lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/38/4/bab iii.pdfkulaitatif...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sifat Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian
kulaitatif bermaksud untuk memahami fenomena mengenai apa yang dialami
subjek penelitian, contohnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan dengan
deskripsi dalam bentuk kata-kata pada suatu konteks yang alamiah dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 1991: 54).
Metode Penelitian ini merupakan metode penelitian kualitatif dengan
jenis penelitian bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif adalah salah satu penelitian
yang berupa teks. Karena untuk menangkap arti yang terdalam tidak mungkin
diperoleh hanya dalam bentuk angka, karena angka itu sendiri hanyalah simbol.
Simbol tidak memiliki arti pada dirinya sendiri.
Menurut Basrowi Sadikin yang dikutip dalam buku Semiotika
Komunikasi, menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya
(Sadikin, 2002:40).
Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek dan
merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Menurut definisi
ini penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif sehingga merupakan rinci
dari suatu fenomena yang diteliti.
Respresentasi Maskulintas..., Ashlihatul Lathifah, FIKOM UMN, 2015
32
Paradigma penelitian ini mengacu pada paradigma konstruktivis.
Paradigma konstruktivis berbasis pada pemikiran umum tentang teori-teori yang
dihasilkan oleh peneliti dan teoritisi aliran konstruktivis. LittleJohn mengatakan
bahwa teori-teori aliran konstruksionis ini berlandaskan pada ide bahwa realitas
bukanlah bentukan yang objektif, tetapi dikonstruksi melalui proses interaksi
dalam kelompok, masyarakat, dan budaya (Stephen, 1996:52).
Rachmat Kriyantono (2009:51-52) menjelaskan pandangan
konstruktivis secara ontologis, epistemologis, aksiologi, dan metodologis. Secara
ontologis, pandangan konstruktivis melihat bahwa, realitas merupakan konstruksi
sosial. Kebenaran suatu realitas bersifat relatif, berlaku sesuai konteks spesifik
yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. Realitas tersebut dipahami sebagai hasil
konstruksi mental dari individu pelaku sosial, sehingga realitas dipahami secara
beragam dan dipengaruhi oleh pengalaman, konteks, dan waktu.
Secara epistemologis, realitas adalah hasil konstruksi mental dari
individu pelaku sosial sehingga realitas dipahami secara beragam dan dipengaruhi
oleh pengalaman, konteks dan waktu. Paradigma konstruktivis menempatkan
peneliti dan objek yang diteliti sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Aspek yang
ketiga yaitu aksiologi, tentang tujuan dalam mempelajari sesuatu. Terakhir aspek
metodologis, dimana teknik-teknik dipelajari dalam menemukan pengetahuan
(Kriyantono, 2007:110).
Paradigma konstruktivis ini dipilih oleh peneliti karena hanya ingin
melihat objek eksekusi film sebagai teks untuk mengetahui tanda-tanda yang
merepresentasikan maskulinitas dalam Film Tampan Tailor.
Respresentasi Maskulintas..., Ashlihatul Lathifah, FIKOM UMN, 2015
33
Penelitian kualitatif melibatkan pengguna dan pengumpulan berbagai
bahan empiris, seperti studi kasus, pengalaman pribadi, intropeksi, riwayat hidup,
wawancara, pengamatan, teks, dan visual. dalam hal ini menggambarkan momen
rutin dan problematis, serta maknanya dalam kehidupan individual kolektif.
(Salim, 2006:34).
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian semiotika, karena
memperhatikan makna dan cara pesan disampaikan melalui tanda-tanda. (Danesi,
2012:13). Penelitian ini menggunakan semiotika teks. Teks dalam pengertian
umum ialah dunia semesta, tidak hanya teks tertulis ataupun losa. Adat-istiadat,
kebudayaan, film, dalam pengertian umum adalah teks. Karya sastra tidak terlepas
dari penciptaannya baik secara umum atau khusus (Ratih, 1994:5).
Teks dalam penelitian ini dianalisis menggunakan metode semiotika
Charles Sanders Peirce. Konsep yang dikenal adalah konsep trikotominya yang
terdiri dari representament yaitu bentuk yang diterima oleh tanda atau berfungsi
sebagai tanda. Representament kadang diistilahkan juga menjadi sign.
Yang kedua adalah Interpretant, yang merupakan penafsir tanda, tetapi
lebih merujuk pada makna dari tanda. Ketiga, objek, yaitu sesuatu yang merujuk
pada tanda. Sesuatu yang diwakili oleh representament yang berkaitan dengan
acuan (Vera, 2014:21).
