lapuhan µenelitiai~ -...
TRANSCRIPT
LAPUHAN µENELITIAI~
Kl.NSEµsr fEULUGl n. HASSAN Dl\N µosISINYA
DIANTAHA BEbERAPA ALIRAN TLULUGI ISLAM
µENELITIAN INUIVI0UAL
oleh
DRS. HARLIN HASYIU NIP. 150 232 ~21.
DI 8 ~uJf\H
DH1\. H. 1~URUl\ITI U1HILf\N 1•11\
NIµ. : 150 033 130
FAKULfAS USl1ULUUUIN
INSTITUT AGAMI\ ISLAM NEGERI (IAIN)
SYARIF HID~YATULLl\H
JAl<AflT /\
lDUli' l'I 11111, H
KATI\ PLf~GANTl\H
Bismillahir Rohmanir Rahim
Alhamdu lillahi robbil Alamin, penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, atas karunia-Nya pada hari ini Ming
gu 27 Maret 1YY4 Miladiyah bertepaton dongan 14 Syawal
1414 Hijriah tepat jam ll,45 WIU telah rampung sebuah
hasil penelitian individual dengan judu! : ''KUNSEPSI TEU
LUGI A. HASSl\N 01\N PUSISINYA Ul 1\NTl\l?ll EJ[tlERi\PA ALifll\N
TEULOGI ISLAM".
Judul tersebut merupakan hasil revisi dari judul
0 ertama yang penulis ajukan ku l'usat Pengabdian pada Ma
~yarakat (PZM) IAIN Jakarta, sebagai lembaga yang menanga
ni masalal1 penelitian, Judul sernula adalah "CORl\I( PEMIKIH-
1\N l<AU\~l A. lli\'.J'..il\I~" ; juuul ini rnunurut P21~ mirip dnngan
[Jisertasi Strata tiya Liii~ l~~ Yunar1 Yusuf duson Fakultas
Ushuluddin yany rnnmbahas corak pernikiran Kalam Harnka. Na
mun isi dan ju1iul yang penulis ajul<an bisa diterimanyap
maka terwujudlah judul penelitian individual seperti di
atas, berdasarkan Surat ''eµutusan Uekan Fakultas Ushulud
din no. 10 tahun 1~94 dengan konsultan Ura. H. Nurbaiti
Dahlan, l'•iA.
Penuli5 meJJyadari sepenuhflya bahuia penelit.i.an yang
sedang ada ditangan anda rnasih jauh dari kesernpurnaan, di
sana sini banyak kekurangan, dan kelceliruan, oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis menyharapkan tegur sapa-
nya demi kese1npurnaan karya ilmiah penulis yang akan da-
tang.
Ke1nudian aalan1 keHe1npatan ini pula penulis mengu-
capkan terima kasih kepada Oekan Fakultas Ushuluddin yang
telah memberikan kepercayaannya kepada penulis dalam me-
laksanakan tugas penelitian individual ini. Ucapan yang
sama penulis sampaikan kepada kepala perpustakaan IAIN Ja-
karta dan stafnya yang telah menyediakan buku-buku yang
penulis sangat butuhkan dalam upaya merampungkan tulisan
inio
Ucapan terima kasih pule penulis sampaikan kepada
saudara-sarudaDa yang tuliaannya, sebagian kami jadikan
bahan-bahan perbandingan ; dan terima kasih pula kami sam-
paikan kepada teman-teman yang telah memberikan motifasi
atau dorongan dan semangat kepada penulis sehingga tugas
ini selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan yai-
tu tanggal 31 Maret 1994.
Dan akhir kata kami ucapkan Wallahul muwafiq ila
aqwamith-thariq.
Wassalamu 1 alaikum wrQ wbo
Sudimara Timur,Ciledug 27 Maret 1994 M 14 Syawal l414H
Penulis,
Ors. Harun Hasyid NIP. 150 232 821
DAi''1'AR ISI
KATI\ PENGl\N1'AR
DAF'TAR ISI C> .. .,, .. .., 0 .... ., .. 0 ., 0 .,,,,,. ............ ., .......... ., .... 0 .. .,
BAB I PENDAHULUl\N
A. Latar Belakang Pemikiran
Bo Perumt1san :f'.L"lsaln.11
C., 'l'"'ujuan IJenelitian
D.
E ..
BAB II SEKITAR TEOLOGI DALAM ISLAM
A~ Pengertian Tcologi
1In.ln.1na.n
i
ii i
l
6
6
7
8
9
9
B. Sejarah Lahirnya Aliran-aliran Teologi Islam 13
BAB III POSISI PEMI!URl\N 1'EOLOGI A.HASSAN DI
1\ .. Ilit,T<ly.::.1t l'Iidttp All> I-Iassan ...... " ........ .,...................... 24
2. Pendidikan A. Hassan ••••••••••••••••••• 25
J.~. i(ol1idt.11)an dnr1 1icrjllangannyn......................... 26
li, Karya-lrn.rya ilm:i.yah A. Hassan........... 30
110 I)<)Sisi Pcrn:i.l,ir;1r1 Teologi A .. lla.ssan ................. " 31±
1. Masalah Akal clan \-/ahyu ••••••••••••• • • • 35
ii i
2. Persoalan Free Will dan Predestination 38
3. Mengenai Kekuasaan dan 1'ehendak Mutlak Tuhan ••••••. 40
~ .. Masalah Keadilan Tuhan •o••••••••o••••••••••••••••a• 42
5, Persoalan Perbiatan-perbuaLan Tuhan
6,
7.
Mengenai Sifat-sifat Tuhan oooo&ooo"oooooooouoo111>00•
Mengenai Konsep Keimanan o O o O O 0 o o O II O O II Iii 0 0 o O 0 o 0 O 0 G 0 11 0
BAB IV KESI1iPULAN DAN SARM~-~.iflflAN II 0 0 II 0 0 0 0 0 0 0 G 0 0 II • 0 0 0 0 0
/.\. Kesimpulan II 0 0 0 0 0 0 0 0 II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 II 0 II 0 0 0 0 II 0 0 0 II 0 0 II II II 0 II 0 0
8, Saran-saran o II II 0 o • II o II O II o o o O 0 II O 0 0 o O o O o O II II o O O 0 O 11 O 0 0 0 o 0
Uaftar Kepustakaan
S.K Dakan Fakultas Ushuluddin
Proposal Pengajuan Penelitian Individual
v
44
45
50
52
52
Sb
57
81\B I
PENUAHULUl\N
A. L~tar Belakang Pemikiran
Masalah aqidah dalam Islam merupakan persoalan
yang sangat prinsipil, sehingga Isla111 menjaaikan tanda
muslimnya seseorang itu dengan pembuktian kepercayaan
bahwa llllah adalah Esa, dan ~luhammad Flasul-Nya, 11 1\syhadu
an la ilaha illallah, wa anna Muhammadar Rasulallah''
( ~..r_) >'.! l}.'.} c\D \ <.J.:C-\.J I )! 6 \ ~I) . 1
Dengan demikian agama Islam yang dibawa olah Na-
bi Muhammad SAW, adalah agama monoteis yakni agama yang
mengajarkan kepadd pengikutnya bahwa tiada Tuhan yang di
sembah, kacuali Tuhan yang Maha Esa, campat semua makhluk
bergantung kepada_Nya. Tidak beranak den tidak beribu ba-
pak, dan tidak satupun makhluk yang dapat menyamai-Nya,
sobagaiman a firman-Nya
J _o/., ~) _:) 4 ~ \,.,._;LI
L>'° I U'
''Katakanlah (Hai Muhammad)
, s \ . »
Allah itu Esa. Allah tempat meminta.
Tiada IA beranak dan tidak pula diperanakkan,
Dan tidak ada seorang juapun yang menyerupai-Nya''
1 Mahmud Syal tut, Islam l\ciidah 1119 Syar.i 'ah, ( terj), Ja
karta, Bulan Bintang-;-T975, hal. 30
2
Dan msnurut Islam pule, tatanan alam semesta ini
dj.atur oleh Zat t1anya satu, sehingga bila ada dua atau
tiga yang mengatur bisa dipastikan akan tidak terjadi
seperti yang kite saksikan sekarang inl, matahari seti-
ap hari terbit dari ufuk IimuE dan terbenam di aral1 ba-
rat, terjadinya pergantian slang dan malam, dar1 seterus-
nya. Allah tegaskan dalam surat al-1\nbiya ayat )2 :
. l~ c\)j-SL\ s ·~__JI,~ 0\b :iJ 0--.~ b U~\ c2) ~I~
''Sskiranya di dalam langit dan bumi terdapat bebera-
pa Tuhan selain Allah, tentulah akan binasa langit dan
bumi itu. Maha Suci Allah, Tuhan pemilik singgasana alam II
smesta, daripada hal-hal yang mereka sifatkan.
Ajaran Islam yang monoteis inilah salah satu pe
nysbab, 2 mempercepat proses berkembang ke seluruh penju-
ru dunia, yang banya dalam tempo seabed saja, Islam te-
lah tersebar hampir separoh dunia, dan tak sampai dua a-
bad sejak kelahirannya, Islam telah samµai antara pergu-
nungan Pyrenia dan Himalaya, antara paddng pasir di te-
3 ngah Asia ke padang pasir di benua Afrika, dan sampai
pula ke Indonesia.
Islam masuk ke Indonesia, menurut sebagian ahli
20 L, Stoddard, Dunia Baru Islam (terj.) Jajarta, 1965 hal. 11
30 Ibid, hal. 12
3
sejarah pada abad kedua Hijrah atau abad ketujuh Masehi,
menurut fersi lain Islam masuk abad ke-13 Masehi.
Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para mubal-
ligh Islam yang kebanyakan terdiri atas nahkoda kapal,
saudagar Arab dan Gujarat.
Dari pulau Sumatra, Islam terus berkembang ke se-
luruh pulau-pulau lainnya, ke pulau lawa, Sulawesi, Kali-
mantan, Maluku, Nusa Tenggara, Ambon dan sebagainya.
Sebelum Islam datang ke Indonesia, sebenarnya fa-
ham animisme dan dina~isme serta ajaran Hindu-Budha telah
berkembang, tetapi setelah Islam hadir dengan ajaran mo-
noteismenya, berangsur-angsur ditinggalkan pemeluknya ;
dan kepercayaan lama pun semakin hari semakin memudar dan
4 akhirnya digantikan oleh peranan Islam.
Perkembangan Islam di Indonesia, demikian pesatnya
dan sekarang (1994) hampir mencapai GO% dari jumlah pendu-
duk 186 juta jiwa,
Dalam pnngan1ulan aja1an lsla1n di bidang ibadah
(salat, puasa, zakat dan haji) pad~ umumnya menyikuti maz-
hab Syafi'i. Sedangkan dalam bidang teologi, akidah atau
tauhid mengikuti aliran Asy 1ariyah yang diidentikkan de-
ngan faham Ahlus-Sunnah Wal Jama'ah
4 ·s~ Ibrahim Buchori, Sejarah Masuknya Islam di Indone_,sia, (Jakarta : Publicita, 1971},hal. 29
Sebenarnya, kata Harua Nasution, terdapat lebih
dari satu aliran teologi. Ada aliran yang bersifat libe-
ral, ada yang bersifat tradisional, dan ada pula yang mem
punyai sifat antara liberal dan tradisional, 5
Sementara faham agama yang bersifat tradisional
yang istileh Ha~ku disebut sebagai Kaum Tua, bisa diwaki-
li oleh Nahdhatul Ulama. Sedangkan golongan modarnis menu-
rut istilah Geertz terdiri dari Muhammadiyah, al Irsyad
dan Persatuan lslam.
A. Hassan adalah seorang tokoh utama dalam Persis
behkan Persis identik dengan A. Hassan, A. Hasaan ya Per
sis, Persis ya A. Hassan. Ia dikenal di Indonesia sebagai
pemikir Islam radikal. Meskipun ia dilahirkan di Singapura
namun namanya lebih harum di Indonesia; di Indonesia ia
disebut sebagai Hassan Bandung, walaupu11 sudah berpuluh-
puluh tahun ia tinygal di Bangil, Surabaya,
A. Hassan dilahirkan di Singapura pada tahun 1887
dari hasil perkawinan Ahmad dan Muznah. Pada tahun 1921,
ia datang ke Surabaya dan berkenalan dengan tokoh-tokoh
pergerakan politik seperti Cokroaminoto, Sangaji, H.Agus
Salim dan Wondosmisono, Kemudian pada tahun 1924, ia
pindah ke Bandung ; di kota inilah dia berkenalan dengan
pendiri Persis yang baru berdiri satu tahun, yaitu Haji
50 Harun Nasution, Teologi Islam, (Jakarta, UI Press, 1986), hal, x
Muhammad Zam Zam dan Haji f'luhammad Yunus
gabungkan diri dalam jam'iyyah ini.
5
/1. Hassan meng-
A. Hassan banyak menulis karya-karya ilmiah, tidak
kurang dari 70 buah dalam bentuk buku, brosur dan karangan
tersebar lainnya. Di antara karangan-karangan yang diter~
bitkan adalah Tafsir Al-Uur'an, Soal Jawab masalah agama,
Tauhid, Islam dan Kebangsaan dan lain-lain.
Di antara pikiran-pikiran A. Hassan dalam bidang
agama, seperti Sumber Hukum Islam yang menurutnya hanya
terdiri dari al-Wur'an dan Hadits saja. Ijma' dan qiyas
menurutnya ti.dak pokok. Ijtit1ad dan i ttiba' cJiDenarkan
dalam Islam, tetapi taqlid tidak dibenarkan sama sekali..
Menambah atau mengurangi dalam urusan ibadah, termasuk
bid'ah ; dan bid'ah hukumnya haram. Contoh bid 1 ah : mem
baca ''Ushalli'', ketika memulai shalat; bacaan ''Wabihamdih''
dalam tasbih ruku' dan sujud; bacaan "Sayyidina" dalam
salawat tasyahud; dan doa "Qunut", kecuali qunut nazilah
dan juga 11 qadha-usShalah'' yakni menggantikan shalat yang
sudah lewat waktunya,
Demikian pula termasuk bid'ah upacara-upacara ke
agamaan seperti ''Talqin mayat'' yang baru ditanam dalam ku
bur ; jamuan makan dan tahlil di rumah keluarga yang kema
tian ; membaca mauLi.d (barzanji) sarnbil berdiri ; pesta
bulan ketujuh bagi wanita yang hamil
Semua ini monurut A. Hassan tidak berdasarkan ke-
(6
terangan agama, dan oleh karena itu haram dikerjakan.
Demikian, beberapa pikiran-pikiran /\. Hassan Lia
lam bidang agama, khususnya masalah fiql1. Lalu adakah pe
mikirannya dalam bidang teologi ?
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang pemikiran di atas bisa kita
ketahui bahwa, Aliran Teologi Islam tidak hanya satu se
perti yang diajarkan di Indonesia pada umumnya, tetapi
ada beberapa aliran. Ada aliran yang bersifat liberal, a
da aliran yang bersifat tradisional dan ada aliran yang
mernpunyai sifat antara liberal dan tradisional. A. Hassan
rnasuk dalam aliran yang mafl:3? Mu 1 tazilahkah dia ? Asy 1 ari
kah dia atau diantara Mu'tazilah dan Asy'ariyah • Inilah
rumusan masalah, yang ingin penulis cari jawabannya mela
lui penelitian individual.
C, Tujuan Penelitian
Ada beberapa sasaran yang ingin di capai dalam pe
neli tian ini :
Pertama : Ikut melaksanakan program penelitian individual
di Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam f~e
geri (IAIN) Jakarta, tempat penulis mengabdikan
diri. Penelitian semacam ini sangat penting bagi
seorang dosen, dan merupakan tuntutan yang tidak
bisa dipisailkan dari Tri Uarma Perguruan Tinggi.
l<edua
l<etJ.ga
7
Disamping memiliki bobot cumulatif yang tinggi,
Oleh karena itu penulis menerima tugas ini de
ngan senang hati.
