lp atresia ani

18
LAPORAN PENDAHULUAN ATRESIA ANI 1. DEFINISI Istilah atresia ani berasal dari bahasa Yunani yaitu ”a” yg artinya tidak ada & trepsis yg berarti makanan & nutrisi. Dalam istilah kedokteran, atresia ani adalah suatu keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang yg normal. Menurut Suryanah (1996) atresia ani merupakan suatu kelainan dimana lubang dubur/anus tertutup oleh membran. Menurut Hidayat (2008) atresia ani atau anus imperforata merupakan suatu kelainan malformasi kongenital dimana terjadi ketidaklengkapan perkembangan embrionik pada bagian anus atau tertutupnyaa anus secara abnormal atau dengan kata lain tidak ada lubang secara tetap pada bagian anus. Lokasi terjadinya anus imperforata ini meliputi bagian anus, rektum atau bagian di antara keduanya. 2. PENYEBAB & FAKTOR RESIKO Atresia ani memiliki etiologi yg multifaktorial, salah satunya adalah genetik. Menurut Hidayat (2008) anus imperforata terjadi karena adanya kelainan kongenital dimana saat proses perkembangan embrionik tidak sempurna pada proses perkembangan anus & rektum. Pada perkembangan selanjutnya, ujung ekor belkang berkembang menjadi kloaka yg juga akan berkembang menjadi genitourinaria & struktur anorektal. Atresia ani disebabkan karena tidak sempurnanya migrasi & perkembangan struktur kolon antara 7-10 minggu selama perkembangan fetal, kegagalan migrasi tersebut juga terjadi karena gagalnya agenesis sakral & 1

Upload: asri-puji-lestari

Post on 09-Feb-2016

729 views

Category:

Documents


96 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: LP Atresia Ani

LAPORAN PENDAHULUANATRESIA ANI

1. DEFINISIIstilah atresia ani berasal dari bahasa Yunani

yaitu ”a” yg artinya tidak ada & trepsis yg berarti

makanan & nutrisi. Dalam istilah kedokteran,

atresia ani adalah suatu keadaan tidak adanya atau

tertutupnya lubang yg normal.

Menurut Suryanah (1996) atresia ani

merupakan suatu kelainan dimana lubang dubur/anus tertutup oleh membran. Menurut

Hidayat (2008) atresia ani atau anus imperforata merupakan suatu kelainan

malformasi kongenital dimana terjadi ketidaklengkapan perkembangan embrionik pada

bagian anus atau tertutupnyaa anus secara abnormal atau dengan kata lain tidak ada

lubang secara tetap pada bagian anus. Lokasi terjadinya anus imperforata ini meliputi

bagian anus, rektum atau bagian di antara keduanya.

2. PENYEBAB & FAKTOR RESIKOAtresia ani memiliki etiologi yg multifaktorial, salah satunya adalah genetik.

Menurut Hidayat (2008) anus imperforata terjadi karena adanya kelainan kongenital

dimana saat proses perkembangan embrionik tidak sempurna pada proses

perkembangan anus & rektum. Pada perkembangan selanjutnya, ujung ekor belkang

berkembang menjadi kloaka yg juga akan berkembang menjadi genitourinaria &

struktur anorektal. Atresia ani disebabkan karena tidak sempurnanya migrasi &

perkembangan struktur kolon antara 7-10 minggu selama perkembangan fetal,

kegagalan migrasi tersebut juga terjadi karena gagalnya agenesis sakral &

abnormalitas pada daerah uretra & vagina atau juga pada proses obstruksi ada anus

imperforata yg dapat terjadi karena tidak adanya pembukaan usus besar yg keluar

anus, sehingga menyebabkan feses tidak dapat sikeluarkan.

Dalam sumber lain disebutkan penyebab sebenarnya dari atresia ani adalah

sebagai berikut:

a. Karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena gangguan

pertumbuhan, fusi, atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik

b. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan dubur, sehingga bayi lahir tanpa

lubang anus

1

Page 2: LP Atresia Ani

c. Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebaab atresia ani, karena ada

kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau 3

bulan

d. Kelainan bawaan, anus umumnya tidak ada kelainan rektum, sfingter, & otot dasar

panggul.

