liquid soap (autosaved)

58
I. Formula Asli Liquid Soap II. Rancangan Formula Tiap 100 mL Liquid Soap mengandung KOH 0,5 N 1% Asam Stearat 5% Lanolin 1% Propilenglikol 2% Metil Paraben 0,2% Propil Paraben 0,02% BHT 0,05% NH 4 Cl 5% Na 2 EDTA 1% Ol. Jasmine q.s Aquadest ad 100 mL III. Master Formula Nama Produk : Steryl Liquid Soap Jumlah Produk : 1 botol @ 100 mL No.Registrasi : POM CD 02010007 L No. Batch : F 05007 PT. SATOE FARMA Steryl Liquid Soap Tgl. Formula : 20 Desember 2005 Tgl. Produksi: 20 Desember 2006 Dibuat Oleh : Klp. I Disetujui oleh : Ratnawati Alwi No . Kode Bahan Nama Bahan Fungsi Bahan Per Dosis Per Batch 1. 2. 3. 4. 5. KOH-01 AST-02 LNL-03 PGL-04 MPB-05 Kalium Hidroksida Asam Stearat Lanolin Propilenglikol Zat Aktif/ emulgator Zat aktif /Emulgator 1% 5% 1% 2% 0,2% 1 mL 5 mL 1 g 2 mL 0,2 g

Upload: fhia-fhyo

Post on 25-Nov-2015

99 views

Category:

Documents


27 download

TRANSCRIPT

I

I. Formula Asli Liquid Soap

II. Rancangan Formula

Tiap 100 mL Liquid Soap mengandung

KOH 0,5 N

1%

Asam Stearat

5%

Lanolin

1%

Propilenglikol

2%

Metil Paraben

0,2%

Propil Paraben

0,02%

BHT

0,05%

NH4Cl

5%

Na2EDTA

1%

Ol. Jasmine

q.s

Aquadest ad 100 mL

III. Master Formula

Nama Produk: Steryl Liquid Soap

Jumlah Produk: 1 botol @ 100 mL

No.Registrasi:POM CD 02010007 L

No. Batch:F 05007PT. SATOE FARMASteryl Liquid Soap

Tgl. Formula :

20 Desember 2005Tgl. Produksi:

20 Desember 2006Dibuat Oleh :

Klp. IDisetujui oleh :

Ratnawati Alwi

No.Kode BahanNama BahanFungsi BahanPer DosisPer Batch

1.2.3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.KOH-01AST-02

LNL-03

PGL-04

MPB-05

MPP-06

BHT-07

AKL-08

NED-09OJS-10

AQD-11Kalium HidroksidaAsam Stearat

Lanolin

Propilenglikol

Metil Paraben

Propil Paraben

Butilhidroksitoluen

Amonium Klorida

Dinatrium etilendiaminatetreasetatOleum jasmine

AquadestZat Aktif/ emulgatorZat aktif /EmulgatorEmolient

Humektan

Pengawet

Pengawet

AntioksidanPengental

Pengkhelat

Pewangi

Pembawa1%5%

1%

2%

0,2%

0,02%

0,05%

5%

1%

q.s

ad 100 mL1 mL5 mL

1 g

2 mL

0,2 g

0,02 g

5 g

5 ml

1 mL

q.s

ad 100 mL

IV. Alasan Penambahan

1. KOH

- Amphar : 306-307

Sabun lemak (Sabun cair) dibuat dari saponifikasi minyak tumbuhan dengan KOH sedangkan

Keras didefenisikan oleh farmakope Belanda sebagai sabun Natrium yang dibuat dengan saponifikasi lemak keras dengan NaOH. Pembuatan dari emulsi sabun didiskusikan dibawah metode utama. Metode pembuatan dengan sabun sering digunakan sekitar 2-10%.

-Dibandingkan dengan NaOH, saponifikasi dari lemak keras dan NaOH membentuk sabun yang keras (Amphar : 307).

Hal ini dihubungkan dengan konsistensi NaOH yang kurang cair (RPS 18th : 1316).

-Sabun alkali mengandung sodium (NaOH), potassium (KOH) dan garam ammonium dari asam oleat, asam palmitat, asam miristat dan asam stearat (Amphar : 243).2. Asam Stearat

- Jellineck : 210

Sabun dalam konteks ini adalah campuran garam-garam Natrium dari asam oleat, asam palmitat, asam stearat dan sejumlah kecil asam laurat dan miristat.

- Jellineck : 115

Signifikan yang lebih baik dapat dicapai oleh beberapa ester asam lemak yang lebih tinggi dengan alkohol monohidrat atau dihidrat.

Bahan-bahan yang paling penting pada group ini adalah isopropyl myristat, palmitat, dan laurat. Produk-produk ini adalah ester-ester dari campuran asam lemak yang didesign berdasarkan aam lemak yang dominan. Ester-ester ini lebih cair dibandingkan minyak alam dan memiliki tegangan permukaan yang rendah. Mereka membentuk lapisan tipis pada kulit yang dapat dengan mudah mempenetrasi sehingga tidak berminyak atau tidak berasa lemak. Mereka tidak tengik dan pelarut yang baik untuk bahan aktif, hormon, lemak larut vitamin, minyak mineral, minyak dan lemak tumbuhan dan hewan.-Balsam : 20

Gliseril, alkohol lemak dan asam strearat disintesis dari tumbuhan yang digunakan untuk mengentalkan dan menstabilkan emulsi.-Keithler : 60

Asam stearat biasanya digunakan sebagai emulgator dengan konsentrasi 2-5% jika dikombinasikan dengan alkali.3. Lanolin

- Keithler : 60

Biasanya lanolin digunakan dalam vanhising krim. Jumlah yang kecil memberikan rasa lembut seperti satin pada lapisan olesan yang sangat diinginkan.

-Keithler : 60

Lanolin digunakan sebagai emollient, jumlah yang kecil akan membrikan rasa yang lembut seperti sutra. Lanolin 4% seharusnya tidak digunakan, disarankan 2%, jumlah yang besar menghasilkan emulsi yang tidak stabil.

- Jellineck : 141

Salah satu fungsi wax seperti lanolin dalam sediaan yaitu sebagai pengental fase minyak yang menghasilkan emulsi yang stabil. Hanya lanolin yang berperan besar sebagai bahan pelembut kulit.

-Jellineck : 248

Konsentrasi mengandung lanolin tidak lebih dari 2%.

-Balsam I : 40

Meskipun lanolin tidak memiliki persamaan kimia dengan sebum manusia (sekitar 50% gliserida dalam sebum, tetapi tidak ada dalam lanolin) banyak derivatnya, sebaik lanolin digunakan secara luas sebagai emollient.

-Balsam I : 41

Derivat lanolin yang dahulu dan emollient adalah polar dalam alam dan menunjukkan beragam tingkat karakteristik hidrofilik lipofilik.

4. Propilenglikol -Balsam I : 198

Banyak bahan yang memiliki sifat humektan yaitu gliserol, propilenglikol dan sorbitol.

- Balsam I : 198

Konsentrasi PG menghasilkan sediaan yang lembut dibandingkan dengan gliserin yang lebih keras.

- Balsam I : 198

Propilenglikol memiliki berat molekul yang paling rendah, viskositas paling rendah dan tingkat penguapan yang tinggi.

- Balsam II : 97

Konsentrasi 5%.

- Jellineck :

Dibandingkan dengan gliserin, PG lebih murah dan ditemukan penggunaannya secara luas.

- Aulton ; 267

Diperlukan bahan-bahan seperti gliserol, PG dan sorbitol sebagai humektan, dengan konsentrasi tidak lebih dari 5%.

