lapsus pedo (ditta & nita)

Upload: ryans-fkdokgi

Post on 11-Oct-2015

482 views

Category:

Documents


59 download

DESCRIPTION

lapsus

TRANSCRIPT

21

PERAWATAN PULPA GIGI DESIDUI PADA PASIEN DENGAN MULTIPEL KARIES DI DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAKRUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG:LAPORAN KASUSPENDAHULUANPenyakit pulpa baik pada anak maupun pada pasien dewasa merupakan masalah yang harus segera ditangani agar tidak berlanjut menjadi penyakit yang lebih parah. Penyakit pulpa pada anak bermacam-macam beberapa diantaranya adalah pulpitis yang dibagi menjadi pulpitis reversible dan pulpitis irreversible serta nekrosis pulpa. Perforasi pada pulpa yang menyebabkan terjadinya penyakit pulpa dapat disebabkan karena adanya karies yang terlalu dalam dan trauma mekanis pada saat preparasi kavitas.Perawatan penyakit pulpa pada anak tergantung penyakit dan tingkat keparahan penyakit pulpa yang dialami oleh pasien. Tujuan dasar perawatan pulpa pada anak mirip dengan pasien dewasa, yaitu untuk meringankan rasa sakit dan mengontrol sepsis dari pulpa dan jaringan periapikal di sekitarnya serta mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima secara biologis oleh jaringan sekitarnya. Ini berarti bahwa tidak ada tanda-tanda patologis yang lain. Faktor pertimbangan khusus diperlukan pada saat memutuskan rencana perawatan yang sesuai untuk gigi geligi sulung yaitu untuk mempertahankan panjang lengkung rahang.1,2,3 Semua ini diperlukan pengetahuan pulpa baik kondisi dan perawatannya dan juga kepentingan gigi kearah perkembangan okiusal, dan lebih jauh lagi benih gigi pengganti tidak mendapat gangguan resiko atau jejas dan infeksi pulpa atau periradikulair gigi desidui.3Perawatan pulpa pada gigi sulung ada beberapa macam yang mana masing-masing mempunyai indikasi dan kontraindikasi. Beberapa diantaranya adalah: pulp capping (direct, indirect), pulpotomi, pulpektomi.3 Pulpektomi biasanya dianggap tidak praktis karena sulit untuk mendapatkan arah masuk ke saluran akar pada mulut anak-anak yang kecil karena kompleksnya saluran akar gigi molar sulung.4 Dalam kasus ini akan dibahas mengenai pulpotomi, pulpektomi pada dua pasien anak yang berbeda.Banyaknya kunjungan pada anak sering sekali membuat pasien tidak kooperatif dan sering juga kesibukan orang tua yang menyebabkan perawatan pulpa pada anak sering mengalami kegagalan. Keberhasilan suatu perawatan dibidang kesehatan gigi anak ditentukan oleh banyak hal antara lain adanya bimbingan orang tua terhadap anak yang dipengaruhi oleh motivasi orang tua dalam berperilaku sehat, kerjasama antara dokter gigi pasien anak dan orang tua juga berperan penting dalam keberhasilan perawatan gigi anak oleh karena masih banyak para orang tua yang beranggapan bahwa masalah penanganan kesehatan gigi dan mulut anak merupakan tanggung jawab dokter gigi sehingga dianggap peran orang tua hanya sebatas pengantar ketempat praktik atau rumah sakit tanpa ingin terlibat lebih jauh dalam edukasi kesehatan gigi anak.5,6 Oleh karena itu sangat diperlukan kerja sama antara dokter gigi, orang tua dan anak itu sendiri agar perawatan berhasil.7LAPORAN KASUS 1Pasien anak usia 6 tahun datang ke RSP UB dengan keluhan gigi bawah kanan sering sakit, serta terdapat banyak gigi lain yang rusak. Status OH pasien buruk. Tidak ada riwayat alergi dan kesehatan medis lain. Pasien dapat diajak berkomunikasi dengan baik serta mudah saat dibawa ke dokter gigi dan saat ni merupakan pengalaman pertama pasien datang ke dokter gigi . Selama ini pasien tidak mempunyai kebiasaan buruk yang dapat mengganggu keadaan gigi geliginya.Pemeriksaan ekstraoral tidak menunjukkan adanya kelainan. Pemeriksaan intra oral menunjukkan gigi karies multipel pada gigi 55,54,53,52,51,61,62,64,65,74,75,84,85 dan terjadi resorpsi fisiologis gigi 71,81 (goyang 2).

