makala h

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Benjolan pada seseorang tidak selalu berkonotasi jelek, tetapi jika benjolan itu terdapat pada bagian tubuh yang tak semestinya, tentu harus diwaspadai, jangan-jangan itu merupakan pertanda awal terjadinya tumor tulang. Ada tiga macam tumor tulang yaitu yang bersifat lunak, ganas dan yang memiliki lesi di tulang (berlubangnya struktur karena jaringan akibat cedera atau penyakit). Selain itu ada yang bersifat primer dan skunder. Pada tumor tulang sekunder misalnya, seseorang terkena tumor payudara, kemudian menjalar ke tulang dan selanjutnya menggerogoti tulang tersebut. Kanker tulang ini merupakan kelompok tumor tulang yang ganas. Keganasan tulang dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu tumor benigna dan maligna. Klasifikasi yang banyak digunakan untuk kedua jenis tumor ini adalah sebagai berikut : A. Tumor Tulang Benigna Kondrogenik: Osteokondroma, Kondroma Osteogenik : Osteoid osteoma, Osteobalstoma, Tumor sel Giant. B. Tumor Tulang Maligna Kondrogenik : Kondrosarkoma Osteogenik : Osteosarkoma Fibrogenik : Fibrosarkoma Tidak jelas asalnya : Sarcoma Ewing. Menurut Errol Untung Hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu Bedah Orthopedy Universitas Indonesia, dalam kurun waktu

Upload: widya-muharramah

Post on 24-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makala h

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Benjolan pada seseorang tidak selalu berkonotasi jelek, tetapi jika benjolan itu terdapat

pada bagian tubuh yang tak semestinya, tentu harus diwaspadai, jangan-jangan itu

merupakan pertanda awal terjadinya tumor tulang. Ada tiga macam tumor tulang yaitu yang

bersifat lunak, ganas dan yang memiliki lesi di tulang (berlubangnya struktur karena jaringan

akibat cedera atau penyakit). Selain itu ada yang bersifat primer dan skunder. Pada tumor

tulang sekunder misalnya, seseorang terkena tumor payudara, kemudian menjalar ke tulang

dan selanjutnya menggerogoti tulang tersebut. Kanker tulang ini merupakan kelompok tumor

tulang yang ganas.

Keganasan tulang dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu tumor benigna dan maligna.

Klasifikasi yang banyak digunakan untuk kedua jenis tumor ini adalah sebagai berikut :

A. Tumor Tulang Benigna Kondrogenik: Osteokondroma, Kondroma Osteogenik : Osteoid

osteoma, Osteobalstoma, Tumor sel Giant.

B. Tumor Tulang Maligna Kondrogenik : Kondrosarkoma Osteogenik : Osteosarkoma

Fibrogenik : Fibrosarkoma Tidak jelas asalnya : Sarcoma Ewing.

Menurut Errol Untung Hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu Bedah Orthopedy

Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004) tercatat 455 kasus tumor

tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas (72%) dan 128 kasus tumor tulang

jinak (28%). Di RSCM jenis tumor tulang osteosarkoma merupakan tumor ganas yang sering

didapati yakni 22% dari seluruh jenis tumor tulang dan 31 % dari seluruh tumor tulang ganas.

Dari jumlah seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang dalam stadium lanjut. Angka

harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum terjadi penyebaran ke paru-

paru. Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis.

Sayangnya penderita kanker tulang kerap datang dalam keadaan sudah lanjut sehingga

penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak segera ditangani maka tumor dapat menyebar

ke organ lain, sementara penyembuhannya sangat menyakitkan karena terkadang

memerlukan pembedahan radikal diikuti kemotherapy

Page 2: Makala h

1.2 RUANG LINGKUP MASALAH

Didalam kajian makalah ini tentunya penulis menyajikan maslah seputar Asuhan

Keperawatan Pada Klien Dengan Konjungtivitis diantaranya :

A. Konsep dasar penyakit

1. Defenisi

2. Etiologi

3. Manifestasi klinis

4. Patofisiologi

5. WOC

6. Pemeriksaan diagnostic

7. komplikasi

B. Konsep dasar asuhan keperawatan secara teoritis.

1. Pengkajian

2. Diagnosa

3. Intervensi

1.3 TUJUAN

A. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengetahui tentang gangguan pada tulang (kanker tulang ) dan

mengetahui asuhan keperawatan klien dengan kanker tulang secara teoritis.

B. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar penyakit kanker tulang.

2. Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan klien dengan kanker tulang.

1.4 METODE PENULISAN

Penulisan  makalah ini dengan menggunakan metode studi kepustakaan yaitu dengan cara

mencari dan membaca literatur yang ada di perpustakaan, jurnal, media internet.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

Makalah ini disusun secara teoritis dan sistematis yang tediri dari 3 bab yaitu : bab I

adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan,

Page 3: Makala h

ruang lingkup penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II adalah pembahasan yang terdiri

dari konsep dasar penyakit dan asuhan keperawatan secara teoritis.

Page 4: Makala h

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Tubuh kita terbentuk dari banyak struktur-struktur kecil yang disebut sel-sel. Ada banyak

tipe-tipe yang berbeda dari sel-sel yang tumbuh untuk membentuk bagian-bagian yang

berbeda dari tubuh . Selama pertumbuhan dan perkembangan yang normal, sel-sel ini secara

terus menerus tumbuh, membelah, dan membuat sel-sel baru. Sel-sel berlanjut membelah

dan membuat sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel yang tua dan rusak. Pada seorang

yang sehat, tubuh mampu untuk mengontrol pertumbuhan dan pembelahan dari sel-sel

menurut keperluan-keperluan dari tubuh.

Kanker adalah ketika kontrol yang normal ini dari sel-sel hilang dan sel-sel mulai tumbuh

dan membelah diluar kontrol. Sel-sel juga menjadi abnormal dan telah merubah fungsi-

fungsi pada pasien-pasien dengan kanker.

Tumor adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel-selnya tidak pernah

menjadi dewasa. Angka kejadian tumor tulang bila dibandingkan dengan jenis tumor lain

adalah kecil, yaitu kurang lebih 1% dari seluruh tumor tubuh manusia. Tumor bersifat ganas

bila tumor berkemampuan untuk menyebar ke tempat lain (mampu bermetastasis) dan

dikatakan jinak bila tidak mampu untuk bermetastasis. Paru-paru merupakan organ yang

paling sering dihinggapi oleh anak sebar tumor ganas.

Ada banyak tipe-tipe yang berbeda dari kanker. Kanker biasanya dinamakan berdasarkan

pada tipe dari sel yang dipengaruhi. Contohnya, kanker paru disebabkan oleh sel-sel yang

diluar kontrol yang membentuk paru-paru, dan kanker payudara oleh sel-sel yang

membentuk payudara. Suatu tumor adalah suatu kumpulan (koleksi) dari sel-sel abnormal

yang mengumpul bersama. Bagaimanapun, tidak semua tumor-tumor adalah bersifat kanker.

Suatu tumor dapat jinak (tidak bersifat kanker) atau ganas (bersifat kanker). Tumor-tumor

jinak biasanya kurang berbahaya dan tidak mampu untuk menyebar ke bagian-bagian lain

tubuh. Tumor-tumor ganas biasanya lebih serius dan dapat menyebar ke area-area lain dalam

tubuh. Kemampuan sel-sel kanker untuk meninggalkan lokasi awal mereka dan bergerak ke

lokasi lain didalam tubuh disebut metastasis. Metastasis dapat terjadi dengan sel-sel kanker

memasuki aliran darah tubuh atau sistim getah bening (lymphatic system) untuk berjalan ke

Page 5: Makala h

tempat-tempat lain didalam tubuh. Ketika sel-sel kanker bermetastasis ke bagian-bagian lain

tubuh, mereka tetap dinamakan dengan tipe asal dari sel yang abnormal. Contohnya, jika

suatu kelompok dari sel-sel payudara menjadi berpenyakit kanker dan bermetastasis ke

tulang-tulang, ia disebut kanker payudra yang bermetastasis. Banyak tipe-tipe berbeda dari

kanker mampu untuk bermetastasis ke tulang-tulang.

Tumor adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif dimana sel-selnya tidak pernah

menjadi dewasa. Tumor tulang primer merupakan tumor tulang dimana sel tumornya berasal

dari sel-sel yang membentuk jaringan tulang, sedangkan tumor tulang sekunder adalah anak

sebar tumor ganas organ non tulang yang bermetastasis ke tulang.

