lp bbl

16
LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR A. Pengertian Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat B. Reflek – Reflek Fisiologis 1. Mata a. Berkedip atau reflek corneal Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba – tiba atau pada pandel atau obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf cranial. b. Pupil Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus sepanjang hidup. c. Glabela

Upload: sandy-chapoenk

Post on 17-Jan-2016

53 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan pendahuluan BBL

TRANSCRIPT

Page 1: lp bbl

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR

A. Pengertian

Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir

dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500

gram sampai 4000 gram.

Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir

antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada

kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat

B. Reflek – Reflek Fisiologis

1. Mata

a. Berkedip atau reflek corneal

Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba – tiba atau

pada pandel atau obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang

hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf

cranial.

b. Pupil

Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus

sepanjang hidup.

c. Glabela

Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata)

menyebabkan mata menutup dengan rapat.

2. Mulut dan tenggorokan

a. Menghisap

Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral

sebagai respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama

masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti pada saat

tidur.

Page 2: lp bbl

b. Muntah

Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau

masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah,

reflek ini harus menetap sepanjang hidup.

c. Rooting

Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan

menyebabkan bayi membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan

mulai menghisap, harus hilang pada usia kira – kira 3 -4 bulan

d. Menguap

Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan

jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup.

e. Ekstrusi

Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan mendorongnya

keluar harus menghilang pada usia 4 bulan.

f. Batuk

Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus

terus ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama lahir.

3. Ekstrimitas

a. Menggenggam

Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki

menyebabkan fleksi tangan dan jari.

b. Babinski

Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan

menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi dan

haluks dorso fleksi.

4. Masa tubuh

a. Reflek moro

Kejutan atau perubahan tiba – tiba dalam ekuilibrium yang

menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstrimitas yang tiba –tiba serta

mengisap jari dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk “C” diikuti

Page 3: lp bbl

dengan fleksi dan abduksi ekstrimitas, kaki dapat fleksi dengan

lemah.

b. Startle

Suara keras yang tiba – tiba menyebabkan abduksi lengan dengan

fleksi siku tangan tetap tergenggam.

c. Tonik leher

Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan dan

kakinya akan berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang

berlawanan dan kaki fleksi.

d. Neck – righting

Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan

batang tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis.

e. Inkurvasi batang tubuh (gallant)

Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang

menyebabkan panggul bergerak kea rah sisi yang terstimulasi.

C. Penanganan bayi baru lahir

Tujuan utama perawatan bayi baru lahir adalah :

1. Membersihkan jalan nafas.

Bayi normal akan menangis spontan segera setelah dilahirkan. Apabila

bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas

dengan cara sebagai berikut :

a. Letakkkan bayi pada posisi telentang ditempat yang keras dan hangat.

b. Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi

lebih bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur

lurus sedikit tengadah ke belakang.

c. Bersihkan rongga hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan

jari tangan yang dibungkus kasa steril.

d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3 kali atau gosok kulit

bayi dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya

bayi akan segera menangis.Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir

dapat menyebabkan kerusakan otak. Oleh karena itu segera bersihkan

Page 4: lp bbl

mulut dan hidung bayi baru lahir. Observasi warna kulit, adanya

meconium dalam hidung atau mulut.

e. Bantuan untuk memulai pernafasan diperlukan untuk mewujudkan

ventilasi yang adekuat.

f. Dokter atau tenaga medis hendaknya melakukan pemompaan setelah 1

menit bayi tidak menangis.

2. Memotong dan merawat tali pusat.

Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak menentukan

dan mempengaruhi bayi, kecuali bayi kurang bulan. Apabila bayi lahir

tidak menangis maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan

melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali pusat dipotong 5 cm dari

dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril.

Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat

dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70 % atau povidon iodin 10 %

serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari dan setiap

basah atau kotor. Sebelum memotong tali pusat . pastikan bahwa tali pusat

sudah diklem dengan baik untuk mencegah terjadinya perdarahan.

3. Mempertahankan suhu tubuh bayi.

Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu

badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya

tetap hangat. Bayi baru lahir di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi

merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai

suhu tubuhnya stabil. Suhu tubuh bayi harus dicatat.

4. Memberikan vitamin K.

Pemberian vitamin K dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan

karena defisiensi vitamin K. Vitamin K diberikan peroral 1 mg/ hari

selama 3 hari, sedangkan bayi yang beresiko tinggi diberi vitamin K

parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg I.M.

