literatur untuk literasi anak sejak dini : studi kasus...

121
LITERATUR UNTUK LITERASI ANAK SEJAK DINI : Studi Kasus Penerbit Rabbit Hole Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh : SAKINAH MAWADAH R NIM : 1113025100009 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M / 1438 H

Upload: others

Post on 13-Feb-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LITERATUR UNTUK LITERASI ANAK SEJAK DINI :

Studi Kasus Penerbit Rabbit Hole

Skripsi

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh :

SAKINAH MAWADAH R

NIM : 1113025100009

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2017 M / 1438 H

ii

LEMBAR JUDUL

LEMBAEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

iii

iv

v

ABSTRAK

Sakinah Mawadah R (NIM : 1113025100009). Literatur untuk Literasi Anak

Sejak Dini : Studi Kasus Penerbit Rabbit Hole. Skripsi. Di bawah bimbingan

Siti Maryam, M.Hum. Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan

Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2017.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh minat baca anak-anak Indonesia yang masih

rendah. PISA (Programme for International Student Assessment) telah melakukan

penelitian terhadap hal ini, hasilnya minat baca anak Indonesia berada pada

peringkat ke-62 dari 72 negara partisipan. Di Indonesia sendiri ada sebuah

penerbit yang peduli dengan minat baca anak Indonesia yaitu Penerbit Rabbit

Hole. Penerbit ini didirikan oleh psikologi anak sehingga sangat tahu kebutuhan

informasi apa yang dibutuhkan berdasarkan tingkatan usia anak. Karena buku-

buku terbitannya ditujukan untuk bayi dan anak-anak usia pra-sekolah, penerbit

ini berusaha memupuk rasa suka anak terhadap kegiatan membaca atau secara

umum menuntut ilmu dengan membiasakannya dibacakan buku cerita sejak kecil.

Hal ini sesuai dengan hadis yang sering kita dengar yaitu, “Tuntutlah ilmu sejak

dari buaian sampai liang lahat”. Tujuan dari penelitian ini yang pertama adalah

untuk mengetahui jenis dan model literatur yang diterbitkan Rabbit Hole, yang

kedua adalah untuk mengetahui peran Rabbit Hole dalam meningkatkan minat

baca anak-anak Indonesia. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah

pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan

dengan cara wawancara dan observasi didukung oleh riset kepustakaan dan

dokumentasi. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut, jenis literatur yang

diterbitkan oleh Rabbit Hole adalah literatur anak, sedangkan model literaturnya

bermacam-macam ada buku pop-up, buku sentuh-rasa, buku buka-tutup yang

semuanya disesuaikan untuk anak. Peran Rabbit Hole dalam meningkatkan minat

baca anak adalah dengan menghadirkan banyak informasi di setiap terbitannya,

misalnya dengan mengenalkan abjad melalui bentuk awan serta dengan

menanamkan kebiasaan baik misalnya meminimalisir penggunaan plastik dalam

kehidupan sehari-hari.

Kata kunci : Literatur Anak, Penerbit, Penerbit Rabbit Hole, Literasi Anak Sejak

Dini

vi

ABSTRACT

Sakinah Mawadah R (NIM: 1113025100009). Literature for Children's Early

Literacy: A Case Study of The Rabbit Hole Publisher. Thesis. Under the

guidance of Siti Maryam, M. Hum. Department of Library Science, Faculty

of Adab And Humanities, State Islamic University Syarif Hidayatullah

Jakarta.

This research is based on the low reading interest of Indonesian children. PISA

(Programme for International Student Assessment) has conducted research on this,

and the result is the reading interest of Indonesian children is ranked 62nd of 72

countries participant. In Indonesia, there is a publisher that is concerned with the

interest in child reading which is known as Rabbit Hole Publisher. It was founded

by child psychology, so that the publisher know the needs and what information

are required based on the child's age level. Because of the publications are for

infants and pre-schoolers, publisher tries to cultivate a child's interest in reading or

generally studying by familiarizing with reading a storybook from childhood. This

is in accordance with the Hadith which we often hear, that is "Insist knowledge

from the cradle to the grave". The first purpose of this study is to know the type

and model of literature published by Rabbit Hole, and the second is to know the

role of Rabbit Hole in improving reading interest of Indonesian children. The

research approach uses qualitative approach with descriptive method. The data

collection is done by interview and observation, and also supported by library

research and documentation. The results of this research are the type of literature

published by Rabbit Hole is the literature of children, whereas the literature model

has a variety of pop-up books, touch-feel books, open-close books that are all

adjusted for children. Then, the role of Rabbit Hole in improving reading interest

in children is presenting a lot of information in every issue, for example by

introducing the alphabet through the form of clouds and by inculcating good

habits such as minimizing the use of plastics in everyday life.

Keywords: Children's Literature, Publisher, Rabbit Hole Publisher, Early Child

Literacy

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan nikmat serta karunia-Nya akhirnya

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Literatur untuk Literasi

Anak Sejak Dini : Studi Kasus Penerbit Rabbit Hole” dengan lancar. Skripsi

ini ditulis sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan

(S.IP). Shalawat serta salam tidak lupa penulis curahkan kepada junjungan kita

Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya yang telah membawa umatnya

dari zaman kegelapan dan kebodohan ke zaman yang terang-benderang dan

dilimpahi banyak ilmu pengetahuan.

Dengan selesainya skripsi ini bukan hanya semata-mata karena usaha

penulis sendiri namun juga atas bantuan banyak pihak yang telah memberikan

dukungan dan semangat dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora.

2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan

Informasi Fakultas Adab dan Humaniora atas dukungan dan semangat yang

diberikan kepada penulis.

viii

3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan

dan Informasi atas semangat dan wejangan positif yang diberikan kepada

penulis.

4. Ibu Siti Maryam, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan waktu luangnya dan membimbing penulis dengan penuh

kesabaran dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Ade Abdul Hak, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah banyak membantu penulis dalam masa perkuliahan.

6. Ibu Devi Raissa Rahmawati, S.Psi, M.Psi, Psikolog selaku CEO dan penulis

PT. Lubang Kelinci Indonesia beserta jajaran stafnya yang telah menerima

penulis dengan sangat baik dan bersedia membantu penulis dalam penelitian ini.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan banyak ilmunya untuk

penulis selama menuntut ilmu di Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi

sejak semester satu hingga saat ini.

8. Abi Slamet, S.Sos.I dan Umi Triyani Nilowati, S.Pdi tercinta yang telah

memberikan banyak cinta, perhatian, dukungan serta do‟a untuk penulis selama

22 tahun ini. Tidak lupa juga adik satu-satunya, Ibrahim Azmi Robbani atas

perhatian dan dukungannya selama penulis kuliah di UIN Jakarta sampai

selesai mengerjakan skripsi ini.

9. Bapak Mahbub Hefdzil Akbar, MA selaku Kepala Latanza Institute yang telah

memberikan banyak ilmu dan perhatiannya kepada penulis selama belajar di

Latanza Institute.

ix

10. Seluruh pejuang mimpi, teman-teman di Latanza Institute, Novia Siti dan Tia

Martha yang telah memberikan banyak bantuan, dukungan dan perhatiannya

kepada penulis selama ini.

11. Semua teman-teman di Jurusan Ilmu Perpustakaan kelas A, Astia Prestica,

Rara Suci, Eriza Ayu, Neneng Ulyah, Deby Fitriyani, Siti Nur dan Prima

Salimajanti yang telah memberikan banyak bantuan dan motivasi dalam

proses penyelesaian skripsi ini. Semoga kita semua dapat meraih semua cita-

cita dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi nusa, bangsa dan agama.

12. Seluruh teman-teman dari LDK Syahid Forum Angkatan Al-Anfal, Syafa

Muthi‟a, Kartika, Restu, Indah dan teman-teman lain yang namanya tidak

bisa penulis sebutkan satu-persatu yang telah mengikat kuat tali ukhuwah dan

menjadi penyemangat penulis selama ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena masih terdapat

kekeliruan dan kekurangan lainnya. Oleh karena itu penulis masih membutuhkan

banyak kritik dan masukan agar kedepannya bisa lebih baik lagi. penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun bidang perpustakaan.

Penulis

Sakinah Mawadah

x

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ............................................................................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................... ii

ABSTRAK ......................................................................................................................... v

ABSTRACT ....................................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Pembatasan Dan Rumusan Masalah ................................................................. 4

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

D. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN LITERATUR ................................................................................. 8

A. Penerbit Dan Penerbitan ................................................................................... 8

1. Pengertian Penerbit dan Penerbitan ........................................................ 8

2. Jenis Penerbit ........................................................................................ 11

B. Literatur Anak ................................................................................................. 12

1. Pengertian Literatur............................................................................... 12

2. Pengertian Anak .................................................................................... 12

3. Pengertian Literatur Anak ..................................................................... 13

4. Genre Literatur Anak ............................................................................ 15

5. Bentuk Literatur Anak .......................................................................... 16

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................... 18

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ..................................................................... 18

B. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 19

xi

1. Sumber Data Primer .............................................................................. 19

2. Sumber Data Sekunder .......................................................................... 21

C. Kriteria Informan ............................................................................................ 21

D. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 22

1. Reduksi Data ......................................................................................... 22

2. Penyajian Data ...................................................................................... 23

3. Penarikan Kesimpulan .......................................................................... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 24

A. Profil Objek Penelitian .................................................................................... 24

1. Sejarah Singkat Penerbit Rabbit Hole ................................................... 24

2. Visi dan Misi ......................................................................................... 28

3. Profil Penerbit Rabbit Hole ................................................................... 28

4. SDM dan Struktur Organisasi ............................................................... 30

5. Anggaran ............................................................................................... 35

6. Program-Program Rabbit Hole ............................................................. 35

7. Penerbitan dan Pemasaran di Rabbit Hole ............................................ 43

a. Jalur Penerbitan Literatur ...................................................................... 43

b. Jalur Pemasaran Literatur ...................................................................... 50

B. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................................... 53

1. Literatur Anak Terbitan Rabbit Hole .................................................... 53

2. Literasi Informasi di dalam terbitan Rabbit Hole.................................. 60

3. Buku Anak sebagai Media Literasi Sejak Dini ..................................... 63

BAB V PENUTUP .......................................................................................................... 73

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 73

B. Saran ............................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 76

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................................

TRANSKRIP WAWANCARA ..........................................................................................

BIODATA PENULIS ..........................................................................................................

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Perbedaan Penerbit dan Percetakan ................................................................. 10

Tabel 2. 2 Jenis dan Bentuk Literatur Anak ...................................................................... 17

Tabel 2. 3 Karyawan Rabbit Hole ..................................................................................... 32

Tabel 2. 4 Daftar Buku ...................................................................................................... 55

Tabel 2. 5 Daftar Produk Tambahan ................................................................................. 58

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kantor Rabbit Hole ...................................................................................... 28

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi....................................................................................... 34

Gambar 4. 1 Sumbangan Buku untuk Indonesia Mengajar...............................................39

Gambar 4. 2 Perpustakaan Rabbit Hole ........................................................................... 40

Gambar 4. 3 Kegiatan Mendongeng di Sekolah ............................................................... 42

Gambar 4. 4 Penulis dan Ilustrator Rabbit Hole ............................................................... 44

Gambar 4. 5 Ilustrasi Tokoh ............................................................................................. 44

Gambar 4. 6 Storyboard Buku „Hop‟ ................................................................................ 45

Gambar 4. 7 Color Guide Buku Rabbit Hole .................................................................... 46

Gambar 4. 8 Gudang Stok ................................................................................................. 46

Gambar 4. 9 Rak Lembaran Buku .................................................................................... 47

Gambar 4. 10 Melapisi Lembaran Buku ........................................................................... 47

Gambar 4. 11 Menempel Pop-Up ..................................................................................... 48

Gambar 4. 12 Mesin Pemotong Ujung Buku .................................................................... 48

Gambar 4. 13 Karyawan Quality Control Rabbit Hole ..................................................... 49

Gambar 4. 14 Rak Buku yang Siap Dipasarkan ................................................................ 50

Gambar 4. 15 Tips Parenting di Instagram ....................................................................... 52

Gambar 4. 16 Website Rabbit Hole .................................................................................. 52

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin Usaha

2. Tata Tertib Rabbit Hole

3. Akta Perusahaan

4. Foto-foto

5. Postingan Instagram yang Dikutip

6. Transkrip Wawancara

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perintah membaca sudah sering kita dengar ada pada ayat pertama yang

turun, yaitu dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 :

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, {1} Dia

telah menciptakan manusia dari segumpal darah. {2} Bacalah, dan

Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, {3} Yang mengajar (manusia) dengan

perantaraan kalam. {4} Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya. {5}”1

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh PISA (Programme for

International Student Assessment) mengenai minat baca, Indonesia

menduduki peringkat ke-57 pada tahun 2009, kemudian pada tahun 2013

menurun menjadi peringkat ke-71 dari 72 negara partisipan. Sedangkan pada

tahun 2015 peringkat Indonesia kembali merangkak naik ke posisi ke-62 dari

1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Jakarta: Bumi Restu, 2016).

(QS. Al-„Alaq : 1-5)

2

72 negara partisipan. Penelitian PISA di tahun 2015 diikuti oleh 540.000

peserta yang mewakili 29.000.000 anak berumur 15 tahun dari 72 negara

partisipan. Dari penelitian ini dapat kita lihat bahwa minat baca anak

Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara yang berada

dalam posisi lima besar yaitu, Singapura, Jepang, Estonia, Taipei Cina, dan

Finlandia. Yang dikhawatirkan dari penelitian ini adalah siswa Indonesia saat

berada di Universitas tidak memiliki kemampuan yang cukup dan tidak dapat

melakukan penelitian yang dalam dan tidak dapat bersaing di ranah

internasional.2

Tumbuhnya keinginan membaca bagi seorang anak dapat dipupuk sejak

mereka masih kecil. Peran orang tua di sini sangat besar dalam meningkatkan

minat baca anak Indonesia. Dikarenakan kesibukan orang tua, anak jadi lebih

sering bermain dengan gadget-nya dibandingkan menyibukkan diri dengan

membaca buku. Orangtua dapat memulainya dengan membacakan buku

untuk anak sejak masih bayi. Bukan hanya memupuk kecintaan anak terhadap

buku ternyata membacakan buku untuk anak juga meningkatkan kecerdasan

emosional dan memperkuat ikatan antara orangtua dan anak.

Selain itu dalam menentukan bacaan yang tepat untuk anak, tentu saja

orangtua atau secara umumnya pustakawan harus memperhatikan buku yang

akan diberikan. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih

bacaan yang tepat untuk anak seperti pesan moral yang terkandung di dalam

2 Arnaldo Pellini, “Indonesia‟s PISA Results Show Need to USe Education Resources More

Efficiently,” The Jakarta Post, Desember 2016,

http://www.thejakartapost.com/academia/2016/12/18/indonesias-pisa-results-show-need-to-use-

education-resources-more-efficiently.html.

3

buku tersebut, kalimat yang digunakan dalam buku tersebut, kesesuaian buku

dengan umur anak, media buku yang digunakan, serta tampilan dan desain

buku itu sendiri. Buku yang disajikan ada baiknya mengandung informasi

yang bermanfaat bagi anak dan dapat menumbuhkan rasa cinta anak terhadap

kegiatan membaca atau umumnya menuntut ilmu. Hal ini sejalan dengan

sebuah hadist yaitu :

Di Indonesia sendiri sudah banyak penerbit yang memiliki kualitas

baik dalam penerbitan buku anak. Beberapa penerbit tersebut antara lain

Bhuana Ilmu Populer, Erlangga For Kids, Bumi Aksara Kids, Kautsar Kids,

Gema Insani, Little Serambi dan masih banyak lagi.Namun, ada juga penerbit

kecil yang kualitas bukunya tidak kalah dengan penerbit besar yang bergerak

pada pasar buku anak. Penerbit buku anak yang akan dibahas dalam

penelitian kali ini adalah Rabbit Hole. Penerbit Rabbit Hole didirikan sejak

awal tahun 2015 oleh seorang psikologis anak dengan niat awal untuk

menciptakan quality time antara anak dan orangtua, berinisial DR. Awal mula

tercetusnya ide untuk menerbitkan buku anak adalah dari banyaknya keluhan

client tentang kesulitan berkomunikasi dengan anak. dari keluhan ini DR

seringkali memberikan buku-buku rujukan untuk client, kemudian muncul ide

untuk membuat buku anak yang diharapkan dapat menjadi tindakan preventif

dalam mengatasi masalah komunikasi dengan anak.

4

Diawali dengan menerbitkan buku custom, sekarang penerbit ini

sudah mulai mencetak buku yang ceritanya ditulis sendiri oleh DR, selain itu

buku-buku terbitan Rabbit Hole juga menggunakan media-media unik yang

bisa merangsang ketertarikan anak untuk membaca. Salah satu medianya

adalah dengan menggunakan wayang kertas berbentuk tokoh dari cerita

tersebut, fitur sentuh-rasa, pop-up, buka-tutup, serta tarik-putar. Bukan hanya

dalam penerbitan buku saja, Rabbit Hole juga meluncurkan aplikasi dongeng

interaktif yang dapat diunduh di App Store.

Dilandasi dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis

tertarik untuk membahas lebih jauh tentang literatur yang diterbitkan di

Rabbit Hole secara lebih mendalam dan peran penerbit ini dalam

meningkatkan literasi anak sejak dini. Untuk itu penulis ingin mengadakan

penelitian dengan judul “LITERATUR UNTUK LITERASI ANAK

SEJAK DINI : Studi Kasus Penerbit Rabbit Hole”.

B. Pembatasan Dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka penulis

ingin menetapkan pembatasan dan perumusan masalah yang akan dibahas

dalam penelitian ini.

Agar lebih efektif dan terfokus ruang lingkupnya, maka penelitian ini

dibatasi hanya membahas tentang peran Rabbit Hole dalam meningkatkan

literasi anak sejak dini, bukan membahas tentang literasi informasi secara

5

khusus. Berlandaskan pada pembatasan masalah tersebut, rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apa jenis dan model literatur anak yang diterbitkan oleh Rabbit Hole?

2. Apa peran Rabbit Hole dalam meningkatkan literasi anak sejak dini?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :

1. Mengetahui jenis dan model literatur anak yang diterbitkan oleh

Penerbit Rabbit Hole.

2. Mengetahui apa peran Penerbit Rabbit Hole untuk meningkatkan

literasi anak sejak dini.

Penulis berharap dengan dilakukannya penelitian ini, maka dapat diperoleh

manfaat-manfaat berikut ini :

1. Manfaat akademis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah pengetahuan

seputar literatur anak dan perkembangannya sampai saat ini.

b. Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk penelitan

selanjutnya dengan topik yang relevan.

2. Manfaat praktis

a) Penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengingatkan orangtua agar

memupuk literasi anak sejak dini dan penerapannya.

6

b) Penelitian ini sebagai pembelajaran dan acuan untuk penerbit

literatur anak di Indonesia dapat terus mengembangkan model serta

jenis literatur anak dengan lebih menarik lagi.

D. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Pada Bab ini dibahas latar belakang masalah yang menjadi

dasar penentuan judul penelitian, pembatasan dan

perumusan masalah yang dibahas, tujuan dan manfaat

dilakukannya penelitian ini, metode penelitian yang

digunakan serta sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Literatur

Selanjutnya pada Bab dua ini, dibahas beberapa teori yang

berkaitan dengan judul dan isi penelitian ini, yaitu

membahas tentang penerbit dan penerbitan, serta literatur

anak,.

Bab III Metode Penelitian

Dalam Bab ini, dibahas tentang metodologi yang digunakan

di dalam penelitian ini. Pendekatan dan jenis yang

digunakan, kriteria informan, teknik pengumpulan data dan

teknik analisis data.

7

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Pada Bab ini, berisi tentang gambaran umum objek

penelitian yaitu penerbit Rabbit Hole, hasil penelitian yang

diperoleh serta pembahasan seputar literatur anak dan

perannya dalam meningkatkan literasi anak sejak dini.

Bab V Penutup

Bab terakhir dalam penelitian ini berisi penarikan

kesimpulan serta pemberian saran-saran terhadap penerbitan

dan promosi yang telah dilakukan di Rabbit Hole secara

singkat dan jelas.

8

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Penerbit Dan Penerbitan

Dalam pembahasan ini akan dibahas perbedaan penerbit dan percetakan,

perbedaan penerbit dan penerbitan, jenis penerbit dan proses penerbitan yang

terbagi menjadi dua jenis yaitu, jalur normal dan jalur cepat.

1. Pengertian Penerbit dan Penerbitan

Sebelum membahas lebih jauh tentang penelitian ini, ada baiknya kita

mengetahui definisi dan perbedaan antara penerbit dan penerbitan. Berikut

ini adalah pengertian penerbit :

Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa kata „penerbit‟

berada di bawah kata „terbit‟ yang berarti keluar untuk diedarkan,

sedangkan perusahaan yang menerbitkan buku, majalah, dan sebagainya

disebut penerbit.3

Bambang Trim memiliki pendapat sendiri tentang

pengertian penerbit, penerbit adalah sebuah perusahaan yang dikelola

untuk menyiapkan naskah mentah (manuskrip) hingga menjadi buku siap

cetak dalam kegiatan editorial dan perwajahan (desain).4

3 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2007).

4 Bambang Trimansyah, “Beda Penerbit dan Penerbitan” (Indigo Media, Desember 2015),

http://www.pustakaindigo.com/2015/12/beda-penerbit-dan-percetakan.html.

9

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penerbit

adalah badan atau perusahaan yang menerbitkan buku, majalah, dan

sebagainya dengan melalui beberapa proses penerbitan.

Pengertian penerbitan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

merupakan cara, proses, pemunculan; menerbitkan (buku, majalah, dsb).5

Dalam „Paper Pengantar Ilmu Penerbitan‟, penerbitan adalah adalah

kegiatan intelektual dan profesional dalam menyiapkan naskah,

menyunting naskah, menghasilkan berbagai jenis bahan publikasi

kemudian memperbanyak serta menyebarluaskannya untuk kepentingan

umum.6

Disimpulkan dari pengertian di atas, perbedaan antara penerbit dan

penerbitan adalah penerbit merupakan lembaga atau perusahaan yang

menaungi, sedangkan penerbitan adalah kegiatan yang dilakukan penerbit

dalam mengeluarkan sebuah buku.

Sejarah penerbitan buku di Indonesia sendiri lumayan panjang dan

mengalami pasang surut. Dalam fase penerbitan modern, Kebijakan

pemerintah seperti yang terjadi pada tahun 1969 hingga akhir 1970-an

dengan mengadakan proyek pengadaan buku yang populer disebut Proyek

Inpres sangatlah menggairahkan dunia penulisan dan penerbitan buku di

Indonesia meskipun tidak dimungkiri pula terdapat akses kurang baik,

seperti munculnya penerbit musiman sehingga menghasilkan penerbitan

yang tidak berkualitas.7

5 Tim Penyusun, KBBI.

6 Muhammad Syahid, “Paper Pengantar Ilmu Penerbitan” (Politeknik Negeri Media Kreatif,

2014). 7

Bambang Trimansyah, Industri Penerbitan Buku Indonesia : Dalam Data dan Fakta

(Jakarta:

IKAPI,2015),https://www.academia.edu/19579907/Industri_Penerbitan_Buku_Indonesia_dalam_

Data_dan_Fakta.

10

Penerbit pada masa modern yang bergerak pada buku umum masih

sedikit dibandingkan penerbit yang bergerak di bidang pendidikan dan

buku ajar pada tahun 1970-an dikarenakan proyek pemerintah yang lebih

berkonsentrasi pada buku pelajaran. Namun, masa itu buku umum

didominasi oleh komik pewayangan dan novel percintaan, sebelum

muncul penerbit buku yang mengangkat tema religi dan ramainya

penerbitan buku Islam yang perkembangannya masih berlangsung hingga

saat ini.

Banyak dari kita yang masih bingung perbedaan antara penerbit dan

percetakan. Penerbit dan percetakan bisa dikatakan sama-sama lembaga

atau perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan buku. Ternyata ada

perbedaan yang cukup signifikan antara penerbit dan percetakan yaitu

sebagai berikut :

Tabel 2. 1 Perbedaan Penerbit dan Percetakan

Penerbitan Percetakan

Investasi minim Investasi besar

Running by program Running by order

BEP dalam jangka pendek BEP dalam jangka panjang

Margin keuntungan besar Margin keuntungan kecil

Resiko : tidak terjual Resiko : kesalahan cetak8

8 Bambang Trimansyah, Taktis Menyunting Buku (Bandung: Maximalis, 2009).

11

Percetakan adalah perusahaan yang menerima order cetak dari penerbit

dan melakukan kegiatan pracetak, cetak dan pascacetak.9 Sebuah penerbit

tidak harus memiliki mesin cetak untuk disebut sebagai penerbit, karena

bisa jadi penerbit mencetak buku-buku yang telah disunting di percetakan

lain. Percetakan tidak perlu adanya keberadaan penulis dan editor karena

tugasnya hanya mencetak buku tanpa harus bertanggungjawab atas konten

atau isi dari buku yang dicetaknya.

2. Jenis Penerbit

Berdasarkan pengertian di atas, penerbit adalah perusahaan yang

bergerak dalam menerbitkan dan mencetak buku. Beberapa penerbit

menentukan kriteria untuk seluruh buku yang telah diterbitkan, naskah

yang masuk telah melalui pertimbangan apakah buku tersebut memiliki

pola pikir yang sejalan dengan penerbit tersebut atau buku tersebut akan

menghasilkan keuntungan, dsb. Berikut ini beberapa jenis penerbit

berdasarkan buku yang diterbitkannya :

a. Penerbit Komersial

Pada jenis penerbitan ini, perusahaan penerbitan mempunyai misi

utama yaitu memperoleh keuntungan, di samping secara idealis dan

pengabdian kepada masyarakatnya juga sebagai bagian dari

pertimbangannya ketika menerbitkan suatu karya. Dengan

menggabungkan secara idealisme dan penerbitan komersial mempunya

dampak positif bagi penerbitan jenis ini, yaitu penerbit mendapatkan

keuntungan finansial cukup baik. Sebagai contoh kerjasama penerbitan

komersial dengan penerbitan novel, buku agama, fiksi, pendidikan, dsb.

b. Penerbit Universitas

9 Ibid.

12

Pada jenis penerbitan ini, misi utamanya yaitu menyebarkan iptek,

sedangkan untuk mendapatkan keuntungan finansial bukanlah tujuan

utama penerbitan ini.

c. Penerbit Vanity Press

Ini adalah penerbitan yang menerbitkan buku dengan biaya

produksi dibebankan kepada penulis. Di Indonesia jenis penerbitan ini

jarang ditemui. Biasanya jenis penerbitan ini digunakan oleh para pejabat

atau mantan pejabat yang ingin menerbitkan biografi mereka, dan tentunya

dengan biaya sendiri. 10

B. Literatur Anak

1. Pengertian Literatur

Menurut ALA Glozary of Library and Information Science

sendiri, pengertian literatur adalah bahan bacaan yang dipakai dalam

berbagai macam aktivitas baik secara intelektual ataupun rekreasi.11

2. Pengertian Anak

Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak, anak adalah seorang yang belum berusia 18 Tahun

termasuk anak yang masih dalam kandungan.12

Pengertian anak yang terdapat dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, anak adalah seseorang

orang yang belum mencapai 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah

10

Widhia Oktaferiyanti, “Analisis SWOT Penerbitan Al-Qur’an Braille di Yayasan

Raudhatul Makfufin Tangerang Selatan” (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015),

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/. 11

Adzkira Ibrahim, “Pengertian Literatur dan Jenis-Jenisnya” (Pengertian Definisi, 2013),

https://pengertiandefinisi.com/pengertian-literatur-dan-jenis-jenisnya/. 12

Zulsyid, “Pengertian Anak Menurut Para Ahli Adalah” (Bersosial.com, April 22, 2015),

https://www.bersosial.com/threads/pengertian-anak-menurut-para-ahli-adalah.21788/.

13

nikah.13

UNICEF mendefinisikan anak sebagai penduduk yang berusia

antara 0 sampai dengan 18 tahun.14

Dari beberapa pengertian anak di atas dapat diambil kesimpulan anak

adalah titipan dari Allah SWT kepada setiap orangtua yang diamanahkan

untuk dibimbing dengan baik karena akan dipertanggungjawabkan kelak di

akhirat. Kecintaan seorang anak terhadap buku tidak lain karena adanya

dorongan dan peran orangtua saat mendidiknya. Jika orangtua menyadari

pentingnya kebiasaan membaca ditanamkan kepada anak, maka sedini

mungkin orangtua sudah mulai membiasakan untuk membacakan buku

cerita sebelum tidur, membiarkannya membuka buku-buku sebelum bisa

membaca, dan menanamkan bahwa membaca adalah kegiatan yang

mengasyikkan.

3. Pengertian Literatur Anak

Penerbit Rabbit Hole sampai saat ini produksinya masih berorientasi

pada bacaan anak, sehingga ada baiknya kita mengetahui apa pengertian

dari literatur anak atau bacaan anak. Alasan mengapa anak berhak untuk

diberikan buku bacaan sastra dikemukakan oleh Stewig, yaitu agar anak

memperoleh kesenangan, kenikmatan, mampu menstimulus imajinasi

anak dan mampu membawa pemahaman sendiri dan orang lain bahwa

13

Ibrahim, “Pengertian Literatur dan Jenis-Jenisnya.” 14

Admin, “Pengertian Anak Menurut Definisi Ahli dan Undang-Undang Kesejahteraan

Anak” (Landasan Teori, Agustus 2015), http://www.landasanteori.com/2015/08/pengertian-anak-

menurut-definisi-ahli.html.

14

orang itu belum tentu sama dengan kita.15

Berikut ini adalah beberapa

pengertian tentang bacaan anak :

Menurut Baumgartner, Literatur anak dipergunakan untuk anak usia

12 tahun ke bawah, sementara literatur remaja usia 12 tahun ke atas.16

Saxby dalam bukunya „Give Them Wings, The Experience of

Children’s Literature‟ juga mengutarakan pendapatnya, jika citraan dan

atau metafora kehidupan yang dikisahkan itu berada dalam jangkauan

anak, baik yang melibatkan aspek emosi, perasaan, pikiran, saraf sensori,

maupun pengalaman moral dan diekspresikan dalam bentuk-bentuk

kebahasaan yang juga dapat dijangkau dan dipahami oleh pembaca anak-

anak, buku atau teks tersebut dapat diklasifikasikan sebagai sastra anak.17

Untuk lebih terfokus seperti apa sastra anak yang seharusnya

diberikan kepada anak, Winch (dalam Shaxby & Winch) mengatakan

bahwa buku anak yang baik adalah buku yang mengantarkan dan

berangkat dari kacamata anak.18

Jadi, pada kesimpulannya sastra atau literatur anak adalah sebuah

bahan bacaan yang tidak harus ditulis oleh anak-anak, rata-rata ditulis

oleh orang dewasa yang sudut pandang ceritanya dilihat dari sudut

pandang anak-anak selain itu sastra anak juga harus memperhatikan

15

Burhan Nugiantoro, Sastra Anak : Pengantar Pemahaman Dunia Anak (Yogyakarta: PT.

Radja Grafindo, 2013). 16

Elly Raheliawati, “Ilustrasi 3 Dimensi : Penunjang Pengembangan Minat Baca Anak

Terhadap Literatur Cetak,” Blogger UNAIR, November 4, 2015, http://elly-raheliyawati-

fib13.web.unair.ac.id/artikel_detail-147134-ARTIKEL-

ILUSTRASI%203%20DIMENSI:%20PENUNJANG%20PENGEMBANGAN%20MINAT%20B

ACA%20ANAK%20TERHADAP%20LITERATUR%20CETAK.html. 17

Nugiantoro, Sastra Anak : Pengantar Pemahaman Dunia Anak. 18

Ibid.

15

beberapa aspek seperti perkembangan emosi dan moral serta kebahasaan

agar sesuai dengan kemampuan anak-anak.

4. Genre Literatur Anak

Bukan hanya sekedar memberikan anak buku-buku yang menarik dari

segi cover dan desainnya. Pustakawan, guru dan orangtua juga harus

mengerti genre-genre buku yang sesuai dengan kepribadian dan minat

masing-masing anak. Adapun genre dari sastra anak yaitu :

a. Realisme

Pada genre ini, kisah yang biasanya dihadirkan adalah cerita-cerita

yang mungkin saja terjadi dalam kehidupan nyata walaupun cerita

tersebut mungkin saja tidak benar-benar terjadi, namun masih logis dan

masuk akal. Dalam genre ini, terbagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu

cerita realisme (realism stories), realisme binatang (animal realism),

realisme sejarah (historical realism) dan realisme olahraga (sports

stories).

b. Fiksi Formula

Genre ini dinamakan fiksi formula karena memiliki pola-pola

tertentu yang yang membedakannya dengan jenis lain. Walaupun hal itu

tidak mengurangi keaslian cerita yang dikreasikan oleh penulis,

keadaan itu mau tidak mau merupakan sesuatu yang bersifat membatasi.

Genra sastra yang termasuk fiksi formula antara lain cerita misterius

dan detektif, cerita romantis dan novel serial.

c. Fantasi

Menurut (Coleridge, via Lukens) adalah cerita yang menawarkan

sesuatu yang sulit diterima. Cerita fantasi dikembangkan melalui dunia

imajinasi yang lazim dan dapat diterima sebagai sebuah cerita yang

dapat diterima oleh pembaca. Cerita fantasi antara lain cerita fantasi,

fantasi tingkat tinggi dan fiksi sains.

d. Sastra Tradisional

Istilah tradisional dalam kesastraan menunjukkan bahwa bentuk itu

berasal dari cerita yang lebih mentradisi, tidak diketahui kapan

mulainya, siapa penciptanya, dan dikisahkan secara turun-temururn

16

melalui lisan. Berbagai cerita tradisional itu kemudian dikumpulkan,

dibukukan dan dipublikasikan secara tertulis agar tidak hilang dari

masyarakat. Jenis cerita yang dikelompokkan sebagai genre ini adalah

fabel, dongeng rakyat, mitos, legenda dan epos (cerita panjang

berbentuk puisi).

e. Puisi

Sebuah cerita bisa disebut sebagai puisi jika di dalamnya terdapat

pendayagunaan berbagai unsur bahasa untuk mencapai efek keindahan.

Bahasa puisi sangat singkat, padat dengan sedikit kata, tetapi dapat

mendialogkan sesuatu yang lebih banyak. Genre puisi anak dapat

berupa puisi lirik-lirik tembang anak tradisional, lirik-lirik tembang

ninabobo, puisi naratif dan puisi personal.

f. Non Fiksi

Bacaan nonfiksi yang sastra ditulis secara artistik sehingga jika

dibaca oleh anak-anak, anak akan memperoleh pemahaman dan

sekaligus kesenangan. Buku tersebut akan membangkitkan pada diri

anak perasaan keindahan yang berefek emosional dan intelektual.

Untuk kepentingan praktis bacaan nonfiksi dapat dikelompokkan

sebagai buku informasi yang memuat informasi, fakta, konsep,

hubungan antar fakta dan konsep yang mampu menstimulus

keingintahuan anak, dan buku biografi yang berisi riwayat hidup orang

lain.

g. Genre Campuran

Literatur yang termasuk dalam genre ini adalah cerita-cerita yang

memiliki dua atau lebih genre di dalamnya. Contohnya adalah buku

Harry Potter yang memasukan sentuhan fantasi dan fiksi sekaligus di

dalamnya.19

5. Bentuk Literatur Anak

Setelah mengenal berbagai genre yang dimiliki oleh literatur anak,

berikut ini adalah bentuk konkret dari berbagai macam genre yang telah

dijelaskan di atas. Dalam pembahasan bentuk literatur anak ada beberapa

19

Ibid.

17

jenis literatur yang belum dibahas sebelumnya yaitu bacaan awal dan

komik.

Bacaan awal adalah buku yang diberikan kepada anak saat mereka

belum bisa membaca hanya untuk sekedar mengenalkan gambar-gambar

dan membacakan tulisan-tulisan di dalamnya dengan tujuan supaya anak

melek huruf dan menumbuhkan ketertarikan kepada buku.

Komik adalah cerita yang bertekanan pada gerak dan tindakan yang

ditampilkan lewat urutan gambar yang dibuat secara khas dengan paduan

kata-kata (Franz & Meier).20

Tabel 2. 2 Jenis dan Bentuk Literatur Anak

No. Jenis Literatur Anak Bentuk Literatur Anak

1 Bacaan Awal Buku Alfabet

Buku Berhitung

Buku Konsep

Buku Gambar tanpa Kata

Buku Bergambar

2 Sastra Tradisional Mitos

Legenda

Cerita Binatang

Dongeng

Cerita Rakyat

Nyanyian Rakyat

3 Fiksi Novel dan Cerpen

Fiksi Realistik

Fiksi Fantasi

Fiksi Historis

4 Puisi Balada

Puisi Naratif

Puisi Lirik

5 Nonfiksi Buku Informasi

Biografi

6 Komik Komik Strip

Komik Buku

20

Ibid.

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif baik

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.21

Pendekatan kualitatif ini digunakan karena bersifat luwes, sangat rinci,

tidak rumit dalam mendeskripsikan suatu konsep serta memberikan

kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang

lebih mendasar, menarik dan unik yang terjadi di lapangan.22

Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode

deskriptif. Penelitian metode deskriptif adalah kegiatan yang dilakukan untuk

menggambarkan kondisi yang dilihat dalam lapangan secara apa adanya,

data-data mengenai hal-hal yang diselidiki atau diteliti kemudian dianalisa.

Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran,

lukisan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat

serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.23

21

Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

1999). 22

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Radja Grafindo, 2003). 23

Moh Natsir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003).

