makala h

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Bumi sebagai tempat tinggal manusia, memiliki sebuah sistem di dalamnya. Hal ini berarti bahwa segala sesuatu yang terdapat di bumi dan mengelilinginya selalu memiliki sebuah sifat saling mempengaruhi atau hubungan timbal balik dengan kehidupan manusia. Sadar atau tidak, keadaan dan kehidupan manusia di bumi ini dibentuk oleh beberapa faktor yang telah berlangsung selama manusia tersebut menjalani kehidupannya. Misalnya saja, dalam hal berpakaian. Tentunya manusia yg hidup di daerah lintang tinggi memiliki style berpakaian yg berbeda dengan manusia yang hidup di daerah garis khatulistiwa. Perbedaan tersebut yaitu, masyarakat di daerah berlintang tinggi akan lebih sering menggunakan pakaian yang dapat membungkus seluruh tubuhnya agar terasa hangan dan tidak terserang hipotemia karena suhu di daerah rendah. Sebaliknya, masyarakat di daerah garis khatulistiwa jarang sekali menggunakan pakaian hangat karena suhu di daerah khatulistiwa lebih sering bersuhu tinggi karena lebih banyak mendapat panas dan sinar matahari Dari contoh tersebut di atas, pakai sebagai salah satu aspek dalam kehidupan manusia ternyata salah satu faktor pembentuknya adalah suhu di daerah tempat tinggal manusia tersebut. Tentunya masih banyak faktor lainnya yang mempengaruhi cara berpakaiandan berbagai aspek kehidupan lainnya. Pada kesempatan kali ini, penulis akan

Upload: vira-merystasari

Post on 01-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makala h

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Bumi sebagai tempat tinggal manusia, memiliki sebuah sistem di dalamnya.

Hal ini berarti bahwa segala sesuatu yang terdapat di bumi dan mengelilinginya selalu

memiliki sebuah sifat saling mempengaruhi atau hubungan timbal balik dengan

kehidupan manusia. Sadar atau tidak, keadaan dan kehidupan manusia di bumi ini

dibentuk oleh beberapa faktor yang telah berlangsung selama manusia tersebut

menjalani kehidupannya. Misalnya saja, dalam hal berpakaian. Tentunya manusia yg

hidup di daerah lintang tinggi memiliki style berpakaian yg berbeda dengan manusia

yang hidup di daerah garis khatulistiwa. Perbedaan tersebut yaitu, masyarakat di

daerah berlintang tinggi akan lebih sering menggunakan pakaian yang dapat

membungkus seluruh tubuhnya agar terasa hangan dan tidak terserang hipotemia

karena suhu di daerah rendah. Sebaliknya, masyarakat di daerah garis khatulistiwa

jarang sekali menggunakan pakaian hangat karena suhu di daerah khatulistiwa lebih

sering bersuhu tinggi karena lebih banyak mendapat panas dan sinar matahari

Dari contoh tersebut di atas, pakai sebagai salah satu aspek dalam kehidupan

manusia ternyata salah satu faktor pembentuknya adalah suhu di daerah tempat

tinggal manusia tersebut. Tentunya masih banyak faktor lainnya yang mempengaruhi

cara berpakaiandan berbagai aspek kehidupan lainnya. Pada kesempatan kali ini,

penulis akan memaparkan salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan manusia

yaitu cuaca dan iklim. Mengingat cuaca dan iklim sendiri di bentuk oleh beragam

faktor, maka pada makalah ini akan dipaparkan sepinta mengenai cuaca dan iklim

kemudian penulis akan lebih menyoroti mengenai badai sebagai salah satu faktor

pengendali iklim dan cuaca dan tentunya pengaruh hal tersebut dalam kehidupan

manusia.

Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dalam periode yang lama (umumnya

sekitar 30 tahun) meliputi daerah yang luas. Sementara itu cuaca adalah keadaan

atmosfer sehari-hari dan terjadi di daerah yang sempit. Perbedaan iklim di bumi

disebabkan oleh adanya pengaruh rotasi dan revolusi bumi serta perbedaan letak

lintang. Berdasarkan definisi tersebut, antara iklim dan cuaca hanya berbeda dalam

hal waktu dan wilayah cakupan. Karena cuaca dan iklim merupakan fenomena

atmosfer, maka tidak ada perbedaan antara unsur-unsur iklim dan cuaca. Adapun

Page 2: Makala h

unsur-unsur yang mempengaruhi iklim dan cuaca adalah letak lintang, angin, massa

udara, dsb.

Namun, pada masa ini cuaca di dunia senantiasa berubah-ubah di karenakan

adanya pemanasan global. Sebelum adanya pemanasan global, cuacalah yang

menentukkan musim dan iklim suatu wilayah kapan berganti tapi saat ini menjadi

sulit untuk diprediksi. Sebagai akibat dari pemanasan global tersebut dapat

mengakibatkan bencana besar yang dapat berdampak buruk bagi kehidupan manusia

salah satunya adalah badai. Badai dapat di definisikan sebagai cuaca yang ekstrim.

Mulai dari hujan es, badai salju, hujan badai hingga badai pasir dan debu. Badai

disebut juga siklon tropis oleh meteorolog, berasal dari samudera yang hangat. Badai

bergerak di atas laut mengikuti arah angin dengan kecepatan sekitar 20 km / jam.

Badai bukanlah angin ribut biasa. Kekuatan anginnya dapat mencabut pohon besar

dari akarnya, meruntuhkan jembatan, dan menerbangkan atap bangunan dengan

mudah. Pada saat terjadi angin ribut ini, tekanan udara sangat rendah disertai angin

kencang dengan kecepatan bisa mencapai 250 km / jam. Di dunia, ada tiga tempat

pusat badai, yaitu di Samudera Atlantik, Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik.

Untuk itu penulis dalam makalah ini akan membahas tentang badai,

bagaimana proses terjadinya badai , daerah yang terkena badai sampai dengan

dampak yang di akibatkan oleh badai tersebut.

B. Rumusan Masalah

A. Mengapa bisa terjadi badai dan bagaimanakah proses terjadinya?

B. Daerah bagaimanakah yg berpotensi terjadi badai dan apa saja contohnya?

C. Mengapa badai termasuk faktor yg menentukan cuaca dan iklim di suatu daerah?

D. Apa dampak hal tersebut bagi kehidupan manusia?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui penyebab dan proses terjadinya badai.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis badai dan daerah yang berpotensi terjadi badai.

3. Untuk mengetahui pengaruh badai terhadap cuaca dan iklim di suatu daerah.

4. Untuk mengetahu dampak terjadinya badai bagi kehidupan manusia.

Page 3: Makala h

BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyebab dan Proses Terjadinya Badai

1. Penyebab Badai

Penyebab utama terjadinya badai berasal dari proses kondensasi yakni

mengembunnya kandungan uap air pada udara lembab yang bergerak naik ke

ketinggian atmosfer yang dingin. Pada proses kondensasi, uap air akan melepas

energi panas kandungannya. Energi panas yang dilepaskan oleh uap air akan

terkumpul menjadi energi penggerak dari badai tropis. Selain udara lembab juga

diperlukan unsur-unsur lain seperti lautan hangat, adanya gangguan cuaca, dan

angin yang bergerak naik membawa udara lembab. Bila unsur-unsur tersebut

berlangsung cukup lama, maka terjadilah angin kencang, gelombang laut tinggi ,

hujan deras dan banjir yang mengikuti fenomena badai tropis.

