lporan kasus dbd
DESCRIPTION
status pasienTRANSCRIPT
LAPORAN KASUSMAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
PENYUSUN LAPORAN Nama : Rian DamayantiNIM : 1081700015Tanda tangan :
PENGESAHANNama Dosen : Tanda tangan :
I. IDENTITAS1. Identitas penderita
Nama penderita : An. StraUmur : 2thJenis kelamin : PerempuanTgl. Masuk : 7/12/2012 Alamat : Waled
2. Identitas orang tua / waliAYAH : Nama : Tn. M
Pendidikan : -Pekerjaan : -Alamat : Waled
IBU : Nama : ibu SPendidikan : -Pekerjaan : -Alamat : Waled
II. ANAMNESA (Subjective)
Keluhan utama : demam 4 hari
Riwayat Penyakit Sekarang : pasien datang dengan keluhan demam sejak 4 hari
yang lalu, demam dialami pasien terus menerus sepanjang hari, sudah minum obat
panasnya turun, terus setelah tidak minum obat demam lagi, panas, mimisan (-) , gusi
berdarah(-).
Keluhan yang menyertainya adalah perut kembung, nyeri badan, nyeri kepala dan nyeri
daerah ulu hati. Mual dan muntah disangkal oleh pasien, batuk dan sesak tidak
dikeluhkan. Pasien mengatakan buang air besar dan buang air kecil tetap lancar dan tidak
ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu : pasien belum pernah mengalami keluhan seperti
ini sebelumnya, Riwayat pengobatan TB selama 6 bulan.
Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada keluarga yang sedang mengalami
keluhan serupa
Riwayat imunisasi : lengkap
Riwayat Persalinan : secara spontan, dan setelah lahir bayi menangis, bb
lahir 2,9kg.
Riwayat Tumbuh Kembang :Normal melewati tengkurep, merangkak, berjalan
dan berbicara( sesuai dengan umurnya)
III. PEMERIKSAAN FISIK (Objective)
A. Keadaan Umum : tampak sakit sedang
B. Kesadaran : komposmentis
C. Vital sign : N : 92 x/menit
R : 24 x/menit.
S : 38 C
D. Antropometri : BB : 9,4 kg
Status Generalis
Kepala : bentuk proposional, kulit kepala bersih
Rambut : berwarna hitam, tidak mudah rontok
Pemeriksaan Mata
Palpebra : edema palpebra (-)
Konjungtiva : anemis -/-, hiperemis -/-
Sklera : ikterik -/-
Pupil : reflek pupil +/+, bulat isokor
Pemeriksaan Telinga : letak telinga simetris, serumen (-), edema (-),
eritema (-) , nyeri tekan(-)
Pemeriksaan Hidung : septum simetris, deviasi septum (-), polip (-),
epistaksis (+), sekret (-), corpus alleneum (-)
Pemeriksaan Mulut : bibir berwarna merah muda, mukosa basah,
stomatitis (-), gusi berdarah (-)
Pemeriksaan Leher : limfadenopati -/-
Trakhea : deviasi (-)
Kelenjar thyroid : pembesaran kelenjar thyroid (-)
JVP : peningkatan JVP (-)
Pemeriksaan Kulit : uji tourniquet (+), sikatrik (-), striae (-)
Pemeriksaan Thorax :
Pulmo
Inspeksi : pengembangan dada simetris, retraksi intercostal
(-), tanda inflamasi (-)
Palpasi : pergerakan nafas simetris, fremitus taktil simetris,
nyeri tekan(-)
Perkusi : sonor. Batas paru hepar antara ICS 5 dan 6 redup
di lin. Midclavicula dextra
• Auskultasi : VBS +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : teraba iktus kordis, irama regular, thrill (-)
Perkusi : redup (kanan: lin. parasternalis dextra ICS 4,
pinggang: lin. Parasternalis sinistra ICS 2, apeks:
lin. Midclavicula 1 jari medial ICS 5)
Auskultasi : S1 dan S2 normal, dengan irama reguler tidak
ada suara tambahan
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : bentuk datar, herniasi (-), distensi
(-) ,pernapasan abdominal (-)
Auskultasi : suara peristaltik (+) normal
Palpasi : nyeri tekan epigastrium (+), tekan alih (-),
hepatomegali (-), sphlenomegali (-)
Perkusi : timpani
Ekstremitas : akral hangat, oedem -/-, CRT< 2 detik, nyeri (-), petechie (-)
IV. ASSESSMENT
