lp immunisasi geny
DESCRIPTION
lp koma diabetikumTRANSCRIPT
Senin, 08 Desember 2014
MAKALAH IMUNISASI PADA ANAK BALITA "PROMKES"
KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Imunisasi anak balita”. Dalam menyelesaikan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Karena itu ucapan terima kasih saya sampaikan kepada keluarga tercinta atas dukungannya, orang-orang terdekat atas pengertiannya, dan pihak-pihak lain yang telah membantu saya dalam penyelesaian makalah ini.Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dimana sebagai manusia biasa tidak pernah luput dari kekhilafan seperti pepatah yang mengatakan “tiada gading yang tak retak, dan tak ada mawar yang tak berduri”, maka saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan. Dan saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR……………………………………………………………………DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..BAB I PENDAHULUANLatar Belakang……………………………………………………………………….Tujuan………………………………………………………………………………..Rumusan Masalah……………………………………………………………………BAB II PEMBAHASANPengertian Imunisasi…………………………………………………………………Tujuan Imunisasi……………………………………………………………………..Macam-macam Imunisasi…………………………………………………………...Penyakit yang dapat di cegah dengan Imunisasi…………………………………....BAB III KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan………………………………………………………………………….. Saran……………………………………………………………………………….DAFTAR PUSTAKA
BAB 1PENDAHULUAN
Latar BelakangSelama dalam proses tumbuh kembang, anak memerlukan asupan gizi yang kuat, penilaian nilai agama dan budaya, pembiasaan disiplin yang konsisten dan upaya pencegahan. Salah satu upaya pencegahan penyakit, yaitu pemberian imunisasi. Pemahaman tentang imunisasi diperlukan sebagai dasar dalam memberikan asuhan kebidanan terutama pada anak sehat dan implikasi konsep imunisasi pada saat merawat anak sakit.Tujuan jangka pendek dari pelayanan imunisasi adalah pencegahan penyakit secara perorangan atau kelompok, sedangkan tujuan jangka panjang adalah eradikasi atau eliminasi suatu penyakit.Dari penyakit menular yang telah ditemukan, sampai saat ini di Indonesia baru tujuh macam yang diupayakan pencegahannya melalui program imunisasi yang selanjutnya kita sebut “Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)”Sejak dimulainya program imunisasi di Indonesia pada tahun 1956, saat ini telah dikembangkan tujuh jenis vaksinasi yaitu BCG, Campak, Polio, DPT.Rumusan Masalah1. Apa saja definisi dari imunisasi?2. Apa saja jenis imunisasi?3. Apa efek samping dari imunisasi?4. Apa penyakit-penyakit yang ditimbulkan pada anak yang tidak di imunisasi?
Tujuan 1. Untuk mengetahui apa definisi dari imunisasi.2. Untuk mengetahui jenis-jenis imunisasi.3. Untuk mengetahui efek samping dari imunisasi.4. Untuk mengetahui penyakit-penyakit yang di timbulkan pada anak yang tidak di imunisasi
BAB IIPEMBAHASANPengertian Imunisasi adalah pemberian kekebalan dalam upaya untuk mencegah timbulnya penyakit tertentu. Imunisasi merupakan suatu sistem kekebalan yang diberikan pada manusia dengan bertujuan melindungi individu tersebut dari penyakit yang dapat membahayakan jiwa. Yang harus diketahui dari imunisasi adalah: 1. Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa penyakit berbahaya. Anak yang tidak mendapat imunisasi akan lebih mudah jatuh sakit dan menjadi cacat selamanya atau kurang gizi dan kemudian meninggal. 2. Imunisasi tetap aman dilakukan bagi anak yang sedang sakit ringan, cacat atau kurang gizi. 3. Semua ibu hamil, termasuk mereka yang sebelumnya pernah mendapatkan imunisasi, oerlu mendapatkan vaksinasi tetanus toxoid untuk melindungi diri dari tetanus. Sebaiknya berkonsultasi kepada petugas Puskesmas tentang imunisasi tetanus ini. Sesuai dengan komitmen global saat ini, Indonesia sedang melaksanakan eliminasi Tetanus Neonatorum. Imunisasi ini diberikan pada semua wanita uasia subur termasuk ibu hamil sebanuyak 5 dosis. Wanita usia subur yang telah mendapatkan vaksin secara lengkap dan tepat, akan terlindungi seumur hidupnya dan bayinya akan terlindungi selama beberapa minggu setelah dilahirkan. Setiap pemberian imunisasi harus menggunakan jarum dan alat suntik baru yang suci hama (steril). Masyarakat harus senantiasa mengingatkan hal ini kepada petugas. Penyakit dapat menyebar dengan mudah apabila orang berkumpul bersama. Semua anak yang tinggal di lingkungan yang padat penduduk seperti tempat pengungsian, bencana.
