lingkungan pnb. sebagai alat kendali controling pemacupnb.ac.id/mydoc/oktober 2017/3. isi lakin smt...
TRANSCRIPT
1
Dalam rangka pencapaian visi-misi dan transparansi pelaksanaan program
kerja/kegiatan di lingkungan Politeknik Negeri Bali (PNB), Unit Perencanaan (UP)
sebagaimana diamanatkan dalam salah satu tugas pokok dan fungsi (tupoksi) adalah
mengkoordinasikan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja (Lakin) lembaga.
Lakin memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai alat kendali dan sekaligus sebagai alat
pemacu peningkatan kinerja dari setiap unit-unit kerja (jurusan/unit/bagian/pusat) di
lingkungan PNB. Sebagai alat Kendali, Lakin ini diharapkan dapat melaksanakan fungsi
controling terhadap setiap pelaksanaan kegiatan secara akuntabel dan transparan serta
tidak terlepas dari sasaran-sasaran strategis yang telah digariskan dalam Renstra PNB
2015-2019 maupun kebijakan Pemerintah. Sebagai alat Pemacu, Lakin ini diharapkan
dapat secara terus menerus mendorong setiap unit kerja untuk dapat meningkatkan
kinerja sesuai tupoksinya masing-masing.
Dalam Lakin ini dievaluasi dan dianalisis, sejauhmana target Renstra periode
Tahun 2015-2019 telah tercapai. Bagaimana kondisi yang ditunjukan terhadap
pencapaian target tersebut dari pelaksanaan program/kegiatan mulai Tahun 2015
sampai saat ini (per 31 Agustus 2017). Demikian halnya bila pencapaian target tersebut
dibandingkan dengan target Tahun 2018 dan Tahun 2019, bagaimana kondisi capaian
kinerja Tahun ini dan apa yang mestinya diprioritaskan untuk dikembangkan ke depan.
Dalam Lakin ini juga dievaluasi akuntabilitas kinerja anggaran per 31 Agustus 2017
terhadap kemampuan serap anggaran unit-unit kerja serta capaian kinerja lembaga.
Berdasarkan hasil monitoring, evaluasi dan analisis kondisi kinerja lembaga
selama ini, maka Tim berkontribusi memberikan rekomendasi sebagai bahan
pertimbangan kepada Pimpinan dalam penetapan kebijakan di masa yang akan datang.
A. Dasar Hukum
Lakin ini disusun mengacu pada beberapa sumber hukum, antara lain :
1. Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP).
2. Permen PAN dan RB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
3. Permenristek-dikti No. 13 Tahun 2015 tentang Renstra Kemenristekdikti 2015-2019.
4. STATUTA Politeknik Negeri Bali.
5. Rencana Strategis (RENSTRA) PNB 2015-2019.
2
B. Maksud dan Tujuan
Secara umum maksud dan tujuan disusunnya Lakin 2017 ini adalah untuk dapat
mendorong terciptanya sistem akuntabilitas kinerja institusi pemerintah sebagai salah
satu syarat terciptanya pemerintahan yang baik dan terpercaya (good governance).
Sehubungan dengan hal itu, penyusunan Lakin ini mempunyai maksud dan tujuan
antara lain sebagai berikut :
1. Memberikan informasi terkait hasil yang telah dicapai institusi terhadap
pelaksanaan program/kegiatan selama ini serta permasalahan-permasalahan yang
ditemui hingga pertengahan Tahun 2017 ini, upaya penanggulangannya dan rencana
pengembangan ke depan.
2. Merupakan pegangan dan pedoman dasar dalam upaya meningkatkan akuntabilitas,
transparansi, efisiensi dan efektivitas kerja institusi pada tahun-tahun mendatang.
3. Dijadikan bahan evaluasi terhadap kinerja institusi sesuai capaian target pada
Renstra 2015-2019 yang telah dicapai dari Tahun 2015 hingga pertengahan Tahun
2017 ini.
4. Sebagai bahan masukan dan dasar pertimbangan bagi Pimpinan dalam menetapkan
kebijakan untuk penyusunan program/kegiatan tahun-tahun berikutnya, setidaknya
hingga akhir Tahun 2019. Harapannya, pada Tahun 2025 PNB mampu meraih visi-
misi untuk menjadi terdepan, profesional dan berdaya saing internasional.
3
A. RENSTRA 2015-2019
Rencana Strategis (Renstra) PNB periode 2015-2019 didasarkan atas visi, misi,
tujuan strategis dan sasaran strategis sebagai berikut: 2.1 Visi
Menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi Vokasi Penghasil Lulusan Profesional Berdaya saing Internasional pada tahun 2025.
2.2 Misi
(1) Menyelenggarakan pendidikan vokasi yang dapat diakses secara merata dan berkesetaraan bagi masyarakat
(2) Menyelenggarakan pendidikan bidang vokasi yang berkarakter kebangsaan dengan standar mutu nasional dan regional Asia-Pasifik.
(3) Melaksanakan penelitian bertaraf internasional pada bidang keilmuan dan teknologi terapan
(4) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yang berlandaskan pada penerapan keilmuan dan teknologi
(5) Menyelenggarakan kerjasama di kawasan regional aspac
(6) Mengembangkan sistem tata kelola yang inovatif, transparan, dan akuntabel didukung oleh sumber-sumber daya yang bertaraf internasional
(7) Membangun keunggulan lembaga yang berorientasi pada kepariwisataan
2.3 Tujuan Strategis
(1) Memberikan kesempatan belajar bagi masyarakat dalam kesetaraan gender,
dan pemerataan pendidikan berdasarkan strata sosial-ekonomi, dan wilayah
(2) Menghasilkan lulusan yang berkarakter yang berorientasi pada standar mutu
nasional dan regional pada bidang ilmu dan teknologi terapan
(3) Meningkatkan kemampuan dosen dalam melakukan penelitian terapan yang
mendapatkan pengakuan internasional
4
(4) Mengembangkan inovasi baru yang mendorong peningkatan kesejahteraan
masyarakat
(5) Memperluas jaringan kerjasama tri dharma dalam mencapai kesetaran mutu
dengan negara-negara di kawasan regional aspac
(6) Menjamin pengelolaan pendidikan yang berstandar mutu internasional,
akuntabel, transparan, produktif, serta efektif dan efisien
(7) Meningkatkan daya saing lulusan dan lembaga yang berorientasi pada
keunggulan pariwisata.
2.4 Sasaran Strategis
(1) Terselenggaranya pendidikan tinggi vokasi yang menjamin ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan berkualitas tanpa membedakan status ekonomi, gender dan wilayah;
(2) Terwujudnya sistem pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam mewujudkan mutu lulusan berstandar nasional, regional dan internasional;
(3) Terwujudnya organisasi dan kegiatan kemahasiswaan yang kokoh dalam pengembangan karakter dan jiwa kewirausahaan mahasiswa;
(4) Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan kompeten dalam bidang penelitian dengan berwawasan internasional;
(5) Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan dengan kemampuan inovatif dan kreatif berbasis IPTEKS bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pengabdian pada masyarakat
(6) Terbangunnya akses kerjasama (net-working) tri dharma berskala internasional menuju pada daya saing global
(7) Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan berkualitas setara dengan standar mutu internasional;
(8) Tersedianya sistem informasi yang bermutu bagi proses pembelajaran, layanan sistem manajemen dalam menjamin akuntabilitas tata kelola lembaga
(9) Terwujudnya manajemen satuan pendidikan yang efisien, efektif, akuntabel, profesional, dan transparan, serta iklim akademik yang kondusif.
(10) Terkelolanya sumber-sumber daya bagi peningkatan kemandirian institusi
(11) Terbangunnya PT vokasi unggulan yang berpayung pada pariwisata dan berkontribusi bagi pelestarian dan pengelolaan warisan budaya.
5
TABEL 2.1
INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN KEGIATAN
Tujuan 1 : Memberikan kesempatan belajar bagi masyarakat dalam kesetaraan gender, dan pemerataan pendidikan berdasarkan strata
sosial-ekonomi, dan wilayah
Kebijakan Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Kegiatan
Peningkatan akses dan pemerataan
pendidikan berbasiskan sosial
ekonomi, geografis dan
berkesetaraan gender
Rasio kesetaraan gender
Persentase mahasiswa penerima
beasiswa
Pertumbuhan jumlah mahasiswa
Persentase mahasiswa penerima beasiswa pemerintah
Persentase mahasiswa penerima beasiswa non-pemerintah
Pertambahan jumlah pendaftar
Jumlah prodi baru (program Diploma dan Magister
Terapan)
Tujuan 2 : Menghasilkan lulusan yang berkarakter, berorientasi standar mutu nasional dan regional pada bidang ilmu teknologi terapan
Kebijakan Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Kegiatan
Peningkatan mutu kinerja akademik
Pemantapan Sistem Penjaminan Mutu
dan standarisasi internasional
Waktu tunggu mahasiswa berkarya
pertama (bulan)
Rata-rata IPK lulusan
Jumlah prodi terakreditasi nasional dan
internasional
Jumlah prodi yang menerapkan kurikulum KKNI berorientasi
mutu internasional
Persentase dosen berkualifikasi S2
Persentase dosen berkualifikasi S3
Persentase tenaga pendidik dan kependidikan bersertifikat
kompetensi
Persentase tenaga pendidik dan kependidikan menjadi
anggota asosiasi profesi
Jumlah prodi yang menerapkan sistem penjaminan mutu
sesuai SN-PT
Jumlah prodi yang menerapkan sistem penjaminan mutu
berorientasi internasional
Persentase prodi terakreditasi nasional minimal B
Peningkatan Mutu Pembinaan
Kemahasiswaan.
Jumlah mahasiswa berprestasi nasional
(akademik/non akademik)
Jumlah mahasiswa berprestasi
internasional (akademik/non akademik)
Jumlah kegiatan kemahasiswaan yang menunjang
pembangunan karakter dan entrepreneurship
Persentase mahasiswa yang melaksanakan program
kreatifitas mahasiswa
6
Tujuan 3 : Meningkatkan kemampuan tenaga pendidik dan kependidikan dalam melakukan penelitian terapan yang mendapatkan
pengakuan nasional dan internasional
Kebijakan Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Kegiatan
Peningkatan mutu kinerja penelitian Persentase dosen dengan publikasi
penelitian tingkat nasional (jurnal ilmiah
dan proceeding)
Persentase dosen dengan publikasi
penelitian berskala internasional
Persentase dosen melakukan penelitian
Jumlah dosen memenangkan penelitian hibah kompetisi
Jumlah dosen dengan publikasi pada jurnal penelitian
nasional
Jumlah dosen dengan publikasi pada jurnal penelitian
terakreditasi nasional
Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada
proceeding nasional
Jumlah dosen dengan publikasi penelitian internasional
Jumlah dosen dengan publikasi pada jurnal penelitian
internasional (terindeks/bereputasi)
Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada
proceeding internasional
Jumlah dosen dengan HAKI/Paten
Jumlah dosen yang menulis buku ajar
Tujuan 4 : Mengembangkan inovasi baru yang mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengabdian
Kebijakan Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Kegiatan
Peningkatan mutu Kinerja
pengabdian kepada masyarakat
Persentase dosen melakukan pengabdian
berbasis inovasi IPTEK
Persentase dosen dengan publikasi
pengabdian tingkat nasional
Jumlah dosen melakukan pengabdian berbasis IPTEK
Inovatif
Jumlah dosen memenangkan kompetisi hibah pengabdian
Jumlah dosen dengan publikasi pengabdian nasional
Tujuan 5 : Memperluas jaringan kerjasama tri dharma dalam mencapai kesetaraan mutu di kawasan regional aspac
Kebijakan Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Kegiatan
Peningkatan Citra, Kemitraan, dan
Internasionalisasi institusi
Jumlah kerjasama kelembagaan
Jumlah kerjasama dengan PT, Pemerintah, dan DUDI dalam
negeri
Jumlah kerjasama dengan PT, Pemerintah, dan DUDI
dengan luar negeri
Jumlah mahasiswa asing di PNB
7
Tujuan 6 : Menjamin pengelolaan pendidikan yang berstandar mutu internasional, akuntabel, transparan, produktif, efektif dan efisien
Kebijakan Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Kegiatan
Peningkatan Mutu Manajemen,
Sumber Daya dan lingkungan,
Persentase laporan keuangan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
dan tepat waktu
Persentase daya serap anggaran
Persentase peningkatan PNBP
Predikat kualitas pelayanan institusi
Jumlah temuan hasil audit
Jumlah PNBP yang berasal dari non SPP
Persentase unit kerja yang berstandar ISO
Persentase informasi pendidikan yang terpubikasi
Persentase sarana dan prasarana sesuai standar nasional
PT
Jumlah di unit kerja yang menerapkan sistem e-Layanan
Perentase tenaga kependidikan dengan sertifikat
fungsional dalam/luar negeri
Tujuan 7 : Meningkatkan daya saing lulusan dan lembaga yang berorientasi pada keunggulan pariwisata
Kebijakan Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Kegiatan
Pengembangan model dan sistem
institusi unggulan berpayung
pariwisata
Jumlah program yang berorientasi pada
keunggulan pariwisata
Jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata
dalam bidang IPTEK
Jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata
dalam bidang non akademik
8
TABEL 2.2. TARGET INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN KEGIATAN DARI TAHUN 2015 S/D 2019
KEBIJAKAN/PROGRAM IKU/IKK KONDISI
AWAL (2014)
TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
1. Peningkatan akses dan pemerataan pendidikan berbasiskan sosial ekonomi, geografis dan berkesetaraan gender
IKU 1.1 Rasio kesetaraan gender (%) 40,9 41,0 41,5 42,0 42,5 43,0 IKU 1.2 Persentase mahasiswa penerima beasiswa 20,3 21,0 22,0 23,0 24,0 25,0 IKU 1.3 Pertumbuhan jumlah mahasiswa (org) 3.169 3.527 3.814 4.059 4.172 4.200 IKK 1.1 Persentase mahasiswa penerima beasiswa
pemerintah 20,3 21,0 21,5 22,0 22,5 23,0
IKK 1.2 Persentase mahasiswa penerima beasiswa non-pemerintah
- - 0,5 1,0 1,5 2,0
IKK 1.3 Pertambahan jumlah pendaftar (org) 3.081 3.552 3.696 3.942 4.188 4.312 IKK 1.4 Jumlah penyelenggaraan prodi Diploma 13 16 17 17 18 18 IKK 1.5 Jumlah penyelenggaraan prodi Magister - - - 1 1 2
2. Peningkatan mutu kinerja akademik
IKU 2.1 Ratios Student in take 1:2,75 1:2,88 1:2,93 1:3,09 1:3,21 1:3,27 IKU 2.2 Waktu tunggu mahasiswa berkarya pertama
(bulan) 3,5 3,2 2,8 2,5 2,5 3,5
IKU 2.3 Rata-rata IPK lulusan 3,34 3,38 3,41 3,47 3,49 3,50 IKK 2.1 Jumlah prodi yang menerapkan kurikulum KKNI
berorientasi mutu internasional - - - 2 prodi 3 prodi 3 prodi
IKK 2.2 Persentase dosen berkualifikasi S2 87,1% 93,4% 94,0% 93,1% 90,9% 90,0% IKK 2.3 Persentase dosen berkualifikasi S3 4,3% 4,9% 5,4% 6,3% 8,6% 10,0% IKK 2.4 Persentase tenaga pendidik dan kependidikan
bersertifikat kompetensi 16,9% 16,9% 18,0% 20,0% 22,0% 25,0%
IKK 2.5 Persentase tenaga pendidik dan kependidikan menjadi pengurus/anggota asosiasi profesi
10% 10% 15% 20% 30% 40%
3. Pemantapan Sistem Penjaminan Mutu dan standarisasi internasional
IKU 3.1 Jumlah prodi terakreditasi 13 13 13 16 16 18 IKK 3.1 Jumlah prodi yang menerapkan sistem
penjaminan mutu sesuai SN-PT 13 16 18 18 18 20
IKK 3.2 Jumlah prodi yang menerapkan sistem penjaminan mutu berorientasi internasional
- - - - 1 2
IKK 3.3 Persentase prodi terakreditasi nasional minimal B
9 12 13 16 16 18
9
4. Peningkatan Mutu Pembinaan Kemahasiswaan
IKU 4.1 Jumlah mahasiswa berprestasi nasional (akademik/non akademik)
51 org 51 org 51 org 51 org 51 org 51 org
IKU 4.2 Jumlah mahasiswa berprestasi internasional (akademik/non akademik)
11 org 14 org 16 org 18 org 18 org 20 org
IKK 4.1 Jumlah kegiatan kemahasiswaan yang menunjang pembangunan karakter dan entrepreneurship
88 keg 88 keg 88 keg 88 keg 88 keg 88 keg
IKK 4.2 Persentase mahasiswa yang melaksanakan program kreatifitas mahasiswa
3,0% 3,0% 3,5% 3,8% 4,0% 4,5%
5. Peningkatan mutu kinerja penelitian
IKU 5.1 Persentase dosen dengan publikasi penelitian tingkat nasional
11,4% 14,3% 17,1% 20,0% 22,9% 25,7%
IKU 5.2 Persentase dosen dengan publikasi penelitian berskala internasional
2,9% 3,2% 3,7% 4,1% 4,6% 5,0%
IKU 5.3 Persentase dosen melakukan penelitian 20,9% 25,1% 30,0% 36,0% 43,1% 51,7% IKK 5.1 Jumlah dosen memenangkan penelitian hibah
kompetisi 34 org 78 org 88 org 98 org 108 org 118 org
IKK 5.2 Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada jurnal nasional
40 org 50 org 60 org 70 org 80 org 90 org
IKK 5.3 Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada proceeding nasional
34 org 78 org 88 org 98 org 108 org 118 org
IKK 5.4 Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada jurnal internasional
10 org 10 org 15 org 18 org 19 org 20 org
IKK 5.5 Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada proceeding internasional
10 org 10 org 15 org 18 org 19 org 20 org
IKK 5.6 Jumlah dosen dengan HAKI/Paten - - 1 org 1 org 1 org 2 org IKK 5.7 Jumlah buku ajar yang dihasilkan dosen 1 buku 1 buku 5 buku 7 buku 10 buku 12 buku
6. Peningkatan mutu Kinerja pengabdian kepada masyarakat
IKU 6.1 Persentase dosen melakukan pengabdian berbasis inovasi IPTEK
3,7% 4,3% 5,7% 7,1% 8,6% 10,0%
IKU 6.2 Persentase dosen dengan publikasi pengabdian tingkat nasional
3,1% 4,0% 5,4% 6,9% 8,3% 9,7%
IKK 6.1 Persentase dosen melakukan pengabdian berbasis IPTEK
90,0% 90,0% 91,0% 93,0% 94,0% 95,0%
IKK 6.2 Jumlah dosen memenangkan kompetisi hibah pengabdian
18 org 18 org 26 org 36 org 46 org 50 org
IKK 6.3 Jumlah dosen dengan publikasi pengabdian nasional
22 org 22 org 26 org 36 org 46 org 50 org
10
7. Peningkatan Citra, Kemitraan, dan Internasionalisasi institusi
IKU 7.1 Jumlah kerjasama kelembagaan 19 24 27 30 33 36
IKK 7.1 Jumlah kerjasama dengan PT, Pemerintah, dan DUDI dalam negeri
15 18 20 22 24 26
IKK 7.2 Jumlah kerjasama dengan PT, Pemerintah, dan DUDI dengan luar negeri
4 6 7 8 9 10
IKK 7.3 Jumlah mahasiswa asing di PNB 10 org 15 org 15 org 16 org 16 org 17 org 8. Peningkatan Mutu
Manajemen, Sumber Daya dan lingkungan
IKU 8.1 Persentase laporan keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan tepat waktu
100,0% 100,0
% 100,0
% 100,0
% 100,0% 100,0%
IKU 8.2 Persentase daya serap anggaran 81,51% 90,0% 91,5% 92,0% 92,5% 93,0% IKU 8.3 Persentase peningkatan PNBP 7,8% 8,0% 8,25% 8,5% 9,0% 10,0% IKK 8.4 Predikat kualitas pelayanan institusi (skala4) 3,20 3,25 3,25 3,30 3,40 3,50 IKK 8.1 Jumlah temuan hasil audit 0 0 0 0 0 0 IKK 8.2 Jumlah PNBP yang berasal dari non SPP 3,3% 10,0% 11,0% 11,5% 12,0% 12,5% IKK 8.3 Unit kerja yang berstandar ISO 2 2 2 2 2 2
IKK 8.4 Persentase informasi pendidikan yang terpubikasi
60,0% 60,0% 80,0% 80,0% 100,0% 100,0%
IKK 8.5 Persentase sarana dan prasarana sesuai standar nasional PT
85,0% 90,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0%
IKK 8.6 Jumlah di unit kerja yang menerapkan sistem e-Layanan
2 3 3 3 3 3
IKK 8.7 Perentase tenaga kependidikan dengan sertifikat fungsional dalam/luar negeri
16,9% 16,9% 18,0% 18,5% 19,0% 20,0%
9. Pengembangan model dan sistem institusi unggulan berpayung pariwisata
IKU 9.1 Jumlah program yang berorientasi pada keunggulan pariwisata
- 1 3 3 3 3
IKK 9.1 Jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata dalam bidang IPTEK
- 1 2 2 2 2
IKK 9.2 Jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata dalam bidang non akademik
- - 1 1 1 1
11
B. RINGKASAN CAPAIAN KINERJA PNB TAHUN 2016
Dari evaluasi dan analisis terhadap capaian kinerja PNB Tahun 2016 yang telah
dijabarkan pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun
2016 Bab III terkait dengan akuntabilitas kinerja, dapat diuraikan kembali beberapa hal
sebagai berikut :
1. Capaian kinerja pada sasaran program 1 berkenaaan dengan peningkatan akses dan
pemerataan pendidikan berbasis sosial ekonomi, geografis dan berkesetaraan
gender adalah seperti ditampilkan pada Tabel 2.3 di bawah. Secara umum hasil
kinerja masih perlu dioptimalkan, walau rasio kesetaraan gender, pertumbuhan
jumlah mahasiswa dan pertambahan jumlah pendaftar relatif meningkat. Untuk
penyediaan beasiswa mahasiswa, baik yang bersumber dari dana Pemerintah
maupun non-Pemerintah perlu dimaksimalkan.
Rata-rata persentase capaian kinerja terhadap sasaran program 1 dapat
dikategorikan relatif baik, yakni sekitar 91,3%. Namun persentase serapan anggaran
relatif rendah, yakni sebesar 59 %.
