lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, …kc.umn.ac.id/10290/6/bab_iv.pdf ·...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
60
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) secara berturut-turut selama tahun 2015-2017. Pemilihan
sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Berikut
adalah tabel rincian pengambilan sampel penelitian:
Tabel 4.1
Rincian Pengambilan Sampel Penelitian
No Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan
1
Perusahaan manufaktur yang terdaftar secara
berturut-turut di Bursa Efek Indonesia selama tahun
2015-2017.
138
2
Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan
keuangan dan/atau tahunan per 31 Desember pada
tahun 2015-2017 dan telah diaudit oleh auditor
independen.
132
3
Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan
keuangan dengan menggunakan satuan mata uang
Rupiah selama periode 2015-2017.
106
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
61
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar secara berturut-turut di Bursa
Efek Indonesia selama tahun 2015-2017 adalah 138 perusahaan. Dari 138
perusahaan, sebanyak 132 perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan secara
berturut-turut per 31 Desember dan telah diaudit oleh auditor independen pada
tahun 2015-2017. Sebanyak 6 perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangannya
secara berturut-turut per 31 Desember di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-
2017. Perusahaan tersebut antara lain PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. yang
belum melaporkan laporan keuangan dan/atau tahunan periode 2016, PT Dwi
Aneka Jaya Kemasindo Tbk. yang tidak menerbitkan laporan keuangan dan/atau
tahunan periode 2017, serta PT Century Textile Tbk. dan PT Sumi Indo Kabel
Tbk.yang menerbitkan laporan keuangannya per 31 Maret.
Dari 132 perusahaan, sebanyak 26 perusahaan menerbitkan laporan
keuangan dengan menggunakan mata uang asing, sehingga jumlah perusahaan
manufaktur yang laporan keuangannya menggunakan satuan mata uang Rupiah
selama periode 2015-2017 berjumlah 106 perusahaan. Beberapa perusahaan yang
menerbitkan laporan keuangannya dengan satuan mata uang asing antara lain PT
Citra Tubindo Tbk., PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., dan PT Pelat Timah
4
Perusahaan manufaktur yang mengalami peningkatan
total aset secara berturut-turut pada tahun 2015-2017.
47
5
Perusahaan manufaktur yang memiliki laba positif
berturut-turut pada tahun 2015-2017.
39
Jumlah perusahaan yang digunakan sebagai
sampel dalam penelitian
39
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
62
Nusantara Tbk. yang menyajikan laporan keuangannya dengan satuan mata uang
US Dollar. Dari 106 perusahaan, sebanyak 47 perusahaan mengalami peningkatan
total aset secara berturut-turut pada tahun 2015-2017. Beberapa perusahaan yang
tidak mengalami peningkatan total aset secara berturut-turut pada tahun 2015-2017
antara lain PT Astra Otoparts Tbk., yang mengalami penurunan aset di tahun 2015,
PT Asia Pacific Investama Tbk. dan dan PT Kabelindo Murni Tbk. yang mengalami
penurunan aset di tahun 2015 dan 2016, PT Panasia Indo Resources Tbk., yang
mengalami penurunan aset di tahun 2016 dan 2017, serta PT Primaindo Asia
Infrastructure Tbk., yang mengalami penurunan aset di tahun 2015, 2016, dan 2017
Dari 47 perusahaan, sebanyak 39 perusahaan memiliki laba positif berturut-
turut pada tahun 2015-2017. Beberapa perusahaan yang tidak memiliki laba positif
berturut-turut pada tahun 2015-2017 antara lain PT Tirta Mahakam Resources Tbk.
dan PT Kedaung Indah Can Tbk. yang mengalami kerugian di tahun 2015, PT
Martina Berto Tbk. yang mengalami kerugian di tahun 2015 dan 2017, PT Bentoel
Internasional Investama Tbk. yang mengalami kerugian di tahun 2015, 2016, dan
2017, serta PT Asiaplast Industries Tbk. yang mengalami kerugian di tahun 2017.
Hasil akhir perusahaan yang memenuhi kriteria pengambilan sampel dalam
penelitian ini berjumlah 39 perusahaan dengan periode penelitian selama 3 tahun,
yaitu tahun 2015-2017. Dari 39 perusahaan, 13 perusahaan tergolong dalam sektor
industri dasar dan kimia, 8 perusahaan tergolong dalam sektor aneka industri, dan
18 perusahaan tergolong dalam sektor barang konsumsi. Berdasarkan jumlah
perusahaan dan periode penelitian selama 3 tahun, maka banyaknya jumlah
observasi dalam penelitian ini adalah 117 observasi.
