liturgi minggu paskah iv · liturgi minggu paskah iv minggu, 03 mei 2020 i. persiapan 1. jemaat...
TRANSCRIPT
LITURGI MINGGU PASKAH IV
Minggu, 03 Mei 2020
I. PERSIAPAN
1. Jemaat dapat memilih dan menentukan model kebaktian minggu Paskah IV yang hendak
dilakukan:
MODEL 1: Liturgi dan khotbah melalui media you tube atau video melalui WA yang
telah disiapkan oleh Majelis Jemaat.
MODEL 2: Menggunakan liturgi dan khotbah yang sudah dicetak. Salah satu anggota
keluarga dapat berperan sebagai Pemimpin Liturgi (PL), satu anggota
keluarga yang lain dapat berperan sebagai Pembaca Renungan (PR), dan
satu yang lain dapat berperan sebagai Pembaca Alkitab (PA). Dapat
disesuaikan dengan kondisi masing-masing keluarga.
2. Bersaat teduh
II. TATA LAKSANA KEBAKTIAN
1. PANGGILAN KEBAKTIAN
PL : Hari ini, kita bersama akan membangun kebaktian minggu paskah IV sekaligus
kebaktian syukur YBPK GKJW. Marilah, kita datang ke hadirat Tuhan dan mendengar
seruan dari Mazmur 92:1,2 yang menyatakan demikian: „Mazmur. Nyanyian untuk
hari Sabat. Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk
menyanyikan mazmur bagi namaMu, ya Yang Mahatinggi,”
Mari, kita bangkit berdiri dan memuji nama Tuhan dari KJ 8:1,5 “BagiMu,
Tuhan, Nyanyianku”
2. VOTUM DAN SALAM
PR : Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan (Amsal 1:7a).
Saudaraku, hari ini, kita akan mendengarkan cerita tentang kehidupan Yayasan
Badan Pendidikan Kristen (YBPK) yang dalam suka dan dukanya, dipanggil oleh
Tuhan Allah untuk menjadi sarana bersaksi. Mereka telah berbagi pengetahuan
dengan tetap memiliki rasa takut dan hormat kepada Tuhan. Mari, kita
menghayatinya dalam ibadah nuansa syukur YBPK dan didalam hati kita
masing-masing mengaku yang demikian:
“Pertolonganku ialah dari Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, yang tidak
pernah meninggalkan pekerjaan tanganNya dan yang kekal kasih setiaNya.
Anugerah dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Yesus Kristus senantiasa
menyertai kita”. Amin.
(Jemaat duduk)
3. MADAH SYUKUR
PL : Saudaraku, kita bersama bersyukur bahwa GKJW melalui YBPK juga turut
berjerih lelah agar menghasilkan buah pelayanan bidang pendidikan di bumi
Jawa Timur. Ungkapan sukacita terambil dari I Korintus 3:6-9, yang demikian
firmanNya: “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi
pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang
menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam
maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima
upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri. Karena kami adalah kawan
sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.”
Semua : Kami bersyukur bahwa YBPK adalah kawan sekerja Allah
PL : Kami bersyukur diberi ladang Allah di bidang pendidikan
Semua : Kami bersyukur menjadi bangunan Allah yang membentuk masa depan
PL : (Mengajak menyanyi KJ 240a:1 “Datanglah, Ya Sumber Rahmat”)
4. PANGGILAN PERTOBATAN
PL : Saudaraku, kita menyadari bahwa YBPK merupakan lembaga pengajaran
yang dianugerahkan Tuhan kepada kita.
Semua : Saat ini, kami semua, melihat sekolah kami di YBPK. Melihat anak didik di
YBPK. Melihat pendidik di YBPK. Melihat dukungan jemaat untuk YBPK
PL : Masih ada proses pengajaran yang belum sempurna, masih tumbuh godaan
dalam diri sendiri, masih ada ketidakwaspadaan atas ancaman yang seringkali
tumbuh tanpa disadari.
Semua : Kami mengakui bahwa panggilan menceritakan kabar sukacita juga belum
tercapai dengan sungguh. Tuhan Yesus, Sang Rabi ampunilah kami.
PL : Mari kita berdoa memohon pengampunan kepada Tuhan.