Respresentasi Maskulintas..., Ashlihatul Lathifah, FIKOM UMN, 2015
34
3.3 Unit Analisis
Unit analisis penelitian ini menekankan pada setiap adegan, verbal
ataupun nonverbal dan teknik pengambilan gambar yang ada pada keseluruhan
film dari mulai scene per scene akan dianalisis secara terpisah dan dapat dilihat
pula secara keseluruhan makna yang ditampilkan pada film Tampan Tailor.
Menurut Samovar (2010:109), komunikasi verbal bentuk dari kata-kata,
dialog, ucapan atau rangkaian kalimat. Dalam penelitian ini komunikasi verbal
yang dianalisis terdapat dalam dialog antar pemain. Dengan menganalisis
komunikasi verbal maka akan mengetahui arti dari dialog atau ucapan yang
dimaksud. Komunikasi non-verbal yang akan dianalisis terlihat dari gambar,
penampilan, gerakan tubuh dan ekspresi.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan oleh manusia, yaitu
peneliti sendiri dengan cara dokumentasi. Peneliti pada penelitian kualitatif
bekerja sebagai perencana, pelaksana, pengumpulan data, analisis, penafsir, dan
pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya.
Dokumentasi adalah instrument dalam metode pengumpulan data yang
digunakan dalam teknik pengumpulan data, dengan tujuan mendapatkan informasi
yang mendukung sesuai penelitian yang dilakukan (Krisyanto, 2006:120).
Pengumpulan data terbagi menjadi dua kategori, yang pertama data
primer, yaitu bahan yang menyusun objek analisis, menjadi acuan utama yang
akan dianalisis dan dipelajari. Dalam hal ini film Tampan Tailor menjadi objek
Respresentasi Maskulintas..., Ashlihatul Lathifah, FIKOM UMN, 2015
35
Objek
Sign
Interpretant
utama yang akan dianalisis dengan teknik dokumentasi yang sudah dibahas
sebelumnya. Kedua adalah data sekunder, yaitu referensi dari berbagai sumber,
termasuk buku, majalah, jurnal, artikel, koran dan lainnya (Astuti, 2006:118).
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara merencanakan film
yang akan diteliti, kemudian memilih film Tampan Tailor. Unit observasi
penelitian ini adalah pada teks film Tampan Tailor, film ini dipilih karena peneliti
ingin mengetahui tanda-tanda yang merepresentasikan maskulinitas.
Dari dokumen yang didapatkan, peneliti melakukan studi dengan cara
mempelajari, membaca, analisa dokumen, dan mencari referensi-referensi dari
buku, jurnal dan artikel untuk mendukung analisis yang dikemukakan.
3.5 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan semiotika Charles Sanders
Pierce dengan pendekatan kualitatif sebagai metode analisis yang bertujuan untuk
menjelaskan fenomena, fakta, atau karakteristik populasi tertentu secara faktual.
Pemikiran Pierce ini bisa dijelaskan melalui bagan segitiga makna
GAMBAR 3.1 BAGAN SEGITIGA PEMIKIRAN PIERCE
Sumber: Wibowo, 2011:67
Respresentasi Maskulintas..., Ashlihatul Lathifah, FIKOM UMN, 2015
36
Menurut Peirce, tanda dibentuk oleh hubungan segitiga yang
representament, oleh Peirce disebut juga tanda (sign) berhubungan dengan objek
yang dirujuknya. Hubungan tersebut membuah interpretant.
Terdapat tiga golongan (class) dari tanda, yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimana hubungan tanda dengan dirinya?
2. Bagaimana hubungan tanda dengan objeknya?
3. Bagaimana implikasi hubungan tanda dan objeknya terhadap interpretant?
Dari golongan tanda tersebut, peneliti memilih menggunakan golongan dua
yaitu, hubungan tanda dengan objeknya karena peneliti memilih film
Tampan Tailor sebagai objek yang diteliti sehingga hasil penelitian akan
membahas tentang tanda-tanda dalam film tersebut.
Dengan teori segitiga makna Peirce di atas, maka langkah-langkah
semiotika yang dilakukan peneliti adalah:
a. Mengidentifikasi tanda-tanda dalam film Tampan Tailor dan
merepresentasikannya dalam jenis indeks, ikon dan simbol
b. Menganalisis tanda yang telah diindentifikasi dalam film Tampan Tailor
c. Memaknai keseluruhan representasi maskulinitas dalam film Tampan Tailor
berdasarkan hasil indentifikasi tersebut (Vera, 2014:23-25).
Penelitian ini menggunakan model semiotika Charles Sanders Peirce
karena ingin melihat representasi maskulinitas dalam film Tampan Tailor bukan
merekonstruksi mitos yang ada pada teks dalam film seperti semiotika Roland
Respresentasi Maskulintas..., Ashlihatul Lathifah, FIKOM UMN, 2015
37
Barthes atau semiotika linguistik dalam tradisi semiotika Ferdinand De Saussure.
