laporan yudho mantab good beautiful c

32
Pengertian Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan yang berupa bahan lepas. Hutton (1875; dalam Sanders, 1981) menyatakan, “Sedimentary rocks are rocks which are formed by the “turning to stone” of sediments and that sediments, in turn, are formed by the breakdown of yet-older rocks”. O’Dunn & Sill (1986) menyebutkan, “Sedimentary rocks are formed by the consolidation of sediment : loose materials delivered to depositional sites by water, wind, glaciers, and landslides. They may also be created by the precipitation of CaCO 3 , silica, salts, and other materials from solution.” (Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor. Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam dan material lain. Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis. Klasifikasi Umum Berdasarkan tenaga yang mengangakut hasil pelapukan / erosi, dapat digolongkan atas :

Upload: jimmy-chandra

Post on 02-Jan-2016

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blablablabkaga jelascuman buat donlot scribdasdfffffffffsafasfasfafasfasfasfdfffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffsaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahttttttttttttttttttttttttttttttttttttthrEFFFFFFFFFFFFFFFFFFFdsffffffffffffffsdfffffffffffffffffffffffaadaddddddddddddddddddddfaddddddddddddddddddfagdddddddddddddddddddddddgaddddddddgreat okaymantap

TRANSCRIPT

Page 1: laporan yudho  mantab  good  beautiful  c

Pengertian

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan

endapan yang berupa bahan lepas. Hutton (1875; dalam Sanders, 1981)

menyatakan, “Sedimentary rocks are rocks which are formed by the

“turning to stone” of sediments and that sediments, in turn, are formed by

the breakdown of yet-older rocks”. O’Dunn & Sill (1986) menyebutkan,

“Sedimentary rocks are formed by the consolidation of sediment : loose materials delivered to

depositional sites by water, wind, glaciers, and landslides. They may also be created by the

precipitation of CaCO3, silica, salts, and other materials from solution.” (Batuan sedimen adalah

batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi

pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor.

Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam dan

material lain. Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen.

Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar

sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.

Klasifikasi Umum

Berdasarkan tenaga yang mengangakut hasil pelapukan / erosi, dapat digolongkan atas :

a. Sedimen aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air. Contoh: gosong pasir,

flood plain, natural levee, alluvial fan, delta, dan sebagainya.

b. Sedimen aeolis/aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga angin. Contoh : sand

dunes, tanah loss, dan sebagainya.

c. Sedimen glasial, yaitu sedimen yang diangkut oleh tenaga gletser Contoh : morena,

drumline.

Materi partikel ada yang kasar dua ada yang halus cara pengangkutan bermacam-macam, ada

yang terdorong (trection), terbawa secara melompat-lompat (saltion, terbawa dalam duspensi,

ada pula yang (solution). Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan ), batuan sedimen

dibagi menjadi dibagi menjadi tiga, yaitu :

Page 2: laporan yudho  mantab  good  beautiful  c

a. Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping, dolomit, napal, dan

sebagainya.

b. Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya : endapan sungai

(aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun (aeolis), dan sebagainya.

c. Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut, misalnya endapan

delta dan endapan rawa-rawa (limnis).

Pettijohn (1975), O’Dunn & Sill (1986) membagi batuan sedimen berdasar teksturnya

menjadi dua kelompok besar, yaitu batuan sedimen klastika dan batuan sedimen non-klastika.

Batuan sedimen klastika (detritus, mekanik, eksogenik) adalah batuan sedimen yang

terbentuk sebagai hasil pengerjaan kembali (reworking) terhadap batuan yang sudah ada. Proses

pengerjaan kembali itu meliputi pelapukan, erosi, transportasi dan kemudian redeposisi

(pengendapan kembali). Sebagai media proses tersebut adalah air, angin, es atau efek gravitasi

(beratnya sendiri). Media yang terakhir itu sebagai akibat longsoran batuan yang telah ada.

Kelompok batuan ini bersifat fragmental, atau terdiri dari butiran/pecahan batuan (klastika)

sehingga bertekstur klastika.

