majalah olimpiade sains nasional edisi ii filemts, dan 765 siswa sma/ma. mereka berlomba di bidang...

32
Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II Juli 2018 www.dikdasmen.kemdikbud.go.id @osn_kemdikbud osn_kemdikbud Ikuti kami di : ,

Upload: phungtuong

Post on 06-Apr-2019

252 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

w

MajalahOlimpiadeSainsNasional

Edisi IIJuli 2018

www.dikdasmen.kemdikbud.go.id@osn_kemdikbud osn_kemdikbudIkuti kami di :

,

Page 2: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Foto : Kiki Raifiandi

Page 3: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

REDAKSI

Olimpiade Sains Nasional,

yang selanjutnya disebut

(OSN) adalah perhelatan

lomba di bidang sains tingkat

nasional yang diikuti oleh peserta

didik dari seluruh Indonesia setelah

lolos seleksi pada olimpiade sains

tingkat provinsi.

Sejarah pelaksanaan OSN dimulai

tahun 2002, setelah keberhasilan

Indonesia menjadi tuan rumah

Olimpiade Internasional Fisika

di Bali. Sejak tahun 2002 hingga

tahun 2018 ini, penyelenggaraan

OSN telah berjalan tujuh

belas tahun. Kontinyuitas dan

konsistensi penyelenggaraan

OSN ini, merupakan bentuk

tanggungjawab Kemendikbud

dalam rangka membumikan

amanat UU Sisdiknas tentang

fungsi dan tujuan pendidikan

nasional.

Perjalanan penyelenggaraan OSN

itu patut dibanggakan, karena OSN

terbukti menjadi candradimuka

para ilmuwan muda yang berhasil

menjuarai pelbagai perlombaan

tingkat internasional seperti IJSO,

IMO, IPhO, ICHO, IOI, IBO, IESO,

dan IgeO. Para alumni OSN juga

banyak yang berkiprah di berbagai

bidang, baik di dalam negeri

maupun di luar negeri.

Tahun 2018 ini, OSN XVII

dilaksanakan di Kota Padang,

Provinsi Sumatera Barat. OSN ini

diikuti 1.433 siswa yang terdiri dari

272 siswa SD/MI, 396 Siswa SMP/

MTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka

berlomba di bidang Matematika,

IPA, IPS, Informatika/Komputer,

Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi,

Astronomi dan Ekonomi, untuk

memperebutkan 420 medali

dengan rincian 70 medali emas,

140 medali perak, dan 210 medali

perunggu.

Perjalanan lomba peserta OSN

XVII Tahun 2018 tersebut kami

abadikan dalam Majalah Sains.

Optimisme, percaya diri, dan

integritas para siswa kami potret

dalam bingkai teks dan gambar.

Semoga bermanfaat.

Selamat membaca!

Pemimpin Redaksi,

Satriyo Wibowo

SALAMREDAKSI

PENGARAHDIRJEN DIKDASMEN

PENASIHATSESDITJEN DIKDASMEN

PENANGGUNG JAWABYUDISTIRA W

PEMIMPIN REDAKSISATRIYO WIBOWO

WAKIL PEMIMPINREDAKSIKARTI

REDAKTUR PELAKSANAMARGO SUBEKTI

REDAKTURM. ADIB MINANUROKHIMBILLY ANTORO

REPORTERMUSTOFIK SLAMET | EKKY FAJRIEDWI RIYANTO | SULEMAN ABDULRAHMANM. RIZAL AMSAR | JAMAL ABDILAHROBERT L. TENGGARA | NGADIRUNDONY MARDIANSYAH | ARIS MUNANDARFARHAN WALIDEN | AIP SAEPUDINYUSUF ROKHMAT

FOTOGRAFERSENOAJI SUNHAJI | ALVEIN DAMARDANTOKIKI RAIFIANDI | MASHURIREZHA WIBISONO | LUKMAN DWI CAHYO

DESAIN DAN TATA LETAKMUHAMMAD ANHAR

VIDEOGRAFERT. IKHWANUL GHOFURBENY SUSANTO

EDITOR VIDEOAGUS

SOSIAL MEDIAAMANDANAFIS KHORIUL HUDA

SEKRETARIATSULISTYAWATI | MUKHIDINJUJU SURGANA | GUNAWAN LAKSONOM . FITRAH | TARYADISUDARMAN | BARA HIKMATIYARAGIT SUPRIANTO

Alamat Redaksi :

Bag. Perencanaan dan Penganggaran

Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Kementerian Pendidikan dan KebudayaanJl. Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 5,Senayan, JakartaTelepon : (021) 5725613Laman : http://dikdasmen.kemdikbud.go.id

MAJALAH SAINS JULI 2018 3SALAM REDAKSI

Page 4: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

DAFTARISI

16

6 12

8

22

20

6-78-9

10-1316-1720-2122-2324-27

30

Kabar Pembukaan SDKabar Pembukaan SMPKabar Pembukaan SMALiputan UtamaKabar Lomba SDKabar Lomba SMPKabar Lomba SMAInspirasi

GaleriFotohal.

14-1518-1928-29

4 MAJALAH SAINS JULI 2018DAFTAR ISI

Page 5: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Foto : Kiki Raifiandi

Page 6: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Haydar Ingin Seperti Habibie

Senang dan gembira

dirasakan Muhamad

Haydar Iyaasfathila, siswa

Kelas V SD Negeri 2 Praya, Lombok

Tengah, Nusa Tenggara Barat. Ia

hadir pada pembukaan OSN di

Auditorium Universitas Negeri

Padang, Senin (2/7/2018).

“Senang bisa mengikuti OSN,

bisa ketemu dengan teman

baru,” ungkapnya. Bersama dua

rekannya yaitu Rama Dianto,

siswa SDIT Samawa Cendekia

Kabupaten Sumbawa dan I

Nyoman Bayu Udiyana, siswa SDN

01 Dompu Kabupaten Dompu,

Haydar mewakili NTB pada lomba

Bidang IPA.

Haydar yang mengidolakan

Albert Einstein mengaku tidak

memasang target, tapi ia

tetap berusaha meraih medali.

Persiapannya sudah cukup

matang sejak seleksi di tingkat

provinsi dan kini ia menjaga

kondisi supaya selalu sehat.

“Orang tua hanya bilang jangan

minum es, jaga kondisi badan,

jangan banyak gerak dan

baca buku pelajaran,” katanya

mengingat pesan Sang Ayah yang

hadir menemaninya ke Padang.

Haydar bercita-cita menjadi Bupati

Praya, mengingat ayahnya adalah

seorang Aparatur Sipil Negara

(ASN). Menurutnya, menjadi

seorang Bupati haruslah pintar.

“Seperti Pak Habibie, presiden

yang pintar,” ujar siswa yang

bulan juli ini beranjak 11 tahun.*

Dwi Riyanto

“Seperti Pak Habibie,

presiden yang pintar,”

IPA

Foto : Dwi Riyanto

Foto : Kiky Raifiandi

6 KABAR LOMBA SD MAJALAH SAINS JULI 2018

Page 7: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

IPA

Amirul Ingin Jadi Guru

Amirul Mukminin Yannur sangat menikmati

suasana pembukaan OSN di Auditorium

Universitas Negeri Padang, Senin (2/7/2018). Ia

sesekali bercanda dan bersenda gurau bersama kedua

rekannya Farrel Aurelio William dan Edi Lestariawan.

Ketiganya adalah peserta OSN dari Provinsi Sulawesi

Tenggara.

Amirul merupakan salah satu peserta OSN bidang

Matematika jenjang SD/MI. Ia berasal dari Madrasah

Ibtidaiyah Pesri Ummusshabri Kota Kendari, Sulawesi

Tenggara. “Saya sekarang kelas V naik ke kelas VI MI

Pesri Ummushabri,” ucapnya.

Anak ke-2 dari 3 bersaudara ini memiliki cita-cita

menjadi seorang guru. “Karena guru adalah pekerjaan

yang mulia,” kata Amirul.

