lppm stikom al-khairiyah – faith | attitude | competence
TRANSCRIPT
75
Implementasi Kriptografi Untuk Pengamanan Data Komputer
Menggunakan Algoritma Advanced Encryption Standard (AES) Rijndael 128 Bit
Darpi
Program Studi S1 Teknik Informatika
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Al-Khairiyah
Jalan H.Enggus Arja No. 1 Lingk. Citangkil Cilegon 42443
email : [email protected]
Abstrak
Keamanan data secara tidak langsung dapat memastikan kontinuitas bisnis,
mengurangi resiko, mengoptimalkan return on investment dan mencari kesempatan
bisnis. Semakin banyak informasi perusahaan yang disimpan, dikelola dan di-sharing
maka semakin besar pula resiko terjadinya kerusakan, kehilangan atau ter-ekspos-
nya data ke pihak eksternal yang tidak diinginkan. Kebocoran data rahasia, baik
karena ketidaksengajaan atau karena rencana jahat, bisa membawa akibat serius
bagi perusahaan manapun, risiko terburuknya bahkan bisa membuat bangkrut
perusahaan.
Untuk melakukan pengamanan data komputer adalah dengan menggunakan
sebuah algoritma Kriptografi yaitu sebuah algoritma yang digunakan untuk
melakukan enkripsi dan deskripsi data. Kriptografi merupakan ilmu mengenai teknik
enkripsi dimana data diacak menggunakan suatu kunci enkripsi menjadi sesuatu
yang sulit dibaca oleh seseorang yang tidak memiliki kunci dekripsi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan algoritma Advanced
Encryption Standard (AES) Rijndael 128 Bit. Algoritma AES:Rijndael dirancang
untuk memiliki properti ketahanan terhadap semua jenis serangan yang diketahui,
kesederhanaan rancangan, dan kekompakan kode serta kecepatan koputasi pada
berbagai platform.
Kata kunci : Data Komputer, Kriptografi, Enkrpsi, Deskripsi, AES
76
1. Pendahuluan
Keamanan data secara tidak langsung dapat memastikan kontinuitas bisnis,
mengurangi resiko, mengoptimalkan return on investment dan mencari kesempatan
bisnis. Semakin banyak informasi perusahaan yang disimpan, dikelola dan di-sharing
maka semakin besar pula resiko terjadinya kerusakan, kehilangan atau ter-ekspos-nya
data ke pihak eksternal yang tidak diinginkan.
Teknologi bukanlah satu-satunya aspek yang harus kita perhatikan ketika
mempertimbangkan serta memikirkan bagaimana cara yang paling baik untuk
memastikan bahwa data dan informasi perusahaan tidak diakses oleh pihak-pihak
yang tidak memiliki hak. Proses dan manusia adalah dua aspek yang tidak kalah
pentingnya.
Kebocoran data rahasia, baik karena ketidaksengajaan atau karena rencana
jahat, bisa membawa akibat serius bagi perusahaan manapun, risiko terburuknya
bahkan bisa membuat bangkrut perusahaan. Menurut IDC, enkripsi, yaitu salah satu
cara paling efektif dan andal dalam perlindungan data, menjadi semakin popular.
Enskripsi merupakan bagian dari cabang kriptografi, dimana algoritma
kripstografi untuk penyandian telah mengalami perkembangan dan perbaikan dari
masa ke masa. Sehingga proses tersebut menghasilkan algoritma seperti DES, IDEA,
RSA dan lain-lain. AES lahir pada November 2001 dengan pencetus Rijmen dan
Daemen (Rijndael) cukup mengejutkan dunia kriptografi. Karena pada saat itu
menyisihkan empat finalis algoritma lainnya yang cukup populer yaitu MARS, RC6,
Serpent, dan Twofish. Algoritma AES:Rijndael dirancang untuk memiliki properti
ketahanan terhadap semua jenis serangan yang diketahui, kesederhanaan rancangan,
dan kekompakan kode serta kecepatan koputasi pada berbagai platform.
2. Landasan Teori
2.1 Pengertian Algoritma
77
Sebelum kita membuat suatu program untuk memecahkan masalah yang
sedang dibahas, terlebih dahulu kita menyusun langkah-langkah instruksi dalam
pemecahan tersebut, yang dikenal sebagai algoritma. Cara penulisan algoritma untuk
membuat suatu program komputer haruslah benar-benar tepat, karena program
tersebut tidak akan bisa berjalan dengan baik hanya karena salah penulisan kode
(pengkodean). Jadi seseorang programer harus bisa menuliskan setiap segi dari
permasalahan yang akan dibahas / dipecahkan dalam algoritma dengan benar-benar
tepat dan teliti. Menurut Rinaldi Munir (2002 :5) :
“Algoritma adalah urutan langkah-langkah logis penyelesaian masalah yang disusun
secara sistematis”.
“Algoritma merupakan suatu prosedur yang tepat untuk mendapatkan pemecahan
masalah dengan bantuan komputer serta dengan mengguanakan suatu bahasa
pemrograman tertentu”
Algoritma mempunya beberapa karakteristik, diantaranya adalah :
a. Input
Masukan berupa data-data yang penting sehingga menjadi sebuah informasi, terdapat
nol atau lebih masukan yang diberikan secara eksternal.
b. Output
Keluaran dari sebuah masukan data dan ini cenderung dapat memberi manfaat
dibandingkan sebelumnya, sedikitnya terdapat satu keluaran yang harus dikeluarkan.
c. Definite
Harus sempurna menyatakan apa yang akan dilakukan dalam sebuah program
78
a. Efective
Setiap instruksi harus dapat dilakukan secara manual menggunakan pensil atau
kertas dalam sejumlah waktu berhingga.
b. Terminate
Terdapat mulai dan berhentinya program setelah beberapa eksekusi dilakukan,
sebuah program harus memiliki tipe ini karena setiap program pasti ada mulai dan
pasti akan berakhir pula.
2.2 Pengertian Kriptografi
“Kriptografi, secara umum adalah ilmu dan seni untuk menjaga kerahasiaan
berita [bruce Schneier - Applied Cryptography]. Selain pengertian tersebut terdapat
pula pengertian ilmu yang mempelajari teknik-teknik matematika yang berhubungan
dengan aspek keamanan informasi seperti kerahasiaan data, keabsahan data, integritas
data, serta autentikasi data”
“Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, Menurut bahasanya, istilah tersebut
berasal terdiri dari kata kripto dan graphia. Kripto berarti secret (rahasia) dan graphia
berarti writting (tulisan). Menurut terminologinya, kriptografi adalah ilmu dan seni
untuk menjaga keamanan pesan ketika pesan dikirim dari suatu tempat ke tempat
yang lain”. Dony Ariyus (2009 : 19).
“Kriptografi adalah ilmu mengenai teknik enkripsi dimana data diacak
menggunakan suatu kunci enkripsi menjadi sesuatu yang sulit dibaca oleh seseorang
yang tidak memiliki kunci dekripsi”. Sentot Kromodimoeljo(2010:25)
“kriptografi merupakan ilmu matematika yang berhubungan dengan
transformasi data untuk membuat artinya tidak dapat dipahami (untuk
menyembunyikan maknanya), mencegahnya dari perubahan tanpa izin, atau
mencegahnya dari penggunaan yang tidak sah”.
Dari keempat definisi tentang Kriptografi diatas penulis menyimpulkan bahwa
pengertian Kriptografi adalah studi matematika yang mempunyai hubungan dengan
aspek keamanan informasi seperti integritas data dan keaslian data.
Dalam penerapnnya, kriptografi merupakan suatu metode enskripsi atau
penyandian data yang hanya diketahui atau berarti oleh suatu kelompok pengguna
tertentu. Metode ini dikenal sejak lama, salah satu contoh penggunaannya pada masa
ke-Kaisaran Romawi Kuno. Pada waktu itu julius Caesar tidak menginginkan berita
79
atau pesan yang dibawa oleh kurir-kurirnya jatuh kepada pihak lawan. Oleh karena
itu, beliau menggunakan sistem subsitusi sederhana, yang kini disebut dengan Caesar
cipher. Algoritma sistem Caesar ini sangat sederhana, yaitu setiap huruf digeser atau
ditambah tiga dengan modulo 26 sehingga huruf A menjadi D, huruf B menjadi E dan
seterusnya.
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C
Gambar 1. Subtitusi Caesar Chiper (n+3)
2.3 Tujuan Kriptografi
Algoritma kriptografi terus berkembang sesuai perkembangan teknologi
komunikasi data. Sampai saat ini terdapat berbagai macam algoritma dengan tujuan
penggunaan yang berbeda. Seperti digunakan enkripsi data, gambar atau suara.
Namun tujuan utama dari masing-masing algoritma adalah sama yaitu :
a. Kerahasiaan data
Kerahasiaan data digunakan untuk menjaga isi informasi dari semua pihak
kecuali pihak yang berhak mendapatkan informasi tersebut saja. Ada beberapa
cara dalam menjaga kerahasiaan informasi, mulai dari proteksi fisik seperti
penyimpanan data ditempat khusus sampai kepada algoritma matematika yang
menguba data informasi terang (data asli) menjadi data acak.
b. Integritas data
Integritas data bertujuan untuk menjaga adanya perubahan yang tidak diinginkan
terhadap data. Untuk menjamin integritas data, maka diperlukan pengetahuan
dalam memproteksi perubahan data oleh sekelompok orang yang tidak
80
berkepentingan. Perubahan data bisa berupa pemasukan data baru, penghapusan
atau penukaran data.
c. Keaslian data
Keaslian data berhubungan dengan identifikasi, dimana fungsi ini berlaku untuk
pelaku dan informasi itu sendiri. Dua pihak yang ingin bergabung dalam sebuah
komunikasi harus mengidentifikasi satu sama lainnya. Informasi yang dikirim
dalam sebuah paket harus diidentifikasi sesuai dengan keasliannya.
2.4 Komponen Kriptografi
Pada dasarnya, Kriptografi terdiri dari beberapa komponen seperti :
a. Enkripsi : Enkripsi merupakan hal yang sangat penting dalam kriptografi
sebagai pengamanan atas data yang dikirim agar rahasianya terjaga. Pesan
aslinya disebut plaintext yang diubah menjadi kode-kode yang tidak
dimengerti. Enkripsi bisa diartikan sebagai chiper atau kode. Seperti ketika kita
tidak mengerti akan arti sebuah kata, kita bisa melihatnya di dalam kamus atau
daftar istilah . berbeda dengan enskripsi, untuk mengubah plaintext ke bentuk
chipertext digunakan algoritma yang bisa mengkodekan data yang diinginkan.
b. Dekripsi : dekripsi merupakan kebalikan dari enkripsi, pesan yang telah
dienkripsi dikembalikan ke bentuk asalnya (Plaintext), yang disebut dengan
dekripsi pesan. Algoritma yang digunakan untuk dekripsi tentu berbeda-beda
dengan yang digunakan enkripsi.
c. Kunci : kunci yang dikamsud di sini adalah kunci yang dipakai untuk
melakukan enkripsi dan dekripsi. Kunci terbagi menjadi dua bagian yaitu kunci
pribadi (private key) dan kunci umum (publik key).
d. Chipertext : merupakan suatu pesan yang sudah melalui proses enkrisi. Pesan
yang ada pada chipertext tidak bisa dibaca karena berisi karakter-karakter yang
tidak memiliki makna (arti).
e. Pesan : pesan bisa berupa data atau informasi yang dikirim (melalui kurir,
saluran komunikasi data, dsb) atau yang disimpan di dalam media perekaman
(kertas, storage, dsb).
f. Criytanalysis : bisa diartikan sebagai analisis sandi atau suatu ilmu untuk
mendapatkan plaintext tanpa harus mengetahui kunci secara wajar. Jika suatu
chipertext berhasil menjadi plaintext tanpa menggunakan kunci yang sah, maka
proses tersebut dinamakan breaking code yang dilakukan oleh para cryptanalys.
Analisis sandi juga mampu menemukan kelemahan dari suatu algoritma
81
kriptografi dan akhirnya bisa menemukan kunci atau plaintext dari chipertext
yang dienkripsi menggunakan algoritma tertentu.
1) Representasi Data
AES merepresentasikan data dengan cara urutan byte dan bit (0 atau 1
pada bn), dimana data diturunkan dari urutan input 128 bit per blok. Bit-bit
tersebut diberi indeks mulai dari 0 sampai dengan 127 (0 ≤ i < 128). Setiap
urutan 8 bit (1 byte) diberlakukan sebagai entitas tunggal yang merupakan
elemen finited field dengan representasi polinomial pada persamaan berikut ini :
b(x)=b7x7+ b6x
6+ b5x5+ b4x
4+ b3x3+ b2x
2+ b1x+ b0
Pengindeksan bite dalam byte pada block dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pengindeksan bit dalam byte pada block
Urutan bit 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 ...
Input Input 0 Input 1 ...
Posisi bit/ byte 7 6 5 4 3 2 1 0 7 6 5 4 3 2 1 0 ...
State State 0 State 1 ...
Chiper AES dilakukan pada array byte 2 dimensi yang disebut state.
Block data disusun dalam state yang terdiri atas empat baris Nb byte (Nb=
panjang block / 4 adalah 4 untuk AES-128). Setiap byte diberi dua indeks yang
menyatakan posisinya, dinyatakan sebagai sr,c atau s[r,c], dengan indeks baris r
(rows) dalam interval 0 ≤ r< 4, sedangkan indeks kolom c (column) dalam 0 ≤
c<Nb. Data dalam state menginformasikan hasil setiap tahap transformasi
(intermediate result).
Input dikopi ke state array pada permulaan cipher dan inverse cipher,
kemudian state diperbaharui pada akhir setiap transformasi. State juga dapat
dipandang sebagai word 4 byte, dengan indeks baris r dari sr,c menyatakan indeks
dari keempat byte dalam setiap word. Dengan kata lain , state ekivalen dengan
array dari empat word yang berindeks c (indeks kolom dari sr,c) seperti terlihat
pada Gambar 3.
82
0,0 S0,1 S0,2 S0,3
1,0 S1,1 S1,2 S1,3
S2,0 S2,1 S2,2 S2,3
S3,0 S3,1 S3,2 S3,3
W0 W1 W2 W3
Gambar 3. state Array ekivalen pada word array
2) Ekspansi Kunci
Algoritma Rijndael melaksanakan cipher key dan membuat suatu
ekspansi kunci untuk menghasilkan suatu key schedule. Jika ekspansi kunci yang
diperlukan Rijndael Nb(Nr+1) word, sehingga bisa digunakan AES 128 bit, maka
4(10+1)=40 word = 44 x 32 bit = 1408 bit subkey. Ekspansi 128 menjadi 1408
bit subkey, proses ini disebut dengan key schedule, subkey ini diperlukan karena
setiap round merupakan suatu inisial dari Nb word untuk Nr=0 dan Nb untuk
Nr=1,3 untuk Nr=2, dst, dari operasi ini akan didapatkan schedule kunci yang
berisi array linier 4 byte word (w1), 0=i(Nr+1).
3) Enkripsi dan Dekripsi
a) Transformasi SubBytes.
