lp dm ners
DESCRIPTION
nersTRANSCRIPT
1
LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MELLITUS
A. Pengertian
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Brunner & Sudarth, 2002).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis
dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya
toleransi karbohidrat. Jika telah berkembang penuh secara klinis, maka
diabetes melitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial,
aterosklerotik dan penyakit vaskular mikroangiopati dan neuropati (Price &
Wilson, 2006).
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang
melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan
berkembangnya komplikasi makrovaskular dan neurologis (Riyadi &
Sukarmin, 2008).
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolik yang dikarakteristikkan
oleh hiperglikemi, dan diakibatkan dari kerusakan produksi insulin, sekresi,
atau penggunaannya (Pradana, 2012).
1. Diabetes melitus pada usia lanjut
Usia lanjut merupakan masa usia di mana terjadi perubahan-
perubahan yang menyebabkan terjadinya kemunduran fungsional pada
tubuh. Salah satunya adalah terjadinya penurunan produksi dan
pengeluaran hormon yang diatur oleh enzim-enzim yang juga mengalami
penurunan pada usia lanjut.
Salah satu hormon yang menurun sekresinya pada usia lanjut adalah
insulin. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya diabetes
mellitus pada usia lanjut. Namun demikian, beberapa faktor resiko
seperti resistensi insulin akibat kurangnya massa otot dan terjadinya
perubahan vaskular, kegemukan akibat kurangnya aktivitas fisik yang
tidak diimbangi dengan asupan makanan yang adekuat, sering
mengkonsumsi obat-obatan, faktor genetik, dan keberadaan penyakit
2
lain yang memperberat diabetes mellitus, juga memegang peran penting.
Diabetes melitus yang terdapat pada usia lanjut mempunyai
gambaran klinis yang bervariasi luas, dari tanpa gejala sampai dengan
komplikasi nyata dan kadang-kadang menyerupai penyakit atau
perubahan yang biasa ditemui pada usia lanjut. Keluhan umum pasien
DM seperti poliuria, polidipsia dan polifagia, pada DM usia lanjut tidak
ada. Umumnya pasien datang dengan keluhan akibat komplikasi
degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Hal ini kemungkinan
disebabkan karena pada usia lanjut, respon tubuh terhadap berbagai
perubahan/gejala penyakit mengalami penurunan.
Biasanya yang menyebabkan pasien usia lanjut datang berobat
adalah karena gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan
pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada
tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan biasa (Hewindrio, 2013).
B. Etiologi
1. Pada Diabetes tipe I
Ditandai dengan adanya kerusakan sel-sel beta pankreas, yang mungkin
disebabkan oleh kombinasi dari faktor genetik, imunologi dan mungkin
lingkungan .
a. Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik kearah
terjadinya diabetes tipe I.
b. Faktor imunologi
Terdapat respon autoimun. Respons ini merupakan respons abnormal
dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara
bereaksi terhadap jaringan tersebut seolah-olah sebagai jaringan asing.
c. Faktor-faktor lingkungan
Penelitian sedang dilakukan terhadap kemungkinan faktor-faktor
external yang dapat memicu destruksi sel beta. Sebagai contoh virus
atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan
destruksi sel beta.
3
2. Pada Diabetes tipe II
Penyebab resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes
tipe ini sebenarnya tidak begitu jelas, tetapi faktor yang banyak berperan
antara lain:
a. Kelainan genetic
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap
diabetes. Ini terjadi karena DNA pada orang diabetes akan ikut
diinformasikan pada gen berikutnya terkait dengan penurunan
produksi insulin.
b. Usia
Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara
dramatis dan cepat pada usia setelah 40 tahun. Penurunan ini yang
akan beresiko pada penurunan fungsi endokrin pankreas untuk
memproduksi insulin dan resistensi insulin cenderung meningkat
pada usia diatas 65 tahun
c. Gaya hidup stress
Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang
cepat saji yang kaya pengawet, lemak dan gula. Makanan ini
berpengaruh besar terhadap kerja pankreas. Stress juga akan
meningkatkan kerja metabolisme dan meningkatkan kebutuhan akan
sumber energi yang berakibat pada kenaikkan kerja pankreas. Beban
yang tinggi membuat pankreas mudah rusak hingga berdampak pada
penurunan insulin.
d. Pola makan yang salah
Kurang gizi atau kelebihan berat badan dapat meningkatkan resiko
terkena diabetes. Malnutrisi dapat merusak pankreas sedangkan
obesitas meningkatkan gangguan kerja atau resistensi insulin. Pola
makan yang tidak teratur dan cenderung terlambat juga akan
berperan pada ketidakseimbangan kerja pankreas.
e. Obesitas
Obesitas mengakibatkan sel-sel beta pankreas mengalami hipertrofi
yang akan berpengaruh terhadap penurunan produksi insulin.
4
Hipertrofi pankreas pada penderita obesitas disebabkan karena
peningkatan beban metabolisme glukosa untuk mencukupi energi sel
yang terlalu banyak.
3. Klasifikasi Diabetes Melitus
Klasifikasi menurut ADA (American Diabetes Association) yang dikutip
oleh Price & Wilson (2006) dan yang telah disahkan oleh WHO, yaitu :
a. Diabetes Melitus Tipe 1 (juvenile onset dan tipe denpenden insulin) 5-
10% kejadian.
1) Akibat disfungsi autoimun dengan kerusakan sel-sel beta.
2) Idiopatik, tidak diketahui sumbernya.
Subtipe ini sering timbul pada etnik keturunan Afrika-Amerika,
Asia. Awitan terjadi pada segala usia, tetapi biasanya muda < 30
tahun. Biasanya bertubuh kurus pada saat didiagnosis dengan
penurunan BB yang baru saja terjadi. Cenderung mengalami
komplikasi akut hiperglikemi: ketoasidosis diabetik (Brunner &
Suddarth dalam Hewindrio, 2013).
b. Tipe 2 (onset maturity dan nondependen insulin) : 90-95% kejadian.
Obesitas, herediter dan lingkungan sering dikaitkan dengan
penyakit ini. Awitan terjadi di segala usia biasanya > 30 tahun.
Cenderung meningkat pada usia > 65 tahun. Mayoritas penderita
obesitas dapat mengendalikan kadar glukosa darah melalui
penurunan berat badan. Agens hipoglikemia oral dapat memperbaiki
kadar glukosa darah bila modifikasi diet dan latihan tidak berhasil.