Di ajang OSN ini, selain ditemani oleh pendamping,

Amirul juga didampingi ayahnya.*

Jamal Abdillah

MATEMATIKA

Fakhri Musyafaa Ariyanto, siswa kelas V SD

Nasional KPS Balikpapan, datang ke Padang,

Sumatera Barat, mewakili Kalimantan Timur

untuk berlaga di ajang OSN XVII bidang IPA. Uniknya,

tahun lalu, ia adalah peraih perunggu pada OSN XVI

bidang matematika.

Antara matematika dan IPA, Fakhri lebih suka

matematika. Ia menyukai mata pelajaran berhitung.

Namun IPA juga mengandung unsur matematika

sehingga ia juga menyukai mata pelajaran itu dan

berhasil mengukir prestasi.

“IPA masih terkandung unsur-unsur berhitungnya

seperti fisika, dan unsur serta rumus-rumus

berhitungnya berbeda dengan matematika,”

ungkapnya.

Fakhri menyukai pelajaran IPA sejak duduk di kelas I

SD. Ia mengoleksi banyak buku IPA. Kegemaran pada

pelajaran ini sangat membantunya dalam menjalani

seleksi OSN dari tingkat sekolah, Kabupaten/Kota

hingga tingkat provinsi.

Fakhri punya target tinggi. Ia ingin meraih hasil

maksimal dalam OSN kali ini. “Target saya mengikuti

olimpiade sains sampai tingkat internasional,” tegasnya

anak ke-2 dari 4 bersaudara ini.*

Suleman Abdul Rahman

LebihSukaMatematika

Foto : Jamal Abdillah

Foto : Suleman Abdul Rahman

7KABAR LOMBA SDMAJALAH SAINS JULI 2018

Page 8: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Kayla-Cassarah Senang Bertemu Banyak Teman Baru

MATEMATIKA

Provinsi Maluku punya Kayla

dan Cassarah, dua siswi

SD peserta OSN bidang

matematika. Keduanya memiliki

cerita menarik seputar kegemaran

pada matematika.

Kayla N. Dalimunthe mulai

menyukai matematika pada saat

duduk di kelas III SD. Saat itu, ia

masih berdomisili di Bandung,

Jawa Barat. Ia terpesona pada hal-

hal yang dapat dilakukan dengan

menggunakan angka, sistematika,

dan kepastian yang bersifat mutlak.

Kegemaran itu membawanya

sebagai juara lomba matematika

pada Pekan Kreatif Jabotabek. Kini

Kayla merupakan siswi kelas VII

SMPN I Masohi, Maluku.

Sedangkan Cassarah B. Matahena

mulai menyadari kemampuannya

dalam bidang matematika saat

duduk di kelas V SD. Karena

kemampuan berhitungnya di

atas rata-rata, ia mulai dilirik guru-

gurunya. Ia selalu ditunjuk untuk

mewakili sekolahnya pada lomba-

lomba matematika. Sekarang

Cassarah duduk di bangku kelas

VII SMP Kristen Malam Kudus,

Ambon.

Uniknya, keduanya kompak

mengenai hal paling

menyenangkan saat pergi ke

suatu acara, yaitu bertemu dan

berkenalan dengan banyak teman

baru.

“Sangat menyenangkan bisa

bepergian, berpartisipasi

pada lomba kali ini sekaligus

mendapatkan banyak teman baru,

melihat-lihat kota Padang, serta

merasakan suasana lomba,” kata

Kayla di sela pembukaan OSN di

Auditorium Universitas Negeri

Padang, Senin (2/7/2018).

Baik Kayla maupun Cassarah

merasa tidak terbebani sebagai

peserta OSN. Sebab keduanya

tidak diberikan target untuk

meraih medali oleh pihak provinsi.

“Yang penting saya akan berusaha

sebaik-baiknya, berusaha

mendapatkan hasil maksimal,”

jelas Cassarah.

Kayla dan Cassarah belum

memastikan untuk terus

menekuni matematika. Kayla

belum yakin matematika sebagai

pilihan jangka panjang. Ia masih

dalam tahap pencarian. Begitu

pula Cassarah. “Saya akan

menikmati masa sekolah dulu,”

ungkapnya.*

Robert L. Tenggara

“Yang penting saya akan

berusaha sebaik-baiknya, berusaha

mendapatkan hasil maksimal,”

Foto : Robert L. Tenggara

8 KABAR LOMBA SMP MAJALAH SAINS JULI 2018

Page 9: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

MATEMATIKA

Belajar dan Berpikir Kreatif, Tips Bill untuk Indonesia Maju

Tidak mudah menjadi peserta

Olimpiade Sains Nasional (OSN). Bill

Clinton, siswa kelas VIII SMP Katolik

Maria Fatima, Jember, Jawa Timur, mengaku

penuh perjuangan saat mengikuti seleksi

dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, hingga

provinsi. Ia merasa kemujurannya menjadi

peserta OSN tahun ini berkat dukungan

dan semangat dari kedua orang tuanya.

Dukungan mereka menjadi motivasinya

untuk meraih yang terbaik.

Pembuktian Aldi untuk Lolos ke Tingkat Nasional

Menekuni pelajaran IPS sejak duduk di kelas V SD membuat

Aldi Rizky Orlando (13 Tahun), akrab dipanggil Aldi, berhasil menjadi utusan Sulawesi Tengah dalam ajang OSN XVII yang dihelat Padang, Sumatera Barat, awal Juli 2018 ini. Ia sukses menyisihkan kompetitornya pada seleksi di tingkat kecamatan hingga provinsi. Awalnya siswa kelas VIII SMP Al-Azhar Mandiri Palu ini tidak yakin masuk sebagai perwakilan Sulawesi

Tengah dalam OSN 2018. Namun, dengan semangat dan kegigihannya, melalui bimbingan belajar yang diikuti, ia berhasil menjadi salah satu anggota delegasi Sulawesi Tengah pada OSN XVII bidang IPS. “Rajin belajar, tanamkan kebiasaan membaca, dan selalu berdoa”, ujar Aldi saat menghadiri pembukaan OSN di Auditorium Universitas Negeri Padang, Senin (2/7/2018). Ia selalu tanamkan motivasi itu ke dalam dirinya sekaligus pesan bagi teman-

temannya yang ingin menggapai cita-cita.Aldi bercita-cita menjadi wartawan. Ia yakin dengan keteguhan hati dan semangat tinggi, mampu meraih cita-cita dan dapat m e m b a n g g a k a n kedua orang tuanya. Melalui profesi yang hendak digelutinya, ia ingin berbuat bagi banyak orang. “Dapat m e n g i n f o r m a s i k a n peristiwa-peristiwa yang terjadi dan dibutuhkan masyarakat,” jelasnya.* Rizal Amsar

IPS

Foto : Ngadirun

Foto : Rizal Amsar

Bill mengikuti OSN bidang matematika. Matematika

adalah pelajaran yang sangat disukainya. “Seru

mengerjakan soal-soalnya,” katanya di sela pembukaan

OSN di Auditorium Universitas Negeri padang, Senin

(2/7/2018).

Untuk meraih nilai terbaik, Bill membiasakan diri

dengan sering berlatih mengerjakan soal-soal yang

sulit. Bila menemukan soal sulit, ia akan meneliti,

menganalisis, dan mempelajari soal dengan baik

hingga bisa menjawabnya.

Bill punya tips agar Indonesia tidak terus tertinggal dari

negara-negara lain dalam bidang sains dan teknologi.

Katanya, sebagai siswa, ia harus terus belajar dan

berpikir kreatif.

“Dengan belajar dan berpikir kreatif, kita dapat terus

megikuti perkembangan zaman yang semakin maju,”

ujar siswa yang bercita-cita menjadi dokter ini.*

Ngadirun

9KABAR LOMBA SMPMAJALAH SAINS JULI 2018

Page 10: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

SelamaSeleksi,

Ujian OSP Paling Sulit

Seleksi secara bertingkat mulai

dari tingkat sekolah hingga

provinsi telah menjadi prosedur

operasional standar bagi setiap siswa

yang kini menjadi peserta Olimpiade

Sains Nasional (OSN) XVII di Kota

Padang, Provinsi Sumatera Barat. Hal ini

juga dialami Nabila Zahra Nur Aminah,

siswi kelas XI SMAN 3 Batam Jurusan IPS.

