lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/18744/1/4101408181.pdf · pernyataan keaslian tulisan dengan ini...
TRANSCRIPT
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN TGT MELALUI
PENDEKATAN PMRI BERBASIS KONSERVASI BUDAYA
BERBANTUAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP
PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
oleh
Dheny Wawan Febrian
4101408181
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa isi skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya yang diterbitkan oleh
orang lain kecuali yang secara tertulis dirujuk dalam skripsi ini dan disebutkan
dalam daftar pustaka
Semarang, Maret 2013
Dheny Wawan Febrian
4101408181
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang
Panitia Ujian Skripsi Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.
Semarang, Maret 2013
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Wardono, M.Si. Drs. Supriyono, M.Si.
NIP 196202071986011001 NIP 195210291980031002
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Eksperimentasi Pembelajaran TGT Melalui Pendekatan PMRI Berbasis
Konservasi Budaya Berbantuan Permainan Tradisional Terhadap Penilaian
Kemampuan Berpikir Kreatif
disusun oleh
Dheny Wawan Febrian
4101408181
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada
tanggal 6 Maret 2013.
Panitia:
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si Drs. Arief Agoestanto, M.Si.
NIP 196310121988031001 NIP 196807221993031005
Ketua Penguji
Dr. Rochmad, M.Si
NIP 195711161987011001
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dr. Wardono, M.Si. Drs. Supriyono, M.Si.
NIP 196202071986011001 NIP 195210291980031002
iv
Kupersembahkan karyaku ini untuk
Bapak dan Ibuku yang menyiapkan garis birama lembar kehidupanku,
Adikku Nadia Widya Arum yang melukiskan nada-nada,
Sahabat-sahabatku yang merajut setiap nada menjadi birama
Kemtaksi yang merangkaikan setiap birama menjadi sebuah lagu ,
Ina Rotul Ulya yang mengharmonikan semua alunan shimphony indah
serta semua yang mengiringi setiap alunan irama indah kehidupan ini
.
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Alloh SWT, yang selalu melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat kerjasama, bantuan, dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.
3. Drs. Arief Agoestanto, M.Si., Ketua Jurusan Matematika Universitas Negeri
Semarang.
4. Dr. Wardono, M.Si., Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,
arahan, dukungan, dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Supriyono, M.Si., pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
arahan, dukungan, dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Dr. Rochmad, M.Si., Penguji Skripsi yang telah memberikan saran, masukan,
serta arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
7. Adi Nur C, S.Pd., M.Pd., Dosen Wali yang telah memberi arahan, dukungan,
serta motivasi kepada penulis selama masa kuliah.
8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika yang telah memberikan bekal
pengetahuan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
9. Drs. Mahful, M.Pd., Kepala SMP N 1 Karangawen yang telah memberi izin
penelitian.
vi
10. Kumaedi, S.Pd. yang telah memberikan bantuan, arahan, dan bimbingan
kepada penulis selama proses penelitian.
11. Seluruh staf akademik dan non akademik di SMP N 1 Karangawen atas
bantuan yang diberikan selama proses penelitian.
12. Peserta didik kelas VII A, VII B, dan VII C SMP N 1 Karangawen yang telah
membantu proses penelitian.
13. Sahabat seperjuangan Skripsi Kloter 3 Pendidikan Matematika Unnes 2008
(Indra, Neni, Herfi, Lora, Anjar, Karina, Kiswandi, Risma, Abid, dkk) yang
telah memberikan bantuan, saran, dukungan, serta motivasi selama
penyusunan skripsi ini.
14. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca demi kebaikan di masa yang akan datang.
Semarang, Maret 2013
Penulis
vii
ABSTRAK
Febrian, Dheny Wawan. 2012. Eksperimentasi pembelajaran TGT melalui
pendekatan PMRI berbasis konservasi budaya berbantuan permainan tradisional
terhadap penilaian kemampuan berpikir kreatif . Skripsi. Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I: Dr. Wardono, M.Si., Pembimbing II: Drs. Supriyono, M.Si.
Kata kunci: berpikir kreatif, TGT, PMRI, permainan tradisional.
Tujuan dalam penelitian yaitu untuk mengetahui apakah hasil belajar
siswa pada aspek berpikir kreatif dengan model pembelajaran TGT dengan
pendekatan PMRI berbantuan permainan tradisional pada materi bilangan bulat
dapat mencapai KKM, apakah rata-rata kemampuan berpikir kreatif dengan model
pembelajaran tersebut lebih dari dengan rata-rata kemampuan siswa dengan model
pembelajaran ekspositori, serta mengetahui kriteria tingkat berpikir kreatif siswa
serta mengetahui kategori kualitas pembelajaran.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 1
Karangawen tahun ajaran 2012/2013 (288 siswa). Dengan pemilihan sampel kelas
VII A, 36 siswa (eksperimen) dan kelas VII C 36 siswa (kontrol) melalui cluster
random sampling. Desain penelitian ini menggunakan Pretest-Posttest Control
Group Design. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
metode tes dan observasi.
Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif pada kedua sampel
penelitian diperoleh hasil bahwa hasil belajar kelas eksperimen yang memperoleh
pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbantuan Permainan Tradisional
telah memenuhi ketuntasan KKM klasikal dan individual, kemampuan berpikir
kreatif siswa pada kelas eksperimen lebih dari kemampuan berpikir kreatif siswa
pada kelas kontrol, serta kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen
dapat dikriteriakan sebagai kemampuan berpikir kreatif tingkat atas, kualitas
pembelajaran yang berlangsung dapat dikategorikan dalam kategori baik.
Sehingga pembelajaran TGT melalui pendekatan PMRI berbasis konservasi
budaya dengan berbantuan permainan tradisional dapat digunakan sebagai
alternatif dalam pembelajaran matematika kelas VII terutama pada bilangan bulat
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iii
PENGESAHAN ............................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
PRAKATA ..................................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 6
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................. 7
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 8
1.5.1 Manfaat Teoritis .............................................................. 8
1.5.2 Manfaat Praktis ................................................................ 8
1.6 Penegasan Istilah ....................................................................... 9
1.6.1 Berpikir Kreatif ............................................................... 9
ix
1.6.2 Team Game Tournament (TGT) ..................................... 10
1.6.3 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ...... 10
1.6.4 Konservasi Budaya .......................................................... 11
1.6.5 Permainan Tradisional ..................................................... 11
1.6.6 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) .............................. 12
1.6.7 Kualitas Pembelajaran ..................................................... 12
1.7 Sistematika Penulisan Skripsi ................................................... 12
1.7.1 Bagian Awal Skripsi........................................................ 12
1.7.2 Bagian Isi Skripsi ............................................................ 13
1.7.3 Bagian Akhir Skripsi ....................................................... 13
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori ......................................................................... 14
2.1.1 Teori Pembelajaran yang Menduung Penelitian ........... 14
2.1.1.1 Teori Konstruktivisme ......................................... 14
2.1.2 Model Pembelajaran TGT ............................................. 15
2.1.3 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ... 18
2.1.4 Kemampuan Berpikir Kreatif........................................ 22
2.1.5 Pembelajaran Ekspositori .............................................. 29
2.1.6 Konservasi Budaya ....................................................... 31
2.1.7 Permainan Tradisional .................................................. 33
2.1.8 Kualitas Pembelajaran................................................... 39
2.1.9 Uraian Singkat Materi Bilangan Bulat ......................... 40
2.2 Kerangka Berpikir ..................................................................... 46
x
2.3 Hipotesis ................................................................................... 49
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Penentuan Objek Penelitian ...................................................... 50
3.1.1 Populasi ........................................................................... 50
3.1.2 Sampel ............................................................................. 50
3.2 Variabel Penelitian .................................................................... 51
3.2.1 Variabel Bebas ................................................................ 51
3.2.2 Variabel Terikat ............................................................... 51
3.3 Desain Penelitian ...................................................................... 51
3.4 Metode Pengumpulan Data ....................................................... 54
3.4.1 Metode Dokumentasi ...................................................... 54
3.4.2 Metode Tes ...................................................................... 54
3.4.3 Metode Observasi ............................................................ 54
3.5 Instrumen Penelitian ................................................................. 55
3.5.1 Tes ................................................................................... 55
3.5.1.1 Materi dan Bentuk Tes ........................................ 55
3.5.1.2 Metode Penyusunan Perangkat Tes ..................... 55
3.5.2 Lembar Observasi ............................................................ 56
3.6 Analisis Data ............................................................................. 57
3.6.1 Analisis Soal Uji Coba .................................................... 57
3.6.1.1 Validitas ............................................................... 57
3.6.1.2 Reliabilitas ........................................................... 58
3.6.1.3 Daya Pembeda ..................................................... 59
xi
3.6.1.4 Taraf Kesukaran .................................................. 60
3.6.2 Analisis Tahap Awal ....................................................... 61
3.6.2.1 Uji Normalitas ..................................................... 61
3.6.2.2 Uji Homogenitas .................................................. 62
3.6.3 Analisis Tahap Akhir ....................................................... 62
3.6.3.1 Uji Persyaratan Analisis Data .............................. 62
3.6.3.1.1 Uji Normalitas ..................................... 62
3.6.3.1.2 Uji Homogenitas ................................. 63
3.6.3.2 Uji Hipotesis ........................................................ 64
3.6.3.2.1 Uji Hipotesis 1 .................................... 64
3.6.3.2.2 Uji Hipotesis 2 .................................... 65
3.6.3.2.3 Uji Hipotesis 3 .................................... 66
3.6.3.3 3. Analisis KualitasPembelajaran ........................ 67
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Butir Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ............. 68
4.1.1 Validitas ........................................................................... 68
4.1.2 Reliabilitas ....................................................................... 69
4.1.3 Daya Pembeda ................................................................. 69
4.1.4 Tingkat Kesukaran .......................................................... 69
4.2 Hasil Analisis Pretest ................................................................ 70
4.2.1 Hasil Uji Normalitas ........................................................ 71
4.2.2 Hasil Uji Homogenitas ................................................... 72
4.3 Hasil Penelitian ......................................................................... 72
xii
4.3.1 Hasil Analisis Tahap Akhir ............................................. 73
4.3.1.1 Hasil Uji Normalitas ............................................ 74
4.3.1.2 Hasil Uji Homogenitas ........................................ 75
4.3.1.3 Hasil Uji Hipotesis 1............................................ 76
4.3.1.4 Hasil Uji Hipotesis 2............................................ 76
4.3.1.5 Hasil Uji Hipotesis 3............................................ 77
4.3.2 Hasil Observasi ................................................................ 79
4.3.2.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa.......................... 79
4.3.2.2 Hasil Observasi Karakter Siswa .......................... 79
4.3.2.3 Hasil Observasi Kinerja Guru.............................. 80
4.3.2.4 Hasil Observasi Kualitas Pembelajaran ............... 80
4.3.3 Pembahasan ..................................................................... 81
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan ................................................................................... 91
5.2 Saran ......................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 93
LAMPIRAN ............................................................................................ 97
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan pembelajaran kontrukstivisme dengan
pembelajaran tradisional .................................................................. 15
Tabel 2.2 Hubungan pemecahan dan pengajuan masalah dengan
komponen kreativitas ....................................................................... 26
Tabel 2.3 Draff tingkat berpikir kreatif ............................................................ 28
Tabel 2.4 Dimensi dan indikator kualitas pembelajaran .................................. 40
Tabel 3.1 Desain Penelitian.............................................................................. 52
Tabel 3.2 Kategori Penilaian Lembar Pengamatan .......................................... 57
Tabel 3.3 Pembagian Interval Nilai dalam Tingkatan Kemampuan
Berpikir Kreatif................................................................................ 67
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Tahap Awal .................................................... 71
Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Tahap Awal ................................................ 72
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Tahap Akhir ................................................... 74
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Tahap Akhir ............................................... 75
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik .......................................... 79
Tabel 4.6 Hasil Observasi Karakter Peserta Didik........................................... 80
Tabel 4.7 Hasil Observasi Kinerja Guru .......................................................... 80
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Desain papan dakon ..................................................................... 38
Gambar 2.2 Biji dakon ..................................................................................... 39
Gambar 2.2 Diagram alur kerangka berpikir dalam penelitian ........................ 48
xv
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Uji Coba ................................. 98
Lampiran 2 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen ............................. 99
Lampiran 3 Daftar Nama Peserta Didik Kelas Kontrol ................................... 100
Lampiran 4 Kisi-Kisi Soal Tes Uji Coba ......................................................... 101
Lampiran 5 Soal Tes Uji Coba ......................................................................... 102
Lampiran 6 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Tes Uji Coba ....... 104
Lampiran 7 Analisis Butir Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ................. 111
Lampiran 8 Perhitungan Validitas Butir Soal .................................................. 113
Lampiran 9 Perhitungan Reliabilitas Butir Soal ............................................... 115
Lampiran 10 Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal ......................................... 116
Lampiran 11 Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Soal ...................................... 118
Lampiran 12 Hasil Analisis Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ................. 119
Lampiran 13 Kisi-kisi Instrumen Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif .......... 120
Lampiran 14 Instrumen Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif ......................... 121
Lampiran 15 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran
Instrumen Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif ......................... 123
Lampiran 16 Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen ........................................... 130
Lampiran 17 Data Hasil Pretest Kelas Kontrol .................................................. 131
Lampiran 18 Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen .................................... 132
Lampiran 19 Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ........................................... 133
Lampiran 20 Uji Homogenitas Data Pretest ....................................................... 134
Lampiran 21 Penggalan Silabus Kelas Eksperimen .......................................... 135
Lampiran 22 RPP Kelas Eksperimen 1 .............................................................. 137
Lampiran 23 RPP Kelas Eksperimen 2 .............................................................. 145
Lampiran 24 RPP Kelas Eksperimen 3 .............................................................. 153
Lampiran 25 Penggalan Silabus Kelas Kontrol ................................................. 159
Lampiran 26 RPP Kelas Kontrol 1 ..................................................................... 160
Lampiran 27 RPP Kelas Kontrol 2 ..................................................................... 167
xvi
Lampiran 28 RPP Kelas Kontrol 3 ..................................................................... 171
Lampiran 29 Lembar Tugas 1 ............................................................................ 175
Lampiran 30 Lembar Tugas 2 ............................................................................ 176
Lampiran 31 Lembar Tugas 3 ............................................................................ 177
Lampiran 32 Kunci Jawaban dan Rubrik Penskoran Lembar Tugas 1 .............. 178
Lampiran 33 Kunci Jawaban dan Rubrik Penskoran Lembar Tugas 2 .............. 180
Lampiran 34 Kunci Jawaban dan Rubrik Penskoran Lembar Tugas 3 .............. 182
Lampiran 35 Kisi-Kisi Instrumen Postest Kemampuan Berpikir Kreatif ......... 183
Lampiran 36 Instrumen Postest Kemampuan Berpikir Kreatif ......................... 184
Lampiran 37 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Instrumen Postest
Kemampuan Berpikir Kreatif ....................................................... 186
Lampiran 38 Data Hasil Postest Kelas Eksperimen ........................................... 193
Lampiran 39 Data Hasil Postest Kelas Kontrol .................................................. 194
Lampiran 40 Data Hasil Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol .............................. 195
Lampiran 41 Uji Normalitas Tahap Akhir Kelas Eksperimen ........................... 196
Lampiran 42 Uji Normalitas Tahap Akhir Kelas Kontrol .................................. 197
Lampiran 43 Uji Homogenitas Tahap Akhir ...................................................... 198
Lampiran 44 Uji hipotesis 1 (Uji proporsi KKM) .............................................. 199
Lampiran 45 Uji hipotesis 2 (Uji Perbedaan Dua Rata-rata ............................... 200
Lampiran 46 Uji hipotesis 3 (Uji Proporsi Tingkat Berpikir Kreatif ................. 201
Lampiran 47 Desain, Cara Pembuatan dan Cara Penggunaan Alat Peraga ....... 202
Lampiran 48 Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik 1 ............................ 208
Lampiran 49 Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik 2 ............................ 211
Lampiran 50 Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik 3 ............................ 214
Lampiran 51 Lembar Pengamatan Karakter Peserta Didik 1 ............................. 218
Lampiran 52 Lembar Pengamatan Karakter Peserta Didik 2 ............................. 220
Lampiran 53 Lembar Pengamatan Karakter Peserta Didik 3 ............................. 222
Lampiran 54 Lembar Pengamatan Kinerja Guru 1 ............................................ 225
Lampiran 55 Lembar Pengamatan Kinerja Guru 2 ............................................ 227
Lampiran 56 Lembar Pengamatan Kinerja Guru 3 ............................................ 229
Lampiran 57 Indikator Instrumen Pengamatan Kualitas Pembelajaran ............. 232
xvii
Lampiran 58 Lembar Pengamatan Kualitas Pembelajaran ................................ 233
Lampiran 59 Tabel Distribusi F ......................................................................... 237
Lampiran 60 Tabel Harga Kritik dari r Product-Moment .................................. 238
Lampiran 61 Tabel Distribusi t ......................................................................... 239
Lampiran 62 Luas di Bawah Lengkungan Normal ............................................ 240
Lampiran 63 Foto Kegiatan Penelitian ............................................................... 241
xviii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu utama yang mendasari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, matematika mempunyai peranan penting dalam
mengembangkan daya pikir manusia. Penguasaan matematika yang kuat akan
melandasi perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang pesat di masa
depan. Oleh sebab itu, mata pelajaran matematika perlu diajarkan kepada siswa
agar mereka mempunyai bekal untuk menggunakan matematika secara fungsional
dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai dasar dalam mempelajari bidang
ilmu pengetahuan yang lain.
Pada pembelajaran matematika dengan materi pokok Bilangan bulat kelas
7 Sekolah Menengah Pertama (SMP), mempunyai salah satu tujuan yaitu adanya
sebuah pemahaman siswa serta kemampuan siswa menyelesaikan masalah dan
kreatif mengelola permasalahan yang ada disekitar yang berhubungan dengan
materi. Hal tersebut dikarenakan materi bilangan bulat merupakan materi dasar
yang menjadi dasar dalam aplikasi ilmu matematika yang banyak digunakan dan
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya
dibutuhkan penguasaan materi yang baik serta dengan kemampuan kreativitas
siswa yang baik.
1
2
Berdasar studi pendahuluan yang peneliti lakukan, kemampuan
penguasaan materi oleh siswa serta kemampuan berpikir kreatif siswa dalam
materi bilangan bulat masih belum dikategorikan baik, hal ini bisa terlihat dari
pembelajaran matematika pada materi bilangan bulat tersebut masih terdapat
kesalahan-kesalahan yang banyak dilakukan siswa pada saat mengerjakan soal
yang berhubungan dengan materi bilangan bulat. Kesalahan tersebut adalah siswa
berusaha mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dengan mencoba
memberikan suatu penyelesaian baru (aspek kebaruan) pada soal serta
permasalahan yang diberikan dalam pembelajaran, akan tetapi terkadang
penyelesaian baru yang ditentukan siswa tersebut belum tepat. Hal itu dikarenakan
karena kurang mampunya siswa memahami masalah baru, serta kurang
mampunya menerapkan pengetahuan yang diperoleh untuk menentukan cara yang
sesuai dalam menyelesaikan masalah.
Setelah peneliti melakukan wawancara dengan salah seorang guru
matematika pada SMP Negeri 1 Karangawen, peneliti mengetahui bahwa dalam
pembelajaran matematika yang dilakukan selama ini di SMP tersebut
menggunakan model pembelajaran ekspositori, dalam pembelajaran tersebut
materi hanya disampaikan oleh guru secara langsung, guru memberikan latihan
soal serta penyelesaian. Dalam pembelajaran Ekspositori kegiatan mengajar
terpusat pada guru (Dimyati, 2002:172). Pada pembelajaran yang berlangsung
siswa jarang diberi kesempatan untuk berinteraksi dan berapresiasi dengan benda-
benda yang ada di sekitarnya yang dapat berfungsi sebagai sumber belajar,
sehingga siswa tidak mampu merelevansikan pengetahuan yang diterima dengan
3
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang berlangsung tersebut kurang
mendukung pengembangan berpikir kreatif siswa. Menurut Witrock dalam
(Soerdjadi, 2007:6) siswa akan memahami pelajaran bila siswa aktif sendiri
membentuk atau menghasilkan pengertian dan hal-hal yang diinderanya,
penginderaan dapat terjadi melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, dan
sebagainya. Pengertian yang dimiliki siswa merupakan bentukannya sendiri dan
bukan hasil bentukan orang lain. Piaget dengan teori konstruktivisnya
berpendapat bahwa pengetahuan akan dibentuk oleh siswa apabila siswa dengan
obyek/orang dan siswa selalu mencoba membentuk pengertian dari interaksi
tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif matematika siswa diperlukan suatu kreativitas guru dalam pembelajaran.
Salah satu bentuk kreativitas tersebut adalah guru menggunakan suatu pendekatan
pembelajaran yang disesuaikan dengan keadaan siswa dalam proses pembelajaran.
Berbagai pendekatan pembelajaran telah dikenal dalam dunia pendidikan
khususnya pendidikan matematika, salah satu pendekatan tersebut adalah
pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI), yaitu pendidikan
matematika sebagai hasil adopsi serta adaptasi dari Realistic Mathematics
Education (RME) yang telah diselaraskan dengan kondisi budaya, geografis, dan
kehidupan masyarakat Indonesia (Suryanto, 2010: 37)
PMRI adalah pendekatan pengajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang
“real” bagi siswa, menekankan keterampilan “proses of doing mathematics”,
berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga
4
mereka dapat menemukan sendiri dan pada akhirnya menggunakan matematika
itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok. Pada
pendekatan ini peran guru tak lebih dari seorang fasilitator, moderator atau
evaluator sementara siswa berfikir, mengkomunikasikan pemikirannya, melatih
nuansa demokrasi dengan menghargai pendapat orang lain.
Dalam wawancara yang peneliti lakukan dengan guru, juga diutarakan
bahwa dalam pembelajaran matematika, siswa senang dan antusias jika diberikan
sebuah pembelajaran yang didalamnya terkandung salah satu permainan. Karena
sesuai dengan perkembangan siswa pada usia tersebut, siswa tersebut masih dalam
fase anak-anak yang suka bermain. Kesukaan terhadap permainan tersebut
tentunya akan lebih baik jika permainan tersebut dapat diarahkan dalam sebuah
pembelajaran yang dilakukan anak tersebut di sekolah. Pemilihan permainan yang
akan dilakukan harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan dan hendaknya
permainan tersebut mengandung nilai pengembangan karakter siswa. Berdasar hal
tersebut tentunya diperlukan juga kreatifitas guru dalam penerapan model
pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat diterapkan diantaranya yaitu
model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT).
Berdasarkan penelitian oleh Noto (2010) tentang efektifitas pembelajaran
matematika model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT)
pada kelas VII Sekolah Menegah Pertama, diperoleh hasil bahwa dengan
penerapan model pembelajaran tersebut hasil belajar siswa memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) serta pembelajaran dikategorikan sebagai
pembelajaran yang efektif.
5
Salah satu karakter yang bisa dikembangkan dari permainan yang
dilakukan siswa dalam pembelajaran adalah karakter cinta tanah air, cinta
terhadap kebudayaan daerah. Hal ini berdasar pada kebudayaan daerah merupakan
sebuah hal yang wajib perlu dilestarikan.
Communities in collaboration with local government and the lead
agency for heritage conservation should identify and prioritize
cultural resources that require conservation during recovery and
reconstruction and document the condition of these resources. (World
Bank, 2006)
Dalam pelestarian tersebut tidak hanya pemerintah, akan tetapi pelestarian
kebudayaan juga merupakan kewajiban bagi semua orang tak terkecuali juga guru,
tenaga kependidikan, dan juga siswa. Karena tujuan dari kebudayaan itu sendiri,
diantaranya yaitu menyampaikan nilai-nilai yang terkandung di dalam kesenian
dalam penyelenggaraan pembelajaran dan cara memberikan pelajaran. (Susilo :
2008)
Pentingnya pelestarian budaya serta penanaman cinta akan kebudayaan
daerah ini juga tidak lepas dari semakin berkembangnya ilmu pengetahuan serta
tehnologi sehingga dikhawatirkan dapat melunturkan nilai-nilai kebudayaan
daerah yang selama ini telah ada. Sebagai sasaran utama yaitu siswa di Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Pergaulan serta tingkah laku siswa merupakan
penanaman karakter yang juga tidak lepas dari peran sekolah sebagai lembaga
pendidikan. Hal itu dapat di siasati dengan penyertaan pembelajaran yang berbasis
pada penanaman karakter cinta kebudayaan daerah. Salah satunya yaitu dengan
menggunakan permainan tradisional.
6
Dengan penggunaan permainan tradisional ini diharapkan akan tercipta
sebuah pembelajaran yang menyenangkan, juga dalam prosesnya akan
menanamkan karakter peduli terhadap pelestarian kebudayaan daerah serta dapat
mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Sehingga dapat dikatakan bahwa
dengan model pembelajaran yang berbasis pemainan yang dalam penelitian ini
peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe TGT, dan dengan
pendekatan PMRI berbasis konservasi budaya, serta pembelajaran akan dibantu
dengan permainan tradisional diharapkan akan terciptanya sebuah kegiatan
pembelajaran matematika efektif yang merupakan wujud pendidikan konservasi
budaya dan tentunya kegiatan tersebut diharapkan dapat mencapai tujuan yaitu
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti perlu untuk mengadakan
penelitian dengan judul: “Eksperimentasi Pembelajaran TGT Melalui Pendekatan
PMRI Berbasis Konservasi Budaya Berbantuan Permainan Tradisional Terhadap
Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif"
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dalam
penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
(1) Apakah hasil belajar pada aspek kemampuan berpikir kreatif siswa dengan
pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbantuan permainan
tradisional dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)?
7
(2) Apakah rata-rata hasil belajar pada aspek kemampuan berpikir kreatif
kemampuan berpikir kreatif siswa dengan pembelajaran TGT dengan
pendekatan PMRI berbantuan permainan tradisional lebih baik dari rata-
rata kemampuan berpikir kreatif siswa dengan model pembelajaran
Ekspositori?
(3) Apakah rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa dengan pembelajaran
TGT dengan pendekatan PMRI berbantuan permainan tradisional dapat
dikategorikan sebagai kemampuan berpikir kreatif tingkat atas?
(4) Apakah kualitas pembelajaran pada pembelajaran TGT dengan pendekatan
PMRI berbantuan permainan tradisional dapat dikategorikan dalam
kategori baik?
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup
permasalahan sesuai dengan tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan
bulat dan pecahan.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah penulis paparkan diatas, tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
(1) Mengetahui ketuntasan hasil belajar pada aspek kemampuan berpikir
kreatif siswa dengan dengan pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI
berbantuan permainan tradisional
8
(2) Mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan
pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbantuan permainan
tradisional terdapat perbedaan dengan kemampuan berpikir kreatif siswa
dengan model pembelajaran ekspositori.
(3) Mengetahui kategori rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa dengan
pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbantuan permainan
tradisional
(4) Mengetahui kategori kualitas pembelajaran pada pembelajaran TGT
dengan pendekatan PMRI berbantuan permainan tradisional
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang
berarti, yaitu sebagai berikut.
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan pilihan dalam
memperkaya referensi tentang penggunaan model Team Game Tournament
dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia dalam
pembelajaran matematika
1.5.2 Manfaat Praktis
(1) Meningkatnya Kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi operasi pada
bilangan bulat setelah diberikannya model pembelajaran TGT dengan
pendekatan PMRI berbasis pendidikan konservasi budaya berbantuan
permainan tradisional.
9
(2) Siswa mendapatkan cara belajar matematika yang lebih efektif dan
menarik, serta mengembangkan kemampuan berpikir kreatif secara baik
dengan pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbantuan
permainan tradisional
(3) Guru mendapatkan referensi tentang model pembelajaran baru yang dapat
digunakan untuk meningkatkan keterampilan mengajar dan kemampuan
berpikir kreatif untuk menciptakan suatu pembelajaran yang lebih
bermakna.
(4) Siswa dan guru memperoleh pengetahuan baru tentang alat bantu
pembelajaran, yakni permainan tradisional berupa dakon, yang dapat
digunakan sebagai alat bantu dalam mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif.
(5) Sekolah mendapatkan kontribusi yang baik dalam rangka memperbaiki
proses pembelajaran guna meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa.
1.6 Penegasan Istilah
Penegasan istilah diberikan untuk menghindari adanya penafsiran yang
berbeda serta untuk mewujudkan persatuan pandangan dan pengertian yang
berkaitan dengan judul dari skripsi yang peneliti ajukan. Beberapa istilah tersebut
adalah sebagai berikut.
1.6.1 Berpikir Kreatif
Berpikir Kreatif merupakan sebuah kemampuan yang ada dalam diri siwa
yang mendorong siswa untuk lebih mengembangkan ilmu pengetahuan. siswa
10
dapat mengemukakan ide-ide baru, inovasi-inovasi baru, dan penemuan-
penemuan baru, bahkan teknologi baru dalam menyelesaikan masalah. Dalam
pembelajaran matematika, kemampuan berpikir kreatif diperlukan agar siswa
dapat memecahkan masalah-masalah yang ada dengan ide, konsep, pengetahuan
yang telah mereka temukan sebelumnya.
1.6.2 Team Game Tournament (TGT)
Model pembelajaran Team game tournament (TGT) merupakan
pembelajaran yang berbasis pada 3 aspek, yaitu adanya tahapan pengelompokan
siswa secara acak dalam suatu kelas heterogen dengan jumlah anggota tiap
kelompok sama dengan kelompok lain (team). Pembelajaran juga akan berbasis
pada permainan yang dilakukan dalam kelompok yang telah dibentuk tersebut
(games). Permanan yang dilakukan memuat unsur-unsur pokok pengetahuan yang
akan disampaikan oleh guru kepada siswa. Dalam permainan yang dilakukan pada
pembelajaran tersebut di adakan sebuah kompetisi yang diikuti oleh kelompok
siswa yang terlibat dalam pembelajaran (tournament). Dimana pada kompetisi
yang telah berlangsung akan diperoleh urutan kelompok dengan kemampuan
tinggi sampai dengan kemampuan yang rendah dan akan digunakan sebagai
evaluasi serta pengambilan tindak lanjut pembelajaran berikutnya yang akan
dilakukan oleh guru.
1.6.3 Pedidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
Dalam Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan
pembelajaran yang berbasis pada sesuatu yang dilakukan siswa dalam tahapan
pembelajaran serta pengetahuan yang diperoleh siswa berasal dari lingkungan
11
sekitar siswa tersebut. Pembelajaran yang ditujukan agar siswa nantinya bisa
mengetahui dan bisa menyelesaikan masalah-masalah yang ada di lingkungan
sekitar siswa. Pembelajaran ini dilakukan dengan pendekatan terhadap semua hal
yang ada dilingkungan sekitar siswa yang juga terkait dengan materi atau pokok-
pokok pengetahuan yang akan disampaikan guru kepada siswa. Ditekankan dalam
proses pembelajaran ini yaitu siswa merancang, melakukan, menyimpulkan, dan
mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran
1.6.4 Konvervasi Budaya
Konservasi budaya merupakan sebuah sikap bangga terhadap kebudayaan
yang ada di sekitar, menghargai kebudayaan tersebut, serta keinginan untuk
melestarikan kebudayaan tersebut sehingga kebudayaan tersebut akan dijumpai
dari generasi dahulu sampai generasi yang akan datang. Didasari oleh beragamnya
budaya asli indonesia, maka konservasi budaya diharapkan dapat menjadi sifat
dan sikap yang dimiliki setiap orang, terutama siswa sekolah sebagai generasi
penerus.
1.6.5 Permainan Tradisional
Permainan tradisional penulis definisikan sebagai permaian anak-anak
yang merupakan permainan yang sering dimainkan oleh anak-anak secara
berpasangan maupun berkelompok dibantu dengan peralatan sederhana yang
dapat diperoleh di lingkungan sekitar. Permainan tradisional disini juga
merupakan permainan yang telah dimainkan oleh anak-anak sejak masa dahulu
sampai masa sekarang. Permainan ini juga merupakan kebudayaan khas daerah
yang mendukung kreatifitas anak untuk bermain serta dalam mengembangkan
12
permainan. Akan tetapi saat ini permainan tradisional ini jarang ditemukan
permainan yang dilakukan oleh anak-anak. Sehingga bisa dikatakan bahwa
permainan tradisional juga merupakan permainan warisan budaya yang harus
dilestarikan keberadaannya.
1.6.6 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah batas minimal kriteria
kemampuan yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran. KKM ditentukan
dengan mempertimbangkan kompleksitas kompetensi, sumber daya pendukung
dalam penyelenggaraan pembelajaran, dan tingkat kemampuan (intake) rata-rata
siswa. Indikator pencapaian ketuntasan dalam penelitian ini disesuaikan dengan
sekolah tempat penelitian yaitu 75 untuk KKM individual dan 80% untuk KKM
klasikal
1.6.7 Kualitas Pembelajaran
Kualitas Pembelajaran merupakan pengukuran mengenai aspek-aspek
pembelajaran, yang meliputi pengorganisasian pembelajaran, penyampaian
pembelajaran, serta pengelolaan yang digunakan sebagai evaluasi serta perbaikan
pembelajaran yang akan dilangsungkan pada tahap berikutnya.
1.7 Sistematika Penulisan Skripsi.
1.7.1 Bagian Awal Skripsi
Bagian awal skripsi ini berisi: halaman judul, pernyataan, persetujuan
pembimbing, pengesahan, motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
13
1.7.2 Bagian Isi Skripsi
Bagian isi terdiri atas lima bab yaitu pendahuluan, landasan teori dan
hipotesis, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta penutup.
Bab 1 Pendahuluan
Mengemukakan tentang latar belakang, rumusan masalah, pembatasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan
sistematika penulisan skripsi.
Bab 2 Landasan Teori dan Hipotesis
Berisi tentang teori yang melandasi permasalahan skripsi dan penjelasan
yang merupakan landasan teoritis yang diterapkan dalam skripsi, serta
kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.
Bab 3 Metode Penelitian
Berisi tentang populasi dan sampel, variabel penelitian, desain penelitian,
metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan analisis data.
Bab 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasannya.
Bab 5 Penutup
Mengemukakan simpulan hasil penelitian dan saran- saran dari peneliti.
1.7.3 Bagian Akhir Skripsi
Bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Pembelajaran yang Mendukung Penelitian
2.1.1.1 Teori Kontruktivisme
Semua pengetahuan adalah hasil konstruksi dari kegiatan atau tindakan
seseorang. Seiring dengan waktu kualitas pembelajaran terus berkembang ke arah
pembelajaran organis, serta filsafat kontruktivisme. Pengetahuan menurut teori
konstruktivisme adalah hasil konstruksi dari kegiatan atau tindakan seseorang.
Pengetahuan ilmiah berevolusi, berubah dari waktu ke waktu. Pemikiran ilmiah
adalah sementara, tidak statis, dan merupakan proses kontruksi dan reorganisansi
secara terus menerus. Paul Suparno mengemukakan bahwa kontruksi pengetahuan
Piaget bersifat personal, asumsi dari kontruktivis dari jean piaget adalah dalam
bahasa setiap individu akan mengubah skema Vygotsy bahwa bahasa adalah
aspek sosial (Suprijono, 2011 : 32).
Gagasan kontruktivisme mengenai pengetahuan dapat dirangkum sebagai
berikut :
1. Pengetahuan bukanlah gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu
merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subyek.
2. Subyek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang
perlu untuk pengetahuan.
14
15
3. Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep seseorang. Struktur konsep
membentuk pengetahuan jiak konsep itu berlaku dalam pengalaman-
pengalaman seseorang. (suprijono, 2011 : 30)
Brook dalam (suprijono, 2011 : 36) mengemukakan perbandingan antara
pembelajaran konstruktivisme dengan pembelajaran tradisional :
Tabel 2.1
Perbedaan pembelajaran kontrukstivisme dengan pembelajaran tradisional
KONSTRUKTIVISME TRADISIONAL
Kegiatan belajar bersandar pada
materi hands-on
Kegiatan belajar bersandar pada
text-book
Presentasi materi dimulai dengan
keseluruhan kemudian pindah ke
bagian-bagian
Presentasi materi dimulai dengan
bagian-bagian lalu pindah
keseluruhan
Menekankan pada ide-ide besar Menekankan pada ketrampilan-
ketrampialan dasar
Guru menyiapkan dimana
lingkungan siswa dapat menemukan
pengetahuan
Guru selalu mempresentasikan
informasi pada siswa
Guru berusaha membuat siswa
mengungkapkan sudut pandang dan
pemahaman mereka sehingga
mereka dapat memahami
pembelajaran mereka
Guru berusaha membuat siswa
memberikan jawaban yang benar
2.1.2 Model Pembelajaran TGT
Team Game Tournamen (TGT) merupakan model pembelajaran yang
pada prosesnya digunakan turnamen akademik dan game , dimana siswa
berkompetisi sebagai wakil dari timnya melawan anggota tim yang lain yang
mencapai hasil atau prestasi serupa pada waktu lalu.. Bagian terpenting dari
model ini adalah adanya kerjasama antar anggota kelompok. Siswa bekerja
di kelompok untuk belajar dari temannya serta untuk “mengajar temannya”.
16
TGT menekankan adanya kompetisi, yaitu kompetisi yang dilakukan
dengan cara membandingkan kemampuan antar anggota tim dalam suatu
bentuk “turnamen permainan akademik”. Komponen-komponen dalam TGT
adalah penyajian materi, tim, game, turnamen dan penghargaan kelompok
(Slavin, 2005: 84).
(1) Penyajian materi
Siswa harus memperhatikan selama penyajian kelas karena dengan
demikian akan membantu mereka mengerjakan kuis dengan baik dan skor
kuis mereka menentukan skor kelompok.
(2) Team
Team dalam TGT terdiri atas 4-5 siswa dengan prestasi
akademik, jenis kelamin, ras, dan etnis yang bervariasi. Fungsi utama
kelompok adalah untuk meyakinkan bahwa semua anggota kelompok belajar
dapat berhasil dalam kuis. Setelah guru menyampaikan materi, kelompok
bertemu untuk mempelajari lembar kerja atau materi lain. Seringkali dalam
pembelajaran tersebut melibatkan siswa untuk mendiskusikan soal bersama,
membandingkan jawaban dan mengoreksi miskonsepsi jika teman sekelompok
membuat kesalahan. Pada anggota kelompok ditekankan untuk menjadi yang
terbaik bagi timnya dan tim melakukan yang terbaik untuk membantu
anggotanya. Tim memberikan dukungan untuk pencapaian prestasi akademik
yang tinggi dan memberikan perhatian, saling menguntungkan dan respek
penting sebagai dampak hubungan intergroup, harga diri dan
penerimaan dari siswa sekelompok.
17
(3) Game
Game disusun dari pertanyaan-pertanyaan yang isinya relevan dan
didesain untuk menguji pengetahuan siswa dari penyajian materi dan latihan
tim. Game dimainkan oleh tiga siswa pada sebuah meja, dan masing-masing
siswa mewakili tim yang berbeda yang dipilih secara acak. Kebanyakan
game berupa sejumlah pertanyaan bernomor pada lembar-lembar khusus.
Siswa mengambil kartu bernomor dan berusaha menjawab pertanyaan
yang bersesuaian dengan nomor tersebut.
(4) Tournament
Tournament merupakan struktur game yang dimainkan. Biasanya
diselenggarakan pada akhir pekan atau unit, setelah guru melaksanakan
penyajian materi dan tim telah berlatih dengan lembar kerja. Turnamen 1, guru
menempatkan siswa ke meja turnamen, tiga siswa terbaik pada hasil belajar
yang lalu pada meja 1, tiga siswa berikutnya pada meja 2, dan seterusnya.
Kompetisi yang sama ini memungkinkan siswa dari semua tingkat
pada hasil belajar yang lalu memberi kontribusi pada skor timnya secara
maksimal jika mereka melakukan yang terbaik.. Dalam turnamen setelah
terbentuk kelompok kemudian dilakukan suatu permainan dengan menggunakan
beberapa pertanyaan yang didesain dalam sebuah soal untuk dijawab setiap
siswa dalam kelompoknya. Tiap siswa dalam kelompok akan mendapatkan
tugas yang berbeda, setelah itu diadakan tahap selanjutnya (kompetisi
dilakukan secara individu). Pembagian kelompok kompetisi ini diperoleh
berdasarkan skor yang diperoleh siswa pada soal permainan sebelumnya.
18
(5) Penghargaan kelompok
Tim dimungkinkan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lain
apabila skor rata-rata mereka melebihi kriteria tertentu (Slavin,2005: 80)
Slavin juga mengemukakan model pembelajaran kooperatif
mempunyai tujuan yaitu :
(1) Meningkatkan pencapaian prestasi siswa,
(2) Memperbaiki self-esteem,
(3) Mengembangkan ketrampilan sosial dan kesetiakawanan,
(4) Menciptakan keceriaan,
(5) Menciptakan lingkungan yang pro-sosial.
2.1.3 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan suatu
upaya peningkatan mutu pembelajaran matematika sekolah. Gerakan ini
mengadopsi serta mengaptasi Realistix Mathematics Education (RME), suatu
teori pembelajaran matematika yang dikembangkan di Belanda, berdasar paham
bahwa “matematika di sekolah harus diajarkan sebagai kegiatan manusia, bukan
sebagai produk jadi yang siap pakai”.
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia merupakan adopsi dan
adaptasi dari Realistic Mathematics Education (RME) yang
dikembangkan di Belanda sejak sekitar tahun 1970, dalam konteks
Indonesia (Suryanto, 2010: 58).
Kebermaknaan konsep matematika merupakan konsep utama dari
PMRI,. Proses belajar siswa hanya akan terjadi jika pengetahuan, yang dipelajari
bermakna bagi siswa Suatu pengetahuan yang bermakna bagi siswa jika
pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk suatu konteks atau pembelajaran
19
menggunakan permasalahan realistik. Suatu masalah realistic tidak harus selalu
berupa masalah yang ada di dunia nyata (real-world problem) dan bisa ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari siswa. Suatu masalah disebut “realistic” jika
masalah tersebut dapat dibayangkan (imagineable) atau nyata (real) dalam
pikiran siswa. Suatu rekaan, permainan atau bahkan bentuk formal matematika
bisa digunakan sebagai masalah realistik. Dalam PMRI, permasalahan realistik
digunakan sebagai sumber pembelajaran (a source for learning).
PMRI mempunyai lima dasar aplikatif, yang sekaligus merupakan
karakteristik PMRI, yaitu sebagai berikut.
1. Menggunakan konteks, artinya dalam PMRI lingkungan keseharian atau
pengetahuan yang telah dimiliki siswa dapat dijadikan sebagai bagian materi
belajar yang kontekstual bagi siswa untuk menemukan suatu konsep baru,
sifat-sifat baru, atau prinsip-prinsip baru.
2. Menggunakan model, artinya permasalahan atau ide dalam matematika dapat
dinyatakan dalam bentuk model, baik model dari situasi nyata maupun model
yang mengarah ke tingkat abstrak.
3. Menggunakan kontribusi siswa, artinya pemecahan masalah atau penemuan
konsep didasarkan pada sumbangan gagasan siswa.
4. Menggunakan format interaktif, artinya aktivitas proses pembelajaran
dibangun oleh interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan
lingkungan dan sebagainya.