19

Salah satu karakteristik penelitian deskriptif kualitatif yaitu data-data

yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.24

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk

mengumpulkan berbagai macam data dan informasi yang berkaitan dengan

penelitian yang dilakukan. Data-data yang akurat tersebut diperoleh dari

berbagai sumber data. Sumber data dapat diperoleh dari lembaga atau situasi

sosial, subjek atau informan, dokumentasi lembaga, badan atau historis.25

Sumber data tersebut terbagi menjadi dua jenis, yaitu sumber data primer dan

sekunder.

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data pertama atau asli yang

diperoleh di lapangan. Adapun sumber data primer pada penelitian ini

antara lain:

a. Wawancara

Teknik utama dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah

wawancara.26

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang,

melibat seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang

24

Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif. 25

Muhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta: Referensi, 2013). 26

Elly Lestari Pambayun, One Stop Qualitative Research Methodology in Communication

(Jakarta: Lentera Ilmu Cendikiawan, 2013).

20

lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan

tertentu. Penulis melakukan tanya jawab secara lisan kepada

informan.27

Hal ini untuk mengetahui respon jawaban informan,

sehingga memperoleh data yang diteliti.

Penulis akan menggunakan pedoman wawancara dengan jenis

wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur adalah

gabungan antara wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Yaitu

pewawancara sudah menyiapkan topik dan daftar pertanyaan pemandu

wawancara sebelum aktivitas wawancara dilaksanakan tetapi

pewawancara perlu menelusuri lebih jauh suatu topik berdasarkan

jawaban yang diberikan partisipan.28

b. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta

pencatatan secara sistematis.29

Oleh sebab itu penulis melakukan

pengamatan secara langsung di lapangan mengenai proses penerbitan

dan pemasaran terhadap objek yang diteliti yaitu Penerbit Rabbit Hole.

27

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif : Pradigm Baru Ilmu Komunikasi dan

Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013). 28

Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif : Dasar-Dasar (Jakarta: Indeks, 2012). 29

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara,

2013).

21

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data kedua yang diperoleh

melalui perantara atau secara tidak langsung yang digunakan sebagai

pelengkap data pada penelitian. Adapun sumber data sekunder pada

penelitian ini antara lain:

a. Riset Kepustakaan

Riset kepustakaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencari

sumber data tertulis yang dapat dijadikan landasan teori untuk

memperkuat proses analisis data. Penulis melakukan pencarian data

menggunakan bahan-bahan pustaka yang terkait dengan permasalahan

penelitian baik berupa fisik maupun elektronik.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sumber tertullis yang berisikan tentang

informasi. Peneliti akan mencari dokumen yang berkaitan dengan

penelitian.

C. Kriteria Informan

Dalam penentuan informan harus sesuai dengan konteks penelitian

yang akan dibahas yaitu tentang penerbitan dan pemasaran di Penerbit Rabbit

Hole, oleh karena itu informan yang sesuai dengan penelitian ini adalah

Pendiri Penerbit Rabbit Hole, staf yang bertugas pada bidang produksi dan

staf yang bertanggungjawab terhadap pemasaran dan promosi.

22

Penelitian kualitatif tidak menentukan jumlah minimal atau maksimal

informan. Selama jumlah informan dianggap sudah cukup representatif untuk

hasil penelitian. Karena penelitian ini menekankan pada informan yang

memenuhi kriteria, agar nantinya informasi yang didapat akan lebih

mendalam. Kriteria informan yang dimaksud harus yang benar-benar punya

pengaruh terhadap topik yang dijadikan penelitian.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis

terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi,

sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami

dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan

kegiatan penelitian. Teknik analisis data pada penelitian kualitatif adalah

teknik yang bersifat induktif, yaitu teknik analisis yang berdasarkan data yang

diperoleh, kemudian dikembangkan menjadi sebuah hipotesis.30

Dalam

penelitian ini, penulis menganalisis data dengan cara:

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari wawancara dan observasi penulis pada

mulanya diidentifikasikan dan dipisahkan setiap satuan yang saling

berkaitan dan data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan

masalah penelitian.

30

Natsir, Metode Penelitian.

23

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi penulis akan mencari kaitan antara satu data

dengan data lainnya. Kemudian disajikan dalam bentuk teks narasi.

3. Penarikan Kesimpulan

Data-data yang sudah terkumpul kemudian dijabarkan lebih lanjut

dalam bentuk narasi. Dan penulis akan membuat kesimpulan yang

nantinya akan digunakan untuk menjawab tujuan peneltian.

24

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Objek Penelitian

Dalam Bab ini akan dijabarkan semua hasil penilitian yang telah

didapatkan melalui dua cara yaitu, observasi dan wawancara. Observasi

dilakukan pada tanggal 4 April 2017 di kantor Penerbit Rabbit Hole pukul

10.00 WIB. Saat melakukan observasi penulis didampingi oleh bendahara

Rabbit Hole. Wawancara juga dilaksanakan pada hari yang sama dengan

empat informan. Informan pertama adalah DR selaku CEO dan penulis di

Rabbit Hole, informan kedua adalah TS selaku HRD di Rabbit Hole,

informan ketiga AM selaku koordinator admin yang bertugas di bidang

pemesanan dan informan keempat IS selaku koordinator admin yang bertugas

menangani arisan buku. Tidak hanya secara langsung, wawancara juga

dilakukan beberapa kali melalui email.

1. Sejarah Singkat Penerbit Rabbit Hole

Perlu diketahui, bangunan yang merupakan kantor Rabbit Hole juga

merupakan klinik Rainbow Castle. Klinik Rainbow Castle adalah tempat

DR dan partnernya bekerja sebagai psikolog anak. Berdirinya Rainbow

Castle bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang masalah

parenting, serta cara, tips & trik praktis dalam mengatasi masalah antara

25

orangtua dan anak. Ada beberapa terapi psikologi yang dilakukan di sini

yaitu, Parent-Child Interaction Therapy (PCIT), Play Therapy, Theraplay

dan DIR-Floortime. Namun, untuk para client─sebutan untuk para

orangtua yang membutuhkan konsultasi seputar tumbuh kembang anak,

dapat memanfaatkan konseling psikologi ini dengan melakukan perjanjian

terlebih dahulu.

Berdasarkan akta pendirian perusahaan PT. Lubang Kelinci Indonesia

berdiri pada tanggal 27 Agustus 2015, walaupun tercatat sebagai PT.

Lubang Kelinci Indonesia perusahaan ini menggunakan merk dagang

Rabbit Hole. Nama Rabbit Hole dipilih karena pendirinya terinspirasi dari

film Alice in Wonderland, dalam film tersebut tokoh utama Alice masuk

ke dalam sebuah lubang kelinci yang menghubungkan dunia nyata dengan

wonderland dan di sana dia mengalami banyak pengalaman luar biasa.

Seperti yang saya kutip dari instagram Rabbit Hole, pendirinya ingin agar

anak dan orangtua bisa mendapatkan pengalaman yang luar biasa juga saat

selesai membaca buku-buku Rabbit Hole. Penerbit Rabbit Hole didirikan

oleh dua pendiri, DR selaku CEO dan penulis cerita serta GG selaku

ilustrator. Pada awalnya DR mencari tahu bagaimana prosedur atau standar

dalam menerbitkan buku, namun tidak ada standar atau aturan khusus

untuk menerbitkan buku. Dari sinilah beliau berani menerbitkan buku-

buku Rabbit Hole, kemudian agar buku-buku ini lebih resmi dan tercatat

dalam Perpustakaan Nasional maka didaftarkan ISBN-nya. Selain itu agar

lebih dekat dengan penerbit-penerbit lain di Indonesia, Rabbit Hole

26

bergabung dengan IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia). Atas bergabungnya

penerbit ini dengan IKAPI, buku-buku Rabbit Hole sering diikutkan dalam

festival-festival buku-buku di mancanegara. Pernyataan ini disampaikan

DR dalam sesi wawancara sebagai berikut :

“Saya coba cari info, sebenernya kalau nyetak atau menerbitkan buku

itu harus seperti apa, ternyata belum ada standar prosedurnya. Jadi

kalau misalnya mau nerbitin buku, abis cetak, nerbitin, yaudah itu

terserah ngga ada yang ngatur. Akhirnya mulai dari situ dulu, nah

abis itu lama-kelamaan kami mau pake ISBN jadi biar lebih resmi,

seperti itu. Akhirnya jadi untuk ISBN harus register PT dulu

akhirnya kami register PT terus dapet ISBN semua buku ada

ISBNnya. Setelah itu, mau lebih dekat dengan penerbit Indonesia

akhirnya bergabung dengan IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) jadi,

sekarang kalau misalnya ada event-event book fair di luar si IKAPI

ini selalu membawa buku kami.”

Alasan Rabbit Hole memilih untuk menerbitkan buku anak adalah

karena banyaknya keluhan client tentang sulitnya berkomunikasi dengan

anak. Padahal komunikasi yang berjalan kurang baik antara orangtua dan

anak bisa mengakibatkan timbulnya berbagai masalah, tidak hanya saat

anak masih kecil tetapi juga saat anak sudah beranjak dewasa.

Permasalahan seperti narkoba, putus sekolah dan anak melawan orangtua

akan timbul sejalan dengan komunikasi yang buruk antara orangtua dan

anak. Hadirnya buku-buku Rabbit Hole diharapkan menjadi tindakan

pencegahan terhadap masalah-masalah tersebut. DR mengungkapkan hal

ini dalam kalimatnya, sebagai berikut :

“Karena orangtua banyak ngeluhin kesulitan berkomunikasi terus

dari situ tuh banyak banget masalah yang akan timbul, ngga cuma

ketika anak kecil tapi ketika dia udah remaja dia bisa jadi

membangkang sama orangtua, putus sekolah, narkoba, jadi kan

kayak banyak banget tuh efek-efeknya. Jadi saya mau melakukan

27

tindakan preventif, gitu. Jadi dibacain buku sedini mungkin si anak

itu.”

Pada awalnya Rabbit Hole adalah pembuat buku anak custom, yaitu

pembuatan buku yang ceritanya mengikuti keinginan customer dan tokoh

utamanya juga disesuaikan dengan permintaan customer. Projek digital

pertama yang diluncurkan oleh Rabbit Hole adalah aplikasi „Bella dan

Balon Merah‟ yang adalah aplikasi digital storytelling yang dapat diunduh

melalui App Store. Setelah dilakukan penelitian ternyata aplikasi digital

kurang tepat untuk anak-anak. Karena otak anak-anak masih berkembang

sehingga tidak baik untuk terpapar sinar dari layar gadget terlalu lama,

selain itu anak-anak masih butuh waktu untuk mengembangkan fungsi dari

syaraf motoriknya. Buku cetak merupakan media paling baik yang bisa

diterima oleh anak-anak. Latar belakang DR sebagai psikolog anak,

mendorongnya untuk membuat buku berdasarkan dengan usia

perkembangan anak. Melihat koleksi buku-buku anak yang dikoleksinya

sejak kecil, timbul keinginan untuk bisa membuat buku anak yang

kualitasnya setara dengan buku-buku impor. Buku bacaan anak yang

koleksinya ini sekarang berada di perpustakaan Rabbit Hole dan dapat

dibaca oleh umum. Ini juga disimpulkan dari wawancara bersama beliau,

sebagai berikut :

“Saya kan Psikolog anak, banyak orangtua yang mengeluhkan

kesulitan berkomunikasi antara orangtua dan anak, setelah saya

research ternyata dengan membacakan buku secara konsisten itu

ternyata dapat mendekatkan hubungan orangtua dengan anak, tapi

sayangnya buku-buku yang berkualitas di Indonesia tuh masih

jarang kalaupun ada itu bukunya impor yang harganya tidak

28

terjangkau. Akhirnya dari situ saya mau buat buku dengan kualitas

impor dan karena saya psikolog jadi saya tahu perkembangan anak

ehm... dengan harga yang terjangkau juga buat orang Indonesia,

gitu.”

2. Visi dan Misi

Visi dan Misi yang dimiliki Penerbit Rabbit Hole adalah ingin

membuat buku yang sesuai dengan perkembangan usia anak dan

memenuhi kebutuhan anak dengan kualitas seperti buku impor, namun

harganya terjangkau. Sesuai dengan pernyataan founder Rabbit Hole :

“Pengen bikin buku yang sesuai dengan usia perkembangan anak,

emm... tahu kebutuhannya anak. Jadi misalnya kayak mengenal emosi,

seperti itu dengan kualitas juga impor tapi harga terjangkau.”

3. Profil Penerbit Rabbit Hole

Gambar 2. 1 Kantor Rabbit Hole

Kantor Penerbit Rabbit Hole berada di sebuah rumah di daerah

Mampang, Jakarta Selatan. Bangunannya berupa rumah 2 lantai dengan

cat hijau pastel, salah satu ciri khas yang dimiliki kantor Rabbit Hole

adalah dinding luar bangunannya dicat dengan maskot Rabbit Hole yaitu

29

kelinci yang menggunakan topi hitam, atau biasa disebut dengan „tembok

kelinci‟. Bangunan ini digunakan untuk proses produksi buku, kantor dan

perpustakaan Rabbit Hole. Data lengkap penerbit ini adalah sebagai

berikut :

Alamat : Jalan Bangka 2D No.5 Pela Mampang,

Jakarta Selatan 12720

No. Telepon : 081808094248

E-mail : [email protected]

Website : www.rabbitholeid.com

Media Sosial : instagram, line, youtube, twitter, facebook

dengan id @rabbitholeid

Di lantai satu kantor Rabbit Hole ada klinik „Rainbow Castle‟ yaitu

klinik psikolog anak yang juga merupakan tempat praktek DR dan

partnernya. Kemudian ada perpustakaan Rabit Hole yang bisa dikunjungi

secara gratis. Di sebelah perpustakaan ada bagian finishing untuk produk

tambahan Rabbit Hole seperti wayang dan lain-lain. Kemudian pada

ruangan yang lebih besar dikhususkan untuk BPH dan admin, untuk BPH

terdiri dari bendahara dan sekertaris. Sedangkan untuk admin dibagi

menjadi 4 bagian yaitu, admin labelling, admin reseller, admin pemesanan

dan yang terakhir admin arisan. Selain itu di dekat tangga ada karyawan

packing yang bertugas membungkus pesanan, karyawan yang bertugas

30

memotong kertas dan mesin pemotong. Di sebelah ruangan BPH dan

admin ada satu ruangan yang merupakan gudang stok, berisi kertas-kertas

halaman buku yang baru selesai dicetak.

Berpindah ke lantai dua, kita bisa melihat rak-rak yang berisi kertas

buku yang diurutkan berdasarkan halamannya. Pada lantai ini kita bisa

melihat karyawan divisi finishing yang jumlahnya sekitar 60 orang,

kemudian di sisi kanan bangunan ada dua ruangan tempat buku-buku yang

sudah selesai disusun oleh karyawan finishing berdasarkan judulnya.

Terdapat satu ruangan lagi yang berisi divisi quality control, dalam

ruangan ini karyawan bertugas melakukan pengecekan pada setiap buku

yang telah selesai disusun. Jika buku dalam kondisi baik, maka akan

disusun lagi di rak dan siap dipasarkan, jika buku terdapat kesalahan maka

akan dinamakan buku reject.

4. SDM dan Struktur Organisasi

Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Penerbit Rabbit Hole

terhitung hingga Maret 2017 berjumlah 110 orang. Pada penerbit ini,

jumlah karyawan dibagi lagi menjadi beberapa divisi yaitu, sekretaris,

HRD, koordinator reseller, pendongeng, admin, finishing, packing,

logistik dan security. Untuk beberapa divisi di atas akan penulis jabarkan

tugas dan peranannya lebih lanjut.

Divisi admin terbagi menjadi 4 bidang, admin reseller, admin arisan,

admin pemesanan dan admin labelling. Divisi koordinator reseller

31

bertugas untuk mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh admin reseller.

Tugas admin reseller adalah membuat grup dan menangani calon reseller

yang mendaftar, melakukan pengecekan terhadap ujian yang telah diisi

calon reseller, dan menangani pembelian yang dilakukan oleh reseller.

Admin arisan akan menangani grup-grup arisan yang telah dibuat oleh

anggota arisan, masing-masing grup arisan dibuat per kategori buku.

Selain itu admin arisan bertanggungjawab untuk mengingatkan setiap

anggota arisan untuk membayar kewajibannya, mengundi pemenang arisan

dan menanyakan data diri peserta arisan secara lengkap. Admin

pemesanan memiliki pekerjaan untuk mengurus semua pertanyaan

customer atau pemesanan baik melalui media sosial maupun melalui web.

Admin labelling bertanggungjawab terhadap label pemesanan yang akan

dikirim.

Pendongeng bekerja di perpustakaan Rabbit Hole, jika ada

pengunjung yang datang ke perpustakaan biasanya akan dibacakan

dongeng. Namun tidak hanya di perpustakaan Rabbit Hole saja,

pendongeng bisa diundang ke taman baca, perpustakaan atau sekolah-

sekolah untuk mendongeng di sana dengan perjanjian terlebih dahulu

dengan Rabbit Hole.

Divisi selanjutnya yang akan penulis jelaskan adalah divisi finsihing.

Divisi ini adalah divisi yang bekerja memproduksi buku-buku terbitan

Rabbit Hole. Pekerjaannya antara lain, melapisi buku-buku dengan kertas

32

tebal, menggunting dan menempel fitur-fitur pada buku-buku terbitan

Rabbit Hole, dan mengelem halaman buku satu per satu sampai lengkap.

Divisi yang akan penulis jelaskan terahkir adalah divisi packing.

Divisi ini bertugas untuk membungkus pesanan-pesanan customer serapi

dan sekuat mungkin untuk kemudian dikirimkan ke alamat masing-masing

customer. Divisi packing ini harus bisa membungkus pesanan sebaik

mungkin untuk menghindari kerusakan pada buku saat di perjalanan. Jam

kerja karyawan Rabbit Hole adalah setiap hari Senin sampai Jum‟at pukul

09.00 – 16.00 WIB. Berikut ini rincian jumlah karyawan inti di Rabbit

Hole berdasarkan wawancara dengan bidang HRD di Rabbit Hole tercatat

hingga Maret 2017:

“Untuk admin itu ada sekitar 18 orang, 1 sekretaris, untuk logistik 3

orang, HRD 1 orang packing 21 orang, finishing paling banyak 63

orang, pendongeng 1 orang, koordinator reseller 1 orang, security 1

orang. Totalnya 110 karyawan.”

Tabel 2. 3 Karyawan Rabbit Hole

No. Posisi Jumlah

1. Sekertaris 1 orang

2. HRD 1 orang

3. Admin 18 orang

4. Logistik 3 orang

5. Divisi Finishing 63 orang

6. Divisi Packing 21 orang

7. Pendongeng 1 orang

8. Koordinator Reseller 1 orang

9. Satpam 1 orang

Total 110 orang

33

Setiap karyawan di Rabbit Hole diwajibkan untuk mengikuti tata

tertib yang berlaku di Rabbit Hole. Tata tertib yang dimiliki Rabbit Hole

meliputi menjaga kebersihan dan kerapihan area kerja, waktu istirahat,

menjaga kenyamanan dan komunikasi antar sesama karyawan, dan lain-

lain. Untuk keseluruhan tata tertib akan dilampirkan pada bagian lampiran.

