lapsus schizofrenia paranoid

Upload: muh-ilyas

Post on 14-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Alloanamnesis, Riwayat Psikiatri, Status Mental, Pemeriksaan Fisik Dan Neurologis, Diagnosis Multiaksial, Prognosis, Terapi, dan Penjelasan Autoanamnesis

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS PSIKIATRISKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)

A. IDENTITAS PASIENNama: Tn. Muh. IdrisUmur : 33 TahunJenis Kelamin: Laki-lakiStatus Perkawinan: Belum Kawin Agama: IslamWarga Negara: IndonesiaSuku Bangsa: LuwuPendidikan / Sekolah: SDPekerjaan: PetaniAlamat: Jalan Salusikaso Luwu LuwuNama, Alamat, dan No. Telepon Keluarga Terdekat :Ny. Rismawati, DSN Solo Sikasi Kec. Larompang Selatan Luwu, 085398275543

Alloanamnesis diperoleh dariNama: Ny. RismawatiHubungan dengan pasien: Sepupu Pasien

B. RIWAYAT PSIKIATRI1. Keluhan UtamaMengamuk

2. Riwayat Gangguan Sekaranga. Keluhan dan GejalaSeorang pasien laki-laki masuk ke RSKD dengan keluhan mengamuk yang dialami sejak 4 hari yang lalu dan memberat sehari sebelum pasien dibawa ke RSKD. Diketahui bahwa ini adalah yang kedua kalinya pasien masuk ke RSKD Provinsi Sulsel. Pasien memotong dan mengacak-acak cengkeh milik tetangganya. Pasien mengaku telah mendengar suara-suara yang diyakininya bahwa dia disuruh oleh tetangganya tersebut untuk membersihkan dan mencabut cengkehnya. Sedangkan pemilik cengkeh tersebut mengatakan tidak pernah menyuruh pasien untuk melakukan hal tersebut. Sehingga pemilik cangkeh melaporkannya ke polisi dan meminta ganti rugi atas apa yang dilakukannya. Pasien pun melawan dan mengamuk karena merasa apa yang dilakukannya sudah benar. Ketika saat mendengar suara itu, pasien juga langsung mengeluh sakit kepala yang sangat mengganggunya. Pasien juga suka mengancam keluarganya untuk dibunuh. Pasien pernah dirawat pertama kali di RSKD Prov. Sulsel pada tahun 2012 (tapi pasien minta pulang dan keluarga menyetujui). Awal perubahan perilaku setelah pasien pulang dari Malaysia pada tahun 2004. Terdapat riwayat mengkonsumsi obat-obatan terlarang ketika pasien pulang dari Malaysia sekitar tahun 2005. Pasien juga sering tertawa sendiri, bicara sendiri dan senyum-senyum sendiri beserta dengan pandangan yang kosong. Sebelum itu, pasien adalah orang yang pandai bergaul, ramah, mempunyai banyak teman dan berperilaku baik.b. Hendaya / DisfungsiHendaya sosial(+)Hendaya pekerjaan(+)Hendaya waktu senggang(+)c. Faktor Stressor PsikososialSejak pasien pulang dari Malaysia pada tahun 2004, perilaku pasien sudah mulai mengalami perubahan sehingga mulai juga mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

3. Riwayat Gangguan Sebelumnyaa. Riwayat Penyakit DahuluTrauma(-)Infeksi(-)Kejang(-)b. Riwayat Penggunaan Zat PsikoaktifMerokok(+)Alkohol(+)Psikotropik(+)Zat Adiktif Lainnya(+)