Dengan istilah lain yang sering digunakan “Tumor Tulang”, yaitu pertumbuhan abnormal

pada tulang yang bisa jinak atau ganas.

Tumor tulang merupakan kelainan pada system muskuloskletal yang bersifat neoplastik.

(Munttaqin Arif, 2008).

Ada beberapa tipe neoplasma yang dapat timbul pada jaringan tulang, neoplasma ini

dapat berasal dari jaringan tulang itu sendiri atau dapat juga merupakan penyebaran dari

tumor primer di tempat-tempat lain. (Sylvia A. Price and Lorraine M. Wilson, 2006; 1374).

2.2 ANATOMI FISIOLOGI

Tulang adalah organ vital yang berfungsi untuk gerak pasif, proteksi alat-alat di dalam

tubuh. Ruang ditengah tulang-tulang tertentu berisi jaringan hematopoietik yang membentuk

berbagai sel darah dan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan posfat.

Sebagaimana jaringan pengikat lainnya, tulang terdiri dari komponen matriks dan sel.

Matriks tulang terdiri dari serat-serat kolagen dan protein non-kolagen. Sedangkan sel tulang

terdiri dari osteoblas, oisteosit, dan osteoklas.

Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai

matriks tulang atau jaringan osteosid melalui suatu proses yang disebut osifikasi.

Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas mensekresikan sejumlah

besar fosfatase alkali, yang memegang peranan penting dalam mengendapkan kalsium dan

fosfat ke dalam matriks tulang.

Sebagian dari fosfatase alkali akan memasuki aliran darah, dengan demikian maka kadar

fosfatase alkali di dalam darah dapat menjadi indikator yang baik tentang tingkat

Page 6: Makala h

pembentukan tulang setelah mengalami patah tulang atau pada kasus metastasis kanker ke

tulang.

Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk

pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat.

Osteoklas adalah sel-sel berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang

dapat diabsorbsi. Tidak seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang. Sel-sel ini

menghasilkan enzim proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang

melarutkan mineral tulan90g sehingga kalsium dan fosfat terlepas ke dalam aliran darah.

(Setyohadi, 2007; Wilson. 2005; Guyton. 1997)

2.3 ETIOLOGI

Penyebab pasti terjadinya tumor tulang tidak diketahui. Akhir-akhir ini, penelitian

menunjukkan bahwa peningkatan suatu zat dalam tubuh yaitu C-Fos dapat meningkatkan

kejadian tumor tulang.

A. Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi

B. Keturunan

C. Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget (akibat pajanan

radiasi ), (Smeltzer. 2001).

2.4 KLASIFIKASI

Klasifikasi neoplasma tulang berdasarkan asal sel.

A. Primer

1. Neoplasma Golongan Osteogenik

a. Jinak :

REACTIVE BONE LESION

1) Osteoid Osteoma

Page 7: Makala h

Lesi jinak ini pertama kali diterangkan oleh JAFEE pada tahun 1935. Oleh

sebahagian ahli, neoplasma ini dianggap sebagai lesi reaktif, bukan

neoplasma tulang.

2) Osteoblastoma

Tumor jinak yang jarang di dapat.

HAMARTOMA

1) Osteoma

Merupakan masa tumor tulang jinak, di dapat pada permukaan tulang,

tidak mengandung tulang rawan. Paling banyak ditemukan pada tulang

tengkorak. Bila tidak ada keluhan tidak perlu di obati.

Sering terjadi pada usia 20-40 tahun. Bentuk kecil, tetapi dapat menjadi

besar tanpa menimbulkan gejala-gejala yang spesifik. Lokasi pada tulang-

tulang tengkorak seperti maksila, mandibula, palatum, sinus paranasalis, dan

dapat pula di temukan pada tulang panjang seoperti tibia, femur, dan falang.

Page 8: Makala h

b. Ganas

1) Osteosarkoma

Merupakan neoplasma tulang ganas primer yang paling sering didapat.

Bersifat sangat ganas, cepat bermetastase ke paru-paru dengan melalui aliran

darah.

2) Parosteal Osteosarkoma

Merupakan osteosarkoma yang jarang di dapat. Didapat pada golongan

usia muda, dan paling sering mengenai bagian posterial distal femur.

