magot sebagai pakan alter nat if untuk mencerahkan warna ikan koi
TRANSCRIPT
PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
“MAGOT (Hermetia illucens) SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF
UNTUK MENCERAHKAN WARNA IKAN KOI (Cyprinus carpio. L)”
BIDANG KEGIATAN:
PKM – P (PENELITIAN)
Diusulkan oleh:
MUH. ARDIANSYAH(KETUA) NIM :08 24 040 /ANGKATAN : 2008
FITNUL AMIR (ANGGOTA) NIM :08 24 024 /ANGKATAN : 2008
NUR INDAH SARI (ANGGOTA) NIM :08 24 054 /ANGKATAN : 2008
NUR FAIDAH (ANGGOTA) NIM :08 24 055 /ANGKATAN : 2008
HASNI (ANGGOTA) NIM :09 24 015 /ANGKATAN : 2009
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
PANGKEP 2010
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : Magot Black Soldier Fly (Hermetia illucens)
Sebagai Pakan Alternatif untuk Mencerahkan Warna Ikan Koi (Cyprinus carpio. L).
2. Bidang Kegiatan : PKM-Penelitian 3. Bidang Ilmu : Pertanian 4. Ketua Pelaksana Kegiatan
A. Nama Lengkap : Muh. Ardiansyah B. NIM : 08 24 040 C. Jurusan : Budidaya Perikanan D. Universitas/Institut/Politeknik : Politeknik Pertanian Negeri Pangkep E. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Pondok Damai No 63 Desa Mandalle Kecamatan
Segeri Mandalle/085 299 360 942 F. Alamat Email : [email protected]
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis
: 4 (empat) Orang
6. Dosen Pendamping A. Nama Lengkap Dan Gelar : Dr. Ir Dahlia., M.P. B. NIP : 19661231 199303 2 007 C. Alamat Rumah Dan No Tel./HP : Perumdos Unhas Tamalanrea Blok AB No 1/
0811416316 7. Biaya Kegiatan Total
A. Dikti : : Rp 9.835.000 B. Sumber Lain (Sebutkan . . . ) : Rp. -
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 Bulan
Pangkep, 10 Oktober 2010
Menyetujui Ketua Jurusan/Program Studi/Departemen (Ir. Ridwan .,M.PNIP 19661231 199403 1 021
)
Ketua Pelaksana Kegiatan (Muh. ArdiansyahNIM 08 24 040
)
Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep (Prof. Dr. Ir. Mursalim,M.Sc.NIP 19610510 198702 1 001
)
Dosen Pendamping (Dr. Ir Dahlia, M.PNIP 19661231 199303 2 007
)
NAMA DAN DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK
1. Ketua Pelaksana Kegiatan Nama : Muh. Ardiansyah
Nim/Jurusan : 08 24 040/ Budidaya Perikanan Tempat tanggal lahir : Pangkep, 15 juni 1990 Alamat : Pondok Damai No. 63 Desa Mandalle Kec.
Mandalle Waktu untuk kegiatan : 24 jam /minggu
2. Anggota Pelaksana Kegiatan Anggota 1
Nama : Fitnul Amir Nim/Jurusan : 08 24 024 / Budidaya Perikanan Tempat tanggal lahir : Takalar, 28 April 1990 Alamat : Pondok Citra Mas No. 35 Desa Mandalle Kec.
Mandalle Waktu untuk kegiatan : 24 jam /minggu
Anggota 2 Nama : Nur Indah Sari Nim/Jurusan : 08 24 054/ Budidaya Perikanan Tempat tanggal lahir : Makassar, 10 Maret 1990 Alamat : Mess UPTD Kesehatan Ikan Sul-Sel Waktu untuk kegiatan : 24 jam /minggu
Anggota 3 Nama : Nur Faidah Nim/Jurusan : 08 24 055/ Budidaya Perikanan Tempat tanggal lahir : Makassar, 30 juni 1990 Alamat : Pondok Ratu No.24 Desa Mandalle Kec.
Mandalle Waktu untuk kegiatan : 24 jam /minggu
Anggota 4 Nama : Hasni Nim/Jurusan : 09 24 015/ Budidaya Perikanan Tempat tanggal lahir : Pinrang, 4 – Agustus – 1989 Alamat : Pondok kohati No 65 Desa Mandalle Kec.
