lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1820/5/bab iv.pdfotto yang...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
24
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Pendahuluan
Pembahasan ini akan difokuskan kepada analisis konsep musik dalam film dan
penerapannya pada film Janji Joni. Konsep musik difokuskan pada film score dari
film Janji Joni, keistimewaannya, proses pembuatannya, latar belakang
pembentukan, dan detail dari penerapan film score dari film janji Joni.
4.2. Narasi film Janji Joni
Secara umum film ini bercerita tentang pemuda berusia 22 tahun bernama Joni
yang dibintangi oleh Nicholas Saputra. Dia bekerja sebagai pengantar rol film dari
bioskop satu ke bioskop lainnya. Suatu waktu ia melihat penonton wanita yang
menarik perhatiannya yang belakangan diketahui bernama Angelique yang
diperankan oleh Mariana Renata. Ia ingin berkenalan dan mengetahui nama
wanita tersebut tanpa mempedulikan pria yang berada di samping wanita itu yaitu
Otto yang diperani oleh Surya Saputra.
Namun, wanita tersebut hanya mau memberi tahu namanya bila Joni dapat
memenuhi janjinya untuk mengantar rol film yang akan ia tonton tepat waktu.
Diperkirakan mudah, dengan pertimbangan selama setahun belakangan ia tidak
pernah terlambat, Joni mengiyakan persyaratannya. Cerita Janji Joni ini
memperlihatkan bagaimana perjuangan Joni untuk memenuhi janjinya tersebut.
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
25
Lingkungan di sekitarnya seolah-olah berkonspirasi untuk membuatnya terlambat
menepati janji.
Banyak sekali rintangan dan hambatan yang harus ia hadapi, diawali
dengan Motor Honda CB keluaran tahun 70-an miliknya yang dibawa kabur
maling, ketika ia membantu seorang kakek buta yang hendak menyeberang jalan.
Demi menepati waktu mengantar rol film, ia tidak mempedulikan motornya yang
dicuri tersebut. Segera saja ia naik taksi untuk melanjutkan “perjuangannya”.
Supir taksi, Jaka. S. yang diperankan oleh Barry Prima sebaliknya justru
mengajak berbicara tentang isterinya yang sedang hamil yang diperani oleh
Adethasa tanpa mempedulikan waktu yang terus berjalan. Hal ini tentunya
membuat perjalanan mereka semakin lambat. Joni mulai muak dengan supir itu,
dan ketika ia hendak marah, tiba-tiba di pinggir jalan, ada seorang wanita yang
ingin melahirkan. Kontan saja supir itu langsung berhenti karena rupanya wanita
tersebut adalah isterinya.
Ketika joni hendak keluar dari taksi, wanita tersebut tiba-tiba menarik-
narik bajunya sehingga dengan terpaksa Joni menemani pasangan suami – isteri
itu ke rumah sakit. Langkah Joni pun kian terhambat. Joni bahkan sempat pingsan
di rumah sakit karena letih. Ketika tersadar, ia kaget dan harus melanjutkan
perjalanannya. Joni berlari dengan kencang menuju bioskop, lorong-lorong sempit
di daerah Jakarta ia lewati sendiri dengan harapan janjinya dapat terpenuhi.
Namun, lagi-lagi di tengah jalan ia mendapat hambatan. Ketika hendak
bertanya sesuatu kepada seseorang, ia malah membuat kekeliruan karena bertanya
pada orang yang salah. Orang yang hendak ditanya adalah bintang film yang
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
26
sedang syuting di lokasi yang ia lalui. Sang sutradara yang perani oleh Ria Irawan
pun tertarik dengan “acting” Joni yang tanpa sengaja itu, ia pun disuruh menjadi
figuran di beberapa scene. Joni bingung, namun, karena aktris dalam film tersebut
memohon kepadanya, Joni pun bersedia dengan berat hati.
Setelah menjadi figuran dadakan, Joni pun harus berinjak pada persoalan
lain. Ketika melewati sebuah gang, ia melihat seorang gadis yang bernama Voni
yang diperankan oleh Rachel Maryam yang sedang berdebat dengan seorang
perampok yang diperankan oleh Fedy Nuril. Voni berusaha mempertahankan
tasnya dari perampok yang belakangan diketahui bernama Jeffry itu. Melihat
sebuah ketidakadilan, Joni menolong gadis tersebut. Tapi apa yang terjadi, lagi-
lagi Joni tertipu. Tas yang Joni titipkan ke gadis tersebut ternyata dibawa lari
ketika ia sedang melakukan negoisasi dengan Jeffry. Joni bingung melihat Jeffrey
kabur yang awalnya akan merampok Voni. Tentu saja ia tersadar ketika tidak ada
lagi Voni di sampingnya, dan baru sadar bahwa ia tengah ditipu oleh keduanya.
Joni semakin bingung dan lelah, karena tas yang dibawa berisi rol film
yang harus ia antar. Di tengah perjalanan mengejar Voni, ia bertanya kepada anak
kecil yang bernama Toni yang diperani oleh Dwiky Riza. Rupanya anak kecil
tersebut adalah adik dari Voni. Lalu ia mempertemukan Joni kepada Voni dan
Jeffry di sebuah tempat dimana Voni dan Jeffry sedang mengikuti audisi band.
Menurut pengakuan Jeffrey dan Voni, mereka mencuri tas tersebut untuk biaya
audisi band tersebut. Dalam audisi band itupun, Voni dan Jeffry masih
mempunyai masalah, drummernya tak kunjung datang sementara waktu yang
disediakan sudah hampir habis. Lalu, Jeffry meminta pertolongan pada Joni untuk
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
27
menggantikan sementara posisi drummernya. Akhirnya Joni menuruti permintaan
Jeffry dengan syarat ia harus mengembalikan tasnya setelah audisi. Audisi
berhasil, band Jeffry pun lolos. Namun, masalah kembali lagi muncul ketika Voni
berkata ke Joni bahwa tas yang ia curi darinya sudah dijual kepada raja pencuri
Adam Subandi yang diperankan oleh Sudjiwo Tedjo. Raja Pencuri tersebut adalah
collector yang akan mengadakan pameran barang-barang seni hasil curian.
Merasa telah ditolong, akhirnya Voni mengantarkan Joni ke rumah Adam
Subandi. Pada akhirnya Joni berhasil mendapatkan tasnya setelah sebelumnya
berdebat panjang lebar.
Gambar 4.1. Karakter Voni, Toni, dan Joni
Kisah-kisah perjuangan yang dialami Joni yang banyak memakan waktu
menyebabkan ia terlambat mencapai bioskop. Para penonton di bioskop tersebut
pulang karena rol film untuk scene selanjutnya tidak bisa diputar. Janji joni
dengan Angelique pun gagal ditepati. Ketika sesampainya di bioskop, Joni
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
28
terduduk sedih. Ia tidak dapat menepati janjinya tersebut. Namun, Angelique tidak
marah, ia tetap memberitahu siapa namanya dan membujuk Joni agar meminta
bantuan proyeksionis Ucok yang diperankan oleh Gitto Rollies memutarkan scene
terakhir untuknya. Ucok pun menolong permintaan mereka berdua.
Gambar 4.2. Cover Album Film Score Janji Joni
4.3. Keistimewaan Film Score dari film Janji Joni
Diera saat film Janji Joni dibuat, film-film Indonesia belum banyak yang
menggunakan musik dalam film score-nya, film Indonesia saat itu format film
scorenya biasanya hanya dialog, sound effects, dan ambience, seperti sinetron. Di
masa itu tidak banyak film yang film scorenya diisi oleh format musik band.