4. Riwayat Gangguan Psikiatri SebelumnyaPasien pernah dirawat di RSKD Provinsi Sulsel pada tahun 2012

5. Riwayat Kehidupan Pribadia. Riwayat Prenatal dan PerinatalPasien lahir normal, cukup bulan, lahir di rumah dibantu oleh bidanb. Riwayat Masa Kanak Awal Pertengahan1) Usia 1-3 TahunTidak diketahui2) Usia 3-5 TahunTidak diketahui3) Usia 6-11 TahunPasien sekolah di sekolah dasar tempat kelahirannya yaitu di Sigeric. Riwayat Masa Kanak Akhir dan RemajaTidak melanjutkan sekolah dan memilih membantu pekerjaan orang tua sebagai petani dan sebagai buruh. Pertumbuhan dan perkembangan sama dengan anak sebayanya.d. Riwayat Masa Dewasa1) Riwayat PendidikanPasien menempuh pendidikan terakhir di SD (Tidak Tamat)2) Riwayat PekerjaanPasien bekerja sebagai petani3) Riwayat PernikahanBelum Menikah4) Riwayat KeluargaAnak ke 2 dari 8 bersaudara (Lk, Lk, Lk, Pr, Pr, Pr, Lk, Lk)Hubungan pasien dengan keluarga baikTidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama dengan pasien5) Riwayat Kehidupan SosialPasien merupakan pribadi yang ramah dan mudah bergaul, hubungan dengan teman-temannya sangat baik6) Riwayat AgamaPasien beragama islam. Tidak diketahui apakah pasien penganut agama islam yang taat atau tidak7) Situasi Kehidupan SekarangPasien tinggal bersama orang tuanya. Akhir-akhir ini pasien sudah jarang pergi ke empangnya untuk bekerja ataupun membantu keluarga sebagai petani. Keluhan perilakunya yang sedang mengamuk dialami sejak sekitar 4 hari yang lalu8) Persepsi Pasien tentang Diri dan KehidupannyaPasien merasa orang-orang disekitarnya tidak percaya dengan apa yang dia lakukan. Pasien menganggap dirinya tidak sakit.

C. STATUS MENTAL1. Deskripsi Umuma. PenampilanSeorang laki-laki menggunakan kemeja warna coklat, celana panjang jeans warna hitam, rambut hitam, perawatan diri kurang, perawakan sedang, wajah sesuai umurb. KesadaranKualitas : BerubahKuantitas : GCS 15 yaitu E4M6V5c. Perilaku dan Aktivitas PsikomotorPasien tenang saat dilakukan anamnesisd. Sikap Terhadap PemeriksaPasien Kooperatif saat dilakukan anamnesis, bicara spontan dan lancar2. Keadaan Afektifa. Mood: Eutimikb. Afek: Tumpulc. Keserasian: Tidak serasid. Empati: Tidak dapat dirabarasakan

3. Fungsi Intelektual (Kognitif)a. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan: Sesuaib. Orientasi1) Waktu: Baik2) Tempat: Baik3) Orang: Baikc. Daya Ingat1) Jangka Panjang: Baik2) Jangka Sedang: Baik3) Jangka Pendek: Baik4) Jangka Segera: Baikd. Konsentrasi dan Perhatian: Baike. Pikiran Abstrak: Baikf. Bakat Kreatif: Bertanig. Kemampuan Menolong Diri Sendiri: Cukup

4. Gangguan Persepsia. HalusinasiAuditorik (+): Mendengar suara laki-laki atau perempuan yang memerintahkan pasien untuk memotong pohon cengkeh milik tetangganya dan pergi kesana untuk menyelesaikannyaVisual (-)Alfaktorik (-)Gustatorik (-)Taktil (-)b. Ilusi: Tidak Adac. Depersonalisasi : Tidak Adad. Derealisasi : Tidak Ada

5. Pikirana. Arus Pikiran: Relevanb. Isi PikiranPreokupasi: Tidak AdaGangguan Isi Pikir: Waham Paranoid, pasien merasa ada yang ingin mencelakai dirinya yang dia ketahui dari suara-suara yang dia dengarc. Hendaya Berbahasa: Tidak Ada

6. Pengendalian ImpulsTerganggu

7. Daya Nilai dan Tilikana. Norma Sosial: Terganggub. Uji Daya Nilai: Baikc. Penilaian Realitas: Terganggud. Tilikan:Derajat 3 (Menyadari dirinya sakit tetapi menyalahkan orang lain)

8. Taraf Dapat DipercayaDapat dipercaya

D. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGISStatus InternusTekanan Darah: 130/80Suhu: 36.7oCNadi: 88 kali/menitPernapasan: 22 kali/menitKonjungtiva: Hiperemis (-), Pucat (-)Sclera: Ikterus (-)Status NeurologisGCS 15 E4M6V5,Fungsi Motorik dan Fungsi Sensorik dalam batas normal

E. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNASeorang pasien laki-laki masuk ke RSKD untuk kedua kalinya dengan keluhan mengamuk yang dialami sejak 4 hari yang lalu dan memberat sehari sebelum pasien dibawa ke RSKD. Pasien memotong dan mengacak-acak cengkeh milik tetangganya. Pasien mengaku telah mendengar suara-suara yang diyakininya bahwa dia disuruh oleh tetangganya tersebut untuk membersihkan dan mencabut cengkehnya. Sedangkan pemilik cengkeh tersebut mengatakan tidak pernah menyuruh pasien untuk melakukan hal tersebut. Sehingga pemilik cangkeh melaporkannya ke polisi dan meminta ganti rugi atas apa yang dilakukannya. Pasien pun melawan dan mengamuk karena merasa apa yang dilakukannya sudah benar. Ketika saat mendengar suara itu, pasien juga langsung mengeluh sakit kepala yang sangat mengganggunya. Pasien juga suka mengancam keluarganya untuk dibunuh. Awal perubahan perilaku setelah pasien pulang dari Malaysia pada tahun 2004. Terdapat riwayat mengkonsumsi obat-obatan terlarang ketika pasien pulang dari Malaysia sekitar tahun 2005. Pasien juga sering tertawa sendiri, bicara sendiri dan senyum-senyum sendiri beserta dengan pandangan yang kosong. Sebelum itu, pasien adalah orang yang pandai bergaul, ramah, mempunyai banyak teman dan berperilaku baik.Pada pemeriksaan status mental didapatkan penampilan yaitu seorang laki-laki menggunakan kemeja warna coklat, celana panjang jeans warna hitam, rambut hitam, perawatan diri kurang, perawakan sedang, wajah sesuai umur. Kesadaran berubah dan GCS 15. Pasien juga tampak tenang dan juga kooperatif saat dilakukan anamnesis.Keadaan afektif pasien dalam hal ini mood eutimik, afeknya tumpul, keserasian tidak serasi, dan tidak dapat dirabarasakan. Fungsi intelektual sesuai dengan tingkat pendidikannya. Orientasi waktu, tempat, dan orang adalah baik. Daya ingat pasien juga baik. Konsentrasi dan perhatian baik. Pikiran abstrak dan bakat kreatif baik. Tetapi kemampuan menolong diri sendiri pasien adalah cukup.Terdapat gangguan halusinasi auditorik, yaitu pasien mendengar suara laki-laki atau perempuan yang memerintahkan pasien untuk memotong pohon cengkeh milik tetangganya dan pergi kesana untuk menyelesaikannya. Arus pikiran pasien adalah relevan. Sedangkan terdapat gangguan isi pikir berupa waham paranoid, yaitu pasien merasa ada yang ingin mencelakai dirinya yang dia ketahui dari suara-suara yang dia dengar. Pengendalian impuls pasien terganggu. Norma sosial dan penilaian realitas pasien juga terganggu. Tilikan derajat 3 (Menyadari dirinya sakit tetapi menyalahkan orang lain). Dari alloanamnesis dan autoanamnesis pasien dapat dipercaya.

F. DIAGNOSIS MULTIAKSAL (BERDASARKAN PPDGJ III)Aksis IDari alloanamnesis dan autoanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna yaitu, mengamuk, tertawa sendiri, bicara sendiri dan senyum-senyum sendiri. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) bagi pasien, keluarganya dan orang-orang disekitarnya. Terdapat juga hendaya pada fungsi sosial, pekerjaan, dan waktu senggang sehingga dapat disimpulkan sebagai gangguan jiwa.Pada pemeriksaan status mental ditemukan bahwa pasien mengalami hendaya berat dalam norma sosial serta dalam menilai realita sehingga digolongkan gangguan jiwa psikotik.Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum yang menimbulkan gangguan otak, sehingga penyebab orgnaik dapat disingkirkan. Sehingga pasien ini didiagnosis sebagai gangguan jiwa psikotik non-organik.Terdapat halusinasi auditorik, waham paranoid yang menetap, dan perilaku gaduh gelisah. Gejala tersebut telah dialami lebih satu bulan dan terdapat perubahan yang konsisten dan bermakna dari beberapa aspek perilaku pribadi. Dari beberapa gejala tersebut sudah memenuhi kriteria skizofrenia.Oleh karena itu, berdasarkan PPDGJ III dapat didiagnosis sebagai Skizofrenia Paranoid (F20.0)

