lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/18744/1/4101408181.pdf · pernyataan keaslian tulisan dengan ini...

268
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN TGT MELALUI PENDEKATAN PMRI BERBASIS KONSERVASI BUDAYA BERBANTUAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika oleh Dheny Wawan Febrian 4101408181 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

Upload: vophuc

Post on 13-Jul-2019

256 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN TGT MELALUI

PENDEKATAN PMRI BERBASIS KONSERVASI BUDAYA

BERBANTUAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP

PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

oleh

Dheny Wawan Febrian

4101408181

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya yang diterbitkan oleh

orang lain kecuali yang secara tertulis dirujuk dalam skripsi ini dan disebutkan

dalam daftar pustaka

Semarang, Maret 2013

Dheny Wawan Febrian

4101408181

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

Panitia Ujian Skripsi Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.

Semarang, Maret 2013

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Wardono, M.Si. Drs. Supriyono, M.Si.

NIP 196202071986011001 NIP 195210291980031002

iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

Eksperimentasi Pembelajaran TGT Melalui Pendekatan PMRI Berbasis

Konservasi Budaya Berbantuan Permainan Tradisional Terhadap Penilaian

Kemampuan Berpikir Kreatif

disusun oleh

Dheny Wawan Febrian

4101408181

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada

tanggal 6 Maret 2013.

Panitia:

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si Drs. Arief Agoestanto, M.Si.

NIP 196310121988031001 NIP 196807221993031005

Ketua Penguji

Dr. Rochmad, M.Si

NIP 195711161987011001

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Wardono, M.Si. Drs. Supriyono, M.Si.

NIP 196202071986011001 NIP 195210291980031002

iv

Kupersembahkan karyaku ini untuk

Bapak dan Ibuku yang menyiapkan garis birama lembar kehidupanku,

Adikku Nadia Widya Arum yang melukiskan nada-nada,

Sahabat-sahabatku yang merajut setiap nada menjadi birama

Kemtaksi yang merangkaikan setiap birama menjadi sebuah lagu ,

Ina Rotul Ulya yang mengharmonikan semua alunan shimphony indah

serta semua yang mengiringi setiap alunan irama indah kehidupan ini

.

v

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Alloh SWT, yang selalu melimpahkan rahmat,

hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat kerjasama, bantuan, dan

dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri

Semarang.

2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Arief Agoestanto, M.Si., Ketua Jurusan Matematika Universitas Negeri

Semarang.

4. Dr. Wardono, M.Si., Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

arahan, dukungan, dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Supriyono, M.Si., pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

arahan, dukungan, dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Dr. Rochmad, M.Si., Penguji Skripsi yang telah memberikan saran, masukan,

serta arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Adi Nur C, S.Pd., M.Pd., Dosen Wali yang telah memberi arahan, dukungan,

serta motivasi kepada penulis selama masa kuliah.

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika yang telah memberikan bekal

pengetahuan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

9. Drs. Mahful, M.Pd., Kepala SMP N 1 Karangawen yang telah memberi izin

penelitian.

vi

10. Kumaedi, S.Pd. yang telah memberikan bantuan, arahan, dan bimbingan

kepada penulis selama proses penelitian.

11. Seluruh staf akademik dan non akademik di SMP N 1 Karangawen atas

bantuan yang diberikan selama proses penelitian.

12. Peserta didik kelas VII A, VII B, dan VII C SMP N 1 Karangawen yang telah

membantu proses penelitian.

13. Sahabat seperjuangan Skripsi Kloter 3 Pendidikan Matematika Unnes 2008

(Indra, Neni, Herfi, Lora, Anjar, Karina, Kiswandi, Risma, Abid, dkk) yang

telah memberikan bantuan, saran, dukungan, serta motivasi selama

penyusunan skripsi ini.

14. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca demi kebaikan di masa yang akan datang.

Semarang, Maret 2013

Penulis

vii

ABSTRAK

Febrian, Dheny Wawan. 2012. Eksperimentasi pembelajaran TGT melalui

pendekatan PMRI berbasis konservasi budaya berbantuan permainan tradisional

terhadap penilaian kemampuan berpikir kreatif . Skripsi. Jurusan Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing I: Dr. Wardono, M.Si., Pembimbing II: Drs. Supriyono, M.Si.

Kata kunci: berpikir kreatif, TGT, PMRI, permainan tradisional.

Tujuan dalam penelitian yaitu untuk mengetahui apakah hasil belajar

siswa pada aspek berpikir kreatif dengan model pembelajaran TGT dengan

pendekatan PMRI berbantuan permainan tradisional pada materi bilangan bulat

dapat mencapai KKM, apakah rata-rata kemampuan berpikir kreatif dengan model

pembelajaran tersebut lebih dari dengan rata-rata kemampuan siswa dengan model

pembelajaran ekspositori, serta mengetahui kriteria tingkat berpikir kreatif siswa

serta mengetahui kategori kualitas pembelajaran.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 1

Karangawen tahun ajaran 2012/2013 (288 siswa). Dengan pemilihan sampel kelas

VII A, 36 siswa (eksperimen) dan kelas VII C 36 siswa (kontrol) melalui cluster

random sampling. Desain penelitian ini menggunakan Pretest-Posttest Control

Group Design. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan

metode tes dan observasi.

Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif pada kedua sampel

penelitian diperoleh hasil bahwa hasil belajar kelas eksperimen yang memperoleh

pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbantuan Permainan Tradisional

telah memenuhi ketuntasan KKM klasikal dan individual, kemampuan berpikir

kreatif siswa pada kelas eksperimen lebih dari kemampuan berpikir kreatif siswa

pada kelas kontrol, serta kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen

dapat dikriteriakan sebagai kemampuan berpikir kreatif tingkat atas, kualitas

pembelajaran yang berlangsung dapat dikategorikan dalam kategori baik.

Sehingga pembelajaran TGT melalui pendekatan PMRI berbasis konservasi

budaya dengan berbantuan permainan tradisional dapat digunakan sebagai

alternatif dalam pembelajaran matematika kelas VII terutama pada bilangan bulat

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iii

PENGESAHAN ............................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

PRAKATA ..................................................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 6

1.3 Pembatasan Masalah ................................................................. 7

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................... 7

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 8

1.5.1 Manfaat Teoritis .............................................................. 8

1.5.2 Manfaat Praktis ................................................................ 8

1.6 Penegasan Istilah ....................................................................... 9

1.6.1 Berpikir Kreatif ............................................................... 9

ix

1.6.2 Team Game Tournament (TGT) ..................................... 10

1.6.3 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ...... 10

1.6.4 Konservasi Budaya .......................................................... 11

1.6.5 Permainan Tradisional ..................................................... 11

1.6.6 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) .............................. 12

1.6.7 Kualitas Pembelajaran ..................................................... 12

1.7 Sistematika Penulisan Skripsi ................................................... 12

1.7.1 Bagian Awal Skripsi........................................................ 12

1.7.2 Bagian Isi Skripsi ............................................................ 13

1.7.3 Bagian Akhir Skripsi ....................................................... 13

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori ......................................................................... 14

2.1.1 Teori Pembelajaran yang Menduung Penelitian ........... 14

2.1.1.1 Teori Konstruktivisme ......................................... 14

2.1.2 Model Pembelajaran TGT ............................................. 15

2.1.3 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ... 18

2.1.4 Kemampuan Berpikir Kreatif........................................ 22

2.1.5 Pembelajaran Ekspositori .............................................. 29

2.1.6 Konservasi Budaya ....................................................... 31

2.1.7 Permainan Tradisional .................................................. 33

2.1.8 Kualitas Pembelajaran................................................... 39

2.1.9 Uraian Singkat Materi Bilangan Bulat ......................... 40

2.2 Kerangka Berpikir ..................................................................... 46

x

2.3 Hipotesis ................................................................................... 49

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Penentuan Objek Penelitian ...................................................... 50

3.1.1 Populasi ........................................................................... 50

3.1.2 Sampel ............................................................................. 50

3.2 Variabel Penelitian .................................................................... 51

3.2.1 Variabel Bebas ................................................................ 51

3.2.2 Variabel Terikat ............................................................... 51

3.3 Desain Penelitian ...................................................................... 51

3.4 Metode Pengumpulan Data ....................................................... 54

3.4.1 Metode Dokumentasi ...................................................... 54

3.4.2 Metode Tes ...................................................................... 54

3.4.3 Metode Observasi ............................................................ 54

3.5 Instrumen Penelitian ................................................................. 55

3.5.1 Tes ................................................................................... 55

3.5.1.1 Materi dan Bentuk Tes ........................................ 55

3.5.1.2 Metode Penyusunan Perangkat Tes ..................... 55

3.5.2 Lembar Observasi ............................................................ 56

3.6 Analisis Data ............................................................................. 57

3.6.1 Analisis Soal Uji Coba .................................................... 57

3.6.1.1 Validitas ............................................................... 57

3.6.1.2 Reliabilitas ........................................................... 58

3.6.1.3 Daya Pembeda ..................................................... 59

xi

3.6.1.4 Taraf Kesukaran .................................................. 60

3.6.2 Analisis Tahap Awal ....................................................... 61

3.6.2.1 Uji Normalitas ..................................................... 61

3.6.2.2 Uji Homogenitas .................................................. 62

3.6.3 Analisis Tahap Akhir ....................................................... 62

3.6.3.1 Uji Persyaratan Analisis Data .............................. 62

3.6.3.1.1 Uji Normalitas ..................................... 62

3.6.3.1.2 Uji Homogenitas ................................. 63

3.6.3.2 Uji Hipotesis ........................................................ 64

3.6.3.2.1 Uji Hipotesis 1 .................................... 64

3.6.3.2.2 Uji Hipotesis 2 .................................... 65

3.6.3.2.3 Uji Hipotesis 3 .................................... 66

3.6.3.3 3. Analisis KualitasPembelajaran ........................ 67

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Butir Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ............. 68

4.1.1 Validitas ........................................................................... 68

4.1.2 Reliabilitas ....................................................................... 69

4.1.3 Daya Pembeda ................................................................. 69

4.1.4 Tingkat Kesukaran .......................................................... 69

4.2 Hasil Analisis Pretest ................................................................ 70

4.2.1 Hasil Uji Normalitas ........................................................ 71

4.2.2 Hasil Uji Homogenitas ................................................... 72

4.3 Hasil Penelitian ......................................................................... 72

xii

4.3.1 Hasil Analisis Tahap Akhir ............................................. 73

4.3.1.1 Hasil Uji Normalitas ............................................ 74

4.3.1.2 Hasil Uji Homogenitas ........................................ 75

4.3.1.3 Hasil Uji Hipotesis 1............................................ 76

4.3.1.4 Hasil Uji Hipotesis 2............................................ 76

4.3.1.5 Hasil Uji Hipotesis 3............................................ 77

4.3.2 Hasil Observasi ................................................................ 79

4.3.2.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa.......................... 79

4.3.2.2 Hasil Observasi Karakter Siswa .......................... 79

4.3.2.3 Hasil Observasi Kinerja Guru.............................. 80

4.3.2.4 Hasil Observasi Kualitas Pembelajaran ............... 80

4.3.3 Pembahasan ..................................................................... 81

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan ................................................................................... 91

5.2 Saran ......................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 93

LAMPIRAN ............................................................................................ 97

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan pembelajaran kontrukstivisme dengan

pembelajaran tradisional .................................................................. 15

Tabel 2.2 Hubungan pemecahan dan pengajuan masalah dengan

komponen kreativitas ....................................................................... 26

Tabel 2.3 Draff tingkat berpikir kreatif ............................................................ 28

Tabel 2.4 Dimensi dan indikator kualitas pembelajaran .................................. 40

Tabel 3.1 Desain Penelitian.............................................................................. 52

Tabel 3.2 Kategori Penilaian Lembar Pengamatan .......................................... 57

Tabel 3.3 Pembagian Interval Nilai dalam Tingkatan Kemampuan

Berpikir Kreatif................................................................................ 67

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Tahap Awal .................................................... 71

Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Tahap Awal ................................................ 72

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Tahap Akhir ................................................... 74

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Tahap Akhir ............................................... 75

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik .......................................... 79

Tabel 4.6 Hasil Observasi Karakter Peserta Didik........................................... 80

Tabel 4.7 Hasil Observasi Kinerja Guru .......................................................... 80

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Desain papan dakon ..................................................................... 38

Gambar 2.2 Biji dakon ..................................................................................... 39

Gambar 2.2 Diagram alur kerangka berpikir dalam penelitian ........................ 48

xv

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Uji Coba ................................. 98

Lampiran 2 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen ............................. 99

Lampiran 3 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Kontrol ................................... 100

Lampiran 4 Kisi-Kisi Soal Tes Uji Coba ......................................................... 101

Lampiran 5 Soal Tes Uji Coba ......................................................................... 102

Lampiran 6 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Tes Uji Coba ....... 104

Lampiran 7 Analisis Butir Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ................. 111

Lampiran 8 Perhitungan Validitas Butir Soal .................................................. 113

Lampiran 9 Perhitungan Reliabilitas Butir Soal ............................................... 115

Lampiran 10 Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal ......................................... 116

Lampiran 11 Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Soal ...................................... 118

Lampiran 12 Hasil Analisis Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ................. 119

Lampiran 13 Kisi-kisi Instrumen Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif .......... 120

Lampiran 14 Instrumen Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif ......................... 121

Lampiran 15 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran

Instrumen Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif ......................... 123

Lampiran 16 Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen ........................................... 130

Lampiran 17 Data Hasil Pretest Kelas Kontrol .................................................. 131

Lampiran 18 Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen .................................... 132

Lampiran 19 Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ........................................... 133

Lampiran 20 Uji Homogenitas Data Pretest ....................................................... 134

Lampiran 21 Penggalan Silabus Kelas Eksperimen .......................................... 135

Lampiran 22 RPP Kelas Eksperimen 1 .............................................................. 137

Lampiran 23 RPP Kelas Eksperimen 2 .............................................................. 145

Lampiran 24 RPP Kelas Eksperimen 3 .............................................................. 153

Lampiran 25 Penggalan Silabus Kelas Kontrol ................................................. 159

Lampiran 26 RPP Kelas Kontrol 1 ..................................................................... 160

Lampiran 27 RPP Kelas Kontrol 2 ..................................................................... 167

xvi

Lampiran 28 RPP Kelas Kontrol 3 ..................................................................... 171

Lampiran 29 Lembar Tugas 1 ............................................................................ 175

Lampiran 30 Lembar Tugas 2 ............................................................................ 176

Lampiran 31 Lembar Tugas 3 ............................................................................ 177

Lampiran 32 Kunci Jawaban dan Rubrik Penskoran Lembar Tugas 1 .............. 178

Lampiran 33 Kunci Jawaban dan Rubrik Penskoran Lembar Tugas 2 .............. 180

Lampiran 34 Kunci Jawaban dan Rubrik Penskoran Lembar Tugas 3 .............. 182

Lampiran 35 Kisi-Kisi Instrumen Postest Kemampuan Berpikir Kreatif ......... 183

Lampiran 36 Instrumen Postest Kemampuan Berpikir Kreatif ......................... 184

Lampiran 37 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Instrumen Postest

Kemampuan Berpikir Kreatif ....................................................... 186

Lampiran 38 Data Hasil Postest Kelas Eksperimen ........................................... 193

Lampiran 39 Data Hasil Postest Kelas Kontrol .................................................. 194

Lampiran 40 Data Hasil Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol .............................. 195

Lampiran 41 Uji Normalitas Tahap Akhir Kelas Eksperimen ........................... 196

Lampiran 42 Uji Normalitas Tahap Akhir Kelas Kontrol .................................. 197

Lampiran 43 Uji Homogenitas Tahap Akhir ...................................................... 198

Lampiran 44 Uji hipotesis 1 (Uji proporsi KKM) .............................................. 199

Lampiran 45 Uji hipotesis 2 (Uji Perbedaan Dua Rata-rata ............................... 200

Lampiran 46 Uji hipotesis 3 (Uji Proporsi Tingkat Berpikir Kreatif ................. 201

Lampiran 47 Desain, Cara Pembuatan dan Cara Penggunaan Alat Peraga ....... 202

Lampiran 48 Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik 1 ............................ 208

Lampiran 49 Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik 2 ............................ 211

Lampiran 50 Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik 3 ............................ 214

Lampiran 51 Lembar Pengamatan Karakter Peserta Didik 1 ............................. 218

Lampiran 52 Lembar Pengamatan Karakter Peserta Didik 2 ............................. 220

Lampiran 53 Lembar Pengamatan Karakter Peserta Didik 3 ............................. 222

Lampiran 54 Lembar Pengamatan Kinerja Guru 1 ............................................ 225

Lampiran 55 Lembar Pengamatan Kinerja Guru 2 ............................................ 227

Lampiran 56 Lembar Pengamatan Kinerja Guru 3 ............................................ 229

Lampiran 57 Indikator Instrumen Pengamatan Kualitas Pembelajaran ............. 232

xvii

Lampiran 58 Lembar Pengamatan Kualitas Pembelajaran ................................ 233

Lampiran 59 Tabel Distribusi F ......................................................................... 237

Lampiran 60 Tabel Harga Kritik dari r Product-Moment .................................. 238

Lampiran 61 Tabel Distribusi t ......................................................................... 239

Lampiran 62 Luas di Bawah Lengkungan Normal ............................................ 240

Lampiran 63 Foto Kegiatan Penelitian ............................................................... 241

xviii

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Matematika merupakan ilmu utama yang mendasari perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, matematika mempunyai peranan penting dalam

mengembangkan daya pikir manusia. Penguasaan matematika yang kuat akan

melandasi perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang pesat di masa

depan. Oleh sebab itu, mata pelajaran matematika perlu diajarkan kepada siswa

agar mereka mempunyai bekal untuk menggunakan matematika secara fungsional

dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai dasar dalam mempelajari bidang

ilmu pengetahuan yang lain.

Pada pembelajaran matematika dengan materi pokok Bilangan bulat kelas

7 Sekolah Menengah Pertama (SMP), mempunyai salah satu tujuan yaitu adanya

sebuah pemahaman siswa serta kemampuan siswa menyelesaikan masalah dan

kreatif mengelola permasalahan yang ada disekitar yang berhubungan dengan

materi. Hal tersebut dikarenakan materi bilangan bulat merupakan materi dasar

yang menjadi dasar dalam aplikasi ilmu matematika yang banyak digunakan dan

bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya

dibutuhkan penguasaan materi yang baik serta dengan kemampuan kreativitas

siswa yang baik.

1

2

Berdasar studi pendahuluan yang peneliti lakukan, kemampuan

penguasaan materi oleh siswa serta kemampuan berpikir kreatif siswa dalam

materi bilangan bulat masih belum dikategorikan baik, hal ini bisa terlihat dari

pembelajaran matematika pada materi bilangan bulat tersebut masih terdapat

kesalahan-kesalahan yang banyak dilakukan siswa pada saat mengerjakan soal

yang berhubungan dengan materi bilangan bulat. Kesalahan tersebut adalah siswa

berusaha mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dengan mencoba

memberikan suatu penyelesaian baru (aspek kebaruan) pada soal serta

permasalahan yang diberikan dalam pembelajaran, akan tetapi terkadang

penyelesaian baru yang ditentukan siswa tersebut belum tepat. Hal itu dikarenakan

karena kurang mampunya siswa memahami masalah baru, serta kurang

mampunya menerapkan pengetahuan yang diperoleh untuk menentukan cara yang

sesuai dalam menyelesaikan masalah.

Setelah peneliti melakukan wawancara dengan salah seorang guru

matematika pada SMP Negeri 1 Karangawen, peneliti mengetahui bahwa dalam

pembelajaran matematika yang dilakukan selama ini di SMP tersebut

menggunakan model pembelajaran ekspositori, dalam pembelajaran tersebut

materi hanya disampaikan oleh guru secara langsung, guru memberikan latihan

soal serta penyelesaian. Dalam pembelajaran Ekspositori kegiatan mengajar

terpusat pada guru (Dimyati, 2002:172). Pada pembelajaran yang berlangsung

siswa jarang diberi kesempatan untuk berinteraksi dan berapresiasi dengan benda-

benda yang ada di sekitarnya yang dapat berfungsi sebagai sumber belajar,

sehingga siswa tidak mampu merelevansikan pengetahuan yang diterima dengan

3

kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang berlangsung tersebut kurang

mendukung pengembangan berpikir kreatif siswa. Menurut Witrock dalam

(Soerdjadi, 2007:6) siswa akan memahami pelajaran bila siswa aktif sendiri

membentuk atau menghasilkan pengertian dan hal-hal yang diinderanya,

penginderaan dapat terjadi melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, dan

sebagainya. Pengertian yang dimiliki siswa merupakan bentukannya sendiri dan

bukan hasil bentukan orang lain. Piaget dengan teori konstruktivisnya

berpendapat bahwa pengetahuan akan dibentuk oleh siswa apabila siswa dengan

obyek/orang dan siswa selalu mencoba membentuk pengertian dari interaksi

tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif matematika siswa diperlukan suatu kreativitas guru dalam pembelajaran.

Salah satu bentuk kreativitas tersebut adalah guru menggunakan suatu pendekatan

pembelajaran yang disesuaikan dengan keadaan siswa dalam proses pembelajaran.

Berbagai pendekatan pembelajaran telah dikenal dalam dunia pendidikan

khususnya pendidikan matematika, salah satu pendekatan tersebut adalah

pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI), yaitu pendidikan

matematika sebagai hasil adopsi serta adaptasi dari Realistic Mathematics

Education (RME) yang telah diselaraskan dengan kondisi budaya, geografis, dan

kehidupan masyarakat Indonesia (Suryanto, 2010: 37)

PMRI adalah pendekatan pengajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang

“real” bagi siswa, menekankan keterampilan “proses of doing mathematics”,

berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga

4

mereka dapat menemukan sendiri dan pada akhirnya menggunakan matematika

itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok. Pada

pendekatan ini peran guru tak lebih dari seorang fasilitator, moderator atau

evaluator sementara siswa berfikir, mengkomunikasikan pemikirannya, melatih

nuansa demokrasi dengan menghargai pendapat orang lain.

Dalam wawancara yang peneliti lakukan dengan guru, juga diutarakan

bahwa dalam pembelajaran matematika, siswa senang dan antusias jika diberikan

sebuah pembelajaran yang didalamnya terkandung salah satu permainan. Karena

sesuai dengan perkembangan siswa pada usia tersebut, siswa tersebut masih dalam

fase anak-anak yang suka bermain. Kesukaan terhadap permainan tersebut

tentunya akan lebih baik jika permainan tersebut dapat diarahkan dalam sebuah

pembelajaran yang dilakukan anak tersebut di sekolah. Pemilihan permainan yang

akan dilakukan harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan dan hendaknya

permainan tersebut mengandung nilai pengembangan karakter siswa. Berdasar hal

tersebut tentunya diperlukan juga kreatifitas guru dalam penerapan model

pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat diterapkan diantaranya yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT).

Berdasarkan penelitian oleh Noto (2010) tentang efektifitas pembelajaran

matematika model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT)

pada kelas VII Sekolah Menegah Pertama, diperoleh hasil bahwa dengan

penerapan model pembelajaran tersebut hasil belajar siswa memenuhi kriteria

ketuntasan minimal (KKM) serta pembelajaran dikategorikan sebagai

pembelajaran yang efektif.

5

Salah satu karakter yang bisa dikembangkan dari permainan yang

dilakukan siswa dalam pembelajaran adalah karakter cinta tanah air, cinta

terhadap kebudayaan daerah. Hal ini berdasar pada kebudayaan daerah merupakan

sebuah hal yang wajib perlu dilestarikan.

Communities in collaboration with local government and the lead

agency for heritage conservation should identify and prioritize

cultural resources that require conservation during recovery and

reconstruction and document the condition of these resources. (World

Bank, 2006)

Dalam pelestarian tersebut tidak hanya pemerintah, akan tetapi pelestarian

kebudayaan juga merupakan kewajiban bagi semua orang tak terkecuali juga guru,

tenaga kependidikan, dan juga siswa. Karena tujuan dari kebudayaan itu sendiri,

diantaranya yaitu menyampaikan nilai-nilai yang terkandung di dalam kesenian

dalam penyelenggaraan pembelajaran dan cara memberikan pelajaran. (Susilo :

2008)

Pentingnya pelestarian budaya serta penanaman cinta akan kebudayaan

daerah ini juga tidak lepas dari semakin berkembangnya ilmu pengetahuan serta

tehnologi sehingga dikhawatirkan dapat melunturkan nilai-nilai kebudayaan

daerah yang selama ini telah ada. Sebagai sasaran utama yaitu siswa di Sekolah

Menengah Pertama (SMP). Pergaulan serta tingkah laku siswa merupakan

penanaman karakter yang juga tidak lepas dari peran sekolah sebagai lembaga

pendidikan. Hal itu dapat di siasati dengan penyertaan pembelajaran yang berbasis

pada penanaman karakter cinta kebudayaan daerah. Salah satunya yaitu dengan

menggunakan permainan tradisional.

6

Dengan penggunaan permainan tradisional ini diharapkan akan tercipta

sebuah pembelajaran yang menyenangkan, juga dalam prosesnya akan

menanamkan karakter peduli terhadap pelestarian kebudayaan daerah serta dapat

mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Sehingga dapat dikatakan bahwa

dengan model pembelajaran yang berbasis pemainan yang dalam penelitian ini

peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe TGT, dan dengan

pendekatan PMRI berbasis konservasi budaya, serta pembelajaran akan dibantu

dengan permainan tradisional diharapkan akan terciptanya sebuah kegiatan

pembelajaran matematika efektif yang merupakan wujud pendidikan konservasi

budaya dan tentunya kegiatan tersebut diharapkan dapat mencapai tujuan yaitu

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti perlu untuk mengadakan

penelitian dengan judul: “Eksperimentasi Pembelajaran TGT Melalui Pendekatan

PMRI Berbasis Konservasi Budaya Berbantuan Permainan Tradisional Terhadap

Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif"

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dalam

penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

(1) Apakah hasil belajar pada aspek kemampuan berpikir kreatif siswa dengan

pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbantuan permainan

tradisional dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)?

7

(2) Apakah rata-rata hasil belajar pada aspek kemampuan berpikir kreatif

kemampuan berpikir kreatif siswa dengan pembelajaran TGT dengan

pendekatan PMRI berbantuan permainan tradisional lebih baik dari rata-

rata kemampuan berpikir kreatif siswa dengan model pembelajaran

Ekspositori?

(3) Apakah rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa dengan pembelajaran

TGT dengan pendekatan PMRI berbantuan permainan tradisional dapat

dikategorikan sebagai kemampuan berpikir kreatif tingkat atas?

(4) Apakah kualitas pembelajaran pada pembelajaran TGT dengan pendekatan

PMRI berbantuan permainan tradisional dapat dikategorikan dalam

kategori baik?

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup

permasalahan sesuai dengan tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam

penelitian ini adalah kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan

bulat dan pecahan.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah penulis paparkan diatas, tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

(1) Mengetahui ketuntasan hasil belajar pada aspek kemampuan berpikir

kreatif siswa dengan dengan pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI

berbantuan permainan tradisional

8

(2) Mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan

pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbantuan permainan

tradisional terdapat perbedaan dengan kemampuan berpikir kreatif siswa

dengan model pembelajaran ekspositori.

(3) Mengetahui kategori rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa dengan

pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbantuan permainan

tradisional

(4) Mengetahui kategori kualitas pembelajaran pada pembelajaran TGT

dengan pendekatan PMRI berbantuan permainan tradisional

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang

berarti, yaitu sebagai berikut.

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan pilihan dalam

memperkaya referensi tentang penggunaan model Team Game Tournament

dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia dalam

pembelajaran matematika

1.5.2 Manfaat Praktis

(1) Meningkatnya Kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi operasi pada

bilangan bulat setelah diberikannya model pembelajaran TGT dengan

pendekatan PMRI berbasis pendidikan konservasi budaya berbantuan

permainan tradisional.

9

(2) Siswa mendapatkan cara belajar matematika yang lebih efektif dan

menarik, serta mengembangkan kemampuan berpikir kreatif secara baik

dengan pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbantuan

permainan tradisional

(3) Guru mendapatkan referensi tentang model pembelajaran baru yang dapat

digunakan untuk meningkatkan keterampilan mengajar dan kemampuan

berpikir kreatif untuk menciptakan suatu pembelajaran yang lebih

bermakna.

(4) Siswa dan guru memperoleh pengetahuan baru tentang alat bantu

pembelajaran, yakni permainan tradisional berupa dakon, yang dapat

digunakan sebagai alat bantu dalam mengembangkan kemampuan berpikir

kreatif.

(5) Sekolah mendapatkan kontribusi yang baik dalam rangka memperbaiki

proses pembelajaran guna meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

siswa.

1.6 Penegasan Istilah

Penegasan istilah diberikan untuk menghindari adanya penafsiran yang

berbeda serta untuk mewujudkan persatuan pandangan dan pengertian yang

berkaitan dengan judul dari skripsi yang peneliti ajukan. Beberapa istilah tersebut

adalah sebagai berikut.

1.6.1 Berpikir Kreatif

Berpikir Kreatif merupakan sebuah kemampuan yang ada dalam diri siwa

yang mendorong siswa untuk lebih mengembangkan ilmu pengetahuan. siswa

10

dapat mengemukakan ide-ide baru, inovasi-inovasi baru, dan penemuan-

penemuan baru, bahkan teknologi baru dalam menyelesaikan masalah. Dalam

pembelajaran matematika, kemampuan berpikir kreatif diperlukan agar siswa

dapat memecahkan masalah-masalah yang ada dengan ide, konsep, pengetahuan

yang telah mereka temukan sebelumnya.

1.6.2 Team Game Tournament (TGT)

Model pembelajaran Team game tournament (TGT) merupakan

pembelajaran yang berbasis pada 3 aspek, yaitu adanya tahapan pengelompokan

siswa secara acak dalam suatu kelas heterogen dengan jumlah anggota tiap

kelompok sama dengan kelompok lain (team). Pembelajaran juga akan berbasis

pada permainan yang dilakukan dalam kelompok yang telah dibentuk tersebut

(games). Permanan yang dilakukan memuat unsur-unsur pokok pengetahuan yang

akan disampaikan oleh guru kepada siswa. Dalam permainan yang dilakukan pada

pembelajaran tersebut di adakan sebuah kompetisi yang diikuti oleh kelompok

siswa yang terlibat dalam pembelajaran (tournament). Dimana pada kompetisi

yang telah berlangsung akan diperoleh urutan kelompok dengan kemampuan

tinggi sampai dengan kemampuan yang rendah dan akan digunakan sebagai

evaluasi serta pengambilan tindak lanjut pembelajaran berikutnya yang akan

dilakukan oleh guru.

1.6.3 Pedidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

Dalam Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan

pembelajaran yang berbasis pada sesuatu yang dilakukan siswa dalam tahapan

pembelajaran serta pengetahuan yang diperoleh siswa berasal dari lingkungan

11

sekitar siswa tersebut. Pembelajaran yang ditujukan agar siswa nantinya bisa

mengetahui dan bisa menyelesaikan masalah-masalah yang ada di lingkungan

sekitar siswa. Pembelajaran ini dilakukan dengan pendekatan terhadap semua hal

yang ada dilingkungan sekitar siswa yang juga terkait dengan materi atau pokok-

pokok pengetahuan yang akan disampaikan guru kepada siswa. Ditekankan dalam

proses pembelajaran ini yaitu siswa merancang, melakukan, menyimpulkan, dan

mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran

1.6.4 Konvervasi Budaya

Konservasi budaya merupakan sebuah sikap bangga terhadap kebudayaan

yang ada di sekitar, menghargai kebudayaan tersebut, serta keinginan untuk

melestarikan kebudayaan tersebut sehingga kebudayaan tersebut akan dijumpai

dari generasi dahulu sampai generasi yang akan datang. Didasari oleh beragamnya

budaya asli indonesia, maka konservasi budaya diharapkan dapat menjadi sifat

dan sikap yang dimiliki setiap orang, terutama siswa sekolah sebagai generasi

penerus.

1.6.5 Permainan Tradisional

Permainan tradisional penulis definisikan sebagai permaian anak-anak

yang merupakan permainan yang sering dimainkan oleh anak-anak secara

berpasangan maupun berkelompok dibantu dengan peralatan sederhana yang

dapat diperoleh di lingkungan sekitar. Permainan tradisional disini juga

merupakan permainan yang telah dimainkan oleh anak-anak sejak masa dahulu

sampai masa sekarang. Permainan ini juga merupakan kebudayaan khas daerah

yang mendukung kreatifitas anak untuk bermain serta dalam mengembangkan

12

permainan. Akan tetapi saat ini permainan tradisional ini jarang ditemukan

permainan yang dilakukan oleh anak-anak. Sehingga bisa dikatakan bahwa

permainan tradisional juga merupakan permainan warisan budaya yang harus

dilestarikan keberadaannya.

1.6.6 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah batas minimal kriteria

kemampuan yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran. KKM ditentukan

dengan mempertimbangkan kompleksitas kompetensi, sumber daya pendukung

dalam penyelenggaraan pembelajaran, dan tingkat kemampuan (intake) rata-rata

siswa. Indikator pencapaian ketuntasan dalam penelitian ini disesuaikan dengan

sekolah tempat penelitian yaitu 75 untuk KKM individual dan 80% untuk KKM

klasikal

1.6.7 Kualitas Pembelajaran

Kualitas Pembelajaran merupakan pengukuran mengenai aspek-aspek

pembelajaran, yang meliputi pengorganisasian pembelajaran, penyampaian

pembelajaran, serta pengelolaan yang digunakan sebagai evaluasi serta perbaikan

pembelajaran yang akan dilangsungkan pada tahap berikutnya.

1.7 Sistematika Penulisan Skripsi.

1.7.1 Bagian Awal Skripsi

Bagian awal skripsi ini berisi: halaman judul, pernyataan, persetujuan

pembimbing, pengesahan, motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar

isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

13

1.7.2 Bagian Isi Skripsi

Bagian isi terdiri atas lima bab yaitu pendahuluan, landasan teori dan

hipotesis, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta penutup.

Bab 1 Pendahuluan

Mengemukakan tentang latar belakang, rumusan masalah, pembatasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan

sistematika penulisan skripsi.

Bab 2 Landasan Teori dan Hipotesis

Berisi tentang teori yang melandasi permasalahan skripsi dan penjelasan

yang merupakan landasan teoritis yang diterapkan dalam skripsi, serta

kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

Bab 3 Metode Penelitian

Berisi tentang populasi dan sampel, variabel penelitian, desain penelitian,

metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan analisis data.

Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasannya.

Bab 5 Penutup

Mengemukakan simpulan hasil penelitian dan saran- saran dari peneliti.

1.7.3 Bagian Akhir Skripsi

Bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran.

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Pembelajaran yang Mendukung Penelitian

2.1.1.1 Teori Kontruktivisme

Semua pengetahuan adalah hasil konstruksi dari kegiatan atau tindakan

seseorang. Seiring dengan waktu kualitas pembelajaran terus berkembang ke arah

pembelajaran organis, serta filsafat kontruktivisme. Pengetahuan menurut teori

konstruktivisme adalah hasil konstruksi dari kegiatan atau tindakan seseorang.

Pengetahuan ilmiah berevolusi, berubah dari waktu ke waktu. Pemikiran ilmiah

adalah sementara, tidak statis, dan merupakan proses kontruksi dan reorganisansi

secara terus menerus. Paul Suparno mengemukakan bahwa kontruksi pengetahuan

Piaget bersifat personal, asumsi dari kontruktivis dari jean piaget adalah dalam

bahasa setiap individu akan mengubah skema Vygotsy bahwa bahasa adalah

aspek sosial (Suprijono, 2011 : 32).

Gagasan kontruktivisme mengenai pengetahuan dapat dirangkum sebagai

berikut :

1. Pengetahuan bukanlah gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu

merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subyek.

2. Subyek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang

perlu untuk pengetahuan.

14

15

3. Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep seseorang. Struktur konsep

membentuk pengetahuan jiak konsep itu berlaku dalam pengalaman-

pengalaman seseorang. (suprijono, 2011 : 30)

Brook dalam (suprijono, 2011 : 36) mengemukakan perbandingan antara

pembelajaran konstruktivisme dengan pembelajaran tradisional :

Tabel 2.1

Perbedaan pembelajaran kontrukstivisme dengan pembelajaran tradisional

KONSTRUKTIVISME TRADISIONAL

Kegiatan belajar bersandar pada

materi hands-on

Kegiatan belajar bersandar pada

text-book

Presentasi materi dimulai dengan

keseluruhan kemudian pindah ke

bagian-bagian

Presentasi materi dimulai dengan

bagian-bagian lalu pindah

keseluruhan

Menekankan pada ide-ide besar Menekankan pada ketrampilan-

ketrampialan dasar

Guru menyiapkan dimana

lingkungan siswa dapat menemukan

pengetahuan

Guru selalu mempresentasikan

informasi pada siswa

Guru berusaha membuat siswa

mengungkapkan sudut pandang dan

pemahaman mereka sehingga

mereka dapat memahami

pembelajaran mereka

Guru berusaha membuat siswa

memberikan jawaban yang benar

2.1.2 Model Pembelajaran TGT

Team Game Tournamen (TGT) merupakan model pembelajaran yang

pada prosesnya digunakan turnamen akademik dan game , dimana siswa

berkompetisi sebagai wakil dari timnya melawan anggota tim yang lain yang

mencapai hasil atau prestasi serupa pada waktu lalu.. Bagian terpenting dari

model ini adalah adanya kerjasama antar anggota kelompok. Siswa bekerja

di kelompok untuk belajar dari temannya serta untuk “mengajar temannya”.

16

TGT menekankan adanya kompetisi, yaitu kompetisi yang dilakukan

dengan cara membandingkan kemampuan antar anggota tim dalam suatu

bentuk “turnamen permainan akademik”. Komponen-komponen dalam TGT

adalah penyajian materi, tim, game, turnamen dan penghargaan kelompok

(Slavin, 2005: 84).

(1) Penyajian materi

Siswa harus memperhatikan selama penyajian kelas karena dengan

demikian akan membantu mereka mengerjakan kuis dengan baik dan skor

kuis mereka menentukan skor kelompok.

(2) Team

Team dalam TGT terdiri atas 4-5 siswa dengan prestasi

akademik, jenis kelamin, ras, dan etnis yang bervariasi. Fungsi utama

kelompok adalah untuk meyakinkan bahwa semua anggota kelompok belajar

dapat berhasil dalam kuis. Setelah guru menyampaikan materi, kelompok

bertemu untuk mempelajari lembar kerja atau materi lain. Seringkali dalam

pembelajaran tersebut melibatkan siswa untuk mendiskusikan soal bersama,

membandingkan jawaban dan mengoreksi miskonsepsi jika teman sekelompok

membuat kesalahan. Pada anggota kelompok ditekankan untuk menjadi yang

terbaik bagi timnya dan tim melakukan yang terbaik untuk membantu

anggotanya. Tim memberikan dukungan untuk pencapaian prestasi akademik

yang tinggi dan memberikan perhatian, saling menguntungkan dan respek

penting sebagai dampak hubungan intergroup, harga diri dan

penerimaan dari siswa sekelompok.

17

(3) Game

Game disusun dari pertanyaan-pertanyaan yang isinya relevan dan

didesain untuk menguji pengetahuan siswa dari penyajian materi dan latihan

tim. Game dimainkan oleh tiga siswa pada sebuah meja, dan masing-masing

siswa mewakili tim yang berbeda yang dipilih secara acak. Kebanyakan

game berupa sejumlah pertanyaan bernomor pada lembar-lembar khusus.

Siswa mengambil kartu bernomor dan berusaha menjawab pertanyaan

yang bersesuaian dengan nomor tersebut.

(4) Tournament

Tournament merupakan struktur game yang dimainkan. Biasanya

diselenggarakan pada akhir pekan atau unit, setelah guru melaksanakan

penyajian materi dan tim telah berlatih dengan lembar kerja. Turnamen 1, guru

menempatkan siswa ke meja turnamen, tiga siswa terbaik pada hasil belajar

yang lalu pada meja 1, tiga siswa berikutnya pada meja 2, dan seterusnya.

Kompetisi yang sama ini memungkinkan siswa dari semua tingkat

pada hasil belajar yang lalu memberi kontribusi pada skor timnya secara

maksimal jika mereka melakukan yang terbaik.. Dalam turnamen setelah

terbentuk kelompok kemudian dilakukan suatu permainan dengan menggunakan

beberapa pertanyaan yang didesain dalam sebuah soal untuk dijawab setiap

siswa dalam kelompoknya. Tiap siswa dalam kelompok akan mendapatkan

tugas yang berbeda, setelah itu diadakan tahap selanjutnya (kompetisi

dilakukan secara individu). Pembagian kelompok kompetisi ini diperoleh

berdasarkan skor yang diperoleh siswa pada soal permainan sebelumnya.

18

(5) Penghargaan kelompok

Tim dimungkinkan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lain

apabila skor rata-rata mereka melebihi kriteria tertentu (Slavin,2005: 80)

Slavin juga mengemukakan model pembelajaran kooperatif

mempunyai tujuan yaitu :

(1) Meningkatkan pencapaian prestasi siswa,

(2) Memperbaiki self-esteem,

(3) Mengembangkan ketrampilan sosial dan kesetiakawanan,

(4) Menciptakan keceriaan,

(5) Menciptakan lingkungan yang pro-sosial.

2.1.3 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan suatu

upaya peningkatan mutu pembelajaran matematika sekolah. Gerakan ini

mengadopsi serta mengaptasi Realistix Mathematics Education (RME), suatu

teori pembelajaran matematika yang dikembangkan di Belanda, berdasar paham

bahwa “matematika di sekolah harus diajarkan sebagai kegiatan manusia, bukan

sebagai produk jadi yang siap pakai”.

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia merupakan adopsi dan

adaptasi dari Realistic Mathematics Education (RME) yang

dikembangkan di Belanda sejak sekitar tahun 1970, dalam konteks

Indonesia (Suryanto, 2010: 58).

Kebermaknaan konsep matematika merupakan konsep utama dari

PMRI,. Proses belajar siswa hanya akan terjadi jika pengetahuan, yang dipelajari

bermakna bagi siswa Suatu pengetahuan yang bermakna bagi siswa jika

pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk suatu konteks atau pembelajaran

19

menggunakan permasalahan realistik. Suatu masalah realistic tidak harus selalu

berupa masalah yang ada di dunia nyata (real-world problem) dan bisa ditemukan

dalam kehidupan sehari-hari siswa. Suatu masalah disebut “realistic” jika

masalah tersebut dapat dibayangkan (imagineable) atau nyata (real) dalam

pikiran siswa. Suatu rekaan, permainan atau bahkan bentuk formal matematika

bisa digunakan sebagai masalah realistik. Dalam PMRI, permasalahan realistik

digunakan sebagai sumber pembelajaran (a source for learning).

PMRI mempunyai lima dasar aplikatif, yang sekaligus merupakan

karakteristik PMRI, yaitu sebagai berikut.

1. Menggunakan konteks, artinya dalam PMRI lingkungan keseharian atau

pengetahuan yang telah dimiliki siswa dapat dijadikan sebagai bagian materi

belajar yang kontekstual bagi siswa untuk menemukan suatu konsep baru,

sifat-sifat baru, atau prinsip-prinsip baru.

2. Menggunakan model, artinya permasalahan atau ide dalam matematika dapat

dinyatakan dalam bentuk model, baik model dari situasi nyata maupun model

yang mengarah ke tingkat abstrak.

3. Menggunakan kontribusi siswa, artinya pemecahan masalah atau penemuan

konsep didasarkan pada sumbangan gagasan siswa.