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
29
Berdasarkan teori dari Sonnenschein, musik dalam film itu biasanya bentuknya
hanya mencakup scoring musik classic ataupun incidental music yang
menyangkut fungsi spesifik di dalam teknis, aestetis, dan aspek emosional pada
film (Sonnenschein, 2001, hal. 155). Pada film Janji Joni ini, isi scoringnya
adalah lagu-lagu berformat musik bervokal yang dibawakan oleh banyak grup
band. Menurut Music Director film ini, A.A.G. Airlangga menjelaskan bahwa ia
ingin membuat film score yang menguatkan dampak dari segi penjualan filmnya
sendiri sehingga mencakup dua khalayak pemirsa yaitu komunitas pecinta film
dan komunitas pecinta musik. Para pembuatnya ingin mewujudkan film yang
menawarkan pengekspresian visual dan audio yang sama kuatnya dan selaras
maupun saling mendukung, sehingga tercipta suatu karya yang signifikan dimana
filmnya maupun kumpulan musiknya akan dapat berdiri sendiri-sendiri dan tetap
kuat, sedangkan jika digabungkan akan menjadi sebuah karya yang
membangkitkan ingatan dan momentum atau disebut memorabilia
(“memorabilia”, 2012), yaitu era kehidupan Jakarta pada saat itu. Disamping
menyesuaikan dengan cerita dan tone film Janji Joni, film score dalam film Janji
Joni juga mengusung suatu tujuan bersama yaitu untuk mengangkat nama-nama
band dari komunitas Indie Jakarta yang disaat itu scene perkumpulannya sedang
berkembang pesat dan memperkenalkan band-band bernuansa baru itu kepada
masyarakat umum.
Format scoring film pada umumnya seperti yang diungkapkan Richard
Davis (1999, hal. 149) bahwa yang diputar pada saat awal permulaan film saat
credit title ditampilkan disebut Main Title Music atau Main Title, sedangkan
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
30
musik yang diputar pada saat akhir film berbarengan dengan credit title disebut
end credit music. Berbeda dengan Janji Joni, film ini tidak mempunyai Main Title
Music yang pasti maupun end credit music yang pasti, semua musik yang ada di
dalam filmnya terasa sama pentingnya jika dianggap sebagai main title music
maupun end credit music. Signifikansinya pada penempatan suatu adegan juga
digarap sedemikian rupa pada scene-scene filmnya yang alurnya terus berubah
seperti roller coaster sehingga menjadi sama kuatnya masing-masing dan sangat
selaras, karena bobot setiap grup band pengisi scoring itu sama, tidak ada yang
lebih dan kurang, mereka sama-sama mengusung nuansa yang berbeda di kancah
musik Indonesia saat itu dan mengusung kejujuran, tidak hyperbolic atau melebih-
lebihkan keadaan sebenarnya.
Film Janji Joni dapat disimpulkan sebagai film pop dengan gaya baru, bisa
dilihat dari alur cerita yang pop, aktor dan aktris yang pop, tetapi dengan
keemasan dan nuansa pop yang baru.
4.4. Proses Pembuatan Musik dalam Film Janji Joni
Untuk mengetahui proses pembuatan musik pada film Janji Joni, peneliti
menggunakan teori yang dikemukakan oleh Richard Davis, Proses pembuatan
scoring pada umumnya untuk suatu film seperti yang disebutkan Davis (1999, hal.
85) adalah:
1) Komposer menerima potongan gambar film yang sudah selesai dan
terkunci (locked picture). Me-review tape tersebut. Menghadiri spotting
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
31
session (rapat untuk membicarakan dan menentukan peletakan spot musik di
film tersebut) bersama sutradara, produser, dan music editor. Music editor
mulai menyiapkan catatan waktu (timing notes).
2) Pengarangan musik dimulai. Komposer memberikan sketch kepada
orchestrator. Music editor menyelesaikan timing notes dan mempersiapkan
proses sinkronisasi.
3) Perekaman musik: 3-4 hari, 6 jam perhari. Sekitar 18 menit durasi yang
terekam setiap harinya. Proses mixing musik: 2-3 hari.
4) Dubbing musik dengan sound effects dan dialog.
5) Film dikirim ke lab.
6) Film dikirim ke bioskop.
Davis juga menulis bahwa pada kenyataanya kebanyakan dalam pembuatan film,
musik adalah hal terakhir yang dibuat, biasanya dimulai pada saat masa post-
production (Davis, 1999, hal. 70).
Tetapi proses pembuatan musik didalam film Janji Joni cukup berbeda
dengan teori Davis, musik dalam film Janji Joni disusun dan diolah bersamaan
dengan mulainya pre-produksi film Janji Joni. Bahkan banyak lagu-lagu yang
masuk dalam film score film ini yang telah tercipta sebelum konsep film ini
terbentuk walaupun beberapa diantaranya yang diciptakan khusus untuk film ini
maupun bersamaan dengan mulainya proses pembuatan film ini. Banyak kaidah-
kaidah dan langkah dalam proses pembuatan musik dalam Janji Joni yang tidak
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
32
mengikuti cara-cara pembuatan scoring pada umumnya, misalkan peranan music
director di film Janji Joni bukan hanya sebagai pengarang film score, tetapi juga
sebagai seorang pengarah musik terhadap para pemusik pengisi cue-cue dalam
scoring film tersebut yang terdiri dari banyak grup band, dan disini music director
juga berperan sebagai seorang kompiler musik yang memilih dan menjahit lagu-
lagu yang sudah ada maupun sedang dalam proses pembuatan yang merupakan
kandidat cocok untuk dimasukan ke dalam film tersebut. Poin-poin penting
pemilihan dan pembuatan musik dalam film Janji Joni adalah:
1) Memperdalam script yang diberikan oleh sutradara dan mencocokan ide
musiknya, apakah jiwa musiknya dengan filmnya sama atau tidak. Dalam
film Janji Joni tidak ada storyboard, referensi awal hanyalah script kasar.
2) Produser dan music director menemui pemusik-pemusik dan mencocokan
stock lagu mereka dengan film dan memilih kandidat lagu yang sesuai untuk
dijadikan cue didalam scoring Janji Joni. Beberapa lagu yang dipilih ada yang
sudah tercipta sebelum produksi Janji Joni (seperti “Less Afraid” dari Sajama
Cut dan “I’ve Got Joni In My Head” dari Teenage Death Star), ada lagu-lagu
yang dipilih sedang dalam masa post-produksi maupun yang sedang dalam
proses penggarapan berbarengan dengan mulainya produksi film (Seperti lagu
Sore, “Funk The Hole” dan “Puzzle” dari Ape On The Roof). Untuk yang
bentuknya seperti ini, proses penggarapannya diperkaya inspirasi dan ikut
terpengaruh oleh film tersebut, dengan kata lain, lagu tersebut lirik maupun
nadanya khusus dibuat untuk keperluan scoring pada film Janji Joni. Setiap
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
33
grup Band yang melakukan perekaman juga dipertontonkan rushes scene
yang sudah jadi untuk mendapat gambaran lebih lanjut.
3) Ditengah proses pembuatan, pemilihan, dan penempatan lagu, ada
perombakan skrip. Bahkan Pada saat masa produksi, kru penyuting film pagi-
pagi sebelum proses pengambilan gambar scene, kru film dan sutradara selalu
mendengarkan musik-musik yang telah terpilih menjadi kandidat score
terlebih dahulu untuk menjiwai karakteristik film ini.
4) Penerimaan rough scene/rushes kasar yang telah selesai dan penempatan
film score musik di rough scene oleh music director, penambahan musik
dibeberapa spot yang masih kosong dengan musik instrumental dan bunyi-
bunyian (Score), karena jika ditambahkan musik vokal, dikhawatirkan akan
membuat film menjadi bergenre musical.
5) Pembuatan musik untuk keperluan diegesis, permintaan produser dan
sutradara film dan ide-ide baru ditambahkan.
4.5. Konsep Musik Janji Joni
Janji Joni bermula dari perkawanan orang-orang dibelakang layarnya. Sang
sutradara ingin membuat suatu film pop bergaya baru yang sesuai dengan
kenyataan dan tidak berlebihan dengan beberapa inspirasi dari film-film B-Movie,
sedangkan Music Directornya ingin mendukung ide itu dengan menampilkan
scoring yang bernuansa baru dan berbeda pada masa itu, yaitu scoring yang terdiri
dari lagu-lagu berbagai band pop bernuansa baru yang tergabung dalam
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
34
komunitas indie masa itu. Sang music director ingin membuat film berfilm score
musik berformat grup band seperti yang telah dilakukan pembuat film
Trainspotting dan Rockstock dengan situasi dan gaya yang Indonesia.
Pembuatnya ingin agar dari segi penjualan film itu mencakup dua pemirsa,
pencinta film dan pencinta musik. Sehingga baik elemen visual maupun audionya
dapat berdiri sendiri-sendiri dengan sama-sama kuat tetapi jika digabungkan akan
membentuk suatu paduan karya artistik yang berkesinambungan satu dengan yang
lainnya. Singkat kata Janji Joni adalah film pop bergaya baru dengan kumpulan
scoring musik pop yang bernuansa baru.