20
5. Intertwinning, artinya topik-topik yang berbeda dapat diintegrasikan sehingga
dapat memunculkan pemahaman tentang suatu konsep secara serentak
(Suryanto, 2010: 44-45).
TIM PMRI juga merumuskan mengenai Standar PMRI yang meliputi,
(1) Standar Guru PMRI (Standards for a PMRI teacher)
a) Guru memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang
matematika dan PMRI serta dapat menerapkannya dalam pembelajaran
matematika untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,
A teacher has a repertoire of mathematics and PMRI didactics to develop a
rich learning environment,
b) Guru memfasilitasi siswa dalam berpikir, berdiskusi, danbernegosiasi untuk
mendorong inisiatif dan kreativitas siswa.
A teacher coaches students to think, discuss, and negotiate to stimulate
initiative and creativity.
c) Guru mendampingi dan mendorong siswa agar berani mengungkapkan
gagasan dan menemukan strategi pemecahan masalah menurut mereka
sendiri.
A teacher guides and encourages students to express their ideas and find own
strategies.
d) Guru mengelola kelas sedemikian sehingga mendorong siswa bekerja sama
dan berdiskusi dalam rangka pengkonstruksian pengetahuan siswa.
A teacher manages class activities in such a way to support students’
cooperation and discussion for the purpose of knowledge construction.
21
e) Guru bersama siswa menyarikan (summarize) fakta, konsep, dan prinsip
matematika melalui proses refleksi dan konfirmasi.
Teacher together with students summarize mathematics facts, concepts,
principles through a process of reflection and confirmation.
(2) Standar Pembelajaran Menurut PMRI (Standards for a PMRI Lesson)
a) Pembelajaran dapat memenuhi tuntutan ketercapaian standar kompetensi
dalam kurikulum.
PMRI lesson fulfill the accomplishment of competences as mentioned in the
curriculum.
b) Pembelajaran diawali dengan masalah realistik sehingga siswa termotivasi dan
terbantu belajar matematika.
PMRI lesson starts with realistic problem to motivate and help students learn
mathematics.
c) Pembelajaran memberi kesempatan pada siswa mengeksplorasi masalah yang
diberikan guru dan berdiskusi sehingga siswa dapat saling belajar dalam
rangka pengkontruksian pengetahuan.
PMRI lesson gives students opportunities to explore and discuss given
problems so that they can learn from each other and to promote mathematics
concept construction.
d) Pembelajaran mengaitkan berbagai konsep matematika untuk membuat
pembelajaran lebih bermakna dan membentuk pengetahuan yang utuh.
PMRI lesson interconnects mathematics concepts to make a meaningful lesson
and intertwining of knowledge.
22
e) Pembelajaran diakhiri dengan refleksi dan konfirmasi untuk menyarikan fakta,
konsep, dan prinsip matematika yang telah dipelajari dan dilanjutkan dengan
latihan untuk memperkuat pemahaman.
PMRI lesson ends with a confirmation and reflection to summarize learned
mathematical facts, concepts, and principles and is followed by exercises to
strengthen students’ understanding.
2.1.4 Kemampuan Berpikir Kreatif
Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang sama
sekali baru adalah hal yang hampir tidak mungkin, oleh karena itu kreativitas
merupakan gabungan atau kombinasi dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
Sehingga (Munandar, 1999:47) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan
untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur
yang ada. Ditinjau dari cara berpikir, kreativitas adalah kemampuan yang
berdasarkan pada data atau informasi yang tersedia, untuk menemukan banyak
kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, di mana penekanannya adalah
pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban (Munandar, 1999: 48).
Selanjutnya (Munandar, 1999: 50) mengemukakan bahwa, kreativitas dapat
dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan aspek-aspek kelancaran
(fluency), keluwesan (flexibility), dan orisinalitas dalam berpikir, serta
kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci)
suatu gagasan.
Dalam operasi penilaiannya, proses identifikasi kreativitas dilakukan
melalui analisis obyektif terhadap produk, pertimbangan subyektif oleh peneliti,
23
atau peneliti ahli, dan melalui tes. Dari penjabaran tersebut peneliti lebih berfokus
melalui pertimbangan subyektif oleh peneliti serta melalui tes. Pengertian
kemampuan berpikir kreatif (kreativitas) seperti yang telah dibahas di atas adalah
pengertian kreativitas yang dikemukakan oleh para ahli psikologi. Pengertian
kreativitas di atas masih sejalan pengertian kreativitas dalam matematik.
Pengertian kreativitas dalam matematika adalah kemampuan berpikir kreatif
dalam menyelesaikan masalah matematika. Kemampuan berpikir kreatif ini juga
dicerminkan dalam empat aspek yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian, dan
elaborasi dalam kajian bidang matematika.
Pandangan lain tentang berpikir kreatif diajukan oleh Krulik dan
Rudnick (1999) dalam (Tatag : 2010), yang menjelaskan bahwa berpikir kreatif
merupakan pemikiran yang bersifat keaslian dan reflektif dan menghasilkan
suatu produk yang komplek. Berpikir tersebut melibatkan sintesis ide-ide,
membangun ide-ide baru dan menentukan efektivitasnya. Juga melibatkan
kemampuan untuk membuat keputusan dan menghasilkan produk yang baru.
Krutetskii (1976) dalam (Tatag : 2010) memberikan indikasi berpikir kreatif,
yaitu
(1) produk aktivitas mental mempunyai sifat kebaruan (novelty) dan bernilai
baik secara subjektif maupun objektif;
(2) proses berpikir juga baru, yaitu meminta suatu transformasi ide-ide awal
yang diterimanya maupun yang ditolak;
(3) proses berpikir dikarakterisasikan oleh adanya sebuah motivasi yang
kuat dan stabil, serta dapat diamati melebihi waktu yang dipertimbangkan
24
atau dengan intensitas yang tinggi.
Haylock dalam (Tatag : 2011) mengatakan bahwa berpikir kreatif selalu
tampak menunjukkan fleksibilitas (keluwesan). Bahkan Krutetskii
mengidentifikasi bahwa fleksibilitas dari proses mental sebagai suatu komponen
dari kemampuan kreatif matematis dalam sekolah. Haylock menunjukkan
kriteria sesuai tipe Tes Torrance dalam kreativitas, yaitu kefasihan (banyaknya
respon-respon yang diterima), fleksibilitas (banyaknya berbagai macam
respon yang berbeda), dan keaslian (kejarangan respon-respon dalam
kaitan dengan sebuah kelompok pasangannya). Dalam konteks matematika,
kriteria kefasihan tampak kurang berguna dibanding dengan fleksibilitas.
Contoh, jika siswa diminta untuk membuat soal yang nilainya 5, siswa mungkin
memulai dengan 6-1, 7-2, 8-3, dan seterusnya. Nilai siswa tersebut tinggi,
tetapi tidak menunjukkan kreativitas. Fleksibilitas menekankan juga pada
banyaknya ide-ide berbeda yang digunakan. Jadi dalam matematika untuk
menilai produk divergensi dapat menggunakan kriteria fleksibilitas dan keaslian.
Kriteria lain adalah kelayakan (appropriatness). Respon matematis mungkin
menunjukkan keaslian yang tinggi, tetapi tidak berguna jika tidak sesuai dalam
kriteria matematis umumnya. Contoh, untuk menjawab -4 - ( -4), seorang siswa
menjawab -8 . Meskipun menunjukkan keaslian yang tinggi tetapi jawaban
tersebut salah.
Silver (1997) dalam (Tatag: 2010) menjelaskan bahwa untuk menilai
berpikir kreatif anak-anak dan orang dewasa sering digunakan “The Torance
Tests of Creative Thinking (TTCT)”. Tiga komponen kunci yang dinilai
25
dalam kreativitas menggunakan TTCT adalah kefasihan (fluency), fleksibilitas
dan kebaruan (novelty). Kefasihan mengacu pada banyaknya ide-ide yang
dibuat dalam merespon sebuah perintah. Fleksibilitas tampak pada perubahan-
perubahan pendekatan ketika merespon perintah. Kebaruan merupakan keaslian ide
yang dibuat dalam merespon perintah.
Gagasan ketiga aspek berpikir kreatif tersebut diadaptasi oleh beberapa
ahli dalam matematika. Silver dalam (Tatag : 2010) meminta subjek untuk
mengajukan masalah matematika yang dapat dipecahkan berdasar informasi-
informasi yang disediakan dari suatu kumpulan cerita tentang situasi dunia
nyata. Kefasihan mengacu pada banyaknya masalah yang diajukan,
fleksibilitas mengacu pada banyaknya kategori- kategori berbeda dari
masalah yang dibuat dan keaslian melihat bagaimana keluarbiasaan
(berbeda dari kebiasaan) sebuah respon dalam sekumpulan semua respon.
Getzel & Jackson dalam (Tatag : 2010) juga mengembangkan suatu tes untuk
menilai kefasihan dan keaslian dari pemecahan masalah yang mempunyai
jawaban beragam atau cara/pendekatan yang bermacam-macam. Dengan
demikian kegiatan pengajuan dan pemecahan masalah yang meninjau
kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan dapat digunakan sebagai sarana untuk
menilai kreativitas sebagai produk berpikir kreatif individu
Untuk kajian selanjutnya berpikir kreatif diartikan sebagai suatu
proses yang digunakan seseorang dalam mensintesis (menjalin) ide-ide,
membangun ide-ide baru dan menerapkannya untuk menghasilkan produk yang
baru secara fasih (fluency) dan fleksibel.
26
Silver dalam (Tatag : 2010) memberikan indikator untuk menilai
berpikir kreatif siswa (kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan)
menggunakan pengajuan masalah dan pemecahan masalah. Hubungan
tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut.
Tabel 2.2
Hubungan pemecahan dan pengajuan masalah dengan komponen kreativitas
Berdasar kajian di atas, maka Tatag mendefinisikan tugas untuk
menilai berpikir kreatif dalam matematika harus memenuhi bebarapa ciri
sebagai berikut.
1. Berbentuk pemecahan masalah dan pengajuan masalah (Silver : 1997)
2. Bersifat divergen dalam jawaban maupun cara penyelesaian, sehingga
memunculkan kriteria fleksibilitas, kebaruan dan kefasihan. (Silver : 1997)
Pemecahan Masalah Komponen Pengajuan Masalah
Siswa menyelesaikan
masalah dengan bermacam-
macam interpretasi, metode
penyelesaian atau jawaban
masalah
Kefasihan
Siswa membuat
banyak masalah yang dapat
dipecahkan. Siswa berbagi
masalah yang diajukan
Siswa memecahkan
masalah satu cara, kemudian
dengan menggunakan cara
lain. Siswa mendiskusikan
berbagai metode
penyelesaian
Fleksibilitas
Siswa mengajukan
masalah yang cara
penyelesaiannya. Siswa
menggunakan pendekatan
“what-if-not?” untuk
mengajukan masalah.
Siswa memeriksa
beberapa metode
penyelesaian atau jawaban,
kemudian membuat lainnya
yang berbeda.
Kebaruan
Siswa memeriksa
beberapa masalah yang
diajukan, kemudian
mengajukan suatu masalah
yang berbeda.
27
3. Berkaitan dengan lebih dari satu pengetahuan/konsep matematika siswa
sebelumnya dan sesuai dengan tingkat kemampuannya. Hal ini untuk
memunculkan pemikiran divergen sebagai karakteristik berpikir kreatif.
4. Informasi harus mudah dimengerti dan jelas tertangkap makna atau artinya,
tidak menimbulkan penafsiran ganda dan susunan kalimatnya menggunakan
kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Tingkat berpikir kreatif (TBK) ini terdiri dari 5 tingkat, yaitu tingkat 4
(sangat kreatif), tingkat 3 (kreatif), tingkat 2 (cukup kreatif), tingkat 1 (kurang
kreatif), dan tingkat 0 (tidak kreatif). Teori hipotetik tingkat berpikir kreatif ini
dinamakan draf tingkat berpikir kreatif. Tingkat berpikir kreatif ini
menekankan pada pemikiran divergen dengan urutan tertinggi (aspek yang
paling penting) adalah kebaruan, kemudian fleksibilitas dan yang terendah
adalah kefasihan. Kebaruan ditempatkan pada posisi tertinggi karena
merupakan ciri utama dalam menilai suatu produk pemikiran kreatif, yaitu
harus berbeda dengan sebelumnya dan sesuai dengan permintaan tugas
Fleksibilitas ditempatkan sebagai posisi penting berikutnya karena
menunjukkan pada produktivitas ide (banyaknya ide-ide) yang digunakan
untuk menyelesaikan suatu tugas. Kefasihan lebih menunjukkan pada
kelancaran siswa memproduksi ide yang berbeda dan sesuai permintaan
tugas.
28
Tatag menyusun draf tingkat berpikir kreatif yang dapat dilihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3
Draff tingkat berpikir kreatif
Tingkat Berpikir
Kreatif
Draff Tingkat Kerpikir Kreatif
TBK 4
(Sangat Kreatif)
Siswa mampu menyelesaikan suatumasalah dengan
lebih dari satu alternative jawaban maupun cara
penyelesaian dan membuat masalah yang berbeda-beda
dengan lancar (fasih) dan fleksibel. Dapat juga siswa hanya
mampu mendapat satu jawaban yang baru (tidak biasa dibuat
siswa pada tingkat berpikir umumnya) tetapi dapat
menyelesaikan dengan berbagai cara (fleksibel).
TBK 3
(Kreatif)
Siswa mampu menunjukkan suatu jawaban yang
baru dengan fasih, tetapi tidak dapat menunjukkan cara
berbeda (fleksibel) untuk mendapatkannya atau dapat
menunjukkan cara yang berbeda (fleksibel) untuk
mendapatkan jawaban yang beragam, meskipun jawaban
tersebut tidak baru. Selain itu, siswa dapat membuat masalah
yang berbeda (baru) dengan lancar (fasih) meskipun cara
penyelesaian masalah itu tunggal atau dapat membuat
masalah yang beragam dengan cara penyelesaian yang
berbeda-beda, meskipun masalah tersebut tidak baru.
TBK 2
(Cukup Kreatif)
Siswa mampu membuat satu jawaban atau masalah
yang berbeda dari kebiasaan umum (baru) meskipun tidak
dengan fleksibel ataupun fasih, atau mampu menunjukkan
berbagai cara penyelesaian yang berbeda meskipun tidak
fasih dalam menjawab maupun membuat masalah dan
jawaban yang dihasilkan tidak baru.
TBK 1
(Kurang Kreatif)
Siswa tidak mampu membuat jawaban atau membuat
masalah yang berbeda (baru), dan tidak dapat menyelesaikan
masalah dengan cara berbeda-beda (fleksibel), tetapi mampu
menjawab atau membuat masalah yang beragam (fasih)
TBK 0
(Tidak Kreatif)
Siswa tidak mampu membuat alternative jawaban
maupun cara penyelesaian atau membuat masalah yang
berbeda dengan lancar (fasih) dan fleksibel.
29
2.1.5 Pembelajaran Ekspositori
Model pembelajaran ekspositori merupakan kegiatan mengajar yang
terpusat pada guru (Dimyati & Mudjiono, 2002: 172). Pembelajaran cenderung
bersikap memberi atau menyerahkan pengetahuan dari guru kepada siswa dan
membatasi jangkauan siswa. Dengan demikian siswa terbatas dalam
mengungkapkan pendapat, pasif dan bergantung pada guru, sehingga keberhasilan
sangat bergantung pada keterampilan dan kemampuan guru.
Pembelajaran ekspositori adalah pembelajaran dimana cara penyampaian
materi dari seorang guru kepada siswa di dalam kelas dengan cara berbicara di
awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal disertai tanya jawab
(Suyitno, 2004: 4). Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa guru memegang
peranan utama dalam menentukan isi dan proses belajar, termasuk dalam menilai
kemajuan belajar siswa.
Peranan guru dalam pembelajaran ekspositori sebagai berikut:
(1) penyusun program pembelajaran,
(2) pemberi motivasi yang benar
(3) pemberi fasilitas belajar yang baik,
(4) pembimbing siswa dalam pemerolehan informasi yang benar, dan
(5) penilai pemerolehan informasi
Sedangkan, peranan siswa dalam pembelajaran ekspositori sebagai berikut:
(1) pencari informasi yang benar,
(2) pemakai media dan sumber yang benar,
30
(3) menyelesaikan tugas sehubungan dengan penilaian guru (Dimyati,
2002: 173).
Terdapat beberapa kelebihan dalam pembelajaran ekspositori antara lain
sebagai berikut.
a) Dapat menampung kelas besar, setiap siswa mempunyai kesempatan aktif
yang sama.
b) Bahan pelajaran diberikan secara urut oleh guru.
c) Guru dapat menentukan terhadap hal-hal yang dianggap penting.
d) Guru dapat memberikan penjelasan-penjelasan secara individual maupun
klasikal.
Sedangkan kekurangan dari pembelajaran ekspositori sebagai berikut.
a) Tidak menekankan penonjolan aktivitas fisik dan aktivitas mental siswa.
b) Kegiatan terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran).
c) Pengetahuan yang didapat dengan metode ekspositori cepat hilang.
Kepadatan konsep dan aturan-aturan yang diberikan dapat berakibat siswa
tidak menguasai bahan pelajaran yang diberikan (Diyah, 2007: 32)
Langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran ekspositori sebagai
berikut.
(1) Persiapan (preparation), yaitu mempersiapkan siswa untuk menerima
pelajaran
(2) Penyajian (presentation), yaitu menyampaikan materi pelajaran sesuai
dengan persiapan yang telah dilakukan.
31
(3) Korelasi (correlation), yaitu menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa
dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah
dimilikinya.
(4) Menyimpulkan (generalization), yaitu memahami inti (core) dari materi
pelajaran yang telah disajikan.
(5) Penerapan (application), yaitu menggunakan konsep-konsep dan
pengetahuan yang telah diperoleh dalam penyelesaian masalah
(Sanjaya, 2007: 185).
2.1.6 Konservasi Budaya
Budaya merupakan salah satu aspek nilai yang terkandung dalam
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, budaya sebagai suatu kebenaran
bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari
oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu
dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam
komunikasi antaranggota masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian
penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber
nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Sehingga dapat dikatakan budaya merupakan aspek yang perlu
dilestarikan, dijaga, serta dimanfaaatkan dalam suatu proses pembelajaran di
sekolah. Penekanan pada pendidikan budaya tersebut akan memberikan
penanaman karakter dalam diri siswa. Beberapa diantaranya adalah karakter
32
1. Kreatif yaitu Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
2. Rasa ingin tahu yaitu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar.
3. Semangat kebangsaan yaitu Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan
yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri
dan kelompoknya.
4. Cinta tanah air yaitu Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa.
5. Peduli lingkungan yaitu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi
Soeroso juga menyatakan bahwa Faktor-faktor penting dalam konservasi
kebudayaan lokal adalah :
(1) Dalam hal faktor wujud kebudayaan, perlu menjaga silaturahmi antar warga
(untuk menciptakan suasana kondusif), mengedepankan spiritualisme dalam
bentuk pendidikan dan keimanan, melibatkan peran seluruh elemen masyarakat
untuk menghargai seni-budaya, melakukan pengenalan budaya Jawa sejak dini
sekaligus menggalakkan penggunaan bahasa Jawa pada acara non formal, mencari
33
stimulant yang dapat mengimbangi kemajuan teknologi dengan merevitalisasi
adat-istiadat ritual kebudayaan Jawa, serta melakukan komunikasi yang sehat
antar sesame warga. (2) Dalam hal fisik kebudayaan perlu digali kembali nilai-
nilai yang terkandung di dalam kesenian masyarakat, menjaga progresivitas di
dalam melakukan olah seni, memodifikasi cara penyelenggaraan dan
pembelajaran seni pertunjukan, pelestarian heritage, mempertahankan penggunaan
busana dengan motif batik dan lurik, menjaga kedisiplinan, ketertiban, keteraturan
dan tata-krama, serta pelestarian seni tari tradisional dan kerawitan. (3) Perlu
penerapan dua kebijakan penting yaitu edukasi baik kognitif, afektif dan konatif
serta mencari stimulan yang dapat menangkal invasi teknologi barat. Soeroso
dalam (Bapedda Yogyakarta: 2008) Penekanan terdapat pada poin 2 dan 3 telah
tergambarkan bahwa perlunya heritage (pelestarian) kebudayaan lokal sehingga
tidak terpengaruh oleh budaya asing.
2.1.7 Permainan Tradisional
Menurut Wijaya (2009) permainan merupakan kontes antar pemain yang
berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk
mencapai tujuan tertentu. Ada empat komponen utama dalam sebuah permainan
antara lain sebagai berikut.
1. Pemain: pemain adalah orang yang terlibat secara langsung dalam suatu
permainan (orang yang bermain).
2. Lingkungan tempat berinteraksi: permainan memiliki lingkungan yang
dipergunakan pemain sehingga permainan dapat berjalan dengan baik.
34
3. Aturan Permainan: permainan harus memilki aturan yang diikuti oleh setiap
pemain sehingga permainan dapat berjalan dengan baik dan tidak terjadi
pelanggaran.
4. Tujuan yang ingin dicapai; tujuan dalam permainan merupakan suatu sentral
dalam permainan. Setiap permainan mempunyai sebuah tujuan yang harus
dicapai oleh setiap pemain.
Permainan dapat digunakan sebagai media dalam belajar siswa. Permainan
sebagai media bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar secara mandiri dan
menciptakan suasana rekretatif bagi siswa sehingga belajar lebih menarik dan
dapat meningkatkan minat belajar siswa.
Sebagai media belajar permainan mempunyai beberapa kelebihan antara lain
sebagai berikut.
1. Permainan merupakan kegiatan yang menyenangkan dan menghibur sehingga
siswa tertarik untuk belajar sambil bermain,
2. Siswa berpartisipasi untuk belajar,
3. Siswa mendapatkan umpan balik,
4. Permainan menyesuaikan kondisi siswa dan dapat dilakukan di luar kelas, dan
5. Permainan umumnya mudah dilakukan.
Sebagaimana halnya media-media yang lain, permainan mempunyai
kelemahan atau keterbatasan yang patut untuk dipertimbangkan, antara lain
sebagai berikut.
1. Permainan yang bersifat rumit memerlukan banyak waktu untuk menjelaskan,
2. Permainan tidak dapat diadopsi dalam semua materi,
35
3. Siswa yang kurang menguasai aturan permainan dapat menimbulkan
kericuhan, dan
4. Siswa yang tidak menguasai materi dengan benar akan mengalami kesulitan
dalam bermain.
Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan
kemampuan emosional, fisik, sosial, dan nalar mereka. Seorang siswa dapat
belajar meningkatkan toleransi terhadap kondisi yang secara potensial dapat
menimbulkan frustrasi melalui interaksinya dengan permainan. Secara fisik,
bermain memberikan peluang bagi anak untuk mengembangkan kemampuan
motoriknya. Siswa juga belajar berinteraksi secara sosial, berlatih untuk saling
berbagi dengan orang lain, meningkatkan tolerasi sosial, dan belajar berperan aktif
untuk memberikan kontribusi sosial bagi kelompoknya. Siswa juga
berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan nalarnya, karena melalui
permainan serta alat-alat permainan siswa belajar mengerti dan memahami suatu
gejala tertentu.
Misbach (2006) Permainan Tradisional yang ada di berbagai belahan
nusantara ini dapat menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak, seperti :
1. Aspek motorik : Melatih daya tahan, daya lentur, sensorimotorik, motorik
kasar, motorik halus.
2. Aspek kognitif : Mengembangkan maginasi, kreativitas, problem solving,
strategi, antisipatif, pemahaman kontekstual.
3. Aspek emosi : Katarsis emosional, mengasah empati, pengendalian diri
4. Aspek bahasa : Pemahaman konsep-konsep nilai
36
5. Aspek sosial : Menjalin relasi, kerjasama, melatih kematangan sosial
dengan teman sebaya dan meletakkan pondasi untuk melatih
keterampilan sosialisasi berlatih peran dengan orang yang lebih
dewasa/masyarakat.
6. Aspek spiritual : Menyadari keterhubungan dengan sesuatu yang bersifat
Agung (transcendental)
7. Aspek ekologis : Memahami pemanfaatan elemen-elemen alam sekitar
secara bijaksana
8. Aspek nilai/moral : Menghayati nilai-nilai moral yang diwariskan dari
generasi terdahulu kepada generasi selanjutnya
Pemanfaatan permainan (tradisional) untuk pembelajaran matematika
sangat sesuai dengan pendekatan pendidikan matematika realistik. Permainan
(tradisional) merupakan suatu fenomena sehari-hari yang relatif familiar bagi
mayoritas siswa, sehingga penggunaan permainan (tradisional) untuk
pembelajaran merupakan suatu bentuk phenomenological exploration.
Penggunaan permainan (tradisional) juga sesuai dengan karakteristik pendidikan
matematika realistik yang keempat, yaitu interactivity. Penggunaan permainan
(tradisional) dalam pembelajaran juga sesuai dengan Experiential Learning
Theory - yang dicetuskan oleh David Kolb – yang menekankan pembelajaran
berbasis pengalaman. Berbagai penelitian telah dilaksanakan untuk mengkaji
pemanfaatan permainan untuk pembelajaran, tetapi penelitian-penelitian tersebut
lebih menekankan pada permainan berbasis teknologi, khususnya berbasis
komputer. Walaupun kurikulum di Indonesia sudah menekankan pengenalan
37
teknologi komputer dan informasi sejak tingkat Sekolah Dasar, keterbatasan
fasilitas khususnya di daerah pedesaan kurang mendukung penerapan
pembelajaran berbasis permainan komputer secara luas. Oleh karena itu,
penggunaan permainan tradisional bisa menjadi solusi pengembangan
pembelajaran berbasis permainan. Di Indonesia terdapat berbagai macam
permainan tradisional yang memuat unsur-unsur pendidikan dan juga berkaitan
dengan konsep-konsep ilmu pengetahuan.
Contoh permainan tradisional yang dapat digunakan untuk pembelajaran
matematika adalah:
1. Permainan gundu atau kelereng untuk pembelajaran tentang pengukuran,
khususnya tentang perbandingan panjang.
2. Permainan patil lele atau benthik untuk pembelajaran tentang pengukuran
panjang dan pengenalan konsep pecahan
3. Permainan dakon untuk pembelajaran tentang operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat, dll (Wijaya : 2009)
Dalam penelitian ini akan digunakan permainan tradisional dakon, dakon
akan digunakan sebagai media pembelajaran pada materi bilangan bulat. Dakon
merupakan permainan tradisional yang telah dimainkan secara turun temurun.
Permainan dakon adalah suatu permainan tradisional. Permainan ini dimainkan
oleh 2 orang, permainan ini terdiri dari 16 lubang, 2 diantara lubang tersebut
merupakan lubang penampung, lubang ini berada disisi paling kiri dari pemain,
memerlukan sebuah papan dan biji kerang sejumlah 98, pada awal permainan
masing-masing lubang diisi 7 kecuali lubang penampung. Akan tetapi dalam
38
pengunaan dakon sebagai media pembelajaran pada penelitian yang dilakukan,
mengalami modifikasi menjadi 1 set permainan dakon yang terdiri dari :
1) Papan dakon
Papan dakon yang digunakan seperti permainan dakon pada umumnya,
dengan desain sebagai berikut :
Gambar 2.1 Desain papan dakon
Papan dakon tersebut mempunyai 14 lubang dengan diameter 7 cm, yang
berjajar 7 tiap barisnya. dan 2 lubang utama yang lebih besar yang terletak di
samping. Ukuran papan dakon adalah panjang 50 cm dan lebar 15 cm. papan
dakon dapat dibuat dari kertas karton dengan digambar lingkaran sebagai
lubangnya atau dengan membeli mainan dakon yang djual dipasaran.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 jenis papan dakon, yaitu
papan dakon yang terbuat dari kertas dan papan dakon yang terbuat dari plastik
yang dijual dipasaran
2) Biji dakon
Dalam alat peraga ini, biji dakon yang digunakan tidak seperti biji dakon
yang digunakan sebagai permainan dakon pada umumnya yang menggunakan biji
dakon 1 jenis. Tetapi dimodifikasi menjadi menggunakan biji dakon 2 jenis yang
berbeda warna. dengan ukuran sebesar biji bunga matahari. Biji tersebut dapat
39
dibuat dari Biji buah sirsak, Batu-batuan kerikil, Sedotan minuman yang
dipotong dengan panjang 1 cm
Dengan mempertimbangkan efisiensi serta efektifitas dalam
pembuatan biji dakon, maka dalam penelitian ini digunakan biji dakon yang
terbuat dari sedotan minuman dengan 2 warna berbeda dan dipotong dengan
ukkuran panjang 1 cm. biji yang digunakan adalah 50 buah untuk masing-
masing warna.
Gambar 2.2 Biji dakon
2.1.8 Kualitas Pembelajaran
Berdasarkan strategi yang digunakan dalam pembelajaran, dapat diukur
kualitas pembelajaran dengan pengamatan yang dilakukan saat pembelajaran
berlangsung. Pengamatan tersebut harus memenuhi indikator kualitas
pembelajaran. Indikator tersebut menyangkut 3 dimensi strategi yakni (1) strategi
penyampaian pembelajaran, (2) strategi pengorganisasian pembelajaran (3)
strategi pengolahan pembelajaran (Uno : 2011). Dimensi tersebut dijabarkan
kedalam indikator yang terdapat pada tabel berikut.
40
Tabel 2.4
Dimensi dan indikator kualitas pembelajaran
Dimensi Kualitas
Pembelajaran Indikator Perbaikan kualitas pembelajaran
Strategi
pengorganisasian
pembelajaran
Menata bahan ajar secara keseluruhan
Menata bahan ajar setiap kali pertemuan
Memberikan pokok materi yang akan di ajarkan
Membuat rangkuman materi yang di ajarkan
Menetapkan materi yang akan dibahas bersama
Memberikan tugas mandiri
Membuat format penilaian ataspenguasaan materi
Strategi
penyampaian
pembelajaran
Menggunakan berbagai metode dalam penyampaian
pembelajarab
Mengguunakan berbagai media dalam pembelajaran
Menggunakan berbagai teknik dalam pembelajaran
Strategi pengelolaan
pembelajaran
Memberikan motivasi atau menarik perhatian
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Mengingatkan kompetensi prasyarat
Memberikan stimuslus
Memberikan petunjuk belajar
Menimbulkan penampilan siswa
Memberikan umpan balik
Melakukan penilaian selama proses mengajar
menyimpulkan
2.1.9 Uraian Singkat Materi Bilangan Bulat
Materi dalam penelitian in mengenai materi pokok bilangan bulat
adalah operasi bilangan bulat yang liputi penjumlahan bilangan bulat, serta
pengurangan bilangan bulat. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat positif, Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan
bulat positif, Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
negatif.
41
1. Sistem Bilangan Bulat
Ingat kembali mengenai beberapa himpunan bilangan, himpunan bilangan
diantaranya adalah :
a. Himpunan bilangan asli = {1,2,3,4,…} atau N = {1,2,3,4,…}
b. Himpunan bilangan cacah = {0,2,3,4,…} atau C = {0,1,2,3,4,…}
c. Himpunan bilangan bulat = {..., -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, …} atau Z = {.., -4,
-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, …}
Himpunan bilangan bulat terdiri dari
a) Himpunan bilangan bulat positif = {1, 2, 3, 4, …}.
b) Himpunan bilangan bulat negatif = {…, -4, -3, -2, -1}.
c) Himpunan bilangan nol = {0}.
Himpunan bilangan bulat : {…, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, …} dapat di
gambarkan pada suatu garis bilangan berikut
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Dari garis bilangan di atas, makin kkanan suatu bilangan maka makin besar
nilainya dan digunakan lambang “>” yang dibaca lebih dari. Dari garis bilangan di
atas, makin ke kiri suatu bilangan maka makin kecil nilainya dan digunakan
lambang “<” yang dibaca kurang dari.
Contoh 1 :
(i) 2 < 4
(ii) -1 < 2
(iii) -4 < -1
42
(iv) 0 > -2
Selanjutnya dengan garis bilangan dan tanda yang telah disepakati (kurang dari
serta lebih dari) akan diperoleh interval bilangan bulat dan dapat didefinisikan angka
berapa saja yang terdapat dalam interval tersebut.
Contoh 2:
Tentukan himpunan bilangan bulat pada interval -2 < x < 4
Penyelesaian:
Dengan melihat garis bilangan, kita dapat menentukan interval tersebut
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Himpunan yang memenuhi interval adalah {-1, 0, 1, 2, 3}
2. Operasi bilangan bulat
a) Operasi Penjumlahan
Pada operasi penjumlahan akan diberikan pengetahuan mengenai :
1) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
Contoh : 103 + 178 = 281
2) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
Contoh : -59 +34 = -25
3) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
Contoh : -34 + (-69) = -103
Dalam operasi penjumlahan bilangan bulat berlaku sifat-sifat:
1. Sifat tertutup
Bila a,b є Z, maka a + b є Z
43
2. Sifat asosiatif
Bila a,b, c є Z, maka (a + b) + c = a + ( b + c )
3. Unsur identitas
Bila a є Z, maka a + 0 = a, dan 0 + a = a sehingga 0 “nol” merupakan unsur
identitas penjumlahan
b) operasi pengurangan
seperti hal nya dengan penjumlahan, pada operasi pengurangan akan diberikan
pengetahuan mengenai :
1. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
Contoh : 30 - 17 = 13
2. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
Contoh : 34 – (-17) = 51
3. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
Contoh: -53 – 20 = - 63
4. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
Contoh : -14 - (-29) = 25
Dalam operasi pengurangan bilangan bulat berlaku sifat-sifat:
1. Sifat tertutup
Bila a,b є Z, maka a - b є Z
2. Sifat asosiatif
Bila a,b, c є Z, maka (a - b) - c = a - ( b - c )
44
Contoh soal yang digunakan sebagai tugas kelompok, kuis, serta tes
kemampuan berpikir kreatif
1. Contoh Soal Operasi Penjumlahan
Contoh 1 : Apakah 200 merupakan hasil dari 63 + 29 +17 + 51 +16 +24 ?
(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)
Penyelesaian :
63 + 29 +17 + 51 +16 +24
= (63 + 17) + (29 + 51) + (16+24)
= 80 + 80 + 40
=160 + 40
=200
2. Contoh Soal Operasi Pengurangan
Jika 100 adalah penyelesaian dari 195 - 27 –15 – p, serta -80 penyelesaian
dari 75-55- p – 47 , maka apakah 8 merupakan hasil dari 38 – p – 7(jelaskan
alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya).
Penyelesaian 2 :
195 - 27 – 15 – p =100
(195 – 15) – 27 – p = 100
170 – 27 – p = 100
170 – 100 – 27 = p
70 – 27 = p
p = 53
75- 55 - p – 47 = -80
(75-55) – p – 47 = -80
20 + 80 – 47 = p
100 – 47 = p
P = 53
maka hasil dari 38 – p – 7 = 38 – 53 – 7 = -25 – 7 = -33
Penyelesaian telah memenuhi aspek
kefasihan (siswa mencoba membuat
penyelesaian yang baru), fleksibilitas
(penyelesaian bisa digunakan untuk masalah
lain), kebaruan (cara yang digunakan siswa
belum digunakan pada proses pembelajaran).
Penyelesaian telah memenuhi aspek
kefasihan (siswa mencoba membuat
penyelesaian yang baru), fleksibilitas
(penyelesaian bisa digunakan untuk masalah
lain), kebaruan (cara yang digunakan siswa
belum digunakan pada proses pembelajaran).
45
3. Contoh Soal Operasi Penjumlahan serta Pengurangan
Contoh 3 : -45 + 32 – 82 + 65 = x serta -40 + (-53) – (-13) +50 = y , jika
pernyataan “x dan y bernilai sama”, benarkah pernyataan tersebut?
(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya).
Penyelesaian 3 :
-45 + 32 – 82 + 65 = x
x = -45 + 32 – 82 + 65
= 65 – 45 + 32 – 82
= 20 – 50
= -30
-40 + (-53) – (-13)+50 = y
y = -40 + (-53) – (-13) + 50
= -40 – 53 + 13 + 50
= 50 – 40 +13 – 53
= 10 – 40
= -30
Maka nilai x dan y tidak sama
4. Contoh soal terapan dalam masalah Sehari-hari :
Suatu hari saya membantu ayah menjual baju batik. Baju batik tersebut
terdapat 3 jenis, yaitu batik parang, batik mega mendung, sidomukti. Banyak batik
parang 17 buah, batik mega mendung 27 buah, batik sidomukti 32 buah. Pada hari
pertama terjual batik parang 10 dan mega mendung 15. Pada hari kedua terjual
batik parang 4 dan batik sidomukti 23. Berapakah banyaknya masing-masing jenis
batik yang masih belum terjual?
Penyelesaian telah memenuhi aspek
kefasihan (siswa mencoba membuat
penyelesaian yang baru), fleksibilitas
(penyelesaian bisa digunakan untuk masalah
lain), kebaruan (cara yang digunakan siswa
belum digunakan pada proses pembelajaran).
46
Penyelesaian 1 :
Jenis
batik
Banyak Hari
pertama
Hari
kedua
Sisa
Parang 17 10 4 17- 10 – 4 = 3
Mega
mendung
27 15 0 27 – 15 – 0 = 12
Sido mukti 32 0 23 32 – 0 – 23 = 9
Penyelesaian 2 :
Jenis batik Banyak Hari
pertama
Hari
kedua
Jumlah
penjualan
Sisa
Parang 17 10 4 10 + 4 = 14 17 – 14 = 3
Mega
mendung
27 15 0 15 + 0 = 15 27 – 15 =
12
Sido mukti 32 0 23 0 + 23 = 23 32 – 23 = 9
2.2 Kerangka Berpikir
Dalam materi pokok operasi bilangan bulat yang dipelajari oleh siswa
kelas VII semester 1 dibutuhkan sebuah kematangan untuk memahami konsep,
mengaplikasikan konsep, serta menyelesaikan masalah yang ada pada materi
tersebut. Dalam pembelajaran ini ditekankan perlunya sebuah kemampuan untuk
memecahkan masalah yang baru yang terdapat dilingkungan sekitar siswa.
Kemampuan tersebut merupakan aspek kemampuan berpikir kreatif siswa, (Silver
:1997) dalam (Tatag : 2011) memberikan indikator untuk menilai berpikir
kreatif siswa (kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan) menggunakan
pengajuan masalah dan pemecahan masalah.
Selain hasil belajar siswa pada aspek Kemampuan berpikir Kreatif dapat
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), kemampuan berpikir kreatif
tinggi diharapkan sebagai hasil dari pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena itu
47
untuk mencapai tujuan tersebut salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh guru
sebagai fasilitator siswa adalah menyiapkan model pembelajaran yang menarik,
dan efektif dalam pembelajaran matematika.
Penggunaan model Team Game Tournament sebagai sebagai model yang
akan dilaksanakan diharapkan akan menjadi pembelajaran menarik,
menyenangkan dan efektif. Dalam pembelajaran model Team Game Tournament,
terdapat permainan yang dilakukan secara kelompok, Sehingga memungkinkan
siswa untuk dapat belajar dan berlatih dalam suasana yang menyenangkan tanpa
meninggalkan tujuan pembelajaran sehingga siswa tidak bosan, siswa lebih
mudah untuk menguasai konsep materi yang sedang diajarkan. Pemilihan PMRI
berbasis konservasi budaya sebagai pendekatan dalam pemelajaran juga akan
diharapkan mampu meningkatkan rasacinta terhadap kebudayaan sendiri serta
memupuk rasa menghargai dan melestarikan kebudayaan daerah. Selain model
dan pendekatan pembelajaran yang tepat, dipilih pula media pembelajaran yang
tepat. Pemilihan permainan tradisional Dakon sebagai media pembelajaran akan
membantu siswa dalam memahami konsep, menyelesaikan masalah yang ada
dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti mencoba menerapkan model
pembelajaran Team Game Tournament dengan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia dengan menggunakan bantuan permaian
tradisional. Diharapkan kemampuan kreatif siswa yang diberi pembelajaran model
pembelajaran Team Game Tournament dengan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia dengan menggunakan bantuan permaian
48
tradisional lebih efektif daripada pembelajaran kemampuan kreatif siswa yang
diberi pembelajaran ekspositori. Selanjutnya kerangka berpikir yang peneliti
kemukakan disusun dalam sebuah diagram alir yang dapat dilihat pada gambar 2.3
Gambar 2.3
Diagram alur kerangka berpikir dalam penelitian
Proses Pembelajaran
Kelas Eksperimen Model Pembelajaran TGT dengan Pendekatan PMRI berbasis konservasi budaya
berbantuan permainan tradisional
Kelas Kontrol Model Pembelajaran
Ekspositori
Kelebihan:
1. Meningkatkan prestasi siswa.
2. Memperdalam pemahaman siswa.
3. Menyenangkan siswa dalam belajar.
4. Meningkatkan minat siswa untuk melakukan
pelestarian terhadap budaya permainan daerah
5. Meningkatkan kreatifitas siswa
6. Mengembangkan sikap positif siswa.
7. Mengembangkan sikap kepemimpinan siswa.
8. Mengembangkan rasa percaya diri siswa.
9. Mengembangkan rasa saling memiliki.
10. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang
kurang pandai.
11.
Kelemahan:
a) Tidak menekankan penonjolan aktivitas fisik dan aktivitas mental siswa.
b) Kegiatan terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran).
c) Pengetahuan yang didapat cepat hilang.
d) Kepadatan konsep dan aturan-aturan yang diberikan dapat berakibat siswa tidak menguasai bahan pelajaran yang diberikan.
Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih
tinggi dari rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol. memenuhi
KKM.
Kemampuan berpikir
kreatif siswa dalam
kategori tingkat atas
49
2.3 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan kerangka berfikir, maka hipotesis dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
1. Hasil belajar pada aspek kemampuan berpikir kreatif siswa dengan dengan
pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbantuan permainan
tradisional mencapai KKM
2. Rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa dengan pembelajaran TGT
dengan pendekatan PMRI berbantuan permainan tradisional lebih baik dari
kemampuan berpikir kreatif siswa dengan model pembelajaran ekspositori
3. Rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa dengan pembelajaran TGT
dengan pendekatan PMRI berbantuan permainan tradisional dapat
dikategorikan sebagai kemampuan berpikir kreatif tingkat atas.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Penentuan Objek Penelitian
3.1.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII Semester I
SMP Negeri 1 Karangawen Tahun Pelajaran 2012/2013 meliputi kelas VII-A,
VII-B, VII-C, VII-D, VII-E, VII-F, VII-G dengan jumlah masing-masing 36
siswa.
3.1.2 Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster
random sampling. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri antara lain:
siswa mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa yang menjadi
obyek penelitian duduk pada tingkat kelas yang sama, dan pembagian kelas tidak
berdasarkan ranking. Jadi dapat dilakukan pengambilan sampel secara random.
Dengan menggunakan teknik cluster random sampling diperoleh siswa dalam
dua kelas sebagai kelas sampel, yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas
kontrol.
Dalam penggunaan teknik cluster random sampling, diperoleh dua sampel
kelas yang dipilih oleh peneliti, yaitu satu kelas sebagai kelas eksperimen (kelas
VII-A) dan satu kelas sebagai kelas kontrol (kelas VII-C). Kelas eksperimen
diberikan suatu perlakuan yang dalam penelitian ini adalah menggunakan model
50
51
pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI dan kelompok kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran ekspositori. Selain itu, untuk menguji coba
instrumen diambil satu kelas yang bukan anggota sampel di atas tetapi masih
dalam anggota populasi yaitu kelas VIIB.