Ikut mempublikasikan tentang pemikiran teologi
A. Hassan, yang selama ini masyarakat Indonesi,,
1nengenalnya sebagai seorang ulama yang kontro
versial, khususnya dalam bidang fiqh,
Ikut serta mernberikan sumbangan pemikiran bagi
organisasi Persatuan Islam dan guna memperkaya
khazanah porpustakaan IAIN yang secara spesific
membahas A. Hassan dari segi teologisnya.
D. Metode Penelitian dan Tehnik Penulisan
Penelitian individual, menggunakan metode libra
ry riset, yakni penelitian kepustakaan sepenuhnya, mela
lui tahapan-tahapan sebagai berikut :
l. Penulis mengumpulkan data-data dari berbagai buku, a
tau tulisan-tulisan lain.
2. Setelah data-data itu terkumpul, make penulis analisa
dengan cara membandingkan, mencari persamaan dan per
bedaannya, dan akhirnya penulis tarik kesimpulannya.
Oengan perkataan lain setelah data-data terkumpul pe
nulis olah.
3, Sesudah data-data terkumpul dan penulis olah, maka pe
nulis sajikan, dalam bentuk laporan seperti ini, yang
sedang anda baca,
Sedangkan teknik penulisannya penulis mengikuti
bulcu Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Uisertasi, IAIN
Jakarta, 1989.
E. Sistematika Penulisan
Setelah bab I berupa pendahuluan yang isinya men-
jalaskan later belakang pemiki~an, perumusan masalah, tu
juan penelitian, Metode penelitian dan teknik penulisan
serta ditutup dengan sitematika penulisan, Kemudian pada
bab II dibahas tantang pengetian teologi dan sejarah mun~
culnya aliran-aliran taologi Islam.
Pada bab III, penulis kemukakan tentang riwayat
hidup A. Hassan secara lengkap, dari ~sal-~sul, pendidi
kan, perjuangan, kehidupannya dan karya-karya ilmiahnya.
Dan pemikiran teologi A. Hassan ditambah dengan pendapat
pendapatnya yang sudah baku dalam bidang agama,
Kemudian bab IV, merupakan bab terakhir dari tu
lisan ini ilmiah ini, penulis menjawab pertanyaan yang di
majukan dalam bab pendahuluan pada sub, b (perumusan masa
lah), dan terakhir sekali disajikan pula beberapa saran
yang ditujuakan kepada organisasi Persatuan Islam sendiri
atau kepada masyarakat Indonesia pada umumnya~
BAB II
SEKITAR TEULUGI UALAM ISLAM
A. Pengertian Teologi
Kata teologi merupakan suatu istilah yang berasal
dan biasa drpergunakan oleh para penulis barat (Kristen).
Oleh karena itu, untuk mengetahui pengertiun teologi Is-
lam perlu kiranya kita meninjau pengertian teologi baik
dari segi etimologi maupun dari segi terminologi.
Secara etimologi ''teologi'' tersusun dari dua kata
''theos 11 dan ''logos''· Theos berartl Tuhan dan logos arti-
nYa ilmu, pengetahuan, faham, atau pembicaraan (science,
study, discurse). Jadi teologi mengandung arti ilmu ten-
tang Tuhan atau Ilmu Ketuhanan.
Sedangkan pengertiannya secara terminologi mane-
rangkan arti Allah berdasarkan apa yang diwahyukan ten-
tang-Nya melalui Nabi-nabi besar, yang tersimpan dalam
kitab suci tertentu. 1 Sebagaimana diungkapkan dalam Ency-
clopedia Americana, theologi can be defined as follows
the study or sciece which trath of God, His Nature and
attributes, and his relations with man and universe. 2
1DR. Theo Huijebers, Manusia Mencari Allah Suatu Filsa
fat Ketuhanan, Jogjakarta, Kanisius, 1985, hal. 11 2f_ncyclopedia Americana, New York, Crolier Incoeparated
1966, vol. ke-16, hal. 516
'\ /\ 10
(''Theologi dapat didefinisikan, sebagai ilmu pengetahuan
yang membicarakan tentang Tuhan, alam-Nya, sifat-sifat-
Nya dan hubungannya dengan manusia, dan meliputi seluruh
manusia.'') Dalam Kamus Baru Bahasa Indonesia dikatakan,
teologi adalah pengetahuan ketuhanan membahas tentang si-
fat-sifat Allah, dasar-dasar kepercayaan kepada Allah dan
Agama, terutama berdasar pada kitab suci, 3
Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat di-
ketahui bahwa aspek yang dibahas dalam teologi adalah ma-
lah kepercayaan, bukan masalah ibadat, atau tatacara iba-
dat kepada Tuhan, tidak pula membicarakan persoalan moral,
dan hubungan sesame manusia, Seperti diungkapkan dalam
Encyclopedia Americana, 11 Theologi is conce.ned with the be-
lief them selves rather than the practices which are assu-
elated with them ••• Theologi concerns it self with the
beliefs and assumptions. 4
Dalam penggunaannya dewasa ini banyak dikenal de-
ngan sebutan antara lain : Teologi Kristen, teologi Kato-
lik, teologi Islam, teologi Yehudi, dan lain-lain. Semua-
nya itu dapat dikategorikan yang berdasarkan wahyu. Selain
itu ada pula teologi yang didasarkan penelitian filsafat
semata, umpamanya teologi rasional. 5
3Kamus Beser Bahasa Indonesia, Depdikbud, 1990, hal, 932 4Ibid, hal. 517
5A. Hanafi, MA, Pengantar Teologi Islam, Jakarta, Pustaka Al Husna, 1980, hal, 12
11
Dari uraian di atas, bisa diambil kesimpulan bah-
wa teologi adalah ilmu yang membicarakan tentang Tuhan dan
pertaliannya dengan manusia, baik berdasarkan wahyu atau-
pun penyelidikan akal pikiran.
Mengingat beragamnya teologi seperti yang dijelas-
kan di atas, maka ungkapan pemikiran teologis dalam tulis-
an ini akan dikhususkan pada teologi Islam yang sering di
sebut juga dengan nama ilmu kalam, atau ilmu tauhid, atau
ilmu ushuluddin, diantaranya yaitu
l. Menurut Muhammad Abduh dalam kitabnya Risalah Tauhid,
ia berkata :
Tauhid adalah suatu ilmu yang membahas tentang
''Wujud Allah", tentang sifat-sifat yang wajib tetap-Nya,
sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya dan ten-
tang sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan da-
ri pad~-Nya; juga membahas tentang Rasul-rasul Allah,
meyakinkan kerasulan mereka, meyakinkan apa yang wajib
ada pada diri mereka dan a pa yang terlarang menghubung-
6 kannya kepada diri mereka,
6M. Abduh, liisalah Tauhid, ter. l<H. Firdaus AN, Jakar-·
ta, Bulan Bintang, 1979 1 cet. VII, hal. 36
12
Ilmu Kalam adalah : ilmu yang mempergunakan bukti-buk-
ti logis dalam mempertahar1kan aqidah keimanan dan meno-
lak pembaharu yang menyimpang dari dogma yang dianut
kaum muslim pertama dan ortodoksi muslim, ahlussunnah. 7
3. Sementara Prof. Hasbi Ash-Shiddiqi berpendapat ilmu
Tauhid, ialah ilmu yang membicarakan tentang cara-cara
menetapkan aqidah agama dengan mempergunakan dalil-dalil
yang meyakinkan, bail< dalil-dalil aqli, ataupun dalil
wijdani (perasaan halus).8
Melihat definisi-definisi di atas, ada dua hal
yang menjadi essensi t3ologi Islam tersebut, yaitu pertama
bahwa teologi Islam merupakan usaha pemahaman yang dilaku-
kan para teolog muslim tentang akidah yang terkandung di-
dalam dalil naqli. Kedua tujuan usaha pemahaman yakni men-
jelaskan dan menetapkan akidah Islam serta menolak akidah
yang bertentangan dengan akidah Islam.
Dengan mengemukakan pengertian teologi Islam, ilmu
kalam, atau ilmu tauhid, dapat ditarik kesimpulan bahwa
teologi Islam mebahas tentang :
l. Kepercayaan tentang Tuhan dalam soal-soal Wujud-Nya,
sifat-sifat-Nya dan ke-Esaan-Nya,
2. Hubungannya dengan alam semesta, termasuk di dalamnya
7 Ibnu Khaldun, Mugaddimah, terj. Ahmad Thaha, Jakarta, Pustaka Firdaus, 1979, cet. I, hal. 589
8 Prof.T.M. Hasbi Ash-Shiddiqi, Sejarah dan µengantar
Ilmu Tauhid/Kalam, Jakarta, Bulan Bint~ng,1986,cet.IV,h. l
lJ
tentang keadilan Tuhan, qadha dan qadar, pengutusan Ra
sul-rasul, masalah wahyu dan berita alam ghaib yang di
bawanya.
Mengenai sejarah lahirnya teologi Islam dalam Is
lam atau ilmu kalam, atau ilmu tauhid atau ilmu ushuluddin
adalah pada masa Khalifah al Makmun (19B-21BH=813-833M)
di mana ilmu ini mengalami perkembangan yang pesat dengan
munculnya beberapa aliran dengan pendapatnya masing-masing,
sehingga ilmu kalam menjadi ilmu yang berdiri sendiri da11
di susun secara sistematis serta kajiannya bersifat ilmiah.
Jadi di masa Rasulullah sampai pada zamen Khulafa
u r Rasyidin istilah yang dipergunakan adalah taL1hid yang
berarti mengakui ko-Esaan Allah SWT dengan ikhlas dan mur-
B. Sejarah Lahirnya Aliran-aliran Teologi Islam
Sejarah mencatat, bal1wa munculnya persoalan teolo
gi di dunia Islam, bukan disebabkan oleh perbedaan pemaha
man umat Islam terhadcip nash al Uur'an dan fladits, melain
kan persoalan politik.
Dalam sejarah tercatat pula ketika pertentangan an
tara Ali bin Abi Thalib (Khulafaur Rasyidin keempat) dengan
Mu'awiyah bin Abi 5ufyan (Gubernur Uamaskus) memuncak, ma
ka timbul perang diantara mereka, terkenal dengan perang
Siffin pada tahun 37 H = b84 M. Peperangan itu akhirnya
menyeret mereka ke meja perundingan. Mereka mengirim
diplomatnya masing-masing. Amr Ibn al 'As mewakili pihak
Mu'awiyah dan Abu Musa al Asy'ari mewakili pihak Ali bin
9 Abi Thalib.
Ketika prosedur kompromi dilakukan dari pihak Ali
mengalami titik kelemahan yang segera dimanfaatkan oleh
pihak Mu'awiyah, dengan akibat secara de jure Ali kehi-
langan legitimasi poltiknya dan legitimasi itu pindah ke-
10 tangan Mu'awiyah. Dengan demikian kedudukan Mu'awiyah
telah naik menjadi khalifah yang tidak resmi,
Abitrase antara Ali dan Mu'awiyah tersebut menda-
pat pertentangan keras dari pihak Ali yang bergaris eks-
trim, Golongan mereka inilah yang dalam sejarah Islam
terkenal dengan nama al-Khawarij, yaitu orang yang keluar
dan memisahkan diri dari Ali atau secerders.
Berangkat dari kemelut politik tersebut, keadaan
umat Islam sudah terpecah meJJjadi tiga golongan yang sa-
ling bermusuhan. Kelompok per1dukung Mu'awiyah, pendukung
setia Ali dan kaum Khawarij. Kelompok yang tersebut ter-
akhir inilah, yang kemudian membawa persoalan-persoalan
teologi dalam Islam,
9 ~arun Nasut~on, Teologi Islam, Aliran-aliran Sejarah .!)nal.1sa Perbandingan, :rai<arta UI-Pre,,s l98G cet v hal " 10 9
::> p ' • ' • ,J
Nurcholis Madjid, Khazanah Intelektual Islam, Jakarta Bulan Bintang, hal, 11
15
Kaum Khawarij bersemboyan : ''luhan adalah satu
satunya hakim dan pemutus'', maka kaum Knawarij mempunyai
sikap mengkufurkan pasukan Ali, karena menerima tahkim
tersebut, kemudian mungkufurkan pada phak Mu'awiyah karena
mendurhakai kepada Ali sebagai khalifah yang sah, Semua
yang dikufurkan oleh kaum Khawarij adalall dengan alasan
telah melakukan dosa besar, karena faha1n mereka, siapa
yang melakukan dosa besar adalah kafir.
Menurut Prof. DR. llarun Nasution, penentuan se
seorang kafir atau tidak kafir, bukan lagi persoalan poli
tik, tetapi soal teologi. Kafir ialah orang yang tidak
percaya dan lawannya ialah mukmin, orang yang percaya. Ma
ka kehadiran Khawarij dengan fahamnya seperti di atas, me
nyebabkan banyak ulama terpanggil untuk memikirkan masalah
iman-kufur, atau setidaknya merumuskan jawaban tentang si
apa yang disebut kafir. Dengan demikian persoalan iman dan
kufur menjadi persoalan teologis pertama yang uiperbincana
kan para ulama Islamo
Dari persoalan ini ternyata melahirkan tiga kelom
pok aliran teologi : Pertama, kelompok Khawarij yang menya
takan bahwa orang Islam ~ang melakukan dosa besar adalah
kafir dalam arti keluar dari Islam dan ia wajib di bunuh.
Mereka berpedoman pada ayat al Qur'an :
16
"Barang siapa yang tidak memutuskan apa yang diturunkan
Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir''
CJ_'.'.)~JIJ cLl5G 4ULJy\'4,~jiY', Dari ayat tersebut mereka mengambil semboyan ''laa hukma
illaa lillaah" ( ~ Y,,I~ 'i). Yang kedua kelorn-
pok Murjiah yang menegaskan bahwa orang Islam yang ber-
buat dosa besar masih tetap mukmin, sebab dia masih me-
yakini tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan-Nya,
i::ii_)\c)_y'"_) ~ c(u1 ~14.JI'){, Kelampok ini muncul ka
rena keinginannya menghentikan pertentangan-pertentangan
umat Islam saat itu. Generasi baru ini kemudian mengem-
bangkan konsep jamaah, yaitu konsep kesatuan ideal selu-
ruh kaum muslimin tanpa membedakan aliran politik mere-
k 11 a,
Mereka netral tak turut kafir mengkafirkan dam le-
bih menunda persoalan itu di depan Tuhan, Sikap rnereka ini
lah yang kemudian secara te~nis disebut Murjiah.
Persoalan itu kemudian menarik perhatian orang-
orang di majlis ta'lim Hasan Basri. Ketika persoalan itu
ditanyakan, sebelum Hasan menjawab, tiba-tiba muridnya yang
cerdas, Wasil bin Atha' menginterupsi gurunya dan menyata-
kan bahwa ''mukmin pendosa besar, tidak mukmin dan tidal< ka-
fir, melaink.an menempati antara keduanya," Wasil kemudian
meninggalkan gurunya, lalu membentuk aliran baru yang di-
11 Ibid, hal, 15
17
namakan orang Mu'tazilah. Dan inilah aliran teologi yang
Dari uraian di atas nampak jelas aliran teologi
kodua dan ketiga, lahir sebagai reaksi terhadcip paham Kha-
worij. Kemunculannya sekitar pertengahan bagian kedua abad
pprfirn1a hijrah, untuk go.Longan IVlurjiah, secJ"ngkan Mu' tazi-
lah pada awal abac kedua hijrah.