Aksis IIDari hasil autoanamnesis dan pemerikasaan status mental, tidak didapatkan ciri kepribadian yang mengarah ke salah satu gangguan kepribadian. Sehingga digolongkan sebagai cirri kepribadian tidak khas.Aksis IIITidak ada diagnosisAksis IVFaktor stressor psikososial: Sejak pasien pulang dari Malaysia pada tahun 2004, perilaku pasien sudah mulai mengalami perubahan sehingga mulai juga mengkonsumsi obat-obatan terlarang.Aksis VGAF Scale 50-41 (gejala berat (serious), disabilitas berat)

G. PROGNOSISFaktor Pendukung:1. Tidak ditemukan adanya riwayat keluarga (genetik) yang mengalami gangguan jiwa2. Tidak ada kelainan organik dan neurologic3. Keluarga mendukung kesembuhan pasienFaktor Penghambat:Ini sudah yang kedua kalinya pasien kembali ke RSKD setelah yang pertama pada tahun 2012 dan memaksa untuk pulang

H. RENCANA TERAPI1. PsikofarmakaHaloperidol 5 mg 3 x Chlorpromazine 100 mg 0-0-12. Psikoterapia. Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan keluhan dan isi hati serta perasaan sehingga pasien menjadi lega.b. Konseling : memberikan masukan dan penjelasan kepada keluarganya dan orang sekitar pasien serta lingkungannya tentang keadaan yang dialami pasien, untuk memberikan dorongan dan menciptakan lingkungan yang kondusif. Sehingga membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala.c. SosioterapiTerapi kerja, terapi seni, dan rehabilitasi

I. DISKUSIBerdasarkan PPDGJ III, pada umumnya skizofrenia ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (Innapropriate) atau tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.Berdasarkan PPDGJ III, untuk mendiagnosis skizofrenia (F20), maka: Harus memenuhi kriteria umum skizofrenia dari kriteria satu gejala (satu dari 4 gejala yang jelas), yaitu berupa:(a) - thought echo: isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda.- thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal) thought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya.(b) - delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar delusion of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar delision perception : pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.(c) Halusinasi auditorik Suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus terhadap perilaku pasien, atau Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara) Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh(d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain). Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:(e) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yan mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai ole hide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus(f) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme(g) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor(h) Gejala-gejala negatif seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpuk atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan social dan menurunnya kinerja social; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika. Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal) Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), dan bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude) dan penarikan diri secara sosial.

Dari pemeriksaan status mental pasien didapatkan gejala, yaitu gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik, dan adanya waham paranoid dengan perlangsungan sejak tahun 2012 dimana pasien pertama kali masuk ke RSKD. Berdasarkan pedoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa III (PPDGJ III) maka pasien didiagnosis Skizofrenia Paranoid (F20.0).