Memerlukan insulin dalam waktu yang pendek atau panjang untuk
mencegah hiperglikemi. Ketosis jarang terjadi, kecuali bila dalam
keadaan stress atau menderita infeksi. Komplikasi akut: sindrom
hiperosmolar nonketotik (Brunner & Suddarth dalam Hewindrio,
2013).
5
c. Diabetes Gestasional (GDM)
Dikenali pertama kali selama kehamilan dan mempengaruhi 4%
dari semua kehamilan. Faktor resiko yaitu usia tua, etnik, obesitas,
multiparitas, riwayat keluarga dan riwayat gestasional dahulu. Karena
terjadi peningkatan sekresi berbagai hormon yang mempunyai efek
metabolik terhadap toleransi glukosa maka kehamilan adalah suatu
keadaaan diabetogenik.
d. Tipe khusus lain
1) Cacat genetik fungsi sel beta: MODY
2) Memiliki prevalensi familial yang tinggi dan bermanifestasi
sebelum usia 14 tahun. Pasien sering kali obesitas dan resisten
terhadap insulin.
3) Kelainan genetik pada kerja insulin, menyebabkan sindrom
resistensi insulin yang berat dan akantosis negrikans.
4) Penyakit pada eksokrin pankreas menyebabkan pankreatitis
kronik.
5) Penyakit endokrin seperti sindrom cushing dan akromegali.
6) Obat-obat yang bersifat toksik terhadap sel-sel beta.
7) Infeksi.
e. Gangguan toleransi glukosa (IGT)
Tes toleransi glukosa menunjukkan kelainan dan pasien menunjukkan
asimtomatis. IGT mungkin menunjukkan adanya diabetes dalam
stadium dini. Mereka ini tidak digolongkan sebagai penderita
diabetes tetapi dianggap beresiko tinggi terhadap diabetes.
Menurut Pradana (2012) Diabetes tipe I (IDDM, Insulin Dependent
Diabetes Mellitus)
a. Faktor genetik : penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu
sendiri, tetapi mewarisi suatu predisposisi/kecendrungan genetik
kearah terjadinya diabetes tipe I.
b. Faktor immunologi : terdapat suatu respon otoimun yang merupakan
repon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap
6
seolah-olah jaringan asing.
c. Faktor lingkungan : virus/toksin dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta.
Diabetes tipe II (NIDDM, Non- Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi
insulin selain itu terdapat pula faktor-faktor resiko tertentu yang
berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II. Faktor-faktor ini
adalah :
a. Usia (resistensi insulin cendrung meningkat pada usia diatas 65
tahun)
b. Obesitas
b. Riwayat keluarga
c. Kelompok etnik
d. Gaya hidup
e. Merokok
C. Patofisiologi
Pancreas yang disebut kelenjar ludah perut, adalah kelenjar penghasil
insulin yang terletak di belakang lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan
sel yang berbentuk seperti pulau pada peta, karena itu disebut pulau-pulau
Langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormone insulin yang
sangt berperan dalam mengatur kadar glukosa darah.
Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai
anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk
kemudian di dalam sel glukosa tersebut dimetabolisasikan menjadi tenaga.
Bila isulin tidak ada, maka glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam
sel dengan akibat kadar glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalams el
dengan akibat kadar glukosa dalam darah meningkat. Keadaan inilah yang
terjadi pada diabetes mellitus tipe 1.
Pada keadaan diabetes mellitus tipe 2, jumlah insulin bisa normal,
bahkan lebih banyak, tetapi jumlah reseptor (penangkap) insulin di
permukaan sel kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang
7
kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan DM tipe 2, jumlah lubang
kuncinya kurang, sehingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi
karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk ke
dalam sel sedikit, sehingga sel kekurangan bahan bakar (glukosa) dan kadar
glukosa dalam darah meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama dengan
keadaan DM tipe 1, bdanya adalah pada DM tipe 2 disamping kadar glukosa
tinggi, kadar insulin juga tinggi atau normal. Pada DM tipe 2 juga bisa
ditemukan jumlah insulin cukup atau lebih tetapi kualitasnya kurang baik,
sehingga gagal membawa glukosa masuk ke dalam sel. Di samping penyebab
di atas, DM juga bisa terjadi akibat gangguan transport glukosa di dalam sel
sehingga gagal digunakan sebagai bahan bakar untuk metabolism energy.
(Pradana, 2012).
D. Manifestasi Klinis
Menurut Sujono & Sukarmin (2008) manifestasi klinis pada penderita
DM, yaitu:
1. Poliuria (peningkatan volume urine)
2. Polidipsia (peningkatan rasa haus) akibat volume urine yang sangat
besar dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel.
Dehisrasi intrasel mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan
berdifusi keluar sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasma
yang hipertonik (sangat pekat). Dehidrasi intrasel merangsang
pengeluaran ADH (antidiuretic hormone) dan menimbulkan rasa haus.
3. Polifagia (peningkatan rasa lapar). Sejumlah kalori hilang kedalam air
kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk
mengkompensasi hal ini penderita seringkali merasa lapar yang luar
biasa.
4. Menurut Brunner & Suddarth dalam Hewindrio(2013) Rasa lelah dan
kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasien diabetes
lama, katabolisme protein diotot dan ketidakmampuan sebagian besar
sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi.
8
Gejala lain yang muncul:
a. Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan
pembentukan antibody, peningkatan konsentrasi glukosa disekresi
mukus, gangguan fungsi imun dan penurunan aliran darah pada
penderita diabetes kronik.
b. Kelainan kulit gatal-gatal, bisul. Gatal biasanya terjadi di daerah
ginjal, lipatan kulit seperti di ketiak dan dibawah payudara, biasanya
akibat tumbuhnya jamur
c. Kelainan ginekologis, keputihan dengan penyebab tersering yaitu
jamur terutama candida.
d. Kesemutan rasa baal akibat neuropati. Regenerasi sel mengalami
gangguan akibat kekurangan bahan dasar utama yang berasal dari
unsur protein. Akibatnya banyak sel saraf rusak terutama bagian
perifer.
e. Kelemahan tubuh
f. Penurunan energi metabolik yang dilakukan oleh sel melalui proses
glikolisis tidak dapat berlangsung secara optimal.
g. Luka yang lama sembuh, proses penyembuhan luka membutuhkan
bahan dasar utama dari protein dan unsur makanan yang lain. Bahan
protein banyak diformulasikan untuk kebutuhan energi sel sehingga
bahan yang diperlukan untuk penggantian jaringan yang rusak
mengalami gangguan.
h. Laki-laki dapat terjadi impotensi, ejakulasi dan dorongan seksualitas
menurun karena kerusakan hormon testosteron.
i. Mata kabur karena katarak atau gangguan refraksi akibat perubahan
pada lensa oleh hiperglikemia.