Transformasi SubBytes memetakan setiap byte dari array state dengan
menggunakan tabel subtitusi S-Box. Tidak seperti DES yang mempunyai S-Box
berbeda pada setiap putaran. Rijndael hanya memiliki satu buah. Tabel yang
digunakan adalah :
83
Tabel 3. S-Box Rijndael
Cara pensubtitusian adalah sebagai berikut :
Jika setiap byte pada arraystate S[r,c]=xy, xy adalah digit heksadesimal dari
nilai S[r,c] maka nilai subtitusinya dinyatakan dengan S’[r,c] adalah elemen di
dalam S-Box yang merupakan perpotongan baris x dan kolom y
Gambar 4. Transformasi SubBytes dengan S-Box
84
SubBytes merupakan transformasi byte dimana setiap elemen pada state
akan dipetakan dengan menggunakan sebuah tabel substitusi (S-Box). Hasil yang
didapat dari pemetaan dengan menggunakan tabel S-Box ini sebenarnya adalah
hasil dari dua proses transformasi bytes, yaitu :
(a) Invers perkalian dalam GF(28)
Invers perkalian dalam GF(28) adalah fungsi yang memetakan 8 bit ke 8 bit
yang merupakan invers dari elemen finite field tersebut. Suatu byte a
merupakan invers perkalian dari byte b bila a•b = 1, kecuali {00} dipetakan
ke dirinya sendiri. Setiap elemen pada state akan dipetakan pada tabel
invers. Sebagai contoh, elemen “01010011” atau {53} akan dipetakan ke
{CA} atau “11001010”.
(b) Transformasi affine pada stat
Transformasi affine pada state yang telah dipetakan. Transformasi affine ini
apabila dipetakan dalam bentuk matriks adalah sebagai berikut :
0
1
1
0
0
0
1
1
11111000
01111100
00111110
00011111
10001111
11000111
11100011
11110001
7
6
5
4
3
2
1
0
'
7
'
6
'
5
'
4
'
3
'
2
'
1
'
0
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
Gambar 5. Matriks Affine
b7 b6 b5 b4 b3 b2 b1 b0 adalah urutan bit dalam elemen state atau array byte
dimana b7adalah most significant bit atau bit dengan posisi paling kiri.
b) Transformasi ShiftRows.
85
Transformasi Shiftrows melakukan pergeseran secara wrapping pada 3 (tiga)
baris terakhir dari array state. Jumlah pergeseran bergantung pada nilai baris r. Baris
r=1 digeser sejauh 1 byte, baris r=2 digeser sejauh 2 byte, dan baris r=3 digeser sejauh
3 byte. Baris r=0 tidak digeser.
S0,0
S1,0
S2,0
S3,0
S0,1
S1,1
S2,1
S3,1
S0,2
S1,2
S2,2
S3,2
S0,3
S1,3
S2,3
S3,3
S0,0
S1,0
S2,0
S3,0
S0,1
S1,1
S2,1
S3,1
S0,2
S1,2
S2,2
S3,2
S0,3
S1,3
S2,3
S3,3
S S’
Gambar 6. Transformasi ShiftRows
c) Transformasi MixColumns.
Transformasi MixColumns mengalikan setiap kolom dari array state dengan
polinom n(x)mod(x4+1). Setiap kolom diperlakukan sebagai polinom 4-suku pada
GF(28). Polinom a(x) yang ditetapkan adalah :
a(x)={03}x3+{01}x2+{01}x+{02}
Transformasi ini dinyatakan sebagai perkalian matrik :
S’(x)=a(x)⊕s(x)
[ 𝑠′0,𝑐
𝑠′1,𝑐
𝑠′2,𝑐
𝑠′3,𝑐]
= [
02 03 01 0101 02 03 0101 01 02 0303 01 01 02
] [
𝑠0,𝑐
𝑠1,𝑐
𝑠2,𝑐
𝑠3,𝑐
]
)}02({)}03({
)}03({)}02({
)}03({)}02({
)}03({)}02({
,3,2,1,0
'
,3
,3,2,1,0
'
,2
,3,2,1,0
'
,1
,3,2,1,
'
,0
ccccc
ccccc
ccccc
ccccoc
sssss
sssss
sssss
sssss
••
••
••
••
Gambar 7. MixColumns()
86
d) Transformasi AddRounKey.
Pada proses AddRoundKey, sebuah round key ditambahkan pada state
dengan operasi bitwise XOR. Setiap round key terdiri dari Nbword dimana tiap word
tersebut akan dijumlahkan dengan word atau kolom yang bersesuaian dari state
sehingga :
Nbcwssssssss cNbroundcccccccc 0untuk ,,,,,, *,3,2,1,0
'
,3
'
,2
'
,1
'
,0
[wi] adalah word dari key yang bersesuaian dimana i = round*Nb+c.
Transformasi AddRoundKey diimplementasikan pertama kali pada round = 0,
dimana key yang digunakan adalah initial key (key yang dimasukkan oleh kriptografer
dan belum mengalami proses key expansion).
3. Analisa dan User Interface
3.1. Analisa Kebutuhan
Analisa kebutuhan merupakan tahapan penting dalam membangun suatu
perangkat lunak, karena berkaitan dengan kebutuhan sistem secara keseluruhan, maka
kegagalan memenuhi kebutuhan jenis ini berakibat pada sistem secara keseluruhan.
Kebutuhan ini juga mengacu pada kecepatan akses, keamanan data, besarnya
kapasitas penyimpanan yang diperlukan, otentikasi sampai dengan pengunaan
perangkat dan aplikasiya.
Analisa kebutuhan pada proses Enkripsi maupun Dekripsi AES-Rijndael 128
bit adalah adanya keamanan data dengan cara menjadikan data tersebut tidak berguna
“enkripsi” dengan memperhatikan integritas data (jaminan konsistensi data).
3.2 Perancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam analisis dan perancangan pada prototype
adalah metode waterfall. Metode ini membagi proses pembangunan perangkat lunak
kedalam fase-fase individu atau langkah-langkah. Fase atau langkah yang satu dengan
yang lainnya terpisah secara kronologis dan fungsional.
Model waterfall merupakan salah satu dari model-model yang terdapat pada
penerapan Daur Hidup Pengembangan Sistem. Roger.S, Pressman (2001:p57)
membagi model Waterfall ke dalam beberapa tahap, yaitu: tahap rekayasa sistem,
87
analisis kebutuhan perangkat lunak, perancangan, pemrograman, pengujian, dan
pemeliharaan yang dapat digambarkan pada Gambar 8.
Gambar 8. Skema model waterfall
Sedangkan tahapan-tahapan dalam model proses waterfall yang digunakan
untuk menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Tahap investigasi dilakukan untuk menentukan apakah terjadi suatu
masalah atau adakah peluang suatu sistem informasi buat dan
dikembangkan. Pada tahapan ini studi kelayakan perlu dilakukan untuk
menentukan apakah sistem informasi yang akan dibuat dan dikembangkan
merupakan solusi yang layak
b. Tahap analisis bertujuan untuk mencari kebutuhan (need) pengguna dan
organisasi serta menganalisa kondisi yang ada (sebelum diterapkan sistem
informasi yang baru).
c. Tahap disain bertujuan menentukan spesifikasi detil dari komponen-
komponen sistem informasi (manusia, hardware, software, network dan
data) dan produk-produk informasi yang sesuai dengan hasil tahap analisis.
d. Tahap Implementasi merupakan tahapan untuk mendapatkan atau
mengembangkan hardware dan software (pengkodean program),
melakukan pengujian, pelatihan dan perpindahan ke sistem baru.
e. Tahapan perawatan (maintenance) dilakukan ketika sistem informasi
sudah dioperasikan. Pada tahapan ini dilakukan monitoring proses,
evaluasi dan perubahan (perbaikan) bila diperlukan.
88
3.2.1 Pembuatan Flowchart
STARTSTART
Menu :
1. Home
2. Enkripsi
3. Dekripsi
4. Keluar
Menu :
1. Home
2. Enkripsi
3. Dekripsi
4. Keluar
Menu=1?Menu=1? Menu=2?Menu=2? Menu=3?Menu=3?false false false
ENKRIPSI
1
ENKRIPSI
1DEKRIPSI 1DEKRIPSI 1
INFORMASI
APLIKASI
INFORMASI
APLIKASI
truetrue true
PERINGATAN KELUAR :
1. YA
2. TIDAK
PERINGATAN KELUAR :
1. YA
2. TIDAK
PIL=1?PIL=1?
ENDEND
true
false
Gambar 9. Flowchart Menu Utama
3.2.2 Pembuatan Algoritma
{Algoritma Menu Utama}
begin
Byte[] pilih;
If (menu==1)
Informasi.show();
Else if(menu==2)
Enkripsi.show();
Else if(menu==3)
Dekripsi.show();
Else
MessageBox.Show();
end
{Algoritma Enkripsi File}
begin
Tampilkan pesan di label info
Disable semua tetboxt;
If(ButtonFile.klik)
{ OFD=OpenFileDialog();
OFD.Filter=ekstensiFile;
OFD.Title=”Pilih Lokasi File”;
If(OFD.DialogResult.OK)
{ TextFile=OFD.FileName;
Ubah karakter nama file “.” Menjadi “_”;
89
Aktifkan Text Kunci
Ubah BackColor text kunci menjadi LightCoral;
Fokus Text Kunci;
TextSimpan=namaFile; } }
Readline(TextKunci);
If(TextKunci==16)
{ Hitung karakter kunci
Disable text kunci ulangi
Tampilkan pesan di label info; }
else
{ Tampilkan pesan di label info;
Ubah background text kunci menjadi warna PaletTurquis;
Aktifkan text ulangi kunci;
Fokuskan kursor di text ulangi kunci; }
Readline(TextUlangiKunci);
If (TextUlangiKunci==16)
{ If (textKunci=textUlangiKunci)
{ Ubah background ulangi kunci menjadi PaleTurqouis;
Aktifkan tombol enkripsi;
Fokus tombol enkripsi; }
else
{ Tampilkan pesan kesalahan; } }
else
{ Disable tombol enkripsi;
Ubah background menjadi lightcoral;
Tampilkan pesan di label info;
Hitung perhitungan karakter kunci;}
If (TombolEnkrip=klik)
{ Procedure Enkripsi; }
end
{Algoritma Dekripsi File}
Tampilkan pesan di label info
Disable semua tetboxt;
If(ButtonFile.klik)
{ OFD=OpenFileDialog();
OFD.Filter=ekstensiFile;
OFD.Title=”Pilih Lokasi File”;
If(OFD.DialogResult.OK)
{ TextFile=OFD.FileName;
Ubah karakter nama file “_” Menjadi “.”;
Aktifkan Text Kunci
Ubah BackColor text kunci menjadi LightCoral;
90
Fokus Text Kunci;
TextSimpan=namaFile; }
}
Readline(TextKunci);
If(TextKunci==16)
{ Hitung karakter kunci
Disable text kunci ulangi
Tampilkan pesan di label info;}
else
{ Tampilkan pesan di label info;
Ubah background text kunci menjadi warna PaletTurquis;
Aktifkan text ulangi kunci;
Fokuskan kursor di text ulangi kunci; }
Readline(TextUlangiKunci);
If (TextUlangiKunci==16)
{ If(textKunci=textUlangiKunci)
{ Ubah background ulangi kunci menjadi PaleTurqouis;
Aktifkan tombol enkripsi;
Fokus tombol enkripsi;}
else
{ Tampilkan pesan kesalahan; }}
else
{ Disable tombol enkripsi;
Ubah background menjadi lightcoral;
Tampilkan pesan di label info;
Hitung perhitungan karakter kunci; }
If (TombolEnkrip=klik)
{ Procedure DEKRIPSI;}
End
3.2.4 Pemodelan User Interface
a. Form Login
Sebelum menggunakan aplikasi ini, User harus terlebih dahulu melakukan
proses login untuk dapat melanjutkan ke halaman otoritasnya masing-masing.
91
Gambar 10. Form Login
b. Form Menu Utama
Pada form menu utama terdapat beberapa menu yaitu login, Deskripsi,
Enkripsi dan Keluar.
Gambar 11. Form Menu Utama
c. Form Enkripsi
Untuk melakukan enkripsi file adalah memasukkan file dengan cara mengklik
command button “Pilih File” lalu pilih file yang akan dienkripsi. Jika sudah di pilih
file yang akan dienkripsi maka langkah selanjutnya adalah menginputkan kunci. Jika
92
kunci yang diinputkan benar maka tombol enkripsi akan diaktifkan. Lalu klik
command button Enkripsi.
Gambar 12. Form Enkripsi
d. Form Dekripsi
Dekripsi merupakan cara mengembalikan file yang sudah dienkripsi dengan
cara menginputkan file yang sudah dienkripsi dan kunci untuk mengembalikan file
tersebut pada menu DEKRIPSI. Langkah – langkah mengDekripsi file sama seperti
Enkripsi file.
Gambar 13. Form Dekripsi
4. Kesimpulan
Kesimpulan yang data ditarik berdasarkan hasil peneltian yang dilakukan
bahwa Pengacakan byte-byte yang rumit menggunakan fungsi Subbytes() untuk
93
subtitusi bytes ke dalam tabel S-Box,Shiftrows() untuk mengacak baris secara siklik
dan MixColumn() untuk mengacak kolom dengan cara polinomial menjadikan
keseimbangan antara keamanan serta fleksibel dalam berbagai flatform software dan
hardware.
5. Daftar Pustaka
Adi Kurniadi, 1999, Pemrograman Microsoft Visual Basic 6. Jakarta : Elex Media
Komputindo.
Agus Haryanto, 2007, Membuat Aplikasi Sederhana Dengan Microsoft
Access, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Antony Pranata, 2002, Algoritma dan Pemrograman, J&J Learning, Yogyakarta..
Bambang Wahyudi, 2004, Pengantar Struktur data dan Algoritma, ANDI
Yogyakarta.
Booch, Grady, Rumbaugh, James, and Jacobson, Ivan, 1999, The Unified Modelling
Language User Guide, Addison Wesley, Massachusetts.
Dony Ariyus, 2009, Keamanan Multimedia, Andi Offset, Yogyakarta.
Dony Ariyus, 2005, Kriptografi Keamanan Data dan Komunikasi, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Fadlisyah, Arnawan dan Faisal, 2009, Algoritma Genetika, Andi, Yogyakarta.
Fathansyah, 1999, Basis data. Bandung : Informatika.
Jogiyanto, H. M, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur . Yogyakarta : Andi.
Kadir, Abdul, 2009, Dasar perancangan dan implementasi database relasional.
Yogyakarta : Andi.
Kusrini, 2007, Strategi Perancangan dan Pengelolaan Basis Data. Yogyakarta :
Andi.
Pfleeger, S,1997, Software Engineering: Theory and Practice. Prentice Hall.
Nugroho, Adi, 2005, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metode
Berorientasi Objek. Edisi Revisi, Informatika, Bandung.
Nugroho, Adi, 2011, Perancangan dan Implementasi Sistem Basis Data.
Yogyakarta : Andi.
Ramadhan, Arif, 2010, SQL Server 2000 dan Visual Basic 6. Jakarta : Elex Media
Komputindo
Rinadi Munir, 2002, Algoritma dan Pemrograman Buku 1, Informatika, Bandung.
94
Penentuan Jenis Armada Berbasis Data Mining Dengan Metode Klasifikasi
pada PT. Cipaganti Citra Graha, Tbk
Rulin Swastika
Program Studi S1 Teknik Informatika
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Al-Khairiyah
Perum media Raya Blok A1 No 5 Pejaten, Serang
Email : [email protected]
Abstrak
Telah tercatat lebih dari 650 unit armada yang dimiliki unit bisnis shuttle PT.