Macam-macam imunisasi : 1. Imunisasi Dasar cegah penyaakit TBC (batuk darah)a. Diberikan pada saat usia bayi lahir – 2 bulan, tetapi yang paling efektif pada usia 2 bulan.b. Untuk mencegah difteri (radang tenggorokan), pertusis (batuk rejan/batuk 100
hari), dan tetanus (kejang).c. Diberikan sebanyak 3x yaitu pada saat usia bayi 3 bulan, 4 bulan, dan 5 bulan.C. 2. PolioMerupakan Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak.Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi polio adalah empat kali.Waktu pemberian imunisasi polio pada umur 0-11 bulan dengan interval pemberian 4 minggu. Cara pemberian imunisasi polio melalui oral.a. Untuk mencegah penyakit poliob. Diberikan sebanyak 4x yaitu pada saat usia anak ketika lahir, 3 bulan, 4 bulan, dan 5 bulan.3. Campak Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular.Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah satu kali.Waktu pemberian imunisasi campak melalui subkutan kemudian efek sampingnya adalah dapat terjadi ruam pada tempa suntikan dan panas.a. Untuk mencegah penyakit campakb. Diberikan 1x pada saat usia anak 9 bulan.c. Hepatitis Bd. Untuk mencegah penyakit Hepatitis Be. Diberikan 3x yaitu pada saat usia bayi 1 bulan, 2 bulan, dan 12 bulan.4. munisasi DPT ( Diphteri, Pertusis, dan Tetanus )Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri.Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya akan tetapi masih dapat merangsang pembentukan zat antibody (toksoid). Frekwensi pemberian imunisasi DPT adalah 3 kali,dengan maksud pemberian pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zat anti,kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Waktu pemberian imunisasi DPT antara umur 2 – 11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara pemberian imunisasi DPT melalui intramuskuler. Efek samping pada DPT mempunyai efek ringan dan efek berat,efek ringan seperti pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan,demam sedangkan efek berat dapat menangis hebat kesakitan kurang lebih empat jam,kesadaran menurun,terjadi kejang, enselopati, dan shock.
Efek Samping Dari Imunisasia. DPT Demam ringan, nyeri dan kadang bengkak pada daerah penyuntikanb. Campak Demam selama 1-2 hari pada hari ke 5-6 Kadang timbul bercak pada kulit sekitar tempat penyuntikanCara Penanganan efek samping/kejadian ikutan setalah pemberian imunisasi1. Bila timbul demam, lakukan:• Berikan kompres hangat (dahi, ketiak dan leher)
• Beri banyak minum• Beri pakian yang tipis dan menyerap keringat• Ganti pakaina yang basah• Berikan obat penurun panas sesuai anjuran dokter2. Bila timbul nyeri/bengkak dearah suntilkan, lakukan:• Beri kompres air biasa ditempat sekitar suntikan• Diusap-usap sekitar daerah suntikan• Beri anak (ASI/mainan) agar dapat tidur3. Bila terjadi diare, lakukan: • Beri bayi banyak minum air putih, oralit, kuah sayur, sari buah, atau ASI• Jangan berikan obat anti diare. 4. Hal yang perlu mendapat perhatian setelah imunisasi : • Reaksi yang timbul pada imunisasi BCG dapat berupa koreng pada area penyuntikan. Walau demikian tidak boleh dilakukan pengobatan terhadap luka, seperti memberinya obat oles, salep, bethadin, obat merah, dll. Karena hal tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan imunisasi. • Reaksi diare setelah imunisasi setelah imunisasi POLIO boleh diberikan ASI jika lama imunisasi sudah diberikan lebih dari 6 jam (tidak boleh mewmberikan ASI setelah imunisasi POLIO sebelum 6 jam berlalu)• Daerah yang disuntik tidak boleh dipijat, diberikan obat oles ataupun talk dan yang lainnya.