Jika terjadi pelanggaran maka akan dikenakan sanksi. Sanksi yang

diberikan jika karyawan melanggar tata tertib, yaitu diberikan Surat

Peringatan I. Apabila masih melakukan kesalahan yg sama akan diberikan

Surat Peringatan II, dan jika masih melakukan pelanggaran lagi akan

dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

34

Gam

bar

2. 2 S

truktu

r O

rgan

isas

i

35

5. Anggaran

Seperti yang dikutip dari wawancara dengan DR, semua dana yang

digunakan untuk proses produksi, pemasaran dan program-program yang

berjalan semuanya berasal dari dana pribadi pendiri Rabbit Hole, yaitu DR

dan GG . Pernyataan mengenai hal ini adalah sebagai berikut :

“Sumber dananya awalnya dari dana pribadi kami berdua, terus

yaudah sampai sekarang juga masih seperti itu. ngga kerjasama

sama lembaga lain. Begitu juga dengan perpustakaannya, itu kan

dari koleksi buku saya pribadi ya berarti dari dana saya pribadi.”

6. Program-Program Rabbit Hole

Bukan hanya bergerak sebagai penerbit buku anak saja, Rabbit Hole

juga ternyata memiliki beberapa program di luar penerbitan dan penjualan

buku juga. Program-program ini dibagi menjadi dua jenis program, yaitu

pada bagian pemasaran dan bukan pemasaran. Beberapa program yang

dimiliki Rabbit Hole antara lain :

a. Program Bidang Pemasaran

Program bidang pemasaran mencakup semua kegiatan yang

tujuannya adalah meningkatkan pemasaran buku-buku terbitan Rabbit

Hole, program-program tersebut adalah sebagai berikut :

1) Program Reseller

36

Reseller adalah orang yang menjual kembali produk dari suplier,

dengan produk fisik yang sudah berada di tangannya atau biasa

disebut ready stock. Program ini baru saja diluncurkan pada tahun

2017 dengan perekrutan pertama kali dilakukan via instagram.

Tujuan dibuatnya program ini adalah karena dengan adanya reseller

tentu jangkauan distribusi Rabbit Hole bisa lebih luas lagi. Dalam

program ini, Rabbit Hole menetapkan beberapa peraturan yang wajib

diikuti oleh reseller resmi Rabbit Hole, agar buku Rabbit Hole tidak

hanya dijual secara asal, tetapi reseller juga dapat menjelaskan

manfaat yang dimiliki setiap buku. Untuk itu sebelum menjadi

reseller, calon reseller harus mengikuti webinar (seminar online)

tentang buku-buku Rabbit Hole dan wajib mengikuti ujian.

Jika calon reseller lulus ujian, maka dia berhak menjadi reseller

resmi Rabbit Hole. Tidak berhenti sampai di situ saja, setelah

menjadi resellerpun akan ada ujian secara berkala yang harus diikuti

seputar studi kasus dari customer yang selama ini dihadapi. Ujian ini

yang menentukan apakah masih bisa melanjutkan menjadi reseller

atau tidak.

Keuntungan menjadi reseller antara lain bisa membeli buku

Rabbit Hole dengan harga yang lebih murah, bisa mendapatkan

diskon sampai dengan 50% dan bisa dijual kembali dengan harga

yang sesuai dengan keinginan reseller.

37

2) Program Arisan Rabbit Hole

Mengutip dari wawancara dengan Mba Iis, selaku koordinator

admin arisan, program arisan Rabbit Hole adalah kegiatan membeli

buku Rabbit Hole dengan cara mencicil, dilakukan secara

berkelompok dan akan mendapatkan buku secara bergiliran. Hal ini

dikemukakan seperti ini :

“Arisan itu sebenarnya program membeli buku Rabbit Hole

tetapi dengan cara mecicil. Tapi, kayak arisan pada umumnya

nanti ada kocokannya jadi nanti tergantung dia dapet kocokan

ke berapa. Kalau misalnya kocokan kedua ya berarti dia dikirim

di bulan kedua. Kayak arisan paket lengkap dia 7 bulan, dia

menang di kocokan kedua berarti di buka kedua dia dapet.

Bayarnya selama rentang 7 bulan.”

Seperti arisan pada umumnya, setiap anggota arisan diwajibkan

membayar uang iuran yang jangka waktunya bisa dipilih sesuai

dengan keinginan, yaitu pembayaran perbulan atau perminggu. Jika

memilih untuk arisan mingguan, maka dalam 14 minggu, anggota

harus membayar iuran sebesar Rp. 54.000,- setiap minggunya. Jika

memilih yang bulanan, maka anggota dalam 7 bulan diwajibkan

membayar iuran Rp. 108.000,- setiap bulannya. Hal ini dikutip dari

pernyataan koordinator arisan sebagai berikut :

“Ada yang perminggu dan ada yang perbulan.jadi kayak arisan

paket lengkap itu ada yang arisan mingguan, berarti dia ikut

selama 14 minggu. Mencicil selama 14 minggu, perminggunya

itu sebesar Rp. 54.000. kalau yang paket lengkap bulanan itu

dia 7 bulan. Sebulannya Rp. 108.000.”

38

Tujuan diadakannya program arisan ini adalah karena kebiasaan

orang Indonesia yang suka membeli sesuatu dengan cara mencicil.

Selain itu agar memudahkan customer dalam pembelian buku Rabbit

Hole yang harganya masih termasuk mahal dibandingkan buku lokal

lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh DR berikut ini :

“Kalau dari penjualannya sendiri kami ada dalam bentuk

pemasaran biasa bisa lewat web kemudian dalam bentuk arisan,

mencicil. Karena saya lihat orang Indonesia senang mencicil.

Apalagi kebutuhan buku itu masih sekunder bahkan tersier. Jadi

kalau misalnya ngeluarin uang beberapa ratus ribu tuh kayak

berat banget buat mereka. Dengan mengeluarkan uang sedikit

akhirnya mereka lebih mau untuk beli buku.”

Kesulitan yang dihadapi dalam program ini adalah, seringkali

anggota yang ikut arisan melibihi waktu tenggat pembayaran,

sehingga admin arisan harus selalu mengingatkan setiap peserta

dalam melakukan pembayaran. Kesulitan yang paling menghambat

program ini adalah jika salah satu dari anggota arisan berhenti

membayar setelah mendapatkan buku. Sedangkan arisan pada

kelompok tersebut harus tetap berjalan. Maka Rabbit Hole akan

menghubungi WhatsApp pribadi anggota tersebut jika tidak dibalas,

menghubungi via sms, jika tidak mendapatkan respon juga maka

akan ditelepon namun jika cara ini tidak juga berhasil maka foto

anggota tersebut akan dipajang di instagram Rabbit Hole dan di-

blacklist. Hal ini diungkapkan IS selaku koordinator admin arisan,

sebagai berikut :

39

“Kesulitannya kalau peserta tuh ngga bayar yah, kita harus

kayak ekstra, harus nanyain ingetin lagi atau misalnya

kesulitannya kalau ada yang udah dapet buku terus dia tau-tau

ngga lanjut bayar nih ngga bisa dihubungin kayak gitu kan

berarti rugi di kita sedangkan arisan harus tetep jalan jadi

peserta yang lain ngga akan terganggu walaupun ada satu yang

kabur itu arisan akan tetap berjalan. Paling solusinya kalau

yang kayak gitu, kita coba hubungin kalau via whatsapp ngga

dibales, kita sms kalau masih ngga dibales kita telfon, masih

ngga bisa kita akan publish dia di instagram, kita akan blacklist

dia sebagai orang yang kabur, gitu jadi dia ngga bayar arisan

sedangkan dia udah dapet buku. Kalau bentuk sanksi dari kita

begitu.”

b. Program Bukan Pemasaran

Jika program bidang pemasaran adalah yang bertujuan

meningkatkan penjualan, maka program bukan penjualan ini tidak

berhubungan dengan penjualan. Program ini bertujuan untuk

memperkenalkan Rabbit Hole lebih luas lagi maupun program yang

berupa projek sosial. Berikut ini adalah program bukan pemasaran :

1) Program OPRAH (Social Project of Rabbit Hole)

Gambar 4. 1 Sumbangan Buku untuk Indonesia Mengajar

40

Program ini merupakan program sosial dari Rabbit Hole, di

mana setiap terjualnya 20 buku Rabbit Hole maka 1 buku akan

disumbangkan. Untuk lembaga yang menerima sumbangan buku

tidak tetap, biasanya perpustakaan, taman baca, dan sebagainya.

Biasanya customer akan menghubungi Rabbit Hole jika memerlukan

sumbangan buku, setelah disetujui maka paket buku akan dikirimkan

ke customer tersebut untuk kemudian disumbangkan.

2) Program Perpustakaan

Program perpustakaan ini adalah sebuah tempat di kantor Rabbit

Hole yang berisi banyak buku-buku anak, mainan edukasi dan juga

koleksi buku-buku terbitan Rabbit Hole. Di sini pengunjung bisa

Gambar 4. 2 Perpustakaan Rabbit Hole

41

datang dan membaca buku secara gratis, namun sebelumnya harus

melakukan konfirmasi kedatangan terlebih dahulu.

Seluruh koleksi buku anak yang ada di perpustakaan Rabbit

Hole merupakan koleksi pribadi dari pendirinya yaitu DR, yang telah

dikumpulkannya sejak kecil dan dibelinya dengan uang tabungan

pribadi. Buku-buku ini selain dimanfaatkan untuk menangani

keluhan client, juga digunakan sebagai referensi pembuatan buku

Rabbit Hole. Pernyataan tersebut dikemukakan sebagai berikut :

“Hm... koleksi pribadi. Sebenarnya dari kecil udah suka

dibeliin ayah saya banyak buku, cuman abis itu setelah

beranjak dewasa disumbangin. Nah, terus ketika udah mulai

kuliah S2 ambil Psikologi Anak terus kalau misalnya ada

client saya banyak kasih buku yang sesuai dengan masalah

mereka. Nah, dari situ mulai ngumpul-ngumpulin buku lagi

terus abis itu sekarang karena juga kan saya pengen buku

yang kualitasnya impor jadi, yaudah banyak koleksi buku-buku

impor juga untuk referensi.”

Selain bisa membaca buku di tempat secara gratis, anak yang

datang ke perpustakaan Rabbit Hole juga dapat dibacakan dongeng

oleh pendongeng di Rabbit Hole. Anak diperbolehkan juga untuk

memanfaatkan mainan edukasi yang tersedia di perpustakaan. Buku

yang sudah selesai dibaca, diletakkan di kotak pengembalian buku.

Sayangnya koleksi buku di perpustakaan Rabbit Hole ini tidak bisa

dipinjam untuk dibawa pulang.

42

3) Program Mendongeng

Program mendongeng ini sebenarnya adalah lanjutan dari

program perpustakaan. Pendongeng Rabbit Hole ini berinisial TN.

Biasanya TN bekerja di perpustakaan Rabbit Hole, mendongengkan

anak-anak yang datang ke perpustakaan. Namun, jika ada taman

baca atau sekolah yang ingin didongengkan maka Rabbit Hole akan

mendatangi tempat tersebut dengan sebelumnya melakukan

perjanjian terlebih dahulu.

Untuk program ini pihak sekolah atau taman baca cukup

membayar uang transpot saja dengan terlebih dahulu menghubungi

pihak Rabbit Hole. Buku-buku yang didongengkan biasanya adalah

buku terbitan dari Rabbit Hole. Bukan hanya mendengarkan

dongeng, kegiatan lain yang biasa dilakukan adalah membuat boneka

tangan, membuat wayang kertas dan prakarya lainnya.

Alasan utama dipilihnya TN sebagai pendongeng di Rabbit Hole

adalah karena portofolionya, beliau sudah sering mendongeng di

beberapa event komunitas dan beliau memiliki teknik mendongeng

Gambar 4. 3 Kegiatan Mendongeng di Sekolah

43

yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan Penerbit Rabbit Hole.

Selain itu TN juga memiliki pribadi yang menarik bagi anak-anak.

7. Penerbitan dan Pemasaran di Rabbit Hole

Pada bagian ini, akan dibahas tentang proses penerbitan atau produksi

buku serta proses pemasaran yang dilakukan di Penerbit Rabbit Hole.

Berikut ini adalah proses penerbitan dan pemasaran yang dilakukan :

a. Jalur Penerbitan Literatur

Pada pembahasan ini, jalur penerbitan atau produksi buku Rabbit Hole

akan dijelaskan secara bertahap. Selain pencetakan halaman buku, seluruh

proses penerbitan dilakukan di kantor Rabbit Hole oleh divisi finishing.

Proses produksi buku Rabbit Hole sebagian besar dilakukan dengan cara

manual atau tanpa menggunakan mesin. Hal ini yang membuat produk

Rabbit Hole berbeda dari penerbit buku anak lainnya. Berikut ini adalah

langkah-langkah penerbitan buku di Rabbit Hole :

1) Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat konsep cerita dan

dialog oleh DR. Setelah itu melakukan diskusi dengan ilustrator yaitu

Guntur Gustanto. Diskusi ini berkisar tentang ilustrasi tokoh yang

sesuai dan fitur-fitur yang akan digunakan dalam buku tersebut.

44

2) Kemudian setelah diskusi mencapai keputusan final, dibuatlah

storyboard berdasarkan jalan cerita yang diinginkan, dialognya, sampai

kepada ilustrasi seperti apa yang akan di tampilkan pada setiap halaman.

Gambar 4. 4 Penulis dan Ilustrator Rabbit Hole

Gambar 4. 5 Ilustrasi Tokoh

45

3) Dari proses pembuatan storyboard sebelumnya, dilakukan beberapa

revisi sampai mendapatkan storyboard yang sesuai.

4) Pembuatan sketsa ilustrasi buku dan penempatan dialog untuk semua

lembar. Kemudian dilakukan pewarnaan.

5) Setelah sketsa tersebut diwarnai kemudian dicetak di percetakan lembar

demi lembar. Untuk pemilihan warnanya sendiri, penerbit ini memiliki

aturan atau color guide. Buku-buku yang diterbitkan Rabbit Hole

memiliki warna-warna pastel yang lembut, itu semua didasari alasan

bahwa mata anak-anak lebih bagus dibiasakan untuk melihat warna-

warna lembut yang sesuai dengan warna-warna yang ada di alam.

Warna-warna tersebut seerti biru gunung, hijau daun, cokelat batang

pohon, putih awan, dan sebagainya.

Gambar 4. 6 Storyboard Buku „Hop‟

46

6) Semua lembaran buku Rabbit Hole dicetak di daerah Senen,

dikarenakan penerbit ini belum memiliki mesin cetak sendiri.

Lembaran-lembaran buku yang sudah selesai kemudian diambil dari

percetakan menggunakan mobil. Dari perjalanan inilah terkadang

membuat lembaran buku tersebut menjadi rusak atau lecek, sehingga

menyebabkan buku reject. Lembaran yang datang tersebut diletakkan di

gudang stok kemudian dipisahkan berdasarkan judul dan halaman.

Gambar 4. 7 Color Guide Buku Rabbit Hole

Gambar 4. 8 Gudang Stok

47

7) Di lantai 2 kantor Rabbit Hole terdapat beberapa rak yang berisi

lembaran buku yang sudah dikelompokkan berdasarkan judul dan

halamannya dan juga meja-meja untuk puluhan karyawan finishing.

Karyawan finishing dibentuk berkelompok berdasarkan judul buku

yang dikerjakan. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengambil

semua lembaran buku sesuai dengan judul yang dikerjakan.

8) Kemudian melapisi lembaran tersebut dengan art carton untuk buku pra

sekolah dan untuk buku bayi dilapisi dengan kertas ivory agar halaman

buku menjadi tebal, halamannya tidak mudah robek saat dimainkan dan

tidak mudah lecek.

Gambar 4. 9 Rak Lembaran Buku

Gambar 4. 10 Melapisi Lembaran Buku

48

9) Setelah halaman demi halaman dilapisi, maka pekerjaan selanjutnya

adalah menyusun halaman tersebut menjadi sebuah buku dengan cara

menempelnya manual menggunakan lem. Bagian ini juga termasuk

memasang fitur-fitur buku seperti sentuh-rasa, fitur pop-up dan lain-

lain..

10) Setelah semua halaman dilapisi dan disusun menjadi buku tanpa cover,

calon buku ini dipotong dengan mesin pemotong untuk meratakan

pinggir kertas dan memotong ujung buku menjadi tumpul agar tidak

melukai anak saat membacanya. Untuk pemotongan buku dilakukan

di dalam kantor karena penerbit ini memiliki mesin pemotong kertas.

Gambar 4. 11 Menempel Pop-Up

Gambar 4. 12 Mesin Pemotong Ujung Buku

49

11) Setelah buku diratakan dan ujung kertasnya ditumpulkan, buku

dipasang cover sesuai dengan judulnya. Kemudian buku disusun di

rak tanda buku sudah selesai diproduksi. Dari rak ini buku dibawa lagi

ke ruangan quality control.

12) Quality control bertugas untuk memeriksa kualitas buku yang sudah

selesai. Buku dengan halaman lecek, flap yang tidak bisa dibuka atau

kosong, halaman terbalik, halaman yang tercampur antara bahasa

Indonesia dan bahasa Inggris, lem yang terlalu banyak, pop-up yang

tidak berfungsi dengan baik dan kekurangan lainnya biasanya

dinamakan buku reject. Buku reject adalah buku yang tidak

memenuhi standar jual Rabbit Hole, biasanya dapat dijual lagi dengan

harga murah atau bisa juga disumbangkan melalui program “20 untuk

1”.

Gambar 4. 13 Karyawan Quality Control Rabbit Hole

50

13) Sedangkan untuk buku-buku dengan kualitas baik disusun lagi di rak

yang tersedia di ruang quality control. Buku ini siap untuk dipasarkan.

b. Jalur Pemasaran Literatur

Pemasaran Rabbit Hole dilakukan dengan cara distribusi secara

langsung tanpa bekerjasama dengan toko buku atau dengan agen buku lain.

Hal ini disebabkan oleh toko buku yang membagi keuntungan 40% - 60%

dengan penerbit buku. Dengan adanya kebijakan ini, resikonya adalah

Rabbit Hole harus menaikkan harga jual produknya. Padahal dengan harga

bukunya sekarang masih banyak customer yang menganggap harga buku

Rabbit Hole terlalu mahal. Alasan ini dikatakan oleh DR pada saat

wawancara, sebagai berikut :

“Karena mereka mengambil sharing profit antara 40% - 60%

kalau seperti itu konsekuensinya kami harus meningkatkan

harganya menjadi 2 kali lipat, sehingga harganya jadi terlalu

mahal.”