2. Proses Terjadinya Badai

Sumber utama energi raksasa penggerak badai tropis berasal dari proses

kondensasi yakni mengembunnya kandungan uap air pada udara lembab yang

bergerak naik ke ketinggian atmosfer yang dingin. Pada proses kondensasi, uap

air akan melepas energi panas kandungannya. Energi panas yang dilepaskan oleh

uap air akan terkumpul menjadi energi penggerak dari badai tropis. Selain udara

lembab juga diperlukan unsur-unsur lain seperti lautan hangat, adanya gangguan

cuaca, dan angin yang bergerak naik membawa udara lembab. Bila unsur-unsur

tersebut berlangsung cukup lama, maka terjadilah angin kencang, gelombang laut

tinggi , hujan deras dan banjir yang mengikuti fenomena badai tropis.

Proses terjadinya siklon tropis masih menjadi kajian para ahli., namun

faktor –faktor yang diperlukan untuk mendorong terjadinya badai tropis dapat

disebutkan sebagai berikut.

.

Suhu air laut hingga kedalaman 50 meter lebih dari 26,5o Celsius.

Perairan hangat merupakan sumber energi dari siklon tropis, sehingga

ketika siklon tropis bergerak ke daratan atau perairan dingin maka

kekuatan siklon tropis akan melemah secara drastic

.

Suhu pada atmosfer turun drastis dengan meningkatnya ketinggian.

Penurunan suhu atmosfer secara drastis tidak memungkinkan perpindahan

kelembaban udara secara konveksi. Aktifitas badai petir (thunderstorm)

Page 4: Makala h

yang mendorong uap air melepaskan kandungan panasnya.

. Kelembaban udara yang tinggi pada atmosfer.

.

Angin bergerak naik vertikal secara perlahan ( kurang dari 10 m/s)

sehingga tidak merusak proses pembentukan formasi siklon tropis.

B. Daerah-daerah yang berpotensi terjadi badai dan contohnya

Setiap tahunnya badai terjadi di atas perairan luas di samudera yang ada di

permukaan bumi. Secara alami kejadian badai tropis diperkirakan berkisar 90

kejadian per tahunnya. Tak jarang, kurang dari sebulan terjadi 4 hingga 5 badai tropis.

Ia hanya bisa tumbuh ketika suhu muka laut minimal 26,5 derajat Celcius dengan

ketersediaan uap air yang cukup, dan kemungkinan kemunculannya ini dapat

dideteksi sejak tiga hari sebelumnya. Karena bertambahnya faktor kekasaran

permukaan dan kehilangan sumber kelembabannya, badai akan melemah ketika

masuk jauh ke daratan. Sebuah sistem pusaran angin yang terbentuk di atas samudera

luas, belum bisa disebut badai jika belum memiliki beberapa kualifikasi (batasan). Ia

belum bisa disebut badai jika kecepatannya dibawah 63 km/jam.

Setiap badai bergerak dengan lintasan mereka masing-masing. Meskipun

demikian, pada umumnya badai yang terbentuk di sebelah Utara Equator bergerak

kearah Barat atau Barat Laut, dan badai yang terbentuk di sebelah Selatan Equator

bergerak kearah Barat atau Barat Daya. Hal ini karena dipengaruhi oleh banyak faktor

termasuk diantaranya arah rotasi (perputaran) bumi dan gaya corioli yang

ditimbulkannya. Badai tropis begerak berbanding lurus dengan besar gaya coriolis

bumi. Karena Indonesia berada di wilayah ekuator dengan sudut lintang rendah (besar

lintang dinyatakan dengan tanda Sinus ?), maka besarnya (hasil perhitungan) Sinus

yang didapat mendekati nol. Hal ini menyebabkan badai tropis tidak mungkin

melintasi wilayah Indonesia.

Indonesia bukan daerah lintasan badai, negara-negara yang seringkali menjadi

lintasan badai adalah Amerika, Jepang, Australia, Filipina dan negara lainnya.