Persoalan dosan besar dan siapa yang kafir serta
siapa yang mukmin, dalam proses yang amaL panjang, segera
melebar ke persoalan lainnya, misalnya perbuatan manusia,
apakah dalarn pdrbuatan itu manusia sendiri yang mencipta-
kan atau Tuhan ?
Persoalan inl, pada masa Nabi sekalipun ada perbe-
daan pendapat, tetapi tiuak menjelma dalam formulasi yang
jelas dan tegas. Ba1u pada tahun tujuh pulul1an hijrah di-
masa Daulah Bani Umayah, muncullah Ma'bad al Jauhari yang
berbicara centang hurriyah al iradah (ken:erddkaan kehendak)
dan kudrah (kekuasaan atau kernampuan) yang dimiliki rnanusia
sebagai anugrah dari Tuhan, untuk melakukan perbuatannya,
bagi Ma'baJ perbuatan rnanusia bukan ciptaan atau perbuatan
Tuhan.
12Ali 01ustafa i1l Gl1urabi, rarikh Al firag al __ Islamixah wa Nasy'ah Ilm al _Kalam 'Indal muslimin, Cairo, 1958, h.14
Menurut sebagian ahli tarikh, sumber awal faham qa-
dariyah yang diketengahkan Ma'bad itu adalah dari seorang
Kristen, Abu Yunus Sansawaih, yang pernah masul< Islam ke-
mudian kembali menjadi Kristen. Dari dialah Ma'bad dan Ghi-
lan al Dimasyiq mengambil paham tersebut. Ma'bad sendiri
sebenarnya menurut KH. Sirajuddin Abbas dalam bukunya I'.ti
qad Ahlussunnah Wal Jamaah adalah seora11g tabi'in, 13 yaitu
generasi yang kedua sesudah nabi !Yluilammad 51\W, l<arena paharn-·
nya yang dernikian, rnenurut sebagian ulama Ma'bad rnati di-
bunuh pada tahun HU H, oleh al Hajjaj di 8asrah, sepening-
gal f•1a 'bad pahamnya ini dilanjutkan oleh Ghilan al Dirnasyiq
dan akhirnya ia pun mati di hukum bunuh oleh khalifah Hi-
syam bin Abdul Malik (724-743M), Plenurut Ghilan, manusia
berkuasa mutlak atas perbuatan-perbuatannya, manusia sendi-
rilah yang melakukan oerbuatan-perbuatan baik atau buruk,
artinya manusia bebas dalam bertingkah laku. Dan inilah p1-
ham Qadariyah,
5ementara itu muncul pula µaharn yang lain dari pa-
han1 qadariyah, yakni paham Jabariyah yang oibawa oleh Jaham
bin Safwan yang berasal dari Khurasan pada awal abad kedua
hijrah,
Menurut paha111 ini, Tuhan telak menakdirkan perbuat-
an rnar1usia sejak azal. µada hakekatnya manusia tidak memi-
13 1<H. Sirajuddin Abbds, I I Li.gal Ahlussunnah waljamaah, Jakarta, Pustaka Tarbiyah, l~Bl, hal. 228
19
liki kehendak dan kudrah. Manusia dipaksa (wajbur) oleh
14 Tuhan.
Sementara perbuatan diciptakan oleh Tuhan dalam
diri manusia, tak ubahnya dcngan gerak yang diciptal<an Tu-
han dalam benda-benda mati, seperti keadaar1 bulu ayarn yang
diterbangkan angin di udara, olch karena itu manusia di-
l<atakan "bebuat" bukan dalarn art i yang sesungguhnya. Se-
gala perbuatan manusia rnerupakan perbuatan-perbuatan yang
dipaksakan atas dirinya, terrnasuk juga perbuatan dalam rne-
. 15 ngerjakan kewajiba11 menerirna pahala dan menerima siksa.
Jaham selain berbicara tentang takdir Tuhan, juga
berbicara tentang sifat-sifat Tunan yang tidak lain dari
hakekat • \Zat)-Nya. Julian sama sekali lain dengan ciptaan-
Nya. Ia berasa di atas arsy, tapi juga berada dalam bumi,
IA tidal< bisa dilihat oleh mata manusia bail< di dunia mau-
pun di akherat. Tuhan berbicara hanya dalam arti kiasan,
bukan dalam arti hakiki, sebab bila Tuhan berbicara dalarn
arti hakiki, maka hal tersebut sama menggunakan alat berbi-
cara. Ini berarti Tuhan sama dengan ciptaan-Nya,
Masil1 menurut Jaham, Tuhan hanya memiliki dua sifat
positif, yaitu : mencipta dan berbuat. Tuhanlah satu-satunya
yang mencipta dan berbuat. Uleh scbab itu manusia pada ha-
14 "Mustafa al. Ghurabi, op-cit, hal 21 15 Harun Na sution, op-cit, ha.l 34
20
kekatnya dipaksa, pada arLi l<iasan rnemang manusia mencip-
ta dan berbuat. Masalah lainnya adalah surcia dari neraka,
mustahil kekal abadi, suatu seat kata Jaham pasti akan fa-
na'. Oalam masalah amal sal1•l1 meunutut Jaham bukan merupa-
kan essansial dari iman, Iman itu cukup kalau sudah menga-
kui dalatn hati saja, walaupun tidak dikirarkan dengan li-
san, . . I ' 1 t lb dan dlwuJU•l<an oa amperuua an.
Ualam persoalan iman, sifat-sifat luhan dan ke1nakh-
lukan al Uur'an dalam paham qadariyah ternyata Ghilan al
D;crnasyiq dolalll masdlal1 di atas sepa/1aman dengan Ja'ad dan
:raham yang berpaha111 Jabariyah,
Wasil bin Atha' (81-131 ii) pendiri Mu'tazilah yang
hidup sezaman dengan Ghilan, Ja'ad dan Jaham juga berbica-
ra tentang takdir da11 sifat--s.Lfat Tuhan. l.I!asil yang berpa-
ham qadariyah dalam memandang sifat-sifat Tuhan adulah se-
bagai hakekat Tuhan, sedang mer1ge11ai iman, msnurutnya amal
saleh merupakan bagian dari iman, dan orang Islam yang ber-
buat dosa besar tidak bisa dikatakan mulcmin atau kafir, te
' . f . I l 7 l..apl asl<o
Timbulnya aliran yang bermacam-111acam jelas akan
membawa dampak yang serius dalam dinamika perkembangan ma-
syarakat, seperti timbulnya konflik-konflik sosial, kehi-
dupan masyarakat menjadi individualis, sebab tingkat kon-
16 KH. SiraJuddin Abbas, op-cit, hal,248 17 Harun Nasution, op-cit, hal. 43-44
21
flik tersebut, Kemudian bagi masyarakat awam menemui ke-
bingungan dalam menentukan sikap mereka, Golongan mana-
kah yang pantas mereka ikut ~ Khawarij, ~lurjiah, Mu'tazi-
lah, l~adariyah atau Jabari.ya/1 ?
Belum lagi kekacauan masyarakat teratasi tiba-tiba
Mu'tazilah yang didukung oleh penguasa melancarkan gerak-
an Mihnah, yaitu menyeliaiki kenyataan keyakinan pendapat
18 para ulama tentang al Qur'an, yang menurut Mu'tazilah
al Qur'an adalah makhluk. Banyak para ulama yang ditanya
tentang hal tersebut, tetapi mereka denga11 tegas menolak
pendirian tersebut, Para ulama itu antara lain Ahmad bin
' Hambal, beliau tetap menyatakan bahwa, al Qur an adalah
kalamullah bukan makhluk-Nya, karena sikapnya ini beliau
dipenjara dan disiksa,
Barangkali, merupakan pendorong Asy'ari untuk ke-
luar dati Mu'tazilah. Kemudian ia menciptakan rumusan a-
kidah yang jelas, sederhana yang bisa diterima oleh semua
kalangan, Karena usaha beliau itu ketega11gan-ketegangan
yang terjadi dan membingungkan umat Islam berhasil dipadam-
kan. Uan akhirnya ia mendirikan yang lengkap, versi ahlus-
sunnah wal jama'ah.
18 Harun Nasution, op-cit, hal 62
22
Nama lengkao bcliau adalah Abu al Hasan Ali bin Is-
mail bin Basyar Ishak bin Sahim bin Abi Musa bin Bilal Bin
Abi Burdh Amir bin Abi Musa al Asy'ari, dilahirkan di das
rah tahun 260 H. 19 Ayahnya adalah Abu Basyar Ismail bin Is-
hak, seorang penganut Sunni atau ahlul hadits.
Asy'ari adalh teolog dan penemu paham teologi or-
todok yang kemudian dikaitkan dengan namanya sendri oleh
paru puinbclnnya., Ia ter1na~:>uk keturunan /\tJ.i. 11iU!..-ia ol 1-\sy 'ari
pada urutan 20 yan kcseimbilan.,
Pada mas a mudanya l\sy 'ari, saflgat giat belajar dan
menekuni berbagai cabang pengetahuan agama di kota Basrah,
kemudian meneruskan ''pengelanaan'' ilmiahnya kekota Bagdad.
Beliau menjadi psngikut Mu'tazilah hampir soma waktunya de
ngan saat ibunya yang janda itu dinikahi al Juba'i. 21 Asy'-
ari tormasuk rnurid al Juba'! yang cerdas. Boliau pernah di-
tugaskan rnenjadi pemuka Mu'tazilah di Basrah.
Asy 1 ad. disamµing ailJ.i ilmu kalam, juya terkemuka
dalam bldang hadits, tapi tidak termasuk ulama iladits,
Oalam bidang fiqh, bcliau bcrusaha mendekati ulama
ulama fiqh, seilinyga acia yang mengatakan beliau bermazhab
Maliki, dan yang lain mengatakan bermazhab Hambali. Perki-
19 Jalal Musa, Nasy'atu al Asy'aril'._ah wa Tathawuruha, Beirut, 1975, hal. 165
20 HAR.GIB (et.all) 11 1'.\sy'ari", dalam Encyclopedia of Islam Nern Edition, I, 1960, hal. 694,
21 Abu Hasan Ali al Hasan al l•adawi, Rijalul Fikri wa al Da'wah fi al_...1iJami, l<uwait, Dar al Walarn, l9Ll9, h, 1L1B
23
raan yang lain menyebutkan, bahwa Ast'ari ingin melepas-
22 lean dan menjauhi aliran-aliran fiqh.
op-cit, hal, ~B
Bl\B III
POSISI PEMIKIRAN TEOLOGI A. HASSAN DI ANTARA
BEBERAPA ALIRAN TEOLOGI ISLAM
A. Riwayat Hidup A. Hassan
lo Asal Usulnya
24
Ahmad ~lassan atau lebih dikenal Hassan Bandung di-
lahirkan di Singapura pada tahun 1887, Ia berasal dari ke
luarga campuran Indonesia dan India. Ibunya, Hajjah Muznah
seorang turunan Madras kelahiran Surabaya, berasal dari
keluarga sederhana tetapi sangat taat beragama. Sedangkan
ayahnya Ahmad bernama SINNA VAPPU MARICAR adalah seorang
pengarang dan wartawan serta penerbit ; ia menerbitkan surat
kabar dan buku-buku dalam bahasa Tamil, Selain itu juga me-
nurut Oeliar Noer, ia adalah seorang ahli dalam Islam dan
kesusastraan Tamil. Ia pernah menjadi redaktur dari Nur al
Islam, sebuah majalah agama dan sastra Tamil, menulis bebe
rapa kitab dalam bahasa Tamil dan juge beberapa terjernahan
dari bahasa Arab. 1
H. Tamar Djaja menulis tentang asal-usul A. Hassan
sebagai berikut :
Pada kira-kira 500-600 tahun yang lalu ada segolong-
an penduduk Mesir yang berpengaruh, karena merasa tidak se-
1Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-
1942, Pen. LP3ES, 1982, hal. 97
25
nang di bawah regiem rajanya, hijrah rneninggalkan turnpah
darahnya rnenuju India. Mereka rneninggalkan Mesir dengan ka-
pal layar dari kayu, yang setibanya di India rnereka disebut
kan 11 111/.\RICAR" berarti lc>pal layar. Mereka berdi.arn di suatu
tempat yang dinamairiya dengan "l<AIL/PAH1AN", kail " Uahirah
(Cairo) dan Patman ~ Kata (Bandar). Kehidupan mereka berda-
ganclP dan melihat rupa serta bentuk11ya mungkin mereka bercl-
sal dari Parsi. Di antara nenek moyangnya selain pedagang,
juga terdapat ulama pujangga (pengarang). Dari sinilah A.
Hassan mernpunyai keturunan. 2
Ahmad dan Muznah menikah di Surabaya dan kemudian
menetap di Singapura - tempat A. Hassan clilahirkan dan dibe-
sarkan, Dan di Singapura pula kedua orang tuanya wafat,
2. Pendidikan A. Hassan
A. Hassan mene1npuh pendidikan formalnya di Singapura
pada sekolah Melayu hanya sampai kelas empat. Di sana ia be-
lajar bahasa Arab, Inggris, Tamil dan Melayu. Sedangkan oalam
.pendidikan nonforma.l ia banyak mcnimba ilmu agama dari ber-
bagai guru sepcrti Haji Ahmad (Kampung Tiung), H. Muhammad
Thaib (Kampung Rocoh), Said al Munawi Mausili, Haji Hassan
3 dan Syaikh Ibrahim.
2H, Tamar Djaja, "Tokoh Kita A. Hassan", Daulah Islami
yah : Suara Angkatan Hevolusioner Islam,No, B tahun i,
Agustus 1957 halo 6-14. 3 Ibid, hal, 9
26
Kepada mereka A. Hassan belajar berbagai disiplin ilmu aga
ma, terutama tentang Hadits, Tafsir, Fiqh, Ushul Fiqh, Ilmu
Kalam dan Ilmu Mantik, 4
3, Kehidupan dan Perjuangannya
Di masa kanak-kanak A. Hassan senang sekali memper-
hatikan pertukangan dan membantu ayahnya di percetakan. Hal
inilah rupanya yang menyebabkan ia mendalami masalah perte-
nunan, bahkan sampai mendepat ijazah di Bandung dan hidup
berkecimpung di bidany percetakan dan karang mengarang.
Setelah menginjak umur remaja ia menjadi pelayan to-
ko, kemudian dagang permata, minyak wangi, es, vulkanisir
ban mobil, menjadi clerk di Jeddah Pilgrims Uffice,dan menja-
di kolumnis surat-surat kabar terbitan Singapura dan Indone-
sia6
Di .samping usaha-usaha tersebut, ia juga menjadi guru
sejak tahun lYlU di madrasah orang-orang lndia di Arab
Street, juga di Uagdad Street dan Geylang sampai tahun 191],
Kemudian ia menjadi guru pule di madrasah Assegaf. l~adrasal1
ini bertingkat Ibtidaiyah dan Tsanawiyah,di Surabaya.
Kemudian sekitar tahun 1913 ia telah aktif membantu
''Utusan Melayu'' sebuah surat kabar yang diterbitkan oleh Singe-
pura Press, yar<J, Hpimpin oleh Inche Hamid dan Sa 1 dullah Khan,
4 A. Hassan, Saal Jawa~: Tentang Berbagai Masalah Aga
!!.@_, jilid III, Pen, CV. Diponegoro, Bandung, 1983, hal.1266
27
Ia banyak menulis artikel tentang agana yang bersifat nasi-
hat-nasihat, dan amar ma'ruf nahi munkar dalam bentuk syair.
Artikel n. Hassan yang pertama kali ialah mengecam
Qadli yang msmeriksa perkara dengan mengumpulkan t'"mpat du-
duk pria dan wanita. Ia juga dalam salah satu pidatonya me-
ngecam kemunduran umat Islam, mengapa tidak maju. Pidato i-
ni dianggap politik, sehinuga ia tidak diperkenankan lagi
berpidato. 5 Tetapi dua tahun kemudian ia kembali mer1erbit-
kan surat kabar ini, dengan bentuk dan tulisan yang sama.
