lo macam periimplantitis

4
Macam-macam keradagan pada sekitar implant : 1. Peri-implant Mukositis. Peri-mplant mukositis adalah suatu keradangan pada daerah jaringan lunak sekitar implant tanpa melibatkan kerusakan pada tulang sekitar implant pada saat terjadinya healing remodelling pada tulang sekitar implant. Peri- implant mukositis dapat disejajarkan dengan keadaan gingivitis pada keradangan yang melibatkan gigi asli. Gejala klinis yang timbul pada peri-implant mukositis adalah adanya perdarahan saat dilakuakan probing (BOP) dan adanya kehilangan perlekatan. Pemeriksaan probing dept harus dilakuakan dengan hati- hati pada adaerah imlan karena probing depth pada daerah implant biasanya tidak sama asar sulkusnya dengan pada gigi asli, maka harus diperhatikn kedalaman sulkus yang sebenarnya pada saat dilakukan pengukuran diawal. 2. Peri-implantitis. Peri-implantitis adalah keradangan pada daerah penyangga sekitar implant yang melibatkan baik jaringan lunak maupun jaringan keras, melibatkan kerusakan tulang pada saat terjadi healing remodelling tulang sekitar implant. Peri- implantitis dapat disejajarkan dengan periodontitis karena mempunyai beberapa kesamaan sperti jaringan yang terlibat dan saat dilakukan biopsy bakteri plak penyebab kedua penyakit ini adalah sama, yaitu bakteri gram negative anaerob. Perbedaannya adalah progresifitas dari penyakit dan

Upload: rezkiki

Post on 17-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

k,zm

TRANSCRIPT

Macam-macam keradagan pada sekitar implant :

1. Peri-implant Mukositis.

Peri-mplant mukositis adalah suatu keradangan pada daerah jaringan lunak sekitar implant tanpa melibatkan kerusakan pada tulang sekitar implant pada saat terjadinya healing remodelling pada tulang sekitar implant. Peri-implant mukositis dapat disejajarkan dengan keadaan gingivitis pada keradangan yang melibatkan gigi asli.

Gejala klinis yang timbul pada peri-implant mukositis adalah adanya perdarahan saat dilakuakan probing (BOP) dan adanya kehilangan perlekatan.

Pemeriksaan probing dept harus dilakuakan dengan hati-hati pada adaerah imlan karena probing depth pada daerah implant biasanya tidak sama asar sulkusnya dengan pada gigi asli, maka harus diperhatikn kedalaman sulkus yang sebenarnya pada saat dilakukan pengukuran diawal.

2. Peri-implantitis.

Peri-implantitis adalah keradangan pada daerah penyangga sekitar implant yang melibatkan baik jaringan lunak maupun jaringan keras, melibatkan kerusakan tulang pada saat terjadi healing remodelling tulang sekitar implant. Peri-implantitis dapat disejajarkan dengan periodontitis karena mempunyai beberapa kesamaan sperti jaringan yang terlibat dan saat dilakukan biopsy bakteri plak penyebab kedua penyakit ini adalah sama, yaitu bakteri gram negative anaerob. Perbedaannya adalah progresifitas dari penyakit dan proliferasi sel radang pada daerah keradangan yang lebih banyak terjadi pada peri-implatitis.

Periimplantitis merupakan reaksi inflamasi irreversible dalam jaringan lunak dan keras yang mengelilingi implan, sebagai akibat karena kehilangan tulang yang terjadi tidak dilakukan perawatan. Dilihat dari gejala klinisnya, periimplantitis memiliki flora normal yang lebih banyak karena tahap awal menyajikan tanda yang sama seperti periimplan mucositis, tetapi disertai oleh gejala keropos pada tulang. Bakteri yang berperan adalah intermedia prevotella, streptococcus spp, prevotella spp, staphylococcus spp.Pada peri-implantitis kerusakan tulang tidak dapat hanya dilakaukan dengan pemeriksaan klinis, karena terjadinya kehilangan perlekatan atau probing depth yang daladm tidak dapat digunakan sebagai tanda adanya kerusakan tulang maka harus dilakukan suatu pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan radiografi.

1. Klasifikasi periimplantitis menutrut Froum dan Rosen (2012):

2. Early : Probing Depth 4 mm, terdapat perdarahan dan/atau supurasi saat probing, kehilangan tulang < 25% dari panjang implant.

3. Moderate : Probing Depth 6 mm, terdapat perdarahan dan/atau supurasi saat probing, kehilangan tulang 25% sampai 50% dari panjang implant.

4. Advanced : Probing Depth 8 mm, terdapat perdarahan dan/atau supurasi saat probing, kehilangan tulang > 50% dari panjang implant.

Klasifikasi Periimplanitis berdasarkan keparahannya :

Periimplantitis mempunyai klasifikasi berdasarkan tingkat keparahannya. Jovanovic dan Spiekermann (1995) membuat klasifikasi mengenai periimplantitis, yaitu :

Periimplantitis kelas 1 : kerusakan tulang pada tulang horizontal sedikit disekitar area periimplan. Periimplantitis kelas 2 : kehilangan dan kerusakan tulang tingkatan sedang, vertikal dan tersendiri Pada klasifikasi keparahan periimplatitis, kelas 1 dan 2 menunjukkan belum adanya kerusakan pada tulang.Sehingga periimplantitis kelas 1 dan 2 termasuk periimplantitis mucositis. Periimplantitis kelas 3 : kerusakan tulang tingkatan sedang meliputi tulang lysis yang luas dan melingkar. Periimplantitis kelas 4 : kerusakan tulang secara horizontal, lebih intens di sekitar tulang lysis, meluas dan meliputi daerah lingual dan dinding vestibularDAPUS :

Goodacre, CJ.,Kan, JY., Rungcharassaeng, K., 1999, Clinical complications of osseointegrated implants, J Prosthet Dent , Vol. 81(5), hlm. 537-52Antolin Bowen Antonio., 2007, Infections of Implantology: From Prophylaxis to treatment, JMed Oral Patol Oral CitBucal, hal. 323-326.

Anant L, Sawande. 2014. Peri-implantitis : Etiology, Diagnosis, and Management. UJMDS, U2 (01) : Hal 6-14