(Berdoa pengampunan dosa, diawali dengan doa secara pribadi)
5. BERITA ANUGERAH
PL : (Jemaat berdiri)
Saudaraku, marilah kita memulai hidup yang benar dihadapan Tuhan dengan
berpedoman kepada berita anugerah dari II Timotius 3:16 “Segala tulisan yang
diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan
kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran.”
PL : (Mengajak menyanyi KJ 247:1,2 “Sungguh, Kerajaan Allah Di Bumi Tak
Kalah”
6. PELAYANAN FIRMAN
(Jemaat duduk)
a. Doa untuk pembacaan Alkitab (oleh PR)
b. Pembacaan Alkitab dari I Petrus 2:19-25 (oleh PA)
PR : “Yang berbahagia adalah setiap kita yang membaca Firman Tuhan, menyimpan
dan merenungkannya dalam hati dan melakukan Firman Tuhan dalam
kehidupan kita sehari-hari. Amin”
PL : (Mengajak menyanyi KJ 49:1,2 “Firman Allah Jayalah”)
c. Renungan (oleh PR)
d. Saat hening (Instrumen)
e. Pengakuan Iman Rasuli
(Jemaat berdiri)
PL : Bersama dengan gereja di segala abad dan tempat, marilah kita mengucapkan
pengakuan iman rasuli
(Jemaat duduk)
7. SUKACITA BERSAMA YAYASAN BADAN PENDIDIKAN KRISTEN (YBPK)
a. Pengantar
PL : Saudaraku, CINTA adalah kalimat yang sering kita dengarkan. Namun,
bagaimanakah kita mewujudkan dan menjaganya? GKJW telah mewujudkan
cinta kasih Allah dalam wujud pelayanan di bidang pendidikan melalui Yayasan
Badan Pendidikan Kristen (YBPK). Marilah, kita bersyukur dan mendukung
YBPK kita.
PL : (Mengajak menyanyikan lagu mars YBPK)
b. Persembahan Kebaktian Minggu dan Persembahan Syukur YBPK
PL : Pada hari ini, kita akan memberi persembahan kebaktian minggu dan
persembahan syukur YBPK melalui amplop yang telah dibagikan oleh gereja
untuk mendukung YBPK dan kegiatannya. Tentu, persembahan syukur ini
akan sangat berperan untuk mengembangkan eksistensi dan jati diri,
menumbuhkan kreasi dan karya dari YBPK.
Dasar untuk mengumpulkan persembahan terambil didalam Filipi 4:19, yang
demikian : „Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan
dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus”.
PL : (Mengajak menyanyi KJ 357:2,3 „Dengar Panggilan Tuhan“)
8. DOA SYAFAAT
Pokok doa:
1) Berdoa untuk Firman Tuhan yang telah direnungkan
2) Berdoa untuk keluarga
3) Berdoa untuk gereja
4) Berdoa untuk YBPK
5) Berdoa untuk bangsa dan Negara
6) Berdoa untuk persembahan kebaktian minggu dan persembahan syukur YBPK
7) Diakhiri dengan doa Bapa kami (dinyanyikan)
9. PENGUTUSAN
(Jemaat Berdiri)
PR : Saudaraku, mari berjalan bersama Yesus dengan bersandarkan kepada
pengutusan yang tertulis dalam surat Ibrani 5:8 “Dan sekalipun Ia adalah
Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritaNya,”
Proses belajar adalah sepanjang hayat. Sebagaimana Yesus yang belajar
menjadi taat dalam derita dan cintaNya kepada Bapa. Demikian jugalah,
kehidupan kita dan YBPK, hendaknya senantiasa taat kepada Bapa.
Semua : Seperti, Yesus yang berjalan dan mengajar. Itulah teladan kami. Saat ini,
bersama para pendidik YBPK yang berada di era kemajuan dan
perkembangan teknologi mau tetap taat, tekun dan setia dalam panggilan
pelayanannya.
PR : Saat ini, kami sedikit, tapi kami ingat 12 murid Yesus yang terus semakin
bertumbuh dan bertambah.
Semua : Bersama para murid YBPK, kami adalah murid dari Yesus, Sang Guru Agung
untuk kami dapat semakin bertumbuh dan bertambah.
PR : Kebaktian syukur ini memberikan kami cerita tentang YBPK, bukan hanya
derita, namun cerita tentang cinta yang luar biasa.