2. Neoplasma Golongan Kondrogenik

a. Jinak

REACTIVE BONE LESION

1) Osteokondroma

Merupakan neoplasma tulang jinak yang paling sering di dapat. Oleh

sebahagian ahli dianggap bukan neoplasma, tetapi sebagai suatu hamartoma

(pertumbuhan baru, dimana sel-sselnya dapat menjadi dewasa).

Page 9: Makala h

2) Kondroblastoma

Merupakan tumor jinak yang pertamakali di uraikan oleh Codman. Tumor

ini jarang didapat. Biasanya mengenai penderita dengan usia di bawah 20

tahun.

3) Kondromiksoid fibroma

Tumor jinak yang jarang ditemukan. Didapat pada usia decade ke 2-3.

MAHARTOMA

1) Enkondroma

Merupakan neoplasma jinak yang berasal dari dalam rongga sum-sum tulang.

Sebagian ahli menganggap tumor ini suatu hamartoma. Tumor jinak ini di

dapat pada dewasa muda dan tidak mengakibatkan keluhan sakit.

Page 10: Makala h

b. Ganas

1) Kondrosarkoma

Merupakan tumor ganas tulang rawan yang dapat tumbuh spontan

(kondrosarkoma primer) atau merupakan degenerasi maligna, lesi jinak

seperti osteokondroma, ekondroma (kondrosarkoma sekunder). Ditemukan

pada usia antara 30-60 tahun. Neoplasma ini tumbuhnya agak lambat dan

hanya memberikan sedikit keluhan.

3. Neoplasma Golongan Kolagenik/fibrogenik

a. Jinak

REACTIVE BONE LESION :

1) Non Ossifiying Fibroma

Merupakan lesi jinak yang oleh sebahagian ahli dianggap sebagai suatu lesi

reaktif, bukan neoplasma sejati.

HAMARTOMA

1) Aneurysmal Bone Cyst

Pathogenesis kistal tulang ini belum jelas. Dianggap sebagai hamartoma,

bukan neoplasma sejati.

b. Ganas

1) Fibrosarkoma

Jaringan ikat dalam rongga tulang merupakan asal dari tumor ganas ini,

tumor ganas tulang tidak membentuk tulang. Jarang di dapat.

2) Angiosarkoma

Angiosarkoma ( hemangioendothelioma) tulang yang sangat jarang

ditemukan.

Page 11: Makala h

4. Noeplasma Golongan Miliogenik

a. Ganas

1) Multiple Mieloma

Neoplasma tulang ganas yang sering didapat. Lebih banyak didapat pada

kaumpira dengan usia diatas 40 tahun.

2) Sarcoma Sel Retikulum

Tumor ganas yang gambaran mikroskopisnya mirip sekali dengan sarcoma

Ewing, tetapi mempunyai perangai klinis yang berlainan.

3) Sarcoma Ewing

Tumor ganas yang jarang didapat. Menyerang golongan usia muda,

kebanyakan dibawah usia 20 tahun. Lebih banyak didapat oleh kaum pria.

5. Neoplasma Golongan Lain-lain

a. Jinak

1) Giant cell tumor

Tumor tulang yang asalnya masih kontrovesional, ada yang berpendapat

tumor ini berasal dari jaringan ikat, pendapat lain mengatakan tumor ini

asalnya dari sel osteoklas.

b. Ganas

1) Adamantinoma

Pathogenesis tumor ganas ini masih kontrovesional. Sangat jarang ditemukan.

Di dapat umur 20-25 tahun.

2) Chordoma

Merupakan neoplasma tulang ganas yang berasal dari sisa-sisa netrokord.

Jarang didapat. ;ebih dari 50% berlokasi di daerah sakrokogsigeal. Didapat

pada umur lebih dari 30 tahun.

B. Sekunder

Merupakan jenis tulang ganas yang sering didapat. Kemungkinan tumor tulang

merupakan tumor metastik harus selalu difikirkan, pada penderita yang berusia lanjut.

Page 12: Makala h

Pada usia dewasa/lanjut jenis keganasan yang sering bermetastase ke tulang ialah

karsinoma payudara, paru-paru, lambung, ginjal, usus, prostat dan tiroid.

2.5 MANIFESTASI KLINIS

A. Rasa sakit (nyeri)

Nyeri dan atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin

parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas penyakit).