-Excipient : 443

Banyak digunakan dalam berbagai formulasi farmasi dan umumnya sebagai bahan nontoksik. Propilenglikol memiliki toksisitas yang lebih kecil daripada glikol lain.5. Metil Paraben dan Propil Paraben

- Lachman ; 503

Hampir tidak dapat dibayangkan bahwa suatu pengawet dapat mendistribusikan dirinya pada konsentrasi yang efektif antara 2 fase. Oleh karena itu, perlu untuk menambahkan suatu pengawet yang larut dalam fase air dan larut pada fase minyak. Ester asam p-hidroksibenzoate merupakan contoh yang baik karena metil ester larut dalam air sedangkan propil tidak larut dalam air.

- Excipient : 340 dan 450

Metil paraben digunakan secara luas sebagai pengawet antimikroba dalam makanan, kosmetik dan sediaan farmasetik. Dapat digunakan sendiri atau kombinasi dengan paraben lainnya. Dalam kosmetik, metil paraben paling sering digunakan untuk pengawet antimikroba.

Paraben-paraben efektif untuk pengawet antimikroba pada range pH yang paling luas dan spektrum yang luas.

Konsentrasi metil paraben (0,18%) dan propil paraben (0,02%) digunakan dalam sediaan farmasetik.

-Prescription : 225

Pengawet yang paling popular, karena keaktifannya dalam melawan bakteri, ragi, dan jamur adalah ester asam parahidroksi benzoat : butilparahidroksibenzoat (butil paraben 0,02%), metil parahidroksi benzoat (metil paraben) dan propil parahidroksibenzoat (propil paraben). Kombinasi 0,2% metil paraben dan 0,02% propil paraben merupakan campuran pilihan.

6. BHT

- Excipient : 286

Lanolin dapat menjadi teroksidasi selama penyimpanan, untuk menghindari hal ini digunakan penambahan BHT.

- Excipient : 52

BHT umunya digunakan karena bersifat noniritan dan nonsensitif pada kulit sebagai antioksidan.

Untuk menghindari kerusakan lemak terutama bau tengik, dibutuhkan bahan penghambat oksidasi, misalnya stearil hidrozida dan BHT (0,02%-0,1%)

-MD 28th : 1352

Sering digunakan sebagai antioksidan dalam kosmetik dan makanan karena mencegah degradasi oksidatif dari lemak dan minyak, digunakan pada konsentrasi 0,01%.

-Lachman Industry : 527

Digunakan sebagai antioksidan dan karena dalam formula digunakan asam stearat yang efektif sebagai antioksian jika mengandung asam stearat.7. Amonium Klorida

- Jellineck : 248

Penambahan bahan-bahan yang secara umum digunakan untuk menggantikan larutan encer dan alginate, polisinil, alkohol, metilselulosa dan koloidal silikat. Beberapa tipe lain juga cocok, garam anorganik (NH4Cl) paling efektif dam digunakan secara luas, walaupun memberikan sedikit bau ammonia yang dapat ditutupi dengan paraffin PEG, ester (Polietilen glikol 400 stearat) dan surfaktan nonionik (kebanyakan digunakan adalah produk kondensasi aam lemak alkilamin) konsentrasi yang diinginkan dapat dicapai dengan dengan mencampurkan surfaktan sebagai dasar sampo. Dasar sampo dapat dikentalkan dengan penambahan garam ammonium yang cocok.

- Jellineck : 252

Konsentrasi contoh formula 50 mL : 5%

8. Na2EDTA

- Farfis Indonesia : 651

Pengkhelat adalah suatu zat yang mengandung 2 atau lebih gugus donor dapat digabung dengan logam membentuk tipe kompleks.

- Jellineck : 247

Penambahan sejumlah kecil (+ 1%) bahan pengkhelat akan menjernihkan semua kabut karena air kaya akan Ca dan sabun sampo dan juga mencegah flokulasi yang dapat terjadi pada botol dengan pelepasan garam Ca.

- Jellineck : 247

Mekanisme kerja pengkhelat yaitu pengkhelat memiliki efek kimia murni, bahan pengkhelat menahan Ca dan ion logam polivalen lainnya menjadi kompleks larut air yang stabil dan mencegah pembentukan garam Ca yang tidak larut. Kenneth : 99-100

Ion-ion logam yang memprakarsai reaksi oksidasi dalam berbagai cara. Ion tersebut dapat bereaksi secara langsung dengan oksigen yang menghasilkan oksigen radikal yang kemudian memulai terjadinya autooksidasi. Ion logam dapat membentuk kompleks dengan oksigen dan kemudian membentuk radikal peroksida. Ion logam dapat bereaksi dengan obet itu sendiri membentuk radikal.Ion logam yang dapat bereaksi dengan hidroperoxida dalam formulasi untuk mengkatalisis penghancuran. Bahan pengkhelat bekerja dalam kapasitas bahan antioksidan dengan mengikat ion logam, jadi menghilangkannya secara termodinamika dari larutan. Bahan pengkhelat yang paling efektif digunakan dalam farmasetik etilendiaminetetraacetid (EDTA), asam sitrat, banyak asam amino, asam fosfat dan asam tartrat. EDTA dan asam sitrat adalah yang paling berguna. Kapasitas penggunaan logamnya tergantung pada kemampuan ionisasinya. Keduanya menjadi lebih efektif jika grup asam karboksilnya dianalisis sempurna. Jadi kecepatan mereka kehilangan.Hanya karena bahan ini mampu mengkhelat ion logam tidak berarti bahwa akan mengurangi efektivitas dari ion logam yang bekerja sebagai katalisis.9. Oleum Jasmine

-Parrot : 177

Untuk mendapatkan penerimaan konsumen, obat dan produk kosmetik harus memiliki daya tarik estetika. Pasien menganggap produk farmasetik aman dan efektif, dan mempertimbangkan sebuah produk karena penampilannya, warna, aroma, bau dan kemasan. Balsam II : 601

Minyak bunga, atau minyak floral, adalah sari diperoleh dari tanaman (umumnya dari bunga) melalui ekstraksi dengan pelarut menguap atau tidak menguap. Balsam II : 599

Dalam studi, kata parfum digunakan untuk menjelaskan larutan alkoholik dari bahan pengharum, dijual atau siap dijual sebagai produk akhir untuk konsumen; dan basis, sari, atau campuran aromatik digunakan untuk memberikan pengharum seperti dalam parfum atau kosmetik, sabun, atau produk lain, disebut minyak parfum. Balsam II : 602

Bahan parfum yang paling dikenal dan paling umum digunakan adalah jasmine (melati) dan mawar. Balsam II : 603

Banyak bahan yang dapat diperoleh dari lebih dari satu minyak; studi tentang minyak biasanya dimaksudkan untuk mencari sumber bahan parfum. Demikianlah linalol terdapat dalam minyak mawar, petitgrain, linaloid, bergamot, jasmine (melati), di antara yang lain.10. Aquadest

-Ansel Ind : 230

Tentu saja terdapatnya air menimbulkan efek melarutkan pada sebagian terbesar zat-zat yang berhubungan dan menjadi tidak murni serta mengandung garam-garam anorganik dalam jumlah berbeda. RPS 18th : 1521

Bahan utama dalam kebanyakan bentuk dosis yang dijelaskan berikut adalah air. Air digunakan sebagai pembawa maupun pelarut untuk pengaroma yang diinginkan atau untuk bahan obat. Air tidak berasa, bebas dari sifat mengiritasi dan kurang aktivitas farmakologi, mermbuatnya ideal untuk tujuan tersebut. Adapula kecenderungan untuk menganggap bahwa kemurnian air konstan dan bahwa air dapat disimpan, ditangani, dan digunakan dengan pemeliharaan minimum.-Parrot : 170

Karena air adalah cairan fisiologis dari tubuh manusia, tidaklah mengherankan bahwa air adalah pembawa dari kebanyakan larutan obat.-Excipients : 580

Air adalah bahan tambahan yang paling luas digunakan dalam kegiatan produksi farmasetik. V. Uraian Bahan

1. Kalium Hidroksida ( FI III : 689)

Nama Resmi: Kalii hydroxydum

Nama lain:Kalium Hidroksida

RM/BM:KOH/56,11

Pemerian: Massa berbentuk batang, pellet atau bongkahan, putih sangat mudah meleleh basah.