Indonesia hanya akan terkena pengaruh tidak langsung yaitu berupa angin kencang,

gelombang tinggi, dan hujan lebat pada daerah-daerah yang dekat dengan tempat

timbulnya badai. Namun pengaruh badai ini tidak mutlak selalu terjadi. Timbulnya

Page 5: Makala h

hujan lebat dan angin kencang karena pengaruh oleh posisi dan besarnya (intensitas)

badai, tergantung pula pada faktor sirkulasi udara di wilayah Indonesia. Terkadang

ketika ada indikasi tumbuh badai, pada beberapa wilyah kecenderungan cuacanya

terlihat memburuk. Tetapi ketika badai itu sudah matang atau sudah diberi nama, yang

timbul di Indonesia justru hanya angin kencang dan gelombang tinggi (kecuali daerah

yang mempunyai radius 500 km dari pusat badai yang lebih sering mengalami hujan

lebat). Kemudian di saat badai tersebut sudah menjauhi wilayah Indonesia atau ketika

intensitasnya sudah melemah justru cuaca bagian Selatan cenderung banyak hujan

lebat. Itu semua tidak mutlak terjadi, tergantung dari sirkulasi udara di atas wilayah

Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia yang pernah berpotensi terjadi badai di

antaranya Sumatera bagian tengah, utara dan selatan, wilayah Jawa, serta Kalimantan

bagian utara, barat, dan selatan. Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi bagian selatan dan

tengah, Maluku, Maluku Tenggara, serta Papua.

Wilayah perairan (lautan) sangat berpotensi terjadinya badai tropis :

1. Barat Laut Samudera Pasifik

Merupakan daerah perairan paling aktif terjadinya badai tropis, sepertiga dari seluruh

peristiwa terjadinya badai tropis dunia terjadi di wilayah perairan ini. Aktifitas badai

tropis di wilayah perairan ini berpengaruh pada wilayah Jepang, Filipina, China dan

Taiwan.

2. Timur Laut Samudera Pasifik

Merupakan daerah paling aktif kedua, karena sepertiga dari seluruh peristiwa

terjadinya badai tropis dunia terjadi di wilayah perairan ini. Badai tropis di wilayah

perairan ini mempengaruhi wilayah Barat Meksiko, Hawaii dan terkadang sampai di

semenanjung California.

3. Barat Daya Samudra Pasifik

Aktifitas badai yang terjadi di wilayah perairan ini mempengaruhi wilayah Australia

dan Oceania.

4. Utara Samudera Hindia

Wilayah perairan ini dibagi 2 yaitu Teluk Benggala dan Laut Arabia. Terjadinya

aktifitas badai tropis di Teluk Benggala 5 sampai 6 kali lebih besar dari yang terjadi di

Laut Arabia. Negara-negara yang terpengaruh adalah India, Bangladesh, Srilangka,

Thailand, Burma, dan Pakistan, sedangkan semenanjung Arab jarang terkena

dampaknya.

5. Tenggara Samudera Hindia

Page 6: Makala h

Badai tropis yang terjadi di wilayah perairan ini mempengaruhi willayah Australia

dan wilayah dekat perairan Indonesia (laut Timor).

6. Timur Laut Samudera Hindia

Badai tropis yang terjadi di wilayah perairan ini mempengaruhi Madagaskar,

Mozambique, Mauritius dan Kenya.

7. Utara Samudera Atlantik

Wilayah perairan ini mencakup Samudera Atlantik, Laut Karibia, dan Teluk Meksiko.

Badai tropis yang terjadi di wilayah perairan ini berdampak pada wilayah Amerika

Serikat, Meksiko, Canada serta negara-negara Amerika Tengah dan Kepulauan

Karabia.

C. Alasan badai termasuk faktor yg menentukan/mengendalikan cuaca dan iklim di

suatu daerah

Pada penjelasan di atas telah disebutkan bahwa badai adalah sebuah gangguan

cuaca yang ekstrim dimana badai dapat menimbulkan kerusakan yang amat parah.