B. Pembengkakan

Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang

terbatas (Gale. 1999: 245).

C. Keterbatasan gerak

D. Menurunnya berat badan

E. Anoreksia

F. Teraba massa

Lunak dan menetap dengan kenaikan suhu kulit di atas massa serta distensi

pembuluh darah maupun pelebaran vena.

G. Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan

menurun dan malaise (Smeltzer. 2001: 2347).

2.6 PATOFISIOLOGI

Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor. Timbul

reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau penghancuran

tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang

lokal. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan

periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi, sehingga terjadi pertumbuhan tulang

yang abortif.

Kelainan congenital, genetic, gender / jenis kelamin, usia, rangsangan fisik berulang,

hormon, infeksi, gaya hidup, karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi) dapat menimbulkan

tumbuh atau berkembangnya sel tumor. Sel tumor dapat bersifat benign (jinak) atau bersifat

malignant (ganas).

Page 13: Makala h

Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada umumnya

tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak

sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari

jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak mudah dikeluarkan

dengan cara operasi.

Sel tumor pada tumor ganas (kanker) tumbuh cepat, sehingga tumor ganas pada

umumnya cepat menjadi besar. Sel tumor ganas tumbuh menyusup ke jaringan sehat

sekitarnya, sehingga dapat digambarkan seperti kepiting dengan kaki-kakinya

mencengkeram alat tubuh yang terkena. Disamping itu sel kanker dapat membuat anak sebar

(metastasis) ke bagian alat tubuh lain yang jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh darah

dan pembuluh getah bening dan tumbuh kanker baru di tempat lain. Penyusupan sel kanker

ke jaringan sehat pada alat tubuh lainnya dapat merusak alat tubuh tersebut sehingga fungsi

alat tersebut menjadi terganggu.

Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur

dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan

pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke

tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan

DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya

(Tjakra, Ahmad. 1991).

Adapun siklus tumbuh sel kanker adalah membelah diri, membentuk RNA,

berdiferensiasi / proliferasi, membentuk DNA baru, duplikasi kromosom sel, duplikasi DNA

dari sel normal, menjalani fase mitosis, fase istirahat (pada saat ini sel tidak melakukan

pembelahan).

Page 14: Makala h

2.7 WOC

Page 15: Makala h

2.8 KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat timbul,antara lain gangguan produksi anti-bodi,infeksi yang biasa

disebabkan oleh kerusakan sumsum tulang yang luas dan merupakan juga efek dari

kemoterapi,radioterapi,dan steroid yang dapat menyokong terjadinya leucopenia dan fraktur

patologis,gangguan ginjal dan system hematologis,serta hilangnya anggota ekstremitas.

Komplikasi lebih lanjut adalah adanya tanda – tanda apatis dan kelemahan.

2.9 PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Radiologi

Gambaran radiologis memperlihatkan segitiga codman, yaitu gambaran elevasi periost

dan pancaran sinar matahari.

B. Biopsi

Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis kasinomanya.

C. Tonigrafi

Teniografi dapat membuat visualisasi tiga dimensi neoplasma muskuloskeletal.

D. Pemeriksaan biokimia kadar kalsium, fosfor Fosfatase alkali, fosfatase asam, dan protein

serum.

Fosfatase alkali mencerminkan aktivitas osteoblast biasanya pada osteosarkoma.

2.10 PENATALAKSANAAN

A. Penatalaksanaan medis

Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat

didiagnosis. Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan tumor,

pencegahan amputasi jika memungkinkan dan pemeliharaan fungsi secara maksimal

dari anggota tubuh atau ekstremitas yang sakit. Penatalaksanaan meliputi pembedahan,

kemoterapi, radioterapi, atau terapi kombinasi.

Osteosarkoma biasanya ditangani dengan pembedahan dan / atau radiasi dan

kemoterapi. Protokol kemoterapi yang digunakan biasanya meliputi adriamycin

(doksorubisin) cytoksan dosis tinggi (siklofosfamid) atau metrotexate dosis tinggi

(MTX) dengan leukovorin. Agen ini mungkin digunakan secara tersendiri atau dalam

kombinasi.

Page 16: Makala h

Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan pemberian

cairan normal intravena, diurelika, mobilisasi dan obat-obatan seperti fosfat,

mitramisin, kalsitonin atau kortikosteroid.

