makalah

13
PENDAHULUAN Pada zaman sekarang ini, perkembangan ilmu kedokteran sudah sangat lebih maju dan nampaknya sudah memenuhi harapan hidup yang lebih baik dari sebelumnya. Kemajuan ilmu kedokteran ini disebabkan oleh keadaan manusia yang cerdas dalam mencari informasi di berbagai media yang dapat memperkaya pengetahuan mereka serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi mengenai masalah-masalah kesehatan. 1 Tetapi zaman terus berganti, pemikiran manusia juga terus berkembang dan mulai menjadi kritis dalam menanggapi setiap informasi yang diterimanya apalagi hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan. Oleh karena itu, seorang dokter haruslah lebih memperhatikan cara kerja mereka. Namun dalam pelaksanaan profesi kedokteran sering kali dijumpai konflik antara dokter dan pasien yang tidak dapat dipecahkan oleh kaidah-kaidah etika. Dalam keadaan seperti ini maka kaidah hukum dapat diberlakukan sehingga pembicaraan tidak akan dilepaskan dari masalah hak dan kewajiban dari pihak-pihak yang terlibat dalam perselisihan tersebut. Masalahnya adalah seberapa jauh pihak yang terlibat yakni dokter dan pasien dalam mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing. 1 Oleh karena munculnya berbagai masalah, maka terciptalah bioetik khususnya untuk mengetahui bagaimana menentukan sesuatu perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk dalam dunia kedokteran dengan dasar etika. Dan penerapan kaidah bioetik tersebut merupakan sebuah keharusan bagi seorang 1

Upload: caesar

Post on 12-Sep-2015

252 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jjjj

TRANSCRIPT

PENDAHULUANPada zaman sekarang ini, perkembangan ilmu kedokteran sudah sangat lebih maju dan nampaknya sudah memenuhi harapan hidup yang lebih baik dari sebelumnya. Kemajuan ilmu kedokteran ini disebabkan oleh keadaan manusia yang cerdas dalam mencari informasi di berbagai media yang dapat memperkaya pengetahuan mereka serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi mengenai masalah-masalah kesehatan.1 Tetapi zaman terus berganti, pemikiran manusia juga terus berkembang dan mulai menjadi kritis dalam menanggapi setiap informasi yang diterimanya apalagi hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan. Oleh karena itu, seorang dokter haruslah lebih memperhatikan cara kerja mereka. Namun dalam pelaksanaan profesi kedokteran sering kali dijumpai konflik antara dokter dan pasien yang tidak dapat dipecahkan oleh kaidah-kaidah etika. Dalam keadaan seperti ini maka kaidah hukum dapat diberlakukan sehingga pembicaraan tidak akan dilepaskan dari masalah hak dan kewajiban dari pihak-pihak yang terlibat dalam perselisihan tersebut. Masalahnya adalah seberapa jauh pihak yang terlibat yakni dokter dan pasien dalam mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing.1 Oleh karena munculnya berbagai masalah, maka terciptalah bioetik khususnya untuk mengetahui bagaimana menentukan sesuatu perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk dalam dunia kedokteran dengan dasar etika. Dan penerapan kaidah bioetik tersebut merupakan sebuah keharusan bagi seorang dokter karena kaidah bioetik dapat memberikan pegangan pembenaran moral bagi dokter tentang bagaimanakah tindakan dan sikap mereka terhadap suatu persoalan dan kasus yang dihadapi pasiennya.5Beucamp and Childress (1994) menguraikan 4 kaidah dasar bioetik untuk mencapai suatu keputusan etik. Ke-4 kaidah dasar moral tersebut adalah prinsip beneficience, non-malaficence, autonomy, dan justice.2 Kaidah beneficence merupakan etika yang paling bersesuaian apabila disebut mengenai baik. Selain itu, kaidah-kaidah lain seperti non-maleficence, autonomi dan justice, masing-masing mempunyai karakter tersendiri yang perlu wujud dalam diri setiap dokter.3