Gambar 1. Odontogram Kasus 1

Gambar 2 Intra Oral Tampak Labial

Gambar 3 Intra Oral Rahang Atas dan Rahang BawahRencana perawatan yang akan dilakukan adalah:1. Informasi kepada orang tua,2. DHE,3. Topical aplikasi fluor,4. Fissure sealant pada gigi 36 dan 46,5. Tumpatan GIC pada 55,54,53,62,74,52,51,61,6. Pulpotomi +SSC pada gigi 84,7. Pulpektomi +GIC pada gigi 64,65,75,8. Ekstraksi 85 dilanjutkan dengan perawatan space maintainer,9. Ekstraksi gigi 71,81.Perawatan Pulpotomi pada Elemen Gigi 84VisitTahapan Pekerjaan

1 Anamnesa Pemeriksaan klinis: test vitalitas (+), perkusi (-), palpasi (-) Foto diagnose

Isolasi daerah kerja Pembersihan jaringan karies Reisolasi Devitalisasi pulpa dengan caustinerf pedodontic+eugenol yang diletakkan dengan cotton pellet Tumpat sementara degan cavit

2

Anamnesa: tidak ada keluhan Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh Isolasi daerah kerja Bongkar tumpatan sementara dengan round bur Test vitalitas: (-) Open bur hingga seluruh atap pulpa terbuka Pembersihan jaringan pulpa dalam ruang pulpa hingga terlihat orifice Reisolasi, ruang pulpa dikeringkan Sterilisasi I dengan Cresophene yang diteteskan pada cotton pellet dan diperas dengan menjepitkan pada cotton roll kemudian diletakkan pada orifice Tumpat sementara

3 Anamnesa: tidak ada keluhan Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh Isolasi daerah kerja Bongkar tumpatan sementara dengan round bur Reisolasi Sterilisasi II dengan Chkm yang diteteskan pada cotton pellet dan diperas dengan menjepitkan pada cotton roll kemudian diletakkan pada orifice Tumpat sementara

4 Anamnesa: tidak ada keluhan Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh Isolasi daerah kerja Bongkar tumpatan sementara dengan round bur Reisolasi Pengisian dengan pasta Y-ranol yang diletakkan di dasar pulpa sambil ditekan, setebal 2mm Isi kavitas dengan cotton pellet +cavit Foto pengisian Reisolasi Bongkar cavit Reisolasi Basis dengan ZnPO4 Tumpat sementara

5Kontrol Pulpotomi Anamnesa: tidak ada keluhan sakit, tambalan sementara tidak lepas Pemeriksaan klinis: Perkusi (-), palpasi (-), druk (-), tumpatan sementara utuh Isolasi daerah kerja Bongkar tumpatan sementara Bersihkan kavitas Reisolasi Preparasi bidang oklusal 1-2 mm, kemudian preparasi daerah proksimal hingga terbebas dengan gigi sebelahnya Pemilihan SSC yang sesuai dengan ukuran gigi pasien Pasang coba SSC dan dilakukan pengguntingan bagian tepi SSC hingga fit dengan gigi pasien. Setelah SSC fit, dilakukan sementasi dengan menggunakan GIC tipe 1 (luting)

6Kontrol SSC Anamnesa: tidak ada keluhan sakit, tambalan sementara tidak lepas Pemeriksaan klinis: Perkusi (-), palpasi (-), druk (-), tumpatan sementara utuh Foto Rontgen

Perawatan Pulpektomi pada Elemen Gigi 75VisitTahapan Pekerjaan

1 Anamnesa Pemeriksaan klinis: test vitalitas (+), perkusi (-), palpasi (-) Foto diagnose

Isolasi daerah kerja Pembersihan jaringan karies Reisolasi Devitalisasi pulpa dengan caustinerf pedodontic+eugenol yang diletakkan dengan cotton pellet Tumpat sementara degan cavit