Work Diagnosis : Demam Berdarah Dengue derajat I
Diagnosis Differensial : Demam Tifoid, Chikungunya Fever
V. PLANNING
a. Pemeriksaan penunjang :
- Darah rutin : Hb = 11,3 g/dl, Ht = 34%, Leukosit = 7.200 g/dl, Trombosit =
101.000 /ul
b. Terapi
- bed rest (kurangi aktivitas)
- Terapi cairan : kristaloid (RL)
- Terapi obat
Ceftamax 2x 300 mg
Antrain 3 x 100 mg
Ranitidin 2 x 1/4 ampul
Analisis Masalah
Diagnosis Demam Berdarah (Dengue Hemorrage Fever) pada kasus ini
ditegakan berdasarkan anamnesis pasien datang dengan keluhan demam sejak 4 hari
yang lalu, demam dialami pasien terus menerus sepanjang hari, sudah minum obat
panasnya turun, terus setelah tidak minum obat demam lagi, panas, mimisan (-) , gusi
berdarah(-),
Keluhan yang menyertainya adalah perut kembung, nyeri badan, nyeri kepala dan
nyeri daerah ulu hati. Mual dan muntah disangkal oleh pasien, batuk dan sesak tidak
dikeluhkan. Pasien mengatakan buang air besar dan buang air kecil tetap lancar dan
tidak ada keluhan. Dan dari hasil pemeriksaan Fisik didapatkan: tanda-tanda Vital
sign: N= 92 x/menit, R= 24 x/menit, S=38C dan hasil labnya Hb: 11,3 g/dl, Ht: 34 %,
leukosit: 9.800, trombosit: 70.000/ul.
Sesuai kepustakaan bahwa Dengue Hemorrage Fever menurut WHO(1975)
dengan manifestasi Klinis: 1). Demam tinggi dengan mendadak dan terus-menerus
selama 2-7 hari, 2). Manifestasi perdarahan, termasuk setidak-tidaknya uji tornikuet
positif dan salah satu bentuk lain(ptekie,purpura,ekimosis, epistaksis, dan perdarahan
gusi), hematemisis dan melena 3). Pembesaran hati 4). Renjatan yang ditandai oleh nadi
lemah, cepat disertai tekanan nadi menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan
darah menurun (Tekanan sistol menurun sampai 80 mmHg atau kurang) disertai kulit
yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, penderita
menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar mulut.
Kriteria laboratorium: 1. Trrombositopenia ( 100.000 atau kurang ) 2. Tanda-tanda
kebocoran plasma (peningkatan Ht > 20% dari nilai standar atau penurunan Ht> 20%
setelah terapi cairan).
Menurut derajat WHO (1975) di bagi menjadi 4 derajat,yaitu:
Derajat 1: demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah
uji torniquet positif
Derajat 2 : Derajat 1 disertai perdarahn spontan di kulit dan atau perdarahan lainnya.
Derajat 3 : ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu: nadi cepat dan lembut, tekanan nadi
menurun (kurang dari 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab dan
penderita menjadi gelisah.
Derajat 4 : renjatan berat dengan nadi yang tidak dapat diraba dan tekanan darah yang
tidak dapat diukur.
Pada kasus ini, tidak terjadi penrdarahan mada mukosa gusi dan epistaksis,
trombositopenia, dan termasuk mengarah ke derajat 1.
Walaupun diagnosa pasien mengarah pada Demam Berdarah Dengue, perlu
dipikirkan juga beberapa diagnosis banding untuk memastikan penyakit pasien bukan
karena penyakit lain. Diagnosis banding pasien ini antara demam Tifoid, Chikunguya
Fever, Diagnosis banding dengan demam tifoid pada pasien ini dapat disingkirkan karena
Demam Tifoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pada saluran
pencernaan, dan gangguan kesadaran, gejala klinisnya yang biasa ditemukan,
Diagnosis Banding dengan Demam chikunguya adalah demam mendadak tinggi
disertai menggigil, panas tinggi selama 2-4 hari kemudian kembali normal, Sakit
Persendian (nyeri sendi merupakan keluhan yang paling sering muncul sebelum timbul
demam , Nyeri Kepala, Gejala lainnya: pembesaran Kelenjar Getah bening dibagian
leher.