9
E. Phatway
10
11
F. Komplikasi
Menurut Price & Wilson dalam Hewindrio (2013), komplikasi DM dibagi
dalam 2 kategori mayor, yaitu komplikasi metabolik akut dan komplikasi
vaskular jangka panjang.
1. Komplikasi Metabolik Akut
a. Hyperglikemia.
1) Menurut Sujono & Sukarmin (2008) hiperglikemi didefinisikan
sebagai kadar glukosa darah yang tinggi pada rentang non puasa
sekitar 140-160 mg/100 ml darah.
2) Hiperglikemia mengakibatkan pertumbuhan berbagai
mikroorganisme dengan cepat seperti jamur dan bakteri. Karena
mikroorganisme tersebut sangat cocok dengan daerah yang kaya
glukosa. Setiap kali timbul peradangan maka akan terjadi
mekanisme peningkatan darah pada jaringan yang cidera. Kondisi
itulah yang membuat mikroorganisme mendapat peningkatan
pasokan nutrisi. Kondisi ini akan mengakibatkan penderita DM
mudah mengalami infeksi oleh bakteri dan jamur.
3) Secara rinci proses terjadinya hiperglekemia karena defisit insulin
tergambar pada perubahan metabolik sebagai berikut:
2. Transport glukosa yang melintasi membran sel berkurang.
Glukogenesis (pembentukkan glikogen dari glukosa) berkurang dan tetap
terdapat kelebihan glukosa dalam darah. Glikolisis (pemecahan glukosa)
meningkat, sehingga cadangan glikogen berkurang dan glukosa hati
dicurahkan ke dalam darah secara terus menerus melebihi kebutuhan.
Glukoneogenesis pembentukan glukosa dari unsur karbohidrat
meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang tercurah kedalam
darah hasil pemecahan asam amino dan lemak. Yang tergolong
komplikasi metabolisme akut hyperglikemia yaitu :
a. Ketoasidosis Diabetik (DKA)
Apabila kadar insulin sangat menurun, pasien mengalami hiperglikemi
dan glukosuria berat, penurunan lipogenesis, peningkatan lipolisis dan
peningkatan oksidasi asam lemak bebas disertai pembentukan benda
keton. Peningkatan keton dalam plasma mengakibatkan ketosis.
12
Peningkatan produksi keton meningkatkan beban ion hidrogen dan
asidosis metabolik. Glukosuria dan ketonuria yang jelas juga dapat
mengakibatkan diuresis osmotik dengan hasil akhir dehidrasi dan
kekurangan elektrolit. Pasien dapat menjadi hipotensi dan mengalami
syok. Akibat penurunan oksigen otak, pasien akan mengalami koma
dan kematian.
b. Hiperglikemia,
hiperosmolar, koma nonketotik (HHNK) Sering terjadi pada penderita
yang lebih tua. Bukan karena defisiensi insulin absolut, namun relatif,
hiperglikemia muncul tanpa ketosis. Hiperglikemia berat dengan kadar
glukosa serum > 600 mg/dl. Hiperglikemia menyebabkan
hiperosmolaritas, diuresis osmotik dan dehidrasi berat.
c. Hipoglikemia
Hipoglikemia (reaksi insulin, syok insulin) terutama komplikasi
terapi insulin. Penderita DM mungkin suatu saat menerima insulin
yang jumlahnya lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk
mempertahankan kadar glukosa normal yang mengakibatkan
terjadinya hipoglikemia.
Menurut Brunner & Suddarth (2002) hipoglikemia adalah
keadaan dimana kadar gula darah turun dibawah 50-60 mg/dl (2,7-3,3
mmol/L). Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau
preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit
atau karena aktivitas fisik yang berat. Tingkatan hypoglikemia
adalah sbb:
1) Hipoglikemia ringan
Ketika kadar glukosa menurun, sistem saraf simpatik akan
terangsang. Pelimpahan adrenalin kedalam darah menyebabkan
gejala seperti perspirasi, tremor, takikardi, palpitasi, kegelisahan
dan rasa lapar.
2) Hipoglikemia sedang
Penururnan kadar glukosa yang menyebabkan sel-sel otak tidak
memperoleh cukup bahan bakar untuk bekerja dengan baik.
Berbagai tanda gangguan fungsi pada sistem saraf pusat mencakup
13
ketidakmampuan berkonsentrasi, sakit kepala, vertigo, konfusi,
penurunan daya ingat, patirasa didaerah bibir serta lidah, bicara
pelo, gerakan tidak terkoordinasi, perubahan emosional, perilaku
yang tidak rasional.
3) Hipoglikemia berat
Fungsi sistem saraf mengalami gangguan yang sangat berat
sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lain untuk
mengatasi hipoglikemi yang dideritanya. Gejalanya dapat
mencakup perilaku yang mengalami disorientasi, serangan kejang,
sulit dibangunkan dari tidur atau bahkan kehilangan kesadaran.
Penanganan harus segera diberikan saat terjadi hipoglikemi.
Rekomendasi biasanya berupa pemberian 10-15 gram gula yang
bekerja cepat per oral misalnya 2-4 tablet glukosa yang dapat dibeli
di apotek, 4-6 ons sari buah atau teh manis, 2-3 sendok teh sirup
atau madu. Bagi pasien yang tidak sadar, tidak mampu menelan
atau menolak terapi, preparat glukagon 1 mg dapat disuntikkan
secara SC atau IM. Glukagon adalah hormon yang diproduksi sel-sel
alfa pankreas yang menstimulasi hati untuk melepaskan glukosa
3. Komplikasi Kronik Jangka Panjang
a. Mikroangiopati merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang
kapiler dan arteriola retina (retinopati diabetik), glomerolus ginjal
(nefropati diabetik) dan saraf-saraf perifer (neuropati diabetik).
b. Makroangiopati, mempunyai gambaran histopatologis berupa
aterosklerosis. Gabungan dari gangguan biokimia yang disebabkan
oleh insufisiensi insulin dapat menjadi penyebab jenis penyakit
vaskular. Gangguan dapat berupa penimbunan sorbitol dalam intima
vaskular, hiperlipoproteinemia dan kelainan pembekuan darah.
G. Pemeriksaan Penunjang
Ada perbedaan antara uji diagnostik DM dan pemeriksaan penyaring. Uji
Diagnostik DM dilakukan pada mereka yang menunjukkan gejala/tanda DM.