Batuan sedimen non-klastika adalah batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil

penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu). Proses

pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi /organik, dan

kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara kimia, endapan terbentuk sebagai hasil reaksi

kimia, misalnya CaO + CO2 = CaCO3. Secara organik adalah pembentukan sedimen oleh

aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut

(karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat

penurunan daratan menjadi laut.

Sanders (1981) dan Tucker (1991), membagi batuan sedimen menjadi :

1. Batuan sedimen detritus (klastika)

2. Batuan sedimen kimia

3. Batuan sedimen organik, dan

4. Batuan sedimen klastika gunungapi.

Page 3: laporan yudho  mantab  good  beautiful  c

Batuan sedimen jenis keempat itu adalah batuan sedimen bertekstur klastika dengan

bahan penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan gunungapi.

Graha (1987) membagi batuan sedimen menjadi 4 kelompok juga, yaitu :

1. Batuan sedimen detritus (klastika/mekanis)

2. Batuan sedimen batubara (organik/tumbuh-tumbuhan)

3. Batuan sedimen silika, dan

4. Batuan sedimen karbonat

Batuan sedimen jenis kedua pada umumnya bertekstur non-klastika. Tetapi batuan

sedimen jenis ketiga dan keempat dapat merupakan batuan sedimen klastika ataupun batuan

sedimen non-klastika.

Berdasarkan komposisi penyusun utamanya, batuan sedimen klastika (bertekstur klastika)

dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

1. Batuan sedimen silisiklastika, adalah batuan sedimen klastika dengan mineral penyusun

utamanya adalah kuarsa dan felspar.

2. Batuan sedimen klastika gunungapi adalah batuan sedimen dengan material penyusun

utamanya berasal dari hasil kegiatan gunungapi (kaca, kristal dan atau litik), dan

3. Batuan sedimen klastika karbonat, atau batugamping klastika adalah batuan sedimen klastika

dengan mineral penyusun utamanya adalah material karbonat (kalsit).

Warna Batuan Sedimen

Pada umumnya, batuan sedimen berwarna terang atau cerah, putih, kuning atau abu-abu

terang. Namun demikian, ada pula yang berwarna gelap, abu-abu gelap sampai hitam, serta

merah dan coklat. Dengan demikian warna batuan sedimen sangat bervariasi, terutama sangat

tergantung pada komposisi bahan penyusunnya.

Kekompakan

Proses pemadatan dan pengompakan, dari bahan lepas (endapan) hingga menjadi batuan

sedimen disebut diagenesa. Proses diagenesa itu dapat terjadi pada suhu dan tekanan atmosferik

Page 4: laporan yudho  mantab  good  beautiful  c

sampai dengan suhu 300 oC dan tekanan 1 – 2 kilobar, berlangsung mulai sedimen mengalami

penguburan, hingga terangkat dan tersingkap kembali di permukaan. Berdasarkan hal tersebut,

ada 3 macam diagenesa, yaitu :

1. Diagenesa eogenik, yaitu diagenesa awal pada sedimen di bawah muka air.

2. Diagenesa mesogenik, yaitu diagenesa pada waktu sedimen mengalami penguburan semakin

dalam.

3. Diagenesa telogenik, yaitu diagenesis pada saat batuan sedimen tersingkap kembali di

permukaan oleh karena pengangkatan dan erosi.

Dengan adanya berbagai macam diagenesa maka derajat kekompakan batuan sedimen

juga sangat bervariasi, yakni :

1. Bahan lepas (loose materials, masih berupa endapan atau sedimen)

2. Padu (indurated), pada tingkat ini konsolidasi material terjadi pada kondisi kering, tetapi akan

terurai bila dimasukkan ke dalam air.

3. Agak kompak (padat), pada tingkat ini masih ada butiran/fragmen yang dapat dilepas dengan

tangan atau kuku.

4. Kompak (keras), butiran tidak dapat dilepas dengan tangan/kuku.

5. Sangat kompak (sangat keras, biasanya sudah mengalami rekristalisasi).

Tekstur

Seperti diuraikan di atas, maka batuan sedimen dapat bertekstur klastika atau non

klastika. Namun demikian apabila batuannya sudah sangat kompak dan telah terjadi

rekristalisasi (pengkristalan kembali), maka batuan sedimen itu bertekstur kristalin. Batuan

sedimen kristalin umum terjadi pada batugamping dan batuan sedimen kaya silika yang sangat

kompak dan keras.

