lp ca rectum

19
BAB I KONSEP MEDIS A. DEFENISI Kanker rektum adalah gangguan pertumbuhan seluler yang terjadi pada rektum atau keganasan/maligna pada daerah rektum. Keganasan ini banyak terjadi dimulai dari usia 40 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 60 tahun Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya penyakit tunggal. B. ETIOLOGI Penyebab nyata dari kanker rektum belum diketahui, tetapi beberapa faktor risiko telah ditemukan, diantaranya; 1. Diet tinggi lemak, protein dan daging serta rendah serat merupakan pemicu terjadinya kanker melalui proses karsinogenesis. Konsumsi makanan berserat yang rendah dapat memperlambat waktu transit intestinal yang memicu karsinogenesis. 2. Orang yang sering mengkonsumsi alcohol dan rokok juga beresiko terkena kanker rectum.

Upload: indahwahyuningsih

Post on 24-Jul-2015

507 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lp CA Rectum

BAB I

KONSEP MEDIS

A. DEFENISI

Kanker rektum adalah gangguan pertumbuhan seluler yang terjadi pada

rektum atau keganasan/maligna pada daerah rektum. Keganasan ini banyak terjadi

dimulai dari usia 40 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 60 tahun Kanker

adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan

pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya

penyakit tunggal.

B. ETIOLOGI

Penyebab nyata dari kanker rektum belum diketahui, tetapi beberapa faktor

risiko telah ditemukan, diantaranya;

1. Diet tinggi lemak, protein dan daging serta rendah serat merupakan pemicu

terjadinya kanker melalui proses karsinogenesis. Konsumsi makanan berserat

yang rendah dapat memperlambat waktu transit intestinal yang memicu

karsinogenesis.

2. Orang yang sering mengkonsumsi alcohol dan rokok juga beresiko terkena

kanker rectum.

3. Riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga, riwayat penyakit usus

inflamasi kronis meningkatkan resiko teserang kanker rectum.

C. PATOFISIOLOGI

Tumor dapat berupa massa polipod besar, yang tumbuh ke dalam lumen

dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai cincin anular. Lesi anular lebih

sering terjadi pada bagian rektosigmoid, sedangkan polipoid atau lesi yang datar

lebih sering terdapat pada sekum dan kolon ascendens. Secar histolgis, hampir

Page 2: Lp CA Rectum

semua kanker usus besar adalah adenokarsinoma (terdiri atas epitel kelenjar) dan

dapat mensekresi mucus yang jumlahnya berbeda-beda.

Tumor/ kanker dapat menyebar (1) secara infiltrate langsung ke struktur

yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih. (2) melalui pembuluh limfe ke

kelenjar limfe perikolon dan mesokolon; (3) melalui aliran darah, biasanya ke hati

karena kolon mengalirkan darah ke system portal. Prognosis relative baik bila lesi

terbatas pada mukosa dan sub mukosa pada saat reseksi dilakukan, dan jauh lebih

jelek bila telah terjadi metastasis ke kelenjar limfe.

Pada perkembangan selanjutnya kanker terbagi dalam 4 stadium (Stadium

I-IV).

1. Stadium 0

Pada stadium 0 kanker ditemukan hanya pada bagian paling dalam

rektum.yaitu pada mukosa saja. Disebut juga carcinoma in situ.

2. Stadium I

Pada stadium I kanker telah menyebar menembus mukosa sampai lapisan

muskularis dan melibatkan bagian dalam dinding rektum tapi tidak menyebar

kebagian terluar dinding rektum ataupun keluar dari rektum. Disebut juga

Dukes A rectal cancer.

3. Stadium II

Pada stadium II kanker telah menyebar keluar rektum kejaringan terdekat

namun tidak menyebar ke limfonodi. Disebut juga Dukes B rectal cancer.

4. Stadium III

Pada stadium III kanker telah menyebar ke limfonodi terdekat tapi tedak

menyebar kebagian tubuh lainnya. Disebut juga Dukes C rectal cancer.