BAB IIIPENUTUP KesimpulanUntuk melindungi bayi dan anak dari penyakit yang membahayakan fisik dan jiwa anak, maka mereka perlu diimunisasi. Ibu hamil juga perlu mendapatkan imunisasi untuk melindungi diri sendiri beserta bayi yang dikandungnya terhadap tetanus. Maka peran suami, ibu, calon ibu, sanagt dibutuhkan demi melindungi bayi dan anak dari penyakit mematikan maupun cacat seumur hidup. Saran1. Tingkat pendidikan ibu tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.2. Jarak rumah ke Puskesamas tidak mempunyai pengaruh terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.3. Pengetahuan ibu mempunyai pengaruh positip terhadap kelengkapan imunisasi dasar, yang berarti bahwa semakin baik pengetahuan ibu tentang manfaat imunisasi akan berpengaruh meningkatkan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.4. Motivasi ibu mempunyai pengaruh positip terhadap kelengkapan imunisasi dasar. Yang berarti bahwa semakin baik motivasi ibu akan berpengaruh meningkatkan kelengkapanimunisasi dasar pada bayi.5. Tenaga Kesehatan Berupaya untuk meningkatan pengetahuan ibu tentang manfaat imunisasi dasar bagi bayi sehingga ibu yang mempunyai bayi berusaha meningkatkan kelengkapan imunisasi bayi melalui penyuluhanpenyuluhan di
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.Aziz Alimul.2008.Pengantar ilmu Kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta : Salemba MedikaHinchliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan. Jakarta : EGChttp://harry-arudam.blogspot.com/2012/03/pengertian-imunisasi.html (diakses pada tanggal 8 Oktober 2012
Selasa, 15 Januari 2013
MAKALAH IMUNISASI PADA BAYI
OLEH :
NI WAYAN EKA DAMA YANTI
1
KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang
berjudul “Imunisasi pada Bayi.
Dalam menyelesaikan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Karena itu ucapan terima kasih saya sampaikan kepada keluarga tercinta
atas dukungannya, orang-orang terdekat atas pengertiannya, dan pihak-pihak lain
yang telah membantu saya dalam penyelesaian makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dimana
sebagai manusia biasa tidak pernah luput dari kekhilafan seperti pepatah yang
mengatakan “tiada gading yang tak retak, dan tak ada mawar yang tak berduri”,
maka saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan. Dan saya
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Badung, 27 Nopember 2012
Penulis
2
DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL
…………………………………………………………………….1
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………2
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang……………………………………………………………………….5
1.2
Tujuan………………………………………………………………………………
..6
1.3 Rumusan
Masalah……………………………………………………………………6
1.4 Metode
Penulisan…………………………………………………………………….7
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Imunisasi…………………………………………………………………8
2.2 Tujuan
Imunisasi……………………………………………………………………..9
2.3 Jenis-jenis
Imunisasi………………………………………………………………….9
2.4 Macam-macam
Imunisasi…………………………………………………………...11
2.5 Penyakit yang dapat di cegah dengan
Imunisasi…………………………………....17
2.6 Pemberian Imunisasi menurut
WHO………………………………………………..19
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan…………………………………………………………………………
..23
3
3.2
Saran……………………………………………………………………………….2
3 DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN1.1.Latar Belakang
Selama dalam proses tumbuh kembang, anak memerlukan asupan gizi yang
kuat, penilaian nilai agama dan budaya, pembiasaan disiplin yang konsisten dan
upaya pencegahan. Salah satu upaya pencegahan penyakit, yaitu pemberian
imunisasi. Pemahaman tentang imunisasi diperlukan sebagai dasar dalam
memberikan asuhan kebidanan terutama pada anak sehat dan implikasi konsep
imunisasi pada saat merawat anak sakit, khususnya pada kasus tuberculosis ,
difteri, pertussis, tetanus, polio, campak, dan hepatitis.