Mandalle Waktu untuk kegiatan : 24 jam /minggu
A. JUDUL
MAGOT (Hermetia illucens) SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF UNTUK
MENCERAHKAN WARNA IKAN KOI (Cyprinus carpio. L)
B. LATAR BELAKANG
Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha budidaya perikanan adalah
ketersediaan pakan yang berkualitas, dalam jumlah yang cukup dan
berkesinambungan. Pakan berfungsi sebagai sumber energi dan materi
kehidupan dalam budidaya ikan. Oleh karena itu, pakan mempunyai pengaruh
penting terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Namun
kebutuhan pakan yang semakin meningkat sejalan dengan semakin intensifnya
budidaya perikanan, ternyata tidak diikuti dengan meningkatnnya penyediaan
bahan baku pakan, terutama tepung ikan.
Produksi tepung ikan dunia dalam lima tahun terakhir kecenderungannya
tetap, sementara Indonesia selama ini menggantungkan sebagian besar
pemenuhan tepung ikan dari pasokan impor yaitu sebesar 70-80% (Hadadi,
dkk., 2006). Hal ini tentunya berdampak terhadap meningkatnya harga pakan.
Oleh karena itu perlu dicari alternatif penyediaan bahan baku pakan selain
tepung ikan.
Maggot, adalah larva lalat bunga dari spesies Hermetia illucens (larva
Black Soldier Fly) yang diproduksi melalui proses biokonversi. Penggunaan
maggot sebagai pakan ikan, bisa diberikan dalam dua cara, yakni langsung
(maggot hidup) dan kedua yaitu pellet yang terbuat dari tepung maggot sebagai
sumber protein pakan menggantikan tepung ikan dalam memformulasi pakan
ikan.
Kandungan protein yang cukup tinggi, yaitu lebih dari 42 % dan
kandungan lemak 15 %, menyebabkan maggot ini sangat ideal untuk menjadi
subtitusi dari tepung ikan yang masih diimpor. Hasil penelitian dari Loka Riset
Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan bahwa maggot memiliki
kadar protein yang sama dengan tepung ikan yaitu sekitar 40-50%. Kelebihan
lainnya, maggot mudah dibudidayakan secara massal dengan menggunakan
bungkil kelapa sawit (Palm Kernel Meal/PKM) sebagai media tumbuh.
Selain kandungan gizinya yang tinggi, larva serangga ini juga
mengandung pigmen karotenoid (Klaui dan Bauernfeind, 1981). Karotenoid
merupakan salah satu pigmen yang berperan dalam pewarnaan kulit serta
melindungi kulit dari proses photosensitizing (Mathews-Roth, 1981). Jenis
pigmen ini telah dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain sebagai
suplemen dalam pakan ikan hias untuk meningkatkan mutu warnanya
(Simpson, et all., 1981).
C. PERUMUSAN MASALAH
Tingginya harga tepung ikan sebagai bahan baku pakan menuntut para
produsen perikanan untuk mencari bahan baku alternatif yang lebih murah
namun bernilai gizi tinggi.
Maggot, adalah larva lalat bunga dari spesies Hermetia illucens (larva
Black Soldier Fly), dengan kandungan protein yang cukup tinggi, yaitu lebih
dari 42 % dan kandungan lemak 15 %, sangat ideal untuk menjadi subtitusi
dari tepung ikan yang masih diimpor. Selain kandungan gizinya yang tinggi,
larva serangga ini juga mengandung pigmen karotenoid, yaitu salah satu jenis
pigmen yang berperan dalam pewarnaan kulit serta melindungi kulit dari proses
photosensitizing (Mathews-Roth, 1981). Jenis pigmen ini telah dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan antara lain sebagai suplemen dalam pakan ikan hias
untuk meningkatkan mutu warnanya (Simpson, et all., 1981).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pemanfaatan maggot
sebagai pakan alternatif diharapkan dapat meningkatkan laju pertumbuhan,
sintasan, dan tingkat kecerahan warna ikan koi (Cyprinus carpio, L.),
D. TUJUAN
Tujuan penelitian secara umum adalah untuk menganalisa pengaruh
pemanfaatan maggot sebagai pakan alternatif dalam pemeliharaan ikan koi.