PEMBAHASANDefenisi bioetikBioetika berasal dari bahasa Yunani yakni, bios yang berarti kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Seorang ahli tumor Amerika serikat Van Resseler ,mengartikan istilah bioetika sebagai cabang ilmu tersendiri atau sebuah etika baru berdasarkan tinjauan biologis. Bioetika dilukiskan sebagai ilmu pengetahuan untuk mempertahankan hidup dan terpusat pada penggunaan ilmu biologis untuk memperbaiki mutu hidup.2 Menurut Aristoteles, bioetika pula adalah satu solusi terhadap konflik moral yang timbul dalam praktik medis dan biologi. Ia saling berhubung antara manusia dan nilai-nilai norma dalam kehidupan.4Kaidah-kaidah dasar BioetikaDi dalam bioetik terdapat berbagai metode dan pendekatan-pendekatan yang berbeda. Metode tersebut di pakai untuk menyusun seluruh pembahasan bahan etika biomedis di sekitar empat kaidah dasar. Kaidah-kaidah tersebut berlaku dalam bidang kedokteran dan pelayanan kesehatan yang merupakan sebuah hukum mutlak bagi seorang dokter, sehingga seorang dokter wajib mengamalkan prinsip-prinsip yang ada di dalam kaidah tersebut sesuai dengan konteks dan kondisi pasien. Empat kaidah tersebut adalah : BeneficenceKata beneficence berasal dari bahasa latin, yaitu bene = baik ficence = melakukan, berbuat, yang berarti berbuat baik. Dalam konteks etika kedokteran, berbuat baik adalah kewajiban. Perlakuan terbaik kepada pasien merupakan poin utama dalam kaidah ini. Kaidah beneficence menegaskan peran dokter untuk menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien dan mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. Dan dalam kaidah ini kondisi pasien adalah yang wajar dan berlaku umum. Dalam kasus dr. Bagus, yang termasuk kaidah beneficence adalah : Dokter Bagus bertugas dari pagi hari sampai sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia harus mengobati pasien di malam hari bila ada warga desa yang membutuhkan pertolongannya. ( Paragraf 1 kalimat 3 )Dalam kasus ini, dr. Bagus telah menunjukkan bahwa ia melayani pasien tanpa mengenal batas waktu. Ia selalu bersedia untuk melayani pasiennya. Ini berarti dr. Bagus telah menjalankan prinsip altruisme yang terdapat dalam kaidah beneficence yakni menolong orang tanpa pamrih dan berkorban untuk orang lain dan maksimalisasi pemuasaan kebahagiaan.

Setelah memeriksa pasien tersebut dr. Bagus memberikan beberapa macam obat dan vitamin serta nasehat agar istirahat yang cukup. ( Paragraf 2 kalimat 4 ). Dalam hal ini, dr. Bagus telah menjalani kewajibannya yakni paternalisme bertanggung jawab atau berkasih sayang, mengusahakan agar kebaikan serta manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukan yang diterima pasien, dan menjamin kehidupan baik minimal manusia. Setelah memeriksakan anak tersebut, dr. Bagus menyarankan agar anak tersebut dirawat dirumah sakit yang berada dikota.(Paragraf 3 kalimat 3).Namun ibu tersebut menolak tidak mempunyai uang untuk berobat. (paragraf 3 kalimat 4). Dapat kita lihat bahwa dokter bagus juga telah melakukan suatu tindakan yang berhubungan dengan Kaidah Beneficence yaitu mengusahakan agar kebaikan atau manfaat lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya, meminimalisasi akibat buruk, menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan, dan memandang pasien tidak hanya sesuatu menguntungkan dokter. Baiklah kalau begitu saya akan memberikan ibu obat dan ORALIT untuk anak ibu, nanti ibu berikan obat tersebut sesuai dengan aturan dan usahakan anak ibu minum oralit sesering mungkin, nanti sore setelah selesai tugas saya akan mampir ke rumah ibu untuk melihat kondisi keadaan anak ibu ( Paragraf 3 kalimat 5)Pada perkataan ini menunjukan bahwa dr. Bagus telah menjalankan prinsip beneficence yaitu memberikan obat berkhasiat namun dengan harga yang murah dan bersikap paternalisme bertanggung jawab atau berkasih sayang terhadap pasien. Orang tua pasien bukanlah orang kaya sehingga mereka tak mampu membeli obat-obatan kemoterapeutik yang mahal. (paragraf 4 kalimat 5). Dalam hal ini, dr. Bagus memaklumi keadaan keluarga pasien yang kurang mampu dan menghargai keinginan keluarga pasien untuk menghentikan pengobatan lebih lanjut. Hal ini berarti bahwa dr. Bagus telah menjalankan prinsip kaidah beneficence yaitu menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan. Pak, yang hanya dapat saya lakukan adalah memberi obat obatan penunjang agar anak bapak tidak terlalu menderita kata dokter Bagus sambil menyerahkan obat kepada orang tua pasien. (Paragraf 4 kalimat 12). Pada perkataaan ini, dr.Bagus memberikan obat penunjang untuk meminimalisasi akibat buruk dan menjamin kehidupan baik minimal pasien agar pasiennya tidak terlalu menderita. Dokter Bagus curiga pasien tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia membuat surat rujukan ke rumah sakit yang berada di kota. (Paragraf 6 kalimat 3 )Dalam kalimat ini dokter Bagus melaksanakan salah datu kaidah dalam prinsip beneficence yaitu meminimalisasi akibat buruk yang akan terjadi pada pasien dan mengusahakan agar kebaikan serta manfaatnya lebih besar daripada kerugian.