Sedangkan pemeriksaan penyaring bertujuan untuk mengidentifikasi mereka
yang tidak bergejala, yang mempunyai resiko DM. Pemeriksaan penyaring
14
dikerjakan pada kelompok dengan salah satu resiko DM sbb:
1. Usia > 45 tahun
2. Berat badan lebih, BBR > 110 % BB idaman atau IMT > 23 kg/m2
3. Hipertensi (>140/90 mmhg)
4. Riwayat DM dalam garis keturunan
5. Riwayat abortus berulang,melahirkan bayi cacat atau BB lahir > 4000 gr
6. Kolesterol HDL < 35 mg/dl atau trigliserida > 250 mg/dl.
7. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa
darah
8. Sewaktu 2 jam sesudah makan (post prandial, pp). Bila hasilnya belum
memastikan diagnosa DM, kemudian diikuti dengan pemeriksaan Tes
Toleransi
9. Glukosa Oral (TTGO). Untuk kelompok resiko tinggi yang hasil
pemeriksaan penyaringnya negatif, perlu pemeriksaan penyaring ulangan
setiap tahun.
Cara pelaksanaan TTGO (WHO, 1994)
1. 3 (tiga) hari sebelum pemeriksaan, makan seperti biasa (karbohidrat
cukup)
2. Kegiatan jasmani seperti yang biasa dilakukan
3. Puasa paling sedikit 8 jam, mulai malam hari sebelum pemeriksaan,
minum air putih diperbolehkan.
4. Diperiksa kadar glukosa darah puasa.
5. Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa), atau 1,75 gram/kgBB (anak),
dilarutkan dalam air 250 ml dan diminum dalam waktu 5 menit.
6. Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa.
Selama proses pemeriksaan pasien yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok
H. Penatalaksanaan
1. Diet
a. Tujuan utama penatalaksanaan diet pada DM adalah:
1) Mencapai dan kemudian mempertahankan kadar glukosa darah
mendekati kadar normal.
2) Mencapai dan mempertahankan lipid mendekati kadar yang
15
optimal.
3) Mencegah komplikasi akut dan kronik.
4) Meningkatkan kualitas hidup.
b. Pada dasarnya harus mengikuti prinsip berikut:
1) Cukup kalori atau mempertahankan BB idaman
2) Perhatikan bila ada komplikasi. Sesuaikan dengan komplikasi itu
3) Cukup vitamin dan mineral
c. Tepat jumlah :
1) Jumlah kalori harus diperhitungkan dengan benar.
2) Tepat jumlah: karbohidrat 60-70%, protein 10-15%, lemak
20-25%. Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan,
status gizi, umur, stress akut dan kegiatan jasmani
3) Penentuan gizi penderita dilaksanakan menurut Brocca:
BB idaman= 90% x (tinggi badan dlm cm – 100)x 1
kg
BB idaman= x (tinggi badan dlm cm – 100)x 1
kg
Catatan: laki-laki dibawah 160 cm atau perempuan dibawah 150 cm
berlaku rumus Ada beberapa cara yang dibutuhkan untuk
menghitung jumlah kalori yang dibutuhkan pasien:
Menghitung kebutuhan basal dengan cara mengalikan BB dengan 30
untuk laki-laki dan 25 untuk wanita, dan ditambah sesuai kegiatan
yang dilakukan:
Ringan Sedang Berat100-200Kcal/jm 200-350Kcal/jam 400-900Kcal/jm
Mengendarai mobilMemancing
Kerja LabKerja sekertaris
Kerja RTBersepedaJalan cepatBerkebun
AerobikBersepedaMemanjat
Menari, lari
16
Mengajar Sepak bolaTennis
1) Kerja ringan tambah 10% dari kebutuhan basal
2) Pada pasien kurus : 2300-2500 Kcal
3) Pada pasien normal: 1700-2100 Kcal
4) Pada pasien gemuk: 1300-1500 Kcal
Dewasa Kalori/ kg BB idamanKerja santai Kerja sedang Kerja berat
Gemuk 25-25 30 35Normal 30 35 40Kurus 35 40 40-50
d. Tepat Jenis
1) Bahan makanan yang harus dihindari: gula murni dan bahan
makanan yang diolah dengan menggunakan gula murni seperti:
gula pasir, gula jawa, madu, sirop. alkohol (Alkohol dapat
memperburuk penderita hiperlipidemia dan dapat mencetuskan
hipoglikemia terutama jika tidak makan).
2) Makanan yang dibatasi: sumber hidrat arang kompleks seperti:
nasi, Lemak jenuh , lontong, ketan ,jagung, roti, singkong, talas,
kentang, sagu, mie.
3) Batasi natrium untuk menghindari hipertensi
e. Tepat jadwal
Antara porsi besar dengan makanan selingan diberi jarak 3 jam
f. Olah raga.
Latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama + ½ jam. Adanya
kontraksi otot akan merangsang peningkatan aliran darah dan
penarikan glukosa ke dalam sel. Penderita diabetes dengan kadar
glukosa darah >250mg/dl dan menunjukkan adanya keton dalam
urine tidak boleh melakukan latihan sebelum pemeriksaan keton urin
menunjukkan hasil negatif dan kadar glukosa darah mendekati
normal. Latihan dengan kadar glukosa tinggi akan meningkatkan
sekresi glukagon, growth hormon dan katekolamin. Peningkatan
hormon ini membuat hati melepas lebih banyak glukosa sehingga
terjadi kenaikan kadar glukosa darah.Untuk pasien yang
17
menggunakan insulin setelah latihan dianjurkan makan camilan
untuk mencegah hipoglikemia dan mengurangi dosis insulinnya yang
akan memuncak pada saat latihan.
g. Obat-obatan
Indikasi pengobatan insulin
1) Ketoasidosis diabetikum/koma hiperosmolar non ketotik
2) Diabetes dengan berat badan kurang
3) Diabetes yang mengalami stres (infeksi, operasi dll)
4) Diabetes kehamilan
5) Diabetes tipe 1
6) Kegagalan pemakaian obat hiperglikami oral
h. Golongan obat-obat DM
1) Golongan sulfoniluria: merangsang sel beta pankreas
mengeluarkan insulin.
2) Golongan binguanid: merangsang sekresi insulin yang tidak
menyebabkan hipoglikemia.
3) Alfa glukosidase inhibitor: menghambat kerja insulinalfa
glukosidase didalam saluran cerna sehingga dapat menurunkan
penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemia post prandial.