2

Anamnesa: tidak ada keluhan Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh Isolasi daerah kerja Bongkar tumpatan sementara dengan round bur Test vitalitas: (-) Open bur hingga terlihat orifice DWP

Akar mesial PGS = PGF x PAS = 10 x 9= 11, 25 mm PAF 8 Panjang kerja= 11,25 2 = 9,25 mm = 9 mm

Akar distal PGS = PGF x PAS = 11 x 11, 5= 12, 3 mm PAF 10 Panjang kerja= 12, 3 2 = 11, 3 mm = 10 mm Reisolasi Ekstirpasi saluran akar Sterilisasi dengan Cresophene yang diteteskan pada cotton pellet dan diperas dengan menjepitkan pada cotton roll kemudian diletakkan pada orifice Tumpat sementara degan cavit

3 Anamnesa: tidak ada keluhan Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh Isolasi daerah kerja Bongkar tumpatan sementara dengan round bur Reisolasi Preparasi saluran akar dengan K-file ditambah gel EDTA, SA distal sampai K-file No. 50 SA mesial sampai K-file No. 35 Irigasi dengan NaOCl dan Aquadest Reisolasi SA dikeringkan dengan papper point Foto preparasi

Sterilisasi I dengan Chkm yang diteteskan pada cotton pellet dan diperas dengan menjepitkan pada cotton roll kemudian diletakkan pada orifice Tumpat sementara

4 Anamnesa: tidak ada keluhan Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh Isolasi daerah kerja Bongkar tumpatan sementara dengan round bur Test vitalitas: (-) Open bur hingga seluruh atap pulpa terbuka Pembersihan jaringan pulpa dalam ruang pulpa hingga terlihat orifice Reisolasi, ruang pulpa dikeringkan Sterilisasi II dengan Cresophene yang diteteskan pada cotton pellet dan diperas dengan menjepitkan pada cotton roll kemudian diletakkan pada orifice Tumpat sementara

5 Anamnesa: tidak ada keluhan Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh Isolasi daerah kerja Bongkar tumpatan sementara dengan round bur Reisolasi Pengisian dengan pasta ZnOE yang diletakkan pada SA dengan jarum lentulo, kemudian ditekan dengan plugger Isi kavitas dengan cotton pellet +cavit Reisolasi Bongkar cavit Reisolasi Basis dengan ZnPO4 Tumpat sementara

6Kontrol Anamnesa: tidak ada keluhan sakit, tambalan sementara tidak lepas Pemeriksaan klinis: Perkusi (-), palpasi (-), druk (-), tumpatan sementara utuh Foto kontrol

Isolasi daerah kerja Bongkar tumpatan sementara Bersihkan kavitas Reisolasi Aplikasi dentin conditioner, lalu cuci dan keringkan Reisolasi Aplikasi GIC Aplikasi varnish

LAPORAN KASUS 2Seorang pasien anak laki-laki 7 tahun datang ke RSP UB dengan keluhan utama gigi belakang kanan berlubang dan ingin ditambal karena tidak bertambah parah. Dari anamnesa pasien pernah mengalami sakit tiba-tiba pada daerah gigi tersebut, namun sudah sejak lama. Ibu pasien tidak menginginkan gigi tersebut semakin parah seperti beberapa gigi yang lain sehingga menginginkan perawatan pada gigi anaknya.Riwayat kesehatan pasien tidak ada kelainan dan pasien tidak pernah mendapatkan perawatan dokter di rumah sakit. Pasien juga dapat diajak berkomunikasi dengan baik serta mudah saat dibawa ke dokter gigi. Selain itu, pasien juga sudah pernah mendapatnya perawatan gigi sebelumnya berupa percabutan gigi. Selama ini pasien tidak mempunyai kebiasaan buruk yang dapat mengganggu keadaan gigi geliginya.Pemeriksaan ekstraoral tidak menunjukkan adanya kelainan. Pada pemeriksaan intraoral menunjukkan bahwa tidak ada kelainan pada jaringan lunak mulut dan gangguan pertumbuhkembangan gigi dan mulutnya. Hanya didapatkan sisa akar gigi 54. Hubungan molar permanen kanan dan kiri kelas I Angle. Tidak ada gigi berjejal, gigitan silang, gigitan dalam dan gigitan terbuka di regio anterior posterior rahang atas dan rahang bawah. Berikut adalah status kesehatan gigi geligi pasien:

Gambar 4. Odontogram Kasus 2Radiografis Dental

Gambar 5. Elemen gigi 54: benih gigi pengganti sudah menembus tulang alveolar :

Gambar 6. Elemen gigi 64: Radiolusen pada bagian oklusal mencapai kamar pulpa, akar teresorbsi oleh gigi pengganti

Gambar 7. Elemen gigi 75: Radiolusen pada bagian oklusal mencapai kamar pulpa dan meluas ke furkasi

Gambar 8. Elemen gigi 84, 85: Gigi 84 radiolusen pada bagian oklusal mencapai kamar pulpa, akar belum teresorbsi oleh gigi pengganti; gigi 85 radiolusensi pada bagian oklusal mencapai kamar pulpa dan meluas ke furkasiDari odontogram, foto radiografi dan diagnosa klinis didapatkan diagnosa lengkap sebagai berikut: gigi 55, 53, 52, 51, 61, 62, 63, 65, 36, 74, 73, 72, 83 Pulpitis Reversibel, gigi 64 Pulpitis Irreversibel, gigi 75, 84, 85 Nekrosis Pulpa, gigi 54 sisa akar. Adapun rencana perwatan yang akan dilakukan adalah:1. Informasi kepada orang tua2. DHE3. Topikal aplikasi fluor4. Fissure sealant gigi 16, 26, 465. PRR tipe A gigi 366. Tumpatan GIC gigi 55, 53, 52, 51, 61, 62, 63, 65, 73, 72, 837. SSC vital gigi 748. Pulpotomi gigi 64 dengan restorasi SSC9. Pulpektomi non vital gigi 84 dengan restorasi SSC10. Ekstraksi gigi 54, 75, 8511. Space Maintainer regio gigi 75, 85Setelah mendapatkan persetujuan dari orang tua, dilakukan perawatan pulpa pada gigi 64 (pulpotomi devital) dan gigi 84 (pulpektomi) yang dikerjakan secara beriringan.Perawatan Pulpotomi pada Elemen gigi 64:Tahapan Pekerjaan:VisitTahapan Pekerjaan

1 Anamnesa Pemeriksaan klinis: test vitalitas (+), perkusi (-), palpasi (-) Foto diagnosa

Isolasi daerah kerja Pembersihan jaringan karies Reisolasi Devitalisasi pulpa dengan caustinerf pedodontic+eugenol yang diletakkan dengan cotton pellet Tumpat sementara degan cavit

2

Anamnesa: tidak ada keluhan Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh Isolasi daerah kerja Bongkar tumpatan sementara dengan round bur Test vitalitas: (-) Open bur hingga seluruh atap pulpa terbuka Pembersihan jaringan pulpa dalam ruang pulpa hingga terlihat orifice Reisolasi, ruang pulpa dikeringkan Sterilisasi I dengan Cresophene yang diteteskan pada cotton pellet dan diperas dengan menjepitkan pada cotton roll kemudian diletakkan pada orifice Tumpat sementara

3 Anamnesa: tidak ada keluhan Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh Isolasi daerah kerja Bongkar tumpatan sementara dengan round bur Reisolasi Sterilisasi II dengan Chkm yang diteteskan pada cotton pellet dan diperas dengan menjepitkan pada cotton roll kemudian diletakkan pada orifice Tumpat sementara

4 Anamnesa: tidak ada keluhan Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), druk (-), tumpatan sementara utuh Isolasi daerah kerja Bongkar tumpatan sementara dengan round bur Reisolasi Pengisian dengan pasta Y-ranol yang diletakkan di dasar pulpa sambil ditekan, setebal 2mm Isi kavitas dengan cotton pellet +cavit Foto pengisian

Reisolasi Bongkar cavit Reisolasi Basis dengan ZnPO4 Tumpat sementara

5Kontrol Anamnesa: tidak ada keluhan sakit, tambalan sementara tidak lepas Pemeriksaan klinis: Perkusi (-), palpasi (-), druk (-), tumpatan sementara utuh Foto kontrol