Tantangan terberat yang dihadapi Music Director dalam mewujudkan
konsep ini adalah bagaimana menaruh scoring berupa musik-musik bervokal
dalam jumlah cukup banyak dengan bermacam-macam genre didalamnya,
menaruh dan menyelaraskan penempatannya sehingga semua musiknya selaras
dan sama-sama kuat satu antara lain, dan menghindari format genre film menjadi
film musical. Music Director A.A.G. Airlangga juga menjelaskan bahwa film
Janji Joni bukanlah film Musical karena cerita dan filmnya tidak berjalan dan
terbentuk bergantung dari musiknya, sedangkan film musical jalan ceritanya
bergantung pada musik-musik di dalamnya, singkat kata, musical adalah lagu-
lagu yang berformat film.
Tema dan konteks yang dianut adalah kejujuran dari masyarakat muda
Jakarta pada masa itu, masyarakat jujur yang tidak hyperbolic atau melebih-
lebihkan keadaan sebenarnya, dan dimana mereka adalah kaum idealis yang
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
35
menyerap berbagai macam budaya dari luar bangsa, tetapi tidak mempunyai
pegangan kuat terhadap satu hal, dan selalu menggabungkan semua budaya yang
terserap tersebut menjadi suatu perpaduan yang eclectic (“Eclectic”, 2012), itu
semua digambarkan pada tokoh Joni dalam film tersebut dan pada musik-musik
indie yang ditampilkan, yang merupakan perpaduan dari berbagai macam musik
(Tidak mempunyai genre spesifik) dari berbagai era yang mempunyai suatu
benang merah berupa semangat, perjuangan, dan komunitas. Janji Joni adalah
memorabilia kota Jakarta dan kehidupannya di era itu. Konsep Musik yang
terdapat di dalam film Janji Joni tidak mengikuti konsep garapan musik pada
umumnya, tetapi membawa nuansa baru di masa itu, tuturProduser musik Janji
Joni David Tarigan, serta Bin Harlan Boer dan Iman Fattah yang merupakan
scoring crewnya.
Music Director Janji Joni memilih band-band indie tersebut karena saat itu
secara musik, masyarakat Jakarta sewaktu itu sedang mengalami kejenuhan
dengan musik-musik pop dari band-band berlabel major karena mereka tidak
menawarkan sesuatu yang baru, sedangkan pada waktu yang bersamaan scene
musik indie di Jakarta sedang menanjak dan musik mereka menjadi suatu karya
seni yang baru di kalangan masyarakat. Dari segi material pun mereka selalu
mengutamakan sesuatu yang berbeda dan jujur, mereka jujur dalam berekspresi
dan dalam pemilihan kata-katanya, tidak melebih-lebihkan atau terlalu
mendramatisir dan itu semua dibawa ke dalam gaya mereka masing-masing (entah
itu genre Indonesia lama, rock, elektronika, dan sebagainya), sebagai contoh
seandainya lirik mereka berbicara cinta, bukan berarti cinta yang cengeng.
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
36
Attitude atau perilaku serta gaya hidup indie dan konten yang mereka usung itulah
yang menjadikan musik-musik itu senafas dengan film Janji Joni.
Sedangkan konsep musik yang hampir tidak ada pengulangan, berbeda
dengan score film lain, dikarenakan music director ingin menunjukan bahwa
bobot musik dari setiap band yang lagunya diputar di score setara dan
membolehkan penonton untuk dapat melihat secara detail perbedaan setiap
scenenya dan agar penonton dapat dengan detail melihat perbedaan setiap kualitas
musik yang ditampilkan disini.
Biasanya penonton jikalau sudah suka akan suatu lagu akan menunggu
lagu itu untuk muncul kembali, tetapi jika diulang kembali anggapannya terhadap
musik tersebut hanya akan menjadi biasa saja. Ini dihindari agar musik didalam
score lebih kuat. Sedangkan konsep kejujuran, tidak berlebihan, keseharian, dan
konsep struggle / perjuangan dilihat sesuai dengan situasi dan karakter Joni pada
saat itu. Ciri khas Joko Anwar yang dalam filmnya era zaman di dalam filmnya
itu selalu anakronistik sangat cocok dengan musik-musik yang diusung oleh band-
band indie pengisi score tersebut
Janji Joni adalah karya yang membentuk ingatan kenangan dan
momentum atau yang biasa disebut memorabilia tentang era kehidupan Jakarta
pada saat itu dan kehidupan remaja Jakarta dikala itu mencakup berbagai elemen
kehidupan termasuk lifestyle dan musiknya yang sebenarnya merupakan
kumpulan memorabilia dari seluruh zaman yang pernah ada di kota Jakarta.
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
37
4.5.1. Konsep Musik Indie dalam Janji Joni
Konsep Pemilihan grup musik beserta genrenya tergabung dalam budaya dan
komunitas Indie di Jakarta dipilih dan ditentukan oleh Music Director Janji Joni.
Indie sendiri berasal dari kumpulan genre musik barat dan gaya hidupnya yang
dijadikan satu.
Indie adalah singkatan dari kata independent, indie dapat disimpulkan
sebagai setiap perbuatan bisnis, desain, ataupun kegiatan musik yang tidak terkait
dengan perusahaan besar. Musik indie sendiri adalah gabungan dari musik-musik
yang terinspirasi dari musik era 60an, 70an, dan 80an (“Indie”, 2004). Scoring
Crew Janji Joni Iman Fattah juga menambahkan, bahwa indie itu adalah
independent, tidak bergantung dengan pasaran umum, didalam musik, mempunyai
arti tidak bergantung dengan label yang sudah mempunyai nama besar, pemusik
indie melalui proses produksi dan pemasaran dengan usaha sendiri. Untuk
genrenya sendiri tidak ada yang spesifik karena merupakan suatu gabungan dari
musik-musik di berbagai era dari musik dunia barat. Sedangkan gaya hidup indie
sendiri dapat disimpulkan sebagai gaya hidup struggle atau perjuangan. Denny
Sakrie (2012), seorang pengamat musik juga mengutarakan bahwa musik Indie
adalah pada dasarnya semua jenis musik, tidak terbatas pada genre tertentu, yang
karyanya bernaung pada komunitas bersistem Indie, tidak pada jaringan label-
label besar.
Music Director A.A.G. Airlangga juga membenarkan bahwa film score
dalam film Janji Joni juga mengusung suatu tujuan bersama yaitu untuk
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
38
mengangkat nama-nama band dari komunitas Indie Jakarta yang disaat itu scene
perkumpulannya sedang berkembang pesat dan memperkenalkan band-band
bernuansa baru itu kepada masyarakat umum.
Tema dan konteks kejujuran hidup yang tidak berlebihan, keseharian, dan
konsep struggle / perjuangan dari masyarakat muda Jakarta pada masa itu, dimana
pandangan hidup mereka tidak hyperbolic atau melebih-lebihkan keadaan
sebenarnya, dan dimana mereka adalah kaum idealis yang menyerap berbagai
macam budaya dari luar bangsa, tetapi tidak mempunyai pegangan kuat terhadap
satu hal, itu semua digambarkan pada tokoh Joni dalam film tersebut dan situasi
yang dihadapinya pada saat itu, serta pada musik-musik indie yang mengiringi
film tersebut, yang merupakan perpaduan dari berbagai macam musik (Tidak
mempunyai genre spesifik) dari berbagai era yang mempunyai suatu benang
merah berupa semangat, perjuangan, dan komunitas.
4.5.2. Konsep Audio dan Visual Yang Sama Kuat
Sang music director A.A.G. Airlangga, ingin membuat film scoring berformat
grup band seperti yang telah dilakukan pembuat film Trainspotting dan Rockstock
dengan situasi dan gaya yang Indonesia. Ia ingin agar dari segi penjualan film itu
mencakup dua pemirsa, pencinta film dan pencinta musik. Sehingga baik elemen
visual maupun audionya dapat berdiri sendiri-sendiri dengan sama-sama kuat
tetapi jika digabungkan akan membentuk suatu paduan karya artistik yang
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
39
berkesinambungan satu dengan yang lainnya. Singkat kata Janji Joni adalah film
pop bergaya baru dengan scoring musik pop yang bernuansa baru.