4. Menggunakan format interaktif, artinya aktivitas proses pembelajaran

dibangun oleh interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan

lingkungan dan sebagainya.

20

5. Intertwinning, artinya topik-topik yang berbeda dapat diintegrasikan sehingga

dapat memunculkan pemahaman tentang suatu konsep secara serentak

(Suryanto, 2010: 44-45).

TIM PMRI juga merumuskan mengenai Standar PMRI yang meliputi,

(1) Standar Guru PMRI (Standards for a PMRI teacher)

a) Guru memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang

matematika dan PMRI serta dapat menerapkannya dalam pembelajaran

matematika untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,

A teacher has a repertoire of mathematics and PMRI didactics to develop a

rich learning environment,

b) Guru memfasilitasi siswa dalam berpikir, berdiskusi, danbernegosiasi untuk

mendorong inisiatif dan kreativitas siswa.

A teacher coaches students to think, discuss, and negotiate to stimulate

initiative and creativity.

c) Guru mendampingi dan mendorong siswa agar berani mengungkapkan

gagasan dan menemukan strategi pemecahan masalah menurut mereka

sendiri.

A teacher guides and encourages students to express their ideas and find own

strategies.

d) Guru mengelola kelas sedemikian sehingga mendorong siswa bekerja sama

dan berdiskusi dalam rangka pengkonstruksian pengetahuan siswa.

A teacher manages class activities in such a way to support students’

cooperation and discussion for the purpose of knowledge construction.

21

e) Guru bersama siswa menyarikan (summarize) fakta, konsep, dan prinsip

matematika melalui proses refleksi dan konfirmasi.

Teacher together with students summarize mathematics facts, concepts,

principles through a process of reflection and confirmation.

(2) Standar Pembelajaran Menurut PMRI (Standards for a PMRI Lesson)

a) Pembelajaran dapat memenuhi tuntutan ketercapaian standar kompetensi

dalam kurikulum.

PMRI lesson fulfill the accomplishment of competences as mentioned in the

curriculum.

b) Pembelajaran diawali dengan masalah realistik sehingga siswa termotivasi dan

terbantu belajar matematika.

PMRI lesson starts with realistic problem to motivate and help students learn

mathematics.

c) Pembelajaran memberi kesempatan pada siswa mengeksplorasi masalah yang

diberikan guru dan berdiskusi sehingga siswa dapat saling belajar dalam

rangka pengkontruksian pengetahuan.

PMRI lesson gives students opportunities to explore and discuss given

problems so that they can learn from each other and to promote mathematics

concept construction.

d) Pembelajaran mengaitkan berbagai konsep matematika untuk membuat

pembelajaran lebih bermakna dan membentuk pengetahuan yang utuh.

PMRI lesson interconnects mathematics concepts to make a meaningful lesson

and intertwining of knowledge.

22

e) Pembelajaran diakhiri dengan refleksi dan konfirmasi untuk menyarikan fakta,

konsep, dan prinsip matematika yang telah dipelajari dan dilanjutkan dengan

latihan untuk memperkuat pemahaman.

PMRI lesson ends with a confirmation and reflection to summarize learned

mathematical facts, concepts, and principles and is followed by exercises to

strengthen students’ understanding.

2.1.4 Kemampuan Berpikir Kreatif

Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang sama

sekali baru adalah hal yang hampir tidak mungkin, oleh karena itu kreativitas

merupakan gabungan atau kombinasi dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.

Sehingga (Munandar, 1999:47) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan

untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur

yang ada. Ditinjau dari cara berpikir, kreativitas adalah kemampuan yang

berdasarkan pada data atau informasi yang tersedia, untuk menemukan banyak

kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, di mana penekanannya adalah

pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban (Munandar, 1999: 48).

Selanjutnya (Munandar, 1999: 50) mengemukakan bahwa, kreativitas dapat

dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan aspek-aspek kelancaran

(fluency), keluwesan (flexibility), dan orisinalitas dalam berpikir, serta

kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci)

suatu gagasan.

Dalam operasi penilaiannya, proses identifikasi kreativitas dilakukan

melalui analisis obyektif terhadap produk, pertimbangan subyektif oleh peneliti,

23

atau peneliti ahli, dan melalui tes. Dari penjabaran tersebut peneliti lebih berfokus

melalui pertimbangan subyektif oleh peneliti serta melalui tes. Pengertian

kemampuan berpikir kreatif (kreativitas) seperti yang telah dibahas di atas adalah

pengertian kreativitas yang dikemukakan oleh para ahli psikologi. Pengertian

kreativitas di atas masih sejalan pengertian kreativitas dalam matematik.

Pengertian kreativitas dalam matematika adalah kemampuan berpikir kreatif

dalam menyelesaikan masalah matematika. Kemampuan berpikir kreatif ini juga

dicerminkan dalam empat aspek yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian, dan

elaborasi dalam kajian bidang matematika.

Pandangan lain tentang berpikir kreatif diajukan oleh Krulik dan

Rudnick (1999) dalam (Tatag : 2010), yang menjelaskan bahwa berpikir kreatif

merupakan pemikiran yang bersifat keaslian dan reflektif dan menghasilkan

suatu produk yang komplek. Berpikir tersebut melibatkan sintesis ide-ide,

membangun ide-ide baru dan menentukan efektivitasnya. Juga melibatkan

kemampuan untuk membuat keputusan dan menghasilkan produk yang baru.

Krutetskii (1976) dalam (Tatag : 2010) memberikan indikasi berpikir kreatif,

yaitu

(1) produk aktivitas mental mempunyai sifat kebaruan (novelty) dan bernilai

baik secara subjektif maupun objektif;

(2) proses berpikir juga baru, yaitu meminta suatu transformasi ide-ide awal

yang diterimanya maupun yang ditolak;

(3) proses berpikir dikarakterisasikan oleh adanya sebuah motivasi yang

kuat dan stabil, serta dapat diamati melebihi waktu yang dipertimbangkan

24

atau dengan intensitas yang tinggi.

Haylock dalam (Tatag : 2011) mengatakan bahwa berpikir kreatif selalu

tampak menunjukkan fleksibilitas (keluwesan). Bahkan Krutetskii

mengidentifikasi bahwa fleksibilitas dari proses mental sebagai suatu komponen

dari kemampuan kreatif matematis dalam sekolah. Haylock menunjukkan

kriteria sesuai tipe Tes Torrance dalam kreativitas, yaitu kefasihan (banyaknya

respon-respon yang diterima), fleksibilitas (banyaknya berbagai macam

respon yang berbeda), dan keaslian (kejarangan respon-respon dalam

kaitan dengan sebuah kelompok pasangannya). Dalam konteks matematika,

kriteria kefasihan tampak kurang berguna dibanding dengan fleksibilitas.

Contoh, jika siswa diminta untuk membuat soal yang nilainya 5, siswa mungkin

memulai dengan 6-1, 7-2, 8-3, dan seterusnya. Nilai siswa tersebut tinggi,

tetapi tidak menunjukkan kreativitas. Fleksibilitas menekankan juga pada

banyaknya ide-ide berbeda yang digunakan. Jadi dalam matematika untuk

menilai produk divergensi dapat menggunakan kriteria fleksibilitas dan keaslian.

Kriteria lain adalah kelayakan (appropriatness). Respon matematis mungkin

menunjukkan keaslian yang tinggi, tetapi tidak berguna jika tidak sesuai dalam

kriteria matematis umumnya. Contoh, untuk menjawab -4 - ( -4), seorang siswa

menjawab -8 . Meskipun menunjukkan keaslian yang tinggi tetapi jawaban

tersebut salah.

Silver (1997) dalam (Tatag: 2010) menjelaskan bahwa untuk menilai

berpikir kreatif anak-anak dan orang dewasa sering digunakan “The Torance

Tests of Creative Thinking (TTCT)”. Tiga komponen kunci yang dinilai

25

dalam kreativitas menggunakan TTCT adalah kefasihan (fluency), fleksibilitas

dan kebaruan (novelty). Kefasihan mengacu pada banyaknya ide-ide yang

dibuat dalam merespon sebuah perintah. Fleksibilitas tampak pada perubahan-

perubahan pendekatan ketika merespon perintah. Kebaruan merupakan keaslian ide

yang dibuat dalam merespon perintah.

Gagasan ketiga aspek berpikir kreatif tersebut diadaptasi oleh beberapa

ahli dalam matematika. Silver dalam (Tatag : 2010) meminta subjek untuk

mengajukan masalah matematika yang dapat dipecahkan berdasar informasi-

informasi yang disediakan dari suatu kumpulan cerita tentang situasi dunia

nyata. Kefasihan mengacu pada banyaknya masalah yang diajukan,

fleksibilitas mengacu pada banyaknya kategori- kategori berbeda dari

masalah yang dibuat dan keaslian melihat bagaimana keluarbiasaan

(berbeda dari kebiasaan) sebuah respon dalam sekumpulan semua respon.

Getzel & Jackson dalam (Tatag : 2010) juga mengembangkan suatu tes untuk

menilai kefasihan dan keaslian dari pemecahan masalah yang mempunyai

jawaban beragam atau cara/pendekatan yang bermacam-macam. Dengan

demikian kegiatan pengajuan dan pemecahan masalah yang meninjau

kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan dapat digunakan sebagai sarana untuk

menilai kreativitas sebagai produk berpikir kreatif individu

Untuk kajian selanjutnya berpikir kreatif diartikan sebagai suatu

proses yang digunakan seseorang dalam mensintesis (menjalin) ide-ide,

membangun ide-ide baru dan menerapkannya untuk menghasilkan produk yang

baru secara fasih (fluency) dan fleksibel.

26

Silver dalam (Tatag : 2010) memberikan indikator untuk menilai

berpikir kreatif siswa (kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan)

menggunakan pengajuan masalah dan pemecahan masalah. Hubungan

tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut.

Tabel 2.2

Hubungan pemecahan dan pengajuan masalah dengan komponen kreativitas

Berdasar kajian di atas, maka Tatag mendefinisikan tugas untuk

menilai berpikir kreatif dalam matematika harus memenuhi bebarapa ciri

sebagai berikut.

1. Berbentuk pemecahan masalah dan pengajuan masalah (Silver : 1997)

2. Bersifat divergen dalam jawaban maupun cara penyelesaian, sehingga

memunculkan kriteria fleksibilitas, kebaruan dan kefasihan. (Silver : 1997)

Pemecahan Masalah Komponen Pengajuan Masalah

Siswa menyelesaikan

masalah dengan bermacam-

macam interpretasi, metode

penyelesaian atau jawaban

masalah

Kefasihan

Siswa membuat

banyak masalah yang dapat

dipecahkan. Siswa berbagi

masalah yang diajukan

Siswa memecahkan

masalah satu cara, kemudian

dengan menggunakan cara

lain. Siswa mendiskusikan

berbagai metode

penyelesaian

Fleksibilitas

Siswa mengajukan

masalah yang cara

penyelesaiannya. Siswa

menggunakan pendekatan

“what-if-not?” untuk

mengajukan masalah.

Siswa memeriksa

beberapa metode

penyelesaian atau jawaban,

kemudian membuat lainnya

yang berbeda.

Kebaruan

Siswa memeriksa

beberapa masalah yang

diajukan, kemudian

mengajukan suatu masalah

yang berbeda.

27

3. Berkaitan dengan lebih dari satu pengetahuan/konsep matematika siswa

sebelumnya dan sesuai dengan tingkat kemampuannya. Hal ini untuk

memunculkan pemikiran divergen sebagai karakteristik berpikir kreatif.

4. Informasi harus mudah dimengerti dan jelas tertangkap makna atau artinya,

tidak menimbulkan penafsiran ganda dan susunan kalimatnya menggunakan

kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Tingkat berpikir kreatif (TBK) ini terdiri dari 5 tingkat, yaitu tingkat 4

(sangat kreatif), tingkat 3 (kreatif), tingkat 2 (cukup kreatif), tingkat 1 (kurang

kreatif), dan tingkat 0 (tidak kreatif). Teori hipotetik tingkat berpikir kreatif ini

dinamakan draf tingkat berpikir kreatif. Tingkat berpikir kreatif ini

menekankan pada pemikiran divergen dengan urutan tertinggi (aspek yang

paling penting) adalah kebaruan, kemudian fleksibilitas dan yang terendah

adalah kefasihan. Kebaruan ditempatkan pada posisi tertinggi karena

merupakan ciri utama dalam menilai suatu produk pemikiran kreatif, yaitu

harus berbeda dengan sebelumnya dan sesuai dengan permintaan tugas

Fleksibilitas ditempatkan sebagai posisi penting berikutnya karena

menunjukkan pada produktivitas ide (banyaknya ide-ide) yang digunakan

untuk menyelesaikan suatu tugas. Kefasihan lebih menunjukkan pada

kelancaran siswa memproduksi ide yang berbeda dan sesuai permintaan

tugas.

28

Tatag menyusun draf tingkat berpikir kreatif yang dapat dilihat pada tabel 2.3

Tabel 2.3

Draff tingkat berpikir kreatif

Tingkat Berpikir

Kreatif

Draff Tingkat Kerpikir Kreatif

TBK 4

(Sangat Kreatif)

Siswa mampu menyelesaikan suatumasalah dengan

lebih dari satu alternative jawaban maupun cara

penyelesaian dan membuat masalah yang berbeda-beda

dengan lancar (fasih) dan fleksibel. Dapat juga siswa hanya

mampu mendapat satu jawaban yang baru (tidak biasa dibuat

siswa pada tingkat berpikir umumnya) tetapi dapat

menyelesaikan dengan berbagai cara (fleksibel).

TBK 3

(Kreatif)

Siswa mampu menunjukkan suatu jawaban yang

baru dengan fasih, tetapi tidak dapat menunjukkan cara

berbeda (fleksibel) untuk mendapatkannya atau dapat

menunjukkan cara yang berbeda (fleksibel) untuk

mendapatkan jawaban yang beragam, meskipun jawaban

tersebut tidak baru. Selain itu, siswa dapat membuat masalah

yang berbeda (baru) dengan lancar (fasih) meskipun cara

penyelesaian masalah itu tunggal atau dapat membuat

masalah yang beragam dengan cara penyelesaian yang

berbeda-beda, meskipun masalah tersebut tidak baru.

TBK 2

(Cukup Kreatif)

Siswa mampu membuat satu jawaban atau masalah

yang berbeda dari kebiasaan umum (baru) meskipun tidak

dengan fleksibel ataupun fasih, atau mampu menunjukkan

berbagai cara penyelesaian yang berbeda meskipun tidak

fasih dalam menjawab maupun membuat masalah dan

jawaban yang dihasilkan tidak baru.

TBK 1

(Kurang Kreatif)

Siswa tidak mampu membuat jawaban atau membuat

masalah yang berbeda (baru), dan tidak dapat menyelesaikan

masalah dengan cara berbeda-beda (fleksibel), tetapi mampu

menjawab atau membuat masalah yang beragam (fasih)

TBK 0

(Tidak Kreatif)

Siswa tidak mampu membuat alternative jawaban

maupun cara penyelesaian atau membuat masalah yang

berbeda dengan lancar (fasih) dan fleksibel.

29

2.1.5 Pembelajaran Ekspositori

Model pembelajaran ekspositori merupakan kegiatan mengajar yang

terpusat pada guru (Dimyati & Mudjiono, 2002: 172). Pembelajaran cenderung

bersikap memberi atau menyerahkan pengetahuan dari guru kepada siswa dan

membatasi jangkauan siswa. Dengan demikian siswa terbatas dalam

mengungkapkan pendapat, pasif dan bergantung pada guru, sehingga keberhasilan

sangat bergantung pada keterampilan dan kemampuan guru.

Pembelajaran ekspositori adalah pembelajaran dimana cara penyampaian

materi dari seorang guru kepada siswa di dalam kelas dengan cara berbicara di

awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal disertai tanya jawab

(Suyitno, 2004: 4). Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa guru memegang

peranan utama dalam menentukan isi dan proses belajar, termasuk dalam menilai

kemajuan belajar siswa.

Peranan guru dalam pembelajaran ekspositori sebagai berikut:

(1) penyusun program pembelajaran,

(2) pemberi motivasi yang benar

(3) pemberi fasilitas belajar yang baik,

(4) pembimbing siswa dalam pemerolehan informasi yang benar, dan

(5) penilai pemerolehan informasi

Sedangkan, peranan siswa dalam pembelajaran ekspositori sebagai berikut:

(1) pencari informasi yang benar,

(2) pemakai media dan sumber yang benar,

30

(3) menyelesaikan tugas sehubungan dengan penilaian guru (Dimyati,

2002: 173).

Terdapat beberapa kelebihan dalam pembelajaran ekspositori antara lain

sebagai berikut.

a) Dapat menampung kelas besar, setiap siswa mempunyai kesempatan aktif

yang sama.

b) Bahan pelajaran diberikan secara urut oleh guru.

c) Guru dapat menentukan terhadap hal-hal yang dianggap penting.

d) Guru dapat memberikan penjelasan-penjelasan secara individual maupun

klasikal.

Sedangkan kekurangan dari pembelajaran ekspositori sebagai berikut.

a) Tidak menekankan penonjolan aktivitas fisik dan aktivitas mental siswa.

b) Kegiatan terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran).

c) Pengetahuan yang didapat dengan metode ekspositori cepat hilang.

Kepadatan konsep dan aturan-aturan yang diberikan dapat berakibat siswa

tidak menguasai bahan pelajaran yang diberikan (Diyah, 2007: 32)

Langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran ekspositori sebagai

berikut.

(1) Persiapan (preparation), yaitu mempersiapkan siswa untuk menerima

pelajaran

(2) Penyajian (presentation), yaitu menyampaikan materi pelajaran sesuai

dengan persiapan yang telah dilakukan.

31

(3) Korelasi (correlation), yaitu menghubungkan materi pelajaran dengan

pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa

dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah

dimilikinya.

(4) Menyimpulkan (generalization), yaitu memahami inti (core) dari materi

pelajaran yang telah disajikan.

(5) Penerapan (application), yaitu menggunakan konsep-konsep dan

pengetahuan yang telah diperoleh dalam penyelesaian masalah

(Sanjaya, 2007: 185).

2.1.6 Konservasi Budaya

Budaya merupakan salah satu aspek nilai yang terkandung dalam

Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, budaya sebagai suatu kebenaran

bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari

oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu

dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam

komunikasi antaranggota masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian

penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber

nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.

Sehingga dapat dikatakan budaya merupakan aspek yang perlu

dilestarikan, dijaga, serta dimanfaaatkan dalam suatu proses pembelajaran di

sekolah. Penekanan pada pendidikan budaya tersebut akan memberikan

penanaman karakter dalam diri siswa. Beberapa diantaranya adalah karakter

32

1. Kreatif yaitu Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara

atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

2. Rasa ingin tahu yaitu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,

dilihat, dan didengar.

3. Semangat kebangsaan yaitu Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan

yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri

dan kelompoknya.

4. Cinta tanah air yaitu Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang

menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi

terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik

bangsa.

5. Peduli lingkungan yaitu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang

sudah terjadi

Soeroso juga menyatakan bahwa Faktor-faktor penting dalam konservasi

kebudayaan lokal adalah :

(1) Dalam hal faktor wujud kebudayaan, perlu menjaga silaturahmi antar warga

(untuk menciptakan suasana kondusif), mengedepankan spiritualisme dalam

bentuk pendidikan dan keimanan, melibatkan peran seluruh elemen masyarakat

untuk menghargai seni-budaya, melakukan pengenalan budaya Jawa sejak dini

sekaligus menggalakkan penggunaan bahasa Jawa pada acara non formal, mencari

33

stimulant yang dapat mengimbangi kemajuan teknologi dengan merevitalisasi

adat-istiadat ritual kebudayaan Jawa, serta melakukan komunikasi yang sehat

antar sesame warga. (2) Dalam hal fisik kebudayaan perlu digali kembali nilai-

nilai yang terkandung di dalam kesenian masyarakat, menjaga progresivitas di

dalam melakukan olah seni, memodifikasi cara penyelenggaraan dan

pembelajaran seni pertunjukan, pelestarian heritage, mempertahankan penggunaan

busana dengan motif batik dan lurik, menjaga kedisiplinan, ketertiban, keteraturan

dan tata-krama, serta pelestarian seni tari tradisional dan kerawitan. (3) Perlu

penerapan dua kebijakan penting yaitu edukasi baik kognitif, afektif dan konatif

serta mencari stimulan yang dapat menangkal invasi teknologi barat. Soeroso

dalam (Bapedda Yogyakarta: 2008) Penekanan terdapat pada poin 2 dan 3 telah

tergambarkan bahwa perlunya heritage (pelestarian) kebudayaan lokal sehingga

tidak terpengaruh oleh budaya asing.

2.1.7 Permainan Tradisional

Menurut Wijaya (2009) permainan merupakan kontes antar pemain yang

berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk

mencapai tujuan tertentu. Ada empat komponen utama dalam sebuah permainan

antara lain sebagai berikut.

1. Pemain: pemain adalah orang yang terlibat secara langsung dalam suatu

permainan (orang yang bermain).

2. Lingkungan tempat berinteraksi: permainan memiliki lingkungan yang

dipergunakan pemain sehingga permainan dapat berjalan dengan baik.

34

3. Aturan Permainan: permainan harus memilki aturan yang diikuti oleh setiap

pemain sehingga permainan dapat berjalan dengan baik dan tidak terjadi

pelanggaran.

4. Tujuan yang ingin dicapai; tujuan dalam permainan merupakan suatu sentral

dalam permainan. Setiap permainan mempunyai sebuah tujuan yang harus

dicapai oleh setiap pemain.

Permainan dapat digunakan sebagai media dalam belajar siswa. Permainan

sebagai media bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar secara mandiri dan

menciptakan suasana rekretatif bagi siswa sehingga belajar lebih menarik dan

dapat meningkatkan minat belajar siswa.

Sebagai media belajar permainan mempunyai beberapa kelebihan antara lain

sebagai berikut.

1. Permainan merupakan kegiatan yang menyenangkan dan menghibur sehingga

siswa tertarik untuk belajar sambil bermain,

2. Siswa berpartisipasi untuk belajar,

3. Siswa mendapatkan umpan balik,

4. Permainan menyesuaikan kondisi siswa dan dapat dilakukan di luar kelas, dan

5. Permainan umumnya mudah dilakukan.

Sebagaimana halnya media-media yang lain, permainan mempunyai

kelemahan atau keterbatasan yang patut untuk dipertimbangkan, antara lain

sebagai berikut.

1. Permainan yang bersifat rumit memerlukan banyak waktu untuk menjelaskan,

2. Permainan tidak dapat diadopsi dalam semua materi,

35

3. Siswa yang kurang menguasai aturan permainan dapat menimbulkan

kericuhan, dan

4. Siswa yang tidak menguasai materi dengan benar akan mengalami kesulitan

dalam bermain.

Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan

kemampuan emosional, fisik, sosial, dan nalar mereka. Seorang siswa dapat

belajar meningkatkan toleransi terhadap kondisi yang secara potensial dapat

menimbulkan frustrasi melalui interaksinya dengan permainan. Secara fisik,

bermain memberikan peluang bagi anak untuk mengembangkan kemampuan

motoriknya. Siswa juga belajar berinteraksi secara sosial, berlatih untuk saling

berbagi dengan orang lain, meningkatkan tolerasi sosial, dan belajar berperan aktif

untuk memberikan kontribusi sosial bagi kelompoknya. Siswa juga

berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan nalarnya, karena melalui

permainan serta alat-alat permainan siswa belajar mengerti dan memahami suatu

gejala tertentu.

Misbach (2006) Permainan Tradisional yang ada di berbagai belahan

nusantara ini dapat menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak, seperti :

1. Aspek motorik : Melatih daya tahan, daya lentur, sensorimotorik, motorik

kasar, motorik halus.

2. Aspek kognitif : Mengembangkan maginasi, kreativitas, problem solving,

strategi, antisipatif, pemahaman kontekstual.

3. Aspek emosi : Katarsis emosional, mengasah empati, pengendalian diri

4. Aspek bahasa : Pemahaman konsep-konsep nilai

36

5. Aspek sosial : Menjalin relasi, kerjasama, melatih kematangan sosial

dengan teman sebaya dan meletakkan pondasi untuk melatih

keterampilan sosialisasi berlatih peran dengan orang yang lebih

dewasa/masyarakat.

6. Aspek spiritual : Menyadari keterhubungan dengan sesuatu yang bersifat

Agung (transcendental)

7. Aspek ekologis : Memahami pemanfaatan elemen-elemen alam sekitar

secara bijaksana

8. Aspek nilai/moral : Menghayati nilai-nilai moral yang diwariskan dari

generasi terdahulu kepada generasi selanjutnya

Pemanfaatan permainan (tradisional) untuk pembelajaran matematika

sangat sesuai dengan pendekatan pendidikan matematika realistik. Permainan

(tradisional) merupakan suatu fenomena sehari-hari yang relatif familiar bagi

mayoritas siswa, sehingga penggunaan permainan (tradisional) untuk

pembelajaran merupakan suatu bentuk phenomenological exploration.

Penggunaan permainan (tradisional) juga sesuai dengan karakteristik pendidikan

matematika realistik yang keempat, yaitu interactivity. Penggunaan permainan

(tradisional) dalam pembelajaran juga sesuai dengan Experiential Learning

Theory - yang dicetuskan oleh David Kolb – yang menekankan pembelajaran

berbasis pengalaman. Berbagai penelitian telah dilaksanakan untuk mengkaji

pemanfaatan permainan untuk pembelajaran, tetapi penelitian-penelitian tersebut

lebih menekankan pada permainan berbasis teknologi, khususnya berbasis

komputer. Walaupun kurikulum di Indonesia sudah menekankan pengenalan

37

teknologi komputer dan informasi sejak tingkat Sekolah Dasar, keterbatasan

fasilitas khususnya di daerah pedesaan kurang mendukung penerapan

pembelajaran berbasis permainan komputer secara luas. Oleh karena itu,

penggunaan permainan tradisional bisa menjadi solusi pengembangan

pembelajaran berbasis permainan. Di Indonesia terdapat berbagai macam

permainan tradisional yang memuat unsur-unsur pendidikan dan juga berkaitan

dengan konsep-konsep ilmu pengetahuan.

Contoh permainan tradisional yang dapat digunakan untuk pembelajaran

matematika adalah:

1. Permainan gundu atau kelereng untuk pembelajaran tentang pengukuran,

khususnya tentang perbandingan panjang.

2. Permainan patil lele atau benthik untuk pembelajaran tentang pengukuran

panjang dan pengenalan konsep pecahan

3. Permainan dakon untuk pembelajaran tentang operasi penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat, dll (Wijaya : 2009)

Dalam penelitian ini akan digunakan permainan tradisional dakon, dakon

akan digunakan sebagai media pembelajaran pada materi bilangan bulat. Dakon

merupakan permainan tradisional yang telah dimainkan secara turun temurun.

Permainan dakon adalah suatu permainan tradisional. Permainan ini dimainkan

oleh 2 orang, permainan ini terdiri dari 16 lubang, 2 diantara lubang tersebut

merupakan lubang penampung, lubang ini berada disisi paling kiri dari pemain,

memerlukan sebuah papan dan biji kerang sejumlah 98, pada awal permainan

masing-masing lubang diisi 7 kecuali lubang penampung. Akan tetapi dalam

38

pengunaan dakon sebagai media pembelajaran pada penelitian yang dilakukan,

mengalami modifikasi menjadi 1 set permainan dakon yang terdiri dari :

1) Papan dakon

Papan dakon yang digunakan seperti permainan dakon pada umumnya,

dengan desain sebagai berikut :

Gambar 2.1 Desain papan dakon

Papan dakon tersebut mempunyai 14 lubang dengan diameter 7 cm, yang

berjajar 7 tiap barisnya. dan 2 lubang utama yang lebih besar yang terletak di

samping. Ukuran papan dakon adalah panjang 50 cm dan lebar 15 cm. papan

dakon dapat dibuat dari kertas karton dengan digambar lingkaran sebagai

lubangnya atau dengan membeli mainan dakon yang djual dipasaran.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 jenis papan dakon, yaitu

papan dakon yang terbuat dari kertas dan papan dakon yang terbuat dari plastik

yang dijual dipasaran

2) Biji dakon

Dalam alat peraga ini, biji dakon yang digunakan tidak seperti biji dakon

yang digunakan sebagai permainan dakon pada umumnya yang menggunakan biji

dakon 1 jenis. Tetapi dimodifikasi menjadi menggunakan biji dakon 2 jenis yang

berbeda warna. dengan ukuran sebesar biji bunga matahari. Biji tersebut dapat

39

dibuat dari Biji buah sirsak, Batu-batuan kerikil, Sedotan minuman yang

dipotong dengan panjang 1 cm

Dengan mempertimbangkan efisiensi serta efektifitas dalam

pembuatan biji dakon, maka dalam penelitian ini digunakan biji dakon yang

terbuat dari sedotan minuman dengan 2 warna berbeda dan dipotong dengan

ukkuran panjang 1 cm. biji yang digunakan adalah 50 buah untuk masing-

masing warna.

Gambar 2.2 Biji dakon

2.1.8 Kualitas Pembelajaran

Berdasarkan strategi yang digunakan dalam pembelajaran, dapat diukur

kualitas pembelajaran dengan pengamatan yang dilakukan saat pembelajaran

berlangsung. Pengamatan tersebut harus memenuhi indikator kualitas

pembelajaran. Indikator tersebut menyangkut 3 dimensi strategi yakni (1) strategi

penyampaian pembelajaran, (2) strategi pengorganisasian pembelajaran (3)

strategi pengolahan pembelajaran (Uno : 2011). Dimensi tersebut dijabarkan

kedalam indikator yang terdapat pada tabel berikut.

40

Tabel 2.4

Dimensi dan indikator kualitas pembelajaran

Dimensi Kualitas

Pembelajaran Indikator Perbaikan kualitas pembelajaran

Strategi

pengorganisasian

pembelajaran

Menata bahan ajar secara keseluruhan

Menata bahan ajar setiap kali pertemuan

Memberikan pokok materi yang akan di ajarkan

Membuat rangkuman materi yang di ajarkan

Menetapkan materi yang akan dibahas bersama

Memberikan tugas mandiri

Membuat format penilaian ataspenguasaan materi

Strategi

penyampaian

pembelajaran

Menggunakan berbagai metode dalam penyampaian

pembelajarab

Mengguunakan berbagai media dalam pembelajaran

Menggunakan berbagai teknik dalam pembelajaran

Strategi pengelolaan

pembelajaran

Memberikan motivasi atau menarik perhatian

Menjelaskan tujuan pembelajaran

Mengingatkan kompetensi prasyarat

Memberikan stimuslus

Memberikan petunjuk belajar

Menimbulkan penampilan siswa

Memberikan umpan balik

Melakukan penilaian selama proses mengajar

menyimpulkan

2.1.9 Uraian Singkat Materi Bilangan Bulat

Materi dalam penelitian in mengenai materi pokok bilangan bulat

adalah operasi bilangan bulat yang liputi penjumlahan bilangan bulat, serta

pengurangan bilangan bulat. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan

bilangan bulat positif, Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan

bulat positif, Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat

negatif.

41

1. Sistem Bilangan Bulat

Ingat kembali mengenai beberapa himpunan bilangan, himpunan bilangan

diantaranya adalah :

a. Himpunan bilangan asli = {1,2,3,4,…} atau N = {1,2,3,4,…}

b. Himpunan bilangan cacah = {0,2,3,4,…} atau C = {0,1,2,3,4,…}

c. Himpunan bilangan bulat = {..., -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, …} atau Z = {.., -4,

-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, …}

Himpunan bilangan bulat terdiri dari

a) Himpunan bilangan bulat positif = {1, 2, 3, 4, …}.

b) Himpunan bilangan bulat negatif = {…, -4, -3, -2, -1}.

c) Himpunan bilangan nol = {0}.

Himpunan bilangan bulat : {…, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, …} dapat di

gambarkan pada suatu garis bilangan berikut

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Dari garis bilangan di atas, makin kkanan suatu bilangan maka makin besar

nilainya dan digunakan lambang “>” yang dibaca lebih dari. Dari garis bilangan di

atas, makin ke kiri suatu bilangan maka makin kecil nilainya dan digunakan

lambang “<” yang dibaca kurang dari.

Contoh 1 :

(i) 2 < 4

(ii) -1 < 2

(iii) -4 < -1

42

(iv) 0 > -2

Selanjutnya dengan garis bilangan dan tanda yang telah disepakati (kurang dari

serta lebih dari) akan diperoleh interval bilangan bulat dan dapat didefinisikan angka

berapa saja yang terdapat dalam interval tersebut.

Contoh 2:

Tentukan himpunan bilangan bulat pada interval -2 < x < 4

Penyelesaian:

Dengan melihat garis bilangan, kita dapat menentukan interval tersebut

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Himpunan yang memenuhi interval adalah {-1, 0, 1, 2, 3}

2. Operasi bilangan bulat

a) Operasi Penjumlahan

Pada operasi penjumlahan akan diberikan pengetahuan mengenai :

1) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif

Contoh : 103 + 178 = 281

2) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif

Contoh : -59 +34 = -25

3) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif

Contoh : -34 + (-69) = -103

Dalam operasi penjumlahan bilangan bulat berlaku sifat-sifat:

1. Sifat tertutup

Bila a,b є Z, maka a + b є Z

43

2. Sifat asosiatif

Bila a,b, c є Z, maka (a + b) + c = a + ( b + c )

3. Unsur identitas

Bila a є Z, maka a + 0 = a, dan 0 + a = a sehingga 0 “nol” merupakan unsur

identitas penjumlahan

b) operasi pengurangan

seperti hal nya dengan penjumlahan, pada operasi pengurangan akan diberikan

pengetahuan mengenai :

1. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif

Contoh : 30 - 17 = 13

2. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif

Contoh : 34 – (-17) = 51

3. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif

Contoh: -53 – 20 = - 63

4. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif

Contoh : -14 - (-29) = 25

Dalam operasi pengurangan bilangan bulat berlaku sifat-sifat:

1. Sifat tertutup

Bila a,b є Z, maka a - b є Z

2. Sifat asosiatif

Bila a,b, c є Z, maka (a - b) - c = a - ( b - c )

44

Contoh soal yang digunakan sebagai tugas kelompok, kuis, serta tes

kemampuan berpikir kreatif

1. Contoh Soal Operasi Penjumlahan

Contoh 1 : Apakah 200 merupakan hasil dari 63 + 29 +17 + 51 +16 +24 ?

(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)

Penyelesaian :

63 + 29 +17 + 51 +16 +24

= (63 + 17) + (29 + 51) + (16+24)

= 80 + 80 + 40

=160 + 40

=200

2. Contoh Soal Operasi Pengurangan

Jika 100 adalah penyelesaian dari 195 - 27 –15 – p, serta -80 penyelesaian

dari 75-55- p – 47 , maka apakah 8 merupakan hasil dari 38 – p – 7(jelaskan

alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya).

Penyelesaian 2 :

195 - 27 – 15 – p =100

(195 – 15) – 27 – p = 100

170 – 27 – p = 100

170 – 100 – 27 = p

70 – 27 = p

p = 53

75- 55 - p – 47 = -80

(75-55) – p – 47 = -80

20 + 80 – 47 = p

100 – 47 = p

P = 53

maka hasil dari 38 – p – 7 = 38 – 53 – 7 = -25 – 7 = -33

Penyelesaian telah memenuhi aspek

kefasihan (siswa mencoba membuat

penyelesaian yang baru), fleksibilitas

(penyelesaian bisa digunakan untuk masalah

lain), kebaruan (cara yang digunakan siswa

belum digunakan pada proses pembelajaran).

Penyelesaian telah memenuhi aspek

kefasihan (siswa mencoba membuat

penyelesaian yang baru), fleksibilitas

(penyelesaian bisa digunakan untuk masalah

lain), kebaruan (cara yang digunakan siswa

belum digunakan pada proses pembelajaran).

45

3. Contoh Soal Operasi Penjumlahan serta Pengurangan

Contoh 3 : -45 + 32 – 82 + 65 = x serta -40 + (-53) – (-13) +50 = y , jika

pernyataan “x dan y bernilai sama”, benarkah pernyataan tersebut?

(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya).

Penyelesaian 3 :

-45 + 32 – 82 + 65 = x

x = -45 + 32 – 82 + 65

= 65 – 45 + 32 – 82

= 20 – 50

= -30

-40 + (-53) – (-13)+50 = y

y = -40 + (-53) – (-13) + 50

= -40 – 53 + 13 + 50

= 50 – 40 +13 – 53

= 10 – 40

= -30

Maka nilai x dan y tidak sama

4. Contoh soal terapan dalam masalah Sehari-hari :

Suatu hari saya membantu ayah menjual baju batik. Baju batik tersebut

terdapat 3 jenis, yaitu batik parang, batik mega mendung, sidomukti. Banyak batik

parang 17 buah, batik mega mendung 27 buah, batik sidomukti 32 buah. Pada hari

pertama terjual batik parang 10 dan mega mendung 15. Pada hari kedua terjual

batik parang 4 dan batik sidomukti 23. Berapakah banyaknya masing-masing jenis

batik yang masih belum terjual?

Penyelesaian telah memenuhi aspek

kefasihan (siswa mencoba membuat

penyelesaian yang baru), fleksibilitas

(penyelesaian bisa digunakan untuk masalah

lain), kebaruan (cara yang digunakan siswa

belum digunakan pada proses pembelajaran).

46

Penyelesaian 1 :

Jenis

batik

Banyak Hari

pertama

Hari

kedua

Sisa

Parang 17 10 4 17- 10 – 4 = 3

Mega

mendung

27 15 0 27 – 15 – 0 = 12

Sido mukti 32 0 23 32 – 0 – 23 = 9

Penyelesaian 2 :

Jenis batik Banyak Hari

pertama

Hari

kedua

Jumlah

penjualan

Sisa

Parang 17 10 4 10 + 4 = 14 17 – 14 = 3

Mega

mendung

27 15 0 15 + 0 = 15 27 – 15 =

12

Sido mukti 32 0 23 0 + 23 = 23 32 – 23 = 9

2.2 Kerangka Berpikir

Dalam materi pokok operasi bilangan bulat yang dipelajari oleh siswa

kelas VII semester 1 dibutuhkan sebuah kematangan untuk memahami konsep,

mengaplikasikan konsep, serta menyelesaikan masalah yang ada pada materi

tersebut. Dalam pembelajaran ini ditekankan perlunya sebuah kemampuan untuk

memecahkan masalah yang baru yang terdapat dilingkungan sekitar siswa.

Kemampuan tersebut merupakan aspek kemampuan berpikir kreatif siswa, (Silver

:1997) dalam (Tatag : 2011) memberikan indikator untuk menilai berpikir

kreatif siswa (kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan) menggunakan

pengajuan masalah dan pemecahan masalah.

Selain hasil belajar siswa pada aspek Kemampuan berpikir Kreatif dapat

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), kemampuan berpikir kreatif

tinggi diharapkan sebagai hasil dari pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena itu

47

untuk mencapai tujuan tersebut salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh guru

sebagai fasilitator siswa adalah menyiapkan model pembelajaran yang menarik,

dan efektif dalam pembelajaran matematika.

Penggunaan model Team Game Tournament sebagai sebagai model yang

akan dilaksanakan diharapkan akan menjadi pembelajaran menarik,

menyenangkan dan efektif. Dalam pembelajaran model Team Game Tournament,

terdapat permainan yang dilakukan secara kelompok, Sehingga memungkinkan

siswa untuk dapat belajar dan berlatih dalam suasana yang menyenangkan tanpa

meninggalkan tujuan pembelajaran sehingga siswa tidak bosan, siswa lebih

mudah untuk menguasai konsep materi yang sedang diajarkan. Pemilihan PMRI

berbasis konservasi budaya sebagai pendekatan dalam pemelajaran juga akan

diharapkan mampu meningkatkan rasacinta terhadap kebudayaan sendiri serta

memupuk rasa menghargai dan melestarikan kebudayaan daerah. Selain model

dan pendekatan pembelajaran yang tepat, dipilih pula media pembelajaran yang

tepat. Pemilihan permainan tradisional Dakon sebagai media pembelajaran akan

membantu siswa dalam memahami konsep, menyelesaikan masalah yang ada

dalam pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti mencoba menerapkan model

pembelajaran Team Game Tournament dengan pendekatan Pendidikan

Matematika Realistik Indonesia dengan menggunakan bantuan permaian

tradisional. Diharapkan kemampuan kreatif siswa yang diberi pembelajaran model

pembelajaran Team Game Tournament dengan pendekatan Pendidikan

Matematika Realistik Indonesia dengan menggunakan bantuan permaian

48

tradisional lebih efektif daripada pembelajaran kemampuan kreatif siswa yang

diberi pembelajaran ekspositori. Selanjutnya kerangka berpikir yang peneliti

kemukakan disusun dalam sebuah diagram alir yang dapat dilihat pada gambar 2.3

Gambar 2.3

Diagram alur kerangka berpikir dalam penelitian

Proses Pembelajaran

Kelas Eksperimen Model Pembelajaran TGT dengan Pendekatan PMRI berbasis konservasi budaya

berbantuan permainan tradisional

Kelas Kontrol Model Pembelajaran

Ekspositori

Kelebihan:

1. Meningkatkan prestasi siswa.

2. Memperdalam pemahaman siswa.

3. Menyenangkan siswa dalam belajar.

4. Meningkatkan minat siswa untuk melakukan

pelestarian terhadap budaya permainan daerah

5. Meningkatkan kreatifitas siswa

6. Mengembangkan sikap positif siswa.

7. Mengembangkan sikap kepemimpinan siswa.

8. Mengembangkan rasa percaya diri siswa.

9. Mengembangkan rasa saling memiliki.

10. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang

kurang pandai.

11.

Kelemahan:

a) Tidak menekankan penonjolan aktivitas fisik dan aktivitas mental siswa.

b) Kegiatan terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran).

c) Pengetahuan yang didapat cepat hilang.

d) Kepadatan konsep dan aturan-aturan yang diberikan dapat berakibat siswa tidak menguasai bahan pelajaran yang diberikan.

Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih

tinggi dari rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol. memenuhi

KKM.

Kemampuan berpikir

kreatif siswa dalam

kategori tingkat atas

49

2.3 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan kerangka berfikir, maka hipotesis dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Hasil belajar pada aspek kemampuan berpikir kreatif siswa dengan dengan

pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbantuan permainan

tradisional mencapai KKM

2. Rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa dengan pembelajaran TGT

dengan pendekatan PMRI berbantuan permainan tradisional lebih baik dari

kemampuan berpikir kreatif siswa dengan model pembelajaran ekspositori

3. Rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa dengan pembelajaran TGT

dengan pendekatan PMRI berbantuan permainan tradisional dapat

dikategorikan sebagai kemampuan berpikir kreatif tingkat atas.

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Penentuan Objek Penelitian

3.1.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII Semester I

SMP Negeri 1 Karangawen Tahun Pelajaran 2012/2013 meliputi kelas VII-A,

VII-B, VII-C, VII-D, VII-E, VII-F, VII-G dengan jumlah masing-masing 36

siswa.

3.1.2 Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster

random sampling. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri antara lain:

siswa mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa yang menjadi

obyek penelitian duduk pada tingkat kelas yang sama, dan pembagian kelas tidak

berdasarkan ranking. Jadi dapat dilakukan pengambilan sampel secara random.

Dengan menggunakan teknik cluster random sampling diperoleh siswa dalam

dua kelas sebagai kelas sampel, yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas

kontrol.