Kelarutan: Larut dalam 1 bagian air, dalam 3 bagian etanol (95%)P, sangat

mudah larut dalam etanol mutlak P mendidih.

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat.

Inkomp:Basis bereaksi dengan asam membebaskan alkaloid dari larutan encer garam alkaloida dan meningkatkan beragam reaksi hidrolisis seperti penguraian kloral hidrat menjadi kloroform dan membentuk atau menghancurkan salol menjadi fenol an asam salisilat (RPS 18th : 767)

Konsentrasi: 2-10% (American Pharmacy : 307)

Kegunaan: Zat aktif dan emulgator

2. Asam Stearat (FI III : 57 dan Excipients : 534)

Nama Resmi: Acidum Stearicum

Nama lain: Asam stearat

RM/BM: C18H36O2 / 284,47

RB:

Pemerian: Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning pucat; mirip lemak lilin.

Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20 bagian etanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.

Titik lebur:Tidak kurang dari 54o

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.

Inkompabilitas: Asam stearat incomp dengan kebanyakan logam hidroksida dan incomp dengan zat pengoksidasi

Stearat yang tidak larut dibentuk dengan banyak logam; basis salep dibuat dengan asam stearat menunjukkan bukti pengeringan atau penggumpalan akibat reaksi jika dicampur dengan garam seng dan kalsium (Excipients : 534).

Konsentrasi:5-15% (Scovilles : 320)

Kegunaan: Zat aktif dan emulgator

3. Lanolin ( FI III : 61 dan Excipients : 286)

Nama Resmi: Adeps Lanae

Nama lain: Lanolin, Lemak bulu domba

Pemerian: Zat serupa lemak, liat lekat; kuning muda atau kuning pucat, agak tembus cahaya; bau lemah dan khas.

Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P.

Jarak lebur:36 o - 42 o

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya ditempat sejuk.

Inkompabilitas: Lanolin dapat mengandung pro-oksidan, yang mempengaruhi stabilitas kepada zat aktif tertentu (Excipients : 286).

Konsentrasi:2% (Jellineck : 248)

Kegunaan: Emollient

4. Propilenglikol ( FI III : 543 dan Excipients : 442)

Nama resmi: Propylenglycolum

Nama lain: Propilenglikol

RM/BM: C3H8O2 / 76,1

RB: CH3-CHOH-CH2OH

Pemerian: Cairan kental, jernih, tidak berwarna; tidak berbau; rasa agak manis; higroskopik.

Kelarutan: Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan dengan kloroform P; larut dalam 6 bagian eter P; tidak dapat campur dengan eter minyak tanah P dan dengan minyak lemak.

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.

Incompabilitas: Propilenglikol inkomp dengan zat pengoksidasi seperti kalium

permanganat.

Konsentrasi: 5% (Balsam II : 97)

Kegunaan: Sebagai humektan

5. Metil Paraben (FI III : 378 dan Excipients : 340)

Nama Resmi: Methylis Parabenum

Nama lain: Metil paraben, Nipagin M

RM/BM: C8H8O3 / 152,15

RB:

Pemerian: Serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau; tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.

Kelarutan: Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.

Inkompabilitas: Aktivitas antimikroba dari metil paraben dan paraben lain dikurangi dengan adanya surfaktan nonionik seperti polisorbat 80 sebagai hasil dari misellisasi.

Walaupun demikian, propilenglikol (10%) telah menunjukkan kemampuan meningkatkan aktivitas antimikroba paraben dengan adanya surfatan nonionik dan mencegah interaksi antara metil paraben dengan propilenglikol.

Inkomp dengan bahan lain seperti bentonit, magnesium trisilikat, talk, tragakan, natrium alginat, minyak esensial, sorbitol dan atropin.

Metil paraben menjadi tidak berwarna dengan adanya besi dan dihidrolisis oleh basa lemah dan asam kuat (Excipients : 340).

Konsentrasi: 0,18% Excipients : 340)

Kegunaan : Pengawet

6. Propil Paraben (FI III : 535 dan Excipients : 450)

Nama resmi: Propylis Parabenum

Nama lain: Propil paraben, Nipasol

RM/BM: C10H12O3 / 180,21

RB:

Pemerian: Serbuk hablur putih; tidak berbau; tidak berasa.

Kelarutan: Sangat sukar larut dalam air; larut dalam 3,5 bagian etanol (95%) P, dalam 3 bagian aseton P , dalam 140 bagian gliserol P dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida.

Jarak lebur:95o 98o

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik

Inkompabilitas: Aktivitas antimikroba dari propil paraben dikurangi dengan adanya surfaktan nonionik sebagai hasil dari misellisasi. Absorbsi propil paraben oleh plastik telah dilaporkan dengan jumlah absorbsi tergantung pada tipe plastik dan pembawa. Magnesium aluminium silikat, magnesium trisilikat, besi oksida kuning, dan ultramarine biru juga telah dilaporkan mengabsorbsi propil paraben, dengan cara demikian menurunkan efikasi pengawet (Excipients : 450).

Konsentrasi: 0,02% (Excipients : 450)

Kegunaan: Pengawet

7. BHT ( FI III : 664 dan Excipients : 51)

Nama resmi: Butylated Hydroxytolune

Nama lain: Butilhidroksitoluen

RM/BM: C15H24O/220,35

RB:

Pemerian: Hablur padat; putih; bau khas

Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air dan dalam propilenglikol P; mudah larut dalam etanol 995%) P, dalam kloroform P dan dalam eter P.

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik.

Inkompabilitas: Inkomp dengan zat pengoksidasi yang kuat seperti peroksida dan permanganat. Kontak dengan zat pengoksidasi dapat menyebabkan penguraian secara spontan.

Garam besi menyebabkan penghilangan warna dengan hilangnya aktivitas. Pemansan dengan sejumlah katalis asam menyebabkan penguraian dengan cepat dengan pelepasan gas isobutylen yang mudah terbakar (Excipients : 51).

Konsentrasi: 0,0075%-0,1% (Excipients : 51)

Kegunaan: Antioksidan

Suhu lebur:Tidak kurang dari 69,2o 8. Amonium Klorida (FI III : 87-88)

Nama resmi: Ammonii Chloridum

Nama lain: Amonium Klorida, Salmiak

RM/BM: NH4Cl / 53,49

Pemerian: Serbuk putih atau hablur; putih, tidak berbau; rasa asin dan dingin; higroskopik.

Kelarutan: Mudah larut dalam air dan gliserol P; lebih mudah larut dalam air mendidih; agak sukar larut dalam etanol (95%) P.

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat

Konsentrasi : 5% (Jellineck : 252)

Inkomp:Semua alkali akan membebaskan amonia dari garam amonium, perubahan dipercepat jika larutan itu dipanaskan. Banyak garam yang tidak stabil, kehilangan amonia bahkan jika tidak ada alkali dicampur dengannya (Scovilles : 459)

Kegunaan: Pengental

9.

Na2EDTA (MD 30th : 681)

Nama resmi: Edetate Sodium

Nama lain: Disodium EDTA, Disodium tetraasetat

RM/BM: C10H14N2NO2O8.2H2O / 372,2

RB:

Pemerian: Serbuk, kristal putih tidak berbau

Kelarutan: 1 dalam 11 bagian air, agak larut dalam alkohol, paraktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.