4.6. Keistimewaan film Janji Joni
Pada umumnya konsep musik pada film bergenre non-musical hanyalah sebatas
scoring instrumental ataupun jikalau ada musik bervokal akan diposisikan sebagai
main theme song atau end credit music. Berbeda dengan musik pada film Janji
Joni, pembuatnya ingin membuat score berpengaruh kuat yang berisi lagu-lagu
bervokal yang dibawakan oleh grup musik tanpa merubah genrenya menjadi
musical. Seperti yang sudah penulis sebut diatas, film atau visual dari film Janji
Joni maupun scoring atau audionya membentuk suatu kesatuan yang baru, selaras,
dan berciri khas jika disatukan, tetapi masing-masing dapat berdiri sendiri-sendiri
tanpa mengurangi intensitas kekuatannya satu dengan lainnya.
Satu hal yang penting tentang scoring, menurut Davis (1990, hal. 135)
dalam bukunya, adalah bahwa scoring yang sukses biasanya memiliki konsep
yang mendorong musiknya sendiri. Tetapi didalam film Janji Joni jika ditelaah
dari sejarah pembuatannya, musiknya sendiri, keadaan, dan momentumnyalah
yang mendorong terciptanya suatu kesinambungan konsep itu sendiri didalam
film ini. Dan hasil akhirnya adalah suatu film bernuansa baru yang kuat dengan
kumpulan scoring musik yang sama kuatnya dengan film itu sendiri, bahkan
album scoringnya sendiri mampu menembus batas best-seller dalam
penjualannya.
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
40
Dari kesimpulan diatas dapat dianalisakan bahwa film dan musik Janji
Joni memang membawa suatu nuansa baru yang juga dihasilkan dengan proses
dan konsep yang berbeda dari metode-metode konservatif pada umumnya.
4.7. Penerapan Konsep Musik dalam film Janji Joni
Penerapan dari musik pada film Janji Joni diterapkan pada banyak scene-
scenenya. Setiap lagu merepresentasikan keadaan dan situasi yang berbeda, setiap
lagu yang ditampilkan dibuat sedemikian rupa sehingga menjadi sama-sama kuat
dan signifikan dengan hanya sedikit pengulangan dan dengan pemilihan scene
yang sesuai dan memperkuat satu dengan lainnya secara audio maupun visual.
Pada prosesnya, Janji Joni juga menghindari adanya main theme song pada film
tersebut yang sangat signifikan untuk menghindari kesama-rataan signifikansi
tiap-tiap lagu dalam kumpulan scoringnya. Bahkan untuk memperkuat penjualan
album scorenya, versi mixing dan mastering dalam film dengan yang ada pada
album scorenya dibedakan.
Penerapan untuk lagu pada scene sedih maupun scene gembirapun tidak
selalu mengikuti kaidah-kaidah yang umum berlaku, sebagai contoh dalam lagu
“Satu Waktu” yang berlirik sedih, temponya tetap upbeat dan bahkan dengan
situasi dan scene yang sebenarnya beralur tidak sedih, hanya pembacaan nada
liriknya saja yang datar.
Kendala-kendala yang terjadi dalam penerapan format scoring musik Janji
Joni yang tidak standard (dipenuhi musik bervokal di hampir setiap scoring)
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
41
menantang sang music director untuk melakukan pemilihan dan pemotongan lagu
yang sangat pas lirik maupun nadanya sehingga dapat menyatu dengan sempurna
dengan filmnya, dan juga untuk menghindari penempatan dan pemotongan bagian
musik yang terlalu mendadak dan kaget, dilakukan mixing dan mastering yang
dilakukan secara khusus untuk proses editing audio film, ini semua dilakukan
setelah editing audio pada sesi produksi musik/rekaman.
4.7.1. Telaah Atas Musik dalam Film Janji Joni
Dalam skripsi ini penulis mencoba memaparkan telaah setiap film score dalam
film Janji Joni dengan fokus analisis pada beberapa film score yang signifikan
guna mempertajam analisis film score dari film ini.
1) Lagu: I’ve Got Joni In My Head
a) Artis: Teenage Death Star
b) Genre: Punk Rock (Sumber: Website Teenage Death Star)
Punk Rock adalah sebuah genre musik populer yang berasal dari musik rock
pada 1970-an di Amerika Serikat, Inggris, dan Australia. Band seperti
Ramones, Sex Pistols dan The Clash adalah band-band populer di genre ini.
Banyak dari band-band punk rock yang memproduksi rekaman mereka dan
mendistribusikan musik mereka secara indie, di luar dari industri rekaman
mainstream. Gaya tampilan komunitas punk rock sering menggunakan
tampilan T-shirt, jaket motor, dan celana jeans. Tato, tindik, dan logam-
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
42
kancing juga umum mereka gunakan. Gaya tampilan rambut punk akhirnya
termasuk potongan rambut Mohawk dan Skinhead/botak. Musik Punk
biasanya cepat dan keras. Lirik dan lantunan sering berteriak dan cenderung
mengkritik otoritas. Musiknya biasanya tidak menampilkan solo gitar yang
rumit. Gitar menggunakan efek suara yang sangat terdistorsi (“Punk Rock”,
Cole & Schwartz, 2012).
c) Lirik: Lirik lagu ini yang mengulang-ulang kata “I’ve Got Joni in My
Head” sangat cocok dengan judul film dan karakter utama dalam film ini
yang bernama Joni dan gaya berpikirnya yang idealis yang merupakan bentuk
pemberontakan dari kaidah-kaidah umum.
d) Ekspresi Suara: Ritme cepat dan menantang dengan kesan agresif dan
penuh emosi.
e) Visual: Joni mengendarai motornya dengan latar belakang kota Jakarta.
f) Catatan: Musik ini ditampilkan secara non-diegesis dan telah digubah
sebelum proses pembuatan Janji Joni, serta hanya ditampilkan sekali dalam
film.
g) Analisis dan kesesuaian:
Peletakannya sangat sesuai karena dipakai untuk musik pembuka dalam film
ini, scene Joni yang bersemangat memulai pekerjaanya dan mulai
menghidupkan motor kunonya, dengan latar belakang pemandangan jalanan
ibukota Jakarta, cocok sekali dengan musik yang keras dan memberontak ini.
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
43
Musik ini menjadi perkenalan karakter Joni yang mempunyai sifat idealis dan
bertentangan dengan pandangan-pandangan konservatif pada umumnya
kepada penonton film, dan penyampaiannya diperkuat dengan diiringi lagu
pembuka ini yang bergenre Punk Rock.
Genre ini menurut Sonnenschein (2001, hal. 110) memang mewakili
penyampaian kesan keras, pemberontakan atau rebel sehingga mampu
memperkuat karakter sang tokoh utama Joni dan juga setting film itu yang
bertempat di kota Jakarta yang memang terkenal dengan kehidupannya yang
keras dengan masyarakat mudanya yang modern, pemberontak, dan idealis.
Ritme yang cepat dan menantang khas musik Punk Rock di lagu ini sangat
sesuai menggambarkan karakter Joni yang berani untuk bersikap dan
menghadapi hidup, seperti pemilihan karirnya sebagai seorang pengantar rol
film yang sebenarnya bebannya cukup besar karena dituntut ketepatan waktu
dengan penghasilan usaha yang dapat dibilang riskan. Adapun genre Punk
Rock dari lagu ini melambangkan jiwa pemberontakan karakter Joni dari
masyarakat pada umumnya, jiwa muda yang bebas berpikir, berkarir, maupun
bergaya.
Lirik lagu ini yang mengulang-ulang kata “I’ve Got Joni in My Head” dengan
nada lantang dan berani sangat cocok dengan judul film ini dan karakter
utama dalam film ini yang bernama Joni dan gaya berpikirnya yang idealis
yang merupakan bentuk pemberontakan dari kaidah-kaidah umum
masyarakat. Penempatannya diurutan terdepan dalam film ini mampu
mewakili pengenalan dan pembuka film ini kepada penyimaknya.
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
44
Dalam pemilihan lagu ini, kepiawaian A.A.G. Airlangga sebagai music
directornya terlihat karena ia dapat menyeleksi musik-musik yang sebenarnya
telah tercipta sebelum mulainya proses pembuatan Janji Joni dan
mengaplikasikannya menjadi lagu pembuka yang sesuai dan menjadi salah
satu lagu dalam film score ini yang paling signifikan.