Isolasi daerah kerja Bongkar tumpatan sementara Bersihkan kavitas Reisolasi Aplikasi dentin conditioner, lalu cuci dan keringkan Reisolasi Aplikasi GIC Aplikasi varnish

Perawatan Pulpektomi pada Elemen gigi 84Tahapan Pekerjaan:VisitTahapan Pekerjaan

1 Anamnesa Pemeriksaan klinis: test vitalitas (-), perkusi (-), palpasi (-), druk (-) Foto diagnosa

Isolasi daerah kerja Open bur hingga terlihat orifice DWPAkar distal PGS = PGF x PAS = 10 x 9= 11, 25 mm PAF 8 Panjang kerja= 11,25 2 = 9,25 mm = 9 mm

Akar mesiobukal PGS = PGF x PAS = 11 x 11= 12, 1 mm PAF 10 Panjang kerja= 12, 1 2 = 11, 1 mm = 10 mm

Akar mesiolingual PGS = PGF x PAS = 11 x 11, 5= 12, 3 mm PAF 10 Panjang kerja= 12, 3 2 = 11, 3 mm = 10 mm

Reisolasi Ekstirpasi saluran akar Irigasi dengan NaOCl dan Aquadest Reisolasi Preparasi saluran akar dengan K-file ditambah gel EDTA,SA distal sampai K-file No. 40SA mesiobukal dan mesiolingual sampai K-file No. 15 Irigasi dengan NaOCl dan Aquadest SA dikeringkan dengan papper point Sterilisasi dengan Cresophene yang diteteskan pada cotton pellet dan diperas dengan menjepitkan pada cotton roll kemudian diletakkan pada orifice Tumpat sementara degan cavit

2

Anamnesa: tidak ada keluhan Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh Isolasi daerah kerja Bongkar tumpatan sementara dengan round bur Reisolasi Preparasi saluran akar dengan K-file ditambah gel EDTA,SA distal sampai K-file No. 45SA mesiobukal sampai K-file No. 50SA mesiolingual sampai K-file No. 50 Irigasi dengan NaOCl dan Aquadest SA dikeringkan dengan papper point Foto hasil preparasi

Sterilisasi dengan Chkm yang diteteskan pada cotton pellet dan diperas dengan menjepitkan pada cotton roll kemudian diletakkan pada orifice Tumpat sementara

3 Anamnesa: tidak ada keluhan Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), tumpatan sementara utuh Isolasi daerah kerja Bongkar tumpatan sementara dengan round bur Reisolasi Sterilisasi dengan cresophene yang diteteskan pada cotton pellet dan diperas dengan menjepitkan pada cotton roll kemudian diletakkan pada orifice Tumpat sementara

4 Anamnesa: tidak ada keluhan Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), druk (-), tumpatan sementara utuh Isolasi daerah kerja Bongkar tumpatan sementara dengan round bur Reisolasi Pengisian dengan pasta ZnOE yang diletakkan pada SA dengan jarum lentulo, kemudian ditekan dengan plugger Isi kavitas dengan cotton pellet +cavit Foto pengisian

Reisolasi Bongkar cavit Reisolasi Basis dengan ZnPO4 Tumpat sementara

5Kontrol Anamnesa: tidak ada keluhan sakit, tambalan sementara tidak lepas Pemeriksaan klinis: Perkusi (-), palpasi (-), druk (-), tumpatan sementara utuh Foto kontrol

Isolasi daerah kerja Bongkar tumpatan sementara Bersihkan kavitas Reisolasi Aplikasi dentin conditioner, lalu cuci dan keringkan Reisolasi Aplikasi GIC Aplikasi varnish

6Kontrol H+10 bulan Anamnesa: tidak ada keluhan sakit, tambalan tidak lepas Pemeriksaan klinis: perkusi (-), palpasi (-), druk (-), kegoyangan (-), tumpatan utuh