Dalam penggunaan teknik cluster random sampling, diperoleh dua sampel

kelas yang dipilih oleh peneliti, yaitu satu kelas sebagai kelas eksperimen (kelas

VII-A) dan satu kelas sebagai kelas kontrol (kelas VII-C). Kelas eksperimen

diberikan suatu perlakuan yang dalam penelitian ini adalah menggunakan model

50

51

pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI dan kelompok kelas kontrol

menggunakan model pembelajaran ekspositori. Selain itu, untuk menguji coba

instrumen diambil satu kelas yang bukan anggota sampel di atas tetapi masih

dalam anggota populasi yaitu kelas VIIB.

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas untuk penelitian ini adalah jenis model pembelajaran dan

media yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Team Game

Tournament melalui pendekatan PMRI berbantuan permainan tradisional dan

model pembelajaran ekspositori

3.2.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat dari penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif

pada materi bilangan bulat yang melibatkan operasi penjumlahan serta operasi

pengurangan pada kelas VII.

3.3 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

eksperimen. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengenakan suatu perlakuan

khusus pada suatu kelompok eksperimen yang kemudian membandingkan hasilnya

dengan suatu kelompok kontrol yang dikenai dengan perlakukan yang berbeda.

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan Pretest-

Posttest Control Group Design.

52

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pre

test

Hasil Perlakuan Post

test

Hasil

Kontrol T O1 X1 T O2

Eksperimen T O3 X2 T O4

Keterangan:

X1 : Pembelajaran ekspositori

X2 : Pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbasis konservasi budaya

berbantuan permainan tradisional

T : Tes

O1 : Hasil pretest kelas dengan pembelajaran ekspositori

O3 : Hasil pretest kelas dengan pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI

berbasis konservasi budaya berbantuan permainan tradisional

O3 : Hasil postest kelas dengan pembelajaran ekspositori

O4 : Hasil postest kelas dengan pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI

berbasis konservasi budaya berbantuan permainan tradisional

Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih

secara random. Kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal.

Kelompok pertama diberi perlakuan (X2) dan kelompok yang lain tidak.

Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok

yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan

adalah (O2 : O4).

53

Berdasarkan desain penelitian di atas, maka disusun prosedur penelitian

sebagai berikut.

1. Menentukan sampel penelitian.

2. Peneliti menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran, soal latihan, materi operasi penjumlahan

dan pengurangan bilangan bulat, kisi-kisi soal tes, dan soal tes.

3. Peneliti menyusun instrumen pengamatan pembelajaran

4. Mengujicobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba.

5. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba

untuk mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda soal, validitas butir,

dan reliabilitas tes.

6. Menentukan soal-soal tes yang akan digunakan dalam pre-test dan

post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

7. Melaksanakan Pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

8. Menganalisis data awal yang diperoleh

9. Melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game

Tournament melalui pendekatan pendidikan matematika realistik

indonesia berbantuan permainan tradisional dan model pembelajaran

ekspositori di kelas kontrol.

10. Melaksanakan tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

11. Menganalisis hasil tes.

12. Menganalisis hasil pengamatan pembelajaran

13. Menyusun hasil penelitian.

54

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Metode Dokumentasi

Metode ini dilakukan untuk memperoleh daftar nama siswa yang

termasuk dalam populasi dan sampel penelitian..

3.4.2 Metode Tes

Metode tes awal (pretest) digunakan untuk memperoleh data awal tentang

kemampuan berpikir kreatif siswa pada kedua kelas sampel. Hasil tes ini

kemudian di analisis untuk menunjukkan bahwa kedua tersebut mempunyai aspek

kemampuan berpikir kreatif yang sama.

Metode tes ini juga digunakan dalam tes akhir (postest) untuk

menganalisis tentang kemampuan berpikir kreatif pada materi bilangan bulat

yang melibatkan operasi penjumlahan serta operasi pengurangan pada kelas VII.

Teknik tes ini dilakukan setelah perlakuan diberikan kepada kelas eksperimen dan

kelas kontrol dengan tujuan mendapatkan data akhir. Tes diberikan kepada kedua

kelompok dengan alat tes yang sama dan hasil pengolahan data digunakan untuk

menguji kebenaran hipotesis penelitian.

3.4.3 Metode Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan

pengamatan terhadap objek penelitian. Observasi yang akan dilakukan adalah

observasi langsung.

Dalam metode ini digunakan lembar observasi untuk mendapatkan data

tentang aktivitas siswa, aktivitas guru, kualitas pembelajaran, serta karakter siswa

ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Lembar observasi disusun sesuai

55

dengan indikator yang telah peneliti kemukakan didalam landasan teori. Pengisian

lembar observasi dilakukan dengan menggunakan check list. Check list atau daftar

cek terdiri dari daftar item yang berisi faktor-faktor yang diobservasi. Observasi

dilakukan pada kelas eksperimen sebanyak 3 kali selama pembelajaran

berlangsung.

3.5 Instrumen Penelitian

3.5.1 Tes

3.5.1.1 Materi dan bentuk tes

Soal tes yang digunakan pada penelitian ini adalah soal tes untuk

mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok bilangan bulat.

Bentuk tes yang digunakan adalah bentuk soal uraian.

3.5.1.2 Metode penyusunan perangkat tes

Sebelum mengambil data penelitian maka instrumen terlebih dahulu

diujicobakan. Langkah-langkah dalam pengujicobaan instrumen adalah sebagai

berikut.

a. Tahap persiapan

1. Pembahasan materi yang akan diujikan, yaitu materi bilangan bulat yang

melibatkan operasi penjumlahan serta operasi pengurangan.

2. Menentukan alokasi waktu. Dalam penelitian ini waktu yang disediakan

untuk mengerjakan soal adalah 90 menit.

3. Menentukan bentuk tes. Bentuk tes dalam penelitian ini adalah tes uraian

karena kemampuan berpikir kreatif tidak hanya dilihat dari benar atau

salahnya hasil perhitungan siswa, tetapi juga dilihat dari kemampuan

56

siswa dalam menyajikan pernyataan matematika secara tertulis. Hal ini

juga menyangkut dengan penilaian kemampuan berpikir kreatif yang

akan digunakan sebagai instrumen penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan

Setelah instrumen disusun, kemudian diujicobakan pada siswa di luar

sampel penelitian.

c. Tahap Analisis

Hasil uji coba yang didapat kemudian dianalisis, meliputi pengujian

validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran. Analisis ini

digunakan untuk menentukan instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian.

3.5.2 Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan alat untuk mengumpulkan data berupa daftar

aspek-aspek yang akan diamati. Menurut Arifin (2011:156) cara mengolah atau

menilai hasil observasi adalah dengan melakukan konversi skor.

Nilai = %100maksimalskorjumlah

totalskor

Selanjutnya presentase tersebut akan di nyatakan dalam kategori-kategori

yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan penentuan kategori

hasil observasi (pengamatan) yang digunakan sesuai dengan kategori penilaian

yang digunakan oleh Universitas Negeri Semarang, kategori tersebut sebagai

berikut

57

Tabel 3.2

Kategori Penilaian Lembar Pengamatan

3.6 Analisis Data

3.6.1 Analisis Soal Uji Coba

Sebelum diteskan pada subjek penelitian, item soal terlebih dahulu

diujicobakan pada kelas uji coba sehingga didapat soal dengan kategori baik.

Kemudian soal tersebut diteskan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai

subjek penelitian. Analisisnya sebagai berikut:

3.6.1.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi

product moment sebagai berikut:

2222

YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi skor butir soal dan skor total,

N = banyak subjek,

Kategori Interval Nilai

Tidak Baik < 50%

Kurang 50% – 60%

Cukup 61% – 70%

Baik 71% – 80%

Sangat Baik > 80 %

Sumber: Pedoman Akademik Unnes : 2010

58

∑ X = jumlah butir soal,

∑ Y = jumlah skor total,

∑ XY = jumlah perkalian skor butir dengan skor total,

∑ X2 = jumlah kuadrat skor butir soal,

∑ Y2 = jumlah kuadrat skor total.

Kriteria pengujian validitas dikonsultasikan dengan harga product momen

pada tabel dengan taraf signifikan (α) = 5%, jika maka item soal

tersebut dikatakan valid (Arikunto, 2006: 72).

3.6.1.2 Reliabilitas

Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan

hasil tes yang tetap (ajeg), artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah

subjek yang sama pada waktu lain, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif

sama (Arikunto, 2006: 86).

Reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus

alpha yaitu sebagai berikut:

[

] [

]

Keterangan :

r 11 : reliabilitas tes secara keseluruhan

: jumlah varians skor tiap item

: varians total

n : banyaknya item soal (Arikunto, 2006:109).

59

Rumus varians item soal

Keterangan:

: jumlah item soal

: jumlah kuadrat item soal

: banyaknya subyek pengikut tes (Arikunto, 2006: 110).

Rumus varians total

Keterangan:

: jumlah skor total

: jumlah kuadrat skor total

: banyaknya subyek pengikut tes (Arikunto, 2006: 111).

Kriteria pengujian reliabilitas soal tes yaitu setelah didapatkan harga r 11

kemudian harga tersebut dikonsultasikan dengan harga r product moment pada

tabel, jika > rtabel maka item tes yang diujicobakan reliabel.

3.6.1.3 Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir

soal mampu membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa

yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal

bentuk uraian digunakan rumus sebagai berikut:

n

WHWLDp

60

Keterangan:

Dp = daya pembeda

WL = jumlah siswa yang gagal dari kelompok bawah

WH = jumlah siswa yang gagal dari kelompok atas

n = (Arifin, 2012: 273).

Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda soal dapat

digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel sebagai berikut.

Index of discrimination Item evaluation

0,40 an up : Very good items.

0,30 – 0,39 : Reasonably good, but possibly subject to

improvement.

0,20 – 0,29 : Marginal items, usually needing and

being subject to improvement.

Below – 0,19 : Poor items, to be rejected or improved by

revision (Arifin, 2012: 274).

3.6.1.4 Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal

pada tingkat kemampuan tertentu. Cara menghitung tingkat kesukaran untuk

soal bentuk uraian dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

61

Keterangan:

TK : Taraf kesukaran soal.

N : Banyaknya siswa yang mengikuti tes.

Kriteria tingkat kesukaran untuk soal tes bentuk uraian sebagai berikut:

(1) Jika jumlah peserta tes yang gagal mencapai 27 %, termasuk mudah.

(2) Jika jumlah peserta tes yang gagal antara 28 % sampai dengan 72%, termasuk

sedang.

(3) Jika jumlah peserta tes yang gagal 72 % ke atas, termasuk sukar (Arifin,

2012: 273).

3.6.2 Analisis Tahap Awal

3.6.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data

secara spesifik, setelah data awal yang didapat dari nilai ulangan harian pada

pokok bahasan sebelumnya, maka data tersebut diuji kenormalannya apakah

data kedua kelompok tersebut berdistribusi normal atau tidak.

Adapun rumus yang digunakan adalah uji chi kuadrat, yaitu

k

i h

h

f

ff

1

2

02 )( .

Keterangan:

2 = harga chi kuadrat,

0f = frekuensi hasil pengamatan,

hf = frekuensi yang diharapkan.

62

Kriteria pengujian jika tabelhitung22 dengan derajat kebebasan dk = k – 1

dan taraf signifikan 5% maka data berdistribusi normal (Sugiono, 2011: 273).

3.6.2.2 Uji Homogenitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui dua kelompok mempunyai varians yang

sama atau tidak. Jika kedua kelompok tersebut mempunyai varians yang sama maka

kedua kelompok tersebut dikatakan homogen.

Hipotesis yang digunakan:

H0

= Varians homogen

H1

= Varians tidak homogen

Rumus yang digunakan:

k

bhitung

V

VF

Keterangan:

Vb

= Varians terbesar

Vk = Varians terkecil

Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika Fhitung <

dengan taraf signifikansi 5% (Sudjana, 2005: 250).

3.6.3 Analisis Tahap Akhir

3.6.3.1 Uji Persyaratan Analisis Data

3.6.3.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data secara

spesifik, setelah data awal yang didapat dari nilai ulangan harian pada pokok

63

bahasan sebelumnya, maka data tersebut di uji kenormalannya apakah data kedua

kelompok tersebut berdistribusi normal atau tidak.

Adapun rumus yang digunakan adalah uji chi kuadrat, yaitu

k

i h

h

f

ff

1

2

02 )( .

Keterangan:

2 = harga chi kuadrat,

0f = frekuensi hasil pengamatan,

hf = frekuensi yang diharapkan.

Kriteria pengujian jika tabelhitung22 dengan derajat kebebasan dk = k – 1 dan

taraf signifikan 5% maka data berdistribusi normal (Sugiono, 2011: 273).

3.6.3.1.2 Uji Homogenitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui dua kelompok mempunyai varians

yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok tersebut mempunyai varians yang

sama maka kedua kelompok tersebut dikatakan homogen.

Hipotesis yang digunakan:

H0

= Varians homogen

H1

= Varians tidak homogen

Rumus yang digunakan:

k

bhitung

V

VF

Keterangan:

64

Vb

= Varians terbesar

Vk = Varians terkecil

Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika Fhitung <

dengan taraf signifikansi 5% (Sudjana, 2005: 250).

3.6.3.2 Uji Hipotesis

3.6.3.2.1 Uji Hipotesis 1 Dilakukan pada Kelas Eksperimen

Untuk mengetahui model pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI

berbantuan permainan tradisional dapat mencapai ketuntasan belajar secara

klasikal pada aspek kemampuan kemampuan berpikir kreatif siswa, maka

dilakukan uji proporsi satu pihak. Dalam penelitian ini, belajar dikatakan tuntas

secara klasikal jika lebih dari atau sama dengan 80% hasil belajar siswa pada

aspek kemampuan berpikir kreatif matematika mencapai nilai 75. Hipotesis yang

digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

Ho : , artinya proporsi siswa dengan pembelajaran TGT berpendekatan

PMRI berbantuan permainan tradisional yang memperoleh nilai ≥ 75 belum

mencapai 80% (belum mencapai KKM klasikal).

Ha : , artinya proporsi siswa dengan pembelajaran TGT berpendekatan

PMRI berbantuan permainan tradisional yang memperoleh nilai ≥ 75 sudah

mencapai 80% (sudah mencapai KKM klasikal).

Rumus statistiknya sebagai berikut :

n

n

x

z)1( 0

0

0

65

Keterangan:

: suatu nilai yang merupakan anggapan atau asumsi tentang nilai

proporsi populasi (79,5%)

x : banyak siswa yang nilainya

n : jumlah sampel

Kriteria pengujiannya adalah Ho ditolak jika zhitung

, dimana

diperoleh distribusi normal baku dengan peluang (

) (Sudjana,

2005: 235).

3.6.3.2.2 Uji Hipotesis 2 (Dilakukan pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol)

Rumusan hipotesis untuk mengetahui pengaruh faktor model pembelajaran

adalah

H0 : 21 (rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif antara siswa

dengan pembelajaran TGT berpendekatan PMRI berbantuan permainan

tradisional adalah sama atau kurang dari siswa dengan pembelajaran

ekspositori),

H1 : 21 (rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif antara siswa

dengan pembelajaran TGT berpendekatan PMRI berbantuan permainan

tradisional adalah lebih dari siswa dengan pembelajaran ekspositori).

Peneliti menggunakan analisis data dengan uji-t dan taraf signifikansi = 5%.

digunakan untuk menguji hipotesis.

Maka untuk menguji hipotesis digunakan rumus :

66

2

2

2

1

2

1

21

n

s

n

s

xxt

(Sugiyono,2011:138)

Keterangan :

1x : mean sampel kelompok eksperimen.

2x : mean sampel kelompok kontrol.

s : simpangan baku.

2

1s : varians kelompok eksperimen.

2

2s : varians kelompok kontrol.

1n : banyaknya sampel kelompok eksperimen.

2n : banyaknya sampel kelompok kontrol.

Kriteria pengujian adalah H0 diterima jika t < t(1 - ) dengan peluang )1( dan

H0 ditolak jika t ≥ t(1 - ). (Sugiyono,2011:139)

3.6.3.2.3 Uji Hipotesis 3 Dilakukan pada Kelas Eksperimen

Kemampuan berpikir kreatif siswa didalam suatu kelas pada sebuah

pembelajaran matematika dengan materi tertentu bisa dikatakan sangat baik jika

rata-rata nilai prestasi belajar siswa mencapai nilai dengan kategori berpikir

kreatif tingkat atas.

Dalam penelitian ini, kemampuan berpikir kreatif dikatakan tingkat atas

jika lebih dari atau sama dengan 80% hasil belajar siswa pada aspek berpiir kreatif

67

matematika mencapai nilai 80 sesuai dengan pembagian rentang nilai ke dalam

kategori kemampuan berpikir kreatif

Pembagian rentang nilai yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel

3.3 sebagai berikut

Tabel 3.3

Pembagian Interval Nilai dalam Tingkatan Kemampuan Berpikir Kreatif

Maka disusun hipotesis sebagai berikut

Ho : , artinya proporsi siswa dengan pembelajaran TGT

berpendekatan PMRI berbantuan permainan tradisional yang memperoleh

nilai ≥ 80 belum mencapai 80% (belum dikategorikan sebagai berpikir

kreatif tingkat atas).

Ha : , artinya proporsi siswa dengan pembelajaran TGT

berpendekatan PMRI berbantuan permainan tradisional yang memperoleh

nilai ≥ 80 sudah mencapai 80% (dikategorikan sebagai berpikir kreatif

tingkat atas).

Tingkat kemampuan

Berpikir Kreatif Interval Nilai

0 (Tidak Kreatif) < 50

1 (Kurang Kreatif) 50 – 59

2 (Cukup Kreatif) 60 – 69

3 (Kreatif) 70 – 79

4 (Sangat Kreatif) ≥ 80

67 a

68

Rumus statistiknya sebagai berikut :

n

n

x

z)1( 0

0

0

Keterangan:

: suatu nilai yang merupakan anggapan atau asumsi tentang nilai

proporsi populasi (79,5%)

x : banyak siswa yang nilainya

n : jumlah sampel

Kriteria pengujiannya adalah Ho ditolak jika zhitung

, dimana

diperoleh distribusi normal baku dengan peluang (

) (Sudjana, 2005: 235).

3.6.3.3 Analisis Kualitas Pembelajaran

Penentuan kategori analisis kualitas pembelajaran dilakukan dengan

menentukan presentase skor dari lembar observasi kualitas pembelajaran.

Perhitungan presentase tersebut adalah sebagai berikut :

Kemudian presentase tersebut dikategorikan kedalam kategori yang terbagi

menjadi 5 kategori yaitu,

1. Tidak Baik yaitu dengan interval nilai < 50%.

2. Kurang yaitu dengan interval nilai 50% – 60%.

3. Cukup yaitu dengan interval nilai 61% – 70%

4. Baik yaitu dengan interval nilai 71% – 80%

5. Sangat Baik yaitu dengan interval nilai > 80 %

67 b

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Butir Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Sebelum dilaksanakan pretest pada kelas sampel, terlebih dahulu

dilakukan uji coba instrumen tes berpikir kreatif pada siswa. Setelah selesai

diujicobakan pada siswa, maka hasil uji coba tersebut dianalisis terlebih dahulu

untuk mendapatkan butir-butir soal dengan kriteria baik. Adapun hasil analisis

butir soal tes berpikir kreatif tersebut sebagai berikut.

4.1.1 Validitas

Hasil analisis validitas butir soal tes berpikir kreatif sebagai berikut.

(1) Soal yang di uji coba sebanyak 10 soal.

(2) Semua soal memenuhi kriteria valid, perhitungan validitas dilakukan sesuai

uji validitas butir soal yang telah dijelaskan oleh peneliti pada Bab III.

Soal dinyatakan valid jika dalam analisa validitas butir soal diperoleh

harga rxy > rtabel, (dengan nilai rtabel diperoleh dari table produk moment dengan

banyaknya sampel (n)=36 dan taraf signifikasi (α)=0.05, diperoleh rtabel=0,329),

dikarenakan semua soal nomor 1 sampai 10 harga rxy > rtabel maka semua soal

dikatakan valid. Analisis validitas butir soal tes berpikir kreatif dapat dilihat pada

Lampiran 12 halaman 119, sedangkan contoh perhitungannya dapat dilihat pada

Lampiran 8 halaman 113.

68

69

4.1.2 Reliabilitas

Dari hasil analisis reliabilitas butir soal tes berpikir kreatif diperoleh

0,891. Hasil tes dinyatakan reliabel apabila besarnya indeks reliabilitas yang

diperoleh telah melebihi harga rtabel = 0,329. Karena r11 > rtabel, maka instrumen

soal tes kemampuan berpikir kreatif tersebut reliabel. Analisis reliabilitas butir

soal tes berpikir kreatif dapat dilihat pada Lampiran 12 halaman 119, sedangkan

perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman 115.

4.1.3 Daya Pembeda

Hasil analisis daya pembeda butir soal tes berpikir kreatif sebagai berikut.

(1) Tidak ada soal yang dinyatakan sebagai soal dengan kriteria daya beda

sangat baik.

(2) 9 soal dinyatakan sebagai soal soal dengan daya beda baik, yaitu nomor

1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10.

(3) 1 soal dinyatakan sebagai soal dengan daya beda cukup baik.

riteria Analisis daya pembeda butir soal tes berpikir kreatif dapat dilihat pada

lampiran 12 halaman 119, sedangkan contoh perhitungannya dapat dilihat pada

lampiran 10 halaman 116.

4.1.4 Tingkat Kesukaran

Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal tes berpikir kreatif sebagai

berikut.

i) Soal dengan kriteria mudah ada 1 buah, yaitu soal nomor 3.

ii) Soal dengan kriteria sedang ada 8 buah, yaitu soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 10.

iii) Soal dengan kriteria sukar ada 1 buah, yaitu nomor 7.

70

Analisis taraf kesukaran butir soal tes berpikir kreatif dapat dilihat pada

lampiran 12 halaman 119, sedangkan contoh perhitungannya dapat dilihat pada

lampiran 11 halaman 116.

Berdasarkan hasil analisis butir soal tes kemampuan berpikir kreatif,

diperoleh hasil bahwa semua soal-soal yang di uji coba digunakan untuk

mengukur kemampuan berpikir kreatif, dengan pertimbangan soal-soal tersebut

memenuhi kriteria sebagai berikut.

i. Soal dinyatakan reliabel.

ii. Semua soal dinyatakan kedalam soal valid.

iii. Indeks daya beda soal dikriteriakan sebagai soal dengan daya beda baik

dan cukup baik.

iv. Soal mempunyai kriteria tingkat kesukaran mudah, sedang, dan sukar,

serta 8 buah soal merupakan soal dengan kriteria tingkat kesukaran

sedang.

v. Secara keseluruhan soal telah memenuhi seluruh indikator kemampuan

berpikir kreatif dalam materi bilangan bulat.

4.2 Hasil Analisis Pretest

Analisis tahap awal (pretest) dilakukan untuk mengetahui apakah sampel

dalam penelitian berawal dari keadaan awal yang sama. Analisis tahap awal

dilakukan setelah kelas VII A (kelas eksperimen) serta kelas VII C (kelas kontrol)

melaksanakan pretest pada tanggal 25 September 2012 (kelas VII A) serta pada

tanggal 26 September 2012 (kelas VII C). Analisis tahap awal dilakukan pada data

pretest kedua kelas, dengan uji normalitas dan uji homogenitas

71

4.2.1 Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data dan untuk

menentukan uji selanjutnya apakah memakai statistik parametrik atau non

parametrik. Hipotesis yang diajukan sebagai berikut.

H0: data berdistribusi normal

H1: data tidak berdistribusi normal

Kriteria pengujiannya yaitu terima H0 jika hitung

tabel, dengan tabel

= . Dalam hal lainnya H0 ditolak.

Untuk N = 36 maka banyaknya kelas interval adalah 1 + 3,3(log 6) 6.

Untuk dan diperoleh = 11,07. Hasil analisis uji

normalitas tahap awal dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Tahap Awal

Kelas

Kriteria

VII A 6,627 11,07 Normal

VII C 5,387 11,07 Normal

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas tahap awal, diperoleh

bahwa hitung <

maka H0 diterima, yang berarti bahwa data berdistribusi

normal. Uji normalitas tahap awal kelas eksperimen dapat dilihat pada Lampiran

18 halaman 132 dan uji normalitas kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 19

halaman 133.

72

4.2.2 Hasil Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk menentukan apakah sampel penelitian

berasal dari kondisi yang sama (homogen) atau tidak. Uji homogenitas dilakukan

dengan penyelidikan apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau

tidak. Hipotesis yang diajukan sebagai berikut.

H0:

(Sampel berasal dari populasi yang homogen.)

H1:

(Sampel berasal dari populasi yang tidak homogen.)

Kriteria pengujiannya yaitu H0 diterima jika

. Dalam hal lainnya H0 ditolak. Nilai

sehingga diperoleh nilai

= 1,79. Hasil analisis uji homogenitas tahap awal dapat dilihat pada

Tabel 4.2 sebagai berikut.

Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Tahap Awal

Data hitung tabel Kriteria

Hasil belajar siswa kelas

VII A dan VII C

0,977 1,79 Homogen

Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas tahap awal, diperoleh

bahwa

maka H0 diterima, yang artinya kedua

sampel berasal dari populasi yang homogen. Perhitungan uji homogenitas

tahap awal dapat dilihat pada Lampiran 20 halaman 134.

4.3 Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan jenis penelitian eksperimen menggunakan

dua kelas sampel dari populasi sama (SMP Negeri 1 Karangawen), yaitu pada

73

kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan pada kelas VII C sebagai kelas kontrol.

Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan persiapan yang meliputi

penyusunan instrumen penelitian yang berupa silabus dan kemudian

dikembangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk 3 kali

pertemuan dengan materi bilangan bulat, sampai dengan operasi bilangan bulat.

Silabus serta RPP dapat dilihat pada lampiran 21 sampai dengan lampiran 28

halaman 137-171.

Peneliti juga menyusun lembar tugas siswa sebagai penunjang evaluasi

pembelajaran dan juga lembar pengamatan untuk mengetahui keadaan suatu

pembelajaran, yaitu lembar pengamatan aktivitas siswa, karakter siswa, kinerja

guru, dan kualitas pembelajaran. Saat pelaksanaan pembelajaran pada kelas

eksperimen berlangsung, guru mengamati aktivitas siswa, karakter siswa, dan

kinerja guru berdasarkan lembar pengamatan yang telah dibuat. Sedangkan pada

pembelajaran terakhir di kelas eksperimen, guru mengisi lembar pengamatan

tentang kualitas pembelajaran kelas eksperimen selama penelitian berlangsung.

Lembar observasi dilihat pada Lampiran 48 sampai dengan Lampiran 58 halaman

208-233.

4.3.1 Hasil Analisis Tahap Akhir

Tujuan dilakukan ujian tahap akhir adalah untuk menjawab hipotesis.

Analisis tahap akhir dilakukan setelah kedua kelas sampel mendapatkan perlakuan

yang berbeda. Data yang digunakan dalam analisis tahap akhir diperoleh dari post

test siswa kelas VII pada materi operasi bilangan bulat. Analisis tahap akhir terdiri

prasyarat uji statistik parametris yaitu uji normalitas, uji homogenitas serta uji

74

pertidaksamaan rata-rata (hipotesis 1) serta uji proporsi (hipotesis 2 dan hipotesis

3).

4.3.1.1 Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data dan untuk

menentukan uji selanjutnya apakah memakai statistik parametrik atau non

parametrik. Hipotesis yang diajukan sebagai berikut.

H0: data berdistribusi normal.

H1: data tidak berdistribusi normal.

Kriteria pengujiannya yaitu terima H0 jika hitung

tabel, dengan tabel

= . Dalam hal lainnya H0 ditolak.

Untuk N = 36 maka banyaknya kelas interval adalah 1 + 3,3(log 6) 6.

Untuk dan diperoleh = 11,07. Hasil analisis uji

normalitas tahap awal dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Tahap Akhir

Kelas

Kriteria

VII A 7,729 11,07 Normal

VII C 7,565 11,07 Normal

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas tahap akhir, diperoleh

bahwa hitung <

maka H0 diterima, yang berarti bahwa data berdistribusi

normal. Uji normalitas tahap akhir kelas eksperimen dapat dilihat pada Lampiran

41 halaman 196 dan kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 42 halaman 197.

75

4.3.1.2 Hasil Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk menentukan apakah sampel penelitian

berasal dari kondisi yang sama (homogen) atau tidak. Uji homogenitas dilakukan

dengan penyelidikan apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau

tidak. Hipotesis yang diajukan sebagai berikut.

H0:

(Sampel berasal dari populasi yang homogen.)

H1:

(Sampel berasal dari populasi yang tidak homogen.)

Kriteria pengujiannya yaitu H0 diterima jika

. Dalam hal lainnya H0 ditolak. Nilai

sehingga diperoleh nilai

= 1,79. Hasil analisis uji homogenitas tahap awal dapat dilihat pada

Tabel 4.4 sebagai berikut.

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Tahap Akhir

Data hitung tabel Kriteria

Hasil belajar siswa

kelas VII A dan VII C

1,67 1,79 Homogen

Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas tahap awal, diperoleh

bahwa

maka H0 diterima, yang artinya kedua

sampel berasal dari populasi yang homogen. Perhitungan uji homogenitas

tahap awal dapat dilihat pada Lampiran 43 halaman 198.

76

4.3.1.3 Hasil Uji Hipotesis 1

Uji proporsi dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa pada

aspek kemampuan berpikir kreatif mencapai KKM. Hipotesis yang diajukan

sebagai berikut.

H0 : 0,795 (siswa yang mendapat nilai 75 kurangdari sama dengan 80%)

H1 : 0,795 (siswa yang mendapat nilai 75 lebih dari 80%)

Kriteria pengujiannya yaitu H0 ditolak jika zhitung . Nilai

didapat dari daftar normal baku dengan peluang (0,5 - ) dengan = 0,05. Dalam

hal lainnya H0 diterima. Nilai dengan atau = 1,74.

Hasil analisis menunjukkan bahwa banyak siswa yang mendapat nilai

lebih dari atau sama dengan 75 adalah 36 orang, artinya seluruh siswa pada kelas

eksperimen telah mencapai ketuntasan belajar individual. Selanjutnya dari hasil

uji proporsi diperoleh nilai zhitung = 3,09. Karena zhitung = 3,09 > = 1,74 maka

H0 ditolak. Artinya siswa yang dikenai pembelajaran TGT dengan pendekatan

PMRI telah mencapai ketuntasan belajar klasikal. Perhitungan uji proporsi dapat

dilihat pada Lampiran 44 halaman 199.

4.3.1.4 Hasil Uji Hipotesis 2

Uji perbedaan dua rata-rata dimaksudkan untuk mengetahui apakah rata-

rata kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari

rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol. Dalam hal ini

digunakan uji t yaitu untuk menguji dua sampel yang datanya berdistribusi

normal. Hipotesis yang diajukan sebagai berikut.

77

H0: (rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif antara siswa dengan

pembelajaran TGT berpendekatan PMRI berbantuan permainan

tradisional adalah sama atau kurang dari siswa dengan

pembelajaran ekspositori.)

H1: (rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif antara siswa dengan

pembelajaran TGT berpendekatan PMRI berbantuan permainan

tradisional adalah lebih dari siswa dengan pembelajaran ekspositori

Kriteria uji yang dilakukan yaitu H0 ditolak jika ,

didapat dari daftar distribusi t dengan dk = ( ), taraf signifikan 5% dan

peluang ( ). Untuk harga t lainnya H0 diterima.

Dari hasil perhitungan diperoleh = 3,487 Nilai pada = 5%

dan dk = 36 + 36 – 2 = 70 diperoleh nilai = 1,669. Karena >

maka H0 ditolak, artinya rata-rata hasil belajar kelas eksperimen yang

dikenai model pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbasis konservasi

budaya berbantuan permainan tradisional lebih tinggi daripada rata-rata hasil

belajar kelas kontrol yang dikenai pembelajaran ekspositori. Perhitungan uji

perbedaan dua rata-rata dapat dilihat pada Lampiran 45 halaman 200.

4.3.1.5 Hasil Uji Hipotesis 3

Uji proporsi juga dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan

berpikir kreatif siswa memenuhi kemampuan berpikir kreatif tingkat atas.

Kritteriatersebut telah peneliti kemukakan pada bahasan Bab sebelumnya dengan

membagi tingkat berpikir kreatif dari tingkat tidak kreatif, sampai dengan sangat

kreatif (kemampuan berpikir kreatif tingkat atas) dalam interval nilai 0-100.

78

Sehingga diperoleh bahwa siswa dengan kemampuan berpikir kreatif

tingkat atas adalah siswa yang mempunyai nilai tes kemampuan berpikir kreatif

lebih dari atau sama dengan 80. Sehingga peneliti mengajukan hipotesis bahwa

kelas dengan kemampuan berpikir kreatif tinggi dapat dilihat jika lebih dari atau

sama dengan 80% siswa dalam suatu kelas memperoleh nilai lebih dari atau sama

dengan 80 dalam test kemampuan berpikir kreatif

Hasil analisis menunjukkan hasil uji proporsi diperoleh nilai zhitung = 1, 84

Kriteria pengujiannya yaitu H0 ditolak jika zhitung . Nilai didapat

dari daftar normal baku dengan peluang (0,5 - ) dengan = 0,05. Dalam hal

lainnya H0 diterima. Nilai dengan atau = 1,74.

Karena zhitung = 1,84 > = 1,64 maka H0 ditolak. Artinya siswa kelas

eksperimen yang model pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbasis

konservasi budaya berbantuan permainan tradisional merupakan siswa dengan

kriteria berpikir kreatif tingkat atas. Perhitungan uji proporsi dapat dilihat pada

Lampiran 46 halaman 201.

4.3.2 Hasil Observasi

Observasi dilakukan sebanyak tiga kali selama proses pembelajaran di

kelas eksperimen berlangsung. Observasi yang dilakukan meliputi observasi

aktivitas siswa, karakter siswa, kinerja guru, dan kualitas pembelajaran selama

proses belajar mengajar berlangsung.

4.3.2.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung, diperoleh data sebagai berikut.

79

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Pertemuan Persentase Kriteria

I 65,48% Cukup Aktif

II 71,43% Aktif

III 79,76% Aktif

Dari hasil pengamatan tampak bahwa persentase keaktifan siswa

meningkat dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya, yang berarti bahwa

siswa semakin aktif dalam mengikuti pembelajaran. Rata-rata persentase keaktifan

siswa sebesar 72,23%, sehingga siswa kelas tersebut tergolong siswa yang aktif.

Untuk selengkapnya, perkembangan aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran

48, 49, dan 50 halaman 208, 211, dan 204.

4.3.2.2 Hasil Observasi Karakter Siswa

Berdasarkan hasil observasi karakter siswa selama proses pembelajaran

berlangsung, karakter yang masuk dalam pengamatan adalah karakter disiplin,

kreatif, teliti, toleransi, rasa ingin tahu, jujur, cinta tanah air. Dari pengamatan

observasi siswa diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.7 Hasil Observasi Karakter Siswa

Pertemuan Persentase Kriteria

I 69,64% Cukup Baik

II 76,79% Baik

III 83,93% Sangat Baik

Dari hasil pengamatan tampak bahwa persentase karakter siswa meningkat

dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya, yang berarti bahwa karakter siswa

semakin baik. Rata-rata persentase karakter siswa sebesar 76,78%, sehingga

karakter siswa kelas eksperimen tergolong baik. Untuk selengkapnya,

80

perkembangan karakter siswa dapat dilihat pada lampiran 51, 52, dan 53 halaman

218, 220, dan 222.

4.3.2.3 Hasil Observasi Kinerja Guru

Berdasarkan hasil observasi kinerja guru selama proses pembelajaran

berlangsung, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.8 Hasil Observasi Kinerja Guru

Pertemuan Persentase Kriteria

I 76,31% Baik

II 81,58% Baik

III 84,1% Baik

Dari hasil pengamatan tampak bahwa persentase kinerja guru meningkat

dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya, yang berarti bahwa kinerja guru

semakin membaik. Rata-rata persentase kinerja guru sebesar 80,67%, sehingga

kinerja guru tergolong baik. Untuk selengkapnya, perkembangan kinerja guru

dapat dilihat pada Lampiran 54, 55, dan 56 halaman 225, 227, dan 229.

4.3.2.4 Hasil Observasi Kualitas Pembelajaran

Berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran pada kelas

eksperimen berlangsung, pada akhir pembelajaran observer mengisi sebuah

lembar pengamatan untuk mengetahui kualitas pembelajaran yang telah

berlangsung selama tiga kali. Lembar pengamatan tersebut telah disusun sesuai

dengan pengembangan indikator kualitas pembelajaran.

Sesuai dengan yang dikemukakan Arifin (2011) bahwa dalam penilaian

lembar pengamatan dilakukan dengan cara mengubah skor menjadi nilai dengan

interval 0 – 100. Sesuai dengan perhitungan yang telah peneliti kemukakan pada

bab sebelumnya maka diperoleh perhitungan hasil pengamatan menunjukkan

81

bahwa persentase kualitas pembelajaran adalah sebesar 74,81%, yang artinya

kualitas pembelajaran yang telah berlangsung selama tiga pertemuan di kelas

eksperimen tergolong baik. Untuk selengkapnya, indikator penyusunan lembar

pengamatan kualitas pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 57 halaman 232

perhitungan kualitas pembelajaran kelas eksperimen dapat dilihat pada Lampiran

58 halaman 233.

4.4 Pembahasan

Berdasarkan uji hipotesis 1 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa

dalam aspek kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang

dikenai pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI mencapai ketuntasan secara

individual maupun ketuntasan klasikal. Selanjutnya pengujian hipotesis 2 yang

telah dilakukan tentang penggunaan metode pembelajaran yang digunakan, dapat

disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen

yang dikenai pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI lebih dari kemampuan

berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang dikenai pembelajaran ekspositori.

Untuk pengujian hipotesis 3, dilakukan uji proporsi untuk mengetahui tingkat

berpikir kreatif siswa kelas eksperimen. Hasil uji proporsi menunjukkan bahwa

hasil belajar siswa kelas eksperimen pada aspek kemampuan berpikir kreatif dapat

dikategorikan dalam tingkat atas, yaitu siswa yang memperoleh nilai lebih dari

atau sama dengan 80 mencapai 80%. Hal itu menunjukkan bahwa model

pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI baik untuk diterapkan dalam

pembelajaran dengan aspek berpikir kreatif.

82

Pada kelas eksperimen, dilakukan pembelajaran TGT dengan pendekatan

PMRI berbasis konservasi budaya dengan berbantuan permainan tradisional yang

dilakukan kedalam 3 tahapan, yaitu pendahuluan, inti , dan penutup. Sedangkan

pada kelas eksperimen dilakukan pembelajaran ekspositori yang juga terdiri dari

tiga tahapan yaitu pendahuluan, initi dan penutup. Perbedaan dalam pembelajaran

yang dilakukan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah tahapan kegiatan

inti. Kegiatan pendahuluan meliputi guru menyiapkan kondisi fisik dan psikis

siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, serta memberikan

motivasi kepada siswa tentang manfaat mempelajari rumus luas permukaan dan

volume kubus dan balok pada kehidupan sehari-hari (intertwining).

Kegiatan inti dari pembelajaran diawali dengan siswa diminta untuk

berkelompok secara heterogen (Team) . Tiap kelompok terdiri dari empat orang

siswa. Pembetukan kelompok ini meyakinkan siswa untuk bisa mengikuti

pembelajaran yang akan dilaksanakan secara maksimal. Dalam pengelompokan

ini siswa merasa bahwa pembelajaran yang akan mereka laksanakan akan

dilaksanakan secara bersama-sama itu lebih mudah, sehingga kecemasan siswa

dapat berkurang. Siswa yang merasa memiliki kemampuan yang kurang merasa

lebih tenang karena berada di situasi belajar yang heterogen dan memungkinkan

untuk bertanya kepada teman sejawat satu kelompok yang memiliki kemampuan

lebih baik. Di sisi lain, siswa yang memiliki kemampuan yang baik akan lebih

mengembangkan kemampuannya dalam berbagi pengetahuan dengan teman

sebayanya yang kemampuannya masih kurang. Dalam hal ini, teori Vygotsky

tentang peranan zona perkembangan proksimal memiliki kontribusi dalam

83

mengembangkan kemampuan siswa yang kemampuannya masih kurang melalui

kegiatannya dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah.

Setelah tahapan pembentukan kelompok selesai dan siswa terkondisikan

dengan baik, guru mempersiapkan alat peraga berupa permainan tradisional

dakon. Desain , cara penggunaan serta cara pembuatan alat peraga tersebut dapat

dilihat pada lampiran 45 halaman 202. Guru menjelaskan salah satu contoh

penggunaan alat peraga tersebut dalam penyelesaian sebuah permasalahan dalam

materi bilangan bulat (menggunakan konteks). Kemudian guru memberikan

beberapa permasalahan dalam LTS yang harus diselesaikan kepada masing-

masing kelompok serta memberi kebebasan untuk mengembangkan permainan

menggunakan alat peraga tersebut dalam menyelesaikan masalah (game). Masing-

masing kelompok menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru dengan

pengembangan permainan dengan bantuan alat peraga yang telah dipersiapkan

(menggunakan model). Siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk

menyusun pengembangan permainan dakon dalam menyelesaikan permasalahan

tersebut. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan

penyelesaian sesuai dengan ide mereka sendiri, guru hanya membimbing dan

mendampingi siswa selama diskusi dan permainan berlangsung (kontribusi

siswa). Setelah permainan dalam kelompok selesai, guru meminta masing-masing

kelompok untuk menempel hasil dari pengembangan permainan mereka di papan

tulis, kemudian masing-masing kelompok diminta untuk melihat hasil diskusi

yang telah ditempel di papan tulis (format interaktif). Setelah pengamatan hasil

permainan kelompok selesai, dilakukan sebuah kompetisi dengan beberapa buah

84

permasalahan yang harus diselesaikan dengan tahapan seperti yang telah

dilakukan siswa dengan menggunakan permainan alat peraga (tournament).

Dalam pelaksanaan kompetisi ini, penilaian kelompok terbaik berdasarkan waktu

pengerjaan dan hasil dari jawaban. Setelah didapatkan kelompok terbaik, guru

beserta kelompok lain memberikan penghargaan kelompok kepada kelompok

yang terbaik (penghargaan kelompok). Pada akhir kegiatan inti, guru memberikan

pembenaran atau penguatan terhadap jawaban siswa. Kemudian guru memberikan

lembar tugas untuk dikerjakan oleh siswa secara individu. Kegiatan penutup

meliputi penarikan simpulan, pemberian tugas rumah, serta pemberian informasi

tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

Pelaksanan kegiatan inti pada pertemuan kedua dan pertemuan ketiga

sama seperti pada pertemuan pertama, perbedaan terletak pada materi yang

diberikan. Pada pertemuan kedua siswa menyelesaikan masalah tentang operasi

pengurangan bilangan bulat, sedangkan pada pertemuan ketiga diberikan materi

operasi campuran pada bilangan bulat serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-

hari. Pada pertemuan kedua dan ketiga juga masih menggunakan permainan

tradisional dakon yang telah digunakan pada pertemuan pertama.

Pada kelas kontrol pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model

pembelajaran yang biasa dipakai oleh guru, yaitu model pembelajaran ekspositori.