Untuk terapi psikofarmaka pasien diberikan obat antipsikosis golongan tipikal, dimana mekanisme kerja dari obat ini adalah memblokade Dopamin pada reseptor pasca sinaptik neuron diotak, khususnya disistem limbic dan system ekstrapyramidal (dopamine D2 reseptor antagonis sehingga efektif untuk mengatasi gejala-gejala positif).Adapun efek samping dari obat antipsikotik yaitu:1. Sedasi dan inhibisi psikomotor (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif menurun).2. Gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik/parasimpatolik: mulut kering, kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler meningkat, gangguan irama jantung).3. Gangguan ekstrapiramidal (dystonia akut, akathisia, sindrom Parkinson: tremor, bradikinesia, rigiditas).Haloperidol termasuk dalam obat anti-psikosis tipikal golongan butyrophenone. Dalam kasus ini ditemukan gejala-gejala positif yang menonjol yaitu gangguan persepsi (halusinasi) dan juga gangguan isi pikir (waham). Haloperidol memiliki efek sedatif lemah dan efek hipotensi kurang sehingga digunakan untuk sindrom psikosis dengan gejala positif dan biasa digunakan pada pasien skizofrenia dalam terapi jangka panjang.Chlorpromazine (CPZ) merupakan obat antipsikotik tipikal golongan phenotazine dan merupakan antagonis reseptor dopamine yang memiliki efek sedatif kuat terutama digunakan terhadap sindrom psikosis dengan gejala yang dominan yaitu gaduh gelisah, hiperaktif, sulit tidur, kekacauan pikiran, perilaku, dan lain-lain. Pada pemakaian lama akan terjadi toleransi terhadapefek sedasi. Timbulnya sedasi tergantung dengan emosi pasien. Sebelum minum obat CPZ ini tidak dapat mencegah timbulnya konvulsi akibat rangsangan listrik ataupun rangsangan oleh obat. Semua derivate phenothiazine mempengaruhi ganglia basal, sehingga menimbulkan gejala parkinsonism (efek ekstrapiramidal).

J. FOLLOW UPMemantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektivitas terapi dan kemungkinan terjadinya efek samping dari obat yang diberikan.