Cipaganti Citra Graha, Tbk dengan berberbagai macam jenis armada mulai dari kelas
menengah hingga ekslusif hal ini dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan dan
kepuasan bagi para konsumen. Berdasarkan tinjauan yang diperoleh informasi dari
perusahaan dalam menentukan jenis armada yang akan diberikan pada tiap-tiap
cabang sesuai dengan karakterisiktik para konsumen di wilayah cabang masing-
masing masih mengalami kesulitan, dikarenakan fluktuasi dan variasi jumlah
konsumen yang melakukan perjalanan. Salah satu cara terbaik untuk mengetahui
kebutuhan pada masing-masing kantor cabang adalah dengan melakukan
mengklasifikasi distribusi jenis armada pada tiap-tiap kantor cancang pada setiap
tahunnya . Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya suatu model yang tepat dalam
distribusi jenis armada pada tiap-tiap kantor cabang perusahaan sebagai dasar
pengambilan keputusan . Karakterstik pengklasifikasian data berdasarkan parameter
yang sudah ditentukan, pola data untuk menentukan model dalam mempromosikan
kampus sesuai dengan klasifikasinya. Penelitian tentang Penentuan Distribusi Jenis
Armada berbasis data mining dengan metode klasifikasi membutuhkan sejumlah data
yang dikelompokkan sebagai data training dan data testing. Masing-masing data
95
tersebut terdiri dari data masukan dan data target untuk membentuk model pohon
keputusan. Selain itu juga dibutuhkan beberapa proses yang meliputi pengumpulan
data, pengolahan data, komputasi dengan algoritma C45, dan validasi untuk pohon
keputusan yang dihasilkan.Dari hasil pengujian Data Training dan Data Testing yang
sudah dilakukan maka Pohon Keputusan tersebut layak digunakan sebagai Model
dalam menentukan distribusi jenis armada. Karena dari dua jenis data yang digunakan
sebagai Data Training dan Data Testing masing-masing memiliki Accuracy yang
paling baik, dimana Data Training memiliki Accuracy 100% (750 / 750 *100%) dan
Data Testing memiliki Accuracy 85% (750 / 750*100%).
Kata Kunci : Data Mining, Klasifikasi C45, Rapid Miner.
1. Pendahuluan
Keberadaan Cipaganti Group dimulai dengan dibukanya usaha jual beli mobil
bekas dengan nama Cipaganti Motor oleh Andianto Setiabudi pada tahun 1985 di
Jalan Cipaganti No. 84 Bandung. Perkembangan usaha dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan yang cukup baik sehingga dapat berkembang dengan
memiliki beberapa showroom mobil bekas di Jalan Cipaganti, Cihampelas dan Jalan
Abdul Muis (sekarang Jalan Pungkur) Bandung. Seiring dengan perkembangan
perekonomian nasional dan banyaknya perusahaan besar yang melakukan out source
untuk kebutuhan kendaraan sebagai sarana transportasi dan operasional perusahaan
Cipaganti Shuttle (Point to Point) adalah sebuah layanan angkutan penumpang dari
Terminal/Pool Cipaganti Kota Asal ke Terminal / Pool Cipaganti Kota Tujuan sesuai
jurusan yang dilayani Cipaganti Shuttle. Tercatat lebih dari 650 unit armada yang
dimiliki dengan berberbagai macam jenis armada mulai dari kelas menengah hingga
ekslusif hal ini dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi para
konsumen. Berdasarkan tinjauan yang diperoleh informasi dari perusahaan dalam
menentukan jenis armada yang akan diberikan pada tiap-tiap cabang sesuai dengan
karakterisiktik para konsumen di wilayah cabang masing-masing masih mengalami
96
kesulitan, dikarenakan fluktuasi dan variasi jumlah konsumen yang melakukan
perjalanan.
Untuk membantu distribusi penentuan jenis armada membutuhkan metode
pengolahan data dari database konsumen, sebuah metode yang bisa digunakan untuk
menggali informasi – informasi tersembunyi dari data tersebut. Metode tersebut
dikenal dengan data mining. Dengan bantuan perangkat lunak, data mining akan
melakukan proses analisa data untuk menemukan pola atau aturan tersembunyi dalam
lingkup himpunan data konsumen tersebut. Data mining merupakan suatu metodologi
untuk mendapatkan suatu pengetahuan yang tersirat didalam suatu data dengan
melakuan inventarisasi data spasial, karakteristik yang terpenting dari peralatan data
mining adalah fasilitas persiapan data, skalabilitas produk dan kinerja, fasilitas untuk
visualisasi hasil. Selain itu terdapat enam fungsi dalam data mining yaitu deskripsi,
estimasi, prediksi, klasifikasi, pengelompokan dan asosiasi.
Dalam penentuan distribusi jenis armada berbasis data mining dengan metode
klasifikasi pada PT. Cipaganti Citra Graha, ini langkah awal adalah dengan
membuatkan model-model data sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan
perusahaan dalam penentuan jenis armada untuk masing-masing kantor cabang .
Diharapkan dengan dalam penentuan jenis armada berbasis data mining
dengan metode klasifikasi dapat membantu pihak perusahaan dalam melakukan
distribusi penentuan jenis armada yang akan diberikan pada setiap kantor cabang PT.
Cipaganti Citra Graha khususnya wilayah Bandung.
2. Landasan Teori
2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Sistem Pendukung Keputusan atau yang biasa disebut Decision Support
System (DSS) adalah sebuah sistem yang ditujukan untuk mendukung para pengambil
keputusan manajerial untuk masalah semiterstruktur. Scott Morton mendefinisikan
DSS sebagai “sistem berbasis computer interaktif, yang membantu para pengambil
97
keputusan untuk menggunakan data dan berbagai model untuk memecahkan masalah-
masalah tidak terstruktur” (Gory dan Scott Morton, 1971).
DSS (Decision Support System) adalah suatu sistem informasi yang
mengevaluasi beberapa pilihan yang berbeda guna membantu seseorang memberikan
keputusan terhadap masalahnya. Berdasarkan pada definisi yang bervariasi, DSS
dapat dijelaskan sebagai sistem pembuat keputusan manusia-komputer interaktif
berbasiskan komputer yang dapat:
a. Mendukung dalam pembuatan keputusan daripada menggantinya dengan yang
baru.
b. Memanfaatkan data dan model.
c. Memecahkan masalah dengan struktur yang derajatnya bervariasi:
1. Nonstruktur (unstruktur atau ill-struktur)
2. Semistruktur
3. Semistruktur dan unstruktur
4. Berpusat pada keefektifan daripada keefisienan dalam proses pemberian
keputusan.
Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) merupakan salah satu
bagian ilmu komputer yang membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan
seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Agar komputer dapat bertindak
seperti dan sebaik manusia, maka komputer juga harus diberi bekal pengetahuan, dan
mempunyai kemampuan untuk menalar. Untuk itu AI memberikan beberapa metoda
untuk membekali komputer dengan kedua komponen tersebut agar komputer dapat
menjadi mesin yang pintar.
2.2 Perencanaan
Perencanaan adalah proses untuk mengkaji apa yang hendak dikerjakan di
masa yang akan datang (Sukarno, 2002:129).
Perencanaan adalah kegiatan yang mendefinisikan sasaran bisnis, dan
98
memprioritaskan proses bisnis serta menyediakan gambaran untuk mencapai sasaran
(Hollander, Denna dan Cherrington, 2000:5)
Secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi
(perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-
strategi (program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program ) dan operasi
(tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh. (
Erly Suandy 2001:2)
2.3 Armada
Armada atau kendaraan atau angkutan atau wahana adalah alat transportasi,
baik yang digerakkan oleh mesin maupun oleh makhluk hidup. Kendaraan ini
biasanya buatan manusia (mobil, motor, kereta, perahu, pesawat), tetapi ada yang
bukan buatan manusia dan masih bisa disebut kendaraan, seperti gunung es, dan
batang pohon yang mengambang.
2.4 Pengertian Data Mining
Secara sederhana data mining adalah penambangan atau penemuan informasi
baru dengan mencari pola atau aturan tertentu dari sejumlah data yang sangat besar
(Davies, 2004). Data mining juga disebut sebagai serangkaian proses untuk menggali
nilai tambah berupa pengetahuan yang selama ini tidak diketahui secara manual dari
suatu kumpulan data (Pramudiono, 2007). Data mining, sering juga disebut sebagai
knowledge discovery in database (KDD). KDD adalah kegiatan yang meliputi
pengumpulan, pemakaian data, historis untuk menemukan keteraturan, pola atau
hubungan dalam set data berukuran besar (Santoso, 2007).
2.5 Tahap - Tahap Data Mining
Sebagai suatu rangkaian proses, data mining dapat dibagi menjadi beberapa
tahap yang diilustrasikan di Gambar 2.1. Tahap-tahap tersebut bersifat interaktif,
pemakai terlibat langsung atau dengan perantaraan knowledge base.
99
Gambar 2.1
Knowledge Discovery (KDD) Process
2.2.4.1 Fungsional Data Mining
Secara fungsional data mining terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
a. Klasifikasi dengan metode yang terkenal yaitu Classification and Regression
Trees (CART)
Metode ini digunakan dengan cara mengklasifikasi obyek berdasarkan atribut dari
obyek tersebut. Dapat dicontohkan seperti table dibawah ini:
Table 2.1
Weather Data
Outlook Temperature Humidity Windy Play?
sunny hot high false No
sunny hot High true No
overcast hot high false Yes
rain mild high false Yes
rain cool normal false Yes
100
rain cool normal true No
overcast cool normal true Yes
sunny mild high false No
sunny cool normal false Yes
rain mild normal false Yes
sunny mild normal true Yes
overcast mild high true Yes
overcast hot normal false Yes
rain mild high true No
Berdasarkan data pada table diatas dapat diklasifikasilan berdasarkan data cuaca,
dalam kondisi cuaca yang bagaimana yang baik untuk bermain, apakah panas,
hujan, normal atau dingin dan ini juga dapat digambarkan dalam diagram seperti
dibawah ini:
Gambar 2.2
Diagram pohon keputusan
101
b. Asosiasi atau Association dengan metode yang cukup terkenal yang dinamakan
Market Basket Analysis (MBA)
Aturan asosiasi ingin memberikan informasi tersebut dalam bentuk
hubungan “if-then” atau “jika-maka”. Aturan ini dihitung dari data yang
sifatnya probabilistik (Santoso, 2007).
c. Klustering atau Pengelompokan dengan metodenya K-means yang ditemukan
oleh MacQuenn.
Clustering termasuk metode yang sudah cukup dikenal dan banyak dipakai
dalam data mining. Sampai sekarang para ilmuwan dalam bidang data mining
masih melakukan berbagai usaha untuk melakukan perbaikan model clustering
karena metode yang dikembangkan sekarang masih bersifat heuristic. Usaha-
usaha untuk menghitung jumlah cluster yang optimal dan pengklasteran yang
paling baik masih terus dilakukan. Dengan demikian menggunakan metode
yang sekarang, tidak bisa menjamin hasil pengklasteran sudah merupakan hasil
yang optimal. Namun, hasil yang dicapai biasanya sudah cukup bagus dari segi
praktis.
Gambar 2.3
Clustering
Tujuan utama dari metode clustering adalah pengelompokan sejumlah
data/obyek ke dalam cluster (group) sehingga dalam setiap cluster akan berisi
102
data yang semirip mungkin seperti diilustrasikan pada gambar 2.2. Dalam
clustering. Metode ini berusaha untuk menempatkan obyek yang mirip
(jaraknya dekat) dalam satu klaster dan membuat jarak antar klaster sejauh
mungkin. Ini berarti obyek dalam satu cluster sangat mirip satu sama lain dan
berbeda dengan obyek dalam cluster-cluster yang lain. Dalam metode ini tidak
diketahui sebelumnya berapa jumlah cluster dan bagaimana pengelompokannya
(Santoso, 2007).
2.2.5 Pohon Keputusan (Decision Tree)
Salah satu metode data mining yang umum digunakan adalah pohon keputusan.
Metode pohon keputusan mengubah fakta yang sangat besar menjadi pohon
keputusan yang merepresentasikan rule. Pohon keputusan adalah salah satu metode
klasifikasi yang paling popular karena mudah untuk diinterpretasi oleh manusia.
Konsep dari pohon keputusan adalah mengubah data menjadi pohon keputusan dan
aturan-aturan keputusan
Data dalam pohon keputusan biasanya dinyatakan dalam bentuk tabel dengan
atribut dan record. Atribut menyatakan suatu parameter yang dibuat sebagai kriteria
dalam pembentukan tree. Misalkan untuk menentukan main tenis, kriteria yang
diperhatikan adalah cuaca, angin dan temperatur. Salah satu atribut merupakan atribut
yang menyatakan data solusi per-item data yang disebut dengan target atribut. Atribut
memiliki nilai-nilai yang dinamakan dengan instance. Misalkan atribut cuaca
mempunyai instance berupa cerah, berawan dan hujan
Gambar 2.6
103
Konsep Data dalam Pohon Keputusan
Proses pada pohon keputusan adalah mengubah bentuk data (tabel)
menjadi model pohon, mengubah model pohon menjadi rule, dan
menyederhanakan rule. Manfaat utama dari penggunaan pohon keputusan
adalah kemampuannya untuk membreak down proses pengambilan keputusan
yang kompleks menjadi lebih simpel sehingga pengambil keputusan akan
lebih menginterpretasikan solusi dari permasalahan. Pohon Keputusan juga
berguna untuk mengeksplorasi data, menemukan hubungan tersembunyi
antara sejumlah calon variabel input dengan sebuah variabel target.
2.2.6 Algoritma C4.5
Algoritma C.45 merupakan algoritma yang digunakan untuk membentuk pohon
keputusan. Data didalam pohon keputusan biasanya dinyatakan dalam bentuk table
dengan atribut dan record. atribut menyatakan suatu parameter yang dibuat sebagai
criteria dalam pembentukan pohon. Misalnya untuk menentukan main tennis, criteria
yang di perhatikan adalah cuaca, angin, temperature. Salah satu atribut merupakan
atribut yang menyatakan data solusi per item data yang disebut target atribut. Atribut
memiliki nilai-nilai yang dinamakan dengan instance. Misalkan atribut cuaca
mempunyai instance berupa cerah, berawan, dan hujan [Basuki & Syarif, 2003].
Secara umum algoritma C.45 untuk membangun pohon keputusan adalah sebagai
berikut :
a. Pilih atribut sebagai akar
b. Buat cabang untuk tiap-tiap nilai
c. Bagi kasus dalam cabang
d. Ulangi proses untuk setiap cabang sampai semua kasus pada cabang memilki
kelas yang sama Untuk memilih atribut sebagai akar, didasarkan pada nilai gain
tertinggi dari atribut–atribut yang ada. Untuk menghitung gain digunakan rumus
sebagai berikut :
104
𝑮𝒂𝒊𝒏 (𝑺, 𝑨) = 𝑬𝒏𝒕𝒓𝒐𝒑𝒚 (𝑺) − ∑|𝑺𝒊|
|𝑺|
𝑵
𝒊=𝟏
∗ 𝑬𝒏𝒕𝒓𝒐𝒑𝒚 (𝑺𝒊)
Keterangan :
S : himpunan kasus
A : Atribut
N : Jumlah partisi Atribut A
|Si| : jumlah kasus pada partisi ke –i
|S| : Jumlah kasus dalam S
Sementara itu perhitungan nilai entropi dapat dilihat pada persamaan berikut ini :
𝑬𝒏𝒕𝒓𝒐𝒑𝒚 (𝑺) = ∑−𝒑𝒊 ∗ 𝐥𝐨𝐠 𝟐
𝑵
𝒊=𝟏
𝒑𝒊
Keterangan :
S : Himpunan Kasus
A : Fitur
N : Jumlah Partisi S
Pi : Proporsi dari Si terhadap S
Dari hasil tersebut kemudian di bentuk pohon keputusan
Gambar 2.8
Contoh Pohon Keputusan
105
2.2.7 Aplikasi Rapid Miner
Rapid Miner adalah aplikasi data mining yang tidak perlu dipertanyakan lagi
dan berbasis sistem open-source dunia yang terkemuka dan ternama. Tersedia sebagai
aplikasi yang berdiri sendiri untuk analisis data dan sebagai mesin data mining untuk
integrasi kedalam produk sendiri. Ribuan aplikasi Rapid Miner di lebih dari 40
negara memberikan pengguna mereka keunggulan yang kompetitif (Sumadi Eko
Putra : 2011).
