lp tumor ginjal
DESCRIPTION
laporan pendahuluan tumor ginjalTRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR GINJAL
DI RUANG BAITUS SALAM 2 RSI SULTAN AGUNG SEMARANG
Disusun Oleh :
ASTRIA DIAN SETYORINI
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014
I. KONSEP DASAR :
A. Pengertian
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal. ginjal adalah
organ berbentuk kacang yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kemih seseorang.
Ini membantu untuk menyaring limbah dan cairan ekstra dari aliran darah, membuat
urin, yang pindah ke kandung kemih dan keluar dari tubuh.
Tumor ginjal adalah pertumbuhan sel yang tidak normal dari sel jaringan
ginjal.Tumor lunak atau siste pada umumnya tidak ganas dan yang padat ganas atau kanker.
Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal sangat cepat dan mendesak sel-
seldisekitarnya.
Tumor Ginjal atau nephroblastoma adalah jenis tumor yang sering terjadi
padaanak-anak di bawah umur 10 tahun, jarang ditemukan pada orang
dewasa.Sebagian besar tumor ginjal yang solid (padat) adalah kanker, sedangkan kista
(ronggaberisi cairan) atau tumor biasanya jinak. Seperti organ tubuh lainnya, ginjal
kadang bisamengalami kanker. Pada dewasa, jenis kanker ginjal yang paling sering
ditemukanadalah karsinoma sel ginjal (adenokarsinoma renalis, hipernefroma), yang
berasal darisel-sel yang melapisi tubulus renalis.
B. Etiologi
faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko terjadinya kanker ginjal.
Merokok merupakan faktor resiko yang paling dekat dengan timbulnya kanker ginjal.
Faktor resiko lainnya antara lain :
- Kegemukan
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko tinggi,
juga pekerja yang terpapar oleh asbes)
- Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun memiliki
resiko tinggi) penyinaran.
C. Klasifikasi
1) Tumor Jinak
Tumor mulai pada sel-sel, blok-blok bangunan yang membentuk jaringan-
jaringan. Jaringan-jaringan membentuk organ-organ tubuh. Secara normal, sel-sel
tumbuh dan membelah untuk membentuk sel-sel baru ketika tubuh memerlukan
mereka. Ketika sel-sel tumbuh menua, mereka mati, dan sel-sel baru mengambil
tempat mereka. Adakalanya proses yang teratur ini berjalan salah. Sel-sel baru
terbentuk ketika tubuh tidak memerlukan mereka, dan sel-sel tua tidak mati ketika
mereka seharusnya mati. Sel-sel ekstra ini dapat membentuk suatu massa dari
jaringan yang disebut suatu pertumbuhan atau tumor.
a) Hamartoma Ginjal
Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang terdiri
atas komponen lemak, pembuluh darah dan otot polos. Lesi ini bukan
merupakan tumor sejati, tetapi paling cocok disebut sebagai hamartoma.
Tumor jinak ini biasanya bulat atau lonjong dan menyebabkan terangkatnya
simpai ginjal. Kadang tumor ini ditemukan juga pada lokasi ektrarenal karena
pertumbuhan yang multisentrik . Lima puluh persen dari hamartoma ginjal
adalah pasien Tuberous sklerosis atau penyakit Bournville yaitu suatu kelainan
bawaan yang ditandai dengan retardasi mental, epilepsi, adenoma seseum dan
terdapat hamartoma di retina, hepar, tulang, pankreas dan ginjal. Tumor ini
lebih banyak menyerang wanita daripada pria dengan perbandingan 4 : 1.
