lpm puskes.docx
DESCRIPTION
sgghhjTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang1.1.2 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Menteng
1.1.2.1. Keadaan Geografis
Secara geografis Wilayah Kecamatan Menteng adalah salah satu Kecamatan yang
beradadi Wilayah Kotamadya Jakarta Pusat. Batas – batas wilayah Kecamatan Menteng
antara lain :
1. Utara : Jl. Kebon Sirih Raya ( Kecamatan Gambir )
2. Barat : Kali Cideng ( Kecamatan Tanah Abang )
3. Selatan : Kali Malang ( Kecamatan Setia Budi )
4. Timur : Kali Ciliwung ( Kecamatan Senen )
Kecamatan Menteng mempunyai luas wilayah 653,46 Ha. Kecamatan Menteng
terdiri dari 5 kelurahan, yaitu kelurahan Kebon Sirih, kelurahan Gondangdia, kelurahan
Cikini, kelurahan Menteng dan kelurahan Pegangsaan.
PETA WILAYAH KECAMATAN MENTENG
Gambar 1.1 Peta Wilayah Kec. Menteng (Sumber : Puskesmas Kec.Menteng 2012)
1
Kecamatan Menteng terdiri dari 5 kelurahan, yaitu kelurahan Cikini, Gondangdia,
Menteng, Pegangsaan dan Kebon Sirih. Puskesmas Menteng terdapat di kecamatan Menteng,
dan dibantu oleh puskesmas kelurahan yang ada di kelurahan Gondangdia dan Pegangsaan.
Tabel 1.1 Data Luas Wilayah dan Jumlah RT/RW Masing – Masing Wilayah di Kecamatan Menteng Periode 2012
Kelurahan Luas (Ha) RW RT
Menteng 243,90 10 138
Gondangdia 145,82 5 40
Cikini 82,09 5 66
Kebon Sirih 83,40 10 77
Pegangsaan 95,25 8 104
Kecamatan Menteng 650,46 38 425
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012
1.1.2.2. Keadaan Demografi
A. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Menteng sampai akhir Bulan Agustus 2012 adalah sebagai
berikut :
Tabel 1.2 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan di Wilayah Kecamatan
Menteng Periode 2012
2
No Kelurahan WNI WNA WNI + WNA
L P JLH L P JLH L P JLH
1 Menteng 13.607 11.634 25.241 19 12 31 13.626 11.646 25.272
2 Gondangdia 3.054 3.098 6.152 11 2 13 3.065 3.100 6.165
3 Cikini 4.632 4.082 8.714 3 0 3 4.635 4.082 8.717
4 Kebon Sirih 7.219 5.872 13.091 1 6 7 7.220 5.878 13.098
5 Pegangsaan 11.864 9.961 21.825 1 1 2 11.865 9.962 21.827
Kec. Menteng 40.376 34.647 75.023 35 21 56 40.411 34.668 75.079
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012
B. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Tabel 1.3 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur di Wilayah di Kecamatan Menteng
Periode 2012
No Umur WNI WNA Jumlah
seluruhnya
LK PR Jumlah LK PR Jumlah
1 0-4 2.714 2.352 5.246 1 1 2 5.248
2 5-9 2.841 2.661 5.502 0 0 0 5.502
3 10-14 2.707 2.476 5.183 0 3 3 5.186
4 15-19 3.985 3.162 7.147 2 1 3 7.150
5 20-24 4.068 4.053 8.121 4 1 5 8.126
6 25-29 3.868 3.594 7.462 2 1 3 7.465
3
7 30-34 4.182 3.214 7.396 3 2 5 7.401
8 35-39 3.357 3.070 6.427 3 2 5 6.432
9 40-44 3.250 2.917 6.167 4 1 5 6.172
10 45-49 2.763 1.962 4.725 4 1 5 4.730
11 50-54 2.332 1.734 4.066 5 1 6 4.072
12 55-59 1.907 1.549 3.456 2 1 3 3.459
13 60-64 1.194 945 2.139 1 1 2 2.141
14 65-69 577 417 994 2 2 4 998
15 70-74 344 257 601 0 1 1 602
16 ≥75 287 104 391 2 2 4 395
Jumlah 40.736 34.647 75.023 35 21 56 75.079
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012
C. Jumlah Penduduk Menurut Agama
Tabel 1.4 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di Wilayah di Kecamatan Menteng
Periode 2012
Uraian Kebon Sirih
(Orang)
Gondangdia
(Orang)
Cikini
(Orang)
Menteng
(Orang)
Pegangsaan
(Orang)
Islam 10.257 2100 7.372 20.859 20.520
Protestan 855 456 377 501 1.050
Katholik 1.026 312 520 696 1449
Budha 258 39 65 371 1824
Hindu 14 39 50 534 140
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012
D. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 1.5 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah di
Kecamatan Menteng Periode 2012
Uraian
Kebon
Sirih
(Orang)
Gondangdia
(Orang)
Cikini
(Orang
)
Menteng
(Orang)
Pegangsaan
(Orang)
Jumlah
(Orang)
Tidak
Tamat SD3.169 576 716 859 2.845 8.165
Tamat SD 1.683 637 649 2.591 3.928 9.488
SLTP 1.643 429 975 3.639 4.146 10.832
SLTA 3.582 1.598 1.939 5.447 7.915 20.481
Perguruan
Tinggi938 2.215 609 2.742 2.342 8.846
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012
E. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 1.6 Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kecamatan Menteng
Periode 2012
Uraian
Kebon
Sirih
(Orang)
Gondangdia
(Orang)
Cikini
(Orang)
Menteng
(Orang)
Pegangsaan
(Orang)
PNS / TNI 129 306 110 5.15 344
5
Swasta 2045 1.594 137 3.250 3.528
Wiraswasta 1.015 677 3.018 2.688 2.104
Buruh 938 637 3.102 1.192 2.325
Lain-lain 656 766 162 1.714 1.299
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012
F. Fasilitas Umum
1. Fasilitas Umum yang Menyangkut Kesehatan Lingkungan
Tabel 1.7 Data Jumlah Fasilitas Umum Kesehatan Lingkungan di Wilayah di Kecamatan
Menteng Periode 2012
Uraian Kebon Sirih Gondangdia Cikini Menteng Pegangsaan Jumlah
Jumlah
rumah2059 990 1292 4.589 3950 12.880
SPT 106 2 53 225 82 468
SGL 33 0 118 17 181 349
PAM 1149 728 624 1310 774 4585