3.1 Analisa Data
a. Algoritma C4.5
Untuk membuktikan hasilnya dihitung dengan menggunakan Algoritma C45
maka diperoleh proses pengujian, adapun proses pengujian datanya sebagai berikut:
Tabel 3.3
Tabel Konsumen untuk teknik pengujian data mining
NO Alamat Cabang Hari
keberangkatan
Jam
Keberangkatan Tujuan
Jenis
Armada
1 Bandung Barat BDP-1 Akhir Pekan Pagi Jaktim Low End
2 Bandung
Selatan BDP-1 Hari Kerja Pagi Jakpus High End
3 Bandung Utara BDP-3 Hari Kerja Pagi Jakut High End
4 Bandung
Selatan BDP-2 Hari Libur Pagi Jakpus Low End
5 Bandung Timur BDP-1 Akhir Pekan Siang Jakbar High End
6 Bandung Timur BDP-2 Hari Kerja Malam Jakut Low End
7 Bandung
Selatan BDP-2 Hari Kerja Malam Jakut Low End
106
8 Bandung Timur BDP-2 Akhir Pekan Siang Jaksel Low End
9 Bandung Utara BDP-3 Hari Kerja Siang Jaktim High End
10 Bandung Barat BDP-2 Hari Kerja Siang Jaksel Low End
Penerapan algoritma C4.5 pada masalah klasifikasi terhadap 10 (sepuluh) data
konsumen PT. Cipaganti Citra Graha pada tabel 3.4, sebagai berikut :
a. Menghitung jumlah kasus, jumlah untuk keputusan High End, jumlah kasus
untuk keputusan Low End, dan Entropy untuk semua kasus yang dibagi
berdasarkan atribut alamat, cabang, hari keberangkatan, jam keberangkatan, dan
tujuan. Hasil perhitungan ditujukkan oleh tabel 3.5
Tabel 3.4
Perhitungan Node 1
No
de Atribut
Jumlah
Kasus
High
End
(S1)
Low
End
(S2)
Entropy Gain
1 Total 10 6 4 0.970951
Alamat
0.73198
Bandung Barat 2 0 2 0
Bandung Selatan 3 3 0 0
Bandung Timur 3 1 2 0.796578
Bandung Utara 2 2 0 0
Cabang 1.16246
BDP-1 3 2 1 0.796578
BDP-2 5 1 4 0.860964
BDP-3 2 2 0 0
Hari
Keberangkatan 0.13608
Hari Kerja 6 4 2 0.993157
Hari Libur 1 1 0 0
Akhir Pekan 3 1 2 0.796578
Jam 0.12525
107
Keberangkatan
Pagi 4 3 1 0.853282
Siang 4 2 2 0.928771
Malam 2 1 1 0.664386
Tujuan 0.5991
Jaktim 2 1 1 0.664386
Jakpus 2 2 0 0
Jakbar 1 1 0 0
Jakut 3 2 1 0.796578
Jaksel 2 0 2 0
Dari hasil tabel 3.4 dapat diketahui bahwa atribut gain tertinggi adalah cabang
yaitu sebesar 1,16246. Dengan demikian cabang dapat menjadi node akar. ada 2 nilai
atribut dari cabang yaitu high end dan low end. Dari kedua nilai atribut tersebut, nilai
atribut BDP-3 sudah mengklasifikasikan kasus menjadi 1 yaitu keputusannya High
End, sehingga tidak perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut, tetapi untuk nilai atribut
BDP-1 dan BDP-2 masih perlu dilakukan perhitungan lagi.
Dari hasil tersebut dapat digambarkan pohon keputusan sementara ditujukkan
pada gambar 3.8 berikut:
1. Kantor Cabang
High End
??
BDP-1
BDP-
2
BDP-3
Gambar 3.8
Pohon Keputusan Hasil Perhitungan Node 1
b. Menghitung jumlah kasus, jumlah untuk keputusan High End, jumlah kasus
untuk keputusan Low End, dan Entropy untuk semua kasus yang dibagi
108
berdasarkan atribut alamat, hari keberangkatan, jam keberangkatan, dan tujuan.
yang menjadi node node akar BDP-1. Setelah itu lakukan penghitungan Gain
untuk masing-masing atribut. Hasil perhitungan ditujukkan oleh tabel 3.5
Tabel 3.5
Perhitungan Node 1.1
Node Atribut Jumlah
Kasus
High
End
(S1)
Low
End
(S2)
Entropy Gain
1.1 Cabang : BDP-1 3 2 1 0.918296
Alamat 0.9183
Bandung Barat 1 0 1 0
Bandung Selatan 1 1 0 0
Bandung Timur 1 1 0 0
Bandung Utara 0 0 0 0
Hari Keberangkatan 0.21387
Hari Kerja 1 1 0 0
Hari Libur 0 0 0 0
Akhir Pekan 2 1 1 1.056642
Jam Keberangkatan 0.21387
Pagi 2 1 1 1.056642
Siang 1 1 0 0
Malam 0 0 0 0
Tujuan 0.9183
Jaktim 1 0 1 0
Jakpus 1 1 0 0
Jakbar 1 1 0 0
Jakut 0 0 0 0
Jaksel 0 0 0 0
Dari hasil tabel 3.5 dapat diketahui bahwa atribut gain tertinggi adalah alamat
yaitu sebesar 0,9183. Dengan demikian cabang dapat menjadi node akar. ada 2
nilai atribut dari alamat yaitu high end dan low end. Dari kedua nilai atribut
109
tersebut, nilai atribut Bandung Barat sudah mengklasifikasikan kasus menjadi 1
yaitu keputusannya Low End, Bandung Selatan sudah mengklasifikasikan kasus
menjadi 1 yaitu keputusannya High End, dan Bandung Timur sudah
mengklasifikasikan kasus menjadi 1 yaitu keputusannya High End, sehingga tidak
perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut. Dari hasil tersebut dapat digambarkan
pohon keputusan sementara ditujukkan pada gambar 3.9 berikut:
1. Kantor Cabang
High End
?1.1
Alamat
BDP-1
BDP-
2
BDP-3
High End
High EndHigh EndLow End
Bandung
Barat
Ban
du
ng
Sela
tan Bandung Timur
Gambar 3.9
Pohon Keputusan Hasil Perhitungan Node 1.1
c. Menghitung jumlah kasus, jumlah untuk keputusan High End, jumlah kasus untuk
keputusan Low End, dan Entropy untuk semua kasus yang dibagi berdasarkan
atribut alamat, hari keberangkatan, jam keberangkatan, dan tujuan. yang menjadi
node node akar BDP-2. Setelah itu lakukan penghitungan Gain untuk masing-
masing atribut. Hasil perhitungan ditujukkan oleh tabel 3.6
Tabel 3.6
Perhitungan Node 1.2
110
Node Atribut Jumlah
Kasus
High
End
(S1)
Low
End
(S2)
Entropy Gain
1.2 Cabang : BDP-2 5 2 3 0.970951
Alamat 0.97095
Bandung Barat 1 0 1 0
Bandung Selatan 2 1 1 0
Bandung Timur 2 0 2 0
Bandung Utara 0 0 0 0
Hari
Keberangkatan 0.37506
Hari Kerja 1 1 0 0
Hari Libur 3 1 2 0.993157
Akhir Pekan 1 0 1 0
Jam
Keberangkatan 0.59944
Pagi 1 1 0 0
Siang 2 1 1 0.928771
Malam 2 0 2 0
Tujuan 0.59944
Jaktim 0 0 0 0
Jakpus 1 1 0 0
Jakbar 0 0 0 0
Jakut 1 1 0 0
Jaksel 2 1 1 0.928771
Dari hasil tabel 3.6 dapat diketahui bahwa atribut gain tertinggi adalah
alamat yaitu sebesar 0.97095. Dengan demikian cabang dapat menjadi node akar.
111
ada 2 nilai atribut dari alamat yaitu high end dan low end. Dari kedua nilai
atribut tersebut, nilai atribut Bandung Barat sudah mengklasifikasikan kasus
menjadi 1 yaitu keputusannya Low End, Bandung Timur sudah
mengklasifikasikan kasus menjadi 1 yaitu keputusannya High End, sehingga
tidak perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut, sedangkan Bandung Selatan
masih perlu dilakukan perhitungan lagi.
Dari hasil tersebut dapat digambarkan pohon keputusan sementara ditujukkan
pada gambar 3.10 berikut:
1. Kantor Cabang
High End
1.2Alamat
1.1Alamat
BDP-1
BDP-2
BDP-3
High End
High EndHigh EndLow End
Band
ung S
elata
n Bandung Timur
High EndLow End
Bandung BaratBandung Timur
?
Band
ung S
elata
n
Gambar 3.10
Pohon Keputusan Hasil Perhitungan Node 1.2
d. Menghitung jumlah kasus, jumlah untuk keputusan High End, jumlah kasus untuk
keputusan Low End, dan Entropy untuk semua kasus yang dibagi berdasarkan
atribut hari keberangkatan, jam keberangkatan, dan tujuan. yang menjadi node
112
node akar Bandung Selatan. Setelah itu lakukan penghitungan Gain untuk
masing-masing atribut. Hasil perhitungan ditujukkan oleh tabel 3.7
Tabel 3.7
Perhitungan Node 1.2.1
Node Attribut Jumlah
Kasus
High
End
(S1)
Low
End
(S2)
Entropy Gain
1.2.1
Cabang : BDP-2,
Alamat : Bandung
Selatan
2 1 1 1
Hari Keberangkatan 1
Hari Kerja 1 0 1 0
Hari Libur 1 1 0 0
Akhir Pekan 0 0 0 0
Jam Keberangkatan 1
Pagi 1 1 0 0
Siang 1 0 1 0
Malam 0 0 0 0
Tujuan 1
Jaktim 0 0 0 0
Jakpus 1 0 1 0
Jakbar 0 0 0 0
Jakut 1 1 0 0
Jaksel 0 0 0 0
113
Dari hasil tabel 3.7 dapat diketahui bahwa atribut gain tertinggi pada masing-
masing atribut sama yaitu sebesar 1. Dengan demikian cabang dipilih salah satu
yaitu hari keberangkatan dapat menjadi node akar, ada 2 nilai atribut dari alamat
yaitu high end dan low end. Dari kedua nilai atribut tersebut, nilai atribut hari
kerja sudah mengklasifikasikan kasus menjadi 1 yaitu keputusannya Low End,
hari libur sudah mengklasifikasikan kasus menjadi 1 yaitu keputusannya High
End, sehingga tidak perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut.
Dari hasil tersebut dapat digambarkan pohon keputusan ditujukkan pada
gambar 3.11 berikut:
1. Kantor Cabang
High End
1.2Alamat
1.1Alamat
BDP-1
BDP-
2
BDP-3
High End
High EndHigh EndLow End
Band
ung
Sela
tan Bandung Timur
High EndLow End
Bandung Bara
tBandung Timur
1.2.1Hari
Keberangkatan
Band
ung
Sela
tan
Low End High End
Hari Kerja
Hari Libur
b. Validasi Pohon Keputusan
Validasi nilai akurasi pohon kepusan dapat dihitung nilai validasinya berdasarkan
kesesuaian antara data konsumen pada tabel 3.4 dengan pohon keputusan yang
terbentuk pada tabel 3.11, adapun penghitungan seperti yang tersaji pada tabel 3.8
berikut :
Tabel 3.8
114
Perhitungan Akurasi Pohon Keputusan
Berdasarkan penghitungan akurasi data pada tabel 3.8, maka presentase data
yang sesuai 100% dan nilai yang tidak sesuai 0%, dapat disimpulkan bahwa pohon
keputusan yang tebentuk mempunyai nilai validasi 100% dengan klasifikasi paling
baik.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa penelitian yang dilakukan di PT. Cipaganti Citra Graha ini dapat
NO
Data Input Data
Target Hasil Sesuai
Tidak
Sesuai Alamat Cabang Hari Jam Tujuan
Jenis
Armada
1 Bandung
Barat BDP-1
Akhir
Pekan Pagi Jaktim Low End
Low
End 1 0
2 Bandung
Selatan BDP-1 Hari Kerja Pagi Jakpus High End
High
End 1 0
3 Bandung
Utara BDP-3 Hari Kerja Pagi Jakut High End
High
End 1 0
4 Bandung
Selatan BDP-2 Hari Libur Pagi Jakpus High End
High
End 1 0
5 Bandung
Timur BDP-1
Akhir
Pekan Siang Jakbar High End
High
End 1 0
6 Bandung
Timur BDP-2 Hari Kerja Malam Jakut Low End
Low
End 1 0
7 Bandung
Selatan BDP-2 Hari Kerja Malam Jakut Low End
Low
End 1 0
8 Bandung
Timur BDP-2
Akhir
Pekan Siang Jaksel Low End
Low
End 1 0
9 Bandung
Utara BDP-3 Hari Kerja Siang Jaktim High End
High
End 1 0
10 Bandung
Barat BDP-2 Hari Kerja Siang Jaksel Low End
Low
End 1 0
Jumlah 10 0
Presentase 100% 0%
115
mengklasifikasikan distribusi jenis armada dengan penerapan algoritma C45 berbasis
data mining.
Penerapan C45 dalam mengklasifikasikan distribusi jenis armada pada setiap
kantor cabang menggunakan beberapa langkah penelitan, mulai dari penentuan,
penentuan parameter input dan parameter target, penentuan data training, data testing,
membuat pohon keputusan dengan menggunakan aplikasi rapid miner, menghitung
akurasi pohon keputusan dengan pengujian pohon keputusan dengan data training,
dan menentukan klasifikasi pohon keputusan berdasarkan nilai akurasi. nilai akurasi
dari pohon keputusan yang terbentuk adalah 100% dengan klasifikasi paling baik.
Dengan demikian berdasarkan hasil-hasil penelitian ini menunjukan bahwa
dengan penerapan algoritma C45 dapat membentuk suatu pohon keputusan yang
layak digunakan untuk mengklasifikasian distribusi penentuan jenis armada pada
masing-masing kantor cabang PT. Cipaganti Citra Graha.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Analisis Komparasi Algoritma Klasifikai Data mining untuk prediksi
Mahasiswa Non Aktif (Khafiizh Hastuti : 2012)
[2] Fajar Astuti Hermawati, 2013, Data Mining, Andi Offset, Yogyakarta.
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Armada Halaman ini di akses pada 07 Mei 2013
[4] http://www.cipaganti.co.id Halaman ini di akses pada 07 Mei 2013
[5] Implementasi data mining Classification untuk mencari pola prediksi hujan
dengan menggunakan Algoritma C4.5. (Angga Raditya: 2010)
[6] Klasifikasi data nasabah sebuah asuransi menggunakan Algoritma C4.5.
(Sunjana : 2010)
[7] Model data mining pada sistem informasi akademik studi kasus Universitas
Kuningan (Aah Sumiah : 2011).
[8] Prediksi Loyalitas Pelanggan pada Perusahaan penyedia layanan Multimedia
dengan Algoritma C.45 Berbasis Particle Swarm Optimization (Dsiyanna
Lasut : 2012)
[9] Sani Susanto, Ph.D, Dedi Suryadi, ST., M.S, 2010, Pengantar Data Mining
menggali pengetahuan dan bongkahan data, Andi Offset, Yogyakarta
116
Analisa Perancangan Sistem Informasi Perpustakaan
Berbasis SMS Gateway
Shodik Nuryadhin
Program Studi S1 Teknik Informatika
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Al-Khairiyah
Jalan H. Engkus Arja No. 1 Lingk. Citangkil Cilegon 42443
Email : [email protected]
Abstrak
Perpustakaan merupakan sarana pendidikan, gudang buku dan tempat mencari ilmu
yang memiliki peranan sangat penting. Selain di sarana–sarana pendidikan seperti
sekolah, instansi pemerintah dan bimbingan belajar, perpustakaan juga didirikan
dilingkungan perguruan tinggi.