Menurut peserta OSN bidang lomba

Geografi tingkat SMA ini, materi seleksi

yang telah ia lalui dan paling sulit adalah

materi seleksi di tingkat Olimpiade Sains

Provinsi (OSP). Duta Provinsi Kepulauan

Riau ini menegaskan, dalam materi OSP

terdapat soal esai dan pilihan ganda

yang menyulitkan.

Nabila bercerita, seleksi tahap pertama

dilakukan di sekolah oleh kakak kelasnya

yang telah mengikuti OSN pada tahun

sebelumnya. Adapun materi soalnya

menggunakan soal-soal dari olimpiade

tingkat kabupaten/kota pada tahun

sebelumnya.

“Lalu saat sudah lolos dari seleksi

sekolah, akhirnya saya bisa mewakili

sekolah di tingkat kabupaten/kota.

Pada tahap ini soal tidak terlalu sulit

karena soal-soal ada yang berulang

seperti seleksi di sekolah,” kata Nabila

di sela-sela Pembukaan OSN XVII di

Auditorium Universitas Negeri Padang,

Senin, 2 Juli 2018.

Persiapan Nabila untuk mengikuti OSN

XVII adalah dengan banyak belajar

serta lebih banyak mendekatkan diri

kepada Tuhan. Motivasi terbesarnya

adalah membahagiakan Ibunya. Ia

juga mendapatkan motivasi saat

melakukan pelatihan di Yogyakarta.

“Jadi pembimbing bilang untuk selalu

bersyukur bisa terpilih dan mewakili

daerah hingga tingkat nasional,“ ujar

siswi yang mulanya ingin mengikuti

OSN bidang ekonomi ini.

Sementara itu, ketika ditanya tentang

kondisi Bangsa Indonesia yang masih

tertinggal dalam segi sains dan

teknologi, Nabila menjawab bahwa

yang terpenting adalah Bangsa

Indonesia harus bisa menghargai karya

anak bangsa, karena banyak karya-karya

“Jadi pembimbing

bilang untuk selalu

bersyukur bisa

terpilih dan mewakili daerah hingga tingkat

nasional,“

anak bangsa yang sudah

diciptakan tapi karena

kurangnya dukungan,

menjadi hilang atau

bahkan diakui oleh

pihak lain.*

Farhan Waliden

GEOGRAFI

Foto : Farhan Waliden

10 KABAR LOMBA SMA MAJALAH SAINS JULI 2018

Page 11: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Ikut OSN Itu Keren

Pendapat sebagian pelajar Indonesia

bahwa ikut Olimpiade Sains Nasional

(OSN) merupakan prestasi yang patut

dibanggakan, juga diamini oleh Ayodha Karaniya

Sikoko, siswi kelas XII SMA Darma Yudha

Pekanbaru, Riau.

“Mengikuti OSN itu terlihat keren,” ujar Ayodha,

di sela-sela Pembukaan OSN XVII di Auditorium

Universitas Negeri Padang, Senin, 2 Juli 2018.

Ayodha pantas berbangga, karena OSN

merupakan kawah candradimuka para ilmuwan

muda yang merupakan harapan bangsa. Di pundak mereka

masa depan bangsa dan negara dalam bidang sains dan

teknologi disandarkan.

“Tahun lalu saya belum bisa mengikuti OSN karena sudah

ada kakak kelas yang mewakili Riau untuk bidang yang

sama, untuk tahun ini saya mendapatkan kesempatan

mewakili Riau di bidang Kebumian. Perasaan saya sangat

senang bisa liburan sekaligus bisa bertemu dengan teman

dari daerah lain,” cerita Ayodha dengan mimik wajah yang

ceria.

Sebelum terpilih sebagai duta Provinsi Riau, Ayodha harus

mengikuti seleksi bertahap sebagaimana peserta OSN

lainnya. Mulanya, masing-masing sekolah (termasuk sekolah

Ayodha, red) mengirimkan perwakilan untuk mengikuti

seleksi Olimpiade Sains Kabupaten/Kota (OSK).

“Beberapa hari dilakukan tes oleh kabupaten/kota dan

terkumpul peserta perwakilan dari seluruh Riau sebanyak

40 peserta. Setelah terpilih, disaring kembali menjadi 3

untuk mengikuti di olimpiade sains tingkat nasional ini,”

pungkas gadis yang ingin melanjutkan kuliah di bidang

Kebumian ini.*

Dony Mardiansyah

ILMU KEBUMIAN

Olimpiade Sains Nasional

(OSN) yang merupakan

agenda tahunan Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah, Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan, terbukti dapat

memotivasi sekolah untuk berlomba-

lomba meningkatkan mutu

pembelajarannya. Hal ini disampaikan

M. Abrar Mardhatillah, siswa SMA Modal

Bangsa, Aceh Besar.

“OSN merupakan salah satu media

untuk mengembangkan kompetisi

bagi siswa yang tentunya diharapkan

berkompetisi secara sehat. Bahkan,

sekolah berlomba-lomba untuk

mengembangkan program

peningkatan mutu pembelajaran,”

tegas Abrar di Auditorium Universitas

Negeri Padang, Senin, 2 Juli 2018.

Pada OSN XVII yang diselenggarakan

pada 1 s.d. 7 Juli 2018 di Kota Padang

Provinsi Sumatera Barat ini, Abrar yang

baru pertama kali mengikuti OSN, akan

berlomba pada bidang Kimia tingkat

SMA.

“Saya berhasil masuk OSN tahun ini

karena didukung oleh guru-guru,

teman-teman, dan orang tua”, ujar duta

Provinsi Aceh ini di sela-sela pembukaan

OSN XVII.

Abrar menambahkan, di tempatnya

terus diupayakan mencetak sumber

daya manusia yang berkualitas melalui

terobosan-terobosan untuk bersaing di

tingkat nasional hingga internasional.*

Aip Saepudin

Sekolah

Berlomba

Meningkatkan

Mutu

KIMIA

Foto : Dony Mardiansyah

Foto

: A

ip S

aep

ud

in

11KABAR LOMBA SMAMAJALAH SAINS JULI 2018

Page 12: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Komputer Itu Asyik dan Menarik

Muhammad Akyas David

Al Aleey, siswa kelas XI

SMA Semesta BBS Kota

Semarang, Jawa Tengah mengaku

bahwa komputer merupakan

mata pelajaran yang asyik dan

menarik. Hal ini ia ungkapkan

saat ditanya tentang alasannya

memilih bidang lomba Komputer

tingkat SMA pada Olimpiade Sains

Nasional (OSN) XVII di Kota Padang

Provinsi Sumatera Barat.

Akyas menambahkan, Komputer

masih berhubungan dengan

Matematika, yang merupakan

salah satu mata pelajaran yang ia

sukai.

“Misalnya ada penyelesaian soal

Matematika dan logika. Apalagi

ke depan, teknologi makin

canggih dan mudah-mudah bisa

membantu cita-cita ke depannya,”

ujarnya di Auditorium Universitas

Negeri Padang, Senin, 2 Juli 2018.

Bagi Akyas, menjadi peserta

OSN tidak mudah, karena harus

melalui proses seleksi yang sangat

ketat dan berat, mulai dari seleksi

Olimpiade Sains Sekolah (OSS),

Olimpiade Sains Kabupaten/Kota

(OSK) dan Olimpiade Sains Provinsi

(OSP).

Di Jawa Tengah, seleksi OSK

tingkat SMA/MA diselenggarakan

oleh 35 kabupaten/kota dan dikuti

13.499 siswa. Mereka mengikuti

seleksi OSK untuk bidang lomba

Matematika, Fisika, Biologi, Kimia,

Ekonomi, Geografi, Kebumian,

Komputer, dan Astronomi.

Selanjutnya, 945 siswa yang terpilih

dan mereka mengikuti seleksi OSP.

“Dari 105 siswa yang mengikuti

bidang lomba komputer, yang

lolos seleksi hanya 8 siswa, dan

mereka mewakili Provinsi Jawa

Tengah untuk mengikuti OSN yang

diselenggarakan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan,”

cerita Akyas.