Benih gigi pengganti sudah dekat

PEMBAHASANTujuan endodontik pada gigi desidui adalah untuk mempertahankan fungsi gigi desidui tersebut sampai waktu tanggalnya gigi atau paling sedikit untuk kepentingan perkembangan oklusi gigi geligi.1,2 Diagnosis dan rencana perawatan untuk terapi pulpa pada anak diperlukan pendekatan riwayat perawatan gigi geligi dan riwayat medis, evaluasi radiografi dan pemeriksan seperti palpasi, perkusi, evaluasi mobilitas. Pada pasien kasus 1 dan 2 dilakukan perawatan pulpotomi pada gigi 84 pada kasus 1 dan gigi 64 pada kasus 2. Pulpektomi dilakukan pada gigi 75 pada kasus 1 dan gigi 84 pada kasus 2 secara bergantian. Perawatan tersebut dilakukan untuk mempertahankan agar gigi tidak bertambah parah kerusakannya dan gigi tetap berada dalam lengkung gigi sampai waktunya tanggal. Pulpotomi pada gigi 84 (kasus 1) dan gigi 64 (kasus 2) dilakukan dengan pertimbangan adanya resorpsi sebagian akar, masih memungkinkan mahkota untuk direstorasi, usia pasien yang masih muda sehingga erupsi fisiologis gigi pengganti masih lama. Pulpotomi pada gigi desidui didefinisikan sebagai pengambilan pulpa yang telah mengalami infeksi di dalam kamar pulpa dan meninggalkan jaringan pulpa dibagian radikular. Keuntungan dari pulpotomi adalah dapat diselesaikan dalam waktu lebih singkat, pengambilan pulpa hanya di bagian korona hal ini menguntungkan karena pengambilan pulpa di bagian radikular sukar, penuh ramikasi dan sempit, iritasi obat obatan instrumen perawatan saluran akar tidak ada, jika perawatan ini gagal dapat dilakukan pulpektomi.8 Pulpotomi dapat dibagi 3 bagian: pulpotomi vital, pulpotomi devital/mumifikasi/devitalized pulp amputation, pulpotomi non vital/amputasi mortal.Pulpotomi vital yaitu pulpotomi dengan melakukan anestesi terlebih dahulu, kemudian memberikan medikamen di atas pulpa agar pulpa di saluran akar tetap vital. Pulpotomi devital yaitu pengambilan jaringan pulpa dalam kamar pulpa yang sebelumnya didevitalisasi, kemudian dengan pemberian pasta antiseptik ,jaringan di dalam saluran akar ditinggalkan dalam keadaan aseptik. Pulpotomi non vital yaitu pengambilan jaringan pulpa bagian mahkota dari gigi non vital dan memberikan medikamen atau pasta antiseptik untuk mengawetkan dan tetap dalam keadaan aseptik. Tujuannya yakni mempertahankan gigi sulung non vital untuk space maintainer.9 Pada kasus 1 dan 2 telah dilakukan perawatan pulpotomi devital dan dinyatakan berhasil dari hasil foto radiografi periapikal post pengisian dan kontrol, pasien menyatakan tidak ada keluhan. Perawatan dilanjutkan dengan memberikan restorasi Stainless Steel Crown (SSC) pada gigi 84 (kasus 1) dan restorasi GIC pada gigi 64 (kasus 2). Stainless Steel Crown (SSC) adalah suatu mahkota baja nirkarat yang digunakan untuk restorasi atau tambalan sementara gigi posterior sulung, mempunyai bentuk yang sesuai dengan gigi asli dan mudah dibentuk untuk diadaptasikan pada permukaan gigi yang telah dipreparasi.11 Materialnya mengandung 18% chromium dan 8% nikel. Adanya chromium mengurangi korosi logam. SSC menjadi bahan restorasi pilihan dalam perawatan gigi sulung dengan kerusakan gigi yang luas karena dapat menutupi seluruh mahkota gigi dan membentuk kembali bentuk anatomi gigi serta lebih tahan lama dibandingkan restorasi lainnya.10Ada dua macam SSC yaitu festooned dan unfestooned. SSC festooned adalah metal crown yang sudah dibentuk menurut anatomis gigi, baik kontour oklusal, bukal/lingual, proksimal dan tepi servikal. Penyelesaian preparasi SSC jenis festooned ini tinggal membentuk/menggunting permukaan servikal mahkota tersebut. Sedangkan SSC unfestooned adalah metal crown yang telah dibentuk permukaan oklusal saja sedangkan bagian bukal/lingual dan servikal harus dibentuk dengan tang khusus. Kedua macam bentuk mahkota harus dimanipulasi agar tetap baik marginalnya.10SSC banyak digunakan dalam perawatan gigi anak-anak karena banyak keuntungannya SSC merupakan suatu bahan restorasi yang ideal untuk mencegah kehilangan gigi susu secara prematur. Finn (1973) menyatakan pemakaian SSC sangat efektif untuk perawatan rampan karies atau frekuensi kariesnya tinggi, dimana gigi