Bentuk Butir

Berdasar perbandingan diameter panjang (long) (l), menengah (intermediate) (i) dan

pendek (short) (s) maka terdapat empat bentuk butir di dalam batuan sedimen,

Page 5: laporan yudho  mantab  good  beautiful  c

1. Oblate, bila l = i tetapi tidak sama dengan s.

2. Equant, bila l = i = s.

3. Bladed, bila l tidak sama dengan i tidak sama dengan s.

4. Prolate, bila i = s, tetapi tidak sama dengan l.

Apabila bentuk-bentuk teratur tersebut tidak dapat diamati, maka cukup disebutkan

bentuknya tidak teratur. Pada kenyataannya, bentuk butir yang dapat diamati secara megaskopik

adalah yang berukuran paling kecil granule (kerikil, f ³ 2 mm). Bentuk butir itu dapat disebutkan

seperti halnya pemerian kebundaran di bawah ini.

Gambar empat kelas bentuk butir berdasarkan

perbandingan diameter panjang (l), menengah (i) dan

pendek (s) menurut T. Zingg. Kelas A = oblate (tabular

atau bentuk disk); B = equant (kubus atau bulat); C =

bladed dan D = prolate (bentuk rod).

Kebundaran

Berdasarkan kebundaran atau keruncingan butir sedimen maka Pettijohn, dkk., (1987)

membagi kategori kebundaran menjadi enam tingkatan ditunjukkan dengan pembulatan rendah

dan tinggi. Keenam kategori kebundaran tersebut yaitu:

1. Sangat meruncing (sangat menyudut) (very angular)

2. Meruncing (menyudut) (angular)

3. Meruncing (menyudut) tanggung (subangular)

4. Membundar (membulat) tanggung (subrounded)

Page 6: laporan yudho  mantab  good  beautiful  c

5. Membundar (membulat (rounded), dan

6. Sangat membundar (membulat) (well-rounded).

Gambar kategori kebundaran dan keruncingan butiran sedimen (Pettijohn, dkk., 1987).

Tekstur Permukaan

1. Kasar, bila pada permukaan butir terlihat meruncing dan terasa tajam. Tekstur permukaan

kasar biasanya dijumpai pada butir dengan tingkat kebundaran sangat meruncing-meruncing.

2. Sedang, jika permukaan butirnya agak meruncing sampai agak rata. Tekstur ini terdapat pada

butir dengan tingkat kebundaran meruncing tanggung hingga membulat tanggung.

3. Halus, bila pada permukaan butir sudah halus dan rata. Hal ini mencerminkan proses abrasi

permukaan butir yang sudah lanjut pada saat mengalami transportasi. Dengan demikian butiran

sedimen yang mempunyai tekstur permukaan halus terjadi pada kebundaran membulat sampai

sangat membulat.

Ukuran Butir

Ukuran butir batuan sedimen klastika umumnya mengikuti Skala Wentworth (1922,

dalam Boggs, 1992) seperti pada table di bawah ini.

Butir lanau dan lempung tidak dapat diamati dan diukur secara megaskopik. Ukuran butir

lanau dapat diketahui jika material itu diraba dengan tangan masih terasa ada butir seperti pasir

Page 7: laporan yudho  mantab  good  beautiful  c

tetapi sangat halus. Ukuran butir lempung akan terasa sangat halus dan lembut di tangan, tidak

terasa ada gesekan butiran seperti pada lanau, dan bila diberi air akan terasa sangat licin.

Tabel Skala ukuran butir sedimen (disederhanakan).