3.2 Variabel Penelitian
3.2.1 Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas untuk penelitian ini adalah jenis model pembelajaran dan
media yang digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Team Game
Tournament melalui pendekatan PMRI berbantuan permainan tradisional dan
model pembelajaran ekspositori
3.2.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat dari penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif
pada materi bilangan bulat yang melibatkan operasi penjumlahan serta operasi
pengurangan pada kelas VII.
3.3 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengenakan suatu perlakuan
khusus pada suatu kelompok eksperimen yang kemudian membandingkan hasilnya
dengan suatu kelompok kontrol yang dikenai dengan perlakukan yang berbeda.
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan Pretest-
Posttest Control Group Design.
52
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pre
test
Hasil Perlakuan Post
test
Hasil
Kontrol T O1 X1 T O2
Eksperimen T O3 X2 T O4
Keterangan:
X1 : Pembelajaran ekspositori
X2 : Pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbasis konservasi budaya
berbantuan permainan tradisional
T : Tes
O1 : Hasil pretest kelas dengan pembelajaran ekspositori
O3 : Hasil pretest kelas dengan pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI
berbasis konservasi budaya berbantuan permainan tradisional
O3 : Hasil postest kelas dengan pembelajaran ekspositori
O4 : Hasil postest kelas dengan pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI
berbasis konservasi budaya berbantuan permainan tradisional
Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih
secara random. Kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal.
Kelompok pertama diberi perlakuan (X2) dan kelompok yang lain tidak.
Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok
yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan
adalah (O2 : O4).
53
Berdasarkan desain penelitian di atas, maka disusun prosedur penelitian
sebagai berikut.
1. Menentukan sampel penelitian.
2. Peneliti menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, soal latihan, materi operasi penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat, kisi-kisi soal tes, dan soal tes.
3. Peneliti menyusun instrumen pengamatan pembelajaran
4. Mengujicobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba.
5. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba
untuk mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda soal, validitas butir,
dan reliabilitas tes.
6. Menentukan soal-soal tes yang akan digunakan dalam pre-test dan
post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
7. Melaksanakan Pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
8. Menganalisis data awal yang diperoleh
9. Melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game
Tournament melalui pendekatan pendidikan matematika realistik
indonesia berbantuan permainan tradisional dan model pembelajaran
ekspositori di kelas kontrol.
10. Melaksanakan tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
11. Menganalisis hasil tes.
12. Menganalisis hasil pengamatan pembelajaran
13. Menyusun hasil penelitian.
54
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Metode Dokumentasi
Metode ini dilakukan untuk memperoleh daftar nama siswa yang
termasuk dalam populasi dan sampel penelitian..
3.4.2 Metode Tes
Metode tes awal (pretest) digunakan untuk memperoleh data awal tentang
kemampuan berpikir kreatif siswa pada kedua kelas sampel. Hasil tes ini
kemudian di analisis untuk menunjukkan bahwa kedua tersebut mempunyai aspek
kemampuan berpikir kreatif yang sama.
Metode tes ini juga digunakan dalam tes akhir (postest) untuk
menganalisis tentang kemampuan berpikir kreatif pada materi bilangan bulat
yang melibatkan operasi penjumlahan serta operasi pengurangan pada kelas VII.
Teknik tes ini dilakukan setelah perlakuan diberikan kepada kelas eksperimen dan
kelas kontrol dengan tujuan mendapatkan data akhir. Tes diberikan kepada kedua
kelompok dengan alat tes yang sama dan hasil pengolahan data digunakan untuk
menguji kebenaran hipotesis penelitian.
3.4.3 Metode Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan
pengamatan terhadap objek penelitian. Observasi yang akan dilakukan adalah
observasi langsung.
Dalam metode ini digunakan lembar observasi untuk mendapatkan data
tentang aktivitas siswa, aktivitas guru, kualitas pembelajaran, serta karakter siswa
ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Lembar observasi disusun sesuai
55
dengan indikator yang telah peneliti kemukakan didalam landasan teori. Pengisian
lembar observasi dilakukan dengan menggunakan check list. Check list atau daftar
cek terdiri dari daftar item yang berisi faktor-faktor yang diobservasi. Observasi
dilakukan pada kelas eksperimen sebanyak 3 kali selama pembelajaran
berlangsung.
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Tes
3.5.1.1 Materi dan bentuk tes
Soal tes yang digunakan pada penelitian ini adalah soal tes untuk
mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok bilangan bulat.
Bentuk tes yang digunakan adalah bentuk soal uraian.
3.5.1.2 Metode penyusunan perangkat tes
Sebelum mengambil data penelitian maka instrumen terlebih dahulu
diujicobakan. Langkah-langkah dalam pengujicobaan instrumen adalah sebagai
berikut.
a. Tahap persiapan
1. Pembahasan materi yang akan diujikan, yaitu materi bilangan bulat yang
melibatkan operasi penjumlahan serta operasi pengurangan.
2. Menentukan alokasi waktu. Dalam penelitian ini waktu yang disediakan
untuk mengerjakan soal adalah 90 menit.
3. Menentukan bentuk tes. Bentuk tes dalam penelitian ini adalah tes uraian
karena kemampuan berpikir kreatif tidak hanya dilihat dari benar atau
salahnya hasil perhitungan siswa, tetapi juga dilihat dari kemampuan
56
siswa dalam menyajikan pernyataan matematika secara tertulis. Hal ini
juga menyangkut dengan penilaian kemampuan berpikir kreatif yang
akan digunakan sebagai instrumen penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan
Setelah instrumen disusun, kemudian diujicobakan pada siswa di luar
sampel penelitian.
c. Tahap Analisis
Hasil uji coba yang didapat kemudian dianalisis, meliputi pengujian
validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran. Analisis ini
digunakan untuk menentukan instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian.
3.5.2 Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan alat untuk mengumpulkan data berupa daftar
aspek-aspek yang akan diamati. Menurut Arifin (2011:156) cara mengolah atau
menilai hasil observasi adalah dengan melakukan konversi skor.
Nilai = %100maksimalskorjumlah
totalskor
Selanjutnya presentase tersebut akan di nyatakan dalam kategori-kategori
yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan penentuan kategori
hasil observasi (pengamatan) yang digunakan sesuai dengan kategori penilaian
yang digunakan oleh Universitas Negeri Semarang, kategori tersebut sebagai
berikut
57
Tabel 3.2
Kategori Penilaian Lembar Pengamatan
3.6 Analisis Data
3.6.1 Analisis Soal Uji Coba
Sebelum diteskan pada subjek penelitian, item soal terlebih dahulu
diujicobakan pada kelas uji coba sehingga didapat soal dengan kategori baik.
Kemudian soal tersebut diteskan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai
subjek penelitian. Analisisnya sebagai berikut:
3.6.1.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi
product moment sebagai berikut:
2222
YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi skor butir soal dan skor total,
N = banyak subjek,
Kategori Interval Nilai
Tidak Baik < 50%
Kurang 50% – 60%
Cukup 61% – 70%
Baik 71% – 80%
Sangat Baik > 80 %
Sumber: Pedoman Akademik Unnes : 2010
58
∑ X = jumlah butir soal,
∑ Y = jumlah skor total,
∑ XY = jumlah perkalian skor butir dengan skor total,
∑ X2 = jumlah kuadrat skor butir soal,
∑ Y2 = jumlah kuadrat skor total.
Kriteria pengujian validitas dikonsultasikan dengan harga product momen
pada tabel dengan taraf signifikan (α) = 5%, jika maka item soal
tersebut dikatakan valid (Arikunto, 2006: 72).
3.6.1.2 Reliabilitas
Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan
hasil tes yang tetap (ajeg), artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah
subjek yang sama pada waktu lain, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif
sama (Arikunto, 2006: 86).
Reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus
alpha yaitu sebagai berikut:
[
] [
]
Keterangan :
r 11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
: jumlah varians skor tiap item
: varians total
n : banyaknya item soal (Arikunto, 2006:109).
59
Rumus varians item soal
Keterangan:
: jumlah item soal
: jumlah kuadrat item soal
: banyaknya subyek pengikut tes (Arikunto, 2006: 110).
Rumus varians total
Keterangan:
: jumlah skor total
: jumlah kuadrat skor total
: banyaknya subyek pengikut tes (Arikunto, 2006: 111).
Kriteria pengujian reliabilitas soal tes yaitu setelah didapatkan harga r 11
kemudian harga tersebut dikonsultasikan dengan harga r product moment pada
tabel, jika > rtabel maka item tes yang diujicobakan reliabel.
3.6.1.3 Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir
soal mampu membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal
bentuk uraian digunakan rumus sebagai berikut:
n
WHWLDp
60
Keterangan:
Dp = daya pembeda
WL = jumlah siswa yang gagal dari kelompok bawah
WH = jumlah siswa yang gagal dari kelompok atas
n = (Arifin, 2012: 273).
Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda soal dapat
digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel sebagai berikut.
Index of discrimination Item evaluation
0,40 an up : Very good items.
0,30 – 0,39 : Reasonably good, but possibly subject to
improvement.
0,20 – 0,29 : Marginal items, usually needing and
being subject to improvement.
Below – 0,19 : Poor items, to be rejected or improved by
revision (Arifin, 2012: 274).
3.6.1.4 Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan tertentu. Cara menghitung tingkat kesukaran untuk
soal bentuk uraian dapat menggunakan rumus sebagai berikut.
61
Keterangan:
TK : Taraf kesukaran soal.
N : Banyaknya siswa yang mengikuti tes.
Kriteria tingkat kesukaran untuk soal tes bentuk uraian sebagai berikut:
(1) Jika jumlah peserta tes yang gagal mencapai 27 %, termasuk mudah.
(2) Jika jumlah peserta tes yang gagal antara 28 % sampai dengan 72%, termasuk
sedang.
(3) Jika jumlah peserta tes yang gagal 72 % ke atas, termasuk sukar (Arifin,
2012: 273).
3.6.2 Analisis Tahap Awal
3.6.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data
secara spesifik, setelah data awal yang didapat dari nilai ulangan harian pada
pokok bahasan sebelumnya, maka data tersebut diuji kenormalannya apakah
data kedua kelompok tersebut berdistribusi normal atau tidak.
Adapun rumus yang digunakan adalah uji chi kuadrat, yaitu
k
i h
h
f
ff
1
2
02 )( .
Keterangan:
2 = harga chi kuadrat,
0f = frekuensi hasil pengamatan,
hf = frekuensi yang diharapkan.
62
Kriteria pengujian jika tabelhitung22 dengan derajat kebebasan dk = k – 1
dan taraf signifikan 5% maka data berdistribusi normal (Sugiono, 2011: 273).
3.6.2.2 Uji Homogenitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui dua kelompok mempunyai varians yang
sama atau tidak. Jika kedua kelompok tersebut mempunyai varians yang sama maka
kedua kelompok tersebut dikatakan homogen.
Hipotesis yang digunakan:
H0
= Varians homogen
H1
= Varians tidak homogen
Rumus yang digunakan:
k
bhitung
V
VF
Keterangan:
Vb
= Varians terbesar
Vk = Varians terkecil
Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika Fhitung <
dengan taraf signifikansi 5% (Sudjana, 2005: 250).
3.6.3 Analisis Tahap Akhir
3.6.3.1 Uji Persyaratan Analisis Data
3.6.3.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data secara
spesifik, setelah data awal yang didapat dari nilai ulangan harian pada pokok
63
bahasan sebelumnya, maka data tersebut di uji kenormalannya apakah data kedua
kelompok tersebut berdistribusi normal atau tidak.
Adapun rumus yang digunakan adalah uji chi kuadrat, yaitu
k
i h
h
f
ff
1
2
02 )( .
Keterangan:
2 = harga chi kuadrat,
0f = frekuensi hasil pengamatan,
hf = frekuensi yang diharapkan.
Kriteria pengujian jika tabelhitung22 dengan derajat kebebasan dk = k – 1 dan
taraf signifikan 5% maka data berdistribusi normal (Sugiono, 2011: 273).
3.6.3.1.2 Uji Homogenitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui dua kelompok mempunyai varians
yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok tersebut mempunyai varians yang
sama maka kedua kelompok tersebut dikatakan homogen.
Hipotesis yang digunakan:
H0
= Varians homogen
H1
= Varians tidak homogen
Rumus yang digunakan:
k
bhitung
V
VF
Keterangan:
64
Vb
= Varians terbesar
Vk = Varians terkecil
Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika Fhitung <
dengan taraf signifikansi 5% (Sudjana, 2005: 250).
3.6.3.2 Uji Hipotesis
3.6.3.2.1 Uji Hipotesis 1 Dilakukan pada Kelas Eksperimen
Untuk mengetahui model pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI
berbantuan permainan tradisional dapat mencapai ketuntasan belajar secara
klasikal pada aspek kemampuan kemampuan berpikir kreatif siswa, maka
dilakukan uji proporsi satu pihak. Dalam penelitian ini, belajar dikatakan tuntas
secara klasikal jika lebih dari atau sama dengan 80% hasil belajar siswa pada
aspek kemampuan berpikir kreatif matematika mencapai nilai 75. Hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
Ho : , artinya proporsi siswa dengan pembelajaran TGT berpendekatan
PMRI berbantuan permainan tradisional yang memperoleh nilai ≥ 75 belum
mencapai 80% (belum mencapai KKM klasikal).
Ha : , artinya proporsi siswa dengan pembelajaran TGT berpendekatan
PMRI berbantuan permainan tradisional yang memperoleh nilai ≥ 75 sudah
mencapai 80% (sudah mencapai KKM klasikal).
Rumus statistiknya sebagai berikut :
n
n
x
z)1( 0
0
0
65
Keterangan:
: suatu nilai yang merupakan anggapan atau asumsi tentang nilai
proporsi populasi (79,5%)
x : banyak siswa yang nilainya
n : jumlah sampel
Kriteria pengujiannya adalah Ho ditolak jika zhitung
, dimana
diperoleh distribusi normal baku dengan peluang (
) (Sudjana,
2005: 235).
3.6.3.2.2 Uji Hipotesis 2 (Dilakukan pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol)
Rumusan hipotesis untuk mengetahui pengaruh faktor model pembelajaran
adalah
H0 : 21 (rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif antara siswa
dengan pembelajaran TGT berpendekatan PMRI berbantuan permainan
tradisional adalah sama atau kurang dari siswa dengan pembelajaran
ekspositori),
H1 : 21 (rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif antara siswa
dengan pembelajaran TGT berpendekatan PMRI berbantuan permainan
tradisional adalah lebih dari siswa dengan pembelajaran ekspositori).
Peneliti menggunakan analisis data dengan uji-t dan taraf signifikansi = 5%.
digunakan untuk menguji hipotesis.
Maka untuk menguji hipotesis digunakan rumus :
66
2
2
2
1
2
1
21
n
s
n
s
xxt
(Sugiyono,2011:138)
Keterangan :
1x : mean sampel kelompok eksperimen.
2x : mean sampel kelompok kontrol.
s : simpangan baku.
2
1s : varians kelompok eksperimen.
2
2s : varians kelompok kontrol.
1n : banyaknya sampel kelompok eksperimen.
2n : banyaknya sampel kelompok kontrol.
Kriteria pengujian adalah H0 diterima jika t < t(1 - ) dengan peluang )1( dan
H0 ditolak jika t ≥ t(1 - ). (Sugiyono,2011:139)
3.6.3.2.3 Uji Hipotesis 3 Dilakukan pada Kelas Eksperimen
Kemampuan berpikir kreatif siswa didalam suatu kelas pada sebuah
pembelajaran matematika dengan materi tertentu bisa dikatakan sangat baik jika
rata-rata nilai prestasi belajar siswa mencapai nilai dengan kategori berpikir
kreatif tingkat atas.
Dalam penelitian ini, kemampuan berpikir kreatif dikatakan tingkat atas
jika lebih dari atau sama dengan 80% hasil belajar siswa pada aspek berpiir kreatif
67
matematika mencapai nilai 80 sesuai dengan pembagian rentang nilai ke dalam
kategori kemampuan berpikir kreatif
Pembagian rentang nilai yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel
3.3 sebagai berikut
Tabel 3.3
Pembagian Interval Nilai dalam Tingkatan Kemampuan Berpikir Kreatif
Maka disusun hipotesis sebagai berikut
Ho : , artinya proporsi siswa dengan pembelajaran TGT
berpendekatan PMRI berbantuan permainan tradisional yang memperoleh
nilai ≥ 80 belum mencapai 80% (belum dikategorikan sebagai berpikir
kreatif tingkat atas).
Ha : , artinya proporsi siswa dengan pembelajaran TGT
berpendekatan PMRI berbantuan permainan tradisional yang memperoleh
nilai ≥ 80 sudah mencapai 80% (dikategorikan sebagai berpikir kreatif
tingkat atas).
Tingkat kemampuan
Berpikir Kreatif Interval Nilai
0 (Tidak Kreatif) < 50
1 (Kurang Kreatif) 50 – 59
2 (Cukup Kreatif) 60 – 69
3 (Kreatif) 70 – 79
4 (Sangat Kreatif) ≥ 80
67 a
68
Rumus statistiknya sebagai berikut :
n
n
x
z)1( 0
0
0
Keterangan:
: suatu nilai yang merupakan anggapan atau asumsi tentang nilai
proporsi populasi (79,5%)
x : banyak siswa yang nilainya
n : jumlah sampel
Kriteria pengujiannya adalah Ho ditolak jika zhitung
, dimana
diperoleh distribusi normal baku dengan peluang (
) (Sudjana, 2005: 235).
3.6.3.3 Analisis Kualitas Pembelajaran
Penentuan kategori analisis kualitas pembelajaran dilakukan dengan
menentukan presentase skor dari lembar observasi kualitas pembelajaran.
Perhitungan presentase tersebut adalah sebagai berikut :
Kemudian presentase tersebut dikategorikan kedalam kategori yang terbagi
menjadi 5 kategori yaitu,
1. Tidak Baik yaitu dengan interval nilai < 50%.
2. Kurang yaitu dengan interval nilai 50% – 60%.
3. Cukup yaitu dengan interval nilai 61% – 70%
4. Baik yaitu dengan interval nilai 71% – 80%
5. Sangat Baik yaitu dengan interval nilai > 80 %
67 b
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Butir Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Sebelum dilaksanakan pretest pada kelas sampel, terlebih dahulu
dilakukan uji coba instrumen tes berpikir kreatif pada siswa. Setelah selesai
diujicobakan pada siswa, maka hasil uji coba tersebut dianalisis terlebih dahulu
untuk mendapatkan butir-butir soal dengan kriteria baik. Adapun hasil analisis
butir soal tes berpikir kreatif tersebut sebagai berikut.
4.1.1 Validitas
Hasil analisis validitas butir soal tes berpikir kreatif sebagai berikut.
(1) Soal yang di uji coba sebanyak 10 soal.
(2) Semua soal memenuhi kriteria valid, perhitungan validitas dilakukan sesuai
uji validitas butir soal yang telah dijelaskan oleh peneliti pada Bab III.
Soal dinyatakan valid jika dalam analisa validitas butir soal diperoleh
harga rxy > rtabel, (dengan nilai rtabel diperoleh dari table produk moment dengan
banyaknya sampel (n)=36 dan taraf signifikasi (α)=0.05, diperoleh rtabel=0,329),
dikarenakan semua soal nomor 1 sampai 10 harga rxy > rtabel maka semua soal
dikatakan valid. Analisis validitas butir soal tes berpikir kreatif dapat dilihat pada
Lampiran 12 halaman 119, sedangkan contoh perhitungannya dapat dilihat pada
Lampiran 8 halaman 113.
68
69
4.1.2 Reliabilitas
Dari hasil analisis reliabilitas butir soal tes berpikir kreatif diperoleh
0,891. Hasil tes dinyatakan reliabel apabila besarnya indeks reliabilitas yang
diperoleh telah melebihi harga rtabel = 0,329. Karena r11 > rtabel, maka instrumen
soal tes kemampuan berpikir kreatif tersebut reliabel. Analisis reliabilitas butir
soal tes berpikir kreatif dapat dilihat pada Lampiran 12 halaman 119, sedangkan
perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman 115.
4.1.3 Daya Pembeda
Hasil analisis daya pembeda butir soal tes berpikir kreatif sebagai berikut.
(1) Tidak ada soal yang dinyatakan sebagai soal dengan kriteria daya beda
sangat baik.
(2) 9 soal dinyatakan sebagai soal soal dengan daya beda baik, yaitu nomor
1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10.
(3) 1 soal dinyatakan sebagai soal dengan daya beda cukup baik.
riteria Analisis daya pembeda butir soal tes berpikir kreatif dapat dilihat pada
lampiran 12 halaman 119, sedangkan contoh perhitungannya dapat dilihat pada
lampiran 10 halaman 116.
4.1.4 Tingkat Kesukaran
Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal tes berpikir kreatif sebagai
berikut.
i) Soal dengan kriteria mudah ada 1 buah, yaitu soal nomor 3.
ii) Soal dengan kriteria sedang ada 8 buah, yaitu soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 10.
iii) Soal dengan kriteria sukar ada 1 buah, yaitu nomor 7.
70
Analisis taraf kesukaran butir soal tes berpikir kreatif dapat dilihat pada
lampiran 12 halaman 119, sedangkan contoh perhitungannya dapat dilihat pada
lampiran 11 halaman 116.
Berdasarkan hasil analisis butir soal tes kemampuan berpikir kreatif,
diperoleh hasil bahwa semua soal-soal yang di uji coba digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir kreatif, dengan pertimbangan soal-soal tersebut
memenuhi kriteria sebagai berikut.
i. Soal dinyatakan reliabel.
ii. Semua soal dinyatakan kedalam soal valid.
iii. Indeks daya beda soal dikriteriakan sebagai soal dengan daya beda baik
dan cukup baik.
iv. Soal mempunyai kriteria tingkat kesukaran mudah, sedang, dan sukar,
serta 8 buah soal merupakan soal dengan kriteria tingkat kesukaran
sedang.
v. Secara keseluruhan soal telah memenuhi seluruh indikator kemampuan
berpikir kreatif dalam materi bilangan bulat.
4.2 Hasil Analisis Pretest
Analisis tahap awal (pretest) dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
dalam penelitian berawal dari keadaan awal yang sama. Analisis tahap awal
dilakukan setelah kelas VII A (kelas eksperimen) serta kelas VII C (kelas kontrol)
melaksanakan pretest pada tanggal 25 September 2012 (kelas VII A) serta pada
tanggal 26 September 2012 (kelas VII C). Analisis tahap awal dilakukan pada data
pretest kedua kelas, dengan uji normalitas dan uji homogenitas
71
4.2.1 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data dan untuk
menentukan uji selanjutnya apakah memakai statistik parametrik atau non
parametrik. Hipotesis yang diajukan sebagai berikut.
H0: data berdistribusi normal
H1: data tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujiannya yaitu terima H0 jika hitung
tabel, dengan tabel
= . Dalam hal lainnya H0 ditolak.
Untuk N = 36 maka banyaknya kelas interval adalah 1 + 3,3(log 6) 6.
Untuk dan diperoleh = 11,07. Hasil analisis uji
normalitas tahap awal dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut.
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Tahap Awal
Kelas
Kriteria
VII A 6,627 11,07 Normal
VII C 5,387 11,07 Normal
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas tahap awal, diperoleh
bahwa hitung <
maka H0 diterima, yang berarti bahwa data berdistribusi
normal. Uji normalitas tahap awal kelas eksperimen dapat dilihat pada Lampiran
18 halaman 132 dan uji normalitas kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 19
halaman 133.
72
4.2.2 Hasil Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk menentukan apakah sampel penelitian
berasal dari kondisi yang sama (homogen) atau tidak. Uji homogenitas dilakukan
dengan penyelidikan apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau
tidak. Hipotesis yang diajukan sebagai berikut.
H0:
(Sampel berasal dari populasi yang homogen.)
H1:
(Sampel berasal dari populasi yang tidak homogen.)
Kriteria pengujiannya yaitu H0 diterima jika
. Dalam hal lainnya H0 ditolak. Nilai
sehingga diperoleh nilai
= 1,79. Hasil analisis uji homogenitas tahap awal dapat dilihat pada
Tabel 4.2 sebagai berikut.
Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Tahap Awal
Data hitung tabel Kriteria
Hasil belajar siswa kelas
VII A dan VII C
0,977 1,79 Homogen
Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas tahap awal, diperoleh
bahwa
maka H0 diterima, yang artinya kedua
sampel berasal dari populasi yang homogen. Perhitungan uji homogenitas
tahap awal dapat dilihat pada Lampiran 20 halaman 134.
4.3 Hasil Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan jenis penelitian eksperimen menggunakan
dua kelas sampel dari populasi sama (SMP Negeri 1 Karangawen), yaitu pada
73
kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan pada kelas VII C sebagai kelas kontrol.
Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan persiapan yang meliputi
penyusunan instrumen penelitian yang berupa silabus dan kemudian
dikembangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk 3 kali
pertemuan dengan materi bilangan bulat, sampai dengan operasi bilangan bulat.
Silabus serta RPP dapat dilihat pada lampiran 21 sampai dengan lampiran 28
halaman 137-171.
Peneliti juga menyusun lembar tugas siswa sebagai penunjang evaluasi
pembelajaran dan juga lembar pengamatan untuk mengetahui keadaan suatu
pembelajaran, yaitu lembar pengamatan aktivitas siswa, karakter siswa, kinerja
guru, dan kualitas pembelajaran. Saat pelaksanaan pembelajaran pada kelas
eksperimen berlangsung, guru mengamati aktivitas siswa, karakter siswa, dan
kinerja guru berdasarkan lembar pengamatan yang telah dibuat. Sedangkan pada
pembelajaran terakhir di kelas eksperimen, guru mengisi lembar pengamatan
tentang kualitas pembelajaran kelas eksperimen selama penelitian berlangsung.
Lembar observasi dilihat pada Lampiran 48 sampai dengan Lampiran 58 halaman
208-233.
4.3.1 Hasil Analisis Tahap Akhir
Tujuan dilakukan ujian tahap akhir adalah untuk menjawab hipotesis.
Analisis tahap akhir dilakukan setelah kedua kelas sampel mendapatkan perlakuan
yang berbeda. Data yang digunakan dalam analisis tahap akhir diperoleh dari post
test siswa kelas VII pada materi operasi bilangan bulat. Analisis tahap akhir terdiri
prasyarat uji statistik parametris yaitu uji normalitas, uji homogenitas serta uji
74
pertidaksamaan rata-rata (hipotesis 1) serta uji proporsi (hipotesis 2 dan hipotesis
3).
4.3.1.1 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data dan untuk
menentukan uji selanjutnya apakah memakai statistik parametrik atau non
parametrik. Hipotesis yang diajukan sebagai berikut.
H0: data berdistribusi normal.
H1: data tidak berdistribusi normal.
Kriteria pengujiannya yaitu terima H0 jika hitung
tabel, dengan tabel
= . Dalam hal lainnya H0 ditolak.
Untuk N = 36 maka banyaknya kelas interval adalah 1 + 3,3(log 6) 6.
Untuk dan diperoleh = 11,07. Hasil analisis uji
normalitas tahap awal dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut.
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Tahap Akhir
Kelas
Kriteria
VII A 7,729 11,07 Normal
VII C 7,565 11,07 Normal
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas tahap akhir, diperoleh
bahwa hitung <
maka H0 diterima, yang berarti bahwa data berdistribusi
normal. Uji normalitas tahap akhir kelas eksperimen dapat dilihat pada Lampiran
41 halaman 196 dan kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 42 halaman 197.
75
4.3.1.2 Hasil Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk menentukan apakah sampel penelitian
berasal dari kondisi yang sama (homogen) atau tidak. Uji homogenitas dilakukan
dengan penyelidikan apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau
tidak. Hipotesis yang diajukan sebagai berikut.
H0:
(Sampel berasal dari populasi yang homogen.)
H1:
(Sampel berasal dari populasi yang tidak homogen.)
Kriteria pengujiannya yaitu H0 diterima jika
. Dalam hal lainnya H0 ditolak. Nilai
sehingga diperoleh nilai
= 1,79. Hasil analisis uji homogenitas tahap awal dapat dilihat pada
Tabel 4.4 sebagai berikut.
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Tahap Akhir
Data hitung tabel Kriteria
Hasil belajar siswa
kelas VII A dan VII C
1,67 1,79 Homogen
Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas tahap awal, diperoleh
bahwa
maka H0 diterima, yang artinya kedua
sampel berasal dari populasi yang homogen. Perhitungan uji homogenitas
tahap awal dapat dilihat pada Lampiran 43 halaman 198.
76
4.3.1.3 Hasil Uji Hipotesis 1
Uji proporsi dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa pada
aspek kemampuan berpikir kreatif mencapai KKM. Hipotesis yang diajukan
sebagai berikut.
H0 : 0,795 (siswa yang mendapat nilai 75 kurangdari sama dengan 80%)
H1 : 0,795 (siswa yang mendapat nilai 75 lebih dari 80%)
Kriteria pengujiannya yaitu H0 ditolak jika zhitung . Nilai
didapat dari daftar normal baku dengan peluang (0,5 - ) dengan = 0,05. Dalam
hal lainnya H0 diterima. Nilai dengan atau = 1,74.
Hasil analisis menunjukkan bahwa banyak siswa yang mendapat nilai
lebih dari atau sama dengan 75 adalah 36 orang, artinya seluruh siswa pada kelas
eksperimen telah mencapai ketuntasan belajar individual. Selanjutnya dari hasil
uji proporsi diperoleh nilai zhitung = 3,09. Karena zhitung = 3,09 > = 1,74 maka
H0 ditolak. Artinya siswa yang dikenai pembelajaran TGT dengan pendekatan
PMRI telah mencapai ketuntasan belajar klasikal. Perhitungan uji proporsi dapat
dilihat pada Lampiran 44 halaman 199.
4.3.1.4 Hasil Uji Hipotesis 2
Uji perbedaan dua rata-rata dimaksudkan untuk mengetahui apakah rata-
rata kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari
rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol. Dalam hal ini
digunakan uji t yaitu untuk menguji dua sampel yang datanya berdistribusi
normal. Hipotesis yang diajukan sebagai berikut.
77
H0: (rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif antara siswa dengan
pembelajaran TGT berpendekatan PMRI berbantuan permainan
tradisional adalah sama atau kurang dari siswa dengan
pembelajaran ekspositori.)
H1: (rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif antara siswa dengan
pembelajaran TGT berpendekatan PMRI berbantuan permainan
tradisional adalah lebih dari siswa dengan pembelajaran ekspositori
Kriteria uji yang dilakukan yaitu H0 ditolak jika ,
didapat dari daftar distribusi t dengan dk = ( ), taraf signifikan 5% dan
peluang ( ). Untuk harga t lainnya H0 diterima.
Dari hasil perhitungan diperoleh = 3,487 Nilai pada = 5%
dan dk = 36 + 36 – 2 = 70 diperoleh nilai = 1,669. Karena >
maka H0 ditolak, artinya rata-rata hasil belajar kelas eksperimen yang
dikenai model pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbasis konservasi
budaya berbantuan permainan tradisional lebih tinggi daripada rata-rata hasil
belajar kelas kontrol yang dikenai pembelajaran ekspositori. Perhitungan uji
perbedaan dua rata-rata dapat dilihat pada Lampiran 45 halaman 200.
4.3.1.5 Hasil Uji Hipotesis 3
Uji proporsi juga dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan
berpikir kreatif siswa memenuhi kemampuan berpikir kreatif tingkat atas.
Kritteriatersebut telah peneliti kemukakan pada bahasan Bab sebelumnya dengan
membagi tingkat berpikir kreatif dari tingkat tidak kreatif, sampai dengan sangat
kreatif (kemampuan berpikir kreatif tingkat atas) dalam interval nilai 0-100.
78
Sehingga diperoleh bahwa siswa dengan kemampuan berpikir kreatif
tingkat atas adalah siswa yang mempunyai nilai tes kemampuan berpikir kreatif
lebih dari atau sama dengan 80. Sehingga peneliti mengajukan hipotesis bahwa
kelas dengan kemampuan berpikir kreatif tinggi dapat dilihat jika lebih dari atau
sama dengan 80% siswa dalam suatu kelas memperoleh nilai lebih dari atau sama
dengan 80 dalam test kemampuan berpikir kreatif
Hasil analisis menunjukkan hasil uji proporsi diperoleh nilai zhitung = 1, 84
Kriteria pengujiannya yaitu H0 ditolak jika zhitung . Nilai didapat
dari daftar normal baku dengan peluang (0,5 - ) dengan = 0,05. Dalam hal
lainnya H0 diterima. Nilai dengan atau = 1,74.
Karena zhitung = 1,84 > = 1,64 maka H0 ditolak. Artinya siswa kelas
eksperimen yang model pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbasis
konservasi budaya berbantuan permainan tradisional merupakan siswa dengan
kriteria berpikir kreatif tingkat atas. Perhitungan uji proporsi dapat dilihat pada
Lampiran 46 halaman 201.
4.3.2 Hasil Observasi
Observasi dilakukan sebanyak tiga kali selama proses pembelajaran di
kelas eksperimen berlangsung. Observasi yang dilakukan meliputi observasi
aktivitas siswa, karakter siswa, kinerja guru, dan kualitas pembelajaran selama
proses belajar mengajar berlangsung.
4.3.2.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung, diperoleh data sebagai berikut.
79
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Pertemuan Persentase Kriteria
I 65,48% Cukup Aktif
II 71,43% Aktif
III 79,76% Aktif
Dari hasil pengamatan tampak bahwa persentase keaktifan siswa
meningkat dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya, yang berarti bahwa
siswa semakin aktif dalam mengikuti pembelajaran. Rata-rata persentase keaktifan
siswa sebesar 72,23%, sehingga siswa kelas tersebut tergolong siswa yang aktif.
Untuk selengkapnya, perkembangan aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran
48, 49, dan 50 halaman 208, 211, dan 204.
4.3.2.2 Hasil Observasi Karakter Siswa
Berdasarkan hasil observasi karakter siswa selama proses pembelajaran
berlangsung, karakter yang masuk dalam pengamatan adalah karakter disiplin,
kreatif, teliti, toleransi, rasa ingin tahu, jujur, cinta tanah air. Dari pengamatan
observasi siswa diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4.7 Hasil Observasi Karakter Siswa
Pertemuan Persentase Kriteria
I 69,64% Cukup Baik
II 76,79% Baik
III 83,93% Sangat Baik
Dari hasil pengamatan tampak bahwa persentase karakter siswa meningkat
dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya, yang berarti bahwa karakter siswa
semakin baik. Rata-rata persentase karakter siswa sebesar 76,78%, sehingga
karakter siswa kelas eksperimen tergolong baik. Untuk selengkapnya,
80
perkembangan karakter siswa dapat dilihat pada lampiran 51, 52, dan 53 halaman
218, 220, dan 222.
4.3.2.3 Hasil Observasi Kinerja Guru
Berdasarkan hasil observasi kinerja guru selama proses pembelajaran
berlangsung, diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4.8 Hasil Observasi Kinerja Guru
Pertemuan Persentase Kriteria
I 76,31% Baik
II 81,58% Baik
III 84,1% Baik
Dari hasil pengamatan tampak bahwa persentase kinerja guru meningkat
dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya, yang berarti bahwa kinerja guru
semakin membaik. Rata-rata persentase kinerja guru sebesar 80,67%, sehingga
kinerja guru tergolong baik. Untuk selengkapnya, perkembangan kinerja guru
dapat dilihat pada Lampiran 54, 55, dan 56 halaman 225, 227, dan 229.
4.3.2.4 Hasil Observasi Kualitas Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran pada kelas
eksperimen berlangsung, pada akhir pembelajaran observer mengisi sebuah
lembar pengamatan untuk mengetahui kualitas pembelajaran yang telah
berlangsung selama tiga kali. Lembar pengamatan tersebut telah disusun sesuai
dengan pengembangan indikator kualitas pembelajaran.
Sesuai dengan yang dikemukakan Arifin (2011) bahwa dalam penilaian
lembar pengamatan dilakukan dengan cara mengubah skor menjadi nilai dengan
interval 0 – 100. Sesuai dengan perhitungan yang telah peneliti kemukakan pada
bab sebelumnya maka diperoleh perhitungan hasil pengamatan menunjukkan
81
bahwa persentase kualitas pembelajaran adalah sebesar 74,81%, yang artinya
kualitas pembelajaran yang telah berlangsung selama tiga pertemuan di kelas
eksperimen tergolong baik. Untuk selengkapnya, indikator penyusunan lembar
pengamatan kualitas pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 57 halaman 232
perhitungan kualitas pembelajaran kelas eksperimen dapat dilihat pada Lampiran
58 halaman 233.
4.4 Pembahasan
Berdasarkan uji hipotesis 1 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
dalam aspek kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang
dikenai pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI mencapai ketuntasan secara
individual maupun ketuntasan klasikal. Selanjutnya pengujian hipotesis 2 yang
telah dilakukan tentang penggunaan metode pembelajaran yang digunakan, dapat
disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen
yang dikenai pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI lebih dari kemampuan
berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang dikenai pembelajaran ekspositori.
Untuk pengujian hipotesis 3, dilakukan uji proporsi untuk mengetahui tingkat
berpikir kreatif siswa kelas eksperimen. Hasil uji proporsi menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa kelas eksperimen pada aspek kemampuan berpikir kreatif dapat
dikategorikan dalam tingkat atas, yaitu siswa yang memperoleh nilai lebih dari
atau sama dengan 80 mencapai 80%. Hal itu menunjukkan bahwa model
pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI baik untuk diterapkan dalam
pembelajaran dengan aspek berpikir kreatif.
82
Pada kelas eksperimen, dilakukan pembelajaran TGT dengan pendekatan
PMRI berbasis konservasi budaya dengan berbantuan permainan tradisional yang
dilakukan kedalam 3 tahapan, yaitu pendahuluan, inti , dan penutup. Sedangkan
pada kelas eksperimen dilakukan pembelajaran ekspositori yang juga terdiri dari
tiga tahapan yaitu pendahuluan, initi dan penutup. Perbedaan dalam pembelajaran
yang dilakukan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah tahapan kegiatan
inti. Kegiatan pendahuluan meliputi guru menyiapkan kondisi fisik dan psikis
siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, serta memberikan
motivasi kepada siswa tentang manfaat mempelajari rumus luas permukaan dan
volume kubus dan balok pada kehidupan sehari-hari (intertwining).
Kegiatan inti dari pembelajaran diawali dengan siswa diminta untuk
berkelompok secara heterogen (Team) . Tiap kelompok terdiri dari empat orang
siswa. Pembetukan kelompok ini meyakinkan siswa untuk bisa mengikuti
pembelajaran yang akan dilaksanakan secara maksimal. Dalam pengelompokan
ini siswa merasa bahwa pembelajaran yang akan mereka laksanakan akan
dilaksanakan secara bersama-sama itu lebih mudah, sehingga kecemasan siswa
dapat berkurang. Siswa yang merasa memiliki kemampuan yang kurang merasa
lebih tenang karena berada di situasi belajar yang heterogen dan memungkinkan
untuk bertanya kepada teman sejawat satu kelompok yang memiliki kemampuan
lebih baik. Di sisi lain, siswa yang memiliki kemampuan yang baik akan lebih
mengembangkan kemampuannya dalam berbagi pengetahuan dengan teman
sebayanya yang kemampuannya masih kurang. Dalam hal ini, teori Vygotsky
tentang peranan zona perkembangan proksimal memiliki kontribusi dalam
83
mengembangkan kemampuan siswa yang kemampuannya masih kurang melalui
kegiatannya dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah.
Setelah tahapan pembentukan kelompok selesai dan siswa terkondisikan
dengan baik, guru mempersiapkan alat peraga berupa permainan tradisional
dakon. Desain , cara penggunaan serta cara pembuatan alat peraga tersebut dapat
dilihat pada lampiran 45 halaman 202. Guru menjelaskan salah satu contoh
penggunaan alat peraga tersebut dalam penyelesaian sebuah permasalahan dalam
materi bilangan bulat (menggunakan konteks). Kemudian guru memberikan
beberapa permasalahan dalam LTS yang harus diselesaikan kepada masing-
masing kelompok serta memberi kebebasan untuk mengembangkan permainan
menggunakan alat peraga tersebut dalam menyelesaikan masalah (game). Masing-
masing kelompok menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru dengan
pengembangan permainan dengan bantuan alat peraga yang telah dipersiapkan
(menggunakan model). Siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk
menyusun pengembangan permainan dakon dalam menyelesaikan permasalahan
tersebut. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan
penyelesaian sesuai dengan ide mereka sendiri, guru hanya membimbing dan
mendampingi siswa selama diskusi dan permainan berlangsung (kontribusi
siswa). Setelah permainan dalam kelompok selesai, guru meminta masing-masing
kelompok untuk menempel hasil dari pengembangan permainan mereka di papan
tulis, kemudian masing-masing kelompok diminta untuk melihat hasil diskusi
yang telah ditempel di papan tulis (format interaktif). Setelah pengamatan hasil
permainan kelompok selesai, dilakukan sebuah kompetisi dengan beberapa buah
84
permasalahan yang harus diselesaikan dengan tahapan seperti yang telah
dilakukan siswa dengan menggunakan permainan alat peraga (tournament).
Dalam pelaksanaan kompetisi ini, penilaian kelompok terbaik berdasarkan waktu
pengerjaan dan hasil dari jawaban. Setelah didapatkan kelompok terbaik, guru
beserta kelompok lain memberikan penghargaan kelompok kepada kelompok
yang terbaik (penghargaan kelompok). Pada akhir kegiatan inti, guru memberikan
pembenaran atau penguatan terhadap jawaban siswa. Kemudian guru memberikan
lembar tugas untuk dikerjakan oleh siswa secara individu. Kegiatan penutup
meliputi penarikan simpulan, pemberian tugas rumah, serta pemberian informasi
tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
Pelaksanan kegiatan inti pada pertemuan kedua dan pertemuan ketiga
sama seperti pada pertemuan pertama, perbedaan terletak pada materi yang
diberikan. Pada pertemuan kedua siswa menyelesaikan masalah tentang operasi
pengurangan bilangan bulat, sedangkan pada pertemuan ketiga diberikan materi
operasi campuran pada bilangan bulat serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-
hari. Pada pertemuan kedua dan ketiga juga masih menggunakan permainan
tradisional dakon yang telah digunakan pada pertemuan pertama.
Pada kelas kontrol pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model
pembelajaran yang biasa dipakai oleh guru, yaitu model pembelajaran ekspositori.
Proses pembelajaran pada kelas kontrol juga terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Kegiatan pendahuluan meliputi guru
menyiapkan kondisi fisik dan psikis siswa, menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai, serta memberikan motivasi kepada siswa. Kegiatan inti meliputi
85
guru memberikan penjelasan tentang pokok bahasan dan contoh soal serta cara
penyelesaiannya dengan metode ceramah. Siswa mendengar dan membuat
catatan-catatan penting dari penjelasan guru. Guru bersama siswa berlatih
menyelesaikan soal latihan yang telah diberikan. Sedangkan kegiatan penutup
meliputi penarikan simpulan, pemberian tugas rumah, serta pemberian informasi
tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Pada
pembelajaran ekspositori, pada awalnya memang membuat siswa lebih tenang
karena guru menjadi pusat pembelajaran dan mengendalikan siswa. Siswa
memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Hal itu sesuai dengan
definisi model pembelajaran ekspositori, yaitu model pengajaran ekspositori
merupakan kegiatan mengajar yang terpusat pada guru (Dimyati, 2002: 172).