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
63
4.2 Analisis dan Pembahasan
4.2.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi mengenai struktur modal,
struktur aset (SA), profitabilitas (ROA), ukuran perusahaan (size), likuiditas (CR),
dan pertumbuhan aset (PA). Berikut merupakan hasil uji statistik deskriptif:
Tabel 4.2
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 117 2.5933 .1006 2.6939 .769170 .6170846
SA 117 .7609 .0357 .7966 .351677 .1624140
ROA 117 .3922 .0014 .3936 .108118 .0896767
Size 117 7.4638 25.8564 33.3202 28.658630 1.5550388
CR 117 14.5590 .6056 15.1646 2.971310 2.4173549
PA 117 1.0300 .0005 1.0305 .158002 .1588512
Valid N (listwise) 117
Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada Tabel 4.2, nilai minimum dari
struktur modal yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) adalah 0,1006
(PT Intanwijaya Internasional Tbk., 2015) dan nilai maksimumnya sebesar 2,6939
(PT Jembo Cable Company Tbk., 2015), sedangkan selisih antara nilai minimum
dan maksimum adalah 2,5933. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai
rata-rata (mean) sebesar 0,769170 dan standar deviasi sebesar 0,6170846. Nilai
rata-rata Debt to Equity Ratio yang kurang dari 1 (satu) menunjukkan bahwa
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
64
perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini cenderung lebih banyak
menggunakan pendanaan yang berasal dari ekuitas daripada utang.
Variabel struktur aset (SA) yang dihitung dengan membandingkan total aset
tetap terhadap total aset memiliki nilai minimum sebesar 0,0357 (PT Duta Pertiwi
Nusantara Tbk., 2017) dan nilai maksimum sebesar 0,7966 (PT Semen Baturaja
Tbk., 2016), sedangkan selisih antara nilai minimum dan maksimum adalah 0,7609.
Struktur aset perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian memiliki nilai rata-
rata (mean) sebesar 0,351677 yang berarti dari setiap total aset yang dimiliki oleh
perusahaan dalam penelitian, di dalamnya terdapat alokasi sekitar 35,17% untuk
aset tetap. Variabel struktur aset memiliki nilai standar deviasi sebesar 0,1624140.
Variabel profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Assets (ROA)
dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar 0,0014 (PT Steel Pipe
Industry of Indonesia Tbk., 2017) dan nilai maksimum sebesar 0,3936 (PT Unilever
Tbk., 2016), sedangkan selisih antara nilai minimum dan maksimum adalah 0,3922.
Nilai rata-rata (mean) dari profitabilitas yang diproksikan dengan ROA adalah
sebesar 0,108118, yang menunjukkan bahwa perusahaan dalam penelitian ini
mampu menghasilkan laba sebesar 10,81% dari rata-rata total aset yang
dimilikinya. Nilai standar deviasi dari variabel profitabilitas (ROA) dalam
penelitian ini adalah sebesar 0,0896767.
Variabel ukuran perusahaan yang diproksikan dengan logaritma natural dari
total aset (size) dalam penelitian ini memiliki nilai minimum sebesar 25,8564 yang
merupakan nilai dari PT Intanwijaya Internasional Tbk pada tahun 2015 dengan
total aset sebesar Rp169.546.066.314 dan nilai maksimum sebesar 33,3202 yang
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
65
merupakan nilai dari PT Astra International Tbk pada tahun 2017 dengan total aset
sebesar Rp295.646.000.000.000. Variabel ukuran perusahaan memiliki selisih
antara nilai minimum dan maksimum adalah sebesar 7,4638 dan standar deviasi
sebesar 1,5550388. Nilai rata-rata (mean) ukuran perusahaan yang diproksikan
dengan logaritma natural dari total aset dalam penelitian ini adalah sebesar
28,658630 dan rata-rata total aset yang dimiliki perusahaan yang menjadi sampel
adalah sekitar Rp13.222.994.671.534 yang artinya termasuk dalam kategori
perusahaan besar.
Variabel likuiditas yang diproksikan dengan current ratio (CR) memiliki
nilai minimum sebesar 0,6056 (PT Unilever Indonesia Tbk, 2016) dan nilai
maksimum sebesar 15,1646 (PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk, 2016), sedangkan
selisih antara nilai minimum dan maksimum adalah sebesar 14,5590. Nilai
likuiditas dalam penelitian ini memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 2,971310
yang menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel mampu memenuhi 1 utang
jangka pendek dengan menggunakan 2,971310 aset lancarnya. Variabel likuiditas
memiliki standar deviasi sebesar 2,4173549.
