makala h
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Benjolan pada seseorang tidak selalu berkonotasi jelek, tetapi jika benjolan itu terdapat
pada bagian tubuh yang tak semestinya, tentu harus diwaspadai, jangan-jangan itu
merupakan pertanda awal terjadinya tumor tulang. Ada tiga macam tumor tulang yaitu yang
bersifat lunak, ganas dan yang memiliki lesi di tulang (berlubangnya struktur karena jaringan
akibat cedera atau penyakit). Selain itu ada yang bersifat primer dan skunder. Pada tumor
tulang sekunder misalnya, seseorang terkena tumor payudara, kemudian menjalar ke tulang
dan selanjutnya menggerogoti tulang tersebut. Kanker tulang ini merupakan kelompok tumor
tulang yang ganas.
Keganasan tulang dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu tumor benigna dan maligna.
Klasifikasi yang banyak digunakan untuk kedua jenis tumor ini adalah sebagai berikut :
A. Tumor Tulang Benigna Kondrogenik: Osteokondroma, Kondroma Osteogenik : Osteoid
osteoma, Osteobalstoma, Tumor sel Giant.
B. Tumor Tulang Maligna Kondrogenik : Kondrosarkoma Osteogenik : Osteosarkoma
Fibrogenik : Fibrosarkoma Tidak jelas asalnya : Sarcoma Ewing.
Menurut Errol Untung Hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu Bedah Orthopedy
Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004) tercatat 455 kasus tumor
tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas (72%) dan 128 kasus tumor tulang
jinak (28%). Di RSCM jenis tumor tulang osteosarkoma merupakan tumor ganas yang sering
didapati yakni 22% dari seluruh jenis tumor tulang dan 31 % dari seluruh tumor tulang ganas.
Dari jumlah seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang dalam stadium lanjut. Angka
harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum terjadi penyebaran ke paru-
paru. Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis.
Sayangnya penderita kanker tulang kerap datang dalam keadaan sudah lanjut sehingga
penanganannya menjadi lebih sulit. Jika tidak segera ditangani maka tumor dapat menyebar
ke organ lain, sementara penyembuhannya sangat menyakitkan karena terkadang
memerlukan pembedahan radikal diikuti kemotherapy
1.2 RUANG LINGKUP MASALAH
Didalam kajian makalah ini tentunya penulis menyajikan maslah seputar Asuhan
Keperawatan Pada Klien Dengan Konjungtivitis diantaranya :
A. Konsep dasar penyakit
1. Defenisi
2. Etiologi
3. Manifestasi klinis
4. Patofisiologi
5. WOC
6. Pemeriksaan diagnostic
7. komplikasi
B. Konsep dasar asuhan keperawatan secara teoritis.
1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. Intervensi
1.3 TUJUAN
A. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui tentang gangguan pada tulang (kanker tulang ) dan
mengetahui asuhan keperawatan klien dengan kanker tulang secara teoritis.
B. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar penyakit kanker tulang.
2. Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan klien dengan kanker tulang.
1.4 METODE PENULISAN
Penulisan makalah ini dengan menggunakan metode studi kepustakaan yaitu dengan cara
mencari dan membaca literatur yang ada di perpustakaan, jurnal, media internet.
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini disusun secara teoritis dan sistematis yang tediri dari 3 bab yaitu : bab I
adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan,
ruang lingkup penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II adalah pembahasan yang terdiri
dari konsep dasar penyakit dan asuhan keperawatan secara teoritis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Tubuh kita terbentuk dari banyak struktur-struktur kecil yang disebut sel-sel. Ada banyak
tipe-tipe yang berbeda dari sel-sel yang tumbuh untuk membentuk bagian-bagian yang
berbeda dari tubuh . Selama pertumbuhan dan perkembangan yang normal, sel-sel ini secara
terus menerus tumbuh, membelah, dan membuat sel-sel baru. Sel-sel berlanjut membelah
dan membuat sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel yang tua dan rusak. Pada seorang
yang sehat, tubuh mampu untuk mengontrol pertumbuhan dan pembelahan dari sel-sel
menurut keperluan-keperluan dari tubuh.