Gambar 4. 14 Rak Buku yang Siap Dipasarkan

51

Walaupun tidak bekerjasama dengan penerbit besar atau agen

penjualan buku lainnya, penjualan Rabbit Hole terus melonjak naik dari

hari ke harinya. Dalam sebulan Rabbit Hole bisa menjual kurang lebih

14.000 buku. Cara pemasaran produk Rabbit Hole dilakukan dengan dua

cara, yang pertama dilakukan secara langsung (tatap muka) biasanya

dilakukan saat ada orangtua yang berkunjung ke perpustakaan Rabbit Hole

dan tertarik membeli buku terbitan Rabbit Hole, atau bisa juga saat Rabbit

Hole diundang mendongeng ke sekolah-sekolah kemudian membuka

booth dan melayani pembelian buku secara langsung dan yang kedua

melalui media sosial (online).

Yang membedakan publikasi produk Rabbit Hole dengan penjual

buku pada umumnya adalah, dalam setiap postingan instagramnya Rabbit

Hole menyisipkan manfaat yang dimiliki setiap buku agar orangtua bukan

hanya membeli buku saja, tetapi juga bisa menerapkan manfaat-manfaat

tersebut kepada anaknya. Selain itu seringkali DR yang juga merupakan

psikolog anak menyisipkan tips-tips parenting agar bisa membantu

orangtua membangun komunikasi dengan anak.

52

Semua program-program yang dimiliki Rabbit Hole juga

dipromosikan via instagram. Sedangkan untuk proses pemesanan

dilakukan dengan aplikasi chatting seperti WhatsApp, Line dan Email.

Sebelum diresmikannya web Rabbit Hole, semua pesanan dilayani melalui

chat.

Gambar 4. 15 Tips Parenting di Instagram

Gambar 4. 16 Website Rabbit Hole

53

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Literatur Anak Terbitan Rabbit Hole

Berikut ini akan penulis jabarkan literatur anak yang dimiliki oleh

Rabbit Hole. Buku-buku yang telah diterbitkan dibagi menjadi dua jenis

yaitu buku bayi dan buku pra-sekolah. Namun tidak hanya buku, Rabbit

Hole juga meluncurkan beberapa produk tambahan seperti wayang, kartu

pos, kotak cerita, buklet permainan dan CD cerita interaktif.

Beberapa buku Rabbit Hole yang ditujukan untuk anak pra-sekolah

tahun juga tersedia dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa

Inggris. Selain itu produk tambahan seperti wayang dan kartu pos

merupakan bonus sesuai dengan judul buku yang dibeli. Contohnya saat

customer membeli buku „Liburan Terbaik‟ maka secara otomatis akan

mendapatkan kartu pos sebagai bonus pembelian, tetapi produk tambahan

ini juga bisa dibeli secara terpisah dari buku aslinya.

a. Buku Bayi

Buku pertama yaitu „Cilukba!‟adalah buku bayi dan bonus wayang

setiap pembelian bukunya. Bercerita tentang kasih sayang ayah dan ibu

kepada bayinya. Fitur yang paling menonjol dalam buku ini adalah fitur

buka-tutup. Fitur buka-tutup ini juga sekaligus menampilkan dua tokoh

dalam buku tersebut yaitu, anak perempuan dan anak laki-laki.

Buku bayi lainnya adalah „Hmmm...‟ dibuat untuk mengenalkan

jenis-jenis emosi pada anak. Bertujuan agar anak dapat membedakan

54

setiap emosi yang dirasakan setiap manusia. Fitur paling menarik dari

buku ini adalah fitur sentuh-rasa. Bonus dadu emosi setiap pembelian

buku, dadu emosi adalah lembaran kertas yang harus dirakit dan

dibentuk seperti dadu. Dadu ini berisi berbagai macam emosi.

Buku ketiga yaitu „Suara Apa Itu?‟ memiliki tujuan agar anak bisa

mengenal berbagai jenis kendaraan umum. Bercerita tentang keluarga

kecil yang berolahraga dan melihat berbagai jenis kendaraan di sekitar

Bundaran HI.

b. Buku Pra-Sekolah

Buku pertama adalah „Asal Mula Namaku‟, dalam buku ini

bercerita tentang asal mula tokohnya bernama „O‟ yang berasal dari

ibunya yang saat mengandung ingin makan onde-onde. Fitur yang

ditawarkan adalah fitur buka-tutup dan mendapatkan bonus wayang dan

buklet permainan.

Buku selanjutnya adalah „Liburan Terbaik‟ buku ini bercerita

tentang tokoh utama yang melakukan perjalanan ke daerah Indonesia

bagian Timur. Fitur yang sangat menonjol dari buku ini adalah fitur

pop-upnya dan buka-tutup yang sangat menarik. Bonus kartu pos setiap

pembelian buku ini.

Buku berjudul „Bella dan Balon Merah‟ terdapat bonus CD cerita

interaktif pada setiap pembeliannya. Bercerita tentang Bella yang

kehilangan balonnya dan melakukan petualangan menemukan balonnya

dan membuat pilihan apakah dia akan mengambil balonnnya kembali

55

atau ingin memberikannya kepada orang lain. Di sini anak bisa belajar

tentang pilihan untuk memberi kepada orang lain.

Buku „Hop‟ adalah buku yang paling terbaru dari koleksi Rabbit

Hole. Berisi tentang pengenalan proses tumbuh-kembang hewan.

Dilengkapi dengan fitur menarik putar-geser-tekan yang masih jarang

ditemukan di buku-buku Indonesia.

Produk tambahan seperti wayang, kartu pos, buklet permainan, dan

kotak cerita dibuat untuk melibatkan anak dalam setiap cerita yang

dibacakan. Tidak hanya mendengarkan orangtua bercerita tetapi juga bisa

memainkan wayang-wayang yang sesuai dengan tokoh ceritanya.

Sehingga diharapkan anak-anak tidak menganggap kegiatan

mendengarkan cerita adalah kegiatan yang membosankan. Berikut ini

daftar buku dan daftar produk tambahan yang diproduksi Rabbit Hole dan

keterangan lengkapnya :

Tabel 2. 4 Daftar Buku

No. Cover Buku Judul Buku Keterangan

1.

Bella dan Balon Merah

Bella and Red Ballons

Buku anak 3-7 tahun

Bonus CD interaktif

56

2.

Cilukba!

Buku bayi

Fitur flap (buka-

tutup)

Bonus wayang

3.

Asal mula Namaku

The Origin of My Name

Buku anak 3-7 tahun

Fitur flap (buka-tutup)

Bonus buklet dan

wayang

4.

Suara Apa Itu?

What sound is that?

Tersedia dalam jenis

paper book dan board

book

Buku anak 1-3 tahun

Fitur halaman

bersambung

Bonus wayang

5.

Liburan Terbaik

The Best Holiday

Buku anak 3-7 tahun

Fitur pop-up dan flap

(buka-tutup)

Bonus kartu pos

6.

Hmmm...

(Buku Emosi)

2 versi

(laki-laki & perempuan)

Buku bayi

Fitur feel and touch

(sentuh-rasa)

1 halaman cermin

Bonus dadu emosi

7.

Hop!

Buku anak 1-5 tahun

Fitur push pull spin

(tarik-geser)

57

Buku-buku di atas sudah diterbitkan tercatat sampai dengan April

2017. Sampai saat ini Rabbit Hole masih terus memproduksi buku-buku

terbarunya. Untuk dapat melihat terbitan buku-buku terbaru dapat

mengunjungi instagram Rabbit Hole yang telah dicantumkan sebelumnya

pada profil penerbit.

Menurut DR, buku yang dibuat oleh Rabbit Hole telah disesuaikan

dengan usia anak. Karena pada setiap jenjang usia, anak memiliki

kemampuan menangkap informasi dan kebutuhan informasi yang berbeda-

beda. Mulai dari desain buku sampai dengan isi buku dan pemilihan kata-

kata di dalamnya juga disesuaikan dengan umur anak yang menjadi target

pembaca. Misalnya untuk buku bayi berjudul „Hmmm...‟ atau biasa

disebut buku emosi ini memiliki warna yang lembut dan setiap

halamannya tidak memiliki detail.

Hal ini dilakukan karena ternyata memberikan warna yang lembut

dan mempresentasikan alam, lebih baik untuk bayi ketimbang memberikan

warna yang terlalu terang atau terlalu gelap. Selain itu setiap halamannya

tidak banyak detail agar bayi hanya fokus kepada gambar yang besar saja,

bukan pada detail. Kata-kata yang dipilih dalam buku inipun dibuat

sesingkat dan sejelas mungkin dengan font yang besar agar bayi terbiasa

melihat abjad. Sehingga saat besar nanti diharapkan bayi bisa lebih cepat

menghafalnya.

58

Tabel 2. 5 Daftar Produk Tambahan

No. Produk Keterangan

1.

Wayang Cilukba!

Wayang kertas yang dapat dirakit sendiri oleh

orang tua, untuk mendukung cerita buku

„Cilukba‟

2.

Wayang Suara Apa Itu?

Wayang kertas yang dapat dirakit sendiri oleh

orang tua, untuk mendukung cerita buku „Suara

Apa Itu?‟

3.

Wayang Asal Mula

Namaku

Wayang kertas yang dapat dirakit sendiri oleh

orang tua, untuk mendukung cerita buku „Asal

Mula Namaku‟

4.

Kotak Cerita

Pedagang dan Tabib

Kumpulan kartu cerita yang mengajak anak

untuk berpuasa dengan sistem agenda. Berisi

cerita pada setiap amplop.

5.

Buklet Permainan

Berisi 5 jenis permainan yang bisa dimainkan

oleh orangtua dan anak. Buklet ini merupakan

bonus dari pembelian buku „Asal Mula

Namaku‟.

59

6.

Kartu Pos Liburan

Terbaik

Berisi 6 buah kartu pos dengan gambar yang

sesuai dengan buku „Liburan Terbaik‟.

7.

CD Bella dan Balon

Merah

Tersedia juga dalam bentuk aplikasi interaktif

yang dapat diunduh via App Store dan Web

Store

Adalah dongeng digital yang jalan ceritanya bisa

ditentukan sendiri oleh anak.

Kemudian dibuatnya produk tambahan seperti wayang ditargetkan

untuk melibatkan orangtua dalam setiap pembacaan buku cerita. Sebelum

buku dibacakan, orangtua bisa mengajak anak untuk merakit wayang

bersama-sama. Kegiatan ini bisa membangun ikatan antara orangtua dan

anak dan merupakan kegiatan yang menyenangkan. Saat cerita dibacakan

orangtua dapat mendampingi anak dengan menggerakkan wayang sesuai

dengan tokoh dalam cerita. Ini membuat kegiatan mendengarkan cerita

menjadi pengalaman menarik bagi anak dan membuat anak-anak tidak

cepat bosan saat mendengarkan cerita.

Begitu juga dengan produk CD interaktif atau aplikasi dongeng

digital „Bella dan Balon Merah‟. Karena dengan adanya kemajuan

teknologi dan besarnya pengaruh gadget bagi anak-anak pada masa ini

membuat aplikasi dongeng digital ini menarik perhatian anak-anak. Di sini,

nama „Bella‟ dapat diganti dengan nama anak, sehingga saat

60

mendengarkan ceritanya anak dapat merasakan bahwa dirinya adalah

tokoh utama dalam cerita. Selain itu anak juga bisa menentukan alur cerita

ini, karena pada setiap permasalahan terdapat pilihan yang bisa

memengaruhi jalan cerita.

Sayangnya produk digital storytelling ini sudah tidak dibuat lagi

karena DR telah melakukan riset dan menyadari bahwa penggunaan

gadget untuk bercerita pada anak memiliki efek kurang baik dalam segi

kesehatan juga dalam pemanfaatan indera anak yang seharusnya kelima

indera yaitu; pengelihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba

harus digunakan dan dimaksimalkan kegunaanya dalam usia

perkembangan. Sesuai dengan pernyataannya dalam wawancara,

“ Sebenernya itu abis saya kuliah mau bikin kreatitas dongeng

karena kan sekarang semuanya sudah pakai gadget jadi itu dulu

yang dibuat si aplikasinya dulu. Nah, tapi pas saya udah meneliti

segala macem nah memang anak-anak tuh karena mereka masih

berkembang otaknya, panca inderanya tuh memang harus

digunakan semua harus aktif ketika mempelajari suatu hal jadi

memang paling bagus buku cetak. Akhirnya setelah itu saya mulai

fokus ke buku cetak aja. Aplikasinya ngga terlalu. Aplikasinya

sekarang sudah engga dibuat lagi.”

2. Literasi Informasi di dalam terbitan Rabbit Hole

Tujuan utama didirikannya Rabbit Hole bukanlah bisnis semata,

namun menciptakan alat untuk meningkatkan minat baca anak Indonesia

sekaligus membangun kedekatan antara orangtua dan anak. Oleh karena

itu di setiap terbitannya tersisip fitur-fitur menarik dan literasi informasi

61

yang ditujukan untuk anak-anak. Berikut ini beberapa contoh literasi

informasi yang ada di dalam buku-buku Rabbit Hole :

a. Literasi Informasi dalam Buku Berjudul ‟Hmmm...‟

Buku ini berisi tentang pengenalan enam dasar emosi manusia.

Pengenalan emosi ini penting agar anak mampu mengatur emosi dan

menjadi lebih mudah beradaptasi di lingkungannya kelak. Selain itu

buku ini juga dipenuhi dengan konten yang penuh rasa cinta. Dalam

buku ini ada kalimat „Kami menyayangimu apapun yang terjadi‟ yang

ditujukan agar orangtua dapat mengungkapkan rasa cintanya kepada

anak. Karena anak masih menganggap orangtua sebagai semestanya.

Cintanya yang nomor satu. Orangtua dapat memenuhi ingatan anak

dengan membacakan buku bertema cinta kasih agar anak tetap akan

menyayangi orangtua sampai dia dewasa nanti.

b. Literasi Informasi dalam Buku Berjudul „Suara Apa Itu?‟

Buku ini bercerita tentang sebuah keluarga yang pada hari Minggu

lari pagi ke Senayan kemudian mengenal suara-suara kendaraan. Di

dalam buku ini anak diingatkan kembali untuk mencintai alam dengan

cara berolahraga walaupun letaknya masih di Kota Jakarta. Kemudian

kegiatan berkualitas antara orangtua dan anak tidak selalu membuang

uang terlalu banyak, kegiatan sederhana seperti lari pagi akan tetap

bertahan di dalam ingatan anak karena dapat mempererat kualitas

hubungan antara orangtua dan anak. Selain mengenal suara dan nama-

62

nama kendaraan di Kota Jakarta, pada setiap jenis kendaraan anak juga

bisa mengenal angka. Karena jumlah kendaraannya semakin lama

semakin banyak.

c. Literasi Informasi dalam Buku Berjudul „Asal Mula Namaku‟

Buku ini bercerita tentang si „O‟ yang mencari tahu kenapa

dinamakan „O‟ oleh orangtuanya. Dikutip dari pertanyaan dalam

postingan instagram Rabbit Hole, dipilihnya huruf „O‟ sebagai tokoh

utama melalui beberapa pertimbangan. Salah satunya karena huruf „O‟

paling mudah dituliskan oleh anak-anak, huruf „O‟ juga mengingatkan

penulisnya akan hidup yang berputar dan nantinya akan kembali ke titik

awal. Berbicara tentang asal nama seseorang, nama pemberian orangtua

adalah do‟a bagi anaknya. Diharapkan setelah membaca buku ini anak

akan bertanya kepada orangtua tentang arti dari namanya. Di dalam

buku ini penulisnya juga ingin menanamkan untuk mengurangi

penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari yaitu saat Ibu yang

sedang mengandung membeli onde-onde dari seorang nenek, onde-

ondenya dibungkus menggunakan daun pisang bukan plastik.

d. Literasi Informasi dalam Buku Berjudul „Bella dan Balon Merah‟

Buku ini bercerita tentang Bella yang kehilangan satu balonnya

yang berwarna merah. Di dalam buku ini Bella yang mencari balonnya

menemukan ternyata balon merahnya ada di keluarga beruang. Dalam

63

kasus ini anak diberikan pilihan untuk mengambil keputusan, apakah

Bella akan mengambil kembali balonnya atau memberikannya saja

pada keluarga beruang. Tujuannya agar anak mengerti dengan adanya

konsekuensi yang harus dihadapi setelah mengambil keputusan. Agar

nanti saat dia dihadapkan dengan masalah dalam lingkungannya anak

bisa mengambil keputusan dengan mempertimbangkan akibat yang

akan terjadi selanjutnya.

3. Buku Anak sebagai Media Literasi Sejak Dini

Seperti yang sudah penulis jelaskan pada Bab I, latar belakang

penelitian ini adalah untuk merefleksikan kembali pentingnya peran

orangtua terhadap minat baca anak yang kemudian dapat membentuk

karakternya ketika dewasa. Buku anak yang penulis hadirkan sebagai

contoh pada penelitian ini adalah buku-buku dari Penerbit Rabbit Hole.

Salah satu alasan penulis memilih penerbit ini adalah buku yang

diterbitkan dibuat sesuai dengan usia anak, sehingga materi di dalamnya

disampaikan sesuai dengan kemampuan otak anak pada usia itu. Hal ini

didasari dari penulis ceritanya yang merupakan seorang psikolog anak,

sehingga tahu apa saja informasi yang dibutuhkan anak sejak masih bayi

sampai dengan masuk usia pra sekolah.

Mengapa harus buku? Karena anak tidak seharusnya terpapar sinar

gadget terlalu sering. Tidak baik untuk membiasakan anak-anak bermain

gadget sejak dini, selain karena tidak baik untuk kesehatan mata, anak-

64

anak masih perlu untuk melatih syaraf motoriknya dan memanfaatkan

seluruh panca inderanya. Salah satu fitur yang ada dalam buku bayi

berjudul „Hmmm...‟ terbitan Rabbit Hole yaitu sentuh-rasa. Fitur ini

bertujuan agar bayi bisa meraba berbagai macam tekstur dengan indera

perabanya. Dalam buku ini juga, bayi dikenalkan dengan berbagai macam

emosi dasar manusia. Emosi dasar itu meliputi rasa senang, marah, jijik

dan takut.

Penting bagi anak untuk mengenal berbagai macam jenis emosi sejak

kecil, sehingga saat dewasa nanti anak diharapkan dapat menyampaikan

perasaannya dengan emosi yang tepat serta memiliki kontrol atas

emosinya sendiri. Saat anak dewasa nanti tidak hanya IQ (Intelligence

Quotient) saja yang diperlukan namun juga EQ (Emotional Quetiont).

Pengertian EQ telah dikemukakan oleh beberapa tokoh yaitu :

Steiner (1997) menjelaskan pengertian kecerdasan emosional adalah

suatu kemampuan yang dapat mengerti emosi diri sendiri dan orang lain,

serta mengetahui bagaimana emosi diri sendiri terekspresikan untuk

meningkatkan maksimal etis sebagai kekuatan pribadi.

Mayer dan Solovey (Goleman, 1999; Davies, Stankov, dan Roberts,

1998) mengungkapkan kecerdasan emosi sebagai kemampuan untuk

memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, dan

menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memadu pikiran dan

tindakan.31

Dapat penulis simpulkan bahwa EQ adalah kecerdasan sosial,

kecerdasan ini meliputi kemampuan seseorang untuk mengendalikan

amarahnya, membangun hubungan dengan orang di sekitarnya, kepedulian

31

Admin, “Pengertian Kecerdasan Emosional (EQ)” (Belajarpsikologi.com, 2013),

belajarpsikologi.com/pengertian-kecerdasan-emosional-eq/.