Proses pembelajaran pada kelas kontrol juga terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu

kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Kegiatan pendahuluan meliputi guru

menyiapkan kondisi fisik dan psikis siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai, serta memberikan motivasi kepada siswa. Kegiatan inti meliputi

85

guru memberikan penjelasan tentang pokok bahasan dan contoh soal serta cara

penyelesaiannya dengan metode ceramah. Siswa mendengar dan membuat

catatan-catatan penting dari penjelasan guru. Guru bersama siswa berlatih

menyelesaikan soal latihan yang telah diberikan. Sedangkan kegiatan penutup

meliputi penarikan simpulan, pemberian tugas rumah, serta pemberian informasi

tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Pada

pembelajaran ekspositori, pada awalnya memang membuat siswa lebih tenang

karena guru menjadi pusat pembelajaran dan mengendalikan siswa. Siswa

memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Hal itu sesuai dengan

definisi model pembelajaran ekspositori, yaitu model pengajaran ekspositori

merupakan kegiatan mengajar yang terpusat pada guru (Dimyati, 2002: 172).

Tetapi hal itu hanya terjadi pada awal kegiatan pembelajaran. Selebihnya banyak

siswa yang mengobrol sendiri dengan teman sebangku, bermain-main sendiri,

serta sibuk dengan kegiatan masing-masing tanpa memperhatikan guru.

Berdasarkan pembahasan hasil análisis tersebut peneliti menyimpulkan

kemungkinan faktor-faktor yang menjadi penyebab perbedaan kemampuan

berpikir kreatif siswa yang mendapat pembelajaran TGT dengan pendekatan

PMRI dengan siswa yang mendapat pembelajaran ekspositori sebagai berikut.

(1) Melalui pembelajaran yang telah dilaksanakan, pembelajaran TGT dengan

pendekatan PMRI, pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan karena

siswa belajar matematika dari suatu permasalahan kontekstual dalam

kehidupan sehingga siswa lebih bersemangat dan berminat dalam kegiatan

pembelajaran. Siswa menjadi lebih aktif dalam menyampaikan pendapat

86

serta menanggapi pendapat temannya. Jika dibandingkan pada pembelajaran

secara ekspositori, guru hanya menerangkan dan membahas soal dengan

metode satu arah dan satu sumber, sehingga cenderung membosankan dan

menurunkan minat belajar siswa. Hal tersebut didukung dengan salah satu

manfaat pendidikan matematika realistik menurut Asmin (2006), yaitu

suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena menggunakan

konteks masalah kehidupan, sehingga siswa tidak cepat bosan belajar

matematika (Tandiling, 2010: 3).

(2) Pada pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI, guru memberi

kesempatan pada siswa untuk belajar dalam bentuk kelompok. Siswa

berdiskusi dan berinteraksi dengan anggota kelompok masing-masing untuk

menemukan sebuah konsep sendiri dengan bantuan alat peraga, guru hanya

sebagai fasilitator. Hal itu terjadi karena pembelajaran kooperatif atau

cooperative learning merupakan pembelajaran yang memberi kesempatan

kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas

terstruktur (Kawuwung : 2011, 161).

(3) Pada pembelajaran kooperatif, pembagian kelompok dilakukan secara

merata. Artinya pada setiap kelompok terdiri dari siswa yang memiliki

kemampuan akademik yang tinggi hingga yang rendah sehingga siswa yang

memiliki kemampuan tinggi dapat membantu siswa dengan kemampuan

rendah. Hal itu sesuai dengan pendapat Suprijono (2011) Model

pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar,

87

berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman dan ketrampilan

sosial.

Selama proses pembelajaran pada kelas eksperimen berlangsung, guru

juga melakukan pengamatan tentang aktivitas siswa, karakter siswa, kinerja guru,

serta kualitas pembelajaran yang telah dilaksanakan guru. Berdasarkan hasil

pengamatan pada pertemuan pertama pelaksanaan pembelajaran, masih terdapat

siswa yang masih pasif. Namun, secara berangsur-angsur aktivitas siswa

meningkat dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya. Siswa lebih aktif dalam

mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan karakter siswa diketahui

bahwa pada awal pembelajaran karakter siswa cukup baik. Namun, hingga akhir

pembelajaran karakter siswa meningkat menjadi sangat baik. Begitu pula untuk

kinerja guru, pada awal pembelajaran guru belum memberikan motivasi kepada

siswa sehingga kinerja guru pada awal pembelajaran tergolong cukup baik.

Namun, pada pertemuan selanjutnya kinerja guru mengalami peningkatan menjadi

baik. Sedangkan kualitas pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI dari awal

pembelajaran hingga akhir pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan tergolong

baik.

Dalam hasil pengamatan mengenai kualitas pembelajaran, observer yang

dalam hal ini adalah guru mata pelajaran matematika telah melakukan

pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Pengamatan

tersebut dengan memberikan nilai pada aspek-aspek pembelajaran yang telah

memenuhi indikator penilaian kualitas pembelajaran. Penyusunan lembar

pengamatan dapat dilihat pada lampiran 58 halaman 233. Daari hasil pengamatan

88

tersebut diperoleh bahwa kualitas pembelajaran yang dilakukan adalah

pembelajaran dengan kualitas pembelajaran berkriteria baik yaitu dalam

pembelajaran peneliti telah menyiapkan segala kebutuhan pembelajaran dengan

baik, pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan baik, serta indikator-

indikator kualitas pembelajaran telah tercapai.

Berdasarkan uraian pembahasan yang telah peneliti paparkan, peneliti

menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran TGT dengan pendekatan

PMRI membuat rata-rata nilai siswa kelas VII Smp 1 karangawen pada aspek

kemampuan berpikir kreatif pada materi balok menjadi lebih tinggi serta model

pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI dapat digunakan sebagai alternatif

dalam pembelajaran berpikir kreatif matematika khususnya pada materi pokok

kubus dan balok. Meskipun demikian, kendala-kendala tetap dialami peneliti

dalam pelaksanaannya. Kendala-kendala yang dialami peneliti dalam penerapan

pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbantuan permainan tradisional

pada kelas eksperiman adalah sebagai berikut.

(1) Penerapan model TGT memerlukan alokasi waktu yang cukup lama,

karena proses pembelajaran TGT melalui proses pengelompokan(Team),

permainan(game), kompetisi(tournament) sehingga peneliti dituntut untuk

lebih bisa membagi waktu kedalam tahapan-tahapan tersebut. Dalam tahap

permainan(game), kompetisi(tournament) siswa dituntut untuk melakukan

konstruksi pengetahuan siswa melalui permasalahan yang diberikan.Proses

ini memerlukan langkah-langkah yang mengharuskan memberi waktu

yang cukup bagi siswa untuk berpikir dan berdiskusi di kelompoknya.

89

Pada pelaksanaan pembelajaran oleh peneliti, masalah yang diajukan

kepada siswa untuk tiap pertemuan selama 80 menit sebanyak tiga buah.

Siswa kadang meminta waktu yang lebih lama dari waktu yang telah

ditentukan peneliti dalam berdiskusi ataupun dalam menemukan solusi

masalah yang diberikan. Karena itu, penerapan model ini harus diimbangi

dengan manajemen waktu yang baik, sehingga selain tujuan pembelajaran

pada pertemuan hari itu tercapai, siswa juga dapat mengembangkan

kemampuan secara maksimal.

(2) Diskusi dan permainan yang terlaksana pada masing-masing kelompok

kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ada yang masih merasa

menggantungkan diri pada rekan satu kelompoknya. Sehingga walaupun

ada empat siswa dalam satu kelompok, siswa yang aktif dalam kegiatan

pembelajaran hanya sebagian, terjadi karena siswa yang heterogen dalam

satu kelompok yang seharusnya menjadi kesempatan belajar lebih baik

bagi siswa yang kurang dapat memahami materi dengan maksimal, malah

menjadi kesempatan bagi mereka untuk berlaku pasif. Hal tersebut

mengharuskan peneliti untuk lebih sering melakukan bimbingan secara

individu kepada anggota kelompok yang memiliki kelemahan seperti itu.

(3) Untuk kasus-kasus tertentu, strategi permainan dalam menyelesaikan

masalah yang siswa ungkapkan tidak variatif atau hanya ada satu gagasan

tunggal dalam satu kelas, hal ini menuntut peneliti perlunya menekankan

kembali kepada siswa untuk mencari kemungkinan-kemungkinan strategi

lain yang dapat digunakan pada masalah yang sama. Karena jika ide yang

90

mereka ungkapkan hanya satu, maka aspek kebaruan dalam indikator

berpikir kreatif tidak akan muncul.

Kelemahan dalam penelitian ini yaitu kurangnya dokumentasi mengenai

proses pembelajaran, sehingga salah satu aspek PMRI yaitu pada aspek format

interaktif belum terdokumentasikan secara baik.

91

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan model pembelajaran Team

Game Tournament (TGT) dengan pendekatan PMRI pada kemampuan

berpikir kreatif siswa kelas VII SMP Negeri 1 Karangawen tahun pelajaran

2012/2013 diperoleh simpulan sebagai berikut.

(1) Kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi operasi bilangan bulat yang

memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT

dengan pendekatan PMRI berbasis konservasi budaya dengan bantuan

permainan tradisional telah mencapai ketuntasan individual maupun klasikal

(2) Rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi operasi bilangan bulat

yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

TGT dengan pendekatan PMRI berbasis konservasi budaya dengan bantuan

permainan tradisional lebih dari kemampuan berpikir kreatif siswa pada

kelompok kontrol yang memperoleh pembelajaran ekspositori.

(3) Kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi operasi bilangan bulat yang

memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT

dengan pendekatan PMRI berbasis konservasi budaya dengan bantuan

permainan tradisional dapat dikategorikan dalam kemampuan berpikir kreatif

tingkat atas

91

92

(4) Kualitas pembelajaran pada pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbasis konservasi budaya

dengan bantuan permainan tradisional pada materi bilangan bulat dapat

dikategorikan dalam kategori baik

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, saran-

saran dari peneliti adalah sebagai berikut. Penerapan model pembelajaran model

pembelajaran Team Game Tournament (TGT) dengan pendekatan PMRI berbasis

konservasi budaya dengan bantuan permainan tradisional mengembangkan

kemampuan berpikir kreatif siswa, sehingga peneliti berharap agar dalam

mengajarkan materi baik itu tentang bilangan bulat, bentuk pecahan, atau materi

bilangan yang lain, para guru menggunakan model pembelajaran Team Game

Tournament (TGT) dengan pendekatan PMRI berbasis konservasi budaya dengan

bantuan permainan tradisional sebagai alternatif model yang digunakan saat

pembelajaran. Banyak siswa yang telah memiliki kemampuan berpikir kreatif

melalui penerapan model pembelajaran Tournament (TGT) dengan pendekatan

PMRI, peneliti berharap agar para guru bisa melaksanakan penelitian selanjutnya

untuk menerapkan model dan media pembelajaran yang lain yang lebih baik lagi

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa sehingga dapat

dikembangkan untuk diterapkan pada materi pokok matematika lainnya dengan

variasi dan inovasi dalam pembelajaran

93

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:

Bumi Aksara.

Arifin, Z. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya

Kemdiknas. Bahan Pelatihan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa. Tersedia di http://litbang.kemdikbud.go.id [diakses 16-07-2012]

BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs. Jakarta: Badan Standar

Nasional Pendidikan. Tersedia di http://litbang.kemdikbud.go.id [diakses

16-07-2012]

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Diyah. 2007. Keefektifan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) pada

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP.

Skripsi. Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Hudojo, Herman. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran

Matematika. Malang: JICA.

Ibrahim, M. dkk, 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri

Surabaya.

Kawuwung, Femmy. 2011. Profil Guru, Pemahaman Kooperatif NHT, dan

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Di Smp Kabupaten Minahasa

Utara, Vol. 1.

Lambas, et al. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika Buku 3. Jakarta:

Departeman Pendidikan Nasional.

Marpaung, Y. 2004. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Yogyakarta.

Tersedia di : http://scribd.com/ [diakses : tanggal 20 maret 2012]

Misbach, H. Ifa. 2006. Peran Permainan Tradisional yang Bermuatan Edukatif

Dalam Menyumbang Pembentukan Karakter dan Identitas Bangsa.

Jakarta : Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia

94

Mulyanto, R. 2007. Pendekatan RME untuk Meningkatkan Pemahaman Operasi

Pengurangan Bilangan Bulat Negatif pada Pembelajaran Matematika.

Jurnal Pendidikan Dasar Nomor 8, Oktober 2007. Tersedia di :

http://jims-b.org/ [diakses : tanggal 19 maret 2012]

Munandar, U. 1999. Pengembangan Kreatifitas Anak. Jakarta : Kerjasama Pusat

Perbukuan Depdiknas dan Rineka Cipta

Novarina, E & E. S. Nuryani. 2011. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia.

Purworejo: FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo. Tersedia di

http://www.scribd.com/doc/46407307/MAKALAH-Pendidikan-

Matematika-Realistik-Indonesia-PMRI [diakses 27-6-2012].

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sembiring, R.K. 2009. PMRI Perkembangan dan Tantangannya. Indo M.S J.M.E

Vol.1 No. 1 Juli 2010, pp. 11-16. Tersedia di : http://jims-b.org/ [diakses

: tanggal 19 maret 2012]

Slavin, E.2005. Cooperative Learning. Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa

media

Soerdjadi, R.2007. Masalah Kontekstual Sebagai Batu Sensi Matematika Sekolah.

Pusat Sains dan Matematika Sekolah, UNESA.

Soeroso, A. dan Y. S. Susilo. Strategi Pelestarian Kebudayaan Lokal dalam

Menghadapi Globalisasi. Jurnal Bappeda Yogyakarta. Vol 4.2009.

Tersedia di : www.jogja.go.id/..JurBappeda_4.Pdf. [diakses : tanggal 19

maret 2012]

Sudijono, A. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Penerbit Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.

95

Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryanto, et al. 2010. Searah Pendidikan Matematika Realistik Indonesia.

Yogyakarta: Tim PMRI

Suyitno, A, et al. 2004. Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan

Penerapannya di Sekolah. Semarang: Pendidikan Matematika FMIPA

UNNES

Tandiling, E. 2010. Implementasi Realistic Mathematics Education (RME) di

Sekolah. Pontianak: FKIP Universitas Tanjungpura.

Tim Penyusun. 2008. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: UNNES

Uno, B. H. 2011. Model Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Tim Penyusun. 2010. Pedoman Akademik UNNES. Semarang: UNNES

Vankus, P. 2005. History and Present of Didactical Games as a Method of

Mathematics’ Teaching. Acta didactica Universitia Comenianae,

Mathematics Issue 5 Tersedia di : http://jims-b.org/

[diakses : tanggal 20 maret 2012]

Wijaya, A. 2009. Permainan (Tradisional) untuk Mengembangkan Interaksi

Sosial, Norma Sosial dan Norma Sosiomatematik pada Pembelajaran

Matematika dengan PendekatanMatematika Realistik, Dipresentasikan di

Seminar Nasional Aljabar, Pengajaran dan Terapannya di Universitas

Negeri Yogyakarta pada tanggal 31 Januari 2009

Wijaya, A. 2009. Manfaat Permainan Tradisional untuk PMRI. Dipresentasikan

pada Seminar dan Workshop PMRI di Universitas Sanata Dharma. 28

April 2009.

Wiyanto, et al. 2011. Panduan Penulisan Skripsi dan Artikel Ilmiah 2011.

Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Semarang.

World Bank. 2006. Cultural Heritage Conservation. Tersedia di : http :

//go.worldbank.org. [diakses : tanggal 20 maret 2012]

Yaya, S., Sugiman, Kusumah. 2009. Dampak Pendidikan Matematika Realistik

Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP. Indo M.S

96

J.M.E Vol.1 No. 1 Juli 2010, pp. 11-16. Tersedia di : http://jims-b.org/

[diakses : tanggal 19 maret 2012]

Yuli, S. T. 2006. Implementasi Teori tentang Tingkat kemampuan berpikir Kreatif

dalam Matematika. Dipresentasikan dalam : Seminar Konferensi

Nasional Matematika XIII dan Kongres Himpunan Matematika Indonesia

di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang, 24-27 Juli

2006. Tersedia di : tatagyes.files.wordpress.com

[diakses : tanggal 19 maret 2012]

Yuli, S. T. 2007. Desain Tugas untuk Mengidentifikasi kemampuan berpikir

Kreatif Siswa dalam Matematika.Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Tersedia di : tatagyes.files.wordpress.com/2007/10/tatag_jurnal_unej.pdf

[diakses : tanggal 19 maret 2012]

Yuli, S. T. 2007. Konstruksi Teoritik tentang Tingkat kemampuan berpikir Kreatif

dalam Matematika.Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Tersedia di :

tatagyes.files.wordpress.com/2009/paper07_jurnal_ univadibuana.

[diakses : tanggal 18 juni 2012]

Zulaiha, R. 2007. Analisis Butir Soal Secara Manual. Jakarta: Pusat Penilaian

Pendidikan Balitbang Depdiknas.

Zulkarnadi, N. 2009. Building Counting by Traditional Game A Mathematics

Program for Young Children. Indo M.S J.M.E Vol.1 No. 1 Juli 2010, pp.

11-16. Tersedia di : http://jims-b.org/

[diakses : tanggal 19 maret 2012]

97

LAMPIRAN

98

Daftar Nama Kelas Uji Coba

NOMOR ABSEN

KODE NAMA SISWA

1 U- COBA 1 AGUS RIYANTO

2 U- COBA 2 AKMAL ZAIDAAN

3 U- COBA 3 ANDI TITIS TRI WIJOYO

4 U- COBA 4 ANDRE HERMAWAN

5 U- COBA 5 ANDREAN BUDI KUSUMA

6 U- COBA 6 ADRIANTO BAHTIAR

7 U- COBA 7 ANISA BAKTI PRADITA

8 U- COBA 8 AULIDA NUR MUSLIMAH

9 U- COBA 9 BARAET USSAMAH

10 U- COBA 10 DWI BAYU ANANG SAPUTRA

11 U- COBA 11 FAQIH HENDRIANSYAH

12 U- COBA 12 FERNANDA SETYA HANDIKA

13 U- COBA 13 GUNTORO RIKI WIBISONO

14 U- COBA 14 HERU SETIAWAN

15 U- COBA 15 INE ANGGRAENI

16 U- COBA 16 KETARINA SHINTA ANDREANI

17 U- COBA 17 LESHA PRIYA WULANDARI

18 U- COBA 18 MELISA WULANDARI MARPAUNG

19 U- COBA 19 MOCHAMAD AGIM SHIHA SALEH

20 U- COBA 20 MOCHAMAD HANAFI HENDRIAWAN

21 U- COBA 21 MOHAMMAD SIGIT MUSTOFA

22 U- COBA 22 MUHAMAD PANJI USODO

23 U- COBA 23 MULYO SIREGAR

24 U- COBA 24 RISA RAHMAWATI

25 U- COBA 25 RUDI ATMOJO

26 U- COBA 26 SETYAWATI

27 U- COBA 27 TAFTA RIFQI ADAM

28 U- COBA 28 TAUFIQUR ROHMAN

29 U- COBA 29 TIARA NUR HIDAYAH

30 U- COBA 30 TRI INTAHA ULFA

31 U- COBA 31 TRI SEPTYANI

32 U- COBA 32 ULFAH NURHAYATI

33 U- COBA 33 UMI KHOLIFAH

34 U- COBA 34 WAHYU ADI PRATAMA

35 U- COBA 35 WISNU MAHARDIA WAHYUDIYANTO

36 U- COBA 36 YUNITA ANGGRAENI

Lampiran 1

99

Daftar Nama Kelas Kontrol

NOMOR ABSEN

KODE NAMA SISWA

1 KTR-1 AHMAD DARONI

2 KTR-2 AMELIA YUNITA MILLENIASARI

3 KTR-3 ANANG AJI CAHYONO

4 KTR-4 ANDREAS NOVALES RUMAPAR

5 KTR-5 ANDREAS PRABOWO SAPUTRA

6 KTR-6 ANGGA ADITYA

7 KTR-7 ANGGA DWIKI FERDIYANTO

8 KTR-8 ATIK SALSABELA

9 KTR-9 SAGUS PRIYA SANTOSA

10 KTR-10 DWI BAYU WIBISONO

11 KTR-11 DWI SITI MAZIZAH

12 KTR-12 EKA SEPTIYANA

13 KTR-13 ERA FAZIRA

14 KTR-14 FAYKAR RHEZA

15 KTR-15 FIRANTI ANGGARAWATI

16 KTR-16 GILANG RAMADHAN

17 KTR-17 INDAH WULANDARI

18 KTR-18 JOKO SURYO SAPUTRO

19 KTR-19 KEVIN RESHA MAHENDRA

20 KTR-20 LANANG APRILIAN

21 KTR-21 LEO MARZIANTO

22 KTR-22 MUHAMMAD AGUS SANTOSO

23 KTR-23 MUHAMMAD LUTFIL GOFFAR

24 KTR-24 NAILIZ ZULFATIN NI'AMAA

25 KTR-25 NALA DZUSYIFA IRVANI

26 KTR-26 NICO ALDIAN RAKA SAPUTRA

27 KTR-27 NURUL DYAH AYU FAJRIN

28 KTR-28 RIZAL AGUS RISTINA HAKIM

29 KTR-29 SEKAR SUKMA RIWARA

30 KTR-30 SELLA HEVI NUR PRATIWI

31 KTR-31 SINTYA RAHMAWATI

32 KTR-32 SRI WINANTI

33 KTR-33 SYLVIA VARICA ELVIRA

34 KTR-34 VANYA VANESHA TAHARA

35 KTR-35 WAHYU SETYA AJI

36 KTR-36 WINDI ARISTARINA

Lampiran 2

100

Daftar Nama Kelas Eksperimen

NOMOR ABSEN

KODE NAMA SISWA

1 EKP-1 ADAM FIRMANSYAH

2 EKP-2 ALBAYS APTUTA'ARIM WAHID

3 EKP-3 AMELIA FRISKA CAHYANI

4 EKP-4 ANGGIT DWI NURCAHYA

5 EKP-5 AZKY ILAHI RATU KONSINA

6 EKP-6 ETIKA YULI ASTUTI

7 EKP-7 FAJAR HENDRAWAN

8 EKP-8 FARIKHATUL ISLAKHAH

9 EKP-9 FEBIAN AKMAL HUDA

10 EKP-10 GIGIH ARYA YUDHANTAMA

11 EKP-11 HENI KURNIATI

12 EKP-12 IFAN YUDHA PERDANA

13 EKP-13 ILHAM ANUNG TRI PAMUNGKAS

14 EKP-14 ILHAM CHOIRU RAMADHAN

15 EKP-15 IMAM HANIF ALIFANTO

16 EKP-16 INTATN WIDYA SARI

17 EKP-17 IQBAL PANJI SATRIO

18 EKP-18 JUNITA SABRINA PUJAYANTI

19 EKP-19 LAILY HIMMATURROHMAH

20 EKP-20 LATIFATUL ALIYAH

21 EKP-21 LILIS SETYAWATI

22 EKP-22 LINDA SANUSI

23 EKP-23 LUTFI HIDAYATUL MAGHFIROH

24 EKP-24 MALIHAH

25 EKP-25 MELINA QODRIYAH

26 EKP-26 MUCHAMMAD DAFFA BACHTIAR

27 EKP-27 MUNIF RAMADHANI

28 EKP-28 NOVA KHABIBATUL MARDLIYAH

29 EKP-29 NOVITA ISMA ANGGRAENI

30 EKP-30 NUGROHO AJI PRASETYO

31 EKP-31 OCTAVIAN ERY PAMUNGKAS

32 EKP-32 PUTRI DEVITA SARI

33 EKP-33 RISTYA WIDYA ARUMSARI

34 EKP-34 SINTA OKTAVIARANI

35 EKP-35 SIWI ARIES WIDODO

36 EKP-36 SYLVIA PRABAWATI KUSUMA DEWI

Lampiran 3

101

KISI-KISI SOAL PENILAIAN BERPIKIR KREATIF

Sekolah : SMP Negeri 1 Karangawen

Kelas/Semester : VII/1

Materi : Bilangan Bulat

Alokasi waktu : 80 menit

Standart Kompetensi : Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam

pemecahan masalah

No Kompetensi Dasar Indikator

Aspek

berpikir

kreatif Materi

Bentuk

Soal

No

Soal

1 2 3

1 Melakukan operasi

hitung bilangan bulat

dan pecahan

Menentukan hasil

penjumlahan

bilangan bulat √ √ √

Bilangan

bulat

uraian 1, 5,

2 Menggunakan

sifat-sifat dalam

operasi

penjumlahan

bilangan bulat

√ √ √

Bilangan

bulat

uraian 6, 10

3 Menentukan hasil

pengurangan

bilangan bulat √ √ √

Bilangan

bulat

uraian 2, 7

4 Menentukan hasil

operasi campuran

(penjumlahan-

pengurangan)

bilangan bulat

√ √ √

Bilangan

bulat

uraian 4, 8

5 Menggunakan sifat-sifat

operasi hitung bilangan

bulat dan pecahan

dalam pemecahan

masalah

Menyelesaikan

masalah sehari-

hari yang

berhubungan

dengan operasi

bilangan bulat

√ √ √

Bilangan

bulat

uraian 3, 9

Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif : 1) kefasihan 2) fleksibilitas 3) kebaruan

Lampiran 4

102

DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA KABUPATEN DEMAK

SMP NEGERI 1 KARANGAWEN

Jalan Raya Karangawen, no 109 , karangawen demak,

kodepos 59566

SOAL

materi : Bilangan Bulat

Waktu : 80 menit

Petunjuk : baca soal secara cermat, lalu kerjakan soal dibawah ini sesuai dengan

perintah yang ada pada soal

Kerjakan soal berikut dengan 1 cara yang di anggap sebagai jawaban paling tepat.

1. Apakah 800 merupakan hasil dari 133 + 129 + 117 + 121 +206 + 294 ?

(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya).

2. Jika 200 adalah penyelesaian dari 445 - 77 – 95 – p, serta 300 penyelesaian dari 575-55-

p – 147 , maka apakah 8 merupakan hasil dari 138 – p – 57 ?

3. (jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)

4. Suatu ketika ada wanita cina Nona Mei Ling yang mengunjungi Indonesia. Karena

melihat pesona alam Indonesia yang begitu indah, dia memutuskan untuk tinggal di

indonesia selama 450 hari. Akan tetapi dia selalu berpindah-pindah. Dia tinggal di pulau

jawa 157 hari, di Kalimantan 121 hari, di Sulawesi 55 hari, lalu sisanya dia tinggal di

papua. Apakah bisa disimpulkan bahwa dia tinggal di papua selama 17 minggu (anggap

1 minggu = 7 hari)? (jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)

5. -145 + 232 – 182 + 565 = x serta -140 + (-153) – (-113) + 650 = y , jika ada pernyataan

“x dan y bernilai sama”, benarkah pernyataan tersebut?

(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)

6. 237 + 900 + a = 1200 dan nilai dari a + b = 125. Dari operasi penjumlahan tersebut

dapatkah kita mengatakan bahwa a lebih besar dari b?

7. (jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)

8. -169 + 81 = 81 + (-169) merupakan sifat komutatif dalam operasi penjumlahan. Apakah

berlaku juga untuk –a + (-b) = -b +(-a) ?

(jelaskan alasan jawaban disertai 1 buah contoh dari sifat komutatif penjumlahan

tersebut)

9. -23 – (-45) – 72 – (-a) –(- 50) = a. apakah pernyataan tersebut benar?

(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)

Lampiran 5

103

10. 47 – 56 + 120 – 91 = a, jika nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55 “

kalimat tersebut merupakan pernyataan yang benar ?

(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)

Kerjakan soal berikut dengan beberapa cara (bisa lebih dari 1 cara) yang di anggap

sebagai jawaban paling tepat.

1. Dalam sebuah cerita pewayangan, banyaknya pasukan kurawa adalah 100 orang.

Sedangkan banyaknya pandawa adalah 5 orang (yudistira, bima, arjuna, nakula, sadewa).

Dalam sebuah pertempuran baratayudha, untuk memenangkan pertempuran dan

menegakkan kebenaran setiap pandawa menghadapi lebih dari 15 orang kurawa tetapi

kurang dari 25 kurawa, karena jika mereka menghadapi lebih dari 25 kurawa maka

tenaga mereka akan habis.

coba susunlah kemungkinan berapa banyak kurawa yang bisa masing-masing pandawa?

Yudistira=….orang,

bima=….orang,

arjuna=….orang,

nakula=….orang,

sadewa=….orang

bagaimanakah cara untuk menentukan angka banyaknya kurawa yang harus dihadapi

pandawa? Dapatkah jika 3 dari 5 orang, menghadapi masing-masing sebanyak 24

kurawa? ( selesaikan disertai proses penyelesaiannya)

2. 125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200. Sifat apakah yang terdapat dalam operasi

penjumlahan tersebut? Susunlah contoh operasi penjumlahan yang lain dengan hasil =

200 dengan menggunakan sifat yang telah kamu sebutkan.

-------###SELAMAT MENGERJAKAN###----------

Kerjakan dengan jujur dan percaya diri, yakinlah pada kemampuan diri sendiri

104

KUNCI JAWABAN SOAL

PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

SMP NEGERI 1 KARANGAWEN

JAWABAN UNTUK SOAL I

No Penyelesaian Skor keterangan

1 Jawaban : tidak

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir

kreatif):

133 + 129 + 117 + 121 +206 + 294

= (133 + 117) + (129 + 121) + (206+294)

= 250 + 150 + 500

=400 + 500

=900

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek

berpikir kreatif) :

133 + 129 + 117 + 121 +206 + 294

= 152 + 138 +500

=(162 + 238) + 500

= 400 + 500

= 900

1

2

2

2

1

2

1

memenuhi aspek :

Kefasihan

Siswa mencoba

melakukan penyelesaian

dengan cara

menjumlahkan 2 buah

bilangan yang lebih

mudah dijumlahkan

berdasar sifat komutatif.

Fleksibilitas

Cara tersebut dapat di

terapkan kepada

permasalahan lain yang

sejenis.

Kebaruan

Dalam pembelajaran

belum di jelaskan

mengenai cara tersebut.

2 Jawaban : Ya

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir

kreatif) :

445 - 77 – 95 – p =200

(445 – 95) – 77 – p = 200

350 – 77 – p = 200

350 – 200 – 77 = p

150 – 77 = p

p = 73

575- 55 - p – 147 = 300

(575-55) – p – 147 = 300

520 – p – 147 = 300 520 – 300 – 147 = p

(520 – 300) – 147 =p

220 – 147 = p

P = 73

maka hasil dari 138 – p – 57 = 138 – 73 – 57 = 138

1

3

3

1

memenuhi aspek :

Kefasihan

Siswa mencoba

melakukan penyelesaian

dengan cara melakukan

operasi pengurangan

pada 2 buah bilangan

yang lebih mudah

dikurangkan.

Fleksibilitas

Cara tersebut dapat di

terapkan kepada

permasalahan lain yang

sejenis.

Kebaruan

Dalam pembelajaran

hanya dijelaskan

Lampiran 6

105

– 130 = 8

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek

berpikir kreatif) :

445 - 77 – 95 – p =200

368 –95- p = 200

273- 200 = p

p = 73

575- 65 - p – 147 = 300

575-55 – p – 147 = 300

520 – 147 – p = 300

373 – p = 300

P = 73

maka hasil dari 138 – p – 57 = 138 – 73 – 57 = 138

– 130 = 8

2

2

1

mengenai cara

pengurangan bilangan

bulat secara sederhana,

yaitu melakukan operasi

pengurangan secara

berturut dimulai dari

bilangan yang paling kiri.

3 Jawaban : tidak

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir

kreatif) :

Lama total tinggal di Indonesia = 450 hari.

di pulau jawa = 157 hari,

di Kalimantan = 121 hari,

di Sulawesi = 55 hari,

di papua = x hari.

450 = 157 + 121 + 55 + x

x = 450 – 157 – 121 – 55

= 450 – 55 – 121 – 157

= 395 – 121 – 157

= 274 – 157

= 117

jadi tinggal di Papua = 117 hari = 6 minggu 5 hari

jadi tidak bisa dikatakan bahwa tinggal di papua selama

7 minggu.

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek

berpikir kreatif) :

450 = 157 + 121 + 55 + Tinggal di papua

1

2

2

1

2

1

1

memenuhi aspek :

Kefasihan

Siswa mencoba

melakukan penyelesaian

dengan cara melakukan

operasi pengurangan

pada 2 buah bilangan

yang lebih mudah

dikurangkan. Siswa

melakukan analisa

terhadap permasalahan

yang ada.

Fleksibilitas

Cara tersebut dapat di

terapkan kepada

permasalahan lain yang

sejenis.

Kebaruan

Dalam pembelajaran

hanya dijelaskan

mengenai cara

pengurangan bilangan

bulat secara sederhana,

yaitu melakukan operasi

pengurangan secara

106

Tinggal di papua = 450 – 157 – 121 – 55 = 117

jadi tinggal di Papua = 117 hari = 6 minggu 5 hari

jadi tidak bisa dikatakan bahwa tinggal di papua selama

7 minggu.

2 berturut dimulai dari

bilangan yang paling kiri.

4 Jawaban : Ya

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir

kreatif) :

-145 + 232 – 182 + 565 = x

x = -145 + 232 – 182 + 565

= 565 – 145 + 232 – 182

= 420 + 50

= 470

-140 + 728 + (-153) – (-113)= y

y = -140 + (-153) – (-113) + 650

= -140 – 153 + 113 + 650

= 650 – 140 +113 – 153

= 510 – 40

= 470

Sehingga nilai x dan y adalah sama yaitu 470

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek

berpikir kreatif) :

-145 + 232 – 182 + 565 = x

x = -145 + 232 – 182 + 565

= 470

-140 + 728 + (-153) – (-113)= y

y = -140 + (-153) – (-113) + 650

= 470

Sehingga nilai x dan y adalah sama yaitu 470

1

2

1

2

1

1

1

1

1

1

1

memenuhi aspek :

Kefasihan

Siswa mencoba

melakukan penyelesaian

dengan cara melakukan

operasi pengurangan

serta penjumlahan pada 2

buah bilangan yang lebih

mudah dikurangkan.

Siswa menganalisa

bahwa jika suatu

bilangan dikurangi

bilangan negatif, maka

operasi tersebut menjadi

operasi penjumlahan.

Fleksibilitas

Cara tersebut dapat di

terapkan pada

permasalahan lain yang

sejenis.

Kebaruan

Dalam pembelajaran

hanya dijelaskan

mengenai cara

pengurangan bilangan

bulat secara sederhana,

yaitu melakukan operasi

penjumlahan dan

pengurangan secara

berurut dimulai dari

bilangan yang paling kiri.

5 Jawaban : Tidak

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir

kreatif) :

237 + 900 + a = 1200

1

1

2

memenuhi aspek :

Kefasihan

Siswa mencoba

melakukan penyelesaian

dengan cara melakukan

operasi pengurangan

107

a = 1200 – 237– 900

= 1200 – 900 – 237

= 300 – 237

= 63

a + b = 125

b = 125 – a

= 125 – 63

= 62.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa a ≠ b

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek

berpikir kreatif) :

237 + 900 + a = 1200

a = 1200 – 237– 900

= 63

a + b = 125

b = 62.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa a ≠ b

2

2

1

1

1

2

pada 2 buah bilangan

yang lebih mudah

dikurangkan.

Fleksibilitas

Cara tersebut dapat di

terapkan kepada

permasalahan lain yang

sejenis.

Kebaruan

Dalam pembelajaran

hanya dijelaskan

mengenai cara

pengurangan bilangan

bulat secara sederhana,

yaitu melakukan operasi

pengurangan secara

berturut dimulai dari

bilangan yang paling kiri.

6 Jawaban : Ya

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir

kreatif) :

Karena sifat komutatif penjumlahan berlaku bagi

semua bilangan bulat baik bilangan bulat positif

maupun bilangan bulat negatif

Contoh sifat komutatif :

-13 + (-20) = -20 + (-13) = -33

-76 + (-24) = -24 + (-76) = -100

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek

berpikir kreatif) :

Tidak bisa mengemukakan alasan jawaban dengan

jelas

Contoh sifat komutatif :

-160 + (-80) = -80 + (-160) = -240

(contoh hmpir serupa dengan di soal)

1

5

2

2

1

1

memenuhi aspek :

Kefasihan

Siswa mencoba

menganalisa sifat

komutatif dalam

penjumlahan.

Fleksibilitas

Dengan pengetahuan

siswa mengenai sifat

tersebut, siswa mencoba

mengajukan

permasalahan serta

penyelesaiannya

Kebaruan

Siswa berusaha

mengajukan

permasalahan serta

penyelesaiannya yang

berbeda dengan contoh

soal.

108

7 Jawaban : Ya

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir

kreatif) :

-23 – (-45) – 72 – (-a) – (-50) = a.

-23 + 45 – 72 + a + 50 = a

45 + 50 – 23 – 72+ a = a

95 – 95 + a = a

0 + a = a

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek

berpikir kreatif) :

-23 – (-45) – 72 – (-a) - 50 = a.

- 50 + a+ 50 = a

a = a

1

5

2

2

2

memenuhi aspek :

Kefasihan :

Siswa mencoba

menganalisa bahwa jika

suatu bilangan dikurangi

bilangan negatif, maka

operasi tersebut menjadi

operasi penjumlahan .

Fleksibilitas :

Cara tersebut dapat di

terapkan kepada

permasalahan lain yang

sejenis.

Kebaruan :

Dalam pembelajaran hanya

dijelaskan mengenai cara

pengurangan bilangan bulat

secara sederhana, yaitu

melakukan operasi

pengurangan secara

berturut dimulai dari

bilangan yang paling kiri.

8 Jawaban : tidak

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir

kreatif) :

47 – 56 + 120 – 91 = a

a = 47 + 120 – 56 – 91

= 167 - 147

= 20

nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55

a + 45 = 20 + 45 = 65, maka kalimat bernilai salah

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek

berpikir kreatif) :

47 – 56 + 120 – 91 = a

20 = a

nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55

a + 45 = 20 + 45 = 65

maka kalimat bernilai salah

1

3

1

3

2

1

3

memenuhi aspek :

Kefasihan

Siswa mencoba melakukan

penyelesaian dengan cara

melakukan operasi

pengurangan serta

penjumlahan pada 2 buah

bilangan yang lebih mudah

dikurangkan.

Fleksibilitas

Cara tersebut dapat di

terapkan pada

permasalahan lain yang

sejenis.

Kebaruan

Dalam pembelajaran hanya

dijelaskan mengenai cara

pengurangan bilangan bulat

secara sederhana, yaitu

melakukan operasi

penjumlahan dan

pengurangan secara berurut

dimulai dari bilangan yang

paling kiri.

109

KUNCI JAWABAN UNTUK SOAL II

1 Cara penyelesaian :

banyaknya pasukan kurawa adalah 100 orang.

Sedangkan banyaknya pandawa adalah 5 orang (yudistira, bima,

arjuna, nakula, sadewa)

pandawa menghadapi lebih dari 15 orang kurawa tetapi kurang dari

25 kurawa

Yudistira= a orang,

bima = b orang,

arjuna = c orang,

nakula = d orang,

sadewa = e orang

15 < a, b, c, d, e ≤ 25

a + b + c + d + e = 100

jika a = 24, b = 22 , c = 24, d = 24 maka e = 5 (tidak

memenuhi)

harus nya a = 24, b = 21, c = 19, d = 16, dan e = 20

atau bisa dengan jawaban yang lain.

Penilaian

Jawaban kurang dari 5 jawaban skor : 1

Jawaban lebih dari 5 jawaban skor : 2

Jawaban : tidak

Cara penyelesaian 1:

Jika 3 orang menghadapi masing-masing 24 maka kurawa

yang dihadapi adalah = 24 x 3 = 72 kurawa

sehingga sisa 28 kurawa yang harus dihadapi 2 orang.

Maksimal kurawa yang bisa di hadapi masing-masing

pandawa =

28 / 2 = 14

Sehingga kurang dari 15 kurawa yang dihadapi.

Sehingga pandawa tidak bisa menghadapi kurawa jika 3 dari 5

orang menghadapi masing-masing 24 kurawa

Cara penyelesaian 2 :

Jika 3 orang menghadapi masing-masing 24 maka kurawa

yang dihadapi adalah = 24 x 3 = 72 kurawa

sehingga sisa 28 kurawa yang harus dihadapi 2 orang.

memenuhi aspek :

Kefasihan

Siswa mencoba

melakukan penyelesaian

dengan cara melakukan

operasi pengurangan

serta penjumlahan pada 2

buah bilangan yang lebih

mudah dikurangkan.

Siswa mencoba

menyelesaikan

permasalahan dengan

memberikan analisa

permasalahan yang ada.

Siswa menganalisa

bahwa jika suatu

bilangan dikurangi

bilangan negatif, maka

operasi tersebut menjadi

operasi penjumlahan.

Fleksibilitas

Cara tersebut dapat di

terapkan pada

permasalahan lain yang

sejenis.

Kebaruan

Dalam pembelajaran

hanya dijelaskan

mengenai cara

pengurangan bilangan

bulat secara sederhana,

yaitu melakukan operasi

penjumlahan dan

pengurangan secara

berurut dimulai dari

bilangan yang paling kiri.

110

Jika pandawa ke 4 yang akan menghadapi, menghadapi

jumlah minimal kurawa yang harus dihadapi yaitu 16, maka :

pandawa yang ke 5 harus menghadapi = 28-16 = 12 kurawa.

Ini tidak memenuhi bahwa pandawa harus menghadapi lebih

dari 15 kurawa.

Sehingga pandawa tidak bisa menghadapi kurawa jika 3 dari 5

orang menghadapi masing-masing 24 kurawa

Cara penyelesaian 3:

Jawaban : tidak

Jika 3 orang menghadapi masing-masing 24 maka kurawa

yang dihadapi adalah = 24 x 3 = 72 kurawa

sehingga sisa 28 kurawa yang harus dihadapi 2 orang.

Maksimal kurawa yang bisa di hadapi masing-masing

pandawa =

28 / 2 = 14

Jika pandawa ke 4 yang akan menghadapi, menghadapi

jumlah maksimal kurawa yang harus dihadapi yaitu 25, maka

: pandawa yang ke 5 harus menghadapi = 28-25 = 5 kurawa.

Ini tidak memenuhi bahwapandawa harus menghadapi lebih

dari 15 kurawa.

Sehingga pandawa tidak bisa menghadapi kurawa jika 3 dari 5

orang menghadapi masing-masing 24 kurawa

Penilaian

Jawaban dengan 1 cara, jawaban benar skor : 2

Jawaban dengan 2 cara, kedua jawaban salah skor : 2

Jawaban dengan 2 cara, 1 jawaban benar, 1 jawaban salah

skor : 3

Jawaban dengan 2 cara, 2 jawaban benar

skor : 4

Jawaban dengan 3 cara, 1 jawaban benar, 2 jawaban salah

skor : 4

Jawaban dengan 3 cara, 2 jawaban benar, 1 jawaban salah

skor : 5

Jawaban dengan 2 cara, 2 jawaban benar

skor : 6

110 a

111

2 Jawaban : sifat asosiatif

Cara penyelesaian 1:

125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200.

Contoh lain dengan hasil 200 =

62 +( 57 + 81) =( 62 + 57) + 81

Cara penyelesaian 2 :

125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200.

Contoh lain dengan hasil 200 = (contoh mirip dengan soal)

100 + (50+50) = (100+50)+50

Penilaian :

Menyebutkan sifat asosiatif , skor : 2

Jawaban kurang dari 5 skor : 2

Jawaban 5-10 jawaban skor : 4

Jawaban lebih dari 10 skor : 6

memenuhi aspek :

Kefasihan

Siswa mencoba

melakukan analisis sifat

operasi bilangan bulat

pada soal.

Fleksibilitas

Dengan mengaplikasikan

sifat tersebut, siswa

mencoba mengemukakan

permasalahan baru serta

cara penyelesaiannya .

