li skizoid
TRANSCRIPT
Pengertian Skizoid
Gangguan kepribadian schizoid adalah salah satu kelainan dimana terjadi
suatu keterbatasan terhadap ekspresi emosi dan pengalaman seseorang.
Seseorang dengan gangguan ini tetap mampu melakukan kegiatannya sehari-hari,
tetapi tidak dapat membentuk suatu hubungan yang dekat dengan orang lain.
Mereka suka menyendiri dan sangat sering melamunkan sesuatu hal secara
berlebihan. Gangguan ini timbul sejak dewasa muda dikarenakan adanya
penyimpangan dari perilaku sosial dan emosi yang menghambat seseorang tersebut
untuk bisa berteman dekat dengan orang lain, dimulai pada saat remaja atau
dewasa muda secara terus menurus akan berakibat gangguan fungsi atau stress
internal.
Beberapa perilaku pada individu dengan gangguan skizoid adalah minimnya
ekspresi emosi, kebanyakan orang normal akan menganggap bahwa ia tidak tertarik
dengan sesuatu hal yang sedang terjadi, kurangnya perhatian dan tidak sensitif.
Individu tersebut juga kesulitan untuk menunjukkan ekspresi amarah atau
permusuhan dengan orang lain.
Gangguan kepribadian ini (skizoid) tidaklah sama dengan gangguan
skizofrenia (schizophrenia) walaupun ada kemiripan pada nama, skizofrenia
dikategorikan sebagai gangguan psikotik. Namun demikian skizoid sering disebut
sebagai gangguan mental "spektrum dari skizofrenia", beberapa simtom yang ada
pada Skizoid seperti menghindari kontak pribadi dengan orang lain, minimnya
ekspresi emosi merupakan simtom yang terdapat pada skizofrenia pula.
Untuk bekerja, individu dengan gangguan Skizoid dapat menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik, kesulitan akan dialami bila individu terlibat dalam
hubungan interpersonal dengan rekan kerja atau orang lain. Individu dengan
gangguan skizoid juga dapat menikah, namun kesulitan akan ditemui dalam
penciptaan hubungan lekat (intimacy) dengan pasangannya.
Orang dengan gangguan ini akan terlihat suka menjauhkan diri, bersikap dingin dan
acuh tak acuh. Kebanyakan individu dengan gangguan ini sulit untuk menjalin hubungan
atau mengekspresikan perasaan mereka dan tetap pasif dengan raut wajah yang tidak
berubah walaupun dalam situasi yang kurang baik Komunikasi dengan orang lain sangat
ringkas dan sebentar. Ini karena mereka sedikit sekali pengalaman berkomunikasi dengan
orang lain. Oleh sebab itu, penderita gangguan ini sulit untuk merefleksikan diri mereka dan
tetap bersama dengan orang lain. Suatu kesalahan pada masyarakat kita adalah anggapan
bahwa individu dengan gangguan kepribadian ini “berbahaya” sehingga kebanyakan orang
yang telah terdiagnosa penyakit ini akan dikucilkan atau dihindari dalam pergaulan.
D. Diagnosa
Gangguan kepribadian skizoid didiagnosa berdasarkan beberapa kriteria berikut
1. Pola perilaku menetap yang tidak berpengaruh dari bentuk hubungan sosial dan
keterbatasan pengungkapan ekspresi emosi dalam pelbagai hubungan antar pribadi pada
awal masa dewasa
a. Tidak pernah tertarik atau menikmati dalam berhubungan dengan orang lain termasuk untuk
menjadi bagian dalam keluarga
b. Hampir selalu memilih aktivitas untuk menyendiri
c. Sangat sedikit diantaranya yang tertarik pada aktivitas seksual
d. Sangat jarang untuk memilih waktu untuk bersenang-senang
e. Sedikit mempunyai teman akrab
f. Tidak terpengaruh pada pujian dan kritik dari orang lain
g. Emosi dingin, efek mendatar atau tak peduli (detachment)
2. Gangguan kepribadian skizoid tidak muncul yang disebabkan oleh skizofrenia, gangguan
mood dengan gejala psikotik dikemudian hari, gangguan psikotik lainnya atau disebabkan
oleh gangguan perkembangan termasuk fungsi fisiologis dari dampak langsung pengobatan
medis.