Badai terjadi sebagai akibat dari interval antara daerah yang bertekanan tinggi dan

daerah yang bertekanan rendah terlalu besar sehingga terjadi perpindahan massa udara

yang amat sangat cepat. Hal ini kemudian diperparah lagi dengan kandungan jumlah

kandungan uap air dari daerah yang bertekanan udara rendah dengan jumlah yang

besar mengalami kondensasi yg juga terjadi cepat sehingga bila terjadi badai,

umumnya akan disertai hujan, kecuali badai pasir.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa bila terjadi badai maka

badai tersebut mengendalikan kecepatan dan arah angin di suatu daerah tersebut.

Angin sebagai kantong udara yang bergerak tentunya membawa berbagai macam

molekul dan gas yang mengalami proses di atmosfer. Itulah sebabnya mengapa badai

turut menentukan cuaca dan iklim serta distribusinya di bumi ini.

D. Dampak badai sebagai pengendali cuaca dan iklim bagi kehidupan manusia?

Terjadinya badai di suatu wilayah akan membawa dampak yang sangat

merugikan. Selain korban jiwa, kerugian yang sangat besar juga terjadi terhadap

lingkungan. Badai dapat memporak-porandakan segala sesuatu yang dilewatinya.

Bangunan-bangunan yang semula berdiri kokoh dapat ditumbangkan oleh badai.

Bukan hanya itu saja, pohon-pohon pun juga dapat tumbang. Selain kerugian jiwa dan

lingkungan badai juga dan menyebabkan timbulnya wabah penyakit.

Page 7: Makala h

Beberapa kerugian-kerugian yang disebabkan oleh badai diantara sebagai berikut.

1. Badai La Nina

La Nina adalah badai besar yang terjadi di lautan karena adanya arus

dan gelombang pasang tinggi yang menghempaskan luapan air yang besar.

Contoh negara yang pernah dilanda badai La Nina adalah Bolivia. Badai

yang terjadi di Bolivia tidak hanya membawa dampak kerusakan

lingkungan, namun juga korban jiwa. Selain di Bolivia Badai La Nina juga

menyebabkan terjadinya banjir di beberapa wilayah di Indonesia. Curah

hujan yang tinggi menyebabkan air dibeberapa sungai meluap. Daerah

langganan banjir antara lain wilayah Kampung Melayu, Wilayah Jakarta

Pusat, Wilayah Jakarta Selatan, Wilayah Tangerang, Wilayah Bekasi

berpotensi mengalami banjir ini.

2. Badai salju

Badai salju yang biasanya melanda negara-negara Eropa ternyata dapat

juga melanda wilayah Indonesia. Puluhan rumah warga mengalami

kerusakan akibat dihantam badai salju yang melanda Kabupaten Sijunjung,

Sumatera Barat (Sumbar).  

Kabupaten Sijunjung yang terletak di Sumatera Barat merupakan daerah

Indonesia yang mengalami peristiwa ini pada tanggal 28 Maret 2012.

Badai salju tersebut menimbulkan kerusakan antara lain, rumah, bangunan

sekolah dan yang lainnya.

3. Badai Sandy

Badai Sandy adalah siklon tropis yang terbentuk di Laut Karibia. Badai

ini membentuk topan raksasa yang berdiameter 1.800 kilometer. Badai ini

terjadi pada akhir Oktober 2012. Badai Sandy menyebabkan kehancuran di

Pesisir Timur AS, Bahama, dan Kanada. Korban jiwa yang ditimbulkan

sebanyak 185 orang dan menyebabkan kerugian sebesar US$52,4 miliar.

Badai Sandy ini kemudian dijadikan sebagai badai yang menyebabkan

kerugian terbesar kedua setelah badai Katrina pada tahun 2005. (Gloria

Samantha/National Geographic Indonesia)

4. Badai Topan Camille Cove Bear

Badai topan Camille menyerang wilayah Mississippi Gulf Coast

Amerika Serikat pada tahun 1969. Badai ini menimbulkan kerugian hampir

Page 8: Makala h

mencapai USD 1,4 miliar pada waktu itu. Bila ditaksir pada zaman

sekarang, kira-kira kerugian dapat mencapai USD 21,1 miliar.