Tabel 2.3. Capaian Kinerja Sasaran Program 1 “Meningkatnya Akses dan Meratanya Pendidikan Berbasiskan Sosial Ekonomi,
Geografis dan Berkesetaraan Gender”
Indikator Kinerja (IKU/IKK) Target Capaian Tahun 2016
2015-2019 2015 Target Realisasi %
1 Rasio kesetaraan gender (%) 43 49,9 41,5 45,97 110,8
2 Persentase mahasiswa penerima beasiswa (%)
25 20,45 22 12,34 57,4
3 Pertumbuhan jumlah mahasiswa (org)
4.200 3.336 3.814 4.773 125,1
4 Persentase mahasiswa penerima beasiswa pemerintah (%)
23 19,2 21,5 12,14 56,5
5 Persentase mahasiswa penerima beasiswa non-pemerintah (%)
2 0,4 0,5 0,3 60
6 Pertambahan jumlah pendaftar (org) 4.312 3.624 3.696 4.789 129,6
7 Jumlah penyelenggaraan prodi Diploma (prodi)
18 13 17 17 100
2. Capaian kinerja pada sasaran program 2 berkenaaan dengan mutu kinerja
akademik adalah seperti ditampilkan pada Tabel 2.4 di bawah. Secara umum
capaian kinerja meningkat, terlihat dari adanya kenaikan beberapa indikator
terhadap capaian Tahun 2015 maupun target Renstra, seperti : waktu tunggu
mahasiswa berkarya pertama, rata-rata IPK lulusan, persentase dosen
berkualifikasi S3, persentase tenaga pendidik dan kependidikan bersertifikat
kompetensi, serta persentase tenaga pendidik dan kependidikan menjadi
pengurus/anggota asosiasi profesi. Namun disatu sisi persentase dosen
12
berkualifikasi S2 berkurang, hal ini sebagai akibat adanya penambahan jumlah
dosen berkualifikasi S3 di mana pada Tahun sebelumnya dosen tersebut masih
berstatus S2. Capaian terhadap indikator Ratio Student in take telah melampaui
target, namun bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2015 turun sekitar 5,8%.
Hal ini perlu ditingkatkan melalui peningkatan kegiatan sosialisasi dan publikasi.
Rata-rata persentase capaian kinerja sasaran program 2 relatif bagus berkisar 157,9
%, namun persentase serapan anggaran masih di bawah target, yaitu sebesar 81 %.
Tabel 2.4. Capaian kinerja Sasaran Program 2 “Meningkatnya Mutu Kinerja Akademik”
Indikator Kinerja (IKU/IKK) Target Capaian Tahun 2016
2015-2019 2015 Target Realisasi %
1 Ratio Student in take 1:2,75 1:3.26 1:2,88 1:3,07 106,6
2 Rata-rata IPK lulusan 3,5 3,52 3,41 3,56 104,4
3 Waktu tunggu mahasiswa berkarya pertama (bulan)
3,5 3,1 2,8 1,7 164,7
4 Persentase dosen berkualifikasi S2 %)
90 77,1 93,4 85,39 91,4
5 Persentase dosen berkualifikasi S3 (%)
10 6,4 5,4 8,71 161,3
6 Persentase tenaga pendidik dan kependidikan bersertifikat kompetensi (%)
25 43,5 18 56,61 314,5
7
Persentase tenaga pendidik dan kependidikan menjadi pengurus/anggota asosiasi profesi (%)
40 11,7 15 24,31 162,1
3. Capaian kinerja pada sasaran program 3 berkenaaan dengan pemantapan sistem
penjaminan mutu dan standarisasi Internasional adalah seperti ditampilkan pada
Tabel 2.5 di bawah. Secara umum capaian kinerja masih perlu dioptimalkan, karena
jumlah prodi yang menerapkan sistem penjaminan mutu sesuai SN-PT belum
mencapai target sesuai harapan. Namun indikator terhadap jumlah prodi
terakreditasi dan jumlah prodi terakreditasi nasional minimal B sudah sesuai
dengan target dan cukup memuaskan, karena adanya tambahan satu prodi yaitu
prodi D-IV Akuntansi Manajerial mendapatkan nilai akreditasi A yang mana
sebelumnya B.
Rata-rata persentase capaian kinerja sasaran program 3 dikategorikan relatif baik,
yakni berkisar 98%. Namun persentase serapan anggaran relatif rendah, yakni
sebesar 84 %, belum sesuai target.
13
Tabel 2.5. Capaian Kinerja Sasaran Program 3
“Mantapnya Sistem Penjaminan Mutu dan Standarisasi Internasional”
Indikator Kinerja (IKU/IKK) Target Capaian Tahun 2016
2015-2019 2015 Target Realisasi %
1 Jumlah prodi terakreditasi (prodi) 18 13 13 13 100
2 Jumlah prodi yang menerapkan sistem penjaminan mutu sesuai SN-PT (prodi)
20 13 18 17 94,4
3 Jumlah prodi terakreditasi nasional minimal B (prodi)
18 13 13 13 100
4. Capaian kinerja pada sasaran program 4 berkenaaan dengan peningkatan mutu
pembinaan kemahasiswaan adalah seperti ditampilkan pada Tabel 2.6 di bawah.
Secara umum capaian kinerja cukup bagus, bahkan beberapa kinerja capaiannya
telah melampaui target Renstra. Namun jumlah mahasiswa berprestasi
internasional akademik/non akademik belum mencapai target sesuai harapan,
bahkan turun bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2015. Hal ini perlu
mendapatkan perhatian untuk dapat meningkatkan kinerja terhadap kegiatan
pendukung indikator ini.
Rata-rata persentase capaian kinerja sasaran program 4 cukup bagus berkisar 112,8
%, namun persentase serapan anggarannya relatif lemah sebesar 79 %.
Tabel 2.6. Capaian Kinerja Sasaran Program 4
“Meningkatnya Mutu Pembinaan Kemahasiswaan”
Indikator Kinerja (IKU/IKK) Target Capaian Tahun 2016
2015-2019 2015 Target Realisasi %
1 Jumlah mahasiswa berprestasi nasional (akademik/non akademik) (orang)
51 46 51 56 109,8
2 Jumlah mahasiswa berprestasi internasional (akademik/non akademik) (orang)
20 10 16 12 75,0
3
Jumlah kegiatan kemahasiswaan yang menunjang pembangunan karakter dan entrepreneurship (keg)
88 88 88 132 150,0
4 Persentase mahasiswa yang melaksanakan program kreatifitas mahasiswa (%)
4,5 3 3,5 5,13 146,6
14
5. Capaian kinerja pada sasaran program 5 berkenaaan dengan peningkatan mutu
kinerja penelitian adalah seperti ditampilkan pada Tabel 2.7 di bawah. Secara
umum capaian kinerja sangat bagus, terlihat dari semua indikator menunjukan
peningkatan yang sangat signifikan. Beberapa indikator capaian kinerjanya naik
dari capaian Tahun 2015, bahkan telah melampaui target Renstra.
Rata-rata persentase capaian kinerja sasaran program 5 sangat bagus berkisar 311,3
% dengan persentase serapan anggaran sebesar 97 % di atas serapan anggaran
lembaga.
Tabel 2.7. Capaian Kinerja Sasaran Program 5
“Meningkatnya mutu kinerja penelitian”
Indikator Kinerja (IKU/IKK) Target Capaian Tahun 2016
2015-2019 2015 Target Realisasi %
1 Persentase dosen dengan publikasi penelitian tingkat nasional (%)
25,7 53,95 17,1 52,70 308,2
2 Persentase dosen dengan publikasi penelitian berskala internasional (%)
5 8,72 3,7 4,8 129,7
3 Persentase dosen melakukan penelitian (%)
51,7 46 30 54 181,0
4 Jumlah dosen memenangkan penelitian hibah kompetisi (org)
118 83 88 190 215,9
5 Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada jurnal nasional (org)
90 83 60 188 313,3
6 Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada proceeding nasional
118 153 88 112 127,3
7 Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada jurnal internasional
20 2 15 17 113,3
8 Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada proceeding internasional (org)
20 30 15 17 113,3
9 Jumlah buku ajar yang dihasilkan dosen (buku)
12 1 5 5 100
6. Capaian kinerja pada sasaran program 6 berkenaaan dengan peningkatan mutu
kinerja pengabdian kepada masyarakat adalah seperti ditampilkan pada Tabel 2.8
di bawah. Secara umum capaian kinerja sudah bagus, terlihat dari beberapa
indikator telah melampaui target di atas 100%. 4 (empat) indikator menunjukan
adanya peningkatan capaian kinerja dari capaian Tahun 2015, bahkan juga telah
melampaui target Renstra. Namun indikator jumlah dosen memenangkan hibah
kompetisi pengabdian belum sesuai target, bahkan cendrung turun bila
dibandingkan dengan capaian Tahun 2015.
Rata-rata persentase capaian kinerja sasaran program 6 cukup bagus berkisar 189
%, namun persentase serapan anggarannya relatif rendah sebesar 74%.
15
Tabel 2.8. Capaian Kinerja Sasaran Program 6
“Meningkatnya Mutu Kinerja Pengabdian kepada Masyarakat”
Indikator Kinerja (IKU/IKK) Target Capaian Tahun 2016
2015-2019 2015 Target Realisasi %
1 Persentase dosen melakukan pengabdian berbasis inovasi IPTEK
10 6,57 5,7 6,7 117,5
2 Persentase dosen dengan publikasi pengabdian tingkat nasional (%)
9,7 13,71 5,4 8,4 155,6
3 Persentase dosen melakukan pengabdian berbasis IPTEK (%)
95 96,7 91 203 223,1
4 Jumlah dosen memenangkan kompetisi hibah pengabdian (org)
50 8 26 24 92,3
5 Jumlah dosen dengan publikasi pengabdian nasional (org)
50 48 26 30 115,4
7. Capaian kinerja pada sasaran program 7 berkenaaan dengan peningkatan citra,
kemitraan, dan Internasionalisasi institusi adalah seperti ditampilkan pada Tabel
2.9 di bawah. Secara umum capaian kinerja sudah bagus, terlihat dari keempat
indikator telah melampaui target di atas 100 %. Capaian kinerja lembaga terhadap
kegiatan pencitraan, kemitraan dan internasionalisasi institusi melalui kegiatan
kerjasama kelembagaan, kerjasama dengan PT, Pemerintah, DUDI dalam negeri
maupun luar negeri serta jumlah mahasiswa asing di PNB semuanya naik, bahkan 2
(dua) indikator telah melampaui target Renstra.
Rata-rata persentase capain kinerja sasaran program 7 kategori bagus berkisar
172,3 %, namun persentase serapan anggarannya sangat lemah, yaitu sebesar 8 %.
Tabel 2.9. Capaian Kinerja Sasaran Program 7
“Meningkatnya Citra, Kemitraan, dan Internasionalisasi institusi”
Indikator Kinerja (IKU/IKK) Target Capaian Tahun 2016
2015-2019
2015 Target Realisasi %
1 Jumlah kerjasama kelembagaan 36 39 27 27 100
2 Jumlah kerjasama dengan PT, Pemerintah, dan DUDI dalam negeri
26 30 7 20 285,7
3 Jumlah kerjasama dengan PT, Pemerintah, dan DUDI dengan luar negeri
10 9 6 7 116,7
4 Jumlah mahasiswa asing di PNB (org) 17 20 15 28 186,7
16
8. Capaian kinerja pada sasaran program 8 berkenaaan dengan peningkatan mutu
manajemen, sumber daya dan lingkungan adalah seperti ditampilkan pada Tabel
2.10 di bawah. Secara umum capaian kinerja berangsur-angsur telah membaik,
terlihat dari laporan keuangan sudah sesuai perundang-undangan dan tidak ada
temuan. Pengelolaan sumber daya sudah relatif bagus dengan adanya 2 unit kerja
berstandar ISO dan 3 unit kerja telah menerapkan e-layanan. Sebesar 48,65 % staf
pegawai dan dosen sudah tersertifikasi. Predikat kualitas layanan dan sebagian
sapras diasumsikan sudah sesuai standar nasional, serta sistem publikasi
pendidikan sudah berjalan sesuai rencana. Namun yang perlu mendapatkan
perhatian lembaga yaitu daya serap anggaran secara komulatif masih di bawah
target walau sudah ada peningkatan bila dibandingkan dengan persentase daya
serap anggaran Tahun 2015. Persentase PNBP yang berasal dari non SPP relatif
kecil sekitar 26,8 %, namun sudah meningkat bila dibandingkan dengan capaian
Tahun 2015. Beberapa indikator juga telah sesuai bahkan melampaui target
Renstra.
Rata-rata persentase capaian kinerja sasaran program 8 cukup bagus, berkisar 115,4
% dengan persentase serapan anggaran sebesar 92 % di atas persentase serapan
anggaran lembaga.
Tabel 2.10. Capaian Kinerja Sasaran Program 8
“Meningkatnya Mutu Manajemen, Sumber Daya dan lingkungan”
Indikator Kinerja (IKU/IKK) Target Capaian Tahun 2016
2015-2019 2015 Target Realisasi %
1 Persentase laporan keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan tepat waktu (%)
100 100 100 100 100
2 Persentase daya serap anggaran (%) 93 67,56 91,5 80,01 87,4
3 Persentase peningkatan PNBP (%) 10 12,8 8,3 14,45 174,1
4 Persentase sarana dan prasarana sesuai standar nasional PT (%)
95 90 95 95 100
5 Predikat kualitas pelayanan institusi (skala 4)
4 3,7 3,25 3,60 110,8
6 Jumlah temuan hasil audit 0 0 0 0 100
7 Persentase PNBP yang berasal dari non SPP (%)
25 2,33 11 2,95 26,8
8 Unit kerja yang berstandar ISO (unit) 2 2 2 2 100
9 Persentase informasi pendidikan yang terpublikasi (%)
100 60 80 80 100
10 Jumlah di unit kerja yang menerapkan sistem e-Layanan (uni)
3 3 3 3 100
11 Perentase tenaga kependidikan dengan sertifikat fungsional dalam/luar negeri (%)
20 17,78 18 48,65 270,3
17
9. Capaian kinerja pada sasaran program 9 berkenaaan dengan pengembangan model
dan sistem institusi unggulan berpayung pariwisata adalah seperti ditampilkan
pada Tabel 2.11 di bawah. Secara umum capaian kinerja melalui pengembangan
program yang berorientasi pada keunggulan pariwisata sudah semuanya terealisasi
sesuai target, bahkan ada 2 (dua) indikator capaiannya di atas 100 %. Secara umum
kinerja terhadap sasaran 9 cukup bagus, terlihat dari semua indikator capaiannya
meningkat bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2015, bahkan telah sesuai juga
dengan target Renstra.
Rata-rata persentase capaian kinerja sasaran prougrm 9 cukup bagus berkisar 155,6
%, namun persentase serapan anggarannya relatif rendah, yakni sebesar 25 %.
Tabel 2.11. Capaian Kinerja Sasaran Program 9
“Mengembangnya Model dan Sistem Institusi Unggulan Berpayung Pariwisata”
Indikator Kinerja (IKU/IKK) Target Capaian Tahun 2016
2015-2019 2015 Target Realisasi %
1 Jumlah program yang berorientasi pada keunggulan pariwisata (prog)
3 1 3 5 166,7
2 Jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata dalam bidang IPTEK (keg)
2 2 2 4 200
3 Jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata dalam bidang non akademik (keg)
1 - 1 1 100
18
A. ANALISIS CAPAIAN KINERJA KEGIATAN SEMESTER I
Untuk mengetahui seberapa besar target dalam dokumen Renstra Tahun 2015-
2019 telah tercapai khususnya dalam pelaksanaan kegiatan mulai bulan Januari hingga
31 Agustus 2017, maka dilakukan pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja dilakukan
setiap semester (pertengahan Tahun anggaran) dengan cara membandingkan tingkat
kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target indikator kinerja yang telah
ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana
realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh lembaga melalui
pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan (eksekusi) oleh unit-unit kerja di lingkungan
PNB. Seberapa besar tingkat capaian kinerja dari target sesuai IKU/IKK yang telah
ditetapkan dalam Renstra dapat direalisasikan. Bagaimana kebijakan selanjutnya bila
capaian kinerja telah sesuai dengan target yang ditetapkan, serta apa upaya yang mesti
dilakukan bila ada indikasi capaian kinerja belum tercapai atau bahkan ada indikasi
kegagalan dalam pencapaian target.
Pada Lakin ini disajikan hasil pengukuran terhadap capaian kinerja PNB sesuai
target sasaran strategis per kebijakan/program seperti tertera pada Renstra 2015-2019
yang terdiri atas : 9 (Sembilan) kebijakan/program, 20 (dua puluh) indikator kinerja
utama (IKU) serta 37 (tiga puluh tujuh) indikator kinerja kegiatan (IKK). Selanjutnya
dilakukan evaluasi dan analisis terhadap capaian kinerja lembaga pada kondisi
pertengahan Tahun 2017 ini, membandingkan dengan capaian kinerja sebelumnya
(Tahun 2015 dan Tahun 2016) maupun terhadap target Renstra Tahun 2018 dan Tahun
2019. Adapun hasil pengukuran adalah seperti disajikan pada Tabel 3.1 sampai 3.9,
berikut analisis capaian per sasaran kebijakan/program sebagai berikut ;
3.1. Capaian Kinerja Sasaran Kebijakan “Peningkatan akses dan pemerataan
pendidikan”
Pada Renstra periode Tahun 2015-2019, PNB telah menetapkan
kebijakan/program 1, yaitu “Peningkatan akses dan pemerataan pendidikan” dalam
rangka pencapaian sasaran strategis “Terselenggaranya pendidikan tinggi vokasi yang
menjamin ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan berkualitas tanpa
membedakan status ekonomi, gender, dan wilayah” melalui strategi pencapaian sasaran
“Mengembangkan sistem penerimaan mahasiswa baru, akses kerjasama pembiayaan
19
pendidikan dan publikasi secara berkelanjutan” yang didukung 3 (tiga) indikator kinerja
utama (IKU) dan 5 (lima) indikator kinerja kegiatan (IKK) sesuai Tabel 3.1 di bawah.
Berdasarkan data hasil pengukuran seperti ditunjukan pada tabel 3.1 diketahui ada
sejumlah 4 (empat) indikator di mana persentase capaiannya telah melampaui target
Tahun 2017 bahkan juga telah melampaui target Tahun 2018 dan Tahun 2019,
sedangkan 4 (empat) indikator lainnya belum mencapai target. Berikut diuraikan
analisis capaian kinerja per indikator (IKU/IKK), permasalahan/kendala yang dihadapi
dan solusi serta rekomendasi pengembangan ke depan.
Tabel 3.1. Rekapitulasi capaian kinerja sasaran kebijakan/program 1 periode Tahun 2015-2019 “Meningkatnya akses dan meratanya pendidikan yang berbasis sosial
ekonomi, geografis dan berkesetaraan gender”
IKU 1.1. Rasio Kesetaraan Gender
Rasio kesetaraan gender adalah merupakan indikator kinerja utama yang
menunjukan persentase jumlah mahasiswa perempuan terhadap total jumlah
mahasiswa aktif di PNB. Pada saat ini, tercatat sejumlah 1813 orang mahasiswa berjenis
kelamin perempuan dari total 3866 orang mahasiswa sedang menuntaskan pendidikan
di PNB yang tersebar di 6 (enam) Jurusan. Kondisi ini menunjukan bahwa target Tahun
ini telah terealisasi sebesar 47% dari target 42% dengan persentase capaian sebesar
111,7 %. Terjadi kenaikan capaian bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2016
sebanyak 1,03%. Bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2015 terjadi penurunan
capaian sebanyak 2,9%. Namun bila dibandingkan antara capaian Tahun 2017 ini
dengan target Tahun 2018 sebesar 42,5% dan Tahun 2019 sebesar 43%, maka
persentase capaiannya secara berturut-turut sekitar 110,3% dan 109,1%.
Mencermati perkembangan data di atas dapat disimpulkan bahwa rasio jumlah
mahasiswa perempuan dan mahasiswa laki-laki telah mendekati keseimbangan dengan
fluktuasi sekitar 2% dari target. Kondisi ini menunjukan bahwa ada indikasi sistem
pendidikan politeknik sudah dapat diterima di masyarakat, khususnya di daerah Bali.
Dengan demikian tujuan strategis sesuai Renstra untuk “Memberikan kesempatan
belajar bagi masyarakat dalam kesetaraan gender, dan pemerataan pendidikan
berdasarkan strata sosial-ekonomi, dan wilayah” sudah terlaksana.
Agar rasio kesetaraan antara jumlah mahasiswa perempuan dan laki-laki tetap
seimbang maka strategi pencapaiannya perlu dikembangkan, diantaranya melalui
20
peningkatan kuantitas maupun kualitas kegiatan promosi/sosialisasi/publikasi dengan
mengembangkan model-model kegiatan yang dapat menyentuh secara langsung
kebutuhan masyarakat ke depan.
IKU 1.2. Persentase mahasiswa penerima beasiswa
Persentase mahasiswa penerima beasiswa adalah merupakan indikator kinerja
utama, di mana pada semester I Tahun 2017 ini capaian terhadap target 23 %
mahasiswa penerima beasiswa belum sesuai harapan. Sampai bulan Agustus 2017, PNB
hanya mampu merealisasikan beasiswa sebesar 13 %. Terjadi penurunan capaian bila
dibandingkan dengan capaian Tahun 2015, yakni turun sekitar 6,5 %. Namun bila
dibandingkan dengan capaian Tahun 2016, terjadi kenaikan sekitar 1,6 %. Kondisi ini
juga menunjukan bahwa capaian Tahun 2017 relatif rendah bila dibandingkan antara
realisasi Tahun ini dengan target Tahun 2018 dan Tahun 2019, yakni berkisar 50 %.
PNB mengelola beasiswa untuk dapat membantu mahasiswa dalam menuntaskan
pendidikannya bersumber dari dana Pemerintah dan non-Pemerintah. Pada Tahun
2017 ini, sejumlah 499 orang dari total mahasiswa aktif 3866 orang menerima beasiswa
yang bersumber dari dana Pemerintah, diantaranya : PPA (Peningkatan Prestasi
Akademik) dan BBM (Bantuan Belajar Mahasiswa) sejumlah 42 orang, BIDIKMISI
sebanyak 273 orang, ADIK sebanyak 11 orang, Swadana sebanyak 75 orang, PEDP
sebanyak 12 orang, Pemda Jembrana sebanyak 67 orang dan Pemprov Bali sebanyak 19
orang.
