lp kejang pada anak
TRANSCRIPT
-
8/12/2019 LP KEJANG Pada Anak
1/8
1
LAPORAN PENDAHULUAN KEJANG
A. DefinisiKejang demam adalah kejang yang berhubungan dengan demam (suhu di atas 38,4oC per rektal), tanpa
adanya infeksi susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit akut (proses ekstrakranial), terjadi pada anak
berusia di atas 1 bulan, tanpa riwayat kejang tanpa demam sebelumnya ( Pusponegoro, 2004 ).
Kejang merupakan respon terhadap muatan listrik abnormal di dalam otak. Kejang dapat berupa kekakuan
anggota tubuh, gerakan kejutan berulang secara periodik, atau campuran keduanya. Bila kontraksi otot hanya
mengenai sebagian kecil serabut otot saja, tidak akan tampak kekejangan otot, tetapi hanya terlihat gerakan
halus pada kulit. (Hartantyo, dkk. 1997 )
Kejang demam : kejang yang terjadi pada suhu badan yang tinggi yang disebabkan oleh kelainan
ekstrakranium (Lumban tobing, 1995: 1) Kejang adalah suatu gerakan anggota tubuh yang tidak disadari, dan
ditimbulkan oleh kontraksi sebagian atau seluruh otot-otot tubuh. Kontraksi otot-otot secara spontan keras ini
tidak dikendalikan dan biasanya disebabkan suatu rangsangan terhadap susunan syaraf. Kejang biasanya
berlangsung selama 2-5 menit. Sesudahnya penderita bisa merasakan sakit kepala, sakit otot, sensasi yang
tidak biasa, linglung dan kelelahan. Penderita biasanya tidak dapat mengingat apa yang terjadi selama dia
mengalami kejang. 2 jenis kejang yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah Kejang Infantil dan
Kejang Demam.
1. Kejang InfantilSeorang anak yang berbaring terlentang tiba-tiba bangun dan melipat lengannya, lehernya ditekuk dan
badannya membungkuk, sedangkan tungkainya lurus. Serangan berlangsung hanya selama beberapa detik
tetapi bisa terjadi beberapa kali dalam sehari. Kejang ini biasanya terjadi pada anak-anak berusia kurang
dari 3 tahun, dan banyak yang berkembang menjadi bentuk kejang lainnya di kemudian hari.
Sebagian anak yang mengalami kejang infantil mengalami gangguan intelektual atau perkembangan
sarafnya tertunda; keterbelakangan mental biasanya terus berlanjut sampai dewasa. Kejang ini sulit
dihentikan dengan obat anti-epilepsi.
2. Kejang DemamKejang demam terjadi karena demam pada anak-anak yang berusia 3 bulan-5 tahun. Kejang ini terjadi
pada 4% anak-anak dan cenderung diturunkan. Biasanya berlangsung kurang dari 15 menit. Anak-anak
yang mengalami kejang demam lebih mudah menderita epilepsi.
B.EtiologiMenurut Mansjoer, dkk (2000: 434) Lumban Tobing (1995: 18-19) dan Whaley and Wong (1995: 1929)
1. Demam itu sendiri Demam yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media,pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi.
2. Efek produk toksik daripada mikroorganisme3. Respon alergik atau keadaan umum yang abnormal oleh infeksi.4. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.5. Ensefalitis viral (radang otak akibat virus) yang ringan, yang tidak diketahui atau enselofati toksik
sepintas.
Menurut staf pengajar ilmu kesehatan anak FKUI (1985: 50), faktor presipitasi kejang demam: cenderung
timbul 24 jam pertama pada waktu sakit demam atau dimana demam mendadak tinggi karena infeksi
pernafasan bagian atas. Demam lebih sering disebabkan oleh virus daripada bakterial.