PL : (Mengajak menyanyi KJ 278:1 “Bila Sangkakala Menggegap”)
10. BERKAT
PR : Marilah, kita mengarahkan hati dan pikiran kepada Tuhan. Terimalah berkat
Tuhan, melalui hambaNya:
“Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa, Yesus Kristus Sang Putra
dan persekutuan Roh Kudus senantiasa menyertai kehidupan kita, mulai saat ini
sampai dengan selama-lamanya. Amin”
PL : (Mengajak menyanyi “Bapa Trima Kasih”)
BAHAN RENUNGAN KEBAKTIAN MINGGU
MINGGU, 03 MEI 2020
Bacaan : I Petrus 2 : 19 – 25
Judul : Antara Cerita, Cinta Dan Derita
Saudara yang dikasihi Tuhan, bumi Manusia, adalah novel bagian pertama dari
“tetralogi Pulau Buru”, karya Pramoedya Ananta Toer. Yang diterbitkan pertama kalinya
pada tahun 1980. Karya yang luar biasa ini mengambil setting masa kolonial di Kota
Surabaya. Tahun 2019, novel ini diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama. Secara
garis besar, Bumi Manusia bercerita tentang cinta berbalut derita antara Minke, seorang Jawa
keturunan ningrat yang punya kepandaian di atas rata-rata orang pribumi saat itu dengan
Annelies Mellema, gadis indo cantik yang lahir dari seorang gundik Jawa. Cerita cinta
mereka diwarnai dengan perbedaan latar belakang yang sangat mencolok itu. Namun,
bersama Nyai Ontosoroh, Ibu Annelis, mereka berjuang mempertahankan hak atas cinta.
Masalahnya, derita tak dapat ditolak. Karena berbagai hal, termasuk hukum yang tak
berpihak pada pribumi yang terjajah Eropa kala itu, cerita cinta Minke dan Annelies berakhir
derita. Namun, yang dapat membahani perenungan kita kali ini adalah betapa cinta dan
derita seringkali berkelindan dalam sebuah cerita. Demikian juga dengan cerita dalam 1
Petrus 2:19-25 ini bahwa dalam cinta kepada Yesus, ada penderitaan yang dialami oleh
orang percaya.
Saudara yang dikasihi Tuhan, jemaat mula-mula bertumbuh dengan pesat kala itu.
Mereka selalu bertekun dalam pengajaran para rasul, selalu berada dalam persekutuan
saudara seiman, belajar makan semeja sebagai lambang penerimaan satu dengan yang
lainnya dan juga tekun dalam doa. Iman mereka semakin tumbuh dan berkembang, jumlah
mereka pun senantiasa bertambah-tambah oleh sebab semakin banyak orang yang tertarik
pada cara hidup dan iman mereka. Namun, cerita iman itu tak selalu mulus. Persekutuan
yang dibangun tersebut menimbulkan kecurigaan orang-orang di luar mereka. Desas-desus
buruk dan kecurigaan tak berdasar yang ditujukan pada orang Kristen berdampak sangat
negatif. Orang-orang Kristen tak hanya menerima cemoohan, namun juga aniaya dan bahkan
pembunuhan yang sangat kejam.
Saudara yang dikasihi Tuhan, mengikut jalan cinta Kristus bagi orang Kristen saat itu
berarti jalan sengsara dan derita. Mencintai Kristus memang tak otomatis kebal terhadap
derita, karena cintaNya pun dibuktikan melalui derita yang lebih dahulu ditanggungNya
yakni jalan salib. Oleh sebab itulah, surat pertama Petrus menguatkan semua orang percaya
yang sedang menderita kala itu dengan mengingatkan mereka bahwa ketika kita mengalami
penderitaan, itu juga adalah karunia. Tentu penderitaan yang dimaksud yang berhubungan
dengan perjuangan untuk hidup berbuat baik seperti Kristus (ayat 20).
Ada dua hal yang menggambarkan penderitaan adalah karunia:
1) ayat 19 tentang berani/rela menanggung penderitaan, akibat dengan sadar
mengikuti/mentaati kehendak Allah. Misal: dengan sadar berani hidup jujur, akibatnya
kita tidak bisa sesukses orang lain yang tidak jujur agar cepat sukses, dll.
2) ayat 20 tentang berani menderita demi berbuat baik kepada sesama. Misal: seorang
istri rela mengampuni pasangannya, walau telah dikecewakan berkali-kali, dll.