Ciri ciri gangguan kepribadian skizoid menurut DSM-IV-TR meliputi :
Pola pelepasan diri dari hubungan sosial dan ragam ekspresi emosi yang terbatas,
yang dimulai pada masa dewasa awal
Kurangnya keinginan untuk menikmati hubungan dekat, termasuk hubungan keluarga
Hampir selalu memilih aktifitas aktifitas menyendiri/soliter
Kalaupun memiliki minat untuk mendapatkan pengalaman seksual dengan orang lain,
minat itu hanya sedikit sekali
Mendapatkan kesenangan dari beberapa gelintir aktivitas, itupun kalau ada
Kurang memiliki sahabat atau teman karib di luar anggota keluarga
Tampak tidak peduli pada pujian maupun kritik dari orang lain
Menunjukkan sikap dingin atau lepas secara emosional
Tidak muncul secara eksklusif dengan skizofrenia atau gangguan gangguan lainnya.
E. Analisis Teoritis
1. Karen Horney
Karen Horney yang sependapat dengan Freud dalam pandangan tentang pentingnya
masa-masa awal kehidupan dalam membentuk kepribadian di masa dewasa. Namun dia
berbeda dalam hal bagaimana kepribadian terbentuk secara spesifik. Horney merasa bahwa
pada masa kanak-kanak, bukan faktor biologis, namun faktor sosiallah yang mempengaruhi
perkembangan kepribadian. Tidak ada tahapan universal dalam perkembangan maupun
konflik masa kecil yang tak terelakkan. Namun yang menentukan adalah hubungan sosial
antara anak dan orang tua.
Salah satu faktor penyebab adalah tipe dan pola pengasuhan saat mereka masih
anak-anak. Ibu atau pengasuh sangat mempengaruhi pembentukan dan tipe kepribadian
individu setelah mereka dewasa. Adanya trauma yang pernah terjadi masa kecil seperti
perceraian kedua orang tua, sering mengalami pemukulan atau diterlantarkan oleh orang
tua dapat mengakibatkan gangguan dalam pembentukan kepribadiannya. Faktor komunikasi
dalam keluarga dimana masalah komunikasi dalam keluarga dapat menjadi kontributor
untuk mengembangkan gangguan tingkah laku. Masalah komunikasi tersebut antara lain
sikap bermusuhan , selalu mengkritik, menyalahkan, kurang kehangatan, kurang
memperhatikan anak, emosi yang tinggi. Komunikasi dalam keluarga amatlah penting
dengan memberikan pujian,adanya tegur sapa dan komunikasi terbuka . Kurangnya
stimulasi, kasih sayang dan perhatian dari ibu/pengasuh pada bayi akan memberikan rasa
tidak aman yang akan menghambat terbentuknya rasa percaya diri yang menjadi dasar
dalam berhubungan dengan lingkungan sosial.
Dalam teorinya Horney beranggapan bahwa rasa aman jauh lebih penting daripada
kepuasan. Jadi dukungan dari pihak keluarga berupa pembelaan, bantuan dalam rumah
tangga dan bimbingan sangat membantu terapi yang akan diberikan pada penderita skizoid.
Horney mengatakan ada sepuluh kebutuhan yang perlu dipenuhi untuk
meminimalisir kecenderungan neurotik seseorang ; termasuk skizoid, yaitu :
1. kasih sayang dan penerimaan
2. partner dominan dalam kehidupan
3. batas hidup yang sempit dan terbatas
4. kekuatan
5. eksploitasi
6. prestise
7. kebanggaan personal
8. perolehan atau ambisi personal
9. kecukupan-diri dan kebebasan
10. kesempurnaan dan ketakterbantahan
Jadi skizoid dapat dicegah oleh kondisi masa kanak-kanak yang tepat, berupa
pengasuhan dan kondisi sosial di sekitar anak. Karena sifat manusia atau kepribadian yang
fleksibel, bukan merupakan bakat dalam pembentukan pada masa kanak-kanak tetapi
setiap orang memiliki kapasitas untuk mengubah pada cara mendasar.
2. Erikson
Erikson mencetuskan tahap/ fase perkembangan kepribadian yang lebih
dikenal dengan sebutan tahapan psikososial. Ada delapan tahapan perkembangan
psikososial yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Dalam setiap tahap
terdapat maladaption/maladaptive (adaptasi keliru) dan malignansi (selalu curiga),
hal ini berlangsung jika satu tahap tidak berhasil dilewati dengan baik. Setiap
tahapan mempunyai fungsi yang berpengaruh pada perkembangan selanjutnya,
terutama tahapan-tahapan yang berlangsung pada masa kanak-kanak. Jika
tahapan ini gagal dilewati dengan baik, akan memberikan pengaruh kurang baik pula
terhadap psikologis dan kehidupan sosial individu pada tahapan berikutnya.