Kanker adalah ketika kontrol yang normal ini dari sel-sel hilang dan sel-sel mulai tumbuh
dan membelah diluar kontrol. Sel-sel juga menjadi abnormal dan telah merubah fungsi-
fungsi pada pasien-pasien dengan kanker.
Tumor adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel-selnya tidak pernah
menjadi dewasa. Angka kejadian tumor tulang bila dibandingkan dengan jenis tumor lain
adalah kecil, yaitu kurang lebih 1% dari seluruh tumor tubuh manusia. Tumor bersifat ganas
bila tumor berkemampuan untuk menyebar ke tempat lain (mampu bermetastasis) dan
dikatakan jinak bila tidak mampu untuk bermetastasis. Paru-paru merupakan organ yang
paling sering dihinggapi oleh anak sebar tumor ganas.
Ada banyak tipe-tipe yang berbeda dari kanker. Kanker biasanya dinamakan berdasarkan
pada tipe dari sel yang dipengaruhi. Contohnya, kanker paru disebabkan oleh sel-sel yang
diluar kontrol yang membentuk paru-paru, dan kanker payudara oleh sel-sel yang
membentuk payudara. Suatu tumor adalah suatu kumpulan (koleksi) dari sel-sel abnormal
yang mengumpul bersama. Bagaimanapun, tidak semua tumor-tumor adalah bersifat kanker.
Suatu tumor dapat jinak (tidak bersifat kanker) atau ganas (bersifat kanker). Tumor-tumor
jinak biasanya kurang berbahaya dan tidak mampu untuk menyebar ke bagian-bagian lain
tubuh. Tumor-tumor ganas biasanya lebih serius dan dapat menyebar ke area-area lain dalam
tubuh. Kemampuan sel-sel kanker untuk meninggalkan lokasi awal mereka dan bergerak ke
lokasi lain didalam tubuh disebut metastasis. Metastasis dapat terjadi dengan sel-sel kanker
memasuki aliran darah tubuh atau sistim getah bening (lymphatic system) untuk berjalan ke
tempat-tempat lain didalam tubuh. Ketika sel-sel kanker bermetastasis ke bagian-bagian lain
tubuh, mereka tetap dinamakan dengan tipe asal dari sel yang abnormal. Contohnya, jika
suatu kelompok dari sel-sel payudara menjadi berpenyakit kanker dan bermetastasis ke
tulang-tulang, ia disebut kanker payudra yang bermetastasis. Banyak tipe-tipe berbeda dari
kanker mampu untuk bermetastasis ke tulang-tulang.
Tumor adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif dimana sel-selnya tidak pernah
menjadi dewasa. Tumor tulang primer merupakan tumor tulang dimana sel tumornya berasal
dari sel-sel yang membentuk jaringan tulang, sedangkan tumor tulang sekunder adalah anak
sebar tumor ganas organ non tulang yang bermetastasis ke tulang.
Dengan istilah lain yang sering digunakan “Tumor Tulang”, yaitu pertumbuhan abnormal
pada tulang yang bisa jinak atau ganas.
Tumor tulang merupakan kelainan pada system muskuloskletal yang bersifat neoplastik.
(Munttaqin Arif, 2008).
Ada beberapa tipe neoplasma yang dapat timbul pada jaringan tulang, neoplasma ini
dapat berasal dari jaringan tulang itu sendiri atau dapat juga merupakan penyebaran dari
tumor primer di tempat-tempat lain. (Sylvia A. Price and Lorraine M. Wilson, 2006; 1374).
2.2 ANATOMI FISIOLOGI
Tulang adalah organ vital yang berfungsi untuk gerak pasif, proteksi alat-alat di dalam
tubuh. Ruang ditengah tulang-tulang tertentu berisi jaringan hematopoietik yang membentuk
berbagai sel darah dan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan posfat.