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Al-Khairiyah mempunyai sebuah perpustakaan yang
salah satunya berfungsi untuk peningkatan kompetensi wawasan mahasiswa diruang
lingkup belajarnya masing-masing. Sistem yang berjalan masih memiliki kekurangan,
yaitu pengelolaan data buku, data anggota, transaksi peminjaman dan transaksi
pengembalian yang masih manual. Informasi data buku tidak update. Proses
pengembalian buku yang lambat mengakibatkan kemungkinan buku hilang.
Dari permasalahan tersebut perlu dirancang sebuah Sistem Informasi Perpustakaan
yang lebih akurat dan efisien.
Dengan adanya sistem informasi perpustakaan ini, diharapkan dapat mempermudah
pengelolaan data buku, data anggota, transaksi peminjaman dan transaksi
pengembalian. Dapat meminimalisasi buku yang hilang, dengan cara memberi
informasi kepada peminjam sebelum habis masa peminjaman buku melalui fasilitas
SMS Gateway
Kata Kunci : Sistem, Informasi, Perpustakaan, SMS Gateway
117
1. Pendahuluan
Perpustakaan merupakan sarana pendidikan yang memiliki peranan penting.
Perpustakaan juga merupakan gudang buku dan tempat mencari ilmu. Selain di
sarana–sarana pendidikan di lingkungan sekolah dan bimbingan belajar,
perpustakaan juga didirikan dilingkungan perguruan tinggi. Digunakan sebagai
sarana peningkatan kompetensi untuk para mahasiswa/i.
Perpustakaan yang berada di milki Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Al-Khairiyah
merupakan salah satu hal yang penting dan menjadi bagian yang di butuhkan oleh
seluruh Mahasiswa/i STIKOM-AK untuk mencari informasi, menambah
pengetahuan umum dan meningkatkan kompetensi.
Dengan semakin kompleks dan banyaknya data didalam sistem informasi
perpustakaan, maka diperlukan suatu sistem informasi yang baik pula untuk
mendukung kelancaran kegiatan operasionalnya. Untuk itu maka STIKOM-AK
merasa perlu dibuatkan sistem informasi Perpustakaan agar dapat menunjang
kegiatan perpustakaan menjadi lebih baik.
2. IDENTIFIKASI MASALAH
Adapun permasalahan yang ada di Perpustakaan STIKOM-AK adalah :
1. Sistem yang berjalan saat ini mulai dari input data buku, input data anggota,
transaksi peminjaman dan transaksi pengembalian ditulis pada buku besar
kemudian diinput ke dalam microsoft excel, sehingga kurang efektif dan
efisien.
2. Informasi mengenai data buku tidak up date.
3. Tidak adanya sistem informasi pemberitahuan kepada peminjam mengenai
pengembalian buku yang masa peminjamannya akan habis, sehingga
menyebabkan buku hilang.
118
3. BATASAN MASALAH
Mengingat luasnya ruang lingkup STIKOM-AK maka perancangan hanya
dibatasi pada sistem informasi pengelolaan Perpustakaan.
4. PERUMUSAN MASALAH
Dengan adanya implementasi program yang diharapkan dapat membantu
kinerja pengurus Perpustakaan STIKOM-AK agar lebih baik, perumusan
masalah pada penelitian adalah :
1. Bagaimana analisa sistem pada perpustakaan ?
2. Apakah penerapan sistem yang ada pada perpustakaan sudah berjalan
dengan baik ?
3. Bagaimana hasil perancangan sistem informasi perpustakaan ?
5. TUJUAN PENELITIAN
Dengan adanya perancangan sistem perpustakaan, diharapkan mampu
mengatasi masalah yang di hadapi di Pepustakaan STIKOM-AK dalam hal
pengolahan data Perpustakaan yang efisien dengan pemanfaatan SMS
Gateway untuk mengingatkan anggota yang batas peminjaman buku akan
habis.
6. TEORI
6.1.SMS Gateway
SMS (Short Messages Services) Gateway merupakan salah satu layanan
dari berbagai operator GSM. Teknologi SMS memungkinkan kita
mengirim pesan alphanumeric singkat dari sebuah handphone ke
handphone yang lain. Ada sebuah ide menarik yang kemudian diadopsi
oleh berbagai portal besar saat ini, yakni menyediakan layanan pengiriman
SMS dari website ke sebuah nomor handphone baik gratis ataupun
dipungut bayaran.
119
7. KERANGKA PENELITIAN
Kerangka dasar penelitian merupakan langkah-langkah dalam proses
mengidentifikasi masalah dan proses penyelesaian dari masalah serta hasil
atau solusi dari penyelesaian masalah. Adapun permasalahan yang terjadi
pada Perpustakaan STIKOM-AK adalah pengolahan data masih manual
belum menggunakan sistem informasi perpustakaan. Sehingga proses
pengolahan data perpustakaan berjalan kurang akurat dan kurang efektif .
8. PERANCANGAN PROGRAM
SISTEM INFORMASI
PERPUSTAKAAN
STIKOM-AK
ANGGOTA
KEPALA
PERPUSTAAN
ADMINISTRASI
PERPUSTAKAAN
Form_Pendaftaran
Kartu_Anggota
Kartu_Anggota
Kartu Peminjaman
Data_Anggota
Data_Buku
Data_Peminjaman
Data_Pengembalian
File_Buku
File_Anggota
File_Peminjaman
File_Pengembalian
Laporan Data_Anggota
Laporan Data_Buku
Laporan Data_Peminjaman
Laporan Data_Pengembalian
Gambar 3.1 Diagram Kontek
Gambar 3.2 Diagram Overview
120
Gambar 3.3 Diagram Rinci 1 Level 1
Gambar 3.4 Diagram Rinci 2 Level 1
Gambar 3.5 Diagram Rinci 3 Level 1
121
Gambar 3.6 Diagram Rinci 4 Level 1
Gambar 3.7 Diagram Rinci 5 Level 1
122
9. ERD
bar 3.8 Rancangan ERD
10. Logical Record Structure (LRS)
Gambar 3.9 Rancangan LRS
123
11. Struktur Rancangan Desain
1. Form login
Form login digunakan untuk menjaga keamanan sistem, sehingga tidak
semua orang dapat mengakses sistem tersebut. Adapun tampilan form
login sebagai berikut :
Gambar 3.10 Rancangan Form Login
2. Rancangan menu utama
Form menu utama digunakan sebagai form pusat aplikasi sistem yang
dapat mengakses ke semua form. Pada tampilan form menu utama
ditampilkan daftar peminjam buku yang yang batas peminjaman habis.
Adapun tampilan form menu utama sebagai berikut :
124
Gambar 3.11 Rancangan Menu utama
3. Rancangan input data buku
Input data buku ini akan memiliki periode masukan data pada saat ada
pendataan buku baru :
Gambar 3.12 Rancangan input data buku
4. Rancangan input data anggota
Input data anggota ini akan memiliki periode masukan data pada saat
ada pendaftaran anggota baru perpustakaan.
125
5. Rancangan input data peminjaman buku
Input data peminjaman buku ini akan memiliki periode masukan data
pada saat ada peminjaman buku oleh anggota perpustakaan.
Gambar 3.14 Rancangan input data peminjaman buku
6. Rancangan input data pengembalian buku
Input data pengembalian buku ini akan memiliki periode masukan data
pada saat ada pengembalian buku oleh anggota perpustakaan.
Gambar 3.15 Rancangan input data pengembalian buku
126
7. Rancangan pesan terkirim
Rancangan ini berisi laporan pesan terkirim dari hasil pengiriman pesan
kepada peminjam yang batas peminjaman buku telah habis. Adapun
tampilan form terkirim sebagai berikut :
Gambar 3.16 Rancangan pesan terkirim
9. Rancangan cetak data buku
Rancangan cetak data buku ini merupakan rancangan untuk cetak data buku.
Adapun rancangan tampilannya sebagai berikut :
Gambar 3.17 Rancangan cetak data buku
10. Rancangan cetak data anggota
Cetak data anggota ini merupakan tampilan untuk pilihan cetak laporan data
anggota. Adapun rancangan tampilan cetak data anggota sebagai berikut :
127
11. Rancangan cetak data peminjaman
Cetak data peminjaman ini merupakan tampilan untuk pilihan cetak laporan
transaksi peminjaman. Adapun rancangan tampilan cetak data peminjaman
sebagai berikut :
Gambar 3.19 Rancangan cetak data peminjaman
1. Rancangan cetak data pengembalian
Rancangan cetak data pengembalian ini untuk pilihan cetak laporan
transaksi pengembalian. Adapun rancangan tampilan cetak data
peminjaman sebagai berikut :
Gambar 3.20 Rancangan cetak data pengembalian
128
2. Rancangan Pengaturan User
Rancangan pengaturan user ini sebagai pengaturan pengguna sistem
informasi perpustakaan untuk merubah password atau membuat
pasword baru. Adapun rancangan tampilan cetak data peminjaman
sebagai berikut :
Gambar 3.21 Rancangan pengaturan user
12. Daftar Pustaka
Muhammad Sadeli, Aplikasi Database Visual Basic 6.0, Maxikom.
William Stamatakis, Microsoft Visual Basic Design Patters, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2001.
Jogiyanto HM, Analisis & Desain Sistem Informasi, Edisi Ketiga, Andi
Offset, Yogyakarta, 1990.
Al-Bahra Bin Ladjamuddin. B, Konsep Sistem Basis Data Dan Implementasi
Penerimaan Barang, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2004.
Theresa Sediono, B.sc, Pengenalan Komputer, Penerbit Widyaloka-Andi
Offset, 1989.
Wahana Komputer, Pemrograman Visual Basic 6.0, Andi Yogyakarta.
Taryana, S. 2012., SMS Gateway Kannel Sebagai Sarana Penunjang
Informasi Akademik, Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika
(KOMPUTA), Vol. I, Oktober 2012, ISSN : 2089-9033.
129
PEMANFAATAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN
KARYAWAN
PADA PT KHARISMA JAYA SENTOSA
Sawitri Nurhayati
Stikom Al-khairiyah
Email : [email protected]
ABSTRAKSI:
Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan karyawan merupakan suatu sistem yang
mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen, meningkatkan kecepatan
dan validitas pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan operasional,
dan meningkatkan kualitas SDM calon karyawan.
Karyawan merupakan sumber daya yang paling penting dalam perusahaan.
Karyawan yang baik dan memenuhi standar kualifikasi diperoleh melalui upaya
rekrutmen yang efektif. Seleksi karyawan dilakukan untuk mendapatkan kualitas
sumber daya manusia yang baik dan paling sesuai dengan persyaratan yang
diperlukan oleh perusahaan. Jurnal ini membahas sistem penunjang keputusan
penerimaan karyawan dan penempatan karyawan pada departemen yang tersedia
berdasarkan nilai hasil seleksi dan kriteria - kriteria yang telah ditentukan dengan
menggunakan metode Fuzzy Logic. Metode ini dipilih karena mampu memberikan
gambaran pendukung keputusan dalam penerimaan karyawan dan penempatan
departemennya. Berdasarkan hasil pengujian, sistem yang dibangun dapat
membantu bagian bidang administrasi dan keuangan untuk memberikan
gambaran dalam melakukan penyeleksian penerimaan karyawan dan penempatan
departemennya dengan lebih tepat dan efisien.
Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Seleksi Karyawan, Fuzzy Logic.
130
ABSTRACT :
Decision Support System Acceptance employee is a system that is able to improve the
effectiveness and efficiency of management, increasing the speed and the validity of
decisions relating to operational activities, and improve the quality of human
resources of prospective employees.
Employees are the most important resource in the enterprise. Employees who are
well and meets the qualification standards is obtained through effective recruitment
efforts. The selection of employees is done to get quality human resources and most
in accordance with the requirements required by the company.This paper discusses
the decision support systems recruitment and placement of employees in the
department are available based on the results of the selection and criteria - criteria
that have been determined using the Fuzzy Logic. This method was chosen because it
is able to provide an overview of decision support in the recruitment and placement
department. Based on test results, a system built to help parts of the field of
administration and finance to provide a snapshot in conducting the screening
recruitment and placement department with a more precise and efficient.
Keywords: Decision Support System, Employee Selection, Fuzzy Logic
131
1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menunjukkan jati
dirinya dewasa ini. Sudah tentu tidak dapat diingkari dan dipandang sebelah mata,
peran perkembangan teknologi informasi telah memberikan manfaat yang signifikan
di berbagai bidang. Efisiensi dalam berbagai bidang, khususnya dalam masalah
waktu, tenaga, dan biaya melalui kecepatan dan ketepatan informasi. Komputer
merupakan aset yang sangat penting dalam menghadapi persaingan dan
perkembangan jaman ini.
Setiap perusahaan pasti membutuhkan karyawan untuk mengelola manajemen
perusahaan. Oleh karena itu, seorang staf HRD (Human Resource Division) harus
mempunyai kemampuan menganalisa para pelamar pekerjaan agar karyawan yang
diterima bekerja sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Masalah yang sering terjadi
dalam proses penilaian pelamar diantaranya adalah subjektivitas pengambilan
keputusan, terutama jika beberapa pelamar yang ada memiliki kemampuan (dan
beberapa pertimbangan lain) yang tidak jauh berbeda.
Sistem pendukung keputusan atau Decision Support System (DSS)
didefinisikan sebagai sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan
dan penilaian guna membantu para manajer untuk mengambil keputusan (Little,
1970). Oleh karenanya untuk mendukung sistem informasi kepegawaian yang efektif
perlu dirancang suatu sistem basis data kepegawaian yang lebih komprehensif
sehingga akan memudahkan dalam mengolah data-data yang dibutuhkan.
Menurut Veithzal Rifai (2004), sistem seleksi yang efektif pada dasarnya
memiliki tiga sasaran yaitu keakuratan, keadilan dan keyakinan. Klinger (1985)
memaparkan, metode-metode yang akan dilakukan dalam seleksi karyawan yaitu
tinjauan data biografis, tes bakat/ketangkasan, tes-tes kemampuan, ujian-ujian
penampilan, referensi-referensi, evaluasi kinerja, wawancara, pusat-pusat penilaian,
dan masa percobaan. Dalam tahap seleksi tidak boleh dilakukan dengan sistem
keluarga, pemberian komisi atau dengan kata lain suap menyuap. Untuk menangani
hal itu, maka diperlukan sistem pengambilan keputusan yang valid.
132
PT. Kharisma Jaya Sentosa, merupakan salah satu perusahaan manufacturing
yang mengadakan penerimaan karyawan secara mandiri di lingkungan perusahaan.
Kendala yang sering ditemukan dalam proses penerimaan karyawan yaitu sulitnya
menentukan pelamar mana yang memenuhi kriteria untuk menjadi karyawan dari sekian
banyak pelamar sedangkan pelamar yang akan diterima menjadi karyawan terbatas.
Selain itu penentuan dalam penempatan karyawan pada departemen tertentu
membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga dinilai kurang efisien.
2. PERMASALAHAN
Adapun beberapa masalah yang dihadapi oleh PT. Kharisma Jaya Sentosa
terutama pada bagian personalia sebagai berikut :
1. Masih adanya proses rekrutmen yang menggunakan sistem hubungan keluarga
atau rekomendasi dari karyawan lama tanpa memperhatikan kualitas SDM.
2. Masih adanya karyawan yang mempunyai tingkat kedisiplinan dan SDM yang
rendah.
3. Penyimpanan data pelamar dan data karyawan pada bagian personalia masih
dilakukan secara manual yaitu dengan mengumpulkan nilai hasil setiap seleksi
kepada Pegawai Bidang Administrasi dan Keuangan lalu mereka menganalisa
dan menghitung hasilnya serta mencocokkanya dengan standar nilai dan kriteria
departemen tertentu.