4) Insulin sensitizing agent: efek farmakologi meningkatkan
sensitifitas berbagai masalah akibat resistensi insulin.
a) Kerja cepat: RI (regular insulin) dengan masa kerja 2-4 jam
contoh obat: actrapid.
b) Kerja sedang: NPN dengan masa kerja 6-12 jam.
c) Kerja lambat: PZI (protamme zinc insulin) masa kerja 18-24 jam.
i. Penyuluhan Kesehatan
Informasi yg perlu diberikan :
1) Patofisiologi sederhana: definisi diabetes , batas-batas
2) kadar glukosa darah dan efek terapi insulin ,makanan dan stress
3) Pendekatan terapi : cara pemberian insulin,
4) Dasar-dasar diit,
5) Pemantauan kadar glukosa darah, keton urin.
6) Pengenalan, penanganan dan pencegahan: hipoglikemia
18
hiperglikemia.
7) Informasi pragmatis: dimana membeli dan menyimpan insulin,
Kapan Bagaimana Cara Menghubungi Dokter.
I. Panduan Diet Untuk Diabetes Melitus
1. Panduan Praktis Untuk Diet Penyakit DM
a. Makanan yang tidak dianjurkan untuk penderita DM
Makanan yang cepat terserap menjadi gula, spt: gula pasir, gula jawa,
buah-buahan yang diawetkan dengan gula, dodol, bolu,selai, kue-kue
manis, permen, permen cokelat, biscuit, sirup, soft drink, susu kental
manis dan es krim.
b. Makanan yang dianjurkan
Makanan yang mengandung karbohidrat dan tinggi serat dan tidak
terlalu halus, spt: roti biji gandum, ubi jalar, kentang, talas, biscuit
berserat, sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan buah-buahan segar.
1) Sumber serat dari sayur-sayuran
Kembang kol, tauge, ketimun, rebung, jamur segar, seledri,
kangkung, pepaya muda, labu siam, selada, gambas, lobak, cabai
hijau besar, labu, terong, tomat dan sawi.
2) Buah-buahan yang dianjurkan
Buah-buahan yang kurang manis, spt: pepaya, kedondong, salak,
pisang, apel.
3) Buah-buahan yang dihindari/dibatasi, spt : Sawo, nenas,
rambutan, durian, nangka, anggur.
Kebutuhan Bahan Makanan Dalam Penukar Diet 1700 Kalori
Jenis Sehari(P)
Pagi(P)
Siang(P)
Sore(P)
Snack(P)
Nasi/PenukarIkan/PenukarDaging/PenukarTempe/PenukarSayuran ASayuran BBuah/Penukar
5213S24
1-1-S--
21-1
11
21-1S11
---
--2
19
Minyak/Penukar 4 - 2 2 -Ket : S = Sekehendak
Contoh Menu DM 1700 Kalori
Waktu Bhn MakananPenukar
Kebutuhan Bahan Contoh Menu
PAGI RotiMargarinTelur
2 iris½ sdm1 btr
Roti panggangMargarinTelur rebusTeh panas
10.00 Pisang 1 buah PisangSIANG Nasi
UdangTahuMinyakSayuranKelapaJeruk
11/2 gelas5 ekor1 potong½ sdm1 gelas5 sdm1 buah
NasiOseng-osengUdang,tahu,cabe ijoUrap sayuran
Jeruk16.00 Duku 16 buah DukuMALAM Nasi
AyamKacang merahSayuranMinyakApel Malang
11/2 gelas1 potong2 sdm1 gelas½ sdm1 buah
NasiSop ayam + KacangmerahTumis sayuran
Apel
20
J. Anjuran Gizi Seimbang Pada Penderita Diabetes
1. Makanlah aneka ragam makanan.
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi (capai dan
pertahankan berat badan normal).
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, sebagian dari kebutuhan energi
(pilih karbohidrat kompleks dan serat, batasi karbohidrat sederhana)
4. Batasi konsumsi lemak, minyak dan santan sampai seperempat
kecukupan energi.
5. Gunakan garam beryodium (gunakan garam secukupnya saja).
6. Makanlah makanan sumber zat besi (Fe)
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan
8. Biasakan makan pagi
9. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya
10. Lakukan kegiatan fisik dan jasmani secara teratur
11. Hindari minuman beralkohol
12. Makan makanan yang aman bagi kesehata
K. Manfaat Dan Khasiat Beras Merah Untuk Diet
Beras merah atau nasi merah adalah satu dari sekian banyak sumber
karbohidrat pilihan bagi para diet mania. Makanan ini menjadi makanan
favorit untuk menurunkan berat badan karena ber-indeks glikemik rendah
daripada nasi putih biasa.
Dalam prosesnya, nasi merah tidak melalui penggilingan atau
pengelupasan kulit. Lapisan kulit beras merah inilah yang secara klinis
mengandung beragam nutrisi penting dan serat yang penting untuk
kesehatan.
21
Berbeda dengan nasi putih yang telah melalui proses pengelupasan
kulit dan penggilingan, sehingga tidak memiliki kandungan serat dan malah
dapat mengakibatkan penumpukan kalori dan meningkatkan kadar gula
darah.
Inilah sebabnya mengonsumsi beras merah / nasi merah jauh lebih
sehat dari pada mengonsumsi nasi putih biasa.
1. Kenyang Lebih lama
Beras merah baik dikonsumsi bagi Anda yang sedang berdiet. Beras
merah merupakan sumber karbohidrat kompleks yang dapat menyuplai
tubuh Anda dengan energi berkala sekaligus membuat Anda kenyang
lebih cepat saat mengonsumsinya. British Journal of Nutrition
menyatakan bahwa dengan mengonsumsi karbohidrat kompleks, seperti
oatmeal, gandum, dan beras merah dapat membuat seseorang cepat
kenyang dan kenyang lebih lama, sehingga terhindar dari pola makan
yang rakus.
2. Baik untuk Pencernaan
Menurut sebuah penelitian, kandungan serat pada beras merah 6 kali
lebih tinggi daripada nasi putih biasa. Seperti kita ketahui bahwa serat
memiliki beragam manfaat bagi kesehatan tubuh, seperti:
a. Melancarkan sistem pencernaan
b. Menurunkan risiko kanker kolon
c. Membantu mengendalikan insulin dan gula darah
d. Mencegah timbulnya timbunan plak akibat kolesterol jahat
e. Mengurangi risiko wasir dan iritasi pada usus, dan masih banyak lagi.
f. Mengendalikan Gula Darah
g. Beras merah memiliki nilai GI yang lebih rendah dari nasi putih biasa,
sehingga dapat membantu mengendalikan gula darah dan produksi
insulin dalam tubuh.
3. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Beras merah kaya akan mineral penting seperti zat besi, zinc, dan
mangan. Zat besi berperan penting dalam produksi sel-sel darah merah
sehingga dapat menurunkan risiko anemia. Zinc membantu proses
penyembuhan luka, meningkatkan sistem imun tubuh, dan meningkatkan
22
kesuburan pria. Sedangkan mangan berguna untuk mengaktifkan enzim
yang penting dalam pembentukan tulang, yang terlibat dalam produksi
hormon tiroid, dan membantu untuk menjaga kesehatan jaringan saraf.
4. Membantu Produksi Sel-sel DNA
Selain diperkaya dengan mineral penting untuk kesehatan, beras merah
juga kaya akan vitamin B6. Vitamin B6 dibutuhkan tubuh untuk menjaga
keseimbangan produksi hormon serotonin, sel darah merah, dan
membantu produksi sel-sel DNA.
5. Manfaat Beras Merah Bagi Penderita Diabetes
Anda perlu waspada apabila terbiasa mengonsumsi nasi putih.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi sedikitnya 5 porsi nasi putih
dalam seminggu berakibat pada peningkatan resiko diabetes tipe 2.
Sebaliknya, resiko diabetes tipe 2 dapat ditekan dengan mengganti beras
Anda dengan beras merah. Konsumsi nasi merah sebanyak 2 porsi atau
lebih dalam seminggu dapat menurunkan resiko diabetes tipe 2. Selain
itu, substitusi sepertiga porsi nasi putih dengan nasi merah pun dapat
menurunkan resiko diabetes tipe 2 sebesar 16%.
Nasi merah baik untuk penderita diabetes karena memiliki indeks
glikemik yang lebih rendah dibandingkan nasi putih. Hal ini dikarenakan
kandungan seratnya yang tinggi. Beras biasa mengalami proses
penggilingan yang menyebabkan hilangnya sebagian besar serat serta
vitamin dan mineral. Padahal, serat dapat memperlambat masuknya
glukosa ke dalam darah. Karena kandungan seratnya yang tinggi itulah
nasi merah tidak meningkatkan gula darah secara drastis1. Selain unggul
dalam kandungan serat, nasi merah pun memiliki kandungan vitamin
dan mineral yang lebih tinggi dibandingkan nasi putih. Sebagai contoh,
beras merah kaya akan vitamin B, magnesium, dan zat besi yang
diperlukan tubuh.
a. Terjadinya Penumpukan Makanan Dalam Tubuh
Terlalu banyak makan makanan yang berkalori dan berprotein
tinggi dan tidak diimbangi gerak badan yang cukup dapat
menyebabkan terjadinya penumpukan sari makanan dan lemak di
dalam tubuh.
23
Apabila penumpukan tersebut terlalu sering dan lama, akan
menimbulkan persediaan kalori di dalam tubuh berlebih dan ini
membuat efek negatif bagi kesehatan tubuh. Seperti badan menjadi
gemuk, suka timbul perentol-perentol di dalam kulit hingga sakit gula
yang diakibatkan terlalu banyak zat gula atau glukosa di dalam darah.
Glukogen dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Kelenjar pankreas
terdiri dari sel-sel alfa dan sel-sel beta. Sel alfa menghasilkan
glukogen sedangkan sel beta memproduksi hormon insulin yang
bekerja mempengaruhi proses metabolisme glukogen menjadi gula.
Beras merah adalah sejenis bahan makanan kesehatan alamiah
yang baik. Bahan makanan ini perlu digalakkan dan diperluas
penggunannya. Patut dilakukan pengamatan dan pengkajian lebih
lanjut dalam kegunannya.
b. Beras Merah Sebagai Sumber Antioksidan
Sebagai salah satu bahan makanan unggulan, beras merah ternyata
juga mengandung antioksidan yang bermanfaat untuk kesehatan
tubuh kita. Radikal bebas yang menjadi salah satu penyebab berbagai
penyakit berbahaya berasal dari lingkungan, tubuh kita sendiri, dan
tentu makanan. Cara untuk mengatasinya tentu dengan
mengonsumsi lebih antioksidan. Dengan adanya antioksidan sebagai
salah zat dengan nilai lebih juga tentu menjadikan manfaat beras
merah semakin besar. Salah satu kandungan antioksidan yang
dimiliki adalah antosianin. Antosianin adalah pigmen merah yang
terkandung pada perikarp dan lapisan kulit beras. Antosianin dapat
mencegah penyakit seperti kanker, diabetes mellitus, dan stroke.
c. Beras Merah Bermanfaat Sebagai Sumber Magnesium
Salah satu mineral yang dikandung adalah magnesium. Magnesium
memiliki kemampuan untuk menurunkan keakutan dari asma,
menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan frekuensi migrain,
dan menurunkan risiko terjadinya penyakti jantung. Selain itu
magnesium yang dikandung oleh beras merah mampu menjaga
kesehatan tulang kita. Dengan begitu banyaknya manfaat dari
magnesium tentu semakin meningkatkan manfaat beras merah juga.
24
L. Manfaat Dari Buah Apel Untuk Kesehatan
Pohon apel merupakan tanaman asli Asia dan Eropa, dan sekarang
tumbuh di seluruh dunia di daerah beriklim. Ada beragam jenis apel di
seluruh dunia mulai dari hijau terang ke merah tua. Beberapa apel manis dan
sangat aromatik, sementara yang lain tart dan sangat juicy.
Apel adalah buah dari pohon apel termasuk rose family (Rosaceae),
yang termasuk aprikot, black berries, stroberi, ceri, pir, persik, plum, quince,
dan rasp berries. Apel merupakan buah yang terjangkau dan bermanfaat
yang dapat dikonsumsi dan disiapkan dalam berbagai cara, dari salad ke
makanan penutup sampai makanan utama serta dapat di jus.
Selain itu, juga memberikan banyak manfaat kesehatan yang positif.
Bahkan, banyak penelitian telah menunjukkan efek apel dalam mengurangi
risiko kanker, penyakit jantung, asma, diabetes dan membantu menurunkan
berat badan. Dasar dari semua manfaat apel untuk kesehatan adalah
kenyataan bahwa apel sangat kaya pythochemicals, senyawa bioaktif yang
bertindak sebagai anti oksidan untuk melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan
akibat radikal bebas.
Berikut Beragam Manfaat Dari Buah Apel Untuk Kesehatan.