2) Lagu: Bedroom Avenue
a) Artis: Goodnight Electric
b) Genre: New Wave, Pop (Sumber: Website Goodnight Electric)
“New Wave adalah jenis musik yang berkembang pada awal tahun 1980 yang
berasal dari musik Punk, New Wave menggabungkan gaya populer dengan
penggunaan synthesizer elektronik” (“New Wave”,2009).
c) Lirik: Lagu ini diambil sebagian besar pada bagian instrumental saja,
bagian vokal yang terambil hanya “Your eyes, your lips.. Your whisper in my
ear”.
d) Ekspresi Suara: Lagu ini Melodinya lembut dan dalam gerakan nada yang
luas, ritme stabil
e) Visual: Joni melihat Angelique untuk pertama kali di bioskop.
f) Catatan: Musik ini ditampilkan secara non-diegesis dan diperdengarkan
dua kali dalam film.
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
45
g) Analisis dan kesesuaian: Lagu ini dan liriknya yang terkesan romantis
berkaitan dengan scene Joni bertemu dengan karakter wanita yang menjadi
target cinta di film ini untuk pertama kalinya, dan karakter wanita ini juga
yang menjadi pemicu jalannya cerita didalam film Janji Joni ini. Musik ini
diulang penempatannya sampai dua kali karena durasi pengambilan
potongannya yang cukup pendek.
3) Lagu: Funk The Hole
a) Artis: Sore
h) Genre: Psychedelic Rock
Psychedelic adalah gaya musik yang muncul pada 1960-an, musik rock yang
terinspirasi oleh atau terkait dengan pengalaman musisi saat mengkonsumsi
obat-obatan terlarang (“Psychedelic”, 2009)
b) Lirik: “Into me, And for now, I told you so, and for now, im up to go”
c) Ekspresi Suara: Lagu ini ritmenya sedikit menghentak, stabil, dan melodi
dalam gerakan nada yang luas.
d) Visual: Joni di WC mendengar dua pria berbicara intim dan mengejar
Angelique
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
46
e) Catatan: Ditampilkan secara non-diegesis, ditampilkan hanya sekali, dan
diciptakan oleh Sore khusus untuk film Janji Joni menurut produsernya,
David Tarigan.
f) Analisis dan kesesuaian: pada lirik “im up to go” menguatkan keinginan
Joni untuk berkenalan dengan karakter wanita, Angelique, saat di dalam WC
joni mengumpulkan keberanian dengan sambil menatap cermin.
4) Lagu: Setan Kredit
a) Artis: A.A.G. Airlangga dan David Tarigan (Music Director dan Produser
Janji Joni)
b) Genre: Jazz
Jazz adalah bentuk seni musik yang berasal dari Amerika Serikat melalui
konfrontasi orang kulit hitam dengan musik Eropa, ia berpendapat bahwa jazz
berbeda dari musik Eropa dalam jazz yang memiliki hubungan khusus untuk
waktu, yang didefinisikan sebagai swing, sebuah spontanitas dan vitalitas
produksi musik dimana improvisasi memainkan peran, dan kemerduan dan
cara ungkapan yang cermin individualitas dari musisi jazz (“Jazz”, Cole &
Schwartz, 2012).
c) Visual: Joni menceritakan flashback pekerjaan ayahnya sebagai debt
collector.
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
47
d) Lirik: “Setan Kredit” (diulang-ulang)
e) Ekspresi Suara: Lembut, melodi playful, pergerakan yang berubah-ubah,
figur repetisi pada bass, dan kesan yang licik.
f) Catatan: Musik non-diegesis dan diciptakan oleh A.A.G. Airlangga dan
David Tarigan, dibantu oleh Iman Fattah (Music Director, Produser, Scoring
Crew) khusus untuk film Janji Joni pada saat proses produksi film Janji Joni
menurut A.A.G. Airlangga.
g) Analisis dan kesesuaian:
Penempatan lagu ini ada pada adegan yang sangat komedi pada saat
flashback kakek Joni yang beralih profesi menjadi debt collector. Lagu ini
diciptakan dan dimainkan secara khusus untuk film Janji Joni oleh sang music
director dibantu dengan produser dan para scoring crewnya.
Ekspresi nada yang berubah-ubah disini memang cocok dengan pengaruhnya
untuk menciptakan kesan plin-plan sesuai dengan teori yang diungkapkan
oleh Sonnenschein (2001, hal. 110). Kesan plin-plan itu menguatkan unsur
komedi dalam adegan ini dimana kakek Joni menjadi debt collector, memeras
kliennya tetapi dengan unsur yang lucu, sebagai contoh, dengan memakai
topeng perempuan cantik agar kliennya mau membuka pintu rumah.
Sedangkan penggunaan musik Jazz disini untuk mempertahankan kesan licik
dan sedikit jahat dari figur pekerjaan seorang debt collector tanpa mengurangi
unsur komedinya.
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
48
Dilihat dari segi liriknya yang mudah dan diulang-ulang dengan menghentak
mengucapkan “Setan Kredit” sudah membuat kesan komedi yang berunsur
ironi tersendiri pada pendengarnya. Debt collector selalu berurusan dengan
kredit macet, tetapi penambahan kata “setan” didepan “kredit” menimbulkan
kesan lelucon atau ejekan pada sang debt collector. Lagu ini ditampilkan
secara non-diegesis agar tidak mengurangi kesan komedi dari adegan ini.
5) Lagu: Puzzle
a) Artis: Ape On The Roof
b) Genre: Elektronika
“Elektronika adalah musik dansa yang menampilkan penggunaan synthesizer,
perkusi elektronik, dan sample yang ekstensif” (“Electronica”, 2012).
c) Visual: Joni bercerita tentang jenis-jenis penonton bioskop dengan gaya
narasi.
d) Lirik:
Endless feel
Dream us just fine
It does and cloud held rain for me
Cheers amazing real loud
You know im standing here
Looking like a fool
And people must be think im dumb
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
49
Such a sadistic world that we’re living
A hardest feel in the world
Is distant and that metal on the ground
Here im driving many far
A thousand things that arise for
Diamond light smile
She hopes and still
In the world
It does a smile
That see was sincere
And so to speak
And as the series thought
What the brain cannot be fought
e) Ekspresi suara: Lembut, playful, melodi hidup, warna nada hangat, vokal
lembut dan sedih, nada ceria, pergerakan ritme yang upbeat, tetapi terkesan
santai figur repetisi pada bass.
f) Catatan: Musik non-diegesis dan diciptakan oleh Ape On The Roof (Music
Director, A.A.G. Airlangga tergabung dalam band ini) khusus untuk film
Janji Joni pada saat proses produksi film Janji Joni menurut A.A.G.
Airlangga.
g) Analisis dan kesesuaian:
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
50
Lagu ini ditempatkan pada saat narasi Janji Joni tentang berbagai jenis
penonton bioskop. Durasi penempatan lagu ini cukup panjang dibandingkan
dengan yang lain, hampir satu lagu utuh.
Genre elektronika yang terkandung dalam lagu ini memang menampilkan
nada-nada dansa, tetapi karena lembut dan ceria, menimbulkan kesan yang
santai sehingga membantu melatar belakangi penarasian yang diucapkan oleh
Joni tanpa mengganggu dialognya, dan penonton akan terpusat perhatiannya
terhadap omongan Joni dan visualnya dengan santai. Melodi lagu ini yang
terkesan hidup dan nada-nadanya yang hangat menimbulkan kesan santai dan
menjadikan lagu ini sesuai untuk latar belakang tanpa mengganggu konten
utama dari adegan visual dan dialognya yang utama.
Hal yang penulis rasa kurang terlalu berpengaruh didalam lagu ini adalah
liriknya yang sebenarnya memiliki arti yang tidak signifikan terhadap adegan
visualnya. Lagu ini dari unsur musik dan nada sangat ceria tetapi liriknya
sebenarnya adalah kalimat sedih dan peratapan. Tetapi karena dikemas
dengan paduan musik elektronika yang hidup dan ceria, mengaburkan kesan
itu menjadi ceria, warna vokalnya yang dinyanyikan oleh wanita dengan
lembutpun menjadikannya tidak mengganggu terhadap pengaplikasiannya
pada penempatan score.
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
51
6) Lagu: Waiting
a) Artis: The Adams
b) Genre: Rock
Musik Rock adalah musik yang berasal dari akhir abad 20, terutama dari
kalangan penduduk muda. Musik rock berasal dari tahun 1950-an di Amerika
Serikat, tapi dengan cepat menjadi populer di Eropa dan diseluruh dunia.