Sebagaimana jaringan pengikat lainnya, tulang terdiri dari komponen matriks dan sel.
Matriks tulang terdiri dari serat-serat kolagen dan protein non-kolagen. Sedangkan sel tulang
terdiri dari osteoblas, oisteosit, dan osteoklas.
Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai
matriks tulang atau jaringan osteosid melalui suatu proses yang disebut osifikasi.
Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas mensekresikan sejumlah
besar fosfatase alkali, yang memegang peranan penting dalam mengendapkan kalsium dan
fosfat ke dalam matriks tulang.
Sebagian dari fosfatase alkali akan memasuki aliran darah, dengan demikian maka kadar
fosfatase alkali di dalam darah dapat menjadi indikator yang baik tentang tingkat
pembentukan tulang setelah mengalami patah tulang atau pada kasus metastasis kanker ke
tulang.
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk
pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat.
Osteoklas adalah sel-sel berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang
dapat diabsorbsi. Tidak seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang. Sel-sel ini
menghasilkan enzim proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang
melarutkan mineral tulan90g sehingga kalsium dan fosfat terlepas ke dalam aliran darah.
(Setyohadi, 2007; Wilson. 2005; Guyton. 1997)
2.3 ETIOLOGI
Penyebab pasti terjadinya tumor tulang tidak diketahui. Akhir-akhir ini, penelitian
menunjukkan bahwa peningkatan suatu zat dalam tubuh yaitu C-Fos dapat meningkatkan
kejadian tumor tulang.
A. Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi
B. Keturunan
C. Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget (akibat pajanan
radiasi ), (Smeltzer. 2001).
2.4 KLASIFIKASI
Klasifikasi neoplasma tulang berdasarkan asal sel.
A. Primer
1. Neoplasma Golongan Osteogenik
a. Jinak :
REACTIVE BONE LESION
1) Osteoid Osteoma
Lesi jinak ini pertama kali diterangkan oleh JAFEE pada tahun 1935. Oleh
sebahagian ahli, neoplasma ini dianggap sebagai lesi reaktif, bukan
neoplasma tulang.
2) Osteoblastoma
Tumor jinak yang jarang di dapat.
HAMARTOMA
1) Osteoma
Merupakan masa tumor tulang jinak, di dapat pada permukaan tulang,
tidak mengandung tulang rawan. Paling banyak ditemukan pada tulang
tengkorak. Bila tidak ada keluhan tidak perlu di obati.
Sering terjadi pada usia 20-40 tahun. Bentuk kecil, tetapi dapat menjadi
besar tanpa menimbulkan gejala-gejala yang spesifik. Lokasi pada tulang-
tulang tengkorak seperti maksila, mandibula, palatum, sinus paranasalis, dan
dapat pula di temukan pada tulang panjang seoperti tibia, femur, dan falang.
b. Ganas
1) Osteosarkoma
Merupakan neoplasma tulang ganas primer yang paling sering didapat.
Bersifat sangat ganas, cepat bermetastase ke paru-paru dengan melalui aliran
darah.
2) Parosteal Osteosarkoma
Merupakan osteosarkoma yang jarang di dapat. Didapat pada golongan
usia muda, dan paling sering mengenai bagian posterial distal femur.
2. Neoplasma Golongan Kondrogenik
a. Jinak
REACTIVE BONE LESION
1) Osteokondroma
Merupakan neoplasma tulang jinak yang paling sering di dapat. Oleh
sebahagian ahli dianggap bukan neoplasma, tetapi sebagai suatu hamartoma
(pertumbuhan baru, dimana sel-sselnya dapat menjadi dewasa).
2) Kondroblastoma
Merupakan tumor jinak yang pertamakali di uraikan oleh Codman. Tumor
ini jarang didapat. Biasanya mengenai penderita dengan usia di bawah 20
tahun.