Penyimpanan: Simpan di tempat yang tertutup rapat

Konsentrasi:1% (Jellineck : 247)

Kegunaan: Pengkhelat10. Aquadest (FI III : 96)

Nama resmi: Aqua destillata

Nama lain: Aquadest, air suling

RM/BM: H2O/18,02

Pemerian: Larutan jernih, tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik11.Oleum jasmine

Nama resmi: Oleum jasmine

Nama lain: Minyak melati

Pemerian: Cairan; tidak berwarna atau kuning; bau menyerupai bunga melati; rasa khas

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan :Pengaroma

Konsentrasi:0,01-0,02% (Prescription : 180)

VI. Perhitungan Bahan

Dibuat Liquid Soap 100 mL dan dilebihkan 10% = 110 mL

- KOH 0,5 N

= 1/100 x 110 mL = 1,1 mL

- Asam Stearat

= 5/100 x 110 mL = 5,5 mL

- Lanolin

= 1/100 x 110 mL = 1,1 g

- Propilenglikol

= 2/100 x 110 mL = 2,2 mL

- Metil Paraben

= 0,2/100 x 110 mL = 0,22 g = 220 mg

- Propil Paraben

= 0,02/100 x 110 mL = 0,022 g = 22 mg

- BHT

= 0,05/100 x 110 mL = 0,055 g = 55 mg

- NH4Cl

= 5/100 x 110 mL = 5,5 mL

- Na2EDTA

= 1/100 x 110 mL = 1,1 mL

- Ol. Jasmine

= q.s

- Aquadest

= ad 110 mLVII. Perhitungan Pengenceran

-Propil Paraben (22 mg)

Diencerkan dengan Lanolin 50 mg

125 mg lanolin

55 mg BHT diganti dengan -tokoferol 1 kapsul = 100 UI

1 mg -tokoferol ~ 1,49 UI55 mg x 1,49 UI = 81,95 UI

81,95

Lanolin ditimbang = 1100 mg - (33 mg + 11 mg) = 1056 mgVIII. Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dipisahkan fase air dan fase minyak

3. Fase minyak dilebur berturut-turut dari pengenceran propil paraben, -tokoferol, asam stearat dan lanolin.4. Fase air dilebur berturut-turut dari KOH, metil paraben, propilenglikol, ammonium klorida dan Na2EDTA serta air pada suhu 80o C.5. Setelah suhu kedua fase sampai pada suhu 70oC, campurkan fase minyak ke fase air, mixer dengan intermitten shaking.

6. Ditambahkan oleum jasmine, lalu mixer.

7. Dimasukkan ke dalam wadah dan diberi etiket.HASIL DISKUSI

1.Pengertian Sabun Jellineck : 210

Sabun dalam konteks ini berarti suatu campuran garam-garam Natrium dari asam stearat, palmitat dan oleat yang mengandung sejumlah lebih kecil dari asam laurat dan asam miristat.

Amphar : 303

Sabun adalah substansi kimia yang merupakan garam-garam dari asam-asam lemak tertentu.

Scovilles : 322

Sabun adalah kombinasi kimia dari suatu alkali dengan asam lemah. PDF Lieberman : 300

Garam-garam dari asam-asam lemak rantai panjang, umumnya mengacu sebagai sabun, yang dikenal berabad-abad dan utamanya digunakan untuk kebersihan, meskipun banyak sabun juga merupakan bahan pendispersi dan pengemulsi yang baik.

Parrot : 359

Istilah sabun mengacu pada garam dari asam lemak rantai panjang dan bahan alkali. Struktur umumnya adalah R COOM. Sabun disiapkan dari asam lemak C12 C18 yang menghasilkan atau menurunkan tegangan permukaan.

DOM Martin : 253

Sabun biasanya dibuat dari Ammonium, Kalium atau garam-garam Natrium dari asam-asam lemak yang mengandung 8 atau lebih atom Carbon.

Kesimpulan : Suatu bahan kimia yang mengandung campuran garam-garam ammonium, Kalium atau Natrium dari asam-asam lemak seperti asam stearat, palmitat dan oleat dengan sejumlah kecil asam laurat dan asam miristat atau asam-asam lemak tertentu, rantai panjang yang mengandung 8 atau lebih atom C, berguna untuk tujuan pembersihan juga merupakan bahan pendispersi dan pengemulsi yang baik.

2.Macam-Macam Sabun Berdasarkan konsistensi dan kandungannya (Amphar : 305)

Sabun diklasifikasikan sebagai sabun lembut dan sabun keras. Sabun lembut dibuat dengan kalium dan biasanya mengandung sejumlah besar kalium oleat. Sabun keras dibuat dengan natrium dan biasanya mengandung sejumlah kecil kalium oleat.

Berdasarkan fungsinya sebagai emulgator (Scovilles : 322)

Sabun lembut yaitu harus digunakan pada konsentrasi yang lebih besar untuk efek emulsifikasi. Sabun resin yaitu dibuat dari reaksi antara alkali dan asam-asam dari resin contohnya copaiba.

Berdasarkan kegunaannya ( Internet Situs : Human Health Magazine)

a) Sabun kesehatan

Sabun yang mengandung antiseptik, berguna untuk membunuh kuman-kuman penyakit.

b) Sabun transparan

Sabun dengan tampilan tembus pandang, biasanya mempunyai kadar yang ringan dan mudah larut karena mempunyai sifat sukar mongering.c) Sabun deodoran

Sabun yang digunakan untuk menghilang bau tak sedap dari tubuh. Penggunaan pada wajah tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan kulit menjadi iritasi.

d) Sabun kosmetik

e) Sabun butiran gandum

Didalamnya terdapat butiran gandum. Berdasarkan penelitian, butiran gandum terbukti lebih baik menyerap minyak serta menghaluskan kulit yang kering dan sensitif.

f) Sabun alam

Mengandung vitamin, ekstrak buah, minyak nabati, ekstrak bunga, aloe vera dan minyak essensial. Cocok untuk semua jenis kulit.

g) Sabun jerawat

Sabun yang khusus digunakan untuk membunuh bakteri yang terdapat pada jerawat.

h) Superfatted soap

Sabun yang memiliki kandungan minyak dan lemak sehingga terasa lembut dan kenyal. Menurut bentuknya (Ilmu Kosmetik : 96)

Sabun atau berbagai macam sediaan pembersih kulit modern baik berbentuk batang (bar), bair (liquid) atau bubuk (powder).

3.Komposisi Sabun (Ilmu kosmetik : 98)a) Surfaktan

Surfaktan adalah bahan terpenting dari sabun. Lemak dan minyak yang dipakai dalam sabun berasal dari minyak kelapa (asam lemak C12), minyak yaitu (asam lemak C16 C18) atau lemak babi. Penggunaan berbeda menghasilkan sabun yang berbeda baik secara fisik maupun kimia.

b) Pelumas

Untuk menghindari rasa kering pada kulit diperlukan bahan yang tidak saja meminyaki kulit tetapi juga berfungsi untuk membentuk sabun yang lunak misal : asam lemak bebas, alkohol lemak, gliserol, lanolin, paraffin lunak, cocoa butter dan minyak almond., bahan sintetik ester asam sulfosuksinat, asam lemak isotianat, asam lemak etanolamid, polimer JR, carbon resin. Bahan-bahan tersebut juga dapat menstabilkan busa dan berfungsi sebagai pelumas.

c) Antioksidan dan sequestering agents

Untuk menghindari kerusakan lemak terutama bau tengik, dibutuhkan bahan penghambat oksidasi, misalnya stearil hidrozid dan BHT (0,02% - 0,1%). Sequestering agent dibutuhkan untuk mengikat logam berat yang mengkatalisis oksidasi EDTA, EHDP.

d) Deodoran

Deodoran dalam sabun mulai dipergunakan sejak tahun 1950, namum oleh karena khawatir efek samping, penggunaannya dibatasi. Contoh TCC, Irgasan PP.

e) Warna

Kebanyakan sabun toilet berwarna coklat, hijau biru atau krem. Pewarna sabun dibolehkan sepanjang memenuhi syarat dan peraturan yang ada, pigmen yang digunakan biasanya stabil dan konsentrasi kecil (0,01-0,5%).

f) Parfum

Isi sabun tidak lengkap bila tidak ditambahkan parfum sebagai pewangi. Pewangi harus berada dalam pH dan warna yang berbeda pula.

g) Pengontrol pH

Penambahan asam lemak yamg lemah misalkan asam sitrat dapat menurunkan pH sabun.

h) Bahan tambahan khusus

Berbagai bahan tambahan khusus untuk memenuhi kebutuhan pasar, produsen, maupun segi ekonomi dalam formula sabun.