Akyas berharap, OSN XVII dapat

berlajan lancar dan ia dapat

meraih prestasi siswa terbaik

sehingga dapat dipersiapkan

untuk mengikuti olimpiade sains

internasional.*

Mustofik Slamet

INFORMATIKA/ KOMPUTER

“Dari 105 siswa yang mengikuti bidang lomba komputer, yang lolos seleksi

hanya 8 siswa, dan mereka mewakili

Provinsi Jawa Tengah untuk

mengikuti OSN yang diselenggarakan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,”

Foto : Mustofik Slamet

Foto : Rezha Wibisono

12 KABAR LOMBA SMA MAJALAH SAINS JULI 2018

Page 13: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Dinda Shifah Chanie Fahnevi, siswi

SMA Kharisma Bangsa kelas XI

B, dari Kota Tangerang Selatan,

Provinsi Banten, mengaku ingin menambah

relasi dengan peserta Olimpiade Sains

Nasional (OSN), yang kali ini diselenggarakan

di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.

“Jadi saya sangat senang sekali dapat

bertemu kembali dengan teman-teman dari

kontingen lain di ajang OSN ini. Tidak ada

salahnya juga saya mengambil kesempatan

ini untuk menambah relasi dari seluruh

Indonesia,” ujar siswi kelahiran Jakarta, 24 November 2000, di

sela-sela Pembukaan OSN XVII di Auditorium Universitas Negeri

Padang, Senin, 2 Juli 2018.

Keinginan menambah relasi tersebut didukung sikap Dinda

yang mudah bergaul dan terbuka terhadap siapa saja.

“Saya memang sudah terbiasa bertemu dengan teman-teman

yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda karena saya

tinggal di asrama dan kebanyakan sekolah saya berisi anak-anak

dari seluruh Indonesia,” tambahnya.

Pada OSN XVII ini, Dinda mengikuti bidang lomba kebumian

tingkat SMA. “Saya memang menyukai bidang sains dari sejak

jenjang SD. Saya pernah mendapatkan medali perunggu bidang

IPA sewaktu saya masih di jenjang SD di ajang OSN. Sampai

pada akhirnya saya mengikuti kembali OSN di jenjang SMA ini,”

jelasnya.

Sepanjang mengikuti OSN, sejak tahap seleksi di daerah hingga

di tingkat nasional, Dinda memperoleh banyak motivasi. “Yang

utama pasti orang tua, guru-guru di sekolah serta teman-teman

yang selalu mendukung saya. Orang tua saya memberikan

motivasi dalam bentuk buku-buku tentang ilmu kebumian.

Guru-guru di sekolah memberikan bimbingan dan pembinaan,

dan teman-teman saya menyemangati saya secara moral,”

pungkas siswi yang bercita-cita menjadi dokter ini.*

Ekky Fajrie

Ingin Menambah Relasi dengan Peserta OSN

ILMU KEBUMIAN

Soal Prestasi, Cristian Tak Kalah dengan Siswa Perkotaan

Cristian Merlin Parlinggoman Napitupulu, duta Olimpiade Sains Nasional (OSN) dari Provinsi Bengkulu ini, patut menjadi

contoh bagi rekan seusianya. Meski sekolahnya jauh dari pusat kota, namun prestasinya tidak kalah dari siswa perkotaan. Buktinya, siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Argamakmur ini berhasil menjadi satu-satunya perwakilan dari Bengkulu di bidang lomba Fisika. Siswa yang lahir di Pematangsiantar ini tak hanya jago di bidang Fisika, tapi juga mata pelajaran lainnya.

Pada OSN XVII di Kota Padang Provinsi Sumatera Barat ini, Cristian telah melakukan berbagai persiapan agar berhasil meraih medali. Di antaranya ia selalu menyempatkan belajar di mana pun ia berada, tak melulu harus di sekolah. Pola belajarnya berbeda dengan anak lain, ia tidak menerapkan teknik hafalan. Ia lebih suka memahami konsep dalam setiap rumus.

“Mengapa rumus tersebut dapat saling berkaitan, dan bagaimana rumus tersebut dihasilkan?” jelas Cristian di Auditorium Universitas Negeri Padang, Senin, 2 Juli 2018. Dengan cara demikian, Cristian mengaku dapat mengetahui rumus lebih dalam.

Sebelum mengikuti OSN XVII, ia mengikuti pelatihan dan bimbingan yang diadakan di Provinsi Bengkulu selama 3 hari, mulai tanggal 29 Juni hingga 1 Juli 2018. Siswa yang bercita-cita menjadi ahli Fisika ini berharap dapat melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Bandung, dan mengambil jurusan Teknik Fisika. Ia berharap, keikutsertaannya di ajang OSN ini, dapat membantunya memperoleh beasiswa agar tidak membebani orang tuanya.

Cristian menambahkan, ia ingin memajukan pendidikan di Indonesia khususnya di wilayah tempat ia tinggal. Karena menurutnya, kualitas pendidikan di Indonesia masih berfokus di pulau Jawa saja, sedangkan di pulau lain seperti Sumatera, Sulawesi dan Papua masih jauh tertinggal. Dengan cara tersebut bangsa Indonesia dapat mengejar ketertinggalan di bidang sains dan teknologi.*Aris Munandar

Foto : Ekky Fajrie

Foto : Aris Munandar

13KABAR LOMBA SMAMAJALAH SAINS JULI 2018

Page 14: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Foto : Alvein Damardanto, Senoaji Sunhaji, Mashuri, Kiki Raifiandi, Rezha Wibisono, Lukman Dwi Cahyo

14 GALERI MAJALAH SAINS JULI 2018

Page 15: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Foto : Alvein Damardanto, Senoaji Sunhaji, Mashuri, Kiki Raifiandi, Rezha Wibisono, Lukman Dwi Cahyo

15GALERIMAJALAH SAINS JULI 2018

Page 16: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

OSN, Candradimuka Ilmuwan MudaOSN ibarat kawah penggemblengan siswa agar terlatih dalam bidang sains dan tangkas di

bidang teknologi, sehingga lahir ilmuwan-ilmuwan muda yang andil memajukan bangsa dan negara Indonesia.

Sejak abad 21 dimulai,

semua negara di dunia

makin kompetitif

mengembangkan Sains,

Teknologi, Engineering (rekayasa)

dan Matematika (STEM). Karena

STEM merupakan kunci utama

untuk menjadi negara besar

yang mampu memimpin dunia.

Hal ini disampaikan Hamid

Muhammad, Direktur Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah,

saat menyampaikan sambutan

Menteri Pendidikan Nasional pada

Pembukaan Olimpiade Sains

Nasional (OSN) XVII, di Auditorium

Universitas Negeri Padang,

Sumatera Barat, Senin, 2 Juli 2018.

Menyadari hal tersebut sekaligus

untuk membumikan fungsi dan

tujuan pendidikan nasional yang

tertuang dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional,

Kemendikbud menyelengarakan

OSN, yaitu perhelatan lomba di

bidang sains tingkat nasional

yang diikuti oleh peserta didik

dari seluruh Indonesia setelah

lolos seleksi pada olimpiade sains

tingkat provinsi.

Sejarah pelaksanaan OSN dimulai

tahun 2002, setelah keberhasilan

Indonesia menjadi tuan rumah

Olimpiade Internasional Fisika

di Bali. Dalam olimpiade yang

diikuti siswa-siswi dari 72

negara ini, Indonesia berhasil

mengukir prestasi dengan

memperoleh 3 medali emas,

dan 2 medali perak.

“OSN memang dirancang

untuk mendorong agar

anak-anak kita mencintai

sains dan teknologi. Dalam

OSN, mereka berkompetisi

dan berkolaborasi. Kita akan

memilih mereka-mereka

yang terbaik, karena mereka

nanti yang akan mewakili

Indonesia ke ajang yang

lebih tinggi di tingkat

internasional,” tegas Hamid

Muhammad.

Senada dengan Hamid,

Burhasman, Kepala Dinas

Pendidikan Provinsi Sumatera

Barat, menyatakan bahwa

OSN merupakan kawah

candradimuka pembinaan

dan pengembangan

bakat, minat, dan prestasi

siswa dalam bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi,

yang dilombakan secara

bertingkat mulai sekolah,

kecamatan, kabupaten/kota,

provinsi dan nasional.