Kebaruan

Dalam pembelajaran

hanya dijelaskan

mengenai cara operasi

bilangan bulat secara

sederhana, yaitu

melakukan operasi

penjumlahan dan

pengurangan secara

berurut dimulai dari

bilangan yang paling kiri.

110 b

111

UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN

NOMOR ABSEN

KODE SISWA NOMOR SOAL

SKOR NILAI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 U-COBA 1 6 5 7 6 7 6 3 6 7 6 59 74

2 U-COBA 2 5 5 7 7 5 5 3 7 6 6 56 70

3 U-COBA 3 7 7 7 7 8 6 4 7 6 6 65 81

4 U-COBA 4 5 4 7 6 8 5 3 4 5 3 50 63

5 U-COBA 5 4 5 4 3 3 4 0 3 3 3 32 40

6 U-COBA 6 5 6 7 6 4 5 0 5 6 4 48 60

7 U-COBA 7 5 2 5 6 8 5 2 4 6 6 49 61

8 U-COBA 8 8 7 7 5 5 8 3 5 6 3 57 71

9 U-COBA 9 7 6 8 6 6 3 3 7 5 3 54 68

10 U-COBA 10 8 6 6 7 7 6 4 7 6 6 63 79

11 U-COBA 11 4 2 7 7 3 5 2 5 6 6 47 59

12 U-COBA 12 4 5 6 5 5 6 2 6 5 4 48 60

13 U-COBA 13 5 6 7 5 6 5 1 4 5 4 48 60

14 U-COBA 14 5 5 7 5 4 4 0 3 4 5 42 53

15 U-COBA 15 5 3 4 5 3 4 1 4 4 3 36 45

16 U-COBA 16 4 3 3 3 2 3 0 3 4 4 29 36

17 U-COBA 17 6 8 8 6 6 6 2 6 6 6 60 75

18 U-COBA 18 5 4 8 4 3 8 1 5 7 5 50 63

19 U-COBA 19 4 5 4 2 4 2 1 3 3 4 32 40

20 U-COBA 20 3 3 4 3 5 4 0 4 3 4 33 41

21 U-COBA 21 5 4 6 4 6 4 1 6 5 6 47 59

22 U-COBA 22 5 7 7 3 5 6 2 5 4 5 49 61

23 U-COBA 23 4 4 6 5 6 3 1 5 3 0 37 46

24 U-COBA 24 5 6 8 7 8 8 3 6 6 7 64 80

25 U-COBA 25 5 4 7 6 7 5 1 3 5 3 46 58

26 U-COBA 26 3 4 3 4 5 5 0 4 4 3 35 44

27 U-COBA 27 5 4 6 6 6 5 1 6 5 5 49 61

28 U-COBA 28 3 5 6 5 5 5 1 4 4 4 42 53

29 U-COBA 29 7 7 8 7 8 8 3 5 6 5 64 80

30 U-COBA 30 5 6 8 5 6 5 3 6 7 6 57 71

31 U-COBA 31 5 7 6 6 5 7 1 6 5 6 54 68

32 U-COBA 32 5 4 5 6 7 6 1 6 5 6 51 64

33 U-COBA 33 3 5 5 5 5 5 0 4 4 4 40 50

34 U-COBA 34 5 6 7 4 5 6 3 5 5 7 53 66

35 U-COBA 35 5 6 5 7 7 5 3 6 5 7 56 70

36 U-COBA 36 5 6 8 5 6 5 3 6 5 5 54 68

Lampiran 7

112

Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tingkat

Kesukaran

Jumlah 180 182 224 189 199 188 62 181 181 170

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

Mean 5.000 5.056 6.222 5.250 5.528 5.222 1.722 5.028 5.028 4.722

Skor

Maks 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

TK 62.50% 63.19% 77.78% 65.63% 69.10% 65.28% 21.53% 62.85% 62.85% 59.03%

Gagal 37.50% 36.81% 22.22% 34.38% 30.90% 34.72% 78.47% 37.15% 37.15% 40.97%

Kriteria Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang

Daya

Pembeda

MB 6 5 6 6 5 6 4 6 6 5

MA 3 3 3 3 2 3 1 3 3 2

n 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Dp 0.3 0.2 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3

kriteria baik cukup baik baik baik baik baik baik baik baik

Validitas

jml X 180 182 224 189 199 188 62 181 181 170

jml Y 1756 1756 1756 1756 1756 1756 1756 1756 1756 1756

jml XY 9100 9186 11308 9563 10073 9515 3382 9160 9144 8609

jml X^2 954 996 1470 1057 1191 1054 162 965 955 884

jml Y^2 89040 89040 89040 89040 89040 89040 89040 89040 89040 89040

r xy 0.858 0.698 0.862 0.843 0.757 0.800 0.949 0.881 0.927 0.693

r tabel 0,329

kriteria valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid

Reliabilitas

var 1.5 2.10802 2.11728 1.798611 2.527006 2.006173 1.53395 1.52701 1.249228 2.25617

jml var 1.02082235

var total 94.06173

r11 0.89112

kriteria Reliable

113

Perhitungan Validitas Butir Soal

Rumus yang digunakan:

2222

YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan:

: koefisien korelasi tiap item

N : banyaknya subjek uji coba

: jumlah skor item

: jumlah skor total

: jumlah kuadrat skor item

: jumlah kuadrat skor total

: jumlah perkalian skor item dan skor total

Jika koefisien korelasi antara butir dengan skor total (rxy) kurang dari rtabel maka butir dalam

instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Contoh perhitungan validitas butir soal nomor 4:

No X Y X2

Y2

XY 1 6 59 36 3481 354

2 7 56 49 3136 392

3 7 65 49 4225 455

4 6 50 36 2500 300

5 3 32 9 1024 96

…. …. …. …. …. ….

31 6 54 36 2916 324

32 6 51 36 2601 306

33 5 40 25 1600 200

34 4 53 16 2809 212

35 7 56 49 3136 392

36 5 54 25 2916 270

189 1756 1057 89040 9563

Lampiran 8

114

2222

YYNXXN

YXXYNrxy

843,0

175689040.361891057.36

1756.1899563.36

22

xyr

Nilai untuk N = 36 dan taraf signifikan 0,05 adalah 0,329 Karena

maka butir soal nomor 4 valid.

115

Perhitungan Reliabilitas Butir Soal

Rumus yang digunakan adalah:

(

)(

)

Keterangan:

: indeks reliabilitas instrumen

: jumlah varians skor tiap-tiap item

: varians total

n : banyaknya item tes

Hasil skor tes disebut reliabel apabila besarnya indeks reliabilitas yang diperoleh

.

Perhitungan reliabilitas butir soal tes berpikir kreatif adalah sebagai berikut.

maka

(

)(

)

(

) (

)

Dari hasil perhitungan diperoleh maka butir soal tes tersebut

reliabel.

Lampiran 9

116

Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal

Perhitungan daya pembeda menggunakan rumus sebagai berikut.

n

WHWLDp

Keterangan:

Dp = daya pembeda

WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah

WH= jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas

n = Nx%27

Kriteria daya pembeda soal :

Index of discrimination Item evaluation

0,40 an up : Very good items.

0,30 – 0,39 : Reasonably good, but possibly subject to improvement.

0,20 – 0,29 : Marginal items, usually needing and being subject to

improvement.

Below – 0,19 : Poor items, to be rejected or improved by revision

Contoh perhitungan daya pembeda butir soal nomor 4 adalah sebagai berikut:

Kelompok Atas Kelompok Bawah

No Kode Skor No Kode Skor

1 U-COBA 2 7 1 U-COBA 16 3

2 U-COBA 35 7 2 U-COBA 5 3

3 U-COBA 8 4 3 U-COBA 19 2

4 U-COBA 30 4 4 U-COBA 20 3

5 U-COBA 1 7 5 U-COBA 26 4

6 U-COBA 17 4 6 U-COBA 15 7

7 U-COBA 10 7 7 U-COBA 23 7

8 U-COBA 24 7 8 U-COBA 33 7

9 U-COBA 29 7 9 U-COBA 14 7

10 U-COBA 3 7 10 U-COBA 28 7

WH 3 WL 6

Berdasarkan perhitungan daya pembeda butir soal nomor 4 di atas diperoleh bahwa

. Jadi butir soal nomor 4 tergolong soal dengan daya pembeda baik.

Lampiran 10

117

Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Soal

Perhitungan indeks kesukaran soal uraian menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

TK : Taraf kesukaran soal.

N : Banyaknya peserta didik yang mengikuti tes.

Klasifikasi tingkat kesukaran untuk soal uraian adalah sebagai berikut:

jika jumlah peserta tes yang gagal mencapai 27 %, soal termasuk mudah;

jika jumlah peserta tes yang gagal lebih dari 27 % sampai dengan 72%, soal termasuk sedang;

dan

jika jumlah peserta tes yang gagal lebih dari 72 %, soal termasuk sukar.

Berikut contoh perhitungan tingkat kesukaran untuk butir soal nomor 4:

Jumlah skor = 80,

N = 36, maka

.

Jadi, jumlah peserta didik yang gagal mencapai 34,37%. Berdasarkan kriteria di atas maka

butir soal nomor 4 memiliki taraf kesukaran sedang

Lampiran 11

118

REKAPITULASI HASIL UJI COBA

No Indikator No Soal validitas Kriteria

IDB TK Reliabilitas Keputusan

1 Menentukan hasil

penjumlahan

bilangan bulat 1

0.858

valid

0.3

Baik

62.50%

Sedang

0,891

Reliable Digunakan

5 0.757

valid

0.3125

Baik

69.10%

Sedang

0,891

Reliable Digunakan

2 Menggunakan

sifat-sifat dalam

operasi

penjumlahan

bilangan bulat

6 0.800

Valid

0.3

Baik

65.28%

Sedang

0,891

Reliable Digunakan

9 0.927

Valid

0.3125

Baik

62.85%

Sedang

0,891

Reliable Digunakan

3 Menentukan hasil

pengurangan

bilangan bulat 2

0.698

Valid

0.2625

Cukup

63.19%

Sedang

0,891

Reliable Digunakan

8

0.881

valid

0.3

Baik

62.85%

Sedang

0,891

Reliable Digunakan

4 Menentukan hasil

operasi campuran

(penjumlahan-

pengurangan)

bilangan bulat

4 0.843

Valid

0.3

Baik

65.63%

Sedang

0,891

Reliable Digunakan

10 0.693

Valid

0.3

Baik

59.03%

sedang

0,891

Reliable Digunakan

5 Menyelesaikan

masalah sehari-

hari yang

berhubungan

dengan operasi

bilangan bulat

3 0.862

Valid

0.3125

Baik

77.78%

Sukar

0,891

Reliable Digunakan

7 0.949

Valid

0.3375

Baik

21.53%

mudah

0,891

Reliable Digunakan

Lampiran 12

119

KISI-KISI SOAL PRETEST KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

Sekolah : SMP Negeri 1 Karangawen

Kelas/Semester : VII/1

Materi : Bilangan Bulat

Alokasi waktu : 80 menit

Standart Kompetensi : Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam

pemecahan masalah

No Kompetensi Dasar Indikator

Aspek

berpikir

kreatif Materi

Bentuk

Soal

No

Soal

1 2 3

1 Melakukan operasi

hitung bilangan bulat

dan pecahan

Menentukan

hasil

penjumlahan

bilangan bulat

√ √ √

Bilangan

bulat

uraian 4, 7

2 Menggunakan

sifat-sifat dalam

operasi

penjumlahan

bilangan bulat

√ √ √

Bilangan

bulat

uraian 6, 9

3 Menentukan

hasil

pengurangan

bilangan bulat

√ √ √

Bilangan

bulat

uraian 3, 8

4 Menentukan

hasil operasi

campuran

(penjumlahan-

pengurangan)

bilangan bulat

√ √ √

Bilangan

bulat

uraian 2, 5

5 Menggunakan sifat-

sifat operasi hitung

bilangan

bulat dan pecahan

dalam pemecahan

masalah

Menyelesaikan

masalah sehari-

hari yang

berhubungan

dengan operasi

bilangan bulat

√ √ √

Bilangan

bulat

uraian 1, 10

Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif : 1) kefasihan 2) fleksibilitas 3) kebaruan

Lampiran 13

120

DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA KABUPATEN DEMAK

SMP NEGERI 1 KARANGAWEN

Jalan Raya Karangawen, no 105 , karangawen demak,

kodepos 59566

SOAL ULANGAN II

materi : Bilangan Bulat

Waktu : menit

Petunjuk : baca soal secara cermat, lalu kerjakan soal dibawah ini sesuai dengan

perintah yang ada pada soal

Kerjakan soal berikut dengan 1 cara yang di anggap sebagai jawaban paling tepat.

1. Suatu ketika ada pangeran inggris, pangeran wiliams yang mengunjungi Indonesia. Karena

melihat pesona alam Indonesia yang begitu indah, dia memutuskan untuk tinggal di

indonesia selama 250 hari. Akan tetapi dia selalu berpindah-pindah. Dia tinggal di pulau jawa

25 hari, di Kalimantan 120 hari, di Sulawesi 55 hari, lalu sisanya dia tinggal di papua.

Apakah bisa disimpulkan bahwa dia tinggal di papua selama 10 minggu (anggap 1 minggu =

7 hari)? (jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)

2. -45 + 32 – 82 + 65 = x serta -40 + (-53) – (-13) +50 = y , jika ada pernyataan “x dan

y bernilai sama”, benarkah pernyataan tersebut?

(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)

3. Jika 100 adalah penyelesaian dari 195 - 27 –15 – p, serta -80 penyelesaian dari 75-

55- p – 47 , maka apakah 8 merupakan hasil dari 38 – p – 7 ?

4. (jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)

5. 237 + 900 + a = 1200 dan nilai dari a + b = 125. Dari operasi penjumlahan tersebut

dapatkah kita mengatakan bahwa a lebih besar dari b?

6. (jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)

7. 47 – 56 + 120 – 91 = a, jika nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55 “ kalimat

tersebut merupakan pernyataan yang benar ?

(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)

8. -169 + 81 = 81 + (-169) merupakan sifat komutatif dalam operasi penjumlahan. Apakah

berlaku juga untuk –a + (-b) = -b +(-a) ?

(jelaskan alasan jawaban disertai 1 buah contoh dari sifat komutatif penjumlahan tersebut)

9. Apakah 100 merupakan hasil dari 33 + 29 +17 + 21 +6 +4 ?

(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya).

10. -23 – (-45) – 72 – (-a) –(- 50) = a. apakah pernyataan tersebut benar?

(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)

Lampiran 14

121

Kerjakan soal berikut dengan beberapa cara (bisa lebih dari 1 cara) yang di anggap

sebagai jawaban paling tepat.

1. 125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200. Sifat apakah yang terdapat dalam operasi

penjumlahan tersebut? Susunlah contoh operasi penjumlahan yang lain dengan hasil = 200

dengan menggunakan sifat yang telah kamu sebutkan.

2. Dalam sebuah cerita pewayangan, banyaknya pasukan kurawa adalah 100 orang. Sedangkan

banyaknya pandawa adalah 5 orang (yudistira, bima, arjuna, nakula, sadewa). Dalam sebuah

pertempuran baratayudha, untuk memenangkan pertempuran dan menegakkan kebenaran setiap

pandawa menghadapi lebih dari 15 orang kurawa tetapi kurang dari 25 kurawa, jika mereka

menghadapi lebih dari 25 kurawa maka tenaga mereka akan habis.

coba susunlah kemungkinan berapa banyak kurawa yang bisa masing-masing pandawa?

Yudistira =…. orang,

bima =….orang,

arjuna =….orang,

nakula =….orang,

sadewa =…. orang

bagaimanakah cara untuk menentukan angka banyaknya kurawa yang harus dihadapi pandawa?

Dapatkah jika 4 dari 5 orang, menghadapi masing-masing sebanyak 22 kurawa?

( selesaikan disertai proses penyelesaiannya)

-------###SELAMAT MENGERJAKAN###----------

Kerjakan dengan jujur dan percaya diri, yakinlah pada kemampuan diri sendiri

122

KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST

PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

SMP NEGERI 1 KARANGAWEN

JAWABAN UNTUK SOAL I

No Penyelesaian Skor

1 Jawaban : tidak

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :

Lama total tinggal di Indonesia = 250 hari.

di pulau jawa = 25 hari,

di Kalimantan = 120 hari,

di Sulawesi = 55 hari,

di papua = x hari.

250 = 25 + 120 + 55 + x

x = 250 – 25 – 120 – 55

= 250 – 120 – 25 - 55

= 130 – 25 – 55

= 105 – 55

= 60

jadi tinggal di Papua = 60 hari = 8 minggu 4 hari

jadi tidak bisa dikatakan bahwa tinggal di papua selama 10 minggu.

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :

250 =25+ 120 + 55+ Tinggal di papua

Tinggal di papua = 250 – 25 – 120 – 55 = 60

jadi tinggal di Papua = 60 hari = 8 minggu 4 hari

jadi tidak bisa dikatakan bahwa tinggal di papua selama 10 minggu.

1

2

2

1

2

1

1

2

2 Jawaban : Ya

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :

-45 + 32 – 82 + 65 = x

x = -45 + 32 – 82 + 65

= 65 – 45 + 32 – 82

= 20 - 50

= -30

1

2

1

Lampiran 15

123

-40 + (-53) – (-13)+50 = y

y = -40 + (-53) – (-13) + 50

= -40 – 53 + 13 + 50

= 50 – 40 +13 – 53

= 10 – 40

= -30

Sehingga nilai x dan y adalah sama yaitu -30

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :

-45 + 32 – 82 + 65 = x

x = -45 + 32 – 82 + 65

= -30

-40 + (-53) – (-13)+50= y

y = -40 + (-53) – (-13) + 50

= -30

Sehingga nilai x dan y adalah sama yaitu -30

2

1

1

1

1

1

1

1

3 Jawaban : Tidak

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :

195 - 27 – 15 – p =100

(195 – 15) – 27 – p = 100

170 – 27 – p = 100

170 – 100 – 27 = p

70 – 27 = p

p = 53

75- 55 - p – 47 = -80

(75-55) – p – 47 = -80

20 + 80 – 47 = -80

100 – 47 = p

P = 53

maka hasil dari 38 – p – 7 = 38 – 53 – 7 = -25 – 7 = -33

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :

195 - 27 – 15 – p = 100

168 –15- p = 100

1

3

3

1

124

153- 100 = p

p = 53

75 – 55 - p – 47 = - 80

75 – 55 – p – 47 = - 80

20 – 47 – p = -80

-27 – p = -80

p = 53

maka hasil dari 38 – p – 7 = 38 – 53 – 7 = -33

2

2

1

4 Jawaban : Tidak

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :

237 + 900 + a = 1200

a = 1200 – 237– 900

= 1200 – 900 – 237

= 300 – 237

= 63

a + b = 125

b = 125 – a

= 125 – 63

= 62.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa a ≠ b

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :

237 + 900 + a = 1200

a = 1200 – 237– 900

= 63

a + b = 125

b = 62.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa a ≠ b

1

1

2

2

2

1

1

1

2

5 Jawaban : tidak

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :

47 – 56 + 120 – 91 = a

a = 47 + 120 – 56 – 91

= 167 - 147

1

3

125

= 20

nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55

a + 45 = 20 + 45 = 65, maka kalimat bernilai salah

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :

47 – 56 + 120 – 91 = a

20 = a

nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55

a + 45 = 20 + 45 = 65

maka kalimat bernilai salah

1

3

2

1

3

6 Jawaban : Ya

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :

Karena sifat komutatif penjumlahan berlaku bagi semua bilangan bulat baik

bilangan bulat positif maupun bilangan bulat negatif

Contoh sifat komutatif :

-13 + (-20) = -20 + (-13) = -33

-76 + (-24) = -24 + (-76) = -100

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :

Tidak bisa mengemukakan alasan jawaban dengan jelas

Contoh sifat komutatif :

-160 + (-80) = -80 + (-160) = -240

(contoh hmpir serupa dengan di soal)

1

5

2

2

1

7 Jawaban : tidak

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :

33 + 29 + 17 + 21 +6 + 4

= (33 + 17) + (29 + 21) + (6+4)

= 50 + 50 + 10

=100 + 10

=110

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :

33 + 29 + 17 + 21 + 6 + 4

= 62 + 38 +10

2

2

2

2

1

2

126

=100 + 10

= 110

1

8 Jawaban : Ya

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :

-23 – (-45) – 72 – (-a) – (-50) = a.

-23 + 45 – 72 + a + 50 = a

45 + 50 – 23 – 72+ a = a

95 – 95 + a = a

0 + a = a

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :

-23 – (-45) – 72 – (-a) - 50 = a.

- 50 + a+ 50 = a

a = a

1

5

2

2

2

KUNCI JAWABAN UNTUK SOAL II

1 Jawaban : sifat asosiatif

Cara penyelesaian 1:

125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200.

Contoh lain dengan hasil 200 =

62 +( 57 + 81) =( 62 + 57) + 81

Cara penyelesaian 2 :

125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200.

Contoh lain dengan hasil 200 = (contoh mirip dengan soal)

100 + (50+50) = (100+50)+50

Penilaian :

Menyebutkan sifat asosiatif , skor : 2

Jawaban kurang dari 5 skor : 2

Jawaban 5-10 jawaban skor : 4

Jawaban lebih dari 10 skor : 6

127

2 Cara penyelesaian :

banyaknya pasukan kurawa adalah 100 orang.

Sedangkan banyaknya pandawa adalah 5 orang (yudistira, bima, arjuna, nakula, sadewa)

pandawa menghadapi lebih dari 15 orang kurawa tetapi kurang dari 25 kurawa

Yudistira = a orang,

bima = b orang,

arjuna = c orang,

nakula = d orang,

sadewa = e orang

15 < a, b, c, d, e ≤ 25

a + b + c + d + e = 100

jika a = 24, b = 22 , c = 24, d = 24 maka e = 5 (tidak memenuhi)

harus nya a = 24, b = 21, c = 19, d = 16, dan e = 20

atau bisa dengan jawaban yang lain.

Penilaian

Jawaban kurang dari 3 jawaban skor : 1

Jawaban lebih dari 3 jawaban skor : 2

Jawaban : tidak

Cara penyelesaian 1:

Jika 3 orang menghadapi masing-masing 22 maka kurawa yang dihadapi adalah = 22

+ 22 + 22 = 88 kurawa

sehingga sisa 12 kurawa yang harus dihadapi 1 orang.

Sehingga kurang dari 15 kurawa yang dihadapi.

Sehingga pandawa tidak bisa menghadapi kurawa jika 4 dari 5 orang menghadapi

masing-masing 22 kurawa

Cara penyelesaian 2 :

Jika 3 orang menghadapi masing-masing 24 maka kurawa yang dihadapi adalah = 22

+ 22 + 22 = 88 kurawa

sehingga sisa 12 kurawa yang harus dihadapi 1 orang.

Jika pandawa ke 5 yang akan menghadapi, menghadapi jumlah minimal kurawa yang

harus dihadapi yaitu 16, maka : pandawa yang ke 5 harus menghadapi = 12 kurawa.

Ini tidak memenuhi bahwapandawa harus menghadapi lebih dari 15 kurawa.

128

Sehingga pandawa tidak bisa menghadapi kurawa jika 4 dari 5 orang menghadapi

masing-masing 22 kurawa

Cara penyelesaian 3:

Jawaban : tidak

Jika 3 orang menghadapi masing-masing 24 maka kurawa yang dihadapi adalah =

22+22+22 = 88 kurawa

sehingga sisa 12 kurawa yang harus dihadapi 2 orang.

Jika pandawa ke 5 yang akan menghadapi, menghadapi jumlah maksimal kurawa

yang harus dihadapi yaitu 25, maka : pandawa yang ke 5 harus menghadapi 25

kurawa.

Ini tidak memenuhi bahwapandawa harus menghadapi lebih dari 15 kurawa.

Sehingga pandawa tidak bisa menghadapi kurawa jika 4 dari 5 orang menghadapi

masing-masing 22 kurawa

Penilaian

Jawaban dengan 1 cara, jawaban benar skor : 2

Jawaban dengan 2 cara, kedua jawaban salah skor : 2

Jawaban dengan 2 cara, 1 jawaban benar, 1 jawaban salah skor : 3

Jawaban dengan 2 cara, 2 jawaban benar skor : 4

Jawaban dengan 3 cara, 1 jawaban benar, 2 jawaban salah skor : 4

Jawaban dengan 3 cara, 2 jawaban benar, 1 jawaban salah skor : 5

Jawaban dengan 2 cara, 2 jawaban benar skor : 6

129

Hasil Pre test Kelas Kontrol

NOMOR ABSEN

KODE NOMOR SOAL

SKOR NILAI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 KTR-1 5 6 7 6 6 5 4 5 6 7 57 71

2 KTR-2 3 4 6 4 5 7 8 6 5 5 53 66

3 KTR-3 7 8 5 6 6 6 5 5 6 6 60 75

4 KTR-4 4 7 7 5 6 5 5 5 6 5 55 69

5 KTR-5 7 7 5 8 5 5 4 6 5 5 57 71

6 KTR-6 4 8 6 6 2 5 3 4 6 3 47 59

7 KTR-7 6 7 6 6 6 5 5 5 3 3 52 65

8 KTR-8 6 6 5 7 6 6 5 4 4 5 54 68

9 KTR-9 4 5 6 4 6 4 7 7 6 5 54 68

10 KTR-10 7 6 5 7 6 5 6 6 7 5 60 75

11 KTR-11 5 5 3 5 5 6 5 5 5 6 50 63

12 KTR-12 5 4 3 5 6 5 0 4 6 4 42 53

13 KTR-13 4 5 4 6 6 6 0 5 6 5 47 59

14 KTR-14 4 5 7 5 8 5 6 7 6 4 57 71

15 KTR-15 8 6 5 4 8 7 5 5 6 7 61 76

16 KTR-16 5 6 6 6 6 8 7 5 6 6 61 76

17 KTR-17 4 5 2 5 5 5 5 4 5 4 44 55

18 KTR-18 6 6 7 7 6 5 6 7 5 6 61 76

19 KTR-19 5 6 7 5 5 6 5 5 6 4 54 68

20 KTR-20 4 7 7 5 4 5 6 6 5 2 51 64

21 KTR-21 7 4 5 6 5 4 5 5 5 7 53 66

22 KTR-22 7 6 7 6 6 6 6 5 5 6 60 75

23 KTR-23 6 7 6 7 7 6 7 6 6 7 65 81

24 KTR-24 8 7 5 6 7 3 5 5 7 4 57 71

25 KTR-25 6 2 5 6 5 5 4 6 4 5 48 60

26 KTR-26 5 3 7 6 6 5 3 6 5 6 52 65

27 KTR-27 4 5 6 5 5 5 7 4 5 7 53 66

28 KTR-28 3 4 3 7 6 4 5 6 3 4 45 56

29 KTR-29 6 4 5 5 7 7 6 6 2 5 53 66

30 KTR-30 6 7 5 5 0 7 6 6 6 5 53 66

31 KTR-31 6 5 5 7 6 5 7 4 6 5 56 70

32 KTR-32 6 5 5 4 5 6 3 4 5 5 48 60

33 KTR-33 6 4 4 7 7 7 6 6 6 4 57 71

34 KTR-34 6 6 6 6 7 6 6 3 4 6 56 70

35 KTR-35 4 3 7 3 7 5 4 6 7 3 49 61

36 KTR-36 5 6 6 7 7 7 7 3 4 5 57 71

Lampiran 16

130

Hasil Pre test Kelas Eksperimen

NOMOR ABSEN

KODE NOMOR SOAL

SKOR NILAI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 EKP-1 4 6 7 4 0 6 6 7 5 5 50 63

2 EKP-2 6 6 6 5 6 5 6 7 7 7 61 76

3 EKP-3 6 6 6 6 5 5 4 6 5 5 54 68

4 EKP-4 6 6 8 4 6 6 3 5 5 5 54 68

5 EKP-5 6 6 5 7 7 5 5 6 6 8 61 76

6 EKP-6 7 4 6 6 7 5 5 6 2 4 52 65

7 EKP-7 6 5 6 6 7 6 6 7 6 6 61 76

8 EKP-8 6 8 6 8 5 5 6 5 6 0 55 69

9 EKP-9 5 5 6 6 5 6 0 6 5 7 51 64

10 EKP-10 5 0 7 7 6 5 6 5 4 5 50 63

11 EKP-11 6 4 5 5 8 6 0 6 6 8 54 68

12 EKP-12 6 3 4 4 4 5 4 7 6 5 48 60

13 EKP-13 4 3 3 6 5 6 5 5 5 5 47 59

14 EKP-14 7 6 6 6 7 6 4 5 6 0 53 66

15 EKP-15 5 0 5 6 5 5 4 4 3 5 42 53

16 EKP-16 5 5 5 4 7 5 5 6 4 6 52 65

17 EKP-17 7 4 4 4 6 5 6 7 7 7 57 71

18 EKP-18 4 6 7 6 6 7 6 8 4 6 60 75

19 EKP-19 6 5 5 4 7 6 4 5 5 6 53 66

20 EKP-20 6 6 8 6 5 5 0 6 6 4 52 65

21 EKP-21 5 5 6 4 7 8 0 6 6 6 53 66

22 EKP-22 7 5 4 7 8 7 6 7 4 7 62 78

23 EKP-23 8 6 7 5 6 6 0 5 6 6 55 69

24 EKP-24 6 7 6 5 7 6 6 6 0 7 56 70

25 EKP-25 8 6 7 7 6 5 5 7 7 7 65 81

26 EKP-26 6 4 5 3 5 5 0 5 5 6 44 55

27 EKP-27 6 6 5 5 6 5 3 6 4 7 53 66

28 EKP-28 5 6 7 6 7 6 6 7 6 5 61 76

29 EKP-29 6 3 3 0 6 5 5 6 6 7 47 59

30 EKP-30 5 4 6 7 6 0 7 5 6 4 50 63

31 EKP-31 4 5 4 5 4 4 7 4 6 6 49 61

32 EKP-32 6 7 7 8 8 6 7 7 4 4 64 80

33 EKP-33 6 6 7 6 5 6 0 6 6 5 53 66

34 EKP-34 7 5 4 7 6 7 6 6 6 6 60 75

35 EKP-35 4 4 6 5 7 5 6 7 5 8 57 71

36 EKP-36 7 8 7 7 8 6 0 6 5 0 54 68

Lampiran 17

131

Uji Normalitas Data Pre Test Kelas Kontrol Hipotesis:

H0: data berdistribusi normal.

H1: data tidak berdistribusi normal.

Pengujian hipotesis

Rumus yang digunakan:

k

i

hhitung

f

ffX

1

2

02

Kriteria pengujian

H0 diterima jika hitung tabel, dengan tabel = .

Nilai Maksimum = 81 Panjang kelas = 4,67 5

Nilai Minimum = 53 Rata-rata = 67,33

Rentang = 28 N = 36

Banyak Kelas = 6

Interval Frekuensi

(fo) Frekuensi

harapan (fh) (f0 – fh) (f0 – fh)2 (f0 – fh)2

53 – 57 3 0.972 2.028 4.113 4.231

58 – 62 5 4.871 0.129 0.017 0.003

63 – 67 9 12.294 -3.294 10.850 0.883

68 – 72 12 12.298 -0.298 0.089 0.007

73 – 77 6 4.871 1.129 1.275 0.262

78 – 82 1 0.972 0.028 0.001 0.001

Jumlah 36 36.277 -0.277 16.344 5.387

Untuk dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh X2

tabel = 11,070

Karena berada pada daerah penerimaan H0, maka data berdistribusi normal.

Daerah

penerimaan Ho

Daerah penerimaan Ho

11,070 5, 387

Lampiran 18

132

Uji Normalitas Data Pre Test Kelas Eksperimen Hipotesis:

H0: data berdistribusi normal.

H1: data tidak berdistribusi normal.

Pengujian hipotesis

Rumus yang digunakan:

k

i

hhitung

f

ffX

1

2

02

Kriteria pengujian

H0 diterima jika hitung tabel, dengan tabel = .

Nilai Maksimum = 80 Panjang kelas = 4,33 5

Nilai Minimum = 54 Rata-rata = 67,63

Rentang = 26 N = 36

Banyak Kelas = 6

Interval Frekuensi

(fo) Frekuensi

harapan (fh) (f0 – fh) (f0 – fh)2 (f0 – fh)2

53 – 57 2 0.972 1.028 1.057 1.087

58 – 62 4 4.871 -0.871 0.758 0.156

63 – 67 12 12.294 -0.294 0.086 0.007

68 – 72 9 12.298 -3.298 10.874 0.884

73 – 77 6 4.871 1.129 1.275 0.262

78 – 82 3 0.972 2.028 4.113 4.231

Jumlah 36 36.277 -0.277 18.164 6.627

Untuk dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh X2

tabel = 11,070

Karena berada pada daerah penerimaan H0, maka data berdistribusi normal.

Daerah

penerimaan Ho

Daerah penerimaan Ho

11,070 6,627

Lampiran 19

133

Uji Homogenitas Data Pre Test Hipoteisis:

H0:

(Sampel berasal dari populasi yang homogen)

H1:

(Sampel berasal dari populasi yang tidak homogen)

Pengujian hipotesis

Rumus yang digunakanTerkecilVARIAN

TerbesarVARIANFhitung

Kriteria pengujian

H0 diterima jika

.

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

No Kode Nilai No Kode Nilai No Kode Nilai No Kode Nilai

1 KTR-1 71 20 KTR-20 64 1 EKP-1 63 20 EKP-20 65

2 KTR-2 66 21 KTR-21 66 2 EKP-2 76 21 EKP-21 66

3 KTR-3 75 22 KTR-22 75 3 EKP-3 68 22 EKP-22 78

4 KTR-4 69 23 KTR-23 81 4 EKP-4 68 23 EKP-23 69

5 KTR-5 71 24 KTR-24 71 5 EKP-5 76 24 EKP-24 70

6 KTR-6 59 25 KTR-25 60 6 EKP-6 65 25 EKP-25 81

7 KTR-7 65 26 KTR-26 65 7 EKP-7 76 26 EKP-26 55

8 KTR-8 68 27 KTR-27 66 8 EKP-8 69 27 EKP-27 66

9 KTR-9 68 28 KTR-28 56 9 EKP-9 64 28 EKP-28 76

10 KTR-10 75 29 KTR-29 66 10 EKP-10 63 29 EKP-29 59

11 KTR-11 63 30 KTR-30 66 11 EKP-11 68 30 EKP-30 63

12 KTR-12 53 31 KTR-31 70 12 EKP-12 60 31 EKP-31 61

13 KTR-13 59 32 KTR-32 60 13 EKP-13 59 32 EKP-32 80

14 KTR-14 71 33 KTR-33 71 14 EKP-14 66 33 EKP-33 66

15 KTR-15 76 34 KTR-34 70 15 EKP-15 53 34 EKP-34 75

16 KTR-16 76 35 KTR-35 61 16 EKP-16 65 35 EKP-35 71

17 KTR-17 55 36 KTR-36 71 17 EKP-17 71 36 EKP-36 68

18 KTR-18 76 Var 43,462 18 EKP-18 75

Var 44,478 19 KTR-19 68 19 EKP-19

977,0462,43

478,44

TerkecilVARIAN

TerbesarVARIANFhitung

Karena < maka Ho diterima, berarti kedua sampel berasal dari populasi yang homogen.

Daerah

penerimaan

Ho

1,79

Daerah

penerimaan Ho

0,977

Lampiran 20

97

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP

(SILABUS)

SEKOLAH : SMP N 1 Karangawen

KELAS : VII

MATA PELAJARAN : MATEMATIKA

SEMESTER : 1 (SATU)

BILANGAN

Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah..

Kompetensi

Dasar

Materi

Pokok/

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi

Waktu Teknik Bentuk

Instrumen

Melakukan

operasi hitung

bilangan bulat

dan pecahan

Bilangan Bulat Pendahuluan

Guru memberi salam kepada siswa dan mengondisikan kelas.

Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa bersama.

Guru menyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran.

Guru memotivasi siswa dengan memberi cerita pentingnya

belajar tentang bilangan bulat.

Guru mengingatkan kembali tentang materi yang berkaitan

dengan bilangan bulat

Inti

Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan

anggota kelompok 4 orang.

Siswa diingatkan kembali mengenai pengetahuan awal siswa

yang berkenaan dengan bilangan bulat melalui pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan pada siswa.

Siswa diberikan informasi tentang pembelajaran yang akan

dilaksanakan termasuk lokasi dan lamanya kegiatan

dilaksanakan.

Siswa diberikan pengetahuan mengenai materi pokok melalui

media yang telah dipersiapkan

Siswa mendapatkan penjelasan mengenai permainan tradisional

Menentukan hasil

penjumlahan

bilangan bulat

Tes

tertulis

Tes uraian 2 x 40

menit

Menggunakan sifat-

sifat dalam operasi

penjumlahan

bilangan bulat

Tes

tertulis

Tes uraian 2 x 40

menit

Menentukan hasil

pengurangan

bilangan bulat

Tes

tertulis

Tes uraian 2 x 40

menit

Kelas Eksperimen L

am

pira

n 2

1

13

4

98

yang akan dilakukan, mengenai cara menggunakan alat , aturan

main, soal yang harus diselesaikan, serta manfaat dalam

permainan

Siswa mempersiapkan permainan yang akan digunakan

Siswa melakukan permainan dengan teman sekelompok dengan

permainan tradisional yang telah dipersiapkan dengan

didampingi guru

Siswa diminta untuk menempelkan hasil penyelesaian masalah

dari soal yang diberikan, kemudian, kelompok lain mengamati

Siswa melakukan kompetisi antar kelompok, untuk bisa

menentukan kelompok mana yang terbaik

Evaluasi terhadap masing-masing kelompok.

Siswa bersama guru menarik kesimpulan tentang pembelajaran.

Siswa membuat rangkuman materi pokok yang telah dipelajari.

Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru untuk

mengetahui kemampuan penguasaan materi.

Penutup

Guru melakukan refleksi dan nyampaikan rencana belajar

matematika pada pertemuan berikutnya.

Guru memberikan tugas rumah

Guru mengucapkan salam untuk menutup pertemuan..

Menentukan hasil

operasi campuran

(penjumlahan-

pengurangan)

bilangan bulat

Tes

tertulis

Tes uraian 2 x 40

menit

Menyelesaikan

masalah sehari-hari

yang berhubungan

dengan operasi

bilangan bulat

Tes

tertulis

Tes uraian 2 x 40

menit

Mengetahui, Demak, Oktober 2012

Guru Pamong, Peneliti,

Kumaedi , S.Pd Dheny Wawan Febrian

NIP.19665101991031010 NIM. 4101408181

13

5

137

137

RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Karangawen

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VII/1

Alokasi waktu : 1 Pertemuan (2× 40 menit)

STANDAR KOMPETENSI

1. Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat

KOMPETENSI DASAR

1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Siswa mampu menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat.

2. Siswa mampu menggunakan sifat-sifat dalam operasi penjumlahan bilangan bulat

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menentukan hasil penjumlahan bilangan

bulat melalui permainan.

2. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menggunakan sifat-sifat dalam operasi

penjumlahan bilangan bulat

MATERI AJAR

Bilangan Bulat

MODEL PEMBELAJARAN

TGT (team game tournament)

METODE PEMBELAJARAN

Ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, permainan, kompetisi

PERTEMUAN 1

KELAS EKSPERIMEN

Lampiran 22

138

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Pendahuluan (5 menit)

Kegiatan Inti (60 menit)

Kegiatan Pembelajaran

Pend

karakter bangsa

Pend

konservasi

budaya

Aspek

PMRI Waktu

(menit)

1. Siswa dikelompokkan menjadi

beberapa kelompok dengan

anggota kelompok 4 orang.

2. Siswa diingatkan kembali

mengenai pengetahuan awal

siswa yang berkenaan dengan

bilangan bulat melalui

pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan pada siswa.

kerja sama saling

menghargai Rasa Ingin tahu

3

3

Kegiatan Pembelajaran

Pend

karakter bangsa

Pend

konservasi

budaya

Aspek

PMRI Waktu

(menit)

1. Guru memberi salam kepada

siswa dan mengondisikan kelas. 2. Guru meminta ketua kelas untuk

memimpin doa bersama.

3. Guru menyampaikan materi

pokok dan tujuan pembelajaran. 4. Guru memotivasi siswa dengan

memberi cerita pentingnya

belajar tentang bilangan bulat.

Misalnya: “apakah diantara kalian pernah

bermain permainan tradisional?

Pernahkah bermain dakon atau

bermain lempar karet? Ketika

melakukan permainan itu, tanpa

sadar, kita telah melakukan

penghitungan. Dengan

mempelajari bab ini kalian akan

menyadari bahwa di kehidupan

kita banyak hal yang berkaitan

dengan matematika.” 5. Guru mengingatkan kembali

tentang materi yang berkaitan

dengan bilangan bulat

Religius

Religius

Demokratis

Rasa Ingin tahu

Rasa Ingin tahu

1

1

1

1

1

139

3. Siswa dikelompokkan menjadi

beberapa kelompok dengan

anggota kelompok 4 orang.

4. Siswa diingatkan kembali

mengenai pengetahuan awal

siswa yang berkenaan dengan

bilangan bulat melalui

pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan pada siswa.

5. Siswa diberikan informasi

tentang pembelajaran yang akan

dilaksanakan termasuk lokasi

dan lamanya kegiatan

dilaksanakan.

6. Siswa diberikan pengetahuan

mengenai materi pokok melalui

media yang telah dipersiapkan

7. Siswa mendapatkan penjelasan

mengenai permainan tradisional

yang akan dilakukan, mengenai

cara menggunakan alat , aturan

main, soal yang harus

diselesaikan, serta manfaat

dalam permainan

8. Siswa mempersiapkan

permainan yang akan digunakan

9. Siswa melakukan permainan

dengan teman sekelompok

dengan permainan tradisional

yang telah dipersiapkan dengan

didampingi guru

10. Siswa diminta untuk

menempelkan hasil penyelesaian

masalah dari soal yang

diberikan, kemudian, kelompok

lain mengamati

11. Siswa melakukan kompetisi

antar kelompok, untuk bisa

menentukan kelompok mana

yang terbaik

12. Evaluasi terhadap masing-

masing kelompok.

13. Siswa bersama guru menarik

kesimpulan tentang

pembelajaran.

kerja sama saling

menghargai Rasa Ingin tahu

Rasa Ingin tahu

Rasa Ingin tahu kreatif

demokratis, rasa ingin tahu

mandiri saling

menghargai, kreatif

kerja keras,

kreatif,

tangggung

jawab toleransi

mandiri

jujur, kerja keras percaya diri,

3

3

2

2

8

2

10

10

5

2

140

Kegiatan Penutup (5 menit)

Kegiatan Pembelajaran

Pend

karakter bangsa

Pend

konservasi

budaya

Aspek

PMRI Waktu

(menit)

1. Guru melakukan refleksi dan

nyampaikan rencana belajar

matematika pada pertemuan

berikutnya.

2. Guru memberikan tugas

rumah

3. Guru mengucapkan salam

untuk menutup pertemuan.

Mandiri

Religius

3

1

1

141

PENILAIAN HASIL BELAJAR

Penilaian selama proses belajar.

Penilaian pada proses belajar dilakukan dengan pengamatan terhadap kinerja

siswa saat kerja individu pada kegiatan inti. Aspek pengamatan: kreativitas,

kegigihan, keaktifan, kerja sama, kelancaran siswa dalam menyelesaikan tugas.

Penilaian hasil belajar pertemuan dilakukan dengan kuis yang berupa tes tertulis.

Penilaian hasil belajar kompetensi dasar

Penilaian hasil belajar kompetensi dasar dilakukan dengan kuis pada akhir materi

pokok.