5. Badai Topan Donna Flickr

Badai topan Donna menghantam Florida Keys, yaitu sebuah kepulauan

terumbu karang milik negara bagian Florida. Badai ini memicu gelombang

laut setinggi 13 kaki. Badai ini menimbulkan kerusakan besar di kepulauan

tersebut.

6. Badai Topan Danau Okeechobee Historic Palm Beach

Badai topan paling Danau Okeechobee terjadi pada tahun 1928. Badai

ini merenggut nyawa 4.078 penduduk yang berada di selatan Florida. Badai

ini disebut sebagai badai paling mematikan kedua di sepanjang sejarah

Amerika. Selain itu badai ini juga menjebolkan tanggul-tanggul dan daerah

pertanian yang berada di wilayah tersebut.

7. Badai Topan Kuba-Florida

Badai topan Kuba-Florida terjadi pada tahun 1944 saat Perang Dunia II

masih berlangsung. Badai ini tidak banyak memakan korban karena

proliferasi dari personel penjaga pantai, angkatan laut, dan angkatan perang

sudah terlatih untuk penyelamatan yang efisien dan teratur hingga jumlah

korban kematian bisa dikurangi. Selain korban jiwa badai tersebut juga

menghancurkan kapal-kapal yang berada di sekitarnya.

8. Badai Topan Great New England

Badai ini terjadi pada tahun 1938. Badai ini melanda wilayah Long

Island dan Connecticut. Kerugian akibat adanya badai ini ditaksir sekitar

USD 300 juta pada saat itu atau USD 39 miliar pada zaman sekarang.

9. Badai Topan Andrew

Badai topan Andrew menyerang Dale County di Florida pada tahun

1992. Kerugian finansial yang ditimbulkan badai ini sekitar USD 26.5

miliar.

10. Badai Topan Galveston Tahun 1900

Badai topan yang menimpa kota Galveston, Texas pada tahun 1900

adalah salah satu bencana alam terbesar yang pernah menimpa Amerika

Serikat. Badai ini menewaskan 8.000 hingga 12.000 orang, menghancurkan

3.600 bangunan, dan menimbulkan kerugian lebih dari USD 20 miliar.

11. Badai Topan Katrina

Page 9: Makala h

Badai topan Katrina disebut-sebut sebagai badai topan paling dahsyat

setelah menghantam area Gulf Coast di Mississippi dan Louisiana pada

tahun 2005. Akibat badai ini sekitar 1.029 orang tewas dan kerugian yang

ditimbulkan sebesar USD 81 miliar.

12. Badai Topan Great Miami

Badai topan ini merupakan badai terbesar yang menimpa

Amerika.yang terjadi pada tahun 1926. Badai topan ini menimbulkan

kerugian sekitar USD 105 juta pada saat itu atau USD 178 miliar pada saat

ini. Kerugian yang ditimbulkan dua kali lebih banyak dari badai topan

Katrina yang terjadi pada tahun 2005.

13. Badai Debu

Badai debu sering melanda wilayah Timur Tengah. Badai membuat

langit kelabu, mengganggu sinyal telekomunikasi dan menimbulkan

masalah kesehatan warga sekitar.

14. Badai Matahari

Badai matahari terbentuk karena terjadinya gejolak di atmosfer

matahari yang dipicu terbentuknya bintik hitam. Kondisi ini dapat

mengakibatkan loncatan api atau solar flare yang materinya dapat terlontar

ke Bumi. Ketika materi tersebut melintas di atmosfer Bumi, maka terjadilah

Aurora dan badai elektromagnetik. Partikel bermuatan listrik ini dapat

menghasilkan noise atau gangguan besar pada frekuensi radio 1,2GHz –

1,6GHz yang sangat mengancam sinyal GPS. Selain itu badai ini juga dapat

menimbulkan keruskan pada satelit komunikasi publik dan kerusakan pada

pembangkit-pembangkit listrik.