Saudara yang dikasihi Tuhan, dalam derita yang memang harus ditanggung itulah,
Tuhan Yesus tak tinggal diam. Ia menyatakan DiriNya sebagai pemelihara jiwa kita dan
sebagai Gembala yang senantiasa menuntun dombaNya agar tidak tersesat. Proses cerita,
cinta dan derita adalah bagian tak terpisahkan dalam kehidupan kita sebagai umat percaya.
Sejak dini, seorang kristen harus mulai dididik dalam cinta Kristus agar ia mampu dan
tangguh menghadapi segala cerita hidup, termasuk deritanya.
Hari ini, kita diajak untuk bersyukur atas keberadaan YBPK atau Yayasan Badan
Pendidikan Kristen di GKJW, sebagai wadah kesaksian dalam bidang pendidikan. Sebagai
sebuah yayasan pendidikan kristen, YBPK mungkin sudah terlalu lama ada dalam kondisi
“prihatin”. Jumlah murid yang terus menurun, fasilitas yang makin terbatas dan
perkembangan SDM yang masih “seret”. Konon, YBPK pernah ada di masa jaya. Saat itu
sekolah YBPK jadi sekolah primadona, namun itu sudah jadi cerita lama. Kini, mari bersama
menyadari bahwa YBPK adalah kesempatan kita untuk bersaksi. Mari, jatuh cinta lagi
dengan YBPK, kita dukung sekolah-sekolah kita untuk mewarnai lebih banyak cerita hidup
anak-anak kita agar mereka pun lebih mencintai Gembalanya.
Saudara-saudara terkasih, cerita tentang cinta dan derita pastilah senantiasa
berkelindan dalam hidup di bumi manusia ini. Betapapun berat derita yang sedang kita
tanggung sekarang, percayalah cinta Sang Gembala senantiasa siaga memberi pertolongan
tepat pada waktuNya. Selamat meneruskan cerita hidup, kiranya cintaNya tetap mampu kita
hayati meski ada dalam derita. Amin.
LITURGI PERSEKUTUAN DOA
Selasa, 05 Mei 2020
I. PERSIAPAN
1. Salah satu anggota keluarga dapat berperan sebagai Pemimpin Liturgi (PL), satu
anggota keluarga yang lain dapat berperan sebagai Pembaca Renungan (PR), dan satu
yang lain dapat berperan sebagai Pembaca Alkitab (PA). Dapat disesuaikan dengan
kondisi masing-masing keluarga.
2. Bersaat teduh
II. TATA LAKSANA KEBAKTIAN
1. Panggilan Kebaktian
PL : Saudara yang dikasihi Tuhan, marilah kita senantiasa mencari Tuhan
dalam segala keadaan hidup kita. Sebab ada firmanNya yang demikian
“Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepadaKu, maka Aku
akan mendengarkan kamu” (Yeremia 29:12)
Semua : Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku, dan keluhku pun tidak
tersembunyi bagiMu; Sebab kepadaMu, ya TUHAN, aku berharap;
Engkaulah yang akan menjawab, ya Tuhan, Allahku.
PL : Biarlah keyakinan itu senantiasa menguatkan kita untuk tetap setia dalam
menjalani kehidupan yang tidak selalu mudah.
PL : Kita melandasi persekutuan doa dengan mengaku yang demikian didalam
hati kita masing-masing:
“Pertolonganku adalah dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, yang
tidak pernah meninggalkan pekerjaan tanganNya dan kekal kasih setiaNya.
Anugerah dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Yesus Kristus
senantiasa menyertai kita”. Amin.
PL : (Mengajak menyanyi “Dia Hanya Sejauh Doa”)
1. Bila kau rasa gelisah di hatimu
Bila kelam kabut tak menentu hidupmu
Ingat masih ada seorang p'nolong bagimu
Yesus tak pernah jauh darimu
Reff:
Berseru memanggil NamaNya
Berdoa Dia kan seg'ra menghampiri dirimu
Percaya, Dia tak jauh darimu
Dia hanya sejauh doa
2
Bila cobaan menggodai hatimu
Bila sengsara menimpah keadaanmu
Ingat Yesus takkan pernah jauh darimu
Dia slalu pedulikan kamu (kembali Reff)
2. Doa Pembukaan, doa untuk Firman Tuhan dan doa pengakuan dosa
3. Pembacaan Alkitab : Matius 6:7-15 (oleh PA)
PR : “Yang berbahagia adalah setiap kita yang membaca firman Tuhan, menyimpan
dan merenungkan dalam hati dan melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan
kita sehari-hari. Amin.