Hamartoma ginjal sering tanpa menunjukkan gejala dan kadang-kadang
didapatkan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin dengan ultrasonografi
abdomen(Basuki, .Gejala klinis yang mungkin dikeluhkan adalah : nyeri
pinggang, hematuria, gejala obstruksi saluran kemih bagian atas dan kadang
kala terdapat gejala perdarahan rongga retroperitonial.
b) Fibroma Renalis
Tumor jinak ginjal yang paling sering ditemukan ialah fibroma renalis
atau tumor sel interstisial reno-medulari. Tumor ini biasanya ditemukan secara
tidak sengaja sewaktu melakukan autopsi, tanpa adanya tanda ataupun gejala
klinis yang signifikan. Fibroma renalis berupa benjolan massa yang kenyal
keras, dengan diameter kurang dari 10 mm yang terletak dalam medula atau
papilla. Tumor tersusun atas sel spindel dengan kecenderungan mengelilingi
tubulus di dekatnya.
c) Adenoma Korteks Benigna
Adenoma koreteks benigna merupakan tumor berbentuk nodulus berwarna
kuning kelabu dengan diameter biasanya kurang dari 20 mm, yang terletak
dalam korteks ginjal. Tumor ini jarang ditemukan, pada autopsi didapat sekitar
20% dari seluruh autopsi yang dilakukan. Secara histologis tidak jelas
perbedaannya dengan karsinoma tubulus renalis ; keduanya tersusun atas sel
besar jernih dengan inti kecil. Perbedaannya ditentukan hanya berdasarkan
ukurannya ; tumor yang berdiameter kurang dari 30 mm ditentukan sebagai
tumor jinak. Perbedaan ini sepenuhnya tidak dapat dipegang sebab karsinoma
stadium awal juga mempunyai diameter kurang dari 30 mm. Proses ganas
dapat terjadi pada adenoma korteks.
d) Onkositoma
Onkositoma merupakan subtipe dari adenoma yang sitoplasma
granulernya (tanda terhadap adanya mitokondria yang cukup besar dan
mengalami distorsi) banyak ditemukan. Onkositoma kadang-kadang dapat
begitu besar sehingga mudah dikacaukan dengan karsinoma sel renalis.
2) Tumor Ganas (kanker)
a) Adenokarsinoma Ginjal
Adenokarsinoma ginjal adalah tumor ganas parenkim ginjal yang berasal
dari tubulus proksimalis ginjal. Tumor ini merupakan 3% dari seluruh
keganasan pada orang dewasa. Tumor ini paling sering ditemukan pada umur
lebih dari 50 tahun. Penemuan kasus baru meningkat setelah ditemukannya
alat bantu diagnosa USG dan CT scan.
Angka kejadian pada pria lebih banyak daripada wanita dengan
perbandingan 2 : 1. Meskipun tumor ini biasanya banyak diderita pada usia
lanjut (setelah usia 40 tahun), tetapi dapat pula menyerang usia yang lebih
muda. Kejadian tumor pada kedua sisi (bilateral) terdapat pada 2% kasus.
Tumor ini dikenal dengan nama lain sebagai : tumor Grawitz, Hipernefroma,
Karsinoma sel Ginjal atau Internist tumor. Serupa dengan sel korteks adrenal
tumor ini diberi nama hipernefroma yang dipercaya berasal dari sisa kelenjar
adrenal yang embrionik.
Klasifikasi stadium Robson
Kini sudah jarang dipakai, tapi literatur yang melaporkan kasus di masa lalu
sering memakai sistem klasifikasi ini.
Stadium I : tumor terlokalisasi dalam ginjal
Stadium II : tumor menginvasi lemak perirenal, tapi belum
menembus fasia Gerota
Stadium III : tumor telah menginvasi menembus fasia Gerota
IIIa : secara makroskopik tumor mengenai vena renal, vena
kava (supra dan subdiafragma serta atrium kanan)
IIIb : metastasis kelenjar limfe regional
IIIc : sekaligus terdapat invasi vena dan metastasis kelenjar
limfe
Stadium IV : menginvasi organ sekitar atau metastasis jauh
IVa : menginvasi organ sekitar (kecuali kelenjar adrenal)
IVb : metastasis jauh
Gambar 5. Stadium adenokarsinoma
b) Nefroblastoma (tumor Wilms)
Nefroblastoma adalah tumor ginjal yang banyak menyerang anak berusia kurang dari 10 tahun dan paling sering dijumpai pada umur 3,5 tahun. Tumor ini merupakan tumor urogenitalia yang paling banyak menyerang anak-anak. Kurang lebih 10% tumor ini menyerang kedua ginjal secara bersamaan. Insiden puncaknya antara umur 1- 4 tahun. Anak perempuan dan laki-laki
sama banyaknya. Tumor Wilms merupakan 10% dari semua keganasan pada anak. Tumor ini mungkin ditemukan pada anak dengan kelainan aniridia, keraguan genitalia pada anak dan sindrom Beckwith-Wiedemann (makroglosi, omfalokel, viseromegah dan hipoglikemia neonatal). Satu persen dari tumor Wilms ditemukan familial dan diturunkan secara dominan autosomal. Onkogen tumor Wilms telah dilokasi pada garis p 13 kromosom 11
Nefroblastoma sering dikenal dengan nama tumor Wilm atau karsinoma sel embrional. Tumor Wilm sering diikuti dengan kelainan bawaan berupa: anridia, hemihipertrofi dan anomali organ urogenitalia.
