love like never before

Upload: diel-wang

Post on 06-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Might open your perception on love

TRANSCRIPT

Love Like Never BeforeManusia tidak bisa lepas dari kata cinta. Saya mungkin akan lebih sering menyebutnya dengan kata kasih dalam tulisan ini, karena kata cinta dalam Bahasa Indonesia telah mengalami penyempitan makna menjadi rasa mengasihi dalam hubungan kekasih secara umum. Oke! Tulisan ini gak akan resmi-resmi amat. Saya akan mengajak Anda untuk menyelami makna-makna kasih yang sering kita lupakan.

Kasih Itu MemberiKasih dia lima ribu juga udah seneng

Ungkapan semacam itu sering kita dengar di kehidupan sehari-hari. Sederhana bukan? Kadang kita menyubstitusikan kata beri dengan kasih. Perhatikan baik-baik. Kata beri memiliki sebuah arti yang jelas: menyerahkan sesuatu kepada pihak lain. Poin yang ingin saya sampaikan di paragraf ini adalah: kasih tak dapat lepas dari tindakan memberi. Kalimat Aku cinta padamu akan terdengar omong kosong belaka jika kita tidak melakukan aksi memberi. Begitu banyak yang bisa diberikan kepada orang atau pihak yang kita kasihi. Pemberian dapat berupa barang, jasa, bahkan hal sesimpel mendengarkan dapat menjadi sesuatu yang sangat berharga. Beberapa orang hanya perlu didengar, kok. Waktu yang kita habiskan bersama seseorang bisa jadi adalah tanda kita mengasihinya. Kenapa sih sebegitu pentingnya memberi? Mungkin kita dapat merenungkannya bersama-sama. Paulus membahas kasih dengan cukup jelas dalam kedua suratnya kepada jemaat di Korintus. Dia juga mengingatkan sesuatu di 1 Korintus 13:3, yang berbunyi

Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagikuMemberi memang baik. Saling membantu dalam memenuhi kebutuhan sesama kita bukanlah hal yang tercela. Akan tetapi, tindakan itu layaknya didasari dengan suatu inisiator yang tepat yaitu kasih.*)Bagian ini ke bawah ngomong tentang hidup dengan serius, harap dicermati.

Kasih [Sejati] Itu Inisiatif Pemberi, Bukan karena Kapabilitas ObjeknyaPernahkah Anda menolong seekor burung yang kaki dan sayapnya terluka dan mengalami pendarahan? Kalau tidak, mari kita berimaji sejenak. Bayangkan suatu senja dengan angin yang sepoi. Anda sedang menikmati teh hangat dan memandangi lembayung yang sedang cantik-cantiknya. Tetiba, ada suara cicitan dari arah jam 10 Anda. Terasa dekat. Dan ketika Anda mencari sumber suara itu, tampak seekor burung gereja di lantai teras Anda. Melompat-lompat dengan tak wajar, sangsi mampu terbang. Hati nurani Anda pun bergejolak. Bergegas Anda mengambil perban, air bersih, alkohol, dan obat-obatan untuk menolongnya. Karena ketelitian Anda yang tak mau menyakiti burung itu saat mengobatinya, tak terasa dua puluh menit telah anda habiskan dengan melakukan sesuatu yang mungkin kalau dipikir-pikir itu pointless. Gak ada untungnya buat Anda. Sore Anda rusak. Teh yang tinggal setengah gelas udah dingin tertiup angin. Mentari senja kini tertutup awan. Dapet apa? Capek. Burung itu? Dia masih anda taruh di atas dekapan anda.Mari kembali ke subjudul ini. Inisiatif pemberi, bukan karena kapabilitas objeknya. Sudahkah Anda menangkap maksud saya? Ya, kasih itu keputusan untuk memberi. Gak peduli kondisinya menguntungkan atau gak, mengecewakan atau senang-senang aja. Tapi karena siapa? Apakah karena sang objek layak diberi? Kasih yang sesungguhnya adalah kala hati kita tergerak untuk memberikan apa yang bisa kita lakukan kepada orang atau pihak yang membutuhkan. Terkadang ada kalanya pihak yang membutuhkan itu tidak memiliki kapabilitas untuk meminta tolong. Dengan lain kata, tidak layak untuk ditolong. Coba sa-da-ri. Di titik ini saya ingin mengajak kita untuk mengingat kasih siapapun yang telah menolong kita, terutama saat kita tidak layak ditolong. Lebih dari itu, sadari kasih dan kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Betapa inisiatifnya Dia yang telah mengirimkan Sang Putera untuk meraih jiwa kita dari hitamnya abu dosa. Juga betapa dilayakkannya kita untuk dilahirkan kembali dari air dan Roh, sehingga hati kita diubahkan. Cara pandang, perasaan, pikiran, kehendak, keinginan, dan tujuan hidup kita digantikan dengan milik-Nya! Wow, betapa beruntungnya Anda. Jika Anda menyadari dan hidup dalam iman kesadaran akan fakta ini serta tidak ragu untuk menerapkannya, maka betapa berbahagianya Anda!Sudahkah kita bersyukur akan kehadiran mereka? Atau malah kita take it for granted tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang berarti. Well, mereka juga manusia yang memiliki kebutuhan. Apa salahnya kita beri perhatian lebih kepada mereka yang telah mendedikasikan hidupnya kepada kita. Bagi yang memiliki orang tua, terlepas dari kekurangan-kekurangan orang tua Anda, cobalah untuk menghitung seberapa banyak pengorbanan yang telah mereka lakukan. Semua semata untuk menjaga Anda tetap hidup dan memiliki masa depan yang lebih baik dari mereka. Mereka gak selalu ingin prestasi-prestasi Anda yang sebanyak konstelasi bintang itu kok (saya bukannya antiprestasi yah).Terkadang yang mereka butuhkan adalah waktu kita berbincang-bincang dengan mereka. Saat kita memberikan perhatian-perhatian kecil kepada orang tua. Atau sesederhana memijat kaki mereka (mungkin dulu kita gak suka, tapi kapan lagi kita bisa kayak gini?). Mungkin sekadar mendengarkan wejangan atau nasihat mereka. Karena tujuan mereka baik: memberikan hal yang lebih baik dari yang mereka pernah terima sebelumnya.

Segini dulu tulisan yang jenuh perasaan ini. Ketika pikiran terlalu buthek, perasaan juga boleh ngomong toh? Kita kan manusia yang punya pikiran, kehendak, dan perasaan. Pagi!Hasil belajar dari

http://www.wikihow.com/Love-UnconditionallyHoly Bible

Juarang Juara Ini

Ada yang bertarung di bawah tanah

tanpa ada yang tahu di berperang

membakar akar sebab masalahtapi saat menang, tak dikenangDia ini gak kelihatan tapi juara.