sudah banyak kehilangan struktur mahkota, sehingga tidak dapat ditambal dengan bahan tambalan biasa. SSC merupakan restorasi mahota penuh, menutupi gigi secara keseluruhan sehingga kemungkinan terjadinya sekunder karies menjadi kecil.10Sedangkan pada gigi 75 (kasus 1) dan gigi 84 (kasus 2) dilakukan pulpektomi dengan pertimbangan akar belum teresorbsi, benih gigi pengganti masih jauh, gigi masih mungkin dilakukan restorasi. Pulpektomi didefinisikan sebagai pengambilan seluruh jaringan pulpa dari kamar pulpa dan saluran akar. Pilihan kasus pulpektomi untuk gigi sulung yaitu pada gigi yang pulpa yang telah mengalami infeksi dan jaringan pulpa di saluran akar. Jika dibiarkan dalam keadaan ini pulpa mengalami degenerasi/nekrosis yang akan menimbulkan tanda dan gejala negatif, keadaan akan berkelanjutan.8 Pada gigi molar sulung pengambilan seluruh jaringan secara mekanis tidak memungkinkan sehubungan bentuk morfologi saluran akar yang kompleks.9 Pilihan kasus pulpektomi untuk gigi sulung yaitu pada gigi yang pulpanya telah mengalami infeksi dan jaringan pulpa di saluran akar masih vital. Jika dibiarkan dalam keadaan ini pulpa mengalami degenerasi/nekrosis yang akan menimbulkan tanda dan gejala negatif, keadaan akan berkelanjutan. Pulpektomi masih dapat dilakukan tetapi keberhasilannya akan menurun karena degenerasi pulpa bertambah luas. Indikasi tersebut di atas ada hubungan dengan faktor-faktor lainnya seperti berapa lama gigi masih ada di mulut, kepentingan gigi di dalam mulut, apakah gigi masih dapat direstorasi, kondisi jaringan apikal.8Pulpektomi juga ada tiga macam, yaitu: pulpektomi vital, devital, dan non vital.9Tujuan pulpektomi pada perawatan gigi desidui adalah:a. Untuk mempertahankan gigi dari bebas infeksib. Pembersihan dan obturasi saluran akar secara biomekanikalc. Membantu resorpsi fisiologis akard. Mempertahankan ruang untuk erupsi gigi permanen.e. Setelah perawatan, proses infeksi harus terselesaikan.Indikasi pulpektomi pada gigi desidui antara lain:a. Gigi dengan prognosis buruk jika pulpa vital dirawatb. Untuk mempertahankan ruangc. Tidak ada resorpsi akar yang beratd. Tidak ada kehilangan tulang sekitar karena infeksie. Adanya harapan gigi untuk dapat direstorasi (SSC)f. Pulpitis ireversibelg. Setidaknya 2/3 dari panjang akar yang tersediah. Perubahan periapikal minimal dengan dukungan tulang yang cukupAdapun kontraindikasi pulpektomi antara lain:a. Gigi dengan mahkota yang tidak dapat direstorasib. Keterlibatan jaringan periradikular dan meluas ke benih gigi permanenc. Resorpsi patologis setidaknya 1/3 akar dengan sebuah fistulous sinus tractd. Resorpsi internal yang berlebihane. Dasar pulpa terbuka luas sampai area bifurkasif. Gigi desidui dengan dentigerous or follicular cysts.g. Kurangnya kerjasama pasienh. Mobilitas yang berlebihanBaik pada pasien kasus 1 (gigi 75) maupun kasus 2 (gigi 84) yang dilakukan perawatan pulpektomi, merupakan indikasi dan dinyatakan berhasil perawatannya berdasarkan foto radiografi periapikal post pengisian saluran akar dan kontrol. Selain itu, pasien tidak ada keluhan. Gigi 75 (kasus 1) dan gigi 84 (kasus 2) dilakukan restorasi GIC. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor.Kesehatan gigi dan mulut pada anak mempunyai peranan yang sangat penting karena merupakan bagian integral dari seluruh kesehatan dan pertumbuhan. Karena itu komunikasi yang efektif antara dokter gigi, anak dan orang tua pasien merupakan komponen yang penting agar dapat menumbuhkan kepercayaan pasien. Hubungan yang efektif antar ketiganya dapat mengurangi keraguan akan perawatan gigi pada anak. Bila dokter gigi tanggap pada respon anak dan orang tua atas informasi yang disampaikannya maka anak dan orang tua akan lebih terbuka dalam mendengar dan belajar. Pedodontic Treatment Triangle adalah gambaran hubungan antar komponen dalam segitiga perawatan pedodontik dimana setiap komponen saling berhubungan erat, posisi anak pada puncak segitiga dan posisi orang tua serta dokter gigi pada masing-masing sudut kaki segitiga. Garis menunjukan komunikasi berjalan dua arah antar masing komponen dan merupakan hubungan timbal balik.7, 12, 13