Tetapi hal itu hanya terjadi pada awal kegiatan pembelajaran. Selebihnya banyak
siswa yang mengobrol sendiri dengan teman sebangku, bermain-main sendiri,
serta sibuk dengan kegiatan masing-masing tanpa memperhatikan guru.
Berdasarkan pembahasan hasil análisis tersebut peneliti menyimpulkan
kemungkinan faktor-faktor yang menjadi penyebab perbedaan kemampuan
berpikir kreatif siswa yang mendapat pembelajaran TGT dengan pendekatan
PMRI dengan siswa yang mendapat pembelajaran ekspositori sebagai berikut.
(1) Melalui pembelajaran yang telah dilaksanakan, pembelajaran TGT dengan
pendekatan PMRI, pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan karena
siswa belajar matematika dari suatu permasalahan kontekstual dalam
kehidupan sehingga siswa lebih bersemangat dan berminat dalam kegiatan
pembelajaran. Siswa menjadi lebih aktif dalam menyampaikan pendapat
86
serta menanggapi pendapat temannya. Jika dibandingkan pada pembelajaran
secara ekspositori, guru hanya menerangkan dan membahas soal dengan
metode satu arah dan satu sumber, sehingga cenderung membosankan dan
menurunkan minat belajar siswa. Hal tersebut didukung dengan salah satu
manfaat pendidikan matematika realistik menurut Asmin (2006), yaitu
suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena menggunakan
konteks masalah kehidupan, sehingga siswa tidak cepat bosan belajar
matematika (Tandiling, 2010: 3).
(2) Pada pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI, guru memberi
kesempatan pada siswa untuk belajar dalam bentuk kelompok. Siswa
berdiskusi dan berinteraksi dengan anggota kelompok masing-masing untuk
menemukan sebuah konsep sendiri dengan bantuan alat peraga, guru hanya
sebagai fasilitator. Hal itu terjadi karena pembelajaran kooperatif atau
cooperative learning merupakan pembelajaran yang memberi kesempatan
kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas
terstruktur (Kawuwung : 2011, 161).
(3) Pada pembelajaran kooperatif, pembagian kelompok dilakukan secara
merata. Artinya pada setiap kelompok terdiri dari siswa yang memiliki
kemampuan akademik yang tinggi hingga yang rendah sehingga siswa yang
memiliki kemampuan tinggi dapat membantu siswa dengan kemampuan
rendah. Hal itu sesuai dengan pendapat Suprijono (2011) Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar,
87
berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman dan ketrampilan
sosial.
Selama proses pembelajaran pada kelas eksperimen berlangsung, guru
juga melakukan pengamatan tentang aktivitas siswa, karakter siswa, kinerja guru,
serta kualitas pembelajaran yang telah dilaksanakan guru. Berdasarkan hasil
pengamatan pada pertemuan pertama pelaksanaan pembelajaran, masih terdapat
siswa yang masih pasif. Namun, secara berangsur-angsur aktivitas siswa
meningkat dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya. Siswa lebih aktif dalam
mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan karakter siswa diketahui
bahwa pada awal pembelajaran karakter siswa cukup baik. Namun, hingga akhir
pembelajaran karakter siswa meningkat menjadi sangat baik. Begitu pula untuk
kinerja guru, pada awal pembelajaran guru belum memberikan motivasi kepada
siswa sehingga kinerja guru pada awal pembelajaran tergolong cukup baik.
Namun, pada pertemuan selanjutnya kinerja guru mengalami peningkatan menjadi
baik. Sedangkan kualitas pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI dari awal
pembelajaran hingga akhir pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan tergolong
baik.
Dalam hasil pengamatan mengenai kualitas pembelajaran, observer yang
dalam hal ini adalah guru mata pelajaran matematika telah melakukan
pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Pengamatan
tersebut dengan memberikan nilai pada aspek-aspek pembelajaran yang telah
memenuhi indikator penilaian kualitas pembelajaran. Penyusunan lembar
pengamatan dapat dilihat pada lampiran 58 halaman 233. Daari hasil pengamatan
88
tersebut diperoleh bahwa kualitas pembelajaran yang dilakukan adalah
pembelajaran dengan kualitas pembelajaran berkriteria baik yaitu dalam
pembelajaran peneliti telah menyiapkan segala kebutuhan pembelajaran dengan
baik, pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan baik, serta indikator-
indikator kualitas pembelajaran telah tercapai.
Berdasarkan uraian pembahasan yang telah peneliti paparkan, peneliti
menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran TGT dengan pendekatan
PMRI membuat rata-rata nilai siswa kelas VII Smp 1 karangawen pada aspek
kemampuan berpikir kreatif pada materi balok menjadi lebih tinggi serta model
pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI dapat digunakan sebagai alternatif
dalam pembelajaran berpikir kreatif matematika khususnya pada materi pokok
kubus dan balok. Meskipun demikian, kendala-kendala tetap dialami peneliti
dalam pelaksanaannya. Kendala-kendala yang dialami peneliti dalam penerapan
pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbantuan permainan tradisional
pada kelas eksperiman adalah sebagai berikut.
(1) Penerapan model TGT memerlukan alokasi waktu yang cukup lama,
karena proses pembelajaran TGT melalui proses pengelompokan(Team),
permainan(game), kompetisi(tournament) sehingga peneliti dituntut untuk
lebih bisa membagi waktu kedalam tahapan-tahapan tersebut. Dalam tahap
permainan(game), kompetisi(tournament) siswa dituntut untuk melakukan
konstruksi pengetahuan siswa melalui permasalahan yang diberikan.Proses
ini memerlukan langkah-langkah yang mengharuskan memberi waktu
yang cukup bagi siswa untuk berpikir dan berdiskusi di kelompoknya.
89
Pada pelaksanaan pembelajaran oleh peneliti, masalah yang diajukan
kepada siswa untuk tiap pertemuan selama 80 menit sebanyak tiga buah.
Siswa kadang meminta waktu yang lebih lama dari waktu yang telah
ditentukan peneliti dalam berdiskusi ataupun dalam menemukan solusi
masalah yang diberikan. Karena itu, penerapan model ini harus diimbangi
dengan manajemen waktu yang baik, sehingga selain tujuan pembelajaran
pada pertemuan hari itu tercapai, siswa juga dapat mengembangkan
kemampuan secara maksimal.
(2) Diskusi dan permainan yang terlaksana pada masing-masing kelompok
kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ada yang masih merasa
menggantungkan diri pada rekan satu kelompoknya. Sehingga walaupun
ada empat siswa dalam satu kelompok, siswa yang aktif dalam kegiatan
pembelajaran hanya sebagian, terjadi karena siswa yang heterogen dalam
satu kelompok yang seharusnya menjadi kesempatan belajar lebih baik
bagi siswa yang kurang dapat memahami materi dengan maksimal, malah
menjadi kesempatan bagi mereka untuk berlaku pasif. Hal tersebut
mengharuskan peneliti untuk lebih sering melakukan bimbingan secara
individu kepada anggota kelompok yang memiliki kelemahan seperti itu.
(3) Untuk kasus-kasus tertentu, strategi permainan dalam menyelesaikan
masalah yang siswa ungkapkan tidak variatif atau hanya ada satu gagasan
tunggal dalam satu kelas, hal ini menuntut peneliti perlunya menekankan
kembali kepada siswa untuk mencari kemungkinan-kemungkinan strategi
lain yang dapat digunakan pada masalah yang sama. Karena jika ide yang
90
mereka ungkapkan hanya satu, maka aspek kebaruan dalam indikator
berpikir kreatif tidak akan muncul.
Kelemahan dalam penelitian ini yaitu kurangnya dokumentasi mengenai
proses pembelajaran, sehingga salah satu aspek PMRI yaitu pada aspek format
interaktif belum terdokumentasikan secara baik.
91
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan model pembelajaran Team
Game Tournament (TGT) dengan pendekatan PMRI pada kemampuan
berpikir kreatif siswa kelas VII SMP Negeri 1 Karangawen tahun pelajaran
2012/2013 diperoleh simpulan sebagai berikut.
(1) Kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi operasi bilangan bulat yang
memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT
dengan pendekatan PMRI berbasis konservasi budaya dengan bantuan
permainan tradisional telah mencapai ketuntasan individual maupun klasikal
(2) Rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi operasi bilangan bulat
yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
TGT dengan pendekatan PMRI berbasis konservasi budaya dengan bantuan
permainan tradisional lebih dari kemampuan berpikir kreatif siswa pada
kelompok kontrol yang memperoleh pembelajaran ekspositori.
(3) Kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi operasi bilangan bulat yang
memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT
dengan pendekatan PMRI berbasis konservasi budaya dengan bantuan
permainan tradisional dapat dikategorikan dalam kemampuan berpikir kreatif
tingkat atas
91
92
(4) Kualitas pembelajaran pada pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran TGT dengan pendekatan PMRI berbasis konservasi budaya
dengan bantuan permainan tradisional pada materi bilangan bulat dapat
dikategorikan dalam kategori baik
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, saran-
saran dari peneliti adalah sebagai berikut. Penerapan model pembelajaran model
pembelajaran Team Game Tournament (TGT) dengan pendekatan PMRI berbasis
konservasi budaya dengan bantuan permainan tradisional mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif siswa, sehingga peneliti berharap agar dalam
mengajarkan materi baik itu tentang bilangan bulat, bentuk pecahan, atau materi
bilangan yang lain, para guru menggunakan model pembelajaran Team Game
Tournament (TGT) dengan pendekatan PMRI berbasis konservasi budaya dengan
bantuan permainan tradisional sebagai alternatif model yang digunakan saat
pembelajaran. Banyak siswa yang telah memiliki kemampuan berpikir kreatif
melalui penerapan model pembelajaran Tournament (TGT) dengan pendekatan
PMRI, peneliti berharap agar para guru bisa melaksanakan penelitian selanjutnya
untuk menerapkan model dan media pembelajaran yang lain yang lebih baik lagi
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa sehingga dapat
dikembangkan untuk diterapkan pada materi pokok matematika lainnya dengan
variasi dan inovasi dalam pembelajaran
93
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:
Bumi Aksara.
Arifin, Z. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya
Kemdiknas. Bahan Pelatihan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa. Tersedia di http://litbang.kemdikbud.go.id [diakses 16-07-2012]
BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs. Jakarta: Badan Standar
Nasional Pendidikan. Tersedia di http://litbang.kemdikbud.go.id [diakses
16-07-2012]
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Diyah. 2007. Keefektifan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) pada
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII SMP.
Skripsi. Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Hudojo, Herman. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika. Malang: JICA.
Ibrahim, M. dkk, 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya.
Kawuwung, Femmy. 2011. Profil Guru, Pemahaman Kooperatif NHT, dan
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Di Smp Kabupaten Minahasa
Utara, Vol. 1.
Lambas, et al. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika Buku 3. Jakarta:
Departeman Pendidikan Nasional.
Marpaung, Y. 2004. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Yogyakarta.
Tersedia di : http://scribd.com/ [diakses : tanggal 20 maret 2012]
Misbach, H. Ifa. 2006. Peran Permainan Tradisional yang Bermuatan Edukatif
Dalam Menyumbang Pembentukan Karakter dan Identitas Bangsa.
Jakarta : Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia
94
Mulyanto, R. 2007. Pendekatan RME untuk Meningkatkan Pemahaman Operasi
Pengurangan Bilangan Bulat Negatif pada Pembelajaran Matematika.
Jurnal Pendidikan Dasar Nomor 8, Oktober 2007. Tersedia di :
http://jims-b.org/ [diakses : tanggal 19 maret 2012]
Munandar, U. 1999. Pengembangan Kreatifitas Anak. Jakarta : Kerjasama Pusat
Perbukuan Depdiknas dan Rineka Cipta
Novarina, E & E. S. Nuryani. 2011. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia.
Purworejo: FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo. Tersedia di
http://www.scribd.com/doc/46407307/MAKALAH-Pendidikan-
Matematika-Realistik-Indonesia-PMRI [diakses 27-6-2012].
Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana
Sembiring, R.K. 2009. PMRI Perkembangan dan Tantangannya. Indo M.S J.M.E
Vol.1 No. 1 Juli 2010, pp. 11-16. Tersedia di : http://jims-b.org/ [diakses
: tanggal 19 maret 2012]
Slavin, E.2005. Cooperative Learning. Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa
media
Soerdjadi, R.2007. Masalah Kontekstual Sebagai Batu Sensi Matematika Sekolah.
Pusat Sains dan Matematika Sekolah, UNESA.
Soeroso, A. dan Y. S. Susilo. Strategi Pelestarian Kebudayaan Lokal dalam
Menghadapi Globalisasi. Jurnal Bappeda Yogyakarta. Vol 4.2009.
Tersedia di : www.jogja.go.id/..JurBappeda_4.Pdf. [diakses : tanggal 19
maret 2012]
Sudijono, A. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.
95
Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suryanto, et al. 2010. Searah Pendidikan Matematika Realistik Indonesia.
Yogyakarta: Tim PMRI
Suyitno, A, et al. 2004. Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan
Penerapannya di Sekolah. Semarang: Pendidikan Matematika FMIPA
UNNES
Tandiling, E. 2010. Implementasi Realistic Mathematics Education (RME) di
Sekolah. Pontianak: FKIP Universitas Tanjungpura.
Tim Penyusun. 2008. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: UNNES
Uno, B. H. 2011. Model Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Tim Penyusun. 2010. Pedoman Akademik UNNES. Semarang: UNNES
Vankus, P. 2005. History and Present of Didactical Games as a Method of
Mathematics’ Teaching. Acta didactica Universitia Comenianae,
Mathematics Issue 5 Tersedia di : http://jims-b.org/
[diakses : tanggal 20 maret 2012]
Wijaya, A. 2009. Permainan (Tradisional) untuk Mengembangkan Interaksi
Sosial, Norma Sosial dan Norma Sosiomatematik pada Pembelajaran
Matematika dengan PendekatanMatematika Realistik, Dipresentasikan di
Seminar Nasional Aljabar, Pengajaran dan Terapannya di Universitas
Negeri Yogyakarta pada tanggal 31 Januari 2009
Wijaya, A. 2009. Manfaat Permainan Tradisional untuk PMRI. Dipresentasikan
pada Seminar dan Workshop PMRI di Universitas Sanata Dharma. 28
April 2009.
Wiyanto, et al. 2011. Panduan Penulisan Skripsi dan Artikel Ilmiah 2011.
Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Semarang.
World Bank. 2006. Cultural Heritage Conservation. Tersedia di : http :
//go.worldbank.org. [diakses : tanggal 20 maret 2012]
Yaya, S., Sugiman, Kusumah. 2009. Dampak Pendidikan Matematika Realistik
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP. Indo M.S
96
J.M.E Vol.1 No. 1 Juli 2010, pp. 11-16. Tersedia di : http://jims-b.org/
[diakses : tanggal 19 maret 2012]
Yuli, S. T. 2006. Implementasi Teori tentang Tingkat kemampuan berpikir Kreatif
dalam Matematika. Dipresentasikan dalam : Seminar Konferensi
Nasional Matematika XIII dan Kongres Himpunan Matematika Indonesia
di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang, 24-27 Juli
2006. Tersedia di : tatagyes.files.wordpress.com
[diakses : tanggal 19 maret 2012]
Yuli, S. T. 2007. Desain Tugas untuk Mengidentifikasi kemampuan berpikir
Kreatif Siswa dalam Matematika.Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Tersedia di : tatagyes.files.wordpress.com/2007/10/tatag_jurnal_unej.pdf
[diakses : tanggal 19 maret 2012]
Yuli, S. T. 2007. Konstruksi Teoritik tentang Tingkat kemampuan berpikir Kreatif
dalam Matematika.Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Tersedia di :
tatagyes.files.wordpress.com/2009/paper07_jurnal_ univadibuana.
[diakses : tanggal 18 juni 2012]
Zulaiha, R. 2007. Analisis Butir Soal Secara Manual. Jakarta: Pusat Penilaian
Pendidikan Balitbang Depdiknas.
Zulkarnadi, N. 2009. Building Counting by Traditional Game A Mathematics
Program for Young Children. Indo M.S J.M.E Vol.1 No. 1 Juli 2010, pp.
11-16. Tersedia di : http://jims-b.org/
[diakses : tanggal 19 maret 2012]
98
Daftar Nama Kelas Uji Coba
NOMOR ABSEN
KODE NAMA SISWA
1 U- COBA 1 AGUS RIYANTO
2 U- COBA 2 AKMAL ZAIDAAN
3 U- COBA 3 ANDI TITIS TRI WIJOYO
4 U- COBA 4 ANDRE HERMAWAN
5 U- COBA 5 ANDREAN BUDI KUSUMA
6 U- COBA 6 ADRIANTO BAHTIAR
7 U- COBA 7 ANISA BAKTI PRADITA
8 U- COBA 8 AULIDA NUR MUSLIMAH
9 U- COBA 9 BARAET USSAMAH
10 U- COBA 10 DWI BAYU ANANG SAPUTRA
11 U- COBA 11 FAQIH HENDRIANSYAH
12 U- COBA 12 FERNANDA SETYA HANDIKA
13 U- COBA 13 GUNTORO RIKI WIBISONO
14 U- COBA 14 HERU SETIAWAN
15 U- COBA 15 INE ANGGRAENI
16 U- COBA 16 KETARINA SHINTA ANDREANI
17 U- COBA 17 LESHA PRIYA WULANDARI
18 U- COBA 18 MELISA WULANDARI MARPAUNG
19 U- COBA 19 MOCHAMAD AGIM SHIHA SALEH
20 U- COBA 20 MOCHAMAD HANAFI HENDRIAWAN
21 U- COBA 21 MOHAMMAD SIGIT MUSTOFA
22 U- COBA 22 MUHAMAD PANJI USODO
23 U- COBA 23 MULYO SIREGAR
24 U- COBA 24 RISA RAHMAWATI
25 U- COBA 25 RUDI ATMOJO
26 U- COBA 26 SETYAWATI
27 U- COBA 27 TAFTA RIFQI ADAM
28 U- COBA 28 TAUFIQUR ROHMAN
29 U- COBA 29 TIARA NUR HIDAYAH
30 U- COBA 30 TRI INTAHA ULFA
31 U- COBA 31 TRI SEPTYANI
32 U- COBA 32 ULFAH NURHAYATI
33 U- COBA 33 UMI KHOLIFAH
34 U- COBA 34 WAHYU ADI PRATAMA
35 U- COBA 35 WISNU MAHARDIA WAHYUDIYANTO
36 U- COBA 36 YUNITA ANGGRAENI
Lampiran 1
99
Daftar Nama Kelas Kontrol
NOMOR ABSEN
KODE NAMA SISWA
1 KTR-1 AHMAD DARONI
2 KTR-2 AMELIA YUNITA MILLENIASARI
3 KTR-3 ANANG AJI CAHYONO
4 KTR-4 ANDREAS NOVALES RUMAPAR
5 KTR-5 ANDREAS PRABOWO SAPUTRA
6 KTR-6 ANGGA ADITYA
7 KTR-7 ANGGA DWIKI FERDIYANTO
8 KTR-8 ATIK SALSABELA
9 KTR-9 SAGUS PRIYA SANTOSA
10 KTR-10 DWI BAYU WIBISONO
11 KTR-11 DWI SITI MAZIZAH
12 KTR-12 EKA SEPTIYANA
13 KTR-13 ERA FAZIRA
14 KTR-14 FAYKAR RHEZA
15 KTR-15 FIRANTI ANGGARAWATI
16 KTR-16 GILANG RAMADHAN
17 KTR-17 INDAH WULANDARI
18 KTR-18 JOKO SURYO SAPUTRO
19 KTR-19 KEVIN RESHA MAHENDRA
20 KTR-20 LANANG APRILIAN
21 KTR-21 LEO MARZIANTO
22 KTR-22 MUHAMMAD AGUS SANTOSO
23 KTR-23 MUHAMMAD LUTFIL GOFFAR
24 KTR-24 NAILIZ ZULFATIN NI'AMAA
25 KTR-25 NALA DZUSYIFA IRVANI
26 KTR-26 NICO ALDIAN RAKA SAPUTRA
27 KTR-27 NURUL DYAH AYU FAJRIN
28 KTR-28 RIZAL AGUS RISTINA HAKIM
29 KTR-29 SEKAR SUKMA RIWARA
30 KTR-30 SELLA HEVI NUR PRATIWI
31 KTR-31 SINTYA RAHMAWATI
32 KTR-32 SRI WINANTI
33 KTR-33 SYLVIA VARICA ELVIRA
34 KTR-34 VANYA VANESHA TAHARA
35 KTR-35 WAHYU SETYA AJI
36 KTR-36 WINDI ARISTARINA
Lampiran 2
100
Daftar Nama Kelas Eksperimen
NOMOR ABSEN
KODE NAMA SISWA
1 EKP-1 ADAM FIRMANSYAH
2 EKP-2 ALBAYS APTUTA'ARIM WAHID
3 EKP-3 AMELIA FRISKA CAHYANI
4 EKP-4 ANGGIT DWI NURCAHYA
5 EKP-5 AZKY ILAHI RATU KONSINA
6 EKP-6 ETIKA YULI ASTUTI
7 EKP-7 FAJAR HENDRAWAN
8 EKP-8 FARIKHATUL ISLAKHAH
9 EKP-9 FEBIAN AKMAL HUDA
10 EKP-10 GIGIH ARYA YUDHANTAMA
11 EKP-11 HENI KURNIATI
12 EKP-12 IFAN YUDHA PERDANA
13 EKP-13 ILHAM ANUNG TRI PAMUNGKAS
14 EKP-14 ILHAM CHOIRU RAMADHAN
15 EKP-15 IMAM HANIF ALIFANTO
16 EKP-16 INTATN WIDYA SARI
17 EKP-17 IQBAL PANJI SATRIO
18 EKP-18 JUNITA SABRINA PUJAYANTI
19 EKP-19 LAILY HIMMATURROHMAH
20 EKP-20 LATIFATUL ALIYAH
21 EKP-21 LILIS SETYAWATI
22 EKP-22 LINDA SANUSI
23 EKP-23 LUTFI HIDAYATUL MAGHFIROH
24 EKP-24 MALIHAH
25 EKP-25 MELINA QODRIYAH
26 EKP-26 MUCHAMMAD DAFFA BACHTIAR
27 EKP-27 MUNIF RAMADHANI
28 EKP-28 NOVA KHABIBATUL MARDLIYAH
29 EKP-29 NOVITA ISMA ANGGRAENI
30 EKP-30 NUGROHO AJI PRASETYO
31 EKP-31 OCTAVIAN ERY PAMUNGKAS
32 EKP-32 PUTRI DEVITA SARI
33 EKP-33 RISTYA WIDYA ARUMSARI
34 EKP-34 SINTA OKTAVIARANI
35 EKP-35 SIWI ARIES WIDODO
36 EKP-36 SYLVIA PRABAWATI KUSUMA DEWI
Lampiran 3
101
KISI-KISI SOAL PENILAIAN BERPIKIR KREATIF
Sekolah : SMP Negeri 1 Karangawen
Kelas/Semester : VII/1
Materi : Bilangan Bulat
Alokasi waktu : 80 menit
Standart Kompetensi : Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam
pemecahan masalah
No Kompetensi Dasar Indikator
Aspek
berpikir
kreatif Materi
Bentuk
Soal
No
Soal
1 2 3
1 Melakukan operasi
hitung bilangan bulat
dan pecahan
Menentukan hasil
penjumlahan
bilangan bulat √ √ √
Bilangan
bulat
uraian 1, 5,
2 Menggunakan
sifat-sifat dalam
operasi
penjumlahan
bilangan bulat
√ √ √
Bilangan
bulat
uraian 6, 10
3 Menentukan hasil
pengurangan
bilangan bulat √ √ √
Bilangan
bulat
uraian 2, 7
4 Menentukan hasil
operasi campuran
(penjumlahan-
pengurangan)
bilangan bulat
√ √ √
Bilangan
bulat
uraian 4, 8
5 Menggunakan sifat-sifat
operasi hitung bilangan
bulat dan pecahan
dalam pemecahan
masalah
Menyelesaikan
masalah sehari-
hari yang
berhubungan
dengan operasi
bilangan bulat
√ √ √
Bilangan
bulat
uraian 3, 9
Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif : 1) kefasihan 2) fleksibilitas 3) kebaruan
Lampiran 4
102
DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA KABUPATEN DEMAK
SMP NEGERI 1 KARANGAWEN
Jalan Raya Karangawen, no 109 , karangawen demak,
kodepos 59566
SOAL
materi : Bilangan Bulat
Waktu : 80 menit
Petunjuk : baca soal secara cermat, lalu kerjakan soal dibawah ini sesuai dengan
perintah yang ada pada soal
Kerjakan soal berikut dengan 1 cara yang di anggap sebagai jawaban paling tepat.
1. Apakah 800 merupakan hasil dari 133 + 129 + 117 + 121 +206 + 294 ?
(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya).
2. Jika 200 adalah penyelesaian dari 445 - 77 – 95 – p, serta 300 penyelesaian dari 575-55-
p – 147 , maka apakah 8 merupakan hasil dari 138 – p – 57 ?
3. (jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)
4. Suatu ketika ada wanita cina Nona Mei Ling yang mengunjungi Indonesia. Karena
melihat pesona alam Indonesia yang begitu indah, dia memutuskan untuk tinggal di
indonesia selama 450 hari. Akan tetapi dia selalu berpindah-pindah. Dia tinggal di pulau
jawa 157 hari, di Kalimantan 121 hari, di Sulawesi 55 hari, lalu sisanya dia tinggal di
papua. Apakah bisa disimpulkan bahwa dia tinggal di papua selama 17 minggu (anggap
1 minggu = 7 hari)? (jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)
5. -145 + 232 – 182 + 565 = x serta -140 + (-153) – (-113) + 650 = y , jika ada pernyataan
“x dan y bernilai sama”, benarkah pernyataan tersebut?
(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)
6. 237 + 900 + a = 1200 dan nilai dari a + b = 125. Dari operasi penjumlahan tersebut
dapatkah kita mengatakan bahwa a lebih besar dari b?
7. (jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)
8. -169 + 81 = 81 + (-169) merupakan sifat komutatif dalam operasi penjumlahan. Apakah
berlaku juga untuk –a + (-b) = -b +(-a) ?
(jelaskan alasan jawaban disertai 1 buah contoh dari sifat komutatif penjumlahan
tersebut)
9. -23 – (-45) – 72 – (-a) –(- 50) = a. apakah pernyataan tersebut benar?
(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)
Lampiran 5
103
10. 47 – 56 + 120 – 91 = a, jika nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55 “
kalimat tersebut merupakan pernyataan yang benar ?
(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)
Kerjakan soal berikut dengan beberapa cara (bisa lebih dari 1 cara) yang di anggap
sebagai jawaban paling tepat.
1. Dalam sebuah cerita pewayangan, banyaknya pasukan kurawa adalah 100 orang.
Sedangkan banyaknya pandawa adalah 5 orang (yudistira, bima, arjuna, nakula, sadewa).
Dalam sebuah pertempuran baratayudha, untuk memenangkan pertempuran dan
menegakkan kebenaran setiap pandawa menghadapi lebih dari 15 orang kurawa tetapi
kurang dari 25 kurawa, karena jika mereka menghadapi lebih dari 25 kurawa maka
tenaga mereka akan habis.
coba susunlah kemungkinan berapa banyak kurawa yang bisa masing-masing pandawa?
Yudistira=….orang,
bima=….orang,
arjuna=….orang,
nakula=….orang,
sadewa=….orang
bagaimanakah cara untuk menentukan angka banyaknya kurawa yang harus dihadapi
pandawa? Dapatkah jika 3 dari 5 orang, menghadapi masing-masing sebanyak 24
kurawa? ( selesaikan disertai proses penyelesaiannya)
2. 125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200. Sifat apakah yang terdapat dalam operasi
penjumlahan tersebut? Susunlah contoh operasi penjumlahan yang lain dengan hasil =
200 dengan menggunakan sifat yang telah kamu sebutkan.
-------###SELAMAT MENGERJAKAN###----------
Kerjakan dengan jujur dan percaya diri, yakinlah pada kemampuan diri sendiri
104
KUNCI JAWABAN SOAL
PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SMP NEGERI 1 KARANGAWEN
JAWABAN UNTUK SOAL I
No Penyelesaian Skor keterangan
1 Jawaban : tidak
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir
kreatif):
133 + 129 + 117 + 121 +206 + 294
= (133 + 117) + (129 + 121) + (206+294)
= 250 + 150 + 500
=400 + 500
=900
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek
berpikir kreatif) :
133 + 129 + 117 + 121 +206 + 294
= 152 + 138 +500
=(162 + 238) + 500
= 400 + 500
= 900
1
2
2
2
1
2
1
memenuhi aspek :
Kefasihan
Siswa mencoba
melakukan penyelesaian
dengan cara
menjumlahkan 2 buah
bilangan yang lebih
mudah dijumlahkan
berdasar sifat komutatif.
Fleksibilitas
Cara tersebut dapat di
terapkan kepada
permasalahan lain yang
sejenis.
Kebaruan
Dalam pembelajaran
belum di jelaskan
mengenai cara tersebut.
2 Jawaban : Ya
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir
kreatif) :
445 - 77 – 95 – p =200
(445 – 95) – 77 – p = 200
350 – 77 – p = 200
350 – 200 – 77 = p
150 – 77 = p
p = 73
575- 55 - p – 147 = 300
(575-55) – p – 147 = 300
520 – p – 147 = 300 520 – 300 – 147 = p
(520 – 300) – 147 =p
220 – 147 = p
P = 73
maka hasil dari 138 – p – 57 = 138 – 73 – 57 = 138
1
3
3
1
memenuhi aspek :
Kefasihan
Siswa mencoba
melakukan penyelesaian
dengan cara melakukan
operasi pengurangan
pada 2 buah bilangan
yang lebih mudah
dikurangkan.
Fleksibilitas
Cara tersebut dapat di
terapkan kepada
permasalahan lain yang
sejenis.
Kebaruan
Dalam pembelajaran
hanya dijelaskan
Lampiran 6
105
– 130 = 8
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek
berpikir kreatif) :
445 - 77 – 95 – p =200
368 –95- p = 200
273- 200 = p
p = 73
575- 65 - p – 147 = 300
575-55 – p – 147 = 300
520 – 147 – p = 300
373 – p = 300
P = 73
maka hasil dari 138 – p – 57 = 138 – 73 – 57 = 138
– 130 = 8
2
2
1
mengenai cara
pengurangan bilangan
bulat secara sederhana,
yaitu melakukan operasi
pengurangan secara
berturut dimulai dari
bilangan yang paling kiri.
3 Jawaban : tidak
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir
kreatif) :
Lama total tinggal di Indonesia = 450 hari.
di pulau jawa = 157 hari,
di Kalimantan = 121 hari,
di Sulawesi = 55 hari,
di papua = x hari.
450 = 157 + 121 + 55 + x
x = 450 – 157 – 121 – 55
= 450 – 55 – 121 – 157
= 395 – 121 – 157
= 274 – 157
= 117
jadi tinggal di Papua = 117 hari = 6 minggu 5 hari
jadi tidak bisa dikatakan bahwa tinggal di papua selama
7 minggu.
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek
berpikir kreatif) :
450 = 157 + 121 + 55 + Tinggal di papua
1
2
2
1
2
1
1
memenuhi aspek :
Kefasihan
Siswa mencoba
melakukan penyelesaian
dengan cara melakukan
operasi pengurangan
pada 2 buah bilangan
yang lebih mudah
dikurangkan. Siswa
melakukan analisa
terhadap permasalahan
yang ada.
Fleksibilitas
Cara tersebut dapat di
terapkan kepada
permasalahan lain yang
sejenis.
Kebaruan
Dalam pembelajaran
hanya dijelaskan
mengenai cara
pengurangan bilangan
bulat secara sederhana,
yaitu melakukan operasi
pengurangan secara
106
Tinggal di papua = 450 – 157 – 121 – 55 = 117
jadi tinggal di Papua = 117 hari = 6 minggu 5 hari
jadi tidak bisa dikatakan bahwa tinggal di papua selama
7 minggu.
2 berturut dimulai dari
bilangan yang paling kiri.
4 Jawaban : Ya
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir
kreatif) :
-145 + 232 – 182 + 565 = x
x = -145 + 232 – 182 + 565
= 565 – 145 + 232 – 182
= 420 + 50
= 470
-140 + 728 + (-153) – (-113)= y
y = -140 + (-153) – (-113) + 650
= -140 – 153 + 113 + 650
= 650 – 140 +113 – 153
= 510 – 40
= 470
Sehingga nilai x dan y adalah sama yaitu 470
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek
berpikir kreatif) :
-145 + 232 – 182 + 565 = x
x = -145 + 232 – 182 + 565
= 470
-140 + 728 + (-153) – (-113)= y
y = -140 + (-153) – (-113) + 650
= 470
Sehingga nilai x dan y adalah sama yaitu 470
1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
memenuhi aspek :
Kefasihan
Siswa mencoba
melakukan penyelesaian
dengan cara melakukan
operasi pengurangan
serta penjumlahan pada 2
buah bilangan yang lebih
mudah dikurangkan.
Siswa menganalisa
bahwa jika suatu
bilangan dikurangi
bilangan negatif, maka
operasi tersebut menjadi
operasi penjumlahan.
Fleksibilitas
Cara tersebut dapat di
terapkan pada
permasalahan lain yang
sejenis.
Kebaruan
Dalam pembelajaran
hanya dijelaskan
mengenai cara
pengurangan bilangan
bulat secara sederhana,
yaitu melakukan operasi
penjumlahan dan
pengurangan secara
berurut dimulai dari
bilangan yang paling kiri.
5 Jawaban : Tidak
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir
kreatif) :
237 + 900 + a = 1200
1
1
2
memenuhi aspek :
Kefasihan
Siswa mencoba
melakukan penyelesaian
dengan cara melakukan
operasi pengurangan
107
a = 1200 – 237– 900
= 1200 – 900 – 237
= 300 – 237
= 63
a + b = 125
b = 125 – a
= 125 – 63
= 62.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa a ≠ b
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek
berpikir kreatif) :
237 + 900 + a = 1200
a = 1200 – 237– 900
= 63
a + b = 125
b = 62.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa a ≠ b
2
2
1
1
1
2
pada 2 buah bilangan
yang lebih mudah
dikurangkan.
Fleksibilitas
Cara tersebut dapat di
terapkan kepada
permasalahan lain yang
sejenis.
Kebaruan
Dalam pembelajaran
hanya dijelaskan
mengenai cara
pengurangan bilangan
bulat secara sederhana,
yaitu melakukan operasi
pengurangan secara
berturut dimulai dari
bilangan yang paling kiri.
6 Jawaban : Ya
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir
kreatif) :
Karena sifat komutatif penjumlahan berlaku bagi
semua bilangan bulat baik bilangan bulat positif
maupun bilangan bulat negatif
Contoh sifat komutatif :
-13 + (-20) = -20 + (-13) = -33
-76 + (-24) = -24 + (-76) = -100
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek
berpikir kreatif) :
Tidak bisa mengemukakan alasan jawaban dengan
jelas
Contoh sifat komutatif :
-160 + (-80) = -80 + (-160) = -240
(contoh hmpir serupa dengan di soal)
1
5
2
2
1
1
memenuhi aspek :
Kefasihan
Siswa mencoba
menganalisa sifat
komutatif dalam
penjumlahan.
Fleksibilitas
Dengan pengetahuan
siswa mengenai sifat
tersebut, siswa mencoba
mengajukan
permasalahan serta
penyelesaiannya
Kebaruan
Siswa berusaha
mengajukan
permasalahan serta
penyelesaiannya yang
berbeda dengan contoh
soal.
108
7 Jawaban : Ya
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir
kreatif) :
-23 – (-45) – 72 – (-a) – (-50) = a.
-23 + 45 – 72 + a + 50 = a
45 + 50 – 23 – 72+ a = a
95 – 95 + a = a
0 + a = a
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek
berpikir kreatif) :
-23 – (-45) – 72 – (-a) - 50 = a.
- 50 + a+ 50 = a
a = a
1
5
2
2
2
memenuhi aspek :
Kefasihan :
Siswa mencoba
menganalisa bahwa jika
suatu bilangan dikurangi
bilangan negatif, maka
operasi tersebut menjadi
operasi penjumlahan .
Fleksibilitas :
Cara tersebut dapat di
terapkan kepada
permasalahan lain yang
sejenis.
Kebaruan :
Dalam pembelajaran hanya
dijelaskan mengenai cara
pengurangan bilangan bulat
secara sederhana, yaitu
melakukan operasi
pengurangan secara
berturut dimulai dari
bilangan yang paling kiri.
8 Jawaban : tidak
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir
kreatif) :
47 – 56 + 120 – 91 = a
a = 47 + 120 – 56 – 91
= 167 - 147
= 20
nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55
a + 45 = 20 + 45 = 65, maka kalimat bernilai salah
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek
berpikir kreatif) :
47 – 56 + 120 – 91 = a
20 = a
nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55
a + 45 = 20 + 45 = 65
maka kalimat bernilai salah
1
3
1
3
2
1
3
memenuhi aspek :
Kefasihan
Siswa mencoba melakukan
penyelesaian dengan cara
melakukan operasi
pengurangan serta
penjumlahan pada 2 buah
bilangan yang lebih mudah
dikurangkan.
Fleksibilitas
Cara tersebut dapat di
terapkan pada
permasalahan lain yang
sejenis.
Kebaruan
Dalam pembelajaran hanya
dijelaskan mengenai cara
pengurangan bilangan bulat
secara sederhana, yaitu
melakukan operasi
penjumlahan dan
pengurangan secara berurut
dimulai dari bilangan yang
paling kiri.
109
KUNCI JAWABAN UNTUK SOAL II
1 Cara penyelesaian :
banyaknya pasukan kurawa adalah 100 orang.
Sedangkan banyaknya pandawa adalah 5 orang (yudistira, bima,
arjuna, nakula, sadewa)
pandawa menghadapi lebih dari 15 orang kurawa tetapi kurang dari
25 kurawa
Yudistira= a orang,
bima = b orang,
arjuna = c orang,
nakula = d orang,
sadewa = e orang
15 < a, b, c, d, e ≤ 25
a + b + c + d + e = 100
jika a = 24, b = 22 , c = 24, d = 24 maka e = 5 (tidak
memenuhi)
harus nya a = 24, b = 21, c = 19, d = 16, dan e = 20
atau bisa dengan jawaban yang lain.
Penilaian
Jawaban kurang dari 5 jawaban skor : 1
Jawaban lebih dari 5 jawaban skor : 2
Jawaban : tidak
Cara penyelesaian 1:
Jika 3 orang menghadapi masing-masing 24 maka kurawa
yang dihadapi adalah = 24 x 3 = 72 kurawa
sehingga sisa 28 kurawa yang harus dihadapi 2 orang.
Maksimal kurawa yang bisa di hadapi masing-masing
pandawa =
28 / 2 = 14
Sehingga kurang dari 15 kurawa yang dihadapi.
Sehingga pandawa tidak bisa menghadapi kurawa jika 3 dari 5
orang menghadapi masing-masing 24 kurawa
Cara penyelesaian 2 :
Jika 3 orang menghadapi masing-masing 24 maka kurawa
yang dihadapi adalah = 24 x 3 = 72 kurawa
sehingga sisa 28 kurawa yang harus dihadapi 2 orang.
memenuhi aspek :
Kefasihan
Siswa mencoba
melakukan penyelesaian
dengan cara melakukan
operasi pengurangan
serta penjumlahan pada 2
buah bilangan yang lebih
mudah dikurangkan.
Siswa mencoba
menyelesaikan
permasalahan dengan
memberikan analisa
permasalahan yang ada.
Siswa menganalisa
bahwa jika suatu
bilangan dikurangi
bilangan negatif, maka
operasi tersebut menjadi
operasi penjumlahan.
Fleksibilitas
Cara tersebut dapat di
terapkan pada
permasalahan lain yang
sejenis.
Kebaruan
Dalam pembelajaran
hanya dijelaskan
mengenai cara
pengurangan bilangan
bulat secara sederhana,
yaitu melakukan operasi
penjumlahan dan
pengurangan secara
berurut dimulai dari
bilangan yang paling kiri.
110
Jika pandawa ke 4 yang akan menghadapi, menghadapi
jumlah minimal kurawa yang harus dihadapi yaitu 16, maka :
pandawa yang ke 5 harus menghadapi = 28-16 = 12 kurawa.
Ini tidak memenuhi bahwa pandawa harus menghadapi lebih
dari 15 kurawa.
Sehingga pandawa tidak bisa menghadapi kurawa jika 3 dari 5
orang menghadapi masing-masing 24 kurawa
Cara penyelesaian 3:
Jawaban : tidak
Jika 3 orang menghadapi masing-masing 24 maka kurawa
yang dihadapi adalah = 24 x 3 = 72 kurawa
sehingga sisa 28 kurawa yang harus dihadapi 2 orang.
Maksimal kurawa yang bisa di hadapi masing-masing
pandawa =
28 / 2 = 14
Jika pandawa ke 4 yang akan menghadapi, menghadapi
jumlah maksimal kurawa yang harus dihadapi yaitu 25, maka
: pandawa yang ke 5 harus menghadapi = 28-25 = 5 kurawa.
Ini tidak memenuhi bahwapandawa harus menghadapi lebih
dari 15 kurawa.
Sehingga pandawa tidak bisa menghadapi kurawa jika 3 dari 5
orang menghadapi masing-masing 24 kurawa
Penilaian
Jawaban dengan 1 cara, jawaban benar skor : 2
Jawaban dengan 2 cara, kedua jawaban salah skor : 2
Jawaban dengan 2 cara, 1 jawaban benar, 1 jawaban salah
skor : 3
Jawaban dengan 2 cara, 2 jawaban benar
skor : 4
Jawaban dengan 3 cara, 1 jawaban benar, 2 jawaban salah
skor : 4
Jawaban dengan 3 cara, 2 jawaban benar, 1 jawaban salah
skor : 5
Jawaban dengan 2 cara, 2 jawaban benar
skor : 6
110 a
111
2 Jawaban : sifat asosiatif
Cara penyelesaian 1:
125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200.
Contoh lain dengan hasil 200 =
62 +( 57 + 81) =( 62 + 57) + 81
Cara penyelesaian 2 :
125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200.
Contoh lain dengan hasil 200 = (contoh mirip dengan soal)
100 + (50+50) = (100+50)+50
Penilaian :
Menyebutkan sifat asosiatif , skor : 2
Jawaban kurang dari 5 skor : 2
Jawaban 5-10 jawaban skor : 4
Jawaban lebih dari 10 skor : 6
memenuhi aspek :
Kefasihan
Siswa mencoba
melakukan analisis sifat
operasi bilangan bulat
pada soal.
Fleksibilitas
Dengan mengaplikasikan
sifat tersebut, siswa
mencoba mengemukakan
permasalahan baru serta
cara penyelesaiannya .