4. pH Normal Kulit (Jellineck : 210) Kulit normal memiliki pH sekitar 5. pH kulit hanya dapat naik hingga pH maksimal 7.

5. Flora Normal Kulit (OOP : 234) Penghuni terbanyak di kulit manusia adalah Escherichia coli dan Staphylococcus.

6. pH sabun

Jellineck : 210

pH Larutan dari reaksi alkalisasi umumnya antara 9,5 dan 10,8.

RPS 18 th : 769

Biasanya sabun cenderung alkali, dengan range pH 9,5-10,5. sabun superfatted memiliki pH lebih rendah dari range tersebut. Detergen sintetik biasanya memiliki pH 7,5 atau kurang. Sabun toilet netral mengandung detergen.

7. Perbedaan Sabun dan Detergen Jellineck : 212 dan 216

Salah satu tujuan dari larutan detergen dalam kosmetik adalah kemampuan membersihkan kotoran pada lemak kulit yaitu sebanyak 75,8%. Sedangkan pencucian dengan sabun membersihkan bagian-bagian yang tidak larut dalam air sebanyak 64,4%. Detergen memiliki aksi yang lebih kuat dibanding sabun.

Amphar : 305

Karena sabun biasa adalah campuran dari garam-garam dengan berbagai asam lemak, dank arena banyak perbedaan campuran dapat disebut sabun, harga sifat fisika dan kimia dapat diberikan. Biasanya disebut sabun adalah larut dalam air. Ketika sabun dicampur dengan air, membentuk gel atau larutan koloidal, tergantung dari konsentrasinya. Jumlah ini untuk membentuk penampakan yang berkabut dari sabun air. Larutan encer dari sabun dalam air memiliki tegangan permukaan yang lebih kecil dibanding air tersebut, yang menghasilkan larutan yang licin, membentuk busa atau saat digocok dan dapat mengemulsi minyak dan kotoran. Sifat berikutnya, bersama dengan kemampuannya pada larutan tadi untuk membasahkan material yang diberikan, menyebabkan sabun disebut detergen. Sabun larut dalam alkohol, membentuk nyata dan larutan jernih.

Parrot : 313

Detergen adalah bahan surface active digunakan untuk membersihkan kotoran.

8. Reaksi Saponifikasi Jellineck : 210

RCOO- + Na+ + H2O RCOOH + Na+ + OH-

Amphar : 304

R1COOCH2R1COOCH + 3 NaOH R1COONa + R2COONa +R3COONa + C3H5(OH)3R3COOCH2

9. Emulgator Anionik dan Surfaktan Anionik Keithler : 11

Emulgator anionik adalah yang mana yieldnya dalam larutan, ion aktif permukaannya memberikan harga negatif.

Lachman Industry : 523

Cara pembuatan emulgator in situ adalah jika sabun digunakan sebagai pengemulsi biasanya dibuat dengan mengkombinasikan alkali dengan fase air dan asam lemak dengan fase minyak.

PDF Lieberman : 300

Surfaktan anionik sebagai suatu grup adalah bahan aktif permukaan yang paling luas digunakan untuk produk personal dan untuk tujuan industri. Penggunaan utamanya adalah dalam produk yang ditujukan untuk pembersihan dan detergen.

10. Bahan Emolient dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Balsam I : 34) :a) Minyak hidrokarbon dan lilin: minyak mineral, petrolatum, paraffin, krim azokerit, lilin microkristalin, polietilen saqualane

b) Minyak silicon. dimetil polisoxane, metil fenil polisoxane, larut air dan polimer silicon glikol larut alkohol.

c) Ester trigliserida. minyak lemak dan sayuran dan hewan

d) Ester asetogliserida. Acetylated monogliserida

e) Ethoxylated gliserida. Ethoxylated gliseril monostearat

f) Alkil ester. Metil isopropyl, dan butyl ester sari asam lemak, hexil laurat, isohexyl laurat, isohexyl palmitat, decil oleat, isodecil oleat, hexadecyl (isocetyl stearat, diisopropil adipate. laurel lakbat, dan cetyl laktat)

g) Alkenil ester. Cleil miristat, oleil stearat, dan oleil oleat

h) Asam lemak. pellargonik, laurel, myristat, palmitat, stearat, isostearat, hiodroksistearat, oleat, linoleat, ricinoleat, arachidic, behenk, erucic, dan aeam lanolin

i) Alkohol lemak. Lauryl, myristyl, cetyl, hexodecyl, stearyl, isostearyl, oleyl, ricinoleyl, beheryl, erucyl, dan lanolin alkohol

j) Ester alkohol lemak. Etoxylated lauryl, cetyl, stearyl, isostearyl, oleyl, kolesterol, dan alkohol lanolin, polypoxylated cetyl, oleyl, dan lanolin alkohol.

k) Ester-ester. Ester asam lemak dari Ethoxylated lemak alkohol

l) Lanolin dan derivatnya. Lanolin, lanolin oil, lilin lanolin, lanolin alkohol, asam lemak lanolin, isopropyl lanolate, ethoxylated lanolin, ethoxylated lanolin alkohol, ethoeylated kolesterol, propoxylated lanolin alkohol asetilasi lanolin, asetilasi alkohol lanolin, bahn absorbsi lanolin semisolid

m) Alkohol polihidrat (polyol) dan polyeter dan derivatnya. Propylenglikol, polypropylene glikol 2000, 4000, polyoxyethilene polyoxipropyleneglikol, gliserol etoxylated gliserol, propoxylated gliserol, sorbitol, ethoxylated sorbitol, cis-cis vicinal gliserol, dan polyoxypropylene derivate dari trimethylolpropane

n) 14. Alkohol polihidrat (ester polyol) . Etylen glikol mono, asam diester lemak, dioetylen glikol mono- dan ester asam di-lemak; polyethylenglikol (2000-4000) mono dan ester asam di-lemak, propilen glikol mono dan aster asam lemak, ester asam lemak sorbitan, dan poilyoxyethilen ester asam lemak sorbitan

o) Estee lilin. Lanolin, beewax, spermaceti, myristyl miristat, steryl sterat

p) Derivat beewax. Polyoxyethylene sorbitol beewax, merupakan produk dari reaksi beewax dengan ethoxylated sorbitol dari berbagai ethylene oxide bentuk dari campuran ester-ester

q) Lilin sayur. carnauba, candililla

r) Fosfolipid. Lecithin dan derivatnya

s) Sterol. Colesterol, ester asam lemak kolesterol

t) Amida. Amida asam lemak, asam amida ethoxylated lemak, asam lemak alkanolamides padat.

11. Bahan Pengental (Balsam I : 72-73)

Contoh dari beragam penegntal yang tersedia luas diantaranya adalah sebagai berikut :

a) Hidrokoloid tumbuhan, contohnya alginate, akasia, guar, karaya, pectin, tragakan

b) Biosytetik, contohnya linear polysakarida, xanthan gum

c) Derivate selulosa, contohnya metilselulosa, Na-CMC

d) Polimer sintetik, contohnya polimer carboxyvinyl, polyvinyl alkohole) Pengental clay, contohnya magnesium aluminium silikat

DAFTAR PUSTAKA

1. Balsam M.S and Edward Sagarin, (1972), Cosmetics Science and Technology Vol I, Willey-Interscience: USA.

2. Dirjen POM, (1979), Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen kesehatan RI: Jakarta.

3. Gennaro, Alfonso R., (1990), Remington: The Science and Practice of Pharmacy 18th edition, Philadelphia College of Pharmacy and Science: Philadelphia.

