laporan_praktikum_fitohormon.docx

9
LAPORAN PRAKTIKUM FITOHORMON PERAN AUKSIN PADA DOMINANSI APIKAL, FOTOTROPISME, DAN GRAVITROPISME Disusun Oleh : KELOMPOK 6 1. Fauzan Rizky Pamungkas (113081440) 2. Hefi Mardiasiwi (113081440) 3. Tria Septiani Subagyo (113081440) 4. Ria Dewi Dili Hastuti (11308144035) Biologi Swadana JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: irfan-muhammad

Post on 17-Nov-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM FITOHORMONPERAN AUKSIN PADA DOMINANSI APIKAL, FOTOTROPISME, DAN GRAVITROPISME

Disusun Oleh : KELOMPOK 61. Fauzan Rizky Pamungkas (113081440)2. Hefi Mardiasiwi (113081440)3. Tria Septiani Subagyo (113081440)4. Ria Dewi Dili Hastuti (11308144035)Biologi Swadana

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2014

PERAN AUKSIN PADA DOMINANSI APIKAL, FOTOTROPISME, DAN GRAVITROPISME

A. Tujuan : 1. Untuk mengamati peranan auksin pada fenomena apical dominansi.2. Untuk mengamati peranan auksin pada fenomena fototropisme.3. Untuk mengamati peranan auksin pada fenomena gravitropisme.