Foto : Kiki Raifiandi

16 LIPUTAN UTAMA MAJALAH SAINS JULI 2018

Page 17: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

OSN, Candradimuka Ilmuwan MudaOSN ibarat kawah penggemblengan siswa agar terlatih dalam bidang sains dan tangkas di

bidang teknologi, sehingga lahir ilmuwan-ilmuwan muda yang andil memajukan bangsa dan negara Indonesia.

Sementara itu, Irwan Prayitno,

Gubernur Sumatera Barat,

menegaskan bahwa OSN ini

bukan sembarang olimpiade

tapi juga sebagai wadah

untuk mengembangkan dan

mengaktualisaaikan potensi

sains pelajar Indonesia.

“Tak hanya siswa yang

mendapatkan manfaat, tapi

para guru pun meningkatkan

penguasaan ilmu agar dapat

mendidikan anak-anaknya

berprestasi. Sekolah pun

secara sistem meningkatkan

diri, Pemda yang mengeola

sekolahpun juga demikian,

sibuk berbenah dan

menyiapkan diri. Sehingga

semuanya termasuk orang

tua pun ikut aktif. Jadi OSN

tidak hanya menggerakkan

1-2 orang tapi juga bisa

menggerakkan ribuan dan

bahkan ratusan ribu orang

untuk ikut terlibat, dan ini

membuat kita lebih baik.

Oleh karena itu kami tentu

mendukung kegiatan OSN

ini untuk kepentingan

menyiapkan anak-anak kita

dan bangsa ini menjadi

bangsa yang potensial,”

tegasnya.

Memperkuat Karakter,

Mempererat Tali Kebangsaan

Selain menjadi kawah

candradimuka ilmuwan muda,

OSN juga bertujuan memperkuat

karakter siswa.

“Kedua, tujuan yang hendak

kita dapatkan adalah untuk

memperkuat karakter. Karakter

sains dan teknologi adalah masalah

integritas dan kerja keras, serta

kemandirian. Ini yang akan terus

kita kembangkan melalui OSN ini,”

ujar Hamid Muhammad.

Tujuan ketiga, tambah Hamid,

OSN dapat mempererat tali

persaudaraan dan tali kebangsaan

di antara anak bangsa Indonesia.

“OSN ini adalah salah satu forum

terbesar, berkumpulnya anak-anak

terbaik dari seluruh Indonesia,

tanpa memandang suku, agama,

golongan dan sebagainya.

Mereka berkumpul di sini, saling

berkolaborasi, berkompetisi

dan pada akhirnya merekalah

yang terbaik yang akan muncul

sebagai pemenang. Tentu meraih

kemenangan bukan satu-satunya

tujuan, karena yang ingin kita

rajut adalah jalinan kebangsaan,

nasionalisme bagi anak-anak kita,”

tegas Hamid Muhammad.*

M. Adib MinanurokhimFoto : Senoaji Sunhaji

17LIPUTAN UTAMAMAJALAH SAINS JULI 2018

Page 18: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Foto : Alvein Damardanto, Senoaji Sunhaji, Mashuri, Kiki Raifiandi, Rezha Wibisono, Lukman Dwi Cahyo

18 GALERI MAJALAH SAINS JULI 2018

Page 19: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Foto : Alvein Damardanto, Senoaji Sunhaji, Mashuri, Kiki Raifiandi, Rezha Wibisono, Lukman Dwi Cahyo

19GALERIMAJALAH SAINS JULI 2018

Page 20: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Suka IPA Kalau Pengin Jadi Dokter IPA

Siswi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah

(MIM) Unggulan Kota Gorontalo ini

merupakan kebanggaan sekolahnya.

Inayah Nazwa Sabila Umar, namanya. Siswi kelas VI

SD ini berhasil mengukir prestasi menjadi peserta

Olimpiade Sains Nasional (OSN) XVII bidang IPA

mewakili Gorontalo.

Inayah yang ingin menjadi dokter berusaha

mewujudkan cita-citanya dengan mulai

menyukai pelajaran IPA. “Saya suka pelajaran IPA,

karena pelajaran ini ada hubungannya dengan

kedokteran,” ucapnya sambil tersenyum saat

ditemui usai menjalani tes teori IPA di SD Negeri

03 Alai Padang, Sumatera Barat, Selasa (3/7/2018).

Saat menjalani tes teori, Inayah menemukan

kesulitan dalam menjawab soal tentang fisika.

“Soal fisika tentang listrik yang mencari daya dan arus,

karena materi itu belum dipelajari,” ungkapnya. “Tetapi

ujian praktek besok, saya akan mencoba agar lebih baik lagi

dengan membaca kembali materi-materi yang pernah di

pelajari.”

Siswi yang menyukai sosok Albert Einstein ini memiliki hobi

menyanyi dan membaca. Menurutnya, dengan bernyanyi

dapat merelaksasikan otak. Sedangkan dengan membaca

dapat menambah ilmu pengetahuan. “Saya memiliki buku

tentang Albert Einstein,” jelasnya.*

Jamal Abdillah

“Saya suka pelajaran IPA, karena pelajaran ini ada hubungannya dengan kedokteran,”

Foto : Kiki Raifiandi

20 KABAR LOMBA SD MAJALAH SAINS JULI 2018

Page 21: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Belajar Terus, Siapa Tahu Menang

“Dibaca ulang-ulang

saja biar paham,”

MATEMATIKA

MATEMATIKA

Banyak Soal Matematika Sulit Dikerjakan

Dengan wajah penuh ceria,

Naufal Aiman keluar dari

kelas usai mengikuti tes

teori bidang matematika tingkat

SD. Tes digelar di SD Negeri 23 dan

24 Kota Padang, Sumatera Barat,

Selasa (3/7/2018).

Bermodalkan soal-soal latihan

dari guru kelasnya, siswa

kelahiran 17 November 2007 ini

bercerita tentang masalah yang

dihadapi saat mengikuti tes hari

pertamanya. “Agak susah, ada soal

yang gampang dikerjakan namun

lebih banyak yang tidak bisa

dikerjakan,” ucapnya.

Meskipun banyak soal matematika

yang sulit dikerjakan, siswa SD

Negeri 003 Nunukan Selatan,

Kalimantan Utara, ini tetap gembira

karena dapat berpartisipasi dalam

OSN XVII. Menurutnya, tidak ada

latihan-latihan khusus sebelum

berangkat ke Padang. Ia hanya

mengandalkan belajar dari guru

kelas dan belajar mandiri dari

buku-buku latihan matematika

miliknya.

“Saya hanya mendapatkan soal-

soal latihan dari guru kelas. Belajar

dari buku matematika saja,”

ujarnya.*

Suleman Abdul Rahman

Foto : D

wi Riya

nto

Foto : Suleman Abdul Rahman

Noor Amelia, siswi kelas V SD Negeri Kebun Bunga 3

Banjarmasin, Kalimantan Selatan, merupakan satu dari 136

peserta OSN bidang Matematika tingkat Sekolah Dasar. Ia

punya trik khusus dalam menjawab soal-soal OSN.

“Dibaca ulang-ulang saja biar paham,” tuturnya usai mengikuti tes hari

pertama yang digelar di SD Negeri 23 dan 24 Padang, Sumatera Barat,

Selasa (3/7/2018). Amel mengerjakan

tes teori bidang matematika sebanyak

30 soal pilihan ganda dan sepuluh soal

isian tingkat.

Siswi yang hobi membaca ini

mempersiapkan diri dengan belajar

bersama gurunya. Usai pelajaran

sekolah berakhir, ia menjalani

pendalaman materi. Selain itu, Amel

juga belajar mengerjakan latihan soal

bersama ibunya yang merupakan ibu

rumah tangga.

Amel mengatakan, ia berusaha

melakukan yang terbaik. Pesan ibunya

terus untuk selalu berusaha dan belajar

terus diingat. “Belajar terus, siapa tahu

menang,” katanya mengutip perkataan

ibunya. Tambahnya, di waktu luang

perlombaan, peserta lain juga banyak

yang belajar terus.* Dwi Riyanto

21KABAR LOMBA SDMAJALAH SAINS JULI 2018

Page 22: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Peserta OSN Harus Punya Kepedulian Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial, bagi

Mustika Mahligai Nirwana,

bukan sekadar mata pelajaran.