Pembahasan
Dengue hemorrhage Fever adalah suatu infeksi arbovirus, ditularkan oleh nyamuk
Aedes, virus Dengue termasuk Arbovirus B. dikenal ada 4 serotipe tipe 1,2,3,4 vektor
utamanya: Ae.aegypti(perkotaan), Ae.albopticus( pedesaan), dan yang lainnya
Ae.Scutterlaris dan Ae.polynesiensis. Manifestasi Klinis Demam Dengue yaitu: Demam,
nyaeri anggota badan dan ruam, Sedangkana Dengue Hemorrage Fever ditandai dengan 4
manifestasi klinis yaitu: demam tinggi, perdarahan, terutama perdarahan kulit,
hepatomegali dan kegagalan peredaran darah, sedangkan Dengue shock Syndrom adalah
demam mulai menurun, tanda kegagalan sirkulasi ( kulit lembab, dingin, sianosis, nadi
cepat, dan lembut).
Sesuai dengan Patokan yang disebut terdahulu, WHO (1975) membagi derajat
penyakit DHF dalam 4 derajat, yaitu :
Derajat I : demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan
ialah uji tornikuet positif.
Derajat 2 : Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit atau perdarahan lainnya.
Derajat 3 : ditemukannya kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi
menurun (kurang dari 20 mm Hg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab dan
penderita menjadi gelisah.
Derajat 4 : renjatan Berat dengan Nadi yang tidak dapat diraba dan tekanan darah yang
tidak dapat diukur.
Patogenesis dan Patologi
Infeksi heterolog sekunder, maka terbentuknya kompleks virus antibodi da
sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplemen, Akibat aktivasi C3 dan C5 akan
dilepaskan C3a dan C5a ,atau dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan
merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh
darah danmenghilangnya plasma melalui endotel dinding itu. Sebaliknya diperlukan
waktu yang cukup lama untuk memperoleh kesepakatan bahwa disseminated
intravaskular coagulation (DIC) di samping trombositopenia,menurunya fungsi
trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protrombin, faktor V,VII,IX, X dan
fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahn hebat, terutama perdarahan
traktus gastrointestinal pada DHF
Diagnosis Banding : Demam Tifoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya
terdapat pada saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu,
gangguan pada saluran pencernaan, dan gangguan kesadaran, gejala klinisnya yang biasa
ditemukan, yaitu: 1). demam( demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris remitten dan
suhu tidak berapa tinggi, selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur
meningkat setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan
malam hari. Dalam minggu kedua, penderita treus berada dalam keadaan demam. 2).
Gangguan pada saluran pencernaan ( Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap. Bibir
kering dan pecah-pecah, lidah ditutupi selaput putih kotor, ujung dan tepinya kemerahan,
jarang disertai tremor. Pada abdomen mungkin ditemukan keadaan perut kembung
(meteorismus). Hati dan limfa membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya
didapatkan konstipasi, akan tetapi mungkin pula normal bahkan dapat terjadi diare. 3).
Gangguan Kesadaran ( Pada umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak
berapa dalam, yaitu: apatis sampai somnolen. Jarang trejadi spoor, koma dan gelisah.
Diagnosis banding dengan Demam Chikunguya adalah suatu penyakit virus
Chikunguya yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan aedes albpictus, dengan
gejala yang sering ditimbulkan infeksi virus ini berupa demam mendadak disertai
menggigil selama 2-5 hari. Gejala demam biasanya timbul mendadak secara tiba-tiba
dengan derjat tinggi (>40 c). Demam kemudian menurun setelah 2-3 hari dan bisa
kambuh kembali 1 hari berikutnya. Demam juga senantiasa dengan gejala-gejala lainya
seperti: sakit kepala, mual dan nyeri abdomen, nyeri sendi dan otot biasa muncul pada
penderita Chikunguya. Keluhan arthralgia ini ditemukan sekitar 80% pada penderita
chikunguya dan biasanya sendi yang sering dikeluhkan adalah sendi lutut,siku,
pergelangan, jari kaki, dan tangan serta tulang belakang.