Sedangkan tujuan khususnya adalah :
1. Menganalisa pengaruh pemanfaatan maggot sebagai pakan
alternatif dalam meningkatkan laju pertumbuhan dan sintasan ikan
koi.
2. Menganalisa pengaruh pemanfaatan maggot sebagai pakan
alternatif dalam meningkatkan kecerahan warna ikan koi.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang di harapkan dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya para
pembudidaya ikan koi mengenai manfaat dan cara pengelolaan
maggot serta pemberian dosis yang tepat dalam meningkatkan
pertumbuhan, sintasan dan kecerahan warna ikan koi.
2. Mendorong pengembangan teknologi produksi pakan alternatif
berbasis bahan lokal dengan mutu protein tinggi.
F. KEGUNAAN
Sebagai bahan rujukan dalam penelitian lebih lanjut, khususnya dalam
hal teknologi pakan ikan.
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Maggot sebagai Pakan Alternatif
Maggot, adalah sejenis binatang yang mirip belatung, hidup dan
berkembang biak dengan baik pada bungkil kelapa sawit, hasil pembuahan
oleh lalat bunga (Black Solder/Hermetia illucens), sangat cocok sebagai
mengganti tepung ikan. Hal ini disebabkan oleh karena maggot memiliki
protein yang tinggi, yaitu lebih dari 42% dan lemak 15%, sehingga maggot
sangat ideal untuk menjadi substitusi dari tepung ikan yang masih diimpor
(Anonim, 2006).
Harga pellet yang terus melambung, menjadikan maggot sangat
potensial mengurangi pemakaian pelet. Sesuai dengan pernyataan Sukardi
(2009) bahwa maggot ternyata mampu menggantikan pelet sebagai pakan
ternak alternatif untuk ikan. Selain kandungan gizinya yang tinggi, larva
serangga itu juga ramah lingkungan karena tidak mengandung bahan
pengawet dalam pembiakannya. Dengan kandungan protein yang cukup
tinggi, yaitu sekitar 43%.
Maggot, sebagai pakan alternatif memang layak jadi harapan baru
di bisnis perikanan budidaya utamanya dalam usaha pakan buatan untuk
ikan, baik ikan konsumsi maupun ikan hias. Hasil penelitian dari Loka
Riset Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan, maggot
memiliki kadar protein yang sama dengan tepung ikan yaitu sekitar 40-
50%. Kelebihan lainnya, maggot mudah dibudidayakan secara massal
dengan menggunakan bungkil kelapa sawit (Palm Kernel Meal/PKM)
sebagai media tumbuh. Keberadaannya juga bisa ditemui hampir di
seluruh dunia dengan ukuran larva sekitar 2 cm. Beberapa kelebihan
belatung ini antara lain bisa mereduksi sampah organik, bisa hidup dalam
toleransi pH yang cukup luas, tidak membawa atau menjadi agen ataupun
sumber penyakit, masa hidup cukup lama yakni (± 4 minggu) dan untuk
mendapatkannya tidak memerlukan teknologi tinggi.
Kandungan gizi maggot tidak kalah jika dibandingkan dengan
tepung ikan secara umum. Walaupun maggot mengandung asam amino
dengan kadar yang sedikit lebih rendah dari pada tepung ikan, namun
kandungan asam lemak linoleat (n-6) tepung maggot lebih tinggi daripada
tepung ikan (Ng et al. 2004).
Sebagai media tumbuh maggot dipilih bungkil kelapa sawit.
Alasannya karena bahan ini mempunyai kandungan gizi yang lebih baik
dibandingkan produk limbah lainnya seperti ampas tahu, ampas kecap
serta ketersedianya cukup banyak dan kontinyu di Indonesia. Budidaya
maggot bisa dilakukan pada skala kecil dengan menggunakan
drum/baskom dan skala besar pada bak-bak yang berukuran besar yang
kedap air. Fermentasi bungkil kelapa sawit menggunakan air dengan
perbandingan 1 bagian bungkil kelapa sawit dengan 2 bagian air. Bungkil
yang telah dicampur air dimasukan dalam tong/baskom atau bak
berukuran besar dan ditempatkan di ruangan terbuka. Agar media tidak
terkena air hujan, wadah budidaya diberi atap sebagai pelindung.