65

terhadap lingkungannya dan sebagainya. Kemampuan IQ saat ini tidak lagi

menjadi jaminan orang tersebut akan sukses, kenyataan membuktikan

bahwa orang dengan EQ tinggi bisa lebih sukses di kemudian hari.

Kemampuan ini akan sangat terasa manfaatnya saat anak dewasa nanti dan

mulai berhadapan dengan lingkungan pekerjaan.

Ternyata kemampuan mengendalikan emosi ini juga bisa diperoleh

melalui aktivitas orangtua yang membacakan cerita kepada anak. Hal ini

didasari pada penelitian yang telah dilakukan di University of Nebrasca-

Licoln in Midwestern United States. Penelitian ini dilakukan dengan objek

penelitian adalah 81 keluarga dengan bahasa yang digunakan Inggris dan

Spanyol di dalam rumah. Penelitian ini mengungkapkan bahwa cara

orangtua membacakan buku dan kualitas belajar anak dapat berbeda-beda

tergantung dari bahasa dan budaya yang diterapkan. Saat orangtua

membacakan buku, perlu adanya extra-textual talk atau bisa diartikan

pembicaraan di luar teks cerita. Orangtua bisa menambahkan dialog,

mengajukan pertanyaan, membuat suara-suara tokoh berbeda untuk

membangun ikatan emosional yang kuat dengan anak. Membacakan buku

adalah sebagai pengalaman belajar bukan hanya bagi anak usia pra sekolah

namun juga bagi balita.32

Selain memiliki fitur-fitur yang unik, buku-buku terbitan Rabbit

Hole juga hadir dengan ilustrasi yang lucu dan tentunya menarik untuk

anak-anak. Pada usia pra sekolah kebanyakan anak-anak belum bisa

32

Keely Dyan Cline, “The Instructional and Emotional Quality of Parent-Child Book

Reading and Early Head Start Children’s Learning Outcome,” E-Resources PNRI, Early

Education and Development, 2013, http://e-resources.perpusnas.go.id/.

66

membaca, oleh sebab itu adanya ilustrasi atau gambar mempermudah

orangtua jika ingin menceritakan dongeng kepada anak-anak. Atas alasan

ini pula anak-anak akan lebih fokus melihat gambar daripada tulisan jika

membaca buku, dan keberadaan ilustrasi pada buku anak menjadi sangat

penting. Saat ini toko buku banyak menawarkan buku kumpulan cerita

yang berisi lebih dari 10 cerita namun tanpa disertai ilustrasi atau disertai

ilustasi yang seadanya.

Buku jenis ini terkesan lebih praktis untuk orangtua, karena selain

harganya yang murah, terdapat banyak cerita di dalamnya sehingga lebih

menghemat waktu hanya dengan membacakan satu buku. Lain halnya

dengan anak-anak yang merasa bahwa buku seperti ini membosankan

karena tidak ada gambar di dalamnya, dan biasanya buku hanya dicetak

hitam putih sehingga memberikan kesan monoton dan tidak menarik.

Ketidaktertarikan anak terhadap buku seperti ini yang dikhawatirkan akan

berdampak pada menurunnya minat baca anak. Anak akan menganggap

aktivitas membaca adalah pekerjaan yang membosankan. Hal ini

disampaikan juga oleh DR dalam wawancara sebagai berikut :

“Cuma mungkin hmm... sekarang kalau lihat di toko buku besar banyak

buku-buku anak yang kumpulan dongeng. Jadi misalnya kayak satu buku

ada limapuluh cerita, gitu misalnya. Nah, itu mungkin jadi kayak praktis

nih di orangtua karena satu buku dapet banyak cerita. Sementara kalau

anak apalagi usia dini dia ngelihat terlalu banyak teks, terus terlalu tebel,

nanti akhirnya bisa menyebabkan si anak enggan untuk membaca buku

takutnya dengan buku-buku yang seperti itu.”

Dengan minat baca yang rendah anak menjadi sulit memilah

informasi-informasi yang beredar di sekitarnya. Ini adalah awal mula

67

mudahnya orang Indonesia mudah menerima „berita bohong‟ yang

tersebar di internet dan di lingkungan sekitar. Padahal ada penelitian yang

mengatakan bahwa :

“Children who read good books usually behave better and have good

manner” (Anak-anak yang membaca buku yang baik biasanya

berprilaku lebih baik dan memiliki budi pekerti yang baik.)

─Chris Lyons, The Founding of Notre Dame de Grace Library for Boys

and Girls, Montreal

Penelitian ini dilakukan di Notre Dame de Grace Library for Boys

and Girls di daerah Kanada. Dalam penelitian ini, seluruh media massa

dan lingkungan di Kanada menanamkan pola pikir kepada anak-anak dan

remaja agar senang mengunjungi perpustakaan umum. Di perpustakaan ini

anak-anak tidak hanya bisa membaca lebih dari 10.000 buku tetapi, bisa

mengikuti kegiatan lainnya seperti storytelling, pameran dan pertujukan

bakat. Saat muncul berita tentang kriminatitas yang dilakukan oleh remaja

maka media massa akan menghubungkannya dengan perilaku anak

tersebut yang terbiasa membaca komik-komik atau buku yang

berhubungan dengan kriminalitas dan perkelahian. Sehingga menyadarkan

orangtua dan pustakawan agar mengawasi bacaan yang diberikan kepada

anak atau remaja.

68

Orangtua mulai mengarahkan anaknya untuk menghabiskan waktu

di perpustakaan sepulang sekolah, sedangkan pustakawan berlomba-lomba

untuk meningkatkan kualitas bacaan dan layanan di perpustakaan. Dalam

beberapa tahun ke depan kualitas perilaku dan pemikiran pemuda di

Kanada semakin membaik. Hal ini dijelaskan sejak masa Perang Dunia ke-

II sampai sekarang. Bahkan anak-anak juga mengikuti kontes membuat

essai tentang pentingya perpustakaan bagi mereka. Beberapa essai

mengatakan bahwa membaca buku di perpustakaan memengaruhi perilaku

dan sikap mereka, sebagian yang lain mengatakan bahwa dengan

membaca buku di perpustakaan meningkatkan kemampuan bahasa

Inggrisnya.33

Kebiasaan memupuk minat baca sejak dini sebagian besar adalah

tanggungjawab orangtua namun, presentase keberhasilan didukung pula

oleh guru dan pustakawan. Keluarga adalah lingkungan pertama yang

dikenal oleh seorang anak, oleh karena itu kebiasaan-kebiasaan baik

berasal dan diterapkan dari pengaruh ayah, ibu, dan kakak termasuk dalam

kebiasaan suka membaca. Buku yang diberikan kepada anak juga harus

memenuhi kriteria buku yang baik seperti yang saja sudah jabarkan pada

poin sebelumnya. Karena buku yang baik memiliki kontribusi terhadap

kemampuan kognitif dan membangun emosional sejalan dengan

kemampuan berbahasa dan literasi informasi. Dalam jurnal berjudul

„Families’ Selection of Children’s Literature Books’ beberapa tokoh

33

W. Boyd Rayward, “Libraries in Times, Revolution and Social Changes,” E-Resources

PNRI, The Board of Trustees, 55 (2007), http://e-resources.perpusnas.go.id/.

69

menyampaikan pendapatnya mengenai pentingnya mengenal literatur

sejak dini. Pendapat tokoh tersebut adalah sebagai berikut :

Kiefer (2004) believes that children’s literature has an important effect on

children’s itellectual and emotional development.

Landt ; Louie (2006) Children’s literature provides a type of education

and socialization that communicates society’s goal, fears, expectation,

and demands.34

Kiefer yakin bahwa literatur anak memiliki pengaruh penting

terhadap kemampuan intelektual dan emosi anak. Lain halnya dengan

Landt ; Louie yang menganggap bahwa literatur anak memberikan

pelajaran dan sosialisi yang menyampaikan tujuan, ketakutan, ekspektasi

dan tuntutan dari lingkungan anak tersebut. Dari pendapat di atas,

diketahui bahwa pengenalan literatur anak yang biasanya kita jumpai

dalam bentuk buku anak adalah sangat penting. Tidak hanya

meningkatkan kemampuan berbahasa anak tetapi juga mengajarkan

informasi dan kemampuan sosialisasi dalam lingkungannya.

Dalam jurnal yang sama dijelaskan juga bahwa ada beberapa cara

yang bisa dilakukan orangtua untuk mengenalkan literasi anak sejak dini,

salah satu caranya adalah dengan membacakan buku cerita atau berita di

koran kepada anak, mengajaknya membaca tulisan-tulisan di tempat

34

Olivia N. Saracho, “Families’ Selection of Children’s Literature Books,” E-Resources

PNRI, Early Childhood Education, 2009, http://e-resources.perpusnas.go.id/.

70

umum, misalnya di banner, menu di restoran, peta, nama-nama sebuah

bangunan, dan sebagainya. Cara lainnya adalah dengan mengajaknya

bermain permainan yang membutuhkan kemampuan menyusun huruf atau

kata misalnya scrabble atau membuat TTS bersama. Cara terakhir adalah

membiarkan anak menulis nomor telepon, menulis daftar belanja, atau

mengajaknya menulis surat untuk anggota keluarga lainnya. Dengan

membiasakan ini sejak kecil, anak akan terbiasa dengan aktivitas menulis

dan membaca.

Untuk guru, cara yang bisa dilakukan agar anak senang membaca

dilakukan dengan cara memperkenalkan dahulu jenis teks yang akan

dibaca, konteks dari bacaan tersebut dan tema yang di angkat. Pilih teks

yang pendek terlebih dahulu, batasi setiap anak untuk membaca satu

kalimat, pada saat membaca hubungkanlah bacaan dengan ilustrasi yang

digambarkan agar anak mengerti maksud dari kalimat yang dibacanya.

Setelah selesai membaca, guru bisa mengadakan tanya-jawab seputar

bacaan tersebut kemudian meminta anak memberikan kesimpulan dari

bacaan tersebut.

Sebagai pustakawan cara yang bisa digunakan adalah dengan

memilih dan memilah dari beragam informasi yang ada kemudian

menghadirkan literatur yang baik dan sesuai dengan umur anak. Ciptakan

suasana yang menyenangkan di perpustakaan agar anak merasa bahwa

perpustakaan adalah tempat yang nyaman untuk menghabiskan waktu

mereka. Membaca di perpustakaan membuat anak menemukan banyak ide

71

baru dan informasi sehingga dapat membantu anak membentuk opini

pribadinya. Dalam masa perkembangan otak dan fisik, anak-anak mudah

sekali menyerap apa yang dibacanya, apalagi yang dilihatnya. Apa yang

dibaca, apa yang ditonton serta lingkungan anak cepat atau lambat dapat

berpengaruh pada perilakunya. Sehingga perlu pengawasan dari orangtua,

guru dan perhatian pustakawan untuk bisa memilih dan memilah informasi

yang ada sebelum diberikan kepada anak.

Untuk penerbit, menurut penulis Rabbit Hole sudah bisa menjadi

panutan bagi penerbit-penerbit lain yang juga memproduksi buku anak.

Karena dalam setiap bukunya, penerbit ini tidak hanya fokus pada

tampilannya tetapi juga isi dan manfaat yang bisa didapatkan anak setelah

selesai membaca. Selain itu fitur-fitur seperti pop-up, sentuh-rasa, tarik-

putar dan fitur buka-tutup membuat anak tidak cepat bosan. Anak-anak

akan kembali membaca buku itu untuk memainkan fitur-fitur tersebut, hal

ini akan membentuk kecintaan anak terhadap buku sejak kecil. Bagi

orangtua, Rabbit Hole sudah memberikan berbagai kemudahan dalam

pembelian buku, yaitu dengan cara mengadakan program arisan. Dengan

adanya program ini pembayaran bisa dilakukan secara berangsur-angsur

sehingga tidak terlalu membebani orangtua. Fitur-fitur yang ada pada buku

serta produk tambahan lain seperti wayang juga bertujuan untuk

membangun kedekatan dan ikatan emosi antar anak dan orangtua. Dari

seluruh aspek tersebut Rabbit Hole penulis rasa sudah berhasil

menerbitkan sebuah buku yang tidak hanya bermanfaat bagi anak namun

72

juga untuk orangtua dalam mengatasi masalah komunikasi dengan anak.

Penulis berharap dengan adanya buku-buku anak yang menarik seperti

terbitan Rabbit Hole minat baca anak Indonesia bisa meningkat dan bisa

menyadarkan orangtua akan pentingnya membaca buku sejak dini.

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah penulis lakukan serta pembahasan pada Bab

IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Jenis literatur yang diterbitkan adalah literatur anak sedangkan, model

literaturnya sendiri ada beberapa macam. Beberapa buku merupakan buku

pop-up, sebagian lagi adalah flap book atau buku yang halamannya dapat

dibuka-tutup, jenis lainnya adalah touch and feel karena memiliki bidang

yang bisa diraba. Untuk terbitan yang paling baru yaitu buku berjudul

„Hop!‟ merupakan buku pull-spin yang memiliki fitur dapat ditarik dan

diputar. Model dari hampir seluruh buku terbitan Rabbit Hole memiliki

fitur di dalamnya.

2. Peran Rabbit Hole untuk meningkatkan literasi informasi bagi anak-anak

sejak dini adalah dengan cara menyisipkan berbagai macam informasi dan

kebiasaan baik dalam setiap terbitannya. Hal ini baik bagi anak yang

notabene suka meniru apa yang dilihatnya. Selain itu dalam postingan

instagram Rabbit Hole juga selalu menyisipkan manfaat memupuk minat

baca pada anak sejak dini yang ditujukan agar orangtua juga peduli dengan

minat baca anak sejak usianya masih dini.

74

B. Saran

Dari penelitian yang telah penulis lakukan, ada beberapa saran yang

dapat penulis berikan pada Penerbit Rabbit Hole dengan harapan ke depannya

literatur yang diterbitkan maupun pelayanannya bisa lebih baik lagi. Saran

dari penulis yaitu sebagai berikut :

1. Terbitan Rabbit Hole saat ini diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak usia

pra-sekolah sedangkan untuk anak-anak usia sekolah belum ada. Alangkah

lebih baik jika untuk ke depannya penerbit ini dapat menyajikan bacaan-

bacaan menarik bagi anak usia sekolah yang sangat membutuhkan bacaan

dengan informasi-informasi yang bermanfaat.

2. Perpustakaan Rabbit Hole saat ini sudah beroperasi dengan baik, namun

penulis berharap untuk kedepannya perpustakaan ini memiliki sebuah

komunitas yang ditujukan untuk anak-anak. Di dalam komunitas ini, setiap

anggotanya berhak untuk menghadiri acara-acara rutin yang diadakan di

perpustakaan. Jadwal acara rutin tersebut misalnya dibuat seminggu sekali.

Kegiatan yang akan dilakukan misalnya kelas mendongeng yaitu

mendongengkan cerita untuk anak sekaligus mengajarkan anak-anak cara

mendongeng yang baik dan kelas pembuatan prakarya. Dengan adanya

komunitas ini, perpustakaan Rabbit Hole dapat lebih bermanfaat bagi

sekitar.

3. Untuk terbitan selanjutnya, Rabbit Hole bisa mempertimbangkan buku seri.

Buku seri ini dimaksudkan agar anak bisa membaca buku yang tokohnya

sama dan konsisten. Cerita berseri tersebut menghadirkan tokoh utama

75

dengan perilaku yang dapat menjadi contoh bagi anak yang membacanya.

Sehingga diharapkan anak-anak bisa memiliki tokoh panutan dan perilaku

baik tokoh tersebut bisa diterapkan di kehidupannya.

76

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Al-Qur‟an. 2016. Al-Qur’an dan Terjemahan. Jakarta : Yayasan Penyelenggara

Penterjemah/Penafsiran Al-Qur‟an, Departemen Agama RI.

Bambang Trimansyah. 2015. Industri Penerbitan Buku Indonesia: Dalam Data

dan Fakta. Jakarta : IKAPI.

Bambang Trimansyah. 2009. Taktis Menyunting Buku. Bandung : Maximalis.

Burhan Bungin. 2003. Analisa Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT.

RadjaGrafindo Persada.

Burhan Nugiantoro. 2013. Sastra Anak : Pengantar Pemahaman Dunia Anak.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Deddy Mulyana. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif: Pradigm Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ellys Lestari Pambayun. 2013. One Stop Qualitative Research Methodology In

Commucation. Jakarta: Lentera Ilmu Cendekian.

Imam Gunawan. 2013. Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik. Jakarta :

Bumi Aksara.

Lexy J. Moelong. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Moh. Natsir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Muhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta : Referensi.

Muhammad Syahid. 2014. Paper Pengantar Ilmu Penerbitan. Jakarta : Politeknik

Negeri Media Kreatif

Samiaji Sarosa. 2012. Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar. Jakarta: Indeks.

Tim Penyusun. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta

Widhia Oktaferiyanti. 2015. “Analisis SWOT Penerbitan Al-Qur’an Braille di

Yayasan Raudhatul Makfufin Tangerang Selatan”. Skripsi. Jakarta : UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

77

Jurnal

Barbara F. 1981. “Why Children Study Literature”. (E-Journal) The Quarterly

Journal of the Library of Congress Vol.38 No.4 : Library of Congress.

Elaine M Bukowiecki. 2007. “Teaching Children How to Read”. (E-Journal)

KAPPA DELTA PI RECORD.

Keely Dyan Cline. 2013. “The Instructional and Emotional Quality of Parent-

Child Book Reading and Early Head Start Children’s Learning Outcome”.

(E-Journal) Early Education and Development : Taylor and Francis Group.

Olivia N. Saracho. 2009. “Families’ Selection of Children’s Literature Books”.

(E-Journal) Early Childhood Education : Spriger Science+Bussiness Media.

W. Boyd Rayward. 2007. “Libraries in Times, Revolution and Social Changes”.

(E-Journal) LIBRARY TRENDS vol55 no.3, The Board of Trustees :

University of Illinois.

Internet

Arnaldo Pellini. 2016. “Indonesia's PISA results show need to use education

resources more efficiently”. (Online) The Jakarta Post.

(http://www.thejakartapost.com/academia/2016/12/18/indonesias-pisa-

results-show-need-to-use-education-resources-more-efficiently.html)

diakses 28 Januari 2017

Adzikra Ibrahim. “Pengertian Literatur dan Jenis-jenisnya”. (Online) Pengertian

Definisi, (https://pengertiandefinisi.com/pengertian-literatur-dan-jenis-

jenisnya/) diakses 21 Februari 2017

Admin, “Beda Penerbit dan Penerbitan”, (Online) Indigo Media, diakses pada

http://www.pustakaindigo.com/2015/12/beda-penerbit-dan-percetakan.html

diakses 23 Maret 2017

Admin. 2016. “Pengertian Anak Menurut Definisi Ahli dan Undang Undang

Kesejahteraan Anak”. (Online) Landasanteori.