5. Stadium IV

Pada stadium IV kanker telah menyebar kebagian lain tubuh seperti hati paru

atau ovarium. Disebut juga Dukes D rectal cancer

Page 3: Lp CA Rectum

D. MANIFESTASI KLINIS

1. Perubahan kebiasaan defekasi (merupakan gejala yang paling sering

ditunjukkan), keluar darah bersama dengan feses (merupakan gejala yang

paling sering)

2. Anemia, anoreksia, penurunan berat badan, dan kelelahan.

3. Lesi sebelah kanan: nyeri abdominal tumpul dan melena.

4. Lesi sebelah kiri: nyeri abdominal dan kram, feses mengecil, konstipasi dan

distensi, darah merah segar dalam feses.

5. Lesi rectal: tenesmus (nyeri rectal, merasakan evakuasi tidak lampias setelah

defekasi), konstipasi dan diare secara bergantian.

E. KOMPLIKASI

Kanker rektum yang tidak tertangani dengan benar dapat menimbulkan

komplikasi berupa perdarahan akut maupun kronik yang berakibat anemia,

sumbatan usus, kebocoran pada usus (perforasi), dan metastasis ke hati (paling

sering), kelenjar getah bening, otak, tulang, paru-paru sampai pada kematian.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan rectal; pemeriksaan darah fekal, enema barium, Hydrocolonic

Sonography dan kolonoskopi.

a. Pemeriksaan darah fekal untuk mengetahui apakah terdapat perdarahan

pada saluran cerna merupakan metode sederhana dan sensitif untuk

mendeteksi kanker rektum lebih dini pada stadium asimptomatik dan dapat

mengarahkan pada pemeriksaan definitive.

b. Barium enema merupakan pemeriksaan diagnostic dengan memasukkan zat

kontras ke dalam rektosigmoid, hingga kolon sigmoid untuk melihat

adanya lesi akibat pertumbuhan abnormal sel.

c. Hydrocolonic Sonography merupakan pengisian air ke dalam kolon diikuti

dengan pemeriksaan ultrasound extracorporeal

Page 4: Lp CA Rectum

d. Kolonoskopi adalah pemeriksaan seluruh kolon dengan visualisasi, biopsi

dan bila mungkin pembuangan neoplasma kolon. Hasil dari studi National

Polyps menyebutkan pembuangan adenoma dapat menurunkan risiko

kanker rektum hingga 90%. Oleh sebab itu pemeriksaan ini dianjurkan

setiap tiga tahun. Dengan kolonoskopi dapat dilakukan deteksi dan

pembuangan polip serta biopsi kanker selama pemeriksaan. Tetapi

pemeriksaan ini lebih mahal, berisiko dan menimbulkan rasa tidak nyaman

untuk pasien dibanding skrening yang lain.

2. Pemeriksaan antigen karsinoembrionik (CEA) sangat baik sebagai indkator

prognosis dan kekambuhan

G. PENATALAKSANAAN

1. Penentuan Staging

Staging sangatlah penting dalam menentukan apakah kanker sudah menyebar

ke organ lainnya. Bila suatu kanker ditemukan pada seorang pasien, prognosis

dan pengobatan sangatlah tergantung dari lokasi, ukuran, stadium dari kanker

dan kondisi kesehatan umum pasien.

2. Pembedahan

Pembedahan merupakan tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan

rectal; jenis pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran dari tumor yang

dapat bersifat paliatif dan kuratif.

a. Kanker yang terbatas pada satu sisi diangkat melalui kolonoskop

b. Kolonoskopi laparoskopi dengan polipektomi mungkin dapat pula

dilakukan.

c. Laser Nd: YAG dapat efektif untuk beberapa lesi.

d. Reseksi usus

3. Terapi radiasi dapat digunakan pada pra operasi untuk memperkecil kanker

yang tidak dapat dioperasi, pasca operasi bila margin-margin yang ditentukan

belum seluas yang diperkirakan.