4. Jenkins, Glenn L., (1957), Scovilles the Art of Compounding Nineth edition, The McGraw-Hill Book Company, Inc: USA.

5. Keithler, WM.R., (1956), The Formulation of Cosmetics and Cosmetic Specialties, Drug and Cosmetic Industry : New York.

6. Kibbe, Arthur H., (2000), Handbook of Pharmaceutical Excipients Third Edition, American Pharmaceutical Association Washington DC: USA.

7. Lachman, L. et all, (1986), The Theory and Practice of Pharmacy Industry 3rd Edition, Lea & Pinger : Philadelphia.

8. Lieberman, Herbert, (1908), Pharmaceutical Dosage Form Disperse System Vol I, Marcel Dekker, Inc: USA.

9. Martin, Alfred, (1983), Physical Pharmacy, Lea & Febiger: USA.

10. Martin, W., (1971), Dispending of Medication 7th edition, Marck Publishing Company: USA.

11. Parrot, Eugene L., (1968), Pharmaceutical Technology, Burgess Publishing Company: Iowa.

12. Situs Human Health Magazine.

13. Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahadja, (2002), Obat-Obat Penting Edisi V, Elex Media Computindo: Jakarta.

14. Wilkinson, JB., (1962), Modern Cosmeticology Volume I, Chemical Publishing co. Inc: New York.

TITANSun Block CreamNetto 30 g

TITANSun Block Cream Diformulasikan khusus dengan mengandung bahan tabir surya Titanium dioksida, SPF 15 yang efektif melindungi kulit wajah dari efek buruk sinar matahari sehingga membantu mencegah warna kulit tidak merata. Titanium dioksida paling efektif menghamburkan dan memantulkan radiasi UV, tidak tembus cahaya dan penting untuk melindungi seseorang yang sensitif terhadap sinar tampak dan UV A.

Penggunaan:

Oleskan tipis-tipis pada seluruh permukaan kulit wajah yang terpapar oleh sinar matahari.

Komposisi:

Bahan aktif : Titanium dioksida 20 %.

Bahan tambahan : Asam stearat 5%, TEA 2%, Gliserol 15%, Cetil alkohol 2%, Lanolin 1%, -tokoferol 0,05%, Propil paraben 0,02%, Metil paraben 0,2%, air

No. Reg:POM CD 1101500005 L

No. Batch:F 050105

Produksi :

PT. SATOE Farma

Makassar-Indonesia

Dry Shampoo (Sampo Serbuk)Bahan UtamaBahan utama pada shampoo adalah surfaktan (sabun dan detergent)Sabun adalah garam dan asam lemakHasil reaksi antara lemak dan minyak hewan dan tumbuhan dengan alkali (cth. NaOH, KOH)Kekurangan : tidak membentuk busa oleh air sadah, diatasi dengan penambahan chelating agentSurfactant (1)a. AnionikGol. Alkyl benzene sulfonatMis. Sodium dodecyl benzene sulfonate Gol. Primary alkyl sulfatMis. Triethanolamine lauryl sulfate Gol. Secondary alkyl sulfatMis. Lauryc monoglyceride ammonium sulfate Gol. SarcosineMis. Laurosyl sarcoine, Cocoyl sarcosineSurfaktanb. KationikGaram amonium kuarternerMis. Dstearyl dimethyl ommonium chloride, dilauryl dimethyl ammonium chloride, cetyl trimethyl ammonium bromidec. AmfoterikMis. Miranold. Non IonikMis. Tween, Pluronic F-68Bagaimana Shampoo bekerjaSurfaktan menurunkan tegangan permukaan air meningkatkan kemampuan air untuk membasahi kotoran yang melekat (Ingat Makin kecil nilai tegangan permukaan air, makin besar kemampuan air membasahi benda).Surfoktan bergerak di bawah lapisan berminyak mengangkat dan permukaan partikel berbentuk bola.Bahan TambahanDitambahkan ke dalam sampo untuk menghasilkan sampo yang aman memiliki viskositas yang baik, busa yang stabil, dan dapat mengoptimalkan kerja detergentOpocifying agenClarifying agenFoam builderConditioning agenThickening agenChelating agenPreservotifActive agentFoam BuilderBahan yang meningkatkan kualitas, volume, dan stabilitas busaMembantu meningkatkan stabilitas dan efek kondisionerContoh : dodecyl benzene sulfonate, lauroyl monoethanolomideConditioning agentMerupakan bahan berlemak yang memudahkan rambut untuk disisirconditioning agent melapisi helai rambul halus dan mengkilapHarus mudah dibilas, tidak meninggalkan rasa berminyak (lengket) di rambutcontoh lanolin, minyak mineral, telur, polipeptidaOpacifying agentBahan yang memberikan warna buram pada shampooPenting pada pembuatan shampoo jenis krim & losioContoh : Cetyl alcohol, stearyl alcohol, spermaceti, glycol monodistearate, Mg stearateClarifying agentbahan yang digunakan untuk mencegah kekeruhan pada shampooterutama untuk shampoo dengan bahan utama sabunPenting pada pembuatan shampoo cair (likuid shampoo)contoh : butil alkohol, isopropil alkohol etil alkohol, metilen glikol, EDTACleating agen Sequestering agentBahan yang mencegah terbentuknya sabun Ca atau Mg karena air sadahContoh : asam sitrat, EDTADapat digantikan oleh surfaktan non-ionikThickening agentBahan yang meningkatkan viskositas shampooContoh : gom akasia, tragakan, CMC, MethocelKekurangan : dapat membentuk lapisan film pada helai rambutPreservatifBahan yang berguna melindungi sampo dari mikroba yang dapat menyebabkan rusaknya sampo, Harus dipilihcontoh : formadehid, etil alkohol, ester parahidroksibenzoatAntidandruff agentAntidandruff agent umumnya bersifat antimikrobaditambahkan ke dalam shampoo dalam jumlah kecilContoh : Sulfur, Asam Salisilat, Resorsinol, Selenium Sulfida, Zink PiritonPenunjang StabilitasBahan-bahan tertentu dapat ditambahkan ke dalam sampo dengan tujuan menunjang stabilitas shampoo (stability additive)AntioxidantMencegah perubahan warna dan bau sediaan akibat oksidosi,SunsreenMelindungi sediaan dari sinar matahari, Contoh : BenzophenonSuspending agentContoh : veegum, bentonitpH control agen (larutan dapar)Mencegah perubahan worna dan bau sediaan akibat perubahan pHCosmetics additiveBahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sampo dengan tujuan memperbaiki tampilan shampoo (cosmetics adihtive)Perfumecampurarl minyak atsiri atau sintetikPewarna (dye)Pewarna yang digunakan harus terdaftar pada Federal Food, Drug, and Cosmetics ActPearlescent pigementsI. Formula Asli (Shampo)

Na lauril sulfat q.s

Pengopak as required

Other additives for shampoo as required

Pure water to make 100 ml

II. Formula yang disetujui

Tiap 100 ml mengandung:

Na lauril sulfat 30%

Trietanolamin 3%

Asam sterat 6%

Cetyl alkohol 1%

Propil gallat 0,1%

Na-EDTA 0,1%

Metil paraben 0,2%

Propil paraben 0,02%

Jasmin oil 0,5%

PEG 400 distearat 2%

Mg stearat 1%

Pure water ad 100 ml

Nama produk : ShafaShampo

Jumlah produk : 1 botol @100 ml

No. Registrasi : Depkes RI No. POM CD 06020004150

No. Batch : CD 160304

SHAFA Shampo

Pharmacy-2k Tgl.formulaTgl. produkDibuat olehDisetujui oleh

MKS-INA16 Maret 0316 Maret 04 Pharmacy 2k

Asisten

Kode bahanNama bahan kegunaan Perbatch perdosis

NAL-01

TEA-02

AST-03

CAL-04

PGT-05

NET-06

MPN-07

PPN-08

JML-09

P4D-10

MgS-11

ARS-12

Na lauril sulfat

Trietanolamin

Asam sterat

Cetyl alkohol

Propil gallat

Na-EDTA

Metil paraben

Propil paraben

Jasmin oil

PEG400distearat

Mg stearat

Air suling

Pembersih

Emulgator

Emulgator

Penstabil

Antioksidan

Sequestrant

Pengawet

Pengawet

Pengaroma

Pengopak

Pengopak

Pelarut 30%

3%

6%

1% 0,1% 0,1% 0,2% 0,02% 0,5% 2%

1%

ad 100 ml

DASAR FORMULASI

Alasan pemilihan shampoo krim

Shampo bentuk ini adalah bentuk yang khusus dari kelas kosmetik, karena masyarakat berharap shampoo ini menjadi sangat lembut dalam aksinya pada rambut (Mod. Cosmet;378)