Selain membawa dampak kerusakan badai juga membawa manfaat bagi daerah

yang dilanda. Diantara manfaat badai yaitu, sebagai berikut.

1. Manfaat badai debu

Badai debu yang sering melanda wilayah Timur Tengah selain membawa dampak

buruk juga berguna bagi kehidupan ekosistem laut.  Kesuburan laut tergantung dari

nutrisi yang didapat dari darat lewat aliran sungai atau hujan. Jika Timur Tengah

jarang ada sungai atau sedikit hujan, maka badai debu itulah sebagai pengganti

pembawa nutrisi dari darat ke laut. Nutrisi yang dibawa partikel debu merangsang

pertumbuhan ganggang laut.

Page 10: Makala h

2. Manfaat Badai Guntur

a. Pada tahap awal kemunculannya guntur menampakkan mengalirkan aliran

panas ke tempat yang tinggi kemudian dikeluarkan kedalam udara di

atasnya. Selanjutnya bahan tersebut dialirkan ke tempat lain. Panas

tersebut berupa bahan teridera yakni panas yang langsung berasal dari

sinaran matahari dan yang dapat kita rasakan atau kita ukur, dan bahan

pendam, yakni panas yang terkandung di dalam uap air. Dengan demikian

awan badai guntur bertindak sebagai pendorong terjadinya peredaran

udara. Dengan demikian suhu di bumi menjadi tidak terlalu panas.

b. Pada tahap selanjutnya kilat banyak terjadi. Kilat tersebut dapat

menghasilkan Nitrogen dalam udara. Hujan yang terjadi membawa

Nitrogen tersebut ke bumi. Dengan demikian kadar nitrogen dalam tanah

menjadi besar dan bermanfaat bagi tanaman.

c. Menurut hasil penelitian, kita ini sebenarnya bertempat tinggal dalam

suatu medan listrik yang sangat luas yang ditimbulkan oleh lempengan

bidang bola dari lapisan ionosfer dan permukaan bumi. Ionosfer yang

terdapat pada ketinggian sekitar 90 km adalah bagian atmosfer yang

banyak mengandung ion-ion positip yang dihasilkan dari proses fotolistrik

sinar kosmik dari matahari. Di permukaan bumi banyak terkandung ion-

ion bermuatan listrik negatif yang banyak berasal dari bahan-bahan

radioaktif. Jadi permukaan bumi dan lapisan ionosfer dapat diserupakan

dengan kondensor bola dengan atmosfer atau udara diantaranya sebagai

konduktor. Mungkin sulit untuk dibayangkan bahwa secara keseluruhan

antara ionosfer dan bumi terdapat beda potensial listrik sekitar 360.000

Volt dan arus konduksi sebesar 1800 Ampere. Bandingkan dengan listrik

di rumah-rumah yang potensialnya hanya sebesar 220 Volt sudah dapat

menimbulkan kematian apabila salah menggunakannya. Tetapi karena

nilai tersebut untuk seluruh permukaan bumi apabila disatukan, sedangkan

permukaan bumi sangat luas maka arus tersebut tidak terasakan. Kalau

dihitung rata-ratanya, tiap meter persegi dilewati arus listrik sebesar tiga

per sepuluh juta miliampere saja. Namun jika dorongan dari arus listrik

tidak ada dan arus listrik atmosfer berhenti, beda potensialnya akan

menjadi besar dan dapat terjadi ledakan atau loncatan listrik yang sangat

besar. Dalam kaitannya dengan kelistrikan atmosfer tersebut awan guntur

Page 11: Makala h

dipandang sebagai generator listrik yang mengatur kelangsungan

peredaran listrik atmosfer. Dengan adanya kilat yang dihasilkan awan

guntur arus dapat berjalan dengan lancar.