Pada tahun 1Y21 A. Hassan pindah dari Si11gapura ke-
~urabaya dengan maksud mengambil alih pimpinan sebuah toko
tekstil yang menjadi milik pamannya, Haji Abdul Latief.
Ketika akan barangkat, Abdul Latief berpesen kepada
nya arjar di '.iurabaya nanti ja11uan bergaul deffgan seorang
yang bernama Faqil1 llesyim yang dianggap sesat karena menga-
nut faham Wahabi. Ji Surabaya ketika itu sedang hangat-l1a
G ngatnya pertikaian ar1tara Kau1n Tua dan Kaum Muda. Golongan
terakhir itu dipelopori oleh Faqit1 Hasyim, seorang perJagang
yang menaruh perhatian dalam soal-soal agama, dan menyebar-
kan faham-fanamnya melalui diskusi dan tabligh, Golonga11 ini
mendapat penyaruh dari karangan-karangan Abdullah Ahmad,Abdul
S Ibid, hal 1267 6 ---
Kaum Tua menurut Hamka, adalah umat Islam yang dalam melaksanakan ibadahilye dian9gap masih b''rcampur JemJan bid' ah dan khurafat. Hamka, Penqaruh fYlul1ammacl f.ibciuh di Indonesia , Jakarta,Tintamas, l~Gl, hal. 16
l<m::im f\mruµal1, Zµinudin L,1L1ay Llan l\t1mad :iurkflt.i.
'\''
. ' . 28'
' I I !
' -o~---.. .,,.,_..,_'""< __ ;'
Pe nga ruh me re-
inilah seten arnya yang hendak dicegah oleh Abdul Latief da-
ri diri A. Hassan. Tetapi nasib telah memberikan arah lain
bagi kehidupan A. Hassan.
Pada suatu waktu A. Hassan mengunjungi Kyai Haji Ab-
dul Wahab seorang tokoh Nahdhatul Ulama, Hassan mendengar
lebih banyak tenta11g pertikaian antara Kaum Tua dan Kaum Mu-
da; seperti tentang bacaan usholli yang dipraktekkan Kaum
Tua tetapi ditolak oleh Kaum Muda, Setelah itu Hassan menye-
lidiki sendiri masalah ini dengan umat. Pada pendiriannya,
agama - lebih khusus lagi masalah ibadah,-harus bersumber
dari al Qur'an dan as Sunnah, Ternyata menurut penyelidikan
A. Hassan bahwa ~alaffush ni_y~ sebelum shalat itu tidak
bersumber baik dalam al Qur'an maupun dari as Sunnah, me-
lainkan semata-mata penambahan oleh para ulama, maka Hassan
berkesimpulan bahwa dalam hal ini yang benar adalah Kaum
f~uda,
Pada tahun 1924 A. Hassan mengunjungi Bandung untuk
mempelajari cara-cara menenun di lembaga tekstil pemerintah.
Di. Bandung ia tinggal pada Haji Muhammad Yunus, salah sea-
rang pendiri Persatuan Islam (Persis),
Persis didirikan oleh H. Zamzam id an Haji flluhammad
Yunus pada tahun 1923. A. Hassan menggabungkan diri ke da
lam jam 1 iyal1 ini. Sejak itu pula mulaJ.lah A. Hassan memusat-
29
kan perhatiannya secara serius dalam persoalan agama.
Persis betul betul mendapatkan tenaga yang luar bi
asa. Begitu kuatnya pengaruh dan wibawanya aalam organisasi
yang baru mun~Gl ini, sehingga pada masa-masa berikutnya
boleh dikatakan pendirian Persis dengan A. Hassan menjadi
identik.
A. Hassan dengan Persisnya atau sebaliknya mulai ter-
libat dalam berbagai pertukaran plkiran, polemik, dan perde
batan terbuka mengenai berbagai persoalan agama yang pada
waktu itu merupakan persoalan baru dan hangat, seperti :
talg,!_!2, tahlil, tallaffazh niyyat, bid 1 ah, taqlid, khurafat
dan lain sebagainya.
Pada tahun 1941 A. Hassan pindah ke Bangil Jawa Ti-
mur untuk memimpin Pesantren Persis di sane. Ui tenipat ini
di samping ia melakukan kegiatan sohari-hari sebagai pendidik,
juga mencurahkan perhatiannya kepada penelitian agama Islam
langsung dari al Uur'an den al Sunnah ; selain itu juga ia
melayani undangan untuk µortukaran µikiran dan perdebatan
terbuka tentang pelbagai pors0alan agama.
Pada hari Sonin, lU Nuµember 1858, I\. Hassan berµu
lang kerahmatullah dalam usia 71 tahun 7 di Uanyil Suraba
ya Jau1a Timur.
7 Nawawi Uusky, Mingguan Islam µopuler, 1958, hal. 13-lE
3U
4. Karya-karya ilmlah A. Hassan
Howard M. Federspiel dalam disertasinya tentang Per-
satuan Islam yang uiajukannya di Institute of Islamic Studies
l~C Gill University, 1'1011tredl, Cdnada8 mencatat 71 karya il-
miah A. Hassan yany terbdgi dalam dua bentuk, yaitu : buku-
buku dan brosur-brosur sarta karanyan-karangan tersebar. de-
rikut ini penulis lcutip secara utut1 :
a, Uuku-buku da11 Urosur-brusur
l, Apa dia Islam 7 .diterbitlcan Ji Jakarta, olel1 PT Al-Ma-1arif, tahun 1951
2. tlenarkah Muhammad itu Rasul 7 , diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris olelt I\,/\. libcJul Wahid dengan judul ls~Hammad a True Propl1et ?_ diterbitkan di Liangil, oleh Persatuan Islam, tahun 1851 •
J. Al Boerhan, diterbitkan di Bandung, oleh Persatuan Islam, tahun 1933.
4, Al-Djawahir (permata~permata) ajat da11 hadits, diterbit-" kan di tlangil, oleh µersatuan Islam, tahun 1957.
5@ Edjaan, diterbitkan di 8anUung, oleh Persatoean Islarn, tahun 1929.
6. /\l Furqan (Tafsir Wur'an) diterbitkan di Surabaya, oleh Salim l~abhan, tahun 1956, dan di Jakarta, oleh Tintamas tahun 1962.
7. Al Faraa-idl, diterbitkan di Bangil dan tlatavia, oleh Persatuan Islam, tahun 1949
B. Hai Tjoe tjoe-koe ! (Nasihat seorang tua jang telah hidoep lama, banjak melihat, banjak mendengar dan banjak mengalami hal-hal doenia kepada tjoetjoenya jang laki-laki dan Jang perempoean dan kepada kanak-kanak jang seoemoer demereka, diterbitkan di Surabaya, oleh Salim Nabhan, tahun 191{8
8 1~oward 111. Federspiel, Persatu'? . .'J....l..sl~, Islamic reform in twentieth Century Indonesia, Itaca, Netu York, Carnal Univercity, 1970, hal, 222-224
Jl
9, Islam dan l\<!IJanwsnan, ditorbitka11 di lJanl)il, ol<Jh l'<Jrsatoean Islam, tahu11 l!J4l.
10. Kedaulatan, diterliitkan di l1lalang, oL..h foko "fimoer" tahun, l!J4t3.
ll, Kesopanan Tinqqi, cliterbitka11 di lJancJocenl), oleh i'ersatoean Islam, tahun l'.JJU, ditcerjernalikan ke dalam llahasa Sunda dengan judul Kitab Kesoµanan Islam, uiterbitkari di Uandoeng, oleh Persatol!an Islam tallun l!J.J-.
12 .. \\ptoehanan _JE~soer~_..!!1_nriuo1·oct _.~.AjJ?_t_.'!1., tji terbitl<an di Lla11clDt:nq oleh Persatoean lc;lam, taliu11 l!J4U.
l3a Kitab Hibaa 1 ditcrbitl<an di Lia11cioeng, u~ .. ~h µersaLoear·1 !~.lam, tahun -1932.
14. l<itab ta1:.!li!2-n orang wet_, uitietliitl<an tJi Uanclunq, olen Persatoer111 l::;lam, Lahun l~JJ1 ..
15. [rJerpboct l\t'kDt~~3aLJI}, d.i.Lcrbitkun d.i lfJalan[J, o1(!h To1<0 11 Ti-~
n1oer 111 tahur1 1Ut1L.,
lti. 1\n Nubuu1wah, <iltcrbilkan di iJan<Jil, uleli PersaLoea11 Islam tahun l9fd.
17. Pemerintalian_J_jara Islam, Llit"rbitka11 di l'ialanlJ clan UanlJil oleh Tako "TinHJpr", lUldi.
lo. Pengadjaran c1l1al.~, Jitcrbitkan cJl tJandung, oleh Persatocean Islam, tahun 1935-1!337.
19, Perempoean Islam Lli Uewan Podium, diterbitkan ui uangil, olel1 Persatoean lc;lam, l9L1U.
20 .. Qanioes al-Llaja 1 , UiLt:!rtJitkun !li UanLJoecJrHJ, ult!h t.JErsatoe::an Islam, tahun 1U2G.
21. l)amoes Ffampaian I\ sampai L tamat, cJiterbitkan di <'lalang, uleh Indian Lcaqul', tahun l'.J51J.
22. Hisalah Pencij_?wab Ui,lrntfrn T. '.iocd.aiman !_110.jiti ••• turliada_[I_ kitati llibaa, riiturbiLkan ui iJcinJurrn9, oleh Persatoeari lslam, tahun 1936,
23· F1isalah al i'iaciz-lrnb, L1il!!rbitka11 di Uungil, oldi l1 "rsatoean Isl~.1m, tollun lJSb.
Hisalah Zakat lhuat sctahun, ilitt!rbitkan Ji U;,rngit, t o ea 11 l s la in:-·-L a r1_U_n-~i~J ~) ~ .. ---
25~ Sedjardh lsra' [1!irddj, rlilcruitk<.Jll u1 Uangil, oJ.ch i-1 ersCJ.toean Islam, tahun 1Y4Y.
Sharaf ---' tJit~rbiLl<an Ji Jar11Jll, olet1 0er~atua11 Isl~1n, ta nun
l;Jti:J.
32
27, Tafsier surah Jasion denqan keterangan dan ringkasan, dit<Jrbitkan di lJanrJil, uleh Porsatuan Islam, Lahun l\JSl,
28. At-Tauhid, diterbitkan di lJangil, oleh Persatuan Islam, tahun HJ37.
29. Wadjibkah Perempuan berdjum'ah 1, dite£bitkan di Uangil, oleh Persatuan Islam, tahun 1959.
30, Dan AZIZ~ HAOJI MAHMOEu, Al Moechtar, diterbitkan di Bandung, oleh Porsatoean Islam, tahun l95J,
31. Oan SABIRIN, AL KAHIRI, FACHROLOUIN, Kitab Zakat, uiterbitkan di tJandung, a.Leh JJer:>atoean Islam, tal1un l::J3L1,
(FLIJLJl:>JJHL, 2lli-2l!:l
b, Karangan-karangan Terseuar
l. "i:lahasa Gan Cilut-bah", Ciual Lljawab, l~o, 7 pp. 21-2.S ; juga Pe1nbela Islam, i~o. 22 (111aret h13l) pp. 33-3L1
2, "Baldatun Thaj.ibatun", Hikah, VIII, NO. 43/44 ( Uktober 2li, 1955) pp. 4-l:l.
3. ''Berdoa kepada jang lair1 dari Allah'', Sual Ujawab, No. l pp. 20-22.
ti. "Bertaqlid kepada 'Ulama 11 ,, Sual-Djawab, r~o. l pp, 12-16,
5, ''Binatang jang haram di makan menurut Uur'an dan liadits'' 5ual Djawab, No, B, pp. 45-54,
l:l, ''Chabaran jang tidak betul'', Al Muslimun,III, no. 31 (September 1957), p. 2.
7. ''Chutbah bahasa Melayu'', Sual Djawab, No, 4. pp. 3-5.
8, "Dari hal meng-qadla Sembahjang", Sual-Djawab, No, 2 pp., 43-57 ..
9. "Gambar", Sual-Djawab, lfo, 2, pp. 1-3.
10, "Hukurn Perernpuan Islam bepergian (safar) t.idak dengan rnahramnja", i\l flluslirnun, III, lfo, 28 (Juli Hlt,5) pp. 5-9
ll. ''Kerdjasama dengan qaurn-qaum jang berfaham sosial.ist'' f'e•rntJ<Jla Islam, No, 2 \April l!35Ei), p, 32.
12, 11 1\ulit Ular", Sual-Ujawab, No. 2, pp. L1-d.
13, "iLaki-laki paka.i e.11as", Pernael.a Islam, ffo, Sb (Desernber 1832) pp • .SJ-4U.
lLi., '1 i'1lakan-1nakc.1:·1 di rurnah urarig n1ati dan l.Jntas t£:~rlaranynja" Sual-Lljawab, No, B, pp, 1j4-56,
15, ":'las-alah Chilafija11 11, Hikmah, IX, l~o. J7/Jd (Ui<tober, 12
l951:l), p. 31;
33
16. "l'las-alah rncmuagi biLibl1 kcepada Li.ma bahagian", Sual-Uja-wab, No, 7, p. 37.
17. "Melaf;uhkan N.iat", Sual-cJjau1ab, lfo. l pp. d-12.
lB. lf['ilemakai Ernas 0, Sual-·lJjawab 7 f~o .. b, pp. S-t> ..
19. 1'11'Jc1nasukka11 olJat Lli djalan LluL1n(J air Uun di t.Jjalar1 dar'"":h waktu puasa 11
9 Su3l-1Jjat11atJ, No. J, p. 1.,
20, "f'lernbongkar Wuour", 1\1-l•luslirnun, V, l~o.ld (lfoperntier l\JuU) pp, 11-6.
21· 11 f1:lcmegang ubun-ubun lepas salc~rn 1 ', Sual-~Jjawab, No • .3, p:. 22-26.
~.1 2., n;rJe11gajar orang 1nati 11, Jual-UjowaiJ 1 No., 2, pµ. 13-lu.
23. 11 Jlt-:!nghaluskan kenin~~~ 1nerenggangkan g.igi 11, Sur~l-Djau1ab
l~O" 11, pp, 5-b,
211. "1~ceng-kafir'<an", Sual-,Jjawab, f'Jo, :J, pp. 3U-32.
25. "NalJi L;a berbapa ?", 'jual--Ujawab, l~o.4, pp. 16-17.
26. "ifabi janq masii1 hidup", 5ual-Ujawali, lfo,12, pp. d0-82.
27, "Nasib, :Jual-'Jja1"ab, l~o. l;J, pp. IJIJ-ll5,
28. 11 P8rcmpoc~a11 burpuka.iun laki-ldki 11, 1J1-;i11lJelo 1~.)larn, !\Ju. bU
(1\pril lcUJ), pp. J3.
28. "Hibaa", Pe1nllela Islam, frn. ~)l \:Jeptc,mbcn HIJ.2) dan l,u. :l::> (Oktober l:n2)
30. "f<ioa t:lank", :Jual-Ujawal1, No. LI, pp. 7?-73.
31, "Saijid, iladLe, 11\rall 11 , '.JUal-UjauJab, f~u • .5, pp, 11-5
.32. "oiedekah, pasany Lunpu lailaLul qadin clan Liara/1 kubuc', Sua.l-Ojawab, !'Jo. 2, pp. I:J--22.