Sumber: Laporan tahunan puskesmas Kecamatan Menteng 2012
2. Fasilitas Tempat-Tempat Umum
Tabel 1.8 Data Jumlah Fasilitas Tempat-Tempat Umum di Wilayah Kecamatan Menteng
Periode 2012
Uraian Kebon Sirih Gondangdia Cikini Menteng Pegangsaan Jumlah
Pasar 8 - 6 4 5 23
Restoran 42 16 25 7 6 96
Rumah 92 6 42 - 25 165
6
Makan
Catering 1 1 1 - 3 6
Masjid 10 2 4 11 9 36
Mushola 10 3 9 18 25 65
Gereja 3 2 6 5 1 15
Klenteng - - - - - -
Wihara - - 1 1 - 2
Hotel 17 7 9 2 1 36
Hostel 10 - 5 - - 15
Wisma 5 7 6 2 3 23
Bioskop 1 - 1 - 1 3
Salon 1 12 7 3 1 24
Tabel 1.9. Data Jumlah Fasilitas Tempat-Tempat Umum di Wilayah Kecamatan
Menteng Periode 2012 (Lanjutan)
Uraian Kebon Sirih Gondangdia Cikini Menteng Pegangsaan Jumlah
AMIU 4 1 3 4 7 19
Club Malam - - 1 - - 1
Cafe 8 1 14 - 1 24
Diskotik - - 1 2 1 4
Kantor 121 92 142 20 31 406
Stasiun KRT 1 - - 1 1 -
7
Terminal - - - - - -
MCK 31 2 12 11 32 88
F.O.Raga 5 - 3 5 1 14
Bengkel 3 - 15 - 3 21
Sumber : Laporan tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012
3.Fasilitas Kesehatan
Wilayah Kecamatan Menteng mempunyai 3 Puskesmas, yaitu 1 buah Puskesmas tingkat
kecamatan dan 2 buah Puskesmas tingkat kelurahan. Puskesmas Kecamatan terletak di kelurahan
Menteng, 1 buah Puskesmas terletak di Kelurahan Gondangdia sedangkan 1 Puskesmas
Kelurahan terletak di Kelurahan Pegangsaan.
Tabel 1.10 Data Jumlah Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kecamatan Menteng Periode 2012
Uraian KebonSirih Gondangdia Cikini Menteng Pegangsaan Jumlah
Rumah Sakit 2 6 1 3 2 14
Rumah
Bersalin
- 1 - 1 1 3
Klinik 2 15 10 2 4 33
Alternatif 3 - 1 - 3 7
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012
1.1.2.3. Keadaan Sosial – Ekonomi1 Ekonomi
Tabel 1.11 Data Jumlah Sarana Ekonomi di Wilayah Kecamatan Menteng Periode
2012
8
Sarana Ekonomi Jumlah
Hotel 36
Bank 30
Pasar 4
Mini/super market 19
Lokasi K5 182
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas kecamatan Menteng bulan 2012
2. Pendidikan
Tabel 1.12 Data Jumlah Sarana Pendidikan di Wilayah Kecamatan Menteng Periode 2012
Uraian KebonSirih Gondangdia Cikini Menteng Pegangsaan Jumlah
TK 3 8 9 5 9 34
SDN/Swasta 5 8 6 7 7 33
SMP / MTS 3 7 3 4 2 19
SMA / SMK 2 2 1 4 3 12
Akademi/PT 3 8 3 - 3 17
Jumlah 16 33 22 20 24 115
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012
1.2. Gambaran Umum Puskesmas 1.2.1 Definisi
Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis dunia kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan
yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya yakni satu atau sebagian wilayah kecamatan,
9
mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya,
memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakannya, memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan
masyarakat beserta lingkungannya.
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut untuk mandiri dalam
menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan tetapi pembiayaannya tetap
didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki
puskesmas juga meliputi kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di
wilayahnya, kewenangan menetukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods
serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas. Jumlah
kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada setiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan
kemampuan sumber daya yang dimiliki namun puskesmas tetap melaksanakan kegiatan
pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional
secara komphrensif yang meliputi promtif (peningkatan kesehatan), preventif (pencegahan),
kuratif (pengobatan), rehabilitative (pemulihan kesehatan). Tidak sebatas pada aspek kuratif
dan rehabilatatif saja seperti rumah sakit. Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi
yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi
daerah maka banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan yaitu terjadinya
perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi paradigma sehat.
Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang sangat mendasar
dalam pembangunan kesehatan, antara lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan
rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan kuratif tanpa mengabaikan
kuratif-rehabilitatif
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah (fragmented)
berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated)
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah berubah
menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for service
menjadi pembayaran secara pra-upaya.
10
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif menjadi investasi
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah akan bergeser
lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah (partnership)
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization) menjadi
otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan era
desentralisasi.