Non-malaficence Kata non malaficence berasal dari bahasa latin yakni non = tidak, mal = buruk dan Ficence = melakuka atau berbuat. Dalam keadaan ini, seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi pasien sendiri. Tindakan dokter terhadap pasiennya harus bermanfaat bagi pasien. Prima facinya adalah ketika pasien (berubah menjadi atau dalam keadaan) gawat darurat di mana diperlukan suatu intervensi medik dalam rangka penyelamatan nyawanya atau konteks ketika menghadapi pasien yang rentan, mudah dimarjinalisasi dan berasal dari kelompok anak anak, orang uzur atau kelompok perempuan. Dalam kasus dr. Bagus yang termasuk dalam tindakan non-maleficence adalah :

Saat mempersilahkan pasien ke tempatnya untuk masuk ke ruang periksa, dr. Bagus terkejut karena serombongan orang memaksa masuk sambil mengotong seorang pemuda yang tidak sadarkan diri. ( Paragraf 5 kalimat 1).Kalimat ini termasuk dalam prinsip Non Maleficence karena pasien dalam keadaan gawat darurat dan tidak sadarkan diri. Sambil bersimbah peluh, dokter Bagus akhirnya menyelesaikan tindakan amputasi telapak tangan pemuda yang mengalami kecelakaan tersebut (paragraf 5 kalimat 9)Kalimat ini menyatakan bahwa dr. Bagus menolong pasien yang emergensi, mencegah pasien dari bahaya, mengobati pasien yang luka, dan tindakan kedokteran tersebut terbukti efektif.

Autonomy Istilah autonomy berasal dari bahasa Yunani autos = sendiri dan nomos = hukum, peraturan, pengaturan. Sehingga autonomy berarti mengatur dirinya sendiri. Dalam prinsip ini seorang dokter harus menghormati martabat manusia dimana setiap individu pasiennya harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri. Pasien yang dapat menentukan nasibnya sendiri adalah pasien yang dewasa, berkepribadian matang, kompeten, dan dalam keadaan sadar. Dalam kaidah autonomy tindakan medis terhadap pasien, yaitu dokter harus mendapat persetujuan (otoritas) dari pasien tersebut setelah pasien diberi informasi dan memahaminya. Dalam kasus dr. Bagus yang termasuk kaidah autonomy adalah Dokter Bagus menjelaskan kepada orang tuanya bahwa kondisi anaknya tidak dapat ditingkatkan dan sangat sulit bagi mereka untuk membeli obat obatan mahal tersebut. ( Paragraf 4 kalimat 7 ) Dokter Bagus manjelaskan kepada orang tua pasien bahwa kondisi anaknya kurang baik dan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil walaupun diberikan obat obat kemoterapeutik. ( Paragraf 4 kalimat 11 ) Dokter Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi. ( Paragraf 5 kalimat7 ).Pada ketiga kalimat ini dijelaskan bahwa dr. Bagus berterus terang kepada anak dan keluarganya mengenai kondisi pasiennya sesuai dengan kaidah bioetik kedokteran, yaitu dr. Bagus berterus terang dan tidak berbohong demi kebaikan pasien itu sendiri. Melihat kondisi pasien yang baik dan stabil, akhirnya pasien diperbolehkan pulang dan diberi beberapa macam obat dan anjuran agar besok datang kembali untuk kontrol. (paragraf 5)Kaidah autonomi yang sesuai dengan kalimat diatas adalah dokter Bagus sepenuhnya memberikan keputusan kepada pasien, apakah dia mau dirawat atau tidak, dan dokter Bagus pun tetap menjaga hubungannya dengan pasien melalui kontrol rutin yang dilakukanya.