Rendahnya capaian ini disebabkan karena sampai tengah Tahun ini beasiswa yang
bersumber dari non- pemerintah belum terealisasi. Hal ini mestinya menjadi perhatian
serius lembaga untuk mencarikan solusi melalui peningkatan kinerja bidang kerjasama
dengan melakukan pendekatan terhadap pihak swasta. Meningkatkan kerjasama yang
bersifat melembaga, baik di dalam maupun di luar daerah bahkan luar negeri sehingga
target akhir dari Renstra 2015-2019 tercapai.
Kondisi ini menunjukan bahwa pencapaian sasaran strategis Renstra masih relatih
lemah, tercermin dari statistik data capaian kinerja yang telah diukur tidak konsisten.
Dicermati juga terhadap capaian Tahun ini bila dibandingkan dengan target Tahun 2018
dan Tahun 2019, masih relatif rendah. Untuk itu strategi pencapaianya perlu
dikembangkan melalui peningkatan akses kerjasama pembiayaan pendidikan dengan
meningkatkan kinerja unit kerjasama yang ada.
IKU 1.3. Pertumbuhan jumlah mahasiswa
Pertumbuhan jumlah mahasiswa dari Tahun 2015 terus meningkat, rata-rata
peningkatannya sekitar 700 mahasiswa. Pada Tahun 2017 ini, realisasi target terhadap
indikator ini adalah sebanyak 5.298 dari target 4.059 mahasiswa dengan persentase
capaian sebanyak 130,5%. Terjadi kenaikan jumlah mahasiswa dari Tahun 2015
maupun Tahun 2016 berturut-turut sebanyak 1437 dan 525 mahasiswa. Bila
21
dibandingkan antara realisasi Tahun 2017 ini dengan target yang dipasang pada Tahun
2018 sebanyak 4.172 mahasiswa dan Tahun 2019 sebanyak 4.200 mahasiswa, maka
target tersebut telah terlampaui dengan persentase capaian secara berturut-turut
sekitar 127% dan 126,1%.
Pertumbuhan jumlah mahasiswa per 31 Agustus 2017 sebanyak 5.298 mahasiswa
adalah merupakan akumulasi dari jumlah mahasiswa PNB sebanyak 4.470 mahasiswa
(sebelum dikurangi wisudawan) dan mahasiswa PDD sebanyak 828 mahasiswa.
Bertambahnya jumlah mahasiswa pada Tahun ini karena ada kebijakan lembaga
(student body) untuk menambah jumlah mahasiswa pada beberapa kelas menjadi 30
mahasiswa disamping karena sudah dibukanya prodi D-IV Teknik Otomasi.
Kondisi ini menunjukan bahwa kepercayaan masyarakat pada PNB yang
menerapkan sistem pendidikan tinggi vokasi semakin baik. Dengan demikian maka
dapat dikatakan bahwa sasaran strategis sesuai Renstra melalui kebijakan peningkatan
akses dan pemerataan pendidikan telah tercapai. Beberapa hal yang perlu diupayakan
lembaga ke depan dengan bertambahnya jumlah mahasiswa aktif yang belum sesuai
dengan pertambahan jumlah kelas maupun workshop/laboratorium adalah dengan
meningkatkan kuantitas dan kualitas sapras agar sesuai dengan peningkatan jumlah
mahasiswa tersebut. Dengan demikian ke depan diharapkan arah kebijakan lembaga
adalah memprioritaskan penambahan jumlah ruang kelas, workshop/laboratorium
beserta perangkat pendukung pembelajaran.
IKK 1.1. Persentase mahasiswa penerima beasiswa Pemerintah
Sampai pertengahan Tahun 2017, persentase mahasiswa penerima beasiswa
pemerintah terealisasi 13% dari target 22% dengan persentase capaian sebanyak
59,1%. Bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak
5,2%, namun di sisi lain terjadi kenaikan sebanyak 1,86 % terhadap capaian Tahun
2016. Bila dibandingkan antara realisasi Tahun 2017 ini dengan target Tahun 2018
sebesar 22,5% dan Tahun 2019 sebesar 23% maka persentase capaiannya secara
berturut-turut sekitar 57,8 % dan 56,5 %, masih relatif rendah.
Kondisi ini menunjukan bahwa pencapaian sasaran strategis pada Renstra masih
relatif lemah terkait penyediaan beasiswa ini. Untuk itu ke depan perlu diupayakan agar
terus meningkat sehingga target 23% pada Tahun 2019 tercapai sesuai harapan.
Strategi pencapaian perlu dikembangkan dengan mengupayakan adanya renegosiasi
kepada pihak Pemerintah Pusat dan Pemda, serta perlu juga diupayakan adanya
penjajakan/pendekatan kepada pihak BUMN/BUMD di sekitar daerah Bali untuk dapat
menyediakan bantuan beasiswa terhadap mahasiswa PNB.
IKK 1.2. Persentase mahasiswa penerima beasiswa non-Pemerintah
Pertengahan Tahun 2017 ini, lembaga belum mampu merealisasikan pemberian
beasiswa yang bersumber dari dana non-Pemerintah. Capaian kinerja terhadap
22
indikator ini masih nol. Bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2016, maka terjadi
penurunan. Pada Tahun 2016 lembaga pernah menyalurkan beasiswa untuk 13 orang
mahasiswa yang bersumber dari dana kerjasama dengan pihak swasta, yaitu dengan
Condrad Hotel (Hilton). Di mana pada tahun sebelumnya juga pernah mengelola
beasiswa yang bersumber dari yayasan Supersemar, namun Tahun sekarang tidak ada.
Bila kita bandingkan antara realisasi Tahun 2017 ini dengan target yang dipasang
pada Tahun 2018 sebanyak 1,5%, dan Tahun 2019 sebanyak 2%, maka kinerja Tahun
ini dikategorikan relatif rendah. Kondisi ini menunjukan bahwa pencapaian sasaran
strategis Renstra terkait dengan penyediaan beasiswa khususnya yang bersumber dari
dana non-Pemerintah masih relatif lemah. Untuk itu strategi pencapaian sasaran
dengan mengembangkan akses kerjasama pembiayaan pendidikan perlu ditingkatkan
melalui memperluas jaringan kerjasama dengan pihak swasta. Perlu juga adanya
penjajagan terhadap yayasan Supersemar maupun yayasan-yayasan lainnya yang dapat
menyediakan bantuan beasiswa. Bahkan sudah saatnya lembaga meningkatkan
kerjasama yang tidak saja dengan pihak industri dalam negeri, namun pihak luar negeri
yang bersifat internasional. Meningkatkan peran nyata bidang kerjasama, mengingat
visi lembaga pada Tahun 2025 yang sudah semestinya mampu berdaya saing
internasional.
IKK 1.3. Pertambahan jumlah pendaftar
Capaian target kinerja terhadap pertambahan jumlah pendaftar pada Tahun 2017
ini telah terlampaui. Target pendaftar sebanyak 3.942 terealisasi sebanyak 5.712
pendaftar dengan persentase capaian sebanyak 144,9%. Pertambahan jumlah pendaftar
dari Tahun 2015 terus mengalami peningkatan, rata-rata sekitar 1000 pendaftar setiap
Tahun. Bahkan juga bila dibandingkan antara realisasi Tahun 2017 ini dengan target
Tahun 2018 sebanyak 4.188 dan Tahun 2019 sebanyak 4.312 pendaftar, maka target
Tahun 2018 dan Tahun 2019 itu juga telah terlampaui secara berturut-turut sekitar
136,4% dan 132,5 %.
Terjadinya peningkatan terhadap pertambahan jumlah pendaftar yang relatif tinggi,
antara lain dikarenakan telah dibukanya prodi D4 Teknik Otomasi dan kelas PLN pada
jurusan Teknik Elektro. Kondisi ini menunjukan bahwa sasaran strategis untuk
“memperluas akses layanan pendidikan” melalui strategi pencapaian yaitu
mengembangkan sistem penerimaan mahasiswa baru melalui 3 (tiga) jalur penerimaan
sudah sesuai. Namun perlu juga diupayakan adanya peningkatan kualitas dan kuantitas
promosi/sosialisasi/publikasi melalui pengembangan model-model kegiatan inovatif
yang mampu menerobos dunia Internasional.
IKK 1.4. Jumlah penyelenggaraan prodi Diploma
Capaian kinerja terhadap jumlah penyelenggaraan prodi diploma telah melampaui
target, dari target 17 prodi menjadi 18 prodi. Pada Tahun anggaran 2017 ada tambahan
23
satu prodi, yaitu prodi D-IV Teknik Otomasi. Di mana pada Tahun 2016, PNB mengelola
sebanyak 17 prodi yang terdiri dari 13 prodi internal (9 prodi D-III + 4 prodi D-IV) dan
4 prodi eksternal (Program Diploma di luar Domisili). Capaian target terhadap jumlah
penyelenggaraan prodi diploma ini juga sudah sesuai dengan target Tahun 2018 dan
Tahun 2019, yaitu 18 prodi. Dengan telah tercapainya target Renstra hingga Tahun
2019, maka sebaiknya target Renstra untuk Tahun 2018 dan 2019 ditinjau kembali.
Kondisi ini menunjukan bahwa sasaran strategis untuk memberikan akses layanan
pendidikan yang luas kepada masyarakat telah terealisasi sesuai harapan. Namun ke
depan perlu diupayakan untuk membuka prodi yang melaksanakan pendidikan
berbasis layanan pendidikan internasional, khususnya pada tingkat Asia Pasific. Hal ini
merupakan wujud komitmen lembaga sebagai langkah persiapan menuju daya saing
internasional pada Tahun 2025.
IKK 1.5. Jumlah penyelenggaraan prodi Magister
Penyelenggaraan program studi magister pada Tahun 2017 ini belum terealisasi,
walau sudah menjadi target lembaga sebanyak 1 (satu) prodi. Dengan demikian
persentase capaian kinerja terhadap IKK 1.5. ini masih nol. PNB juga telah memasang
target untuk menyelenggarakan prodi magister sebanyak 1 prodi pada Tahun 2018 dan
2 prodi pada Tahun 2019.
Kondisi ini menunjukan bahwa capaian kinerja terhadap sasaran strategis Renstra
terkait dengan program ini masih relatif rendah. Lembaga nampaknya belum memiliki
kesiapan untuk merealisasikan prodi magister. Namun untuk lebih pastinya perlu
mendapatkan konfirmasi apa alasan yang terkait dengan hal ini. Lembaga masih
memiliki waktu untuk merealisasikan program ini setidaknya dalam kurun waktu 2
tahun ke depan dengan mengembangkan strategi pencapaian target yang terprogram.
Menjamurnya keberadaan lembaga pendidikan dalam bidang vokasi yang sekarang
sedang berkembang khususnya di daerah Bali yang menawarkan sejumlah kelebihan,
maka sudah saatnya diupayakan membuka prodi magister mengingat ada beberapa
Jurusan yang sudah memiliki kesiapan sumber daya serta ketersediaan sapras. Hal ini
tentunya diawali dengan suatu kajian, baik ke dalam (internal) maupun ke luar
(eksternal) secara komprehensif. Seperti telah diutarakan pada bagian sebelumnya,
bahwa lembaga sudah semestinya mulai sekarang melakukan persiapan menuju suatu
langkah nyata menuju cita-cita berdaya saing internasional.
3.2. Capaian Kinerja Sasaran Kebijakan “Peningkatan mutu kinerja akademik”
Pada Renstra periode Tahun 2015-2019, PNB telah menetapkan
kebijakan/program 2, yaitu “Peningkatan mutu kinerja akademik” dalam rangka
pencapaian sasaran strategis “Mewujudkan sistem pembelajaran yang kreatif dan
inovatif dalam mewujudkan mutu lulusan berstandar nasional, regional dan
24
internasional” melalui strategi pencapaian sasaran “Meningkatkan mutu sistem dan
proses layanan pendidikan, serta penguatan sistem penjaminan mutu mengacu pada
standar mutu internasional” yang didukung 3 (tiga) indikator kinerja utama (IKU) dan 5
(lima) indikator kinerja kegiatan (IKK) sesuai Tabel 3.2 di bawah.
Berdasarkan data hasil pengukuran seperti ditunjukan pada tabel 3.2 terlihat
bahwa ada sejumlah 6 (enam) indikator telah melampaui target Tahun 2017 ini dan 2
(dua) indikator belum tercapai. Dari 6 (enam) indikator tersebut, 4 (empat) diantaranya
telah melampaui target Tahun 2018 dan Tahun 2019. Berikut diuraikan analisis
capaian kinerja per indikator (IKU/IKK), permasalahan/kendala yang dihadapi dan
solusi serta rekomendasi pengembangan ke depan.
Tabel 3.2. Rekapitulasi capaian kinerja sasaran kebijakan/program 2 periode Tahun 2015-2019 “Meningkatnya Mutu Kinerja Akademik”
IKU 2.1. Ratio Student in Take
Rasio student in take merupakan indikator kinerja utama yang membandingkan
antara jumlah pendaftar dengan jumlah mahasiswa yang diterima. Pada Tahun 2017,
jumlah pendaftar adalah sebanyak 5.712 orang, sedangkan yang diterima sebanyak
1.651 orang dengan rasio 1:3,5. Dengan demikian target Tahun 2017 sebesar 1:3,09
telah terlampaui dengan persentase capaian sebesar 113,3%. Bila dibandingkan antara
realisasi Tahun 2017 ini dengan target Tahun 2018 sebesar 1:3,21 dan Tahun 2019
sebesar 1:3,27 maka target ini juga telah terlampaui dengan persentase capaiannya
secara berturut-turut sebesar 109% dan 107%.
Dari tahun ke tahun capaian kinerja terkait dengan indikator IKU 2.1 ini mengalami
kenaikan, di mana persentase capaian pada Tahun 2015 dan Tahun 2016 secara
berturut-turut adalah sebesar 113,2% dan 105,8%. Kondisi ini menunjukan bahwa
terjadi kenaikan capaian kinerja dengan persentase capaian rata-rata 110%. Artinya
jumlah pendaftar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, ini mengindikasikan
adanya peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap PNB yang menerapkan sistem
pendidikan vokasi. Namun yang perlu dicermati adalah target selanjutnya agar
disesuaikan kembali, mengingat pada Tahun ini semua target tersebut sudah terealisasi.
Sebagai bahan pertimbangan lembaga, dalam menentukan target agar terlebih
dahulu melaksanakan survey untuk mengetahui perkembangan dan kebutuhan
25
masyarakat maupun industri sebagai pengguna alumni. Mempertimbangkan juga target
pencapaian visi yaitu berdaya saing internasional pada Tahun 2025 agar digunakan
sebagai landasannya.
IKU 2.2. Rata-rata IPK lulusan
Rata-rata indek prestasi komulatif (IPK) lulusan pada Tahun ajaran
2016/2017adalah sebesar 3,56 dengan persentase capaian kinerja sekitar 102,6 % dari
target sebesar 3,47. Kondisi ini menunjukan bahwa target kinerja telah tercapai sesuai
harapan bahkan melampaui target sekitar 2,6%. Bila dibandingkan dengan rata-rata IPK
lulusan Tahun 2015 dan 2016 secara berturut turut sebesar 3,52 dan 3,56, capaian
kinerja Tahun 2017 naik sekitar 1,1 %. Begitu juga bila dibandingkan antara realisasi
Tahun 2017 ini dengan target Tahun 2018 dan Tahun 2019 sebesar 3,5, maka target
tersebut juga telah terlampaui dengan persentase capaiannya sekitar 101,7%.
Kondisi ini menunjukan bahwa strategi pencapaian sasaran dan kebijakan untuk
meningkatkan mutu sistem dan proses layanan pendidikan dapat dikatakan sudah
sejalan dengan sasaran Renstra 2015-2019.
Dengan telah terlampauinya target Renstra hingga Tahun 2019, maka disarankan
untuk menyesuaikan kembali target Renstra agar sesuai dengan kondisi akhir. Hal ini
tentunya juga dibarengi dengan upaya untuk meningkatkan kualitas proses
pelaksanaan akademik yang mengacu pada standar yang ada.
IKU 2.3. Waktu tunggu mahasiswa berkarya pertama
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh UP2AI bahwa waktu tunggu
mahasiswa berkarya pertama pada Tahun 2017 ini masih seperti kondisi Tahun 2016,
yaitu terealisasi sekitar 1,7 bulan dengan persentase capaian kinerja sekitar 147,1 %
dari target 2,5 bulan. Kondisi ini menunjukan bahwa waktu tunggu mahasiswa untuk
mendapatkan pekerjaan pertama lebih cepat 0,8 bulan dari target. Bahkan juga lebih
cepat 2,4 bulan capaian Tahun ini bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2015 yang
terealisasi sekitar 3,5 bulan. Demikian halnya bila kita bandingkan antara realisasi
Tahun 2017 ini dengan target Tahun 2018 dan Tahun 2019, maka target tersebut telah
terlampaui dengan persentase capaian sebesar 205,3% dan 205,9%. Untuk itu maka
target Renstra selanjutnya perlu disesuaikan kembali agar lebih realistis sesuai kondisi
di lapangan.
Tercapainya target kinerja terhadap meningkatnya rata-rata IPK lulusan dengan
persentase capaian sebesar 102,6%, maka secara tidak langsung hal ini berdampak
terhadap berkurangnya waktu tunggu mahasiswa berkarya pertama. Peningkatan
kinerja ini mengindikasikan bahwa : mutu kinerja akademik relatif meningkat dan
mungkin juga proses pembelajaran melalui pengembangan metodelogi pengajaran
dapat diterima mahasiswa. Namun hal ini mestinya dilakukan survey secara langsung
untuk memperoleh gambaran lebih realistis.
26
Hal ini mengindikasikan bahwa lulusan sudah mulai dikenal di masyarakat
khususnya pada pengguna lulusan, disamping karena kompetensi lulusan relatif cukup
memadai kebutuhan dunia kerja. Untuk terus dapat meningkatkan kinerja ini maka
perlu diupayakan adanya uji-uji kompetensi terhadap mahasiswa dengan melibatkan
lembaga-lembaga terkait, disamping melalui pemberian softskill sesuai bidangnya
masing-masing. Meningkatkan kualitas komunikasi dengan pihak pengguna (industri)
melalui pemberdayaan ikatan alumni di lapangan, serta terus menerus menigkatkan
pencitraan yang baik di masyarakat melalui peningkatan kualitas sosialisasi dan
publikasi.
IKK 2.1. Jumlah prodi yang menerapkan kurikulum KKNI berorientasi mutu
internasional
Hingga pertengahan Tahun 2017 ini satupun prodi yang ada belum menerapkan
kurikulum KKNI berorientasi mutu internasional, pada hal dalam Renstra telah
terpasang target sejumlah 2 prodi pada Tahun 2017, 3 prodi Tahun 2018 dan juga 3
prodi Tahun 2019. Dengan demikian persentase capaian kinerja terhadap IKK 2.1 ini
masih nol.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa prodi-prodi yang ada di lingkungan PNB belum
memiliki kesiapan dalam menghadapi persaingan global, baik tingkat Asia Pasific
mapun internasional secara luas. Dengan demikian maka sasaran strategis pada Renstra
2015-2019 yaitu “Terwujudnya sistem pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam
mewujudkan mutu lulusan berstandar nasional, regional dan internasional” dengan
strategi pencapaiannya “Meningkatkan mutu sistem dan proses layanan pendidikan, serta
penguatan sistem penjaminan mutu mengacu pada standar mutu internasional” belum
terealisasi secara maksimal.
Dengan adanya persaingan terbuka melalui pasar bebas tingkat Asean “MEA”
(Masyarakat Ekonomi Asean), maka sudah semestinya hal ini menjadi cambuk bagi
lembaga untuk mendorong prodi-prodi yang ada agar menyiapkan diri. Demikian juga
bila memaknai visi lembaga di mana pada Tahun 2025 sudah terdepan, profesional dan
berdaya saing internasional, maka hal ini semestinya juga menjadi “warning” bagi
lembaga.
Untuk itu sudah saatnya lembaga menyiapkan kembali perangkat pendukung dalam
rangka penerapan kurikulum tersebut agar sesuai dengan sasaran dan target yang telah
ditetapkan lembaga melalui Renstra 2015-2019. Meningkatkan kualitas sumber daya
dan profesionalisme SDM yang tentunya sudah berlandaskan pada sistem pendidikan
internasional sudah semestinya menjadi prioritas program lembaga ke depan.
IKK 2.2. Persentase dosen berkualifikasi S2
Per 31 Agustus 2017, jumlah dosen PNB sesuai data PDDikti (Pangkalan Data
Pendidikan Tinggi) yang sudah berkualifikasi S2 adalah sebanyak 307 dosen atau
27
sekitar 86,48% dari 355 dosen. Persentase capaian pada Tahun 2017 ini adalah sekitar
92,9%, masih di bawah target. Namun bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2015
dan 2016, capaian Tahun ini meningkat secara berturut-turut sekitar 10% dan 2%. Bila
dibandingkan antara realisasi Tahun 2017 dengan target Tahun 2018 sebanyak 90,9%
dan Tahun 2019 sebanyak 90%, maka capaian Tahun ini masih di bawah target tersebut
berkitar 5%.
Kondisi ini menunjukan bahwa dari tahun ke tahun jumlah dosen PNB dengan
status kualifikasi pendidikan S2 meningkat. Terlihat dari adanya peningkatan
persentase capaian dari Tahun 2015 hingga Tahun 2017 secara bertahap yakni sebesar
83,1%, 91,4% dan 92,9%. Dari total 355 jumlah dosen tersebut, yang terekam pada
bagian Kepegawaian per 31 Agustus 2017 adalah : 6 orang dinyatakan pensiun, 5 orang
baru selesai studi S2, 5 orang status alih tugas dan 8 orang sedang studi S2.
Beberapa hal yang mendorong Dosen di lingkungan PNB untuk meningkatkan
kualifikasi pendidikannya minimal S2 antara lain karena :
adanya peraturan Mendiknas nomor 47 Tahun 2009 tentang sertifikasi Pendidik
untuk Dosen ;
adanya peraturan lain terkait dengan prasyarat meningkatkan jenjang
kepangkatan/jabatan fungsionalnya yang semakin ketat.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sistem pembinaan dosen telah sesuai
dengan harapan. Namun yang perlu diperhatikan lembaga, bagaimana upaya ke depan
yang mesti dilakukan untuk pemberdayaan dosen agar dapat berkontribusi maksimal
untuk kemajuan lembaga.