1.2.3. Wilayah Kerja
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrakstruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh walikota / bupati dengan saran teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten / kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000 – 50.000 penduduk. Untuk jangkuan yang lebih luas dibantu oleh puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Puskesmas di kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.
1.2.4. Pelayanan Kesehatan MasyarakatPelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi:
2. Promotif (peningkatan kesehatan)
3. Preventif (upaya pencegahan )
4. Kuratif ( pengobatan )
5. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )
Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak membedakan jenis kelamin, umur,
sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.
1.2.5. Fungsi PuskesmasUntuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan fungsinya secara
optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut :
1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan11
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di
samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga
dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya,
serta ikut menerapkan, menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan.
Pemberadayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosisal budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas
meliputi :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah
dengan rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan 12
masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan
penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan
keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program
kesehatan masyarakat lainnya.
13
Gambar 1.2 Fungsi Puskesmas(Sumber : Arrimes, Manajemen Puskesmas, 2009)
Fungsi puskesmas terdiri dari 3 fungsi, yaitu sebagai pusat pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat dan sebagai pusat pelayanan
keseharatan (Yankes) yang terdiri dari yankes perorangan dan masyarakat.
Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa proses. Proses
ini dilaksanakan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri
2. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan tersebut tidak
menimbulkan ketergantungan
4. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program Puskesmas
Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan evaluasi untuk menilai
apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat indikator keberhasilan
sesuai dengan fungsi puskesmas.
14
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai tatanan
sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat – tempat umum mempunyai
indikator :
a. Tersedianya air bersih
b. Tersedianya jamban yang saniter
c. Tersedianya larangan merokok
d. Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP
2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :
a.Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
b. Tumbuh dan kembangnya LSM
c.Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Kegiatan pada pusat pelayanan kesehatan strata pertama adalah:
a. Promosi kesehatan masyarakat
b. Kesehatan lingkungan
c. KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )
d. KB ( Keluarga Berencana )
e. Perbaikan gizi masyarakat
f. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
g. Pengobatan dasar
1.2.6. Peran PuskesmasDalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang vital sebagai
institusi pelaksana teknis dituntut memiliki kemampuan managerial dan wawasan jauh ke depan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut
serta menentukan kebijakan daerah melalui system perencanaan yang matang, tatalaksana
kegiatan yang tersusun rapi serta system evaluasi dan pemantauan yang akurat.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja.
1. Unit Pelaksana Teknis15
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, puskesmas
berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan
kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di
wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas
bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi apabila
di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggungjawab wilayah
kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan kebutuhan konsep wilayah
(desa/kelurahan atau RW). Masing – masing puskesmas tersebut secara operasional
bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
1.2.7. Visi Puskesmas
Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju terwujudnya Indonesia
sehat 2015. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat
memiliki kemampuan untuk mengjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator kecamatan sehat
adalah:
1. Lingkungan sehat
2. Perilaku penduduk yang sehat
16
3. Cakupan kesehatan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan
1.2.8. Misi Puskesmas1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakannya
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat
beserta lingkungannya.
1.2.9. Upaya Kesehatan Wajib Masyarakat
Upaya kesahatan wajib masyarakat adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap
puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut antara lain:
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. KIA ( Kesehatan ibu dan anak )
4. KB ( Keluarga Berencana )
5. Perbaikan gizi masyarakat
6. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
7. Pengobatan Dasar
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan
masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan
kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya.
Tabel 1.13 Program Kesehatan Wajib yang Dilakukan di Puskesmas
Upaya Kesehatan Kegiatan Indikator
17
Wajib
Promosi Kesehatan Promosi hidup bersih
dan sehat
1. Tatanan sehat
2. Perbaikan perilaku
sehat
Kesehatan
Lingkungan
Penyehatan pemukiman 1. Pembinaaan kesehatan
lingkungan di tempat-
tempat umum.
2. Program tempat
pengelolaan makanan
(TPM).
3. Program Kesehatan
Kerja Industri.
4. Program Kesehatan
Lingkungan
Pemukiman (PKLP).
Kesehatan ibu dan
anak
1. ANC
2. Pertolongan
persalinan
3. MTBS
4. Imunisasi
1. Cakupan K1, K4
2. Cakupan linakes
3. Cakupan MTBS
4. Cakupan imunisasi
Keluarga Berencana Pelayanan Keluarga
Berencana
Cakupan MKET
Sumber : Laporan tahunan puskesmas kecamatan Menteng 2012
Tabel 1.14 Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di Puskesmas (lanjutan)
Upaya kesehatan
wajib
Kegiatan Indikator
18
Pemberantasan
penyakit menular
1. Diare
2. ISPA
3. Malaria
4. Tuberkulosis
1. Cakupan kasus diare
2. Cakupan kasus ISPA
3. Cakupan kasus malaria
4. Cakupan
kelambunisasi
5. Cakupan penemuan
kasus
6. Angka penyembuhan
Gizi 1. Distribusi vit A/ Fe /
cap yodium
2. PSG
3. Promosi Kesehatan
1. Cakupan vit A /Fe /
cap yodium
2. % gizi kurang / buruk,
SKDN
3. % kadar gizi
Pengobatan 1. Medik dasar
2. UGD
3. Laboratorium
sederhana
1. Cakupan pelayanan
2. Jumlah kasus yang
ditangani
3. Jumlah pemeriksaan
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012
Tabel diatas menunjukkan program-program dasar pelayanan kesehatan wajib puskesmas
beserta kegiatan dan indikatornya.
Di samping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas seperti tersebut di
atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu
oleh Pemerintah Pusat (contoh : Pekan Imunisasi Nasional). Dalam hal demikian, baik petunjuk
pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat bersama dengan
Pemerintah Daerah.