4. Menyanyikan KJ 59:1,2 “Bersabdalah, Tuhan”
5. Renungan
6. Saat Teduh
7. Persembahan dan menyanyikan KJ 301:1 “Aku Bawa dan Berikan”
8. Doa Syafaat, beberapa pokok doa yang dapat dibagi dengan anggota keluarga,:
a. Berdoa untuk keluarga dan pergumulannya
b. Berdoa untuk gereja dan kegiatannya
c. Berdoa untuk bangsa dan negara
d. Berdoa untuk persembahan
9. Menyanyikan KJ 400:1,4 “Kudaki Jalan Mulia”
10. Berkat (oleh PR)
“Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa, Yesus Sang Putra dan
persekutuan dengan Roh Kudus. Kiranya senantiasa menyertai kita, saat ini sampai
dengan selama-lamanya. Amin”
BAHAN RENUNGAN PERSEKUTUAN DOA
SELASA, 05 MEI 2020
Bacaan : Matius 6:7-15 (Ayat Nats: Matius 6:8)
Judul : Bapamu Tahu Yang Kamu Minta
Saudara yang dikasihi Tuhan, ada sebuah kisah dimana ada dua (2) orang yang sedang
berdoa kepada Tuhan. Doa mereka cukup unik bagi manusia tetapi sejatinya Tuhan sungguh
tahu apa yang diperlukan. Suatu hari, Srinthil berdoa kepada Tuhan, “Tuhan, berilah aku
pekerjaan yang enak, agar hanya dengan duduk manis dan menggoyang-goyangkan kaki
maka aku akan mendapatkan uang!”. Sementara itu, Srunthul juga berdoa kepada Tuhan,
“Tuhan, biarlah kiranya hanya dengan duduk manis dan mengibas-ngibaskan tangan, maka
uang akan datang padaku.” Tuhanpun mendengarkan dan mengabulkan doa-doa mereka.
Pada akhirnya, Srinthil bekerja sebagai seorang penjahit dan Srunthul bekerja sebagai tukang
sate. Mereka mendapatkan uang dari apa yang mereka sungguh-sungguh kerjakan.
Saudara yang dikasihi Tuhan, Tuhan Yesus mengajarkan bagaimana seharusnya kita
berdoa. Berdoa itu berbicara langsung dengan Allah dalam kehangatan, dalam
kesederhanaan dan juga apa adanya. Orang mungkin mengira bahwa dengan banyaknya kata
yang diucapkan maka kuasanya menjadi besar. Doa itu tidak rumit dan bertele-tele karena
sesungguhnya doa adalah perjumpaan hati dengan hati. Doa memungkinkan orang membuka
hidup apa adanya di hadapan Tuhan. Doa juga bukanlah sekedar pemberitahuan kepada
Allah tentang apa yang kita mau. Jika doa hanya dipandang sebagai pemberitahuan kepada
Allah, maka kita tidak perlu berdoa. Allah sudah tahu semua kebutuhan kita, bahkan sebelum
kita mengutarakannya (ayat 8). Saudara yang dikasihi Tuhan, doa-doa yang dikabulkan
adalah karena kebaikan dan kasih karunia yang dinyatakanNya kepada kita. Yang terpenting
adalah bagaimana kita memiliki relasi dengan Allah, bukan formulasi dan redaksi doa itu.
Kiranya kita selalu memiliki kerinduan untuk hati kita disapa oleh kasihNya karena
sesungguhnya Bapa tahu apa yang diminta oleh anak-anakNya dan pasti memberikan yang
terbaik, tetaplah sabar menanti jawaban Tuhan, jangan menyerah dengan keadaan dan tetap
berserah penuh kepada Kuasa Kasih Tuhan. Amin.
LITURGI KEBAKTIAN KELUARGA
Kamis, 07 Mei 2020
I. PERSIAPAN
1. Salah satu anggota keluarga dapat berperan sebagai Pemimpin Liturgi (PL), satu
anggota keluarga yang lain dapat berperan sebagai Pembaca Renungan (PR), dan satu
yang lain dapat berperan sebagai Pembaca Alkitab (PA). Dapat disesuaikan dengan
kondisi masing-masing keluarga.