Gaya musik ini ditandai dengan backbeat yang terus menerus, gitar listrik,
dan vokal. Musik rock telah dikaitkan di masa lalu dengan pemberontakan
pemuda dan protes, namun telah berkembang menjadi bentuk yang lebih
diterima hiburan di antara semua kelompok usia (“rock”, Cole & Schwartz,
2012).
c) Visual: Joni sedang terburu-buru mengandarai motor mengantar rol film
d) Lirik: “Waiting...waiting for you tonight, I’m dreaming you are here with
me tonight”
e) Ekspresi suara: Ritme yang cepat dan menantang itu sangat sesuai
menggambarkan karakter Joni yang bersemangat untuk tidak terlambat
mengantarkan Rol film
f) Catatan: Musik non-diegesis dan dibuat sebelum produksi Janji Joni
g) Analisis dan kesesuaian:
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
52
Lagu ini ditempatkan dengan durasi yang pendek, tetapi penempatan
potongannya terdengar sangat pas untuk momen visual adegan tersebut. Lagu
yang mengusung genre rock ini seperti yang dikatakan Sonnenschein (2001,
hal. 110) memang memiliki pergerakan nada agresif dan ritme cepat yang
membuat kesan berani dan adrenalin yang meluap-luap. Sedangkan melodi
cepat dan menantang pada lagu ini sesuai memperkuat keberanian Joni untuk
menepati janjinya pada Angelique. Sedangkan melodinya yang terdengar
gembira memperkuat kesan pengharapan Joni akan Angelique.
Kesesuaian dengan lirik “waiting..waiting for you tonight” menguatkan
adegan Joni yang sedang berusaha untuk tidak telat mengantarkan rol film
yang dimana menjadi syarat agar Angelique dapat memberi tahu namanya.
Lagu ini menyimpulkan statemen Joni pada adegan itu yaitu “Tapi yang pasti,
cewek yang satu ini, nggak bakal gue kecewain”, sebagai pengharapan akan
hasil akhir dari perjuangannya di film ini. Sedangkan durasinya yang cukup
pendek memang harus terjadi untuk menguatkan statemen tersebut sehingga
pemilihan lirik yang diambil menjadi pas dan tidak lari dari statemen itu.
Lagu ini diputar kembali pada saat credit title.
7) Lagu: Less Afraid
a) Artis: Sajama Cut
b) Genre: Rock
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
53
c) Visual: Joni dengan semangat mengantarkan rol film dengan mengendarai
motor tuanya sambil memperhatikan kondisi jalan Jakarta.
d) Lirik: “It was the skies, It was her scent, And her life, You could catch me
of fall down, I guess it's been, A little while since, I've slept, But I've dreamt
you going down, Mistakes are made from the moment we met, Mistakes are
made to last, Mistakes are met but are never acquired, Pastiches, La mere -
pisstakes are made, Outside, you can be anyone you want Outside, you can
be with anyone you'd want”
e) Ekspresi suara: Ritme yang cepat menantang namun teratur, figur ritme
yang repetitif, kesan perjuangan, kesan marching dan teratur
f) Catatan: Musik non-diegesis dan dibuat pada saat sebelum produksi Janji
Joni. Ditampilkan dua kali pada dua adegan yang berbeda.
g) Analisis dan kesesuaian:
Lagu ini adalah satu-satunya lagu yang khusus diminta oleh sutradara, Joko
Anwar untuk dimasukan kedalam film score Janji Joni, dan diputar dua kali
dengan durasi yang cukup panjang dalam film ini berdasarkan penjelasan
Music Director, A.A.G. Airlangga. Menurutnya, ini adalah alasan pribadi
Joko Anwar, karena ia memang sangat suka sekali dengan lagu ini dan ingin
menempatkannya pada karya debut film garapannya.
Dibagian pertama penempatannya, lagu ini ditempatkan untuk mengiringi
adegan Joni mengantar rol film dengan mengendarai motor tuanya sambil
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
54
memperhatikan kondisi jalan Jakarta. Diantaranya ia melihat perkelahian
antara suami istri dijalanan, orang buta yang kesusahan menyeberang, dan
anak kecil yang berdandan sebagai polisi, membantu masyarakat untuk
menyeberang. Lirik “It was the skies” pada lagu itu menguatkan keadaan
visual Jakarta pada saat itu yang langitnya sedang cerah disambung dengan
“It was her scent, and her life” yang mengingatkan penonton pada tujuan dan
janji Joni yang utama pada Angelique. Sedangkan lirik “Outside, you can be
anyone you want Outside, you can be with anyone you'd want”
merepresentasikan kecemburuan Joni kepada pacar Angelique dan
kegelisahan suasana hatinya akan pengharapan perjuangannya untuk berhasil
menepati janji mengantar rol film tepat waktu untuk dapat berkenalan dengan
Angelique. Sedangkan pada penempatan yang kedua, diletakan pada adegan
Joni berlari penuh semangat mengejar waktu dan penyeleksian bagiannya
hanya pada instrumentalnya saja dalam lagu ini. Dalam penempatan kedua ini
kesan untuk memperkuat perjuangan Joni dengan diiringi nada lagu yang
stabil lebih kuat.
Ritme lagu ini cepat dan menantang namun teratur sehingga mengingatkan
kita pada ketukan marching, dan juga figur ritme yang repetitif ini mampu
menampilkan kesan perjuangan dan pengharapan karakter Joni yang berani
menerima tantangan sang karakter wanita. Lagu ini juga sesuai
menggambarkan karakter Joni yang selalu berusaha optimis dalam hidupnya
dengan latar belakang seting kota Jakarta yang terkenal penuh perjuangan.
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
55
8) Lagu: The Army Return
a) Artis: Media Distorsi
b) Genre: Elektronika
c) Visual: Joni mengejar motornya yang dicuri.
d) Ekspresi suara: hentakan ritme musik yang kasar, upbeat, dan tidak
teratur, penuh kegelisahan
e) Catatan: Musik non-diegesis dan diciptakan oleh Media Distorsi khusus
untuk film Janji Joni pada saat proses produksi film Janji Joni menurut data
dari A.A.G. Airlangga dan Iman Fattah.
f) Analisis dan kesesuaian:
Kesesuaian lagu elektronika dengan kesan kasar dan berat disertai elemen
distorsi yang biasa ditemukan dalam musik rock dan metal ini memperkuat
situasi yang tidak stabil dan tegang. Nada-nada yang berat dan berlari itu juga
memperkuat kesan ketegangan sekaligus kemurkaan yang ada pada adegan
ini.
9) Lagu: 1.1 Trillion Woodcutter
a) Artis: Zeke & The Popo
b) Genre: Folk Music
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
56
Folk music adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
musik dari rakyat biasa yang telah disadur oleh hafalan atau pengulangan
dengan menulis, dan memiliki akar dalam budaya sendiri. Biasanya
menggunakan instrument-instrumen akustik dan bersuara eksperimental atau
aneh (“folk music”, Cole & Schwartz, 2012).
c) Visual: Flashback Joni waktu kecil diejek karena cita-citanya sebagai
pengantar rol film
d) Lirik: “We faked a kiss only to miss our honest love..Picture of cloud you
strangely shot..Are you turned on?”
e) Ekspresi suara: Ritme musik yang lambat dan melodi yang mendayu-dayu
f) Catatan: Musik non-diegesis dan diciptakan oleh Zeke & The Popo khusus
untuk film Janji Joni pada saat proses produksi film Janji Joni menurut data
dari Iman Fattah, kru skoris yang juga tergabung dalam grup musik ini.
g) Analisis dan kesesuaian: menambahkan efek sedih pada adegan Joni
mengingat kembali masa kecilnya, visualisasi adegan kilas balik masa kecil
joni saat mengutarakan pada teman-teman kecilnya atas keinginannya
menjadi pengantar film saat besar nanti.
10) Lagu: Do The Cobra
a) Artis: The Jonis
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
57
b) Genre: Rock & Roll
Sebuah jenis musik yang populer di Amerika Serikat pada tahun 1950-an.
Pada dasarnya Rock & Roll adalah gaya yang sangat berirama blues dan
komposisi sebagian besar dalam beberapa bentuk bentuk blues 12-bar.