B. DASAR TEORIMeristem adalah jaringan yang sel-selnya tetap bersifat embrional artinya mampu terus menerus membelah diri tak terbatas untuk menambah jumlah sel tubuh (Setjo Sustetyoadi, 2004). Menurut Setjo Sustetyoadi, (2004) sel penyusun meristem biasanya isodioometrik dan berdinding tipis serta relatif lebih kaya protoplas dibandingkan dengan sel-sel jaringan dewasa walaupun tidak menemukan kriteria umum secara morfologis untuk membedakan sel meristem dan sel jaringan dewasa yang belum mengalami spesialisasi. Kemungkinan sl-sel meristematik yang besar atau suatu sel inisiasi, atau sel yang dekat dengan sel inisial makin besar makin banyak vakuolanya.Menurut Setjo Sustetyoadi, (2004) pada permulaan lembaga semua sel membelah terus tetapi pada tahap pembelahan dan pertambahan jumlah sel menjadi terbatas hanya pada daerah yang mengalami diferensiasi atau pada jaringan yang masih bersifat embrionik yang biasa disebut dengan jaringan meristem.Berdasarkan posisi meristem pada tumbuhan meristem dibagi sebagai berikut (Setjo Sustetyoadi, 2004):1. Meristem apikal, yang terdapat pada pucuk sumbu batang dan akar pokok serta cabangnya.2. Meristem interkalar, yang terdapat diantara jaringan dewasa seperti jaringan pada pangkal ruas rumput-rumputan.3. Meristem lateral, yang letaknya pararel dengan lingkaran organ tempat meristem tersebut ditemukan. Meristem apikal dibagi menjadi dua daerah penting yaitu: promeristem, prokambium dan meristem dasar yang dapat dibedakan. Promeristem akan menghasilkan sistem epidermal, meristem apikal daerah prokambium menghasilkan jaringan pengangkut primer dan meristem dasar akan membentuk jaringan dasar pada tumbuhan seperti parenkima dan sklerenkima dan korteks dan empulur serta kolenkima korteks. (Setjo Sustetyoadi, 2004):Pertumbuhan Tanaman dan Dominansi ApikalPertumbuhan tanaman adalah suatu proses yang kompleks yang merupakan proses yang vital menyebabkan suatu perubahan yang tetap pada setiap tanaman atau bagiannya dipandang dari sudut ukuran, bentuk, berat dan volumenya. Pertumbuhan tanaman setidaknya menyangkut beberapa fase atau proses diantaranya berikut (Setjo Sustetyoadi, 2004):1. Fase pembentukan sel.2. Fase perpanjangan dan pembesaran sel.3. Fase diferensiasi sel.Di dalam pertumbuhan tanaman terdapat adanya dominansi pertumbuhan dibagian apeks atau ujung organ, yang disebut sebagian dominansi apikal. Dominansi apikal diartikan sebagai persaingan antara tunas pucuk dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhan (Dahlia, 2001). Sedangkan menurut Chambell (2000) dominansi apikal merupakan konsentrasi pertumbuhan pada ujung tunas tumbuhan, dimana kuncup terminal secara parsial menghambat pertumbuhan kuncup aksilar.Dominansi apikal atau dominasi pucuk biasanya menandai pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu pertumbuhan akar, batang dan daun. Dominansi apikal setidaknya berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan lateral. Selama masih ada tunas pucuk, pertumbuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu dari pucuk (Dahlia, 2001). Dominasi pucuk dapat dikurangi dengan memotong bagian pucuk tumbuhan yang akan mendorong pertumbuhan tunas lateral.Hormon Auksin Pendukung Dominansi ApikalThimann dan Skoog menunjukkan bahwa dominansi apikal disebabkan oleh auksin yang didifusikan tunas pucuk ke bawah (polar) dan ditimbun pada tunas lateral, hal ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasinya masih terlalu tinggi. Konsentrasi auksin yang tinggi ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral yang dekat dengan pucuk (Dahlia, 2001). Auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk tanaman yang akan didistribusikan secara polar yag mampu menghambat pertumbuhan tunas lateral.Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman nama lain dari hormon ini adalah IAA atau Asam Indol Asetat. Hormon auksin ini terletak pada ujung batang dan ujung akar, fungsi dari hormon auksin ini adalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan baik pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat pematangan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. Beberapa fungsi auksin lainnya dalam perkecambahan biji dimana auksin akan mematahkan dormasi biji (biji tidak mau berkecambah) dan akan merangsang proses perkecambahan biji. Perendaman biji atau benih dengan auksin juga akan membantu menaikkan kualitas hasil panen. (Dahlia, 2001).Kerja hormon uaksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin tumbuhan yang ada pada salah satu sisinya disinari cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat sehingga hal ini akna menyebabkan ujung tanamna tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme.Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan jaringan tanaman diduga melalui (Hilman. 1997): a. Mengiduksi sekresi ion H+ keluar sel melalui dinding sel. Pengasaman dinding sel menyebabkan K+ diambil dan pengambila ini mengurangi potensial air dalam sel. Akibatnya air masuk ke dalam sel dan sel membesar.b. Mempengaruhi metabolisme RNA yang berarti metabolisme protein mungkin melalui trasnkripsi molekul RNA. Auksin sintetik yang sering digunakan dalam kultur jaringan tanmana tercantum di dalam tabel di bawah.c. Memacu terjadinya dominansi apikal.d. Dalam jumlah sedikit memacu pertumbuhan akar.Tropisme Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi arah datangnya rangsangan. ContohTropisme yaitu gerak batang tumbuhan ke arah cahaya, gerak akar tumbuhan ke pusat bumi, gerak akar menuju air, dan gerak membelitnya ujung batang atau sulur pada jenis tumbuhan bersulur. (Hanum, 2008).Fototropisme Fototropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan berupa cahaya matahari. Fototropisme disebut juga heliotropisme. Gerak bagian tumbuhan yang menuju kearah cahaya disebut fototropisme positif. Misalnya gerak ujung batang tumbuhan yang membelok kearah datangnya cahaya. Fototropisme merupakan adaptasi tumbuhan untuk mengarahkan tajuknya ke arah cahaya matahari yang sangat penting untuk berlangsungnya proses fotosintesis. Selain itu, fototropisme ini berkaitan erat dengan zat tumbuh yang terdapat pada ujung tumbuhan yang disebut auksin. Pada sisi batang yang terkena cahaya, zat tumbuh lebih sedikit daripada sisi batang yang tidak terkena cahaya. Akibatnya, sisi batang yang terkena cahaya mengalami pertumbuhan lebih lambat daripada sisi batang yang tidak terkena cahaya sehingga batang membelok ke arah cahaya (Hanum, 2008).Di dalam tumbuhan yang sedang tumbuh, auksin dihasilkan pada ujung pertumbuhan, meningkatkan elongasi sel-sel tumbuhan. Konsentrasi auksin lebih besar pada sisi batang yang lebih gelap, sehingga sel-sel di bagian tersebut tumbuh lebih panjang dibandingkan sel-sel yang terkena cahaya. Makanya, pepohonan membengkok ke arah cahaya.(Hanum, 2008).

C. ALAT DAN BAHANAlat :1. Kardus 6 buah 2. Media tanam(polybag diisi tanah)3. Gunting atau pisau4. Penggaris5. Selotip6. Statip/ pemegang7. Busur derajatBahan :1. Bibit tanaman kacang tanah yang seragam2. Lanoline3. IAA 1% +alcohol4. Air5. Tanah

D. CARA KERJA

E. Hasil

F. PembahasanG. Kesimpulan Dan Saran1. Simpulan2. Saran

DAFTAR PUSTAKAChambell. 2000.Biologi. Erlangga: Jakarta.Dahlia. 2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. UM Press: Malang.Hanum. 2008. Pengaruh IAA dalam Pertumbuhan dan Fototropisme.Diakses darihttp://one.indoskripsi. com/judul-skripsi-tugasmakalah /tugas-kuliah-lainnya/kromatografipada tanggal 21 Maret 2014, pukul 14.45 WIBHilman. 1997. Pertumbuhan Tanaman Tinggi. Cakrawala: Yogyakarta.Setjo,Sustetyoadi.2004. Anatomi Tumbuhan. UM Press: Malang.