( Gale. 1999: 245 ).

B. Tindakan keperawatan

1. Manajemen nyeri

Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam,

visualisasi, dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ).

2. Mengajarkan mekanisme koping yang efektif

Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan

berikan dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli

psikologi atau rohaniawan.

3. Memberikan nutrisi yang adekuat

Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping

kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat. Antiemetika

dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal. Pemberian nutrisi

parenteral dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.

4. Pendidikan kesehatan

Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan

terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah.

( Smeltzer. 2001: 2350 )

Page 17: Makala h

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN SECARA TEORITIS

A. PENGKAJIAN

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang

sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan

mengidentifikasi status kesehatan klien (iyer at al, 1996). tahap pengkajian merupakan dasar

utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu. oleh karena itu

pengkajian yang akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat penting dalam

merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan

respon individu, sebagaimana yang telah ditentukan dalam standar praktek keperawatan dari ana

(american nursing association). (nursalam, 2001. hal : 17).

1. Identitas klien

Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya :

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

No register :

Suku/bangsa :

Agama :

Tingkat pendidikan :

2. Identitas Penanggung jawab

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

Hubungan dengan klien :

Page 18: Makala h

3. Riwayat kesehatan

a. Keluhan Utama

Pasien biasanya datang dengan keluhan terdapat benjolan atau pembengkakan dan

klien juga merasa nyeri pada daerah benjolan.

b. Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya pada stadium awal klien tidak merasakan keluhan yang mengganggu. Klien

hanya mengeluhkan terdapat benjolan baru pada stadium selanjutnya Klien mengeluhkan

nyeri pada tulang yang mengalami kelainan ini dan ada pembengkakan yang dapat

terus membesar dan dapat diraba, nafsu makan berkurang. Klien mengatakan susah

untuk beraktifitas/keterbatasan gerak, Mengungkapkan akan kecemasan akan

keadaannya.

c. Riwayat kesehatan dahulu

Penyakit yang pernah diderita sebelumnya, pada pasien kemungkinan pernah

terpapar sering dengan radiasi sinar radio aktif dosis tinggi, kemungkinan pernah

mengalami fraktur, kemungkinan sering mengkonsumsi kalsium dengan batas narmal

dan kemungkinan sering mengkonsumsi zat-zat toksik seperti : makanan dengan zat

pengawet, merokok dan lain-lain

d. Riwayat kesehatan keluarga

Kemungkinan ada salah seorang keluarga yang pernah menderita kanker.

4. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum

Kesadaran : cemposmentis

TD : Normal/ meningkat

N : Normal/ meningkat

P : Normal/ meningkat

S : Normal/ meningkat

b. Look

Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian, adanya ecymosis.

c. Feel

Page 19: Makala h

Adanya nyeri tekan. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa

serta adanya pelebaran vena

d. Move

Pergerakan yang terbatas. keterbatasan dalam melakukan aktifitas.

5. Analisa Data

NO DATA PATOFISIOLOGI MASALAH1 Ds : klien mengeluhkan

sangat nyeri -klien mengatakan bengkak di bagian lutut-klien mengeluhkan nyeri hilang timbul sejak beberapa bulan yang lalu- klien mengatakan sklanyeri pada grade …

Do : Klien meringis kesakitan

Terdapatnya nyeri tekan

LAB : kalsium serum

meningkat. Alkaline fofat

meningkat.

TTV meningkat karena

adanya nyeri

peningkatan suhu kulit

di atas massa serta

adanya pelebaran vena

Nyeri Akut

2 Ds : - klien mengatakan

berat badan menurun

- klien mengatakan tidak nafsu makan

- klien mengatakan lemah

Ketidak Seimbangan Nutrisi

Page 20: Makala h

Do :

- malaise- bb menurun

3 Ds :- Klien mengatakan

susah untuk beraktifitas- Klien mengeluhkan

keterbatasan gerak saat berjalan

- Klien mengatakan adanya benjolan pada lutut.

Do :- Pergerakan yang

terbatas.- keterbatasan dalam

melakukan aktifitas.- Teraba massa tulang

Gangguan Mobilitas Fisik

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis (tumor tulang)

2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak mampuan

mencerna makanan karena factor biologis

3. Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan musculoskletal (tumor tulang)