Lebih dari itu, IPS memberinya

keluasan pandangan dalam

menilai persoalan sosial. Menurut

peserta OSN bidang IPS ini, peserta

OSN harus memiliki kepedulian

sosial.

“Pelajaran IPS itu mempelajari

masalah-masalah sosial yang ada

di masyarakat sekitar. Kita tidak

boleh hidup secara individualisme

karena itu merupakan dampak

negatif di era modern,” kata siswi

kelas VIII SMP Negeri 1 Fakfak,

Papua Barat, ini, Selasa (3/7/2018).

“Kita tidak boleh membeda-

bedakan orang berdasarkan

stuktur dan kelas sosialnya.”

Kepedulian sosial, tambah

Mustika, bisa dikembangkan

untuk meningkatkan kemajuan

sains di Indonesia. Kepedulian

dalam bidang pendidikan akan

berpengaruh pada kualitas

pengetahuan dan keterampilan

yang dimiliki siswa.

Mustika merasa beruntung

selama mengikuti OSN bertemu

dengan anak-anak seusianya.

Dari pertemuan ini, ia menjadi

lebih mengerti dan memahami

keanekaragaman bangsa

Indonesia. “Saya bisa mengetahui

watak dari macam-macam suku.

Orang Jawa itu terkenal bicaranya

sangat sopan dan lemah lembut,”

ungkapnya.*

Ngadirun

“Kita tidak boleh membeda-bedakan orang berdasarkan stuktur dan kelas

sosialnya.”

IPS

Foto : Ngadirun

Foto : Alvein

22 KABAR LOMBA SMP MAJALAH SAINS JULI 2018

Page 23: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Pelajaran IPA Sangat Mengasyikkan

Menyukai pelajaran IPA

sejak duduk di kelas

I SD membuat gadis

belia asal Sulawesi Utara ini

bertekad untuk meraih prestasi di

Olimpiade Sains Nasional XVII yang

di gelar di Kota Padang, Sumatera

Barat. Adeleyda Maria Makalew,

siswi kelas VII SMP Providensia

Manado, ini berbagi cerita tentang

pengalamannya mengikuti tes

praktik dan teori bidang IPA.

Menurut Dela, panggilan akrabnya,

ada beberapa kategori tes yang

harus dilalui. Tes pertama, peserta

berpasangan untuk melakukan

eksperimen. Tes kedua, peserta

diminta menganalisis soal dan

menjawab pertanyaan tentang

rumus, masa jenis, dan volume.

“Dari data yang dikumpulkan,

apa yang bisa didapatkan?”

ungkapnya usai menjalani tes

di Universitas Negeri Padang,

Selasa (3/7/2018).

Dela merasa pelajaran IPA

sangat mengasyikkan. Banyak

hal yang dapat ia kembangkan,

mulai dari kehidupan alam

hingga makhluk hidup.

“IPA itu ada eksperimennya.

Belajar tentang alam, tentang

kehidupan, dan mengetahui

fakta-fakta kehidupan.

Intinya, pelajaran IPA itu

menyenangkan,” tegasnya.

Memiliki cita-cita menjadi

seorang dokter membuat

Dela sangat termotivasi untuk

terus mengembangkan IPA.

Menjadi dokter membuatnya

dapat membantu banyak

orang yang membutuhkan.*

Rizal Amsar

Berawal Dari Sakit Gigi

Maria Mediatrix Utami

Ayuningtyas, peserta lomba

OSN bidang IPA, menyukai

IPA gara-gara pernah sakit gigi.

Ceritanya, saat duduk di kelas III SD, ia

mengalami sakit gigi. Oleh ibunya, ia

dibawa berobat ke dokter gigi. Dokter

gigi itu sangat ramah dan sabar

padahal Maria cukup rewel pada

saat itu.

“Hal tersebut meninggalkan

kesan yang cukup mendalam

dalam hati saya, yang membuat

saya bercita-cita untuk menjadi

dokter pada suatu hari nanti. Hal

ini yang membuat saya tertarik

pada bidang IPA, biologi pada

khususnya,” ujar siswi kelas IX SMP

Bintang Laut Tobelo, Halmahera

Utara, Maluku Utara, ini usai

menjalani tes OSN di Universitas

Negeri Padang, Selasa (3/7/2018).

Menurut Maria, soal OSN bidang

IPA baik teori maupun praktik

cukup sulit. Oleh karena itu, ia tidak

IPA

berani memasang target

tinggi. “Cukup 30 besar seperti

yang ditargetkan oleh Provinsi

Maluku Utara,” ungkapnya.

Kelak, Maria berencana

mengambil studi kedokteran

setelah lulus SMA. Ia berharap

dapat kuliah di salah

satu perguruan tinggi di

Yogyakarta.*

Robert L. Tenggara

Foto : Rizal Amsar

Foto : Robert L. Tenggara

IPA

23KABAR LOMBA SMPMAJALAH SAINS JULI 2018

Page 24: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

HOTS, Cara Berpikir yang Dilatih dalam OSN Informatika

Bidang Informatika tingkat

SMA yang dikompetisikan

dalam Olimpiade Sains

Nasional (OSN) XVII di Kota Padang

Provinsi Sumatera Barat, bertujuan

melatih siswa berpikir secara

higher order thinking skills (HOTS).

“Ada perbedaan yang mendasar

antara TIK dan informatika. Kalau

TIK, itu penggunaan teknologi

untuk kehidupan sehari-hari,

sedangkan olimpiade informatika

ini adalah problem solving

(baca; dengan model) HOTS,

untuk belajar mencari solusi dari

permasalahan-permasalahan

yang kompleks dan besar.

Selanjutnya dapat dimodelkan

dengan program computer,” ujar

Inggriani Liem, Ketua Dewan Juri

Informatika tingkat SMA, di SMKN

2 Padang, Selasa 3 juli 2018.

Inggriani menambahkan, siswa

dituntut memahami persoalan

dan merancang solusinya dengan

computional thinking. Di luar

negeri, metode computional

thinking sudah diajar untuk

anak usia 5 tahun, yang dikaitkan

dengan cerita sehari-hari. Sehingga

sejak dini anak-anak sudah diajak

berlatih memecahkan masalah,

optimasi sambil bermain.

“Dalam lomba ini, soalnya disajikan

dalam bentuk permasalahan,

kemudian siswa merancang

solusinya yang mereka tulis

dalam bentuk program computer,

disubmit ke server, dan dijalankan.

Yang diperhitungkan adalah

benar, cepat dan tidak makan

memory (resources yang besar).

Pola penilaiannya menggunakan

otomatic grading system.

Bahasa pemrograman dapat

menggunakan c++, pascal, c, dll,”

jelas Inggriani.

Melalui hal tersebut, Inggriani

berharap anak-anak Indonesia

tidak hanya dapat mengetik

coding atau hanya sekedar mahir

menggunakan program aplikasi

saja.

“Akan tetapi ditekankan bagaimana

memecahkan masalah sehari-hari,

melalui bahasa pemrograman

computer atau yang biasa dikenal

dengan computional thinking,”

jelasnya.

OSN bidang Informatika

tingkat SMA ini diikuti 85 siswa.