Disamping itu untuk memudahkan lalat Black soldier menempelkan telur
maka di atas media fermentasi ditempatkan daun kering. Setelah 2-4
minggu pemeliharaan, maggot sudah bisa dipanen. Ukuran panen
disesuaikan dengan bukaan mulut ikan yang akan diberi pakan maggot
(BBAT Jambi, 2008).
Retnosari dan Dian (2007), menyatakan bahwa penggunaan
maggot sebagai pakan ikan, bisa diberikan dalam dua cara. Yakni
langsung (maggot hidup) dan ke dua yaitu pellet yang terbuat dari tepung
maggot sebagai sumber protein pakan menggantikan tepung ikan dalam
pembuatan pakan ikan. Penggunaan pakan maggot telah dilakukan pada
beberapa ikan di BBAT Jambi. Antara lain pada ikan patin, nila merah,
nila hitam, mas, toman, gabus dan arowana. Juga pada beberapa ikan
konsumsi lainnya di BBPBAT Sukabumi dan ikan hias di LR-BIHAT di
Depok, Jawa Barat.
Hasilnya cukup memuaskan. Misalnya pada ikan patin, substitusi
maggot segar dengan pakan komersial pada ikan patin jambal menunjukan
bahwa benih patin jambal yang diberi pakan substitusi maggot hidup 25%
dan pakan komersial 75%, menghasilkan laju pertumbuhan terbaik serta
bisa menurunkan biaya pakan Rp 352 per kg ikan. Substitusi maggot
masih bisa ditingkatkan sampai 35% tanpa menurunkan performan
pertumbuhan dan efisiensi pakan. Sebagai sumber protein pakan pengganti
tepung ikan, penggunaan protein tepung maggot sekitar 28%. Pada
pembesaran ikan patin siam kebutuhan protein tepung maggot mencapai
34,7%.
Hasil penelitian dari Loka Riset Kementerian Kelautan dan
Perikanan menyebutkan bahwa maggot memiliki kadar protein yang sama
dengan tepung ikan yaitu sekitar 40-50%. Kelebihan lainnya, maggot
mudah dibudidayakan secara massal dengan menggunakan bungkil kelapa
sawit (Palm Kernel Meal/PKM) sebagai media tumbuh. Selain itu maggot
juga mengandung beberapa zat (karotenoid) yang dapat memperbaiki
kualitas warna pada ikan (Klaui dan Bauernfeind,1981).
2. Tingkat Kecerahan Warna Ikan Koi
Ikan koi (Cyprinus carpio. L.) merupakan ikan hias yang kaya
akan warna. Menurut Tiana dan Murhananto (2002) bahwa warna ikan
koi pada dasarnya ditentukan oleh pigmen merah, hitam dan kuning.
Sementara warna lain biasanya muncul akibat refleksi sel yang disebut
iridosit. Sel ini menimbulkan bayangan metalik yang masuk ke dalam
pigmen sehingga mempengaruhi warnanya.
Pigmen merah dan kuning merupakan kontribusi dari senyawa
golongan karotenoid, yaitu kelompok pigmen alami yang banyak
ditemukan pada kulit, cangkang, dan kerangka luar hewan air serta hasil
laut lainnya, seperti mollusca (clam, oyster, dan scallop), krustacea
(lobster, kepiting, dan udang), dan ikan (trout, sea bream, kakap merah,
dan tuna). Selain itu juga banyak ditemukan pada bakteri, jamur, kapang,
ganggang, dan tanaman hijau (Simpson, et al,, 1981; Simpson, 1982).
Fungsi utama beberapa pigmen karotenoid adalah sebagai sumber
vitamin A. Selain itu juga berperan dalam pewarnaan kulit serta
melindungi kulit dari proses photosensitizing (Mathews-Roth, 1981 dalam
Dahlia, 2005). Pigmen karotenoid dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
antara lain sebagai suplemen dalam pakan ikan hias untuk meningkatkan
mutu warnanya (Simpson, et al., 1981).