4. Proses penempatan karyawan pada departemen yang tersedia kurang efisien
dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
3. LITERATURE REVIEW
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam pembuatan sistem
pendukung keputusan penerimaan karyawan adalah waterfall. Metode pengembangan
sistem waterfall kadang dinamakan siklus hidup klasik, dimana hal ini menyiratkan
pendekatan yang sistematis dan berurutan pada
133
pengembangan perangkan lunak, yang dimulai dengan spesifikasi kebutuhan
pengguna dan berlanjut melalui tahapan-tahapan perencanaan, pemodelan,
konstruksi, serta penyerahan sistem ke pengguna yang diakhiri dengan dukungan
berkelanjutan pada perangkat lunak lengkap yang dihasilkan (Pressman, 2012).
Logika Fuzzy
Fuzzy dalam bahasa Inggris berarti tidak tentu, kabur atau tidak jelas. Istilah fuzzy sets
pertama kali diperkenalkan oleh Lotfi A. Zadeh (1965) untuk mengatasi konsep
kekaburan ke dunia teknis. Bermula dari konsep dasar inilah maka lahirlah salah satu
cabang rekayasa yang dikenal dengan Fuzzy Engineering. Sebagai contoh adalah usia
manusia, dapat bernilai tua muda atau setengah baya yang sulit dilihat batasan-
batasannya. Sistem komputer konvensional tentu saja sulit untuk mengolah variabel-
variabel tersebut. Dasar logika fuzzy adalah teori himpunan fuzzy yang didalamnya
terdapat peranan derajat keanggotaan sebagai penentu keberadaan elemen dalam
suatu himpunan yang sangat penting. Nilai keanggotaan atau derajat keanggotaan
atau membership function menjadi ciri utama dari penalaran logika fuzzy tersebut
(Kusumadewi & Purnomo, 2010)
Logika fuzzy adalah suatu cara tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam
suatu ruang output. Teknik ini menggunakan teori matematis himpunan fuzzy. Logika
fuzzy berhubungan dengan ketidakpastian yang telah menjadi sifat alamiah manusia.
Ide dasar dari logika fuzzy muncul dari prinsip ketidakjelasan. Teori fuzzy pertama
kali dibangun dengan menganut prinsip teori himpunan. Dalam himpunan
konvensional (crisp), elemen dari semesta adalah anggota atau bukan anggota dari
himpunan. Dengan demikian, keanggotaan dari himpunan adalah tetap (Kusumadewi,
2002).
Penerapan Logika Fuzzy
134
Aplikasi yang menggunakan sistem logika Fuzzy seringkali dianggap sebagai
pengendali Fuzzy (Fuzzy Control), padahal di samping pengendali Fuzzy terdapat
penerapan lain seperti klasifikasi Fuzzy (Fuzzy Classification) dan diagnosis Fuzzy.
Fungsi Keanggotaan
Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang pemetaan
titik input data ke dalam nilai keanggotaannya (disebut juga derajat keanggotaan)
yang memiliki interval antara 0 sampai 1 (Kusumadewi, 2002:18). Apabila µs adalah
fungsi keanggotaan suatu elemen pada himpunan S maka suatu elemen X dapat
dinyatakan µs (X) yang bernilai antara 0 dan 1 sehingga ada tiga kemungkinan :
µs (X) = 1 → mutlak anggota S
µs (X)=0 → mutlak bukan anggota S
0 < µs (X) < 1 → X anggota S dengan derajat keanggotaan antara 0 dan 1.
Nilai fungsi keanggotaan menunjukkan derajat keanggotaan elemen dalam
himpunan S. Fungsi keanggotaan yang digunakan dalam sistem ini adalah fungsi
keanggotaan segitiga.
Teori Himpunan Fuzzy
Teori himpunan fuzzy ini didasarkan pada logika fuzzy (Kosko, 1992).
Terdapat nilai logika antara 0 dan 1 yang menyatakan tingkat kebenaran. Misalkan V
adalah kumpulan obyek yang secara umum dinyatakan dengan {v}, yang bisa
berharga diskrit atau continue. V disebut semesta pembicaraan (universe of discourse)
dan v mewakili elemen-elemen V. Suatu himpunan Fuzzy A dalam semesta
pembicaraan v dalam V dapat dinyatakan oleh suatu keanggotaan µA (membership
function) yang mewakili nilai interval nilai logika [0], untuk setiap v dalam V dan
dinyatakan sebagai :
135
µA = V → [0,1]
Himpunan fuzzy A dalam himpunan semesta V dapat dinyatakan sebagai
pasangan antara elemen v dan tingkat fungsi keanggotaan atau:
A = {(v,µA(v))/ v є V)
Semua elemen v dalam V memberikan nilai µA > 0 disebut sebagai
penyokong dari himpunan fuzzy yang bersangkutan, jika µA = 0,5 maka v disebut
sebagai titik silang (crossover) dan himpunan fuzzy dimana pendukungnya bernilai
1.0 disebut sebagai fuzzy tunggal (singleton).
Sistem inferensi fuzzy yang digunakan dalam perancangan sistem untuk
mengambil keputusan penempatan departemen adalah metode Mamdani, yang
terdiri dari 4 tahapan, yaitu pembentukan himpunan fuzzy, aplikasi fungsi fuzzy
(aturan), komposisiaturan dan penegasan (defuzzy).Pada tahap pengambilan
keputusan dengan metode fuzzy diperlukan kriteria yang akan menentukan nilai dari
setiap pelamar yang akan digunakan untuk menentukan kelulusan. Adapun
kriterianya adalah berupa beberapa seleksi yang akan diikuti oleh seluruh pelamar
sebagai berikut :
Seleksi Keterangan
Seleksi 1 Akademis (AK)
Seleksi 2 Clearence (CL)
Seleksi 3 Kesehatan (KES)
Table 1. Kriteria
a. Pembentukan Himpunan Fuzzy
Varibel himpunan fuzzy beserta nilai domainnya dapat dilihat pada tabel 2
136
Himpunan Nilai
Sangat Rendah (SR) 0 – 25
Rendah ( R ) 20 - 50
Cukup ( C ) 45 - 75
Tinggi ( T ) 75 - 90
Sangat Tinggi (ST) 85 - 100
Tabel 2. Himpunan fuzzy
b. Aplikasi Fungsi Implikasi (Aturan)
Variabel yang digunakan untuk penentuan kelulusan pelamar terdiri dari 3 crisp
input yaitu akademis, clearance, dan kesehatan serta 1 crisp output yaitu
keputusan kelulusan pelamar. Sedangkan untuk penempatan departemen
terdiri dari 4 crisp input yaitu nilai kelulusan, bidang keahlian, wawancara, dan
psikotest serta 1 crisp output yaitu departemen.
c. Komposisi Aturan
Dalam menentukan inferensi fuzzynya secara umum dapat dituliskan sebagai
berikut :
µf (xi) = max (µf (xi) , µk (xi))
Keterangan :
µf (xi) : nilai keanggotaan fuzzy sampai aturan ke – i
µk (xi) : nilai keanggotaan konsekuen fuzzy aturan ke - i
d. Penegasan (Defuzzifikasi)
137
Defuzzifikasi dapat didefinisikan sebagai proses pengubahan besaran fuzzy yang
disajikan dalam bentuk himpunan-himpunan fuzzy keluaran dengan fungsi
keanggotaannya untuk mendapatkan kembali bentuk tegasnya (crisp). Hal ini
diperlukan sebab dalam aplikasi nyata yang dibutuhkan adalah nilai tegas
(crisp). Prosesnya adalah sebagai berikut: suatu nilai fuzzy output yang berasal
dari rule evaluation diambil kemudian dimasukkan ke dalam suatu membership
function output. Bentuk bangun yang digunakan dalam membership function
output adalah bentuk singleton yaitu garis lurus vertikal ke atas, seperti yang
ditunjukkan pada gambar 6. Besar nilai fuzzy output dinyatakan sebagai degree
of membership function output. Nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam suatu
rumus yang dinamakan COG (Center Of Gravity) untuk mendapatkan hasil akhir
yang disebut crisp output. Crisp output adalah suatu nilai analog yang akan kita
butuhkan untuk mengolah data pada sistem yang telah dirancang.
Proses defuzzifikasi dapat dituliskan sebagai berikut :
Keterangan :
Z = nilai rata - rata terbobot
µf = nilai keanggotaan fuzzy sebagai hasil dari komposisi aturan
Xi = nilai domain
Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan dapat didefinisikan sebagai sistem yang mendukung
seseorang atau sekelompok kecil manajer yang bekerja sebagai problem solving team
(tim pembuat keputusan), untuk membuat keputusan mengenai masalah semi
terstruktur, dengan cara menyediakan sejumlah informasi yang spesifik (McLeod,
2001).
138
Rekrutmen
Menurut Randall S. Schuler dan Susan E. Jackson, rekrutmen meliputi upaya
pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi syarat dalam jumlah tertentu
sehingga dari mereka perusahaan dapat menyeleksi orang-orang yang paling tepat
untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada (Nuryanta, 2008).
Lebih lanjut Randall S. Schuler dan Susan E. Jackson menjelaskan bahwa kegiatan
kunci yang merupakan bagian dari rekrutmen adalah (Nuryanta, 2008) menentukan
kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan dalam hal jenis pekerjaan
(job title) dan levelnya dalam perusahaan; terus berupaya mendapatkan informasi
mengenai perkembangan kondisi pasar tenaga kerja; menyusun bahan-bahan
rekrutmen yang efektif; menyusun program rekrutmen yang sistematis dan terpadu
yang berhubungan dengan kegiatan sumber daya manusia lain dan dengan kerja sama
antara manajer lini dan karyawan; mendapatkan pool calon karyawan yang berbobot
atau memenuhi syarat; mencatat kualitas dan jumlah pelamar dari berbagai sumber
dan masing-masing metode rekrutmennya; melakukan tindak lanjut terhadap para
calon karyawan baik yang diterima maupun yang ditolak, guna mengevaluasi efektif
tidaknya rekrutmen yang dilakukan.
4. Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi pada perusahaan maka
dibutuhkan suatu sistem komputerisasi agar pengolahan data pada sistem penerimaan
karyawan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Meskipun terdapat keuntungan dan
kerugian dari penggunaan sistem komputerisasi, namun manfaatnya akan lebih
banyak daripada kerugian yang akan ditanggung oleh perusahaan.
Keuntungan dari penggunaan sistem komputerisasi adalah sebagai berikut:
1. Data-data dan informasi mengenai pelamar dan karyawan akan tersimpan lebih
aman dan tidak mudah rusak atau hilang.
139
2. Media untuk penyimpanan data-data dan informasi menjadi tidak memakan
banyak tempat.
3. Pengumpulan data-data atau informasi mengenai pelamar dan karyawan akan
menjadi lebih cepat.
4. Pimpinan perusahaan dapat dengan mudah dan cepat mendapatkan laporan.
5. User friendly, Dapat dioperasikan dengan mudah oleh pengguna.
Kerugian dalam penggunaan sistem komputerisasi adalah pemakaian listrik akan
lebih besar dari sebelumnya, dan apabila sistem komputer terkena virus maka data-
data dan informasi dapat menjadi rusak atau hilang, namun data-data tersebut dapat di
back up secara berkala untuk mengurangi resiko sistem tersebut terkena virus.
Sistem Yang Berjalan
Pada sistem ini terdapat 4 proses utama,yaitu:
1. Proses Permintaan Karyawan
Pada proses ini, setiap bagian yang membutuhkan karyawan diwajibkan untuk
mengisi form permohonan tenaga kerja (FPTK) dan menunggu untuk disetujui. Jika
pada proses ini formulir kebutuhan tenaga kerja disetujui maka bagian personalia
menyiapkan iklan lowongan kerja atau mencari kandidat dari dalam perusahaan,
selanjutnya calon karyawan atau kandidat dari dalam perusahaan dan anak
perusahaan mengisi biodata dirinya untuk kemudian diolah menjadi data pelamar.
2. Proses Penerimaan Karyawan
Proses ini adalah dimana calon karyawan diseleksi oleh bagian SDM dan
disesuaikan dengan kebutuhan karyawan pada bagian yang membutuhkannya. Pada
saat penyeleksian dilakukan beberapa tes mulai dari interview, tes tertulis, psikotest,
dan tes kesehatan yang akan dijalankan oleh calon karyawan. selanjutnya data calon
karyawan atau kandidat dari dalam perusahaan yang telah terseleksi tersebut akan
disimpan.
3. Proses Penempatan Karyawan
140
Pada Proses ini calon karyawan yang terseleksi akan mendapatkan surat
panggilan untuk bekerja pada perusahaan dan menjalani masa orientasi selama tiga
bulan.
4. Proses Pelaporan
Dalam pembuatan laporan kepada pimpinan perusahaan, bagian administrasi
menyusun laporan bulanan dan tahunan berdasarkan data karyawan di setiap bagian.
5. Rancangan Database
Dalam menentukan arah atau alur suatu sistem dibutuhkan suatu cara
perancangan untuk mendeskripsikan bagaimana tiap langkah yang dilakukan dalam
sistem dan pengguna dapat diketahui, agar didapatkan suatu gambaran mengenai cara
kerja dari sistem yang dibangun berdasarkan alur rancangan
Flowchart Rekrutmen Karyawan
6. Implementasi
Awal masuk ke aplikasi ini kita harus masukkan user login
141
yang berhak masuk kedalam aplikasi inipun kita buat beberapa tingkatan user yaitu
Operator, Manager dan Administrator
gambar 2. Tampilan antarmuka Login
Kemudian jika kita akan menginput data untuk pelamar yang akan di masukkan
kedalam database yang nantinya digunakan sebagai bank data pelamar maka kita
masuk ke tabel pelamar yang tampilannya sebagai berikut :
Gambar 3. Tampilan halaman utama pelamar
142
Kemudian kita isi tabel pelamar yang disesuaikan dengan biodata pelamar, didalam
proses ini bertujuan agar proses yang manual dipindahkan kedalam database yang
nantinya kita bisa gunakan kapanpun perusahaan membutuhkan.
Gambar 4. Tampilan halaman biodata pelamar
Gambar 5. Database pelamar
143
Calon pegawai yang belum pernah mendaftar dapat melakukan proses
registrasi dengan mengisi setiap kolom informasi yang ada secara lengkap. Setelah
melakukan pendaftaran maka calon pegawai akan menerima konfirmasi melalui email
Pada halaman administrator sistem dapat melakukan pemilihan calon pegawai
menggunakan metode Analytic Network Process. Selain melakukan pemilihan,
sistem juga dapat melakukan beberapa fitur lain seperti melakukan penilaian
wawancara, menampilkan data calon pegawai serta pengaturan akun administrator.
Administrator dapat melakukan wawancara dengan dipandu beberapa pertanyaan
yang terdapat pada halaman wawancara, yang sekaligus memberikan penilaian
kuantitatif
Pada akhirnya kita memiliki database master data karyawan yang bisa kita
gunakan secara lengkap dan akurat
Gambar 6. Master data karyawan
7. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
c. Sistem yang dibangun dapat membantu manajemen dalam menyajikan sebuah
informasi yang diperlukan oleh Personalia sebagai sarana pendukung keputusan
144
penerimaan pegawai dengan menggunakan metode fuzzy logic di PT. Kharisma
Jaya Sentosa
d. Sistem Pendukung Keputusan dengan fuzzy logic memberikan manfaat
kemudahan dan banyaknya alternatif pilihan keputusan dalam seleksi penerimaan
karyawan.
e. Perusahaan dapat mengetahui kelemahan sistem lama dan keunggulan sistem
baru Sistem baru lebih banyak memberikan alternatif pilihan keputusan
(fleksibel) sesuai dengan kriteria yang diinginkan dalam seleksi pegawai
DAFTAR PUSTAKA
Fathansyah (2007), Basis Data, Informatika, Bandung.