-
8/12/2019 LP KEJANG Pada Anak
2/8
2
a. Demam tinggi (heatstroke, infeksi)b. Infeksi otakc. AIDSd. Sifilise. Malariaf. Tetanusg. Meningitish. Toksoplasmosisi. Rabies
j. Ensefalitis karena virus3. Kelainan metabolik
a. Hipoparatiroidismeb. Kadar gula atau natrium yang tinggi di dalam darahc. Kadar gula, kalsium, magnesium atau natrium yang rendah di dalam darahd. Gagal ginjal atau gagal hatie. Fenilketonuria
4. Otak kekurangan oksigena. Keracunan karbon monoksida
b. Berkurangnya aliran darah ke otakc. Hampir tenggelamd. Hampir tercekike. Stroke
5. Kerusakan jaringan otaka. Tumor otak
b. Cedera kepalac. Perdarahan intrakraniald. Stroke
6. Penyakit lainnyaa. Eklamsi
b. Ensefalopatic. hipertensifd. Lupus eritematosus
7. Pemaparan oleh obat atau bahan beracuna. Alkohol (dalam jumlah besar)
b. Overdosis kokainc. Amfetamind. Timah hitame. Kapur barusf. Pentilenetetrazolg. Klorokuinh. Striknin
8. Gejala putus obata. Alkohol
b. Obat tidur
-
8/12/2019 LP KEJANG Pada Anak
3/8
3
c. Obat penenang9. Reaksi balik terhadap obat-obat yang diresepkan
a. Seftazidimb. Klorpromazinc. Imipenemd. Indometasine. Meperidinf. Fenitoig. Teofili
C.Manifestasi Klinis1. Kejang parsial simplek
Dimulai dengan muatan listrik di bagian otak tertentu dan muatan ini tetap terbatas di daerah tersebut.
Penderita mengalami sensasi, gerakan atau kelainan psikis yang abnormal, tergantung kepada daerah otak
yang terkena. Jika terjadi di bagian otak yang mengendalikan gerakan otot lengan kanan, maka lengan
kanan akan bergoyang dan mengalami sentakan; jika terjadi pada lobus temporalis anteriorsebelah dalam,
maka penderita akan mencium bau yang sangat menyenangkan atau sangat tidak menyenangkan. Pada
penderita yang mengalami kelainan psikis bisa mengalami dj vu (merasa pernah mengalami keadaan
sekarang di masa yang lalu).
2. Kejang JacksonianGejalanya dimulai pada satu bagian tubuh tertentu (misalnya tangan atau kaki) dan kemudian menjalar ke
anggota gerak, sejalan dengan penyebaran aktivitas listrik di otak.
3. Kejang parsial (psikomotor) kompleksDimulai dengan hilangnya kontak penderita dengan lingkungan sekitarnya selama 1-2 menit. Penderita
menjadi goyah, menggerakkan lengan dan tungkainya dengan cara yang aneh dan tanpa tujuan,
mengeluarkan suara-suara yang tak berarti, tidak mampu memahami apa yang orang lain katakan dan
menolak bantuan. Kebingungan berlangsung selama beberapa menit, dan diikuti dengan penyembuhan
total.
4. Kejang konvulsif (kejang tonik-klonik,grand mal)Biasanya dimulai dengan kelainan muatan listrik pada daerah otak yang terbatas. Muatan listrik ini segera
menyebar ke daerah otak lainnya dan menyebabkan seluruh daerah mengalami kelainan fungsi.
5. Epilepsi primer generalisataDitandai dengan muatan listrik abnormal di daerah otak yang luas, yang sejak awal menyebabkan
penyebaran kelainan fungsi. Pada kedua jenis epilepsi ini terjadi kejang sebagai reaksi tubuh terhadap
muatan yang abnormal. Pada kejang konvulsif, terjadi penurunan kesadaran sementara, kejang otot yang
hebat dan sentakan-sentakan di seluruh tubuh, kepala berpaling ke satu sisi, gigi dikatupkan kuat-kuat dan
hilangnya pengendalian kandung kemih. Sesudahnya penderita bisa mengalami sakit kepala, linglung
sementara dan merasa sangat lelah. Biasanya penderita tidak dapat mengingat apa yang terjadi selamakejang.
6. Kejang petit malDimulai pada masa kanak-kanak, biasanya sebelum usia 5 tahun. Tidak terjadi kejang dan gejala dramatis
lainnya dari grand mal. Penderita hanya menatap, kelopak matanya bergetar atau otot wajahnya berkedut-
kedut selama 10-30 detik. Penderita tidak memberikan respon terhadap sekitarnya tetapi tidak terjatuh,
pingsan maupun menyentak-nyentak.
-
8/12/2019 LP KEJANG Pada Anak
4/8
4
7. Status epileptikusMerupakan kejang yang paling serius, dimana kejang terjadi terus menerus, tidak berhenti. Kontraksi otot
sangat kuat, tidak mampu bernafas sebagaimana mestinya dan muatan listrik di dalam otaknya menyebar
luas. Jika tidak segera ditangani, bisa terjadi kerusakan jantung dan otak yang menetap dan penderita bisa
meninggal.