3) Kondromiksoid fibroma
Tumor jinak yang jarang ditemukan. Didapat pada usia decade ke 2-3.
MAHARTOMA
1) Enkondroma
Merupakan neoplasma jinak yang berasal dari dalam rongga sum-sum tulang.
Sebagian ahli menganggap tumor ini suatu hamartoma. Tumor jinak ini di
dapat pada dewasa muda dan tidak mengakibatkan keluhan sakit.
b. Ganas
1) Kondrosarkoma
Merupakan tumor ganas tulang rawan yang dapat tumbuh spontan
(kondrosarkoma primer) atau merupakan degenerasi maligna, lesi jinak
seperti osteokondroma, ekondroma (kondrosarkoma sekunder). Ditemukan
pada usia antara 30-60 tahun. Neoplasma ini tumbuhnya agak lambat dan
hanya memberikan sedikit keluhan.
3. Neoplasma Golongan Kolagenik/fibrogenik
a. Jinak
REACTIVE BONE LESION :
1) Non Ossifiying Fibroma
Merupakan lesi jinak yang oleh sebahagian ahli dianggap sebagai suatu lesi
reaktif, bukan neoplasma sejati.
HAMARTOMA
1) Aneurysmal Bone Cyst
Pathogenesis kistal tulang ini belum jelas. Dianggap sebagai hamartoma,
bukan neoplasma sejati.
b. Ganas
1) Fibrosarkoma
Jaringan ikat dalam rongga tulang merupakan asal dari tumor ganas ini,
tumor ganas tulang tidak membentuk tulang. Jarang di dapat.
2) Angiosarkoma
Angiosarkoma ( hemangioendothelioma) tulang yang sangat jarang
ditemukan.
4. Noeplasma Golongan Miliogenik
a. Ganas
1) Multiple Mieloma
Neoplasma tulang ganas yang sering didapat. Lebih banyak didapat pada
kaumpira dengan usia diatas 40 tahun.
2) Sarcoma Sel Retikulum
Tumor ganas yang gambaran mikroskopisnya mirip sekali dengan sarcoma
Ewing, tetapi mempunyai perangai klinis yang berlainan.
3) Sarcoma Ewing
Tumor ganas yang jarang didapat. Menyerang golongan usia muda,
kebanyakan dibawah usia 20 tahun. Lebih banyak didapat oleh kaum pria.
5. Neoplasma Golongan Lain-lain
a. Jinak
1) Giant cell tumor
Tumor tulang yang asalnya masih kontrovesional, ada yang berpendapat
tumor ini berasal dari jaringan ikat, pendapat lain mengatakan tumor ini
asalnya dari sel osteoklas.
b. Ganas
1) Adamantinoma
Pathogenesis tumor ganas ini masih kontrovesional. Sangat jarang ditemukan.
Di dapat umur 20-25 tahun.
2) Chordoma
Merupakan neoplasma tulang ganas yang berasal dari sisa-sisa netrokord.
Jarang didapat. ;ebih dari 50% berlokasi di daerah sakrokogsigeal. Didapat
pada umur lebih dari 30 tahun.
B. Sekunder
Merupakan jenis tulang ganas yang sering didapat. Kemungkinan tumor tulang
merupakan tumor metastik harus selalu difikirkan, pada penderita yang berusia lanjut.
Pada usia dewasa/lanjut jenis keganasan yang sering bermetastase ke tulang ialah
karsinoma payudara, paru-paru, lambung, ginjal, usus, prostat dan tiroid.
2.5 MANIFESTASI KLINIS
A. Rasa sakit (nyeri)
Nyeri dan atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin
parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas penyakit).
B. Pembengkakan
Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang
terbatas (Gale. 1999: 245).