The National Wilms Tumor Study Group (NWTSG) membagi 5 stadium
tumor Wilms, yaitu :
a. Stadium I
Tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus kapsul.
Tumor ini dapat di reseksi dengan lengkap.
b. Stadium II
Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam jaringan
ginjal dan sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis
dan kelenjar limfe para-aortal. Tumor masih dapat direseksi dengan
lengkap.
c. Stadium III
Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitatum), misalnya
ke hepar, peritoneum dan lain-lain.
d. Stadium IV
Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen, paru-paru,otak
dan tulang.
c) Tumor Pelvis Renalis
Angka kejadian tumor ini sangat jarang. Sesuai dengan jenis
histopatologinya tumor ini dibedakan dalam dua jenis yaitu (1) karsinoma sel
transitional dan (2) karsinoma sel skuamosa. Seperti halnya mukosa yang
terdapat pada kaliks, buli-buli dan uretra proksimal, pielum juga dilapisi oleh
sel-sel transitional dan mempunyai kemungkinan untuk menjadi karsinoma
transitional. Karsinoma sel skuamosa biasanya merupakan metaplasia sel-sel
pelvis renalis karena adanya batu yang menahun pada pelvis renalis.
Sebagian besar tumor renalis pada orang dewasa ialah karsinoma sel
renalis, dimana sisanya yang paling banyak (5-10%) karsinoma sel transitional
yang berasal dari urotelium pelvis renalis, karena pertumbuhannya ke dalam
rongga kaliks pelvis, tumor ini secara dini akan ditandai dengan adanya
hematuria atau obstruksi.
Tumor ini sering menginfiltrasi dinding pelvis dan dapat mengenai vena
renalis.
Gambaran klinis
Yang paling sering dikeluhkan oleh pasien adalah hematuria (80%),kadang-kadang disertai dengan nyeri pinggang,dan terasa massa pada pinggang keadaan tersebut disebabkan oleh massa tumor atau akibat obtruksi oleh tumor yang menimbulkan hidronefrosis.Pada pemeriksaan PIV terdapat filling defect yang nampak seolah-olah seperti batu radiolusen,tuberkuloma,atau hemangioma pada pielum ginjal. Untuk itu bantuan ultrasonografi atau Ctscan dapat membedakanya.Pemeriksaan sitologi urine dengan mengambil contoh urine langsung ke dalam pielum melalui kateter ureter.Melalui alat ureteronoskopi dapat dilihat langsung ke dalama pielum.jika ada massa pada pielum diambil contoh jaringan untuk pemeriksaan histopatologi
D. Patofisiologi
Tumor ini berasal dari sel tubulus ginjal yang dapat dimulai dari korteks maupun
daerah medulla. Tumor dari daerah korteks cenderung meluas kedarah sekitar ginjal.
Tumor ini mempunyai pseudo kapsul yang terdiri dari jaringan parenkim yang
tertekan serta jaringan fibrous dan sel-sel inflamasi. Infiltrasi tumor ke daerah luar
menyebabkan tonjolan yang dapat digunakan sebagai tanda diagnostik pada
pemeriksaan USG atau CT scan.