IKK 2.3. Persentase dosen berkualifikasi S3
Berdasarkan data statistik dosen sampai akhir Agustus 2017 pada PDDikti terekam
bahwa dosen PNB yang berkualifikasi S3 adalah sebanyak 29 orang atau sebesar 8,17%
dari total 355 dosen. Artinya persentase capaian dosen dengan status jenjang
pendidikan S3 adalah sejumlah 129,1% dari target 6,3%. Terjadi kenaikan capaian bila
dibandingkan dengan capaian Tahun 2015 yakni sebesar 6,4%. Namun bila
dibandingkan antara capaian Tahun ini dengan target sebesar 8,6% pada Tahun 2018
dan 10% pada Tahun 2019, maka capaian Tahun ini sekitar 94,99% dan 81,7% dari
target tersebut.
Analisis terhadap capaian kinerja IKK 2.3 ini tidak dapat dipisahkan dengan IKK 2.2,
karena saling terkait. Pada satu sisi adanya penurunan capaian terhadap status dosen
dengan kualifikasi pendidikan S2, karena sebagian dosen yang tadinya memiliki status
S2 telah menuntaskan pendidikannya hingga menyandang status S3.
Sementara dapat dianalisis bahwa persentase capaian kinerja terhadap IKK 2.3 naik
dari Tahun 2015 ke Tahun 2016, namun setelah itu turun hingga Tahun 2019. Kondisi
ini mengindikasikan bahwa setelah Tahun 2016 terjadi penurunan semangat/motivasi
dosen untuk meningkatkan status kualifikasi pendidikan dari S2 ke S3. Belum diketahui
28
secara pasti apa penyebab turunnya kinerja ini, namun lembaga sudah semestinya
mencarikan solusi terhadap kondisi ini agar target Tahun 2018 dan 2019 tercapai.
IKK 2.4. Persentase tenaga pendidik dan kependidikan bersertifikat kompetensi
Pada Tahun 2017, persentase tenaga pendidik dan kependidikan bersertifikat
kompetensi adalah sekitar 64,19%. Capaian target kinerja pada Tahun 2017 telah
terlampaui dengan persentase capaian sekitar 320,9% dari target 20%. Persentase
tenaga pendidik dan kependidikan bersertifikat kompetensi dari Tahun 2015 terus
meningkat, di mana pada Tahun 2015 terealisasi sekitar 43,5% dan Tahun 2016 sekitar
56,61%. Bahkan bila dibandingkan antara capaian Tahun 2017 ini dengan target pada
Tahun 2018 sebesar 22% dan Tahun 2019 sebesar 25%, maka target tersebut juga telah
terlampaui dengan persentase capaian Tahun ini berturut-turut sekitar 291,8% dan
256,7%.
Kondisi ini menunjukan bahwa lembaga telah melaksanakan pembinaan sumber
daya manusia (SDM) dengan meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan
kependidikan secara berkala. Namun yang perlu dipikirkan, bagaimana pengelola SDM
bersangkutan agar capaian kinerja ini bermanfaat untuk kemajuan lembaga ke depan.
Untuk itu sebagai bahan pertimbangan dapat disampaikan beberapa, antara lain :
- target Renstra 2015-2019 sudah semestinya ditinjau kembali, khususnya terkait
dengan kebijakan pengembangan kompetensi SDM mengingat capaian kinerja ini
sudah melampaui target bahkan hingga Tahun 2019;
- perlu adanya korelasi tingginya capaian kinerja ini dengan peningkatan kinerja
lainnya, khususnya terhadap kebijakan yang mengarah ketercapaian visi-misi
lembaga pada Tahun 2025;
- perlu adanya kebijakan yang memprioritaskan ketercapaian target kinerja yang
dapat menopang tercapainya visi-misi melalui perencanaan strategi pencapaian
secara terprogram dan realistis.
IKK 2.5. Persentase tenaga pendidik dan kependidikan menjadi pengurus/
anggota asosiasi profesi
Tenaga pendidik dan kependidikan menjadi pengurus/anggota asosiasi profesi
hingga Tahun 2017 terealisasi sekitar 22,93% yang tersebar di semua jurusan.
Persentase capaian kinerja Tahun ini sekitar 114,7% dari target 20%, turun sekitar
1,42% bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2016 dan naik sekitar 11,23%
terhadap capaian Tahun 2015. Bila dibandingkan antara realisasi Tahun 2017 ini
dengan target Tahun 2018 sebesar 30% dan Tahun 2019 sebesar 40%, maka capaian
Tahun ini berturut-turut sekitar 76,4% dan 57,3% dari target-target tersebut.
Hal ini mengindikasikan bahwa sekitar 22,93% tenaga pendidik dan kependidikan
berperan aktif dan dapat diterima di masyarakat, baik sebagai anggota maupun
29
pengurus suatu organisasi/asosiasi profesi. Kondisi ini menunjukan bahwa setiap tahun
terjadi peningkatan peran tenaga pendidik maupun kependidikan di masyarakat sesuai
bidang keahlian maupun profesinya. Hal ini perlu diupayakan terus meningkat agar
tenaga pendidik dan kependidikan dapat menambah wawasan serta meningkatkan
profesionalisme pada bidangnya masing-masing. Namun yang perlu dikedepankan
adalah menjadi pengurus/anggota profesi pada tingkat nasional, regional maupun
internasional. Harapannya agar tenaga pendidik maupun kependidikan bersangkutan
dapat berkontribusi melalui memediasi kebutuhan lembaga dengan pihak luar, seperti :
instansi pemerintah, BUMN, BUMD maupun perusahaan-perusahan swasta (industri,
dll), baik yang ada di dalam maupun di luar negeri.
3.3. Capaian Kinerja Kebijakan “Pemantapan sistem penjaminan mutu dan
standarisasi internasional”
Pada Renstra periode Tahun 2015-2019, PNB telah menetapkan
kebijakan/program 3, yaitu “Pemantapan sistem penjaminan mutu dan standarisasi
internasional” dalam rangka pencapaian sasaran strategis “Mewujudkan sistem
pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam mewujudkan mutu lulusan berstandar
nasional, regional dan internasional” melalui strategi pencapaian sasaran “Meningkatkan
mutu sistem dan proses layanan pendidikan, serta penguatan sistem penjaminan mutu
mengacu pada standar mutu internasional” yang didukung 1 (satu) indikator kinerja
utama (IKU) dan 3 (tiga) indikator kinerja kegiatan (IKK) seperti Tabel 3.3 di bawah.
Berdasarkan data hasil pengukuran seperti ditunjukan pada tabel 3.3. terlihat
bahwa 1 (satu) indikator telah tercapai pada Tahun 2017 ini bahkan juga terhadap
target Tahun 2018, sedangkan 3 (tiga) belum tercapai. Berikut diuraikan analisis
capaian kinerja per indikator (IKU/IKK), permasalahan/kendala yang dihadapi dan
solusi serta rekomendasi pengembangan ke depan.
Tabel 3.3. Rekapitulasi capaian kinerja sasaran kebijakan/program 3 periode Tahun
2015-2019 “Mengembangnya sistem penjaminan utu dan standarisasi internasional”
IKU 3.1. Jumlah prodi terakreditasi
Hingga saat ini jumlah prodi yang dikelola lambaga adalah sebanyak 18 prodi,
diantaranya 14 prodi internal dan 4 prodi eksternal (PDD). Pada Tahun 2017 ini jumlah
prodi terakreditasi yaitu sejumlah 14 prodi internal yang akan dievaluasi lebih lanjut.
Adapun peringkat akreditasi yang diperoleh masing-masing prodi bervariasi, di mana
30
diantaranya terdiri dari 4 prodi memperoleh peringkat A, yaitu prodi : DIII Akuntansi,
DIII Usaha Perjalanan Wisata, DIV Akuntansi Manajerial dan DIV Manajemen Bisnis
Pariwisata. 9 prodi dengan peringkat B, yaitu prodi : DIII Manajemen Informatika, DIII
Teknik Listrik, DIII Teknik Pendingin & Tata Udara, DIII Teknik Mesin, DIII Teknik Sipil,
DIII Administrasi Bisnis, DIII Perhotelan, DIV Manajemen Proyek Konstruksi dan DIV
Manajemen Bisnis Internasional. Sedangkan 1 prodi baru yaitu prodi DIV Teknik
Otomasi, karena prodi ini baru dibuka maka secara otomatis memperoleh peringkat C.
Kondisi ini menunjukan bahwa capaian kinerja pada Tahun 2017 ini masih di
bawah target dengan persentase capaian kinerja sekitar 88% dari target 16 prodi. Bila
dibandingkan antara realisasi Tahun 2017 ini dengan target Tahun 2018 dan Tahun
2019 secara berturut-turut sebanyak 16 prodi dan 18 prodi, maka persentase capaian
kinerja pada Tahun ini terealisasi sekitar 87,5% dan 72,2%.
Untuk dapat meningkatkan capaian kinerja terhadap IKU 3.1 ini, maka perlu
membuka prodi baru. Saran untuk pengembangan prodi baru, agar diprioritaskan prodi
yang bertaraf setidaknya regional Aspac. Secara bertahap nantinya diharapkan dapat
membuka prodi yang bertaraf internasional untuk menjawab target visi Tahun 2025.
Dengan dibukanya prodi baru, maka secara otomatis persentase capaian terhadap
target prodi terakreditasi akan naik. Namun sebagai pertimbangan sebelum membuka
prodi baru yang bertaraf regional maupun internasional, sebaiknya lembaga
memprioritaskan kebijakan terkait kesiapan sumber daya pendukung.
IKK 3.1. Jumlah prodi yang menerapkan sistem penjaminan mutu sesuai SN-PT
Undang-Undang No. 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta
Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi (SN-PT) khususnya pasal 91, di mana setiap perguruan tinggi diwajibkan untuk
memelihara dan meningkatkan mutu pendidikannya secara berkelanjutan.
Sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi di Perguruan Tinggi adalah merupakan
proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan pendidikan tinggi secara
konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders memperoleh kepuasan. Untuk dapat
menetapkan dan memenuhi standar mutu pengelolaan sistem pendidikan tinggi secara
berkesinambungan dan konsisten, PNB melalui unit kerja yaitu Unit Penjaminan Mutu
Akademik (UPMA) yang secara khusus ditugaskan untuk mengelola sistem penjaminan
mutu kegiatan akademik di lingkungan PNB menyediakan produk layanan pendidikan
dan produk-produk pendidikan berkualitas sesuai harapan stakeholders.
Hingga Tahun 2017, PNB mengelola 18 Prodi yang terdiri atas : 14 Prodi dari
internal dan 4 Prodi dari eksternal (PDD). Ke-18 Prodi yang ada semuanya sudah
menerapkan sistem penjaminan mutu sesuai SN-PT, sehingga persentase capaian
terhadap kinerja ini telah mencapai 100%. Bahkan capaian Tahun ini juga sudah sesuai
dengan target Tahun 2018 sebanyak 18 prodi. Namun bila dibandingkan terhadap
target Tahun 2019 sebanyak 20 prodi, persentase capaian Tahun ini masih sekitar 90%.
Ada beberapa permasalahan klasik yang dihadapi PNB terkait penerapan sistem
penjaminan mutu di lingkungan PNB sesuai temuan UPMA dalam pelaksanaan
31
monitoring dan evaluasi (monev) setiap semester melalui pelaksanaan audit internal,
antara lain:
Kesesuaian unsur sistem mutu Jurusan/Program Studi belum sepenuhnya sesuai
dengan standar yang ditentukan dalam Standar BAN-PT.
Keefektifan pencapaian sasaran mutu belum efektif karena belum mencapai target
sasaran mutu dan masih ditemukan banyak ketidaksesuaian.
Akar penyebab masih ditemukannya ketidaksesuaian adalah karena belum adanya
budaya mutu dalam manajemen organisasi Jurusan/Program Studi.
Persyaratan Standar BAN-PT yang manjadi ruang lingkup audit telah dapat
dipenuhi namun belum maksimal.
Langkah-langkah antisipatif yang perlu diambil PNB dalam mengantisipasi
kendala/hambatan maupun permasalahan yang ada terkait peningkatan mutu
akademik tersebut seperti yang disampaikan pihak pengelola, adalah :
melaksanakan Rapat Tinjauan Manajemen secara rutin untuk memberikan
jalan penyelesaian kepada para pimpinan Jurusan dan Program Studi;
menginstruksikan kepada prodi-prodi yang belum memenuhi standar mutu
prodi agar segera menindaklanjuti dengan melengkapi bukti-bukti dokumen
rekaman mutu; dan
membentuk gugus-gugus kendali mutu pada masing-masing prodi untuk dapat
menjamin kelangsungan mutu pelaksanaan kegiatan akademik di bawah
koordinasi UPMA.
Ke depan prodi-prodi yang ada agar diupayakan dapat menempuh standar mutu
pendidikan lain, seperti ISO pada bidang proses pembelajaran maupun standar mutu
internasional.
IKK 3.2. Jumlah prodi yang menerapkan sistem penjaminan mutu berorientasi
internasional
Sampai saat ini lembaga belum memasang target untuk menerapkan sistem
penjaminan mutu yang berorientasi internasional di tingkat prodi. PNB baru akan
menerapkan sistem penjaminan mutu yang berorientasi internasional pada Tahun 2018
sejumlah 1 (satu) prodi dan Tahun 2019 sejumlah 2 (dua) prodi sesuai target Renstra.
Lembaga sudah semestinya mulai sekarang menyiapkan diri untuk meraih visi
mengingat kedepannya persaingan dalam dunia pendidikan semakin kompetitif.
Sebagian lembaga pendidikan sejenis yang menjadi kompetitor PNB telah menawarkan
sistem pendidikan yang berorientasi mutu internasional. Persaingan global dengan
diberlakukannya MEA menjadi tantangan berat lembaga ke depan. Disamping itu, PNB
telah memasang target pada Tahun 2025 diharapkan sudah mampu berdaya saing
internasional.
32
Adapun saran yang dapat direkomendasi sebagai bahan pertimbangan lembaga
dalam penerapan standar mutu internasional, antara lain :
- meningkatkan kualitas sapras yang berstandar internasional;
- meningkatkan profesionalisme SDM melalui pengembangan kompetensi yang
sesuai pada bidangnya masing-masing;
- menerapkan kurikulum beserta perangkat pendukung yang berorientasi
internasional;
- membuka kelas khusus bertaraf internasional;
- menerapkan sistem manajemen yang berbasis internasional, setidaknya ISO
beserta sistem penjaminan mutunya;
- meningkatkan kualitas penelitian, publikasi dan mengimplementasikan hasil
penelitian yang bertaraf internasional;
- mengembangkan modul-modul praktek/prototipe yang berstandar internasional
melalui bersinergi dengan pihak industri luar negeri;
- melaksanakan kerjasama antar lembaga dengan pihak luar, antara lain dengan
lembaga pendidikan maupun industri-industri luar negeri;
- melaksanakan komunikasi yang intensif dengan pihak alumni yang bekerja di
luar negeri.
IKK 3.3. Jumlah prodi terakreditasi nasional minimal B
Pada Tahun 2017, target 16 prodi terakreditasi nasional minimal B baru terealisasi
13 prodi atau persentase capaian sebesar 81%. Jumlah Prodi yang telah terakreditasi
pada Tahun 2017 ini seperti yang telah dievaluasi pada IKU 3.1 sebelumnya adalah
sejumlah 14 prodi, di mana diantaranya sejumlah 13 Prodi memperoleh peringkat B
dan A, sedangkan 1 prodi dengan peringkat C. Dari 13 Prodi tersebut, 9 Prodi
memperoleh peringkat akreditasi B dan 4 Prodi dengan peringkat akreditasi A. Prodi
yang telah memperoleh peringkat akreditasi A antara lain : D-IV Manajemen Bisnis
Pariwisata (MBP), D-IV Akuntansi Manajerial, D-III Akuntansi dan D-III UPW (Usaha
Perjalanan Wisata).
Capaian kinerja pada Tahun 2017 masih sama seperti capaian kinerja Tahun 2015
dan Tahun 2016, yaitu 13 prodi terakreditasi minimal B. Namun yang berubah adalah
jumlah prodi dengan peringkat akreditasi A bertambah lagi 1 (satu) prodi, yaitu Prodi
D-IV Manajemen Bisnis Pariwisata (MBP). Bila dibandingkan antara realisasi Tahun
2017 ini dengan target pada Tahun 2018 sebanyak 16 dan Tahun 2019 sebanyak 18,
maka persentase capaian tahun ini berturut-turut sekitar 81,3% dan 72,2%.
Ada beberapa kendala yang sempat dicatat dalam upaya meningkatkan peringkat
akreditasi masing-masing prodi, antara lain :
Lemahnya analisis evaluasi diri/SE (self evaluation) masing-masing prodi karena
keterbatasan dalam penyempurnaan dokumen SE serta tidak kontinyu.
Pemenuhan dokumen pendukung borang akreditasi sesuai standar BAN-PT
relatif minim karena keterbatasan data dan informasi yang terdokumentasi.
33
Kinerja manajemen prodi belum maksimal karena pengelolaan SDM relatif
lemah, pengembangan kemampuan SDM masih terbatas serta belum terarah.
Beberapa hal yang dapat direkomendasi untuk pengembangan ke depan sebagai
bahan masukan antara lain :
evaluasi terhadap kinerja prodi melalui penyempurnaan dokumen SE serta
pemenuhan standar-standar pada borang akreditasi perlu diupayakan secara
berkala;
mengupayakan adanya monitoring dan pembinaan (pendampingan) secara
terprogram melalui pemberdayaan asesor internal secara maksimal;
kinerja manajemen prodi perlu ditingkatkan melalui pengembangan SDM yang
merata, terarah, terprogram serta konsisten.
3.4. Capaian Kinerja Kebijakan “Peningkatan Mutu Pembinaan Kemahasiswaan”
Pada Renstra periode Tahun 2015-2019, PNB telah menetapkan
kebijakan/program 4, yaitu “Peningkatan Mutu Pembinaan Kemahasiswaan” dalam
pencapaian sasaran strategis “Terwujudnya organisasi kemahasiswaan yang kokoh dan
kegiatan yang terarah bagi pengembangan karakter dan jiwa kewirausahaan
mahasiswa” melalui strategi pencapaian sasaran, yaitu “Meningkatkan daya saing
lulusan melalui kegiatan intra dan ekstra kurikuler dalam pengembangan karakter dan
jiwa wirausaha” yang didukung 2 (dua) indikator kinerja utama (IKU) dan 2 (dua)
indikator kinerja kegiatan (IKK) seperti Tabel 3.4 di bawah.
Berdasarkan data hasil pengukuran seperti ditunjukan pada tabel 3.4 diketahui ada
satu indikator di mana capaiannya telah melampaui target Tahun 2017, bahkan juga
terhadap target Tahun 2018 dan Tahun 2019. Dua target indikator belum tercapai
sesuai harapan, sedangkan satu indikator terakhir belum terukur karena minimnya data
dan informasi dari pihak pengelola kegiatan. Berikut diuraikan analisis capaian kinerja
per indikator (IKU/IKK), permasalahan/kendala yang dihadapi dan solusi serta
rekomendasi pengembangan ke depan.
Tabel 3.4. Rekapitulasi capaian kinerja sasaran kebijakan/program 4 periode Tahun
2015-2019 “Meningkatnya Mutu Pembinaan Kemahasiswaan”
34
IKU 4.1. Jumlah mahasiswa berprestasi nasional akademik/non akademik
Jumlah mahasiswa yang berprestasi tingkat nasional dalam bidang akademik
maupun non akademik merupakan indikator kinerja utama terkait sasaran program
peningkatan mutu pembinaan kemahasiswaan. Di mana pada pertengahan Tahun 2017
ini, target 51 prestasi belum tercapai. Realisasi target hanya sebesar 22 prestasi dengan
persentase capaian kinerja masih di bawah target yaitu sekitar 57%. Prestasi ini bahkan
mengalami penurunan dari capaian Tahun sebelumnya, sekitar 47% terhadap capaian
Tahun 2015 dan sekitar 66,7% terhadap capaian Tahun 2016 dengan target yang sama
yaitu 51 prestasi. Bila dibandingkan dengan target yang sama pula pada Tahun 2018
maupun Tahun 2019, persentase capaian kinerja Tahun ini juga masih di bawah target-
target tersebut yakni sekitar 57%.
Kondisi ini menunjukan terjadinya penurunan prestasi kinerja terhadap IKU 4.1. ini,
padahal pada Tahun 2016 sempat memperoleh prestasi melampaui target. Penyebab
turunnya capaian kinerja ini belum diketahui secara pasti, namun sudah semestinya
unit kerja UP2KK sebagai unit pelaksana teknis pengelola kegiatan kemahasiswaan
melakukan evaluasi serta mencarikan solusinya agar capaian pada Tahun ke depan
semakin meningkat.
Catatan prestasi yang diraih mahasiswa pada Tahun akademik 2016/2017,
diantaranya : Lomba Olimpiade akuntansi di Batam sebanyak 3 org, NPO di Banjarmasin
sebanyak 6 org, Robotika di Malang sebanyak 7 org, Kompetensi akuntansi di
Palembang sebanyak 3 org, PMBU di Surabaya sebanyak 1 org dan Karateka se Asia
tenggara di solo sebanyak 2 org.
Rekomendasi untuk dapat meningkatkan capaian kinerja ke depan sebagai bahan
pertimbangan, antara lain : perlu meningkatkan kinerja bidang kemahasiswaan melalui
unit kerja UP2KK, mengupayakan adanya pengembangan model pembinaan
kemahasiswaan yang sesuai dengan kondisi institusi serta meningkatkan monitoring
dan koordinasi berkenaan dengan jenis maupun lokasi pelaksanaan event yang
bersinergi dengan unit kerja lainnya.
IKU 4.2. Jumlah mahasiswa berprestasi internasional akademik/non akademik
Sampai tengah Tahun 2017, capaian terhadap target sejumlah 18 mahasiswa
berprestasi internasional dalam bidang akademik maupun non akademik belum
tercapai sesuai target. Capaian target masih sama seperti capaian Tahun 2016, yaitu
sebanyak 12 mahasiswa berprestasi dengan persentase capaian sekitar 66,7%. Namun
naik sebanyak 2 mahasiswa berprestasi atau sekitar 20% terhadap capaian Tahun
2015. Bila dibandingkan terhadap target Renstra pada Tahun 2018 sebanyak 18 dan
Tahun 2019 yang memasang target 20 mahasiswa, persentase capaian Tahun ini secara
berturut-turut sekitar 66,7% dan 60%.