Instrumen listrik dan diperkuat (gitar, saksofon, drum kit, piano, dan bass)
memungkinkan para pemain untuk menekankan ketukan pertama. Rock &
Roll menjadi istilah umum untuk musik populer di tahun 1950-an (“rock &
roll”, Cole & Schwartz, 2012).
c) Visual: Joni Berlari tergesa-gesa.
d) Lirik: Berulangkali mengucapkan “Joni”.
e) Ekspresi suara: Gerakan agresif, pembentukan atau pelepasan tensi dan
emosi.
f) Catatan: Musik non-diegesis, diciptakan pada saat produksi Janji Joni.
g) Analisis dan kesesuaian: Hentakan musik yang cepat dan tidak beraturan,
menambahkan efek tegang dan kacau saat adegan Joni berlari.
11) Lagu: satu waktu
a) Artis: scoring team (A.A.G. Airlangga, David Tarigan, Iman Fattah, Bin
Harlan Boer)
b) Genre: Pop
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
58
“Pop adalah genre musik yang umum digemari berbagai usia, versi ringan
dari Rock & Roll dengan ritme dan harmoni yang lebih lembut dan penekanan
pada syair-syair cinta romantis” (“Pop Music”, 2012).
c) Visual: Karakter Joni, Jeffry dan Voni memainkan performa musik untuk
kebutuhan audisi mereka.
d) Lirik:
menyimpang dari tujuan paksa diriku
terjebak dilingkaran andai kau tahu itu
sembunyi melawan sesal gelapnya hariku
bimbang sejak diawal jika saja kau tahu
terpaksa menunggu hingga satu waktu
kita bertemu kan kuceritakan
semuanya padamu gelisah itu
keadaan ini memaksa hati
berharap sembunyi tak kan terungkap
kesempatan ini akankah pergi
sesali diri takan terucap
pulih nanti.. pulih nanti...
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
59
e) Ekspresi suara: Melodi yang lembut, manis, dan menyanjung dalam
gerakan nada yang luas. Suara penyanyi yang terdengar datar. Gerakan nada
terkendali dan terpusat.
f) Catatan: Satu-satunya musik diegesis dalam film ini yang menampilkan
karakter-karakter Janji Joni memainkan dan menyanyikan lagu ini diatas
panggung audisi. Lagu ini khusus dibuat oleh scoring team termasuk music
director dan produsernya. Bin Harlan Boer mengarang lirik dalam lagu ini.
g) Analisis dan kesesuaian:
Lagu ini adalah satu-satunya scoring yang diaplikasikan dengan format
diegesis pada film Janji Joni, para karakter film ini yaitu Joni, Voni, dan
Jeffry menjadi penyambung diegesis yang membawakan lagu ini dalam
seting panggung audisi. Lagu ini sebenarnya adalah hasil karya para tim
skoring film ini dengan Bin Harlan Boer sebagai penulis liriknya.
Menurut pengakuan Bin Harlan Boer, proses penulisan dan terbentuknya
lagu ini sangatlah singkat dan sebenarnya sangat berbeda dengan metode
penulisan skoring pada umumnya yang harus melalui tahap pembedahan
scene dan sebagainya. Ia menjelaskan bahwa pada proses pembuatanya, detail
scene tidak diberitahu dan tidak ada brief tertulis, ia hanya diberitahu
gambaran umum tema lagu yang menceritakan soal wanita yang kesepian,
dan aransemen lagu sudah dibuat oleh A.A.G. Airlangga lagu. Dalam
prosesnya tidak ada pendalaman script dan sebagainya, hanya berupa tema
dan keadaan scene yang diungkapkan secara lisan. A.A.G. Airlangga sendiri
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
60
merevisi dan mengarang aransemen berdasarkan penalarannya terhadap script
yang masih sangat kasar karena tidak adanya storyboard, dan hanya
mengandalkan kesan dan perasaan saat membaca script kasar tersebut.
Gambar 4.3. Scene Lagu Satu Waktu Dinyanyikan
Lagu ini pada dasarnya memiliki irama dan nada pop yang ceria dan
upbeat, secara sekilas lagu ini seperti merepresentasikan keadaan hati Joni,
tetapi sebenarnya tidak, ada yang ganjil didalam lagu ini. Seperti yang
dikatakan Bin Harlan Boer, lagu ini terlihat ceria tetapi liriknya sangat
bertentangan dengan kegembiraan, liriknya menggambarkan perasaan sedih
dan kesepian seseorang, seperti yang langsung terungkap pada syair bait
pertama “menyimpang dari tujuan paksa diriku”. Yang lebih menguatkan
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
61
kesan sedih dari lagu ini adalah gaya bernyanyi vokalis yang datar dan tidak
berenergi. Skoring ini jika ditelaah lebih dalam, menguatkan sudut pandang
kita terhadap perasaan karakter Voni yang kesepian dan secara diam-diam
sebenarnya menyukai karakter Joni yang nantinya pada akhir cerita
kejelasannya akan terjawab melalui dialog voni dengan adiknya.
Melodi lagu ini sangat lembut, terkesan manis, dan melodi yang
menyanjung dalam gerakan nada yang luas bisa diinterpretasikan sebagai
perasaan cinta Voni. Sedangkan kesan gembira dan ritme stabil mewakili
pengharapannya. Sedangkan suara penyanyi yang terdengar datar dan tidak
berenergi secara kontras mewakili kesepian dan kesedihan hati Voni.
Penempatan film score ini secara diegesis dengan karakter Voni sebagai
penyanyinya dapat mewakili dan menguatkan pesan-pesan yang disampaikan
liriknya tersebut. Lagu ini bisa disimpulkan sebagai klimaks dari susunan film
score dalam Janji Joni dimana komedi yang mewakili kegembiraan berpadu
dengan romantisme percintaan menjadi sebuah karya film komedi romantis.
12) Lagu: Senandung Maaf
a) Artis: White Shoes & The Couples Company
b) Genre: Pop
c) Visual: Saat Joni dan Voni bersembunyi dalam tong sampah sambil
menyalakan korek gas sebagai penerangan.
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
62
d) Lirik: “Senandungkan lagu ini, atas rindu di hati, berlutut dilantai bumi,
bersedih menyepi, Toreh kisah, senandung kasih, Maafkan Tuan... aku
berjanji, Tak mau menuai murka, untukmu oh.. kawan, berbisik didalam hati,
kumohon maafkan, Berbagi peluh, menuju cita, Daku membasuh keringat
duka”.
e) Ekspresi suara: Melodi mendayu dan selaras dengan liriknya
f) Analisis dan kesesuaian: Menambahkan efek romantis saat adegan joni
dan voni dalam tong sampah.
13) Lagu: I Novel
a) Artis: Zeke & The Popo
b) Genre: Folk Rock, Psychedelic.
c) Visual: Saat Joni melihat tas berisikan Rol Film habis terbakar dengan
wajah penuh kekecewaan
d) Lirik: “I don't want to know,I don't want to know, I don't want to know,
Your opinion on me, I don't need to be, I don't need to be, I don't need to be,
What you want me to be, Just like gravity,You bring me down, Just like
gravity, You kill my will, To be, My will, To reach, My will, To meet, My
potential to be”
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
63
e) Ekspresi suara: Lambat, melodi lesu, desahan, kata-kata tunggal mendayu-
dayu dengan tonal indah, harmoni disonan.
f) Catatan: Non-diegesis, dibuat pada saat produksi Janji Joni.
g) Analisis dan kesesuaian: Memberikan efek dramatis saat adegan
terbakarnya tas Joni berisikan rol film dan juga penguat kesan keputus-asaan
Joni.
14) Lagu: You Belong To Me
a) Artis: Tika (Remake lagu barat)
b) Genre: jazz
c) Visual: Joni berlari dengan sangat lelahnya mengantarkan rol film
d) Lirik: “See the pyramids around the Nile, Watch the sun rise, From the
tropic isle, Just remember darling, All the while, You belong to me, See the
market place, In old Algiers, Send me photographs and souvenirs, Just
remember, When a dream appears.
You belong to me, And I'll be so alone without you, Maybe you'll be lonesome
too”
e) Ekspresi suara: Melodi lembut, dengan kesan cinta, tenang dan romantis.
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
64
f) Catatan: Non-diegesis, lagu ini adalah remake lagu lama yang berasal dari
Amerika Serikat.
g) Analisis dan kesesuaian: Visualisasi adegan joni berlari dengan efek slow-
motion sangat selaras dengan alunan musiknya yang santai dan penuh cinta,
hal ini diperkuat dengan liriknya yang menggambarkan perjuangan Joni
sudah hampir sampai pada titik akhir.