8. Gejala kejang berdasarkan sisi otak yang terkenaSisi otak yg terkena Gejala
Lobus frontalis Kedutan pada otot tertentu
Lobus oksipitalis Halusinasi kilauan cahaya
Lobus parietalis Mati rasa atau kesemutan di bagian tubuh tertentu
Lobus temporalisHalusinasi gambaran dan perilaku repetitif yang kompleks
misalnya berjalan berputar-putar
Lobus temporalis anterior Gerakan mengunyah, gerakan bibir mencium
Lobus temporalis anterior sebelah
dalam
Halusinasi bau, baik yg menyenangkan maupun yg tidak
menyenangkan
D.PatofisiologiPerbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan diluar sel, maka tedapat perbedaan potensial yang
disebut potensial membrane dari sel neuron. Dalam keadaan normal membrane sel neuron dapat dilalui dengan
mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion Natrium (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion
klorida (Cl -). Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah sedangkan di luar
sel neuron terdapat keadaan sebaliknya Keseimbangan potensial membrane ini dapat berubah oleh adanya:
1. Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselular2. Rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimiawi, atau aliran listrik.3. Perubahan patofisiologi dari membran karena penyakit atau keturunan.
-
8/12/2019 LP KEJANG Pada Anak
5/8
5
E.KomplikasiJika tidak ditanggulangi dengan cepat dan tepat maka akan baik dan tidak menyebabkan kematian.
Kemungkinan berulangnya kejang antara 25%-50% pada umumnya terjadi pada 6 bulan pertama. Komplikasi
yang dimungkinkan terjadi epilepsi, tetapi kejadiannya sangat rendah.
F. Pemeriksaan penunjang1.2. EEG (Elektro Encephalo Graf)3. CT Scan/ MRI
G.Penatalaksanaan1. Penatalaksanaan medis : Pengobatan pasca akut
a. suhu tubuh diturunkan dengan kompres air dingin dan pemberian antipiretik diazepam. Bila kejangberhenti dengan diazepam, dilanjutkan fenobarbitol diberikan langsung setelah kejang berhenti.
b. Mencari dan mengobati penyebabc.pemeriksaan diagnostikd. Pengobatan profilaksis Ada 2 yaitu
i. Profilaksis intermitten saat demamii. Profilaksis terus menerus dengan konvulsi setiap hari
2. Penatalaksanaan keperawatana. Selama kejang
1) Berikan privacy dan perlindungan pada pasien dari lingkungan luar.2) Mengamankan pasien memungkinkan jika jatuh.3) Melindungi kepala dengan bantalan untuk mencegah cidera4) Jauhkan benda-benda tajam selama kejang.
b. Setelah kejang1) Pertahankan pasien pada salah satu posisi agar tidak terjadi aspirasi2) Jika pasien mengalami serangan berat setelah kejang, berikan pendekatan yang lembut dan restrain
yang lembut.
c. Penatalaksanaan demam1) Menurunkan suhu tubuh dengan kompres air hangat2) Segera turunkan demam agar dapat terkendali dan kejang dapat berhenti.
H.Asuhan keperawatan1. Pengkajian
a. Riwayat adanya faktor penyebabb. Idiopatik, tidak ada penyebab yang dapat di identifikasic. Pasca traumad. Dapatkan riwayat kejange. Pemeriksaan diagnostik : EEG, CT scanf. Pemeriksaan metabolisme
2. Diagnosa keperawatana. Hipertermia b d peningkatan metabolisme
b. Gangguan pola tidur b d demam dan kelelahanc. Resti penghentian pernapasan b.d. gerakan otot pernapasan berlebihan, perubahan kesadaran.d. Resti terhadap cidera b.d. aktifitas kejang
-
8/12/2019 LP KEJANG Pada Anak
6/8
6
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Hipertermia
Berhubungan dengan :
- penyakit/ trauma- peningkatan
metabolisme- aktivitas yang berlebih- dehidrasi
NOC:
Thermoregulasi
Setelah dilakukan tindakankeperawatan
selama..pasienmenunjukkan :
Suhu tubuh dalam batasnormal dengan kreiteriahasil:
Suhu 3637C Nadi dan RR dalamrentang normal
Tidak ada perubahanwarna kulit dan tidakada pusing, merasanyaman
NIC :
Monitor suhu sesering mungkin Monitor warna dan suhu kulit Monitor tekanan darah, nadi dan RR Monitor penurunan tingkat kesadaran Monitor WBC, Hb, dan Hct Monitor intake dan output Berikan anti piretik: Kelola
Antibiotik:..