Tujuan jangka pendek dari pelayanan imunisasi adalah pencegahan penyakit
secara perorangan atau kelompok, sedangkan tujuan jangka panjang adalah
eradikasi atau eliminasi suatu penyakit.
Dari penyakit menular yang telah ditemukan, sampai saat ini di Indonesia baru
tujuh macam yang diupayakan pencegahannya melalui program imunisasi yang
selanjutnya kita sebut “Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)”
Sejak dimulainya program imunisasi di Indonesia pada tahun 1956, saat ini
telah dikembangkan tujuh jenis vaksinasi yaitu BCG, Campak, Polio, DPT, DT,
TT, Hep.B.
5
1.2 Tujuan
Setelah menyelesaikan makalah dengan judul “imunisasi pada bayi”,
maka tujuan yang ingin dicapai adalah :
- Mampu mengetahui imunisasi, jenis imunisasi, cara
pemberiannya dan komplikasi dari pemberian imunisasi.
- Sebagai tambahan pengetahuan bagi calon Bidan professional
sehingga saat kita ada di lahan klinik kita dapat memberikan asuhan kebidanan
yang sesuai kode etik kebidanan.
1.3 Rumusan Masalah
Pembahasan imunisasi dapat disusun dengan format sebagai berikut :
A. Pengertian Imunisasi
B. Tujuan Imunisasi
C. Jenis-jenis Imunisasi
D. Penyakit yang dapat di vaksinasi
E. Pemberian Imunisasi Menurut WHO
1. Sifat fisik
2. Kontra indikasi
3. Dosis
4. Tempat pemberian
5. komplikasi
6
1.4 Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini menggunakan metode kepustakaan dimana
dalam pengumpulan data yakni melalui penelitian dokumen, yang datanya di
peroleh dari berbagai informasi.
7
BAB II
PEMBAHASAN2.1 Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit
yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata
imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya
akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk
terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem
kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan
terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan
satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai
penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.
Pemberian imunisasi dimaksudkan untuk membentuk kekebalan tubuh.
Kekebalan tubuh dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya :
- Tingginya kadar anti body pada saat dilakukan imunisasi
- Potensi antigen yang disuntikkan
- Waktu antara pemberian imunisasi
Mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan bergantung dari
factor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada
diri anak. 8
2.2 Tujuan Imunisasi
Tujuan dari pemberian imunisasi adalah :
1. Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu.
2. Untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan
kesehatan bahkan bisa menyebabkan cacat atau kematian pada penderitanya.
2.3 Jenis-Jenis Imunisasi
Imunisasi dapat di bagi atas dua yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
IMUNISASI AKTIF
Merupakan pemberiaan zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi
suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik
yang akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta dihasilkannya sel
memori, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat
dapat merespons. Imunisasi aktif ada dua yaitu :
a. Imunisasi aktif alamiah adalah kekebalan tubuh yang secara otomatis di peroleh
sembuh dari suatu penyakit.
b. Imunisasi aktif buatan adalah kekebalan tubuh yang di dapat dari vaksinasi yang
di berikan untuk mendapatkan perlindungan dari suatu penyakit.
Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap
vaksinya anyara lain:
1). Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau
mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli sakarida,
toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.
9
2). Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.
3). Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menghindari
tubuhnya mikroba dan sekaligus untuk srabilisasi antigen.
4). Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk
meningkatkan imunogenitas antigen.
IMUNISASI PASIF
Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang
dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia
atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk
dalam tubuh yang terinfeksi. Imunisasi pasif ada dua , yaitu :
a. Imunisasi pasif alamiah
Adalah antibodi yang di dapat seorang karena di turunkan oleh Ibu yang
merupakan orang tua kandung , langsung ketika berada dalam kandungan.
b. Imunisasi pasif buatan
Adalah kekebalan tubuh yang di peroleh karena suntikan serum untuk mencegah
penyakit tertentu.