Shampo krim dipertimbangkan karena kesalahan estetis yang serius jika shampoo cair mulai berkabut setelah penyimpanan yang lama serta pendinginan yang kuat(Jellineck;254)

Shampoo krim mempunyai keuntungan lain, konsistensi baru dapat dicapai, viskositas dari shampoo cair jernih berkisar dari cairan seperti air sampai sirup kental, sedangkan shampoo krim cair /padat dapat diatur sehingga tidak mengalir atau tidak terlalu kental tetapi dapat dengan mudahnya cepat tercampur dengan air (Jellineck;254)

Shampo krim umumnya lebih mahal untuk diproduksi karena itu harganya lebih mahal dari sediaan cair. Shampo krim juga mengandung bahan pengopak (Jellineck;254)

Na Lauril Sulfat

Deterjen sintetik secara normal diklasifikasikan berdasarkan kealamiahan gugus hidrofiliknya, adalah anionic yang paling luas digunakan. Bagian hidrofilik dari surfaktan anionic membawa muatan negatif dalam larutan. Deterjen umumnya lebih bagus daripada kelas lain dalam hal pembusaan, pembersihan, dan hasil akhir (BalsamII;88)

Asam laurat sebagai contoh sabun yang kehilangan aktivitasnya dalam air sadah. Akan tetapi, dengan mereduksi asam laurat menjadi lauril alkohol dan selanjutnya tersulfat. Mengandung Na lauril sulfat deterjen yang paling unggul dalam bahan shampoo, secara lengkap efektif dengan air sadah. Banyak shampoo tergantung popularitasnya pada kondisi alkil sulfat, mudah diberi parfum, bebas dari ketengikan/mudah dibilas dari rambut yang membantu penjualannya di pasaran shampoo (Balsam II;89-90)

Kebanyakan deterjen sintetik untuk shampoo yang paling sering digunakan adalah garam alkil sulfat terutama Na dan TEA lauril sulfat. Mudah dibuat, ekonomis, memiliki aksi deterjen yang kuat dan berbusa pada bagus pada air sadah. Bahan ini memiliki kelarutan yang baik dalam air yang menghasilkan aksi pada rambut dan membantu pembilasan. Na lauril sulfat paling sering digunakan pada deterjen sintetik. Kekurangan yang paling penting dari Na lauril sulfat adalah efek menghilangkan minyak dan cenderung mengabsorbsi pada batang rambut yang membuat rambut terasa kering dan kaku. Efek ini bagaimanapun dapat dikurangi dengan bahan tambahan yang cocok (Jellineck;243)

Konsentrasi Na Lauril sulfat deterjen dalam shampoo pengobatan 9-45% (Exp;272)

Konsentrasi Na lauril sulfat shampo krim cair 50% & 49% dalam contoh formula (Keithler;201)

Konsentrasi Na lauril Sulfat 10% dalam contoh formula (Mod. Cosmet;303)

Deterjen yang paling umum digunakan pada shampoo krim adalah Na lauril sulfat pada bentuk yang sangat berat pada aturan umum shampoo yang dibuat dengan Na lauril sulfat kadang-kadang mengandung 40% pasta dan paling umum hingga 50% (Keithler;195)

Trietanolamin & Asam stearat (TEA Stearat)

TEA membentuk sabun dengan asam lemak bebas. Sabun ini mempunyai sifat sebagai deterjen dan emulsi sabun ini TEA dengan asam lemak bebas adalah netral (pH kira-kira 8,0) dan kemudian membentuk efek iritasi pada kulit. Sabun membentuk emulsi yang sangat stabil dari kebanyakan minyak,lemak atau lilin untuk pengunaan luar. Konsentrasi biasanya digunakan untuk pengemulsi 2-5% dari TEA dan 2-5 kali banyaknya asam lemak. Sediaan dibuat dengan sabun TEA cenderung menjadi gelap pada penyimpanan. Hindari dari cahaya dan kontak dengan logam dapat menghilangkan warna (EXP;335)

Banyak shampoo didasarkan pada kombinasi sabun dan deterjen sintetik. Kerugian dalam air sadah dari shampoo dapat diatasi dan sifat kosmetik yang dihasilkan dari shampoo yang dimodifikasi dengan kombinasi (Balsam II;97)

Saat TEA direaksikan dengan asam stearat, sabun yang dibentuk akan bertindak sebagai emulgator o/w yang sangat baik (Presc;220)

TEA stearat umumnya dalam praktek dibentuk selama proses emulsifikasi dengan menggunakan kesetaraan halus dari TEA dan asam stearat kira-kira 2 bagian asam asam stearat digunakan untuk 1 bagian TEA (Balsam I;21)

Asam stearat ditambahkan dengan minyak dan TEA dengan air (Balsam I;21)

Cetyl alkohol

Kekurangan yang paling penting dari Na lauril sulfat adalah efek menghilangkan minyak dan cenderung mengabsorbsi pada batang rambut yang membuat rambut terasa kering dan kaku. Efek ini bagaimanapun dapat dikurangi dengan bahan tambahan yang cocok (Jellineck;243)

Emolien adalah bahan yang digunakan untuk mencegah kekeringan permukaan sama baiknya untuk perlindungan bagi kulit (Balsam I;27)

Cetil alkohol kadang-kadang ditambahkan p[ada shampoo krim, mempunyai kecenderungan untuk penstabil busa dan mungkin untuk memperlama busa. Cetil alkohol mungkin ditemukan mempunyai kecenderungan untuk mengurangi efek kekeringan dari shampoo alkaline kuat (keithler;198)

Cetil alkohol dalam bagian kira-kira 1% sebagai emolien dan penstabil (Balsam I;8)

Konsentrasi cetyl alkohol sebagai emolien 2-5% (EXP;65)

Antioksidan (Propil Gallat) & Sequestrant (Na-EDTA)

Penyebab ketengikan: Secara kimia, ketengikan adalah degradasai dari asam lemak dengan BM tinggi dengan oksidasi secara umum dihasilkan dengan oksigen atmosfir (Jellineck;125)

Mekanisme ketengikan: mekanisme dari efek ini dapat dijelaskan mengapa antioksidan dibutuhkan untuk mencegah oksidasi dari campuran lemak. Secara teoritis kasus oksidasi dari semua asam lemak tak jenuh dalam campuran lemak akan terjadi dalam molekul suatu rantai dari antioksidan yang akan cukup untuk memutuskan rantai (Jellineck;127)

Reaksi oksidasi dapat dihambat dengan bahan berikut (Kenneth;39):

(1) Bahan pengkhelat untuk ion logam darireaksi oksidasi molekul besar,

(2) Bahan pereduksi adalah substansi yang dapat mengurangi oksidasi obat,

(3) Bahan pencegah oksidasi adalah bahan yang lebih cepat dioksidasi dari bahan yang dilindunginya

(4) Rantai terminator adalah bahan yang mungkin bereaksi dengan radikal dalam larutan untuk mengurangi spesies baru, radikal rantai terminal, yang tidak masuk kembali dalam siklus propagasi radikal . radikal baru mungkin stabil secara intrinsic atau dimerisasi membentuk membentuk molekul yang stabil.