SUMBER BELAJAR

1. Bahan ajar yang dipersiapkan guru

2. Buku-buku matematika kelas VII SMP

Catatan:

Pada kegiatan inti,

Kegiatan nomor 2,4, 5 termasuk proses eksplorasi

Kegiatan 1, 3, 6 termasuk proses elaborasi

Kegiatan 7,8 termasuk proses konfirmasi

Mengetahui, Demak, Oktober 2012

Guru Pamong, Peneliti,

Kumaedi , S.Pd Dheny Wawan Febrian

NIP.19665101991031010 NIM. 4101408181

142

137

BILANGAN BULAT

1. Bilangan bulat dan lambangnya

Guru sebaiknya mengulas kembali berbagai himpunan bilangan, diantaranya adalah :

a. Himpunan bilangan asli = {1,2,3,4,…} atau N:{1,2,3,4,…}

b. Himpunan bilangan cacah = {0,2,3,4,…} atau C:{1,2,3,4,…}

c. Himpunan bilangan bulat = {..,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4,…} atau Z: {..,-4,-3,-2,-

1,0,1,2,3,4,…}

Himpunan bilangan bulat terdiri dari :

a) Himpunan bilangan bulat positif : {1,2,3,4,…}

b) Himpunan bilangan bulat negatif : {…,-4,-3,-2,-1}

c) Himpunan bilangan nol : {0}

Himpunan bilangan bulat : {..,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4,…} dapat di gambarkan pada suatu

garis bilangan berikut

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Dari garis bilangan di atas, makin kkanan suatu bilangan maka makin besar nilainya

dan digunakan lambang “>” yang dibaca lebih dari. Dari garis bilangan di atas, makin

ke kiri suatu bilangan maka makin kecil nilainya dan digunakan lambang “<” yang

dibaca kurang dari.

Contoh 1 :

(i) 2 < 4

(ii) -1 < 2

(iii) -4 <-1

Selanjutnya dengan garis bilangan dan tanda yang telah disepakati (kurang dari serta

lebih dari) akan diperoleh interval bilangan bulat dan dapat didefinisikan angka

berapa saja yang terdapat dalam interval tersebut.

143

Selanjutnya dengan garis bilangan dan tanda yang telah disepakati (kurang dari serta

lebih dari) akan diperoleh interval bilangan bulat dan dapat didefinisikan angka

berapa saja yang terdapat dalam interval tersebut.

Contoh 2:

Tentukan him punan bilangan bulat pada interval -2 < x < 4

Penyelesaian:

Dengan melihat garis bilangan , kita dapat menentukan interval tersebut

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Himpunan yang memenuhi interval adalah {-1,0,1,2,3}

2. operasi bilangan bulat

a) operasi penjumlahan

pada operasi penjumlahan akan diberikan pengetahuan mengenai :

1) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif

Contoh : 103 + 178 = 281

2) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif

Contoh : -59 +34 = -25

3) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif

Contoh : -34 + (-69) = -103

dalam operasi penjumlahan bilangan bulat berlaku sifat-sifat:

1. Sifat tertutup

Bila a,b є Z, maka a + b є Z

2. Sifat asosiatif

Bila a,b, c є Z, maka (a + b) + c = a + ( b + c )

3. Unsur identitas

Bila a є Z, maka a + 0 = a, sehingga 0 “nol” merupakan unsur identitas penjumlahan

144

137

SOAL KUIS

1. Apakah 700 merupakan penyelesaian dari

133 + 129 + 117 + 121 +106 + 294

No Penyelesaian Skor

1 Jawaban : tidak

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :

133 + 129 + 117 + 121 +106 + 294

= (133 + 117) + (129 + 121) + (106+294)

= 250 + 150 + 400

=400 + 400

=800

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :

133 + 129 + 117 + 121 +106 + 294

= 152 + 138 +400

=(162 + 238) +400

= 400 + 00

= 400

2

2

2

2

1

2

1

Nilai = Skor yang diperoleh : 8

145

145

RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Karangawen

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VII/1

Alokasi waktu : 1 Pertemuan (2× 40 menit)

STANDAR KOMPETENSI

1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam

pemecahan masalah

KOMPETENSI DASAR

1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat.

2. Menentukan hasil operasi campuran (penjumlahan-pengurangan) bilangan bulat

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menentukan hasil pengurangan bilangan

bulat melalui permainan.

2. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat Menentukan hasil operasi campuran

(penjumlahan-pengurangan) bilangan bulat

MATERI AJAR

Bilangan Bulat

MODEL PEMBELAJARAN

TGT (team game tournament)

METODE PEMBELAJARAN

Ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, permainan, kompetisi

PERTEMUAN 2

KELAS EKSPERIMEN Lampiran 23

146

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Pendahuluan (5 menit)

Kegiatan Inti (60 menit)

Kegiatan Pembelajaran

Pend

karakter bangsa

Pend

konservasi

budaya

Aspek

PMRI Waktu

(menit)

1. Siswa dikelompokkan menjadi

beberapa kelompok dengan

anggota kelompok 4 orang.

2. Siswa diingatkan kembali

mengenai pengetahuan awal

siswa yang berkenaan dengan

bilangan bulat melalui

pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan pada siswa.

kerja sama saling

menghargai Rasa Ingin tahu

3

3

Kegiatan Pembelajaran

Pend

karakter bangsa

Pend

konservasi

budaya

Aspek

PMRI Waktu

(menit)

1. Guru memberi salam kepada

siswa dan mengondisikan kelas. 2. Guru meminta ketua kelas untuk

memimpin doa bersama.

3. Guru menyampaikan materi

pokok dan tujuan pembelajaran. 4. Guru memotivasi siswa dengan

memberi cerita pentingnya

belajar tentang bilangan bulat.

Misalnya: “apakah diantara kalian pernah

bermain permainan tradisional?

Pernahkah bermain dakon atau

bermain lempar karet? Ketika

melakukan permainan itu, tanpa

sadar, kita telah melakukan

penghitungan. Dengan

mempelajari bab ini kalian akan

menyadari bahwa di kehidupan

kita banyak hal yang berkaitan

dengan matematika.” 5. Guru mengingatkan kembali

tentang materi yang berkaitan

dengan bilangan bulat

Religius

Religius

Demokratis

Rasa Ingin tahu

Rasa Ingin tahu

1

1

1

1

1

147

3. Siswa dikelompokkan menjadi

beberapa kelompok dengan

anggota kelompok 4 orang.

4. Siswa diingatkan kembali

mengenai pengetahuan awal

siswa yang berkenaan dengan

bilangan bulat melalui

pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan pada siswa.

5. Siswa diberikan informasi

tentang pembelajaran yang akan

dilaksanakan termasuk lokasi

dan lamanya kegiatan

dilaksanakan.

6. Siswa diberikan pengetahuan

mengenai materi pokok melalui

media yang telah dipersiapkan

7. Siswa mendapatkan penjelasan

mengenai permainan tradisional

yang akan dilakukan, mengenai

cara menggunakan alat , aturan

main, soal yang harus

diselesaikan, serta manfaat

dalam permainan

8. Siswa mempersiapkan

permainan yang akan digunakan

9. Siswa melakukan permainan

dengan teman sekelompok

dengan permainan tradisional

yang telah dipersiapkan dengan

didampingi guru

10. Siswa diminta untuk

menempelkan hasil penyelesaian

masalah dari soal yang

diberikan, kemudian, kelompok

lain mengamati

11. Siswa melakukan kompetisi

antar kelompok, untuk bisa

menentukan kelompok mana

yang terbaik

12. Evaluasi terhadap masing-

masing kelompok.

13. Siswa bersama guru menarik

kesimpulan tentang

pembelajaran.

kerja sama saling

menghargai Rasa Ingin tahu

Rasa Ingin tahu

Rasa Ingin tahu kreatif

demokratis, rasa ingin tahu

mandiri saling

menghargai, kreatif

kerja keras,

kreatif,

tangggung

jawab toleransi

mandiri

jujur, kerja keras percaya diri,

3

3

2

2

8

2

10

10

5

2

148

Kegiatan Penutup (5 menit)

Kegiatan Pembelajaran

Pend

karakter bangsa

Pend

konservasi

budaya

Aspek

PMRI Waktu

(menit)

1. Guru melakukan refleksi dan

nyampaikan rencana belajar

matematika pada pertemuan

berikutnya.

2. Guru memberikan tugas

rumah

3. Guru mengucapkan salam

untuk menutup pertemuan.

Mandiri

Religius

3

1

1

149

PENILAIAN HASIL BELAJAR

Penilaian selama proses belajar.

Penilaian pada proses belajar dilakukan dengan pengamatan terhadap kinerja

siswa saat kerja individu pada kegiatan inti. Aspek pengamatan: kreativitas,

kegigihan, keaktifan, kerja sama, kelancaran siswa dalam menyelesaikan tugas.

Penilaian hasil belajar pertemuan dilakukan dengan kuis yang berupa tes tertulis.

Penilaian hasil belajar kompetensi dasar

Penilaian hasil belajar kompetensi dasar dilakukan dengan kuis pada akhir materi

pokok.

SUMBER BELAJAR

1. Bahan ajar yang dipersiapkan guru

2. Buku-buku matematika kelas VII SMP

Catatan:

Pada kegiatan inti,

Kegiatan nomor 2,4, 5 termasuk proses eksplorasi

Kegiatan 1, 3, 6 termasuk proses elaborasi

Kegiatan 7,8 termasuk proses konfirmasi

Mengetahui, Demak, Oktober 2012

Guru Pamong, Peneliti,

Kumaedi , S.Pd Dheny Wawan Febrian

NIP.19665101991031010 NIM. 4101408181

150

Rangkuman Materi

operasi pengurangan

seperti hal nya dengan penjumlahan, pada operasi pengurangan akan diberikan

pengetahuan mengenai :

1. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif

Contoh : 30 - 17 = 13

2. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif

Contoh : 34 – (-17) = 51

3. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif

Contoh: -53 – 20 = - 63

1. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif

Contoh : -14 - (-29) = 25

dalam operasi pengurangan bilangan bulat berlaku sifat-sifat:

1. Sifat tertutup

Bila a,b є Z, maka a - b є Z

2. Sifat asosiatif

Bila a,b, c є Z, maka (a - b) - c = a - ( b - c )

3.Unsur identitas

Bila a є Z, maka a - 0 = a, sehingga 0 “nol” merupakan unsur identitas

pengurangan

151

SOAL KUIS

Jika 200 adalah penyelesaian dari 445 - 77 – 95 – p, serta 300 penyelesaian dari

575-55- p – 147 , maka apakah 8 merupakan hasil dari 138 – p – 57 ?

(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)

Jawaban :

1 Jawaban : Ya

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :

445 - 77 – 95 – p =200

(445 – 95) – 77 – p = 200

350 – 77 – p = 200

350 – 200 – 77 = p

150 – 77 = p

p = 73

575- 55 - p – 147 = 300

(575-55) – p – 147 = 300

520 – p – 147 = 300

520 – 300 – 147 = p

(520 – 300) – 147 =p

220 – 147 = p

P = 73

maka hasil dari 138 – p – 57 = 138 – 73 – 57 = 138 – 130 = 8

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :

445 - 77 – 95 – p =200

368 –95- p = 200

273- 200 = p

p = 73

575- 65 - p – 147 = 300

575-55 – p – 147 = 300

520 – 147 – p = 300

1

3

3

1

2

2

152

373 – p = 300

P = 73

maka hasil dari 138 – p – 57 = 138 – 73 – 57 = 138 – 130 = 8

1

153

RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Karangawen

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VII/1

Alokasi waktu : 1 Pertemuan (2× 35 menit)

STANDAR KOMPETENSI

Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam

pemecahan masalah

KOMPETENSI DASAR

1.2 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dalam

pemecahan masalah

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan operasi bilangan

bulat

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah pembelajaran ini, siswa dapat Menyelesaikan masalah sehari-hari yang

berhubungan dengan operasi bilangan bulat

MATERI AJAR

Bilangan Bulat

MODEL PEMBELAJARAN

TGT (team game tournament)

METODE PEMBELAJARAN

Ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, permainan, kompetisi

PERTEMUAN 3

KELAS EKSPERIMEN

Lampiran 24

154

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Pendahuluan (5 menit)

Kegiatan Inti (60 menit)

Kegiatan Pembelajaran

Pend

karakter bangsa

Pend

konservasi

budaya

Aspek

PMRI Waktu

(menit)

1. Siswa dikelompokkan menjadi

beberapa kelompok dengan

anggota kelompok 4 orang.

2. Siswa diingatkan kembali

mengenai pengetahuan awal

siswa yang berkenaan dengan

bilangan bulat melalui

pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan pada siswa.

3. Siswa diberikan informasi

tentang pembelajaran yang akan

dilaksanakan termasuk lokasi dan

lamanya kegiatan dilaksanakan.

4. Siswa diberikan pengetahuan

kerja sama saling

menghargai Rasa Ingin tahu

Rasa Ingin tahu

3

3

2

Kegiatan Pembelajaran

Pend

karakter bangsa

Pend

konservasi

budaya

Aspek

PMRI Waktu

(menit)

1. Guru memberi salam kepada

siswa dan mengondisikan kelas. 2. Guru meminta ketua kelas untuk

memimpin doa bersama.

3. Guru menyampaikan materi

pokok dan tujuan pembelajaran. 4. Guru memotivasi siswa dengan

memberi cerita pentingnya belajar

tentang bilangan bulat. Misalnya: 5. “apakah diantara kalian pernah

bermain permainan tradisional?

Pernahkah bermain dakon atau

bermain lempar karet? Ketika

melakukan permainan itu, tanpa

sadar, kita telah melakukan

penghitungan. Dengan

mempelajari bab ini kalian akan

menyadari bahwa di kehidupan

kita banyak hal yang berkaitan

dengan matematika.”

6. Guru mengingatkan kembali

tentang materi yang berkaitan

dengan bilangan bulat

Religius

Religius

Religius

Rasa Ingin tahu

Rasa Ingin tahu

1

1

1

1

1

155

mengenai materi pokok melalui

media yang telah dipersiapkan

5. Siswa mendapatkan penjelasan

mengenai permainan tradisional

yang akan dilakukan, mengenai

cara menggunakan alat , aturan

main, soal yang harus

diselesaikan, serta manfaat dalam

permainan

6. Siswa mempersiapkan permainan

yang akan digunakan

7. Siswa melakukan permainan

dengan teman sekelompok

dengan permainan tradisional

yang telah dipersiapkan dengan

didampingi guru

8. Siswa diminta untuk

menempelkan hasil penyelesaian

masalah dari soal yang diberikan,

kemudian, kelompok lain

mengamati

9. Siswa melakukan kompetisi antar

kelompok, untuk bisa

menentukan kelompok mana

yang terbaik

10. Evaluasi terhadap masing-masing

kelompok.

11. Siswa bersama guru menarik

kesimpulan tentang

pembelajaran.

12. Siswa membuat rangkuman

materi pokok yang telah

dipelajari.

13. Siswa mengerjakan kuis yang

diberikan oleh guru untuk

mengetahui kemampuan

penguasaan materi.

Rasa Ingin tahu kreatif

demokratis, rasa ingin tahu

mandiri saling

menghargai, kreatif

kerja keras,

kreatif,

tangggung

jawab toleransi

mandiri

jujur, kerja keras percaya diri,

2

8

2

10

10

5

2

3

10

156

Kegiatan Penutup (5 menit)

Kegiatan Pembelajaran

Pend

karakter bangsa

Pend

konservasi

budaya

Aspek

PMRI Waktu

(menit)

1. Guru melakukan refleksi dan

nyampaikan rencana belajar

matematika pada pertemuan

berikutnya.

2. Guru memberikan tugas

rumah

3. Guru mengucapkan salam

untuk menutup pertemuan.

Mandiri

Religius

3

1

1

157

PENILAIAN HASIL BELAJAR

Penilaian selama proses belajar.

Penilaian pada proses belajar dilakukan dengan pengamatan terhadap kinerja

siswa saat kerja individu pada kegiatan inti. Aspek pengamatan: kreativitas,

kegigihan, keaktifan, kerja sama, kelancaran siswa dalam menyelesaikan tugas.

Penilaian hasil belajar pertemuan dilakukan dengan kuis yang berupa tes tertulis.

Penilaian hasil belajar kompetensi dasar

Penilaian hasil belajar kompetensi dasar dilakukan dengan kuis pada akhir materi

pokok.

SUMBER BELAJAR

Bahan ajar yang dipersiapkan guru

Buku-buku matematika kelas VII SMP

Catatan:

Pada kegiatan inti,

Kegiatan nomor 2,4, 5 termasuk proses eksplorasi

Kegiatan 1, 3, 6 termasuk proses elaborasi

Kegiatan 7,8 termasuk proses konfirmasi

Mengetahui, Demak, Oktober 2012

Guru Pamong, Peneliti,

Kumaedi , S.Pd Dheny Wawan Febrian

NIP.19665101991031010 NIM. 4101408181

158

SOAL KUIS

Suatu hari saya membantu ayah menjual baju batik. Baju batik tersebut terdapat 3

jenis, yaitu batik parang, batik mega mendung, sidomukti. Banyak batik parang 17

buah, batik mega mendung 27 buah, batik sidomukti 32 buah. Pada hari pertama

terjual batik parang 10 dan mega mendung 15. Pada hari kedua terjual batik

parang 4 dan batik sidomukti 23. Berapakah banyaknya masing-masing jenis

batik yang masih belum terjual?

Penyelesaian 1 :

Jenis batik Banyak Hari

pertama

Hari

kedua

Sisa

Parang 17 10 4 17- 10 – 4 = 3

Mega

mendung

27 15 0 27 – 15 – 0 = 12

Sido mukti 32 0 23 32 – 0 – 23 = 9

Penyelesaian 2 :

Jenis batik Banyak Hari

pertama

Hari

kedua

Jumlah

penjualan

Sisa

Parang 17 10 4 10 + 4 = 14 17 – 14 = 3

Mega mendung 27 15 0 15 + 0 = 15 27 – 15 = 12

Sido mukti 32 0 23 0 + 23 = 23 32 – 23 = 9

136

159

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP

(SILABUS)

SEKOLAH : SMP N 1 Karangawen

KELAS : VII

MATA PELAJARAN : MATEMATIKA

SEMESTER : 1 (SATU)

BILANGAN

Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah..

Kompetensi

Dasar

Materi

Pokok/

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi

Waktu Teknik Bentuk

Instrumen

Melakukan

operasi hitung

bilangan bulat

dan pecahan

Bilangan Bulat Pendahuluan

Guru memberi salam kepada siswa dan mengondisikan kelas.

Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa bersama.

Guru menyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran.

Guru memotivasi siswa dengan memberi cerita pentingnya

belajar tentang bilangan bulat.

Guru mengingatkan kembali tentang materi yang berkaitan

dengan bilangan bulat

Inti

Siswa diingatkan kembali mengenai pengetahuan awal siswa

yang berkenaan dengan bilangan bulat melalui pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan pada siswa.

Siswa diberikan informasi tentang pembelajaran yang akan

dilaksanakan termasuk lokasi dan lamanya kegiatan Siswa

diberikan pengetahuan mengenai materi pokok melalui media

yang telah dipersiapkan

Siswa mendapatkan contoh soal serta cara penyelesaiannya

Menentukan hasil

penjumlahan

bilangan bulat

Tes

tertulis

Tes uraian 2 x 40

menit

Menggunakan sifat-

sifat dalam operasi

penjumlahan

bilangan bulat

Tes

tertulis

Tes uraian 2 x 40

menit

Menentukan hasil Tes Tes uraian 2 x 40

Kelas Kontrol

Lam

pira

n 2

5

159 a

160

Siswa mendapatkan latihan soal yang terkait dengan materi

pokok

Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru dan

didampingi oleh guru dalam pengerjaan soal tersebut

Siswa secara sukarela atau ditunjuk oleh guru untuk maju ke

depan kelas menuliskan dan mempresentasikan jawaban yang

telah dikerjakan

Guru memberi umpan balik atas pekerjaan siswa.

Siswa menarik kesimpulan tentang pembelajaran.

Siswa membuat rangkuman materi pokok yang telah dipelajari.

Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru dilaksanakan

untuk mengetahui kemampuan penguasaan materi.

Penutup

Guru melakukan refleksi dan nyampaikan rencana belajar

matematika pada pertemuan berikutnya.

Guru memberikan tugas rumah

Guru mengucapkan salam untuk menutup pertemuan.

pengurangan

bilangan bulat

tertulis menit

Menentukan hasil

operasi campuran

(penjumlahan-

pengurangan)

bilangan bulat

Tes

tertulis

Tes uraian 2 x 40

menit

Menyelesaikan

masalah sehari-hari

yang berhubungan

dengan operasi

bilangan bulat

Tes

tertulis

Tes uraian 2 x 40

menit

Mengetahui, Demak, Oktober 2012

Guru Pamong, Peneliti,

Kumaedi , S.Pd Dheny Wawan Febrian

NIP.19665101991031010 NIM. 4101408181

159 b

160

RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Karangawen

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VII/1

Alokasi waktu : 1 Pertemuan (2 × 40 menit)

STANDAR KOMPETENSI

Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat

KOMPETENSI DASAR

1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Siswa mampu menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat.

Siswa mampu menggunakan sifat-sifat dalam operasi penjumlahan bilangan bulat

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menentukan hasil penjumlahan bilangan

bulat melalui permainan.

Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menggunakan sifat-sifat dalam operasi

penjumlahan bilangan bulat

MATERI AJAR

Bilangan Bulat (terlampir)

MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran langsung

METODE PEMBELAJARAN

Ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, permainan, kompetisi

PERTEMUAN 1

KELAS KONTROL

Lampiran 26

161

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

Kegiatan Inti (60 menit)

Kegiatan Pembelajaran Pend

karakter bangsa

Waktu

(menit)

1. Siswa diingatkan kembali mengenai pengetahuan awal

siswa yang berkenaan dengan bilangan bulat melalui

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada siswa.

2. Siswa diberikan informasi tentang pembelajaran yang

akan dilaksanakan termasuk lokasi dan lamanya

kegiatan Siswa diberikan pengetahuan mengenai

materi pokok melalui media yang telah dipersiapkan

3. Siswa mendapatkan contoh soal serta cara

penyelesaiannya

4. Siswa mendapatkan latihan soal yang terkait dengan

materi pokok

5. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh

guru dan didampingi oleh guru dalam pengerjaan soal

tersebut

6. Siswa secara sukarela atau ditunjuk oleh guru untuk

maju ke depan kelas menuliskan dan

mempresentasikan jawaban yang telah dikerjakan

7. Guru memberi umpan balik atas pekerjaan siswa.

8. Siswa menarik kesimpulan tentang pembelajaran.

9. Siswa membuat rangkuman materi pokok yang telah

dipelajari. 10. Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru

dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan

penguasaan materi.

kerja sama saling menghargai Rasa Ingin tahu

demokratis kreatif, Rasa Ingin tahu kreatif demokratis,

demokratis mandiri kreatif jujur, mandiri percaya diri,

5

15

5 2 5

5

3 5 5

10

Kegiatan Pembelajaran Pend

karakter bangsa

Waktu

(menit)

1. Guru memberi salam kepada siswa dan mengondisikan

kelas. 2. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa

bersama. 3. Guru menyampaikan materi pokok dan tujuan

pembelajaran.

4. Guru memotivasi siswa dengan memberi cerita

pentingnya belajar tentang bilangan bulat.

5. Guru mengingatkan kembali tentang materi yang

berkaitan dengan bilangan bulat

Religius

Religius

Religius

Rasa Ingin tahu

Rasa Ingin tahu

1 2 2 2 3

162

Kegiatan Penutup (10 menit)

Kegiatan Pembelajaran Pend

karakter bangsa

Waktu

(menit)

1. Guru melakukan refleksi dan nyampaikan rencana

belajar matematika pada pertemuan berikutnya.

2. Guru memberikan tugas rumah

3. Guru mengucapkan salam untuk menutup

pertemuan.

Mandiri

Religius

4

4

2

PENILAIAN HASIL BELAJAR

Penilaian selama proses belajar.

Penilaian pada proses belajar dilakukan dengan pengamatan terhadap kinerja

siswa saat kerja individu pada kegiatan inti. Aspek pengamatan: kreativitas,

kegigihan, keaktifan, kerja sama, kelancaran siswa dalam menyelesaikan tugas.

Penilaian hasil belajar pertemuan dilakukan dengan kuis yang berupa tes tertulis.

Penilaian hasil belajar kompetensi dasar

Penilaian hasil belajar kompetensi dasar dilakukan dengan kuis pada akhir materi

pokok.

163

SUMBER BELAJAR

Bahan ajar yang dipersiapkan guru

Buku-buku matematika kelas VII SMP

Catatan:

Pada kegiatan inti,

Kegiatan nomor 2,4, 5 termasuk proses eksplorasi

Kegiatan 1, 3, 6 termasuk proses elaborasi

Kegiatan 7,8 termasuk proses konfirmasi

Mengetahui, Demak, Oktober 2012

Guru Pamong, Peneliti,

Kumaedi , S.Pd Dheny Wawan Febrian

NIP.19665101991031010 NIM. 4101408181

164

Lampiran 1

BILANGAN BULAT

Bilangan bulat dan lambangnya

Guru sebaiknya mengulas kembali berbagai himpunan bilangan, diantaranya

adalah :

Himpunan bilangan asli = {1,2,3,4,…} atau N:{1,2,3,4,…}

Himpunan bilangan cacah = {0,2,3,4,…} atau C:{1,2,3,4,…}

Himpunan bilangan bulat = {..,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4,…} atau Z: {..,-4,-3,-2,-

1,0,1,2,3,4,…}

Himpunan bilangan bulat terdiri dari :

Himpunan bilangan bulat positif : {1,2,3,4,…}

Himpunan bilangan bulat negatif : {…,-4,-3,-2,-1}

Himpunan bilangan nol : {0}

Himpunan bilangan bulat : {..,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4,…} dapat di gambarkan pada

suatu garis bilangan berikut

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Dari garis bilangan di atas, makin kkanan suatu bilangan maka makin besar

nilainya dan digunakan lambang “>” yang dibaca lebih dari. Dari garis bilangan di

atas, makin ke kiri suatu bilangan maka makin kecil nilainya dan digunakan

lambang “<” yang dibaca kurang dari.

Contoh 1 :

2 < 4

-1 < 2

-4 <-1

Selanjutnya dengan garis bilangan dan tanda yang telah disepakati (kurang dari

serta lebih dari) akan diperoleh interval bilangan bulat dan dapat didefinisikan

angka berapa saja yang terdapat dalam interval tersebut.

165

Contoh 2:

Tentukan him punan bilangan bulat pada interval -2 < x < 4

Penyelesaian:

Dengan melihat garis bilangan , kita dapat menentukan interval tersebut

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Himpunan yang memenuhi interval adalah {-1,0,1,2,3}

2. operasi bilangan bulat

a) operasi penjumlahan

pada operasi penjumlahan akan diberikan pengetahuan mengenai :

Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif

Contoh : 103 + 178 = 281

Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif

Contoh : -59 +34 = -25

Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif

Contoh : -34 + (-69) = -103

dalam operasi penjumlahan bilangan bulat berlaku sifat-sifat:

Sifat tertutup

Bila a,b є Z, maka a + b є Z

Sifat asosiatif

Bila a,b, c є Z, maka (a + b) + c = a + ( b + c )

Unsur identitas

Bila a є Z, maka a + 0 = a, sehingga 0 “nol” merupakan unsur identitas

penjumlahan

166

Lampiran 2

SOAL KUIS

Apakah 700 merupakan penyelesaian dari

133 + 129 + 117 + 121 +106 + 294

No Penyelesaian Skor

1 Jawaban : tidak

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :

133 + 129 + 117 + 121 +106 + 294

= (133 + 117) + (129 + 121) + (106+294)

= 250 + 150 + 400

=400 + 400

=800

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :

133 + 129 + 117 + 121 +106 + 294

= 152 + 138 +400

=(162 + 238) +400

= 400 + 00

= 400

2

2

2

2

1

2

1

Nilai = Skor yang diperoleh : 8

167

RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Karangawen

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VII/1

Alokasi waktu : 1 Pertemuan (2× 35 menit)

STANDAR KOMPETENSI

Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam

pemecahan masalah

KOMPETENSI DASAR

1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat.

Menentukan hasil operasi campuran (penjumlahan-pengurangan) bilangan bulat

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menentukan hasil pengurangan bilangan

bulat melalui permainan.

Setelah pembelajaran ini, siswa dapat Menentukan hasil operasi campuran

(penjumlahan-pengurangan) bilangan bulat

MATERI AJAR

Bilangan Bulat (terlampir)

MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran langsung

METODE PEMBELAJARAN

Ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, permainan, kompetisi

PERTEMUAN 2

KELAS KONTROL

Lampiran 27

168

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

Kegiatan Inti (60 menit)

Kegiatan Pembelajaran Pend

karakter bangsa

Waktu

(menit)

1. Siswa diingatkan kembali mengenai pengetahuan awal

siswa yang berkenaan dengan bilangan bulat melalui

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada siswa.

2. Siswa diberikan informasi tentang pembelajaran yang

akan dilaksanakan termasuk lokasi dan lamanya

kegiatan Siswa diberikan pengetahuan mengenai

materi pokok melalui media yang telah dipersiapkan

3. Siswa mendapatkan contoh soal serta cara

penyelesaiannya

4. Siswa mendapatkan latihan soal yang terkait dengan

materi pokok

5. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh

guru dan didampingi oleh guru dalam pengerjaan soal

tersebut

6. Siswa secara sukarela atau ditunjuk oleh guru untuk

maju ke depan kelas menuliskan dan

mempresentasikan jawaban yang telah dikerjakan

7. Guru memberi umpan balik atas pekerjaan siswa.

8. Siswa menarik kesimpulan tentang pembelajaran.

9. Siswa membuat rangkuman materi pokok yang telah

dipelajari. 10. Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru

dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan

penguasaan materi.

kerja sama saling menghargai Rasa Ingin tahu

demokratis kreatif, Rasa Ingin tahu kreatif demokratis,

demokratis mandiri kreatif jujur, mandiri percaya diri,

5

15

5 2 5

5

3 5 5

10

Kegiatan Penutup (10 menit)

Kegiatan Pembelajaran Pend

karakter bangsa

Waktu

(menit)

1. Guru memberi salam kepada siswa dan mengondisikan

kelas. 2. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa

bersama. 3. Guru menyampaikan materi pokok dan tujuan

pembelajaran.

4. Guru memotivasi siswa dengan memberi cerita

pentingnya belajar tentang bilangan bulat.

5. Guru mengingatkan kembali tentang materi yang

berkaitan dengan bilangan bulat

Religius

Religius

Religius

Rasa Ingin tahu

Rasa Ingin tahu

1 2 2 2 3

169

Kegiatan Pembelajaran Pend

karakter bangsa

Waktu

(menit)

1. Guru melakukan refleksi dan nyampaikan rencana

belajar matematika pada pertemuan berikutnya.

2. Guru memberikan tugas rumah

3. Guru mengucapkan salam untuk menutup

pertemuan.

Mandiri

Religius

4

4

2

PENILAIAN HASIL BELAJAR

Penilaian selama proses belajar.

Penilaian pada proses belajar dilakukan dengan pengamatan terhadap kinerja

siswa saat kerja individu pada kegiatan inti. Aspek pengamatan: kreativitas,

kegigihan, keaktifan, kerja sama, kelancaran siswa dalam menyelesaikan tugas.

Penilaian hasil belajar pertemuan dilakukan dengan kuis yang berupa tes tertulis.

Penilaian hasil belajar kompetensi dasar

Penilaian hasil belajar kompetensi dasar dilakukan dengan kuis pada akhir materi

pokok.

170

SUMBER BELAJAR

Bahan ajar yang dipersiapkan guru

Buku-buku matematika kelas VII SMP

Catatan:

Pada kegiatan inti,

Kegiatan nomor 2,4, 5 termasuk proses eksplorasi

Kegiatan 1, 3, 6 termasuk proses elaborasi

Kegiatan 7,8 termasuk proses konfirmasi

Mengetahui, Demak, Oktober 2012

Guru Pamong, Peneliti,

Kumaedi , S.Pd Dheny Wawan Febrian

NIP.19665101991031010 NIM. 4101408181

171

RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Karangawen

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VII/1

Alokasi waktu : 1 Pertemuan (2×40 menit)

STANDAR KOMPETENSI

Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam

pemecahan masalah

KOMPETENSI DASAR

1.2 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dalam

pemecahan masalah

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan operasi bilangan

bulat

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah pembelajaran ini, siswa dapat Menyelesaikan masalah sehari-hari yang

berhubungan dengan operasi bilangan bulat

MATERI AJAR

Bilangan Bulat (terlampir)

MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran langsung

METODE PEMBELAJARAN

Ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, permainan, kompetisi

PERTEMUAN 3

KELAS KONTROL

Lampiran 28

172

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

Kegiatan Inti (60 menit)

Kegiatan Pembelajaran Pend

karakter bangsa

Waktu

(menit)

1. Siswa diingatkan kembali mengenai pengetahuan awal

siswa yang berkenaan dengan bilangan bulat melalui

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada siswa.

2. Siswa diberikan informasi tentang pembelajaran yang

akan dilaksanakan termasuk lokasi dan lamanya

kegiatan Siswa diberikan pengetahuan mengenai

materi pokok melalui media yang telah dipersiapkan

3. Siswa mendapatkan contoh soal serta cara

penyelesaiannya

4. Siswa mendapatkan latihan soal yang terkait dengan

materi pokok

5. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh

guru dan didampingi oleh guru dalam pengerjaan soal

tersebut

6. Siswa secara sukarela atau ditunjuk oleh guru untuk

maju ke depan kelas menuliskan dan

mempresentasikan jawaban yang telah dikerjakan

7. Guru memberi umpan balik atas pekerjaan siswa.

8. Siswa menarik kesimpulan tentang pembelajaran.

9. Siswa membuat rangkuman materi pokok yang telah

dipelajari. 10. Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru

dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan

penguasaan materi.

kerja sama saling menghargai Rasa Ingin tahu

demokratis kreatif, Rasa Ingin tahu kreatif demokratis,

demokratis mandiri kreatif jujur, mandiri percaya diri,

5

15

5 2 5

5

3 5 5

10

Kegiatan Pembelajaran Pend

karakter bangsa

Waktu

(menit)

1. Guru memberi salam kepada siswa dan mengondisikan

kelas. 2. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa

bersama. 3. Guru menyampaikan materi pokok dan tujuan

pembelajaran.

4. Guru memotivasi siswa dengan memberi cerita

pentingnya belajar tentang bilangan bulat.

5. Guru mengingatkan kembali tentang materi yang

berkaitan dengan bilangan bulat

Religius

Religius

Religius

Rasa Ingin tahu

Rasa Ingin tahu

1 2 2 2 3

173

Kegiatan Penutup (10 menit)

Kegiatan Pembelajaran Pend

karakter bangsa

Waktu

(menit)

1. Guru melakukan refleksi dan nyampaikan rencana

belajar matematika pada pertemuan berikutnya.

2. Guru memberikan tugas rumah

3. Guru mengucapkan salam untuk menutup

pertemuan.

Mandiri

Religius

4

4

2

PENILAIAN HASIL BELAJAR

Penilaian selama proses belajar.

Penilaian pada proses belajar dilakukan dengan pengamatan terhadap kinerja

siswa saat kerja individu pada kegiatan inti. Aspek pengamatan: kreativitas,

kegigihan, keaktifan, kerja sama, kelancaran siswa dalam menyelesaikan tugas.

Penilaian hasil belajar pertemuan dilakukan dengan kuis yang berupa tes tertulis.

Penilaian hasil belajar kompetensi dasar

Penilaian hasil belajar kompetensi dasar dilakukan dengan kuis pada akhir materi

pokok.

174

SUMBER BELAJAR

Bahan ajar yang dipersiapkan guru

Buku-buku matematika kelas VII SMP

Catatan:

Pada kegiatan inti,

Kegiatan nomor 2,4, 5 termasuk proses eksplorasi

Kegiatan 1, 3, 6 termasuk proses elaborasi

Kegiatan 7,8 termasuk proses konfirmasi

Mengetahui, Demak, Oktober 2012

Guru Pamong, Peneliti,

Kumaedi , S.Pd Dheny Wawan Febrian

NIP.19665101991031010 NIM. 4101408181

175

SOAL TUGAS PERTEMUAN 1

1. Apakah 200 merupakan hasil dari 63 + 29 +17 + 51 +16 +24 ?

(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya).

2. -19 + 21 = 21 + (-19) apakah sifat dalam operasi penjumlahan

tersebut? Apakah sifat tersebut berlaku juga untuk –4 + (-5) = -5

+(-4) ?

(jelaskan alasan jawaban disertai 3 buah contoh dari sifat

penjumlahan tersebut)

3. 125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200. Sifat apakah yang

terdapat dalam operasi penjumlahan tersebut? Susunlah contoh

operasi penjumlahan yang lain dengan hasil = 200 dengan

menggunakan sifat yang telah kamu sebutkan.

Lampiran 29

176

SOAL TUGAS PERTEMUAN 2

1. Jika 100 adalah penyelesaian dari 195 - 27 –15 – p, serta -80

penyelesaian dari 75-55- p – 47 , maka apakah 8 merupakan hasil

dari 38 – p – 7

(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya).

2. -45 + 32 – 82 + 65 = x serta -40 + (-53) – (-13) +50 = y , jika ada

pernyataan “x dan y bernilai sama”, benarkah pernyataan tersebut?

(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya).

3. 47 – 56 + 120 – 91 = a, jika nilai a disubtitusikan kedalam kalimat

“ a + 45 = 55 “ apakah kalimat tersebut merupakan pernyataan

yang bernilai benar?

(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya).

Lampiran 30

177

SOAL TUGAS PERTEMUAN 3

1. Suatu ketika ada wisatawan yang berburu batik di

Indonesia. Dia berburu di jogja selama 13 hari, lalu

berburu lagi di pekalongan selama 5 hari, dan di

solo selama 12 hari. Apakah bias dikatakan bahwa

wisatawan tersebut berburu batik di Indonesia

selama 1 bulan (anggap 1 bulan = 30 hari)?

(jelaskan alasan jawaban disertai proses

penyelesaiannya)

2. Jika ada 70 batik dalam sebuah toko, yang terdiri

dari batik solo 31, batik jogja 15, dan batik

pekalongan 24. Seseorang membeli batik

banyaknya 25 buah, dengan rincian, batik

pekalongan 10 buah, batik solo 15 buah. Apakah

sisa seluruh batik lebih dari 3 lusin ( 1 lusin = 12

buah)? batik manakah yang paling sedikit?

3. (jelaskan alasan jawaban disertai proses

penyelesaiannya)

Lampiran 31

178

KUNCI JAWABAN SOAL TUGAS PERTEMUAN 1

No Penyelesaian Skor

1 Jawaban : ya

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :

63 + 29 +17 + 51 +16 +24

= (63 + 17) + (29 + 51) + (16+24)

= 80 + 80 + 40

=160 + 40

=200

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :

63 + 29 +17 + 51 +16 +24

= 82+ 17 +51 + 16 + 24

=99 + 51 + 16 + 24

= 200

2

2

2

2

1

2

1

2 Jawaban : Ya

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :

Karena sifat komutatif penjumlahan berlaku bagi semua bilangan bulat baik

bilangan bulat positif maupun bilangan bulat negatif

Contoh sifat komutatif :

-13 + (-20) = -20 + (-13) = -33

-76 + (-24) = -24 + (-76) = -100

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :

Tidak bisa mengemukakan alasan jawaban dengan jelas

Contoh sifat komutatif :

-160 + (-80) = -80 + (-160) = -240

(contoh hmpir serupa dengan di soal)

1

5

2

2

1

Lampiran 32

179

3 Jawaban : sifat asosiatif

Cara penyelesaian 1:

125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200.

Contoh lain dengan hasil 200 =

62 +( 57 + 81) =( 62 + 57) + 81

Cara penyelesaian 2 :

125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200.

Contoh lain dengan hasil 200 = (contoh mirip dengan soal)

100 + (50+50) = (100+50)+50

Penilaian :

Menyebutkan sifat asosiatif , skor : 2

Jawaban kurang dari 5 skor : 2

Jawaban 5-10 jawaban skor : 4

Jawaban lebih dari 10 skor : 6

180

KUNCI JAWABAN SOAL TUGAS PERTEMUAN 2

No Penyelesaian Skor

1 Jawaban : Tidak

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :

195 - 27 – 15 – p =100

(195 – 15) – 27 – p = 100

170 – 27 – p = 100

170 – 100 – 27 = p

70 – 27 = p

p = 53

75- 55 - p – 47 = -80

(75-55) – p – 47 = -80

20 + 80 – 47 = -80

100 – 47 = p

P = 53

maka hasil dari 38 – p – 7 = 38 – 53 – 7 = -25 – 7 = -33

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :

195 - 27 – 15 – p = 100

153- 100 = p

p = 53

75 – 55 - p – 47 = - 80

20 – 47 – p = -80

p = 53

maka hasil dari 38 – p – 7 = 38 – 53 – 7 = -33

1

3

3

1

2

2

1

2 Jawaban : Ya

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :

-45 + 32 – 82 + 65 = x

x = -45 + 32 – 82 + 65

= 65 – 45 + 32 – 82

= 20 - 50

= -30

1

2

1

Lampiran

33

181

-40 + (-53) – (-13)+50 = y

y = -40 + (-53) – (-13) + 50

= -40 – 53 + 13 + 50

= 50 – 40 +13 – 53

= 10 – 40

= -30

Sehingga nilai x dan y adalah sama yaitu -30

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :

-45 + 32 – 82 + 65 = x

x = -45 + 32 – 82 + 65

= -30

-40 + (-53) – (-13)+50= y

y = -40 + (-53) – (-13) + 50

= -30 Sehingga nilai x dan y adalah sama yaitu -30

2

1

1

1

1

1

1

1

3 Jawaban : tidak

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :

47 – 56 + 120 – 91 = a

a = 47 + 120 – 56 – 91

= 167 - 147

= 20

nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55

a + 45 = 20 + 45 = 65, maka kalimat bernilai salah

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :

47 – 56 + 120 – 91 = a 20 = a

nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55

a + 45 = 20 + 45 = 65

maka kalimat bernilai salah

1

3

1

3

2

1

3

182

KUNCI JAWABAN SOAL TUGAS PERTEMUAN 3

No Penyelesaian Skor

1 Jawaban : Ya

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :

Lama berburu batik = 13 + 5 + 12

= 13 + 12 + 5

= 25 + 5

= 30

diperoleh lamanya berburu batik = 30 hari

sehingga lamanya berburu batik = 1 bulan

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :

13 + 5 + 12 = 30

diperoleh lamanya berburu batik = 30 hari

sehingga lamanya berburu batik = 1 bulan

1

3

3

1

2

2

1

2 Jawaban :

Banyak batik = 70 buah

Terdiri dari,

batik solo =31, batik jogja= 15, batik pekalongan = 24

pembeli membeli 25 buah

sehingga sisa batik = 70 – 25 = 35

karena 3 lusin = 12 + 12 + 12 = 36 buah, maka jumlah batik kurang dari 3 lusin

pembeli membeli 25 buah terdiri dari batik pekalongan 10, dan batik solo = 15

sehingga sisa batik

batik solo =31 – 15 = 16 buah

batik jogja= 15 buah

batik pekalongan = 24 – 10 = 14 buah

sehingga diperoleh batik yang paling sedikit adalah batik pekalongan

1

2

1

2

1

1

Lampiran

34

183

KISI-KISI SOAL PENILAIAN BERPIKIR KREATIF

Sekolah : SMP Negeri 1 Karangawen

Kelas/Semester : VII/1

Materi : Bilangan Bulat

Alokasi waktu : 80 menit

Standart Kompetensi : Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam

pemecahan masalah

No Kompetensi Dasar Indikator

Aspek

berpikir

kreatif Materi

Bentuk

Soal

No

Soal

1 2 3

1 Melakukan operasi

hitung bilangan bulat

dan pecahan

Menentukan hasil

penjumlahan

bilangan bulat √ √ √

Bilangan

bulat

uraian 1, 5,

2 Menggunakan

sifat-sifat dalam

operasi

penjumlahan

bilangan bulat

√ √ √

Bilangan

bulat

uraian 6, 10

3 Menentukan hasil

pengurangan

bilangan bulat √ √ √

Bilangan

bulat

uraian 2, 7

4 Menentukan hasil

operasi campuran

(penjumlahan-

pengurangan)

bilangan bulat

√ √ √

Bilangan

bulat

uraian 4, 8

5 Menggunakan sifat-sifat

operasi hitung bilangan

bulat dan pecahan

dalam pemecahan

masalah

Menyelesaikan

masalah sehari-

hari yang

berhubungan

dengan operasi

bilangan bulat

√ √ √

Bilangan

bulat

uraian 3, 9

Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif : 1) kefasihan 2) fleksibilitas 3) kebaruan

Lampiran 35

184

DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA KABUPATEN DEMAK

SMP NEGERI 1 KARANGAWEN

Jalan Raya Karangawen, no 109 , karangawen demak,

kodepos 59566

SOAL ULANGAN

materi : Bilangan Bulat

Waktu : 80 menit

Petunjuk : baca soal secara cermat, lalu kerjakan soal dibawah ini sesuai dengan

perintah yang ada pada soal

Kerjakan soal berikut dengan 1 cara yang di anggap sebagai jawaban paling tepat.