33. "Selarnatan Hamil", 5ual-Ujawab, No. 7, pp. b-7: jU\]a 1-'embela Islam, No, 20 (Pebruari 1931), pp. 31:J-.37,
34, 11 Tal1liel", Sual-Ujawab, 1\10, ll, pp. bl·-Ll4.
35. "Tahliel dan ChanLioeri", i-'emu,,la Islam, i~o. 20 (Pebruari ri 1831), pp. JG-37,
36. 11 Talkienkan orarl!J suclah n1ati 11 , ~ludl-dja1JJCJb, No . .L, µp" lU-20,
37. 11 Tandan Perawan 11, Sua_l-Ujawab, f~o, lJ pµ. 72.o
38. "Tawassul", Sua.l-iJjattlab, No. J, pp, 11-lb, 39. "Titel Hadji", i""mtieJ.a Islam,l~o.GU (l\pril 193.3), pp. 3.l-.32 IJO, "Tonel", PernLlela Islam, No. liU (1\pril l:JJ.5), p, 3J, lil. ''Urusan oalam Uubur'', SuaI-Jjawab, No. ll, pp. 75-7J
(H.ULH5Pli_L, 222-224)
34
Dari karya-karya ilmiah A. Hassan tersebut di atas
dapat diketahui tentang pandangannya yang meliputi pelba
gai kehidupan mariusia dalam kaitannya dengan Islam yang bar
surrberl<an al-Wur' an dan al-Su"nah,
Pada garis besarnya dapat penulis i<elompokkan sa-
cara sistematis sebagai berikut :
a. l~engenai Muhamma< Aasulullah.
b, Menyenai sumber norma dan nilai Isla1n
Sunnaho
c. ~engenai akidah.
a l-c.1 u r 'an dan aJ.-
d. Mengenai syari'ah yang dibaginya kedalam ibadah dalam
arti khas den mengenai 111u' amalah dalam arti luas.
e. Mengenai akhlak,
f, M8ngenai studi Islam (Dirasah Islamiyai1), ilmu auhid,
Ilmu Kalam, llmu Fiq/1 dan Ushul Fiql1, .llmu Tasawuf dan
lain-lain,
g• Mengenai soal hidup lainnya, seperti politik, ekonomi,
sosial, kesenian, ilmu pengetahuan, filsafat, bahasa,per
bandingan a~ama dan lain sebagainya,
B. Posisi 11smikiran Teologi A. Hassan
U11tu1< me'H]etahui dimana posisi pemikii:-an teologi A.
Hassan, penulis mengajukan tuJuh pain, seperti pola yang di
kernul<akan oli:l1 Hnrun Nasutlon dal9m lJlJl<u· Toblugi Islarn·,
.yaitu ;
35
J.. 1\kal dan Wal1yu,
2, Free Will dan flredustinatiofl,
3, l\ekuasaan dan kehendak mutlak lu11ar>.
4. l<eoil·rn Tul1an.
5, Perbuatan-µerbuatan Tuhan.
6, Sifat-sifat luhan, dan
7. KonsGp Iman
l. Akal dan Wahyu
Aliran teolugi rasiur1al seperti 1qu'tazilah berpen
dapat bahwa segala pGngetahuan dapat diµGroleh de11gan pe
rantaraa11 aka!, uan kewajioan-kewajiban dapat diketahui de-
ngan pemikiran yang mendalam, Uengan demikian berterima
kasi.h kepada Tul1an sebelu111 turunnya wahyu menjmJi wajib ba
gi 1nanusia. Manusia der10an akalnya wajib mengakui dan me
ngarjakan yang baik dan wajib pula menjauhi yang munkar.
Uengan perkataan lain, sebelum turunnya wahyu, ma
nusia berkewajiban mengakui adanya Tuhan dan wajib ia berte
ri1na kasih kepada-~ya jika tidak akar1 mendapat hukuman di
akherat,
Lain l1a.lnya de11gat pendapat aliran teologi yang tJerla-
bel tradisional .. P1enurut aliran ini akal saja tidak cu-
kup untuk mengetahui adanya Tuhan dan kewajiban-kewajiban
J6
manusia terhadap Tuhan, tetapi harus ada wahyu yang menje-
laskannya.
Aliran Asy'ariyah berpendapat bahwa segala berkewa~
jiban manusia hanya dapat diketahui melalui wahyu. Akal ti-
dak dapat membuaL sesuatu menjadi waJib dan lidak dapat me-
ngetahui bahwa mengerjakan yang balk dan menjauhi yang bu
ruk adalah wajib bagi manusia, 9 Betul, menurut Asy'ariyah
akal mampu mengetahui Tuhan tetapi wahyulah yang mewaji-
bankan orang men,ietahui Tuhan dan berterima kasih kepada-Nya,
Bagaimana pandangan A. Hassan tentang peranan akal
dalam hal mengetahui adanya ruhan den kewajiuan-kewajiban
manusia terhadap-Nya ? Untuk menjawab kedua pertanyaan itu,
terlebih dahulu kita lihat, bagaimana A. Hassan memandang
akal dalam membuktikan adanya Tuhan.
Menurut pendapat A. Hassan, untuk membuktikan ada-
nya Tuhan, merupakan soal yang mudah sekali, asal saja kita
bersedia mengarahkan akal pikiran kita kearah itu, dan lebih
dari itu fikiran tersebut harus disertai keinsyafan, karena
fikiran yang tidal< disertai keinsyafan, biasanya mengingka
ri kebena'.l:an. 10
Dari Uraian di atas, nampak11ya A. Hassan rnenempat-
kan akal sebagai hal yang penting dalam membuktikan adanya
9 Harun Nasution, Teologi Islam, Aliran-Aliran Sejarah An<!_li.sa Perbandingan,(Jakarta: UI Press, 1986), cet v. h,82
10 A. Hassan, Adakah Tuhan ? (Bandung : CV. Diponegoro, 1981), hal. 8
37
Tuhan, asalkan akal itu diarahkan ke arah kebenaran, ber-
fikir secara murni dengan b1Juan mencari kebenaran, 'buKan
dik2ndalikan oleh hawa nafsu.
Oalam membuktikan adanya Tuhan, A. Hassan memban~
dingkan dengan tubuh kita dan · kelJutuhannya. Demi-
an kata A. Hassan tidal< akan hidup tanpa adanya oksigen un-
tuk nernapasannya, dan juga manusia tidak akan bisa hidup
tanpa adanya makan dan minum. /\Lit untuk mencerna dCJn rnengatur
makanan tersebut sutJah tersedia cJalarn tulJuh manusia. Uleh
karena itu akal fikiran harus ir1syaf dan sadar bahwa pada
k h ' d f1 h " . l t ' . . 11 a irnya a a yang •a a ueri mu yang mem1uac ini sernua.
' ' Begitu pJla untuk mernbuktikan adanya Tuhan, mengenal Tuhan,
patuh kepada Tuhan, perlu sekali dengan menggunakan akal
pikiran. Dengan tidal< menggunakan akal pikiran, pasti kita
tidal< akan mengenal Tuhan, dan yang kita kenal dalam hal ini
adaiah takhayul, keraguan dan kekacauan belaka. 12
Adapun persoalan bagairnana rnanusia mengetahui kewa-
jiban-kewajiban terhadap Tuhan, A. Hassan menguraikan seca-
ra filosofis dernikian, rnenurutnya manusia harus bertanggung
jawab setelah mengenal Tuhan karena manusia mempunyai akal
patuh kepada Allah. Jika su-
dah mengenal Tuhan tapi tidal< patuh kepada-Nya, berarti ma-____ , ____ _ 11 Ib1d, trnl, 7 ~-)·~-
J.4Ibid. hal. B
38
manusia masih diliputi kekacauan. ~gar manusia tidak ter-
pe rangkap kc dalam kekacauan, dan terser~t ke dalam kemusy
rikan, maka manusia harus menerima jalan yang Tuhan kehenda
ki sendiri yaitu jalan yang telah ditunjukkan-Nya kepada
manusia agar mereka mengenal-Nya yaitu wahyu,
Dari uraian di atas biasa penulis ambil dua kesim-
pul an :
l, A. Hassan menempatkan peranan akal sampai padd bates
membuktikan dar1 mengetahui adcnya Tuhan.
2. Kewajiban berterima kaslh kepada Tuhan serta kewajiban
kewajiban mengerjakar1 yang ma'ruf dun meninggalkan yang
munkar, hanya bisa diperoleh melalui wahyu (agama lslam).
2. Free Will dan Prodestination
Permasalahan Free Will dan Predestination ualam
istilah teologi Islarn dinamakan faham Uadariyah dan Jaba
riyah yang membahas tentang seberapa besar daya dan kehendak
dak manusia dalam mewujudkan perbuatannya balk yang ma'ruf
maupun yang munkar ( yang baik dan yang buruk ).
Menurut faham Lladariyah manusialat1 yang rner1ciptakan
perbuatan-µerbuatannya,manusia berbuat balk dan buruk, patuh
dan tidal< patuh kepada Tuhan etas kehendak dan kemauannya
sendiri. Dan daya untuk rnewujudkan kehendak itu telah
39
terdapat dalam diri manusia sebelum adanya perbuatan. De-
ngan perkataan lain perbuatan manusia bukannlah diciµtakan
Tuhan, tetapi manusia sendirilah yang mewujudkan perbuatan-
nya.
Kaum Jabariyah berpendapat sebaliknya. Manusia ti-
dak mempurlyai kebebasan dalam menentukan kehendak dafl per.-
buatannya. ~lanusia dalam faham i11i terikat pada k"hendak
mutlak Tuhan • Hagaimana pandar1~an A. Hassan dalam masalah
tersebut di atas? Manurut A. Hassan semua yang telah, sudang
dan yang akan terjadi suddh tertulis atau ditc"ntukan oleh
Allah. Tetapi dalil-dalil tersebut, lanjutnya, tidak menun-
jukkan bahwa manusia tidak perlu ikhtiar. Kalau manusia
tidal< punya ikhtiar tentu tiuak alrnn acla siksa neraka. 1° ..
Hassan µerca.ya bahwa scrnua yan•J jahat tl.rn balk terjacJ.i atas
kadar Allah, tetapi manusia juga diber.i ikntiar untuk menilik
antara yang balk dan buruk. Kalau tidak, tentu manusia tidal<
perlu mc"11yerjakan µGri11tah /\llah dan hanya berpanyku tanyan
saja. 13 8arany kali keterangan A. liassan yany lebih jelas da-
lam masalah ini dapat dilihat ketika dia menafsirken surat
An-f'Jisa : '/0 yany
"1\pa-apa keba i_kan yang datang rJarimu, (datangnya) dari-
13 H.Ent1ang SafiuoLiin ;\r1shari daCl :Jyafiq 1\. l1lucJhni, I\. Has san l!la,i_9h dan :uijhah scoranq lfiujtahicJ, (damluny, Firma /\l l'lus-
limun, 1'185), cet I, hal. 5tl
Allah, dan apa-apa kejahatan yang mengenaimu (datangnya) dari dirimu sendiri."
A. Hassan memberikan interpretasi ayat di atas bahwa
segala kebaikan, keuntungan atau kernenangan yang diperole!h "hi-e
bi Muham1nad" ketika berhadapan dengan kaum musyrikin itu, pa-
da hakekatnya dari Allah bukan dari Nabi karena pada galib
nya ill_atJi_ tidak bisa mengalahkan musuh-·musu~ yang berli-
pat ganda itu, melainkan dengan sebab 11.Ll;J1 mernnarnl-an l<eberali.i.-
an di hatinya,, dan /!llih 11Ulanairl<a1 ketakutan di hati rnereka. Dan
kekalahan atau kerusakan yang engkau dapati, sungguhpun pa-
da hakekatnya dari Allah yang mengatur takdir, tetapi pada
zahirnya lantaran perbuatanrnu dan umatmu sendiri, karena
salah atati kurang pandai rnengatur strategi perang. 14
Dari keterangan di atas dapat diarnbil kesimpulan bah-
wa A. Hassan tidak memandang manusia harus p'asif, tetapi
faktor ikhtlar atau usaha rnanusia sangat diperlukan dalam
mewujudkan suatu perbuatan.
3, Kekuasaan dan Kehendal< Mutlak Tuhan
Perbedaan faham tentang kekuasaan dan kehendak mut-
lak Tuhan, muncul sebagai akibat dari perbedaan faham menge-
nai soal kekuatan akal, fungsi wahyu kebebasan serta kelcua-
saan manusia atas kehendal< dhn perbuatannya.
Bagi yang berpendapat bahwa akal rnernpunyai daya be-
sar da11 manusia bebas dan berkuasa ates kehendak dan perb1J-
atannya, kekuasaan den kehendak Tuhan pada halcekatnya tidulc
14 A. Hassan, Tafsir Al Furgon, (Kuwait: Ad Oarul 1<.uwai-tiuh,, 1968), cet, VII, hal. 880
4J_
15 lagi rnutlak sernuatlak-rnutlaknya, Aliran ini diwakili o-
leh f~u 1 taz i lah. 13agi al i rail yang be rpendapa t sebaliknya se-
perti Asy'ariyah kekuasaan dan kehendak Tuhan tetap bersifat
rnutlak. Dengan dernikian bagi kaurn Asy'ariyah Tuhan berkuasa
dan berkehendak rnutlak, sedangkan bagi kaurn Mu'tazilah keku-
asaan dan kehendak Tuhan tidak lagi rnempunyai sifat sernutlak
rnutlaknya,
Bagairnana pandangan A. Hassan dalarn rnasalah kekuasa-
an dan kehendak rnutlak Tuhan ?
A. Hassan dalarn bukunya at-Tauhid, berpendapat bahwa
Allah rnempunyai kekuasaan atau kekuatan yang sernpurna dalam
mengadakan dan mernbinasakan apa saja yang dikehendaki-Nya;
dan tidal< ada apa clan siapa pun yang bisa menghalangi perbu-
aten-Nya da11 kehendak-Nya. LeiJil1 lanjut kata beliau semua
benda-benda yang dilangit, di udara, di bumi, di dalarn bumi
di laut, kecil clan besar, sernuanya jadi clengan kekuasaan
Allah. 16
Jadi jelaslah, bahwa sesuatu yang Allah buat, bikin
dan jadikan itu adalah dengan kehendak-Nya, dan ~ket~tapan-
Nya sendiri; bukan dengan terpaksa dan bukan dengan tidal<
ser,gaja; clan tidal< ada apapun yang bi~a jadi, kalau t]dak
1 7 dikohendaki oleh-Nya.-
------~~-----
~~Harun Nasulion, r~ologi Islam, op-cit, h. 118 A.Hassan, At-fau.11d (Bandung: CV. Oiponegoro 1982)
cetakan XI, hal. 12. 17 Ibid.
4. Keadilan Tuhan
Faham keadilan Tuhan dalam pe1nilciran teologi Islam
berangkat dari bagaimana aliran teologi ini memandang ten
t.ang kebebasan manusia dan kekuasaan mutlak Tuhan. f~enurut
Mu 1 tazilah yang memberilcan kebebasan kepada manusia dalam
berbuat dan berkehendak 1 faham keadilan dipandang dari su-
dut kepentingan manusia. "l<eadilan Tuhan 11 menurut mereka,
mengandung arti bahwa segala perbuatan Tuhan adalah baik.
Ia tidal< dapat berbuat yang buru~. Tuhan tidal< ~apat menga-
Daikan kewajiban-kewajiban~Nyaterhadap manusia. Oleh karena
itu Tuhan · tidak dapat bersifat zalim dalam memberikan
Hukuriaii,~[EI'U tiG6kd4131;• menghukurn anak orang musyrik lantaran
sangyupan manusia~
Lidak dapat meletakkan beban diluar ke
':Tuhan adil'' menurut Mu'tazilah jika Ia
membsri upah kepada orang yang patuh kepada perintah-Nya
dan mernberi hukuman kepada orang yang menentang perintah
Nya.18 Berbeda dengan kaum Asy 1 ariyah keadilan diartikan,
menempatkan sesuatu pada tempat yang sebcnarnya, yaitu Tu-
han mempunyai kekuasaan mutlak terhadap harta yang dimiliki-
Nya serta mempergunakan dengan kehendak can pengetahuan pe-
miliknya. Tegasnya keadilan Tuhan, mengandung arti bahwa Tu-
han mempunyai kekuasaan mutlak terhadap makhluknya dan dapat
19 berbuat sekehendak hatinya dalam kerajaan-Nya.