Page 5: lp bbl

5. Memberikan obat tetes/ salep mata.

Setiap bayi lahir perlu diberikan tetes mata atau salep mata setelah 5 jam

bayi lahir untuk mencegah terjadinya penyakit mata karena

klamidia. Tetes atau salep mata yang diberikan adalah eritromisin 0,5 %

atau tetrasiklin 1 %.

6. Identifikasi bayi baru lahir.

Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia ditempat

penerimaan pasien. Kamar bersalin dan ruang rawat bayi. Peralatan yang

digunakan hendaknya kebal air dengan tepi yang halus dan tidak melukai,

tidak mudah robek dan tidak mudah lepas. 

7. Mencegah terjadinya infeksi.

Dapat dilakukan dengan perawatan tali pusat yang aseptik dan antiseptik.

Pemberian tetes atau salep mata untuk mencegah infeksi pada mata.

     

D. Komplikasi yang sering terjadi pada bayi baru lahir

1. Icterus neonatorum

Kira-kira 1/3 dari bayi yang baru lahir , memperlihatkan icterus antara

Hari ke 2 dan ke 5 yang dinamakan icterus fisiologis yang ditimbulkan

oleh hyperbilirubinaemia yang disebabkan oleh :

a. Penghancuran erytrocyt yang hebat.

Kehidupan intra uterin terdapat polycytaemia untuk mengimbangi

kadar O2 yang rendah. Sedangkan untuk kehidupan diluar tidak

diperlukan sedemikian banyak erythrocyt

b. Hati bayi belum berfaal baik, sehingga tidak dapat mengubah Bilirubin

I menjadi bilirubin II.Pada anak premature icterus biasanya lebih hebat

dan lebih lama lagi karena faal hati masih sangat kurang.         

2. Kehilangan Berat Badan

Selama 3 atau 4 hari yang pertama bayi boleh dikatakan hampir tidak

kemasukan cairan ( Asi belum lancar ). Sedangkan bayi mengeluarkan

faeces, urine dan peluh dengan cukup banyak maka BB bayi turun.

Kehilangan BB tidak boleh lebih dari 10%.

Page 6: lp bbl

E. Tinjauan Asuhan Keperawatan

1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan bayi dsapat dilakukan segera setelah status kardiovaskuler

aman dan secara berkala.

a. Penampilan umum

1) BB 2500-4000 gram, akan berkurang 3-5 hari, tetapi tidak boleh >

10 %, biasanya akan naik kembali setelah hari ke 8-12.

2) PB 46-56 cm.

3) Suhu 36,5-37,5 0C.

b. Kepala

1) Ukur : lingkar kepala

2) Periksa adanya caput atau cepal hematom, molding, fontanel

anterior dan posterior.

3) Periksa bentuk telinga.

4) Simetris tidaknya wajah.

5) Periksa mata : bentuk, letak, ukuran, pupil, reflek cahaya, adanya

perdarahan.

6) Periksa mulut : bibir, palatum, lidah, gigi.

7) Periksa hidung : septum, simetris atau tidak.

8) Periksa leher : Ukuran simetris/tidak, Gerakan baik/kurang baik,

Pergerakan otot.

c. Kulit

1) Vernix caseosa

2) Lanugo terutama diwajah, bahu (lebih banyak pada premature)

3) Warna kulit (biasanya bayi akan mengalami akrosianosis, lalu

badan akan semakin merah jika bayi menangis), adanya bintik-

bintik, deskuamasi, kering.

4) Pembesaran payudara.

5) Bercak meconium pada kulit, tali pusat, kuku jari.

6) Cairan amnion, bau.

Page 7: lp bbl

7) Cari adanya jaundice dengan menekan kulit, maka warna kuning

akan lebih jelas.

d. Dada

1) Diameter anteroposteriorhampir sama dengan diameter transversa

(diameter diukur sedikit diatas putting), lebih pendek daripada

abdomen.

2) Pembesaran payudara, witch’s milk.

3) Palpasi/auskultasi PMI, frekuensi, kualitas HR (120-160 x/menit)

dan murmur.

4) Karakteristik respirasi, cracles, ronchi, suara nafas tiap-tiap sisi

dada, frekuensi 30-60 x/menit (dad dan perut bergerak bersama,

hitung 1 menit penuh), periode apnea.

e. Abdomen

1) Bentuk : simetris/tidak

2) Bising usus : ada/ tidak

3) Kelainan : cekung/cembung

4) Tali Pusat, pembuluh darah, perdarahan, kelainan tali pusat.

f. Neurologik

1) Tonus otot.