Kebaruan
Dalam pembelajaran
hanya dijelaskan
mengenai cara operasi
bilangan bulat secara
sederhana, yaitu
melakukan operasi
penjumlahan dan
pengurangan secara
berurut dimulai dari
bilangan yang paling kiri.
110 b
111
UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
NOMOR ABSEN
KODE SISWA NOMOR SOAL
SKOR NILAI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 U-COBA 1 6 5 7 6 7 6 3 6 7 6 59 74
2 U-COBA 2 5 5 7 7 5 5 3 7 6 6 56 70
3 U-COBA 3 7 7 7 7 8 6 4 7 6 6 65 81
4 U-COBA 4 5 4 7 6 8 5 3 4 5 3 50 63
5 U-COBA 5 4 5 4 3 3 4 0 3 3 3 32 40
6 U-COBA 6 5 6 7 6 4 5 0 5 6 4 48 60
7 U-COBA 7 5 2 5 6 8 5 2 4 6 6 49 61
8 U-COBA 8 8 7 7 5 5 8 3 5 6 3 57 71
9 U-COBA 9 7 6 8 6 6 3 3 7 5 3 54 68
10 U-COBA 10 8 6 6 7 7 6 4 7 6 6 63 79
11 U-COBA 11 4 2 7 7 3 5 2 5 6 6 47 59
12 U-COBA 12 4 5 6 5 5 6 2 6 5 4 48 60
13 U-COBA 13 5 6 7 5 6 5 1 4 5 4 48 60
14 U-COBA 14 5 5 7 5 4 4 0 3 4 5 42 53
15 U-COBA 15 5 3 4 5 3 4 1 4 4 3 36 45
16 U-COBA 16 4 3 3 3 2 3 0 3 4 4 29 36
17 U-COBA 17 6 8 8 6 6 6 2 6 6 6 60 75
18 U-COBA 18 5 4 8 4 3 8 1 5 7 5 50 63
19 U-COBA 19 4 5 4 2 4 2 1 3 3 4 32 40
20 U-COBA 20 3 3 4 3 5 4 0 4 3 4 33 41
21 U-COBA 21 5 4 6 4 6 4 1 6 5 6 47 59
22 U-COBA 22 5 7 7 3 5 6 2 5 4 5 49 61
23 U-COBA 23 4 4 6 5 6 3 1 5 3 0 37 46
24 U-COBA 24 5 6 8 7 8 8 3 6 6 7 64 80
25 U-COBA 25 5 4 7 6 7 5 1 3 5 3 46 58
26 U-COBA 26 3 4 3 4 5 5 0 4 4 3 35 44
27 U-COBA 27 5 4 6 6 6 5 1 6 5 5 49 61
28 U-COBA 28 3 5 6 5 5 5 1 4 4 4 42 53
29 U-COBA 29 7 7 8 7 8 8 3 5 6 5 64 80
30 U-COBA 30 5 6 8 5 6 5 3 6 7 6 57 71
31 U-COBA 31 5 7 6 6 5 7 1 6 5 6 54 68
32 U-COBA 32 5 4 5 6 7 6 1 6 5 6 51 64
33 U-COBA 33 3 5 5 5 5 5 0 4 4 4 40 50
34 U-COBA 34 5 6 7 4 5 6 3 5 5 7 53 66
35 U-COBA 35 5 6 5 7 7 5 3 6 5 7 56 70
36 U-COBA 36 5 6 8 5 6 5 3 6 5 5 54 68
Lampiran 7
112
Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tingkat
Kesukaran
Jumlah 180 182 224 189 199 188 62 181 181 170
N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Mean 5.000 5.056 6.222 5.250 5.528 5.222 1.722 5.028 5.028 4.722
Skor
Maks 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
TK 62.50% 63.19% 77.78% 65.63% 69.10% 65.28% 21.53% 62.85% 62.85% 59.03%
Gagal 37.50% 36.81% 22.22% 34.38% 30.90% 34.72% 78.47% 37.15% 37.15% 40.97%
Kriteria Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang
Daya
Pembeda
MB 6 5 6 6 5 6 4 6 6 5
MA 3 3 3 3 2 3 1 3 3 2
n 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Dp 0.3 0.2 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
kriteria baik cukup baik baik baik baik baik baik baik baik
Validitas
jml X 180 182 224 189 199 188 62 181 181 170
jml Y 1756 1756 1756 1756 1756 1756 1756 1756 1756 1756
jml XY 9100 9186 11308 9563 10073 9515 3382 9160 9144 8609
jml X^2 954 996 1470 1057 1191 1054 162 965 955 884
jml Y^2 89040 89040 89040 89040 89040 89040 89040 89040 89040 89040
r xy 0.858 0.698 0.862 0.843 0.757 0.800 0.949 0.881 0.927 0.693
r tabel 0,329
kriteria valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
Reliabilitas
var 1.5 2.10802 2.11728 1.798611 2.527006 2.006173 1.53395 1.52701 1.249228 2.25617
jml var 1.02082235
var total 94.06173
r11 0.89112
kriteria Reliable
113
Perhitungan Validitas Butir Soal
Rumus yang digunakan:
2222
YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
: koefisien korelasi tiap item
N : banyaknya subjek uji coba
: jumlah skor item
: jumlah skor total
: jumlah kuadrat skor item
: jumlah kuadrat skor total
: jumlah perkalian skor item dan skor total
Jika koefisien korelasi antara butir dengan skor total (rxy) kurang dari rtabel maka butir dalam
instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Contoh perhitungan validitas butir soal nomor 4:
No X Y X2
Y2
XY 1 6 59 36 3481 354
2 7 56 49 3136 392
3 7 65 49 4225 455
4 6 50 36 2500 300
5 3 32 9 1024 96
…. …. …. …. …. ….
31 6 54 36 2916 324
32 6 51 36 2601 306
33 5 40 25 1600 200
34 4 53 16 2809 212
35 7 56 49 3136 392
36 5 54 25 2916 270
189 1756 1057 89040 9563
Lampiran 8
114
2222
YYNXXN
YXXYNrxy
843,0
175689040.361891057.36
1756.1899563.36
22
xyr
Nilai untuk N = 36 dan taraf signifikan 0,05 adalah 0,329 Karena
maka butir soal nomor 4 valid.
115
Perhitungan Reliabilitas Butir Soal
Rumus yang digunakan adalah:
(
)(
)
Keterangan:
: indeks reliabilitas instrumen
: jumlah varians skor tiap-tiap item
: varians total
n : banyaknya item tes
Hasil skor tes disebut reliabel apabila besarnya indeks reliabilitas yang diperoleh
.
Perhitungan reliabilitas butir soal tes berpikir kreatif adalah sebagai berikut.
maka
(
)(
)
(
) (
)
Dari hasil perhitungan diperoleh maka butir soal tes tersebut
reliabel.
Lampiran 9
116
Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal
Perhitungan daya pembeda menggunakan rumus sebagai berikut.
n
WHWLDp
Keterangan:
Dp = daya pembeda
WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah
WH= jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas
n = Nx%27
Kriteria daya pembeda soal :
Index of discrimination Item evaluation
0,40 an up : Very good items.
0,30 – 0,39 : Reasonably good, but possibly subject to improvement.
0,20 – 0,29 : Marginal items, usually needing and being subject to
improvement.
Below – 0,19 : Poor items, to be rejected or improved by revision
Contoh perhitungan daya pembeda butir soal nomor 4 adalah sebagai berikut:
Kelompok Atas Kelompok Bawah
No Kode Skor No Kode Skor
1 U-COBA 2 7 1 U-COBA 16 3
2 U-COBA 35 7 2 U-COBA 5 3
3 U-COBA 8 4 3 U-COBA 19 2
4 U-COBA 30 4 4 U-COBA 20 3
5 U-COBA 1 7 5 U-COBA 26 4
6 U-COBA 17 4 6 U-COBA 15 7
7 U-COBA 10 7 7 U-COBA 23 7
8 U-COBA 24 7 8 U-COBA 33 7
9 U-COBA 29 7 9 U-COBA 14 7
10 U-COBA 3 7 10 U-COBA 28 7
WH 3 WL 6
Berdasarkan perhitungan daya pembeda butir soal nomor 4 di atas diperoleh bahwa
. Jadi butir soal nomor 4 tergolong soal dengan daya pembeda baik.
Lampiran 10
117
Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Soal
Perhitungan indeks kesukaran soal uraian menggunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
TK : Taraf kesukaran soal.
N : Banyaknya peserta didik yang mengikuti tes.
Klasifikasi tingkat kesukaran untuk soal uraian adalah sebagai berikut:
jika jumlah peserta tes yang gagal mencapai 27 %, soal termasuk mudah;
jika jumlah peserta tes yang gagal lebih dari 27 % sampai dengan 72%, soal termasuk sedang;
dan
jika jumlah peserta tes yang gagal lebih dari 72 %, soal termasuk sukar.
Berikut contoh perhitungan tingkat kesukaran untuk butir soal nomor 4:
Jumlah skor = 80,
N = 36, maka
.
Jadi, jumlah peserta didik yang gagal mencapai 34,37%. Berdasarkan kriteria di atas maka
butir soal nomor 4 memiliki taraf kesukaran sedang
Lampiran 11
118
REKAPITULASI HASIL UJI COBA
No Indikator No Soal validitas Kriteria
IDB TK Reliabilitas Keputusan
1 Menentukan hasil
penjumlahan
bilangan bulat 1
0.858
valid
0.3
Baik
62.50%
Sedang
0,891
Reliable Digunakan
5 0.757
valid
0.3125
Baik
69.10%
Sedang
0,891
Reliable Digunakan
2 Menggunakan
sifat-sifat dalam
operasi
penjumlahan
bilangan bulat
6 0.800
Valid
0.3
Baik
65.28%
Sedang
0,891
Reliable Digunakan
9 0.927
Valid
0.3125
Baik
62.85%
Sedang
0,891
Reliable Digunakan
3 Menentukan hasil
pengurangan
bilangan bulat 2
0.698
Valid
0.2625
Cukup
63.19%
Sedang
0,891
Reliable Digunakan
8
0.881
valid
0.3
Baik
62.85%
Sedang
0,891
Reliable Digunakan
4 Menentukan hasil
operasi campuran
(penjumlahan-
pengurangan)
bilangan bulat
4 0.843
Valid
0.3
Baik
65.63%
Sedang
0,891
Reliable Digunakan
10 0.693
Valid
0.3
Baik
59.03%
sedang
0,891
Reliable Digunakan
5 Menyelesaikan
masalah sehari-
hari yang
berhubungan
dengan operasi
bilangan bulat
3 0.862
Valid
0.3125
Baik
77.78%
Sukar
0,891
Reliable Digunakan
7 0.949
Valid
0.3375
Baik
21.53%
mudah
0,891
Reliable Digunakan
Lampiran 12
119
KISI-KISI SOAL PRETEST KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
Sekolah : SMP Negeri 1 Karangawen
Kelas/Semester : VII/1
Materi : Bilangan Bulat
Alokasi waktu : 80 menit
Standart Kompetensi : Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam
pemecahan masalah
No Kompetensi Dasar Indikator
Aspek
berpikir
kreatif Materi
Bentuk
Soal
No
Soal
1 2 3
1 Melakukan operasi
hitung bilangan bulat
dan pecahan
Menentukan
hasil
penjumlahan
bilangan bulat
√ √ √
Bilangan
bulat
uraian 4, 7
2 Menggunakan
sifat-sifat dalam
operasi
penjumlahan
bilangan bulat
√ √ √
Bilangan
bulat
uraian 6, 9
3 Menentukan
hasil
pengurangan
bilangan bulat
√ √ √
Bilangan
bulat
uraian 3, 8
4 Menentukan
hasil operasi
campuran
(penjumlahan-
pengurangan)
bilangan bulat
√ √ √
Bilangan
bulat
uraian 2, 5
5 Menggunakan sifat-
sifat operasi hitung
bilangan
bulat dan pecahan
dalam pemecahan
masalah
Menyelesaikan
masalah sehari-
hari yang
berhubungan
dengan operasi
bilangan bulat
√ √ √
Bilangan
bulat
uraian 1, 10
Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif : 1) kefasihan 2) fleksibilitas 3) kebaruan
Lampiran 13
120
DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA KABUPATEN DEMAK
SMP NEGERI 1 KARANGAWEN
Jalan Raya Karangawen, no 105 , karangawen demak,
kodepos 59566
SOAL ULANGAN II
materi : Bilangan Bulat
Waktu : menit
Petunjuk : baca soal secara cermat, lalu kerjakan soal dibawah ini sesuai dengan
perintah yang ada pada soal
Kerjakan soal berikut dengan 1 cara yang di anggap sebagai jawaban paling tepat.
1. Suatu ketika ada pangeran inggris, pangeran wiliams yang mengunjungi Indonesia. Karena
melihat pesona alam Indonesia yang begitu indah, dia memutuskan untuk tinggal di
indonesia selama 250 hari. Akan tetapi dia selalu berpindah-pindah. Dia tinggal di pulau jawa
25 hari, di Kalimantan 120 hari, di Sulawesi 55 hari, lalu sisanya dia tinggal di papua.
Apakah bisa disimpulkan bahwa dia tinggal di papua selama 10 minggu (anggap 1 minggu =
7 hari)? (jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)
2. -45 + 32 – 82 + 65 = x serta -40 + (-53) – (-13) +50 = y , jika ada pernyataan “x dan
y bernilai sama”, benarkah pernyataan tersebut?
(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)
3. Jika 100 adalah penyelesaian dari 195 - 27 –15 – p, serta -80 penyelesaian dari 75-
55- p – 47 , maka apakah 8 merupakan hasil dari 38 – p – 7 ?
4. (jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)
5. 237 + 900 + a = 1200 dan nilai dari a + b = 125. Dari operasi penjumlahan tersebut
dapatkah kita mengatakan bahwa a lebih besar dari b?
6. (jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)
7. 47 – 56 + 120 – 91 = a, jika nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55 “ kalimat
tersebut merupakan pernyataan yang benar ?
(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)
8. -169 + 81 = 81 + (-169) merupakan sifat komutatif dalam operasi penjumlahan. Apakah
berlaku juga untuk –a + (-b) = -b +(-a) ?
(jelaskan alasan jawaban disertai 1 buah contoh dari sifat komutatif penjumlahan tersebut)
9. Apakah 100 merupakan hasil dari 33 + 29 +17 + 21 +6 +4 ?
(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya).
10. -23 – (-45) – 72 – (-a) –(- 50) = a. apakah pernyataan tersebut benar?
(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)
Lampiran 14
121
Kerjakan soal berikut dengan beberapa cara (bisa lebih dari 1 cara) yang di anggap
sebagai jawaban paling tepat.
1. 125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200. Sifat apakah yang terdapat dalam operasi
penjumlahan tersebut? Susunlah contoh operasi penjumlahan yang lain dengan hasil = 200
dengan menggunakan sifat yang telah kamu sebutkan.
2. Dalam sebuah cerita pewayangan, banyaknya pasukan kurawa adalah 100 orang. Sedangkan
banyaknya pandawa adalah 5 orang (yudistira, bima, arjuna, nakula, sadewa). Dalam sebuah
pertempuran baratayudha, untuk memenangkan pertempuran dan menegakkan kebenaran setiap
pandawa menghadapi lebih dari 15 orang kurawa tetapi kurang dari 25 kurawa, jika mereka
menghadapi lebih dari 25 kurawa maka tenaga mereka akan habis.
coba susunlah kemungkinan berapa banyak kurawa yang bisa masing-masing pandawa?
Yudistira =…. orang,
bima =….orang,
arjuna =….orang,
nakula =….orang,
sadewa =…. orang
bagaimanakah cara untuk menentukan angka banyaknya kurawa yang harus dihadapi pandawa?
Dapatkah jika 4 dari 5 orang, menghadapi masing-masing sebanyak 22 kurawa?
( selesaikan disertai proses penyelesaiannya)
-------###SELAMAT MENGERJAKAN###----------
Kerjakan dengan jujur dan percaya diri, yakinlah pada kemampuan diri sendiri
122
KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST
PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SMP NEGERI 1 KARANGAWEN
JAWABAN UNTUK SOAL I
No Penyelesaian Skor
1 Jawaban : tidak
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :
Lama total tinggal di Indonesia = 250 hari.
di pulau jawa = 25 hari,
di Kalimantan = 120 hari,
di Sulawesi = 55 hari,
di papua = x hari.
250 = 25 + 120 + 55 + x
x = 250 – 25 – 120 – 55
= 250 – 120 – 25 - 55
= 130 – 25 – 55
= 105 – 55
= 60
jadi tinggal di Papua = 60 hari = 8 minggu 4 hari
jadi tidak bisa dikatakan bahwa tinggal di papua selama 10 minggu.
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :
250 =25+ 120 + 55+ Tinggal di papua
Tinggal di papua = 250 – 25 – 120 – 55 = 60
jadi tinggal di Papua = 60 hari = 8 minggu 4 hari
jadi tidak bisa dikatakan bahwa tinggal di papua selama 10 minggu.
1
2
2
1
2
1
1
2
2 Jawaban : Ya
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :
-45 + 32 – 82 + 65 = x
x = -45 + 32 – 82 + 65
= 65 – 45 + 32 – 82
= 20 - 50
= -30
1
2
1
Lampiran 15
123
-40 + (-53) – (-13)+50 = y
y = -40 + (-53) – (-13) + 50
= -40 – 53 + 13 + 50
= 50 – 40 +13 – 53
= 10 – 40
= -30
Sehingga nilai x dan y adalah sama yaitu -30
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :
-45 + 32 – 82 + 65 = x
x = -45 + 32 – 82 + 65
= -30
-40 + (-53) – (-13)+50= y
y = -40 + (-53) – (-13) + 50
= -30
Sehingga nilai x dan y adalah sama yaitu -30
2
1
1
1
1
1
1
1
3 Jawaban : Tidak
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :
195 - 27 – 15 – p =100
(195 – 15) – 27 – p = 100
170 – 27 – p = 100
170 – 100 – 27 = p
70 – 27 = p
p = 53
75- 55 - p – 47 = -80
(75-55) – p – 47 = -80
20 + 80 – 47 = -80
100 – 47 = p
P = 53
maka hasil dari 38 – p – 7 = 38 – 53 – 7 = -25 – 7 = -33
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :
195 - 27 – 15 – p = 100
168 –15- p = 100
1
3
3
1
124
153- 100 = p
p = 53
75 – 55 - p – 47 = - 80
75 – 55 – p – 47 = - 80
20 – 47 – p = -80
-27 – p = -80
p = 53
maka hasil dari 38 – p – 7 = 38 – 53 – 7 = -33
2
2
1
4 Jawaban : Tidak
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :
237 + 900 + a = 1200
a = 1200 – 237– 900
= 1200 – 900 – 237
= 300 – 237
= 63
a + b = 125
b = 125 – a
= 125 – 63
= 62.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa a ≠ b
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :
237 + 900 + a = 1200
a = 1200 – 237– 900
= 63
a + b = 125
b = 62.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa a ≠ b
1
1
2
2
2
1
1
1
2
5 Jawaban : tidak
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :
47 – 56 + 120 – 91 = a
a = 47 + 120 – 56 – 91
= 167 - 147
1
3
125
= 20
nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55
a + 45 = 20 + 45 = 65, maka kalimat bernilai salah
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :
47 – 56 + 120 – 91 = a
20 = a
nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55
a + 45 = 20 + 45 = 65
maka kalimat bernilai salah
1
3
2
1
3
6 Jawaban : Ya
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :
Karena sifat komutatif penjumlahan berlaku bagi semua bilangan bulat baik
bilangan bulat positif maupun bilangan bulat negatif
Contoh sifat komutatif :
-13 + (-20) = -20 + (-13) = -33
-76 + (-24) = -24 + (-76) = -100
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :
Tidak bisa mengemukakan alasan jawaban dengan jelas
Contoh sifat komutatif :
-160 + (-80) = -80 + (-160) = -240
(contoh hmpir serupa dengan di soal)
1
5
2
2
1
7 Jawaban : tidak
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :
33 + 29 + 17 + 21 +6 + 4
= (33 + 17) + (29 + 21) + (6+4)
= 50 + 50 + 10
=100 + 10
=110
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :
33 + 29 + 17 + 21 + 6 + 4
= 62 + 38 +10
2
2
2
2
1
2
126
=100 + 10
= 110
1
8 Jawaban : Ya
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :
-23 – (-45) – 72 – (-a) – (-50) = a.
-23 + 45 – 72 + a + 50 = a
45 + 50 – 23 – 72+ a = a
95 – 95 + a = a
0 + a = a
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :
-23 – (-45) – 72 – (-a) - 50 = a.
- 50 + a+ 50 = a
a = a
1
5
2
2
2
KUNCI JAWABAN UNTUK SOAL II
1 Jawaban : sifat asosiatif
Cara penyelesaian 1:
125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200.
Contoh lain dengan hasil 200 =
62 +( 57 + 81) =( 62 + 57) + 81
Cara penyelesaian 2 :
125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200.
Contoh lain dengan hasil 200 = (contoh mirip dengan soal)
100 + (50+50) = (100+50)+50
Penilaian :
Menyebutkan sifat asosiatif , skor : 2
Jawaban kurang dari 5 skor : 2
Jawaban 5-10 jawaban skor : 4
Jawaban lebih dari 10 skor : 6
127
2 Cara penyelesaian :
banyaknya pasukan kurawa adalah 100 orang.
Sedangkan banyaknya pandawa adalah 5 orang (yudistira, bima, arjuna, nakula, sadewa)
pandawa menghadapi lebih dari 15 orang kurawa tetapi kurang dari 25 kurawa
Yudistira = a orang,
bima = b orang,
arjuna = c orang,
nakula = d orang,
sadewa = e orang
15 < a, b, c, d, e ≤ 25
a + b + c + d + e = 100
jika a = 24, b = 22 , c = 24, d = 24 maka e = 5 (tidak memenuhi)
harus nya a = 24, b = 21, c = 19, d = 16, dan e = 20
atau bisa dengan jawaban yang lain.
Penilaian
Jawaban kurang dari 3 jawaban skor : 1
Jawaban lebih dari 3 jawaban skor : 2
Jawaban : tidak
Cara penyelesaian 1:
Jika 3 orang menghadapi masing-masing 22 maka kurawa yang dihadapi adalah = 22
+ 22 + 22 = 88 kurawa
sehingga sisa 12 kurawa yang harus dihadapi 1 orang.
Sehingga kurang dari 15 kurawa yang dihadapi.
Sehingga pandawa tidak bisa menghadapi kurawa jika 4 dari 5 orang menghadapi
masing-masing 22 kurawa
Cara penyelesaian 2 :
Jika 3 orang menghadapi masing-masing 24 maka kurawa yang dihadapi adalah = 22
+ 22 + 22 = 88 kurawa
sehingga sisa 12 kurawa yang harus dihadapi 1 orang.
Jika pandawa ke 5 yang akan menghadapi, menghadapi jumlah minimal kurawa yang
harus dihadapi yaitu 16, maka : pandawa yang ke 5 harus menghadapi = 12 kurawa.
Ini tidak memenuhi bahwapandawa harus menghadapi lebih dari 15 kurawa.
128
Sehingga pandawa tidak bisa menghadapi kurawa jika 4 dari 5 orang menghadapi
masing-masing 22 kurawa
Cara penyelesaian 3:
Jawaban : tidak
Jika 3 orang menghadapi masing-masing 24 maka kurawa yang dihadapi adalah =
22+22+22 = 88 kurawa
sehingga sisa 12 kurawa yang harus dihadapi 2 orang.
Jika pandawa ke 5 yang akan menghadapi, menghadapi jumlah maksimal kurawa
yang harus dihadapi yaitu 25, maka : pandawa yang ke 5 harus menghadapi 25
kurawa.
Ini tidak memenuhi bahwapandawa harus menghadapi lebih dari 15 kurawa.
Sehingga pandawa tidak bisa menghadapi kurawa jika 4 dari 5 orang menghadapi
masing-masing 22 kurawa
Penilaian
Jawaban dengan 1 cara, jawaban benar skor : 2
Jawaban dengan 2 cara, kedua jawaban salah skor : 2
Jawaban dengan 2 cara, 1 jawaban benar, 1 jawaban salah skor : 3
Jawaban dengan 2 cara, 2 jawaban benar skor : 4
Jawaban dengan 3 cara, 1 jawaban benar, 2 jawaban salah skor : 4
Jawaban dengan 3 cara, 2 jawaban benar, 1 jawaban salah skor : 5
Jawaban dengan 2 cara, 2 jawaban benar skor : 6
129
Hasil Pre test Kelas Kontrol
NOMOR ABSEN
KODE NOMOR SOAL
SKOR NILAI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 KTR-1 5 6 7 6 6 5 4 5 6 7 57 71
2 KTR-2 3 4 6 4 5 7 8 6 5 5 53 66
3 KTR-3 7 8 5 6 6 6 5 5 6 6 60 75
4 KTR-4 4 7 7 5 6 5 5 5 6 5 55 69
5 KTR-5 7 7 5 8 5 5 4 6 5 5 57 71
6 KTR-6 4 8 6 6 2 5 3 4 6 3 47 59
7 KTR-7 6 7 6 6 6 5 5 5 3 3 52 65
8 KTR-8 6 6 5 7 6 6 5 4 4 5 54 68
9 KTR-9 4 5 6 4 6 4 7 7 6 5 54 68
10 KTR-10 7 6 5 7 6 5 6 6 7 5 60 75
11 KTR-11 5 5 3 5 5 6 5 5 5 6 50 63
12 KTR-12 5 4 3 5 6 5 0 4 6 4 42 53
13 KTR-13 4 5 4 6 6 6 0 5 6 5 47 59
14 KTR-14 4 5 7 5 8 5 6 7 6 4 57 71
15 KTR-15 8 6 5 4 8 7 5 5 6 7 61 76
16 KTR-16 5 6 6 6 6 8 7 5 6 6 61 76
17 KTR-17 4 5 2 5 5 5 5 4 5 4 44 55
18 KTR-18 6 6 7 7 6 5 6 7 5 6 61 76
19 KTR-19 5 6 7 5 5 6 5 5 6 4 54 68
20 KTR-20 4 7 7 5 4 5 6 6 5 2 51 64
21 KTR-21 7 4 5 6 5 4 5 5 5 7 53 66
22 KTR-22 7 6 7 6 6 6 6 5 5 6 60 75
23 KTR-23 6 7 6 7 7 6 7 6 6 7 65 81
24 KTR-24 8 7 5 6 7 3 5 5 7 4 57 71
25 KTR-25 6 2 5 6 5 5 4 6 4 5 48 60
26 KTR-26 5 3 7 6 6 5 3 6 5 6 52 65
27 KTR-27 4 5 6 5 5 5 7 4 5 7 53 66
28 KTR-28 3 4 3 7 6 4 5 6 3 4 45 56
29 KTR-29 6 4 5 5 7 7 6 6 2 5 53 66
30 KTR-30 6 7 5 5 0 7 6 6 6 5 53 66
31 KTR-31 6 5 5 7 6 5 7 4 6 5 56 70
32 KTR-32 6 5 5 4 5 6 3 4 5 5 48 60
33 KTR-33 6 4 4 7 7 7 6 6 6 4 57 71
34 KTR-34 6 6 6 6 7 6 6 3 4 6 56 70
35 KTR-35 4 3 7 3 7 5 4 6 7 3 49 61
36 KTR-36 5 6 6 7 7 7 7 3 4 5 57 71
Lampiran 16
130
Hasil Pre test Kelas Eksperimen
NOMOR ABSEN
KODE NOMOR SOAL
SKOR NILAI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 EKP-1 4 6 7 4 0 6 6 7 5 5 50 63
2 EKP-2 6 6 6 5 6 5 6 7 7 7 61 76
3 EKP-3 6 6 6 6 5 5 4 6 5 5 54 68
4 EKP-4 6 6 8 4 6 6 3 5 5 5 54 68
5 EKP-5 6 6 5 7 7 5 5 6 6 8 61 76
6 EKP-6 7 4 6 6 7 5 5 6 2 4 52 65
7 EKP-7 6 5 6 6 7 6 6 7 6 6 61 76
8 EKP-8 6 8 6 8 5 5 6 5 6 0 55 69
9 EKP-9 5 5 6 6 5 6 0 6 5 7 51 64
10 EKP-10 5 0 7 7 6 5 6 5 4 5 50 63
11 EKP-11 6 4 5 5 8 6 0 6 6 8 54 68
12 EKP-12 6 3 4 4 4 5 4 7 6 5 48 60
13 EKP-13 4 3 3 6 5 6 5 5 5 5 47 59
14 EKP-14 7 6 6 6 7 6 4 5 6 0 53 66
15 EKP-15 5 0 5 6 5 5 4 4 3 5 42 53
16 EKP-16 5 5 5 4 7 5 5 6 4 6 52 65
17 EKP-17 7 4 4 4 6 5 6 7 7 7 57 71
18 EKP-18 4 6 7 6 6 7 6 8 4 6 60 75
19 EKP-19 6 5 5 4 7 6 4 5 5 6 53 66
20 EKP-20 6 6 8 6 5 5 0 6 6 4 52 65
21 EKP-21 5 5 6 4 7 8 0 6 6 6 53 66
22 EKP-22 7 5 4 7 8 7 6 7 4 7 62 78
23 EKP-23 8 6 7 5 6 6 0 5 6 6 55 69
24 EKP-24 6 7 6 5 7 6 6 6 0 7 56 70
25 EKP-25 8 6 7 7 6 5 5 7 7 7 65 81
26 EKP-26 6 4 5 3 5 5 0 5 5 6 44 55
27 EKP-27 6 6 5 5 6 5 3 6 4 7 53 66
28 EKP-28 5 6 7 6 7 6 6 7 6 5 61 76
29 EKP-29 6 3 3 0 6 5 5 6 6 7 47 59
30 EKP-30 5 4 6 7 6 0 7 5 6 4 50 63
31 EKP-31 4 5 4 5 4 4 7 4 6 6 49 61
32 EKP-32 6 7 7 8 8 6 7 7 4 4 64 80
33 EKP-33 6 6 7 6 5 6 0 6 6 5 53 66
34 EKP-34 7 5 4 7 6 7 6 6 6 6 60 75
35 EKP-35 4 4 6 5 7 5 6 7 5 8 57 71
36 EKP-36 7 8 7 7 8 6 0 6 5 0 54 68
Lampiran 17
131
Uji Normalitas Data Pre Test Kelas Kontrol Hipotesis:
H0: data berdistribusi normal.
H1: data tidak berdistribusi normal.
Pengujian hipotesis
Rumus yang digunakan:
k
i
hhitung
f
ffX
1
2
02
Kriteria pengujian
H0 diterima jika hitung tabel, dengan tabel = .
Nilai Maksimum = 81 Panjang kelas = 4,67 5
Nilai Minimum = 53 Rata-rata = 67,33
Rentang = 28 N = 36
Banyak Kelas = 6
Interval Frekuensi
(fo) Frekuensi
harapan (fh) (f0 – fh) (f0 – fh)2 (f0 – fh)2
53 – 57 3 0.972 2.028 4.113 4.231
58 – 62 5 4.871 0.129 0.017 0.003
63 – 67 9 12.294 -3.294 10.850 0.883
68 – 72 12 12.298 -0.298 0.089 0.007
73 – 77 6 4.871 1.129 1.275 0.262
78 – 82 1 0.972 0.028 0.001 0.001
Jumlah 36 36.277 -0.277 16.344 5.387
Untuk dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh X2
tabel = 11,070
Karena berada pada daerah penerimaan H0, maka data berdistribusi normal.
Daerah
penerimaan Ho
Daerah penerimaan Ho
11,070 5, 387
Lampiran 18
132
Uji Normalitas Data Pre Test Kelas Eksperimen Hipotesis:
H0: data berdistribusi normal.
H1: data tidak berdistribusi normal.
Pengujian hipotesis
Rumus yang digunakan:
k
i
hhitung
f
ffX
1
2
02
Kriteria pengujian
H0 diterima jika hitung tabel, dengan tabel = .
Nilai Maksimum = 80 Panjang kelas = 4,33 5
Nilai Minimum = 54 Rata-rata = 67,63
Rentang = 26 N = 36
Banyak Kelas = 6
Interval Frekuensi
(fo) Frekuensi
harapan (fh) (f0 – fh) (f0 – fh)2 (f0 – fh)2
53 – 57 2 0.972 1.028 1.057 1.087
58 – 62 4 4.871 -0.871 0.758 0.156
63 – 67 12 12.294 -0.294 0.086 0.007
68 – 72 9 12.298 -3.298 10.874 0.884
73 – 77 6 4.871 1.129 1.275 0.262
78 – 82 3 0.972 2.028 4.113 4.231
Jumlah 36 36.277 -0.277 18.164 6.627
Untuk dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh X2
tabel = 11,070
Karena berada pada daerah penerimaan H0, maka data berdistribusi normal.
Daerah
penerimaan Ho
Daerah penerimaan Ho
11,070 6,627
Lampiran 19
133
Uji Homogenitas Data Pre Test Hipoteisis:
H0:
(Sampel berasal dari populasi yang homogen)
H1:
(Sampel berasal dari populasi yang tidak homogen)
Pengujian hipotesis
Rumus yang digunakanTerkecilVARIAN
TerbesarVARIANFhitung
Kriteria pengujian
H0 diterima jika
.
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No Kode Nilai No Kode Nilai No Kode Nilai No Kode Nilai
1 KTR-1 71 20 KTR-20 64 1 EKP-1 63 20 EKP-20 65
2 KTR-2 66 21 KTR-21 66 2 EKP-2 76 21 EKP-21 66
3 KTR-3 75 22 KTR-22 75 3 EKP-3 68 22 EKP-22 78
4 KTR-4 69 23 KTR-23 81 4 EKP-4 68 23 EKP-23 69
5 KTR-5 71 24 KTR-24 71 5 EKP-5 76 24 EKP-24 70
6 KTR-6 59 25 KTR-25 60 6 EKP-6 65 25 EKP-25 81
7 KTR-7 65 26 KTR-26 65 7 EKP-7 76 26 EKP-26 55
8 KTR-8 68 27 KTR-27 66 8 EKP-8 69 27 EKP-27 66
9 KTR-9 68 28 KTR-28 56 9 EKP-9 64 28 EKP-28 76
10 KTR-10 75 29 KTR-29 66 10 EKP-10 63 29 EKP-29 59
11 KTR-11 63 30 KTR-30 66 11 EKP-11 68 30 EKP-30 63
12 KTR-12 53 31 KTR-31 70 12 EKP-12 60 31 EKP-31 61
13 KTR-13 59 32 KTR-32 60 13 EKP-13 59 32 EKP-32 80
14 KTR-14 71 33 KTR-33 71 14 EKP-14 66 33 EKP-33 66
15 KTR-15 76 34 KTR-34 70 15 EKP-15 53 34 EKP-34 75
16 KTR-16 76 35 KTR-35 61 16 EKP-16 65 35 EKP-35 71
17 KTR-17 55 36 KTR-36 71 17 EKP-17 71 36 EKP-36 68
18 KTR-18 76 Var 43,462 18 EKP-18 75
Var 44,478 19 KTR-19 68 19 EKP-19
977,0462,43
478,44
TerkecilVARIAN
TerbesarVARIANFhitung
–
Karena < maka Ho diterima, berarti kedua sampel berasal dari populasi yang homogen.
Daerah
penerimaan
Ho
1,79
Daerah
penerimaan Ho
0,977
Lampiran 20
97
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP
(SILABUS)
SEKOLAH : SMP N 1 Karangawen
KELAS : VII
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
SEMESTER : 1 (SATU)
BILANGAN
Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah..
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu Teknik Bentuk
Instrumen
Melakukan
operasi hitung
bilangan bulat
dan pecahan
Bilangan Bulat Pendahuluan
Guru memberi salam kepada siswa dan mengondisikan kelas.
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa bersama.
Guru menyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran.
Guru memotivasi siswa dengan memberi cerita pentingnya
belajar tentang bilangan bulat.
Guru mengingatkan kembali tentang materi yang berkaitan
dengan bilangan bulat
Inti
Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan
anggota kelompok 4 orang.
Siswa diingatkan kembali mengenai pengetahuan awal siswa
yang berkenaan dengan bilangan bulat melalui pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan pada siswa.
Siswa diberikan informasi tentang pembelajaran yang akan
dilaksanakan termasuk lokasi dan lamanya kegiatan
dilaksanakan.
Siswa diberikan pengetahuan mengenai materi pokok melalui
media yang telah dipersiapkan
Siswa mendapatkan penjelasan mengenai permainan tradisional
Menentukan hasil
penjumlahan
bilangan bulat
Tes
tertulis
Tes uraian 2 x 40
menit
Menggunakan sifat-
sifat dalam operasi
penjumlahan
bilangan bulat
Tes
tertulis
Tes uraian 2 x 40
menit
Menentukan hasil
pengurangan
bilangan bulat
Tes
tertulis
Tes uraian 2 x 40
menit
Kelas Eksperimen L
am
pira
n 2
1
13
4
98
yang akan dilakukan, mengenai cara menggunakan alat , aturan
main, soal yang harus diselesaikan, serta manfaat dalam
permainan
Siswa mempersiapkan permainan yang akan digunakan
Siswa melakukan permainan dengan teman sekelompok dengan
permainan tradisional yang telah dipersiapkan dengan
didampingi guru
Siswa diminta untuk menempelkan hasil penyelesaian masalah
dari soal yang diberikan, kemudian, kelompok lain mengamati
Siswa melakukan kompetisi antar kelompok, untuk bisa
menentukan kelompok mana yang terbaik
Evaluasi terhadap masing-masing kelompok.
Siswa bersama guru menarik kesimpulan tentang pembelajaran.
Siswa membuat rangkuman materi pokok yang telah dipelajari.
Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru untuk
mengetahui kemampuan penguasaan materi.
Penutup
Guru melakukan refleksi dan nyampaikan rencana belajar
matematika pada pertemuan berikutnya.
Guru memberikan tugas rumah
Guru mengucapkan salam untuk menutup pertemuan..
Menentukan hasil
operasi campuran
(penjumlahan-
pengurangan)
bilangan bulat
Tes
tertulis
Tes uraian 2 x 40
menit
Menyelesaikan
masalah sehari-hari
yang berhubungan
dengan operasi
bilangan bulat
Tes
tertulis
Tes uraian 2 x 40
menit
Mengetahui, Demak, Oktober 2012
Guru Pamong, Peneliti,
Kumaedi , S.Pd Dheny Wawan Febrian
NIP.19665101991031010 NIM. 4101408181
13
5
137
137
RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Karangawen
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/1
Alokasi waktu : 1 Pertemuan (2× 40 menit)
STANDAR KOMPETENSI
1. Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat
KOMPETENSI DASAR
1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Siswa mampu menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat.
2. Siswa mampu menggunakan sifat-sifat dalam operasi penjumlahan bilangan bulat
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menentukan hasil penjumlahan bilangan
bulat melalui permainan.
2. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menggunakan sifat-sifat dalam operasi
penjumlahan bilangan bulat
MATERI AJAR
Bilangan Bulat
MODEL PEMBELAJARAN
TGT (team game tournament)
METODE PEMBELAJARAN
Ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, permainan, kompetisi
PERTEMUAN 1
KELAS EKSPERIMEN
Lampiran 22
138
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
Kegiatan Inti (60 menit)
Kegiatan Pembelajaran
Pend
karakter bangsa
Pend
konservasi
budaya
Aspek
PMRI Waktu
(menit)
1. Siswa dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok dengan
anggota kelompok 4 orang.
2. Siswa diingatkan kembali
mengenai pengetahuan awal
siswa yang berkenaan dengan
bilangan bulat melalui
pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan pada siswa.
kerja sama saling
menghargai Rasa Ingin tahu
√
3
3
Kegiatan Pembelajaran
Pend
karakter bangsa
Pend
konservasi
budaya
Aspek
PMRI Waktu
(menit)
1. Guru memberi salam kepada
siswa dan mengondisikan kelas. 2. Guru meminta ketua kelas untuk
memimpin doa bersama.
3. Guru menyampaikan materi
pokok dan tujuan pembelajaran. 4. Guru memotivasi siswa dengan
memberi cerita pentingnya
belajar tentang bilangan bulat.
Misalnya: “apakah diantara kalian pernah
bermain permainan tradisional?
Pernahkah bermain dakon atau
bermain lempar karet? Ketika
melakukan permainan itu, tanpa
sadar, kita telah melakukan
penghitungan. Dengan
mempelajari bab ini kalian akan
menyadari bahwa di kehidupan
kita banyak hal yang berkaitan
dengan matematika.” 5. Guru mengingatkan kembali
tentang materi yang berkaitan
dengan bilangan bulat
Religius
Religius
Demokratis
Rasa Ingin tahu
Rasa Ingin tahu
√
√
√
√
1
1
1
1
1
139
3. Siswa dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok dengan
anggota kelompok 4 orang.
4. Siswa diingatkan kembali
mengenai pengetahuan awal
siswa yang berkenaan dengan
bilangan bulat melalui
pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan pada siswa.
5. Siswa diberikan informasi
tentang pembelajaran yang akan
dilaksanakan termasuk lokasi
dan lamanya kegiatan
dilaksanakan.
6. Siswa diberikan pengetahuan
mengenai materi pokok melalui
media yang telah dipersiapkan
7. Siswa mendapatkan penjelasan
mengenai permainan tradisional
yang akan dilakukan, mengenai
cara menggunakan alat , aturan
main, soal yang harus
diselesaikan, serta manfaat
dalam permainan
8. Siswa mempersiapkan
permainan yang akan digunakan
9. Siswa melakukan permainan
dengan teman sekelompok
dengan permainan tradisional
yang telah dipersiapkan dengan
didampingi guru
10. Siswa diminta untuk
menempelkan hasil penyelesaian
masalah dari soal yang
diberikan, kemudian, kelompok
lain mengamati
11. Siswa melakukan kompetisi
antar kelompok, untuk bisa
menentukan kelompok mana
yang terbaik
12. Evaluasi terhadap masing-
masing kelompok.
13. Siswa bersama guru menarik
kesimpulan tentang
pembelajaran.
kerja sama saling
menghargai Rasa Ingin tahu
Rasa Ingin tahu
Rasa Ingin tahu kreatif
demokratis, rasa ingin tahu
mandiri saling
menghargai, kreatif
kerja keras,
kreatif,
tangggung
jawab toleransi
mandiri
jujur, kerja keras percaya diri,
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3
3
2
2
8
2
10
10
5
2
140
Kegiatan Penutup (5 menit)
Kegiatan Pembelajaran
Pend
karakter bangsa
Pend
konservasi
budaya
Aspek
PMRI Waktu
(menit)
1. Guru melakukan refleksi dan
nyampaikan rencana belajar
matematika pada pertemuan
berikutnya.
2. Guru memberikan tugas
rumah
3. Guru mengucapkan salam
untuk menutup pertemuan.
Mandiri
Religius
√
√
3
1
1
141
PENILAIAN HASIL BELAJAR
Penilaian selama proses belajar.
Penilaian pada proses belajar dilakukan dengan pengamatan terhadap kinerja
siswa saat kerja individu pada kegiatan inti. Aspek pengamatan: kreativitas,
kegigihan, keaktifan, kerja sama, kelancaran siswa dalam menyelesaikan tugas.
Penilaian hasil belajar pertemuan dilakukan dengan kuis yang berupa tes tertulis.