Kadang-kadang dibutuhkan untuk melindungi shampoo dengan penambahan penstabil yang mana adalah antioksidan, sunscreen, bahan pensuspensi dan bahan penontrol pH (Balsam II;101)

Keamanan BHT : Toleransi local dan sistemik; bahan padat agak mengiritasi kulit atau mata jika tidak dihilangkan dengan cepat. Pada hewan dosis toksik akut dari BHT meningkatkan salvias, miosis sedang, kegelisahan, hiper reaksi, keadaan tidak tenang, meningkatkan urinasi, tremor, paralysis. Kontak sensitisasi alergi dari BHT telah dilaporkan (Exp;22)

BHA/BHT dapat mengiritasi kulit mata dan membran mukosa dan dapat menyebabkan depigmentasi. Hasil dari reaksi hipersensitivasi lambat (tipe IV) dan reaksi kulit nonimunogenik berpengaruh pada darah. Hasil dari methaemoglobineamia berhubungan dengan antioksidan (BHA/BHT dan propil gallat) digunakan untuk pengawet minyak dalam makanan bayi (MD 32th;1104-1105)

Ester gallat adalah satu kelas antioksidan yang paling penting. Ester propil adalah hanya satu zat yang diizinkan dalam industri makanan pada kebanyakan negara-negara (Belanda membiarkan penggunaan ester oktil dan dodekil) tetapi metil, etil, propil, oktil dan dodecyl gallat umumnya digunakan dalam kosmetik. Asam gallat sendiri adalah antioksidan yang paling kuat, tetapi cenderung menjadi biru dengan adanya besi (Mod. Cosmet;618)

Konsentrasi propil gallat umumnya dikatakan pada tingkat 0,01-0,1% (Mod. Cosmet;620)

Alkil ester dari asam gallat (3,4,5-asam trihidroksibenzoat) mempunyai sifat antioksidan dan juga digunakan sebagai pengawet dalam farmasetik. Alkil gallat juga digunakan sebagai antioksidan dalam makanan dan berguna dalam mengubah keburukan dan ketengikan dari lemak dan minyak. Penggunaannya pada konsentrasi 0,01-0,1% (Mod. Cosmet;620)

Untuk meningkatkan penerimaan dan kemanjuran, alkil gallat sering digunakan dalam kombinasi dengan antioksidan lain seperti BHA atau BHT dan dengan sequestrant dan sinergisseperti asam sitrat (MD 32th;1101)

Penambahan sequestrant seperti asam sitrat, Versene 100, atau Nullapon (yaitu garam dari EDTA) mencegah pembentukan sabun kapur, disediakan dengan bagian sampai 1% digunakan (Balsam II;93)

Na-EDTA; Antioksidan sinergis Edetat telah digunakan sebagai sequester untuk ion logam, khususnya Cu, Fe dan Mn, yang dapat digunakan untuk mengkatalisis reaksi autooksidasi. Digunakan baik sendiri dan dalam kombinasi dengan antioksidan sebenarnya, range konsentrasi 0,005-0,1% telah digunakan (EXP;110)

PH dari Na-EDTA 6,5-8,0

Kelarutan : 1 dalam 11 bagian air, agak larut dalam etanol, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter P.

Metil paraben & Propil paraben

Kombinasi pengawet sering digunakan karena hal tersebut berarti meningkatkan efektivitas kerja pengawetbaik dengan penambahan spectrum aktivitas atau dengan beberapa sifat sinergis (Lachman;522)

Seringkali kombinasi dari dua atau lebih ester asam parahidrokisbenzoat digunakan untuk mencapai efek antimikroba yang dikehendaki sebagai contoh asam metil dan propil hidroksibenzoat seringkali digunakan bersama dalam perbandingan 10:1. Penggunaan lebih dari 1 ester memungkinkan konsentrasi pengawet total lebih tinggi karena kelarutan bebas masing-masing bertindak memperkuat efek antimikroba (Lachman;962)

Pengawet metil paraben dan propil paraben paling terkenal karena melawan bakteri, khamir dan jamur, kombinasi 0,2% metil paraben dan 0,02% propil paraben sebagai pilihan kombinasi (Presc;275)

Alasan penggunaan pengawet: Emulsi seringkali mengandung bahan seperti karbohidrat, protein, dan fosfatida dan semua bahan yang menunjang pertumbuhan berbagai mikroorganisme dengan adanya salah satu bahan yang disebutkan berikut. Adanya suatu campuran lemak dan air yang bersentuhan seringkali memungkinkan mikroorganisme meneta, karena itu penggunaan pengawet merupakan hal yang perlu dalam proses pemisahan (Lachman;530)

Suibstrat yang mudah ditumbuhi mikroba dalam kosmetik (Balsam II;349):

(1) Karbohidrat dan glikosida; gom alam, mucilage, pectin, pati

(2) Alkohol, gliserol, manitol, dan lemak alkohol

(3) Asam lemak dan ester-esternya, lemak hewan, dan tumbuhan, minyak dan lilin

(4) Steroid, kolesterol, lanolin

(5) Protein, pepton, asam amino

(6) Vitamin

PEG 400 distearat & Mg Stearat

PEG 400 distearat sebagai pengopak bersama dengan logam Mg stearat (Mod. Cosmet;380)

Pengopak biasanya ditambahkan untuk mengubah shampoo, kosmetik tipe cair jernih ke dalam shampoo krim cair adalah stearat non ionic, seperti propilenglikol stearat, polietilenglikol 400 distearat atau dietilenglikol stearat, bersama dengan logam stearat yang tidak larut, seerti Mg, Zn, atau Cu stearat; penambahan yang terakhir ini karena ester glikol cenderung larut kembali dalam shampoo pada suhu yang panas (Mod. Cosmet:378)

Fungsi pengopak

(1) Pengaruh pengopak ketika konsentrasi dikontrol secara hati-hati jadi sebagai saltiong out surfaktan tanpa menyebabkan gelatin atau pemisahan (Balsam II;98)

(2) Pengopak ditambahkan untuk memberikan penampakan warna seperti susu pada shampoo (Keithler;96)

Jasmin Oil

Bahan pengaroma ditambahkan untuk memperbaiki penerimaan (parrot;365)

Digunakan sebagai parfum, juga sebagai bahan tambahan dalam salep dan kosmetik (RPS 18th;1298)

Semua shampoo mempunyai parfum dan warna untuk meyakinkan kosmetik untuk diterima dan mengandungn bahan tambahan seperti pewarna dan pigmen penerang untuk memperbaiki penampakan kosmetik (Balsam II;101)

Konsentrasi parfum 0,25-0,5% (Balsam II;16)

H

H

O

H-C-(CH2)16-C-OH

O

C

OCH3

OH

O

C

O-CH2- CH2- CH3

OH

CH3

C(CH3) 3

(CH3) 3C

OH

-OOC-CH2

-OOC-CH2

N+-CH2-CH2-N

CH2-COO-

CH2-COO-

2Na+ . 2H2O

33 mg lanolin

22 mg propil paraben

11 mg lanolin

x 81 mg = 66 mg

100

55 mg -tokoferol

STERYL liquid soap

membersihkan serta melembabkan kulit.

Dengan aroma jasmine memberikan kesegaran dan keharuman lebih lama.

Cara pakai: Tuangkan ke telapak tangan. Usapkan busanya ke seluruh tubuh, lalu bilas hingga bersih.

Komposisi: Asam stearat 5%, KOH 1%, Propylenglycol 2%, Lanolin 1%, Na2EDTA 1%, NH4Cl 5%, BHT 0,05%, Metil paraben 0,2%, Propil paraben 0,02%, Oleum jasmine q.s, Air.

No.Registrasi:POM CD 02010007 L

No. Batch:F 05007

Produksi:

PT. Satoe Farma

Makassar-Indonesia

STERYL

Liquid soap

Netto 100 mL