Kusumadewi, Sri. 2002. Analisis & Desain Sistem Fuzzy menggunakan ToolBox
Matlab. Edisi Pertama. Cetakan pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Kusumadewi, Sri. Purnomo, Hari. 2010. Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung
Keputusan. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
McLeod, Jr, Raymond. 2001. Sistem Informasi Manajemen. Jiild 1. Edisi ke-7.
Prenhallindo. Jakarta
Gatewood, RD dan H.S. Field. 2001. Human Resource Selection,Thomson Learning.
Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Bernaridho I. Hutabarat.2004.Pengelolaan Basis Data.Yogyakarta :Andi Offset
Pressman, Roger S. (2002), Rekayasa
Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi Buku 1, Andi Offset, Yogyakarta.
Sulistiyani, Ambar Teguh dan Rosidah, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia:
Konsep,Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Turban, Efraim, Jay E.Aronson, dan Ting Peng Liang, 2005, Decision Support Systems
and Intelligent Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas)
145
edisi ketujuh jilid 1, Andi Offset, Yogyakarta.
Zadeh, Lotfi A and Kaupryzk, 1992, Fuzzy Logic for the management of uncertainty,
John Willey, New
146
KARAKTERISTIK SYARIAH MARKETING
Oleh : Fajri Ali
Program Studi S1 Teknik Informatika
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Al-Khairiyah
Jalan H.Enggus Arja No. 1 Lingk. Citangkil Cilegon 42443
Abstraksi :
Artikel ini berisi tentang karektristik syariah marketing; definisinya dan 4 (empat)
karakteristik syariah marketing yang dapat diekplorasi menjadi pijakan atau
panduan dalam menapaki marketing bagi pemasar yang menginginkan adanya
persefektif baru dalam berbisnis sesuai dengan syariah pada bidang pemasaran. 4
(empat) karakteristik syariah tersebut adalah 1.Teistis (rabbaniyyah), ciri khas yang
tidak ada dalam sistem pemasaran konvensional yang dikenal dengan sifat religius,
sifat yang inhern menjadi pandangan hidup pemasar yang syari’ah juga sebagai the
way of life. 2. Etis (akhlaqiyah), syariah marketer selain religius juga lebih
mementingkan akhlakul karimah (moral dan beretika) dalam menjalankan seluruh
bisnisnya 3. Realistis (al-Waqiyyah), syariah marketing tidak mengedepankan
konsep yang eksklusif, fanatis, anti-modernitas dan kaku. Syariah marketing menjadi
konsep pemasaran yang fleksibel, sepertinya juga keflesibelan ajaran Islam yang
rahmatan lil alamin dan mendasarinya. dan 4. Humanistis (Insyaniyyah),
keistimewaan syariah marketing yang lain adalah sifatnya yang humanistis universal.
Kata Kunci : Syari’ah, Syari’ah Marketing, Teistis (rbbaniyyah, Etis (akhlaqiyah),
Realistis (al-Waqiyyah) dan Humanistis (Insyaniyyah).
1. Pendahuluan
Diantara ciri lembaga atau perusahaan yang baik, apalagi membawa nama
syariah adalah lembaga yang berorientasi pada empat hal: inovasi, efisiensi, servis
dan responsibilitas. Inovasi merupakan ruh dari marketing karena setiap pemain
147
pasar terbuka harus memiliki keunggulan yang membedakan dari pemain lainnya,
baik dalam bentuk produk, layanan atau nilai tambah lainnya. Sedemikian rupa
pentingnya inovasi dalam dunia persaingan bisnis. Dalam pemenangan market share,
seorang marketer syariah selain harus terus berinovasi, juga wajib memerhatikan hal
kedua, yaitu efisiensi. Untuk suatu marketing yang efektif, tidak boleh terlalu sering
mengatakan ‘barangkali’ dan ‘ya coba-cobalah. Dalam model sustainable marketing
enterprise, bergerak untuk mendapatkan target market secara efisien ini dinamakan
strategy of capturing mind share yang terdiri dari tiga elemen, yaitu segementation,
targeting dan positioning. Hanya dengan suatu kejelian yang tinggi dalam membidik
pasar yang cocok dengan produk dan layanan yang dimiliki, dapat melakukan
efisiensi dalam pemasaran. Dengannya mampu menyuguhkan produk untuk nasabah
yang benar-benar membutuhkan sesuai dengan preferensi, daya beli, umur, situasi
dan jenis kelamin mereka. Rasulullah bersabda; nazzilun-nas manazilahum wa
‘amiluhum qadra ‘uqulihim (perlakukanlah seseorang itu sesuai dengan posisi
masing-masing dan berkomunikasikanlah sesuai dengan kemampuan nalarnya).
Hal ketiga dari rukun syari’ah marketing adalah servis. Servis harus dilakukan
dengan penuh ketulusan dan keikhlasan. Dalam Islam, tidaklah seorang melakukan
pelayanan kepada saudaranya (pelanggan) kecuali akan mendapatkan dua keuntungan
: keuntungan komersial di dunia dan keuntungan pahala di akhirat nanti. Karena,
tidaklah seseorang mampu memenuhi kebutuhan orang lain atau meringankan
kesulitannya kecuali dicatat sebagai ibadah.
Menurut Syafe’i Antonio, ketiga prinsip tersebut belum akan lengkap sebelum
seorang marketer memiliki inner calling dan responsibilitas yang terintegrasi dan
transendental. Perusahaan yang telah mampu menempatakan dirinya sebagai
pemimpin pasar global dengan conventional marketing strategy akan ‘kalah’ jika
tidak memilki responsibilitas yang terintegrasi dan transedental. Terintegrasi adalah
responsibilatas tidak saja terhadap nasabah, tatapi juga terhadap karyawan, pemegang
saham, pemerintah, masyarakat, alam lingkungan dan generasi penerus. Sementara
transedental adalah pertanggungjawaban ketika hidup dan sesudah hidup selesai.
148
Suatu brand akan menjadi kuat untuk sementara bila didukung oleh iklan yang gencar
dan terstimonial yang agak dipaksakan dalam skala yang massif. Dalam kondisi
ekonomi yang fluktuatif, dan terdominasi dengan ekonomi konvensional, apakah
masih ada peluang lain dan sistem lain yang mampu menyelesaikan kondisi ekonomi
global menuju kemakmuran yang sebenarnya merata ?
2. Pengertian Syariah, Marketing, Marketing Syari’ah
Kata ‘syariah’ dalam al-Quran disebutkan dalam surah Al-Jatsiyah,
“Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan
(agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
orang-orang yang tidak mengetahui” (QS. Al-Jatsiyah (45): 18)
Di dalam Mu’jam alfadz al-Qur’an al-Karim, Kata syariah berasal dari kata
syara’a al-asyai’a yang berarti ‘menerangkan’ atau ‘menjelaskan sesuatu’. Atau,
berasal dari kata syir’ah dan syariah yang berarti suatu tempat yang dijadikan sarana
untuk mengambil air secara langsung sehingga orang yang mengambilnya tidak
memerlukan bantuan alat lain.
Syaikh Al-Qardhawi (1990) mengatakan, cakupan dari pengertian syariah
menurut pandangan Islam sangatlah luas dan komprehensif. Di dalamnya
mengandung makna mengatur seluruh aspek kehidupan, mulai dari aspek ibadah
(hubungan manusia dengan Tuhannya), aspek keluarga (seperti nikah, talak, nafkah,
wasiat, warisan), aspek bisnis (perdagangan, industri, perbankan, asuransi, utang-
piutang, pemasaran, hibah), aspek ekonomi (permodalan, zakat, bait al-mal, fa’i,
ghanimah), aspek hukum dan peradilan, aspek undang-undang hingga hubungan
antar-negara.
Pemasaran sendiri adalah salah satu bentuk muamalah yang dibenarkan dalam
Islam, sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal yang
terlarang oleh ketentuan syariah. Profesor Philip Kotler mendefinisikan pemasaran
sebagai “sebuah proses sosial dan manajerial di mana individu-individu dan
kelompok-kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
149
penicptaan, penawaran dan pertukaran produk-produk atau value dengan pihak
lainnya.
Syariah marketing adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan
proses penicptaan, penawaran dan perubahan value dari suatu inisiator kepada
stakeholder-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-
prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam. (Syariah Marketing is a strategic business
discipline that directs the process of creating, offering, and exchanging values from
one initiator to its stakeholers and the whole process should be in accordance with
muamalah principles in Islam).
Definsi tersebut didasarkan pada salah satu ketentuan dalam bisnis Islami
yang tertuang dalam kaidah fiqih yang menjelaskan, “Al-muslimuna ‘ala syuruthihim
illa syarthan harrama halalan aw ahalla haraman” (kaum muslim terikat dengan
kesepakatan-kesepakatan bisnis yang mereka buat, kecuali kesepakatan yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram). Selaain itu, kaidah fiqih
lain mengatakan “Al-ashlu fil mu’amalah al-ibahah illa ayaddu dalilun ‘ala
tahrimiha” (pada dasarnya semua bentuk muamalah (bisnis) boleh dilakukan kecuali
ada dalil yang mengharamkannya).
Ini artinya bahwa dalam syariah marketing, seluruh proses-baik proses
penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai (value)-tidak boleh ada
hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang Islami.
Sepanjang hal tersebut dapat dijamin dan penyimpangan prinsip-prinsip muamalah
Islami tidak terjadi dalam suatu transaksi atau dalam proses suatu bisnis, maka bentuk
transaksi apa pun dalam pemasaran dapat dibolehkan.
3. Perkembangan Keuangan Syariah
Ketika ketidakpastian dan kekhawatiran terus menghantui pelaku pasar
keuangan global, asset sektor keuangan berbasis syariah (Islamic finance) justru
berkembang secara eksponensial. Jika pada akhir decade 1980-an masih berkisar
USD 5 Milliar, di akhir 2011 nilainya sudah melampaui USD 1.3 triliun (Reuters,
150
2012). Tak hanya karena faktor demografi dan semakin banyaknya resources negara-
negara Muslim, berbagai fitur kunci keuangan syariah menjadi dasar “kinclong”-nya
performa keuangan syariah yang menjadikannya semakin populer dewasa ini
(Sugema dan Ifrany:2013).
Walaupun tidak serta merta bebas krisis, skema syariah secara intrinsik dapat
menghindari berbagai macam dampak negatif yang parah dari krisis keuangan global
seperti terjadi semenjak 2008. Krisis keuangan global memang berdampak buruk
terhadap sejumlah lembaga keuangan syariah. Hal ini adalah alamiah karena
terjadinya kontraksi di sektor riil sehingga beberapa emiten (termasuk obligasi
syariah) mengalami gagal bayar (default).
Namun skema pembagian risiko (risk sharing) sebagai penciri instrumen
keuangan syariah menjadikannya lebih tahan terhadap efek pertama (first-round
contagion) krisis keuangan global. Beberapa ekonom terkemuka, seperti Kenneth
Rogoff dari Harvard University, bahkan menyatakan bahwa keuangan syariah
memiliki beberapa keuntungan terutama karena adanya equity and risk sharing yang
lebih tegas dibanding sistem keuangan konvensional yang hanya berbasis instrumen
utang-piutang.
Lalu apakah fitur khas yang bisa menjadikan lembaga keuangan syariah relatif
stabil terhadap guncangan krisis? Salah satunya adalah bahwa keuangan syariah
mengharuskan adanya asset-backed yang memastikan adanya koneksi langsung
antara transaksi keuangan dan ekonomi riil. Demikian halnya koneksi antara lembaga
pengumpul simpanan dan lembaga investasi juga mesti terkait erat dimana return
terkait dengan sektor riil, bukan sektor keuangan.
Singkatnya, lembaga keuangan syariah memperlakukan nasabah mereka
seperti mitra bisnis. Oleh karena itu, akan selalu ada insentif yang kuat tak hanya
dalam mengevaluasi permintaan pembiayaan tapi juga membantu peminjam ketika
menghadapi situasi yang tidak diinginkan. Implikasinya tentu saja akan mengurangi
“jual obral” asset ketika situasi buruk yang menyebabkan financial contagion.
151
Saat ini ̧ keuangan syariah sudah memiliki coverage lebih dari 70 negara
dengan pangsa asset sekitar 0,5% dari aset keuangan global. Walaupun masih kecil,
prospek untuk bertumbuh secara cepat masih terbuka lebar. Deutsche Bank (2011)
dalam laporan terbarunya memproyeksikan asset perbankan syariah akan tumbuh
sekira 24% selama tiga tahun mendatang. Dalam laporan tersebut, disebutkan
beberapa faktor pendorongnya sebagai berikut.
Pertama, skema keuangan syariah menawarkan alternatif instrumen yang
cukup menarik bagi penabung dan investor konvensional. Kedua, semakin
membaiknya kualitas layanan keuangan syariah, dan layanan ini tidak terbatas pada
klien tertentu. Ketiga, semakin banyaknya lembaga keuangan konvensional yang
berskala multinasional (termasuk di pusat keuangan dunia seperti
London¸Swiss,Luxembourg dan sebagainya) yang menawarkan produk keuangan
syariah. Keempat, banyaknya surplus keuangan akibat commodity boom di beberapa
negara Muslim yang perlu dialokasikan melalui lembaga keuangan (syariah) di
samping dalam sovereign wealth fund (SWF). Terakhir, agar dapat secara mudah
membuka layanan keuangan di negara mayoritas Muslim, (cabang) institusi keuangan
internasional mau tidak mau harus mengaplikasikan instrument keuangan yang mesti
mengikuti hukum syariah.
4. Karakteristik Syariah Marketing
Menurut Kartajaya dan Syakir Sula (2006:28) Terdapat 4 karakterisitk syariah
marketing yang dapat menjadi panduan bagi para marketer sebagai berikut:
1. Teistis (rabbaniyyah)
2. Etis (akhlaqiyyah)
3. Realistis ((al-waqiyyah)
4. Humanistis (insaniyyah)
4.1. Teistis (rabbaniyyah)
Ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki dalam pemasaran
konvensional yang dikenal selama ini adalah sifatnya yang religius (diniyyah).
152
Kondisi ini tercipta tidak karena keterpaksaan, tetapi berangkat dari kesadaran akan
nilai-nilai religius, yang dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar
tidak terperosok ke dalam perbuatan yang dapat merugikan orang lain.
Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum syariat yang
teistis atau bersifat ketuhanan ini adalah hukum yang paling adil, paling sempurna,
paling selaras dengan segala bentuk kebaikan, paling dapat mencegah segala bentuk
kerusakan, paling mampu mewujudkan kebenaran, memusnahkan kebatilan dan
menyebarluaskan kemaslahatan. Karena merasa cukup akan segala kesempurnaan dan
kebaikannya rela melaksanannya.
Seorang syariah marketer meyakinii bahwa Allah swt, selalu dekat dan
mengawasinya ketika dia sedang melaksanakan segala macam bentuk bisnis. Dia pun
yakin bahwa Allah swt, akan meminta pertanggungjawaban darinya atas pelaksanaan
syariat itu itu pada hari ketika semua orang dikumpulkan unutk diperlihatkan amal-
amalnya (di hari kiamat).
Syariah marketer akan segera mematuhi hukum-hukum syariah, dalam segala
aktivitasnya sebagai seorang pemasar. Mulai dari melakukan strategi pemasaran,
memilah-milah pasar (segmentasi), kemudian memilih pasar mana yang harus
menjadi fokusnya (targeting), hingga menetapkan identitas perusahaan yang harus
senantiasa tertanam dalambenak pelanggannya (positioning).