Penilaian hasil belajar kompetensi dasar
Penilaian hasil belajar kompetensi dasar dilakukan dengan kuis pada akhir materi
pokok.
SUMBER BELAJAR
1. Bahan ajar yang dipersiapkan guru
2. Buku-buku matematika kelas VII SMP
Catatan:
Pada kegiatan inti,
Kegiatan nomor 2,4, 5 termasuk proses eksplorasi
Kegiatan 1, 3, 6 termasuk proses elaborasi
Kegiatan 7,8 termasuk proses konfirmasi
Mengetahui, Demak, Oktober 2012
Guru Pamong, Peneliti,
Kumaedi , S.Pd Dheny Wawan Febrian
NIP.19665101991031010 NIM. 4101408181
142
137
BILANGAN BULAT
1. Bilangan bulat dan lambangnya
Guru sebaiknya mengulas kembali berbagai himpunan bilangan, diantaranya adalah :
a. Himpunan bilangan asli = {1,2,3,4,…} atau N:{1,2,3,4,…}
b. Himpunan bilangan cacah = {0,2,3,4,…} atau C:{1,2,3,4,…}
c. Himpunan bilangan bulat = {..,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4,…} atau Z: {..,-4,-3,-2,-
1,0,1,2,3,4,…}
Himpunan bilangan bulat terdiri dari :
a) Himpunan bilangan bulat positif : {1,2,3,4,…}
b) Himpunan bilangan bulat negatif : {…,-4,-3,-2,-1}
c) Himpunan bilangan nol : {0}
Himpunan bilangan bulat : {..,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4,…} dapat di gambarkan pada suatu
garis bilangan berikut
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Dari garis bilangan di atas, makin kkanan suatu bilangan maka makin besar nilainya
dan digunakan lambang “>” yang dibaca lebih dari. Dari garis bilangan di atas, makin
ke kiri suatu bilangan maka makin kecil nilainya dan digunakan lambang “<” yang
dibaca kurang dari.
Contoh 1 :
(i) 2 < 4
(ii) -1 < 2
(iii) -4 <-1
Selanjutnya dengan garis bilangan dan tanda yang telah disepakati (kurang dari serta
lebih dari) akan diperoleh interval bilangan bulat dan dapat didefinisikan angka
berapa saja yang terdapat dalam interval tersebut.
143
Selanjutnya dengan garis bilangan dan tanda yang telah disepakati (kurang dari serta
lebih dari) akan diperoleh interval bilangan bulat dan dapat didefinisikan angka
berapa saja yang terdapat dalam interval tersebut.
Contoh 2:
Tentukan him punan bilangan bulat pada interval -2 < x < 4
Penyelesaian:
Dengan melihat garis bilangan , kita dapat menentukan interval tersebut
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Himpunan yang memenuhi interval adalah {-1,0,1,2,3}
2. operasi bilangan bulat
a) operasi penjumlahan
pada operasi penjumlahan akan diberikan pengetahuan mengenai :
1) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
Contoh : 103 + 178 = 281
2) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
Contoh : -59 +34 = -25
3) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
Contoh : -34 + (-69) = -103
dalam operasi penjumlahan bilangan bulat berlaku sifat-sifat:
1. Sifat tertutup
Bila a,b є Z, maka a + b є Z
2. Sifat asosiatif
Bila a,b, c є Z, maka (a + b) + c = a + ( b + c )
3. Unsur identitas
Bila a є Z, maka a + 0 = a, sehingga 0 “nol” merupakan unsur identitas penjumlahan
144
137
SOAL KUIS
1. Apakah 700 merupakan penyelesaian dari
133 + 129 + 117 + 121 +106 + 294
No Penyelesaian Skor
1 Jawaban : tidak
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :
133 + 129 + 117 + 121 +106 + 294
= (133 + 117) + (129 + 121) + (106+294)
= 250 + 150 + 400
=400 + 400
=800
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :
133 + 129 + 117 + 121 +106 + 294
= 152 + 138 +400
=(162 + 238) +400
= 400 + 00
= 400
2
2
2
2
1
2
1
Nilai = Skor yang diperoleh : 8
145
145
RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Karangawen
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/1
Alokasi waktu : 1 Pertemuan (2× 40 menit)
STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam
pemecahan masalah
KOMPETENSI DASAR
1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat.
2. Menentukan hasil operasi campuran (penjumlahan-pengurangan) bilangan bulat
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menentukan hasil pengurangan bilangan
bulat melalui permainan.
2. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat Menentukan hasil operasi campuran
(penjumlahan-pengurangan) bilangan bulat
MATERI AJAR
Bilangan Bulat
MODEL PEMBELAJARAN
TGT (team game tournament)
METODE PEMBELAJARAN
Ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, permainan, kompetisi
PERTEMUAN 2
KELAS EKSPERIMEN Lampiran 23
146
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
Kegiatan Inti (60 menit)
Kegiatan Pembelajaran
Pend
karakter bangsa
Pend
konservasi
budaya
Aspek
PMRI Waktu
(menit)
1. Siswa dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok dengan
anggota kelompok 4 orang.
2. Siswa diingatkan kembali
mengenai pengetahuan awal
siswa yang berkenaan dengan
bilangan bulat melalui
pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan pada siswa.
kerja sama saling
menghargai Rasa Ingin tahu
√
3
3
Kegiatan Pembelajaran
Pend
karakter bangsa
Pend
konservasi
budaya
Aspek
PMRI Waktu
(menit)
1. Guru memberi salam kepada
siswa dan mengondisikan kelas. 2. Guru meminta ketua kelas untuk
memimpin doa bersama.
3. Guru menyampaikan materi
pokok dan tujuan pembelajaran. 4. Guru memotivasi siswa dengan
memberi cerita pentingnya
belajar tentang bilangan bulat.
Misalnya: “apakah diantara kalian pernah
bermain permainan tradisional?
Pernahkah bermain dakon atau
bermain lempar karet? Ketika
melakukan permainan itu, tanpa
sadar, kita telah melakukan
penghitungan. Dengan
mempelajari bab ini kalian akan
menyadari bahwa di kehidupan
kita banyak hal yang berkaitan
dengan matematika.” 5. Guru mengingatkan kembali
tentang materi yang berkaitan
dengan bilangan bulat
Religius
Religius
Demokratis
Rasa Ingin tahu
Rasa Ingin tahu
√
√
√
√
1
1
1
1
1
147
3. Siswa dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok dengan
anggota kelompok 4 orang.
4. Siswa diingatkan kembali
mengenai pengetahuan awal
siswa yang berkenaan dengan
bilangan bulat melalui
pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan pada siswa.
5. Siswa diberikan informasi
tentang pembelajaran yang akan
dilaksanakan termasuk lokasi
dan lamanya kegiatan
dilaksanakan.
6. Siswa diberikan pengetahuan
mengenai materi pokok melalui
media yang telah dipersiapkan
7. Siswa mendapatkan penjelasan
mengenai permainan tradisional
yang akan dilakukan, mengenai
cara menggunakan alat , aturan
main, soal yang harus
diselesaikan, serta manfaat
dalam permainan
8. Siswa mempersiapkan
permainan yang akan digunakan
9. Siswa melakukan permainan
dengan teman sekelompok
dengan permainan tradisional
yang telah dipersiapkan dengan
didampingi guru
10. Siswa diminta untuk
menempelkan hasil penyelesaian
masalah dari soal yang
diberikan, kemudian, kelompok
lain mengamati
11. Siswa melakukan kompetisi
antar kelompok, untuk bisa
menentukan kelompok mana
yang terbaik
12. Evaluasi terhadap masing-
masing kelompok.
13. Siswa bersama guru menarik
kesimpulan tentang
pembelajaran.
kerja sama saling
menghargai Rasa Ingin tahu
Rasa Ingin tahu
Rasa Ingin tahu kreatif
demokratis, rasa ingin tahu
mandiri saling
menghargai, kreatif
kerja keras,
kreatif,
tangggung
jawab toleransi
mandiri
jujur, kerja keras percaya diri,
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3
3
2
2
8
2
10
10
5
2
148
Kegiatan Penutup (5 menit)
Kegiatan Pembelajaran
Pend
karakter bangsa
Pend
konservasi
budaya
Aspek
PMRI Waktu
(menit)
1. Guru melakukan refleksi dan
nyampaikan rencana belajar
matematika pada pertemuan
berikutnya.
2. Guru memberikan tugas
rumah
3. Guru mengucapkan salam
untuk menutup pertemuan.
Mandiri
Religius
√
√
3
1
1
149
PENILAIAN HASIL BELAJAR
Penilaian selama proses belajar.
Penilaian pada proses belajar dilakukan dengan pengamatan terhadap kinerja
siswa saat kerja individu pada kegiatan inti. Aspek pengamatan: kreativitas,
kegigihan, keaktifan, kerja sama, kelancaran siswa dalam menyelesaikan tugas.
Penilaian hasil belajar pertemuan dilakukan dengan kuis yang berupa tes tertulis.
Penilaian hasil belajar kompetensi dasar
Penilaian hasil belajar kompetensi dasar dilakukan dengan kuis pada akhir materi
pokok.
SUMBER BELAJAR
1. Bahan ajar yang dipersiapkan guru
2. Buku-buku matematika kelas VII SMP
Catatan:
Pada kegiatan inti,
Kegiatan nomor 2,4, 5 termasuk proses eksplorasi
Kegiatan 1, 3, 6 termasuk proses elaborasi
Kegiatan 7,8 termasuk proses konfirmasi
Mengetahui, Demak, Oktober 2012
Guru Pamong, Peneliti,
Kumaedi , S.Pd Dheny Wawan Febrian
NIP.19665101991031010 NIM. 4101408181
150
Rangkuman Materi
operasi pengurangan
seperti hal nya dengan penjumlahan, pada operasi pengurangan akan diberikan
pengetahuan mengenai :
1. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
Contoh : 30 - 17 = 13
2. Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
Contoh : 34 – (-17) = 51
3. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif
Contoh: -53 – 20 = - 63
1. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
Contoh : -14 - (-29) = 25
dalam operasi pengurangan bilangan bulat berlaku sifat-sifat:
1. Sifat tertutup
Bila a,b є Z, maka a - b є Z
2. Sifat asosiatif
Bila a,b, c є Z, maka (a - b) - c = a - ( b - c )
3.Unsur identitas
Bila a є Z, maka a - 0 = a, sehingga 0 “nol” merupakan unsur identitas
pengurangan
151
SOAL KUIS
Jika 200 adalah penyelesaian dari 445 - 77 – 95 – p, serta 300 penyelesaian dari
575-55- p – 147 , maka apakah 8 merupakan hasil dari 138 – p – 57 ?
(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)
Jawaban :
1 Jawaban : Ya
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :
445 - 77 – 95 – p =200
(445 – 95) – 77 – p = 200
350 – 77 – p = 200
350 – 200 – 77 = p
150 – 77 = p
p = 73
575- 55 - p – 147 = 300
(575-55) – p – 147 = 300
520 – p – 147 = 300
520 – 300 – 147 = p
(520 – 300) – 147 =p
220 – 147 = p
P = 73
maka hasil dari 138 – p – 57 = 138 – 73 – 57 = 138 – 130 = 8
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :
445 - 77 – 95 – p =200
368 –95- p = 200
273- 200 = p
p = 73
575- 65 - p – 147 = 300
575-55 – p – 147 = 300
520 – 147 – p = 300
1
3
3
1
2
2
153
RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Karangawen
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/1
Alokasi waktu : 1 Pertemuan (2× 35 menit)
STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam
pemecahan masalah
KOMPETENSI DASAR
1.2 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dalam
pemecahan masalah
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan operasi bilangan
bulat
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran ini, siswa dapat Menyelesaikan masalah sehari-hari yang
berhubungan dengan operasi bilangan bulat
MATERI AJAR
Bilangan Bulat
MODEL PEMBELAJARAN
TGT (team game tournament)
METODE PEMBELAJARAN
Ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, permainan, kompetisi
PERTEMUAN 3
KELAS EKSPERIMEN
Lampiran 24
154
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
Kegiatan Inti (60 menit)
Kegiatan Pembelajaran
Pend
karakter bangsa
Pend
konservasi
budaya
Aspek
PMRI Waktu
(menit)
1. Siswa dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok dengan
anggota kelompok 4 orang.
2. Siswa diingatkan kembali
mengenai pengetahuan awal
siswa yang berkenaan dengan
bilangan bulat melalui
pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan pada siswa.
3. Siswa diberikan informasi
tentang pembelajaran yang akan
dilaksanakan termasuk lokasi dan
lamanya kegiatan dilaksanakan.
4. Siswa diberikan pengetahuan
kerja sama saling
menghargai Rasa Ingin tahu
Rasa Ingin tahu
√
√
3
3
2
Kegiatan Pembelajaran
Pend
karakter bangsa
Pend
konservasi
budaya
Aspek
PMRI Waktu
(menit)
1. Guru memberi salam kepada
siswa dan mengondisikan kelas. 2. Guru meminta ketua kelas untuk
memimpin doa bersama.
3. Guru menyampaikan materi
pokok dan tujuan pembelajaran. 4. Guru memotivasi siswa dengan
memberi cerita pentingnya belajar
tentang bilangan bulat. Misalnya: 5. “apakah diantara kalian pernah
bermain permainan tradisional?
Pernahkah bermain dakon atau
bermain lempar karet? Ketika
melakukan permainan itu, tanpa
sadar, kita telah melakukan
penghitungan. Dengan
mempelajari bab ini kalian akan
menyadari bahwa di kehidupan
kita banyak hal yang berkaitan
dengan matematika.”
6. Guru mengingatkan kembali
tentang materi yang berkaitan
dengan bilangan bulat
Religius
Religius
Religius
Rasa Ingin tahu
Rasa Ingin tahu
√
√
√
√
1
1
1
1
1
155
mengenai materi pokok melalui
media yang telah dipersiapkan
5. Siswa mendapatkan penjelasan
mengenai permainan tradisional
yang akan dilakukan, mengenai
cara menggunakan alat , aturan
main, soal yang harus
diselesaikan, serta manfaat dalam
permainan
6. Siswa mempersiapkan permainan
yang akan digunakan
7. Siswa melakukan permainan
dengan teman sekelompok
dengan permainan tradisional
yang telah dipersiapkan dengan
didampingi guru
8. Siswa diminta untuk
menempelkan hasil penyelesaian
masalah dari soal yang diberikan,
kemudian, kelompok lain
mengamati
9. Siswa melakukan kompetisi antar
kelompok, untuk bisa
menentukan kelompok mana
yang terbaik
10. Evaluasi terhadap masing-masing
kelompok.
11. Siswa bersama guru menarik
kesimpulan tentang
pembelajaran.
12. Siswa membuat rangkuman
materi pokok yang telah
dipelajari.
13. Siswa mengerjakan kuis yang
diberikan oleh guru untuk
mengetahui kemampuan
penguasaan materi.
Rasa Ingin tahu kreatif
demokratis, rasa ingin tahu
mandiri saling
menghargai, kreatif
kerja keras,
kreatif,
tangggung
jawab toleransi
mandiri
jujur, kerja keras percaya diri,
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2
8
2
10
10
5
2
3
10
156
Kegiatan Penutup (5 menit)
Kegiatan Pembelajaran
Pend
karakter bangsa
Pend
konservasi
budaya
Aspek
PMRI Waktu
(menit)
1. Guru melakukan refleksi dan
nyampaikan rencana belajar
matematika pada pertemuan
berikutnya.
2. Guru memberikan tugas
rumah
3. Guru mengucapkan salam
untuk menutup pertemuan.
Mandiri
Religius
√
√
3
1
1
157
PENILAIAN HASIL BELAJAR
Penilaian selama proses belajar.
Penilaian pada proses belajar dilakukan dengan pengamatan terhadap kinerja
siswa saat kerja individu pada kegiatan inti. Aspek pengamatan: kreativitas,
kegigihan, keaktifan, kerja sama, kelancaran siswa dalam menyelesaikan tugas.
Penilaian hasil belajar pertemuan dilakukan dengan kuis yang berupa tes tertulis.
Penilaian hasil belajar kompetensi dasar
Penilaian hasil belajar kompetensi dasar dilakukan dengan kuis pada akhir materi
pokok.
SUMBER BELAJAR
Bahan ajar yang dipersiapkan guru
Buku-buku matematika kelas VII SMP
Catatan:
Pada kegiatan inti,
Kegiatan nomor 2,4, 5 termasuk proses eksplorasi
Kegiatan 1, 3, 6 termasuk proses elaborasi
Kegiatan 7,8 termasuk proses konfirmasi
Mengetahui, Demak, Oktober 2012
Guru Pamong, Peneliti,
Kumaedi , S.Pd Dheny Wawan Febrian
NIP.19665101991031010 NIM. 4101408181
158
SOAL KUIS
Suatu hari saya membantu ayah menjual baju batik. Baju batik tersebut terdapat 3
jenis, yaitu batik parang, batik mega mendung, sidomukti. Banyak batik parang 17
buah, batik mega mendung 27 buah, batik sidomukti 32 buah. Pada hari pertama
terjual batik parang 10 dan mega mendung 15. Pada hari kedua terjual batik
parang 4 dan batik sidomukti 23. Berapakah banyaknya masing-masing jenis
batik yang masih belum terjual?
Penyelesaian 1 :
Jenis batik Banyak Hari
pertama
Hari
kedua
Sisa
Parang 17 10 4 17- 10 – 4 = 3
Mega
mendung
27 15 0 27 – 15 – 0 = 12
Sido mukti 32 0 23 32 – 0 – 23 = 9
Penyelesaian 2 :
Jenis batik Banyak Hari
pertama
Hari
kedua
Jumlah
penjualan
Sisa
Parang 17 10 4 10 + 4 = 14 17 – 14 = 3
Mega mendung 27 15 0 15 + 0 = 15 27 – 15 = 12
Sido mukti 32 0 23 0 + 23 = 23 32 – 23 = 9
136
159
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
ANALISIS MATERI KOMPETENSI SISWA SMP
(SILABUS)
SEKOLAH : SMP N 1 Karangawen
KELAS : VII
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
SEMESTER : 1 (SATU)
BILANGAN
Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah..
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu Teknik Bentuk
Instrumen
Melakukan
operasi hitung
bilangan bulat
dan pecahan
Bilangan Bulat Pendahuluan
Guru memberi salam kepada siswa dan mengondisikan kelas.
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa bersama.
Guru menyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran.
Guru memotivasi siswa dengan memberi cerita pentingnya
belajar tentang bilangan bulat.
Guru mengingatkan kembali tentang materi yang berkaitan
dengan bilangan bulat
Inti
Siswa diingatkan kembali mengenai pengetahuan awal siswa
yang berkenaan dengan bilangan bulat melalui pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan pada siswa.
Siswa diberikan informasi tentang pembelajaran yang akan
dilaksanakan termasuk lokasi dan lamanya kegiatan Siswa
diberikan pengetahuan mengenai materi pokok melalui media
yang telah dipersiapkan
Siswa mendapatkan contoh soal serta cara penyelesaiannya
Menentukan hasil
penjumlahan
bilangan bulat
Tes
tertulis
Tes uraian 2 x 40
menit
Menggunakan sifat-
sifat dalam operasi
penjumlahan
bilangan bulat
Tes
tertulis
Tes uraian 2 x 40
menit
Menentukan hasil Tes Tes uraian 2 x 40
Kelas Kontrol
Lam
pira
n 2
5
159 a
160
Siswa mendapatkan latihan soal yang terkait dengan materi
pokok
Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru dan
didampingi oleh guru dalam pengerjaan soal tersebut
Siswa secara sukarela atau ditunjuk oleh guru untuk maju ke
depan kelas menuliskan dan mempresentasikan jawaban yang
telah dikerjakan
Guru memberi umpan balik atas pekerjaan siswa.
Siswa menarik kesimpulan tentang pembelajaran.
Siswa membuat rangkuman materi pokok yang telah dipelajari.
Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru dilaksanakan
untuk mengetahui kemampuan penguasaan materi.
Penutup
Guru melakukan refleksi dan nyampaikan rencana belajar
matematika pada pertemuan berikutnya.
Guru memberikan tugas rumah
Guru mengucapkan salam untuk menutup pertemuan.
pengurangan
bilangan bulat
tertulis menit
Menentukan hasil
operasi campuran
(penjumlahan-
pengurangan)
bilangan bulat
Tes
tertulis
Tes uraian 2 x 40
menit
Menyelesaikan
masalah sehari-hari
yang berhubungan
dengan operasi
bilangan bulat
Tes
tertulis
Tes uraian 2 x 40
menit
Mengetahui, Demak, Oktober 2012
Guru Pamong, Peneliti,
Kumaedi , S.Pd Dheny Wawan Febrian
NIP.19665101991031010 NIM. 4101408181
159 b
160
RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Karangawen
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/1
Alokasi waktu : 1 Pertemuan (2 × 40 menit)
STANDAR KOMPETENSI
Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat
KOMPETENSI DASAR
1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Siswa mampu menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat.
Siswa mampu menggunakan sifat-sifat dalam operasi penjumlahan bilangan bulat
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menentukan hasil penjumlahan bilangan
bulat melalui permainan.
Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menggunakan sifat-sifat dalam operasi
penjumlahan bilangan bulat
MATERI AJAR
Bilangan Bulat (terlampir)
MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran langsung
METODE PEMBELAJARAN
Ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, permainan, kompetisi
PERTEMUAN 1
KELAS KONTROL
Lampiran 26
161
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Inti (60 menit)
Kegiatan Pembelajaran Pend
karakter bangsa
Waktu
(menit)
1. Siswa diingatkan kembali mengenai pengetahuan awal
siswa yang berkenaan dengan bilangan bulat melalui
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada siswa.
2. Siswa diberikan informasi tentang pembelajaran yang
akan dilaksanakan termasuk lokasi dan lamanya
kegiatan Siswa diberikan pengetahuan mengenai
materi pokok melalui media yang telah dipersiapkan
3. Siswa mendapatkan contoh soal serta cara
penyelesaiannya
4. Siswa mendapatkan latihan soal yang terkait dengan
materi pokok
5. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh
guru dan didampingi oleh guru dalam pengerjaan soal
tersebut
6. Siswa secara sukarela atau ditunjuk oleh guru untuk
maju ke depan kelas menuliskan dan
mempresentasikan jawaban yang telah dikerjakan
7. Guru memberi umpan balik atas pekerjaan siswa.
8. Siswa menarik kesimpulan tentang pembelajaran.
9. Siswa membuat rangkuman materi pokok yang telah
dipelajari. 10. Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru
dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan
penguasaan materi.
kerja sama saling menghargai Rasa Ingin tahu
demokratis kreatif, Rasa Ingin tahu kreatif demokratis,
demokratis mandiri kreatif jujur, mandiri percaya diri,
5
15
5 2 5
5
3 5 5
10
Kegiatan Pembelajaran Pend
karakter bangsa
Waktu
(menit)
1. Guru memberi salam kepada siswa dan mengondisikan
kelas. 2. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
bersama. 3. Guru menyampaikan materi pokok dan tujuan
pembelajaran.
4. Guru memotivasi siswa dengan memberi cerita
pentingnya belajar tentang bilangan bulat.
5. Guru mengingatkan kembali tentang materi yang
berkaitan dengan bilangan bulat
Religius
Religius
Religius
Rasa Ingin tahu
Rasa Ingin tahu
1 2 2 2 3
162
Kegiatan Penutup (10 menit)
Kegiatan Pembelajaran Pend
karakter bangsa
Waktu
(menit)
1. Guru melakukan refleksi dan nyampaikan rencana
belajar matematika pada pertemuan berikutnya.
2. Guru memberikan tugas rumah
3. Guru mengucapkan salam untuk menutup
pertemuan.
Mandiri
Religius
4
4
2
PENILAIAN HASIL BELAJAR
Penilaian selama proses belajar.
Penilaian pada proses belajar dilakukan dengan pengamatan terhadap kinerja
siswa saat kerja individu pada kegiatan inti. Aspek pengamatan: kreativitas,
kegigihan, keaktifan, kerja sama, kelancaran siswa dalam menyelesaikan tugas.
Penilaian hasil belajar pertemuan dilakukan dengan kuis yang berupa tes tertulis.
Penilaian hasil belajar kompetensi dasar
Penilaian hasil belajar kompetensi dasar dilakukan dengan kuis pada akhir materi
pokok.
163
SUMBER BELAJAR
Bahan ajar yang dipersiapkan guru
Buku-buku matematika kelas VII SMP
Catatan:
Pada kegiatan inti,
Kegiatan nomor 2,4, 5 termasuk proses eksplorasi
Kegiatan 1, 3, 6 termasuk proses elaborasi
Kegiatan 7,8 termasuk proses konfirmasi
Mengetahui, Demak, Oktober 2012
Guru Pamong, Peneliti,
Kumaedi , S.Pd Dheny Wawan Febrian
NIP.19665101991031010 NIM. 4101408181
164
Lampiran 1
BILANGAN BULAT
Bilangan bulat dan lambangnya
Guru sebaiknya mengulas kembali berbagai himpunan bilangan, diantaranya
adalah :
Himpunan bilangan asli = {1,2,3,4,…} atau N:{1,2,3,4,…}
Himpunan bilangan cacah = {0,2,3,4,…} atau C:{1,2,3,4,…}
Himpunan bilangan bulat = {..,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4,…} atau Z: {..,-4,-3,-2,-
1,0,1,2,3,4,…}
Himpunan bilangan bulat terdiri dari :
Himpunan bilangan bulat positif : {1,2,3,4,…}
Himpunan bilangan bulat negatif : {…,-4,-3,-2,-1}
Himpunan bilangan nol : {0}
Himpunan bilangan bulat : {..,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4,…} dapat di gambarkan pada
suatu garis bilangan berikut
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Dari garis bilangan di atas, makin kkanan suatu bilangan maka makin besar
nilainya dan digunakan lambang “>” yang dibaca lebih dari. Dari garis bilangan di
atas, makin ke kiri suatu bilangan maka makin kecil nilainya dan digunakan
lambang “<” yang dibaca kurang dari.
Contoh 1 :
2 < 4
-1 < 2
-4 <-1
Selanjutnya dengan garis bilangan dan tanda yang telah disepakati (kurang dari
serta lebih dari) akan diperoleh interval bilangan bulat dan dapat didefinisikan
angka berapa saja yang terdapat dalam interval tersebut.
165
Contoh 2:
Tentukan him punan bilangan bulat pada interval -2 < x < 4
Penyelesaian:
Dengan melihat garis bilangan , kita dapat menentukan interval tersebut
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Himpunan yang memenuhi interval adalah {-1,0,1,2,3}
2. operasi bilangan bulat
a) operasi penjumlahan
pada operasi penjumlahan akan diberikan pengetahuan mengenai :
Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
Contoh : 103 + 178 = 281
Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif
Contoh : -59 +34 = -25
Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif
Contoh : -34 + (-69) = -103
dalam operasi penjumlahan bilangan bulat berlaku sifat-sifat:
Sifat tertutup
Bila a,b є Z, maka a + b є Z
Sifat asosiatif
Bila a,b, c є Z, maka (a + b) + c = a + ( b + c )
Unsur identitas
Bila a є Z, maka a + 0 = a, sehingga 0 “nol” merupakan unsur identitas
penjumlahan
166
Lampiran 2
SOAL KUIS
Apakah 700 merupakan penyelesaian dari
133 + 129 + 117 + 121 +106 + 294
No Penyelesaian Skor
1 Jawaban : tidak
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :
133 + 129 + 117 + 121 +106 + 294
= (133 + 117) + (129 + 121) + (106+294)
= 250 + 150 + 400
=400 + 400
=800
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :
133 + 129 + 117 + 121 +106 + 294
= 152 + 138 +400
=(162 + 238) +400
= 400 + 00
= 400
2
2
2
2
1
2
1
Nilai = Skor yang diperoleh : 8
167
RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Karangawen
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/1
Alokasi waktu : 1 Pertemuan (2× 35 menit)
STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam
pemecahan masalah
KOMPETENSI DASAR
1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat.
Menentukan hasil operasi campuran (penjumlahan-pengurangan) bilangan bulat
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menentukan hasil pengurangan bilangan
bulat melalui permainan.
Setelah pembelajaran ini, siswa dapat Menentukan hasil operasi campuran
(penjumlahan-pengurangan) bilangan bulat
MATERI AJAR
Bilangan Bulat (terlampir)
MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran langsung
METODE PEMBELAJARAN
Ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, permainan, kompetisi
PERTEMUAN 2
KELAS KONTROL
Lampiran 27
168
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Inti (60 menit)
Kegiatan Pembelajaran Pend
karakter bangsa
Waktu
(menit)
1. Siswa diingatkan kembali mengenai pengetahuan awal
siswa yang berkenaan dengan bilangan bulat melalui
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada siswa.
2. Siswa diberikan informasi tentang pembelajaran yang
akan dilaksanakan termasuk lokasi dan lamanya
kegiatan Siswa diberikan pengetahuan mengenai
materi pokok melalui media yang telah dipersiapkan
3. Siswa mendapatkan contoh soal serta cara
penyelesaiannya
4. Siswa mendapatkan latihan soal yang terkait dengan
materi pokok
5. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh
guru dan didampingi oleh guru dalam pengerjaan soal
tersebut
6. Siswa secara sukarela atau ditunjuk oleh guru untuk
maju ke depan kelas menuliskan dan
mempresentasikan jawaban yang telah dikerjakan
7. Guru memberi umpan balik atas pekerjaan siswa.
8. Siswa menarik kesimpulan tentang pembelajaran.
9. Siswa membuat rangkuman materi pokok yang telah
dipelajari. 10. Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru
dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan
penguasaan materi.
kerja sama saling menghargai Rasa Ingin tahu
demokratis kreatif, Rasa Ingin tahu kreatif demokratis,
demokratis mandiri kreatif jujur, mandiri percaya diri,
5
15
5 2 5
5
3 5 5
10
Kegiatan Penutup (10 menit)
Kegiatan Pembelajaran Pend
karakter bangsa
Waktu
(menit)
1. Guru memberi salam kepada siswa dan mengondisikan
kelas. 2. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
bersama. 3. Guru menyampaikan materi pokok dan tujuan
pembelajaran.
4. Guru memotivasi siswa dengan memberi cerita
pentingnya belajar tentang bilangan bulat.
5. Guru mengingatkan kembali tentang materi yang
berkaitan dengan bilangan bulat
Religius
Religius
Religius
Rasa Ingin tahu
Rasa Ingin tahu
1 2 2 2 3
169
Kegiatan Pembelajaran Pend
karakter bangsa
Waktu
(menit)
1. Guru melakukan refleksi dan nyampaikan rencana
belajar matematika pada pertemuan berikutnya.
2. Guru memberikan tugas rumah
3. Guru mengucapkan salam untuk menutup
pertemuan.
Mandiri
Religius
4
4
2
PENILAIAN HASIL BELAJAR
Penilaian selama proses belajar.
Penilaian pada proses belajar dilakukan dengan pengamatan terhadap kinerja
siswa saat kerja individu pada kegiatan inti. Aspek pengamatan: kreativitas,
kegigihan, keaktifan, kerja sama, kelancaran siswa dalam menyelesaikan tugas.
Penilaian hasil belajar pertemuan dilakukan dengan kuis yang berupa tes tertulis.
Penilaian hasil belajar kompetensi dasar
Penilaian hasil belajar kompetensi dasar dilakukan dengan kuis pada akhir materi
pokok.
170
SUMBER BELAJAR
Bahan ajar yang dipersiapkan guru
Buku-buku matematika kelas VII SMP
Catatan:
Pada kegiatan inti,
Kegiatan nomor 2,4, 5 termasuk proses eksplorasi
Kegiatan 1, 3, 6 termasuk proses elaborasi
Kegiatan 7,8 termasuk proses konfirmasi
Mengetahui, Demak, Oktober 2012
Guru Pamong, Peneliti,
Kumaedi , S.Pd Dheny Wawan Febrian
NIP.19665101991031010 NIM. 4101408181
171
RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Karangawen
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/1
Alokasi waktu : 1 Pertemuan (2×40 menit)
STANDAR KOMPETENSI
Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam
pemecahan masalah
KOMPETENSI DASAR
1.2 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dalam
pemecahan masalah
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan operasi bilangan
bulat
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran ini, siswa dapat Menyelesaikan masalah sehari-hari yang
berhubungan dengan operasi bilangan bulat
MATERI AJAR
Bilangan Bulat (terlampir)
MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran langsung
METODE PEMBELAJARAN
Ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, permainan, kompetisi
PERTEMUAN 3
KELAS KONTROL
Lampiran 28
172
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan Inti (60 menit)
Kegiatan Pembelajaran Pend
karakter bangsa
Waktu
(menit)
1. Siswa diingatkan kembali mengenai pengetahuan awal
siswa yang berkenaan dengan bilangan bulat melalui
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada siswa.
2. Siswa diberikan informasi tentang pembelajaran yang
akan dilaksanakan termasuk lokasi dan lamanya
kegiatan Siswa diberikan pengetahuan mengenai
materi pokok melalui media yang telah dipersiapkan
3. Siswa mendapatkan contoh soal serta cara
penyelesaiannya
4. Siswa mendapatkan latihan soal yang terkait dengan
materi pokok
5. Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh
guru dan didampingi oleh guru dalam pengerjaan soal
tersebut
6. Siswa secara sukarela atau ditunjuk oleh guru untuk
maju ke depan kelas menuliskan dan
mempresentasikan jawaban yang telah dikerjakan
7. Guru memberi umpan balik atas pekerjaan siswa.
8. Siswa menarik kesimpulan tentang pembelajaran.
9. Siswa membuat rangkuman materi pokok yang telah
dipelajari. 10. Siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru
dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan
penguasaan materi.
kerja sama saling menghargai Rasa Ingin tahu
demokratis kreatif, Rasa Ingin tahu kreatif demokratis,
demokratis mandiri kreatif jujur, mandiri percaya diri,
5
15
5 2 5
5
3 5 5
10
Kegiatan Pembelajaran Pend
karakter bangsa
Waktu
(menit)
1. Guru memberi salam kepada siswa dan mengondisikan
kelas. 2. Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa
bersama. 3. Guru menyampaikan materi pokok dan tujuan
pembelajaran.
4. Guru memotivasi siswa dengan memberi cerita
pentingnya belajar tentang bilangan bulat.
5. Guru mengingatkan kembali tentang materi yang
berkaitan dengan bilangan bulat
Religius
Religius
Religius
Rasa Ingin tahu
Rasa Ingin tahu
1 2 2 2 3
173
Kegiatan Penutup (10 menit)
Kegiatan Pembelajaran Pend
karakter bangsa
Waktu
(menit)
1. Guru melakukan refleksi dan nyampaikan rencana
belajar matematika pada pertemuan berikutnya.
2. Guru memberikan tugas rumah
3. Guru mengucapkan salam untuk menutup
pertemuan.
Mandiri
Religius
4
4
2
PENILAIAN HASIL BELAJAR
Penilaian selama proses belajar.
Penilaian pada proses belajar dilakukan dengan pengamatan terhadap kinerja
siswa saat kerja individu pada kegiatan inti. Aspek pengamatan: kreativitas,
kegigihan, keaktifan, kerja sama, kelancaran siswa dalam menyelesaikan tugas.
Penilaian hasil belajar pertemuan dilakukan dengan kuis yang berupa tes tertulis.
Penilaian hasil belajar kompetensi dasar
Penilaian hasil belajar kompetensi dasar dilakukan dengan kuis pada akhir materi
pokok.
174
SUMBER BELAJAR
Bahan ajar yang dipersiapkan guru
Buku-buku matematika kelas VII SMP
Catatan:
Pada kegiatan inti,
Kegiatan nomor 2,4, 5 termasuk proses eksplorasi
Kegiatan 1, 3, 6 termasuk proses elaborasi
Kegiatan 7,8 termasuk proses konfirmasi
Mengetahui, Demak, Oktober 2012
Guru Pamong, Peneliti,
Kumaedi , S.Pd Dheny Wawan Febrian
NIP.19665101991031010 NIM. 4101408181
175
SOAL TUGAS PERTEMUAN 1
1. Apakah 200 merupakan hasil dari 63 + 29 +17 + 51 +16 +24 ?
(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya).
2. -19 + 21 = 21 + (-19) apakah sifat dalam operasi penjumlahan
tersebut? Apakah sifat tersebut berlaku juga untuk –4 + (-5) = -5
+(-4) ?
(jelaskan alasan jawaban disertai 3 buah contoh dari sifat
penjumlahan tersebut)
3. 125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200. Sifat apakah yang
terdapat dalam operasi penjumlahan tersebut? Susunlah contoh
operasi penjumlahan yang lain dengan hasil = 200 dengan
menggunakan sifat yang telah kamu sebutkan.
Lampiran 29
176
SOAL TUGAS PERTEMUAN 2
1. Jika 100 adalah penyelesaian dari 195 - 27 –15 – p, serta -80
penyelesaian dari 75-55- p – 47 , maka apakah 8 merupakan hasil
dari 38 – p – 7
(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya).
2. -45 + 32 – 82 + 65 = x serta -40 + (-53) – (-13) +50 = y , jika ada
pernyataan “x dan y bernilai sama”, benarkah pernyataan tersebut?
(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya).
3. 47 – 56 + 120 – 91 = a, jika nilai a disubtitusikan kedalam kalimat
“ a + 45 = 55 “ apakah kalimat tersebut merupakan pernyataan
yang bernilai benar?
(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya).
Lampiran 30
177
SOAL TUGAS PERTEMUAN 3
1. Suatu ketika ada wisatawan yang berburu batik di
Indonesia. Dia berburu di jogja selama 13 hari, lalu
berburu lagi di pekalongan selama 5 hari, dan di
solo selama 12 hari. Apakah bias dikatakan bahwa
wisatawan tersebut berburu batik di Indonesia
selama 1 bulan (anggap 1 bulan = 30 hari)?
(jelaskan alasan jawaban disertai proses
penyelesaiannya)
2. Jika ada 70 batik dalam sebuah toko, yang terdiri
dari batik solo 31, batik jogja 15, dan batik
pekalongan 24. Seseorang membeli batik
banyaknya 25 buah, dengan rincian, batik
pekalongan 10 buah, batik solo 15 buah. Apakah
sisa seluruh batik lebih dari 3 lusin ( 1 lusin = 12
buah)? batik manakah yang paling sedikit?
3. (jelaskan alasan jawaban disertai proses
penyelesaiannya)
Lampiran 31
178
KUNCI JAWABAN SOAL TUGAS PERTEMUAN 1
No Penyelesaian Skor
1 Jawaban : ya
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :
63 + 29 +17 + 51 +16 +24
= (63 + 17) + (29 + 51) + (16+24)
= 80 + 80 + 40
=160 + 40
=200
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :
63 + 29 +17 + 51 +16 +24
= 82+ 17 +51 + 16 + 24
=99 + 51 + 16 + 24
= 200
2
2
2
2
1
2
1
2 Jawaban : Ya
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :
Karena sifat komutatif penjumlahan berlaku bagi semua bilangan bulat baik
bilangan bulat positif maupun bilangan bulat negatif
Contoh sifat komutatif :
-13 + (-20) = -20 + (-13) = -33
-76 + (-24) = -24 + (-76) = -100
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :
Tidak bisa mengemukakan alasan jawaban dengan jelas
Contoh sifat komutatif :
-160 + (-80) = -80 + (-160) = -240
(contoh hmpir serupa dengan di soal)
1
5
2
2
1
Lampiran 32
179
3 Jawaban : sifat asosiatif
Cara penyelesaian 1:
125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200.
Contoh lain dengan hasil 200 =
62 +( 57 + 81) =( 62 + 57) + 81
Cara penyelesaian 2 :
125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200.
Contoh lain dengan hasil 200 = (contoh mirip dengan soal)
100 + (50+50) = (100+50)+50
Penilaian :
Menyebutkan sifat asosiatif , skor : 2
Jawaban kurang dari 5 skor : 2
Jawaban 5-10 jawaban skor : 4
Jawaban lebih dari 10 skor : 6
180
KUNCI JAWABAN SOAL TUGAS PERTEMUAN 2
No Penyelesaian Skor
1 Jawaban : Tidak
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :
195 - 27 – 15 – p =100
(195 – 15) – 27 – p = 100
170 – 27 – p = 100
170 – 100 – 27 = p
70 – 27 = p
p = 53
75- 55 - p – 47 = -80
(75-55) – p – 47 = -80
20 + 80 – 47 = -80
100 – 47 = p
P = 53
maka hasil dari 38 – p – 7 = 38 – 53 – 7 = -25 – 7 = -33
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :
195 - 27 – 15 – p = 100
153- 100 = p
p = 53
75 – 55 - p – 47 = - 80
20 – 47 – p = -80
p = 53
maka hasil dari 38 – p – 7 = 38 – 53 – 7 = -33
1
3
3
1
2
2
1
2 Jawaban : Ya
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :
-45 + 32 – 82 + 65 = x
x = -45 + 32 – 82 + 65
= 65 – 45 + 32 – 82
= 20 - 50
= -30
1
2
1
Lampiran
33
181
-40 + (-53) – (-13)+50 = y
y = -40 + (-53) – (-13) + 50
= -40 – 53 + 13 + 50
= 50 – 40 +13 – 53
= 10 – 40
= -30
Sehingga nilai x dan y adalah sama yaitu -30
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :
-45 + 32 – 82 + 65 = x
x = -45 + 32 – 82 + 65
= -30
-40 + (-53) – (-13)+50= y
y = -40 + (-53) – (-13) + 50
= -30 Sehingga nilai x dan y adalah sama yaitu -30
2
1
1
1
1
1
1
1
3 Jawaban : tidak
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :
47 – 56 + 120 – 91 = a
a = 47 + 120 – 56 – 91
= 167 - 147
= 20
nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55
a + 45 = 20 + 45 = 65, maka kalimat bernilai salah
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :
47 – 56 + 120 – 91 = a 20 = a
nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55
a + 45 = 20 + 45 = 65
maka kalimat bernilai salah
1
3
1
3
2
1
3
182
KUNCI JAWABAN SOAL TUGAS PERTEMUAN 3
No Penyelesaian Skor
1 Jawaban : Ya
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir kreatif) :
Lama berburu batik = 13 + 5 + 12
= 13 + 12 + 5
= 25 + 5
= 30
diperoleh lamanya berburu batik = 30 hari
sehingga lamanya berburu batik = 1 bulan
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek berpikir kreatif) :
13 + 5 + 12 = 30
diperoleh lamanya berburu batik = 30 hari
sehingga lamanya berburu batik = 1 bulan
1
3
3
1
2
2
1
2 Jawaban :
Banyak batik = 70 buah
Terdiri dari,
batik solo =31, batik jogja= 15, batik pekalongan = 24
pembeli membeli 25 buah
sehingga sisa batik = 70 – 25 = 35
karena 3 lusin = 12 + 12 + 12 = 36 buah, maka jumlah batik kurang dari 3 lusin
pembeli membeli 25 buah terdiri dari batik pekalongan 10, dan batik solo = 15
sehingga sisa batik
batik solo =31 – 15 = 16 buah
batik jogja= 15 buah
batik pekalongan = 24 – 10 = 14 buah
sehingga diperoleh batik yang paling sedikit adalah batik pekalongan
1
2
1
2
1
1
Lampiran
34
183
KISI-KISI SOAL PENILAIAN BERPIKIR KREATIF
Sekolah : SMP Negeri 1 Karangawen
Kelas/Semester : VII/1
Materi : Bilangan Bulat
Alokasi waktu : 80 menit
Standart Kompetensi : Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam
pemecahan masalah
No Kompetensi Dasar Indikator
Aspek
berpikir
kreatif Materi
Bentuk
Soal
No
Soal
1 2 3
1 Melakukan operasi
hitung bilangan bulat
dan pecahan
Menentukan hasil
penjumlahan
bilangan bulat √ √ √
Bilangan
bulat
uraian 1, 5,
2 Menggunakan
sifat-sifat dalam
operasi
penjumlahan
bilangan bulat
√ √ √
Bilangan
bulat
uraian 6, 10
3 Menentukan hasil
pengurangan
bilangan bulat √ √ √
Bilangan
bulat
uraian 2, 7
4 Menentukan hasil
operasi campuran
(penjumlahan-
pengurangan)
bilangan bulat
√ √ √
Bilangan
bulat
uraian 4, 8
5 Menggunakan sifat-sifat
operasi hitung bilangan
bulat dan pecahan
dalam pemecahan
masalah
Menyelesaikan
masalah sehari-
hari yang
berhubungan
dengan operasi
bilangan bulat
√ √ √
Bilangan
bulat
uraian 3, 9
Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif : 1) kefasihan 2) fleksibilitas 3) kebaruan
Lampiran 35
184
DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA KABUPATEN DEMAK
SMP NEGERI 1 KARANGAWEN
Jalan Raya Karangawen, no 109 , karangawen demak,
kodepos 59566
SOAL ULANGAN
materi : Bilangan Bulat
Waktu : 80 menit
Petunjuk : baca soal secara cermat, lalu kerjakan soal dibawah ini sesuai dengan
perintah yang ada pada soal
Kerjakan soal berikut dengan 1 cara yang di anggap sebagai jawaban paling tepat.