Atresia ani dapat terjadi disertai dengaan beberapa kelainan kongenital saat lahir,

seperti:

a. Kelainan sistem pencernaan terjadi kegagalan perkembangan anomali pada

gastrointestinal

b. Kelainan sistem perkemihan terjadi kegagalan pada genitourinari

Penyebab atresia ani adalah kegagalan pertumbuhan saat janin masih dalam

kandungan, beberapa faktor yg dapat menghambat pertumbuhan janin diantaranya:

1. Penyebab ibu

a. Fisik ibu yang kecil dan kenaikan berat badan yang tidak adekuat

Faktor keturunan dari ibu dapat mempengaruhi berat badan janin. Kenaikan

berat tidak adekuat selama kehamilan dapat menyebabkan pertumbuhan janin

terhambat. Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan sebaiknya 9-16 kg.

apabila wanita dengan berat badan kurang harus ditingkatkan sampai berat

badan ideal ditambah dengan 10-12 kg.

b. Penyakit ibu kronik

Kondisi ibu yang memiliki hipertensi kronik, penyakit jantung sianotik,

diabetes, serta penyakit vaskular kolagen dapat menyebabkan pertumbuhan

janin terhambat. Semua penyakit ini dapat menyebabkan pre-eklampsia yang

dapat membawa ke pertumbuhan janin terhambat

c. Kebiasaan seperti merokok, minum alkohol, dan narkotik

2. Penyebab janin

a. Infeksi selama kehamilan

Infeksi bakteri, virus, protozoa dapat menyebabkan pertumbuhan janin

terhambat. Rubela dan cytomegalovirus (CMV) adalah infeksi yang sering

menyebabkan pertumbuhan janin terhambat.

b. Kelainan bawaan dan kelainan kromosom

Kelaianan kromosom seperti trisomi atau triploidi dan kelainan jantung

bawaan yang berat sering berkaitan dengan pertumbuhan janin terhambat.

Trisomi 18 berkaitan dengan pertumbuhan janin terhambat simetris serta

polihidramnion (cairan ketuban berlebih). Trisomi 13 dan sindroma Turner juga

berkaitan dengan pertumbuhan janin terhambat

c. Pajanan teratogen (zat yang berbahaya bagi pertumbuhan janin)

2

Page 3: LP Atresia Ani

Berbagai macam zat yang bersifat teratogen seperti obat anti kejang, rokok,

narkotik, dan alkohol dapat menyebabkan PJT

3. Penyebab plasenta (ari-ari)

a. Kelainan plasenta sehingga menyebabkan plasenta tidak dapat menyediakan

nutrisi yang baik bagi janin seperti, abruptio plasenta, infark plasenta (kematian

sel pada plasenta), korioangioma, dan plasenta previa

b. Kehamilan kembar

c. Twin-to-twin transfusion syndrome

3. KLASIFIKASI

Klasifikasi atresia ani ada 4 yaitu:

a. Anal stenosis terjadinya penyempitan daerah anus sehingga feses tidak dapat

keluar

b. Membranosus atresia terdapat membran pada anus

c. Anal agenesis memiliki anus tetaapi ada daging diantara rectum & anus

d. Rectal atresia tdak memiliki rektum

Selanjutnya, masih dapat diklasifikasikan lagi menjadi 3 subkelompok anatomi, yaitu:

a. Anomali rendah/infraelevator

Rektum mempunyai jalur desenden normal melalui otot puborektalis, terdapat

sfingter internal & eksternal yg berkembang baik dengan fungsi normal & tidak

terdapat hubungan dengan saluran genitourinaria

b. Anomali intermediet

Rektum berada pada atau di bawah tingkat otot purborectalis, lesung anal &

sfingter eksternal berada pada posisi yg normal.

c. Anomali tinggi/supralevator

3

Page 4: LP Atresia Ani

Ujung rectum di atas otot puborectalis & sfingter internal tidak ada. Hal ini

biasanya berhubungan dengan fistula genitourinarius-rectrouretral (pria) atau

rectovagina (wanita). Jarak antara ujung buntu rectum sampai kulit perineum >1

cm.