(http://www.landasanteori.com/2015/08/pengertian-anak-menurut-definisi-

ahli.html) diakses 21 Februari 2017

Admin, “Pengertian Kecerdasan Emosional (EQ)”, (Online)

Belajarpsikologi.com. diakses dari belajarpsikologi.com/pengertian-

kecerdasan-emosional-eq/ pada 31 Mei 2017

78

Elly Raheliawati. 2014. “Ilustrasi 3 Dimensi: Penunjang Pengembangan Minat

Baca Anak Terhadap Literatur Cetak”. (Online) Blogger UNAIR. (http://elly-

raheliyawati-fib13.web.unair.ac.id/artikel_detail-147134-ARTIKEL-

ILUSTRASI%203%20DIMENSI:%20PENUNJANG%20PENGEMBANGA

N%20MINAT%20BACA%20ANAK%20TERHADAP%20LITERATUR%2

0CETAK.html) diakses 21 Februari 2017

Zulsyid. 2015. “Pengertian Anak Menurut Para Ahli Adalah”. (Online)

Bersosial.com, (https://www.bersosial.com/threads/pengertian-anak-menurut-

para-ahli-adalah.21788/) diakses 21 Februari 2017

LAMPIRAN-LAMPIRAN

TATA TERTIB PT. LUBANG KELINCI INDONESIA

PRODUKSI BUKU RABBIT HOLE

1. Wajib menaati ketentuan jam kerja yang telah disepakati, yaitu Hari Senin s/d Jumat

mulai pukul 09.00 WIB – 16.00 WIB.

2. Melakukan check in pada waktu masuk kerja dan check out pada waktu pulang kerja.

3. Tidak merokok di lingkungan tempat bekerja, hanya diperbolehkan merokok di tempat

yang sudah disediakan (tangga di garasi luar).

4. Setiap karyawan wajib membersihkan tempat kerjanya masing-masing setelah

menyelesaikan pekerjaan, dan meletakkan barang yang sudah digunakan pada

tempatnya.

5. Setiap karyawan wajib memiliki rekening tabungan BCA untuk melakukan transfer gaji.

6. Melaksanakan tugas/ pekerjaan dengan sebaik-baiknya, penuh pengabdian, kesadaran,

dan tanggung jawab.

7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan perusahaan.

8. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan dan persatuan untuk

menciptakan suasana kerja yang baik sesuai dengan harapan perusahaan.

9. Menyimpan rahasia perusahaan dan atau rahasia-rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya.

10. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik perusahaan dengan sebaik-baiknya,

serta menjaga pemborosan waktu dan material.

11. Segera melaporkan kepada atasan, apabila mengetahui ada hal yang dapat

membahayakan atau merugikan perusahaan, terutama dibidang keamanan, keuangan,

dan materil.

12. Saling memberikan kesempatan dan dorongan kepada sesama rekan kerja untuk

meningkatkan prestasi kerja.

13. Berpakaian rapi, sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan dan ramah terhadap

masyarakat dan sesama pegawai.

14. Menaati perintah dari atasan yang berwenang dan/atau orang lain yang sesuai dengan

tanggung jawab pekerjaan.

15. Menaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan-peraturan PT. Lubang

Kelinci Indonesia.

16. Menaati perintah atasan dalam melakukan pekerjaan serta selalu meningkatkan efisiensi

dan produktifitas kerja.

17. Tidak melakukan tindakan yang dapat menimbulkan bahaya, seperti kebakaran.

18. Tidak melakukan perbuatan yang dapat merusak atau merugikan nama baik perusahaan,

pimpinan atau teman kerja dan harus memelihara kerjasama yang baik diantara pegawai

untuk menciptakan ketenangan kerja dan memelihara ketertiban dalam perusahaan.

19. Menggunakan, menjalankan atau menyimpan dengan baik semua peralatan atau mesin-

mesin, bahan-bahan, surat-surat berharga milik perusahaan yang dipercayakan

kepadanya.

20. Tetap berada ditempat kerja masing-masing selama jam kerja, kecuali untuk keperluan

pekerjaan yang telah mendapat persetujuan dari kepala divisi dan harus melaporkan diri

kepada kepala divisi kerja masing-masing bila datang terlambat atau memiliki keperluan

lain.

Postingan Instagram yang dikutip

Tembok Kelinci

Admin Rabbit Hole

Karyawan Produk Tambahan

Rak Buku Reject Penghargaan Wirausaha Muda Mandiri

Penghargaan Wirausaha Muda Mandiri Mesin Untuk Meratakan Pinggir Buku

Display Buku Rabbit Hole

Foto Bersama CEO Rabbit Hole Mainan Edukatif di Perpustakaan

Karyawan Finishing

Lembaran yang Baru Dicetak

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan : Mba DR

Jabatan : CEO dan penulis cerita Rabbit Hole

Waktu Wawancara : Selasa, 4 April 2017

Keterangan : P (peneliti), I (informan)

P :Bagaimana sejarah singkat berdirinya Penerbit Rabbit Hole?

I :Saya kan Psikolog anak, banyak orangtua yang mengeluhkan kesulitan

berkomunikasi antara orangtua dan anak, setelah saya research ternyata

dengan membacakan buku secara konsisten itu ternyata dapat

mendekatkan hubungan orangtua dengan anak, tapi sayangnya buku-buku

yang berkualitas di Indonesia tuh masih jarang kalaupun ada itu bukunya

impor yang harganya tidak terjangkau. Akhirnya dari situ saya mau buat

buku dengan kualitas impor dan karena saya psikolog jadi saya tahu

perkembangan anak ehm... dengan harga yang terjangkau juga buat orang

Indonesia, gitu.

P :Bagaimana proses berdirinya penerbitan Rabbit Hole?

I :Saya coba cari info, sebenernya kalau nyetak atau menerbitkan buku itu

harus seperti apa, ternyata belum ada standar prosedurnya. Jadi kalau

misalnya mau nerbitin buku, abis cetak, nerbitin, yaudah itu terserah ngga

ada yang ngatur. Akhirnya mulai dari situ dulu, nah abis itu lama-

kelamaan kami mau pake ISBN jadi biar lebih resmi, seperti itu. Akhirnya

jadi untuk ISBN harus register PT dulu akhirnya kami register PT terus

dapet ISBN semua buku ada ISBNnya. Setelah itu, mau lebih dekat

dengan penerbit Indonesia akhirnya bergabung dengan IKAPI (Ikatan

Penerbit Indonesia) jadi, sekarang kalau misalnya ada event-event book

fair di luar si IKAPI ini selalu membawa buku kami.

P :Apa visi dan misi yang dimiliki penerbit ini?

I :Pengen bikin buku yang sesuai dengan usia perkembangan anak, emm...

tahu kebutuhannya anak. Jadi misalnya kayak mengenal emosi, seperti itu

dengan kualitas juga impor tapi harga terjangkau.

P :Apa jenis dan model literatur yang diterbitkan oleh Rabbit Hole?

I :Ada pop-up, ada board book, jadi kalau misalnya buku bayi kami

pakainya board book yang kertasnya tebal. Nah, itu ada variasinya

misalnya di dalam board book-nya ada flap, buka-tutup, ada juga yang

touch and feel bisa disentuh-rasa, kemudian untuk yang lebih besar kami

pakai kertasnya art karton ada hard cover, terus kertasnya ada flap ada

pop-up, kayak gitu.

P :Mengapa membuat aplikasi storytelling?

I :Sebenernya itu abis saya kuliah mau bikin kreatitas dongeng karena kan

sekarang semuanya sudah pakai gadget jadi itu dulu yang dibuat si

aplikasinya dulu. Nah, tapi pas saya udah meneliti segala macem nah

memang anak-anak tuh karena mereka masih berkembang otaknya, panca

inderanya tuh memang harus digunakan semua harus aktif ketika

mempelajari suatu hal jadi memang paling bagus buku cetak. Akhirnya

setelah itu saya mulai fokus ke buku cetak aja. Aplikasinya ngga terlalu.

Aplikasinya sekarang sudah engga dibuat lagi.

P :Mengapa memilih untuk menerbitkan buku anak?

I :Karena orangtua banyak ngeluhin kesulitan berkomunikasi terus dari situ

tuh banyak banget masalah yang akan timbul, ngga cuma ketika anak kecil

tapi ketika dia udah remaja dia bisa jadi membangkang sama orangtua,

putus sekolah, narkoba, jadi kan kayak banyak banget tuh efek-efeknya.

Jadi saya mau melakukan tindakan preventif, gitu. Jadi dibacain buku

sedini mungkin si anak itu.

P :Mengapa semua buku Rabbit Hole adalah karangan Mba Devi?

Mengapa tidak melibatkan penulis yang lain?

I :Karena itu tadi, saya berangkatnya kan memang bukan mau membuat

sebuah penerbitan tapi memang saya mau menulis buku, jadi memang

karena saya yang tahu apa nih kebutuhan buat si anak-anak itu, jadi saya

nulis sendiri.

P :Program apa saja yang ada di Rabbit Hole?

I :Dalam bentuk penjualan? Kalau dari penjualannya sendiri kami ada

dalam bentuk pemasaran biasa bisa lewat web kemudian dalam bentuk

arisan, mencicil. Karena saya lihat orang Indonesia senang mencicil.

Apalagi kebutuhan buku itu masih sekunder bahkan tersier. Jadi kalau

misalnya ngeluarin uang beberapa ratus ribu tuh kayak berat banget buat

mereka. Dengan mengeluarkan uang sedikit akhirnya mereka lebih mau

untuk beli buku. Jadi akhirnya dibuat arisan, kemudian juga ada sistem

reseller, itu adalah sistem penjualan buku

Kalau di luar penjualan buku juga ada program OPRAH, itu adalah social

project of Rabbit Hole. Jadi kami menyumbang satu buku setiap duapuluh

buku yang terjual. Terus perpustakaan, itu boleh diakses oleh siapapun

secara gratis. Kemudian ada pendongeng, jadi kalau misalnya ada taman

bacaan, panti asuhan, sekolah yang mau didongengkan buku Rabbit Hole

itu bisa request terus nanti pendongeng kami akan datang ke sana.

P :Apakah buku-buku di perpustakaan Rabbit Hole semuanya koleksi

pribadi?

I :Hm... koleksi pribadi. Sebenarnya dari kecil udah suka dibeliin ayah saya

banyak buku, cuma abis itu setelah beranjak dewasa disumbangin. Nah,

terus ketika udah mulai kuliah S2 ambil Psikologi Anak terus kalau

misalnya ada client saya banyak kasih buku yang sesuai dengan masalah

mereka. Nah, dari situ mulai ngumpul-ngumpulin buku lagi terus abis itu

sekarang karena juga kan saya pengen buku yang kualitasnya impor jadi,

yaudah banyak koleksi buku-buku impor juga untuk referensi.

P :Apakah mendatangkan pendongeng dari Rabbit Hole tanpa biaya

tambahan?

I :Tanpa biaya tambahan, tapi paling ada ongkos transport aja.

P :Apakah ada kriteria khusus atau latar belakang pendidikan tertentu

untuk memilih SDM di Rabbit Hole?

I :Ada pastinya. Jadi tergantung bidangnya kayak misalnya sekertaris,

bendaraha, HRD. Kalau HRD kan harus dari jurusan psikologi, gitu. Cuma

kalau misalnya pekerjaan yang monoton dan konsisten kayak misalnya

packing, finishing itu ngga terlalu dilihat latar belakang pendidikannya,

tapi cuma dilihat lebih ke cara kerjanya apakah mereka bisa finishing

dengan baik dan benar dan rapi seperti itu.

P :Dari mana sumber dana penerbitan dan program-program Rabbit

Hole?

I :Sumber dananya awalnya dari dana pribadi kami berdua, terus yaudah

sampai sekarang juga masih seperti itu. ngga kerjasama sama lembaga lain.

Begitu juga dengan perpustakaannya, itu kan dari koleksi buku saya

pribadi ya berarti dari dana saya pribadi.

P :Berapa rata-rata omset per bulannya?

I :Di atas 1 milyar.

P :Menurut mba Devi apa keunggulan penerbit Rabbit Hole

dibandingkan penerbit lain?

I :Hmm... bukunya punya fitur-fitur yang berbeda dengan buku-buku pada

umumnya. Kayak ada pop-up, touch and feel. Yang saya lihat sih buku-

buku Indonesia belum ada fitur-fitur seperti itu, kemudian kalau

dibandingkan buku impor juga harganya jauh lebih terjangkau dengan

kualitas yang sama, kemudian yang ketiga dari segi manfaat bukunya. Jadi,

kayak kami selalu share di setiap halamannya itu ada manfaatnya di buku-

buku Rabbit Hole dan itu tidak terlihat di buku-buku penerbit lain di

Indonesia.

P :Apa kekurangan yang masih menghambat kerja Rabbit Hole?

I :Masalah percetakan, sih. Jadi kadang-kadang kayak pengen bikin buku

dengan fitur buku impor yang seperti „x‟ ternyata di sini belum support.

Misalnya dari segi percetakannya, tebelnya tuh masih belum bisa untuk

mencetak buku setebal itu atau fitur-fitur yang lain yang mau dimasukin

tuh belum ada di sini.

P :Apa rencana pengembangan yang akan dilakukan dalam jangka

pendek dan jangka panjang?

I :Jangka pendeknya, saya dan partner saya mau fokus bikin buku, karena

tahun kemarin itu lebih fokus dengan perusahaannya. Jadi kayak

memperbanyak karyawan, seperti itu. Bukunya sendiri produksinya cuma

2 buku maksudnya 2 judul per tahun kemarin. Jadi memperbanyak buku di

tahun ini, itu jangka pendeknya.

Jangka panjangnya kami ingin punya kantor sendiri,terus punya alat cetak

sendiri. Jadi,semua alat-alatnya, mesin-mesinnya ada di kantor.

P :Kenapa buku-buku Rabbit Hole tidak dijual di toko buku?

I :Karena mereka mengambil sharing profit antara 40% - 60% kalau seperti

itu konsekuensinya kami harus meningkatkan harganya menjadi 2 kali

lipat, sehingga harganya jadi terlalu mahal.

P :Dengan produksi yang manual, dalam sehari berapa buku yang

dihasilkan?

I :Hmm... per judul buku sekitar seratus buku. Nah, itu ada lima judul buku

jadi lima ratus buku.

P :Penghargaan yang didapat Rabbit Hole?

I :Baru ikut bulan kemarin, sih Wirausaha Muda Mandiri terus abis itu dapet

penghargaan itu.

P :Bagaimana penilaian Mba Devi terhadap literatur anak Indonesia?

I :Hmm...sekarang sejujurnya ngga terlalu ngikutin lagi karena lebih banyak

ngambil referensi dari luar, gitu. Jadi ngga terlalu ngikutin banget. Cuma

mungkin hmm... sekarang kalau lihat di toko buku besar banyak buku-

buku anak yang kumpulan dongeng. Jadi misalnya kayak satu buku ada

lima puluh cerita, gitu misalnya. Nah, itu mungkin jadi kayak praktis nih

di orangtua karena satu buku dapet banyak cerita. Sementara kalau anak

apalagi usia dini dia ngelihat terlalu banyak teks, terus terlalu tebel, nanti

akhirnya bisa menyebabkan si anak enggan untuk membaca buku takutnya

dengan buku-buku yang seperti itu.

PERTANYAAN SEPUTAR PENERBITAN

P :Bagaimana jalur penerbitan di Rabbit Hole?

I :Saya sama partner saya, jadi kan Rabbit Hole punya berdua terus abis itu

tadinya tuh dia yang bikin dummy-nya terus abis itu kami kasih ke

percetakan, terus kami bilang pengen bikin buku yang seperti ini. Nah,

ternyata setelah sudah beberapa kali coba mereka tuh ngga bisa bikin buku

sesuai dengan yang kami mau. Misalnya ada pop up-nya, board book-nya,

mereka tuh ngga pernah cetak itu sebelumnya, karena ngga pernah ada

yang request. Akhirnya dari situ partner saya coba cari cara, dan dia

menemukan caranya. Yaudah, kami cetak aja di daerah Senen dalam

bentuk lembaran aja terus yang finishing orang-orang yang bisa kami

kontrol jadi ada nih standar kualitasnya. Yaudah, gitu sih akhirnya.

P :Apa karakteristik yang dimiliki penerbit ini?

I :Hmm... apa ya kalau dari cerita dan ilustrasinya kami sesuaikan dengan

usia dan perkembangan anak, selalu patokannya. Kemudian juga dari usia

dini selalu berusaha untuk mengedukasi, mengedukasi orangtua untuk

membacakan buku sedari dini buat anaknya, gitu. Jadi itu mungkin yang

belum ada, karena kami mulai start bukunya dari buku bayi. Terus juga

peduli kali ya, jadi maksudnya ngga cuman buat...karena kami tahu buku

Rabbit Hole cukup mahal walaupun sebenarnya udah lebih murah

dibandingkan buku impor tapi cukup mahal jadi untuk subsidi biar orang-

orang dari kalangan bawah juga bisa menikmati jadi kami pakai program

“20 untuk 1” itu.

P :Apakah ada bahan khusus yang digunakan dalam pembuatan buku

Rabbit Hole?

I :Ya, kalau yang buat bayi namanya ivory, kalau buat 3 sampai 7 tahun

namanya art karton. Sebenernya bisa sih pakai duplex sebagai pengganti

ivory karena itu juga tebal, cuma karena lihat dari segi apiknya, bagusnya

dan dari segi keamanannya lebih bagus ivory, jadi kami pilih bahan yang

paling bagus.

P :Apakah banyaknya buku reject menjadi salah satu kelemahan

produksi Rabbit Hole?

I :Hmm... sebenarnya tidak terlalu banyak kalau dibandingkan buku yang

kami hasilkan, buku bagusnya. Itu menjadi salah satu ya kelemahan karena

kami belum punya mesin potong sendiri, mesin khusus sendiri jadi kami

kalau misalnya mau potong harus keluar lagi. Nah itu kadang-kadang

perjalananya harus menyebabkan reject.

P :Apa kesulitan yang dihadapi dalam bidang produksi Rabbit Hole?

I :Kayak ini sih misalnya mau nambah tempat karena permintaannya udah

lebih banyak, eh maksudnya mau nambah pegawai finishing. Cuma

ternyata tempatnya juga kurang jadi itu menghambat produksi.

P :Inovasi kedepannya untuk meningkatkan kualitas produksi?

I :Beli mesin.

PERTANYAAN PEMASARAN

P :Jalur distribusi atau pemasaran yang dilakukan Rabbit Hole?

I :Lewat instagram. Jadi publikasinya lewat instagram, terus saya juga

kasih tips-tips parenting dihubungin dengan si buku Rabbit Hole lagi,

seperti itu. itu membuat orang jadi tertarik untuk beli buku Rabbit Hole.

P :Selain melalui internet atau media sosial, buku Rabbit Hole dijual via?

I :Hmm... kalau misalnya orang berkunjung ke perpustakaannya aja. Orang

berkunjung kemudian liat-liat buku Rabbit Hole, beli. Kalau misalnya

kayak di sekolah ngundang pendongeng bisa selain mendongeng juga

buka booth. Kayak gitu misalnya.