2) Reflek : moro reflek, tonik neck reflek, palmar graps reflek,

walking reflek, rooting reflek, sucking reflek.

g. Kelamin

1) Bayi perempuan , labia mayora/minora, sekresi vaginal, kelainan,

Anus.

2) Bayi laki-laki, scrotum, testis, penis, kelainan.

h. Punggung

Adanya benjolan atau defek yang lain ( bayi harus ditengkurapkan )

i. Ektremitas

1) Kelengkapan jari, adanya sindaktili dan polidaktili.

Page 8: lp bbl

2) Bentuk ekstremitas, bandingkan panjang kedua kaki, tinggi lutut,

dan gerakannya dengan menekuk kedua paha kekanan kiri

abdomen.

j. Penilaian APGAR Score

APGAR Pemeriksaan 0 1 2

Appearance/warna

kulit Inspeksi

Biru/pucat

seluruh tubuh

Badan merah,

ekstremitas

biru Semua merah

Pulse/denyut jantung

Auskultasi

jantung

Tidak

terdengar < 100 x/menit > 100 x/menit

Grimace/ reflek

iritabily

Menghisap atau

rangsang lain

Tidak ada

respon Menyeringai Menangis keras

Activity/ tonus otot Inspeksi Lemah

Fleksi

ekstremitas Gerak aktif

Respiration/

pernafasan Inspeksi

Tidak ada

gerakan

pernafasan

Menangis

lemah atau

merintih

Gerakan

pernafasan

kuat/ menangis

kuat

Total score :

0-3          : asfiksia berat

4-6                    : asfiksia sedang

7-10              : asfiksia ringan

2. Diagnosa Keperawatan

a. Resiko infeksi berhubungan dengan sumbatan atau kotoran pada tali

pusat

Tujuan : tidak terjadi infeksi pada tali pusat

Intervensi :

1) Kaji adanya bau atau cairan pada tali pusat

R : Cairan pada tali pusat dapat menunjukkan adanya infeksi

Page 9: lp bbl

2) Lakukan perawatan pada tali pusat dengan alcohol

R : Alcohol dapat mencegah infeksi yang terjadi pda tali pusat

3) Ganti nouvel gauze pada tali pusat setiap habis mandi

R : Nouvel gauze diganti untuk mencegah terjadinya infeksi

4) Kaji adanya tanda-tanda infeksi seperti peningkatan suhu tubuh,

kemerahan disekitar tali pusat.

R : Peningkatan suhu tubuh, kemerahan disekitartali pusat dapat

menunjukkan adanya infeksi

5) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

R : mencuci dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial

6) Jaga lingkungan tetap bersih

R : Lingkungan yang bersih dapat menjaga kesehatan janin

b. Risti hipotermi berhubungan dengan perubahan suhu

Tujuan : hipotermi tidak menjadi aktual

Intervensi :

1) Segera bungkus bayi dengan selimut kering.

R : Mencegah penguapan suhu melalui evaporasi

2) Observasi suhu bayi tiap 4jam

R : Deteksi dini bila terjadi hipotermi

3) Jaga lingkungan tetap hangat dan kering

R : Mencegah penguapan suhu

4) Dekatkan bayi dengan ibu sesering mungkin

R : Dekapan ibu membuat bayi merasa hangat

c. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi mucus

Tujuan : pola nafas efektif

Intervensi :

1) Bersihkan muka dengan kasa/ kain bersih dari darah dan lendir

segera setelah kepala bayi lahir.

R   : Mengurangi resiko terjadinya aspirasi dan usaha untuk

membebaskan jalan nafas bayi.

Page 10: lp bbl

2) Hisap lendir dengan menggunakan penghisap lendir atau kateter

pada sisi mulut atau hidung.

R   : Membersihkan jalan nafas sehingga kebutuhan O2 dapat

terpenuhi dengan pola nafas yang efektif.

3) Miringkan bayi kekanan untuk mencegah regurgitasi

R   : Mencehah terjadinya aspirasi yang dapat menimbulkan

terjadinya gagal nafas pada bayi.

4) Bersihkan jalan nafas

R   : Membebaskan jalan nafas bayi.

5) Pertahankan suplai oksigen adekuat

R   : Memeuhi kebutuhan oksigen yang diperlukan bayi.

Page 11: lp bbl

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Mansjoer. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. Penerbit Media Aesculapius. Jakarta

Carpenito, Lynda juall. (1999).  Buku Diagnosa Keperawatan,  Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta

Doengoes E. Marylin. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta

Doengoes E. Marylin. (2001). Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi, EGC. Jakarta