4. TANDA & GEJALASuryana (1996) menyebutkan gejala-gejala yang dapat timbul pada atresia ani adalah:

a. Perut kembung

b. Muntah-muntah mulai umur 24-48 jam

c. Mekonium tidak keluar melalui anus tapi melalui urin

d. Ujung termometer tidak dapat masuk ke dalam anus

5. PEMERIKSAAN PENUNJANGUntuk memperkuat diagnosis, sering dilakukan pemeriksaan penunjang sebagai

berikut:

a. Pemeriksaan radiologis

Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obstruksi intestinal

b. Sinar-X terhadap abdomen

Dilakukan untuk menentukan kejelasan keseluruhan bowel & untuk mengetahui

jarak pemanjangan kantung rektum dari sfingternya. Menunjukkan adanya gas.

c. Ultrasound terhadap abdomen

Dilakukan untuk melihat fungsi organ internal terutama dalam sistem pencernaan &

mencari adanya faktor reversibel seperti obstruksi karena masa tumor

d. Pyelogravi intravena

Dilakukan untuk menilai pelviokalises & ureter

e. Pemeriksaan fisik rektum

Kepatenan rektal dapat dilakukan colok dubur dengan menggunakan selang atau

jari

f. Rontgenogram abdomen & pelvis

Juga bisa digunakan untuk mengkonfirmasi adanya fistula yg berhubungan dengan

traktus urinarius. Pewarnaan radioopak dimasukkan ke dalam traktur urinarius.

4

Page 5: LP Atresia Ani

6. PENATALAKSANAAN

5

Page 6: LP Atresia Ani

Menurut Suryana (1996) tindakan yang dapat dilakukan yaitu:

c. Segera dilakukan operasi/eksisi anal membran, kolostomi sementara

d. Setelah 3 bulan diperbaiki lagi

Dalam Arifin (2012) disebutkan penaatalaksanaan menurut klasifikasinya:

a. Fistel perianal (+), bucket handle, anal stenosis atau anal membran berarti atresia

letak rendah maka dilakukan minimal Postero Sagital Anorektoplasti (PSARP) tanpa

kolostomi

b. Bila mekoneum (+) maka atresia letak tinggi dilakukan kolostomi terlebih dahulu,

setelah 8 mingu kemudian dilakukan tindakan definitif.

c. Pada bayi perempuan 90% atresia ani disertai dengan fistel. Bila ditemukan fistel

perianal (+) maka dilakukan minimal PSARP tanpa kolostomi. Bila rektovaginal atau

rektovestibuler dilakukan kolostomi terlebih dahulu.

Faradilla alam Arifin (2012) menjelaskan bahwa metode operasi yg digunakan

dalam atresia ani adalah dengaan pendekatan postero sagital anorekplasti, yaitu

dengan cara membelah muskulus sfingter eksternus & muskulus levator ani untuk

memudahkan mobilisasi kantong rektum & pemotongan fistel.

Menurut Leape (1987) jenis penatalksanaan atresia ani sesuai dengan

klasifikasinya adalah:

a. Atresia ani letak tinggi & intermedier dilakukan sigmoid kolostomi atau TCD dahulu,

setelah 6-12 bulan baru dikerjakan tindakan definitif (PSARP)

b. Atresia ani letak rendah dilakukan perianal anoplasti, dimana sebelumnya dilakukan

tes provokasi dengan stimulator otot untuk identifikasi batas otot sfingter ani

eksternus

c. Bila terdapat fistula dilakukan cut back incicion

d. Pada stenosis ani cukup dilakukan dilatasi rutin, namun dalam sumber lain da yg

menyebutkan dilakukan minimal PSARP tanpa kolostomi

Dalam sumber lain, dijelaskan penatalaksanaan dalam tindakan atresia ani,

yaitu:

a. Pembuatan kolostomi

Kolostomi adalah sebuah lubang buatan yg dibuat oleh dokter ahli bedah pada

dinding abdomen untuk mengeluarkan feses. Pembuatan lubang biasanya

sementara atau permanen dari usus besar atau colon iliaka. Untuk anomali tinggi,

dilakukan kolostomi beberapa kali setelah lahir

b. PSARP (Posterio Sagital Ano Rectal Plasty)

Bedah definitifnya, yaitu anoplasty & umumnya ditunda 9-12 bulan.