2. Bersaat teduh
II. TATA LAKSANA IBADAT
1. Panggilan Kebaktian
PL : Sebagai keluarga yang telah menerima kasih dan kebaikan Tuhan, kita
kembali diingatkan panggilan hidup untuk menjadi berkat bagi orang lain,
sebagaimana didalam Amsal 3:27 “Janganlah menahan kebaikan dari pada
orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu
melakukannya.”
PR : Marilah kita membangun kebaktian keluarga pada malam hari ini dengan
pengakuan bahwa “pertolonganku adalah dari Tuhan yang menjadikan langit
dan bumi, yang tidak pernah meninggalkan pekerjaan tangan-Nya dan kekal
kasih setia-Nya. Anugerah dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Yesus
Kristus senantiasa menyertai kita”. Amin.
2. Menyanyi KJ 178 : 1, 2 “Kar’na KasihNya Padaku”
3. Doa Pembukaan, doa untuk Firman Tuhan dan doa pengakuan dosa
4. Pembacaan Alkitab : Yohanes 21:1 – 14
PR : “Yang berbahagia adalah setiap kita yang membaca firman Tuhan, menyimpan
dan merenungkan dalam hati dan melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan
kita sehari-hari. Amin.
5. Menyanyi KJ 422:1,3 “Yesus Berpesan”
6. Renungan
7. Persembahan dan Menyanyi KJ 291 : 1, 3 “Mari Bersyukur Semua”
8. Doa syafaat (termasuk doa persembahan)
9. Menyanyi KJ 416 : 1 “Tersembunyi Ujung Jalan”
10. Berkat (Dipandu oleh PR)
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa, Yesus Kristus Sang Putra, dan
persekutuan Roh Kudus. Kiranya senantiasa menyertai kita, saat ini sampai dengan
selama-lamanya. Amin.
BAHAN RENUNGAN KEBAKTIAN KELUARGA
KAMIS, 07 MEI 2020
Bacaan : Yohanes 21:1-14 (Ayat Nats: Yohanes 21:3)
Judul : Kebersamaan Yang Menjadi Berkat
Saudara yang dikasihi Tuhan, pada kesempatan kali ini, kita diajak untuk melihat
bagaimana para murid menyikapi keadaan yang penuh dengan ketidakpastian. Para murid
tahu dan percaya bahwa Tuhan Yesus telah bangkit. Tetapi mereka belum tahu apa yang
harus dikerjakan, karena mereka perlu makan maka Petrus pun memutuskan untuk berangkat
menangkap ikan. Murid-murid yang lain kemudian mengikuti Petrus, mereka bersama
menangkap ikan. Sungguh malam yang berat, semalaman mereka mencari ikan, tak
seekorpun mereka dapat. Tampaknya para murid ini bukan orang-orang yang mudah
menyerah, gampang berhenti, atau berputus asa. Mereka tetap melanjutkan mencari ikan, tak
hanya sampai pagi namun hingga hari mulai siang. Kita bisa bayangkan kondisi mereka,
dalam ketidakpastian, kelaparan, dan kelelahan, tapi mereka tak berhenti. Dalam kondisi
demikian, ada seseorang yang bertanya kepada mereka, “Hai anak-anak, adakah kamu
mempunyai lauk-pauk?”, untunglah para murid tak marah dengan pertanyaan ini, mereka
memilih untuk menurut ketika diberi tahu untuk mengarahkan tebaran jala ke sebelah kanan
perahu.
Saudara yang dikasihi Tuhan, mungkin terbersit pertanyaan, kenapa Tuhan Yesus
harus bertanya soal lauk-pauk, kenapa Tuhan Yesus dalam penampakanNya harus menyuruh
para murid untuk mengarahkan jala? kenapa tidak langsung saja memberikan ikan dan
menyuruh para murid istirahat? Dalam hal inilah, Yesus Kristus menunjukkan kepada kita
bagaimana hidup sebagai anak-anakNya, sebagai muridNya, sebagai hambaNya. Sikap yang
dapat kita lihat adalah:
1.Kebersamaan, meski tak tahu apa yang harus mereka lakukan, para murid tetap
melakukan sesuatu bersama-sama.
2. Berpengharapan, mereka tetap melanjutkan hingga menjelang siang mencari ikan meski
semalaman bekerja tanpa hasil.