Variabel pertumbuhan aset (PA) dalam penelitian memiliki nilai minimum
sebesar 0,0005 (PT Tunas Alfin Tbk, 2015) dan nilai maksimum sebesar 1,0305
(PT Tunas Alfin Tbk, 2016), sedangkan selisih antara nilai minimum dan
maksimum adalah sebesar 1,0300. Nilai rata-rata (mean) variabel pertumbuhan aset
dalam penelitian ini adalah sebesar 0,158002 yang artinya setiap perusahaan sampel
dalam penelitian rata-rata mengalami pertumbuhan aset sebesar 15,80% setiap
tahunnya. Variabel ini memiliki nilai standar deviasi sebesar 0,1588512.
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
66
4.2.2 Uji Normalitas
Hasil uji normalitas data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil uji normalitas data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov yang
ditampilkan pada Tabel 4.3 menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,858
dengan nilai signifikansi sebesar 0,002. Nilai signifikansi residual yang lebih kecil
dari 0,05 menunjukkan bahwa data residual tidak terdistribusi secara normal. Untuk
mengatasi masalah normalitas, dilakukan transformasi terhadap variabel yang tidak
terdistribusi secara normal. Pengujian Kolmogorov-Smirnov terhadap masing-
masing variabel perlu dilakukan untuk mengetahui variabel yang tidak terdistribusi
secara normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov untuk masing-masing variabel dalam
penelitian ditampilkan dalam Tabel 4.4 berikut:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 117
Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .49217951
Most Extreme Differences
Absolute .172 Positive .172 Negative -.148
Kolmogorov-Smirnov Z 1.858 Asymp. Sig. (2-tailed) .002
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
67
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Masing-Masing Variabel
Berdasarkan Tabel 4.4, terlihat bahwa terdapat beberapa variabel yang telah
terdistribusi normal, yaitu variabel struktur aset (SA) dengan nilai signifikansi
0,100 dan variabel ukuran perusahaan (size) dengan nilai signifikansi 0,309.
Namun, terdapat beberapa variabel lain yang tidak terdistribusi normal dikarenakan
memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05 yaitu struktur modal (DER), profitabilitas
(ROA), likuiditas (CR), dan pertumbuhan aset (PA). Transformasi data untuk
variabel yang belum terdistribusi secara normal dapat dilakukan dengan mengacu
pada bentuk grafik histogram masing-masing variabel. Berikut ditampilkan gambar
grafik histogram untuk masing-masing variabel yang tidak terdistribusi secara
normal beserta penjelasan mengenai bentuk transformasi yang dapat dilakukan
sesuai dengan bentuk histogramnya:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
DER SA ROA Size CR PA
N 117 117 117 117 117 117
Normal
Parametersa,b
Mean .769170 .351677 .108118 28.658630 2.971310 .158002
Std.
Deviation
.6170846 .1624140 .0896767 1.5550388 2.4173549 .1588512
Most Extreme
Differences
Absolute .147 .113 .178 .089 .194 .210
Positive .147 .113 .178 .089 .194 .210
Negative -.139 -.059 -.117 -.058 -.184 -.161
Kolmogorov-Smirnov Z 1.588 1.224 1.922 .966 2.096 2.269
Asymp. Sig. (2-tailed) .013 .100 .001 .309 .000 .000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
68
Gambar 4.1
Histogram Variabel Struktur Modal (DER)
Berdasarkan histogram variabel struktur modal (DER) pada Gambar 4.1,
bentuk grafik histogramnya adalah moderate positive skewness, sehingga bentuk
transformasi yang dilakukan adalah akar kuadrat atau SQRT (x) dengan x
merupakan data mentah dari DER.
Gambar 4.2
Histogram Variabel Profitabilitas (ROA)
Berdasarkan histogram variabel profitabilitas (ROA) pada Gambar 4.2,
bentuk grafik histogramnya adalah moderate positive skewness, sehingga bentuk
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
69
transformasi yang dilakukan adalah akar kuadrat atau SQRT (x) dengan x
merupakan data mentah dari ROA.
Gambar 4.3
Histogram Variabel Likuditas (CR)
Berdasarkan histogram variabel likuiditas (CR) pada Gambar 4.3, bentuk
grafik histogramnya adalah moderate positive skewness, sehingga bentuk
transformasi yang dilakukan adalah akar kuadrat atau SQRT (x) dengan x
merupakan data mentah dari CR.
Gambar 4.4
Histogram Variabel Pertumbuhan Aset (PA)
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
70
Berdasarkan histogram variabel pertumbuhan aset (PA) pada Gambar 4.3,
bentuk grafik histogramnya adalah moderate positive skewness, sehingga bentuk
transformasi yang dilakukan adalah akar kuadrat atau SQRT (x) dengan x
merupakan data mentah dari pertumbuhan aset. Setelah transformasi data dilakukan
terhadap setiap variabel yang tidak terdistribusi normal, uji normalitas kembali
dilakukan. Hasil uji normalitas setelah transformasi data dilakukan dapat dilihat
pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 117
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .19233746
Most Extreme Differences
Absolute .124
Positive .124
Negative -.078
Kolmogorov-Smirnov Z 1.339
Asymp. Sig. (2-tailed) .055
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Tabel 4.5 menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,339 dengan
nilai signifikansi residual sebesar 0,055. Nilai signifikansi residual yang lebih besar
dari 0,05 menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal.