10
2.4 Macam-Macam Imunisasi
Dalam pemberian imunisasi pada bayi dan anak dapat dilakukan dengan
beberapa imunisasi yang dianjurkan :
A. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
1. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan
dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi
BCG untuk TBC yang berat seperti TBC yang selaput otak, TBC milier (pada
seluruh lapangan paru) atau TBC tulang. Imunisasi BCG ini merupakan vaksin
yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberiaan
imunisasi BCG adalah satu kali dan waktu pemberian imunisasi BCG pada umur
0-11 bulan, akan tetapi pada umumnya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan,
kemudiaan cara pemberiaan imunisasi BCG melalui intra derma. Efek samping
pada BCG dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi limfadenitis
regional, dan reaksi panas.
2. Kontra Indikasi
Adanya penyakit kulit yang berat atau menahun seperti eksim, furunkolis, dan
sebagainya.
Mereka yang sedang menderita TBC.
3. Efek Samping
Imunisasi BCG meninggalkan indurasi dan kemerahan di tempat suntikan
yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu
pengobatan akan sembuh secara spontan dan akan meninggalkan tanda parut.
11
Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau di leher,
terasa padat tetapi tidak sakit, tidak perlu di obati akan sembuh dengan sendirinya
B. Imunisasi PPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus)
1. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
difteri. Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman
difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya akan tetapi masih dapat merangsang
pembentukan zat anti (toksoid). Frekuensi pemberiaan imunisasi DPT adalah tiga
kali, dengan maksud pemberiaan pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit
(tahap pengenalan) terhadap vaksin dan organ-organ tubuh membuat zat anti,
kedua dan ketiga terbentuk zay anti yang cukup. Waktu pemberian imunisasi DPT
antar umur 2-11 bulan dengan interval empat minggu. Cara pemberiaan imunisasi
DPT melalui intra muscular.
2. Efek Samping
Efek samping pada DPT mempunyai efek ringan dan efek berat, efek
ringan seperti pembengkakkan dan nyeri pada tempat penyuntikan, demam
sedangkan efek berat dapat menangis hebat kesakitan kurang lebih empat jam,
kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan shock.
3. Kontra Indikasi
Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau gejala
serius keabnormalan pada saraf merupakan kontra indikasi pertusis. Anak yang
mengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama, komponen pertusis harus
dihilangkan pada dosis kedua dan untuk meneruskan imunisasinya dapat
diberikan DT.
12
C. Imunisasi Polio
1. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan
vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberiaan imunisasi polio
adalah empat kali. Waktu pemberiaan imunisasi polio pada umur 0-11 bulan
dengan interval pemberiaan empat minggu. Cara pemberiaan imunisasi polio
melalui oral.
2. Efek Samping
Pada umumnya tidak terdapat efek samping . efek samping berupa
paralysis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang ( < 0,17 : 1.000.000; Bull
WHO 66 :1998)
3. Kontra Indikasi
Pada individu yang menderita “immune deficiency”. Tidak ada efek yang
berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit.
Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan
dapat diberikan setelah sembuh.
D. Imunisasi Campak
1. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
campak pada anak karena penyakit ini sangat menular. Kandungan vaksin ini
adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberiaan imunisasi campak adalah
satu kali. Waktu pemberiaan imunisasi campak pada umur 9-11 bulan. Cara
pemberiaan imunisasi campak melalui subkutan.
13
2. Efek Samping
Efek sampingnya adalah dapat terjadi ruam pada tempat suntikan dan
panas selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksin.
3. Kontra Indikasi
Individu yang menderita penyakit immune deficiency atau individu yang di
duga menderita gangguan respon imun seperti leukemia, lymphoma.
E. Imunisasi Hepatitis B
1. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi
pemberian imunisasi hepatitis tiga kali. Waktu pemberiaan imunisasi hepatitis B
pada umur 0-11 bulan. Cara pemberiaanya adalah intramuscular.