Pemenangnya akan disaring

sebanyak 30 siswa untuk

mengikuti Pelatnas 1. Kemudian

disaring lagi menjadi 16 besar dan

masuk ke pelatnas 2. Selanjutnya

disaring lagi 8 besar untuk masuk

pelatnas 3. “Terakhir 4 orang

teratas terpilih untuk mengikuti

ajang International Olympiad in

Informatics (IOI), yang merupakan

ajang tahunan bergengsi tingkat

international bidang informatika,”

pungkas Dosen Informatika ITB

ini.*

Yusuf Rokhmat

INFORMATIKA/ KOMPUTER

Foto : Yusuf Rokhmat

Foto : Senoaji Sunhaji

24 MAJALAH SAINS JULI 2018KABAR LOMBA SMA

Page 25: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Menyukai Fisika

Karena Metodologi

Pembelajaran yang

Menyenangkan FISIKA

Bagi sebagian siswa, Fisika hampir sama

dengan Matematika. Sulit dan banyak yang

menghindarinya. Tapi bila Fisika dikenalkan

dengan cara yang menyenangkan, apakah siswa

juga akan menghindar? Tidak. Karena ada sesuatu

yang menyenangkan. Hal ini tampaknya juga dialami

Leonardo Fernanda, siswa kelas XI SMA Kebangsaan,

Lampung Selatan. Ia mengaku menyukai Fisika karena

metode pembelajaran yang diberikan oleh gurunya

dibuat menyenangkan. Dengan demikian, anggapan

bahwa Fisika sulit dan rumit tidak berlaku di sekolahnya.

Rasa suka terhadap Fisika tersebut, merupakan salah

satu faktor yang mempermudah Leonardo menjadi

peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) XVII yang

diselenggarakan di Kota Padang, Provinsi Sumatera

Barat. Saat itu, ia dan satu orang temannya ditunjuk

oleh Guru Fisika untuk mengikuti seleksi di tingkat

kabupaten. Ia menjadi juara tiga di tingkat kabupaten

dan berhasil menjadi juara pertama di tingkat provinsi.

Dengan keberhasilan itu, dirinya pun berharap bisa

membanggakan kabupaten Lampung Selatan dan

Provinsi Lampung, khususnya SMA Kebangsaan.

Sementara itu, mengenai soal ujian Fisika, Leonardo

mengatakan bahwa soal-soal yang diberikan sesuai

dengan apa yang telah dipelajari. Hanya waktu yang

diberikan sangat terbatas. Dari 17 soal yang diberikan,

dirinya mengaku ada beberapa soal yang belum

terjawab.

“Karena kehabisan waktu,” ujar siswa yang bercita-cita

menjadi Arsitek ini, di SMAN 10 Padng, Selasa, 3 Juli

2018.

Aris Munandar

Suka Astronomi dan Ingin Bekerja

di BMKG

Gusti Ayu Putu Yuni Arianti,

siswi kelas XII SMAN Bali

Mandara Kabupaten

Singaraja, Provinsi Bali merupakan

siswa yang menyukai Astronomi.

Alasannya, Astronomi dapat

mempelajari dan meneliti benda-

benda di langit seperti bintang,

planet, komet dan fenomena-

fenomena alam yang terjadi di luar

atmosfer bumi.

Kesukaan terhadap Astronomi

tersebut, mempermudah jalannya

menjadi salah satu peserta

Olimpiade Sain Nasional (OSN)

XVII di bidang Astronomi tingkat

SMA. Meski saat itu, ada juga rasa

takut gagal yang membayangi

langkahnya. Namun, seiring

dukungan dan semangat dari

guru-gurunya ia mampu melawan

ketakutan itu.

Setelah lulus dari SMA, dia ingin

meneruskan kuliah di Sekolah

Tinggi Meteorologi Klimatologi dan

Geofisika. Kelak, ia ingin bekerja di

Badan Meteorologi, Klimatologi,

dan Geofisika (BMKG).

Bagi sisiwi kelahiran Pujungan, 15

Juli 2001 ini, OSN merupakan ajang

untuk menambah pengalaman

dan teman baru. Dia mengaku

senang

b i s a

m e n d a p a t ka n

teman baru yang

berasal dari sekolah

lain.*

Ekky Fajrie

ASTRONOMI

Foto : Lukman Dwi Cahyo

Foto

: E

kky

Fajr

ie

25KABAR LOMBA SMAMAJALAH SAINS JULI 2018

Page 26: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Agar Sains Maju, Pendidikan

Harus Merata

Hingga tahun 2018, perolehan medali Olimpiade

Sains Nasional (OSN) masih dikuasai siswa-siswi

dari Pulau Jawa dan sebagian Pulau Sumatera.

Bahkan untuk juara umum OSN, acapkali dipegang oleh

Provinsi Jawa Tengah dan DKI Jakarta. Melihat persoalan

ini, Gerhard Mangara, siswa kelas XII IPS B SMAN 78 Jakarta,

berpendapat kualitas pendidikan harus merata di seluruh

tanah air Indonesia, agar kemampuan siswa di bidang sains

dan teknologi juga merata.

“Contohnya saja OSN ini pasti yang mendominasi adalah

daerah Jawa dan Sumatera. Sementara daerah lain seperti

Sulawesi dan Papua sepertinya masih tertinggal. Menurut

saya harus adan pemerataan dari segi fasilitas serta pelatihan

bagi seluruh guru,” tegas Gerhard di SMAN 1 Padang, Selasa,

3 Juli 2018.

Pada OSN XVII di Kota Padang, Sumatera Barat ini, Gerhard

mengikuti bidang lomba Geografi tingkat SMA. Tahun

sebelumnya, ia pernah ikut OSN. Namun ia tidak berhasil

meraih medali. Meski demikian Gerhard tidak menyerah.

Ia ingin memperbaiki prestasi dan membanggakan kedua

orang tuanya.

“Awal mula tau OSN setelah melihat kakak kelas yang

ikut OSN, sehingga termotivasi untuk sama sepertinya.

Setelah perjalanan OSN, motivasi saya bertambah untuk

membanggakan kedua orang tua,” cerita Gerhard.

Sebelum terpilih menjadi peserta OSN, Gerhard

mengikuti seleksi olimpiade sains tingkat tingkat

kota madya. “Jadi setelah lolos tingkat kota madya

langsung seleksi di tingkat provinsi. Jika masuk

dan terpilih akan dibekali pelatihan selama 10 hari

yang diselenggarakan oleh provinsi yang dibantu

oleh universitas seperti UNJ dan banyak lagi,“

tutur siswa yang bercita-cita menjadi hakim atau

pengacara ini.*

Farhan Waliden

GEOGRAFI

Foto

: Fa

rha

n W

alid

en

Foto : Rezha Wibisono

26 KABAR LOMBA SMA MAJALAH SAINS JULI 2018

Page 27: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Soal-soal Olimpiade Sains

Nasional (OSN) XVII

bidang lomba Komputer/

Informatika tingkat SMA yang

diujikan pada hari Selasa, 3 Juli

2018 di SMA 2 Padang, terbilang

susah ditaklukkan. Hal ini diakui

Vincent Ling, siswa kelas XI SMA

Pribadi Bandung, Jawa Barat.

”Soal ujiannya lumayan susah, ada

Pada OSN XVII tahun 2018 ini, nilai

bidang Informatika/Komputer

dapat langsung dilihat karena

menggunakan sistem live score.

Ada 3 soal, yaitu 1A, 1B, dan 1C.

“Untuk soal 1C tidak dapat nilai

100, itu kendalanya. Karena tidak

ada pembuktian riil kenapa solusi

yang dikerjakan bisa salah. Jadi

hanya menduga-duga kalau

cara yang kita kerjakan ini benar,”

tambah siswa yang hobi main

catur ini.

“Pelaksanaan OSN tahun ini

sudah sangat baik, mudah-

mudahan tahun 2019 akan lebih

baik lagi, bagi yang menang

jangan sombong, dan yang kalah

jangan patah hati karena OSN

bukanlah menentukan hidup

kita,” pungkas Vincent.*

Mustofik Slamet

Najla Kesulitan Mengerjakan Ujian Praktik

Najla Farhan Hafiz, siswa

kelas XII IPA, SMA Negeri 3

Medan, mengaku bahwa

ia mengalami kesulitan saat

mengerjakan ujian praktik bidang

lomba Kimia tingkat SMA. Pasalnya,

ia belum pernah menggunakan

alat yang digunakan pada lomba

praktik Kimia tingkat SMA, pada

OSN XVII di Kota Padang, Sumatera

Barat ini.

“Persiapan kurang,” tambahnya

memberikan alasan di SMA Negeri

1 Padang, Selasa 3 Juli 2018.

Najla mengatakan bahwa OSN

XVII merupakan ajang kompetisi

sains yang pertama kali baginya.