1. Apakah 800 merupakan hasil dari 133 + 129 + 117 + 121 +206 + 294 ?

(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya).

2. Jika 200 adalah penyelesaian dari 445 - 77 – 95 – p, serta 300 penyelesaian dari 575-

55- p – 147 , maka apakah 8 merupakan hasil dari 138 – p – 57 ?

3. (jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)

4. Suatu ketika ada wanita cina Nona Mei Ling yang mengunjungi Indonesia. Karena melihat

pesona alam Indonesia yang begitu indah, dia memutuskan untuk tinggal di indonesia selama

450 hari. Akan tetapi dia selalu berpindah-pindah. Dia tinggal di pulau jawa 157 hari, di

Kalimantan 121 hari, di Sulawesi 55 hari, lalu sisanya dia tinggal di papua. Apakah bisa

disimpulkan bahwa dia tinggal di papua selama 17 minggu (anggap 1 minggu = 7 hari)?

(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)

5. -145 + 232 – 182 + 565 = x serta -140 + (-153) – (-113) + 650 = y , jika ada

pernyataan “x dan y bernilai sama”, benarkah pernyataan tersebut?

(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)

6. 237 + 900 + a = 1200 dan nilai dari a + b = 125. Dari operasi penjumlahan tersebut

dapatkah kita mengatakan bahwa a lebih besar dari b?

7. (jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)

8. -169 + 81 = 81 + (-169) merupakan sifat komutatif dalam operasi penjumlahan. Apakah

berlaku juga untuk –a + (-b) = -b +(-a) ?

(jelaskan alasan jawaban disertai 1 buah contoh dari sifat komutatif penjumlahan tersebut)

9. -23 – (-45) – 72 – (-a) –(- 50) = a. apakah pernyataan tersebut benar?

(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)

10. 47 – 56 + 120 – 91 = a, jika nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55 “ kalimat

tersebut merupakan pernyataan yang benar ?

(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)

Lampiran 36

185

Kerjakan soal berikut dengan beberapa cara (bisa lebih dari 1 cara) yang di anggap

sebagai jawaban paling tepat.

1. Dalam sebuah cerita pewayangan, banyaknya pasukan kurawa adalah 100 orang. Sedangkan

banyaknya pandawa adalah 5 orang (yudistira, bima, arjuna, nakula, sadewa). Dalam sebuah

pertempuran baratayudha, untuk memenangkan pertempuran dan menegakkan kebenaran

setiap pandawa menghadapi lebih dari 15 orang kurawa tetapi kurang dari 25 kurawa, karena

jika mereka menghadapi lebih dari 25 kurawa maka tenaga mereka akan habis.

coba susunlah kemungkinan berapa banyak kurawa yang bisa masing-masing pandawa?

Yudistira =…. orang,

bima =….orang,

arjuna =….orang,

nakula =….orang,

sadewa =…. orang

bagaimanakah cara untuk menentukan angka banyaknya kurawa yang harus dihadapi pandawa?

Dapatkah jika 3 dari 5 orang, menghadapi masing-masing sebanyak 24 kurawa? ( selesaikan disertai

proses penyelesaiannya)

2. 125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200. Sifat apakah yang terdapat dalam operasi

penjumlahan tersebut? Susunlah contoh operasi penjumlahan yang lain dengan hasil = 200

dengan menggunakan sifat yang telah kamu sebutkan.

-------###SELAMAT MENGERJAKAN###----------

Kerjakan dengan jujur dan percaya diri, yakinlah pada kemampuan diri sendiri

186

KUNCI JAWABAN SOAL

PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

SMP NEGERI 1 KARANGAWEN

JAWABAN UNTUK SOAL I

No Penyelesaian Skor keterangan

1 Jawaban : tidak

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir

kreatif):

133 + 129 + 117 + 121 +206 + 294

= (133 + 117) + (129 + 121) + (206+294)

= 250 + 150 + 500

=400 + 500

=900

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek

berpikir kreatif) :

133 + 129 + 117 + 121 +206 + 294

= 152 + 138 +500

=(162 + 238) + 500

= 400 + 500

= 900

1

2

2

2

1

2

1

memenuhi aspek :

Kefasihan

Siswa mencoba

melakukan penyelesaian

dengan cara

menjumlahkan 2 buah

bilangan yang lebih

mudah dijumlahkan

berdasar sifat komutatif.

Fleksibilitas

Cara tersebut dapat di

terapkan kepada

permasalahan lain yang

sejenis.

Kebaruan

Dalam pembelajaran

belum di jelaskan

mengenai cara tersebut.

2 Jawaban : Ya

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir

kreatif) :

445 - 77 – 95 – p =200

(445 – 95) – 77 – p = 200

350 – 77 – p = 200

350 – 200 – 77 = p

150 – 77 = p

p = 73

575- 55 - p – 147 = 300

(575-55) – p – 147 = 300

520 – p – 147 = 300 520 – 300 – 147 = p

(520 – 300) – 147 =p

220 – 147 = p

P = 73

maka hasil dari 138 – p – 57 = 138 – 73 – 57 = 138

1

3

3

1

memenuhi aspek :

Kefasihan

Siswa mencoba

melakukan penyelesaian

dengan cara melakukan

operasi pengurangan

pada 2 buah bilangan

yang lebih mudah

dikurangkan.

Fleksibilitas

Cara tersebut dapat di

terapkan kepada

permasalahan lain yang

sejenis.

Kebaruan

Dalam pembelajaran

hanya dijelaskan

Lampiran 37

187

– 130 = 8

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek

berpikir kreatif) :

445 - 77 – 95 – p =200

368 –95- p = 200

273- 200 = p

p = 73

575- 65 - p – 147 = 300

575-55 – p – 147 = 300

520 – 147 – p = 300

373 – p = 300

P = 73

maka hasil dari 138 – p – 57 = 138 – 73 – 57 = 138

– 130 = 8

2

2

1

mengenai cara

pengurangan bilangan

bulat secara sederhana,

yaitu melakukan operasi

pengurangan secara

berturut dimulai dari

bilangan yang paling kiri.

3 Jawaban : tidak

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir

kreatif) :

Lama total tinggal di Indonesia = 450 hari.

di pulau jawa = 157 hari,

di Kalimantan = 121 hari,

di Sulawesi = 55 hari,

di papua = x hari.

450 = 157 + 121 + 55 + x

x = 450 – 157 – 121 – 55

= 450 – 55 – 121 – 157

= 395 – 121 – 157

= 274 – 157

= 117

jadi tinggal di Papua = 117 hari = 6 minggu 5 hari

jadi tidak bisa dikatakan bahwa tinggal di papua selama

7 minggu.

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek

berpikir kreatif) :

450 = 157 + 121 + 55 + Tinggal di papua

1

2

2

1

2

1

1

memenuhi aspek :

Kefasihan

Siswa mencoba

melakukan penyelesaian

dengan cara melakukan

operasi pengurangan

pada 2 buah bilangan

yang lebih mudah

dikurangkan. Siswa

melakukan analisa

terhadap permasalahan

yang ada.

Fleksibilitas

Cara tersebut dapat di

terapkan kepada

permasalahan lain yang

sejenis.

Kebaruan

Dalam pembelajaran

hanya dijelaskan

mengenai cara

pengurangan bilangan

bulat secara sederhana,

yaitu melakukan operasi

pengurangan secara

188

Tinggal di papua = 450 – 157 – 121 – 55 = 117

jadi tinggal di Papua = 117 hari = 6 minggu 5 hari

jadi tidak bisa dikatakan bahwa tinggal di papua selama

7 minggu.

2 berturut dimulai dari

bilangan yang paling kiri.

4 Jawaban : Ya

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir

kreatif) :

-145 + 232 – 182 + 565 = x

x = -145 + 232 – 182 + 565

= 565 – 145 + 232 – 182

= 420 + 50

= 470

-140 + 728 + (-153) – (-113)= y

y = -140 + (-153) – (-113) + 650

= -140 – 153 + 113 + 650

= 650 – 140 +113 – 153

= 510 – 40

= 470

Sehingga nilai x dan y adalah sama yaitu 470

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek

berpikir kreatif) :

-145 + 232 – 182 + 565 = x

x = -145 + 232 – 182 + 565

= 470

-140 + 728 + (-153) – (-113)= y

y = -140 + (-153) – (-113) + 650

= 470

Sehingga nilai x dan y adalah sama yaitu 470

1

2

1

2

1

1

1

1

1

1

1

memenuhi aspek :

Kefasihan

Siswa mencoba

melakukan penyelesaian

dengan cara melakukan

operasi pengurangan

serta penjumlahan pada 2

buah bilangan yang lebih

mudah dikurangkan.

Siswa menganalisa

bahwa jika suatu

bilangan dikurangi

bilangan negatif, maka

operasi tersebut menjadi

operasi penjumlahan.

Fleksibilitas

Cara tersebut dapat di

terapkan pada

permasalahan lain yang

sejenis.

Kebaruan

Dalam pembelajaran

hanya dijelaskan

mengenai cara

pengurangan bilangan

bulat secara sederhana,

yaitu melakukan operasi

penjumlahan dan

pengurangan secara

berurut dimulai dari

bilangan yang paling kiri.

5 Jawaban : Tidak

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir

kreatif) :

237 + 900 + a = 1200

1

1

2

memenuhi aspek :

Kefasihan

Siswa mencoba

melakukan penyelesaian

dengan cara melakukan

operasi pengurangan

189

a = 1200 – 237– 900

= 1200 – 900 – 237

= 300 – 237

= 63

a + b = 125

b = 125 – a

= 125 – 63

= 62.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa a ≠ b

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek

berpikir kreatif) :

237 + 900 + a = 1200

a = 1200 – 237– 900

= 63

a + b = 125

b = 62.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa a ≠ b

2

2

1

1

1

2

pada 2 buah bilangan

yang lebih mudah

dikurangkan.

Fleksibilitas

Cara tersebut dapat di

terapkan kepada

permasalahan lain yang

sejenis.

Kebaruan

Dalam pembelajaran

hanya dijelaskan

mengenai cara

pengurangan bilangan

bulat secara sederhana,

yaitu melakukan operasi

pengurangan secara

berturut dimulai dari

bilangan yang paling kiri.

6 Jawaban : Ya

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir

kreatif) :

Karena sifat komutatif penjumlahan berlaku bagi

semua bilangan bulat baik bilangan bulat positif

maupun bilangan bulat negatif

Contoh sifat komutatif :

-13 + (-20) = -20 + (-13) = -33

-76 + (-24) = -24 + (-76) = -100

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek

berpikir kreatif) :

Tidak bisa mengemukakan alasan jawaban dengan

jelas

Contoh sifat komutatif :

-160 + (-80) = -80 + (-160) = -240

(contoh hmpir serupa dengan di soal)

1

5

2

2

1

1

memenuhi aspek :

Kefasihan

Siswa mencoba

menganalisa sifat

komutatif dalam

penjumlahan.

Fleksibilitas

Dengan pengetahuan

siswa mengenai sifat

tersebut, siswa mencoba

mengajukan

permasalahan serta

penyelesaiannya

Kebaruan

Siswa berusaha

mengajukan

permasalahan serta

penyelesaiannya yang

berbeda dengan contoh

soal.

190

7 Jawaban : Ya

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir

kreatif) :

-23 – (-45) – 72 – (-a) – (-50) = a.

-23 + 45 – 72 + a + 50 = a

45 + 50 – 23 – 72+ a = a

95 – 95 + a = a

0 + a = a

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek

berpikir kreatif) :

-23 – (-45) – 72 – (-a) - 50 = a.

- 50 + a+ 50 = a

a = a

1

5

2

2

2

memenuhi aspek :

Kefasihan :

Siswa mencoba

menganalisa bahwa jika

suatu bilangan dikurangi

bilangan negatif, maka

operasi tersebut menjadi

operasi penjumlahan .

Fleksibilitas :

Cara tersebut dapat di

terapkan kepada

permasalahan lain yang

sejenis.

Kebaruan :

Dalam pembelajaran hanya

dijelaskan mengenai cara

pengurangan bilangan bulat

secara sederhana, yaitu

melakukan operasi

pengurangan secara

berturut dimulai dari

bilangan yang paling kiri.

8 Jawaban : tidak

Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir

kreatif) :

47 – 56 + 120 – 91 = a

a = 47 + 120 – 56 – 91

= 167 - 147

= 20

nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55

a + 45 = 20 + 45 = 65, maka kalimat bernilai salah

Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek

berpikir kreatif) :

47 – 56 + 120 – 91 = a

20 = a

nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55

a + 45 = 20 + 45 = 65

maka kalimat bernilai salah

1

3

1

3

2

1

3

memenuhi aspek :

Kefasihan

Siswa mencoba melakukan

penyelesaian dengan cara

melakukan operasi

pengurangan serta

penjumlahan pada 2 buah

bilangan yang lebih mudah

dikurangkan.

Fleksibilitas

Cara tersebut dapat di

terapkan pada

permasalahan lain yang

sejenis.

Kebaruan

Dalam pembelajaran hanya

dijelaskan mengenai cara

pengurangan bilangan bulat

secara sederhana, yaitu

melakukan operasi

penjumlahan dan

pengurangan secara berurut

dimulai dari bilangan yang

paling kiri.

191

KUNCI JAWABAN UNTUK SOAL II

1 Cara penyelesaian :

banyaknya pasukan kurawa adalah 100 orang.

Sedangkan banyaknya pandawa adalah 5 orang (yudistira, bima,

arjuna, nakula, sadewa)

pandawa menghadapi lebih dari 15 orang kurawa tetapi kurang dari

25 kurawa

Yudistira= a orang,

bima = b orang,

arjuna = c orang,

nakula = d orang,

sadewa = e orang

15 < a, b, c, d, e ≤ 25

a + b + c + d + e = 100

jika a = 24, b = 22 , c = 24, d = 24 maka e = 5 (tidak

memenuhi)

harus nya a = 24, b = 21, c = 19, d = 16, dan e = 20

atau bisa dengan jawaban yang lain.

Penilaian

Jawaban kurang dari 5 jawaban skor : 1

Jawaban lebih dari 5 jawaban skor : 2

Jawaban : tidak

Cara penyelesaian 1:

Jika 3 orang menghadapi masing-masing 24 maka kurawa

yang dihadapi adalah = 24 x 3 = 72 kurawa

sehingga sisa 28 kurawa yang harus dihadapi 2 orang.

Maksimal kurawa yang bisa di hadapi masing-masing

pandawa =

28 / 2 = 14

Sehingga kurang dari 15 kurawa yang dihadapi.

Sehingga pandawa tidak bisa menghadapi kurawa jika 3 dari 5

orang menghadapi masing-masing 24 kurawa

Cara penyelesaian 2 :

Jika 3 orang menghadapi masing-masing 24 maka kurawa

yang dihadapi adalah = 24 x 3 = 72 kurawa

sehingga sisa 28 kurawa yang harus dihadapi 2 orang.

memenuhi aspek :

Kefasihan

Siswa mencoba

melakukan penyelesaian

dengan cara melakukan

operasi pengurangan

serta penjumlahan pada 2

buah bilangan yang lebih

mudah dikurangkan.

Siswa mencoba

menyelesaikan

permasalahan dengan

memberikan analisa

permasalahan yang ada.

Siswa menganalisa

bahwa jika suatu

bilangan dikurangi

bilangan negatif, maka

operasi tersebut menjadi

operasi penjumlahan.

Fleksibilitas

Cara tersebut dapat di

terapkan pada

permasalahan lain yang

sejenis.

Kebaruan

Dalam pembelajaran

hanya dijelaskan

mengenai cara

pengurangan bilangan

bulat secara sederhana,

yaitu melakukan operasi

penjumlahan dan

pengurangan secara

berurut dimulai dari

bilangan yang paling kiri.

192

Jika pandawa ke 4 yang akan menghadapi, menghadapi

jumlah minimal kurawa yang harus dihadapi yaitu 16, maka :

pandawa yang ke 5 harus menghadapi = 28-16 = 12 kurawa.

Ini tidak memenuhi bahwa pandawa harus menghadapi lebih

dari 15 kurawa.

Sehingga pandawa tidak bisa menghadapi kurawa jika 3 dari 5

orang menghadapi masing-masing 24 kurawa

Cara penyelesaian 3:

Jawaban : tidak

Jika 3 orang menghadapi masing-masing 24 maka kurawa

yang dihadapi adalah = 24 x 3 = 72 kurawa

sehingga sisa 28 kurawa yang harus dihadapi 2 orang.

Maksimal kurawa yang bisa di hadapi masing-masing

pandawa =

28 / 2 = 14

Jika pandawa ke 4 yang akan menghadapi, menghadapi

jumlah maksimal kurawa yang harus dihadapi yaitu 25, maka

: pandawa yang ke 5 harus menghadapi = 28-25 = 5 kurawa.

Ini tidak memenuhi bahwapandawa harus menghadapi lebih

dari 15 kurawa.

Sehingga pandawa tidak bisa menghadapi kurawa jika 3 dari 5

orang menghadapi masing-masing 24 kurawa

Penilaian

Jawaban dengan 1 cara, jawaban benar skor : 2

Jawaban dengan 2 cara, kedua jawaban salah skor : 2

Jawaban dengan 2 cara, 1 jawaban benar, 1 jawaban salah

skor : 3

Jawaban dengan 2 cara, 2 jawaban benar

skor : 4

Jawaban dengan 3 cara, 1 jawaban benar, 2 jawaban salah

skor : 4

Jawaban dengan 3 cara, 2 jawaban benar, 1 jawaban salah

skor : 5

Jawaban dengan 2 cara, 2 jawaban benar

skor : 6

192 a

193

2 Jawaban : sifat asosiatif

Cara penyelesaian 1:

125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200.

Contoh lain dengan hasil 200 =

62 +( 57 + 81) =( 62 + 57) + 81

Cara penyelesaian 2 :

125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200.

Contoh lain dengan hasil 200 = (contoh mirip dengan soal)

100 + (50+50) = (100+50)+50

Penilaian :

Menyebutkan sifat asosiatif , skor : 2

Jawaban kurang dari 5 skor : 2

Jawaban 5-10 jawaban skor : 4

Jawaban lebih dari 10 skor : 6

memenuhi aspek :

Kefasihan

Siswa mencoba

melakukan analisis sifat

operasi bilangan bulat

pada soal.

Fleksibilitas

Dengan mengaplikasikan

sifat tersebut, siswa

mencoba mengemukakan

permasalahan baru serta

cara penyelesaiannya .

Kebaruan

Dalam pembelajaran

hanya dijelaskan

mengenai cara operasi

bilangan bulat secara

sederhana, yaitu

melakukan operasi

penjumlahan dan

pengurangan secara

berurut dimulai dari

bilangan yang paling kiri.

192 b

193

Hasil Post test Kelas Kontrol

NOMOR ABSEN

KODE NOMOR SOAL

SKOR NILAI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 KTR-1 5 5 7 7 5 8 8 8 7 6 66 83

2 KTR-2 8 7 7 7 8 7 7 8 6 5 70 88

3 KTR-3 7 5 6 7 6 7 6 7 7 7 65 81

4 KTR-4 7 7 6 8 7 8 6 8 5 6 68 85

5 KTR-5 7 8 7 8 8 5 8 8 7 6 72 90

6 KTR-6 5 7 6 8 6 7 8 7 4 7 65 81

7 KTR-7 7 5 7 6 7 5 7 7 6 5 62 78

8 KTR-8 8 7 8 6 8 7 7 8 8 7 74 93

9 KTR-9 7 6 7 5 6 7 6 7 7 7 65 81

10 KTR-10 7 3 7 7 6 8 5 6 7 7 63 79

11 KTR-11 8 7 7 5 8 8 7 8 8 4 70 88

12 KTR-12 6 7 6 6 6 7 5 4 5 6 58 73

13 KTR-13 5 6 3 6 6 6 8 4 6 6 56 70

14 KTR-14 7 6 7 6 5 7 7 6 7 7 65 81

15 KTR-15 8 8 7 7 6 7 6 8 7 6 70 88

16 KTR-16 7 8 5 8 7 8 8 8 8 8 75 94

17 KTR-17 8 7 8 5 8 8 7 7 5 7 70 88

18 KTR-18 8 7 5 7 7 5 8 5 8 6 66 83

19 KTR-19 7 7 7 8 6 7 7 8 8 6 71 89

20 KTR-20 7 7 4 6 7 7 6 7 7 4 62 78

21 KTR-21 8 7 8 7 7 8 8 7 8 6 74 93

22 KTR-22 6 7 7 7 7 7 8 7 4 6 66 83

23 KTR-23 8 5 8 6 8 8 7 8 7 8 73 91

24 KTR-24 8 7 6 7 6 7 7 7 7 8 70 88

25 KTR-25 6 6 3 4 5 7 5 7 6 6 55 69

26 KTR-26 7 7 8 6 7 7 8 7 7 4 68 85

27 KTR-27 5 5 7 7 7 6 5 5 7 7 61 76

28 KTR-28 6 7 6 6 5 8 6 7 7 6 64 80

29 KTR-29 7 6 7 6 7 6 7 6 6 7 65 81

30 KTR-30 7 8 7 6 8 7 7 8 8 7 73 91

31 KTR-31 6 6 6 6 8 7 6 6 7 7 65 81

32 KTR-32 6 6 3 7 7 1 6 7 7 8 58 73

33 KTR-33 4 7 5 7 6 6 7 7 5 4 58 73

34 KTR-34 6 6 7 5 7 8 6 6 7 7 65 81

35 KTR-35 5 7 5 6 4 7 6 7 6 6 59 74

36 KTR-36 5 6 6 6 7 8 6 6 7 5 62 78

Lampiran 38

194

Hasil Post test Kelas Eksperimen

NOMOR ABSEN

KODE NOMOR SOAL

SKOR NILAI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 EKP-1 8 7 7 5 7 7 7 8 8 6 70 88

2 EKP-2 7 8 7 8 7 6 8 8 7 7 73 91

3 EKP-3 5 6 7 6 8 8 8 8 7 8 71 89

4 EKP-4 8 6 6 6 6 7 6 7 7 7 66 83

5 EKP-5 8 8 7 8 7 8 8 7 8 8 77 96

6 EKP-6 7 7 7 8 7 7 6 8 7 6 70 88

7 EKP-7 8 7 7 7 7 7 8 8 6 7 72 90

8 EKP-8 8 6 7 7 8 8 6 8 7 8 73 91

9 EKP-9 6 7 6 7 7 7 6 8 7 7 68 85

10 EKP-10 6 5 7 7 7 7 8 6 6 7 66 83

11 EKP-11 6 7 6 7 7 8 8 8 8 7 72 90

12 EKP-12 5 7 3 7 6 7 7 7 6 7 62 78

13 EKP-13 6 6 8 7 8 7 7 7 7 4 67 84

14 EKP-14 8 8 7 8 8 8 8 8 7 7 77 96

15 EKP-15 6 3 6 6 7 7 7 5 7 6 60 75

16 EKP-16 7 7 7 6 8 7 7 8 7 7 71 89

17 EKP-17 7 8 3 7 7 6 7 7 7 8 67 84

18 EKP-18 7 8 7 7 8 8 8 7 6 6 72 90

19 EKP-19 7 7 7 6 4 7 7 8 7 7 67 84

20 EKP-20 7 7 6 8 8 7 7 8 8 8 74 93

21 EKP-21 6 6 7 5 7 8 7 7 7 6 66 83

22 EKP-22 7 7 7 7 7 7 8 7 6 7 70 88

23 EKP-23 8 8 6 7 8 8 7 8 6 8 74 93

24 EKP-24 7 8 7 8 8 8 8 8 7 7 76 95

25 EKP-25 8 6 8 7 6 7 8 8 8 7 73 91

26 EKP-26 6 6 3 6 6 7 6 7 6 7 60 75

27 EKP-27 7 6 7 7 8 7 7 7 6 8 70 88

28 EKP-28 8 8 6 7 8 7 7 8 6 8 73 91

29 EKP-29 6 7 6 7 7 7 7 7 7 7 68 85

30 EKP-30 8 7 7 6 6 6 7 7 6 6 66 83

31 EKP-31 7 7 7 6 6 7 7 7 8 4 66 83

32 EKP-32 8 8 8 7 7 8 7 7 7 6 73 91

33 EKP-33 7 5 7 7 8 7 7 8 7 7 70 88

34 EKP-34 7 7 7 7 8 7 7 7 7 6 70 88

35 EKP-35 6 7 7 7 8 7 7 8 5 8 70 88

36 EKP-36 5 7 7 7 7 8 8 6 8 8 71 89

Lampiran 39

195

Data Hasil Ketuntasan Belajar

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Catatan : KKM di SMP N 1 Karangawen adalah 75.

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

No Kode Nilai Ket No Kode Nilai Ket

1 EKP-1 88 Tuntas 1 KTR-1 83 Tuntas

2 EKP-2 91 Tuntas 2 KTR-2 88 Tuntas

3 EKP-3 89 Tuntas 3 KTR-3 81 Tuntas

4 EKP-4 83 Tuntas 4 KTR-4 85 Tuntas

5 EKP-5 96 Tuntas 5 KTR-5 90 Tuntas

6 EKP-6 88 Tuntas 6 KTR-6 81 Tuntas

7 EKP-7 90 Tuntas 7 KTR-7 78 Tuntas

8 EKP-8 91 Tuntas 8 KTR-8 93 Tuntas

9 EKP-9 85 Tuntas 9 KTR-9 81 Tuntas

10 EKP-10 83 Tuntas 10 KTR-10 79 Tuntas

11 EKP-11 90 Tuntas 11 KTR-11 88 Tuntas

12 EKP-12 78 Tuntas 12 KTR-12 73 Tidak Tuntas

13 EKP-13 84 Tuntas 13 KTR-13 70 Tidak Tuntas

14 EKP-14 96 Tuntas 14 KTR-14 81 Tuntas

15 EKP-15 75 Tuntas 15 KTR-15 88 Tuntas

16 EKP-16 89 Tuntas 16 KTR-16 94 Tuntas

17 EKP-17 84 Tuntas 17 KTR-17 88 Tuntas

18 EKP-18 90 Tuntas 18 KTR-18 83 Tuntas

19 EKP-19 84 Tuntas 19 KTR-19 89 Tuntas

20 EKP-20 93 Tuntas 20 KTR-20 78 Tuntas

21 EKP-21 83 Tuntas 21 KTR-21 93 Tuntas

22 EKP-22 88 Tuntas 22 KTR-22 83 Tuntas

23 EKP-23 93 Tuntas 23 KTR-23 91 Tuntas

24 EKP-24 95 Tuntas 24 KTR-24 88 Tuntas

25 EKP-25 91 Tuntas 25 KTR-25 69 Tuntas

26 EKP-26 75 Tuntas 26 KTR-26 85 Tuntas

27 EKP-27 88 Tuntas 27 KTR-27 76 Tuntas

28 EKP-28 91 Tuntas 28 KTR-28 80 Tuntas

29 EKP-29 85 Tuntas 29 KTR-29 81 Tuntas

30 EKP-30 83 Tuntas 30 KTR-30 91 Tuntas

31 EKP-31 83 Tuntas 31 KTR-31 81 Tuntas

32 EKP-32 91 Tuntas 32 KTR-32 73 Tidak Tuntas

33 EKP-33 88 Tuntas 33 KTR-33 73 Tidak Tuntas

34 EKP-34 88 Tuntas 34 KTR-34 81 Tuntas

35 EKP-35 88 Tuntas 35 KTR-35 74 Tidak Tuntas

36 EKP-36 89 Tuntas 36 KTR-36 78 Tuntas

Jumlah 3139 Jumlah 2961

Rata-Rata 87,187 Rata-Rata 82.257

S 5,187 S 6.714

Varian 26.908 Varian 45.073

% ketuntasan 100% % ketuntasan 86,33%

Lampiran 40

Lampiran 41

196

Uji Normalitas Data Post Test Kelas Kontrol

Hipotesis:

H0: data berdistribusi normal.

H1: data tidak berdistribusi normal.

Pengujian hipotesis

Rumus yang digunakan:

k

i

hhitung

f

ffX

1

2

02

Kriteria pengujian

H0 diterima jika hitung tabel, dengan tabel = .

Nilai Maksimum = 94 Panjang kelas = 4,16 5

Nilai Minimum = 69 Rata-rata = 82,25

Rentang = 25 N = 36

Banyak Kelas = 6

Interval Frekuensi

(fo) Frekuensi

harapan (fh) (f0 – fh) (f0 – fh)2 (f0 – fh)2

67 – 71 2 0.972 1.028 1.057 1.087

72 – 76 5 4.871 0.129 0.017 0.003

77 – 81 9 12.294 -3.294 10.850 0.883

82 – 86 10 12.298 -2.298 5.279 0.429

87 – 91 7 4.871 2.129 4.533 0.931

92 – 96 3 0.972 2.028 4.113 4.231

Jumlah 36 36.277 -0.277 25.849 7.565

Untuk dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh X2

tabel = 11,070

Karena berada pada daerah penerimaan H0, maka data berdistribusi normal.

Daerah penerimaan

Ho

Daerah penerimaan Ho

11,070 7,565

197

Uji Normalitas Data Post Test Kelas Eksperimen

Hipotesis:

H0: data berdistribusi normal.

H1: data tidak berdistribusi normal.

Pengujian hipotesis

Rumus yang digunakan:

k

i

hhitung

f

ffX

1

2

02

Kriteria pengujian

H0 diterima jika hitung tabel, dengan tabel = .

Nilai Maksimum = 96 Panjang kelas = 3,5 4

Nilai Minimum = 75 Rata-rata = 87,18

Rentang = 21 N = 36

Banyak Kelas = 6

Interval Frekuensi

(fo) Frekuensi

harapan (fh) (f0 – fh) (f0 – fh)2 (f0 – fh)2

75 - 78 2 0.972 1.028 1.057 1.087226

79 - 82 1 4.871 -3.871 14.983 3.076105

83 - 86 10 12.294 -2.294 5.262 0.428049

87 - 90 13 12.298 0.702 0.493 0.040119

91 - 94 8 4.871 3.129 9.792 2.010325

95 - 98 2 0.972 1.028 1.057 1.087226

Jumlah 36 36.2772 0 33 7.729

Untuk dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh X2

tabel = 11,070

Karena berada pada daerah penerimaan H0, maka data berdistribusi normal.

Daerah penerimaan

Ho

Daerah penerimaan Ho

11,070 7,729

Lampiran 42

198

Uji Homogenitas Data Post Test

Hipoteisis:

H0:

(Sampel berasal dari populasi yang homogen)

H1:

(Sampel berasal dari populasi yang tidak homogen)

Pengujian hipotesis

Rumus yang digunakanTerkecilVARIAN

TerbesarVARIANFhitung

Kriteria pengujian

H0 diterima jika

.

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

No Kode Nilai No Kode Nilai No Kode Nilai No Kode Nilai

1 KTR-1 83 20 KTR-20 78 1 EKP-1 88 20 EKP-20 93

2 KTR-2 88 21 KTR-21 93 2 EKP-2 91 21 EKP-21 83

3 KTR-3 81 22 KTR-22 83 3 EKP-3 89 22 EKP-22 88

4 KTR-4 85 23 KTR-23 91 4 EKP-4 83 23 EKP-23 93

5 KTR-5 90 24 KTR-24 88 5 EKP-5 96 24 EKP-24 95

6 KTR-6 81 25 KTR-25 69 6 EKP-6 88 25 EKP-25 91

7 KTR-7 78 26 KTR-26 85 7 EKP-7 90 26 EKP-26 75

8 KTR-8 93 27 KTR-27 76 8 EKP-8 91 27 EKP-27 88

9 KTR-9 81 28 KTR-28 80 9 EKP-9 85 28 EKP-28 91

10 KTR-10 79 29 KTR-29 81 10 EKP-10 83 29 EKP-29 85

11 KTR-11 88 30 KTR-30 91 11 EKP-11 90 30 EKP-30 83

12 KTR-12 73 31 KTR-31 81 12 EKP-12 78 31 EKP-31 83

13 KTR-13 70 32 KTR-32 73 13 EKP-13 84 32 EKP-32 91

14 KTR-14 81 33 KTR-33 73 14 EKP-14 96 33 EKP-33 88

15 KTR-15 88 34 KTR-34 81 15 EKP-15 75 34 EKP-34 88

16 KTR-16 94 35 KTR-35 74 16 EKP-16 89 35 EKP-35 88

17 KTR-17 88 36 KTR-36 78 17 EKP-17 84 36 EKP-36 89

18 KTR-18 83 Var 45,073 18 EKP-18 89

90 26,908 19 KTR-19 89 19 EKP-19 84

67,1908.26

073,45

TerkecilVARIAN

TerbesarVARIANFhitung

Karena < maka Ho diterima, berarti kedua sampel berasal dari populasi yang homogen.

Daerah

penerimaan Ho

1,79

Daerah penerimaan

Ho

1,67

Lampiran 43

199

Uji Proporsi ketuntasan

Hipotesis:

H0 : 0,79

H1 : 0,79

Pengujian hipotesis

Rumus yang digunakan:

Kriteria pengujian

H0 ditolak jika z . Nilai didapat dari daftar normal baku dengan peluang (0,5 -

) dengan = 0,05. Dalam hal lainnya H0 diterima.

Data

x 36

n 36

0,74

Berdasarkan rumus di atas diperoleh

Dari perhitungan diperoleh z hitung = 3,09. Nilai z tabel = untuk adalah

1,74. Karena 3,09 > 1,74 maka H0 ditolak,

artinya artinya rata- rata kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen yang dikenai

pembelajaran Team Game Tournament (TGT) dengan pendekatan PMRI berbasis konservasi

budaya berbantuan permainan tradisional dapat dikategorikan tuntas KKM klasikal

Daerah penerimaan

Ho

1,74 3,09

n

n

x

z)1( 00

0

09,3

36

)79,01(79,0

79,036

36

)1( 00

0

n

n

x

z

Lampiran 44

200

Uji Perbedaan Rata-rata

Hipoteisis:

H0:

H1:

Pengujian hipotesis

Rumus yang digunakan: dengan

Kriteria pengujian

H0 diterima jika , didapat dari daftar distribusi t

dengan dk = ( ), taraf signifikan 5% dan peluang ( ). Untuk harga t lainnya H0

ditolak.

Data

Sumber variasi Kelas eksperimen Kelas kontrol

Jumlah 3139 2961

N 36 36

Rata-rata ( x ) 87,187 82.257

Standar deviasi ( s ) 5,187 6.714

Varians ( 2s ) 26.908 45.073

Berdasarkan rumus di atas diperoleh

Dari perhitungan diperoleh t hitung = 3,487. Nilai t tabel = untuk dengan dk =

36 + 36 – 2 = 70 adalah 1,669. Karena 3,487 > 1,669 maka H0 ditolak,

artinya rata- rata kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen yang dikenai pembelajaran

Team Game Tournament (TGT) dengan pendekatan PMRI berbasis konservasi budaya

berbantuan permainan tradisional lebih tinggi dari kelas kontrol yang dikenai pembelajaran

ekspositori.

nns

xxthitung

11

21

2

)1()1(

21

2

22

2

112

nn

snsns

nns

xxthitung

11

21

2

)1()1(

21

2

22

2

112

nn

snsns

23636

073,45)136(908,26)136(2

s

36

1

36

199.5

257,82187,87

hitungt

Lampiran 45

201

Uji Proporsi tingkat berpikir kreatif siswa

Hipotesis:

H0 : 0,79

H1 : 0,79

Pengujian hipotesis

Rumus yang digunakan:

Kriteria pengujian

H0 ditolak jika z . Nilai didapat dari daftar normal baku dengan peluang (0,5 -

) dengan = 0,05. Dalam hal lainnya H0 diterima.

Data

x 36

n 36

0,74

Berdasarkan rumus di atas diperoleh

Dari perhitungan diperoleh z hitung = 1,74. Nilai z tabel = untuk adalah

1,74. Karena 1,86 > 1,74 maka H0 ditolak,

artinya artinya rata- rata kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen yang dikenai

pembelajaran Team Game Tournament (TGT) dengan pendekatan PMRI berbasis konservasi

budaya berbantuan permainan tradisional dapat dikategorikan sangat kreatif

Daerah penerimaan

Ho

1,74 1,86

n

n

x

z)1( 00

0

86,1

36

)79,01(79,0

79,036

33

)1( 00

0

n

n

x

z

Lampiran 46

202

DESAIN DAN CARA PENGGUNAAN ALAT PERAGA

PERMAINAN TRADISIONAL

DAKON / CONGKLAK SEBAGAI ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

materi : BILANGAN BULAT

Standar kompetensi :

1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi dasar :

1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan

1.2 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dalam pemecahan

masalah

Indikator pencapaian kompetensi :

1.1.1 Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat

1.1.2 Menggunakan sifat-sifat dalam operasi penjumlahan bilangan bulat

1.1.3 Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat

1.1.4 Menentukan hasil operasi campuran (penjumlahan-pengurangan) bilangan bulat

1.2.1 Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan operasi bilangan bulat

Alat peraga tersebut digunakan sebagai penelitian dalam penyusunan skripsi

dengan judul :

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN TGT MELALUI PENDEKATAN PMRI BERBASIS

KONSERVASI BUDAYA BERBANTUAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP

PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF.

oleh :

Dheny Wawan Febrian

4101408181

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lampiran 47

203

BENTUK ALAT PERAGA

Alat peraga yang digunakan adalah permainan dakon, congklak yang telah dimodifikasi

menjadi 1 set permainan dakon yang terdiri dari :

3) Papan dakon

Papan dakon yang digunakan seperti permainan dakon pada umumnya, dengan desain

sebagai berikut :

Gambar 1. Desain papan dakon

Papan dakon tersebut mempunyai 14 lubang dengan diameter 7 cm, yang berjajar 7

tiap barisnya. dan 2 lubang utama yang lebih besar yang terletak di samping. Ukuran

papan dakon adalah panjang 50 cm dan lebar 15 cm. papan dakon dapat dibuat dari

kertas karton dengan digambar lingkaran sebagai lubangnya atau dengan membeli

mainan dakon yang djual dipasaran.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 jenis papan dakon, yaitu papan dakon

yang terbuat dari kertas dan papan dakon yang terbuat dari plastik yang dijual

dipasaran

4) Biji dakon

Dalam alat peraga ini, biji dakon yang digunakan tidak seperti biji dakon yang

digunakan sebagai permainan dakon pada umumnya yang menggunakan biji dakon 1

jenis. Tetapi dimodifikasi menjadi menggunakan biji dakon 2 jenis yang berbeda

warna. dengan ukuran sebesar biji bunga matahari.

Biji tersebut dapat dibuat dari :

a. Biji buah sirsak

b. Batu-batuan kerikil

c. Sedotan minuman yang dipotong dengan panjang 1 cm

Dengan mempertimbangkan efisiensi serta efektifitas dalam pembuatan biji dakon,

maka dalam penelitian ini digunakan biji dakon yang terbuat dari sedotan minuman

dengan 2 warna berbeda dan dipotong dengan ukkuran panjang 1 cm. biji yang

digunakan adalah 50 buah untuk masing-masing warna.

Gambar 2. Biji dakon

204

MANFAAT ALAT PERAGA

Alat peraga berupa permainan dakon ini bertujuan untuk :

1) Siswa terbantu dalam menemukan konsep dalam pembelajaran matematika yang

dilaksanakan

2) Siswa terbantu untuk memahami materi yang di ajarkan, dalm hal ini materi yang di

ajarkan adalah materi bilangan bulat, mengenai operasi penjumlahan, pengurangan,

operasi hitung campuran, serta aplikasinya dalam pemecahan masalah sehari-hari

3) Siswa termotivasi untuk menjadi lebih kreatif dalam menemukan masalah baru

maupun dalam menyelesaikan masalah yang ditemui

4) Siswa termotivasi untuk melakukan tindakan konservasi budaya dengan lebih

mencintai permainan tradisional

CARA PENGGUNAAN ALAT PERAGA

1) PENGGUNAAN DALAM OPERASI PENJUMLAHAN

Langkah-langkah penggunaan :

a. siswa menyiapkan papan dakon beserta biji dakon

b. guru menjelaskan mengenai peran dari papan dakon dan biji dakon. perhatikan, ada

2 macam biji dakon, 1 warna dianggap mewakili bilangan bulat positif, dan warna

lainnya mewakili bilangan bulat negatif.

c. aturan permainan :

biji harus disemai (diletakkan) secara urut kedalam 7 lubang dalam 1 baris.

Warna yang berbeda tidak boleh berada pada bais yang sama

biji selanjutnya , jika warna sama, maka di semai ke dalam baris yang sama,

jika warna biji berbeda harus disemai di 7 lubang baris yang satunya.

Jika sebanyak A biji bertemu A biji warna beda di depannya, maka kedua biji

dimasukkan dalam lubang besar yang di samping

. misalkan ada contoh :

Selesaikan 23 + (-17)

Berarti kita meletakkan (menyemai biji dakon kedalam 7 lubang).

Baris pertama di semai 23 biji putih (biji putih mewakili bilangan positif)

Lalu baris selanjutnya disemai 17 biji warna hitam

205

Selanjutnya dapat dilihat bahwa :

a. 3 biji putih di lingkaran 1 atas dari kiri, bertemu dengan 3 biji hitam didepannya.

Berarti kedua biji melebur dan masuk kedalam lingkaran samping begitu pula

untuk lingkaran ke 2 dan 3

b. Untuk yang lingkaran ke 4 , 3 biji putih bertemu dengan 2 biji hitam, berarti yang

melebur hanya 2 biji putih, masih sisa 1 biji putih, begitu pula untuk lingkaran ke

4, 5, 6, dan 7

c. Dalam papan masih ada 6 biji putih, sehingga dapat disimpulkan hasil dari

penumlahan tersebut adalah 6.