Sedangkan upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan
19
dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya
kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada, yakni :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Public Health Nursing/PHN)
4. Upaya Kesehatan Kerja
5. Upaya Kesehatan Gigi dan mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Usia lanjut
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
10. Upaya Kesehatan Remaja
11. Dana Sehat
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi yakni
upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan.
Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat
tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas
kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP.
Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah
terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah
tercapai.
Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas
dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota. Apabila puskesmas belum
mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan
masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawab dan wajib
menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan
berbagai unit fungsional lainnya.
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di Puskesmas
Kecamatan Menteng tahun 2012 adalah :20
A. Upaya Kesehatan Dasar
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
3. Upaya Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Kesehatan Lingkungan
6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular
7. Upaya Pengobatan
B. Upaya Kesehatan Pengembangan
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
3. Upaya Kesehatan Jiwa
4. Upaya Kesehatan Mata
5. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
6. Upaya Kesehatan Remaja
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus menerapkan
azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan
dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar
dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaran puskesmas
yang dimaksud adalah :
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya yakni satu atau sebagian wilayah kecamatan.
Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut:
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya.
21
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan
terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan
aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi
masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP).
Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka
pemberdayaan masyarakat antara lain :
a. KIA : Posyandu, Polindes (Pondok Bersalin Desa), Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa percontohan
Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Pokestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat (TPKJM)
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Pembinaan
Pengobatan Tradisional (Battra)
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal,
penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu. Ada
dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi
tanggung jawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain :
1. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : Keterpaduan KIA dengan P2M,
gizi, promosi kesehatan & pengobatan.
22
2. UKS : Keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan,
pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.
3. Puskesmas keliling : Keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi, promosi
kesehatan, & Kesehatan gigi.
4. Posyandu : Keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, Kesehatan jiwa &
promosi kesehatan.
b. Keterpaduan Lintas Sektor.
Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program dari
sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia
usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain :
1. UKS : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
pendidikan & agama.
2. Promosi Kesehatan : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama & pertanian.
3. KIA : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK (Pusat Kesejahteraan
Keluarga) & PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana).
4. Perbaikan Gizi : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha &
organisasi kemsyarakatan.
5. Kesehatan Kerja : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah/kepala desa, tenaga kerja & dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki
oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat
dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan
berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkanefisiensi, maka 23
penyelenggaraan setiap program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.Rujukan
adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit atau masalah
kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari
satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya,
maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama,
Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu, maka
puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih
mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya kesehatan perorangan
dibedakan atas :
1. Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis
(contoh : operasi) dan lain-lain.
2. Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang
lebih lengkap.
3. Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih
kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau
menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.
b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan
masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana.
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmas
tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan
pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi
kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi
masalah kesehatan masyarakat dan atau tidak mampu menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat, maka puskesmas wajib merujuknya ke dinas kesehatan
kabupaten/kota.Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
24
1. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,
bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.
2. Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa,
bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan karena
bencana alam.
3. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan
tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau
penyelenggaraan kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak
mampu.
Secara skematis pelaksanaan azas rujukan dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.3. Sistem Rujukan Puskesmas (Sumber : Arrimes, Manajemen
Puskesmas, 2009)
Gambar di atas menggambarkan bahwa puskesmas ada pada pelayanan kesehatan
strata pertama. Posyandu dan UKBM lain yang berada di bawah puskesmas akan
25
merujuk pasien ke puskesmas. Begitu pula puskesmas akan merujuk pasien ke pelayanan
strata kedua dan ketiga sesuai kebutuhan pasien.
1.3. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan MentengWilayah Kecamatan Menteng mempunyai 3 Puskesmas, yaitu 1 buah Puskesmas
tingkat kecamatan dan 2 buah Puskesmas tingkat kelurahan. Puskesmas Kecamatan
terletak di kelurahan Menteng, 1 buah Puskesmas terletak di Kelurahan Gondangdia
sedangkan 1 Puskesmas Kelurahan terletak di Kelurahan Pegangsaan.
Puskesmas Kecamatan Menteng Puskesmas dengan tipe 1.500 m2 dengan tiga lantai
dan mempunyai Unit Rawat Inap Rumah Bersalin. Sedangkan1 Puskesmas Kelurahan
masih merupakan Puskesmas dengan tipe lama yaitu kurang dari luas standar bangunan
547 m2. Puskesmas Kecamatan beroperasi pada Tahun 1990.
Sejak Tahun 2003 Puskesmas ini ditetapkan melalui SK Gubernur No.15 Tahun 2001
sebagai Puskesmas Swadana, kemudian pada tahun ini juga oleh Gubernur DKI Jakarta
semua Puskesmas Kecamatan harus membuka Unit Puskesmas Siaga selama 24 jam.
Sesuai dengan Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 2086/2006 Tanggal
28 Desember 2006 Tentang Penetapan 44 Puskesmas Kecamatan sebagai Unit Kerja
Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang menerapkan Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah secara bertahap, maka Puskesmas Kecamatan
Menteng sejak Tahun 2008 menjalankan keputusan tersebut.
Puskesmas Kecamatan Menteng merupakan puskesmas dengan luas 1300 m2, dengan
gedung 3 lantai dan memiliki unit rawat inap Rumah Bersalin. Sedangkan kedua
puskesmas kelurahan tidak mempunyai unit rawat inap.