~~~larun--;:sution, 19
Harun Nasution,
Teologi Islam, op-cit. hal. 125
Teologi Islam, lac-cit
Sekarang kita lihat, bagaimana pandangan A. Hassan
dalam masalah keadilan Tuhan ini. Dari dua bukunya yaitu,
Adakah Tuhan ? dan At-Tauhid ,kita dapat menelusurinya.
l<eadilan menurut defini A. Hassan ad,ilaha, "Tiap-ti
ap sesuatu yang terikat di dalam suatu undang-undang, apakah
bikl nun senJiri a tau lJikir1an yanu lain , uan rnonjalankun-
11ya 1.csuai dengan itu, sed.H1gkan mr'1allgcaga1nya adalah ki;za-
l\llah, kata 1\. ibssan ticlak te ikat clellgan apa-apa 21
baik undang-undang ciptaan-Nya sencliri ( peraturan agama )
maupun undang-undang yang lainnya l peraturan dunia), Ia
berbuat apa yang disukai-Nya,
Dari sini kita bisa memahami_pandangan A. Hassan da
lam 1nasalal1 keadilah Tuha ; la cendurung ke fal1am Asy-'ariyah.
Tuhsn bebas berbuat sekehendak-Nya, tidal< ada unclang-undang
yang mengatur-Nya meski berbuat begini dan begitu, tidak a
da kewajiban Tuhan terhadcip manusia seperti dalam faham 1qu•
tazilah tersebut di atas
20
21
IL
A.
Hassan,
Hassan,
Adakal1 Tul1an ?, op-cit, hal.
At- Tauhid, gp-cit, hal. 35.
31.:i
5. Perbuatan-perbuatan Tuhan
Dalam hal perbuatan-perbuatan Tuhan berbeda-beda
pula pendapat. antara Mu 1 taz.ilah dan Asy'ariyah, ~lenu-
rut Mu'tazllah, Tuhan mempunyai kewajiban-kewajiban ter-
hadap manusia, seperti kewajiban Tuhan menepati janji-
janji-Nya, kewajiban Tuhan mengirim tasul-rasul untuk
memberi petunjuk kepada manusia, kewajiban Tuhan member!
rizki kepada manusia dan sebagainya. Kaum Asy'ariyah me-
nolak faham Mu'tazilah di atas ka1·ena bertentangan Ller.igan
foham mer:uk9. l'lenurut rrereka ful1an rrHmU.ikL kekuasaan dan kehErn-
dak mutlak terhadap makhluk-Nya. Tuhan, demikian al-Asy
•ary, sekali-kali tidal< mempunyai kewajiban terhadap ham-
ba-Nya, 22
Dalam masalah· perbuaban-perbuatan Tuhan, kiranya
bisa kita lihat pandangan A. Hassan dari bukunya at-Tau-
hid ketika ia menjawab ates pertanyaan: Apa arti Allah
berkuasa ?
A. Hassan menjelaskan bahwa Allah mempunyai ke-'
kuasaan atau kekuatan yang sempurna dalam mengadakan dan
membinasakan apa saja yang dikehendaki-Nya, dan tidal< a-
da apa dan siapa pun yang bisa menghalangi perbuatan-Nya
23 dan kehendak-Nya,
22 Harun Nasution, Teologi Islam, op-cit h. 128 23 A, Hassan, At-Tauhid, op-cit, h. 12
b. Pengiriman Rasul-rasul
Bagi kaum Mu'tazilah pengiriman Rasul-rasul sebe
narnya tidak begitu penting. Karena akal baginya mampu me
ngetahui tentang hal-hal yang ghaib yang akan dijelaskan
para Rasul, fetaµi bagi Asy'ariyah pengiriman para ilasul
untuk mengetahui Tuhan, dafl alam 9haib, rnernpunyai arti
yang besar bagi manusia, namun tidak berarti wajib ba9i
Tuhan mengutus para Rasul-Nye.
Menurut A. Hassan, pengiriman Rasul seba9ai pernba
wa wahyu, penuntun jalan yang lurus, merupakan hal yang
penting. Tetapi tidak ada kewajiban Tuhan mengutus Rasul.
5ebab memang tidak ada peraturan yang mengharuskannya, De
ngan demikian A. Hassan sejalan dengan faham Asy'ariyah.
6. 5ifat-sifat Tuhan
i\pakah Tuhan mempunyai s.ifat atau tiuak ? .Jika Tu
han mempunyai sifat,mcd:;li<alikl!i<al c sifatnya itu seperti Zat
Nya. Jika i;;ifat-sifat Tuhan itu l<ckal, muka menurut Plu'trizilah
akan banyak ya~q kukal Demikian menurut kaum Mu 1 tazilah a
kan menyeret orang kepada politeisme. Dleh karena itu,kaum
Mu'tazilah berpendapat bahwa Tuhan tidak mempunyai sifat.
Kaum Asy'ariyah berpendapat lain; mereka dengan tegas me
nyatakan bahwa Tuhan mempunyai sifat yang kekal seperti
zat~Nya juga,
A. Hassan, mengakui adanya sifat-sifat Tuhan. Me
nurutnya, sifat-sifat Allah yang wajib ada 13. 5ifat-sifat
adalah: Wujud (ada), Qidam (sedia), l:laga (kekal), f11ukha
lafatu lil hawadits (berlainan dengan sekalian yang baru),
Qiyamuhu bi nafsihi (berdiri sendiri), Wahdaniyat (Maha E
sa), Qudrah (Kuasa), Iradah (K8hendak), 1 Ilm (mengetahui),
Hayah (hidup), Sam' (mendengar), Bashar (melihat) dan Ka-
lam (berkata-kata).
Semua sifat-sifat itu harus kita yakini dan per-
cayai, karena Allah sendiri yang menentukan-Nya dalam al-
Qur'an. Menurutnya µula, meskipun diantara sifat-sifat ru-
han itu ada yang dipakai untuk menyebut sifat manusia, t®-
tapi tidak bisa dipersamakan dengan manusia, tetapi lidah
bisa dipersamakan dengan manusia, karena sifat manusia de-
ngan segala keterbatasan adalal1 karunia, atau pemberian
Allah,
Oemikian pula ad~ beberapa ayat al-Qur 1 an yang me-
nyebutkan kata-kata ''imdullah'' dalam surat al-Fath ayat 10:
f--;;-'--». \ (j d il->' l?. Juga dalam su~at Ali Imran ayat 2b : I . .. /..,. .. J ~\ y,)-1 ~ ~ y L,;j u C) :i::;, r L'.:,,_::, ir' ? 'j
'\\ <J)-81 y. » l5" .. ~ Pada Surat Shad ayat 75 jug•1 terdapat kata-kata seperti itu:
~ \.~·~_,.,00\ ~~l c)~\J\_;; Vo if #O~ .. .. _:...
Demikian pula pada kata-kata 111 ainun" yang terda-
pat pada surat Hud ayat 37,
Y'\I ..
Dalam Surat Ath-fhur, ayat 48 dapat kita ju1npai kata-kata
111ainun", 0~3 ~~ u)'.,~9 0·.fd-ytP'~
'. / f/\ ~ ~~' . y:JL> ~~ _l-.--<: Hassan berpendapat bahwa kata ~~' bisa diartikan keku-
asaan, pemberian atau diri. Oisamping berarti demikian,
bisa juga diartikan ''tangan'' Allah yang hakekat dan ben-
tuknya tidak sama dengan tangan manusia atau makhluk la-
innya. Demikian halnya 11 ainl!.!l'.'.. lwta Hassan, bisa berarti
mata, tetapi bGrbeda dengan apapun; atau juga bisa mengan-
dung arti : perhatian, anggapan, pengawasan dan pengeta-
24 huan ..
ta-kata
baqara/1
Penafsiran seperti di atas, berlaku JUga untuk ka-
:.'..w_a jhullatJ.:_~ yang terd;ipat pada ayat 115 surat al·-
:,, . \ "\ .. I . '\..; u :.;,,J\3 ->., ·~ .. 1 I .tJ <-:. 55 ~ .y--- ~ ,,') \\0 , ~' s~§~'3 cfu\ o} fu' ~-5
Tak ubahnya pula ayat yang menerangkan Allah ber-
semayam di atas arsy, seperLi yang tercantum dalam surat
Thoha ayat 5 : D '~
, • \ 1 •• ,JI 1,... : ~,,.·II ()~ u _)' LS'""' u- J
Hassan mengarLikan bahwa Allah bersemayam di atas arsy de-
ngan cara yang tidak sama dengan makhluk-Nya. Penerjemah-
an seperti ini kata beliau lebih selamat dan mudah dime-
nge rti .•
24 H.Endang Saifuddin Anshari dan Syafiq A. Mughni, /\ .. Hassan Waiah dan Wi jhah seorang l~ujatahiQ., op--c.it,h.57
Dari penjelasan di ates, bisa kita fahami bahwa
A. Hassan, meneri1na pendapat para ulama atau mufassir yang
memberikan interprotasi torhaclap ayat-ayat al-Uur'an yang
rnengar1dung arti antromopllis1ne, dan disisi lain tiLlak rne-
nolak pula pendapat ula1na tafsir yanq r11engart.il<an11ya se-
cara harfiyah.
Jadi A. Hassan berkeyakinan bahwa Allah itu memang
memiliki sifat. 1\pakah sifat-sifat itu kekal sama dengan
zat-Nya, seperti pendapat Asx'ari ? Menurut A. Hassan ti-
dak sama sifat-sifat Alla11 itu bersifat kekal. la menje--
laskan demikian. Sifat Tuhan dibagi n1enjadi tiga
1). Sifat Nafsiyah yaitu Wujuq, yakni sifat yang melekat
25 pada zat-Nya.
2), Sifat Salbiyah, yaitu al-Uidam, al-8aga, al-Mukhalafa
~u lilhawadists, al-Qiyamu binafsihi dan al-Wahdaniyah
yakni sifat yang ada pada sebutan saja bagi suatu Zat
Zat-Nya yang kekal, tapi sifat itu tidak bisa digam
barkan teletaknya di Zat-Nya Allah, maka sifat Salbi
yah ini tidak kekal.
3). 5ifat Ma 1ani, yang terdiri dari : al-Uudrah, al-lraoah
§_l-Il!.!!_l;J_, al-HaY.§.!:!_ 1 as .Sam', al-Bashr da11 al Kala111, Si
fat-sifat ini memberikan makna yang tetap dan melekat
pula pada Zat-Nya,
25 A. Hassan, at-Tauhid, op-cit, hal 21-22-23.
Dengan memperhatikan uraian A. Hassan mengenai
sifat-~ifat Tuhan seperti di ates kite bisa menyimpulkan
bahwa ada sifat-sifat Tuhan yang tidak kekal sebagaimana
Zat-Nya, yakni sifat Salbiyah, karena menurutnya sifat
tersebut tidak bisa digambarkan terletak-Nya pada Zat.
7. l\onsep Iman
flersolisi.han di ka1afl•Jan para teolog, berangkat
uari konsep iman. l\pakah i111i:ln itu cukup pengakuan cJalam
hati saja, atau perlu juga dimanisfestasikan dalam ben-
tuk amal perbuatan.
Bagi kaum Mu'Lazilal1 iman bukanlah tasdiq bukan
pule ma'rifah, tetapi amal yang timbul sebagai akibat d.i-
ri mengetahui Tuhan. Jedi seorang bisa dianggap mukmin
jil<a yang bersangkutan sudai1 rnengarnalkan perintah-perin-
tah Tuhan, ticJ:Jk hanya ~.ig_saja mengakui adanya Tuhan,
Kaum Asy 1 ariyah berpendapat lain, irnan baginya a-
tentang adanya funan. Al-Oaghdadi rnendefinisikan irnan le-
bih rinci lagi, iman yaitu tasdig tentang adanya Tuhan,
26 Rasul-rasul da11 wahyu yang dibawanya. Teyasnya bagi ka-
um Asy 1 ariyah irnan bukan merugakan ma 1 rifan atau amal per-
buatan. Ja~i 111enurut konsep Asy-'ariyali,sesorang telah ber
iman biJ.a telah m0,ng.cil<ui adanya rullan. Pendek kata kalau-se
orang sudat1 berucap, tidal< ada Tuhan, kecuali Allah, den
0iuhammad adalah Utusan-Nya, rnaka ia telah beriman 26 Harun Nasut.i.on, Teologi Islam, £tl-cit. hal. 147
50
(
Apa batas-batas seseoi:a11g dikualif ikasikan seba-
gai mukmin atau muslim menui:ut A. Hassan ? Menurut A.Has-
san,orang kafir bisa mukmin jika ia beriman kepada ru-
kun-rukun iman yang enam (peccaya kepada Allah, kepada
malaikat, kepada kitab-kitab, kepada Hasul-rasul, kepada
Hari Kemudian d~n kepada qadha da11 qadnr-Nya). Oleh ka-
rena itu, iman berarti percaya, dan kepercayaan itu, le-
taknya di dalam hati, maka tidak seorang pun, menurut
Hassan yang mengetahui hati seseorang, kecuali Allah SWT.
Dengan demikian seseorang dianggap sudah mukmin atau mus-
lim bi la sudah mengakui "T idak adc1 Tui1an kecuali l\llah dan
MtJhammad 27 . adalah utusan-Nya. · legasnya sudah 1nengucap :
1 "' d ~ ' ,. \, c:ilJ\ ~._) '* o \ ~ ,_, ~\ ~I oJI 'l u' ~·,I
J adi~. jika seseora1ig sudah membaca syahaclat sudnl!
cukup dianggap mukmin. Bagaimana dengan orang Islam yang
belum atau tidak mengerjakan shalat atau puasa ? A. Hassan
tetap menganggap ia sebagai orang mukmin, bukan kafir ke-
luar dari Islam. Ia digolongkan sebagai orang fslam yang
melakukan salah satu cabang kekufuran. Uengan demikian ru-
l<un Islam yang .lair> seperti : puasa, zakat dan haji, menurut
A. Hassan sebagai penyempurnaan dari pengakuan iman seseo-
rang.
27 Endang Saifuddin Anshari & Syafiq A. Mughni, A.Has-san Wa iah dan lJJi ihRh SPnr~nn JYl11 i+-~hi ,el .......... -! .1. L -
1
Dengan demikian, maka jelaslah bagl kita, bahwa
A. Hassan sejalan dengan pendapat kaum Asy'ariyah.
51
A. K13simpulan
IH\LJ IV
l<ESI:11PULAN Ji\N Sl\fli\N-Sl\ll/\1~
52
Jari uraian terdahulu terutama bab tiga penulis ber
kesimpulan bahwa H. Hassan subagai tokoh Persatuan Islam da
lam pemikiran teologi sependapat dengan aliran teologi yang
bersifat tradisional atau Hsy'ariyan. Untuk menguatkan per
nyataan ini, baiklah penulis ulang kembali pendapat A. Hassan
Mu 1 tazilah dan Asy'ariyah
Dalam mas al ah fungsi akal dan wahyu !\. lfossan berpen
dapat akal hanya mampu sampai batas memouktikan dan mengeta
hui dan meyakini adanya Tuhan saja. Adapun kewajiban melak
sanakan yang ma'ruf ~an menjauhkan yang mur1kar diperoleh me
lalui wahyu. Pendapat ini sesuai dengan faham Asy'ariyah. Te
tapi berbeda dengan pendapat aliran rasional atau Mu 1 tazilah
yang berpendapat bahwa segala pengetahuan bisa diperoleh me
lalui perantaraan akal termasuk kewajiban-kewajiban manusia
kepada Tuhan, berterima kasih kepada-l~ya serta mengerjakan
yang balk dan menjauhkan yang buruk.
