6 jam. Jika timbul efek samping (mis : mual, nyeri perut, konstipasi, atau diare),

dapat dikurangi dengan memberikan besi bersama makanan atau menggunakan preparat

dengan kandungan besi yang lebih yang lebih rendah, mis ferro glukonat yang lebih sedikit

mengandung besi (37 mg ) per tablet 300 mg.

Terapi besi oral harus diberikan diberikan cukup lama untuk mengoreksi anemia dan

untuk memulihkan cadangan besi tubuh, yang biasanya memberikan hasil setelah

penggunaan selama 6 bulan.

Besi parentral

Preparat yang tersedia ialah iron dextran complex (mengandung 50 mg besi/ml), iron

sorbitol citrit acid complex dan yang terbaru iron ferric gluconate dan iron sucrose yang

lebi aman. Besi parentral dapat diberikan secara intramuscular dalam atau intravena

pelan. Pemberian secara intamuskular memberikan rasa nyeri dan memberikanwarna hitam

pada kulit. Efek samping yang dapat timbul adalah reaksi anafilaksis, meskipun jarang,

Page 16: makalah ADB

Efek samping lain adalah flebitis, sakit kepala, flushing, mual, muntah, nyeri perut dan

sinkop.

Terapi besi parentral bertujuan untuk mengembalikan kadar hemoglobin dan

mengisi besi sebesar 500 sampai 1000 mg.

Terapi besi parentral hanya diberikan pada jika dianggap perlu untuk memulihkan besi

tubuh secara cepat, contohnya pada kehamilan tua atau pasien yang menjalani hemodialisis

dan terapi eritropoietin atau jika pemberian besi oral tidak efektif.

2. Nonmedika mentosa

Diet : sebaiknya diberikan makanan bergizi dengan tinggi protein terutamayang

berasal dari protein hewani.

Vitamin C : vitamin C diberikan 3x 100mg per hari untuk meningkatkan

absorbs besi.

Transfuse darah : ADB janrang memerlukan transfuse darah. Indikasi pemberian

transfusi darah pada anemia kekurangan besi adalah :

- Adanya penyakit jantung anemic dengan ancaman payah jantung

- Anemia yang sangat simtomatik, misalnya anemia dengan gejala pusing yang

sangat menyolok.

Page 17: makalah ADB

- Pasien memerlukan peningkatan kadar hemoglobin yang cepat seperti pada

kehamilan trisemester akhir atau preoprasi.3

KOMPLIKASI

Nilai hemoglobin kurang dari 5g/100ml dapat menyebabkan gagal jantung dan kematian.1

PENCEGAHAN

Mengingat tingginya prevalensi anemia defisiensi besi di masyarakat maka diperlukan

suatu tindakan pencegahan yang terpadu. Pencegahan tersebut berupa :

Pendidikan kesehatan :

- Kesehatan lingkungan, misalnya tentang pemakaian jamban, perbaikan

lingkungan kerja, misalnya pemakaian alas kaki sehingga dapat mencegah

penyakit cacing tambang

Pemberantasan infeksi cacing cambang sebagai sumber perdarahan kronik paling

sering dijumpai di daerah tropik. Pengendaian infeksi cacing tambang dapat dilakukan

dengan pengobatan masal dengan anthelmentik dan perbaiakn sanitasi.

Page 18: makalah ADB

Suplemen besi yaitu pemberian besi profilaksis pada segmen penduduk yang rentan,

seperti ibu hamil dan anak balita. Di Indonesia diberikan pada wanita hamil dan anak

balita memakaipil besi dan folat.

Fortifikasi bahan makanan dengan besi, yaitu mencampurkan besi pada bahan

makanan. Di Negara barat dilakukan dengan mencampur tepung untuk roti atau

bubuk susu dengan besi.3

KESIMPULAN

Anemis defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering dijumpai, terutama di

Negara-negara tropic atau Negaradunia ketiga, oleh Karena sangat berkaitan erat dengan

taraf social ekonomi. Anemia ini mengenai lebih dari sepertiga penduduk dunia yang

memberikan dampak kesehatan yang sangat merugikanserta dampak social yang cukup

serius.3

Defisiensi besi adalah masalah pada toddler dan anak-anak yang membutuhkan

peningkatan kebutuhan gizi untuk pertumbuhan.Wanita hamil sering mengalami defisiensi

besi kerena kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.Wanita yang haid juga cenderung

mengalami mengalami defisiensi besi karena hilangnya besi setiap bulan dan diet mungkin

kekurangan zat besi.Pada pria, defisiensi besi biasanya terjadi pada pengidap ulkus atau

penyakit hepar yang ditandai perdarahan. Penurunan jumlah sel darah merah memaju

Page 19: makalah ADB

sumsum tulang untuk meningkatan pelepasan sel-sel darah merah abnormal yang berukuran

kecil dan kekuran hemoglobin.1

Pencegahan tersebut berupa : Pendidikan kesehatan, Pemberantasan infeksi cacing

cambang sebagai sumber perdarahan kronik paling sering dijumpai di daerah tropic,

Suplemen besi yaitu pemberian besi profilaksis pada segmen penduduk yang rentan, seperti

ibu hamil dan anak balita. Di Indonesia diberikan pada wanita hamil dan anak balita

memakai pil besi dan folat.3

DAFTAR PUSTAKA

1. Elizabeth J, Corwin. Patofisiologi. Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Jakarta, 2009 : hal 427-28

2. Gleadle Jonathan. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Penerbit Erlangga. Jakarta,

2007 : hal 84-85

3. Sudoyono W Aru, Setiyohadi Bambang. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV.

Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam UI. Jakarta, 2007 : 634-40

4. Hoffbran, A.V. Kapita selekta HEMATOLOGI. Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran

ECG. Jakarta, 2005 : hal 150-65

5. Price, Sylvia Adreson. PATOFISIOLOGI : KONSEP KLINIK PEROSES-PROSES

PENYAKIT. Edisi 6. Vol 1. Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jakarta, 2005 : hal

261-62

Page 20: makalah ADB