Tabel 1.15 Data Bagian-Bagian Bangunan Puskesmas Menteng Periode 2012
Uraian Kec. Menteng Kel.Gondangdia Kel. Pegangsaan
Luas Tanah (m2) 1300 600 547
Luas Bangunan (m2)
1.500
3 lantai
200
1 lantai
460
3 lantai
26
Pembangunan Gedung 1987 1970 1999/2000
Atap Genteng Genteng Genteng
Plafon Eternit Eternit Eternit
Dinding Tembok Tembok Tembok
Keramik Keramik Keramik
Lantai Keramik Keramik Keramik
Pagar Besi Besi Besi
WC 7 2 2
Listrik (watt) 53.000 1.300 28.000
Telepon
Nomor :
Ada,
31935836
Ada
31934421
Ada
31934355
Air PAM PAM PAM
Sumber : Laporan tahunan Puskesmas Kecamatan Menteng 2012
1.2.4. Sarana Puskesmas1.2.4.1. TransportasiBerikut ini merupakan sarana transportasi yang dimiliki puskesmas Kecamatan Menteng :
a. 1 buah Mobil Kijang Ambulans Puskesmas Keliling Inpres tahun 1989/1990.
b. 8 buah Sepeda Motor, 3 buah di Puskesmas Kecamatan dan 2 buah masing-
masing di Puskesmas Kelurahan.
c. Pada awal tahun 2004 menerima 1 (satu) Unit Mobil Ambulans Mitsubishi L
300 untuk Operasional Puskesmas.
d. Tahun 2005 menerima 1 (satu) Unit Mobil Dinas Suzuki APV untuk
operasional Puskesmas.
e. Tahun 2011 melalui APBD mengadakan mobil opersional puskesmas keliling
berupa suzuki APV yang berfungsi ganda sebagai ambulans27
1.2.4.2. Alat KomunikasiAlat Komunikasi di Puskesmas Menteng berupa telepon. Jumlah telpon ada 6 buah, yaitu:
2. Puskesmas Kecamatan Menteng dengan nomor : 021-31935836, 3157164,3103439, Fax
31904965
3. Puskesmas Kelurahan Gondangdia dengan nomor : 021-31934421
4. Puskesmas Kelurahan Pegangsaan dengan nomor : 021-31934355
1.2.4.3. Alat Medis dan Non Medis
Alat medis dan non medis yang dimiliki puskesmas kecamatan Menteng antara lain :
1. Alat Rontgen di ruangan khusus, untuk ini dipasang dengan PB dan 1 petugas
Radiografer.
2. Peralatan laboratorium lengkap.
3. Alat pemeriksaan 1 unit EKG.
4. 3 Dental unit di Puskesmas Kecamatan Menteng, dan masing-masing 1 unit di
Puskesmas Kelurahan.
5. 1 Unit Alat USG dan 2 unit nebulizer (bantuan APBN dan bantuan APBD)
6. Alat Perlengkapan, Kartu Diagnosa, Kartu Pasien, Formulir laporan sebagian
dianggarkan dari Swadana dan yang lainnya dari Dana Subsidi Pemda DKI Jakarta
1.2.4.4. Visi dan Misi Puskesmas Kecamatan Menteng
Visi dan misi puskesmas Kecamatan Menteng antara lain :
1. Visi
Terwujudnya Puskesmas sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan Bermutu yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan.
2. Misi
a. Memberikan Pelayanan yang meliputi kegiatan Promotif, Preventif, Kuratif
& Rehabilitatif.
b. Mengembangkan Mutu dan kulaitas SDM yang profesional.
28
c. Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan sesuai Standar yang di tetapkan.
d. Meningkatkan Penyelenggaraan internal Manajemen.
1.2.4.6. Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu di puskesmas Kecamatan Menteng ialah memberikan pelayanan
kesehatan profesional dan ramah yang berorientasi pada peningkatan kepuasan pelanggan dan
secara terus menerus melakukan perbaikan mutu melalui penerapan sasaran manajemen mutu
ISO 9001 : 2000,2008.
1.2.4.7. Tujuan UmumTujuan umum Puskesmas Kecamatan Menteng adalah meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat di wilayah kecamatan menteng serta peningkatan potensi masyarakat untuk
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
1.2.4.8. Tujuan Khusus
Tujuan khusus Puskesmas Kecamatan Menteng antara lain :
1. Memperluas jangkauan pelayanan.
2. Pengembangan SDM.
3. Pengembangan Fungsi Puskesmas.
4. Meningkatkan Promosi.
5. Meningkatkan Sistem Informasi.
6. Pengembangan Asuransi Kesehatan.
1.2.4.9. FungsiFungsi Puskesmas Kecamatan Menteng antara lain :
1. Memberikan Pelayanan Kesehatan Klinis yang meliputi : Loket, Rekam
Medic, Klinik Umum, Klinik Ibu dan Anak, Klinik 24 Jam, Rumah Bersalin,
Laboratorium, Apotek, Farmasi, Radiologi, Klinik Harm Reduction serta
Klinik lainnya seusai kebutuhan.
2. Melakukan Pembinaan, Pengawasan, Pengendalian terhadap Pengelolaan dan
Pelayanan Puskesmas Kelurahan.
29
3. Mengkoordinasikan Pelayanan Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan
Puskesmas Kelurahan yang meliputi Program KIA, KB, Perbaikan Gizi,
Puskesmas, Imunisasi, Pembinaan Kesehatan Lingkungan, Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat, UKS, Kesehatan Usia, Upaya Kesehatan Kerja, dan
lain-lain.
4. Mengkoordinasikan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan yang
meliputi Kader Kesehatan Posyandu, Karang Werda, dan lain-lain.
5. Mengkoordinasikan temu lintas sektoral dalam penanggulangan masalah
kesehatan.