2. Efek Samping
Reaksi local seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar
tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang
setelah dua hari.
3. Kontra Indikasi
Hipersensitif pada komponen vaksin. Seperti vaksin-vaksin yang lain,
vaksin ini tidak boleh diberikan pada penderita infeksi berat yang disertai kejang.
F. Imunisasi MMR (Measles, Mumps, dan Rubela)
14
1. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan atau mencegah
terjadinya penyakit campak (measles), gondong , parotis epidemika (mumps) dan
rubela (campak jerman). Dalam imunisasi MMR ini antigen yang dipakai adalah
virus campak strainedmonson yang dilemahkan, virus rubella strain RA 27/3 dan
virus gondong. Vaksin ini tidak dianjurkan pada bayi usia dibawah 1 tahun karena
dikhawatirkan terjadi interferensi dengan antibodi maternal yang masih ada,
khusus pada daerah endemic sebaiknya diberikan imunisasi campak yang
monovalen dahulu pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan dan boster dapat dilakukan
MMR pada usia 15-18 bulan.
2. Efek Samping
Efek samping vaksin porotitis biasanya berupa pembengkakan kelenjar
liur yang timbul 10-14 hari setelah vaksin. Sedangkan untuk vaksin rubella, efek
sampingnya terinfeksi rubella ringan seperti demam ringan, nyeri tenggorokan,
pusing ruam, dan pembengkakan kelenjar.
G. Imunisasi Tiphus Abdominalis
1. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit tifus abdominalis, dalam persediaannya khususnya Indonesia terdapat
tiga jenis vaksin tifus abdominalis diantaranya kuman yang dimatikan, kuman
yang dilemahkan (vivotf, berna) dan antigen capsular Vi polysacchgaride (typhim
Vi, Pasteur meriux) pada vaksin kuman yang dimatikan dapat diberikan untuk
bayi 6-12 bulan adalah 0,1 ml, 1-2 tahun 0,2 ml, dan 2-12 tahun adalah 0,5 ml,
pada imunisasi awal dapat diberikan sebanyak dua kali dengan interval empat
minggu kemudian penguat setelah satu tahun kemudian.
15
Pada vaksin kuman yang dilemahkan dapat diberikan dalam bentuk capsul ateric
coated sebelum makan pada hari 1,2,5 pada anak diatas usia 6 tahun dan pada
antigen capsular diberikan pada usia diatas dua tahun dan dapat diulang tiap tiga
tahun.
H. Imunisasi Varicella
1. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
varicella (cacar air). Vaksin varicella merupakan virus hidup varicella zoozter
strain OKA yang dilemahkan pemberian vaksin varicella dapat diberikan suntukan
tunggal pada usia 12 tahun di daerah tropic dan bila diatas usia 13 tahun dapat
diberikan dua kali suntikan dengan interval 4-8 minggu.
I. Imunisasi Hepatitis A
1. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
hepatitis A. pemberiaan imunisasi ini dapat diberikan pada usia diatas dua tahun.
Untuk imunisasi awal dengan menggunakan vaksin havrix (isinya virus hepatitis
A strain HM175 yang inactivated) dengan 2 suntikan dengan interval 4 minggu
dan boster pada enam bulan kemudiaan dan apabila menggunakan vaksin MSD
dapat dilakukan tiga kali suntikan pada usia 0, 6 dan 12 bulan.
J. Imunisasi HIB (Haemophilus Influenza Tipe B)
1. Indikasi
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
influenza tipe b.
16
Vaksin ini adalah bentuk polisakarida murbi (PRP; purified capsular
polysacharide) kuman H. Influenzae tipe b , antigen dalam vaksin tersebut dapat
dikonjugasi dengan protein-protein lain seperti toksoid tetanus (PRP- OMPC).
Pada pemberiaan imunisasi awal dengan PRP-T dilakukan dengan tiga suntikan
dengan interval dua bulan kemudian vaksin PRP OMPC dilakukan dengan
suntikan dengan interval dua bulan kemudian bosternya dapat dilakukan pada usia
18 bulan.