C. Keterbatasan gerak
D. Menurunnya berat badan
E. Anoreksia
F. Teraba massa
Lunak dan menetap dengan kenaikan suhu kulit di atas massa serta distensi
pembuluh darah maupun pelebaran vena.
G. Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan
menurun dan malaise (Smeltzer. 2001: 2347).
2.6 PATOFISIOLOGI
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor. Timbul
reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau penghancuran
tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang
lokal. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan
periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi, sehingga terjadi pertumbuhan tulang
yang abortif.
Kelainan congenital, genetic, gender / jenis kelamin, usia, rangsangan fisik berulang,
hormon, infeksi, gaya hidup, karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi) dapat menimbulkan
tumbuh atau berkembangnya sel tumor. Sel tumor dapat bersifat benign (jinak) atau bersifat
malignant (ganas).
Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada umumnya
tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak
sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari
jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak mudah dikeluarkan
dengan cara operasi.
Sel tumor pada tumor ganas (kanker) tumbuh cepat, sehingga tumor ganas pada
umumnya cepat menjadi besar. Sel tumor ganas tumbuh menyusup ke jaringan sehat
sekitarnya, sehingga dapat digambarkan seperti kepiting dengan kaki-kakinya
mencengkeram alat tubuh yang terkena. Disamping itu sel kanker dapat membuat anak sebar
(metastasis) ke bagian alat tubuh lain yang jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh darah
dan pembuluh getah bening dan tumbuh kanker baru di tempat lain. Penyusupan sel kanker
ke jaringan sehat pada alat tubuh lainnya dapat merusak alat tubuh tersebut sehingga fungsi
alat tersebut menjadi terganggu.
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur
dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan
pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke
tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan
DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya
(Tjakra, Ahmad. 1991).
Adapun siklus tumbuh sel kanker adalah membelah diri, membentuk RNA,
berdiferensiasi / proliferasi, membentuk DNA baru, duplikasi kromosom sel, duplikasi DNA
dari sel normal, menjalani fase mitosis, fase istirahat (pada saat ini sel tidak melakukan
pembelahan).
2.7 WOC
2.8 KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul,antara lain gangguan produksi anti-bodi,infeksi yang biasa
disebabkan oleh kerusakan sumsum tulang yang luas dan merupakan juga efek dari
kemoterapi,radioterapi,dan steroid yang dapat menyokong terjadinya leucopenia dan fraktur
patologis,gangguan ginjal dan system hematologis,serta hilangnya anggota ekstremitas.
Komplikasi lebih lanjut adalah adanya tanda – tanda apatis dan kelemahan.
2.9 PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Radiologi
Gambaran radiologis memperlihatkan segitiga codman, yaitu gambaran elevasi periost
dan pancaran sinar matahari.
B. Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis kasinomanya.
C. Tonigrafi
Teniografi dapat membuat visualisasi tiga dimensi neoplasma muskuloskeletal.
D. Pemeriksaan biokimia kadar kalsium, fosfor Fosfatase alkali, fosfatase asam, dan protein
serum.
Fosfatase alkali mencerminkan aktivitas osteoblast biasanya pada osteosarkoma.
2.10 PENATALAKSANAAN
A. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat
didiagnosis. Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan tumor,
pencegahan amputasi jika memungkinkan dan pemeliharaan fungsi secara maksimal
dari anggota tubuh atau ekstremitas yang sakit. Penatalaksanaan meliputi pembedahan,
kemoterapi, radioterapi, atau terapi kombinasi.
Osteosarkoma biasanya ditangani dengan pembedahan dan / atau radiasi dan
kemoterapi. Protokol kemoterapi yang digunakan biasanya meliputi adriamycin
(doksorubisin) cytoksan dosis tinggi (siklofosfamid) atau metrotexate dosis tinggi
(MTX) dengan leukovorin. Agen ini mungkin digunakan secara tersendiri atau dalam
kombinasi.
Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan pemberian
cairan normal intravena, diurelika, mobilisasi dan obat-obatan seperti fosfat,
mitramisin, kalsitonin atau kortikosteroid.