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
71
4.2.3 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2018). Berikut
ini merupakan hasil dari uji multikolonieritas:
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
SA .740 1.351
sqrt_roa .849 1.177
Size .845 1.184
sqrt_cr .674 1.483
sqrt_pa .937 1.067
a. Dependent Variable: sqrt_der
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa seluruh variabel independen memiliki nilai
Tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang lebih
kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas
antara variabel independen dalam penelitian,yaitu antara struktur aset (SA),
profitabilitas (ROA), ukuran perusahaan (size), likuiditas (CR), dan pertumbuhan
aset (PA).
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
72
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2018). Berikut merupakan hasil dari uji
autokorelasi:
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi - Run Test
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -.04593
Cases < Test Value 58
Cases >= Test Value 59
Total Cases 117
Number of Runs 70
Z 1.951
Asymp. Sig. (2-tailed) .051
a. Median
Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada Tabel 4.7, dapat dilihat bahwa nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,051. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model regresi yang diuji.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
73
heteroskedastisitas (Ghozali, 2018). Berikut merupakan hasil dari uji
heteroskedastisitas:
Gambar 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Grafik scatterplot pada Gambar 4.5 menunjukkan bahwa titik-titik
menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu secara teratur, seperti gelombang,
melebar, dan kemudian menyempit. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang diuji.
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
74
4.2.4 Uji Hipotesis
4.2.4.1 Uji Koefisien Korelasi (R)
Analisis korelasi (R) bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan linear antara
dua variabel (Ghozali, 2018). Berikut ini merupakan hasil uji koefisien korelasi:
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .812a .660 .644 .19662
a. Predictors: (Constant), sqrt_pa, Size, sqrt_roa, SA, sqrt_cr
b. Dependent Variable: sqrt_ der
Tabel 4.8 menunjukkan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,812 atau
81,2% yang artinya hubungan antara variabel independen, yaitu struktur aset,
profitabilitas (ROA), ukuran perusahaan, likuiditas (CR), dan pertumbuhan aset
dengan variabel dependen, yaitu struktur modal (DER) memiliki korelasi yang
sangat kuat karena nilai koefisien korelasi (R) berada dalam interval 0,80-1,000.
4.2.4.2 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Menurut Ghozali (2018), uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Berdasarkan Tabel 4.8, dapat diketahui bahwa nilai adjusted R square dalam
penelitian ini adalah sebesar 0,644 sehingga dapat dinyatakan bahwa struktur aset,
profitabilitas (ROA), ukuran perusahaan, likuiditas (CR), dan pertumbuhan aset
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
75
dapat menjelaskan struktur modal (DER) sebesar 64,4% dan sisanya 35,6%
dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.
4.2.4.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan
terhadap variabel dependen. Berikut merupakan hasil uji statistik F:
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 8.323 5 1.665 43.057 .000b
Residual 4.291 111 .039
Total 12.614 116
a. Dependent Variable: sqrt_ der
b. Predictors: (Constant), sqrt_pa, Size, sqrt_roa, SA, sqrt_cr
Tabel 4.9 menunjukkan nilai F sebesar 43,057 dengan nilai signifikansi di
bawah 0,05 yaitu sebesar 0,000. Nilai signifikansi yang berada di bawah 0,05
menunjukkan bahwa variabel independen, yaitu struktur aset, profitabilitas (ROA),
ukuran perusahaan, likuiditas (CR), dan pertumbuhan aset secara bersama-sama
(simultan) memiliki pengaruh terhadap variabel dependen, yaitu struktur modal
(DER) dan model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen.
Hal ini menunjukkan bahwa fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual
sudah tepat atau model fit.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Fitriati dan dan Handayani (2016)
yang menunjukkan bahwa struktur aset, profitabilitas, dan ukuran perusahaan
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
76
secara bersama-sama memiliki pengaruh secara signifikan terhadap struktur modal,
penelitian Lasut dkk, (2018) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan likuiditas secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal,
serta penelitian Marfuah dan Nurlaela (2017) yang menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan, pertumbuhan aset, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan secara
simultan berpengaruh terhadap struktur modal.