Gambar 9. Pedodontic Treatment Triangle

KESIMPULANPerawatan gigi dan mulut sejak dini pada anak penting untuk pertumbuhan anak secara umum. Pemeriksaan klinis dan radiografis yang cermat dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa dan menentukan rencana perawatan. Perawatan pulpa pada gigi sulung yang sering dilakukan adalah pulpotomi dan pulpektomi. Kerja sama yang baik antara anak, orang tua dan dokter gigi sangat diperlukan dalam menangani perawatan gigi anak. Pada bermacam kondisi psikologis anak konsep Pedodontic Treatment Triangle mutlak diperlukan agar perawatan yang dilakukan berhasil. Pelaksaan konsep Pedodontic Treatment Triangle akan berhasil dengan baik bila masing-masing komponen dapat saling bekerjasama.Daftar Pustaka1. Bence, R. 1990. Buku Pedoman Endodonti Klinik. Jakarta: Penerbit UI2. Harty, F. J. 1993. Endodonti Klinis. Edisi ketiga. Jakarta: Hipokrates3. Felisa. 2014. Perawatan Penyakit Pulpa Gigi pada Anak. Yogyakarta: UGM4. Andlaw, R. J., Rock, W. P. 1992. Perawatan Gigi Anak: A Manual of Paedodontics. 2nd Ed. Alih Bahasa Agus Djaya. Jakarta: Widya Medika.5. Riyanti E. Pengenalan dan perawatan gigi anak sejak dini. Jakarta: Seminar SehariKesehatan-Psikologi Anak; Mei 29, 2005.6. Rusmana A. 2006. Komunikasi. (Online): http//www.dentalcare.com. Diakses pada 04 November 2012 pukul 05.50 WIB.7. Badrinatheswar GV. 2010. Pedodontics Practice and Management. India: Jaypee brothers Medical Publisher (P) Ltd.8. USU. Perawatan Pulpa Gigi Anak. Pedodontia terapan. Diktat Kuliah: tidak diterbitkan. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara: Medan, Indonesia9. Yan, Lewis Pawis. Tanpa Tahun. Perawatan Pulpa Gigi Anak.10. USU. Stainless Steel Crown. Pedodontia terapan. Diktat Kuliah: tidak diterbitkan. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara: Medan, Indonesia.11. Ratna, I. 2010. Mahkota Baja Nirkarat (Stainless Steel Crown) Pada Gigi Sulung: Tinjauan Korosi Dan Inflamasi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran: Bandung, Indonesia.12. Chandra S. 2007. Textbook of community dentistry. 2nd ed. Delhi: Lordson Publisher (P) Ltd.13. Muthu MS, Sivakumar N. 2009. Pediatric dentistry principles & practice. 1st ed. Elsevier India Pvt. Limited.