Selimuti pasien Berikan cairan intravena Kompres pasien pada lipat paha dan
aksila Tingkatkan sirkulasi udara Tingkatkan intake cairan dan nutrisi Monitor TD, nadi, suhu, dan RR Catat adanya fluktuasi tekanan darah Monitor hidrasi seperti turgor kulit,
kelembaban membran mukosa)
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi
Gangguan pola tidur
berhubungan dengan:
- kecemasan, agen biokimia,suhu tubuh, pola aktivitas,depresi, kelelahan, takut,
kesendirian..
Fisiologis : Demam
NOC:
Anxiety Control Comfort Level Pain Level Rest : Extent and
Pattern Sleep : Extent ang
Pattern
Setelah dilakukantindakan keperawatan
selama . gangguan pola
tidur pasien teratasidengan kriteria hasil:
Jumlah jam tidurdalam batas normal
Pola tidur,kualitasdalam batas normal
Perasaan freshsesudah tidur/istirahat
Mampumengidentifikasi hal-
hal yang
meningkatkan tidur
NIC :
Sleep Enhancement
- Determinasi efek-efek medikasiterhadap pola tidur
- Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat- Fasilitasi untuk mempertahankan
aktivitas sebelum tidur (membaca)- Ciptakan lingkungan yang nyaman- Kolaburasi pemberian obat tidur
-
8/12/2019 LP KEJANG Pada Anak
7/8
7
3. Rencana asuhan keperawatana. Resti penghentian pernapasan b.d. gerakan otot pernapasan berlebihan, perubahan kesadaran.
Tujuan: mempertahan kan jalan napas/ fungsi napas
KH:
1) mengungkapkan pemahaman faktor yang menunjang kemungkinan trauma dan atau penghentianpernapasan dan mengambil langkah untuk memperbaiki situasi.
2) Mempertahankan aturan pengobatan untuk mengontrol atau menghilangkan aktifitas kejang.Intervensi:
1) Gali bersama keluargapasien berbagai stimulasi yang dapat mempengaruhi kejang.R: mengetahui penyebab kejang
2) Masukkan jalan napas buatan yang terbuat dari plastikR: menurunkan terjadinya trauma mulut.
3) Berikan tambahan oksigen/ ventilasi manual sesuai kebutuhanR: dapat menurunkan hipoksia serebral
b. Resti terhadap cidera b.d. aktifitas kejangTujuan: mencegah atau mengendalikan aktifitas kejang dan melindungi klien dari cidera.
KH:
1) Keluarga mampu mengungkapkan pemahaman faktor yang menunjang kemungkinan trauma danmengambil langkah untuk memperbaiki situasi.
2) Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamananIntervensi:
1) Evaluasi kebutuhan untuk diberikan perlindungan pada kepala.R: pemberian penutup kepala dapat memberikan perlindungan selama kejang.
2) Gunakan termometer dengan bahan metal atau dapatkan suhu melalui lubang telinga, jika perluR: menurunkan resiko pasien menggigit dan menghancurkan termometer yang terbuat dari kaca
jika tiba-tiba kejang
3) Kolaborasi pemberian obat (diazepam, Glukosa)R: mempercapat pasien kembali ke keadaan semula
-
8/12/2019 LP KEJANG Pada Anak
8/8
8
DAFTAR PUSTAKA
1. Carpenito, L.J. 1995.Nursing Care Plans & Documentation, Nursing Diagnoses and Collaborative Problem.Alih bahasa : Monica Ester, Setiawan. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC.
2. handout diktatmata kuliah Keperawatan Anak Prodi Keperawatan, Poltekkes Semarang3. Hartantyo, dkk. 1997. Pedoman Pelayanan Medik Anak. Edisi 2. Bagian Ilmu Kesehatan Anak. FK
Universitas Diponegoro.
4. Wahab, Samik. 2000.Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15. Jakarta: EGC5. Pusponegoro, Hardiono.D., dkk. 2004. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak Edisi 1.Jakarta: Ikatan
Dokter Anak Indonesia.