Kemudian, ketika harus menyusun taktik pemasaran, apa yang menjadi
keunikan dari perusahannya dibanding perusahaan lain (diferensiasi), begitu juga
dengan markteing mix-nya, dalam menesain produk, mentapkan harga, penetapan dan
dalam melakukan promosi, senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai religius, selalu
senantiasa menempatkan kebesaran Allah di atas segalanya. Apalagi dalam
melakukan proses penjualan (selling), yang sering menjadi tempat seribu satu macam
kesempatan untuk melakukan kecurangan dan penipuan, kehadiran nilai-nilai religius
menjadi sangat penting.
Syariah marketing sangat peduli dengan nilai (velue). Syariah marketing
haruslah memiliki value yang lebih tinggi, harus memiliki merek yang lebih baik,
153
karena bisnis syariah adalah bisnis kepercayaan, bisnis berkeadilan dan bisnis yang
tidak mengandung tipu muslihat di dalamnya. Syariah marketing selain tunduk
kepada hukum-hukum syariah, juga senantiasa menjauhi segala larangan-larangannya
dengan sukarela, pasrah dan nyaman, didorong oleh bisikan dari dalam, bukan
paksaan dari luar. Oleh karenanya, jika suatu saat hawa nafsu menguasi dirinya lalu
melakukan pelanggaran terhadap perintah dan larangan syariah, misalnya mengambil
uang yang bukan haknya, memeri keterangan palsu, ingkar janji dan sebagainya,
maka ia akan merasa berdosa, kemudian segera bertobat dan menyucikan diri dari
penyimpangan yang dilakukan, ia akan senantiasa memelihara hatinya agar tetap
hidup dan memncarkan cahaya kebaikan dalam segala aktivitas bisnisnya.
Hati adalah sumber pokok bagi segala kebaikan dan kebahagiaan seseorang.
Bahkan, bagi seluruh makhluk yang dapat berbicara, hati merupakan kesempurnaan
hidup dan cahayanya.
Allah berfirman, “Dan apakah orang yang sudah mati, kemudian dia Kami
hidupkan dan Kami berikan kepadanya yang terang, yang demikian cahaya itu dia
dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, seupa dengan orang yang
keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar
daripadanya?” (QS. Al-An’am (6): 122).
Hati yang sehat, hati yang hidup, adalah hati yang ketika didekati oleh
berbagai perbuatan yang buruk, maka ia akan menolaknya dan membencinya dengan
spontanitas dan ia tidak condong kepadanya sedikitpun. Berbeda dengan hati yang
mati, ia tidak dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk, seperti yang
diucapkan oleh Abudllah ibn Mas’ud r.a., “ Akan binasa seseorang yang tidak
mempunyai hati yang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.”
4.2. Etis (Akhlaqiyyah)
Ciri khas lain yang juga memiliki keistimewaan dari syariah marketer selain
teistis (rabbaniyyah), juga mengedepankan masalah akhlak (moral, etika) dalam
seluruh aspek kegiatannya. Sifat etis ini sebenarnya merupakan turunan dari sifat
teistis (rabbaniyyah) di atas. Dengan demikian, syariah marketing adalah konsep
pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika, tidak peduli apa
154
pun pagamanya. Karena nilai-nilai moral dan etika dalah nilai yang bersifat universal
yang diajarkan oleh semua agama.
Untuk mencapai tujuan suci ini, Allah swt memberikan petunjuk melalui para
rasul-Nya. Petunjuk tersebut meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan manusia, baik
akidah, akhlak (moral,, etika), mapun syariah. Dua komponen pertama, aqidah dan
akhlak (moral, etika) bersifat konstan. Keudanya tidak mengalami perubahan apa pun
dengan berbedanya waktu dan tempat. Sedangkan syariah senantiasa berubah sesuai
dengan kebutuhan dan tarap peradaban manusia, yang berbeda-beda sesuai dengan
rasulnya masing-masing.
Prinsip bersuci dalam Islam tidak hanya dalam rangkaian ibadah, tetapi dapat
ditemukan juga dalam kehidupan sosial sehari-hari: dalam berbisnis, berumah tangga,
bergaul, bekerja, belajar dan lain-lain. Di semua tempat itu, diajarkan bersikap suci:
menjauhkan diri dari dusta, kezaliman, peniupan, penghianatan dan bahkan sikap
bermuka dua. Itulah sesungguhnya hakikat pola hidup bersih sebagai seorang syariah
mareketer.
4.3. Realistis (Al-Waqiyyah)
Syariah marketing bukanlah konsep yang ekslusif, fanatis, anti modernitas
dan kaku. Syariah marketing adalah konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana
keluasan dan keluwesan syariah Islamiyah yang melandasinya.
Syariah marketer bukanlah berarti para pemasar itu harus berpenampilan ala
bangsa Arab dan mengharamkan dasi karena dianggap merupakan simbol
masyarakat Barat, misalnya, syariah marketer adalah para pemasar profesional
dengan penampilan yang bersih, rapi dan bersahaja, apa pun model atau gaya
berpakaian yang dikenakannya. Mereka bekerja dengan profesional dan
mengedepankan nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral dan kejujuran dalam
segala aktivitas pemasarannya.
Syariah marketer tidak kaku, tidak eksklusif, tetapi sangat fleksibel dan
luwes dalam bersikap dan bergaul. Ia sangat memahami bahwa dalam situasi
pergaulan di lingkungan yang sangat heterogen, dengan beragam suku, agama dan
155
ras, ada ajaran yang diberikan oleh Allah swt, dan dicontohkan oleh Nabi untuk bisa
bersikap lebih bersahabat, santun dan simpatik terhadap saudara-saudaranya dari
umat lain. Ada sejumlah pedoman dalam perilaku bisnis yang dapat diterapkan
kepada siapa saja tanpa melihat suku, agama dan asal-usulnya.
Dalam istilah fiqih, ada yang disebut kelonggaran (al-‘afw) atau wilayah yang
sengaja tidak dijamah oleh teks. Wilayah ini diisi oleh ijtihad para mujtahid, sesuai
dengan masa dan kondisinya. Namun, prinsip-prinsip umum syariah, semangat dan
petunjuk teks-teks yang muhkam (jelas) harus tetap diperhatikan.
Fleksibilitas atau kelonggaran sengaja diberikan oleh Allah swt, agar
penerapan syariah senantiasa realistis (al-waqiyyah) dan dapat mengikuti
perkembangan zaman.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw., “Sesungguhnya Allah telah menetapkan
ketentuan-Nya, janganlah kalian langgar. Dia telah menetapkan beberapa perkara
yang wajib, janganlah kalian sia-siakan. Dia telah mengharamkan beberapa
perkara, janganlah kalian langgar. Dan Dia telah membiarkan dengan sengaja
beberapa perkara sebagai bentuk kasih-Nya terhadap kalian, jangan kalian
permasalahkan” (HR. Al-Daruqutni).
Syaikh Qardhawi, dalam menjelaskan hadis di atas mengatakan bahwa
ungkapan “janganlah kalian permasalahkan” ditujukan kepada para sahabat yang
hidup pada masa turun wahyu, agar di dalam menetapkan kewajiban dan larangan
tidak menambahkan sesuatu yang memberatkan. Dalam hadis lain disebutkan,
“Biarkan apa yang telah aku biarkan untuk kalian” (HR. Ahmad, Bukhori, Muslim,
Nasa’i dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah).
Qardhawi menyebut ayat ini sebagai ruang kelonggaran (al-‘afw) karena
terinspirasi oleh sebuah hadis marfu’ yang diriwayatkan oleh Slaman yang berbunyi,
“Apa yang Allah halalkan dalam kitab-Nya adalah halal. Apa yang Dia haramkan
adalah haram. Apa yang dia diamkan adalah kelonggaran (al-afw). Terimalah
kelonggaran dari Allah ini karena Dia tidak mungkin melupakan sesuatu. “kemudian,
beliau membacakan ayat, “Tidaklah Tuhanmu berbuat lupa” (HR. Al Bazzar).
Semua ini menunjukkan bahwa sedikitnya beban dan luasnya ruang
kelonggaran bukanlah suatu kebetulan, melainkan kehendak Allah agar syariah Islam
156
senantiasa abadi dan kekal sehingga seuai bagi setiap zaman, daerah dan keadaan apa
pun. Dalam sisi inilah, syariah marketing berada. Ia bergaul, bersilaturrahmi,
melakukan transaksi bisnis di tengah-tengah relaitas kemunafikan, keucarangan,
kebohongan atau penipuan yang sudah biasa terjadi dalam dunai bisnis. Akan tetapi,
syariah marketing berusaha tegar, istiqomah, dan menjadi cahaya penerang di tengah-
tengah kegelapan.
4.4. Humanistis (Al-Insaniyyah)
Ciri khas lain sebagai Keistimewaan syariah marketing adalah sifatnya yang
humanistis universal. Pengertian humanistis (al-insaniyyah) adalah bahwa syariah
diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusaannya terjaga dan
terpelihara, serta sifat-sifat kemanusiaannya dapat terkekang dengan panduan syariah.
Dengan memiliki nilai humanistis akan menjadikan manusia terkontrol dan seimbang
(tawazun), bukan manusia yang serakah, yang menghalalkan segala cara untuk
meraih keuntungan yang sebesar-sebesarnya. Bukan menjadi manusia yang bisa
bahagia di atas penderitaan orang lain atau manusia yang hatinya kering dengan
kepedulian sosial.
Syariat Islam adalah syariah humanistis (insaniyyah). Syariah Islam
diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa menghiraukan ras, warna
kulit, kebangasaan dan status. Hal inilah yang membuat syariah memiliki sifat
universal sehingga menjadi syariah humnistis universal.
Dengan membawa syariat tersebut, Muhammad diutus sebagai rasul universal.
“Dan Kami tidak mengutusmu, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam (QS. Al
Anbiyaa [21]: 107). “Katakanlah, “Wahai manusia, sesungguhnya aku ini adalah
utusan Allah kepada kalian semua (QS. Al-A’raf [7] : 158). Yang dimaksud dengan
universal (Al-alamiyyah ) adalah seuruh penduduk planet ini sebagai satu kesatuan
yang tidak terpisahkan.
Di antara dalil-dalil tentang sifat humanists dan universal syariat Islam adalah
prinsip ukhuwah islamiyyah (persaudaran antarmanusia). Islam tidak memdulikan
semua faktor yang membeda-bedakan manusia; baik asal daerah, warna kulit,
157
maupun status sosial. Islam mengarahkan seruannya kepada seluruh manusia, bukan
kepada sekelompok orang tertentu, atas dasar ikatan persaudaraan antarsesama
manusia.
Allah swt berfirman, “Wahai manusia, sesungguhnya Kami mencitpakanmu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Dan kami menjadikanmu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. Al-Hujurat
[49]: 13).
Ayat ini tidak mengingkari keragaman suku dan bangsa, tetapi menyruh
semua manusia mengingat asal tempat mereka tumbuh. Mereka juga tidak boleh
melupakan tujuan di balaik perbedaan tersebut, yaitu untuk saling mengenal dan
menolong, bukan saling menaklukkan dan memerangi. Saling percaya satu sama lain,
bukan salign curiga. Saling membantu, bukan saling mencelakakan.
Oleh karena itu, Rasulullah saw, menyeru seluruh umat manusia agar
menjalin persaudaraan dan tidak saling mengganggu. Prinsip persaudaraan ini
dijadikan prinsip utama risalahnya, sampai-sampai ada riwayat yang menjelaskan
bahwa pada setiap akhir shalat, Rasulullah saw berdoa dengan doa yang luas,
mendlam dan merangkum seluruh dakwahnya. ” Ya Allah Tuhan Kami, Tuhan dan
Pemilik segala seuatu. Aku bersaksi bahwa engkau adalah satu-satunya Tuhan. Tidak
ada sekutu bagi-Mua. Ya Allah Tuhan Kami, Tuhan dan Pemilik segala sesutu. Aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Mu dan utusan-Mu. Ya Allah Tuhan
kami, Tuhan dan Pemilik segal sesuatu. Aku bersaksi bahwa seluruh hamba-Mu
adalh bersaudara” (HR. Ahmad dari Zaid ibn Arqam).
Alangkah indahnya jika doa Rasulullah ini , “...Aku bersaksi bahwa seluruh
hamba-Mu adalah bersaudara” menjadi ciri dan karakter kita semua dalam segala
interaksi dalam bisnis, dalam bermitra, dalam bersaing secara sehat dan dalam
membangun kembali bangsa kita yang sudah tercabik-cabik, saling curiga (su’uzh-
zhann) satu sama lain, termasuk oleh provokasi kepentingan-kepentingan kelompok
sehingga tidak jarang nilai-nilai kemanusiaan kita yang hakiki menjadi hilang.
Penutup
158
Prinsip dalam syariah marketing adalah menciptakan value bagi
stakeholders-nya. Kemampuan perusahaan untuk menciptakan value bagi pra
stakeholders-nya ini akan menentukan kelangsungan hidup perusahaan.
Karakteristik syariah marketing terdapat empat ciri yaitu 1.Teistis
(rabbaniyyah), ciri khas yang tidak ada dalam sistem pemasaran konvensional yang
dikenal dengan sifat religius, sifat yang inhern menjadi pandangan hidup pemasar
yang syari’ah juga sebagai the way of life. 2. Etis (akhlaqiyah), syariah marketer
selain religius juga lebih mementingkan akhlakul karimah (moral dan beretika) dalam
menjalankan seluruh bisnisnya 3. Realistis (al-Waqiyyah), syariah marketing tidak
mengedepankan konsep yang eksklusif, fanatis, anti-modernitas dan kaku. Syariah
marketing menjadi konsep pemasaran yang fleksibel, sepertinya juga keflesibelan
ajaran Islam yang rahmatan lil alamin dan mendasarinya. dan 4. Humanistis
(Insyaniyyah), keistimewaan syariah marketing yang lain adalah sifatnya yang
humanistis universal.
Karekteristik tersebut haruslah mendukung terhadap tiga stakeholder utama
dari suatu perusahaan yaitu; people, customer, dan stakeholders. Mereka dianggap
penting, karena orang-orang tersebut yang saangat berperan dalam menjalankan
usaha. Dalam pasar komersial, perusahaan harus bisa mengakuisisi dan meretensi
pelanggannya. Dalam pasar kompetensi, perusahaan harus bisa memilih dan
mempertahankan orang-orang yang tepat.
Daftar Pustaka
1. Prof. Dr. Abdul Ghofur Anshari, S.H., M.H. Penerapan Prinsip Syari’ah
dalam Lembaga Keuangan, Lembaga Pembiayaan dan Perusahaan
Pembiayaan, Penertib Pustaka Pelajar, Yogjakarta 2008.
2. Hermawan Kartajaya & Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing Penerbit
Mizan Pustaka, Bandung 2006
3. Latifa M. Algaoud & Mervyn K Lewis Islamic Banking (Perbankan Syari’ah)
terbitan Edward Elgar, Massochusetls, 2001
4. Muhammad Syafei Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek, Penerbit
Gema Insani Press Jakarta 2001.
5. Dr. Yusuf Qordowi, Norma dan Etika Ekonomi Islam Penerbit Gema Insai
Press Jakarta 1997
6. Ir. Adiwarman Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer Penerbit
Gema Insasi Press Jakarta 2001
7. Dr. Umar Chapra Masa Depan Ilmu Ekonomi Sebuah Tinjauan Islam (The
Future of Economics: An Islamic Perspective,) Penerbit Gema Insani Press
Jakarta 2001
8. Mustofa Edwin Nasution dkk Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam Penerbit
Kencana Predana Media Group Jakarta 2006.
9. Iman Sugema & M. Iqbal Irfany, Menelsik Perkembangan Keuangan Syariah
dalam http://jurnalekis.blogspot.com/2013/01
159
160