3. Menjadi berkat bagi sesama, meski mereka kelelahan, kelaparan, setelah semalaman
bekerja, para murid diajak untuk peduli pada orang lain yang membutuhkan lauk-pauk
dari pantai.
Setelah para murid bekerja semalaman tanpa hasil, Tuhan Yesus memberkati pekerjaan
mereka dengan memberikan tangkapan pada para murid.
Saudara yang dikasihi Tuhan, pada saat ini, kita bersama-sama diperhadapkan pada
suatu krisis, pandemi Covid-19. Pandemi ini tidak sekedar membuat sebagian dari kita
terinfeksi tetapi juga membuat kita berada dalam berbagai kesulitan yang lain, salah satunya
adalah ekonomi. Sebagai petani yang saat ini panen berbagai hasil pertanian, mungkin
kesulitan menjual dengan harga yang baik. Sebagai pengusaha, kita mungkin tidak hanya
memikirkan bagaimana kelanjutan usaha kita, tapi juga memikirkan nasib para karyawan dan
keluarga kita. Sebagai buruh atau karyawan terlebih lagi, selama beberapa hari atau minggu,
kita tidak bisa lagi bekerja seperti biasanya. Sebagai pengajar, mungkin sebagian dari kita
dipaksa belajar tentang berbagai teknologi untuk anak-anak dapat belajar online di rumah.
Sebagai orang tua, kita merasa mudah emosi bahkan merasa tidak sanggup ketika
mendampingi anak-anak kita belajar on line di rumah atau mungkin, sebagai orang tua, kita
juga memikirkan bagaimana biaya studi anak-anak. Terlebih adanya pembatasan jarak fisik
mungkin membatasi kita untuk berupaya mencukupi kebutuhan kita. Sebagai pelajar, kita
mungkin bertanya-tanya bagaimana kelanjutan studi tahun ajaran depan.
Saudara yang dikasihi Tuhan, sebagian dari kita mungkin bertanya, tak bisakah Tuhan
menyelesaikan pandemi ini dalam sekejap? hingga pulih sempurna? Justru inilah waktu bagi
kita untuk menyatakan bahwa kita adalah murid-murid Tuhan, dengan tetap tinggal dalam
persekutuan sebagai wujud kebersamaan kita. Meski saat ini sedang tidak bisa berkumpul
bersama secara fisik, tetapi tetaplah saling membangun komunikasi satu dengan yang lain
melalui media sosial, misalnya. Tentu tak sekedar membangun komunikasi saja, melainkan
juga mencari jalan bersama untuk dapat melewati pandemi ini. Kita saling menjaga, saling
berbagi beban, saling tolong-menolong, dan saling menguatkan satu dengan yang lain. Hal
ini akan semakin menguatkan persekutuan kita, bahwa kita tetap berada dalam persekutuan
orang kudus, dalam suka maupun duka.
Saudara yang dikasihi Tuhan, keadaan tak pasti yang kini kita hadapi mungkin
membatasi juga hal-hal dapat kita lakukan. Aksi yang bisa kita lakukan saat ini mungkin
juga terbatas karena dampak ekonomi dari pandemi ini, tapi mari kita tetap berpengharapan.
Sebagaimana para murid tetap mencari ikan sampai menjelang siang meski tak mendapat
ikan, mungkin itu pula keadaan kita saat ini. Tapi mari kita percaya dan berpengharapan,
bahwa ketika kita berbagi sebuah masker saja, hal itu telah membantu memotong rantai
penularan. Mungkin, tindakan kita kecil, sederhana, dan terasa tak berarti, namun tetaplah
berpengharapan. Hingga dapat kita katakan bahwa pandemi ini tidak menghentikan kita
untuk menjadi muridNya.
Saudara yang dikasihi Tuhan, mari kita tetap menjadi berkat bagi sesama kita di
lingkungan kita masing-masing, tetap peduli, dan semakin ingat bahwa kita adalah bagian
dari masyarakat. Sebagaimana para murid yang tengah kelelahan tanpa hasil mencari ikan,
tapi tetap peduli pada pertanyaan tentang lauk-pauk dari pantai, yang ternyata adalah Yesus
sendiri. Mari tetap berbagi berkat dengan sesama, karena Tuhan sendiri yang memberkati
kita. Amin.