1. Apakah 800 merupakan hasil dari 133 + 129 + 117 + 121 +206 + 294 ?
(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya).
2. Jika 200 adalah penyelesaian dari 445 - 77 – 95 – p, serta 300 penyelesaian dari 575-
55- p – 147 , maka apakah 8 merupakan hasil dari 138 – p – 57 ?
3. (jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)
4. Suatu ketika ada wanita cina Nona Mei Ling yang mengunjungi Indonesia. Karena melihat
pesona alam Indonesia yang begitu indah, dia memutuskan untuk tinggal di indonesia selama
450 hari. Akan tetapi dia selalu berpindah-pindah. Dia tinggal di pulau jawa 157 hari, di
Kalimantan 121 hari, di Sulawesi 55 hari, lalu sisanya dia tinggal di papua. Apakah bisa
disimpulkan bahwa dia tinggal di papua selama 17 minggu (anggap 1 minggu = 7 hari)?
(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)
5. -145 + 232 – 182 + 565 = x serta -140 + (-153) – (-113) + 650 = y , jika ada
pernyataan “x dan y bernilai sama”, benarkah pernyataan tersebut?
(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)
6. 237 + 900 + a = 1200 dan nilai dari a + b = 125. Dari operasi penjumlahan tersebut
dapatkah kita mengatakan bahwa a lebih besar dari b?
7. (jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)
8. -169 + 81 = 81 + (-169) merupakan sifat komutatif dalam operasi penjumlahan. Apakah
berlaku juga untuk –a + (-b) = -b +(-a) ?
(jelaskan alasan jawaban disertai 1 buah contoh dari sifat komutatif penjumlahan tersebut)
9. -23 – (-45) – 72 – (-a) –(- 50) = a. apakah pernyataan tersebut benar?
(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)
10. 47 – 56 + 120 – 91 = a, jika nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55 “ kalimat
tersebut merupakan pernyataan yang benar ?
(jelaskan alasan jawaban disertai proses penyelesaiannya)
Lampiran 36
185
Kerjakan soal berikut dengan beberapa cara (bisa lebih dari 1 cara) yang di anggap
sebagai jawaban paling tepat.
1. Dalam sebuah cerita pewayangan, banyaknya pasukan kurawa adalah 100 orang. Sedangkan
banyaknya pandawa adalah 5 orang (yudistira, bima, arjuna, nakula, sadewa). Dalam sebuah
pertempuran baratayudha, untuk memenangkan pertempuran dan menegakkan kebenaran
setiap pandawa menghadapi lebih dari 15 orang kurawa tetapi kurang dari 25 kurawa, karena
jika mereka menghadapi lebih dari 25 kurawa maka tenaga mereka akan habis.
coba susunlah kemungkinan berapa banyak kurawa yang bisa masing-masing pandawa?
Yudistira =…. orang,
bima =….orang,
arjuna =….orang,
nakula =….orang,
sadewa =…. orang
bagaimanakah cara untuk menentukan angka banyaknya kurawa yang harus dihadapi pandawa?
Dapatkah jika 3 dari 5 orang, menghadapi masing-masing sebanyak 24 kurawa? ( selesaikan disertai
proses penyelesaiannya)
2. 125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200. Sifat apakah yang terdapat dalam operasi
penjumlahan tersebut? Susunlah contoh operasi penjumlahan yang lain dengan hasil = 200
dengan menggunakan sifat yang telah kamu sebutkan.
-------###SELAMAT MENGERJAKAN###----------
Kerjakan dengan jujur dan percaya diri, yakinlah pada kemampuan diri sendiri
186
KUNCI JAWABAN SOAL
PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SMP NEGERI 1 KARANGAWEN
JAWABAN UNTUK SOAL I
No Penyelesaian Skor keterangan
1 Jawaban : tidak
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir
kreatif):
133 + 129 + 117 + 121 +206 + 294
= (133 + 117) + (129 + 121) + (206+294)
= 250 + 150 + 500
=400 + 500
=900
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek
berpikir kreatif) :
133 + 129 + 117 + 121 +206 + 294
= 152 + 138 +500
=(162 + 238) + 500
= 400 + 500
= 900
1
2
2
2
1
2
1
memenuhi aspek :
Kefasihan
Siswa mencoba
melakukan penyelesaian
dengan cara
menjumlahkan 2 buah
bilangan yang lebih
mudah dijumlahkan
berdasar sifat komutatif.
Fleksibilitas
Cara tersebut dapat di
terapkan kepada
permasalahan lain yang
sejenis.
Kebaruan
Dalam pembelajaran
belum di jelaskan
mengenai cara tersebut.
2 Jawaban : Ya
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir
kreatif) :
445 - 77 – 95 – p =200
(445 – 95) – 77 – p = 200
350 – 77 – p = 200
350 – 200 – 77 = p
150 – 77 = p
p = 73
575- 55 - p – 147 = 300
(575-55) – p – 147 = 300
520 – p – 147 = 300 520 – 300 – 147 = p
(520 – 300) – 147 =p
220 – 147 = p
P = 73
maka hasil dari 138 – p – 57 = 138 – 73 – 57 = 138
1
3
3
1
memenuhi aspek :
Kefasihan
Siswa mencoba
melakukan penyelesaian
dengan cara melakukan
operasi pengurangan
pada 2 buah bilangan
yang lebih mudah
dikurangkan.
Fleksibilitas
Cara tersebut dapat di
terapkan kepada
permasalahan lain yang
sejenis.
Kebaruan
Dalam pembelajaran
hanya dijelaskan
Lampiran 37
187
– 130 = 8
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek
berpikir kreatif) :
445 - 77 – 95 – p =200
368 –95- p = 200
273- 200 = p
p = 73
575- 65 - p – 147 = 300
575-55 – p – 147 = 300
520 – 147 – p = 300
373 – p = 300
P = 73
maka hasil dari 138 – p – 57 = 138 – 73 – 57 = 138
– 130 = 8
2
2
1
mengenai cara
pengurangan bilangan
bulat secara sederhana,
yaitu melakukan operasi
pengurangan secara
berturut dimulai dari
bilangan yang paling kiri.
3 Jawaban : tidak
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir
kreatif) :
Lama total tinggal di Indonesia = 450 hari.
di pulau jawa = 157 hari,
di Kalimantan = 121 hari,
di Sulawesi = 55 hari,
di papua = x hari.
450 = 157 + 121 + 55 + x
x = 450 – 157 – 121 – 55
= 450 – 55 – 121 – 157
= 395 – 121 – 157
= 274 – 157
= 117
jadi tinggal di Papua = 117 hari = 6 minggu 5 hari
jadi tidak bisa dikatakan bahwa tinggal di papua selama
7 minggu.
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek
berpikir kreatif) :
450 = 157 + 121 + 55 + Tinggal di papua
1
2
2
1
2
1
1
memenuhi aspek :
Kefasihan
Siswa mencoba
melakukan penyelesaian
dengan cara melakukan
operasi pengurangan
pada 2 buah bilangan
yang lebih mudah
dikurangkan. Siswa
melakukan analisa
terhadap permasalahan
yang ada.
Fleksibilitas
Cara tersebut dapat di
terapkan kepada
permasalahan lain yang
sejenis.
Kebaruan
Dalam pembelajaran
hanya dijelaskan
mengenai cara
pengurangan bilangan
bulat secara sederhana,
yaitu melakukan operasi
pengurangan secara
188
Tinggal di papua = 450 – 157 – 121 – 55 = 117
jadi tinggal di Papua = 117 hari = 6 minggu 5 hari
jadi tidak bisa dikatakan bahwa tinggal di papua selama
7 minggu.
2 berturut dimulai dari
bilangan yang paling kiri.
4 Jawaban : Ya
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir
kreatif) :
-145 + 232 – 182 + 565 = x
x = -145 + 232 – 182 + 565
= 565 – 145 + 232 – 182
= 420 + 50
= 470
-140 + 728 + (-153) – (-113)= y
y = -140 + (-153) – (-113) + 650
= -140 – 153 + 113 + 650
= 650 – 140 +113 – 153
= 510 – 40
= 470
Sehingga nilai x dan y adalah sama yaitu 470
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek
berpikir kreatif) :
-145 + 232 – 182 + 565 = x
x = -145 + 232 – 182 + 565
= 470
-140 + 728 + (-153) – (-113)= y
y = -140 + (-153) – (-113) + 650
= 470
Sehingga nilai x dan y adalah sama yaitu 470
1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
memenuhi aspek :
Kefasihan
Siswa mencoba
melakukan penyelesaian
dengan cara melakukan
operasi pengurangan
serta penjumlahan pada 2
buah bilangan yang lebih
mudah dikurangkan.
Siswa menganalisa
bahwa jika suatu
bilangan dikurangi
bilangan negatif, maka
operasi tersebut menjadi
operasi penjumlahan.
Fleksibilitas
Cara tersebut dapat di
terapkan pada
permasalahan lain yang
sejenis.
Kebaruan
Dalam pembelajaran
hanya dijelaskan
mengenai cara
pengurangan bilangan
bulat secara sederhana,
yaitu melakukan operasi
penjumlahan dan
pengurangan secara
berurut dimulai dari
bilangan yang paling kiri.
5 Jawaban : Tidak
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir
kreatif) :
237 + 900 + a = 1200
1
1
2
memenuhi aspek :
Kefasihan
Siswa mencoba
melakukan penyelesaian
dengan cara melakukan
operasi pengurangan
189
a = 1200 – 237– 900
= 1200 – 900 – 237
= 300 – 237
= 63
a + b = 125
b = 125 – a
= 125 – 63
= 62.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa a ≠ b
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek
berpikir kreatif) :
237 + 900 + a = 1200
a = 1200 – 237– 900
= 63
a + b = 125
b = 62.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa a ≠ b
2
2
1
1
1
2
pada 2 buah bilangan
yang lebih mudah
dikurangkan.
Fleksibilitas
Cara tersebut dapat di
terapkan kepada
permasalahan lain yang
sejenis.
Kebaruan
Dalam pembelajaran
hanya dijelaskan
mengenai cara
pengurangan bilangan
bulat secara sederhana,
yaitu melakukan operasi
pengurangan secara
berturut dimulai dari
bilangan yang paling kiri.
6 Jawaban : Ya
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir
kreatif) :
Karena sifat komutatif penjumlahan berlaku bagi
semua bilangan bulat baik bilangan bulat positif
maupun bilangan bulat negatif
Contoh sifat komutatif :
-13 + (-20) = -20 + (-13) = -33
-76 + (-24) = -24 + (-76) = -100
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek
berpikir kreatif) :
Tidak bisa mengemukakan alasan jawaban dengan
jelas
Contoh sifat komutatif :
-160 + (-80) = -80 + (-160) = -240
(contoh hmpir serupa dengan di soal)
1
5
2
2
1
1
memenuhi aspek :
Kefasihan
Siswa mencoba
menganalisa sifat
komutatif dalam
penjumlahan.
Fleksibilitas
Dengan pengetahuan
siswa mengenai sifat
tersebut, siswa mencoba
mengajukan
permasalahan serta
penyelesaiannya
Kebaruan
Siswa berusaha
mengajukan
permasalahan serta
penyelesaiannya yang
berbeda dengan contoh
soal.
190
7 Jawaban : Ya
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir
kreatif) :
-23 – (-45) – 72 – (-a) – (-50) = a.
-23 + 45 – 72 + a + 50 = a
45 + 50 – 23 – 72+ a = a
95 – 95 + a = a
0 + a = a
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek
berpikir kreatif) :
-23 – (-45) – 72 – (-a) - 50 = a.
- 50 + a+ 50 = a
a = a
1
5
2
2
2
memenuhi aspek :
Kefasihan :
Siswa mencoba
menganalisa bahwa jika
suatu bilangan dikurangi
bilangan negatif, maka
operasi tersebut menjadi
operasi penjumlahan .
Fleksibilitas :
Cara tersebut dapat di
terapkan kepada
permasalahan lain yang
sejenis.
Kebaruan :
Dalam pembelajaran hanya
dijelaskan mengenai cara
pengurangan bilangan bulat
secara sederhana, yaitu
melakukan operasi
pengurangan secara
berturut dimulai dari
bilangan yang paling kiri.
8 Jawaban : tidak
Cara penyelesaian 1 (memenuhi aspek berpikir
kreatif) :
47 – 56 + 120 – 91 = a
a = 47 + 120 – 56 – 91
= 167 - 147
= 20
nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55
a + 45 = 20 + 45 = 65, maka kalimat bernilai salah
Cara penyelesaian 2 (belum memenuhi aspek
berpikir kreatif) :
47 – 56 + 120 – 91 = a
20 = a
nilai a disubtitusikan kedalam kalimat “ a + 45 = 55
a + 45 = 20 + 45 = 65
maka kalimat bernilai salah
1
3
1
3
2
1
3
memenuhi aspek :
Kefasihan
Siswa mencoba melakukan
penyelesaian dengan cara
melakukan operasi
pengurangan serta
penjumlahan pada 2 buah
bilangan yang lebih mudah
dikurangkan.
Fleksibilitas
Cara tersebut dapat di
terapkan pada
permasalahan lain yang
sejenis.
Kebaruan
Dalam pembelajaran hanya
dijelaskan mengenai cara
pengurangan bilangan bulat
secara sederhana, yaitu
melakukan operasi
penjumlahan dan
pengurangan secara berurut
dimulai dari bilangan yang
paling kiri.
191
KUNCI JAWABAN UNTUK SOAL II
1 Cara penyelesaian :
banyaknya pasukan kurawa adalah 100 orang.
Sedangkan banyaknya pandawa adalah 5 orang (yudistira, bima,
arjuna, nakula, sadewa)
pandawa menghadapi lebih dari 15 orang kurawa tetapi kurang dari
25 kurawa
Yudistira= a orang,
bima = b orang,
arjuna = c orang,
nakula = d orang,
sadewa = e orang
15 < a, b, c, d, e ≤ 25
a + b + c + d + e = 100
jika a = 24, b = 22 , c = 24, d = 24 maka e = 5 (tidak
memenuhi)
harus nya a = 24, b = 21, c = 19, d = 16, dan e = 20
atau bisa dengan jawaban yang lain.
Penilaian
Jawaban kurang dari 5 jawaban skor : 1
Jawaban lebih dari 5 jawaban skor : 2
Jawaban : tidak
Cara penyelesaian 1:
Jika 3 orang menghadapi masing-masing 24 maka kurawa
yang dihadapi adalah = 24 x 3 = 72 kurawa
sehingga sisa 28 kurawa yang harus dihadapi 2 orang.
Maksimal kurawa yang bisa di hadapi masing-masing
pandawa =
28 / 2 = 14
Sehingga kurang dari 15 kurawa yang dihadapi.
Sehingga pandawa tidak bisa menghadapi kurawa jika 3 dari 5
orang menghadapi masing-masing 24 kurawa
Cara penyelesaian 2 :
Jika 3 orang menghadapi masing-masing 24 maka kurawa
yang dihadapi adalah = 24 x 3 = 72 kurawa
sehingga sisa 28 kurawa yang harus dihadapi 2 orang.
memenuhi aspek :
Kefasihan
Siswa mencoba
melakukan penyelesaian
dengan cara melakukan
operasi pengurangan
serta penjumlahan pada 2
buah bilangan yang lebih
mudah dikurangkan.
Siswa mencoba
menyelesaikan
permasalahan dengan
memberikan analisa
permasalahan yang ada.
Siswa menganalisa
bahwa jika suatu
bilangan dikurangi
bilangan negatif, maka
operasi tersebut menjadi
operasi penjumlahan.
Fleksibilitas
Cara tersebut dapat di
terapkan pada
permasalahan lain yang
sejenis.
Kebaruan
Dalam pembelajaran
hanya dijelaskan
mengenai cara
pengurangan bilangan
bulat secara sederhana,
yaitu melakukan operasi
penjumlahan dan
pengurangan secara
berurut dimulai dari
bilangan yang paling kiri.
192
Jika pandawa ke 4 yang akan menghadapi, menghadapi
jumlah minimal kurawa yang harus dihadapi yaitu 16, maka :
pandawa yang ke 5 harus menghadapi = 28-16 = 12 kurawa.
Ini tidak memenuhi bahwa pandawa harus menghadapi lebih
dari 15 kurawa.
Sehingga pandawa tidak bisa menghadapi kurawa jika 3 dari 5
orang menghadapi masing-masing 24 kurawa
Cara penyelesaian 3:
Jawaban : tidak
Jika 3 orang menghadapi masing-masing 24 maka kurawa
yang dihadapi adalah = 24 x 3 = 72 kurawa
sehingga sisa 28 kurawa yang harus dihadapi 2 orang.
Maksimal kurawa yang bisa di hadapi masing-masing
pandawa =
28 / 2 = 14
Jika pandawa ke 4 yang akan menghadapi, menghadapi
jumlah maksimal kurawa yang harus dihadapi yaitu 25, maka
: pandawa yang ke 5 harus menghadapi = 28-25 = 5 kurawa.
Ini tidak memenuhi bahwapandawa harus menghadapi lebih
dari 15 kurawa.
Sehingga pandawa tidak bisa menghadapi kurawa jika 3 dari 5
orang menghadapi masing-masing 24 kurawa
Penilaian
Jawaban dengan 1 cara, jawaban benar skor : 2
Jawaban dengan 2 cara, kedua jawaban salah skor : 2
Jawaban dengan 2 cara, 1 jawaban benar, 1 jawaban salah
skor : 3
Jawaban dengan 2 cara, 2 jawaban benar
skor : 4
Jawaban dengan 3 cara, 1 jawaban benar, 2 jawaban salah
skor : 4
Jawaban dengan 3 cara, 2 jawaban benar, 1 jawaban salah
skor : 5
Jawaban dengan 2 cara, 2 jawaban benar
skor : 6
192 a
193
2 Jawaban : sifat asosiatif
Cara penyelesaian 1:
125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200.
Contoh lain dengan hasil 200 =
62 +( 57 + 81) =( 62 + 57) + 81
Cara penyelesaian 2 :
125 + (25 + 50) = (125 + 25) + 50 = 200.
Contoh lain dengan hasil 200 = (contoh mirip dengan soal)
100 + (50+50) = (100+50)+50
Penilaian :
Menyebutkan sifat asosiatif , skor : 2
Jawaban kurang dari 5 skor : 2
Jawaban 5-10 jawaban skor : 4
Jawaban lebih dari 10 skor : 6
memenuhi aspek :
Kefasihan
Siswa mencoba
melakukan analisis sifat
operasi bilangan bulat
pada soal.
Fleksibilitas
Dengan mengaplikasikan
sifat tersebut, siswa
mencoba mengemukakan
permasalahan baru serta
cara penyelesaiannya .
Kebaruan
Dalam pembelajaran
hanya dijelaskan
mengenai cara operasi
bilangan bulat secara
sederhana, yaitu
melakukan operasi
penjumlahan dan
pengurangan secara
berurut dimulai dari
bilangan yang paling kiri.
192 b
193
Hasil Post test Kelas Kontrol
NOMOR ABSEN
KODE NOMOR SOAL
SKOR NILAI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 KTR-1 5 5 7 7 5 8 8 8 7 6 66 83
2 KTR-2 8 7 7 7 8 7 7 8 6 5 70 88
3 KTR-3 7 5 6 7 6 7 6 7 7 7 65 81
4 KTR-4 7 7 6 8 7 8 6 8 5 6 68 85
5 KTR-5 7 8 7 8 8 5 8 8 7 6 72 90
6 KTR-6 5 7 6 8 6 7 8 7 4 7 65 81
7 KTR-7 7 5 7 6 7 5 7 7 6 5 62 78
8 KTR-8 8 7 8 6 8 7 7 8 8 7 74 93
9 KTR-9 7 6 7 5 6 7 6 7 7 7 65 81
10 KTR-10 7 3 7 7 6 8 5 6 7 7 63 79
11 KTR-11 8 7 7 5 8 8 7 8 8 4 70 88
12 KTR-12 6 7 6 6 6 7 5 4 5 6 58 73
13 KTR-13 5 6 3 6 6 6 8 4 6 6 56 70
14 KTR-14 7 6 7 6 5 7 7 6 7 7 65 81
15 KTR-15 8 8 7 7 6 7 6 8 7 6 70 88
16 KTR-16 7 8 5 8 7 8 8 8 8 8 75 94
17 KTR-17 8 7 8 5 8 8 7 7 5 7 70 88
18 KTR-18 8 7 5 7 7 5 8 5 8 6 66 83
19 KTR-19 7 7 7 8 6 7 7 8 8 6 71 89
20 KTR-20 7 7 4 6 7 7 6 7 7 4 62 78
21 KTR-21 8 7 8 7 7 8 8 7 8 6 74 93
22 KTR-22 6 7 7 7 7 7 8 7 4 6 66 83
23 KTR-23 8 5 8 6 8 8 7 8 7 8 73 91
24 KTR-24 8 7 6 7 6 7 7 7 7 8 70 88
25 KTR-25 6 6 3 4 5 7 5 7 6 6 55 69
26 KTR-26 7 7 8 6 7 7 8 7 7 4 68 85
27 KTR-27 5 5 7 7 7 6 5 5 7 7 61 76
28 KTR-28 6 7 6 6 5 8 6 7 7 6 64 80
29 KTR-29 7 6 7 6 7 6 7 6 6 7 65 81
30 KTR-30 7 8 7 6 8 7 7 8 8 7 73 91
31 KTR-31 6 6 6 6 8 7 6 6 7 7 65 81
32 KTR-32 6 6 3 7 7 1 6 7 7 8 58 73
33 KTR-33 4 7 5 7 6 6 7 7 5 4 58 73
34 KTR-34 6 6 7 5 7 8 6 6 7 7 65 81
35 KTR-35 5 7 5 6 4 7 6 7 6 6 59 74
36 KTR-36 5 6 6 6 7 8 6 6 7 5 62 78
Lampiran 38
194
Hasil Post test Kelas Eksperimen
NOMOR ABSEN
KODE NOMOR SOAL
SKOR NILAI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 EKP-1 8 7 7 5 7 7 7 8 8 6 70 88
2 EKP-2 7 8 7 8 7 6 8 8 7 7 73 91
3 EKP-3 5 6 7 6 8 8 8 8 7 8 71 89
4 EKP-4 8 6 6 6 6 7 6 7 7 7 66 83
5 EKP-5 8 8 7 8 7 8 8 7 8 8 77 96
6 EKP-6 7 7 7 8 7 7 6 8 7 6 70 88
7 EKP-7 8 7 7 7 7 7 8 8 6 7 72 90
8 EKP-8 8 6 7 7 8 8 6 8 7 8 73 91
9 EKP-9 6 7 6 7 7 7 6 8 7 7 68 85
10 EKP-10 6 5 7 7 7 7 8 6 6 7 66 83
11 EKP-11 6 7 6 7 7 8 8 8 8 7 72 90
12 EKP-12 5 7 3 7 6 7 7 7 6 7 62 78
13 EKP-13 6 6 8 7 8 7 7 7 7 4 67 84
14 EKP-14 8 8 7 8 8 8 8 8 7 7 77 96
15 EKP-15 6 3 6 6 7 7 7 5 7 6 60 75
16 EKP-16 7 7 7 6 8 7 7 8 7 7 71 89
17 EKP-17 7 8 3 7 7 6 7 7 7 8 67 84
18 EKP-18 7 8 7 7 8 8 8 7 6 6 72 90
19 EKP-19 7 7 7 6 4 7 7 8 7 7 67 84
20 EKP-20 7 7 6 8 8 7 7 8 8 8 74 93
21 EKP-21 6 6 7 5 7 8 7 7 7 6 66 83
22 EKP-22 7 7 7 7 7 7 8 7 6 7 70 88
23 EKP-23 8 8 6 7 8 8 7 8 6 8 74 93
24 EKP-24 7 8 7 8 8 8 8 8 7 7 76 95
25 EKP-25 8 6 8 7 6 7 8 8 8 7 73 91
26 EKP-26 6 6 3 6 6 7 6 7 6 7 60 75
27 EKP-27 7 6 7 7 8 7 7 7 6 8 70 88
28 EKP-28 8 8 6 7 8 7 7 8 6 8 73 91
29 EKP-29 6 7 6 7 7 7 7 7 7 7 68 85
30 EKP-30 8 7 7 6 6 6 7 7 6 6 66 83
31 EKP-31 7 7 7 6 6 7 7 7 8 4 66 83
32 EKP-32 8 8 8 7 7 8 7 7 7 6 73 91
33 EKP-33 7 5 7 7 8 7 7 8 7 7 70 88
34 EKP-34 7 7 7 7 8 7 7 7 7 6 70 88
35 EKP-35 6 7 7 7 8 7 7 8 5 8 70 88
36 EKP-36 5 7 7 7 7 8 8 6 8 8 71 89
Lampiran 39
195
Data Hasil Ketuntasan Belajar
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Catatan : KKM di SMP N 1 Karangawen adalah 75.
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No Kode Nilai Ket No Kode Nilai Ket
1 EKP-1 88 Tuntas 1 KTR-1 83 Tuntas
2 EKP-2 91 Tuntas 2 KTR-2 88 Tuntas
3 EKP-3 89 Tuntas 3 KTR-3 81 Tuntas
4 EKP-4 83 Tuntas 4 KTR-4 85 Tuntas
5 EKP-5 96 Tuntas 5 KTR-5 90 Tuntas
6 EKP-6 88 Tuntas 6 KTR-6 81 Tuntas
7 EKP-7 90 Tuntas 7 KTR-7 78 Tuntas
8 EKP-8 91 Tuntas 8 KTR-8 93 Tuntas
9 EKP-9 85 Tuntas 9 KTR-9 81 Tuntas
10 EKP-10 83 Tuntas 10 KTR-10 79 Tuntas
11 EKP-11 90 Tuntas 11 KTR-11 88 Tuntas
12 EKP-12 78 Tuntas 12 KTR-12 73 Tidak Tuntas
13 EKP-13 84 Tuntas 13 KTR-13 70 Tidak Tuntas
14 EKP-14 96 Tuntas 14 KTR-14 81 Tuntas
15 EKP-15 75 Tuntas 15 KTR-15 88 Tuntas
16 EKP-16 89 Tuntas 16 KTR-16 94 Tuntas
17 EKP-17 84 Tuntas 17 KTR-17 88 Tuntas
18 EKP-18 90 Tuntas 18 KTR-18 83 Tuntas
19 EKP-19 84 Tuntas 19 KTR-19 89 Tuntas
20 EKP-20 93 Tuntas 20 KTR-20 78 Tuntas
21 EKP-21 83 Tuntas 21 KTR-21 93 Tuntas
22 EKP-22 88 Tuntas 22 KTR-22 83 Tuntas
23 EKP-23 93 Tuntas 23 KTR-23 91 Tuntas
24 EKP-24 95 Tuntas 24 KTR-24 88 Tuntas
25 EKP-25 91 Tuntas 25 KTR-25 69 Tuntas
26 EKP-26 75 Tuntas 26 KTR-26 85 Tuntas
27 EKP-27 88 Tuntas 27 KTR-27 76 Tuntas
28 EKP-28 91 Tuntas 28 KTR-28 80 Tuntas
29 EKP-29 85 Tuntas 29 KTR-29 81 Tuntas
30 EKP-30 83 Tuntas 30 KTR-30 91 Tuntas
31 EKP-31 83 Tuntas 31 KTR-31 81 Tuntas
32 EKP-32 91 Tuntas 32 KTR-32 73 Tidak Tuntas
33 EKP-33 88 Tuntas 33 KTR-33 73 Tidak Tuntas
34 EKP-34 88 Tuntas 34 KTR-34 81 Tuntas
35 EKP-35 88 Tuntas 35 KTR-35 74 Tidak Tuntas
36 EKP-36 89 Tuntas 36 KTR-36 78 Tuntas
Jumlah 3139 Jumlah 2961
Rata-Rata 87,187 Rata-Rata 82.257
S 5,187 S 6.714
Varian 26.908 Varian 45.073
% ketuntasan 100% % ketuntasan 86,33%
Lampiran 40
Lampiran 41
196
Uji Normalitas Data Post Test Kelas Kontrol
Hipotesis:
H0: data berdistribusi normal.
H1: data tidak berdistribusi normal.
Pengujian hipotesis
Rumus yang digunakan:
k
i
hhitung
f
ffX
1
2
02
Kriteria pengujian
H0 diterima jika hitung tabel, dengan tabel = .
Nilai Maksimum = 94 Panjang kelas = 4,16 5
Nilai Minimum = 69 Rata-rata = 82,25
Rentang = 25 N = 36
Banyak Kelas = 6
Interval Frekuensi
(fo) Frekuensi
harapan (fh) (f0 – fh) (f0 – fh)2 (f0 – fh)2
67 – 71 2 0.972 1.028 1.057 1.087
72 – 76 5 4.871 0.129 0.017 0.003
77 – 81 9 12.294 -3.294 10.850 0.883
82 – 86 10 12.298 -2.298 5.279 0.429
87 – 91 7 4.871 2.129 4.533 0.931
92 – 96 3 0.972 2.028 4.113 4.231
Jumlah 36 36.277 -0.277 25.849 7.565
Untuk dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh X2
tabel = 11,070
Karena berada pada daerah penerimaan H0, maka data berdistribusi normal.
Daerah penerimaan
Ho
Daerah penerimaan Ho
11,070 7,565
197
Uji Normalitas Data Post Test Kelas Eksperimen
Hipotesis:
H0: data berdistribusi normal.
H1: data tidak berdistribusi normal.
Pengujian hipotesis
Rumus yang digunakan:
k
i
hhitung
f
ffX
1
2
02
Kriteria pengujian
H0 diterima jika hitung tabel, dengan tabel = .
Nilai Maksimum = 96 Panjang kelas = 3,5 4
Nilai Minimum = 75 Rata-rata = 87,18
Rentang = 21 N = 36
Banyak Kelas = 6
Interval Frekuensi
(fo) Frekuensi
harapan (fh) (f0 – fh) (f0 – fh)2 (f0 – fh)2
75 - 78 2 0.972 1.028 1.057 1.087226
79 - 82 1 4.871 -3.871 14.983 3.076105
83 - 86 10 12.294 -2.294 5.262 0.428049
87 - 90 13 12.298 0.702 0.493 0.040119
91 - 94 8 4.871 3.129 9.792 2.010325
95 - 98 2 0.972 1.028 1.057 1.087226
Jumlah 36 36.2772 0 33 7.729
Untuk dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh X2
tabel = 11,070
Karena berada pada daerah penerimaan H0, maka data berdistribusi normal.
Daerah penerimaan
Ho
Daerah penerimaan Ho
11,070 7,729
Lampiran 42
198
Uji Homogenitas Data Post Test
Hipoteisis:
H0:
(Sampel berasal dari populasi yang homogen)
H1:
(Sampel berasal dari populasi yang tidak homogen)
Pengujian hipotesis
Rumus yang digunakanTerkecilVARIAN
TerbesarVARIANFhitung
Kriteria pengujian
H0 diterima jika
.
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
No Kode Nilai No Kode Nilai No Kode Nilai No Kode Nilai
1 KTR-1 83 20 KTR-20 78 1 EKP-1 88 20 EKP-20 93
2 KTR-2 88 21 KTR-21 93 2 EKP-2 91 21 EKP-21 83
3 KTR-3 81 22 KTR-22 83 3 EKP-3 89 22 EKP-22 88
4 KTR-4 85 23 KTR-23 91 4 EKP-4 83 23 EKP-23 93
5 KTR-5 90 24 KTR-24 88 5 EKP-5 96 24 EKP-24 95
6 KTR-6 81 25 KTR-25 69 6 EKP-6 88 25 EKP-25 91
7 KTR-7 78 26 KTR-26 85 7 EKP-7 90 26 EKP-26 75
8 KTR-8 93 27 KTR-27 76 8 EKP-8 91 27 EKP-27 88
9 KTR-9 81 28 KTR-28 80 9 EKP-9 85 28 EKP-28 91
10 KTR-10 79 29 KTR-29 81 10 EKP-10 83 29 EKP-29 85
11 KTR-11 88 30 KTR-30 91 11 EKP-11 90 30 EKP-30 83
12 KTR-12 73 31 KTR-31 81 12 EKP-12 78 31 EKP-31 83
13 KTR-13 70 32 KTR-32 73 13 EKP-13 84 32 EKP-32 91
14 KTR-14 81 33 KTR-33 73 14 EKP-14 96 33 EKP-33 88
15 KTR-15 88 34 KTR-34 81 15 EKP-15 75 34 EKP-34 88
16 KTR-16 94 35 KTR-35 74 16 EKP-16 89 35 EKP-35 88
17 KTR-17 88 36 KTR-36 78 17 EKP-17 84 36 EKP-36 89
18 KTR-18 83 Var 45,073 18 EKP-18 89
90 26,908 19 KTR-19 89 19 EKP-19 84
67,1908.26
073,45
TerkecilVARIAN
TerbesarVARIANFhitung
–
Karena < maka Ho diterima, berarti kedua sampel berasal dari populasi yang homogen.
Daerah
penerimaan Ho
1,79
Daerah penerimaan
Ho
1,67
Lampiran 43
199
Uji Proporsi ketuntasan
Hipotesis:
H0 : 0,79
H1 : 0,79
Pengujian hipotesis
Rumus yang digunakan:
Kriteria pengujian
H0 ditolak jika z . Nilai didapat dari daftar normal baku dengan peluang (0,5 -
) dengan = 0,05. Dalam hal lainnya H0 diterima.
Data
x 36
n 36
0,74
Berdasarkan rumus di atas diperoleh
Dari perhitungan diperoleh z hitung = 3,09. Nilai z tabel = untuk adalah
1,74. Karena 3,09 > 1,74 maka H0 ditolak,
artinya artinya rata- rata kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen yang dikenai
pembelajaran Team Game Tournament (TGT) dengan pendekatan PMRI berbasis konservasi
budaya berbantuan permainan tradisional dapat dikategorikan tuntas KKM klasikal
Daerah penerimaan
Ho
1,74 3,09
n
n
x
z)1( 00
0
09,3
36
)79,01(79,0
79,036
36
)1( 00
0
n
n
x
z
Lampiran 44
200
Uji Perbedaan Rata-rata
Hipoteisis:
H0:
H1:
Pengujian hipotesis
Rumus yang digunakan: dengan
Kriteria pengujian
H0 diterima jika , didapat dari daftar distribusi t
dengan dk = ( ), taraf signifikan 5% dan peluang ( ). Untuk harga t lainnya H0
ditolak.
Data
Sumber variasi Kelas eksperimen Kelas kontrol
Jumlah 3139 2961
N 36 36
Rata-rata ( x ) 87,187 82.257
Standar deviasi ( s ) 5,187 6.714
Varians ( 2s ) 26.908 45.073
Berdasarkan rumus di atas diperoleh
Dari perhitungan diperoleh t hitung = 3,487. Nilai t tabel = untuk dengan dk =
36 + 36 – 2 = 70 adalah 1,669. Karena 3,487 > 1,669 maka H0 ditolak,
artinya rata- rata kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen yang dikenai pembelajaran
Team Game Tournament (TGT) dengan pendekatan PMRI berbasis konservasi budaya
berbantuan permainan tradisional lebih tinggi dari kelas kontrol yang dikenai pembelajaran
ekspositori.
nns
xxthitung
11
21
2
)1()1(
21
2
22
2
112
nn
snsns
nns
xxthitung
11
21
2
)1()1(
21
2
22
2
112
nn
snsns
23636
073,45)136(908,26)136(2
s
36
1
36
199.5
257,82187,87
hitungt
Lampiran 45
201
Uji Proporsi tingkat berpikir kreatif siswa
Hipotesis:
H0 : 0,79
H1 : 0,79
Pengujian hipotesis
Rumus yang digunakan:
Kriteria pengujian
H0 ditolak jika z . Nilai didapat dari daftar normal baku dengan peluang (0,5 -
) dengan = 0,05. Dalam hal lainnya H0 diterima.
Data
x 36
n 36
0,74
Berdasarkan rumus di atas diperoleh
Dari perhitungan diperoleh z hitung = 1,74. Nilai z tabel = untuk adalah
1,74. Karena 1,86 > 1,74 maka H0 ditolak,
artinya artinya rata- rata kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen yang dikenai
pembelajaran Team Game Tournament (TGT) dengan pendekatan PMRI berbasis konservasi
budaya berbantuan permainan tradisional dapat dikategorikan sangat kreatif
Daerah penerimaan
Ho
1,74 1,86
n
n
x
z)1( 00
0
86,1
36
)79,01(79,0
79,036
33
)1( 00
0
n
n
x
z
Lampiran 46
202
DESAIN DAN CARA PENGGUNAAN ALAT PERAGA
PERMAINAN TRADISIONAL
DAKON / CONGKLAK SEBAGAI ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
materi : BILANGAN BULAT
Standar kompetensi :
1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi dasar :
1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan
1.2 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dalam pemecahan
masalah
Indikator pencapaian kompetensi :
1.1.1 Menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat
1.1.2 Menggunakan sifat-sifat dalam operasi penjumlahan bilangan bulat
1.1.3 Menentukan hasil pengurangan bilangan bulat
1.1.4 Menentukan hasil operasi campuran (penjumlahan-pengurangan) bilangan bulat
1.2.1 Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan operasi bilangan bulat
Alat peraga tersebut digunakan sebagai penelitian dalam penyusunan skripsi
dengan judul :
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN TGT MELALUI PENDEKATAN PMRI BERBASIS
KONSERVASI BUDAYA BERBANTUAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP
PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF.
oleh :
Dheny Wawan Febrian
4101408181
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Lampiran 47
203
BENTUK ALAT PERAGA
Alat peraga yang digunakan adalah permainan dakon, congklak yang telah dimodifikasi
menjadi 1 set permainan dakon yang terdiri dari :
3) Papan dakon
Papan dakon yang digunakan seperti permainan dakon pada umumnya, dengan desain
sebagai berikut :
Gambar 1. Desain papan dakon
Papan dakon tersebut mempunyai 14 lubang dengan diameter 7 cm, yang berjajar 7
tiap barisnya. dan 2 lubang utama yang lebih besar yang terletak di samping. Ukuran
papan dakon adalah panjang 50 cm dan lebar 15 cm. papan dakon dapat dibuat dari
kertas karton dengan digambar lingkaran sebagai lubangnya atau dengan membeli
mainan dakon yang djual dipasaran.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 jenis papan dakon, yaitu papan dakon
yang terbuat dari kertas dan papan dakon yang terbuat dari plastik yang dijual
dipasaran
4) Biji dakon
Dalam alat peraga ini, biji dakon yang digunakan tidak seperti biji dakon yang
digunakan sebagai permainan dakon pada umumnya yang menggunakan biji dakon 1
jenis. Tetapi dimodifikasi menjadi menggunakan biji dakon 2 jenis yang berbeda
warna. dengan ukuran sebesar biji bunga matahari.
Biji tersebut dapat dibuat dari :
a. Biji buah sirsak
b. Batu-batuan kerikil
c. Sedotan minuman yang dipotong dengan panjang 1 cm
Dengan mempertimbangkan efisiensi serta efektifitas dalam pembuatan biji dakon,
maka dalam penelitian ini digunakan biji dakon yang terbuat dari sedotan minuman
dengan 2 warna berbeda dan dipotong dengan ukkuran panjang 1 cm. biji yang
digunakan adalah 50 buah untuk masing-masing warna.
Gambar 2. Biji dakon
204
MANFAAT ALAT PERAGA
Alat peraga berupa permainan dakon ini bertujuan untuk :
1) Siswa terbantu dalam menemukan konsep dalam pembelajaran matematika yang
dilaksanakan
2) Siswa terbantu untuk memahami materi yang di ajarkan, dalm hal ini materi yang di
ajarkan adalah materi bilangan bulat, mengenai operasi penjumlahan, pengurangan,
operasi hitung campuran, serta aplikasinya dalam pemecahan masalah sehari-hari
3) Siswa termotivasi untuk menjadi lebih kreatif dalam menemukan masalah baru
maupun dalam menyelesaikan masalah yang ditemui
4) Siswa termotivasi untuk melakukan tindakan konservasi budaya dengan lebih
mencintai permainan tradisional
CARA PENGGUNAAN ALAT PERAGA
1) PENGGUNAAN DALAM OPERASI PENJUMLAHAN
Langkah-langkah penggunaan :
a. siswa menyiapkan papan dakon beserta biji dakon
b. guru menjelaskan mengenai peran dari papan dakon dan biji dakon. perhatikan, ada
2 macam biji dakon, 1 warna dianggap mewakili bilangan bulat positif, dan warna
lainnya mewakili bilangan bulat negatif.
c. aturan permainan :
biji harus disemai (diletakkan) secara urut kedalam 7 lubang dalam 1 baris.
Warna yang berbeda tidak boleh berada pada bais yang sama
biji selanjutnya , jika warna sama, maka di semai ke dalam baris yang sama,
jika warna biji berbeda harus disemai di 7 lubang baris yang satunya.
Jika sebanyak A biji bertemu A biji warna beda di depannya, maka kedua biji
dimasukkan dalam lubang besar yang di samping
. misalkan ada contoh :
Selesaikan 23 + (-17)
Berarti kita meletakkan (menyemai biji dakon kedalam 7 lubang).
Baris pertama di semai 23 biji putih (biji putih mewakili bilangan positif)
Lalu baris selanjutnya disemai 17 biji warna hitam
205
Selanjutnya dapat dilihat bahwa :
a. 3 biji putih di lingkaran 1 atas dari kiri, bertemu dengan 3 biji hitam didepannya.