6. Menilai dan melaporkan kinerja Puskesmas.
1.2.4.10. Struktur Organisasi
30
Gambar 1.4 Struktur Organisasi Pusat Kesehatan Masyarakat PuskesmasKecamatan Menteng
Propinsi Daerah Ibukota Jakarta
1.2.4.11. Sumber Daya Manusia
Kepegawaian di Puskesmas Kec. Menteng terdapat 2 jenis, yaitu Pegawai Negeri Sipil
( PNS ) & Pegawai Non PNS ( Honorer).Jumlah PNS pada Tahun 2012 di Puskesmas Kec.
Menteng adalah 57 orang, sedangkan Pegawai Non PNS sejumlah 20 orang.
KEADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS ) & PEGAWAI NON PNS
31
BLUD PUSKESMAS KEC. MENTENG
TAHUN 2012
NO JENIS KEPEGAWAIANJUMLAH PEGAWAI
PNS NON PNS
1 Dokter Umum 8 1
2 Dokter Gigi 6
3 Kesehatan Masyarakat 1
4 Apoteker 2
5 Gizi 3
6 Perawat 11 1
7 Bidan 3 8
8 Rekam Medis 1
9 Radiografer 1
10 Analis Kesehatan 1 1
11 Perawat Gigi 2
12 Asisten Apoteker 3 1
13 Kesling 2
14 Hukum 1
15 Administrasi 11 5
16 Psikologi 1
17 Sos Politik 1
18 Supir 2
Jumlah 57 20
Sumber : Laporan Daftar Puskesmas Kecamatan Menteng 2013
1.3. Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (P2ML) di Puskesmas Kecamatan Menteng
32
1.3.1. Pengendalian penyakit TB Paru
Penyakit Tuberculosis paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Tujuan P2ML di Puskesmas se-kecamatan Menteng pada
kasus TB paru adalah untuk mengetahui jumlah penderita TB paru yang berobat ke
puskesmas yang berada di wilayah kecamatan Menteng dan agar semua penderita TB
yang berobat mendapat obat TB paru secara lengkap (mendapatkan dan meminum obat
TB paru selama 6 bulan tanpa terputus). Sasaran dari program P2M di Puskesmas se-
kecamatan Menteng pada kasus TB paru adalah seluruh penderita TB paru yang datang
ke poli TB paru. Indikator untuk keberhasilan program P2ML TB adalah sebagai berikut:
1. Proporsi pasien TB BTA positif yang ditemukan diantara seluruh suspek yang
diperiksa. Rumusnya adalah sbagai berikut:
A
Angka ini menggambarkan mutu dari proses penemuan pasien sampai
diagnosisi pasien. Target yang diharapkan adalah diantara 5-15%
Jika <5% : Angka penjaringan terlalu longgar atau banyak negatif palsu
Jika >15%: Angka Penjaringan terlalu ketat atau banyak positif palsu.
2. Proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara semua pasien TB paru yang
tercatat/sudah diobati. Rumusnya adalah:
Angka ini jangan kurang dari 65%. Bila angka ini rendah, berarti mutu
diagnosis rendah dan kurang memberikan prioritas untuk menemukan pasien
yang menular (pasien BTA positif)
3. Case Detection Rate (CDR) adalah persentase pasien baru TB BTA positif
pada penduduk suatu wilayah yang ditemukan dan diobati dibandingkan
33
jumlah PASIEN BTA posistif X 100%
jumlah seluruh suspek yang diperiksa
jumlah pasien BTA (+) baru+kambuh X 100%
jumlah seluruh pasien TB Paru
dengan jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada di wilayah
tersebut. Rumusnya adalah:
Jumlah penemuan BTA (+) Jumlah perkiraan BTA (+) pada penduduk wilayah tertentu
×100%
Dengan target >70% selama satu tahun CDR meggambarkan cakupan
penemuan pasien baru BTA positif pada wilayah tersebut.
Perkiraan jumlah pasien baru TB BTA positif diperoleh dari perhitungan
insiden kasus TB paru BTA positif (107/100.000) dikalikan jumlah penduduk.
4. Conversion Rate (CVR) adalah Angka konversi adalah BTA positif menjadi
BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif diantara penderita
TB paru yang diobati.
Jumlah BTA (+) menjadi BTA (−) setelah fase intensif Jumlah BTA (+)
×100 %
Dengan target > 80%, CVR berguna untuk mengetahui secara cepat hasil
pengobatan dan untuk mengetahui apakah pengwasan langsung menelan obat
dilakukan dengan benar.
Tabel Proporsi Pasien TB BTA Positif yang Ditemukan Diantara Seluruh Suspek yang Diperiksa
Periode Januari – Maret 2013
No Puskesmas
Suspek BTA(+) yang diperiksa(a)
Penemuan penderita BTA(+) (b)
Proporsi BTA(+) (5-15%)(b/a x 100%)
1. Kecamatan Menteng 433 28 6,5%2. Kelurahan Gondangdia 574 3 0,5%3. Kelurahan Pegangsaan 153 3 2%
Jumlah 1160 34 3%
34
Keterangan
Dari tabel didapatkan angka proporsi TB Kecamatan sebesar 6,5% memenuhi target
dalam rentang 5-15%. Selain itu, dari tabel didapatkan pula angka proporsi TB yang kurang dari
target yaitu di Puskesmas Gondagdia, Puskesmas Kelurahan Pegangsaan.