4.2.4.4 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2018). Berikut merupakan hasil uji statistik t:
Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 2.010 .390 5.151 .000
SA -.459 .131 -.226 -3.510 .001
sqrt_roa -.221 .157 -.084 -1.406 .163
Size -.006 .013 -.026 -.439 .662
sqrt_cr -.495 .038 -.878 -13.018 .000
sqrt_pa -.010 .111 -.005 -.092 .927
a. Dependent Variable: sqrt_ der
Berdasarkan hasil uji statistik t pada Tabel 4.10, untuk variabel struktur aset
(SA) diperoleh nilai t sebesar -3,510 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari
0,05 yaitu 0,001. Dapat disimpulkan bahwa Ha1 diterima sehingga struktur aset
(SA) memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
77
Semakin tinggi nilai struktur aset suatu perusahaan, semakin besar pula
proporsi aset tetap yang dimiliki perusahaan ketika dibandingkan dengan total
asetnya. Perusahaan manufaktur dapat mengandalkan aset tetap seperti mesin dan
peralatan yang dimilikinya untuk mengolah bahan mentah menjadi barang jadi yang
siap untuk dijual. Tingginya aset tetap dalam bentuk mesin dan peralatan yang
dimiliki perusahaan, apabila dimanfaatkan secara optimal dapat meningkatkan
kapasitas produksi dan penjualannya. Peningkatan penjualan yang diikuti dengan
pengeluaran biaya yang efisien meningkatkan laba perusahaan dan meningkatnya
laba dapat menambah nilai saldo laba dalam ekuitas perusahaan. Sesuai dengan
pecking order theory, perusahaan dengan dana internal yang cukup akan terlebih
dahulu menggunakan dana internalnya sebelum menggunakan utang. Oleh karena
itu, semakin tinggi struktur aset suatu perusahaan, maka perusahaan akan
cenderung lebih banyak menggunakan ekuitas dalam struktur modalnya dan
membuat nilai struktur modal yang diproksikan dengan DER menjadi semakin
rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian Darmawan dan Satriawan (2016) serta
Tansyawati dan Asyik (2015) yang menyatakan bahwa struktur aset berpengaruh
negatif terhadap struktur modal perusahaan. Berbeda dengan penelitian Fitriati dan
Handayani (2016) yang menyatakan bahwa struktur aset berpengaruh positif
terhadap struktur modal dan penelitian Kanita (2014) yang menyatakan bahwa
struktur aset tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Berdasarkan hasil uji statistik t, variabel profitabilitas yang diproksikan
dengan Return on Assets (ROA) memiliki nilai t sebesar -1,406 dengan tingkat
signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,163. Dapat disimpulkan bahwa Ha2 ditolak
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
78
sehingga profitabilitas (ROA) tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Hal
ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nastiti dan Andayani (2016)
serta Alzomaia (2014) yang menyatakan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh
negatif terhadap struktur modal dan penelitian Fitriati dan Handayani (2016) yang
menyimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
struktur modal. Namun sejalan dengan penelitian Lasut, dkk (2018) yang
menyatakan bahwa profitabilitas secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap struktur modal.
Tingginya ROA suatu perusahaan menunjukkan semakin baik juga
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba menggunakan aset yang
dimilikinya. Kas dapat menjadi komponen aset yang digunakan oleh perusahaan
untuk menghasilkan laba. Dengan menggunakan kas yang dimilikinya, perusahaan
dapat menambah pembelian bahan baku serta berinvestasi dengan membeli
peralatan atau mesin yang dapat meningkatkan kapasitas produksi dan penjualan.
Peningkatan produksi dan penjualan yang diiringi dengan pengeluaran biaya yang
efisien mampu meningkatkan laba perusahaan. Besarnya laba yang dihasilkan akan
menambah saldo laba (retained earnings) perusahaan. Saldo laba merupakan
bagian dari ekuitas sehingga jika saldo laba meningkat, saldo ekuitas juga akan turut
mengalami peningkatan. Peningkatan pada saldo ekuitas akan menurunkan nilai
struktur modal perusahaan, dan sesuai dengan pecking order theory, besarnya saldo
laba akan mendorong perusahaan untuk terlebih dahulu menggunakan dana internal
yang dimilikinya sebelum menggunakan utang. Oleh karena itu, semakin tinggi
profitabilitas suatu perusahaan, maka perusahaan akan cenderung lebih banyak
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
79
menggunakan ekuitas dalam struktur modalnya dan membuat nilai struktur modal
yang diproksikan dengan DER menjadi semakin rendah.