Kondisi ini menunjukan bahwa dari Tahun 2015 hingga tengah Tahun 2017 ini,
capaian kinerja terhadap IKU 4.2. tidak pernah mencapai target. Bahkan juga bila
diamati terhadap target Tahun 2018 dan Tahun 2019, juga nampaknya belum tercapai.
Seperti halnya dengan IKU 4.1, kegiatan dengan IKU 4.2 ini juga belum diketahui apa
35
penyebab lemahnya capaian kinerja ini yang rata-rata capaian kinerjanya selama kurun
waktu 3 Tahun sekitar 71% dari target.
Namun melihat catatan prestasi pada Tahun anggaran 2016, di mana ketika itu PNB
pernah mengirim 12 orang mahasiswa berprestasi dari beberapa Jurusan untuk
mengikuti event tingkat internasional yang diselenggarakan diantaranya oleh : alliance
of BEE centers Johor Bahru Malaysia dan Korea Institute for advancement of technology
ministry of Trade Industry and energy (South Korea). Semestinya prestasi ini tetap
dipertahankan, bahkan ada kemungkinan bisa ditingkatkan apabila ada upaya untuk
mengembangkan mahasiswa yang berprestasi tersebut untuk meraih prestasi yang
lebih tinggi di negara lain selama mereka masih mengenyam pendidikan di PNB.
Harapannya secara tidak langsung dapat meningkatkan citra lembaga di dunia
internasional, dengan demikian niscaya target visi pada Tahun 2025 menjadi “terdepan,
profesional dan berdaya saing internasional” akan tercapai.
IKK 4.1. Jumlah kegiatan kemahasiswaan yang menunjang pembangunan
karakter dan entrepreneurship
Pertengahan Tahun 2017 ini, jumlah kegiatan kemahasiswaan yang menunjang
pembangunan karakter dan entrepreneurship terealisasi sejumlah 145 dari target 88
kegiatan, dengan demikian persentase capaiannya sekitar 164,8 %. Capaian kinerja
terhadap kegiatan kemahasiswaan ini dari tahun sebelumnya telah mengalami
peningkatan yang cukup segnifikan. Di mana pada Tahun 2015 dan Tahun 2016 secara
berturut-turut sebanyak 88 dan 132 kegiatan. Begitu juga bila dibandingkan antara
realisasi Tahun 2017 ini dengan target yang sama sebanyak 88 kegiatan pada Tahun
2018 dan Tahun 2019, maka target tersebut juga telah terlampaui dengan persentase
capaian sekitar 164,5%.
Kondisi ini menunjukan bahwa adanya keseriusan mahasiswa melaksanakan
kegiatan kemahasiswaan yang dikoordinasi melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di
bawah pembinaan unit kerja UP2KK. Melalui koordinasi UKM, hampir seluruh rencana
kegiatan berjalan dengan baik walau masih ada kendala terkait dengan penyediaan
sumber dana kegiatan. Selama ini sebagian kegiatan terselenggara dari adanya
sponsorship disamping dari penggalian dana ke masyarakat yang dilakukan mahasiswa
maupun sumbangan mahasiswa sendiri.
Dengan demikian sasaran strategis “Terwujudnya organisasi kemahasiswaan yang
kokoh dan kegiatan yang terarah bagi pengembangan karakter dan jiwa kewirausahaan
mahasiswa” melalui strategi pencapaian “Meningkatkan daya saing lulusan melalui
kegiatan intra dan ekstra kurikuler dalam pengembangan karakter dan berjiwa
wirausaha” sudah tercapai. Dengan telah tercapainya sasaran strategis ini, maka perlu
juga diupayakan adanya peningkatan prestasi kegiatan baik yang bersifat nasional,
regional maupun internasional.
Beberapa rekomendasi sebagai bahan pertimbangan dalam mensukseskan seluruh
kegiatan kemahasiswaan ini, antara lain :
36
- mengupayakan adanya penyesuaian sumber dana agar seluruh kegiatan yang telah
diprogramkan oleh mahasiswa dapat direalisasikan sesuai target;
- kegiatan yang akan dieksekusi oleh mahasiswa perlu disesuaikan dan ditinjau
kebermanfaatan melalui skala prioritas kegiatan;
- sudah semestinya merancang kegiatan yang bertaraf internasional sebagai upaya
persiapan melangkah persaingan global dan berdaya saing internasional.
- melakukan komunikasi dengan unit kerja UKPHI terkait model kerjasama dengan
pihak lain, baik di dalam ataupun di luar negeri untuk penyelenggaraan kegiatan
maupun sumber dana (sponsorship).
IKK 4.2. Persentase mahasiswa yang melaksanakan program kreatifitas
mahasiswa
Sampai saat ini capaian IKK 4.2. terkait dengan persentase mahasiswa yang
melaksanakan program kreatifitas belum terukur, terbatasnya data dan informasi dari
pihak pengelola sehingga capaiannya belum dapat dievaluasi.
Ke depan, Lembaga perlu mengupayakan adanya evaluasi terhadap proses
pembinaan kemahasiswaan serta pengembangan metodelogi pembinaan yang sesuai
dengan kondisi mahasiswa. Perlu dilakukan koordinasi yang lebih intensif antara unit
kemahasiswaan dengan pihak jurusan untuk meningkatkan capaian target yang
direncanakan.
3.5. Capaian Kinerja Kebijakan “Peningkatan mutu kinerja penelitian”
Pada Renstra Tahun 2015-2019, lembaga telah menetapkan kebijakan/program 5
yaitu “Peningkatan mutu kinerja penelitian” dalam pencapaian sasaran strategis
“Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional dan kompeten dalam
bidang penelitian dengan berwawasan internasional” melalui penciptaan strategi
pencapaian “Mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan profesionalisme tenaga
pendidik dan kependidikan dalam bidang penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat” yang didukung 3 (tiga) indikator kinerja utama (IKU) dan 7 (tujuh)
indikator kinerja kegiatan (IKK) sesuai Tabel 3.5 di bawah.
Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja seperti ditunjukan pada Tabel 3.5
tersebut terlihat bahwa 6 (enam) target sudah tercapai, sedangkan 4 (empat) target
belum tercapai. Bahkan diantaranya ada 4 (empat) target pada Tahun 2018 dan Tahun
2019 juga sudah terlampaui pada Tahun ini. Berikut diuraikan analisis capaian kinerja
per indikator (IKU/IKK), permasalahan/kendala yang dihadapi dan solusi serta
rekomendasi pengembangan ke depan.
37
Tabel 3.5. Rekapitulasi capaian kinerja sasaran kebijakan/program 5 periode Tahun
2015-2019 “Meningkatnya mutu kinerja penelitian”
IKU 5.1. Persentase dosen dengan publikasi penelitian tingkat nasional
Pada pertengahan Tahun 2017 diperoleh data dari unit kerja P3M bahwa target
kinerja hanya terealisasi sekitar 8,1% dari target 20% dengan persentase capaian
sekitar 40,6%. Padahal pada Tahun 2015 dan 2016 persentase capaian kinerja relatif
tinggi, yaitu berturut-turut sebesar 377,7% dan 308,2%. Kondisi ini menunjukan bahwa
terjadi penurunan capaian kinerja yang sangat segnifikan. Bahkan juga bila
dibandingkan dengan target Tahun 2018 sebesar 22,9% dan Tahun 2019 sebesar
25,7%, maka realisasi Tahun 2017 ini juga dikategorikan relatif rendah hanya sekitar
35,5% dan 31,6% terhadap target-target tersebut.
Turunnya capaian kinerja pada Tahun ini diklaim sebagai implikasi dari adanya
pergeseran prioritas publikasi riset, dari nasional menjadi Internasional. Namun ke
depan pihak pengelola dalam hal ini P3M akan berupaya meningkatkan kembali
publikasi hasil penelitian (sentrinov) dosen dengan melakukan evaluasi serta menyusun
strategi networking antar Institusi.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa pada Tahun ini capaian terhadap
sasaran strategis Renstra dengan kebijakan/program 5 “peningkatan kinerja
penelitian” melalui kegiatan “publikasi penelitian dosen tingkat nasional” belum
terwujud sesuai harapan.
IKU 5.2. Persentase dosen dengan publikasi penelitian berskala internasional
Capaian target per 31 Agustus 2017 terhadap kegiatan dosen melaksanakan
publikasi penelitian yang berskala internasional adalah sekitar 9% dari target 4,1%
atau persentase capaian kinerja sekitar 219%. Bila dibandingkan dengan capaian
kinerja dua tahun sebelumnya terjadi peningkatan, di mana pada Tahun 2015 dan 2016
secara berturut-turut teralisasi sebesar 8,72% dan 4,1% dari target sebesar 3,2% dan
4,8%. Begitu juga bila dibandingkan antara capaian Tahun ini dengan target Tahun
38
2018 sebesar 4,6% dan Tahun 2019 sebesar 5%, maka target tersebut juga telah
terlampaui dengan persentase capaian sekitar 195,2% dan 179,6%.
Kondisi ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan capaian yang cukup segnifikan
terhadap kegiatan dosen dalam melaksanakan publikasi penelitian yang berskala
internasional. Ini diklaim merupakan implikasi dari adanya kebijakan pusat untuk
memprioritaskan publikasi riset yang berskala internasional seperti yang telah
dijelaskan pada IKU 5.1 di atas. Untuk terus dapat meningkatkan kinerja ini, maka perlu
dilakukan upaya pendampingan dan klinikal artikel international yang lebih intesif
sehingga jurnal internasional lebih berkualitas.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa pada Tahun ini capaian terhadap
sasaran strategis Renstra dengan penetapan kebijakan/program 5 “peningkatan kinerja
penelitian” melalui kegiatan “publikasi penelitian dosen berskala internasional” telah
terwujud dengan baik.
IKU 5.3. Persentase dosen melakukan penelitian
Persentase dosen melakukan penelitian hingga pertengahan Tahun 2017 terealisasi
sebesar 37,8% dari target 36%, dengan persentase capaian kinerja sebesar 105%.
Dengan demikian capaian Tahun ini telah melampaui target sekitar 5%. Namun bila
dibandingkan dengan capaian pada Tahun 2015 sebesar 46% dari target 25,1% dan
Tahun 2016 sebesar 54% dari target 30% maka capaian Tahun ini mengalami
penurunan. Begitu pula bila realisasi Tahun 2017 ini dibandingkan dengan target Tahun
2018 sebesar 43,1% dan Tahun 2019 sebesar 51,7%, maka capaian Tahun ini masih di
bawah target tersebut, yakni sekitar 87,7% dan 73,1%.
Kondisi ini mengindikasikan adanya penurunan capaian kinerja terhadap target
yang telah ditetapkan pada Renstra hingga Tahun 2019. Kecermatan dalam mengikuti
perubahan panduan penelitan hibah nasional yang diklaim pihak pengelola P3M sebagai
penyebab turunnya kinerja ini. Untuk itu pihak pengelola kegiatan penelian akan segera
melakukan sosialisasi panduan beserta format penelitian yang telah terstandar sesuai
kebutuhan, dengan harapan capaian kinerja pada Tahun ke depan menjadi meningkat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja terhadap kegiatan “penelitian
dosen” melalui penetapan kebijakan/program 5 “peningkatan kinerja penelitian” untuk
pencapaian sasaran strategis Renstra Tahun 2015-2019 perlu ditingkatkan. Hal ini
karena ada indikasi terjadinya penurunan motivasi dosen dalam melaksanakan
penelitian ke depan, itu terlihat dari turunnya persentase capaian dari Tahun 2015
hingga rencana target Tahun 2019 walau persentase capaian Tahun ini sudah
terlampaui.
39
IKK 5.1. Jumlah dosen memenangkan penelitian hibah kompetisi
Jumlah dosen yang memenangkan penelitian hibah kompetisi sampai saat ini
terealisasi relatif tinggi, sebanyak 135% dari target 98% atau dengan persentase
capaian kinerja sekitar 137,8%. Bila dibandingkan dengan persentase capaian Tahun
2016 sebanyak 215,9%, maka persentase capaian Tahun ini turun sekitar 78 %. Namun
bila dibandingkan dengan persentase capaian kinerja Tahun 2015 sebanyak 106,4%,
persentase capaian Tahun ini naik sekitar 31,4%. Demikian juga kalau dibandingkan
antara realisasi Tahun 2017 ini dengan target Tahun 2018 sebanyak 108% dan Tahun
2019 sebanyak 118%, maka target tersebut juga telah terlampaui pada Tahun ini secara
berturut-turut sekitar 125% dan 114,4%.
Kondisi ini menunjukan bahwa terjadi kenaikan capaian kinerja dari Tahun 2015
hingga rencana target Tahun 2019 dengan puncak capaian pada Tahun 2016. Jumlah
dosen memenangkan penelitian hibah kompetisi semakin meningkat, hal ini
mengindikasikan bahwa sasaran strategis pada Renstra melalui penetapan
kebijakan/program 5 telah tercapai. Tujuan strateris Renstra “Meningkatkan
kemampuan dosen dalam melakukan penelitian terapan yang mendapatkan pengakuan
internasional” agar juga diupayakan tercapai sebagai langkah menuju tercapainya Visi
Tahun 2025.
IKK 5.2. Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada jurnal nasional
Hingga 31 Agustus 2017, jumlah dosen yang mempublikasikan hasil penelitiannya
pada jurnal nasional terealisasi 29 dosen dari target 70 dosen. Target kinerja Tahun ini
belum tercapai, hanya teralisasi sekitar 41,4% dari target. Bila dibandingkan dengan
dua Tahun sebelumnya, Tahun ini terjadi penurunan capaian yang cukup segnifikan. Di
mana pada Tahun 2015 persentase capaian kinerja sekitar 166% dan Tahun 2016
sekitar 313,3% merupakan capaian kinerja yang sangat bagus. Bila dibandingkan juga
antara capaian Tahun ini dengan target yang dipasang pada Tahun 2018 sejumlah 80
dosen dan Tahun 2019 sejumlah 90 dosen, maka capaian Tahun ini juga relatif rendah
sekitar 36,3% dan 32,2%.
Kondisi ini menunjukan adanya penurunan kinerja terhadap IKK 5.2 seperti halnya
pada IKU 5.1 di atas. Masih lemahnya dalam pengelolaan penelitian sesuai skema
penelitian dan luaran yang telah dihasilkan sehingga sebagian artikel belum bisa selesai
tepat waktu, hal ini merupakan klarifikasi pihak pengelola melalui unit kerja P3M. Ke
depan, pihak pengelola akan mengupayakan melakukan monitoring dan kontrol
terhadap seluruh penelitian atas luaran yang ingin dihasilkan.
IKK 5.3. Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada proceeding nasional
Seperti halnya pada capaian IKK 5.2. di atas, capaian kinerja IKK 5.3 terkait dengan
jumlah dosen mempublikasikan hasil penelitian pada proceeding nasional juga
menunjukan penurunan yang sangat segnifikan. Di mana sampai pertengahan Tahun
40
2017 ini, jumlah dosen mempublikasikan hasil penelitian pada proceeding nasional
hanya terealisasi sejumlah 29 dosen dari target 98 dosen dengan persentase capaian
sekitar 26,9%. Kondisi ini menunjukan penurunan capaian bila dibandingkan dengan
capaian kinerja dua Tahun sebelumnya. Pada Tahun 2015 persentase capaiannya
sekitar 196,2% dan Tahun 2016 sekitar 127,3% yang merupakan capaian kinerja cukup
bagus. Begitu juga bila dibandingkan antara realisasi Tahun ini dengan target Tahun
2018 sejumlah 108 dan Tahun 2019 sejumlah 118 dosen, maka capaian Tahun ini relatif
rendah dengan persentase capaian kinerja berturut-turut sekitar 26,9% dan 24,6%.
Adanya pergeseran prioritas publikasi riset, dari publikasi nasional untuk
penelitian reguler dan dosen pemula ke publikasi internasional untuk penelitian
unggulan hibah dari DRPM merupakan klarifikasi pihak pengelola melalui P3M. Ke
depan, pihak pengelola akan mengupayakan melakukan pengelompokan/klasifikasi
publikasi berdasarkan kajian dan hasil riset serta luaran penelitian.
IKK 5.4. Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada jurnal internasional
Jumlah dosen yang mempublikasikan hasil penelitiannya pada jurnal internasional
pada pertengahan Tahun 2017 ini terealisasi sejumlah 32 dari target sejumlah 18
dosen, dengan demikian persentase capaian sekitar 177,8%. Terjadi peningkatan yang
cukup segnifikan bila dibandingkan dengan capaian dua Tahun sebelumnya, di mana
pada Tahun 2015 tercapai sekitar 20% dan Tahun 2016 sekitar 113,3%. Begitu juga bila
dibandingkan antara realisasi Tahun 2017 ini dengan target Tahun 2018 sejumlah 19
dosen dan Tahun 2019 sejumlah 20 dosen, maka capaian tahun ini juga relatif tinggi
sekitar 168,4% dan 160% terhadap target tersebut.
Kondisi ini menunjukan bahwa dosen yang mempublikasikan hasil penelitiannya
pada jurnal internasional mulai Tahun 2016 meningkat, walau sempat rendah
capaiannya pada Tahun 2015. Terbatasnya media publikasi/jurnal internasional seperti
American Science Letters , IOF, Journal Politrenica, European Journal. IFSSO yang
mampu ditembus oleh dosen untuk dapat mempublikasikan hasil riset-nya menjadi
suatu kendala pihak pengelola. Namun sudah dapat diatasi melalui suatu upaya
pendampingan dalam penyusunan manuscript artikel berskala internasional oleh ahli
sesuai bidang keilmuan.
IKK 5.5. Jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada proceeding internasional
Target sejumlah 18 dosen mempublikasikan hasil penelitian pada proceeding
internasional pada tengah Tahun 2017 ini telah terlampaui sejumlah 120 dengan
persentase capaian sekitar 666,7%. Capaian ini relatif tinggi bila dibandingkan dengan
capaian dua Tahun sebelumnya yang juga cukup tinggi, di mana pada Tahun 2015 dan
Tahun 2016 secara berturut-turut sekitar 300% dan 113,3%. Begitu juga bila
dibandingkan antara relisasi Tahun 2017 ini dengan target Tahun 2018 sejumlah 19
dosen dan Tahun 2019 sejumlah 20 dosen, maka capaian ini juga masih relatif tinggi.
41
Kondisi ini menunjukan adanya komitmen pihak pengelola untuk terus
meningkatkan capaian kinerja terhadap IKK 5.5. ini sejak Tahun 2015 hingga sekarang,
bahkan capaian Tahun ini juga telah mampu melampaui target yang akan dipasang pada
Tahun 2018 dan Tahun 2019. Adapun strategi yang diterapkan pihak pengelola adalah
dengan mengarahkan dosen yang telah memenangkan hibah penelitian untuk
mempublikasikan hasil penelitiannya ke IJCST conference sesuai kontrak penelitian. Ke
depan akan terus diupayakan adanya pengawasan dan monitoring penelitian atas
kontrak yang telah ditanda-tangani antara peneliti dengan Direktur melalui P3M.
Dengan telah terlampauinya capaian target hingga Tahun 2019, maka target
Renstra untuk Tahun 2018 dan Tahun 2019 agar ditinjau kembali. Target-target
tersebut sebaiknya disesuaikan dengan capaian kinerja hingga saat ini, serta mengacu
pada pencapaian visi pada Tahun 2025 yang berorientasi regional maupun
internasional.
IKK 5.6. Jumlah dosen dengan HAKI/Paten
Target satu dosen memperoleh HAKI/Paten pada Tahun 2017 ini sudah tercapai,
dengan demikian capaian kinerja terhadap IKK 5.6. ini sudah 100%. Capaian target
Tahun ini juga sudah sesuai dengan target yang akan dipasang pada Tahun 2018
sejumlah 1 (satu) dosen, namun baru 50% terhadap target Tahun 2019 yang memasang
2 (dua) dosen.
Kondisi ini menunjukan bahwa kinerja dalam pencapaian target IKK 5.6. sudah
cukup, namun ke depan perlu ditingkatkan agar sesuai dengan tingginya pencapaian
kinerja IKK 5.1. “Jumlah dosen memenangkan penelitian hibah kompetisi”. Lembaga
melalui pihak pengelola sudah mengupayakan dalam pencapaian target ini dengan
melakukan revaluasi atas program penyusunan pendampingan HAKI, khususnya paten
vokasi. Di mana pada Tahun-tahun sebelumnya belum adanya pendampingan penulisan
HAKI/Paten secara intensif oleh pakarnya sehingga para peneliti belum banyak
mengetahui prosedur pengusulan HAKI/Paten tersebut. Demikian seperti yang telah
diklarifikasi oleh pihak pengelola melalui P3M.
IKK 5.7. Jumlah buku ajar yang dihasilkan dosen
Hingga pertengan Tahun 2017 ini baru 5 buku dari 7 buku yang ditargetkan
terealisasi, dengan demikian persentase capaian kinerja terhadap IKK 5.7. ini hanya
sebesar 71,4%. Capaian Tahun ini masih seperti capaian Tahun 2016 sebanyak 5 buku,
namun sudah meningkat bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2015 sebanyak 1
buku. Namun bila dibandingkan antara realisasi Tahun ini dengan target Tahun 2018
sebanyak 10 buku dan Tahun 2019 sebanyak 12 buku, maka capaian Tahun ini masih
sekitar 50% dan 41,7% terhadap target tersebut.
42
Kondisi ini menunjukan masih lemahnya terhadap kinerja dalam pencapaian
indikator IKK 5.7. ini karena belum disiplinnya dosen dalam pengelolaan sumber daya
penelitian sesuai luaran yang dihasilkan sebagai bahan referensi dalam penyusunan
bahan ajar. Ke depan pihak pengelola akan mengupayakan adanya pengawasan atas
luaran penelitian yang ingin dihasilkan oleh peneliti.
3.6. Capaian Kinerja Kebijakan “Peningkatan mutu kinerja pengabdian kepada
masyarakat”
Pada Renstra Tahun 2015-2019, lembaga telah menetapkan kebijakan/program 6
yaitu “Peningkatan mutu kinerja pengabdian kepada masyarakat” dalam pencapaian
sasaran strategis “Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan dengan kemampuan
inovatif dan kreatif berbasis IPTEKS bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui
pengabdian pada masyarakat” melalui penciptaan strategi pencapaian
“Mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan profesionalisme tenaga pendidik dan
kependidikan dalam bidang penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat” yang
didukung 2 (dua) indikator kinerja utama (IKU) dan 3 (tiga) indikator kinerja kegiatan
(IKK) sesuai Tabel 3.6 di bawah.
Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja seperti ditunjukan pada Tabel 3.6 di
bawah terlihat bahwa satupun indikator tersebut belum tercapai sesuai target. Bahkan
juga terhadap target pada Tahun 2018 dan Tahun 2019, realisasi Tahun 2017 ini juga
masih menunjukan capaian di bawah target tersebut. Berikut diuraikan analisis capaian
kinerja per indikator (IKU/IKK), permasalahan/kendala yang dihadapi dan solusi serta
rekomendasi pengembangan ke depan.
Tabel 3.6. Rekapitulasi capaian kinerja sasaran kebijakan/program 6 periode Tahun
2015-2019 “Meningkatnya mutu kinerja pengabdian kepada masyarakat”
IKU 6.1. Persentase dosen melakukan pengabdian berbasis inovatif
Capaian kinerja terhadap dosen yang melakukan pengabdian berbasis inovatif
sampai pertengahan Tahun 2017 ini baru terealisasi sebesar 6% dari target 7,1%,
dengan demikian persentase capaiannya sekitar 84,5%. Capaian Tahun ini lebih rendah
dari capaian dua Tahun sebelumnya, di mana pada Tahun 2015 dan Tahun 2016 secara
berturut-turut sebesar 6,57% dari target 4,3% dan 6,7% dari target 5,7% dengan
43
persentase capaian sebesar 139,49% dan 117,5%. Demikian halnya bila dibandingkan
dengan target Tahun 2018 sebesar 8,6% dan Tahun 2019 sebesar 10%, maka capaian
Tahun ini juga masih di bawah target tersebut.
Kondisi ini menunjukan bahwa capaian kinerja pada Tahun 2017 terhadap
indikator IKU 6.1. ini relatif rendah, dengan rata-rata capaian berkisar 6,5%. Menurut
pihak pengelola bahwa jumlah pemenang Hibah Pengabdian DRPM pada Tahun ini
turun, dari target 12 pemenang sedangkan yang lolos dengan pendanaan adalah 8
Proposal/Kegiatan. Pihak pengelola telah berupaya meningkatan kuantitas dan kualitas
proposal Hibah Pengabdian DRPM melalui pemberian pelatihan metodologi penulisan
proposal hibah PkM DRPM secara berkala.
IKU 6.2. Persentase dosen dengan publikasi pengabdian tingkat nasional
Capaian kinerja terhadap dosen dengan publikasi pengabdian tingkat nasional pada
pertengahan Tahun 2017 ini terealisasi sebesar 5% dari target 6,9% dengan persentase
capaian sekitar 72,5%. Bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2015 sebesar 13,71%
dari target 4% dan Tahun 2016 sebesar 8,4% dari target 5,4%, maka capaian Tahun ini
turun. Begitu juga bila dibandingkan dengan target Tahun 2018 sebesar 8,3% dan
Tahun 2019 sebesar 9,7% maka capaian Tahun ini juga masih di bawah target tersebut.
Kondisi ini menunjukan bahwa kinerja dosen dengan publikasi pengabdian tingkat
nasional relatif rendah dan semakin turun bila dibandingkan dengan kinerja dua Tahun
sebelumnya. Belum tercapainya target kinerja Tahun 2017 ini diklarifikasi oleh pihak
pengelola bahwa disebabkan karena jurnal pengabdian "Bhakti Persada" periode
Oktober 2017 belum terbit. Pihak pengelola berupaya agar ke depan jurnal pengabdian
"Bhakti Persada" dapat terbit 2 kali setahun.
IKK 6.1. Persentase dosen melakukan pengabdian berbasis IPTEK
Hingga pertengahan Tahun 2017 ini target IKK 6.1. yaitu persentase dosen
melakukan pengabdian berbasis IPTEK baru terealisasi sebesar 90% dari target 93%,
persentase capaiannya sebesar 96,8%. Kondisi ini menunjukan bahwa target kinerja
Tahun 2017 belum tercapai sesuai harapan. Capaian Tahun 2017 ini mengalami
penurunan yang sangat segnifikan bila dibandingkan dengan capaian dua Tahun
sebelumnya, di mana pada Tahun 2015 persentase capaiannya sebesar 107,4%
sedangkan Tahun 2016 sebesar 223,1%. Bila dibandingkan dengan target yang
ditetapkan untuk Tahun 2018 sebesar 94% dan Tahun 2019 sebesar 95%, maka
capaian Tahun ini juga masih di bawah target tersebut berkisar 5%.
Belum tercapainya target kinerja terhadap IKK 6.1. ini sampai akhir Agustus 2017
sesuai target karena belum semua jurusan mengumpulkan laporan pengabdian
semester genap TA 2016/2017, seperti yang sempat diklarifikasi oleh pihak pengelola.
Untuk itu ke depannya pihak pengelola akan berupaya melakukan kontrol terhadap
44
pelaksanaan kegiatan pengabdian yang dilakukan jurusan di lingkungan PNB secara
terprogram.
IKK 6.2. Jumlah dosen memenangkan kompetisi hibah pengabdian
Jumlah dosen yang memenangkan kompetisi hibah pengabdian pada Tahun 2017
ini adalah sebanyak 22 dosen dari target 36 dosen, dengan presentase capaian sebesar
61,1%. Demikian halnya dengan target Tahun 2015 sejumlah 18 dosen dan Tahun 2016
sejumlah 26 dosen juga tidak tercapai sesuai target, di mana ketika itu persentase
capaian berturut-turut sekitar 44,44% dan 92,3%. Begitu juga bila dibandingkan antara
realisasi Tahun ini dengan target Tahun 2018 sebanyak 46 dosen dan Tahun 2019
sebanyak 50 dosen, maka persentase capaian Tahun ini hanya sekitar 47,8% dan 44%
terhadap target-target tersebut.
Kondisi ini menunjukan bahwa dari Tahun 2015 hingga sekarang kinerja terkait
dengan jumlah dosen yang memenangkan kompetisi hibah pengabdian masih relatif
rendah. Jumlah pemenang Hibah Pengabdian DRPM pada Tahun 2017 turun, dari target
12 pemenang yang lolos pendanaan hanya 8 Proposal/Kegiatan, seperti halnya yang
disampaikan oleh pihak pengelola dalam hal ini P3M. Peningkatan kuantitas dan
kualitas proposal Hibah Pengabdian DRPM melalui kegiatan Pelatihan Metodologi
Penulisan Proposal Hibah PkM DRPM akan menjadi program kerja tahun ke depan dari
pihak pengelola.
IKK 6.3. Jumlah dosen dengan publikasi pengabdian nasional
Target terhadap jumlah dosen dengan publikasi pengabdian nasional pada
pertengahan Tahun 2017 ini hanya terealisasi sebanyak 18 dosen dari target 36 dosen,
atau persentase capaiannya sekitar 50%. Di mana pada Tahun ini capaian kinerja belum
sesuai harapan, bahkan turun sangat segnifikan bila dibandingkan dengan capaian dua
tahun sebelumnya. Pada Tahun 2015 telah tercapai sebanyak 48 dari target 22 dosen
dengan persentase capaian sekitar 218,2%. Sedangkan pada Tahun 2016 tercapai
sebanyak 30 dari target 26 dosen dengan persentase capaian sekitar 115,4%. Bila
dibandingkan antara realisasi Tahun 2017 ini dengan target Tahun 2018 sebanyak 46
dosen dan Tahun 2019 sebanyak 50 dosen, maka capaian Tahun ini juga masih di
bawah target tersebut.
Kondisi ini menunjukan bahwa kinerja terhadap IKK 6.3. ini menurun sangat
segnifikan, hal ini perlu diklarifikasi oleh pihak pengelola untuk dapat mencarikan
solusi agar target Tahun 2018 dan Tahun 2019 tercapai sesuai harapan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sasaran terhadap pencapaian
kebijakan/program 6 “Meningkatnya mutu kinerja pengabdian kepada masyarakat” secara
umum belum tercapai sesuai target. Pada Tahun 2017, kinerja terhadap kebijakan ini
relatif rendah dan turun dari dua Tahun sebelumnya. Bahkan realisasi capaian Tahun
45
ini juga masih di bawah target Tahun 2018 dan Tahun 2019. Hal ini merupakan
“warning” agar segera diupayakan suatu strategi pencapaian yang baik dan sesuai
dengan sasaran strategis sehingga capaian pada Tahun ke depan naik.
3.7. Capaian Kinerja Kebijakan “Meningkatnya Citra, Kemitraan, dan Internasionalisasi
institusi”
Pada Renstra Tahun 2015-2019, lembaga telah menetapkan kebijakan/program 7
yaitu “Meningkatnya Citra, Kemitraan, dan Internasionalisasi institusi” dalam pencapaian
sasaran strategis “Terbangunnya akses kerjasama (net-working) tri dharma berskala
internasional menuju pada daya saing global” melalui penciptaan strategi pencapaian
“Mengembangkan kemitraan dengan pemerintah, perguruan tinggi, masyarakat, dunia
usaha, dan industri baik di dalam maupun luar negeri” yang didukung 1 (satu) indikator
kinerja utama (IKU) dan 3 (tiga) indikator kinerja kegiatan (IKK) sesuai Tabel 3.7 di
bawah.
Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja seperti ditunjukan pada Tabel 3.7 di
bawah terlihat bahwa keempat indikator tersebut telah tercapai dan telah melampaui
target. Bahkan juga terhadap target Tahun 2018 dan Tahun 2019, realisasi Tahun 2017
telah melampaui target-target tersebut. Berikut diuraikan analisis capaian kinerja per
indikator (IKU/IKK), permasalahan/kendala yang dihadapi dan solusi serta
rekomendasi pengembangan ke depan.
Tabel 3.7. Rekapitulasi capaian kinerja sasaran kebijakan/program 7 periode Tahun
2015-2019 “Meningkatnya Citra, Kemitraan, dan Internasionalisasi institusi”
IKU 7.1. Jumlah Kerjasama Kelembagaan
Jumlah kerjasama kelembagaan per 31 Agustus 2017 terealisasi sejumlah 43 dari
target 30 kerjasama, dengan persentase capaian kinerja sekitar 143,3 %. Bila
dibandingkan dengan jumlah kerjasama kelembagaan dua Tahun sebelumnya, maka
jumlah kerjasama pada Tahun ini mengalami kenaikan. Naik sebanyak 4 kerjasama
terhadap capaian Tahun 2015 dan 16 kerjasama terhadap capaian Tahun 2016. Begitu
juga bila dibandingkan dengan target Tahun 2018 sebanyak 33 kerjasama dan 2019
sebanyak 36 kerjasama, maka realisasi Tahun ini juga telah mampu melampaui target-
target tersebut.
46
Capaian kinerja kegiatan ini mengindikasikan kenaikan tingkat kepercayaan pihak
luar terhadap kinerja PNB melalui bidang kerjasama yang terkait. PNB melalui unit
kerja bidang kerjasama (UKPHI) dalam rangka meningkatkan kemitraan dan
internasionalisasi institusi telah melaksanakan kerjasama dengan beberapa lembaga,
diantaranya dengan : Pemerintah Pusat/Daerah, Dunia usaha dalam/luar negeri,
Perguruan Tinggi Negeri/Swasta baik dalam/luar negeri yang sampai sekarang masih
berjalan. Adapun lingkup kerjasama yang dilakukan adalah dalam bidang : Pendidikan,
Penelitian, Pengabdian, Pelatihan, Pengadaan SDM, Perkreditan, Perencanaan,
Beasiswa, Jasa, Konstruksi/Pembangunan hingga Sewa menyewa. Beberapa lembaga
yang sampai sekarang masih eksis melaksanakan kerjasama dengan PNB, diantaranya :
Pemprov Bali, Pemda/kota seluruh kabupaten di Bali, Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Kependudukan Jawa Timur, Pemda Lombok Barat, dll.
PNB telah berupaya memberikan yang terbaik untuk peningkatan kerjasama, baik
dalam negeri maupun luar negeri sehingga tingkat kepercayaan pihak luar terhadap
kinerja PNB melalui bidang kerjasama semakin meningkat. Namun ke depan yang perlu
diperhatikan oleh PNB adalah :
Kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, profesional dan
kompeten.
Sapras yang memadai dan berstandar nasional/regional/internasional.
Sistem manajemen yang profesional, berbasis teknologi informasi.
Ke depannya perlu juga diupayakan adanya kerjasama yang bukan saja dapat
meningkatkan PNBP, namun juga berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan staf
pegawai maupun dosen sehingga diharapkan kinerjanya juga semakin baik.
Peningkatan kuantitas kerjasama diupayakan juga adanya peningkatan kualitas
pelaksanaan maupun hasil-hasil kerjasama untuk peningkatan citra institusi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sasaran strategis sesuai Renstra
melalui strategi pencapaian “Mengembangkan kemitraan dengan pemerintah, perguruan
tinggi, masyarakat, dunia usaha, dan industri baik di dalam maupun luar negeri” dengan
kebijakan “Peningkatan Citra, Kemitraan, dan Internasionalisasi” telah tercapai sesuai
harapan. Untuk itu ke depan dokumen Renstra periode Tahun 2015-2019 perlu
disesuaikan dengan kondisi saat ini agar capaian kinerja lebih realistis.
IKK 7.1. Jumlah kerjasama dengan PT, Pemerintah, dan DUDI dalam negeri
Adapun jumlah kerjasama dengan Perguruan Tinggi (PT) baik negeri mapun
swasta, Pemerintah pusat mapun daerah dan DUDI dalam negeri yang terealisasi hingga
31 Agustus 2017 adalah sebanyak 27 dari 22 target kerjasama. Naik sebanyak 5
kerjasama atau sekitar 23% bila dibandingkan dengan jumlah kerjasama Tahun 2016.
Namun turun sebanyak 3 kerjasama atau sekitar 14% bila dibandingkan dengan
capaian Tahun 2015. Bila dibandingkan dengan target Tahun 2018 sebanyak 24
47
kerjasama dan Tahun 2019 sebanyak 26 kerjasama, maka realisasi Tahun ini telah
melampaui target-target tersebut.
Berdasarkan informasi unit kerja UKPHI, dari 27 kerjasama yang dilakukan
lembaga sampai pertengahan Tahun ini diantaranya adalah kerjasama dalam negeri
dengan perguruan tinggi dan industri. Kerjasama dengan pemerintah daerah
(MoU/MoA) hingga Agustus belum ada, hal ini karena Pemda akan mengadakan
kerjasama bila ada kegiatan yang akan dilaksanakan dan jangka waktu kerjasama
adalah 1 tahun. Menurut informasi pihak pengelola, bahwa ke depan kerjasama dengan
industri masih bisa ditingkatkan jumlahnya.
IKK 7.2. Jumlah kerjasama dengan PT, Pemerintah, dan DUDI dengan luar negeri
Berdasarkan data yang diperoleh dari unit kerja UKPHI bahwa hingga Agustus 2017
ada sejumlah 16 kerjasama yang dilakukan lembaga dari 8 target kerjasama, artinya
persentase capaian kinerja sebanyak 200% telah melampaui target. Capaian kinerja
Tahun ini naik secara berturut-turut sebanyak 7 dan 9 kerjasama bila dibandingkan
dengan capaian Tahun 2015 dan Tahun 2016. Bahkan juga capaian Tahun ini telah
melampaui target yang akan dipasang pada Tahun 2018 sebanyak 9 kerjsama dan 2019
sejumlah 10 kerjsama.
Kondisi ini menunjukan bahwa target pencapaian kebijakan/program 7 terkait
kerjasama dengan PT, Pemerintah dan DUDI luar negeri sudah sesuai harapan.
Berdasarkan informasi pihak pengelola bahwa hingga Tahun 2017 ini ada sejumlah
kerjasama yang dilakukan lembaga dengam pihak luar negeri melalui penandatangan
MuO, diantaranya kerjasama dengan negara : China, Timor Leste, Perancis dan Korea.
Kerjasama dalam bentuk MoU akan segera direalisasikan menjadi MoA, diprioritaskan
kerjasama yang berkenaan dengan peningkatan kapasitas akademik dan penelitian
(capacity building).
IKK 7.3. Jumlah mahasiswa asing di PNB
Jumlah mahasiswa asing yang sedang menempuh pendidikan di PNB hingga
Agustus 2017 adalah sejumlah 19 orang dari target sejumlah 16 orang, dengan
persentase capaian sekitar 118,8%. Capaian Tahun ini turun sebanyak satu
dibandingkan dengan capaian Tahun 2015, dan sebanyak 9 terhadap capaian tahun
2016. Namun bila dibandingkan dengan Target yang terpasang pada Renstra untuk
Tahun 2018 sebanyak 16 dan 2019 sebanyak 17, maka target-target tersebut telah
terlampaui pada Tahun ini.
Sejumlah 19 orang mahasiswa asing yang ada di PNB diantaranya terdiri dari
mahasiswa Darmasiswa sebanyak 12 orang, Transfer Credit sebanyak 5 orang dan
internship sebanyak 2 orang. Menurut informasi dari pihak pengelola bahwa jumlah
mahasiswa asing masih dapat ditingkatkan dengan meningkatkan promosi kegiatan,
seperti summer course yang sudah dibuat brosur maupun modulnya.
48
Untuk pengembangan ke depan agar lebih memprioritaskan kerjasama dengan
pihak luar negeri, baik dalam bidang pendidikan, riset maupun pengembangan
teknologi terapan yang dapat meningkatkan pencitraan sebagai PT Vokasi.
3.8. Capaian Kinerja Kebijakan “Meningkatnya Mutu Manajemen, Sumber Daya dan
lingkungan”
Pada Renstra Tahun 2015-2019, lembaga telah menetapkan kebijakan/program 8
yaitu “Meningkatnya Mutu Manajemen, Sumber Daya dan lingkungan” dalam pencapaian
sasaran strategis “Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan berkualitas setara
dengan standar mutu internasional” melalui penciptaan strategi pencapaian
“Meningkatkan kualitas tata pamong dan tata kelola kelembagaan serta mengokohkan
akuntabilitas dan produktifitas, serta meningkatkan citra institusi” yang didukung
4(empat) indikator kinerja utama (IKU) dan 7 (tujuh) indikator kinerja kegiatan (IKK)
sesuai Tabel 3.8 di bawah.
Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja seperti ditunjukan pada Tabel 3.8 di
bawah terlihat bahwa 7 (tujuh) indikator telah tercapai pada Tahun ini bahkan juga
terhadap target Tahun 2018 dan Tahun 2019. Namun masih ada 4 (empat) indikator
belum tercapai. Berikut diuraikan analisis capaian kinerja per indikator (IKU/IKK),
permasalahan/kendala yang dihadapi dan solusi serta rekomendasi pengembangan ke
depan. Berikut diuraikan analisis capaian kinerja per indikator (IKU/IKK),
permasalahan/kendala yang dihadapi dan solusi serta rekomendasi pengembangan ke
depan.
Tabel 3.8. Rekapitulasi capaian kinerja sasaran kebijakan/program 8 periode Tahun 2015-2019 “Meningkatnya Mutu Manajemen, Sumber Daya dan lingkungan”
IKU 8.1. Persentase laporan keuangan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan tepat waktu
Sampai pertengahan Tahun 2017, PNB telah mampu merealisasikan laporan
keuangan sesuai peraturan perundang-undangan dan tepat waktu dengan persentase
capaian kinerja 100 %, sama seperti capaian kinerja dua Tahun sebelumnya. Bahkan
juga capaian ini sudah sesuai dengan target Renstra Tahun 2018 dan Tahun 2019.
49
Laporan keuangan PNB diklaim sudah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan tepat waktu, terbukti dengan tidak adanya temuan dari pelaksanaan
audit yang dilakukan oleh pihak terkait dan satuan pengawas internal (SPI). Di mana,
SPI merupakan kepanjangtanganan dari inspektorat Kemenristek-dikti yang diberikan
tugas khusus untuk memonitoring pengelolaan anggaran Negara.
Secara teknis tidak ada kendala ataupun hambatan dalam merealisasikan laporan
keuangan agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan tepat waktu, karena
hal ini sudah menjadi kegiatan rutin bagi staf pegawai di lingkungan PNB serta
komitmen untuk mengelola keuangan secara baik. Namun perlu juga diupayakan
adanya peningkatan profesionalisme pengelola keuangan melalui pemberian pelatihan-
pelatihan secara berkala. Penerapan sistem informasi terkait pengelolaan keuangan
seperti aplikasi e-budgeting diupayakan semakin meningkat disamping pendistribusian
tugas secara proporsional.
IKU 8.2. Persentase daya serap anggaran
Persentase daya serap anggaran per 31 Agustus 2017 baru terealisasi sebesar
53,84% dari target 92%, dengan demikian persentase capaian kinerja Tahun ini sekitar
58,5%. Capaian kinerja terhadap IKU 8.2. ini belum bisa dievaluasi secara maksimal
karena sebagian kegiatan masih dalam proses pelaksanaan dan juga ada kegiatan yang
belum terlaksana. Disamping itu proses pengadaan untuk beberapa kegiatan
pendukung PEDC masih dalam proses pengadaan. Terkait dengan evaluasi daya serap
anggaran tingkat lembaga diuraikan lebih rinci pada bagian kinerja anggaran di bawah.
Bila dicermati antara realisasi anggaran terhadap jadwal pelaksanaan yang telah
ditetapkan sesuai kontrak kinerja antara unit-unit kerja dengan Direktur, maka serapan
anggaran ini termasuk relatif rendah. Terkait dengan hal ini, Pembantu Direktur II
selaku pengelola anggaran telah menerbitkan surat himbauan kepada unit-unit kerja
untuk segera mengeksekusi kegiatannya sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Ada beberapa catatan yang sempat disampaikan SPI dalam rapat pimpinan (Rapim)
sekitar bulan Juni berdasarkan hasil monitoringnya, yaitu terkait dengan kurang
konsistennya unit-unit kerja di lingkungan PNB dalam merealisasikan kegiatan
terhadap kesesuaian jadwal pelaksanaan kegiatan. Penyampaian laporan keuangan dan
laporan kegiatan setelah mengeksekusi kegiatan juga menjadi catatan pihak SPI.
Untuk itu ke depan yang perlu diupayakan adalah :
memastikan jadwal pelaksanaan kegiatan agar sesuai perencanaan dengan
melakukan reschedule kegiatan.
meningkatkan monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan secara berkala untuk
memastikan kegiatan dieksekusi sesuai rencana.