1. Mengurangi resiko kanker
Flavonoid seperti quercetin hadir dalam apel mempertahankan
molekul oksigen dari merusak sel-sel individual. Hal ini dapat mencegah
perubahan sel yang dapat menyebabkan perkembangan sel-sel kanker.
Menurut sebuah studi yang melibatkan 10.000 orang, mereka yang
mengkonsumsi apel memiliki resiko 50% lebih rendah terkena kanker
paru-paru. Pada penelitian lain, apel juga bisa mengurangi resiko kanker
payudara sebesar 17 persen dan kanker usus sebesar 43 persen.
Pengurangan resiko kanker dikaitkan dengan pectin dalam apel
(bertindak sebagai serat) yang membantu mengatur buang air besar dan
mempertahankan saluran pencernaan yang sehat.
2. Mengurangi LDL kolesterol
Apel merupakan sumber yang baik dari pectin yang membantu
dalam mengurangi kadar kolesterol LDL. Pectin mengikat kolesterol dan
lemak sebelum tubuh menyerap mereka. Polyphenols ditemukan dalam
25
apel juga terbukti bisa menurunkan kolesterol. Dengan makan 2 buah
apel per hari, Anda dapat menurunkan kadar kolesterol sampai 10
persen.
3. Mengurangi resiko penyakit kardiovaskular (Jantung, Stroke)
Quercetin ditemukan dalam apel telah terbukti dapat melindungi
terhadap penyakit jantung. Sebuah studi dari 40.000 wanita, menemukan
bahwa mereka yang mengkonsumsi apel memiliki 13-22 % penurunan
resiko penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung dan stroke
daripada mereka yang tidak.
4. Mengurangi resiko diabetes
Pectin dalam apel menyalurkan asam galacturonic untuk tubuh yang
menurunkan kebutuhan tubuh akan insulin dan membantu dalam
pengelolaan diabetes. Sebuah studi menemukan bahwa wanita yang
makan setidaknya satu apel sehari adalah 28 % lebih kecil
kemungkinannya terhadap diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang
tidak makan apel.
5. Membantu Proses Pencernaan
Apel kaya akan serat yang diketahui membantu proses pencernaan. Kulit
Apel dianggap serat dan obat terbaik untuk sembelit.
6. Menjaga Kesehatan Gigi
Serat dalam apel membersihkan gigi, sedangkan sifat anti virus apel
menjaga dari bakteri dan virus. Mengunyah buah apel juga merangsang
produksi air liur dalam mulut, yang membantu dalam mengurangi
kerusakan gigi dengan mengurangi jumlah bakteri.
7. Memperkuat Tulang
Apel mengandung flavanoid yang disebut phloridzin, diketahui dapat
melindungi wanita pasca-menopause dari osteoporosis dan juga
meningkatkan kepadatan tulang. Apel juga mengandung boron yang
membantu menguatkan tulang.
8. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Serat larut seperti pectin dalam apel dapat mengurangi peradangan dan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Menurut studi, serat larut dapat
26
mengubah sel-sel kekebalan tubuh dengan meningkatkan produksi
protein anti-inflamasi, interleukin 4.
9. Membantu Menurunkan Berat Badan
Apel rendah kalori. Ukuran rata-rata apel hanya memiliki sekitar 80 kalori,
yang berarti memiliki kandungan air yang tinggi relatif dari konten kalori.
Hal ini memungkinkan untuk memiliki rasa yang kepenuhan/kenyang saat
mengambil sedikit kalori.
10. Mengurangi Resiko Penyakit Alzheimer
Sebuah studi yang menemukan, bahwa makan apel dan minum jus apel
bisa meningkatkan kesehatan otak dan mengurangi risiko penyakit
Alzheimer. Menurut sebuah penelitian, quercetin dalam apel dapat
melindungi sel-sel otak dari kerusakan akibat radikal bebas yang dapat
menyebabkan penyakit Alzheimer.
11. Mengurangi Resiko Penyakit Parkinson
Sebuah penelitian baru menemukan bahwa makan satu apel sehari
memasok phytochemical, yang memainkan peranan penting dalam
mengurangi resiko penyakit Parkinson, gangguan kronis progresif dari
sistem saraf pusat yang ditandai dengan fungsi neuron di otak.
12. Memelihara Pertumbuhan Rambut
Sebuah penelitian di Jepang pada menunjukkan bahwa B2 procyanidin
dalam apel dapat meningkatkan pertumbuhan rambut.
13. Mengurangi Asma
Sebuah studi dari Inggris melaporkan, bahwa anak-anak yang lahir dari
ibu yang mengkonsumsi apel selama kehamilan, cenderung terhindar dari
gejala asma dari pada anak-anak yang ibunya makan sedikit apel. Studi
lain dari Australia melaporkan bahwa peserta yang makan apel dan pir
memiliki risiko terendah terkena asma.
14. Melindungi dari Katarak dan degenerasi macular
Apel mengandung sejumlah besar dari kedua vitamin A dan vitamin C,
yang membantu mencegah degenerasi terkait usia makula dan
melindungi terhadap katarak.
15. Menyembuhkan Anemia
Apel juga kaya akan zat besi yang efektif untuk pengobatan anemia.
27
Setelah dua atau tiga buah apel sehari dapat membantu tubuh
mempertahankan kadar zat besi nya.
M. Senam Kaki Diabetes
Menurut indah (2009) Upaya penanganan pada pasien DM yang
sekaligus juga pencegahan terjadinya komplikasi adalah terarturnya pasien
DM dalam melakukan aktifitas fisik / berolahraga. Dengan berolahraga
diharapkan terjaganya kebugaran tubuh, menurunkan berat badan dan
memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga dapat memperbaiki kadar gula
dalam darah.
Pasien DM disarankan untuk berolahraga minimal 3 kali sepekan
selama paling sedikit 30 menit. Olahraga yang disarankan adalah olahraga
aerobik, seperti: jalan kaki, bersepeda, jogging, dan berenang. Olahraga
disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani individu. Untuk
pasien DM yang masih sehat, intensitas olahraga dapat ditingkatkan, namun
untuk pasien yang telah mengalami komplikasi, olahraga dapat dikurangi.