Namun hal serupa tidak ditemukan dalam penelitian karena dalam
penelitian ini diperoleh hasil bahwa profitabilitas (ROA) tidak memiliki pengaruh
terhadap struktur modal. Nilai rata-rata return on assets pada statistik deskriptif
adalah 10,81% dan dari 117 observasi, sebanyak 76 observasi (64,96%) memiliki
nilai return on assets di bawah rata-rata. Dari 76 observasi, sebanyak 53 observasi
(69,74%) memiliki jumlah piutang yang lebih besar dibandingkan dengan nilai
kasnya dan sebanyak 75 dari 76 observasi (98,68%) juga mencatatkan pengeluaran
arus kas untuk kegiatan investasi. Besarnya jumlah piutang menunjukkan bahwa
sebagian besar perusahaan melakukan penjualannya secara kredit, dan piutang
membutuhkan waktu untuk dapat dikonversikan menjadi kas sehingga saat
perusahaan membutuhkan kas untuk membiayai investasinya, perusahaan
melakukan pendanaan dengan menggunakan utang.
Contohnya dapat dilihat pada PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), yang di
tahun 2017 memiliki nilai ROA sebesar 39,29% dan di tahun yang sama, perusahaan
tercatat memiliki rata-rata total aset sebesar Rp17.826.054.000.000. Perusahaan
tercatat memiliki nilai piutang yang lebih tinggi dibandingkan dengan kas yang
dimilikinya. Nilai piutang perusahaan tercatat sebesar Rp4.854.825.000.000, lebih
tinggi dibandingkan kas perusahaan yang tercatat sebesar Rp404.784.000.000. Di
tahun yang sama, perusahaan melakukan pengeluaran kas untuk aktivitas investasi
sebesar Rp1.601.761.000.000. Kurangnya kas yang dimiliki perusahaan membuat
perusahaan menambah penggunaan utang bank sebesar Rp1.057.030.000.000
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
80
untuk membiayai kegiatan investasinya, dan ini menyebabkan DER perusahaan
meningkat sebesar 3,71% dibandingkan tahun 2016. Jadi, profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap struktur modal.
Berdasarkan hasil uji statistik t, variabel ukuran perusahaan (size) memiliki
nilai t sebesar -0,439 dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,662.
Dapat disimpulkan bahwa Ha3 ditolak sehingga ukuran perusahaan (size) tidak
memiliki pengaruh terhadap struktur modal (DER). Hal ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2014) yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal dan
penelitian Fitriati dan Handayani (2016) serta Lasut, dkk (2018), yang menyatakan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur
modal. Namun sejalan dengan penelitian Bhawa dan Dewi S. (2015) yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
struktur modal.
Semakin besar ukuran perusahaan, semakin banyak pula aset yang dapat
dimanfaatkan perusahaan untuk menunjang kegiatan produksi sehingga kapasitas
produksi meningkat. Peningkatan kapasitas produksi dapat menambah jumlah
produk yang dapat dijual perusahaan dan perusahaan diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan dari kegiatan penjualannya. Aset yang dapat digunakan
untuk menunjang kegiatan produksi serta penjualan perusahaan adalah mesin dan
peralatan. Perusahaan dapat menggunakan mesin dan peralatannya untuk
meningkatkan kapasitas produksi serta penjualan. Meningkatnya pendapatan
perusahaan, diikuti dengan pengeluaran biaya yang efisien akan meningkatkan laba
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
81
perusahaan. Peningkatan laba perusahaan mempengaruhi peningkatan saldo laba
dalam ekuitas perusahaan dan sesuai dengan pecking order theory, perusahaan
dengan dana internal yang cukup akan memanfaatkan dana internalnya terlebih
dahulu sebelum menggunakan utang. Jadi, semakin besar ukuran perusahaan, maka
perusahaan akan cenderung lebih banyak menggunakan ekuitas dalam struktur
modalnya serta membuat nilai struktur modal yang diproksikan dengan Debt to
Equity Ratio (DER) menjadi semakin rendah.
Namun hal serupa tidak ditemukan dalam penelitian karena dalam
penelitian ini diperoleh hasil bahwa ukuran perusahaan (size) tidak berpengaruh
terhadap struktur modal. Rata-rata total aset yang menjadi sampel dalam penelitian
ini berdasarkan statistik deskriptif adalah Rp13.222.994.671.534. Dari 117
observasi, sebanyak 95 observasi (81,20%) memiliki total aset di bawah rata-rata.
95 observasi tersebut secara rata-rata hanya memiliki proporsi mesin dan peralatan
sebesar 14,02% di dalam total asetnya, yang mana lebih rendah dibandingkan
dengan komponen piutang serta persediaan, yang secara rata-rata sebesar 19,46%
dan 18,85%. Tingginya komponen persediaan menunjukkan bahwa perusahaan
telah memiliki mesin dan peralatan yang cukup untuk menunjang kegiatan
produksinya, namun hal ini tidak diikuti dengan kegiatan penjualan yang optimal,
sehingga perusahaan tetap mengalami kekurangan dana untuk membiayai kegiatan
investasi dan operasionalnya. Maka dari itu, perusahaan tetap menambah
penggunaan utangnya untuk membiayai kegiatan investasi ataupun operasionalnya.