Selama ini, bahan pakan pembawa pigmen yang banyak digunakan
dalam formulasi pakan ikan hias adalah tepung kepala udang dan tepung
spirulina. Sementara itu, tepung kepala udang diperoleh dari udang-
udangan yang banyak mengandung astaxanthin, yaitu salah satu pigmen
alami yang berfungsi antara lain sebagai sumber vitamin. Dalam budidaya
ikan, astaxanthin biasanya digunakan untuk membangkitkan warna pada
daging. Warna pink menarik pada daging ikan salmon atau trout, bias
dihasilkan apabila astaxanthin ditambahkan dalam pakannya.
Tepung spirulina diperoleh dari mikroorganisme multiselluler yaitu
sejenis ganggang yang biasa juga disebut alga ungu. Mengandung
karotenoid yang dapat digunakan sebagai pakan dalam meningkatkan
kualitas warna pada beberapa ikan hias seperti koi, udang, burung, ayam,
dan kuning telur (Lorenz, 1999).
H. METODE PELAKSANAAN
1. Alat Dan Bahan
Alat dan bahan yang di gunakan dalam penelitian ini, adalah
sebagai berikut :
1. Alat
Akuarium Drum Plastik
Mesin resirkulasi Baki Plastik
Timbangan Hand Sprayer
Kandang Lalat Stoples Plastik
Petri Dish Scope Net
Blender Sepatu Boat
Sarung Tangan Kertas saring
Peralatan Panen Maggot
2. Bahan
Juvenil ikan koi Bungkil Kelapa Sawit
Kantong Plastik Pellet ikan koi
Zodium sulfat Ikan kering
Aseton Petroleum eter
Kertas saring Aquadest
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) (Steel dan Torrie, 1989), terdiri atas 3 perlakuan
dengan masing-masing 3 ulangan, sehingga terdapat 9 satuan atau
unit percobaan. Ketiga perlakukan tersebut adalah A (Maggot
segar 100%), B (Maggot segar 50% + Pellet komersial 50%), dan
C (Pellet komersial 100%).
3. Prosedur Penelitian
1. Penumbuhan maggot
Maggot yang dibudidayakan berasal dari larva insekta
black solder Hermetia illucens, Pertama-tama bungkil kelapa sawit
fermentasi disimpan dalam wadah (waskom) secara merata, lalu
ditambahkan dengan ikan asin sebagai penarik insekta untuk
bertelur, dengan perbandingan antara bungkil kelapa sawit dengan
ikan asin adalah 80% : 20%. Dalam tempo seminggu, biasanya
sudah ditemukan larva maggot. Maggot usia 10 – 14 hari sudah
bisa dipanen dengan cara memisahkan maggot dari substratnya,
kemudian dicuci, dan siap diberikan pada organisme uji.
2. Pelaksanaan penelitian
Wadah penelitian (akuarium) dibersihkan kemudian diisi
air PAM yang telah diendapkan selama 48 jam, sebanyak 80 %
dari volume akuarium. Untuk mensuplai oksigen dan mencegah
terjadinya penimbunan sisa makanan dan sekresi, maka pada setiap
wadah penelitian dipasang mesin resirkulasi. Organisme uji
(juvenil koi) dimasukkan ke dalam setiap wadah penelitian
sebanyak masing-masing 20 ekor dan dipelihara selama 20
minggu. Selama pemeliharaan, organisme uji diberi pakan sesuai
perlakuan, dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari, dosis
sebanyak 3 % dari berat total per hari (Tiana dan Murhananto,
2002).
3. Parameter yang diamati
a. Pertumbuhan.
Persentase penambahan berat badan. Berat badan juvenil koi
pada setiap unit percobaan diukur pada awal dan akhir
penelitian, kemudian persentase penambahan berat badan
dihitung mengikuti petunjuk Hadadi, dkk., (2006) dengan
rumus :
((Wt2 – Wt1)/Wt1) x 100 %
Keterangan :
Wt1 : Berat badan awal
Wt2 : Berat badan akhir
Spesific growth rate (%) dihitung dengan rumus :
Ln Wt – Ln Wo
SGR = x 100 %
t
Keterangan :
SGR : Specific growt rate (%)
Wt : Berat badan akhir (g)
Wo : Berat badan awal (g)
t : Periode waktu (20 minggu)
b. Sintasan.