Pemeriksaan Penunjang : 1. Uji Hemaglutinasi inhibisi (uji HI) tes ini adalah gold
standar d pada pemeriksaan serologis, sifatnya sensitive namun tidak spesifik artinya
tidak dapat menunjukan tipe virus yang menginfeksi . Antibody HI bertahan dalam tubuh
lama sekali, sehingga uji ini baik digunakan pada studi sero-epidemiologi. Untuk
diagnosis pasien,kenaikan titer konvalesen 4x lipat dari titer serum akut atau atau
titertinggi(>1280) baik pada serum akut atau konvalesen dianggap sebagai presumtif (+)
dan diduga keras positif infeksi dengue yang baru trejadi 2. Uji Komplemen fiksasi (uji
CF) antibody komplemen fiksasi bertahan beberapa than saja (sekitar 2-3 tahun) 3. Uji
neutralisasi ( uji ini paling sensitive dan spesifik untuk virus dengue. Biasanya memakai
cara plaque Reduction Neutralization Test (PNRT) yaitu berdasarkan adanya dari plaque
yang terjadi antibody neuralisasi dapat dideteksi dalam serum bersamaan dengan
antibody HI tetapi lebih cepat dari antibody komplemen fiksasi dan bertahan lama (>4-8
tahun) 4. IgM Elisa (uji ini dilakukan pada hari ke 4-5 infeksi virus dengue karena igM
sudah timbul kemudian akan diikuti igG . bila igG negative maka uji ini perlu diulang ,
apabila hari sakit ke 6 igM masih negative maka dilaporkan sebagai negative igM dapat
bertahan dalam darah sampai 2-3 bula setelah adanya infeksi.
Penogobatan DHF tanpa renjatan: penderita perlu diberi minum banyak 1 ½ -2
liter dalam 24 jam, berupa air the dengan gula, sirup atau susu. Minuman diberikan
peroral, bila perlu satu sendok makan setiap 3-5 menit. Hiperpireksia (suhu 40 c) diatasi
dengan antipiretik dan bila perlu surface coolin dengan memberikan kompres hangatdan
alcohol 70 % . kejang yang mungkin timbul diberantas dengan antikonvulsan , anak lebih
dari 1 tahun diberikan luminal 75 mg dan dibawah 1 tahun 50 mg secara intramuscular.
Bila dalam waktu 15 menit kejang tidak berhenti pemberian luminal diulangi dengan
dosis 3 mg/kgbb . Anak diatas 1 tahun diberikan 50 mg dan dibawah 1 tahun 30mg/kgbb
dengan memperhatikan adanya depresi fungsi vital.
DSS(Dengue Shock Syndrom) penatalaksanaan renjatan:
a. Penggantian volume
Sebagai terapi awal cairan yang diperlukan ialah Ringer Laktat. Dalam keadaan
renjatan berat, cairan harus diberikan secara guyur, artinya secepat-cepatnya
dengan penjepit infuse dibuka. Dalam keadaan ini cairan perlu diberikan dengan
sempit, dengan paksaan dimasukkan 100-200 ml, kemudian dilanjutkan dengan
tetesan. Dalam keadaan tidak berat, cairan diberikan dengan kecepatan 20
ml/kgbb/jam.
Indikasi pemberian transfuse darah ialah penderita dengan pendarahan
gastrointestinal hebat, kadang-kadang pendarahn gastrointestinal berat dapat
diduga apabila nilai hemoglobin dan hematokrit menurun, sedangkan
pendarahannya sendiri tidak kelihatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Richard E.Behrman,Robert M. Kliegman,Ann M.Arvin, Ilmu Kesehatan Nelson Vol
2 Ed. 15. 2000. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
2. Ruepno IIasan. IIlusein Alatas. Buku Ilmu Kesehatan Anak.1997.Jakarta. FKUI