Semiotika Charles Sander Peirce lebih menekankan proses produksi tanda yang
dihadapakan pada proses interpretasi individu .
Dalam film terdapat unsur audio visual dikategorikan dalam dua
bidang, yaitu: (Vera, 2014:92)
a. Unsur Naratif; bahan olahan atau materi dalam sebuah film, pencitraannya
merupakan unsur naratif.
b. Unsur Sinematik; cara seperti apa bahan olahan itu digarap. Unsur sinematik
terbagi dalam empat kategori:
- Mise en scene, terdapat empat elemen penting dari kategori ini
9 Setting
9 Tata Cahaya
9 Kostum dan Make up
9 Akting dan pergerakan pemain
- Sinematografi, mengungkap bagaimana perlakuan kamera terhadap
bahan baku yang digunakan dan bagaimana kamera itu digunakan untuk
memenuhi kebutuhannya terhadap objek yang direkam.
- Editing, proses pemilihan , penyambungan gambar-gambar serta sifat
dramatic dibangun dalam proses editing ini.
- Suara merupakan unsur bunyi yang berhubungan dengan gambar.
Elemennya dari dialog, music ataupun efek (Supriadi, 2010).
Respresentasi Maskulintas..., Ashlihatul Lathifah, FIKOM UMN, 2015
38
Penelitian ini mengidentifikasi tanda, yang dilakukan pada setiap
image, warna, suara, dan teknik pengambilan gambar melalui kamera (close-up,
wide shot, middle shot dan sebagainya). Setiap tanda memiliki makna masing-
masing. Berikut ini pemaparannya:
a. Teknik Kamera
Teknik kamera adalah usaha untuk pengambilan, pergerakan, dari satu frame
ke frame lainnya dan dari satu scene ke scne lainnya. Teknik kamera terbagi
dua yaitu teknik pengambilan gambar dan teknik frame size atau ukuran
gambar. Berikut ini ulasannya:
TABEL 3.1 CAMERA ANGLE (SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR)
Teknik Penjelasan
Bird eye view Pengambilan gambar dilakukan dari atas dari
ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan
lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-
benda lain yang tampak dibawah sedemikian kecil.
Pengambilan gambar biasanya menggunakan
helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi.
High Angle Sudut pengambilan gambar tepat diatas objek,
pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang
dramatic tertekan, dengan background terlihat jelas
dari atas.
Respresentasi Maskulintas..., Ashlihatul Lathifah, FIKOM UMN, 2015
39
Low Angle Pengambilan gambar dari bawah objek, sudut
pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari
high angle. Kesan yang ditimbulkan dari sudut
pandang ini adalah keagungan atau kejayaan.
Eye Level Pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar
dengan mata objek, tidak ada kesan dramatik tertentu
yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya
memperlihatkan pandangan mata seseorang yang
berdiri.
Frog Level Sudut pengambilan gambar ini diambil sejajar dengan
permukaan tempat objek berdiri, seolah-olah
memperlihatkan objek menjadi sangat besar.
Sumber: Fachruddin, 2012:148-151
TABEL 3.2 FRAME SIZE (UKURAN GAMBAR)
Teknik Penjelasan
Extreem Close-up
(ECU)
Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya
menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek.
Fungsinya untuk kedetailan suatu objek.
Big Close-up
(BCU)
Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga
dagu objek. Fungsi untuk menonjolkan ekpresi yang
dikeluarkan oleh objek.
Close-up Ukuran gambar sebatas hanya dari ujung kepala
Respresentasi Maskulintas..., Ashlihatul Lathifah, FIKOM UMN, 2015
40
hingga leher. Fungsinya untuk memberi gambaran
jelas terhadap objek.
Medium Close-up
(MCU)
Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala
hingga dada. Fungsinya untuk mepertegas profil
seseorang sehingga penonton jelas.
Mid Shoot
(MS)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga
pinggang. Fungsinya memperlihatkan sosok objek
secara jelas
Knee Shoot
(KS)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut.
Fungsinya hampir sama dengan Mid Shot.
Full Shoot
(FS)
Pengambilan gambar penuh objek dari kepala hingga
kaki.Fungsinya memperlihatkan objek dan lingkunga
Long Shoot
(LS)
Pengambilan gambar lebih luas dari pada Full Shoot.
Fungsinya menunjukkan objek dengan latar
belakangnya.
Extreem Long
Shoot
(ELS)
Pengambilan gambar melebihi Long Shoot,
menampilkan lingkungan si objek secara utuh.
Fungsinya menunjukkan bahwa objek tersebut
bagian dari lingkungannya.
Sumber: Fachruddin, 2012:148-151
Respresentasi Maskulintas..., Ashlihatul Lathifah, FIKOM UMN, 2015