Page 5: Lp CA Rectum

4. Kemoterapi

Kemoterapi dengan 5-FU (5-Fluorouracil )selama lima hari telah dinyatakan

bermanfaat dalam situasi ajufan untuk karsinoma kolorektal. Pengobatan

terbaru menggunakan 5-FU dengan levamisole atau leucovarin.

Page 6: Lp CA Rectum

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Aktivitas/istirahat

Gejala:

- Kelemahan, kelelahan/keletihan

- Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-faktor yang

mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas dan berkeringat malam hari.

- Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat

stres tinggi.

2. Sirkulasi

Gejala:

- Palpitasi, nyeri dada pada aktivitas

Tanda:

- Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah.

3. Integritas ego

Gejala:

- Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi

stres (merokok, minum alkohol, menunda pengobatan, keyakinan

religius/spiritual)

- Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat,

pembedahan)

- Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu,

tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.

Tanda:

- Menyangkal, menarik diri, marah.

Page 7: Lp CA Rectum

4. Eliminasi

Gejala:

- Perubahan pola defekasi, darah pada feses, nyeri pada defekasi

Tanda:

- Perubahan bising usus, distensi abdomen

- Teraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah

5. Makanan/cairan

Gejala:

- Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, pemakaian zat

aditif dan bahan pengawet)

- Anoreksia, mual, muntah

- Intoleransi makanan

Tanda:

- Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot

6. Nyeri/ketidaknyamanan:

Gejala:

- Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat tergantung

proses penyakit

7. Keamanan:

Gejala:

- Komplikasi pembedahan dan atau efek sitostika.

Tanda:

- Demam, lekopenia, trombositopenia, anemia

8. Interaksi sosial

Gejala:

- Lemahnya sistem pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan)

- Masalah perubahan peran sosial yang berhubungan dengan perubahan

status kesehatan.

Page 8: Lp CA Rectum

9. Penyuluhan/pembelajaran

- Riwayat kanker dalam keluarga

- Masalah metastase penyakit dan gejala-gejalanya

- Kebutuhan terapi pembedahan, radiasi dan sitostatika.

- Masalah pemenuhan kebutuhan/aktivitas sehari-hari

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruktif

2. Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi.

3. Risiko kurang volume cairan berhubungan dengan muntah dan dehidrasi.

4. Keletihan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik

5. Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan yang akan dijalani dan

diagnosa kanker dan ancaman kematian

C. RENCANA/INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruktif

Tujuan: Pasien dapat mempertahankan konsistensi/ pola defekasi umum

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Kaji kebiasaan eliminasi umum.

2. Pantau masukan serta haluaran

serta berat badan

3. Berikan makanan sedikit dan

sering dengan makanan rendah

serat, mempertahankan kebutuhan

Dapat diperlukan sebagai dasar untuk

evaluasi masa datang

Dehidrasi, penurunan berat badan dan

ketidakseimbangan elektrolit adalah

komplikasi dari diare.

Ketidakadekuatan masukan cairan

dapat menimbulkan konstipasi

Menurunkan irigasi sistem pencernaan.

Penggunaan makanan rendah serat

Page 9: Lp CA Rectum

protein dan karbohidrat

4. Berikan cairan intra vena

dapat menurunkan iritabilitasdan

memberikan istirahat pada usus bila

ada diare

Mencegah dehidrasi, mengencerkan

agen kemoterapi untuk menurunkan

efek samping

2. Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi

Tujuan: pasien dapat melaporkan penurunan/penghilangan nyeri maksimal.

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Tentukan riwayat nyeri; mis.

Lokasi nyeri, frekuensi, durasi,

dan intensitas(skala 0-10) dan

tindakan penghilangan yang

digunakan.

2. Berikan tindakan kenyamanan

dasar (mis: reposisi, gosokan

punggung) dan aktivitas hiburan.

3. Dorong penggunaan keterampilan

manajemen nyeri (mis:teknik

relaksasi, visualisasi,bimbingan,

imajinasi), dan sentuhan

terapeutik.