15) Lagu: Mighty Love
a) Artis: Zeke & The Popo
b) Genre: Folk rock, Psychedelic
c) Visual: Penonton yang mengamuk karena filmnya terputus, dan Ucok
yang mulai panik, disisi lain joni sedang berjuang keras berlari mengantarkan
filmnya
d) Lirik: “Drop a penny throw a stone, I guess its time to let love, And throw
your anesthetic piece of heart, You built for long, Smack my face and you will
see, This piece will never be free, Oh please somebody, Connect me back into
reality, This mighty love, Strictly from the bottom, Simply from the head, This
mighty love, Strictly from the bottom, Simply from the head”.
e) Ekspresi suara: irama musik yang menghentak dengan lantunan melodi
bernyanyi dan lirik yang manis dan mendayu-dayu.
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
65
f) Analisis dan kesesuaian: Suasana menegangkan didalam bioskop saat
penonton mulai marah karena filmnya terputus beberapa saat, disisi lain Ucok
dan angelique cemas menantikan kedatangan Joni, secara visualisasi, lirik
sangat mendukung visual dan cerita adegan itu yang menggambarkan
perjuangan cinta Joni dan keadaan tegang karena keterlambatannya
diekspresikan dalam hentakan musik ini.
16) Lagu: Konservatif
a) Artis: The Adams
b) Genre: Rock
c) Visual: Di akhir Joni sedang menonton bioskop dengan Angelique dan
credit title.
d) Lirik: “Siang kusaksikan engkau terduduk sendiri, Dengan kostummu
yang berkilau, Dan angin sedang kencang – kencang Berhembus, Di Jakarta,
Dan aku kan berada di teras rumahmu, Saat air engkau suguhkan, Dan kita
bicara tentang apa saja, Siang lambat laun telah menjadi malam, Dan kini
telah gelas ketiga, Jam sembilan malam aku pulang Dan aku kan berada di
teras rumahmu, Saat air engkau suguhkan, Dan kita bicara tentang apa saja,
Di Jakarta, Siang lambat laun telah menjadi malam, Dan kini telah gelas
ketiga, Jam sembilan malam aku pulang”
e) Ekspresi suara: Emosi, kehangatan, kebanggaan, romansa, patriotisasi.
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
66
f) Analisis dan kesesuaian: Lirik lagu yang artinya hampir sama dengan
adegan film, yaitu tentang cinta yang berakhir bahagia, sehingga memberikan
kesan Happy Ending dalam film ini.
4.7.2. Analisis Musik
Salah satu unsur yang juga meliputi atau mencakup elemen-elemen yang
terkandung dalam struktur film tentu saja berkaitan dengan musik dari film itu
sendiri. Musik dalam hal ini merupakan sarana yang juga membangun suasana
atau ambience dari film itu sendiri disamping sebagai penguat pesan dan kesan.
Selain itu peranan musik atau dalam hal ini lebih tepatnya konsep musik yang
digunakan dalam film ini tidak hanya menggunakan satu lagu khusus atau lagu
utama sebagai film score dari film ini melainkan kumpulan film score yang terus
mengiringi film tersebut dengan karakter suasana dan musik yang terus berbeda.
Berdasarkan hal tersebut, maka secara tidak langsung dapat dilihat bahwa konsep
musik seperti ini juga membantu kita untuk melihat tema utama dari film ini
sendiri. Selain itu dapat juga disimpulkan bahwa musik didalam film Janji Joni
juga merupakan suatu representasi tersendiri dari film ini.
Film Janji Joni ini menggunakan musik-musik berbagai genre yang
tergabung dalam naungan indie. Filmnya sendiri mendapat sambutan yang sangat
hangat dari masyarakat maupun para kritikus film. Selain dikarenakan alur cerita
yang sangat menghibur dan mudah dicerna, film ini dibintangi oleh sederetan artis
yang sudah tidak asing lagi didunia perfilman nasional, seperti Nicholas Saputra,
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
67
Gito Rollies, dan Surya Saputra. Bahkan berpuluh-puluh cameo dari artis terkenal
turut meramaikan film ini.
Tentunya jika dari segi film, Janji Joni sudah sedemikian bagus, maka
sudah pasti film score dari film ini juga harus mendekati kesempurnaan pula.
Maka penggarapan film score ini sepenuhnya dikerjakan oleh Music Director dan
Produser dengan dibantu oleh dua scoring crew dan para artis yang tergabung
dalam film score tersebut. Dengan mengedepankan dua belas grup band indie
dengan berbagai aliran, film score ini berhasil menjadi sebuah film score yang
sempurna. Disini terlihat bahwa music director A.A.G. Airlangga berhasil
meramu sebuah terobosan baru dari film score sebuah film, yaitu dengan
memasukkan lagu-lagu indie ke dalam film score ini. Jadi dapat dikatakan film
score Janji Joni berhasil membuat penonton merasakan suasananya.
Dua belas band indie ini terdiri dari bermacam-macam aliran. Folk, Jazz,
Rock, psychedelic, bahkan musik elektronik yang sedang menjamur saat itu. Lagu
“I’ve Got Joni In My Head” yang dibawakan oleh Teenage Death Star berhasil
menjadi track yang kuat di film score ini. Musik keras dan energik yang diusung
oleh band bernuansa punk rock ini tampaknya dapat membuat penonton langsung
mengerti gambaran karakter Joni dan keadaan Jakarta masa itu yang menjadi
seting utama film ini begitu mendengarnya. Lagu “Konservatif” dan “Waiting”
yang dibawakan The Adams juga termasuk salah satu track yang patut diamati,
karena grup musik ini berhasil membuat musik rock yang keras dan berdistorsi
menjadi penguat kesan romantis dan cinta dalam film ini, selain itu mereka
berhasil membuat musik rock dengan keemasan yang enak dan mudah di telinga
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
68
bagi penonton film Janji Joni ini. Selain lagu-lagu tersebut, lagu Satu Waktu yang
dibawakan secara dengan baik dan indah oleh para scoring team membuat kesan
unik tersendiri karena mengandung makna yang tersembunyi disamping proses
pembuatannya yang cukup berbeda dari kaidah-kaidah umum, begitu juga dengan
lagu beberapa lagu lainnya.
Secara keseluruhan film score pada film ini sangat baik. Film score pada
film Janji Joni ini penulis rasa patut disejajarkan dengan film score dari “Ada Apa
Dengan Cinta” yang album dari film scorenya terdiri dari artis-artis berlabel
major, yang juga cukup laris dipasaran. Disini pihak film berani memberi
kesempatan untuk mengisi film score kepada para musisi indie yang musiknya
sangat jarang diekspos oleh media dan dianggap kurang lazim oleh pihak major
label. Padahal ketika kita mendengarkan film score ini, kita merasa bahwa dari
segi musikalitas musik indie dapat lebih baik daripada musik major. Karena
mereka berani menawarkan sesuatu yang berbeda dan tidak terkekang oleh
tuntutan komersialitas belaka, ini semua dibuktikan dari suksesnya film Janji Joni
dan album film scorenya.
4.8. Perkembangan Awal Hingga Akhir
Perkembangan awal hingga akhir juga banyak mengalami perubahan dikarenakan
metode pembuatan film yang tidak standard yang digunakan oleh sang sutradara,
sebagai contoh dengan tidak adanya storyboard dan script yang hanya merupakan
script kasar. Pada prosesnya sering terjadi penambahan dan perombakan scene
pada film tersebut, terkadang penempatan scoring musik harus ditambah atau
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013
69
dirubah dikarenakan itu, bahkan dibeberapa situasi, scene dirubah dikarenakan
ingin mewujudkan scene yang selaras dan sesuai dengan film score yang
direncanakan akan ditempatkan di scene tersebut.
Pada proses post-produksi, yaitu pada proses pemindahan roll menjadi
seluloid, terjadi perubahan mixing yang tidak terduga yang disebabkan oleh kru
dari laboratorium seluloid yang berlokasi diluar Indonesia. Itu menyebabkan versi
musik yang ada didalam film dan yang ada didalam album scoring berbeda.
Semua perubahan itu mungkin disebabkan oleh metode-metode yang tidak umum
digunakan dan jangka waktu pembuatan yang cukup singkat yaitu sekitar enam
bulan waktu kerja.
Kajian Musik..., Benaya Stephen, FSD UMN, 2013