Berarti kedua biji melebur dan masuk kedalam lingkaran samping begitu pula
untuk lingkaran ke 2 dan 3
b. Untuk yang lingkaran ke 4 , 3 biji putih bertemu dengan 2 biji hitam, berarti yang
melebur hanya 2 biji putih, masih sisa 1 biji putih, begitu pula untuk lingkaran ke
4, 5, 6, dan 7
c. Dalam papan masih ada 6 biji putih, sehingga dapat disimpulkan hasil dari
penumlahan tersebut adalah 6.
2) PENGGUNAAN DALAM OPERASI PENGURANGAN
Langkah-langkah penggunaan :
a. siswa menyiapkan papan dakon beserta biji dakon
b. guru menjelaskan mengenai peran dari papan dakon dan biji dakon. perhatikan, ada
2 macam biji dakon, 1 warna dianggap mewakili bilangan bulat positif, dan warna
lainnya mewakili bilangan bulat negatif.
c. aturan permainan :
biji harus disemai (diletakkan) secara urut kedalam 7 lubang dalam 1 baris.
Warna yang berbeda tidak boleh berada pada bais yang sama
biji selanjutnya , jika warna sama, maka bukan di semai ke dalam baris yang
sama, tetapi di ambil dari baris yang sama. Missal di baris ada sebanyak A
buah, lalu dikurangi B buah. Jika kurang, maka ditandai dengan biji warna
berbeda didepannyya sebanyak kekurangannya tadi.
jika warna biji berbeda harus disemai di 7 lubang baris yang satunya. Lalu
disemai lagi di baris yang tadi dengan sebanyak biji yang bebeda warna.
dihitung semua jumlah biji yang ada di baris tersebut.
. misalkan ada contoh :
Selesaikan 23 - (-17)
Berarti kita meletakkan (menyemai biji dakon kedalam 7 lubang).
Baris pertama di semai 23 biji putih (biji putih mewakili bilangan positif)
Lalu baris selanjutnya disemai 17 biji warna hitam
206
Lalu di semai lagi kedalam baris pertama, biji yang putih sebanyak biji yang hitam
Selanjutnya dapat dilihat bahwa :
Dalam baris pertama mula-mula ada 23 buah, lalu disemai lagi 17 buah, menjadi
40 buah biji putih sehingga dapat disimpulkan hasil dari penumlahan tersebut
adalah 40.
Contoh 2 :
Selesaikan -23 - 17
Berarti kita meletakkan (menyemai biji dakon kedalam 7 lubang).
Baris pertama di semai 23 biji putih (biji hitam mewakili bilangan negatif)
Lalu baris selanjutnya disemai 17 biji warna putih
Lalu di semai lagi kedalam baris pertama, biji yang hitam sebanyak biji yang putih
207
Selanjutnya dapat dilihat bahwa :
Dalam baris pertama mula-mula ada 23 buah, lalu disemai lagi 17 buah, menjadi 40
buah biji hitam sehingga dapat disimpulkan hasil dari penumlahan tersebut adalah -
40.
208
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP N 1 Karangawen
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII A
Pertemuan ke- : 1
Pedoman Penskoran:
Skor Keterangan
1 0% S <25%
2 25% S <50%
3 50% S < 75%
4 75% S <100%
dengan S = (banyak siswa yang melakukan : jumlah seluruh siswa) x 100%
Petunjuk Pengisian:
Isilah kolom “Ya” dengan banyak siswa yang melakukan aktivitas dan kolom “Tidak”
dengan banyak siswa yang tidak melakukan aktivitas.
No Aktivitas Siswa Muncul S Skor
Ya Tidak
I KEGIATAN PENDAHULUAN
1 Siswa menyiapkan kondisi fisik dan
psikis untuk mengikuti pembelajaran. 19 17 52.78 3
2 Siswa memperhatikan penjelasan guru
berkaitan dengan cakupan materi. 20 16 55.56 3
3 Siswa memperhatikan penjelasan guru
berkaitan dengan tujuan pembelajaran
atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
15 21 41.67 2
4 Siswa antusias dan bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran. 20 16 55.56 3
5 Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan pengetahuan
prasyarat. 10 26 27.78 2
II KEGIATAN INTI
1.
Siswa memperhatikan penjelasan guru
dengan baik dan seksama 15 21 41.67 2
Lampiran 48
209
2.
Siswa menempatkan diri pada kelompok
masing-masing sesuai dengan kelompok
yang telah di bentuk 20 16 55.56 3
3.
Siswa melaksanakan permainan
kelompok. 27 9 75.00 4
4.
Siswa mampu memberi saran atau
merespon permasalahan dalam
permainan kelompok. 16 20 44.44 2
5.
Siswa mampu mengkonstruk
penyelesaian masalah yang dihadapi
siswa melalui alat peraga yang
diberikan.
17 19 47.22 2
6.
Siswa mampu menunjukkan
permasalahan baru yang terkait dengan
permasalahan yang ada 19 17 52.78 3
7.
Siswa aktif dalam permainan kelompok
dan berinteraksi dengan anggota
kelompok. 16 20 44.44 2
8.
Siswa aktif dalam kompetisi permainan
antar kelompok menentukan kelompo
terbaik 22 14 61.11 3
9.
Siswa membuat catatan penting/
menuliskan pemikiran siswa dan hasil
dari permainan. 16 20 44.44 2
10.
Siswa berani bertanya pada siswa jika
mengalami kesulitan. 22 14 61.11 3
11.
Siswa berani bertanya pada guru jika
mengalami kesulitan.
16 20 44.44 2
12.
Siswa mampu menyelesaikan soal-soal
latihan kemampuan berpikir kreatif pada
pembelajaran matematika realistik.. 17 19 47.22 2
III KEGIATAN PENUTUP
1 Siswa membuat rangkuman dari materi
yang telah dipelajari.
19 17 52.78 3
210
2 Siswa menjawab pertanyaan sebagai
refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan. 10 26 27.78 2
3 Siswa memperhatikan penjelasan guru
berkaitan dengan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya. 24 12 66.67 3
4 Siswa mencatat PR yang diberikan
siswa. 30 6 83.33 4
Jumlah Skor 55
Persentase aktivitas siswa :
Kriteria : Cukup Aktif
Demak, Oktober 2012
Pengamat,
Kumaedi, S.Pd
NIP.19665101991031010
%48,65%10084
55p
211
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP N 1 Karangawen
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII A
Pertemuan ke- : 2
Pedoman Penskoran:
Skor Keterangan
1 0% S <25%
2 25% S <50%
3 50% S < 75%
4 75% S <100%
dengan S = (banyak siswa yang melakukan : jumlah seluruh siswa) x 100%
Petunjuk Pengisian:
Isilah kolom “Ya” dengan banyak siswa yang melakukan aktivitas dan kolom “Tidak”
dengan banyak siswa yang tidak melakukan aktivitas.
No Aktivitas Siswa Muncul S Skor
Ya Tidak
I KEGIATAN PENDAHULUAN
1 Siswa menyiapkan kondisi fisik dan
psikis untuk mengikuti pembelajaran. 19 17 52.78 3
2 Siswa memperhatikan penjelasan guru
berkaitan dengan cakupan materi. 22 14 61.11 3
3 Siswa memperhatikan penjelasan guru
berkaitan dengan tujuan pembelajaran
atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
19 17 52.78 3
4 Siswa antusias dan bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran. 23 13 63.89 3
5 Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan pengetahuan
prasyarat. 13 23 36.11 2
II KEGIATAN INTI
1.
Siswa memperhatikan penjelasan guru
dengan baik dan seksama 19 17 52.78 3
Lampiran 49
212
2.
Siswa menempatkan diri pada kelompok
masing-masing sesuai dengan kelompok
yang telah di bentuk 24 12 66.67 3
3.
Siswa melaksanakan permainan
kelompok. 28 8 77.78 4
4.
Siswa mampu memberi saran atau
merespon permasalahan dalam
permainan kelompok. 14 22 38.89 2
5.
Siswa mampu mengkonstruk
penyelesaian masalah yang dihadapi
siswa melalui alat peraga yang
diberikan.
15 21 41.67 2
6.
Siswa mampu menunjukkan
permasalahan baru yang terkait dengan
permasalahan yang ada 19 17 52.78 3
7.
Siswa aktif dalam permainan kelompok
dan berinteraksi dengan anggota
kelompok. 16 20 44.44 2
8.
Siswa aktif dalam kompetisi permainan
antar kelompok menentukan kelompo
terbaik 22 14 61.11 3
9.
Siswa membuat catatan penting/
menuliskan hasil pemikiran siswa dan
hasil dari permainan. 14 22 38.89 2
10.
Siswa berani bertanya pada siswa jika
mengalami kesulitan. 24 12 66.67 3
11.
Siswa berani bertanya pada guru jika
mengalami kesulitan. 17 19 47.22 2
12.
Siswa mampu menyelesaikan soal-soal
latihan kemampuan berpikir kreatif pada
pembelajaran matematika realistik.. 27 9 75.00 4
III KEGIATAN PENUTUP
1 Siswa membuat rangkuman dari materi
yang telah dipelajari. 19 17 52.78 3
213
2 Siswa menjawab pertanyaan sebagai
refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan. 19 17 52.78 3
3 Siswa memperhatikan penjelasan siswa
berkaitan dengan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya. 23 13 63.89 3
4 Siswa mencatat PR yang diberikan
siswa. 30 6 83.33 4
Jumlah Skor 60
Persentase aktivitas siswa :
Kriteria : Aktif
Demak, Oktober 2012
Pengamat,
Kumaedi, S.Pd
NIP.19665101991031010
.
%43,71%10084
60p
214
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP N 1 Karangawen
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII A
Pertemuan ke- : 3
Pedoman Penskoran:
Skor Keterangan
1 0% S <25%
2 25% S <50%
3 50% S < 75%
4 75% S <100%
dengan S = (banyak siswa yang melakukan : jumlah seluruh siswa) x 100%
Petunjuk Pengisian:
Isilah kolom “Ya” dengan banyak siswa yang melakukan aktivitas dan kolom “Tidak”
dengan banyak siswa yang tidak melakukan aktivitas.
No Aktivitas Siswa Muncul S Skor
Ya Tidak
I KEGIATAN PENDAHULUAN
1 Siswa menyiapkan kondisi fisik dan
psikis untuk mengikuti pembelajaran. 24 12 66.67 3
2 Siswa memperhatikan penjelasan guru
berkaitan dengan cakupan materi. 22 14 61.11 3
3 Siswa memperhatikan penjelasan guru
berkaitan dengan tujuan pembelajaran
atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
20 16 55.56 3
4 Siswa antusias dan bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran. 27 9 75.00 4
5 Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan pengetahuan
prasyarat. 18 18 50.00 3
II KEGIATAN INTI
1.
Siswa memperhatikan penjelasan guru
dengan baik dan seksama 24 12 66.67 3
Lampiran 50
215
2.
Siswa menempatkan diri pada kelompok
masing-masing sesuai dengan kelompok
yang telah di bentuk 28 8 77.78 4
3.
Siswa melaksanakan permainan
kelompok. 30 6 83.33 4
4.
Siswa mampu memberi saran atau
merespon permasalahan dalam
permainan kelompok. 18 18 50.00 3
5.
Siswa mampu mengkonstruk
penyelesaian masalah yang dihadapi
siswa melalui alat peraga yang
diberikan.
17 19 47.22 3
6.
Siswa mampu menunjukkan
permasalahan baru yang terkait dengan
permasalahan yang ada 19 17 52.78 3
7.
Siswa aktif dalam permainan kelompok
dan berinteraksi dengan anggota
kelompok. 18 18 50.00 3
8.
Siswa aktif dalam kompetisi permainan
antar kelompok menentukan kelompo
terbaik 22 14 61.11 3
9.
Siswa membuat catatan penting/
menuliskan hasil pemikiran siswa dan
hasil dari permainan. 14 22 38.89 2
10.
Siswa berani bertanya pada siswa jika
mengalami kesulitan. 24 12 66.67 3
11.
Siswa berani bertanya pada guru jika
mengalami kesulitan. 20 16 55.56 3
12.
Siswa mampu menyelesaikan soal-soal
latihan kemampuan berpikir kreatif pada
pembelajaran matematika realistik.. 29 7 80.56 4
III KEGIATAN PENUTUP
1 Siswa membuat rangkuman dari materi
yang telah dipelajari. 19 17 52.78 3
216
2 Siswa menjawab pertanyaan sebagai
refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan. 20 16 55.56 3
3 Siswa memperhatikan penjelasan siswa
berkaitan dengan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya. 23 13 63.89 3
4 Siswa mencatat PR yang diberikan
siswa. 30 6 83.33 4
Jumlah Skor 67
Persentase aktivitas siswa :
Kriteria : Aktif
Demak, Oktober 2012
Pengamat,
Kumaedi, S.Pd
NIP.19665101991031010
.
%76,79%10084
67p
217
Pedoman Penilaian Kualitas pembelajaran
Kategori Penilaian Lembar Pengamatan
Kategori Interval Nilai
Tidak Aktif < 50%
Kurang 50% – 60%
Cukup 61% – 70%
Aktif 71% – 80%
Sangat Aktif > 80 %
218
LEMBAR PENGAMATAN KARAKTER SISWA
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP N 1 Karangawen
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII A
Pertemuan ke- : 1
Pedoman Penskoran:
Skor Keterangan
1 0% S <25%
2 25% S <50%
3 50% S < 75%
4 75% S <100%
dengan S = (banyak siswa yang melakukan : jumlah seluruh siswa) x 100%
Petunjuk Pengisian:
Isilah kolom “Ya” dengan banyak siswa yang melakukan karakter dan kolom “Tidak”
dengan banyak siswa yang tidak melakukan karakter.
No Indikator Muncul S Skor
Ya Tidak
1 Disiplin
a. Masuk kelas tepat waktu. 27 9 75.00 4
b. Mengumpulkan tugas tepat waktu. 23 13 63.89 3
2 Kreatif
a. Mampu memanfaatkan alat peraga
dengan baik dan benar. 20 16 55.56 3
b. Mampu mengajukan permasalahan
baru. 16 20 44.44 2
3 Teliti
a. Tidak ada kesalahan dalam tugas
yang dikerjakan. 16 20 44.44 2
b. Tidak banyak coretan dalam
lembar jawab. 14 22 38.89 2
Lampiran 51
219
4 Toleransi
a. Mampu bekerja sama pada saat
permainan dengan kelompok yang telah
ditentukan.
15 21 41.67 2
b. Mendengarkan teman yang sedang
mengemukakan pendapat. 18 18 50.00 3
5 Rasa Ingin Tahu
a. Bertanya kepada guru maupun
teman tentang materi pelajaran yang
belum jelas. 17 19 47.22 2
b. Bertanya kepada guru maupun
teman ketika mengalami kesulitan saat
menemui permasalahan baru yang
terkait .
17 19 47.22 2
6 Jujur
a. Tidak mencontek pekerjaan teman
saat latihan soal. 19 17 52.78 3
b. Mampu menyelesaikan
permasalahan hanya dengan hasil
kerja/diskusi kelompok sendiri.
22 14 61.11 3
7 Cinta tanah air
a. menyukai permainan tradisional
sebagai media pembelajaran 28 8 77.78 4
b. mampu memahami serta
menggunakan permainan
tradisional sebagai media
pembelajaran
27 9 75.00 4
Jumlah Skor
39
Persentase karakter siswa :
Kriteria : Cukup Baik
Demak, Oktober 2012
Pengamat,
Kumaedi, S.Pd
NIP.19665101991031010
.
%64,69%10056
39p
220
LEMBAR PENGAMATAN KARAKTER SISWA
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP N 1 Karangawen
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII A
Pertemuan ke- : 2
Pedoman Penskoran:
Skor Keterangan
1 0% S <25%
2 25% S <50%
3 50% S < 75%
4 75% S <100%
dengan S = (banyak siswa yang melakukan : jumlah seluruh siswa) x 100%
Petunjuk Pengisian:
Isilah kolom “Ya” dengan banyak siswa yang melakukan karakter dan kolom “Tidak”
dengan banyak siswa yang tidak melakukan karakter.
No Indikator Muncul S Skor
Ya Tidak
1 Disiplin
a. Masuk kelas tepat waktu. 30 6 83.33 4
b. Mengumpulkan tugas tepat waktu. 27 9 75.00 4
2 Kreatif
a. Mampu memanfaatkan alat peraga
dengan baik dan benar. 20 16 55.56 3
b. Mampu mengajukan permasalahan
baru. 17 19 47.22 2
3 Teliti
a. Tidak ada kesalahan dalam tugas
yang dikerjakan. 17 19 47.22 2
b. Tidak banyak coretan dalam
lembar jawab. 18 18 50.00 3
Lampiran 52
221
4 Toleransi
a. Mampu bekerja sama pada saat
permainan dengan kelompok yang telah
ditentukan.
16 20 44.44 2
b. Mendengarkan teman yang sedang
mengemukakan pendapat. 22 14 61.11 3
5 Rasa Ingin Tahu
a. Bertanya kepada guru maupun
teman tentang materi pelajaran yang
belum jelas. 18 18 50.00 3
b. Bertanya kepada guru maupun
teman ketika mengalami kesulitan saat
menemui permasalahan baru yang
terkait .
18 18 50.00 3
6 Jujur
a. Tidak mencontek pekerjaan teman
saat ujian. 19 17 52.78 3
b. Mampu menyelesaikan
permasalahan hanya dengan hasil
kerja/diskusi kelompok sendiri.
22 14 61.11 3
7 Cinta tanah air
a. menyukai permainan tradisional
sebagai media pembelajaran 30 6 83.33 4
b. mampu memahami serta
menggunakan permainan
tradisional sebagai media
pembelajaran
28 8 77.78 4
Jumlah Skor
43
Persentase karakter siswa :
Kriteria : Baik
Demak, Oktober 2012
Pengamat,
Kumaedi, S.Pd
NIP.19665101991031010
.
%79,76%10056
43p
222
LEMBAR PENGAMATAN KARAKTER SISWA
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP N 1 Karangawen
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII A
Pertemuan ke- : 3
Pedoman Penskoran:
Skor Keterangan
1 0% S <25%
2 25% S <50%
3 50% S < 75%
4 75% S <100%
dengan S = (banyak siswa yang melakukan : jumlah seluruh siswa) x 100%
Petunjuk Pengisian:
Isilah kolom “Ya” dengan banyak siswa yang melakukan karakter dan kolom “Tidak”
dengan banyak siswa yang tidak melakukan karakter.
No Indikator Muncul S Skor
Ya Tidak
1 Disiplin
a. Masuk kelas tepat waktu. 30 6 83.33 4
b. Mengumpulkan tugas tepat waktu. 30 6 83.33 4
2 Kreatif
a. Mampu memanfaatkan alat peraga
dengan baik dan benar. 24 12 66.67 3
b. Mampu mengajukan permasalahan
baru. 20 16 55.56 3
3 Teliti
a. Tidak ada kesalahan dalam tugas
yang dikerjakan. 19 17 52.78 3
b. Tidak banyak coretan dalam
lembar jawab. 18 18 50.00 3
Lampiran 53
223
4 Toleransi
a. Mampu bekerja sama pada saat
permainan dengan kelompok yang telah
ditentukan.
18 18 50.00 3
b. Mendengarkan teman yang sedang
mengemukakan pendapat. 22 14 61.11 3
5 Rasa Ingin Tahu
a. Bertanya kepada guru maupun
teman tentang materi pelajaran yang
belum jelas. 20 16 55.56 3
b. Bertanya kepada guru maupun
teman ketika mengalami kesulitan saat
menemui permasalahan baru yang
terkait .
20 16 55.56 3
6 Jujur
a. Tidak mencontek pekerjaan teman
saat ujian. 19 17 52.78 3
b. Mampu menyelesaikan
permasalahan hanya dengan hasil
kerja/diskusi kelompok sendiri.
26 10 72.22 4
7 Cinta tanah air
a. menyukai permainan tradisional
sebagai media pembelajaran 30 6 83.33 4
b. mampu memahami serta
menggunakan permainan
tradisional sebagai media
pembelajaran
28 8 77.78 4
Jumlah Skor 47
Persentase karakter siswa :
Kriteria : Baik
Demak, Oktober 2012
Pengamat,
Kumaedi, S.Pd
NIP.19665101991031010
%93,83%10056
47p
224
Pedoman Penilaian Kualitas pembelajaran
Kategori Penilaian Lembar Pengamatan
Kategori Interval Nilai
Tidak Baik < 50%
Kurang 50% – 60%
Cukup 61% – 70%
Baik 71% – 80%
Sangat Baik > 80 %
225
LEMBAR PENGAMATAN KINERJA GURU
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP N 1 Karangawen
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII A
Pertemuan ke- : 1
Petunjuk :
Berilah penilaian Anda dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom “Ya” atau
“Tidak”.
Penskoran :
4 : sangat baik 3 : baik
2 : cukup 1 : kurang baik
0 : aktivitas tidak muncul
No Aktivitas Guru
Muncul Skor
Ya Tidak
I KEGIATAN PENDAHULUAN
1 Guru menyiapkan kondisi psikis dan fisik siswa. √ 2
2 Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari. √ 3
3 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. √ 0
4 Guru memberikan motivasi agar siswa bersemangat dalam
mengikuti proses pembelajaran. √ 4
5 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali
pengetahuan prasyarat (apersepsi). √ 4
II KEGIATAN INTI
1. 1 Guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi kepada
siswa. √ 3
2. Guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa. √ 3
3. 2. Guru mengkoordinasikan siswa ke dalam 9 kelompok
heterogen yang beranggotakan 4 orang, √ 3
4. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok dengan
tertib. √ 3
5. 3. Guru memberikan permasalahan kontekstual kepada siswa
untuk didiskusikan dengan teman sekelompoknya. √ 3
6. 4. Guru membimbing siswa menggunakan alat peraga untuk
menyelesaikan masalah. √ 3
7. 5. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan
permainan kelompok. √ 3
8. 6. Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk
mengkonstruk sendiri penyelesaian masalah tersebut. √ 2
Lampiran 54
226
9. 7. Guru berkeliling mengawasi siswa selama proses permainan. √ 3
10. Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan. √ 3
11. 8 Guru memberikan pembenaran/penguatan (konfirmasi) pada
hasil permainan kelompok. √ 2
12. 9 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakuakan kompetisi permainan antar kelompok √ 3
13. 10 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
menjadi kelompok terbaik. √ 2
III KEGIATAN PENUTUP
1 Bersama-sama siswa membuat rangkuman materi yang telah
dipelajari. √ 3
2 Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan. √ 3
3 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya. √ 0
4 Memberikan tugas rumah. √ 3
Jumlah skor 58
Persentase kinerja guru :
Kriteria : Baik
Demak, Oktober 2012
Pengamat,
Kumaedi, S.Pd
NIP.19665101991031010
%31,76%10076
58p
227
LEMBAR PENGAMATAN KINERJA GURU
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP N 1 Karangawen
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII A
Pertemuan ke- : 2
Petunjuk :
Berilah penilaian Anda dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom “Ya” atau
“Tidak”.
Penskoran :
4 : sangat baik 3 : baik
2 : cukup 1 : kurang baik
0 : aktivitas tidak muncul
No Aktivitas Guru
Muncul Skor
Ya Tidak
I KEGIATAN PENDAHULUAN
1 Guru menyiapkan kondisi psikis dan fisik siswa. √ 2
2 Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari. √ 3
3 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. √ 3
4 Guru memberikan motivasi agar siswa bersemangat dalam
mengikuti proses pembelajaran. √ 4
5 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali
pengetahuan prasyarat (apersepsi). √ 4
II KEGIATAN INTI
14. 1 Guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi kepada
siswa. √ 3
15. Guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa. √ 3
16. 2. Guru mengkoordinasikan siswa ke dalam 9 kelompok
heterogen yang beranggotakan 4 orang, √ 3
17. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok dengan
tertib. √ 3
18. 3. Guru memberikan permasalahan kontekstual kepada siswa
untuk didiskusikan dengan teman sekelompoknya. √ 3
19. 4. Guru membimbing siswa menggunakan alat peraga untuk
menyelesaikan masalah. √ 3
20. 5. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan
permainan kelompok. √ 3
21. 6. Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk
mengkonstruk sendiri penyelesaian masalah tersebut. √ 2
Lampiran 55
228
22. 4. Guru berkeliling mengawasi siswa selama proses permainan. √ 3
23. Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan. √ 3
24. 5 Guru memberikan pembenaran/penguatan (konfirmasi) pada
hasil permainan kelompok. √ 2
25. 6 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakuakan kompetisi permainan antar kelompok √ 3
26. 8 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
menjadi kelompok terbaik. √ 0
III KEGIATAN PENUTUP
1 Bersama-sama siswa membuat rangkuman materi yang telah
dipelajari. √ 3
2 Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan. √ 3
3 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya. √ 3
4 Memberikan tugas rumah. √ 3
Jumlah skor 62
Persentase kinerja guru :
Kriteria : Baik
Demak, Oktober 2012
Pengamat,
Kumaedi, S.Pd
NIP.19665101991031010
.
.
%58,81%10076
62p
229
LEMBAR PENGAMATAN KINERJA GURU
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP N 1 Karangawen
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII A
Pertemuan ke- : 3
Petunjuk :
Berilah penilaian Anda dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom “Ya” atau
“Tidak”.
Penskoran :
4 : sangat baik 3 : baik
2 : cukup 1 : kurang baik
0 : aktivitas tidak muncul
No Aktivitas Guru
Muncul Skor
Ya Tidak
I KEGIATAN PENDAHULUAN
1 Guru menyiapkan kondisi psikis dan fisik siswa. √ 2
2 Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari. √ 3
3 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. √ 3
4 Guru memberikan motivasi agar siswa bersemangat dalam
mengikuti proses pembelajaran. √ 4
5 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali
pengetahuan prasyarat (apersepsi). √ 4
II KEGIATAN INTI
27. 1 Guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi kepada
siswa. √ 3
28. Guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa. √ 3
29. 2. Guru mengkoordinasikan siswa ke dalam 9 kelompok
heterogen yang beranggotakan 4 orang, √ 3
30. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok dengan
tertib. √ 3
31. 3. Guru memberikan permasalahan kontekstual kepada siswa
untuk didiskusikan dengan teman sekelompoknya. √ 3
32. 4. Guru membimbing siswa menggunakan alat peraga untuk
menyelesaikan masalah. √ 3
33. 5. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan
permainan kelompok. √ 3
34. 6. Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk
mengkonstruk sendiri penyelesaian masalah tersebut. √ 2
Lampiran 56
230
35. 4. Guru berkeliling mengawasi siswa selama proses permainan. √ 3
36. Guru membimbing kelompok yang mengalami kesulitan. √ 3
37. 5 Guru memberikan pembenaran/penguatan (konfirmasi) pada
hasil permainan kelompok. √ 2
38. 6 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakuakan kompetisi permainan antar kelompok √ 3
39. 8 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
menjadi kelompok terbaik. √ 2
III KEGIATAN PENUTUP
1 Bersama-sama siswa membuat rangkuman materi yang telah
dipelajari. √ 3
2 Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan. √ 3
3 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya. √ 3
4 Memberikan tugas rumah. √ 3
Jumlah skor 64
Persentase kinerja guru :
Kriteria : Baik
Demak, Oktober 2012
Pengamat,
Kumaedi, S.Pd
NIP.19665101991031010
.
%1,84%10076
64p
231
Kategori Penilaian Lembar Pengamatan
Kategori Interval Nilai
Tidak Baik < 50%
Kurang 50% – 60%
Cukup 61% – 70%
Baik 71% – 80%
Sangat Baik > 80 %
232
Indikator Instrumen Pengamatan Kualitas Pembelajaran
Dimensi Kualitas Pembelajaran
Indikator Perbaikan kualitas pembelajaran
Nomor Item
Strategi pengorganisasian
pembelajaran
Menata bahan ajar secara keseluruhan
Menata bahan ajar setiap kali
pertemuan
Memberikan pokok materi yang akan
di ajarkan
Membuat rangkuman materi yang di
ajarkan
Menetapkan materi yang akan
dibahas bersama
Memberikan tugas mandiri
Membuat format penilaian
ataspenguasaan materi
1
2
3
4
5
6
7
Strategi penyampaian pembelajaran
Menggunakan berbagai metode
dalam penyampaian pembelajarab
Mengguunakan berbagai media
dalam pembelajaran
Menggunakan berbagai teknik dalam
pembelajaran
14
13, 17
15, 27
Strategi pengelolaan pembelajaran
Memberikan motivasi atau menarik
perhatian
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Mengingatkan kompetensi prasyarat
Memberikan stimuslus
Memberikan petunjuk belajar
Menimbulkan penampilan siswa
Memberikan umpan balik
Melakukan penilaian selama proses
mengajar
menyimpulkan
12, 18
10
19
24
16, 23
8, 9
11
22, 26
20
Lampiran 57
233
Lembar Pengamatan Kualitas Pembelajaran
Sekolah : SMP N 1 Karangawen
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII A
Petunjuk :
Berilah penilaian Anda dengan memberikan tanda cek ( ) pada kolom yang telah
disediakan!
Daftar Pernyataan
No Pernyataan
Sangat
Sering Sering
Kadang-
kadang Kurang
Tidak
Pernah
(5) (4) (3) (2) (1)
1 Dalam memberikan pelajaran, guru sudah
mempersiapkan materi selama penelitian
sehingga tampak kesiapannya dalam
mengajar
√
2 Setiap kali memberikan pelajaran, guru
sudah mempersiapkan materi untuk satu
kali pertemuan.
√
3 Pada setiap pertemuan, guru menuntun
siswa untuk membuat ringkasan pokok-
pokok materi.
√
4 Guru meminta siswa untuk menulis apa
yang diajarkan setiap kali pertemuan. √
5 Guru memberikan PR untuk dikerjakan di
rumah. √
6 Materi-materi tertentu ditugaskan guru
untuk dibahas oleh siswa secara individu. √
7 Guru mengadakan tes awal kemampuan
siswa. √
8 Hasil tes awal tentang kemampuan
materi, diberitahukan guru kepada siswa,
lalu ditetapkan batas awal materi untuk
mulai belajar.
√
9 Biasanya setelah selesai memeriksa PR, √
Lampiran 58
234
guru memberikan jawaban yang benar
kepada seluruh siswa.
10 Buku yang digunakan guru, biasanya
diberitahukan kepada siswa agar siswa
dapat memelajari buku tersebut secara
mandiri.
√
11 Hasil tes diumumkan kepada siswa, agar
siswa mengetahui kemampuannya pada
pelajaran itu.
√
12 Guru mengajak siswa agar bertanya
dalam setiap pelajaran. √
13 Menggunakan media pembelajaran dalam
memberikan pelajaran. √
14 Dalam memberikan pelajaran, guru
menggunakan model pembelajaran
inovatif..
√
15 Guru membuat modul dan
membagikannya kepada siswa dalam
setiap kali pertemuan.
√
16 Guru membentuk kelompok belajar. √
17 Memberikan pelajaran langsung dengan
praktik di lapangan atau di laboratorium
sekolah.
√
18 Guru biasanya memberikan motivasi
kepada siswa agar mereka belajar lebih
giat.
√
19 Materi pelajaran yang disampaikan
kepada siswa biasanya menarik untuk
mereka ikuti.
√
20 Biasanya sebelum mengajar, guru
menyampaikan tujuan yang ingin dicapai
kepada siswa setiap kali pertemuan.
√
21 Menggunakan bahan pengajaran yang √
235
tercantum dalam kurikulum sekolah.
22 Mengadakan penilaian sesuai dengan
kompetensi siswa yang dinilai. √
23 Memberikan petunjuk dan penjelasan
berkaitan dengan isi pengajaran. √
24 Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya apa yang tidak
dimengerti.
√
25 Mengadakan penilaian selama proses
belajar mengajar berlangsung. √
26 Memberikan pujian kepada siswa pada
saat proses belajar mengajar berlangsung. √
27 Memberikan contoh dengan hal-hal
konkret yang dialami siswa. √
Sangat Sering : 4 x 5 = 20
Sering : 17 x 4 = 68
Kadang-kadang : 2 x 3 = 6
Kurang : 3 x 2 = 6
Tidak Pernah : 1 x 1 = 1
Presentase kualitas pembelajaran =
Kriteria: Baik
Demak, Oktober 2012
Pengamat,
Kumaedi, S.Pd
NIP.19665101991031010
.
%81,74%100135
101
236
Pedoman Penilaian Kualitas pembelajaran
Kategori Penilaian Lembar Pengamatan
Kategori Interval Nilai
Tidak Baik < 50%
Kurang 50% – 60%
Cukup 61% – 70%
Baik 71% – 80%
Sangat Baik > 80 %
237
TABEL DISTRIBUSI F
dk
penyebut
dk pembilang
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
10 3.311 3.304 3.297 3.291 3.285 3.279 3.274 3.269 3.264 3.26 3.255
11 3.118 3.11 3.104 3.097 3.091 3.086 3.08 3.075 3.07 3.066 3.061
12 2.963 2.956 2.949 2.943 2.937 2.931 2.925 2.92 2.915 2.911 2.906
13 2.837 2.83 2.823 2.817 2.81 2.805 2.799 2.794 2.789 2.784 2.78
14 2.732 2.725 2.718 2.711 2.705 2.699 2.694 2.689 2.684 2.679 2.674
15 2.644 2.636 2.629 2.623 2.616 2.61 2.605 2.599 2.594 2.59 2.585
16 2.568 2.56 2.553 2.546 2.54 2.534 2.529 2.523 2.518 2.513 2.509
17 2.502 2.494 2.487 2.481 2.474 2.468 2.462 2.457 2.452 2.447 2.442
18 2.445 2.437 2.43 2.423 2.416 2.41 2.405 2.399 2.394 2.389 2.384
19 2.394 2.386 2.379 2.372 2.365 2.359 2.353 2.348 2.343 2.338 2.333
20 2.349 2.341 2.334 2.327 2.32 2.314 2.308 2.302 2.297 2.292 2.287
21 2.308 2.3 2.293 2.286 2.279 2.273 2.267 2.262 2.256 2.251 2.246
22 2.272 2.264 2.257 2.25 2.243 2.237 2.231 2.225 2.22 2.215 2.21
23 2.239 2.231 2.224 2.216 2.21 2.204 2.198 2.192 2.186 2.181 2.176
24 2.209 2.201 2.193 2.186 2.18 2.173 2.167 2.162 2.156 2.151 2.146
25 2.182 2.174 2.166 2.159 2.152 2.146 2.14 2.134 2.128 2.123 2.118
26 2.157 2.148 2.141 2.134 2.127 2.12 2.114 2.109 2.103 2.098 2.093
27 2.133 2.125 2.118 2.11 2.104 2.097 2.091 2.085 2.08 2.074 2.069
28 2.112 2.104 2.096 2.089 2.082 2.076 2.07 2.064 2.058 2.053 2.048
29 2.092 2.084 2.076 2.069 2.062 2.056 2.05 2.044 2.038 2.033 2.028
30 2.074 2.066 2.058 2.051 2.044 2.037 2.031 2.025 2.019 2.014 2.009
31 2.057 2.049 2.041 2.033 2.026 2.02 2.014 2.008 2.002 1.997 1.991
32 2.041 2.033 2.025 2.017 2.01 2.004 1.997 1.991 1.986 1.98 1.975
33 2.026 2.018 2.01 2.002 1.995 1.989 1.982 1.976 1.971 1.965 1.96
34 2.012 2.003 1.996 1.988 1.981 1.974 1.968 1.962 1.956 1.951 1.946
35 1.999 1.99 1.982 1.975 1.968 1.961 1.955 1.949 1.943 1.937 1.932
36 1.986 1.978 1.97 1.962 1.955 1.949 1.942 1.936 1.93 1.925 1.919
37 1.974 1.966 1.958 1.951 1.943 1.937 1.93 1.924 1.918 1.913 1.907
38 1.963 1.955 1.947 1.939 1.932 1.925 1.919 1.913 1.907 1.901 1.896
39 1.953 1.944 1.936 1.929 1.922 1.915 1.908 1.902 1.896 1.891 1.885
40 1.943 1.934 1.926 1.919 1.912 1.905 1.898 1.892 1.886 1.881 1.875
Sumber: Data Excel for Windows (=FINV(0,025; dk pembilang; dk penyebut))
Lampiran 59
238
TABEL HARGA KRITIK DARI r PRODUCT-MOMENT
N
(1)
Interval Kepercayaan
N
(1)
Interval Kepercayaan
N
(1)
Interval Kepercayaan
95% (2)
99% (3)
95% (2)
99% (3)
95% (2)
99% (3)
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
0,997 0,950 0,878 0,811 0,754 0,707 0,666 0,632 0,602 0,576 0,553 0,532 0,514 0,497 0,482 0,468 0,456 0,444 0,433 0,423 0,413 0,404 0,396
0,999 0,990 0,959 0,917 0,874 0,874 0,798 0,765 0,735 0,708 0,684 0,661 0,641 0,623 0,606 0,590 0,575 0,561 0,547 0,537 0,526 0,515 0,505
26272829303132 33 34353637 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
0,388 0,381 0,374 0,367 0,361 0,355 0,349 0,344 0,339 0,334 0,329 0,325 0,320 0,316 0,312 0,308 0,304 0,301 0,297 0,294 0,291 0,288 0,284 0,281 0,297
0,496 0,487 0,478 0,470 0,463 0,456 0,449 0,442 0,436 0,430 0,424 0,418 0,413 0,408 0,403 0,396 0,393 0,389 0,384 0,380 0,276 0,372 0,368 0,364 0,361
55 60 65 70 75 80 85 90 95
100 125 150 175 200 300 400 500 600 700 800 900
1000
0,266 0,254 0,244 0,235 0,227 0,220 0,213 0,207 0,202 0,195 0,176 0,159 0,148 0,138 0,113 0,098 0,088 0,080 0,074 0,070 0,065 0,062
0,345 0,330 0,317 0,306 0,296 0,286 0,278 0,270 0,263 0,256 0,230 0,210 0,194 0,181 0,148 0,128 0,115 0,105 0,097 0,091
0,0986 0,081
N = Jumlah pasangan yang digunakan untuk menghitung r.
(Arikunto, 2006: 359).
Lampiran 60
239
TABEL DISTRIBUSI t
V
V
0,01 0,05 0,1 0,25 0,01 0,05 0,1 0,25
36 2,719 2,028 1,688 1,169 59 2,662 2,001 1,671 1,162
37 2,715 2,026 1,687 1,169 60 2,660 2,000 1,671 1,162
38 2,712 2,024 1,686 1,168 61 2,659 2,000 1,670 1,161
39 2,708 2,023 1,685 1,168 62 2,657 1,999 1,670 1,161
40 2,704 2,021 1,684 1,167 63 2,656 1,998 1,669 1,161
41 2,701 2,020 1,683 1,167 64 2,655 1,998 1,669 1,161
42 2,698 2,018 1,682 1,166 65 2,654 1,997 1,669 1,161
43 2,695 2,017 1,681 1,166 66 2,652 1,997 1,668 1,161
44 2,692 2,015 1,680 1,166 67 2,651 1,996 1,668 1,160
45 2,690 2,014 1,679 1,165 68 2,650 1,995 1,668 1,160
46 2,687 2,013 1,679 1,165 69 2,649 1,995 1,667 1,160
47 2,685 2,012 1,678 1,165 70 2,648 1,994 1,667 1,160
48 2,682 2,011 1,677 1,164 71 2,647 1,994 1,667 1,160
49 2,680 2,010 1,677 1,164 72 2,646 1,993 1,666 1,160
50 2,678 2,009 1,676 1,164 73 2,645 1,993 1,666 1,160
51 2,676 2,008 1,675 1,164 74 2,644 1,993 1,666 1,159
52 2,674 2,007 1,675 1,163 75 2,643 1,992 1,665 1,159
53 2,672 2,006 1,674 1,163 76 2,642 1,992 1,665 1,159
54 2,670 2,005 1,674 1,163 77 2,641 1,991 1,665 1,159
55 2,668 2,004 1,673 1,163 78 2,640 1,991 1,665 1,159
56 2,667 2,003 1,673 1,162 79 2,640 1,990 1,664 1,159
57 2,665 2,002 1,672 1,162 80 2,639 1,990 1,664 1,159
58 2,663 2,002 1,672 1,162
Sumber: Data Excel for Windows (=TINV( ;V))
Lampiran 61
240
LUAS DI BAWAH LENGKUNGAN NORMAL
Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,0 0000 0040 0080 0120 0160 0199 0239 0279 0319 0359
0,1 0398 0438 0478 0517 0557 0596 0636 0675 0714 0754
0,2 0793 0832 0871 0910 0948 0987 1026 1064 1103 1141
0,3 1179 1217 1255 1293 1331 1368 1406 1443 1480 1517
0,4 1554 1591 1628 1664 1700 1736 1772 1808 1844 1879
0,5 1915 1950 1985 2019 2054 2088 2123 2157 2190 2224
0,6 2258 2291 2324 23357 2389 2422 2454 2486 2518 2549
0,7 2580 2612 2342 2673 2704 2734 2764 2794 2823 2852
0,8 2881 2910 2939 2967 2996 3023 3051 3078 3106 3133
0,9 3159 3186 3212 3238 3264 3289 3315 3340 3365 3389
1,0 3413 3438 3461 3485 3508 3531 3554 3577 3599 3621
1,1 3643 3665 3686 3708 3729 3749 3770 3790 3810 3830
1,2 3849 3869 3888 3907 3925 3944 3962 3980 3997 4015
1,3 4032 4049 4066 4082 4099 4115 4131 4147 4162 4177
1,4 4192 4207 4222 4236 4251 4265 4279 4292 4306 4319
1,5 4332 4345 457 4370 4382 4394 4406 4418 4429 4441
1,6 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4535 4545
1,7 4554 4564 4573 4582 4591 4599 4608 4616 4625 4633
1,8 4641 4649 4656 4664 4671 4678 4686 4693 4699 4706
1,9 4743 4719 4726 4732 4738 4744 4750 4756 4761 4767
2,0 4772 4778 4783 4788 4793 4798 4803 4808 4812 4817
2,1 4821 4826 4830 4834 4838 4842 4846 4850 4854 4857
2,2 4861 4864 4868 4871 4875 4878 4881 4884 4887 4890
2,3 4893 4896 4898 4901 4904 4906 4909 4911 4913 4916
2,4 4918 4920 4922 4925 4927 4929 4931 4932 4934 4936
2,5 4938 4940 4941 4943 4945 4946 4948 4949 4951 4952
2,6 4953 4955 4956 4957 4959 4960 4961 4962 4963 4964
2,7 4965 4966 4967 4968 4969 4970 4971 4972 4973 4974
2,8 4974 4975 4976 4977 4977 4978 4979 4979 4980 4981
2,9 4981 4982 4982 4983 4984 4984 4985 4985 4986 4986
3,0 4987 4987 4987 4988 4988 4989 4989 4989 4990 4990
3,1 4990 4991 4991 4991 4992 4992 4992 4992 4993 4993
3,2 4993 4993 4994 4994 4994 4994 4994 4995 4995 4995
3,3 4995 4995 4995 4996 4996 4996 4996 4996 4996 4997
3,4 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4998
3,5 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998
3,6 4998 4998 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
(Sudjana, 2005: 490)
Lampiran 62
246
Lampiran 64
CONTOH HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
Contoh penyelesaian soal nomor 1
Siswa dengan kemampuan berpikir kreatif rendah
Siswa dengan kemampuan berpikir kreatif sedang
Siswa dengan kemampuan berpikir kreatif tinggi