2) PENGGUNAAN DALAM OPERASI PENGURANGAN

Langkah-langkah penggunaan :

a. siswa menyiapkan papan dakon beserta biji dakon

b. guru menjelaskan mengenai peran dari papan dakon dan biji dakon. perhatikan, ada

2 macam biji dakon, 1 warna dianggap mewakili bilangan bulat positif, dan warna

lainnya mewakili bilangan bulat negatif.

c. aturan permainan :

biji harus disemai (diletakkan) secara urut kedalam 7 lubang dalam 1 baris.

Warna yang berbeda tidak boleh berada pada bais yang sama

biji selanjutnya , jika warna sama, maka bukan di semai ke dalam baris yang

sama, tetapi di ambil dari baris yang sama. Missal di baris ada sebanyak A

buah, lalu dikurangi B buah. Jika kurang, maka ditandai dengan biji warna

berbeda didepannyya sebanyak kekurangannya tadi.

jika warna biji berbeda harus disemai di 7 lubang baris yang satunya. Lalu

disemai lagi di baris yang tadi dengan sebanyak biji yang bebeda warna.

dihitung semua jumlah biji yang ada di baris tersebut.

. misalkan ada contoh :

Selesaikan 23 - (-17)

Berarti kita meletakkan (menyemai biji dakon kedalam 7 lubang).

Baris pertama di semai 23 biji putih (biji putih mewakili bilangan positif)

Lalu baris selanjutnya disemai 17 biji warna hitam

206

Lalu di semai lagi kedalam baris pertama, biji yang putih sebanyak biji yang hitam

Selanjutnya dapat dilihat bahwa :

Dalam baris pertama mula-mula ada 23 buah, lalu disemai lagi 17 buah, menjadi

40 buah biji putih sehingga dapat disimpulkan hasil dari penumlahan tersebut

adalah 40.

Contoh 2 :

Selesaikan -23 - 17

Berarti kita meletakkan (menyemai biji dakon kedalam 7 lubang).

Baris pertama di semai 23 biji putih (biji hitam mewakili bilangan negatif)

Lalu baris selanjutnya disemai 17 biji warna putih

Lalu di semai lagi kedalam baris pertama, biji yang hitam sebanyak biji yang putih

207

Selanjutnya dapat dilihat bahwa :

Dalam baris pertama mula-mula ada 23 buah, lalu disemai lagi 17 buah, menjadi 40

buah biji hitam sehingga dapat disimpulkan hasil dari penumlahan tersebut adalah -

40.

208

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA

KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMP N 1 Karangawen

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VII A

Pertemuan ke- : 1

Pedoman Penskoran:

Skor Keterangan

1 0% S <25%

2 25% S <50%

3 50% S < 75%

4 75% S <100%

dengan S = (banyak siswa yang melakukan : jumlah seluruh siswa) x 100%

Petunjuk Pengisian:

Isilah kolom “Ya” dengan banyak siswa yang melakukan aktivitas dan kolom “Tidak”

dengan banyak siswa yang tidak melakukan aktivitas.

No Aktivitas Siswa Muncul S Skor

Ya Tidak

I KEGIATAN PENDAHULUAN

1 Siswa menyiapkan kondisi fisik dan

psikis untuk mengikuti pembelajaran. 19 17 52.78 3

2 Siswa memperhatikan penjelasan guru

berkaitan dengan cakupan materi. 20 16 55.56 3

3 Siswa memperhatikan penjelasan guru

berkaitan dengan tujuan pembelajaran

atau kompetensi dasar yang akan

dicapai.

15 21 41.67 2

4 Siswa antusias dan bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran. 20 16 55.56 3

5 Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang berkaitan dengan pengetahuan

prasyarat. 10 26 27.78 2

II KEGIATAN INTI

1.

Siswa memperhatikan penjelasan guru

dengan baik dan seksama 15 21 41.67 2

Lampiran 48

209

2.

Siswa menempatkan diri pada kelompok

masing-masing sesuai dengan kelompok

yang telah di bentuk 20 16 55.56 3

3.

Siswa melaksanakan permainan

kelompok. 27 9 75.00 4

4.

Siswa mampu memberi saran atau

merespon permasalahan dalam

permainan kelompok. 16 20 44.44 2

5.

Siswa mampu mengkonstruk

penyelesaian masalah yang dihadapi

siswa melalui alat peraga yang

diberikan.

17 19 47.22 2

6.

Siswa mampu menunjukkan

permasalahan baru yang terkait dengan

permasalahan yang ada 19 17 52.78 3

7.

Siswa aktif dalam permainan kelompok

dan berinteraksi dengan anggota

kelompok. 16 20 44.44 2

8.

Siswa aktif dalam kompetisi permainan

antar kelompok menentukan kelompo

terbaik 22 14 61.11 3

9.

Siswa membuat catatan penting/

menuliskan pemikiran siswa dan hasil

dari permainan. 16 20 44.44 2

10.

Siswa berani bertanya pada siswa jika

mengalami kesulitan. 22 14 61.11 3

11.

Siswa berani bertanya pada guru jika

mengalami kesulitan.

16 20 44.44 2

12.

Siswa mampu menyelesaikan soal-soal

latihan kemampuan berpikir kreatif pada

pembelajaran matematika realistik.. 17 19 47.22 2

III KEGIATAN PENUTUP

1 Siswa membuat rangkuman dari materi

yang telah dipelajari.

19 17 52.78 3

210

2 Siswa menjawab pertanyaan sebagai

refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan. 10 26 27.78 2

3 Siswa memperhatikan penjelasan guru

berkaitan dengan rencana pembelajaran

pada pertemuan berikutnya. 24 12 66.67 3

4 Siswa mencatat PR yang diberikan

siswa. 30 6 83.33 4

Jumlah Skor 55

Persentase aktivitas siswa :

Kriteria : Cukup Aktif

Demak, Oktober 2012

Pengamat,

Kumaedi, S.Pd

NIP.19665101991031010

%48,65%10084

55p

211

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA

KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMP N 1 Karangawen

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VII A

Pertemuan ke- : 2

Pedoman Penskoran:

Skor Keterangan

1 0% S <25%

2 25% S <50%

3 50% S < 75%

4 75% S <100%

dengan S = (banyak siswa yang melakukan : jumlah seluruh siswa) x 100%

Petunjuk Pengisian:

Isilah kolom “Ya” dengan banyak siswa yang melakukan aktivitas dan kolom “Tidak”

dengan banyak siswa yang tidak melakukan aktivitas.

No Aktivitas Siswa Muncul S Skor

Ya Tidak

I KEGIATAN PENDAHULUAN

1 Siswa menyiapkan kondisi fisik dan

psikis untuk mengikuti pembelajaran. 19 17 52.78 3

2 Siswa memperhatikan penjelasan guru

berkaitan dengan cakupan materi. 22 14 61.11 3

3 Siswa memperhatikan penjelasan guru

berkaitan dengan tujuan pembelajaran

atau kompetensi dasar yang akan

dicapai.

19 17 52.78 3

4 Siswa antusias dan bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran. 23 13 63.89 3

5 Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang berkaitan dengan pengetahuan

prasyarat. 13 23 36.11 2

II KEGIATAN INTI

1.

Siswa memperhatikan penjelasan guru

dengan baik dan seksama 19 17 52.78 3

Lampiran 49

212

2.

Siswa menempatkan diri pada kelompok

masing-masing sesuai dengan kelompok

yang telah di bentuk 24 12 66.67 3

3.

Siswa melaksanakan permainan

kelompok. 28 8 77.78 4

4.

Siswa mampu memberi saran atau

merespon permasalahan dalam

permainan kelompok. 14 22 38.89 2

5.

Siswa mampu mengkonstruk

penyelesaian masalah yang dihadapi

siswa melalui alat peraga yang

diberikan.

15 21 41.67 2

6.

Siswa mampu menunjukkan

permasalahan baru yang terkait dengan

permasalahan yang ada 19 17 52.78 3

7.

Siswa aktif dalam permainan kelompok

dan berinteraksi dengan anggota

kelompok. 16 20 44.44 2

8.

Siswa aktif dalam kompetisi permainan

antar kelompok menentukan kelompo

terbaik 22 14 61.11 3

9.

Siswa membuat catatan penting/

menuliskan hasil pemikiran siswa dan

hasil dari permainan. 14 22 38.89 2

10.

Siswa berani bertanya pada siswa jika

mengalami kesulitan. 24 12 66.67 3

11.

Siswa berani bertanya pada guru jika

mengalami kesulitan. 17 19 47.22 2

12.

Siswa mampu menyelesaikan soal-soal

latihan kemampuan berpikir kreatif pada

pembelajaran matematika realistik.. 27 9 75.00 4

III KEGIATAN PENUTUP

1 Siswa membuat rangkuman dari materi

yang telah dipelajari. 19 17 52.78 3

213

2 Siswa menjawab pertanyaan sebagai

refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan. 19 17 52.78 3

3 Siswa memperhatikan penjelasan siswa

berkaitan dengan rencana pembelajaran

pada pertemuan berikutnya. 23 13 63.89 3

4 Siswa mencatat PR yang diberikan

siswa. 30 6 83.33 4

Jumlah Skor 60

Persentase aktivitas siswa :

Kriteria : Aktif

Demak, Oktober 2012

Pengamat,

Kumaedi, S.Pd

NIP.19665101991031010

.

%43,71%10084

60p

214

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA

KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMP N 1 Karangawen

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VII A

Pertemuan ke- : 3

Pedoman Penskoran:

Skor Keterangan

1 0% S <25%

2 25% S <50%

3 50% S < 75%

4 75% S <100%

dengan S = (banyak siswa yang melakukan : jumlah seluruh siswa) x 100%

Petunjuk Pengisian:

Isilah kolom “Ya” dengan banyak siswa yang melakukan aktivitas dan kolom “Tidak”

dengan banyak siswa yang tidak melakukan aktivitas.

No Aktivitas Siswa Muncul S Skor

Ya Tidak

I KEGIATAN PENDAHULUAN

1 Siswa menyiapkan kondisi fisik dan

psikis untuk mengikuti pembelajaran. 24 12 66.67 3

2 Siswa memperhatikan penjelasan guru

berkaitan dengan cakupan materi. 22 14 61.11 3

3 Siswa memperhatikan penjelasan guru

berkaitan dengan tujuan pembelajaran

atau kompetensi dasar yang akan

dicapai.

20 16 55.56 3

4 Siswa antusias dan bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran. 27 9 75.00 4

5 Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang berkaitan dengan pengetahuan

prasyarat. 18 18 50.00 3

II KEGIATAN INTI

1.

Siswa memperhatikan penjelasan guru

dengan baik dan seksama 24 12 66.67 3

Lampiran 50

215

2.

Siswa menempatkan diri pada kelompok

masing-masing sesuai dengan kelompok

yang telah di bentuk 28 8 77.78 4

3.

Siswa melaksanakan permainan

kelompok. 30 6 83.33 4

4.

Siswa mampu memberi saran atau

merespon permasalahan dalam

permainan kelompok. 18 18 50.00 3

5.

Siswa mampu mengkonstruk

penyelesaian masalah yang dihadapi

siswa melalui alat peraga yang

diberikan.

17 19 47.22 3

6.

Siswa mampu menunjukkan

permasalahan baru yang terkait dengan

permasalahan yang ada 19 17 52.78 3

7.

Siswa aktif dalam permainan kelompok

dan berinteraksi dengan anggota

kelompok. 18 18 50.00 3

8.

Siswa aktif dalam kompetisi permainan

antar kelompok menentukan kelompo

terbaik 22 14 61.11 3

9.

Siswa membuat catatan penting/

menuliskan hasil pemikiran siswa dan

hasil dari permainan. 14 22 38.89 2

10.

Siswa berani bertanya pada siswa jika

mengalami kesulitan. 24 12 66.67 3

11.

Siswa berani bertanya pada guru jika

mengalami kesulitan. 20 16 55.56 3

12.

Siswa mampu menyelesaikan soal-soal

latihan kemampuan berpikir kreatif pada

pembelajaran matematika realistik.. 29 7 80.56 4

III KEGIATAN PENUTUP

1 Siswa membuat rangkuman dari materi

yang telah dipelajari. 19 17 52.78 3

216

2 Siswa menjawab pertanyaan sebagai

refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan. 20 16 55.56 3

3 Siswa memperhatikan penjelasan siswa

berkaitan dengan rencana pembelajaran

pada pertemuan berikutnya. 23 13 63.89 3

4 Siswa mencatat PR yang diberikan

siswa. 30 6 83.33 4

Jumlah Skor 67

Persentase aktivitas siswa :

Kriteria : Aktif

Demak, Oktober 2012

Pengamat,

Kumaedi, S.Pd

NIP.19665101991031010

.

%76,79%10084

67p

217

Pedoman Penilaian Kualitas pembelajaran

Kategori Penilaian Lembar Pengamatan

Kategori Interval Nilai

Tidak Aktif < 50%

Kurang 50% – 60%

Cukup 61% – 70%

Aktif 71% – 80%

Sangat Aktif > 80 %

218

LEMBAR PENGAMATAN KARAKTER SISWA

KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMP N 1 Karangawen

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VII A

Pertemuan ke- : 1

Pedoman Penskoran:

Skor Keterangan

1 0% S <25%

2 25% S <50%

3 50% S < 75%

4 75% S <100%

dengan S = (banyak siswa yang melakukan : jumlah seluruh siswa) x 100%

Petunjuk Pengisian:

Isilah kolom “Ya” dengan banyak siswa yang melakukan karakter dan kolom “Tidak”

dengan banyak siswa yang tidak melakukan karakter.

No Indikator Muncul S Skor

Ya Tidak

1 Disiplin

a. Masuk kelas tepat waktu. 27 9 75.00 4

b. Mengumpulkan tugas tepat waktu. 23 13 63.89 3

2 Kreatif

a. Mampu memanfaatkan alat peraga

dengan baik dan benar. 20 16 55.56 3

b. Mampu mengajukan permasalahan

baru. 16 20 44.44 2

3 Teliti

a. Tidak ada kesalahan dalam tugas

yang dikerjakan. 16 20 44.44 2

b. Tidak banyak coretan dalam

lembar jawab. 14 22 38.89 2

Lampiran 51

219

4 Toleransi

a. Mampu bekerja sama pada saat

permainan dengan kelompok yang telah

ditentukan.

15 21 41.67 2

b. Mendengarkan teman yang sedang

mengemukakan pendapat. 18 18 50.00 3

5 Rasa Ingin Tahu

a. Bertanya kepada guru maupun

teman tentang materi pelajaran yang

belum jelas. 17 19 47.22 2

b. Bertanya kepada guru maupun

teman ketika mengalami kesulitan saat

menemui permasalahan baru yang

terkait .

17 19 47.22 2

6 Jujur

a. Tidak mencontek pekerjaan teman

saat latihan soal. 19 17 52.78 3

b. Mampu menyelesaikan

permasalahan hanya dengan hasil

kerja/diskusi kelompok sendiri.

22 14 61.11 3

7 Cinta tanah air

a. menyukai permainan tradisional

sebagai media pembelajaran 28 8 77.78 4

b. mampu memahami serta

menggunakan permainan

tradisional sebagai media

pembelajaran

27 9 75.00 4

Jumlah Skor

39

Persentase karakter siswa :

Kriteria : Cukup Baik

Demak, Oktober 2012

Pengamat,

Kumaedi, S.Pd

NIP.19665101991031010

.

%64,69%10056

39p

220

LEMBAR PENGAMATAN KARAKTER SISWA

KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMP N 1 Karangawen

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VII A

Pertemuan ke- : 2

Pedoman Penskoran:

Skor Keterangan

1 0% S <25%

2 25% S <50%

3 50% S < 75%

4 75% S <100%

dengan S = (banyak siswa yang melakukan : jumlah seluruh siswa) x 100%

Petunjuk Pengisian:

Isilah kolom “Ya” dengan banyak siswa yang melakukan karakter dan kolom “Tidak”

dengan banyak siswa yang tidak melakukan karakter.

No Indikator Muncul S Skor

Ya Tidak

1 Disiplin

a. Masuk kelas tepat waktu. 30 6 83.33 4

b. Mengumpulkan tugas tepat waktu. 27 9 75.00 4

2 Kreatif

a. Mampu memanfaatkan alat peraga

dengan baik dan benar. 20 16 55.56 3

b. Mampu mengajukan permasalahan

baru. 17 19 47.22 2

3 Teliti

a. Tidak ada kesalahan dalam tugas

yang dikerjakan. 17 19 47.22 2

b. Tidak banyak coretan dalam

lembar jawab. 18 18 50.00 3

Lampiran 52

221

4 Toleransi

a. Mampu bekerja sama pada saat

permainan dengan kelompok yang telah

ditentukan.

16 20 44.44 2

b. Mendengarkan teman yang sedang

mengemukakan pendapat. 22 14 61.11 3

5 Rasa Ingin Tahu

a. Bertanya kepada guru maupun

teman tentang materi pelajaran yang

belum jelas. 18 18 50.00 3

b. Bertanya kepada guru maupun

teman ketika mengalami kesulitan saat

menemui permasalahan baru yang

terkait .

18 18 50.00 3

6 Jujur

a. Tidak mencontek pekerjaan teman

saat ujian. 19 17 52.78 3

b. Mampu menyelesaikan

permasalahan hanya dengan hasil

kerja/diskusi kelompok sendiri.

22 14 61.11 3

7 Cinta tanah air

a. menyukai permainan tradisional

sebagai media pembelajaran 30 6 83.33 4

b. mampu memahami serta

menggunakan permainan

tradisional sebagai media

pembelajaran

28 8 77.78 4

Jumlah Skor

43

Persentase karakter siswa :

Kriteria : Baik

Demak, Oktober 2012

Pengamat,

Kumaedi, S.Pd

NIP.19665101991031010

.

%79,76%10056

43p

222

LEMBAR PENGAMATAN KARAKTER SISWA

KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMP N 1 Karangawen

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VII A

Pertemuan ke- : 3

Pedoman Penskoran:

Skor Keterangan

1 0% S <25%

2 25% S <50%

3 50% S < 75%

4 75% S <100%

dengan S = (banyak siswa yang melakukan : jumlah seluruh siswa) x 100%

Petunjuk Pengisian:

Isilah kolom “Ya” dengan banyak siswa yang melakukan karakter dan kolom “Tidak”

dengan banyak siswa yang tidak melakukan karakter.

No Indikator Muncul S Skor

Ya Tidak

1 Disiplin

a. Masuk kelas tepat waktu. 30 6 83.33 4

b. Mengumpulkan tugas tepat waktu. 30 6 83.33 4

2 Kreatif

a. Mampu memanfaatkan alat peraga

dengan baik dan benar. 24 12 66.67 3

b. Mampu mengajukan permasalahan

baru. 20 16 55.56 3

3 Teliti

a. Tidak ada kesalahan dalam tugas

yang dikerjakan. 19 17 52.78 3

b. Tidak banyak coretan dalam

lembar jawab. 18 18 50.00 3

Lampiran 53

223

4 Toleransi

a. Mampu bekerja sama pada saat

permainan dengan kelompok yang telah

ditentukan.

18 18 50.00 3

b. Mendengarkan teman yang sedang

mengemukakan pendapat. 22 14 61.11 3

5 Rasa Ingin Tahu

a. Bertanya kepada guru maupun

teman tentang materi pelajaran yang

belum jelas. 20 16 55.56 3

b. Bertanya kepada guru maupun

teman ketika mengalami kesulitan saat

menemui permasalahan baru yang

terkait .

20 16 55.56 3

6 Jujur

a. Tidak mencontek pekerjaan teman

saat ujian. 19 17 52.78 3

b. Mampu menyelesaikan

permasalahan hanya dengan hasil

kerja/diskusi kelompok sendiri.

26 10 72.22 4

7 Cinta tanah air

a. menyukai permainan tradisional

sebagai media pembelajaran 30 6 83.33 4

b. mampu memahami serta

menggunakan permainan

tradisional sebagai media

pembelajaran

28 8 77.78 4

Jumlah Skor 47

Persentase karakter siswa :

Kriteria : Baik

Demak, Oktober 2012

Pengamat,

Kumaedi, S.Pd

NIP.19665101991031010

%93,83%10056

47p

224

Pedoman Penilaian Kualitas pembelajaran

Kategori Penilaian Lembar Pengamatan

Kategori Interval Nilai

Tidak Baik < 50%

Kurang 50% – 60%

Cukup 61% – 70%

Baik 71% – 80%

Sangat Baik > 80 %

225

LEMBAR PENGAMATAN KINERJA GURU

KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMP N 1 Karangawen

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VII A

Pertemuan ke- : 1

Petunjuk :

Berilah penilaian Anda dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom “Ya” atau

“Tidak”.

Penskoran :

4 : sangat baik 3 : baik

2 : cukup 1 : kurang baik

0 : aktivitas tidak muncul

No Aktivitas Guru

Muncul Skor

Ya Tidak

I KEGIATAN PENDAHULUAN

1 Guru menyiapkan kondisi psikis dan fisik siswa. √ 2

2 Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari. √ 3

3 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. √ 0

4 Guru memberikan motivasi agar siswa bersemangat dalam

mengikuti proses pembelajaran. √ 4

5 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali

pengetahuan prasyarat (apersepsi). √ 4

II KEGIATAN INTI

1. 1 Guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi kepada

siswa. √ 3

2. Guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa. √ 3

3. 2. Guru mengkoordinasikan siswa ke dalam 9 kelompok

heterogen yang beranggotakan 4 orang, √ 3

4. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok dengan

tertib. √ 3

5. 3. Guru memberikan permasalahan kontekstual kepada siswa

untuk didiskusikan dengan teman sekelompoknya. √ 3

6. 4. Guru membimbing siswa menggunakan alat peraga untuk

menyelesaikan masalah. √ 3

7. 5. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan

permainan kelompok. √ 3

8. 6. Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk

mengkonstruk sendiri penyelesaian masalah tersebut. √ 2

Lampiran 54

226

9. 7. Guru berkeliling mengawasi siswa selama proses permainan. √ 3

10. Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan. √ 3

11. 8 Guru memberikan pembenaran/penguatan (konfirmasi) pada

hasil permainan kelompok. √ 2

12. 9 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

melakuakan kompetisi permainan antar kelompok √ 3

13. 10 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang

menjadi kelompok terbaik. √ 2

III KEGIATAN PENUTUP

1 Bersama-sama siswa membuat rangkuman materi yang telah

dipelajari. √ 3

2 Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan. √ 3

3 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya. √ 0

4 Memberikan tugas rumah. √ 3

Jumlah skor 58

Persentase kinerja guru :

Kriteria : Baik

Demak, Oktober 2012

Pengamat,

Kumaedi, S.Pd

NIP.19665101991031010

%31,76%10076

58p

227

LEMBAR PENGAMATAN KINERJA GURU

KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMP N 1 Karangawen

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VII A

Pertemuan ke- : 2

Petunjuk :

Berilah penilaian Anda dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom “Ya” atau

“Tidak”.

Penskoran :

4 : sangat baik 3 : baik

2 : cukup 1 : kurang baik

0 : aktivitas tidak muncul

No Aktivitas Guru

Muncul Skor

Ya Tidak

I KEGIATAN PENDAHULUAN

1 Guru menyiapkan kondisi psikis dan fisik siswa. √ 2

2 Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari. √ 3

3 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. √ 3

4 Guru memberikan motivasi agar siswa bersemangat dalam

mengikuti proses pembelajaran. √ 4

5 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali

pengetahuan prasyarat (apersepsi). √ 4

II KEGIATAN INTI

14. 1 Guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi kepada

siswa. √ 3

15. Guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa. √ 3

16. 2. Guru mengkoordinasikan siswa ke dalam 9 kelompok

heterogen yang beranggotakan 4 orang, √ 3

17. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok dengan

tertib. √ 3

18. 3. Guru memberikan permasalahan kontekstual kepada siswa

untuk didiskusikan dengan teman sekelompoknya. √ 3

19. 4. Guru membimbing siswa menggunakan alat peraga untuk

menyelesaikan masalah. √ 3

20. 5. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan

permainan kelompok. √ 3

21. 6. Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk

mengkonstruk sendiri penyelesaian masalah tersebut. √ 2

Lampiran 55

228

22. 4. Guru berkeliling mengawasi siswa selama proses permainan. √ 3

23. Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan. √ 3

24. 5 Guru memberikan pembenaran/penguatan (konfirmasi) pada

hasil permainan kelompok. √ 2

25. 6 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

melakuakan kompetisi permainan antar kelompok √ 3

26. 8 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang

menjadi kelompok terbaik. √ 0

III KEGIATAN PENUTUP

1 Bersama-sama siswa membuat rangkuman materi yang telah

dipelajari. √ 3

2 Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan. √ 3

3 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya. √ 3

4 Memberikan tugas rumah. √ 3

Jumlah skor 62

Persentase kinerja guru :

Kriteria : Baik

Demak, Oktober 2012

Pengamat,

Kumaedi, S.Pd

NIP.19665101991031010

.

.

%58,81%10076

62p

229

LEMBAR PENGAMATAN KINERJA GURU

KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMP N 1 Karangawen

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VII A

Pertemuan ke- : 3

Petunjuk :

Berilah penilaian Anda dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom “Ya” atau

“Tidak”.

Penskoran :

4 : sangat baik 3 : baik

2 : cukup 1 : kurang baik

0 : aktivitas tidak muncul

No Aktivitas Guru

Muncul Skor

Ya Tidak

I KEGIATAN PENDAHULUAN

1 Guru menyiapkan kondisi psikis dan fisik siswa. √ 2

2 Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari. √ 3

3 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. √ 3

4 Guru memberikan motivasi agar siswa bersemangat dalam

mengikuti proses pembelajaran. √ 4

5 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali

pengetahuan prasyarat (apersepsi). √ 4

II KEGIATAN INTI

27. 1 Guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi kepada

siswa. √ 3

28. Guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa. √ 3

29. 2. Guru mengkoordinasikan siswa ke dalam 9 kelompok

heterogen yang beranggotakan 4 orang, √ 3

30. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok dengan

tertib. √ 3

31. 3. Guru memberikan permasalahan kontekstual kepada siswa

untuk didiskusikan dengan teman sekelompoknya. √ 3

32. 4. Guru membimbing siswa menggunakan alat peraga untuk

menyelesaikan masalah. √ 3

33. 5. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan

permainan kelompok. √ 3

34. 6. Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk

mengkonstruk sendiri penyelesaian masalah tersebut. √ 2

Lampiran 56

230

35. 4. Guru berkeliling mengawasi siswa selama proses permainan. √ 3

36. Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan. √ 3

37. 5 Guru memberikan pembenaran/penguatan (konfirmasi) pada

hasil permainan kelompok. √ 2

38. 6 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

melakuakan kompetisi permainan antar kelompok √ 3

39. 8 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang

menjadi kelompok terbaik. √ 2

III KEGIATAN PENUTUP

1 Bersama-sama siswa membuat rangkuman materi yang telah

dipelajari. √ 3

2 Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan. √ 3

3 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya. √ 3

4 Memberikan tugas rumah. √ 3

Jumlah skor 64

Persentase kinerja guru :

Kriteria : Baik

Demak, Oktober 2012

Pengamat,

Kumaedi, S.Pd

NIP.19665101991031010

.

%1,84%10076

64p

231

Kategori Penilaian Lembar Pengamatan

Kategori Interval Nilai

Tidak Baik < 50%

Kurang 50% – 60%

Cukup 61% – 70%

Baik 71% – 80%

Sangat Baik > 80 %

232

Indikator Instrumen Pengamatan Kualitas Pembelajaran

Dimensi Kualitas Pembelajaran

Indikator Perbaikan kualitas pembelajaran

Nomor Item

Strategi pengorganisasian

pembelajaran

Menata bahan ajar secara keseluruhan

Menata bahan ajar setiap kali

pertemuan

Memberikan pokok materi yang akan

di ajarkan

Membuat rangkuman materi yang di

ajarkan

Menetapkan materi yang akan

dibahas bersama

Memberikan tugas mandiri

Membuat format penilaian

ataspenguasaan materi

1

2

3

4

5

6

7

Strategi penyampaian pembelajaran

Menggunakan berbagai metode

dalam penyampaian pembelajarab

Mengguunakan berbagai media

dalam pembelajaran

Menggunakan berbagai teknik dalam

pembelajaran

14

13, 17

15, 27

Strategi pengelolaan pembelajaran

Memberikan motivasi atau menarik

perhatian

Menjelaskan tujuan pembelajaran

Mengingatkan kompetensi prasyarat

Memberikan stimuslus

Memberikan petunjuk belajar

Menimbulkan penampilan siswa

Memberikan umpan balik

Melakukan penilaian selama proses

mengajar

menyimpulkan

12, 18

10

19

24

16, 23

8, 9

11

22, 26

20

Lampiran 57

233

Lembar Pengamatan Kualitas Pembelajaran

Sekolah : SMP N 1 Karangawen

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VII A

Petunjuk :

Berilah penilaian Anda dengan memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang telah

disediakan!

Daftar Pernyataan

No Pernyataan

Sangat

Sering Sering

Kadang-

kadang Kurang

Tidak

Pernah

(5) (4) (3) (2) (1)

1 Dalam memberikan pelajaran, guru sudah

mempersiapkan materi selama penelitian

sehingga tampak kesiapannya dalam

mengajar

2 Setiap kali memberikan pelajaran, guru

sudah mempersiapkan materi untuk satu

kali pertemuan.

3 Pada setiap pertemuan, guru menuntun

siswa untuk membuat ringkasan pokok-

pokok materi.

4 Guru meminta siswa untuk menulis apa

yang diajarkan setiap kali pertemuan. √

5 Guru memberikan PR untuk dikerjakan di

rumah. √

6 Materi-materi tertentu ditugaskan guru

untuk dibahas oleh siswa secara individu. √

7 Guru mengadakan tes awal kemampuan

siswa. √

8 Hasil tes awal tentang kemampuan

materi, diberitahukan guru kepada siswa,

lalu ditetapkan batas awal materi untuk

mulai belajar.

9 Biasanya setelah selesai memeriksa PR, √

Lampiran 58

234

guru memberikan jawaban yang benar

kepada seluruh siswa.

10 Buku yang digunakan guru, biasanya

diberitahukan kepada siswa agar siswa

dapat memelajari buku tersebut secara

mandiri.

11 Hasil tes diumumkan kepada siswa, agar

siswa mengetahui kemampuannya pada

pelajaran itu.

12 Guru mengajak siswa agar bertanya

dalam setiap pelajaran. √

13 Menggunakan media pembelajaran dalam

memberikan pelajaran. √

14 Dalam memberikan pelajaran, guru

menggunakan model pembelajaran

inovatif..

15 Guru membuat modul dan

membagikannya kepada siswa dalam

setiap kali pertemuan.

16 Guru membentuk kelompok belajar. √

17 Memberikan pelajaran langsung dengan

praktik di lapangan atau di laboratorium

sekolah.

18 Guru biasanya memberikan motivasi

kepada siswa agar mereka belajar lebih

giat.

19 Materi pelajaran yang disampaikan

kepada siswa biasanya menarik untuk

mereka ikuti.

20 Biasanya sebelum mengajar, guru

menyampaikan tujuan yang ingin dicapai

kepada siswa setiap kali pertemuan.

21 Menggunakan bahan pengajaran yang √

235

tercantum dalam kurikulum sekolah.

22 Mengadakan penilaian sesuai dengan

kompetensi siswa yang dinilai. √

23 Memberikan petunjuk dan penjelasan

berkaitan dengan isi pengajaran. √

24 Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya apa yang tidak

dimengerti.

25 Mengadakan penilaian selama proses

belajar mengajar berlangsung. √

26 Memberikan pujian kepada siswa pada

saat proses belajar mengajar berlangsung. √

27 Memberikan contoh dengan hal-hal

konkret yang dialami siswa. √

Sangat Sering : 4 x 5 = 20

Sering : 17 x 4 = 68

Kadang-kadang : 2 x 3 = 6

Kurang : 3 x 2 = 6

Tidak Pernah : 1 x 1 = 1

Presentase kualitas pembelajaran =

Kriteria: Baik

Demak, Oktober 2012

Pengamat,

Kumaedi, S.Pd

NIP.19665101991031010

.

%81,74%100135

101

236

Pedoman Penilaian Kualitas pembelajaran

Kategori Penilaian Lembar Pengamatan

Kategori Interval Nilai

Tidak Baik < 50%

Kurang 50% – 60%

Cukup 61% – 70%

Baik 71% – 80%

Sangat Baik > 80 %

237

TABEL DISTRIBUSI F

dk

penyebut

dk pembilang

30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

10 3.311 3.304 3.297 3.291 3.285 3.279 3.274 3.269 3.264 3.26 3.255

11 3.118 3.11 3.104 3.097 3.091 3.086 3.08 3.075 3.07 3.066 3.061

12 2.963 2.956 2.949 2.943 2.937 2.931 2.925 2.92 2.915 2.911 2.906

13 2.837 2.83 2.823 2.817 2.81 2.805 2.799 2.794 2.789 2.784 2.78

14 2.732 2.725 2.718 2.711 2.705 2.699 2.694 2.689 2.684 2.679 2.674

15 2.644 2.636 2.629 2.623 2.616 2.61 2.605 2.599 2.594 2.59 2.585

16 2.568 2.56 2.553 2.546 2.54 2.534 2.529 2.523 2.518 2.513 2.509

17 2.502 2.494 2.487 2.481 2.474 2.468 2.462 2.457 2.452 2.447 2.442

18 2.445 2.437 2.43 2.423 2.416 2.41 2.405 2.399 2.394 2.389 2.384

19 2.394 2.386 2.379 2.372 2.365 2.359 2.353 2.348 2.343 2.338 2.333

20 2.349 2.341 2.334 2.327 2.32 2.314 2.308 2.302 2.297 2.292 2.287

21 2.308 2.3 2.293 2.286 2.279 2.273 2.267 2.262 2.256 2.251 2.246

22 2.272 2.264 2.257 2.25 2.243 2.237 2.231 2.225 2.22 2.215 2.21

23 2.239 2.231 2.224 2.216 2.21 2.204 2.198 2.192 2.186 2.181 2.176

24 2.209 2.201 2.193 2.186 2.18 2.173 2.167 2.162 2.156 2.151 2.146

25 2.182 2.174 2.166 2.159 2.152 2.146 2.14 2.134 2.128 2.123 2.118

26 2.157 2.148 2.141 2.134 2.127 2.12 2.114 2.109 2.103 2.098 2.093

27 2.133 2.125 2.118 2.11 2.104 2.097 2.091 2.085 2.08 2.074 2.069

28 2.112 2.104 2.096 2.089 2.082 2.076 2.07 2.064 2.058 2.053 2.048

29 2.092 2.084 2.076 2.069 2.062 2.056 2.05 2.044 2.038 2.033 2.028

30 2.074 2.066 2.058 2.051 2.044 2.037 2.031 2.025 2.019 2.014 2.009

31 2.057 2.049 2.041 2.033 2.026 2.02 2.014 2.008 2.002 1.997 1.991

32 2.041 2.033 2.025 2.017 2.01 2.004 1.997 1.991 1.986 1.98 1.975

33 2.026 2.018 2.01 2.002 1.995 1.989 1.982 1.976 1.971 1.965 1.96

34 2.012 2.003 1.996 1.988 1.981 1.974 1.968 1.962 1.956 1.951 1.946

35 1.999 1.99 1.982 1.975 1.968 1.961 1.955 1.949 1.943 1.937 1.932

36 1.986 1.978 1.97 1.962 1.955 1.949 1.942 1.936 1.93 1.925 1.919

37 1.974 1.966 1.958 1.951 1.943 1.937 1.93 1.924 1.918 1.913 1.907

38 1.963 1.955 1.947 1.939 1.932 1.925 1.919 1.913 1.907 1.901 1.896

39 1.953 1.944 1.936 1.929 1.922 1.915 1.908 1.902 1.896 1.891 1.885

40 1.943 1.934 1.926 1.919 1.912 1.905 1.898 1.892 1.886 1.881 1.875

Sumber: Data Excel for Windows (=FINV(0,025; dk pembilang; dk penyebut))

Lampiran 59

238

TABEL HARGA KRITIK DARI r PRODUCT-MOMENT

N

(1)

Interval Kepercayaan

N

(1)

Interval Kepercayaan

N

(1)

Interval Kepercayaan

95% (2)

99% (3)

95% (2)

99% (3)

95% (2)

99% (3)

3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

0,997 0,950 0,878 0,811 0,754 0,707 0,666 0,632 0,602 0,576 0,553 0,532 0,514 0,497 0,482 0,468 0,456 0,444 0,433 0,423 0,413 0,404 0,396

0,999 0,990 0,959 0,917 0,874 0,874 0,798 0,765 0,735 0,708 0,684 0,661 0,641 0,623 0,606 0,590 0,575 0,561 0,547 0,537 0,526 0,515 0,505

26272829303132 33 34353637 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

0,388 0,381 0,374 0,367 0,361 0,355 0,349 0,344 0,339 0,334 0,329 0,325 0,320 0,316 0,312 0,308 0,304 0,301 0,297 0,294 0,291 0,288 0,284 0,281 0,297

0,496 0,487 0,478 0,470 0,463 0,456 0,449 0,442 0,436 0,430 0,424 0,418 0,413 0,408 0,403 0,396 0,393 0,389 0,384 0,380 0,276 0,372 0,368 0,364 0,361

55 60 65 70 75 80 85 90 95

100 125 150 175 200 300 400 500 600 700 800 900

1000

0,266 0,254 0,244 0,235 0,227 0,220 0,213 0,207 0,202 0,195 0,176 0,159 0,148 0,138 0,113 0,098 0,088 0,080 0,074 0,070 0,065 0,062

0,345 0,330 0,317 0,306 0,296 0,286 0,278 0,270 0,263 0,256 0,230 0,210 0,194 0,181 0,148 0,128 0,115 0,105 0,097 0,091

0,0986 0,081

N = Jumlah pasangan yang digunakan untuk menghitung r.

(Arikunto, 2006: 359).

Lampiran 60

239

TABEL DISTRIBUSI t

V

V

0,01 0,05 0,1 0,25 0,01 0,05 0,1 0,25

36 2,719 2,028 1,688 1,169 59 2,662 2,001 1,671 1,162

37 2,715 2,026 1,687 1,169 60 2,660 2,000 1,671 1,162

38 2,712 2,024 1,686 1,168 61 2,659 2,000 1,670 1,161

39 2,708 2,023 1,685 1,168 62 2,657 1,999 1,670 1,161

40 2,704 2,021 1,684 1,167 63 2,656 1,998 1,669 1,161

41 2,701 2,020 1,683 1,167 64 2,655 1,998 1,669 1,161

42 2,698 2,018 1,682 1,166 65 2,654 1,997 1,669 1,161

43 2,695 2,017 1,681 1,166 66 2,652 1,997 1,668 1,161

44 2,692 2,015 1,680 1,166 67 2,651 1,996 1,668 1,160

45 2,690 2,014 1,679 1,165 68 2,650 1,995 1,668 1,160

46 2,687 2,013 1,679 1,165 69 2,649 1,995 1,667 1,160

47 2,685 2,012 1,678 1,165 70 2,648 1,994 1,667 1,160

48 2,682 2,011 1,677 1,164 71 2,647 1,994 1,667 1,160

49 2,680 2,010 1,677 1,164 72 2,646 1,993 1,666 1,160

50 2,678 2,009 1,676 1,164 73 2,645 1,993 1,666 1,160

51 2,676 2,008 1,675 1,164 74 2,644 1,993 1,666 1,159

52 2,674 2,007 1,675 1,163 75 2,643 1,992 1,665 1,159

53 2,672 2,006 1,674 1,163 76 2,642 1,992 1,665 1,159

54 2,670 2,005 1,674 1,163 77 2,641 1,991 1,665 1,159

55 2,668 2,004 1,673 1,163 78 2,640 1,991 1,665 1,159

56 2,667 2,003 1,673 1,162 79 2,640 1,990 1,664 1,159

57 2,665 2,002 1,672 1,162 80 2,639 1,990 1,664 1,159

58 2,663 2,002 1,672 1,162

Sumber: Data Excel for Windows (=TINV( ;V))

Lampiran 61

240

LUAS DI BAWAH LENGKUNGAN NORMAL

Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0,0 0000 0040 0080 0120 0160 0199 0239 0279 0319 0359

0,1 0398 0438 0478 0517 0557 0596 0636 0675 0714 0754

0,2 0793 0832 0871 0910 0948 0987 1026 1064 1103 1141

0,3 1179 1217 1255 1293 1331 1368 1406 1443 1480 1517

0,4 1554 1591 1628 1664 1700 1736 1772 1808 1844 1879

0,5 1915 1950 1985 2019 2054 2088 2123 2157 2190 2224

0,6 2258 2291 2324 23357 2389 2422 2454 2486 2518 2549

0,7 2580 2612 2342 2673 2704 2734 2764 2794 2823 2852

0,8 2881 2910 2939 2967 2996 3023 3051 3078 3106 3133

0,9 3159 3186 3212 3238 3264 3289 3315 3340 3365 3389

1,0 3413 3438 3461 3485 3508 3531 3554 3577 3599 3621

1,1 3643 3665 3686 3708 3729 3749 3770 3790 3810 3830

1,2 3849 3869 3888 3907 3925 3944 3962 3980 3997 4015

1,3 4032 4049 4066 4082 4099 4115 4131 4147 4162 4177

1,4 4192 4207 4222 4236 4251 4265 4279 4292 4306 4319

1,5 4332 4345 457 4370 4382 4394 4406 4418 4429 4441

1,6 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4535 4545

1,7 4554 4564 4573 4582 4591 4599 4608 4616 4625 4633

1,8 4641 4649 4656 4664 4671 4678 4686 4693 4699 4706

1,9 4743 4719 4726 4732 4738 4744 4750 4756 4761 4767

2,0 4772 4778 4783 4788 4793 4798 4803 4808 4812 4817

2,1 4821 4826 4830 4834 4838 4842 4846 4850 4854 4857

2,2 4861 4864 4868 4871 4875 4878 4881 4884 4887 4890

2,3 4893 4896 4898 4901 4904 4906 4909 4911 4913 4916

2,4 4918 4920 4922 4925 4927 4929 4931 4932 4934 4936

2,5 4938 4940 4941 4943 4945 4946 4948 4949 4951 4952

2,6 4953 4955 4956 4957 4959 4960 4961 4962 4963 4964

2,7 4965 4966 4967 4968 4969 4970 4971 4972 4973 4974

2,8 4974 4975 4976 4977 4977 4978 4979 4979 4980 4981

2,9 4981 4982 4982 4983 4984 4984 4985 4985 4986 4986

3,0 4987 4987 4987 4988 4988 4989 4989 4989 4990 4990

3,1 4990 4991 4991 4991 4992 4992 4992 4992 4993 4993

3,2 4993 4993 4994 4994 4994 4994 4994 4995 4995 4995

3,3 4995 4995 4995 4996 4996 4996 4996 4996 4996 4997

3,4 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4998

3,5 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998

3,6 4998 4998 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999

(Sudjana, 2005: 490)

Lampiran 62

241

DOKUMENTASI PENELITIAN

Uji coba instrumen

Lampiran 63

242

Penerapan pembelajaran kelas eksperimen

243

Penerapan pembelajaran kelas kontrol

244

Post test dan Pre Test eksperimen

245

Post test dan Pre Test kontrol

246

Lampiran 64

CONTOH HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

Contoh penyelesaian soal nomor 1

Siswa dengan kemampuan berpikir kreatif rendah

Siswa dengan kemampuan berpikir kreatif sedang

Siswa dengan kemampuan berpikir kreatif tinggi

247

Contoh penyelesaian soal nomor 2

Siswa dengan kemampuan berpikir kreatif rendah

Siswa dengan kemampuan berpikir kreatif sedang

Siswa dengan kemampuan berpikir kreatif tinggi