50
IKU 8.3. Persentase peningkatan PNBP
Seperti halnya IKU 8.2. di atas, IKU 8.3. yang terkait dengan peningkatan PNBP
belum dapat diukur dan dievaluasi secara maksiman, karena sebagian besar kegiatan
masih dalam proses pelaksanaan. Namun yang sempat dicatat pada bagian
Perencanaan dan SIM bahwa capaian PNBP per 31 Agustus 2017 adalah sebesar Rp
25.429.632.800,- dari target Tahun 2017 sebesar 25 Milyar. Persentase peningkatan
PNBP per 31 Agustus 2017 dapat dikalkulasi sementara adalah sekitar 4%.
IKU 8.4. Predikat kualitas pelayanan institusi (skala 4)
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh unit kerja UP2AI terhadap kualitas
layanan institusi pada pertengahan Tahun 2017 diperoleh angka 2,78 dari skala 4.
Masih di bawah target Tahun 2017 sebesar 3,3 dengan persentase capaian sampai saat
ini adalah sekitar 84,2%. Capaian kinerja ini turun sebesar 0,92 terhadap capaian
Tahun 2015 dan sebesar 0,82 terhadap capaian Tahun 2016. Demikian halnya bila kita
bandingkan antara capaian Tahun ini dengan target Tahun 2018 sebesar 3,4 dan Tahun
2019 sebesar 4, maka capaian Tahun ini masih relatif rendah.
Kondisi ini menunjukan bahwa capaian kinerja sampai saat ini relatif rendah,
terjadi penurunan kualitas layanan bila dibandingkan dua tahun sebelumnya. Untuk itu
perlu dicarikan solusinya agar ke depan kualitas layanan institusi semakin baik.
IKK 8.1. Jumlah temuan hasil audit
Dari Tahun anggaran 2015 hingga pertengahan Tahun 2017 ini jumlah temuan hasil
audit sudah sesuai dengan target, yakni sebesar 0 %. Kondisi ini menunjukan bahwa
tidak ada temuan dari pihak BPK maupun Inspektorat terkait dengan pengelolaan
program/kegiatan maupun keuangan. Tentunya ini mengindikasikan bahwa
pengelolaan kegiatan maupun keuangan di lingkungan PNB sudah sesuai dengan
peraturan maupun perundang-undangan yang ada.
Namun ke depan tetap diupayakan adanya pemberdayaan unit-unit kerja terkait
agar dapat melaksanakan tugas monitoring dan evaluasi pengelolaan anggaran secara
profesional dengan memegang prinsip transparan serta akuntabel.
IKK 8.2. Persentase PNBP yang berasal dari non SPP
Pada pertengahan Tahun 2017 ini persentase PNBP yang berasal dari non SPP
terealisasi 3,14 % dari target sebesar 11,5%, dengan demikian persentase capaian
kinerja Tahun ini sekitar 27,3%. Terjadi kenaikan capaian bila dibandingkan dengan
capaian dua Tahun sebelumnya. Di mana capaian pada Tahun 2015 adalah sebesar
2,33% dari target 10% dan Tahun 2016 sebesar 2,95% dari target 11%. Bila
dibandingkan antara realiasasi Tahun ini dengan target Tahun 2018 sebesar 12% dan
Tahun 2019 sebesar 25%, maka capaian Tahun ini relatif rendah.
51
Kondisi ini menunjukan bahwa peningkatan PNBP yang berasal dari non SPP dari
Tahun 2015 hingga sekarang relatif rendah, hal ini disebabkan karena rendahnya
realisasi penerimaan PNB dari beberapa kegiatan penopang bila dibandingkan dengan
target yang dipasang. PNBP yang berasal dari non SPP diharapkan diterima dari
beberapa sumber, antara lain pendapatan dari : kerjasama penelitian dan pengabdian,
jasa sewa gedung dan hotel yang sampai saat ini belum maksimal.
Ke depannya, PNB perlu mengupayakan adanya peningkatan PNBP non SPP yang
bersumber bukan saja dari kerjasama bidang penelitian, pengabdian, dll seperti
disebutkan di atas, namun perlu juga diupayakan adanya pemberdayaan asset maupun
pengelolaan sumber daya yang lain secara proporsional dengan berpegang pada
prinsip otonomi, transparan dan profesional.
IKK 8.3. Unit kerja yang berstandar ISO
Hingga Tahun 2017, Unit kerja yang ada di lingkungan PNB yang sudah berstandar
ISO ada 2 (dua) unit, yakni BAAK dan UPMA. Dengan demikian target capaian kinerja
tahun 2017 telah tercapai 100 %, masih seperti capaian Tahun 2015 dan Tahun 2016.
PNB memasang target pada Renstra dari Tahun 2015 hingga Tahun 2019 sama sebesar
2 unit, dan ini sudah tercapai.
Dalam rangka menyediakan produk layanan pendidikan dan produk-produk
pendidikan yang berkualitas sesuai harapan stakeholders, maka PNB telah
mengendalikan seluruh proses-proses yang ada dalam organisasi melalui Sistem
Manajemen Mutu (SMM). Untuk dapat mencapai tujuan serta memenuhi komitmennya
dalam mewujudkan sistem penjaminan mutu yang berkelanjutan, PNB telah
menetapkan standar mutu yang mengacu pada ISO 9001:2000 dan standar-standar
pendidikan yang lainnya untuk pelaksanaan manajemen pada BAAK dan UPMA.
Secara teknis tidak ada kendala yang dihadapi PNB dalam merealisasikan kinerja
ini, namun ke depan yang perlu diupayakan dengan diraihnya sertifikat ISO oleh BAAK
dan UPMA adalah adanya peningkatan kualitas layanan yang berkesesuaian dengan
standar mutu yang telah ditetapkan. Perlu diupayakan agar ke depannya ada unit-unit
kerja yang lain juga mampu meraih sertifikat ISO atau standar layanan lainnya..
IKK 8.4. Persentase informasi pendidikan yang terpublikasi
Persentase informasi pendidikan yang terpublikasi pada Tahun 2017 diasumsikan
sudah terealisasi 100% dari target sebesar 80 %, dengan demikian persentase capaian
kinerja Tahun ini adalah sebesar 125%. Terjadi kenaikan capaian sebesar 25% bila
dibandingkan dengan capaian Tahun 2015 sebesar 80% dan Tahun 2016 juga sebesar
80%. Capaian ini juga sudah sesuai dengan target Renstra untuk Tahun 2018 dan Tahun
2019, yaitu sebesar 100%.
Dalam rangka menyampaikan informasi pendidikan baik untuk informasi ke dalam
(internal) maupun ke luar (eksternal) berkenaan dengan publikasi proses dan
52
keluaran/hasil (output) pendidikan serta keberadaan institusi, Pimpinan memberikan
tugas kepada pengelola unit kerja Sistem Informasi Manajemen (Unit SIM) serta unit
Publikasi dan Penerbitan (UPP) untuk mengelolanya. Unit SIM dan UPP sesuai
tupoksinya telah memberikan informasi kepada civitas akademika dan masyarakat
terkait dengan pelaksanaan akademik melalui media cetak (brosur, pamphlet, dll)
maupun melalui website PNB secara berkala. Beberapa kegiatan yang biasa
dipublikasikan oleh unit SIM dan UPP adalah : kegiatan rutin terkait pelaksanaan
akademik, penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat, kegiatan
kemahasiswaan, kegiatan kerjasama lembaga serta keberadaan PNB dan sebagainya.
Namun mengingat ke depan persaingan dalam dunia pendidikan semakin
kompetitif, maka perlu diupayakan adanya pengembangan model-model publikasi
informasi pendidikan yang terprogram, sistematis dan efektif berbasis teknologi
informasi. Akses internet yang dikelola unit SIM masih relatif lemah, sehingga sebagian
informasi yang semestinya dapat terpublikasi menjadi terbatas. Untuk itu ke depan
perlu diupayakan agar kapasitas dan akses internet lebih berkualitas.
IKK 8.5. Persentase sarana prasarana sesuai standar nasional PT
Persentase sarana dan prasarana sesuai standar nasional PT, pada Tahun 2017
diasumsikan sudah terealisasi 95 % dari target 95 %. Kondisi ini menunjukkan
persentase capaian kinerja pada Tahun 2017 telah mencapai 100%, dengan demikian
target Renstra untuk Tahun 2018 dan Tahun 2019 juga telah tercapai. Bila
dibandingkan dengan capaian kinerja Tahun 2015 sebesar 90%, terjadi kenaikan
capaian sebesar 5%.
Untuk dapat menjamin pelaksanaan pendidikan di PNB berjalan baik dengan
suasana akademis yang kondusif, tentunya harus didukung dengan sarana dan
prasarana (sapras) yang memadai serta berkualitas. Berkenaan dengan penyediaan dan
pengelolaan sarana-prasara yang berkualitas berstandar nasional PT, Pimpinan
menugaskan kepada unit kerja UPT-PP dan ULP sesuai tupoksinya untuk menjamin
ketersediaan sarana dan prasana yang berkualitas di lingkungan PNB. ULP ditugaskan
oleh lembaga untuk menjamin proses pengadaan sapras mulai dari proses perencanaan
dan proses penawaran (tender), sedangkan UPT-PP ditugaskan untuk menjamin kondisi
fisik sapras agar tetap kualitasnya terjaga.
IKK 8.6. Jumlah di unit kerja yang menerapkan sistem e-Layanan
Pada Tahun 2017 ini jumlah unit kerja yang menerapkan sistem e-Layanan
terealisasi 13 unit dari target 3 unit dengan persentase capaian kinerja sekitar 433,3%.
Bila dibandingkan dengan capaian kinerja dua Tahun sebelumnya di mana pada Tahun
2015 dan 2016 terealisasi sebesar 3 unit, maka capaian kinerja Tahun ini relatif tinggi.
Demikian halnya bila realisasi Tahun 2017 ini dibandingkan dengan target Tahun 2018
dan Tahun 2019 sebanyak 3 unit, maka target tersebut juga telah terlampaui.
Pada Tahun 2016, ada 3 unit kerja yang sudah menerapkan sistem e-Layanan di
lingkungan kerja PNB, yaitu bagian Akademik (BAAK), bagian SIM & Perencanaan, serta
53
Unit Layanan Pengadaan (ULP). Namun pada Tahun 2017 sebagian besar unit kerja
sudah menerapkan sistem e-layanan, demikian seperti yang diklarifikasi oleh Unit SIM.
E-layanan adalah merupakan implementasi layanan institusi secara online
berbasis teknologi informasi yang memanfaatkan fasilitas internet. Keuntungan yang
diperoleh dengan pemanfaatan e-layanan cukup banyak, seperti kecepatan, keakuratan,
efektifitas, efisien dan ekonomis dalam proses pengolahan data, khususnya dalam
meningkatkan layanan. Sistem layanan institusi diharapkan terintegrasi secara
menyeluruh, baik ke dalam (internal) maupun ke luar (eksternal) yang diawali dengan
pengembangan model blue print institusi.
IKK 8.7. Perentase tenaga kependidikan dengan sertifikat fungsional dalam/luar
negeri
Persentase tenaga kependidikan dengan sertifikat fungsional dalam/luar negeri
pada Tahun 2017 terealisasi sekitar 71,89% dari target 18,5% dengan persentase
capaian kinerja sekitar 388,6%. Kondisi ini menunjukan adanya kenaikan capaian
terhadap realisasi Tahun 2015 sekitar 54,11% dan terhadap realisasi Tahun 2016
sekitar 23,24%. Bila dibandingkan dengan target Tahun 2018 sebesar 19% dan Tahun
2019 sebesar 20%, maka capaian Tahun ini juga telah melampaui target-target tersebut
secara berturut-turut sekitar 52,89% dan 51,89%.
PNB berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya
manusia agar kinerjanya semakin meningkat dalam memberikan layanan kepada civitas
akademika sesuai harapan. Untuk itu, dari dua Tahun terakhir PNB berupaya untuk
memberikan kesempatan kepada pegawai di lingkungan PNB secara bertahap
mengikuti pelatihan (diklat)/workshop sesuai bidang kerjanya.
Kendala yang dihadapi PNB dalam mengupayakan adanya peningkatan bagi staf
memiliki sertifikat fungsional adalah :
Turunnya motivasi sebagian staf pegawai untuk mengikuti pelatihan/
pendidikan karena faktor : usia, sosial serta alasan yang sifatnya pribadi.
Terbatasnya alokasi anggaran yang dapat men-support terselenggaranya
kegiatan pelatihan (diklat) baik di dalam maupun di luar kampus.
Terkait dengan hal ini, maka ke depannya perlu diupayakan adanya suatu standar
kerja (SOP “standard operating procedure”) bagi staf pegawai di lingkungan PNB agar
peran dan kinerjanya dapat terukur secara jelas.
3.9. Capaian Kinerja Kebijakan “Mengembangkan Model dan Sistem Institusi
Unggulan Berpayung Pariwisata”
Pada Renstra Tahun 2015-2019, lembaga telah menetapkan kebijakan/program 9
yaitu “Mengembangkan Model dan Sistem Institusi Unggulan Berpayung Pariwisata”
dalam pencapaian sasaran strategis “Terbangunnya PT vokasi terdepan dengan
keunggulan pada bidang pariwisata yang berkontribusi bagi pembangunan dan
54
pelestarian budaya” melalui penciptaan strategi pencapaian “Memperkuat kapasitas
kelembagaan sebagai institusi yang berpayung pada kepariwisataan melalui
pengembangan sistem dan program inovatif yang berorientai pada industri pariwisata”
yang didukung 1 (satu) indikator kinerja utama (IKU) dan 2 (dua) indikator kinerja
kegiatan (IKK) seperti Tabel 3.9 di bawah.
Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja seperti ditunjukan pada Tabel 3.9 di
bawah terlihat bahwa ketiga indikator tersebut telah tercapai sesuai harapan, bahkan
juga terhadap target Tahun 2018 dan Tahun 2019 telah tercapai pada Tahun 2017 ini.
Berikut diuraikan analisis capaian kinerja per indikator (IKU/IKK),
permasalahan/kendala yang dihadapi dan solusi serta rekomendasi pengembangan ke
depan.
Tabel 3.9. Rekapitulasi capaian kinerja sasaran kebijakan/program 9 periode Tahun
2015-2019 “Mengembangnya model dan sistem institusi unggulan berpayung pariwisata”
IKU 9.1. Jumlah program yang berorientasi pada keunggulan pariwisata
Menurut informasi dari pengelola P3M bahwa jumlah program yang berorientasi
pada keunggulan pariwisata pada Tahun 2017 telah terealisasi sesuai target, yaitu 3
program dengan persentase capaian 100%. Capaian kinerja Tahun 2017 ini sama
seperti capaian Tahun 2015 dan juga sudah sesuai dengan target Tahun 2018 dan
Tahun 2019, yaitu 3 program. Namun bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2016
sebanyak 5 program, maka capaian Tahun ini turun sebanyak 2 program atau sekitar
66,7%.
Informasi yang disampaikan oleh pihak pengelola kegiatan (P3M) terkait dengan
data dukung IKU 9.1 ini menyatakan bahwa terjadi penurunan capaian kinerja terhadap
capaian Tahun 2016 karena kurangnya pemahaman dosen tentang green tourism
sehingga green toursim seakan-akan hanya merupakan urusan jurusan pariwisata.
Untuk itu ke depannya pihak pengelola program akan berupaya mendorong dosen
menulis pada jurnal terakreditasi terkait persoalan green tourism. Dalam
merealisasikan program/kegiatan dengan tema green tourism ini, P3M selaku pengelola
kegiatan penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat bersinergi dengan
pengelola program hibah PEDP.
Program hibah PEDP di PNB telah berjalan mulai tahun 2013 dengan fokus pada
Pengembangan Pusat Unggulan Tourism yang memiliki program pengembangan SDM,
peningkatan mutu dan pengembangan program studi serta peningkatan sarpras. Pada
55
Tahun 2016 melalui pendanaan dari program hibah PEDP (Polytechnic Education
Development Project) telah mampu mengembangkan 5 (lima) program , antara lain :
Pengembangan Bahan Kajian Kurikulum berstandarASEAN,
Peningkatan kerjasama industri asosiasi dalam rangka sertifikasi,
Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi,
Pembuatan Mata Uji Kompetensi serta Pusat Unggulan Teknologi dan
Pengembangan Pusat Bisnis PUT(Pusat Unggulan Teknologi) pada bidang pariwisata
berbasis budaya lokal (CULTIC = cultural tourism international camp) di Desa Wisata
Mas Ubud.
IKK 9.1. Jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata dalam bidang
IPTEK
Pada Tahun 2017 ini jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata
dalam bidang IPTEK dari data P3M terealisasi 2 dari target 2 kegiatan, sehingga
persentase capaiannya sebesar 100%. Walau capaian ini telah mencapai 100%, namun
bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2016 maka capaian Tahun ini turun 1
kegiatan. Capaian Tahun ini sama seperti capaian Tahun 2015 dan juga sudah sesuai
dengan target Tahun 2018 dan 2019 sebanyak 2 kegiatan.
Turunnya kinerja Tahun ini bila dibandingkan dengan capaian kinerja Tahun 2016
karena kegiatan multidisiplin yang berorientasi keunggulan pariwisata dalam bidang
IPTEK belum diakomodasi secara maksimal, demikian seperti diklarifikasi oleh pihak
pengelola. Untuk itu ke depan perlu diupayakan adanya sosialisasi terkait program
dimaksud disamping melakukan evaluasi hasil kegiatan sebelumnya tentang kegiatan
yang berbasis keunggulan pariwisata dalam IPTEK ini.
IKK 9.2. Jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata dalam bidang
non akademik
Jumlah kegiatan yang berorientasi keunggulan pariwisata dalam bidang non
akademik berupa penyelenggaraan PUT Pariwisata, pada Tahun 2017 telah tercapai
sesuai target sebesar 100 %. Capaian Tahun ini masih seperti capaian Tahun 2016,
yaitu sebanyak 1 kegiatan. Demikian halnya capaian Tahun ini juga sudah sesuai dengan
target Tahun 2018 dan Tahun 2019, yaitu sebanyak 1 kegiatan.
Seperti halnya IKU 9.1 dan IKK 9.1 yang telah dievaluasi sebelumnya seperti
disampaikan oleh pengelola P3M, bahwa rendahnya animo civitas akademika terhadap
kegiatan ini karena pemahaman tentang kegiatan yang berorientasi keunggulan
pariwisata dalam bidang non akademik masih kurang. Untuk itu perlu diupayakan
adanya sosialisasi terkait kegiatan ini secara berkala dan terprogram.
56
B. AKUNTABILITAS KINERJA ANGGARAN SEMESTER I
Dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan sistem tata kelola institusi,
perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap kinerja institusi PNB
khususnya pada realisasi anggaran yang dilaksanakan pada pertengahan tahun
(semester I). Untuk melakukan evaluasi terhadap pencapaian kinerja PNB pada
semester I tahun anggaran 2017, diperlukan data pendukung dalam periode bulan
Januari sampai dengan 31 Agustus tahun anggaran 2017. Kegiatan evaluasi terhadap
capaian kinerja anggaran pada tahun 2017 dilakukan dengan kegiatan monitoring/
pemantauan pada semua unit kerja di lingkungan PNB. Pelaksanaan kegiatan
monitoring dilakukan pada bulan September 2017 dengan menggunakan data-data
pada bagian keuangan dan hasil monitoring Satuan Pengawas Internal (SPI).
Adapun evaluasi dan analisis terhadap pengelolaan anggaran Institusi maupun
tingkat unit-unit kerja (Jurusan/Unit/Bagian) di lingkungan PNB diuraikan pada bagian
berikut.
1. Sumber Anggaran
Sesuai dengan dokumen DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Politeknik
Negeri Bali (PNB) Tahun Anggaran 2017, anggaran pelaksanaan program/kegiatan
bersumber dari 3 (tiga) DIPA, yaitu :
a) DIPA Sekjen dengan total anggaran sebesar Rp. 97.692.601.000,-
b) DIPA Pembelajaran dan Kemahasiswaan dengan total anggaran sebesar Rp.
9.623.103.000,-
c) DIPA Kelembagaan dengan total anggaran sebesar Rp. 8.285.000.000,-
Total anggaran yang dikelola oleh PNB dari ketiga sumber DIPA tersebut adalah
sebesar Rp. 115.600.704.000,- (Seratus Lima Belas Milyar Enam Ratus Juta Tujuh Ratus
Empat ribu rupiah).
2. Realisasi Anggaran
Parameter yang digunakan dalam proses pengukuran kinerja terhadap
pengelolaan anggaran Institusi salah satunya adalah persentase realisasi anggaran yang
dapat dicapai setiap bulannya dalam kurun waktu satu tahun anggaran berjalan. Untuk
semester I Tahun Anggaran 2017 dilakukan monitoring dan evaluasi pencapaian
persentase realisasi anggaran yang bersumber dari 3 (tiga) dokumen DIPA PNB sebagai
sumber pendanaan dalam melaksanakan berbagai program dan kegiatan. Pengukuran
kinerja institusi pada semester I dilakukan mulai bulan Januari hingga 31 Agustus 2017.
Adapun realisasi anggaran berdasarkan masing-masing dokumen DIPA adalah sebagai
berikut :
57
a) Realisasi anggaran bersumber dari DIPA Sekjen
Salah satu sumber pendanaan dalam pengelolaan institusi bersumber dari DIPA
Sekjen Nomor : SP DIPA – 01.2.401006/2017 dengan total anggaran sebesar Rp.
97.692.601.000,- yang terdiri dari RM sebesar Rp. 73.105.614.000,- dan PNBP sebesar
Rp. 24.586.987.000,-. Besar anggaran ini untuk mendanai seluruh program dan kegiatan
yang ada di 6 (enam) Jurusan, 15 (lima belas) Unit dan 2 (dua) Bagian yang ada di
lingkungan PNB.