( Gale. 1999: 245 ).
B. Tindakan keperawatan
1. Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam,
visualisasi, dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ).
2. Mengajarkan mekanisme koping yang efektif
Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan
berikan dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli
psikologi atau rohaniawan.
3. Memberikan nutrisi yang adekuat
Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping
kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat. Antiemetika
dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal. Pemberian nutrisi
parenteral dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.
4. Pendidikan kesehatan
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan
terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah.
( Smeltzer. 2001: 2350 )
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN SECARA TEORITIS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien (iyer at al, 1996). tahap pengkajian merupakan dasar
utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu. oleh karena itu
pengkajian yang akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat penting dalam
merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan
respon individu, sebagaimana yang telah ditentukan dalam standar praktek keperawatan dari ana
(american nursing association). (nursalam, 2001. hal : 17).
1. Identitas klien
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
No register :
Suku/bangsa :
Agama :
Tingkat pendidikan :
2. Identitas Penanggung jawab
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Hubungan dengan klien :
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien biasanya datang dengan keluhan terdapat benjolan atau pembengkakan dan
klien juga merasa nyeri pada daerah benjolan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya pada stadium awal klien tidak merasakan keluhan yang mengganggu. Klien
hanya mengeluhkan terdapat benjolan baru pada stadium selanjutnya Klien mengeluhkan
nyeri pada tulang yang mengalami kelainan ini dan ada pembengkakan yang dapat
terus membesar dan dapat diraba, nafsu makan berkurang. Klien mengatakan susah
untuk beraktifitas/keterbatasan gerak, Mengungkapkan akan kecemasan akan
keadaannya.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit yang pernah diderita sebelumnya, pada pasien kemungkinan pernah
terpapar sering dengan radiasi sinar radio aktif dosis tinggi, kemungkinan pernah
mengalami fraktur, kemungkinan sering mengkonsumsi kalsium dengan batas narmal
dan kemungkinan sering mengkonsumsi zat-zat toksik seperti : makanan dengan zat
pengawet, merokok dan lain-lain
d. Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan ada salah seorang keluarga yang pernah menderita kanker.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran : cemposmentis
TD : Normal/ meningkat
N : Normal/ meningkat
P : Normal/ meningkat
S : Normal/ meningkat
b. Look
Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian, adanya ecymosis.
c. Feel
Adanya nyeri tekan. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa
serta adanya pelebaran vena
d. Move
Pergerakan yang terbatas. keterbatasan dalam melakukan aktifitas.
5. Analisa Data
NO DATA PATOFISIOLOGI MASALAH1 Ds : klien mengeluhkan
sangat nyeri -klien mengatakan bengkak di bagian lutut-klien mengeluhkan nyeri hilang timbul sejak beberapa bulan yang lalu- klien mengatakan sklanyeri pada grade …
Do : Klien meringis kesakitan
Terdapatnya nyeri tekan
LAB : kalsium serum
meningkat. Alkaline fofat
meningkat.
TTV meningkat karena
adanya nyeri
peningkatan suhu kulit
di atas massa serta
adanya pelebaran vena
Nyeri Akut
2 Ds : - klien mengatakan
berat badan menurun
- klien mengatakan tidak nafsu makan
- klien mengatakan lemah
Ketidak Seimbangan Nutrisi
Do :
- malaise- bb menurun
3 Ds :- Klien mengatakan
susah untuk beraktifitas- Klien mengeluhkan
keterbatasan gerak saat berjalan
- Klien mengatakan adanya benjolan pada lutut.
Do :- Pergerakan yang
terbatas.- keterbatasan dalam
melakukan aktifitas.- Teraba massa tulang
Gangguan Mobilitas Fisik
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis (tumor tulang)
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak mampuan
mencerna makanan karena factor biologis
3. Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan musculoskletal (tumor tulang)