Tabel Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Seluruh Pasien TB Paru Periode Januari –
Maret 2013
No Puskesmas
Jumlah seluruh pasien TB Paru (a)
Jumlah Pasien TB Paru BTA(+) (b)
Proporsi BTA(+) (>65%) (b/a x 100%)
1. Kecamatan Menteng 33 27 82%2.
Kelurahan Gondangdia 4 3 75%
3.Kelurahan Pegangsaan 4 3 75%
Jumlah 41 33 80%
(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan BTA Puskesmas Kecamatan MentengPeriode Januari - Maret 2013)
Keterangan:
Dari tabel didapatkan angka proporsi TB BTA(+) diantara seluruh pasien TB Paru sudah
memenuhi target >65% pada Kecamatan Menteng, Kelurahan Gondangdia dan Kelurahan
Pegangsaan
Tabel Angka Penemuan Penderita (CDR) TB di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Menteng Periode Januari – Maret 2013
No PuskesmasPerkiraan BTA(+)(a)
Penemuan penderita BTA(+) (b)
CDR (>17,5%)(b/a x 100%)
1. Kecamatan Menteng 80 28 35%2. Kelurahan Gondangdia 7 3 42,8%3. Kelurahan Pegangsaan 24 3 12,5%
Jumlah 111 34 30,6%
(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan BTA Puskesmas Kecamatan MentengPeriode Januari - Maret 2013)
Keterangan : 35
Karena data yang diambil adalah data selama 3 bulan, maka target untuk CDR menjadi
17,5%. Dari tabel didapatkan angka penemuan penderita se-Kecamatan Menteng telah
memenuhi target yaitusebesar 35%. Sementara untuk Puskesmas Kelurahan Gondangdia juga
sudah memenuhi target namun untuk Puskesmas Kelurahan Pegangsaan belum memenuhi
target.
Tabel Angka Konversi TB di Wilayah Puskesmas Kecamatan MentengPeriode Januari –
Maret 2013
No PuskesmasPenemuan penderita BTA (+) (a)
Penemuan penderita konversi (b)
Angka konversi TB(>80%)(b/a x 100%)
1. Kecamatan Menteng 16 11 68,75%2. Kelurahan Gondangdia 3 0 0%3. Kelurahan Pegangsaan 1 0 0%
Total 20 11 55%(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan dahak akhir tahap intensif pasien baru BTA Positif P2ML Puskesmas se-Kecamatan Menteng Periode Januari - Februari 2012)
Keterangan :
Dari tabel didapatkan angka konversi TB Kecamatan sebesar 68,75% belum memenuhi
target yaitu >80%. Selain itu, dari tabel didapatkan pula angka konversi TB yang tidak
memenuhi target >80% yaitu di Puskesmas Gondagdia sebesar 0%, Puskesmas
KelurahanPegangsaan sebesar 0%.
1.4. Pengendalian Penyakit ISPA / Pneumonia
Tujuan kegiatan pengendalian penyakit ISPA adalah penemuan pneumonia pada
balita, tatalaksana pneumonia dan menurunkan angka kematian balita. Indikator kinerja
Pengendalian Penyakit ISPA adalah persentase kasus ISPA balita <10% per tahun.
Incidence Rate kasus ISPA/Pneumonia
=
Tabel Jumlah Penderita ISPA di Wilayah se- Kecamatan Menteng
36
%100balitadan bayiJumlah
baru PneumoniaISPA / penderitaJumlah
Periode Januari – Maret 2013
No. PuskesmasJumlah Penderita ISPA(a)
Jumlah Seluruh penduduk(b)
Jumlah balitab×10%
Angka kesakitan (<2,5 %)
1. Kelurahan Menteng 797 20110 2011 3,9%2. Kelurahan Cikini 479 9211 921 5,4%3. Kelurahan Kebon Sirih 816 12412 1241 6,5%4. Kelurahan Gondangdia 474 5451 545 8,6%5. Kelurahan Pegangsaan 869 21125 2112 4,1%
Jumlah 3435 68309 6230 5%
Sumber: Laporan Bulanan P2ML Puskesmas Kecamatan Menteng Periode Januari 2013
Keterangan :
Karena data yang diambil adalah data selama 3 bulan, maka target menjadi 2,5%. Dari
tabel 1.17 Persentase kasus ISPA pada balita di wilayah kecamatan Menteng periode Januari–
Maret 2013 di daerah tersebut melebihi target yaitu 3,9% dimana target yang ditentukan. Dari
tabel didapatkan angka penemuan penderita ISPA yang tidak sesuai target <2,5% yaitu
Kelurahan Cikini sebesar 5,4%, Kelurahan Kebon Sirih sebesar 6,5%, Kelurahan Gondangdia
sebesar 8,6%, Kelurahan Pegangsaan sebesar 4,1%.
1.5. Identifikasi Masalah
Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung merupakan suatu sub-sistem
Puskesmas, untuk mendukung prasarana tersebut dibutuhkan beberapa fungsi yaitu:
1. Proporsi pasien TB Paru BTA positif yang ditemukan diantara seluruh suspek yang diperiksa
di Puskesmas Kecamatan Menteng pada Periode Januari – Maret 2013 adalah 6,5%.
2. Proporsi pasien TB Paru BTA positif yang ditemukan diantara seluruh suspek yang diperiksa
di Puskesmas Kelurahan Gondangdia pada Periode Januari – Maret 2013 adalah 0,5%.
3. Proporsi pasien TB Paru BTA positif yang ditemukan diantara seluruh suspek yang diperiksa
di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan pada Periode Januari – Maret 2013 adalah 2%.
4. Proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara seluruh Pasien TB Paru di Puskesmas
Kecamatan Menteng pada periode Januari – Maret 2013 adalah 82%.
37
5. Proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara seluruh Pasien TB Paru di Puskesmas
Kecamatan Gondangdia pada periode Januari – Maret 2013 adalah 75%.
6. Proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara seluruh Pasien TB Paru di Puskesmas
Kelurahan Pegangsaan pada periode Januari – Maret 2013 adalah 75%.
7. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecamatan Menteng periode
Januari – Maret 2013sebesar 35%.
8. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kelurahan Gondangdia
periode Januari – Maret 2013sebesar 42,8%.
9. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan periode
Januari – Maret 2013sebesar 12,5%.
10. Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kecamatan Menteng periode Januari - Maret 2013
sebesar 68,75%.
11. Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gondangdia periode Januari - Maret 2013
sebesar 0%.
12. Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan periode Januari –Maret 2012
sebesar 0%.
13. Angka Incidence Rate Kasus ISPA pada BALITA di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan
MentengPeriode Januari –Maret 2013 sebesar 5%.
14. Angka Incidence Rate Kasus ISPA pada BALITA di Wilayah Puskesmas Kelurahan
GondangdiaPeriode Januari –Maret 2013 sebesar 8,6%.
15. Angka Incidence Rate Kasus ISPA pada BALITA di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Pegangsaan Periode Januari –Maret 2013 sebesar 4,1%.
16. Angka Incidence Rate Kasus ISPA pada BALITA di Wilayah Puskesmas Kelurahan Cikini
Periode Januari –Maret 2013 sebesar 5,4%.
17. Angka Incidence Rate Kasus ISPA pada BALITA di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kebon
Sirih Periode Januari –Maret 2013 sebesar 6,5%.
1.5.1. Rumusan Masalah
38
Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas se-Kecamatan Menteng
maka dipilih program yang menjadi masalah, dengan cara menghitung dan membandingkan nilai
kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed),
selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga
masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari Program P2ML di puskesmas
adalah sebagai berikut :
1. Proporsi pasien TB Paru BTA positif yang ditemukan diantara seluruh suspek yang diperiksa
di Puskesmas Kelurahan Gondangdia pada Periode Januari – Maret 2013 adalah 0,5%, belum
mencapai target 5-15%.
2. Proporsi pasien TB Paru BTA positif yang ditemukan diantara seluruh suspek yang diperiksa
di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan pada Periode Januari – Maret 2013 adalah 2%, belum
mencapai target 5-15%.
3. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan periode
Januari – Desember 2012 sebesar 12,5% kurang dari target >17,5 %.
4. Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gondangdia periode Januari –Maret 2013
sebesar 68,75% belum memenuhi target 80%.
5. Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gondangdia periode Januari –Maret 2013
sebesar 0%
6. Angka konversi TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gondangdia periode Januari –Maret 2013
sebesar 0%
7. Angka Incidence Rate Kasus ISPA pada BALITA di Wilayah se-Kecamatan MentengPeriode
Januari –Maret sebesar 5%.melebihi target < 2,5 %.
8. Angka Incidence Rate Kasus ISPA pada BALITA di WilayahKelurahan CikiniPeriode
Januari –Maret sebesar 5,4%.melebihi target < 2,5 %.
9. Angka Incidence Rate Kasus ISPA pada BALITA di WilayahKelurahan Kebon SirihPeriode
Januari –Maret sebesar 6,5%.melebihi target < 2,5 %.
10. Angka Incidence Rate Kasus ISPA pada BALITA di WilayahKelurahan GondangdiaPeriode
Januari –Maret sebesar 8,6%.melebihi target < 2,5 %.
11. Angka Incidence Rate Kasus ISPA pada BALITA di WilayahKelurahan PegangsaanPeriode
Januari –Maret sebesar 4,1%.melebihi target < 2,5 %.
BAB II
39
SIMPULAN DAN SARAN
2.1 SIMPULAN
Terdapat satu program kesehatan dasar Puskesmas Kecamatan Menteng yang dievaluasi
yaitu program P2ML (Pengendalian Penyakit Menular Langsung). Berdasarkan data yang
didapatkan dari Puskesmas Kecamatan Menteng didapatkan 11 masalah yang teridentifikasi, dan
dari hasil evaluasi dan diskusi didapatkan dua prioritas masalah selama periode Januari –Maret
2013 yaitu ;
1. Angka konversi kasus baru (Case Conversion Rate) TB Paru di Puskesmas Kecamatan
Menteng pada periode Januari – Maret 2013 sebesar 68,75% belum memenuhi target 80%.
2. Angka konversi kasus baru (Case Conversion Rate) TB Paru di wilayah Puskesmas
Kelurahan Gondangdia dan di Puskesmas Kelurahan Pegangsaan periode Januari-Maret
2013 sebesar 0%.
Setelah mencari kemungkinan penyebab masalah dengan diagram sebab akibat dari
Ishikawa (fishbone) di dapatkan akar-akar masalah dari setiap program di atas. Setelah
ditemukan akar-akar masalah setiap program, didapatkan akar penyebab masalah yang dominan
serta alternatif cara pemecahan masalah, yaitu:
1. Terbatasnya jumlah petugas kesehatan yang tersedia.
2. Kurangnya pelatihan khusus bagi petugas kesehatan terkait untuk program deteksi TB paru
3. Tidak adanya format untuk menjadi acuan dalam penyusunan laporan program deteksi TB
paru.
4. Jumlah petugas kesehatan yang kurang
5. Kurangnya edukasi mengenai prinsip dan tatacara pengobatan TB paru.
2.2 SARAN
Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut disarankan atau
direkomendasikan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Penjaringan sebagai berikut:
1. Meningkatkan sosialisasi program TB paru pada petugas kesehatan.
2. Meningkatkan intensitas dan kualitas penyuluhan yang diberikan oleh petugas
kesehatan dan kader.
40
3. Memberian penjelasan yang lengkap kepada pasien tentang penyakit TB Paru.
4. Meningkatkan pengetahuan Pengawas Minum Obat (PMO)
5. Menambah jumlah petugas kesehatan di Puskesmas.
41