Contohnya dapat dilihat pada PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) yang
memiliki total aset sebesar Rp21.088.870.000.000 pada tahun 2017. Dari total aset
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
82
tersebut, di dalamnya terdapat mesin dan peralatan, persediaan, serta piutang
dengan proporsi masing-masing sebesar 10,02%, 30,41%, dan 7,71%. Tingginya
persediaan yang dimiliki perusahaan, menunjukkan bahwa perusahaan belum
melakukan penjualan dengan optimal, sehingga perusahaan tetap membutuhkan kas
untuk dapat mendanai kegiatan operasional serta investasinya dan menambah
penggunaan utang sebesar Rp1.415.180.000.000. Hal ini menyebabkan DER
meningkat sebesar 9,39%. Jadi, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
struktur modal.
Berdasarkan hasil uji statistik t, variabel likuiditas yang diproksikan dengan
current ratio (CR) memiliki nilai t sebesar -13,018 dengan tingkat signifikansi lebih
kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Dapat disimpulkan bahwa Ha4 diterima sehingga
likuiditas (CR) memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.
Current ratio dengan nilai yang tinggi (lebih dari satu) menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki aset lancar yang lebih banyak dibandingkan dengan
kewajiban lancarnya. Perusahaan dapat menggunakan kelebihan dari aset lancarnya
untuk membiayai aktivitas investasinya dan meningkatkan pendapatannya. Aset
lancar yang dapat digunakan untuk membiayai investasi perusahaan adalah kas dan
setara kas. Dengan menggunakan kas dan setara kas yang dimilikinya, perusahaan
dapat berinvestasi dengan membeli mesin dan peralatan atau melakukan pembelian
bahan baku untuk meningkatkan jumlah produksi dan penjualan. Peningkatan
penjualan yang diiringi dengan pengeluaran biaya yang efisien dapat meningkatkan
laba perusahaan. Tingginya laba yang dihasilkan akan mempengaruhi nilai saldo
laba perusahaan, dan perusahaan yang sudah memiliki dana internal yang cukup
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
83
akan terlebih dahulu menggunakan dana internalnya sebelum memutuskan untuk
menggunakan utang. Perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi juga memiliki
kemampuan yang baik dalam melunasi utang jangka pendek miliknya sehingga
mengurangi total utang secara keseluruhan. Jadi, semakin tinggi likuiditas (CR)
suatu perusahaan, maka perusahaan akan cenderung lebih banyak menggunakan
ekuitas dalam struktur modalnya dan membuat struktur modal yang diproksikan
dengan debt to equity ratio (DER) menjadi semakin rendah. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Lasut, dkk (2018) dan Husaeni (2018) yang
menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur
modal. Namun, berbeda dengan Adiyana dan Ardiana (2014) serta Bhawa dan Dewi
S. (2015) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal dan Nastiti dan Andayani (2016) yang menyatakan bahwa
likuiditas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Berdasarkan hasil uji statistik t, variabel pertumbuhan aset (PA) memiliki
nilai t sebesar -0,092 dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,927.
Dapat disimpulkan bahwa Ha5 ditolak sehingga pertumbuhan aset (PA) tidak
memiliki pengaruh terhadap struktur modal (DER). Hal ini tidak sejalan dengan
penelitian Gupta (2014) yang menyatakan bahwa pertumbuhan aset memiliki
pengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal serta penelitian Adiyana
dan Ardiana (2014) yang menyatakan bahwa petumbuhan aset memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Namun sejalan dengan
penelitian Dewi dan Sudiartha (2017) yang menyatakan bahwa pertumbuhan aset
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
84
Tingginya pertumbuhan aset suatu perusahaan menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki semakin banyak tambahan aset yang mampu menunjang
kegiatan produksinya dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga di tahun sekarang
kapasitas produksi perusahaan dapat ditingkatkan. Pertumbuhan pada aset yang
berbentuk mesin dan peralatan dapat digunakan untuk menunjang kegiatan
produksi serta penjualan perusahaan. Peningkatan kapasitas produksi menambah
jumlah produk yang dapat dijual oleh perusahaan. Peningkatan penjualan
menambah pendapatan perusahaan, dan peningkatan pendapatan perusahaan, jika
diiringi dengan pengeluaran biaya yang efisien akan meningkatkan laba
perusahaan. Laba yang dimiliki perusahaan dapat meningkatkan saldo laba dalam
ekuitas perusahaan serta dapat digunakan untuk mendanai kegiatan operasional
perusahaan. Sesuai dengan pecking order theory, perusahaan dengan saldo laba
yang cukup akan menggunakan saldo labanya terlebih dahulu sebelum
menggunakan utang. Jadi, perusahaan dengan pertumbuhan aset tinggi cenderung
lebih banyak menggunakan ekuitas di dalam struktur modalnya dan membuat nilai
struktur modal yang diproksikan dengan debt to equity ratio (DER) menjadi
semakin rendah.