Aktifitas fisik yang juga dianjurkan untuk dilakukan secara rutin oleh
pasien DM adalah Gerakan Senam Kaki Diabetes / DM. Dengan teratur
melakukan gerakan senam kaki diabetes diharapkan komplikasi yang sering
terjadi pada kaki-kaki pasien DM seperti luka infeksi yang tidak sembuh dan
menyebar luas akan dapat tidak terjadi. Gerakan senam kaki diabetes ini
sangatlah mudah untuk dilakukan (dapat di dalam atau di luar ruangan) dan
tidak memerlukan waktu yang lama (hanya sekitar 15-30 menit) serta tidak
memerlukan peralatan yang rumit (kursi dan sehelai koran bekas). Minimal
gerakan senam kaki diabetes ini dilakukan 3 kali sepekan, namun alangkah
baiknya dapat dilakukan setiap hari.
1. Pengertian
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien
diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu
melancarkan peredaran darah bagian kaki. (Herwindrio, 2013)
Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan
memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan
bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis, otot
paha, dan juga mengatasi keterbatasan pergerakan sendi. (Indah, 2009)
28
2. Tujuan
a. Memperbaiki sirkulasi darah
b. Memperkuat otot-otot kecil
c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
3. Indikasi dan Kontraindikasi
a. Indikasi
Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita Diabetes
mellitus dengan tipe 1 maupun 2. Namun sebaiknya diberikan
sejak pasien didiagnosa menderita Diabetes Mellitus sebagai
tindakan pencegahan dini.
b. Kontraindikasi
Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dipsnu atau
nyeri dada. Orang yang depresi, khawatir atau cemas.
4. Hal yang Harus Dikaji Sebelum Tindakan
a. Lihat Keadaan umum dan keadaran pasien
b. Cek tanda-tanda Vital sebelum melakukan tindakan
c. Cek Status Respiratori (adakan Dispnea atau nyeri dada)
d. Perhatikan indikasi dan kontraindiikasi dalam pemberian tindakan
senam kaki tersebut
e. Kaji status emosi pasien (suasanan hati/mood, motivasi)
5. langkah – langkah melakukan senam kaki diabetic
a. Persiapan Alat : Kertas Koran 2 lembar, Kursi (jika tindakan dilakukan
dalam posisi duduk), handskun.
b. Persiapan Klien : Kontrak Topik, waktu, tempat dan tujuan
dilaksanakan senam kaki
c. Persiapan lingkungan : Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien,
Jaga privacy pasien
6. Gerakan Senam Kaki Diabetes
a. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak
diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai
29
b. Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki
diluruskan keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar
ayam sebanyak 10 kali
c. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki
ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan
tumit kaki diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada
kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.
d. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan
buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki
sebanyak 10 kali.
e. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan
memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10
30
kali.
1) Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari
kedepan turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan.
Ulangi sebanyak 10 kali.
2) Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki
tersebut dan gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan
kembali kelantai.
3) Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 7, namun
gunakan kedua kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
4) Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut.
Gerakan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.
f. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan
kaki, tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan
secara bergantian.
g. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti
bola dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi
lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini
dilakukan hanya sekali saja
1) Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
2) Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua
31
kaki
3) Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua
kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.
4) Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola
h. Hal yang Perlu Dievaluasi Setelah Tindakan
1) Pasien dapat menyebutkan kembali pengertian senam kaki
2) Pasien dapat menyebutkan kembali 2 dari 4 tujuan senam kaki
3) Pasien dapat memperagakkan sendiri teknik-teknik senam kaki
secara mandiri
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Kriteria Hasil
Nutrition status: food and fluid (1008)
a. Ada laporan verbal untuk kemauan makan dan minum
b. Ada laporan verbal kemauan minum ±1000cc
c. Laporan verbal adanya nafsu makan meningkat
d. Tidak ada tanda – tanda mal nutrisi
NIC
a. identifikasi penurunan fungsi kognitif dan fisik kelayan yang dapat
meningkatkan potensi resiko jatuh.
b. Identifikasi karakteristik lingkukan yang dapat meningkatkan potensi
jatuh.
Anjurkan kelayan untuk melakukan aktivitas.
32
c. Identifikasi kebutuhan keamanan kelayan.
d. Sediakan lingkungan yang aman bagi kelayan.
Hindari lingkungsn yang berbahaya
Rasional
a. Mengkaji dehidrasi
b. Menghindari alergi
c. Meningkatkan nafsu makan
d. Mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh
e. Menambah informasi kesehatan
2. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan tonjolan tulang
Kriteria Hasil
Wound healing: Primary intention (1102)
a. Lesi berkurang di area luka
b. Kemerahan diarea luka berkurang
c. Luka tampak kering
d. Elastisitas kulit meningkat
e. Area luka menyempit
NIC
Skin Care: Topical Treatment 3584
a. Monitor area luka secara berkala
b. Pertahankan Linen tetap kering
c. Gunakan sabun anti bacterial dan air hangat saat mandi
d. Anjurkan klien menggunakan pakaian longgar
e. Gunakan baby oil atau bedak powder di area kulit yang terkena tekanan
Rasional
a. Mengetahui perubahan luka
b. Meminimalisir kelembapan
c. Mengurangi bakteri yang menempel dikulit tubuh
d. Sirkulasi udara dapat masuk di area luka
e. Mempertahankan elastisitas kulit dan area luka tetap kering
3. Resiko Cidera berhubungan dengan gangguan mobilitas fisik.
Kriteria Hasil:
33
Risk control:
a. menggunakan strategi control resiko tepat
b. memodifikasi lingkungan untuk meminimalkan resiko jatuh.
c. Mengembangkan strategi control resiko yang efektif
NIC :
a. Identifikasi penurunan fungsi kognitif dan fisik kelayan yang dapat
meningkatkan potensi resiko jatuh.
b. Identifikasi karakteristik lingkukan yang dapat meningkatkan potensi jatuh.
c. Anjurkan kelayan untuk melakukan aktivitas.
d. Identifikasi kebutuhan keamanan kelayan.
Sediakan lingkungan yang aman bagi kelayan.
4. Kekurangan volum cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme
regulasi.
Intervensi :
a. Pantau tanda kekurangan cairan
b. Observasi/catat hasil intake output cairan
c. Anjurkan klien untuk banyak intake cairan
d. Berikan informasi tanda dan gejala kekurangan cairan
e. Kerjasama pada pihak keluarga dalam motivasi meningkatkan konsumsi
cairan tinggi elektrolit
Hasil yang diharapkan/Kriteria Evaluasi:
a. Mukosa bibir lembab
b. Tidak ditemukan ikterik pada mata klien
c. Turgor kulit lembab
d. Suhu dalam batas normal 360C-37,40C
e. Wajah segar
f. Tidak ada laporan verbal perasaan lemah