Penundaan ini dimaksudkan untuk memberi waktu pelvis untuk membesar & pada

6

Page 7: LP Atresia Ani

otot-otot untuk berkembang. Tindakan ini juga memungkinkan bayi untuk

menambah BB & bertambah baik status nutrisinya.

c. Tutup kolostomi

Dua minggu pasca operasi dilakukan anal dilatasi dengan heger dilatation,

Untuk pertama kali dilakukan oleh ahli bedah, kemudian dilatasi dua kali sehari

dilakukan oleh petugas kesehatan ataupun keluarga. Setiap minggu lebar dilator

ditambah 1 mm tercapai ukuran yang diinginkan. Dilatasi harus dilanjutkan dua kali

sehari sampai dilator dapat lewat dengan mudah. Kemudian dilatasi dilakukan

sekali sehari selama sebulan diikuti dengan dua kali seminggu pada bulan

berikutnya, sekali seminggu dalam 1 bulan kemudian dan terakhir sekali sebulan

selama tiga bulan. Setelah ukuran yang diinginkan tercapai (sesuai dengan usia

anak), dilakukan penutupan kolostomi.

7. PENCEGAHANa. Rajin melakukan pemeriksaan kehamilan

b. Misalnya pengukuran tinggi fundus uteri, taksiran berat badan janin, tes terhadap

penyakit menular & pemberian imunisasi

c. Memperbanyak makan makanan yg bergizi tinggi seperti: kalori, protein, asam folat,

zat besi, zat seng, kalsium, vitamin C, vitamin A.

d. Tidak merokok, tidak minum minuman berakohol, & tidak menggunakan narkotika

e. Mengurangi stress

f. Berolahraga teratur Istirahat & tidur yg cukup

g. Menghindari terjadinya infeksi TORCH

Cara yg paling efektif adalah dengan sebisa mungkin menghindari hal-hal yg

bisa menyebabkan terinfeksi TORCH (Toxoplasma, Other’s, Rubella, Cyto Megaalo

Virus-CMV, Herpes Simplex Virus-HPV). Perilaku hidup bersih amat dibutuhkan.

Misalnya mencuci tangan sebelum makan, mencuci makanan daging & sayuran

sampai bersih kemudian dimasak sampai matang, sedapat mungkin menjauhi

hewan0hewan yg bisa menularkan TORCH, seperti: kucing & anjing.

h. Berhati-hati terhadap penggunaan obat-obatan dan jamu

Obat yg berbaahaya dikonsumsi pada saat hamil adalah obat-obatan yg

mengandung narkotika, psikotropika, obat yg bekerja pada saraf, & beberapa jenis

antibiotik (tetracyclin, streptomicin, dll). Sedangkan beberapa jenis obat yang aman

untuk dikonsumsi ibu hamil adalah: GG, paracetamol, amoxilin & ampicilin. Ibu

hamil sebaiknya tidak mengkonsumsi jamu karena banyak jenis jamu yg tidak

diketahui cara pengolahannya & dosisnya.

7

Page 8: LP Atresia Ani

Embriologi

Pembentukan septum urorektal

Membagi kloaka

Gizi yg kurang, virus, paparan polusi

Kegagalan pembentukan septum urorektal

Anus tidak terbentuk

Atresia ani

Sinus urogenitalis

primitive

Membrane urogenitalis

Kanalis anorektalis

Membrane analis (dikelilingi

oleh tonjol2 mesenkim)

Membrane analis koyak

(minggu ke-9)

Terbukanyaa jalan antara

rectum & dunia luar

Feses tidak keluar

Feses menumpuk

Peningkatan tekanan intra

abdomen

Operasi: anoplasti, kolostomi

Perubahan defekasi

Pengeluaran tidak terkontrol

Iritasi mukosa

Kerusakan integritas

kulit

Reabsorbsi metaabolisme

tubuh

Mual,munyah

Intake nutrisi tidak adekuat

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

Trauma jaringan

Terbukanya port de entry

kuman

Resiko infeksi

Fistula rektrouretra

Feses masuk lewat uretra

Mikroorganisme masuk lewat uretra

Dysuria

Nyeri, resiko infeksi, gangguan eliminasi urin

Perawatan yg adekuat, businasi yg rutin

Ukuran anus sesuai dengan usia

Dilakukan reanastomose (operasi tutup stoma)