Namun hal serupa tidak ditemukan dalam penelitian karena dalam
penelitian ini diperoleh hasil bahwa pertumbuhan aset tidak memiliki pengaruh
terhadap struktur modal. Nilai rata-rata pertumbuhan aset berdasarkan statistik
desktiptif adalah 15,80%, dan dari 117 observasi, sebanyak 81 diantaranya
(69,23%) memiliki nilai pertumbuhan aset di bawah rata-rata. Sebanyak 58 dari 81
observasi (71,60%) tercatat mengalami peningkatan pada jumlah utangnya dengan
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
85
rata-rata peningkatan sebesar 14,01%. Hal ini terjadi karena pertumbuhan aset yang
dialami perusahaan sebagian besar bukan disebabkan oleh pertumbuhan mesin dan
peralatan, melainkan disebabkan oleh peningkatan pada akun piutang dan
persediaan. Dari 58 observasi, sebanyak 29 observasi (50%) mencatatkan
pertumbuhan piutang yang lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan mesin
dan peralatan. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan aset yang dialami
perusahaan sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya piutang perusahaan,
bukan disebabkan oleh peningkatan mesin dan peralatan yang dapat menunjang
kegiatan produksi perusahaan. Piutang juga memerlukan waktu agar dapat
dikonversikan menjadi kas, sehingga ketika perusahaan membutuhkan kas untuk
mendanai kegiatan operasional ataupun berinvestasi, perusahaan akan melakukan
pendanaan dengan menggunakan utang.
Contohnya dapat dilihat pada PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang di tahun
2017 mengalami pertumbuhan aset sebesar 32,16% dan dilihat dari komponen
asetnya, pertumbuhan aset perusahaan tersebut terjadi dikarenakan oleh
peningkatan akun piutang sebesar 33,54% dan pertumbuhan mesin dan peralatan
sebesar 6,26%. Pertumbuhan aset perusahaan lebih disebabkan oleh peningkatan
pada piutangnya, bukan mesin dan peralatan, sehingga untuk mendanai kegiatan
operasional dan investasinya, perusahaan tetap menambah penggunaan utangnya
sebesar 50,51% dan menyebabkan nilai struktur modal yang diproksikan dengan
debt to equity ratio (DER) perusahaan turut meningkat sebesar 32,16%. Jadi,
pertumbuhan aset tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
86
Berdasarkan tabel 4.10, diperoleh persamaan regresi yang digunakan dalam
penelitian yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
DER : Struktur Modal
SA : Struktur Aset
ROA : Profitabilitas
Size : Ukuran perusahaan
CR : Likuiditas
PA : Pertumbuhan Aset
Menurut Ghozali (2018), standardized coefficients digunakan jika terdapat
perbedaan unit ukuran pada variabel independen. Seluruh variabel independen
dalam penelitian ini memiliki unit ukuran yang sama, sehingga persamaan regresi
menggunakan unstandardized coefficients. Nilai konstanta sebesar 2,010
menunjukkan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata
struktur modal perusahaan adalah 2,010.
Variabel struktur aset (SA) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,459
yang berarti setiap peningkatan 1% struktur aset akan menyebabkan penurunan
struktur modal (DER) sebesar 45,9%.
Variabel profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Assets (ROA)
memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,221 yang berarti setiap peningkatan 1%
profitabilitas akan menyebabkan penurunan struktur modal (DER) sebesar 22,1%.
DER = 2,010 – 0,459SA – 0,221ROA – 0,006Size – 0,495CR – 0,010PA
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019
87
Variabel ukuran perusahaan (size) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -
0,006 yang berarti setiap peningkatan 1% ukuran perusahaan akan menyebabkan
penurunan struktur modal (DER) sebesar 0,06%.
Variabel likuiditas (CR) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,495 yang
berarti setiap peningkatan 1% likuiditas akan menyebabkan penurunan struktur
modal (DER) sebesar 49,5%.
Variabel pertumbuhan aset (PA) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -
0,010 yang berarti setiap peningkatan 1% pertumbuhan aset akan menyebabkan
penurunan struktur modal (DER) sebesar 1%.
Pengaruh struktur aset..., Sherly Giovani, FB UMN, 2019