Sintasan dihitung dengan rumus :
SR = N/No x 100%
Keterangan :
SR : Sintasan
N : Jumlah hewan uji pada akhir penelitian
No : Jumlah hewan uji pada awal penelitian
c. Tingkat kecerahan warna.
Pengamatan tingkat kecerahan warna juvenil koi dilakukan
terhadap setiap unit percobaan. Pengamatan ini dilakukan
secara visual pada akhir penelitian. Tingkat kecerahan warna
dinyatakan dalam skor (angka) berdasarkan petunjuk Tiro
(2000), yaitu merah pudar (skor 1), merah (skor 2), dan merah
cemerlang (skor 3).
d. Konsentrasi karotenoid total.
Konsentrasi karotenoid total pada juvenile koi dilakukan
terhadap setiap unit percobaan pada akhir penelitian
berdasarkan metode Simpson and Haard (1985). Sampel (0,25
– 0,50 g) dihomogenasi dengan 10 ml aseton dingin (4oC, 5
menit). Homogenat di saring dengan kertas saring Whatman
no. 1. Residu diekstrak lagi dengan 15 ml aseton dingin, filtrat
dikumpulkan dalam corong pembersih, ditambahkan 25 ml
petroleum eter dan 50 ml aquades, setelah itu dikocok beberapa
kali untuk memudahkan pemisahan antara aseton dan air
dengan petroleum eter, dibiarkan selama 10 menit pada suhu
23oC. Lapisan bawah (aseton dan air) dimasukkan dalam
corong pemisah lain dan lapisan atas (karotenoid dan petroleum
eter) ditampung dengan tabung reaksi 40 ml. Kemudian
ditambahkan sodium sulfat anhydrous (0,5 – 1,0 g) dan
dipanaskan di atas pemanas air, lalu di evaporasi. Filtrat yang
mengandung sodium sulfat dicuci dengan petroleum eter
beberapa kali. Minyak yang dihasilkan ditetapkan menjadi 10
ml dengan petroleum eter. Nilai absorbansi ekstrak diukur
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 468 nm, dan
konsentrasi pigmen karotenoid total dihitung berdasarkan
rumus berikut :
CA
= 468
0,2 × berat sampel (g)
× volume ekstrak × dilusi
Keterangan :
C = Konsentrasi pigmen karotenoid total (mg/g
sampel)
0,2 = Standar karotenoid 1 g/ml, A468
nm
e. Parameter kualitas air
Pengamatan parameter kualitas air media pemeliharaan
terhadap setiap unit percobaan, sebanyak 3 kali sehari yaitu
pagi hari (pukul 07.00), siang hari (pukul 13.00) dan sore hari
(pukul 19.00), meliputi suhu dengan menggunakan
thermometer, pH dengan pH meter, oksigen terlarut dengan DO
meter, karbondioksida bebas dengan metode titrasi. Sedangkan
kadar NH3
diukur 2 kali seminggu dengan menggunakan
spektrofotometer.
5. Analisis Data
Untuk mengetahui peranan maggot sebagai pakan alternatif dalam
pemeliharaan ikan koi, maka data tentang laju pertumbuhan, tingkat
kecerahan warna, konsentrasi karotenoid total, dan sintasan juvenil koi
yang didapatkan selama penelitian dianalisis dengan analisis varians.
Apabila terdapat perbedaan diantara setiap perlakuan maka dilanjutkan
dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil pengujian bermakna
bila dipenuhi harga P < 0,05 (Steel dan Torrie, 1989). Sedangkan data
tentang parameter kualitas air media pemeliharaan dianalisis secara
deskriptif.