Keikutsertaanya pada OSN ini

terbilang tidak gampang. Karena ia

harus mengikuti seleksi olimpiade

sains mulai sekolah hingga

provinsi. Wajar bila ia merasa

senang setelah berhasil menjadi

salah satu peserta OSN XVII di Kota

Padang, Sumatera Barat ini.

“Senang dan bahagia,” ujar Najla

dengan wajah berseri-seri.

Selama bergelut di bidang sains,

Najla pernah menjuarai lomba-

lomba di tingkat daerah, baik yang

diselenggarakan oleh Universitas

Negeri Medan atau Universitas

Sumatera Utara.

Keberhasilan menjadi peserta OSN

tersebut mendapat dukungan

dari kepala sekolah,

guru-guru, teman-

teman dan

kedua orang

tuanya. Mereka

berdoa agar

Najla meraih

target yang

diinginkan.*

Aip Saepudin

Soal-Soal Komputer Susah

yang terlalu susah, jadi agak susah

begitu,” ucap Vincent.

Siswa yang menggunakan

kacamata ini bercerita tentang

materi ujian bidang Komputer.

Menurutnya yang diujikan adalah

materi komputer yang paling

dasar.

“Jadi belum membuat aplikasi

masih sebatas pada algoritma, data

struktur dan matematika,” ujar

Vincent. “Soal-soal yang diujikan di

antaranya adalah kombinator, graf,

dan banyak observasi-observasi

yang harus dibuat. Selain itu, pada

OSN tahun ini ada materi baru

yaitu minimum spanning tree dan

shortest parth. Sementara materi

tes hari pertama dan kedua adalah

sama yaitu langsung materi

pemprogram, jadi tidak ada teori

kertas.”

INFORMATIKA/ KOMPUTER

Foto : Mustofik Slamet

Foto : Aip Saepudin

27KABAR LOMBA SMAMAJALAH SAINS JULI 2018

Page 28: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Foto : Alvein Damardanto, Senoaji Sunhaji, Mashuri, Kiki Raifiandi, Rezha Wibisono, Lukman Dwi Cahyo

28 GALERI MAJALAH SAINS JULI 2018

Page 29: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Foto : Alvein Damardanto, Senoaji Sunhaji, Mashuri, Kiki Raifiandi, Rezha Wibisono, Lukman Dwi Cahyo

29GALERIMAJALAH SAINS JULI 2018

Page 30: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

YouTuberAda cerita menarik dalam

puncak Peringatan Hari Anak

Nasional tahun lalu, 23 Juli

2017. Cerita itu tentang dialog Presiden

Joko Widodo dengan Rafi Fadilah,

siswa kelas VI SD Negeri 36 Pekanbaru,

Riau.

“Saya mau bertanya pada Rafi.”

“Apa, Pak?”

“Cita-citanya, pengin jadi apa?”

“Jadi YouTubers, Pak!”

Ucapan lugas Rafi membuat Presiden

Jokowi tersentak kaget dan tertawa.

Ribuan hadirin yang memadati

Lapangan Gedung Daerah Pauh

Janggi, Pekanbaru, Riau, juga tertawa.

Jokowi kemudian bertanya mengenai

alasan Rafi memilih cita-cita menjadi

YouTuber.

“YouTuber itu, kalau banyak subscriber-

nya, kita akan bisa menghasilkan uang.”

Jokowi kembali tertawa. Kali ini lebih

keras. Tawa hadirin ikut pecah.

Barangkali Rafi sudah tahu berapa

pendapatan YouTuber Indonesia.

Berdasarkan data dari situs analitik

Social Blade, seperti dikutip laman

inet.detik.com, pendapatan YouTuber

Indonesia per tahun mencapai ratusan

juta hingga miliaran rupiah.

Data tahun 2017 lalu, Raditya Dika,

dengan subscriber mencapai 2,5

juta (kini 4,1 juta), diperkirakan

berpenghasilan Rp660 juta –

Rp10,5 miliar. Ria Yunita (Ria Ricis),

dengan subscriber 1,1 juta (kini 4,2

juta), diperkirakan berpenghasilan

Rp990 juta – Rp16 miliar. Keluarga

Gen Halilintar, dengan subscriber

840 ribu (kini 3,3 juta), diperkirakan

berpenghasilan Rp1,2 miliar – Rp20

miliar. Belum ditambah penghasilan

dari perusahaan yang minta

produknya di-endorse. Dengan jumlah

penghasilan yang fantastis, tidak heran

semakin banyak orang ingin menjadi

YouTuber, tidak terkecuali anak-anak.

Siapapun boleh dan bisa menjadi

YouTuber. Tidak perlu banyak

persyaratan untuk menjadi YouTuber.

Pemilik YouTube tidak pernah

mensyaratkan gelar akademis, ijazah,

atau batasan usia kepada orang-orang

yang ingin mencari uang di salurannya.

Tapi untuk menjadi YouTuber juga

tidak mudah-mudah amat. Tetap saja

harus kerja keras dan disiplin. Apalagi,

untuk menjadi YouTuber, harus

memiliki kreativitas dan inovasi tinggi.

Kalau tidak memiliki keduanya, dijamin

akan jadi YouTuber gagal.

Seorang YouTuber selalu berusaha

menghadirkan informasi baru kepada

masyarakat. Ia menjaga kualitas baik

konten maupun pengemasannya

(video edting). Kadang ia berkolaborasi

dengan YouTuber lain agar subscriber-

nya meningkat. Makin banyak

memproduksi video dan sering tayang

rutin, makin banyak pula orang yang

mengunjungi videonya. Artinya,

semakin tebal pundi rupiah yang

dikumpulkan.

YouTuber kini menjadi salah satu

pilihan cita-cita generasi milenial,

bersaing dengan daftar cita-cita yang

sejak dulu bertengger di angan-angan

seorang anak: dokter, pilot, pengusaha,

tentara, guru. Ia menawarkan

kemudahan di tengah disrupsi besar-

besaran lapangan pekerjaan akibat

Revolusi Industri 4.0.

Sama seperti kemampuan menulis

yang dapat mendatangkan

kesejahteraan finansial, kemampuan

membuat video editing juga dapat

dimiliki semua orang dengan mudah.

Banyak aplikasi video editing berbasis

android yang dapat digunakan untuk

menghasilkan video yang bagus

melalui telepon seluler.

Hal yang patut ditiru dari seorang

YouTuber adalah semangat berbagi.

Mari kita bayangkan jika banyak orang

pintar berbagi ilmu melalui saluran

YouTube tentang berbagai hal, akan

semakin banyak orang yang mudah

mengakses pengetahuan, baik berupa

informasi maupun keterampilan—

dengan pengemasan yang menghibur

tentunya. Kegiatan edukasi dapat

dilakukan oleh siapa saja, kapan saja,

dan dari mana saja.

Peserta Olimpiade Sains Nasional tak

terkecuali. Sebagai kalangan “elit”

(peserta OSN hanya sekian persen

dari jumlah total siswa Indonesia),

peserta OSN dapat membagi ilmu dan

pengetahuannya kepada masyarakat

luas melalui saluran YouTube. Tips yang

dapat dibagi misalnya bagaimana

lolos seleksi OSN, bagaimana

mengerjakan soal-soal yang sulit, atau

bagaimana melakukan eksperimen di

laboratorium.

Dengan semangat berbagi

pengetahuan, melalui cara yang

mudah dan murah, akan makin banyak

sumber pengetahuan dan belajar

siswa. Guru dan dosen pun dapat

melakukan hal yang sama. Kolaborasi

sangat terbuka.

Semangat berbagi pengetahuan

akan memperpendek jarak antara

pembelajar dan sumber belajar.

Dalam semangat berbagi, semua

orang adalah pembelajar, semua

orang adalah guru. Sebab di era inilah

sekarang kita tinggal.*

Billy Antoro

30 MAJALAH SAINS JULI 2018INSPIRASI

Page 31: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Foto : Senoaji Sunhaji

Page 32: Majalah Olimpiade Sains Nasional Edisi II fileMTs, dan 765 siswa SMA/MA. Mereka berlomba di bidang Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi

Foto : Kiki Raifiandi

SAMPAI JUMPA PADA OSN XVIIITAHUN 2019