Ukuran sangat bervariasi mulai dari yang berukuran kecil sampai ukuran 8-9 cm.
Secara makroskopik akan terlihat pewarnaan kekuningan atau orange oleh karena
mengandung banyak lemak. Permukaan tumor yang lebih kecil tampak homogen
sedang yang besar biasanya disertai kista sekunder di dalamnya dengan daerah
perdarahan dan daerah nekrosis serta kadang ditemukan kalsifikasi didaerah perifer.
E.kongenital(cacat bawaan)
Benjolan pada ginjal
Nodul tidak ganas
Genetik
Nyeri dan masa pada abdomen
Massa Besar dan tekan ginjal parenkim
Resiko pekerjaan (zat kimia, radiasi petrokimia
Obesitas
Jaringan lemak di sekitar ginjal
merokok
Dekonjugsi Aminaromatic di ginjal
Tumor ginjal
Tumor non malignant
adenoma kortex benigna
Fibroma renalis
Bintil kuning dan abu-abu di kortex ginjal
Nodul kenyal dan keras dalam medulla papilla
Tumor ganas
Adenokarsinoma ginjal( di proksimal tubulus )
Transisi karsinoma sel ( dalam rongga pelviks )
Tumor pergi ke jaringan lain dan aliran darah / getah bening
Metastase
Obat analgetik merokok
jantung Paru-paru tulang Boniralateral ginjal
CT ScanFoto polos abdomen
USG
Pemeriksaan penunjang
Untuk mengetahui tentang batu di saluran kemih dengan hidronefrosis
Untuk mengetahui massa di ginjal
Untuk mengetahui massa tumor
Masalah keperawatan
cemas
Penurunan berat badan
kelelahan
Pengaruh sistemik kanker Demam
Tekanan dari tumor tekanan vaskuler Hipertensi
Perdarahan Anemia
F. Manifestasi Klinik
Keluhan klinis ditentukan oleh besar dan invasi terhadap jaringan sekitar seperti kelenjar
getah bening, serta invasi ke dalam pembuluh darah terutama pada vena renalis dan pada
gilirannya memberikan keluhan dan gejala metastasis tumor tersebut.
Tiga gejala khas dari tumor ginjal yang didapatkan 10-15% pasien pada stadium lanjut :
1. Hematuria
dibuktikan dengan diagnosis bukan karena batu, infeksi tuberkulosa, dan kista
2. Nyeri pinggang
Nyeri ini bisa diakibatkan oleh tekanan balik yang oaleh kompresi ureter perluasan
tumor ke daerah perineal atau perdarahan ke dalan jaringan ginjal. Nyeri kronik
terjadi jika bekuan darah atau massa sel tumor bergerak melalui ureter.
3. Massa didaerah ginjal.
Gejala lain tumor menimbulkan kelainan neoplasmatik dan eritrositosis. Hipertensi
dan kelainan hati, muncul juga sindrom cushing hipoglikemia, genekomastia, anemia,
hematuria dan peningkatan laju endap darah, kelainan tulang yang diikuti
hiperkalsemia dan peningkatan hormon paratiroid.
G. Penatalaksanaan
1. Operasi pembedahan
Operasi adalah perawatan umum pada kanker ginjal. Umumnya operasi akan
dilakukan dengan mengangkat salah satu organ ginjal. Operasi pengangkatan ini
disebut dengan nephrectomy.
2. Arterial Embolization
Cara ini adalah terapi untuk menyusutkan tumor dnegan menyuntikkan suatu
senyawa ke dalam pembuluh darah untuk menghalangi aliran darah ke ginjal.
Halangan ini akan mencegah tumor menjadi tumbuh lebih besar.
3. Terapi radiasi
Pengobatan ini menggunakan sinar radiasi untuk membunuh sel kanker pada
ginjal.
4. Terapi biologi
Terapi ini adalah metode penyembuhan menggunakan kemampuan alami
tubuh manusia yakni sistem imunitas untuk melawan kanker. Hal ini dilakukan
dengan menambah sel imun sehingga dapat menyerang sel kanker.