I. JADWAL KEGIATAN
Tabel 1. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian Waktu
Kegiatan
Bulan 1 minggu)
Bulan 2 (minggu)
Bulan 3 (minggu)
Bulan 4 (minggu)
Bulan 5 (minggu)
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Penyediaan
Variabel
Penelitian
Pengkulturan
Maggot
Pemanenan
Maggot
Pelaksanaan
Penelitian
Pengambilan
Kesimpulan
Pembuatan
Laporan
Kegiatan
J. RANCANGAN BIAYA
Tabel 2. Rincian Biaya Penelitian
No Nama Alat dan Bahan Jumlah Satuan Harga (Rp) Total
A. Alat dan Bahan
Sewa Akuarium 9 Buah 50.000 450.000
Sewa Mesin Resirkulasi 9 Buah 50.000 450.000
Sewa Timbangan 2 Buah 100.000 200.000
Waskom Plastik 10 Buah 50.000 500.000
Baki Plastik 5 Buah 15.000 75.000
Hand Sprayer 5 Buah 5.000 25.000
Kandang Lalat 2 Buah 25.000 50.000
Stoples Plastik 5 Buah 10.000 50.000
Petri Dish 10 Buah 5.000 50.000
Scope Net 1 Buah 100.000 100.000
Blender 1 Buah 350.000 350.000
Sepatu Boat 2 Pasang 25.000 50.000
Sarung Tangan 5 Pasang 7.500 37.500
Juvenil ikan koi 180 Ekor 5.000 900.000
Kantong Plastik 15 Buah 500 7.500
Bungkil Kelapa Sawit 250 Kilogram 1.500 375.000
Pellet ikan koi 25 Kilogram 4.500 112.500
Ikan kering 5 Kilogram 10.000 50.000
Peralatan Panen Maggot 3 Buah 50.000 150.000
Aseton 1 Liter 350.000 350.000
Petroleum eter 1 Liter 750.000 750.000
Kertas saring 1 Dos 120.000 120.000
Aquadest 25 Liter 1.500 37.500
Zodium sulfat 1 Liter 300.000 300.000
Jumlah 5.540.000
B. Operasional transportasi tim 6 100.000 600.000
Konsumsi 6 300.000 1.800.000
Jumlah 2.400.000
C. Lain-Lain Studi pustaka 1 Buah 500.000 500.000
Dokumentasi 1 200.000 200.000
Kertas 3 Rim 50.000 150.000
Disk 6 Keping 7.500 45.000
Pelaporan 2 Paket 500.000 1.000.000
Jumlah 1.895.000
TOTAL (A+B+C) 9.835.000
K. DAFTAR PUSTAKA
Hadadi, A., Herry, Setyorini, A. Surahman, dan E. Ridwan. 2006. Pemanfaatan Limbah Sawit untuk Bahan Pakan Ikan. Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar.
Klaui, H. dan J.C. Bauernfeind. 1981. Carotenoids As Food Colour. In J.C.
Bauernfeind. Ed. Carotenoids As Colorants And Vitamin A Precursors. Academic Press, N.Y.
Lorenz, R.T. 1999. Spirulina plantensis as a source of cobalamin Vit. B-12.
Spirulina Pacifica Technical Bulletin No. 052. Mathew-Roth, M.M. 1981. Carotenoids in medical applications. In J.C.
Bauerfeind. Ed. Carotenoids as colorants and vitamin A precursors. Academic Press, N.Y.
Ng et al. 2004. Researching the use of palm kernel cake in aquaculture feeds. Fish
Nutrition Laboratory, Universiti Sains Malaysia. Penang. Ng, W.K. and M.L. Chen,. 2002. Replacement of soybean meal with palm kernel
meal in practical diets for hybrids Asian-Africancatfish. Aquaculture 12: 67-76.
Simpson, K.L. dan N. F. Haard. 1985. The use of proteolitic enzymes extracts
carotenoprotein from shrim wastes. J. Appl. Biochem. 7 : 212 – 222.
Simpson, K.L. 1982. Carotenoid pigments in seafood. In G.J. Flick, C.E. Hebart,
dan D.R. ward. Ed. Chemistry and Biochemistry of Marine Food Products. AVI Publ. Coy., Westport, connecticut.
Simpson, K.L., T. Kayama, dan C.D. Chichester. 1981. Carotenoid in fish feeds.
In J.C. Bauernfeind. Ed. Carotenoids as colorants and vitamin a precursors. academic press, N.Y.
Steel, R.G.D. dan Torrie, J.H. 1989. Prinsip dan Prosedur Statistika. PT.
Gramedia. 145-146. Tiana, O.A. dan Murhananto. 2002. Budidaya Koi Agromedia Pustaka. Jakarta. Tiro, M.A. 2000. Analisis Regresi Dengan Data Kategori. Makassar State
University Press.
LAMPIRAN 1.