Pre operasi

Kurang pengetahuan tentang prosedur & efek tindakan

Ansietas

Intra operasi

Prosedur pembedahan

Diskontinuitas jaringan

Perdarahan massif

Deficit volume cairan

Hambatan mobilitas fisik

Merangsang sarea sensorik

Pelepasan mediator inflamasi

Nyeri

Kelemahan & kesulitan mobilisasi

Post operasi

Jaringan terputus

Kerusakan integritas jaringan

Terbukanya port de entry kuman

Resiko infeksi

8

PATHWAY

Page 9: LP Atresia Ani

ASUHAN KEPERAWATANATRESIA ANI

A. PENGKAJIAN1. Identitas klien

Mencakup nama, usia, jenis kelamin, alamat, nama orangtua, pekerjaan orangtua,

pendidikan orangtua, agama, suku, no.register, tanggal MRS, dan sumber

informasi.

2. Status kesehatan sekarang

Mencakup keluhan utama (saat pengkajian & saat MRS), lama keluhan, kualitas

keluhan, faktor pencetus, faktor pemberat, upaya yg telah dilakukan, dan diagnosa

medis.

3. Riwayat kesehatan saat ini

4. Riwayat kesehatan terdahulu

Mencakup penyakit yg pernah dialami (kecelakaan, operasi, penyakit akut atau

kronis, dan kapan terakhir MRS) serta alergi yg dimiliki.

5. Riwayat kehamilan dan persalinan

Mencakup prenatal, natal, postnatal, dan imunisasi.

6. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

7. Riwayat keluarga & genogram

8. Lingkungan rumah

Meliputi kebersihan, bahaya kecelakaan, polusi, ventilasi, dan pencahayaan.

9. Pola aktivitas

Meliputi perubahan aktivitas makan/minum, mandi, berpakaian, toileting, mobilitas

di tempat tidur dan berpindah serta berjalan saat di rumah dan saat di rumah sakit.

10. Pola nutrisi

Meliputi perubahan jenis makanan, frekuensi makan, porsi yg dihabiskan,

komposisi menu, pantangan, nafsu makan, jenis minuman, frekuensi minum, dan

jumlah minuman saat di rumah dan di RS.

11. Pola eliminasi

Meliputi perubahan BAB dan BAK saat di rumah dan di rumah sakit.

12. Pola istirahat tidur

Meliputi perubahan lama tidur dan kenyamanan tidur siang dan malam saat di

rumah dan di rumah sakit.

9

Page 10: LP Atresia Ani

13. Pola kebersihan diri

Meliputi aktivitas mandi, keramas, menggosok gigi, ganti baju, dan memotong

kuku saat di rumah dan di rumah sakit, serta kesulitan dan upaya mengatasinya.

14. Pola koping keluarga

Mencakup pengambilan keputusan, masalah terkait dengan anak di RS atau

penyakit, yg biasa dilakukan keluarga apabila mengalami masalah, harapan

setelah anak menjalani perawatan, dan perubahan yg dirasakan setelah anak

sakit.

15. Konsep diri

Meliputi gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran, dan identitas diri.

16. Pola peran dan hubungan

Mencakup peran dalam keluarga, system pendukung keluarga, kesulitan dalam

keluarga, kesulitan dalam keluarga, masalah tentang peran/hubungan dengan

keluarga selama perawatan anak di rumah sakit, dan upaya yg dilakukan.

17. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum (kesadaran, tanda vital, tinggi badan, berat badan)

Pemeriksaan head to toe (kepala & leher, thorak & dada, payudara & ketiak,

punggung & tulang belakang, abdomen, genetalia & anus, ekstremitas, system

neurologi, kulit dan kuku)

18. Pemeriksaan penunjang

19. Terapi

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Nyeri

2. Kerusakan integritas kulit

3. Resiko infeksi

4. Hambatan mobilitas fisik

C. INTERVENSI1. Nyeri akut

Tujuan :

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien tidak mengalami

nyeri

Kriteria hasil :

klien melaporkan nyeri berkurang

klien mengatakan mampu mengontrol nyeri

klien mampu mengenali nyeri

10

Page 11: LP Atresia Ani

INTERVENSI RASIONALLakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi nyeri, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