5. Kemoterapi
Cara ini adalah dengan memasukkan obat-obatan kimia ke dalam tubuh supaya
dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Hal ini umumnya dilakukan setelah
terjadi pembedahan untuk menghancurkan sisa sel kanker yang ada. Kemoterapi
tentu saja memiliki efek samping yang tidak menyenangkan sehingga cara ini
seringkali dihindari oleh banyak pasien pengidap kanker.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. CT-Scan
CT scan merupakan pemeriksaan pencitraan yang dipilih pada karsinoma
ginjal. Pemeriksaan ini mempunyai akurasi yang cukup tinggi dalam mengetahui
adanya penyebaran tumor pada vena renalis, vena cava, ekstensi perirenal dan
metastasis pada kelenjar limfe retroperitoneal.
CT Scan berguna sebagai tambahan ketepatan dalam membedakan antara kista
atau tumor padat terutama dalam melakukan staging. Dapat juga dilakukan untuk
melihat adanya sisa tumor setelah pembedahan atau adanya rekurensi tumor pasca
bedah. CT scan merupakan pemeriksaan pencitraan yang dipilih pada karsinoma
ginjal. Pemeriksaan ini mempunyai akurasi yang cukup tinggi dalam mengetahui
adanya penyebaran tumor pada vena renalis, vena cava, ekstensi perirenal dan
metastasis pada kelenjar limfe retroperitoneal.
2. USG
Apabila terdapat keraguan antara kista atau tumor padat ginjal, maka
pemeriksaan tersederhana dan murah adalah pemeriksaan ultrasonografi. Dalam
hal ini USG hanya dapat menerangkan bahwa ada massa solid atau kistik.
Pemeriksaan USG umumnya dapat membedakan karsinoma renal,
angioleiomiolipoma renal dan kista renal sederhana. Lemak menunjukkan
hiperekoik, karsinoma sel renal tidak mengandung lemak sehingga USG dapat
membedakan dengan baik karsinoma renal dan angioleimiolipoma renal. Tapi
angioleimiolipoma renal yang mengandung sedikit lemak mudah didiagnosis keliru
sebagai karsinoma renal
3. MRI
MRI bisa memberikan keterangan tambahan mengenai penyebaran tumor.
MRI dapat mengungkapkan adanya invasi tumor pada vena renalis dan vena cava
tanpa membutuhkan kontras, tetapi kelemahannya adalah kurang sensitif
mengenali lesi solid yang berukuran kurang dari 3 cm. MRI juga bermanfaat untuk
magnetic resonance venography untuk membantu diagnosis trombus pada vena
renalis. MRI dapat menunjukkan informasi penting untuk menentukan perluasan
tumor di dalam vena cava inferior termasuk perluasan ke daerah intarkardial.
II. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu (riwayat kanker dalam keluarga)
Pola kebiasaan ( meliputi pola aktivitas, pola eliminasi, pola istirahat dan tidur,
pola nutrisi) apakah ada perubahan
Kaji adanya kelemahan, dan perubahan pola tidur
Kaji tentang nyeri (tingkat nyeri, dampak nyeri)
Kaji kemampuan klien dalam melakukan ADL
Kaji apakah klien ada penurunan berat badan
Kaji tingkat integritas ego ( stress, mekanisme koping, hubungan dengan orang
lain, masalah terhadap penerimaan diri)
Kaji pemahaman pasien dan orang terdekat tentang penyakit, pemeriksaan
diagnostik, dan tindakan
B. Diagnosa yang mungkin muncul
NO Dx Kep. NOC NIC
Nyeri akut b.d agen
biologis
a. Kontrol nyeri: tindakan
personal untuk mengontrol
nyeri, dengan kriteria hasil:
- Pasien mengenali
faktor penyebab
- Mengenali onset
nyeri
- Pasien dapat
melakukan tindakan
pencegahan nyeri
b. Tingkat nyeri: keparahan
nyeri yang diobsevasi atau
dilaporkan, dengan kriteria
hasil:
- melaporkan nyeri
- lama episode nyeri
- ekspresi wajah saat
nyeri
- agitasi
Manajemen nyeri:
mengurangi nyeri sampai
tingkat kenyamanan yang
dapat diterima pasien
- Bina Hubungan Saling
Percaya
- Monitor TTV
- Mengukur skala nyeri
- Kompres air hangat
- Melakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif meliputi
lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas, dan faktor
pencetus nyeri.