2. Efek Samping
Efektivitas vaksi HIB sekitar 95 % dan relative aman meskipun
menimbulkan reaksi local berupa rasa nyeri dan kemerahan pada sekitar 5-15 %
bayi.
2.5 Penyakit-Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
Tuberculosis
Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Cara penularannya
melalui droplet atau percikan air ludah, sedangkan reservoar adalah manusia,
imunisasi yang dapat mencegah penyakit ini adalah BCG.
Difteri
Penyakit ini disebabkan oleh Corynebacterium dyptheriae tipe gravis, milis,
dan intermedium, yang menular melalui percikan ludah yang tercemar. gejala
ringan berupa membran pada rongga hidung dan gejala berat apabila terjadi
obstruksi jalan napas karena mengenai laring, saluran napas bagian atas, tonsil dan
kelenjar sekitar leher membengkak. Imunisasi yang diberikan untuk mencegah
penyakit ini adalah DPT.
17
Pertusis
Penyakit ini disebabkan oleh Bordetella. Penularan melalui droplet,
bahayanya dapat menyebabkan pneumonia yang dapat menimbulkan kematian.
Gejala berupa batuk pilek, untuk mencegah penyakit ini maka kita gunakan
imunisasi DPT.
Tetanus
Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium tetani. Gejala awal
ditunjukkan dengan bayi tidak mau menyusu. Kekebalan pada penyakit ini hanya
diperoleh dengan imunisasi atau vaksinasi lengkap, imunisasi yang diberikan
tidak haya DPT pada anak, tetapi juga TT pada calon pengantin.
Poliomyelitis
Penyakit ini disebabkan oleh virus polio tipe 1, 2, 3, yang menyerang
myelin atau serabut otot. Gejala awal tidak jelas, dapat timbul gejala demam
ringan dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), penularan penyakit ini melalui
droplet atau fekal, reservoarnya adalah manusia yang menderita polio.
Pencegahan dapat dilakukan dengan imunisasi dengan menggunakan vaksinasi
polio, bahkan dapat eradikasi dengan cakupan polio 100%.
Campak
Penyebab penyakit infeksi adalah virus morbili yang menular melalui
droplet, gejala awal ditunjukkan dengan adanya kemerahan yang mulai timbul
pada bagian belakang telinga, dahi, dan menjalar ke wajah dan anggota badan,
imunisasi yang diberikan pada usia 9 bulan dengan rasional kekebalan dari ibu
terhadap penyakit campak berangsur akan hilang sampai usia 9 bulan.
18
Hepatitis B
Penyakit infeksi ini disebabkan oleh virus hepatitis B yang menyerang
kelompok resiko secara vertical yaitu bayi dan ibu pengidap, sedangkan secara
horizontal tenaga medis dan paramedic, pecandu narkotika, pasien hemodialisis.
Gejala yang muncul tidak khas, seperti anoreksia, mual dan kadang-kadang
ikterik. Pencegahannya lakukan imunisasi hepatitis B diberikan pada bayi 0-
11bulan dengan maksud untuk memutus rantai penularan dari ibu ke bayi.
2.6 Pemberian Imunisasi Menurut WHO
1. Sifat Fisik
Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen
kuman atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan dan berguna
untuk merangsang kekebalan tubuh seseorang.