4. Berikan analgesic sesuai indikasi.

Informasi menberikan data dasar untuk

mengevaluasi kebutuhan/keefektifan

intervensi

Meningkatkan relaksasi dan membantu

memfokuskan kembali perhatian

Memungkinkan pasien untuk

berpartisipasi secara aktif dan

meningkatkan kontrol nyeri

Nyeri adalah komplikasi sering dari

kanker, meskipun respons individual

berbeda. Saat perubahan

penyakit/pengobatan terjadi, penilaian

dosis dan pemberian akan diperlukan

Page 10: Lp CA Rectum

3. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan

dehidrasi

Tujuan: Pasien dapat menunjukkan keseimbangan cairan adekuat

dibuktikanoleh tanda vital stabil, membrane mukosa lembab, turgor kulit

baik, pengisian kapiler cepat dan haluaran urine adekuat secara individual.

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Pantau masukan dan haluaran

cairan, masukkan semua

sumber haluaran (mis:muntah,

diare, luka basah) Hitung

keseimbanga 24 jam.

2. Timbang berat badan sesuai

indikasi.

3. Pantau tanda vital. Evaluasi

nadi perifer, pengisian kapiler.

4. Kaji turgor kluit kelembaban

membrane mukosa.

5. Berikan terapi anti emetic.

6. Berikan transfusi sesuai

indikasi.

.

Keseimbangan cairan negatif terus

menerus, menurunkan haluaran renal

dan konsistensi urine menunjukkan

terjadinya dehidrasi dan perlunya

peningkatan penggantian cairan

Pengukuran sensitive terhaap fluktuasi

keseimbangan cairan

Menunjukkan keadekuatan volume

sirkulasi

Indikator tidak langsung dari status

hidrasi/derajat kekurangan

Penghilangan mual/muntah

menurunkan kehilangan gastric dan

memungkinkan peningkatan masukan

oral

Mungkin diperlukan untuk

memperbaiki jumlah darah dan

mencegah manifestasi anemia yang

Page 11: Lp CA Rectum

sering ada pada pasien kanker

mis:takikardia,takipneu, pusing dan

kelemahan

4. Keletihan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik

Tujuan: pasien dapat melaporkan perbaikan rasa berenergi

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1.Rencanakan perawatan untuk

memunkinkan periode istirahat.

2.Beri tujuan aktivitas realistis

dengan pasien.

3.Berikan O2 suplemen sesuai

indikasi.

4.Dorong masukan nutrisi.

.

Periode istirahat sering diperlukan

untuk memperbaiki/ menghemat

energy.

Memberikan rasa control dan perasaan

mampu menyelesaikan.

Adanya anemia/ hipoksemia

menurunkan ketersediaan O2 untuk

ambilan selular dan memperberat

keletihan

Masukan nutrisi adekuat perlu untuk

memenuhi kebutuhan energi

Page 12: Lp CA Rectum

5. Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan yang akan dijalani dan

diagnosa kanker dan ancaman kematian

Tujuan: Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa

takut

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. Dorong pasien untuk

mengungkapkan pikiran dan

perasaan.

2. Pertahankan kontak sering dengan

pasien. Bicara dengan menyentuh

pasien bila tepat.

3. Tingkatkan rasa tenang dan

lingkungan tenang.

4. Berikan informasi yang dapat

dipercaya dan konsisten dan

dukungan untuk orang terdekat.

Memberikan kesempatan untuk

memeriksa rasa takut realistis serta

kesalahan konsep tentang diagnosis

Memberikan keyakinan bahwa pasien

tidak sendiri atau ditolak, berikan

respek dan penerimaan individu,

mengembangkan kepercayaan

Memudahkan istirahat, menghemat

energi, dan meningkatkan kemampuan

koping

Memungkinkan untuk interaksi

interpersonal lebih baik

Page 13: Lp CA Rectum

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, (2001). Buku saku diagnosa keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Doenges E Mailyn, (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk

perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Ed3. EGC: Jakarta.

Mansjoer ,A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3. Jakarta: Media

Aesculapius.

Price & Wilson, (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyaki. Edisi 6. Volume I. Jakarta : EGC.

Smeltzer & Bare, (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah. Vol 2. Edisi 8. Jakarta : EGC.