1. Biodata ketua kelompok
Nama : Muh. Ardiansyah
Tempat dan Tanggal Lahir : Laikang, 15 juni 1990
NIM : 08 24 040
Jurusan : Budidaya Perikanan
Alamat : Pondok Damai No 63 Desa Mandalle Kec. Mandalle
Waktu untuk Kegiatan : 24 jam / minggu
No. HP : 085 299 360 942
Alamat Email : [email protected]
Pengalaman Organisasi : Anggota HMI Cabang Pangkep
Anggota LKMI Politeknik Pertanian
Negeri Pangkep
Koordinator Debate Polypangkep
English Club
Anggota Himpunan Mahasiswa
Budidaya Perikanan
Pangkep, 10 Oktober 2010
Tanda Tangan
Muh. Ardiansyah
2. Biodata Anggota 1.
Nama : Fitnul Amir
Tempat dan Tanggal
Lahir
: Takalar,28 April 1990
NIM : 08 24 024
Jurusan : Budidaya Perikanan
Alamat : Pondok Citra Mas No 35 Desa Mandalle Kec. Mandalle
Waktu untuk
Kegiatan
: 24 jam / minggu
No. HP : 085 255 499 068
Alamat Email : [email protected]
Pengalaman
Organisasi
: Anggota Himpunan Mahasiswa Budidaya
Perikanan
Anggota UKM Taekwondow PPNP
Anggota UKM Seni dan Budaya PPNP
Pangkep, 10 Oktober 2010
Tanda Tangan
Fitnul Amir
3. Biodata Anggota 2.
Nama : Nur Indah Sari
Tempat dan Tanggal
Lahir
: Makassar, 10 Maret 1990
NIM : 08 24 054
Jurusan : Budidaya Perikanan
Alamat : Mes UPTD Kesehatan Ikan Sul-Sel, Desa Mandalle Kec. Mandalle
Waktu untuk
Kegiatan
: 24 jam / minggu
No. HP : 081 241 811 628
Alamat Email : [email protected]
Pengalaman
Organisasi
: Anggota Poly Pangkep English Club
Anggota Himpunan Mahasiswa
Budidaya Perikanan
Pangkep, 10 Oktober 2010
Tanda Tangan
Nur Indah Sari
4. Biodata Anggota 3.
Nama : Nur Faidah
Tempat dan Tanggal
Lahir
: Makassar, 30 juni 1990
NIM : 08 24 055
Jurusan : Budidaya Perikanan
Alamat : Pondok Ratu No 24 Desa Mandalle Kec. Mandalle
Waktu untuk Kegiatan : 24 jam / minggu
No. HP : 081 343 567 229
Alamat Email : [email protected]
Pengalaman Organisasi : Anggota Himpunan Mahasiswa
Budidaya Perikanan
Anggota Poly Pangkep English Club
Pangkep, 10 Oktober 2010
Tanda Tangan
Nur Faidah
5. Biodata Anggota 4.
Nama : Hasni
Tempat dan Tanggal
Lahir
: Pinrang, 4 Agustus 1989
NIM : 09 24 015
Jurusan : Budidaya Perikanan
Alamat : Pondok Kohati No 65 Desa Mandalle Kec. Mandalle
Waktu untuk
Kegiatan
: 24 jam / minggu
No. HP : 085 656 258 427
Alamat Email : [email protected]
Pengalaman
Organisasi
: Anggota Poly Pangkep English Club
Anggota UKM Taekwondo
Anggota Himpunan Mahasiswa Budidaya
Perikanan
Pangkep, 10 Oktober 2010
Tanda Tangan
Hasni
6. Biodata Dosen Pembimbing
Nama : Dr. Ir. Dahlia, M.P.
NIP : 19661231 199303 2 007
Dosen Jurusan : Budidaya Perikanan
Golongan : III-d
Alamat : Perumahan Dosen UNHAS Tamalanrea
Blok AB No 1. Makassar
No. HP : 0811 41 6316
Alamat Email : [email protected]
Judul PKM yang
Pernah Dibimbing :
Usaha Pembenihan Ikan Koi (Cyprinus
carpio. L.)
Pangkep, 10 Oktober 2010
Tanda Tangan
Dr. Ir. Dahlia, M.P.