Kemudian dalam masalah free will dan predestination
atau faham qadariyah dan jabariyah, A. Hassan mengatakan se
mua yang jahat dan yang baik terjadi atas kadar Alla~, tetapi
manusia juga diberi ikhtiar atau kasab untuk memilih yang baik
dan yang buruk karena manusia diberi akal. Jadi A. Hassan me
mandang manusia tidak pasif, faktor ikhtiar manusia menurut
nya sangat diperlukan dalam mewrujudkna perbuatan.
53
Pendapat ini berbeda dengan aliran jabariyah yang berpenda
pat manusia tidak mernpunyai kebebasan cJalam menentul<an ke
hendal< dan perbuata11nya. Manusia dalam faha111 i11i terikat
pada kehendak mutlal< Tuhan. Jadi manusia pasif, sama per
buatan: dan l<ehendaknya dari Tuhan. Sementara itu qadariyah
berpendapat yang lain lagi, baginya manusialah yang mencip
takan perauatan-perbuatannya, perauatan yang balk dan yang
buruk, patuh dan tidal< patuh kepad•• Tuhan atas kehendak dan
kemauannya sendiri. Uengan perkataan lain perbuatan manusia
bukanlah dicipt.akan Tuhan, tetapi manusia sendiri yang rnewu
judkan perbuatannya. Jaui pendapat A. Hassan dala~ hal ini
tidal< sama dengan jabariyah den berbeda pule dengan qadariyah
tetapi ide1.tik dengan llsy 1 ariyah.
Asapun pendapat A. Hassan mengenai kekuasaan dan ke
hendak mutlak Tuhan ia berpendapat bahwa Allah mempunyai ke
kuasaan dan kekuatan yang sempurna untuk mengadakan dan rnern
bin~sakan apa saja yang dikehendaki-Nya dan tidak ada apa
dan siapapun ~ang bisa menghalangi perbuatan-Nya dan kehen
dak-Nya. Jadi meIDurut A. Hassan Allah memiliki kekuasaan dan
kehendak yang mutlak sernutlak-rnutlak~Nya. Dengan de1nikian
pendapatnya sama dcnyan penda1JLJt Asy'a;:iyai1 ~an berueua dur1gan
pendapat Mu'tazilah.
Selanjutnya menqenai konsep keadilan Tuhan, I\, Hassan
memberikan pengertian keadilan yaitu : tiap-tiap sesuatu yang
terikat oleh undang-undang, dan harus menjalankannya sesuai
dengan itu, bila melanggadnya adalah zalim. Tetapi Tuhan me-
54
nurut A. Hassan tidak terikat oleh undang-unuang, karenanya
Tuhan bebas berbuat dan tak ada yang mengadakan peraturan
bagi-Nya. Dengan demikian Tuhan dapat borbuat apa saja yang
dikehendaki-Nya, walaupun menuruL pandangan manusia tidak
adil. Pandangan A. Hassan yang demikian tidak berbeda uenyan
faham Asy'ariyah yang mengartikan keadilan Tuhan sebagai
kekuasaan mutlak terhadap yang dimililci serta menggunakann;a
sesua.i dengan ke!-1endak dan pernil.iknyci ..
l<u1nudian 1nasalal'l lai11 y<Jitu rnefHJcnal peri.Juatan-per:
buatan Tul1an. i\. Hassan titJak rnemberilcL>n uraian yang lconlcrit
dalam masalah ini, tetL>pi dapat lcitLJ lcetahui dari pandangan
nya yang rnenempatkan kekuasaan dan kehdndak mutlak Tuhan. Tu
han 1non1punyai kekuasaa11 Lian kr:/1endak yan!J 1nutlc.d< cJola111 purouat
an-Nya, sehingga tidalc ada apa dan siapapun yang menghalangi
perbuatan-Nya. ~endapat ini sesuai pula denyan faharn Asy'ari
yah sebagaimana uraian terdJhulu. Ualam masalal1 pengiriman
para Rasul bagi A. Hassan merupakan hal yang penting, tetapi
bukan kewajiban fuhan mengutus Hasul~kepada rnanusia. l~erryc;nai
janji. dan ancarnan fuhan mengutus Hasul r1opadu manusia mc;mpe
roleh balasan susuai cienya11 janji 1\llah. Uengari ddmikian pen
dapat A. Ha~_; sun sam3 pula LlernJafl /·\sy 1 ariyah ..
Pe11Uapat F1., HLls~an berikut.nya u.dalall r11enyenal sifat
sifat Tuhan. A. Hassan berkeyakinan bahwa Allah itu memiliki
sifat-sifat. ~ifat ~llah Ulba0inya ke dalarn tigda kelompok
sifat nafsiyail, saluiyah dari 1na,',ani. Uarl ketiga sifat Tu11an
55
tersebut ada yang tidak kekal seperti zat-Nya yakni sifat Sal•.
biyah karena tidak bisa digambarkan terletak-Nya pada zat,
Ken1udian menurutnya pule sifat Tuhan itu ada yang dipakai
untuk menyeuut sifat manusia seperti, 1..§dun, 'ainun, is_t.tawa
den sebaga nya, A. Hassan menerima pendapat para ulama
~ang mernbecikan interpretasi terhadap ayat al Uur'an yang
rnengandung rrti antromophisme dan tidal< menolak pula penda-
pat ulama yang mengartikan secara harfiyah. Jadi Pendapat
A. Hassan dalam rnasalah sifat-sifat Tuhan rnempunyai sifat
kekal seperti zat-Nya juga, Berbeda derigan pcndapat ~u•ta
zilah yang menyatakan jika Julian memiliki &ifat yang kekal
sarna dengan zat-Nya berarti banyak yang kekal, faham seper-
ti ini bisa rnernbawa kernusyrikan. Uleh karena itu Tunan ti-
dal< merniliki sifat.
Torakhir dalam tulisan ini adalan konsop irnan, i'le
nurut 11. Ha.ssan orang kafir uisa rnukrnin, jik;; ia beriman ke
pada rukun-rulcun iman yang enam. Ulen karena itu iman ber
arti percaya dan kepercayaan itu di dalam hati manusia, maka
yang rnengetahuinya hanya Allah. Dengan dernikian seorang di
agggap sudah muslirn atau mukmin bila telah rnengucap : ''Asy
hadu an la ilaha illallah wa anna muhamrnadar Rasulullah•,
kepada rnereka yang sudah rnengucap dua kalimat syahadat, te
tapi belum bahkan tidak rnengerjakan salat, puasa dan sebagai
nya tidak dihukumkan kafir menurut A. Hassan, mereka digo
longkan orang Islam yang rnelakukan salah satu cabang kekufur-
an. Pandangan A. Hassan yang demikian sejalan dengan penda
pat kaum Asy'ariyah yang menyatakan iman adalah tasdig billah
membenarkan tentang adanya Tuhan. Lierbeda dengan ~endapat Mu'
tazilah yang menegaskan iman buka11 tasdig atau ma'rifah, te
tapi amal perbuatan yang timbul sebagai akibat dari mengakui
Tuhan. ladi menurut Mu'tazilah seseorang dianggap telah muslim
atau mukmin bila sudan mengamalkan perintal1-perintah Allan.
Uari uaraian kesirnpulan di atas uapat l<ita pahami
bahwa posisi pernikira11 teulugi I\, Ha:osan berada puo" pemikir
an teologi Asy'ari atau teulogi yang bersifat tradisional.
Dengan demikian penelitian individual ini telah berhasil men
jawab pokok permasalahan yang penulis kemukakan pada ~ab I
(satu), yakni di··mana posisi pernikiran teologi A. Hassan ?
Apakah masuk dalam kelompok Mu'tazilah? atau Asy'ariyah, a
tau antara Mu'tazilah dengan Asy'ariyah.
8 .. Saran--saran
1. Akidah atau teologi yang dianut Persatuan Islam (Per
sis) yan9 diwakili oluh i\. flassan si;bagal fiyur utama
nya, tidak bertentanyan dengan faha1n Ahlus Sunnah Wal
Jama'ah yang padu umumnya dianut masyarakat Indonesia,
Uleh karuna itu kepada umat lslam h1indaknya tidak per
lu mencurigai orgar1is~si ini. Karcnil selama ir1i µersis
belu1n inenUapat s.impatik yar1y penul1 tiari 1nasyarakat kita ..
2. Hendaknya Persis bagian per1yiaran, tidak l1anya gencar
membahas tentang bentuk-bentuk bid 1 ah atau khurafat sa
ja, tapi perlu bahkan sangat penting diketengahkan ke
da umat Islam Indonesia dalam masalah akidahnya, agar
mereka 111engetilhui scperti a1Ja al<icJat1 Per~atua1·1 Islam
itu. ~e/1ingga 1Hr11bat luu11 1nereka munorima n1asyaraltet
Persis. Singkat kata, Persis porlu mcrnyebarluakan fa-
ham akidahnya ke tengah masyarakat Indonesia.
3. Pemikiran-pemikiran A. tlasan dalam berbagai bidang per-
lu dilestarikan dan digali kembali oleh para pendukung-
nya, dan genorasi pcnerus melalui berbagai cara seperti
clengan mendirikan lt'mbaga-1.,mbaga pendidik<.1n formal yang
tidak hanya terbatas 0ada tingkaL dasar, tsanawlyah den
Aliyah saja, tetapi mendirikan lembaga tingginya, balk
agama maL1pun L11nur11 .. l.Jisan1pinu itu juya n1andiril<nn lem
baga non forinal !:.:'iepert.i. kursus-i<ursus, le1nbagD sosial
dan pengkaderan,
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abbas, Sirojuddin, l<H, I 1 ti god Ahlus Sunnah Wal Ja
!::~?..§12• Jakarta, Pustaka Tarbiyah, Hli:ll
Abdul Baqi, rquhammad Fuad, al Lu' lu-u wal mar@:!, juz II, Cairo, Darul Ihya-il Kutubil Arabiyah, Isa al Babi al Halabi wa Syirkah, 1949
ALlduh, M, Hisalah Tauhid, \ferjemahan), K.H. Firdaus AN, Jakarta, dulan Uintang, 1979, cetakan VII.
Ash-Shiddiqi, Hasbi, TM, Prof, 5ejarah dan Pengan= tar Ilmu Tauhid/Kalam, Jakarta, Bulan Bintang, 1986, cetakan ke-4.
Anshari, Endang Saifuddin, Syafiq A. Mughiri, A. Hassan ltla jah dan IJJi jhah 5eoranq i'lu ll.?hi:_!, Bandung, Firma:al Muslimun, 1985, cetakan I.
Buchori, s. Ib~ahim, 5ejarat1 Masuknya Islam di Indonesia, Jakarta, PuLllicita, 1971
Crolier Incorparated, ~ncyclopedia Americana, New York, 1866.
Oaud, Abu, Sunan Abi Uaud, juz II, Mesir: Mustafa al Babi wa awladuhu, 1952, cetakan I
Oepdikbud, Kamus Besar llallasa Indonesia, 1990
Deliar Noer, Gerakan Modnrn Islam di lndonesia 1900-1942, LJ-l3E5, 1982
Dusky Nawawi, Mingguan lsla1n Populer, Jakarta, 1957
Ujaya, H. Tamar, Su'!Ja linqkatan Hevolusioner Islam, A. Hassan Tokol1 Kita", Jakarta, Uaulah Islamiyah, 1957.
Federspill, M, Howard, Persatuan Isla111, Islamic Heform .in Twentieth Century Indonesia,, Itaca, lfow York, Cornel Univercity, 1970.
Gharebi, al Ali Mustafa, Tarikh al Firaq al Isla111ivah wa Nasy'ah ilm Kalam 'Indal ~uslimin, Cairo, 1958
59
Gibb, H.t\.R. "Asy' ari" Enc:tclopedia of Islam
Hamka, Pe11qarul1 l'iuhammad l\bduh di Indonesia, J aka rt a, Tint a f'las, Tii6I
Hanafi, A, Pungantar Teologi Islam, Jakarta, Pustaia al Husna, 1980
Hanbal, lJin l\hmad, i'lusnad_ Imam Ahmad bin Hanbal, Beirut al Maktabul lslarni Uar Ashadir, tanpa tahun.
Hassan, ~A. ~L.l_~uab, llandung, Dipone\JDro, 19ll3
, Adakah Tuhan, Bandung Diponegoro, 1881
-----' Tafsir al Furgon, Kuwait, Ad darul Kuwaitiyah, 1968, cetakan VII.
------' l\t-Tauhid, dandung, Diponegoro, 1882
, _flingkasa£~ Islam, Bangil al f'luslimun, lol72
, An l~ubuwuiah, Surabaya, Uina Ilmu, 1977
-----' Hisalah l~§_zhab, Bangil, flersis, 1972
Hasan, Abu, Ali al Hasan al Nada~i, Rijalul Fikri wad Da'wah fil Islam, Kuwait, Darul Ualam, l9bY
HuijlJers, Theo, Manus:la l'lencari i\llah 5uatu F ilsafat l(etuha~, Jogjakarta, l<anisius, 1885
Khaldun, Ibn, Mugaddirnah (terjemahan), Jakarta, Pustaka Firdaus, 1886, cetalcan I.
Madjid, Nurcholis, Khazanah lntelektual Islam, Jakarta, Bulan Bintang
f~ughni, /\. Syafiq, Hasfrnn IJandurni, Pemikir Islam Uadikal, Surabaya, Bina Ilmu, 1980
Musa, Jalal, Nasy' atu al l\sy 'ari,_}'.ah wa Tathawuruha Beirut, 1975
Nasution, Harun, Teolo9d; Islam, l\liran-aliran Sejarah Analisa Perbandinga.!:1., Jakarta, UI-Press, 1886, cetakan V.