K. AUTOANAMNESIS

Berikut ini merupakan kutipan hasil anamnesis antara dokter muda (DM) dan pasien yang dilakukan di bangsal Kenari.DM: Asslamualaikum pak, selamat pagiP: Waalaikumsalam, pagi DM: Bapak, saya dokter muda yang bertugas disini, nama saya Kaffi, nama bapak siapa?P: Idris dok.DM: Oh iya pak Idris, bisa kita cerita-cerita sebentar?P: Iya, bisa ji dokDM: Bapak berapa umur ta sekarang?P: 33 tahunDM: Tinggal dimana ki pak?P: Saya dari Luwu dokDM: Sama siapa ki tinggal di Luwu pak?P: Sama orang tuaDM: Kapan ki masuk disini pak?P: Senin kemarin dokDM: Siapa yang antar ki ke sini pak?P: RismaDM: Siapa itu Risma?? Apa ta itu pak?P: Keluarga ku dok. Sepupu ku.DM: Oh iya pak Idris, kenapa na bawa ki Risma ke sini?P: Tidak tau dok. Karena selalu ka mengamukDM: Kenapa bisa ki mengamuk pak?P: Karena tidak dia percaya ka orang sama tetangga ku. Itu mi saya mengamuk dok DM: Hmmm... Kenapa tidak dia percaya ki orang? Orang di rumah ta kah pak?P: Iya dokDM: Bohong ki mungkin pak?P: Tidak dok. Saya dengar ada suara-suara suruh ka untuk bersihkan ki pohon cangkehnya di rumahnya.DM: Berapa orang itu suara yang di dengar pak?P: Satu orang ji dokDM: Suara dari mana pak? Siapa yang suruh ki?P: Tidak taumi dok. Tapi kayak suaranya Pak Gu karena dia suruh ka bersihkan pohon cengkehnya.DM: Maksudnya pak? Siapa itu pak Gu?P: Anak dusun itu dok. Yang punya pohon cengkeh. Saya dengar suaranya dia bilang bersihkan pohon cengkeh ku.DM: Mmm.. Ada Pak Gu kita lihat waktu kita dengar suaranya?P: Tidak ada dok. Tidak tau darimana. Tapi langsung sakit sekali kepala ku dengar itu suara dok. Berat sekali kepala ku saya rasa.DM: Jadi sudah itu langsung ki pergi bersihkan pohon cengkehnya Pak Gu?P: Iya dok. Langsung ka pergi. Tapi waktu saya potong-potong cengkehnya. Keluar ki pak Gu baru marah-marah ki sama saya. Baru sakit sekali kepala ku dok. Kayak mau ka membunuh rasanya. Biar sama keluarga ku juga.DM: Kenapa keluarga ta juga mau di bunuh pak?P: Marah ka karena tidak di percaya ka dok. Padahal ada suruh ka. Karena sudah itu ada ka di kantor polisi dok.DM: Apa di buat di kantor polisi pak?P: Di suruh ka ganti rugi dok. Makanya mengamuk ka juga disitu.DM: Sebelumnya ada masalah ta mungkin sama Pak Gu?P: Tidak ada ji dok. Baik ji juga Pak Gu sama saya dulu.DM: Mmm.. Jadi sekarang masih biasa ki mengamuk pak? Atau masih ada suara-suara didengar lagi?P: Sekarang tidak mi dokDM: Katanya pernah ki ke Malaysia pak?P: Iya dok. Lama mi. Waktu tahun 2004 dok.DM: Apa di buat disana pak? Kerja ki pak?P: Iya dokDM: Kerja apa ki pak? Karena waktu pulang ki dari Malaysia, katanya langsung ki pakai obat-obatan kayak shabu-shabu?P: Iya dok. Waktu saya pulang dari Malaysia.DM: Jadi sebelumnya ke Malaysia ki, tidak pernah ki pakai shabu-shabu pak?P: Mmm.. Tidak pernah dok.DM: Ada di rasa berbeda lagi waktu pulang dari Malaysia?P: Iya dok. Lain-lain saya rasa. Tidak tenang mi saya rasa. Makanya enak sekali kalau saya pakai shabu-shabu.DM: Pernah ki sebelumnya begini juga pak?P: Pernah dok. Pernah ka disini tahun 2012, tapi mau sekali ka pulang itu dok. Jadi pulang ka kembali ke kampong ku.DM: Begitu di pak.. Jadi bagaimana pekerjaan ta pak?P: Jarang mi ke empang dok. Karena itu suara dulu ganggu ka dok.DM: Tidak ada mi lagi yang lain-lain di rasa pak? Mungkin pernah ki lihat yang orang lain tidak lihat?P: Tidak ada ji dokDM: Sudah mki menikah pak?P: Belum pi dokDM: Merokok ki juga pak?P: Iya dok DM: Apa pendidikan terakhir ta pak?P: SD dok. Tapi tidak selesai ka juga dokDM: Kenapa tidak diselesaikan pak?P: Mau bantu kerja-kerja saja dulu dokDM: Begitu di pak.. Berapa ki bersaudara pak? Anak ke berapa ki?P: Anak kedua dok dari delapan saudara kuDM: Dulu waktu masih muda ki banyak kenalan ta pak? Baik ji hubungan ta sama tetangga atau teman-teman ta pak?P: Iya dok. Banyak teman ku dulu. Biasa yang sama-sama ka pergi di empang. Tidak ada ji juga masalah ku dok.DM: Oh iya pak Idris, dimana ki sekarang pak?P: di Rumah Sakit ka ini dokDM: Hmm.. bapak, menurutta sekarang ini siang atau malam?P: siang, kira-kira jam 11DM: Bapak kita tau itu orang yang disana? (Sambil tunjuk perawat)P: Perawat dok.DM: Petani ki di pak? Bagaimana itu caranya tanam padi pak?P: Ada itu dok.. di dopleng dulu, habis itu di tanam padinya satu persatu. Ada itu memang caplok supaya ditanam lurus. Bagus kalau di tanam musim hujan dok.DM: Kalau kotor ki habis kerja biasa pak atau kalau bau mi baju ta kita rasa apa di lakukan biasa pak?P: Biasa kalau sempat ka saya pergi bersih-bersih saja dok. Tapi malas ka biasa dok. Jarang ka begitu. Jadi ganti-ganti baju ka saja.DM: Sadar jki kalau sakit ki ini pak?P: Iya dok. Tapi itu mi saya masih tidak percaya sama itu tetangga ku.DM: Oke pak. Selanjutnya minum ki teratur obat ta yang di kasih sama dokter nah. Biar cepat ki sembuh pak.P: Iya dokDM: Iye pak. Kalau begitu terima kasih banyak pak sudah mau ditanya-tanya sama saya. Semoga cepat ki sembuh dan pulang pak.P: Mmm Iya dok.