- Mengobservasi
ketidaknyamanan secara
nonverbal
- Kolaborasikan pemakaian
analgesic/obat
farmakologi untuk
mengurangi nyeri dengan
dokter
- Pastikan bahwa pasien
menerima analgesic yang
tepat
- Menggunakan
komunikasi terapeutik
untuk mengkaji
pengalaman dan respon
nyeri
- Mengkaji dampak nyeri
terhadap kualitas hidup
- Mendukung istirahat yang
adekuat untuk
mengurangi nyeri
- Mendukung pasien untuk
berdiskusi tentang
pengalaman nyerinya,
jika diperlukan
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Status nutrisi intake
makanan dan cairan, dengan
kriteria hasil pasien
memiliki:
- Intake makanan peroral
yang adekuat
- Intake cairan peroral
adekuat
- Intake cairan yang adekuat
- Intake TPN adekuat
- Monitor intake makanan
dan minuman yang
dikonsumsi klien setiap hari
- Tentukan berapa jumlah
kalori dan tipe zat gizi yang
dibutuhkan dengan
berkolaborasi dengan ahli
gizi
- Dorong peningkatan intake
kalori, zat besi, protein dan
vitamin C
- Beri makanan lewat oral,
bila memungkinkan
Risiko infeksi Kontrol Resiko
- Mendeskripsikan
model transmisi
- Mendeskripsikan
faktor yang
berkontribusi terhadap
transmisi
- Mendeskripsikan
praktek yang dapat
menurunkan transmisi
- Mendeskripsikan tanda
& gejala infeksi
- Mendeskripsikan
prosedur skreening
- Mendeskripsikan
monitoring prosedur
- Mendeskripsikan
aktivitas yang
meningkatkan resisten
Proteksi Infeksi
Monitor tanda-tanda infeksi
Monitor kerentanan terhadap
infeksi
Pertahanan teknik asepsis
Dukung intake nutrisi yang
adekuat
Dukung intake cairan
Dukung istirahat
Ajarkan pada pasien dan
keluarga tentang tanda dan
gejala infeksi
terhadap infeksi
- Mendeskripsikan
treatment untuk
diagnosa infeksi
- Mendeskripsikan
follow up untuk
diagnosa infeksi
DAFTAR PUSTAKA
1. Basuki P. 2003. Dasar-Dasar Urologi Edisi 2. Sagung Seto. Jakarta
2. Cooper CS, Snyder III HM. 2005. Pediatric Genitourinary Cancer, dalam Nachtsheim
D. Editor. Vademecum Urological Oncology. Texas: Landes Bioscience.117-123.
3. De Jong W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. EGC. Jakarta
4. Hardjowijoto S, Djuwantoro D, Rahardjo EO, Djatisoesanto W. 2005. Management of
Wilms’ Tumor in Department of Urology Soetomo Hospital : report of 70 cases. Jurnal
Ilmu Bedah Indonesia vol. 33 no. 1 :1-5
5. Tongaonkar HB, Qureshi SS, Kurkure PA, Muckaden MA, Arora B, Yuvaraja TB. 2007.
Wilms’ tumor: An update. Indian Journal of Urology. 458-465
6. Rasad S. 2005. Radiologi Diagnostik. Edisi 2. Balai Penerbit FK UI: Jakarta
7. Sachdeva K, MD, Makhoul I, MD, Renal Cell Carcinoma,
http://www.emedicine.com.2003
8. Bukowski M.R, Novick C.A, Renal Cell Carcinoma : Molekuler Biologi, Imunology, and
Clinical Management, http: //www.New England Journal Of Medicine.com.2003.
9. North American Nursing Diagnosis Association. 2012. Nursing Diagnoses : Definition &
Classification 2012-2014. Philadelphia