Memudahkan menentukan inetrvensi selanjutnya

Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

Mengidentifikasi adanya nyeri pada klien

Kontrol tekanan darah klien Perubahan tekanan darah dapat mengindikasikan adanya reaksi dari pemberian obat-obatan

Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, dan kebisingan

Mengurangi faktor pencetus nyeri

Kurangi faktor presipitasi nyeri Apabila faktor pencetus berkurang maka intensitas nyeri akan berkurang

Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

Dukungan dari keluarga dapat membantu klien mengatasi nyeri

Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dada, relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin

Teknik non farmakologi yang benar akan membuat klien rileks dan nyaman sehingga dapat mengurangi nyeri

Tingkatkan istirahat Istirahat akan membuat klien merasa nyaman, sehingga nyeri dapat berkurang

Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur

Membantu pasien mengidentifikasi nyeri yang dirasakan

Kolaborasi:Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri, seperti

Penggunaan agens-agens farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri

2. Kerusakan integritas kulit

Tujuan :

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam kerusakan integritas

kulit dapat teratasi

Kriteria hasil :

Penyembuhan luka tepat waktu

Tidak terjadi kerusakan di daerah sekitar colostomy

INTERVENSI RASIONALObservasi area stoma Memastikan bahwa daerah stoma dalam

keadaan baikAnjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian lembut & longgar pada area stoma

Menghindari terjadinya kontak yg daoat menyebabkan perdarahan pada area stoma

Sebelum terpasang coloctomy bag, ukur dulu sesuai dengan stoma

Menghindari terjadinya kebocoran colostomy bag

Pastikan lubang bagian belakang kantong berperekat lebih besar dari ukuran stoma

Menghindari terjadinya arus balik menuju ke arah stoma

11

Page 12: LP Atresia Ani

Selidiki apakah ada keluhan gatal di sekitar stoma

Gatal menunjukkan adanya invasi mikroorganisme

3. Resiko infeksi

Tujuan :

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam resiko infeksi tidak

menjadi aktual

Kriteria hasil :

Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi

Jumlah leukosit dalam batas normal

Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas normal

INTERVENSI RASIONALPantau tanda/gejala infeksi (missal.suhu tubuh, denyut jantung, pembuangan, penampilan luka, sekresi, penampilan urin, suhu kulit, lesi kulit, keletihan, malaise)

Mengetahui tanda infeksi secara dini memungkinkan pencegahan terhadap infeksi dan mengurangi keparahan infeksi yg mungkin sudah terjadi

Kaji faktor yg meningkatkan serangan infeksi (missal.usia lanjut, tanggap imun rendah, dan malnutrisi)

Faktor pemberat dapat mengakibatkan infeksi berkembang leboh cepat

Pantau hasil laboratorium (DPL, hitung granulosit absolut, hasil-hasil yg berbeda, protein serum, dan albumin)

Perubahan hasil laboratorium mengidentifikasikan adanya infeksi

Ajarkan keluarga pasien teknik mencuci tangan yg benar

Cuci tangan dengan benar dapat mencegah transmisi organism

Ajarkan kepada keluarga pasien tanda/gejala infeksi dan kapan harus melaporkannya ke pusat kesehatan

Perubahan hasil laboratorium dapat mengindikasikan adanya infeksi

Berikan terapi antibiotic bila diperlukan Mencegah infeksi

12

Page 13: LP Atresia Ani

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Salemba Medika

Suryanah. 1996. Keperawatan Anak untuk Siswa SPK. Jakarta: EGC.

Arifin, Z. 2011. _____. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23480/3/-Chapter

%20II.pdf. Diakses tanggal 16 September 2012. Pukul 11.29 WIB.

NANDA Intl. 2010. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta.

EGC.

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan

Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta. EGC.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-heldanilag-5416-2-babii.pdf.

Diakses tanggal 16 September 2012. Pukul 11.37 WIB.

http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/06/

malformasi_anorektal_files_of_drsmed.pdf

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1keperawatan/0910712005/BAB%20I.pdf

http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/pertumbuhan-janin-terhambat-pjt.pdf

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1keperawatan/0910712005/BAB%20I.pdf

http://www.kalyanamitra.or.id/wp-content/uploads/2012/07/TORCH-Waspadai-Bahaya-

dan-Infeksinya-Januari.pdf

13