JusticeJustice berarti keadilan. Dalam konteks kedokteran berarti memberi perlakuan yang sama untuk kebahagian pasien. Prima facienya pada konteks membahas hak orang lain selain diri pasien itu sendiri. Hak orang lain ini khususnya mereka yang sama atau setara dalam mengalami gangguan kesehatan di luar diri pasien, serta membahas hak hak sosial masyarakat atau komunitas sekitar pasien.Dalam kasus dr. Bagus yang termasuk kaidah justice adalah : Pada suatu pagi hari, ketika ia datang ke Puskesmas sudah ada 5 pasien yang sedang mengantri. Dokter bagus memeriksa pasien sesuai nomor urut pendaftaran, hal ini dilakukannya agar pemeriksaan pasien berjalan tertib teratur. ( Paragraf 2 Kalimat 1 dan 2 )Dalam kalimat ini terlihat jelas bahwa dokter Bagus menunjukkan keadilannya dalam menangani pasien. Tindakan ini sesuai dengan kaidah justice yang tidak membeda-bedakan pasien serta pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial, dan lain-lain. Dan juga memberlakukan semua pasien secara universal. Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar karena ia akan terlebih dahulu memberi pertolongan pada pemuda tersebut. (Paragraf 5 kalimat 2).Dalam kalimat ini menyatakan bahwa dokter Bagus telah menjalankan prinsip kaidah justice yaitu memberlakukan segala sesuatu dengan universal dan menghargai hak orang lain dan hak sehat pasien dalam melakukan pengobatan. Pak mantri tolong bikinkan puyer untuk anak ibu ini dan setelah itu tolong jelaskan cara membuat air oralit pada ibu ini kata dokter Bagus kepada pak mantri. (Paragraf 3). Dari percakapa diatas, dapat terlihat jika dokter Bagus menjalankan prinsip Justice yang ke sepuluh, yaitu memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien.

Konflik dan penyimpangan Bioetik

Dalam kasus dokter Bagus, terjadi penyimpangan prinsip bioetik. yaitu penyimpangan pada prinsip beneficence, non-malaficence dan justice. Pada kalimat Dari Lab Klinik ini dr.Bagus mendapat sejumlah uang ternyata sejajar dengan pasien yang ia kirim ke situ. Pernah 2 bulan yang lalu dengan 20 pasien yang ia kirim, ia memperoleh Rp.300.000. (Paragraf 7).Pelanggaran yang dilakukan dokter Bagus adalah pelanggaran terhadap kaidah beneficence yaitu dia mengutamakan keuntungan sebagai dokter dan menarik honorarium di luar kepantasan. Selain itu, Pada paragraf ke 7 kalimat ke-2, dokter Bagus tidak menanggapi keluhan ibu tersebut dan tidak memeriksa kondisinya, namun dokter Bagus langsung membuat surat rujukan kepada pasien.Hal ini berarti dr. Bagus melanggar kaidah justice yaitu tidak adil dalam memberikan pelayanan. Dokter Bagus telah menyimpang dari kaidah memberlakukan segala sesuatu secara universal dan kaidah non-malaficence yaitu tidak menghargai hak sehat pasien.

PENUTUPKesimpulan Berdasarkan kasus dr. Bagus dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa dr. Bagus dalam menjalankan profesi sebagai seorang dokter, secara garis besar dapat menerapkan 4 kaidah bioetik yaitu beneficence,non-maleficence,autonomy dan justice. Akan tetapi, dalam kaidah bioetik tersebut juga terdapat konflik atau penyimpangan terhadap kaidah bioetik yang dilakukan oleh dr. Bagus, yaitu tidak adil dalam memberikan pelayanan dan tidak menghargai hak sehat pasien. Hal ini dapat dilihat di paragraf 7.

DAFTAR PUSTAKA

1. Achadiat MC. Dinamika etika dan hukum kedokteran. Jakarta: EGC; 2006. h. 2-42. Hanafiah J, Amir A. Etika kedokteran dan hukum kesehatan. Edisi 4. Jakarta: EGC; 2009. h. 3-83. Suseno FM. Etika Abad Kedua Puluh.Yogyakarta: Kanisius; 2006. h. 24. Hendrik, SH. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta: EGC; 2012. h. 3-4.5. Guwandi J. Kumpulan kasus bioethics & biolaw. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000. h.6

8