Vaksin dibagi menurut:
Sensitivitas terhadap suhu
a. Vaksin yang Sensitive terhadap beku (freeze sensitive = FS), yaitu : DPT,
DT, TT, Hepatitis B dan DPT-HB
b. Vaksin yang sensitive terhadap panas (heat sensitive = HS), yaitu : vaksin
campak, polio, dan BCG
Substrat pembuatannya
a. Vaksin kuman yang hidup dilemahkan seperti :
Virus campak dalam vaksin campak
19
Virus polio dalam sabin pada vaksin polio
Kuman TBC dalam vaksin BCG
b. Vaksin dari kuman yang dimatikan seperti :
Bakteri pertusis dalam DPT
Virus polio jenis salk dalam vaksin polio
c. Vaksin dari racun/toksin kuman yang dilemahkan seperti :
Racun kuman seperti toxoid (TT), diphtheria, toxoid dalam DPT
d. Vaksin yang terbuat dari protein khusus kuman seperti Hepatitis B
2. Kontra Indikasi
Kontraindikasi pemberiaan imunisasi. Ada beberapa kondisi yang menjadi
pertimbangan untuk tidak memberikan imunisasi pada anak:
Flu berat atau panas tinggi dengan penyebab yang serius
Perubahan pada system imun yang tidak dapat menerima vaksin virus hidup
Sedang dalam pemberian obat-obat yang menekan system imun, seperti
sitostatika, transfuse darah, dan immunoglobulin
Riwayat alergi terhadap pemberian vaksin sebelumnya seperti pertusis
20
3. Dosis
Jenis vaksin Dosis
BCG 20/Ampul
DPT 10/Vial
Polio 10/Vial
Campak 10/Vial
Hepatitis B uniject 1/Kemasan
DT 10/Vial
TT 10/vial
DPT-HB 5/Vial
4. Tempat Pemberian
Cara pemberian imunisasi dasar (Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi
di Indonesia, DepKes 2000)
Vaksin Dosid Cara dan tempat pemberiaan
BCG 0,05 cc Intrakutan tepat di insersio muskulus deltoideus kanan
DPT 0,5 cc Intramuskular
Polio 2 tetes Diteteskan ke mulut
Campak 0,5 cc Subkutan, biasanya lengan kiri atas
Hepatitis
B
0,5 cc Intramuscular pada paha bagian luar
TT 0,5 cc Intramuskular dalam biasa di muskulus deltoideus
21
5. Komplikasi
Adapun biasanya terjadi komplikasi pada penyakit campak seperti otitis
media, konjungtivitis berat, enterititis, dan pneumonia, terlebih pada anak dengan
status gizi buruk.
PANDANGAN 5 AGAMA TENTANG IMUNISASI PADA BAYI
Agama Hindu , Agama Islam , Agama Budha , Agama Kristen Protestan
dan Agama Kristen Katolik :
- Umumnya setiap agama mengharapkan Imunisasi ini dapat memberikan
hal yang positif pada bayi maupun Ibu. Oleh karena itu Imunisasi pada bayi harus
dilaksanakan dengan pengawasan yang efektif sehingga tidak ada kesalahan
dalam pemberian obat tersebut , Bagi setiap Ibu agar selalu memperhatikan
kesehatan bayinya yaitu harus selalu aktif ke posyandu agar menghindari dan
mencegah timbulnya / gejala suatu penyakit pada Bayi.
22
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN3.1 KESIMPULAN
Dari pembasan masalah di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian dari
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang dan dari pembahasan di atas
adalah mampu mengetahui imunisasi, jenis-jenis imunisasi, penyakit yang dapat
di vaksinasi , cara pemberiannya dan komplikasi dari pemberian imunisasi.
Sebagai tambahan pengetahuan bagi calon Bidan professional sehingga saat kita
ada di lahan klinik kita dapat memberikan asuhan kebidanan yang sesuai kode etik
kebidanan.
3.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas maka di sarankan :
Perlu peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang imunisasi di
kalangan paramedis sehingga pelayanan kesehatan khususnya imunisasi dapat
diberikan sesuai dengan standar asuhan pelayanan kesehatan.
Perlu pemberian pendidikan kesehatan kepada masyarakat yang
sebenarnya tentang pentingnya imunisasi dan hal-hal yang berkaitan sehingga
masyarakat tidak perlu takut membawa anaknya imunisasi.
23
Bagi setiap Ibu agar selalu memperhatikan kesehatan bayinya yaitu harus
selalu aktif ke posyandu atau tenaga kesehatan terdekat. Karena dengan di beri
Imunisasi dapat mencegah bayi dalam berbagai penyakit.
24
DAFTAR PUSTAKAhttp://clubbing.kapanlagi.com/threads/111535-Efek-Samping-Imunisasi
1. A. Aziz Alimul Hidayat, Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.Cetakan
1.Jakarta :Buku Kedokteran EGC 2009. Hal 98-101