Dalam hal ini, termasuk kecenderungan individu mengalami gangguan
schizoid akibat terganggunya hubungan sosial individu karena ada tahapan
psikososial yang gagal dilewati dengan baik yakni Trust vs Mistrust yang
merupakan tahapan dasar sosial pada saat bayi. Tugas yang harus dijalani pada
tahap ini adalah menumbuhkan dan mengembangkan kepercayaan tanpa harus
menekan kemampuan untuk hadirnya suatu ketidakpercayaan, yang sangat
berperan adalah orangtua terutama Ibu. Jika seorang ibu tidak dapat memberikan
rasa hangat dan nyaman, maka bayi akan lebih mengembangkan rasa tidak
percaya, dan dia akan selalu curiga kepada orang lain. Hal terburuk dapat terjadi
apabila pada masa kecilnya sudah merasakan ketidakpuasan yang mengarah pada
ketidakpercayaan. Mereka akan berkembang pada arah kecurigaan dan merasa
terancam terus menerus. Hal ini akan berakibat munculnya frustasi, marah, sinis,
maupun depresi dan memilih untuk mengasingkan diri dari lingkungan sosialnya.
Nantinya dapat terjadi suatu pola kehidupan yang lain di mana bayi merasa tidak
aman ketika berinteraksi secara interpersonal atau dengan lingkungannya.
Jika terlanjur timbul rasa ketidakpercayaan anak, hal ini mungkin berlanjut
hingga tahapan Keintiman vs Isolasi yang berlangsung pada masa awal dewasa.
Jika seseorang dalam tahap ini tidak mempunyai kemampuan untuk menjalin relasi
dengan orang lain secara baik, akan timbul kecenderungan untuk mengisolasi/
menutup diri sendiri dari cinta, persahabatan dan masyarakat, selain itu dapat juga
muncul rasa benci dan dendam sebagai bentuk dari kesendirian dan kesepian yang
dirasakan. Hal ini dapat mengarah pada gangguan kepribadian schizoid, di mana
individu lebih suka menyendiri, bersikap dingin acuh tak acuh dan tidak menyukai
komunikasi dengan orang lain.
Untuk menghindari kecenderungan schizoid sejak masa bayi orangtua
memberikan kepuasan kepada anaknya berupa pemenuhan kebutuhan secara fisik
maupun psikologis. Kepuasan yang dirasakan oleh seorang bayi terhadap sikap
yang diberikan oleh orangtuanya akan menimbulkan rasa aman, dicintai, dan
terlindungi. Yang nantinya menjadi dasar pembentukan kepercayaan anak dalam
kehidupan sosialnya.
3. Sullivan
Menurut Sullivan, semua gangguan mental berasal dari cacat hubungan interpersonal
dan hanya dapat dipahami dengan mengacu kepada lingkungan sosial pasien, dicirikan oleh
rasa kesepian, rasa percaya diri yang rendah, emosi misterius, hubungan yang tidak
memuaskan, dan kecemasan yang semakin meningkat. Jika individu-individu normal
merasa relative aman dalam hubungan-hubungan antarpribadi, kepercayaan diri mereka
akan terlindungi dan sebaliknya jika individu merasa tidak nyaman dalam hubungan
interpersonal, maka individu mungkin lebih memilih untuk mengisolasi dirinya dari
lingkungan sosial sebagai bentuk represi dari kecemasannya. Jika strategi ini terus
dipertahankan, mereka akan semakin beroperasi di dunia privat mereka sendiri dan
mengakibatkan gangguan schizoid atau yang lebih parah dapat mengakibatkan skizofrenik.
4. Tipologi Krestchmer
Hasil penelitian awal menunjukkan bahwa beberapa kepribadian yang ada pada seorang
manusia itu diturunkan oleh orang tuanya. Beberapa peneliti bahkan menganggap bahwa
faktor keturunan memegang peranan penting karena adanya hubungan genetik antara
gangguan kepribadian dengan kesehatan mental seseorang. Secara fisiologis, bentuk tubuh
yang diturunkan secara genetik dari orang tua mempunyai karakter khas yang juga
berpengaruh pada kepribadiannya.
Krestchmer mengemukakan bahwa ada korelasi positif antara konstitusi jasmani dengan
konstitusi kejiwaan (temperamen), baik pada penderita penyakit jiwa maupun pada orang
yang sehat. Kebanyakan orang-orang yang berkonstitusi leptosom (jangkung), atletis
(selaras), dan dysplatis (pendek gemuk) bertemperamen schizothym. Schizothym adalah
keadaan sehat dari penderita gangguan skizoid. Menurut krestchmer, schizoid sendiri
adalah tipe peralihan dari keadaan sehat ke keadaan sakitnya yaitu skizofrenia.