Selama periode bulan Januari sampai dengan Agustus 2017, total realisasi
anggaran adalah sebesar Rp 52.601.108.336,- Jika dibandingkan dengan total anggaran
maka realisasi anggaran Politeknik Negeri Bali sampai dengan bulan Agustus 2017
adalah sebesar 53,84 %. Adapun rincian realisasi anggaran PNB sampai dengan akhir
bulan Agustus 2017 berdasarkan jenis belanja seperti ditunjukan pada tabel 2 berikut
ini :
Tabel 3.10. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja bersumber dari DIPA Sekjen
Periode bulan Januari sampai dengan Akhir Agustus 2017
Jenis Belanja Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Realisasi (%)
Belanja Pegawai 56.428.682.000 34.556.754.796 35,37
Belanja Barang 37.234.943.000 16.587.860.165 16,98
Belanja Modal 4.028.976.000 1.456.493.375 1,49
Jumlah 97.692.601.000 52.601.108.336 53,84
Dari tabel realisasi anggaran di atas dapat dilihat bahwa persentase daya serap
per jenis belanja terhadap total pagu untuk belanja pegawai termasuk gaji sudah
berjalan cukup baik, dengan capaian daya serap sebesar 35,37%. Sedangkan untuk
belanja barang persentase capaiannya sebesar 16,98 %, dan untuk belanja modal masih
rendah hanya mencapai 1,49 %. Secara keseluruhan persentase realisasi anggaran pada
DIPA Sekjen sebesar 53,84%. Capaian persentase ini masih di bawah target daya serap
untuk bulan Agustus sebesar 64,84%. Besar persentase capaian ini sangat tergantung
pada realisasi kegiatan yang terdistribusi pada semua jurusan, unit dan bagian yang ada
di lingkungan PNB.
Dari data realisasi anggaran selama periode bulan Januari sampai dengan akhir
Agustus 2017, capaian realisasi anggaran masing-masing jurusan, unit dan bagian di
lingkungan PNB adalah sebagai berikut :
58
(1) Daya serap anggaran Jurusan .
Persentase realisasi anggaran pada 6 (enam) jurusan yang ada di PNB cukup
bervariasi, dari yang terendah pada jurusan Teknik Sipil sebesar 34,53% hingga yang
tertinggi mencapai sebesar 62,01% pada jurusan Teknik Elektro. Adapun rincian
persentase realisasi anggaran untuk masing-masing jurusan seperti yang ditunjukkan
pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Persentase realisasi daya serap anggaran Jurusan per 31 Agustus 2017
Rata-rata persentase realisasi anggaran yang bersumber dari DIPA Sekjen untuk
pelaksanaan program/kegiatan pada 6 (enam) jurusan adalah sebesar 48,09 %. Besar
realisasi ini masih di bawah target yang direncanakan oleh masing-masing jurusan, hal
ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
- adanya kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilaksanakan pada semester I karena
kendala teknis harus dilakukan penjadwalan ulang pada periode semester II;
- adanya beberapa kegiatan yang dalam periode semester I ini sedang berjalan akan
tetapi secara pertanggungjawaban keuangan belum bisa dilakukan penarikan
anggaran sehingga anggaran untuk kegiatan tersebut belum masuk dalam rekap
realisasi anggaran per akhir Agustus 2017;
- adanya sisa anggaran dari kegiatan yang telah terlaksana yang disebabkan oleh
karena adanya kelebihan anggaran untuk kegiatan tersebut.
Hal ini semua mempengaruhi besar realisasi anggaran yang mampu dicapai oleh
masing-masing jurusan dan institusi.
59
(2) Daya serap anggaran Bagian
Dari struktur organisasi, PNB mempunyai 2 bagian yaitu Bagian Administrasi
Umum dan Keuangan (BAUK) dan Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
(BAAK). Besar persentase realisasi anggaran untuk masing-masing bagian BAUK dan
BAAK secara berturut-turut adalah sebesar 59,46% dan 17,37% seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2 di bawah.
Rata-rata realisasi anggaran untuk kedua bagian tersebut adalah sebesar 25,48 %.
Rendahnya daya serap ini disebabkan karena daya serap pada bagian BAAK relatif
rendah, hal ini karena sebagian besar kegiatan yang berada pada bagian BAAK
dijadwalkan terlaksana mulai bulan Juli hingga Oktober 2017.
Gambar 2. Persentase realisasi daya serap anggaran BAUK dan BAAK per 31 Agustus 2017
(3) Daya serap anggaran Unit
Di lingkungan PNB terdapat 15 unit yang menjalankan kebijakan pimpinan pada
bidang akademik, keuangan, kemahasiswaan dan kerjasama. Selama periode bulan
Januari sampai dengan Agustus 2017 capaian persentase realisasi anggaran dari
masing-masing unit seperti yang ditunjukkan pada gambar 3 di bawah ini.
60
Gambar 3. Persentase realisasi daya serap anggaran setiap Unit per 31 Agustus 2017
Dari 15 unit yang ada seperti ditunjukkan pada gambar 3 di atas, terdapat 2 unit
kerja dengan persentase realisasi anggaran relatif rendah. Kedua unit tersebut adalah
unit BPH dan unit LSP dengan capaian secara berturut-turut adalah 0,85% dan 0% .
Serapan anggaran yang rendah ini tentunya akan sangat berpengaruh pada daya serap
institusi secara menyeluruh. Adapun rendahnya daya serap ini dikarenakan antara lain
oleh :
- adanya kegiatan yang belum bisa dilaksanakan karena terkendala teknis sehingga
dilakukan penjadwalan ulang pada bulan berikutnya;
- adanya kegiatan yang sedang berjalan sehingga pertanggungjawaban kegiatan belum
tuntas, maka realisasi anggaran dari kegiatan tersebut belum masuk dalam rekap
realisasi anggaran; dan
- metode pembayaran yang dilakukan secara bertahap sehingga secara realisasi
anggaran masih relatif rendah walaupun realisasi fisik sudah mencapai nilai yang
lebih tinggi.
b) Realisasi anggaran bersumber dari DIPA Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Sesuai dengan dokumen DIPA Pembelajaran dan Kemahasiswaan No.
042.04.2.400144/2017/2017 total pagu awal sebesar Rp. 884.854.000,- yang terdiri
dari PHLN sebesar Rp 600.000.000,- dan RM sebesar 284.854.000,-. DIPA ini
merupakan sumber pendanaan dari seluruh program hibah Polytechnic Education
Development Project (PEDP) yang diperoleh PNB sejak tahun 2013. Dalam
perjalanannya, total pagu dari DIPA ini meningkat, karena anggaran yang tidak terserap
pada tahun lalu akan diluncurkan pada tahun berikutnya. Pada tanggal 11 April 2017
terjadi revisi yang pertama berupa tambahan pagu belanja modal dari luncuran tahun
lalu yang belum terserap, sehingga total pagu menjadi Rp. 9.623.103.000,-. Selanjutnya
61
pada tanggal 6 Juli 2017 terjadi revisi yang kedua pada halaman 3 berupa rencana
realisasi penarikan anggaran, sedangkan total pagu tidak ada perubahan.
Program hibah PEDP di PNB telah berjalan mulai tahun 2013 dengan fokus pada
Pengembangan Pusat Unggulan Tourism yang memiliki program pengembangan SDM,
peningkatan mutu dan pengembangan program studi serta peningkatan sarpras.
Realisasi anggaran sampai dengan akhir bulan Agustus 2017 sebesar Rp. 244.031.550.
Persentase realisasi terhadap pagu yakni sebesar 2,54%, capaian ini masih relatif
rendah jika dibandingkan dengan target rencana sebesar 81,86% pada bulan Agustus
2017. Rendahnya realisasi anggaran disebabkan karena beberapa kegiatan yang masih
berlangsung sehingga realisasi anggaran belum terlaksana walau secara fisik kegiatan
tersebut sudah berjalan. Disamping itu adanya kendala lainnya dalam proses pengadaan
barang dan jasa yang disebabkan karena beberapa hal, antara lain :
- Proses persiapan pada tahap pelelangan yang memerlukan waktu panjang,
disebabkan karena semua proses pelelangan pengadaan barang dan jasa harus
mendapatkan persetujuan dari pusat sebelum proses pelelangan dilakukan.
- Kendala dalam penyusunan HPS yang disebabkan karena kesulitan mencari sumber
harga (minimal 3 sumber referensi), dan disamping itu terjadinya penyesuaian harga
yang berulang karena fluktuasi nilai tukar rupiah sehingga beberapa kali perlu
dilakukan perubahan pada HPS.
- Terbatasnya jumlah petugas yang berkompeten pada bidang pengadaan, sehingga
petugas yang ada mengambil pekerjaan rangkap dan tidak bisa fokus untuk
penanganan pengadaan di PEDP karena mereka juga punya beban pekerjaan pada
unitnya masing-masing.
- Kurangnya rekanan yang mengajukan penawaran.
c) Realisasi anggaran bersumber dari DIPA Kelembagaan
Sesuai dengan dokumen DIPA Kelembagaan No. 042.03.2.401321/2017, total
pagu anggaran PNB untuk TA 2017 adalah sebesar Rp. 8.285.000.000,- dengan sumber
dana berupa rupiah murni (RM). Anggaran yang bersumber dari DIPA kelembagaan ini
diperuntukan untuk menjalankan program PDD (Pendidikan di luar Domisili), di mana
sampai saat ini PNB ditugaskan sebagai pembina 5 (lima) PDD, yaitu : PDD Gianyar, PDD
Jembrana, PDD Lombok Barat serta PDD Selayar.
Persentase realisasi anggaran untuk masing-masing PDD tersebut berkisar dari
42,89% hingga 55,89% seperti yang ditunjukkan pada gambar 4 di bawah. Total
realisasi anggaran PDD sampai dengan bulan Agustus 2017 sebesar Rp. 2,812.719.415,-
atau sebesar 41,27% terhadap total pagu. Besar capaian realisasi ini belum sesuai
dengan target yang direncanakan sebesar 68,54%. Rendahnya capaian daya serap
anggaran ini tentunya berpengaruh secara signifikan terhadap besarnya daya serap
anggaran institusi. Secara umum rendahnya realisasi daya serap anggaran pada kelima
PDD tersebut disebabkan karena beberapa kegiatan serta pengadaan barang dan jasa
yang masih dalam tahap pelaksanaan.
62
Gambar 4. Persentase realisasi daya serap anggaran program PDD per 31 Agustus 2017
Khusus PDD Selayar, realisasi anggaran hingga Agustus 2017 telah mencapai
42,83% dari pagu yang diberikan. Serapan anggaran PDD Selayar ini sudah ada
peningkatan bila dibandingkan dengan serapan anggaran tahun lalu yang hanya
mencapai sebesar 3,19%. Capaian ini menunjukkan keseriusan Kota Selayar dalam
pengelolaan program PDD di bawah pembinaan yang dilakukan oleh PNB.
63
A. KESIMPULAN
Dari evaluasi dan analisis yang telah dijabarkan pada bagian sebelumnya terkait
dengan capaian kinerja kegiatan dan akuntabilitas kinerja anggaran, maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Hasil evaluasi dan analisis terhadap capaian target Renstra 2015-2019 yang diukur
hingga 31 Agustus 2017 setiap sasaran kebijakan/program per IKU/IKK adalah
sebagai berikut :
(1) Secara umum capaian terkait kebijakan “peningkatan akses dan pemerataan
pendidikan berbasiskan sosial ekonomi, geografis dan berkesetaraan gender”
relatif bagus, terlihat dari meningkatnya capaian terhadap indikator : rasio
kesetaraan gender, pertumbuhan jumlah mahasiswa, pertambahan jumlah
pendaftar dan penyelenggaraan prodi baru. Namun terkait dengan penyediaan
beasiswa masih relatif rendah, sehingga perlu dimaksimalkan.
(2) Capaian kinerja terhadap kebijakan “peningkatan mutu kinerja akademik”
secara umum dapat dikategorikan baik, terlihat dari adanya kenaikan beberapa
indikator, seperti : ratio student in take, waktu tunggu mahasiswa berkarya
pertama, rata-rata IPK lulusan, persentase dosen berkualifikasi S3, persentase
tenaga pendidik dan kependidikan bersertifikat kompetensi serta persentase
tenaga pendidik dan kependidikan menjadi pengurus/anggota asosiasi profesi.
Namun disatu sisi jumlah prodi yang menerapkan kurikulum KKNI berorientasi
mutu internasional dan persentase dosen berkualifikasi S2 belum optimal.
(3) Capaian kinerja terhadap kebijakan “pengembangan sistem penjaminan mutu”
dan standarisasi secara umum masih relatif rendah, di mana hanya indikator
terhadap jumlah prodi yang menerapkan sistem penjaminan mutu sesuai SN-
PT sudah tercapai. Penerapan sistem penjaminan mutu berorientasi
internasional sampai saat ini belum terealisasi, demikian juga jumlah prodi
terakreditasi dan jumlah prodi terakreditasi nasional minimal B belum
maksimal.
(4) Secara umum capaian kinerja terhadap kebijakan “peningkatan mutu
pembinaan kemahasiswaan” masih relatif rendah, bahkan ada indikasi turun
dari capaian tahun sebelumnya. Terlihat dari turunnya capaian terhadap
mahasiswa yang berprestasi tingkat nasional, namun hal ini dapat ditutupi
dengan naiknya capaian terhadap kegiatan kemahasiswaan yang menunjang
pembangunan karakter dan entrepreneurship. Jumlah mahasiswa yang
64
berprestasi tingkat internasional masih stagnan sedangkan jumlah mahasiswa
yang melaksanakan program kreatifitas belum dapat dievaluasi karena
minimnya informasi dan data dukungnya.
(5) Capaian kinerja terkait kebijakan “peningkatan mutu kinerja penelitian” secara
umum turun bila dibandingkan dengan capaian dua tahun sebelumnya. Terlihat
dari turunnya capaian terhadap jumlah publikasi penelitian dosen tingkat
nasional, jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada jurnal nasional dan
jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada proceeding nasional. Namun
capaian terhadap jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada jurnal
internasional dan jumlah dosen dengan publikasi penelitian pada proceeding
internasional sudah sangat bagus.
(6) Capaian kinerja terkait kebijakan “peningkatan mutu kinerja pengabdian
kepada masyarakat” secara umum turun cukup segnifikan. Capaian untuk
semua indikator masih di bawah target bahkan lebih rendah dari capaian dua
Tahun sebelumnya, demikian juga capaian Tahun ini masih relatif rendah
terhadap target Tahun 2018 dan Tahun 2019. Hanya persentase capaian dosen
yang melakukan pengabdian berbasis IPTEK mendekati 100%.
(7) Capaian kinerja lembaga terhadap kebijakan “peningkatan citra, kemitraan, dan
internasionalisasi institusi” melalui kegiatan kerjasama kelembagaan,
kerjasama dengan PT, Pemerintah, DUDI dalam negeri maupun luar negeri
serta jumlah mahasiswa asing di PNB sudah melampaui target, namun perlu
dioptimalkan.
(8) Secara umum capaian kinerja terkait kebijakan “peningkatan mutu manajemen,
sumber daya dan lingkungan” sudah cukup bagus, sebagian besar telah
melampaui target. Kinerja terkait dengan jumlah unit kerja yang menerapkan
sistem e-Layanan dan tenaga kependidikan dengan sertifikat fungsional
dalam/luar negeri naik sangat seginifikan. Namun terkait dengan daya serap
anggaran, peningkatan PNBP dan kualitas layanan institusi masih relatif
rendah maka perlu dioptimalkan.
(9) Capaian kinerja terhadap kebijakan “pengembangan model dan sistem institusi
unggulan berpayung pariwisata” melalui pengembangan program yang
berorientasi pada keunggulan pariwisata, kegiatan yang berorientasi
keunggulan pariwisata dalam bidang IPTEK dan jumlah kegiatan yang
berorientasi keunggulan pariwisata dalam bidang non akademik sudah cukup
bagus, semuanya sudah terealisasi 100 %.
2. Berkenaan dengan evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja anggaran institusi
seperti yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain :
65
(1) Persentase realisasi anggaran yang bersumber dari DIPA Sekjen per 31 Agustus
2017 adalah sebesar 53,84 % dari total anggaran sebesar Rp 97.692.601.000,-
Capaian persentase ini masih relatif rendah, di bawah target daya serap
anggaran untuk bulan Agustus sebesar 64,84%.
(2) Persentase realisasi anggaran pada 6 (enam) jurusan yang ada cukup
bervariasi, dari yang terendah pada jurusan Teknik Sipil sebesar 34,53% hingga
yang tertinggi mencapai sebesar 62,01% pada jurusan Teknik Elektro. Rata-
rata persentase realisasi anggaran yang bersumber dari DIPA Sekjen adalah
sebesar 48,09 %. Persentase realisasi anggaran ini masih di bawah target yang
direncanakan oleh masing-masing jurusan.
(3) Persentase realisasi anggaran untuk masing-masing bagian yang ada, yakni
BAUK dan BAAK secara berturut-turut sebesar 59,46% dan 17,37%. Rata-rata
realisasi anggaran untuk kedua bagian tersebut adalah sebesar 25,48%.
Rendahnya daya serap ini disebabkan karena daya serap anggaran BAAK relatif
rendah, hal ini karena sebagian besar kegiatan BAAK dijadwalkan terlaksana
mulai bulan Juli hingga Oktober 2017.
(4) Persentase realisasi anggaran untuk 15 Unit yang ada berkisar antara 0%
hingga 74,99 %. Persentase realisasi anggaran Unit LSP hingga bulan Agustus
masih 0 %, BPH Senat sekitar 0,85% sedangkan tertinggi dari unit Lab Bahasa
dengan realisasi 74,99%.
(5) Persentase realisasi anggaran pelaksanaan program hibah PEDP yang
bersumber dari DIPA Pembelajaran dan Kemahasiswaan hingga bulan Agustus
2017 adalah sekitar 2,54%, dari total pagu sebesar Rp. 9.623.103.000.
Persentase realisasi anggaran ini masih relatif rendah bila dibandingkan
dengan target rencana sebesar 81,86% pada bulan Agustus 2017.
(6) Persentase realisasi anggaran PDD yang bersumber dari DIPA kelembagaan
hingga bulan Agustus 2017 adalah sebesar 41,27% dari total pagu sebesar Rp
8.285.000.000. Persentase realisasi anggaran untuk masing-masing PDD
berkisar dari 42,89% hingga 55,89%. Persentase realisasi anggaran ini masih
relatif rendah bila dibandingkan dengan target rencana sebesar 68,54% pada
bulan Agustus 2017.
(7) Beberapa hal yang diindikasikan sebagai faktor penyebab relatif rendahnya
realisasi anggaran dari ketiga DIPA PNB yang rata-rata masih di bawah target
yaitu lebih bersifat teknis. Langkah antisipasi yang sudah dilakukan yaitu :
melakukan penjadwalan ulang (reschedule) untuk pelaksanaan kegiatan-
kegiatan yang tertunda, surat edaran dari Pimpinan untuk segera
mengeksekusi kegiatan yang semestinya sudah dilaksanakan serta
meningkatkan koordinasi pengelola unit-unit kerja di lingkungan PNB.
(8) Kendala lainnya yang bersifat teknis seperti pelaksanan program dan kegiatan
PEDP yang harus mendapatkan persetujuan PMU pusat dan ADB terlebih
66
dahulu sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan menyebabkan keterlambatan
dalam pelaksanaan beberapa kegiatan.
3. Mengacu pada hasil kegiatan monitoring terhadap capaian kinerja anggaran
institusi sampai dengan akhir bulan Agustus 2017 yang sebagian besar masih di
bawah target, maka dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut :
- Pada tahap perencanaan usulan kegiatan belum direncanakan dengan cermat,
baik dari sisi teknis pelaksanaan dan besar anggaran yang dibutuhkan.
- Perlu ditingkatkan koordinasi antara penanggung jawab kegiatan dengan
pelaksana dari unit kerja agar proses pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai
dengan yang direncanakan.
- Perlu perhatian dan penanganan lebih serius pada program hibah PEDP dan
program PDD.
B. REKOMENDASI
Untuk menyikapi kondisi seperti telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka
kedepannya perlu diupayakan adanya sikap yang lebih nyata (konkrit), lebih intensif
dan bersinergi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Setiap unit kerja yang ada disarankan untuk membuat perencanaan
program/kegiatan yang proporsional, relevan, ekonomis dan berkelanjutan dengan
target yang jelas.
2. Setiap usulan kegiatan agar dapat berkontribusi secara maksimal dan nyata
terhadap capaian tujuan dan capaian sasaran strategis seperti tertuang dalam
Renstra 2015-2019.
3. Untuk dapat merealisasikan butir 2, maka unit-unit kerja disarankan untuk
menyusun rencana operasional (Renop) maupun rencana kinerja tahunan (RKT)
beserta rencana kinerja anggarannya (RKA).
4. Sebagian besar capaian kinerja per IKU/IKK pada masing-masing sasaran kebijakan
pada Renstra 2015-2019 telah tercapai bahkan ada indikasi melampaui target
Tahun 2018 dan Tahun 2019, maka sebaiknya target kinerja berikutnya
disesuaikan dengan penetapan kinerja yang realistis.
5. Dengan adanya permenristek-dikti terkait pengelolaan SAKIP yang menekankan
pada “kinerja berbasis outcome”, maka disarankan untuk mengevaluasi kembali
indikator-indikator pada Renstra 2015-2019 beserta target capaiannya.
6. Untuk maksud butir 4 dan 5 maka sudah semestinya Renstra 2015-2019 ditinjau
kembali, menyesuaikan target kinerja yang telah tercapai dengan target pencapaian
visi-misi pada Tahun 2025.
67
7. Untuk maksud butir 6, maka sebaiknya memprioritaskan program/kegiatan ke
depan yang berlandaskan pada profesionalisme dan berdaya saing internasional.
8. Meningkatkan kinerja sistem pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan dan
pengelolaan anggaran agar sesuai antara jadwal perencanaan yang telah ditetapkan
dengan realisasi kegiatan, dan tetap mengedepankan mutu : proses, hasil (output)
dan outcome kegiatan.
9. Mengidentifikasi dan meminimalkan resiko dengan melakukan inspeksi (observasi,
visitasi maupun asistensi) secara langsung ke unit-unit kerja terhadap setiap
pelaksanaan kegiatan maupun pengelolaan anggaran yang berpotensi merugikan
semua pihak.
10. Melakukan monitoring, evaluasi dan analisis daya serap anggaran serta kinerja
institusi secara berkala sebagai upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan.
11. Perlu membangun komitmen bersama untuk melaksanakan kegiatan dan
pengelolaan anggaran secara transparan, akuntabel serta konsisten dengan
peraturan/perundang-undangan yang berlaku melalui peningkatan sistem
pelaporan kegiatan dengan lampiran data dukung/dokumen hasil kegiatan.
12. Untuk maksud butir 11 terkait pelaporan kegiatan, maka disarankan untuk
memaksimalkan manajemen sistem pengarsipan/dokumen untuk memudahkan
pencarian data/informasi pada saat dibutuhkan.
13. Mengembangkan sistem yang dapat menjamin pengelolaan sumber daya secara
terintegrasi melalui pengembangan sistem informasi manajemen (SIM) berbasis IT
(information technologi) dengan memaksimalkan kinerja unit terkait.