Stoddard, L, Ju11ia llaru Islam, Terjemailan, Panitia Penyele11ggara, Jakart~, 1885
UEF'ARTEMEN AGAMA lNSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYAFUI: HIDAYATIJLLAH JP1l<ARTA
F' \Kl.IL T l'iE; USHULUDD IN
ln.lr.H.Juanda No.95 Ciputat 15412 Telp.7401606-7401592-7401925 =======::::=:::::=::====:-.:::==.::::;:;::.::-.:::.."::=:==========::::========:.~::::::::===================
KEPUTUSAN DEcl<:l~N Fl-\KUL TAS USHULUDDIN HlIN SY(1f~IF HIDAVATULL?IH JAKAF:TA
NOMOR : 10 TAHLJN 1994 TENT?\NG
TEAM PELM::,3{iNA l''El'.JEL IT I 1;N I ND I \I I DUAL Fl)!<. USHULUDD I i'I
E':.'nin1f:.li::\riq d" ::-L:-.. -.f1:.,-.i,._; t.tl: Lui H:L· 1,:,k_~:;.;::u·1E\!·._._:~ •. r .. 1 F'E·r·iE·:l 1 t:.J.dr·i
I 1 , cl _i •/ .!.. ;__! t<. i_ I '':; (-::• ! ·1 <:l'J a. L ;-·· E-:· ,·:,1 J i ::'; ,:;<_ ~::; L 1-:0 r-- c1C.J 1· (.:\f'fl
r:;rii···ir>lJ Li;, r·1 rl.i.. j- .. <:-lkt.tlt,::'.'.'·:. LJ:;:;hult.lddi1·1 JP1Ibl ' 1 ;:,1· .-t ·1 1-i.i.dd·y,-:il.·\.\ 11,·:1l·i'' ._f;:.l._,:;tr--t_,::·t 1_\1il:\JI-:. l:.:i::,j··1u11
,:':1l ."·-'tt:lc:n11 I (<)f)·.:::/l':Y').<'! .. d:i..r·i<:tl"'1c.!;;:lr"1(;:,i PL'l' .. 1L\ uri·i·.uk
;f1(- -r--1 t.tri :i 1 t l· 1 ... 1C'.' I d I·:_ <::;a r·1 ,::1 r::c<-.. ::·1 1' ,. Ji t. i .::tri I 1 1 d .L v i .. d tli:'.·\ J. (_c-;:'i'' <::: (-'-':•!.Jl.I. t
I 1 .. J ·\, ·\ ! 1\-.J "'' \. t l'i t t.\ !·:. !.-_ t:• p<-.-:-.• r· 1 I.\ i:':'I r ·1 t E:• 1r· :~fE-! b\J t ,, i-~* <;;"t !--:. tJ 1 '\_-_ <:-'i ;,:;,
l_J,:,, I il..\ .!. ud d _i l"I pr·.·,, . .i. \,\ rll(-'·~·ri q 1::\d 1::1 k. i:':\1"'1 r:rF~n r;,:-_• J .i. t. i. E1r·r
\:.\'-.~!' .. ; : .. ·_(~:\rHJ uJ(onsepsi Teologi dar; Posisiny'a dE·nqan Pr-estasi Akaden>ik-"'
ddJ i:'.tl'll !·:_ F:' r;u "l:.t.\ (.:,~::\!"! .l l"! i cJ i r::.i·::1r·1 c.J ,7,';,l'"i CJ tc-c· l ;,:1!·1 ff1C!l'f!{-;::;ont: !""ti r,.·.·/c\r·,:.:,-f. clr::\n rni:.irnf-J\.\ t..1r1tuk. cl .i. i:'.I !'"I Ct k. D. 'i:: i::\·:·11(:· I. i !_::.\ c:l<::"l 1 ,.,-,-un pc·nr:~ l i. t .i."~:d 1 .i"i"'1di\Jid1J::-.i, ! ~I C:Jlc-;>!'!
;::1l''(::·l--1d i-!::.1.-1 f:it::·:•l'"] Ll di.tJLAat:kar1 sur·a: 1---. i= -:• p l.J 1-_·_ t \ '::· ,_..,I 1 !'"1 ·,/ ,:;\ ,.
t .. LJ1 .. 1d.-'t1 .. ·1c:J--··1_,tr·1cl~::1!"1(:1 1-.J1i .. ;·) 1,,.-\\ .. ·11..1r·1 l'-:}fJ"~)" t_(''·:nl-.<:,11 .. 1\_:'.,I ~--;:i.'.,:;-L.:i.1:·1
F'c;1·1did:i.~-.<'.\r1 h!;.\<:,;.i.nn<-:( l.
' ·'"
f" 1 i·it_J L:I .i.
.l \:}C/() t
dhd \ .. 'c:·i ;:'1t1.11·-~.-:1r·1 l·-'E":n1r::··r·:ti·it,· ... 1 .. 1 i">.lt.J.. .I ... :. -r;::tht.lr·i J'-JC)J.
:<·r1 -1_·_ ,.,( 1"1 Ci F' c:·r1 c ,-~( i:·;.1 l 'I'·,::, :--1 F' r:• 1·· Li t. t .l r :.:,n 1'·>(_._::rnf.:· t·" :i. r·1 t_,::·1 i-i !\Jc) "
... •--·' l,:·:lJ·--11tii 'J.'~}~·:l'.j" tr-:-:·nl·,c:11-·1(! F'u!<_c)k·-i::ic)i·:cJ!':. Cll'"(JiC:\n:i.-:::~~'.l~:::..i.
i (- ! r i'-! ( I ,::1r I I< F·:· p1 \ l. l. l c;,·,( n 1 ·:.I'' c·~::, i. ( I 1:::1 !'"1 t.C·~f"i t:. El r i CJ f}\_\ !::;1 \n i:tn \'.lt"!J,,-:i!--1:i. 1:;;,.;.,,;~.-.l Lln:i_\f(·::·~r :.:it;:,i!::) / J1--1~:;t.i.t.t.lt. J\!c·~:Jr·:·1··:i.1;
i': 1":·' pl.l !.--.Ll ~-;;,;:1r·1 l"i(-::·:n t\::::1· i P1q .::,\rn;.:\ r\!ci ~ .l ~j ·r· i::thLtn
\- 1- ,,---1 l ,:··ll .. 1 < ! '.::; t \ ,:; u n ,;·1 n CJ l''" \J E·t r-·1 :i. !::} ,·::t ~i:; :.i cl ,.:,.l n ·r <::\ t« a [ {-'.j I j \i '. 3 '/ ;--\ F- j_ f I· ·I j cl <'.':\ ' '/ .:C:'\ t:. Ll '! .L ,;·:\ h .J «::1 k ,:;i, !'' t:. i:'\ ;;
l CJEiEJ" l<<:::..·1;• j ;;:1,
l:.c.·n t.E1nq
fEMBUSl'N
DRUK dar·i per1(2r·i111aan dan penggunaan SPJ~ IAIN Syar·J.·f Hidayat11llat1 Jakar·ta.
M E M U T U S K A N
!v!enyelenggarakan Peneli·tion terit;!rlg Kansepsi Teologi A. HASSAN Dan ,0 osisiny·a Di antar-a Beber~apa Al .ir-an Teolaqi Islam Cllc~h Dr.s., Har-Ltn Rasy'id cle11gan Konsultan ' Dra.H.Nurbaiti Dahlan .• Mfl
~Jak·tu p8r1n:li.·l:i0n ir·1i ·tert1i·tung mLtlai \. i:'.i. f"1 q iJ ; :\ ] .1. \J <::.. n t.t i·71 r .. 1 :;.~, ;:,( 11"1 p ,:·:1 :i. d E' n ~:) <::\ n ~:; 1. j··IEir-·F·'\" J~/C/i'!. \I
t1a!sll 11e1·1eliti.2r1nya !:;·i:".\kLtl l".'.1·::\'..:~ l.J~;:;h\Jl1Jdd.i.r .. 1:_;
ffi c: 1 C:"t F1 cl i' .. k <::>. n
kc:_•pE:\(:!<Et Uc'!::.6.n
l:::i ~ D .J. <;:1y i::"l r.1c·r1yF:1 c·,·1 q c.1 d r .. <::i<-::tr .. 1 i:1t-::r"1 c:I <-::\ 1:ii:;.. t·.;::\n cl;:,,1·i !:"Jc .. :t<::1nji·:t Itili\l t3i:":"i.k.r.-;11'··t,::·:\,.
Hr.:~ r] , ). 1 ,:;"t ~~; c: :~; l t ;.;·1 "l:. lJ '.·.:i k <;":\ r 1 cl i L\ h <":·:1 h ~::, i.::: 1"· t i'~t
ciipe1•""b8i.ki seba9ai111ana 111estiny8, ~1J0hild c·lik0mud.i.an hari terr1y2t0 t.c! r· c\ c:1 f.:ii~1 "\:. kc.:!<. r.:.-' l :i. !'"t.\~:lr·1 c\ ;::i. J 1::1rn pr:::ri E-~ti::t F.Ji::ln
J.n :L"
1µ Y·thH Rektor IAIN Sya1~if ~1i.daya1:Ltllah ~Jak31~t0;
2. Vlh. Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masya~akat (P3M) :r Pi I hi ~:; y H:t r :i. ·f I· ·I :i. d i:':l y 1':"1 ·t · Lt ] 1 <:·:1 h 1:J <:·:~ k t:·t 1~· ·t:. <::\ ;:
~;~ \ftl .. 1,, l<c.:::!pC\li::\ [lEi.1.;Ji1:·:'ln l<c~1..\Eil'1CJi:;\1·i J.(~fh! \3y<-:·.11'·i·f !··l.i.d,.03.y·;-:-1t.c.tl.li:·:i.h .Jr::tk.<::tr·ta; 4" Yth,, Kepala Bagi~~n l(epegawaian IAIN Syarif Hidayatullal1
~Tc1ka11~tE1 ~
~V.,......?1 n c.;:J q tJ. t ;::, . F' c::: n c:.:• 1 i t. :i. '/ E:'< n C.:J b c·:· I' .. s:i ,:;;, n q !-:. 1..t t 1::1 n ;: ~~ Konsultan yang bersangktJtan; 7 • F' i:;i·· ·1:. :i. n o q ,,,\ 1 .
KOiiSl~PC>I 'L'IEOLOGI A. l!A~3SAN DAN POIJISINYA
DI AN'l'ARA Bf~B!SHAPA ALTE/ltl 'J'!EOI,OGT TSI,AM
DTAJUKAN UN'l'UK PBNl~L['j'IA>i I:lfllIVIllUAL
ATAS NAMA :
DllB. IlA!Wil HMHIJ) ---· NIP: 150 232 921.
D'AKU:LTAS USHULUDDIN '
IAIN SYAHIF I!IDAYA'L'UIJJ~AH
,JJ\l\A[l'l:A -··~-·----··------------
KONS!EPSI r111WLOGI A. HASf>AN DAN F'OflH:\INYA
DI AN'l'AHA lJ.:.>imUAl'A AI,lliAN 'J't•:oc,ora IULAM
I. LATAH ugLAKi\l~G
Beh.1r;11 i mane< cFkc l;:'1h1tl. "'""nr;a hid111J rof;11lallah f3AW.· I
'JL1at; Isl::1'1 t;,·:1~~1c1::t r.l:1l0Jrl k:e;~_rl:•::irL n.i:in_n l1::Jn tei1ter·on1.. tid.uk
Abu Bakar Giddiq (6 1111 - 656 M), Umur birt Khattab (5311
644 M), Usman bin Affan (6411 - 656 M) dan Ali bin Abi Tho
lib (656 - 661 M).
air:m-aliran Kalan: dale<m Islnr11 ; kaum Kh:11-;arij, Murj;L' ah,
Mu 1 tazil:1h, Qodci.riah dan Jobr,riah. i'1erelco. memperbincang :-
1can ter1tn..11g statll.8 OI';Jnr:; lsJ .. ·:~m y·-.111~ rne11r 1;cr•jt:tlcu.n dosa be
' S!lr. Apnk!lh lllfUJih tetap mnkmin atau telah kelu:1r dari. Is-
1 ( . f. ') '). am Ka_ 11 1
· <1n hukun.1 Islam, timbul pul:;: mazhab--nwY,h11b daln.m IG1&.m se-
perti Mazhah Hanafi, Maliki, SyRfi'i den Hambali.
Driri. '.Umur rren"eh Is1flm beJ.'kcmbnnc keseluruh dnnia
2
kali mrisnk kc Indonr.~::iu cLi. f'11nt;,·i rn::1ra :Junmtera. Di Ja1;1u
pe_~llJf;:baI'cln. ae;r;t!T!~:t [;-J1tl!rl ciil:·1l<.1J/(;:;_rt O].r:::ll \·/:_i_]_:i_ fJa.U[jt1.
i3e1a:i.:1 <1i 1)111att ,To. 1:Jr.J., <.1.f_1:;.;1.!na. Jr;:!.~1m tcJ'Ui.3 menyeba_r·
ltf: J{nl:Ln1ur1i;;;1n, :·:~1t 1la.hreni, f'1q1lt1k11_ <loi11 J;·.i_n-.J u i .. n ..
Jhilum b:i.da1i11; llukum 1,;J;,m r.l:i . .L11done::ia p;Jd;; Uli!L11n:1,ya
be-:r·1nuzl1ab i3,y~;l1'j_ 1i 1 Ded~;1,l1f!k:Jr1 cl<aloun L>iL~<.JLl{j Jc;.llarn (a.l~i<io:jh)
menr.;;ikuti al:Ll'uJ1 A:iy 1 1,u'.i.yah dan i'lalur:i. 'd.i.,y;;.h.
Allmacl lluu:3an, aduL'll :::a.Lah :;eo1·un1.1; tokoh lrJ1w11 <.ti
lndone:c>i:' yan1.) cukup popn1er pwfo 111;r:.w.nya. loi dikerw.1 ::e
bvgui pe:njJcir lslalll rml.ilrnl. I<J. dLL:tl1irk"'n pada tahun ·ww;
M di Bine;apura, liar:i. perka \y L 1.ian Ah11101d do.n Mu":;uih.
Pada tahun ·l'J21 llan:JuJl datung ke ~3ur<ibayu clan ber
ke naltlll de nc;an tokoh-- tokoll pe l'(se ru lrnn polj_ tile Cokroamino
to, Sangaji, H. Ae;1w Salim lian \·/ondo:Jmiseud •
.Pa-fa. tcdwn ·19211 ia pj_nd<d1 ke Banliune;. Di kot<i. j_11i-
lah dia llerkenalan dene;an pendiri Persatu<J.n Iro1'1rn II. M.
Zum2.1J.m d;;n !!. l1lulian1111acl Y1mus, A. !Iasn:Jn rr1enc;c;abune;l<an di
ri ke cbl<1m Jami' iy<ith ini.
Ki.J.r;ya ilmialrny:a t:Lduk lrnranr'; dari ';C'J buah d;;ilum
bentuk bt1ku, l>ros111', dan lcarQt1(~an-kar~ngan t~rsel)~r 0
'J'n.lis:,1n A. lI;i:;ci:an chd.~im herlni[•;ai. bit:lang; : '.[\,uh.:irl,
li'iqh, 'l\;fsL.L' Qur' ;an, Polit.i.lc, Kum11:.;, llub:uia Ar;;.b, clan J;;,.
in-loin.
'l.'ulisun in.i menc;oba :c1enel:l 1.;j. tentanr>; Konsepr>i 'J'eo-
logi A. Hassan JOI.n pos:Lsin,ya di antara beberapu aJ.iran
1reolof~i Isla.rno
II. PIDRlJi'IUSAN MASALAfl
Dari later belaken~ masalah yan~ penulis kemukakan
III. ~'lJJlJAN Pbtm.LI'L'IAN
I>er1eliti;J.11 ir1i be)•L11jll<..{rJ i111t1.1l·c nte11c;11n.u;k:(-tI>k:ar1 t:er1-
1~ Konsepsi TeoJ.o~i Lsla111
IV. Ml~'l'0Dl5 PJi;NKLT'I'JAN
Penelit:i.un ·i.n:L d:Llakukan de11c;an rnemp;.':i_otauk;;11 pad<i
penelitian keptwtakaan daL•m upa,ya 111~111.fc';Umpulkan <lata-datu
pr·i1ner. l{e1n1ii:Jiut1 1J:i.o.Lal1 cler1t~Gtr1 n1r~111.:;c;t1r11J1'.-c1.1l un.vJ_Jsioo
'!. TAIJAP-'.L'AHAP Pr~r,AKBANAA!'! PIIN.l~.lJI'J.'IAN
Peneli tian in:L dilalrnkan inelalu:L beberap;,1 t;;hap
yait11 sebac;a:i. l1erilct1t (
' No. Per:Lncian I Bnlnn r I HuLin II I
b. Pe nyu::;unan Pro po r;al
2. ' Peleksanaan ,\
a. Penc;umpnlun buhan dan
'+
No. ' Perincian ' Bulan I ' Bulan II 1 Bulan III 1
b, Pengolahan dan
:?. Pen,;releuttian I
u. Penyusunan kon-
sep lapor<an
b. PenyuGunan lapo--
ran akhir
c. Pen1:;gandaRn dan
publ:Llrn.;ii
Demikia.nl&\h rencB.nc, peneli. ti01n :i'.n:L dimwun
. '