P :Bagaimana dampak yang ditimbulkan internet terhadap penjualan

Rabbit Hole?

I :Sangat mendukung, karena kan tadi kami promosinya pakai instagram.

P :Berapa rata-rata buku yang terjual per bulan?

I :14.000 buku.

P :Dari manakah permintaan terbanyak berasal?

I :Individu.

P :Dari daerah mana permintaan terbanyak?

I :Jakarta.

P :Apa kekurangan yang dimiliki sistem pemasaran di Rabbit Hole?

I :Ngga ada, sih. Sejauh ini karena permintaan terus meningkat. Ketika saya

mau menargetkan sesuatu itu berjalan dengan yang saya targetkan.

P :Apa inovasi kedepan untuk pemasaran buku Rabbit Hole?

I :Mungkin membership, abis itu lebih memanfaatkan web dengan lebih

baik, misalnya kayak memasukkan tips parenting dari saya untuk ditaruh

di web, kemudian juga ada tulisan-tulisan berbahasa Inggris yang ditaruh

di sana.

Untuk saat ini buku Rabbit Hole belum ada yang diekspor ke luar negeri.

Baru kayak di book fair Internasional, dipajang.

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan : Mba IS

Jabatan : Koordinator program arisan

Waktu Wawancara : Selasa, 4 April 2017

P :Jelaskan secara garis besar program arisan Rabbit Hole!

I :Arisan itu sebenarnya program membeli buku Rabbit Hole tetapi dengan

cara mecicil. Tapi, kayak arisan pada umumnya nanti ada kocokannya jadi

nanti tergantung dia dapet kocokan ke berapa. Kalau misalnya kocokan

kedua ya berarti dia dikirim di bukan kedua. Kayak arisan paket lengkap

dia 7 bulan, dia menang di kocokan kedua berarti di bulan kedua dia dapet.

Bayarnya selama rentang 7 bulan.

P :Siapa target dari program ini?

I :Targetnya semua ibu yang ada di Indonesia biar bisa ngedapetin buku

dengan cara lebih mudah dan lebih murah hitungannya. Karena kalau beli

secara cash itu agak berat, agak besar. Nah terus targetnya kenapa

diadakan arisan, biar ibu dan anak di Indonesia bisa dapat buku bagus.

P :Total jumlah peserta arisan Rabbit Hole?

I :Sekitar 4000 orang. Dan dibagi menjadi pergrup, kalau kita di sini ada

tipe arisan paket lengkap, ada tipe arisan paket bayi, ada paket arisan pra-

sekolah. Dan itu terbagi bulanan dan mingguan. Jadi kita membaginya

berdasarkan per tipe arisan bukan per kota.

P :Bagaimana pembayaran tiap anggota?

I :Ada yang perminggu dan ada yang perbulan.jadi kayak arisan paket

lengkap itu ada yang arisan mingguan, berarti dia ikut selama 14 minggu.

Mencicil selama 14 minggu, perminggunya itu sebesar Rp. 54.000. kalau

yang paket lengkap bulanan itu dia 7 bulan. Sebulannya Rp. 108.000.

P :Ada berapa admin yang bertugas di program ini?

I :Ada 4, sama aku 5 orang. Tugasnya ngurus grup arisan, transferan,

ngocok arisan, nanyain alamat, ngitungin ongkos kirim.

P :Apa kesulitan yang dihadapi program ini?

I :Kesulitannya kalau peserta tuh ngga bayar yah, kita harus kayak ekstra,

harus nanyain ingetin lagi atau misalnya kesulitannya kalau ada yang udah

dapet buku terus dia tau-tau ngga lanjut bayar nih ngga bisa dihubungin

kayak gitu kan berarti rugi di kita sedangkan arisan harus tetep jalan jadi

peserta yang lain ngga akan terganggu walaupun ada satu yang kabur itu

arisan akan tetap berjalan. Paling solusinya kalau yang kayak gitu, kita

coba hubungin kalau via whatsapp ngga dibales, kita sms kalau masih

ngga dibales kita telfon, masih ngga bisa kita akan publish dia di

instagram, kita akan blacklist dia sebagai orang yang kabur, gitu jadi dia

ngga bayar arisan sedangkan dia udah dapet buku. Kalau bentuk sanksi

dari kita begitu.

P :Apa keunggulan dari program ini?

I :Keunggulannya setiap orang bisa dapet buku Rabbit Hole dengan lebih

mudah dan lebih murah.

P :Apa keunggulan jadi peserta program arisan Rabbit Hole?

I :Dapet potongan harga untuk buku Rabbit Hole di luar paket arisan. Jadi

kalau dia menang arisan dia akan dapat potongan harga untuk beli buku

Rabbit Hole yang lain.

P :Dari daerah manakah peserta arisan Rabbit Hole paling banyak?

I :Jakarta, daerah Jawa sih, tapi dari daerah Papua juga ada Sulawesi juga

ada.

P :Apa inovasi ke depannya untuk program ini?

I :Arisan ini tidak tatap muka. Rabbit Hole itu mulai dari awal Februari

sudah pake web, nah arisan sekarang sudah via web jadi adminnya

sekarang udah ngga ngocok, jadi informasi tentang hasil kocokan,

reminder pembayaran semua itu dikirim via email.

P :Apa masih ada grup arisan di WhatsApp?

I :Masih, tapi itu yang udah lama-lama, ibaratnya ngabisin sebelum webnya

kita launching. Arisan kita launching mulai Maret kemarin jadi mulai

Maret semua lewat web.

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan : Mba AM

Jabatan : Koordinator Pemesanan

Waktu Wawancara : Selasa, 4 April 2017

P :Bagaimana jalur pemesanan di Rabbit Hole?

I :Karena semua udah via web, jadi kami mengarahkan customer untuk

pembeliannya ke web. Masih pake chatting misalnya kalau ada yang mau

nanya-nanya, tapi kalau dia ngga ngerti web baru kita bantu untuk

pemesanannya.

P :Sebelum ada web bagaimana jalur pemesanannya?

I :Pemesanan kita total manual, total di chatting total pembeliannya sama

ongkirnya. Kalo ini kan udah ada semua, lebih mudah kalau di web dan

juga responnya lebih cepat. Kalau minta kita orderin atau kayak dulu kan

chat-nya banyak minta pesenin semua, itu kan pentotalannya juga butuh

waktu tapi kalau ini misalnya customer order sendiri, dia udah ditotal, jadi

dia lebih mandiri lah.

P :Berapa jumlah admin yang bertugas di pemasaran?

I :Dulu sempet ada 3 orang, sekarang cuma 2 orang.

P :Apa tugas dari masing-masing admin dibagi berdasarkan media

sosial?

I :Iya, misalnya aku WhatsApp yang satunya Line, sekarang ada 2 admin

aku pegang WhatsApp dan line, yang satunya untuk back-up di web.

P :Apa kesulitan yang dirasakan sebagai admin pemasaran?

I :Hmm.. kadang kalau misalnya banyak orang yang minta pesenin sih itu

kan butuh waktu untuk meseninnya juga. Apalagi orangnya ngga sabar

misalnya namanya juga ibu-ibu. Jadi kita harus minta datanya dulu, kalau

datanya ngga lengkap kita minta datanya lagi, terus katanya kita mesenin

kan ngga begitu cepet juga. Kita harus „klik klik‟ tapi lebih mudah sih

memang apalagi kalau orangnya sendiri yang pesan. Kesulitannya kalau

via web ngga ada sih soalnya sudah tersistem udah lebih gampang cuma

kalau misalnya chat-nya aja itu kadang suka banyak dan itu minta pesenin

semua itu aja sih yang terkendala.

P :Apa dengan adanya web mempermudah admin?

I :Lebih menguntungkan sih, apalagi kalau dia sudah pesan sendiri itu lebih

mandiri jadi ngga banyak-banyakin chat.

P :Bagaimana dengan customer yang melakukan hit & run?

I :Kita engga sih, kalau misalnya itu kita baik hehe. Soalnya kita udah

pernah totalin sekali, terus kita udah capek-capek totalin di web dia ngga

transfer, terus dia minta orderin lagi untuk kedua kalinya, tapi kalau

misalnya kedua kalinya dia juga tidak transfer kita bisa bilang „Mba, bisa

order sendiri via web‟.

P :Apa inovasi yang akan dilakukan untuk ke depannya?

I :Kalau buat aku ini udah cukup ya, udah cukup berinovasi, tapi ya

mungkin karena banyaknya kan ibu-ibu yang tidak ngerti web, atau

tinggalnya di pedalaman kita masih harus bantu dengan chat udah gitu

kalau misalnya semua jadi teknologi semuanya langsung pembelian via

web itu kan customer jadi tidak punya kesempatan untuk bertanya „Ini

buku apa sih sebenernya?‟ kayak gitu. Jadi kalau menurut aku ini udah

cukup.

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan : Mba TS

Jabatan : HRD

Waktu Wawancara : Selasa, 4 April 2017

P :Apa tugas Mba Tessa sebagai HRD di Rabbit Hole?

I :Tugas aku di sini mengurusi database karyawan, evaluasi, lebih ke

karyawannya sih.

P :Berapa total jumlah SDM yang bekerja di Rabbit Hole?

Untuk saat ini terakhir sih update di bulan Maret itu ada 110 karyawan.

P :Bagaimana dengan pembagian penempatan karyawan per bidangnya?

I :Di Rabbit Hole itu ada beberapa divisi ya, ada admin terus packing, terus

finishing, ada mendongeng juga, ada reseller juga. Jadi gini, di admin itu

dibagi-bagi lagi ada admin arisan, ada admin reseller, ada admin sosmed,

ada admin web, ada admin label begitu. Terus untuk packing dibagi

lagi,ada bagian nge-pack ada bagian yang menggunting-gunting bahan,

ada juga yang menyiapkan produk-produk lainnya Rabbit Hole, seperti

tabib, wayang, stik, seperti itu. terus bagian finishing juga dibagi-bagi ada

bagian buku emosi cewek dan emosi cowok, buku liburan terbaik, buku

asal mula namaku, buku cilukba! dan judul-judul yang ada di Rabbit Hole,

terus ada juga quality control juga. Terus ada manajer produksi ada

marketing. Udah sih itu aja.

P :Berapa jumlah rinci setiap divisinya?

I :Untuk admin itu ada sekitar 18 orang, 1 sekretaris, untuk logistik 3 orang,

HRD 1 orang packing 21 orang, finishing paling banyak 63 orang,

pendongeng 1 orang, koordinator reseller 1 orang, security 1 orang.

Totalnya 110 karyawan.

P :Apa dibutuhkan kriteria khusus atau latar belakang pendidikan

tertentu bagi SDM?

I :Tergantung sih, tergantung divisi apa yang dibuka. Kalau untuk finishing

itu mereka selain melakukan wawancara saya juga mengadakan tes, tes

pembuatan buku di mana masing-masing pembuatan buku itu kan kita

handmade ya jadi pembuatan dari lembaran demi lembaran hingga

terbentuk menjadi sebuah buku. Itu pengerjaannya juga berbeda-beda ada

yang menggunakan double-tip saja ada yang menggunakan lem, seperti itu.

kalau untuk admin tergantung apakah dia bisa, kan untuk melayani

customer ya, apakah dia ramah apakah dia bisa membalas chat dengan

cepat, terus tidak membuat para customer itu bingung dengan jawaban

admin. Kalau packing tergantung lagi, dia juga dites bagaimana cara nge-

pack kardusnya, bagaimana cara membungkus produk kami, terus

bagaimana dia melindungi kualitas produk kami saat dipacking, seperti itu

sih. Ada ketentuan tertentu.

Latar belakang pendidikan menjadi salah satu faktor utama saya untuk

menyeleksi karyawan, gitu, macem-macem sih, sekarang juga udah ada

standar S1 ya. Kecuali finishing, finishing biasanya SMK ya, karena SMK

lebih banyak kerja di lapangan terus yang paling penting itu cara dia

membuat buku. Kalaupun dia sudah S1 tapi kalau dia gak bisa buat buku

ya sama aja. Jadi saya juga memilih faktor-faktor lainnya untuk

mendukung seseorang untuk bisa bekerja di sini.

P :Apa kesulitan yang dirasakan selama bekerja sebagai HRD?

I :Kesulitan, paling terkait tata tertib dan peraturan kali ya, ada ketentuan

tertentu mencuci tangan seperti itu, jadi harus diingatkan berkali-kali gitu.

Terus yah lebih sering terkait tata tertib dan peraturan aja sih. Karena

memang di sini kita menciptakan suasana lingkungan kerja yang nyaman

dari berbagai macam divisi, dari berbagai macam latar belakang. Mungkin

juga karyawannya memiliki personality yang berbeda-beda, gitu. Secara

keseluruhan sih bisa di-handle.

P :Apakah Rabbit Hole memiliki tata tertib karyawan?

I :Ada.

TRANSKRIP WAWANCARA VIA E-MAIL

Informan : Sekretaris Rabbit Hole

Waktu Wawancara : 10 April dan 18 April

Alamat E-mail : [email protected]

P :Sejak kapan (tahun berapa) Rabbit Hole didirikan?

I :Secara akta pendirian perusahaan, PT. Lubang Kelinci Indonesia berdiri

pada tanggal 27 Agustus 2015

P :Bagaimana awal mula Rabbit Hole memiliki 2 pendiri?

I : Awal mula Rabbit Hole memiliki 2 founder dikarenakan untuk membuat

buku bacaan anak membutuhkan penulis dan ilustrator. Sehingga Mba DR

dan Mas Guntur Gustanto menjadi pendiri Rabbit Hole.

P : Apa saja proses/step yang dilakukan dari perancangan konsep buku

sampai jadinya dummy?

I : Pertama membuat cerita terlebih dahulu Kedua berdiskusi dengan

ilustrator apakah bisa membuat ilustrasi dan fitur2 sesuai dengan cerita

tersebut untuk bukunya nanti. Ketiga membuat story board, revisi.

Keempat membuat sketsa. Kelima diwarnai. Keenam discetak.

P : Dari omset yang diterima setiap bulannya, berapa % yang

digunakan untuk memenuhi biaya produksi? dan untuk gaji

karyawan?

I : Untuk pertanyaan ini Mba Devi tidak berkenan untuk menjawab

dikarenakan pertanyaan terlalu mendalam.

P : Bagaimana jam kerja karyawan di Rabbit Hole?

I : Jam kerja di PT. Lubang Kelinci Indonesia yaitu jam 09.00-16.00 setiap

hari Senin-Jumat.

P : Apa sanksi yang diberikan jika ada karyawan yang melanggar tata

tertib?

I : Sanksi yg diberikan jika karyawan melanggar tata tertib, yaitu diberikan

Surat Peringatan I. Apabila masih melakukan kesalahan yg sama akan

diberikan Surat Peringatan II, dan jika masih melakukan lagi akan

dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

P : Jika Rabbit Hole membuat buku dengan kualitas impor tetapi

dengan harga yang lebih murah, apakah tidak mengalami kerugian?

bagaimana menyiasati hal tersebut?

I : Dengan mencetak lebih banyak. Jika penerbit lain hanya mencetak 2000

eksemplar, Rabbit Hole mencetak 10.000 eksemplar sehingga menekan

biaya produksi. Dan untuk finishing buku, ada karyawannya sendiri

sehingga juga menekan biaya.

P : Siapa pendongeng di Rabbit Hole? Apa latar belakang yang dimiliki

oleh beliau, sehingga diposisikan sebagai pendongeng di Rabbit Hole?

Selain mendongeng, apakah ada pekerjaan lain yang dilakukan di

Rabbit Hole?

I : Nama pendongengnya Agustania Kathryne. Rabbit Hole memilih Mba

Agustania sebagai pendongeng karena dari portofolionya, beliau sudah

sering mendongeng di beberapa event komunitas dan beliau memiliki

teknik mendongeng yang sesuai dengan kriteria kami. Selain itu memiliki

pribadi yang menarik bagi anak-anak.

P : Untuk program "20 buku untuk 1" itu dinamakan apa? mengapa

dinamakan seperti itu?

I : Program "20 buku untuk 1" merupakan program Rabbit Hole untuk

mendonasikan buku-buku kami kepada Taman

Baca/Perpustakaan/Komunitas yang membutuhkan buku bacaan anak-

anak. Tujuannya adalah agar buku-buku kami dapat dinikmati juga oleh

anak-anak di berbagai pelosok Indonesia yang mengalami kesulitan

memperoleh buku Rabbit Hole. Tujuan secara luas adalah untuk

memajukan literasi di Indonesia, khususnya untuk anak-anak. Mengapa

dinamakan "20 untuk 1" ? Karena setiap 20 buku Rabbit Hole yang terjual,

maka 1 buku akan disumbangkan bagi rumah baca/pihak yang

membutuhkan.

BIODATA PENULIS

SAKINAH MAWADAH RAHMAH. Lahir di Jakarta,

15 Desember 1995 atas cinta kasih Ayahanda Slamet dan

Ibunda Triyani. Riwayat pendidikan yang pernah

ditempuh adalah SDN 05 Duren Sawit selama 2 tahun

kemudian melanjutkan di SDN 07 Pondok Kopi, SMPN

199 Jakarta, MAN 18 Jakarta. Pada tahun 2013 penulis

menempuh pendidikan di Universitas Islam Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan Program Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi. Dengan selesainya skripsi

berjudul “Literatur untuk Literasi Anak Sejak Dini :

Studi Kasus Penerbit Rabbit Hole” pada tahun 2017 membuatnya memperoleh

gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP).

Pada tahun 2015 penulis pernah melakukan Praktek Kerja Lapangan di

Perpustakaan Taman Mini Indonesia Indah. Di tahun 2016 penulis pernah

mengabdi dalam program Kuliah Kerja Nyata bertempat di Desa Cibugel,

Kecamatan Cisoka, Tangerang. Selain belajar di UIN Jakarta, penulis juga

mempelajari Bahasa Inggris di Latanza Institute di bawah bimbingan Bapak

Mahbub Hefdzil Akbar dan Bahasa Korea dalam bimbingan Kim Seon Sook-

seonsaengnim selaku guru atas kerjasama dari KOICA dan PLKI UIN Jakarta.

Setelah sebelumnya mengikuti kursus oleh Kang Kyeong Min-seonsaengnim

selaku volunteer di UIN Jakarta selama 6 bulan.

Saat penulis masih mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar (2005) pernah

mendapatkan Juara II Lomba Menyanyi se-kelurahan dan menjadi Juara III

Lomba Kaligrafi. Selain itu penulis juga pernah menjabat sebagai Divisi Syiar di

LDK Syahid pada tahun 2015. Kegiatan ekstrakurikuler yang pernah penulis ikuti

adalah Klub Sastra SMPN 199 Jakarta (2008) dan Rohis MAN 18 Jakarta (2011).

Kecintaan penulis terhadap fanfiction juga telah membuatnya menyandang Juara I

Lomba Fanfiction (2015). Agar dapat membangun komunikasi dengan pembaca,

penulis dapat dihubungi melalui [email protected].