5. Abraham Maslow
Maslow menjelaskan tingkatan kebutuhan manusia yang akan berusaha dipenuhi
oleh manusia, yakni kebutuhan fisiologis sebagai kebutuhan dasar, kebutuhan akan rasa
aman, kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, kebutuhan dihargai dan kebutuhan untuk
mengaktualisasikan diri.
Ketika kebutuhan fisiologis dan rasa aman sudah terpenuhi , kebutuhan lapisan
ketiga pun muncul. Individu mulai merasa butuh teman, kekasih, anak dan bentuk hubungan
berdasarkan perasaan lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan ini dapat berbentuk
keinginan untuk menikah, memiliki keluarga, menjadi bagian dari satu kelompok atau
masyarakat. Tapi tampaknya, penderita schizoid mengabaikan kebutuhan ketiga ini
(kebutuhan akan cinta dan kasih sayang), karena penderita bahkan tidak pernah tertarik
atau menikmati dalam berhubungan dengan orang lain termasuk untuk menjadi bagian
dalam keluarga. Penderita lebih senang melakukan aktivitasnya sendiri.
Kebutuhan yang keempat ; untuk merasa dihargai orang lain; tampaknya juga tidak
terlihat pada penderita skizoid ini. Keterbatasan pengungkapan emosi menjadi yang
dominan pada penderita skizoid, sehingga saat diberi pujian sebagai bentuk penghargaan
dari orang lain, penderita tidak terpengaruh, tidak peduli dan emosinya tetap datar.
F. Psikoterapi
Individu dengan gangguan kepribadian skizoid sangat sulit untuk mendapatkan
treatment, hal ini disebabkan bahwa individu dengan gangguan Skizoid beranggapan bahwa
dirinya dalam keadaan baik-baik saja, bahkan individu tersebut tidak peduli sama sekali
dengan terapi. Ini menjadi alasan treatment dianggap tidak diperlukan bagi individu dengan
gangguan kepribadian skizoid. kecuali dalam beberapa kasus dimana individu sengaja
datang pada terapis yang diakibatkan adanya gangguan lainnya seperti ketergantungan
pada kebiasaan-kebiasaan buruk yang disadari oleh individu bersangkutan.
• Test Psikologi
Beberapa test psikologi yang dapat mendiagnosa adanya gangguan kepribadian schizoid:
a. Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI-2)
b. Millon Clinical Multiaxial Inventory (MCMI-II)
c. Rorschach Psychodiagnostic Test
d. Thematic Apperception Test (TAT), yang dikembangkan oleh Murray
Psikoterapi yang sering digunakan untuk gangguan kepribadian skizoid adalah cognitive-
behavioral therapy (CBT), terapi keluarga dan terapi psikodinamika. Bila individu mempunyai
pasangan hidup, terapi pasangan (couples therapy) dapat digunakan untuk membentuk
komunikasi antar pasangan
• Terapi Individu
Berhasilnya terapi pada individu dengan gangguan SPD membutuhkan waktu yang
relatif lama, dibutuhkan kesabaran untuk mengubah persepsi yang salah terhadap cara
memandang persahabatan untuk menciptakan hubungan interpersonal yang baik. Pada
awal terapi, terapis akan menyuruh pasien/klien untuk mengungkapkan apa yang
dibayangkan oleh individu menyangkut sebuah hubungan persahabatan dan ketakutan-
ketakutan yang dirasakan oleh individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Selanjutnya terapis akan menyusun langkah-langkah kedepan secara bersama dengan klien
untuk penyembuhannya.
• Terapi Kelompok
Terapi kelompok merupakan salah satu treatment yang paling cepat dan efektif,
meskipun demikian terapi kelompok tetap menemui kesulitan ketika individu SPD ikut dalam
partisipasi kelompok tersebut. Oleh karenanya individu diberikan kenyamanan dalam
grupnya, terapis juga harus menjaga dari kritikan anggota lainnya. Terciptanya keakraban
antar sesama anggota merupakan salah satu harapan dari terapi ini dengan menciptakan
hubungan-hubungan sosial yang saling mendukung. Terapi kelompok akan memberi
pengalaman-pengalaman sosial yang bermanfaat, saling mengerti sesama anggota,
berkomunikasi sampai pada memahami orang lain.