Ukuran butir (mm) Nama Butiran Nama batuan

Æ > 256 Boulder / block (bongkah) Breksi

64 – 256 Cobble (kerakal) (bentuk / kebundaran butiran

meruncing)

4 – 64 Pebble Konglomerat

2 – 4 Granule (kerikil) (bentuk / kebundaran butiran

membulat)

1/16 – 2 Sand (pasir) Batupasir

1/16 – 1/256 Silt (lanau) Batulanau

Æ < 1/256 Clay (lempung) Batulempung

Kemas atau Fabrik

1. Kemas tertutup, bila butiran fragmen di dalam batuan sedimen saling bersentuhan atau

bersinggungan atau berhimpitan, satu sama lain (grain/clast supported). Apabila ukuran butir

fragmen ada dua macam (besar dan kecil), maka disebut bimodal clast supported. Tetapi bila

ukuran butir fragmen ada tiga macam atau lebih maka disebut polymodal clast supported.

2. Kemas terbuka, bila butiran fragmen tidak saling bersentuhan, karena di antaranya terdapat

material yang lebih halus yang disebut matrik (matrix supported).

Page 8: laporan yudho  mantab  good  beautiful  c

Gambar di bawah memperlihatkan kemas di dalam batuan sedimen, meliputi bentuk

pengepakan (packing), hubungan antar butir/fragmen (contacts), orientasi butir atau arah-arah

memanjang (penjajaran) butir, dan hubungan antara butir fragmen dan matriks.

Gambar batuan sedimen berkemas butir: paking, kontak dan orientasi butir serta hubungan antara butir

matriks.

Pemilahan

Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, artinya

bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka pemilahan semakin baik.

1. Pemilahan baik, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen tersebut seragam. Hal ini

biasanya terjadi pada batuan sedimen dengan kemas tertutup.

2. Pemilahan sedang, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen terdapat yang seragam maupun

yang tidak seragam.

Page 9: laporan yudho  mantab  good  beautiful  c

3. Pemilahan buruk, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen sangat beragam, dari halus

hingga kasar. Hal ini biasanya terdapat pada batuan sedimen dengan kemas terbuka.

Gambar pemilahan ukuran butir di dalam batuan sedimen.

Porositas (Kesarangan)

Porositas adalah tingkatan banyaknya lubang (porous) rongga atau pori-pori di dalam

batuan. Batuan dikatakan mempunyai porositas tinggi apabila pada batuan itu banyak dijumpai

lubang (vesicles) atau pori-pori. Sebaliknya, batuan dikatakan mempunyai porositas rendah

apabila kenampakannya kompak, padat atau tersemen dengan baik sehingga sedikit sekali atau

bahkan tidak mempunyai pori-pori.

Permeabilitas (Kelulusan)

Permeabilitas adalah tingkatan kemampuan batuan meluluskan air (zat cair).

Page 10: laporan yudho  mantab  good  beautiful  c

1. Permeable (lulus air), jika batuan tersebut dapat meluluskan air, yaitu :

a. Bahan lepas, atau terkompakkan lemah, biasanya berbutir pasir atau lebih kasar.

b. Batuan dengan porositas tinggi, lubang-lubangnya saling berhubungan.

c. Batuan mempunyai pemilahan baik, kemas tertutup, dan ukuran butir pasir atau lebih kasar.

d. Batuan yang pecah-pecah atau mempunyai banyak retakan / rekahan.

2. Impermeable (tidak lulus air), jika batuan itu tidak mampu meluluskan air, yaitu :

a. Batuan berporositas tinggi, tetapi lubang-lubangnya tidak saling berhubungan.

b. Batuan mempunyai pemilahan buruk, kemas terbuka, ukuran butir lanau – lempung. Material

lanau dan lempung itu yang menutup pori-pori antar butir.

c. Batuan bertekstur non klastika atau kristalin, masif, kompak dan tidak ada rekahan.

Secara praktis megaskopis, suatu batuan mempunyai tingkat kelulusan tinggi apabila di

permukaannya diteteskan air maka air itu segera habis meresap ke dalam batuan. Sebaliknya,

batuan mempunyai kelulusan rendah atau bahkan tidak lulus air bila di permukaannya diteteskan

air maka air itu tidak segera meresap ke dalam batuan atau tetap di permukaan batuan.

Struktur Sedimen

1. Struktur di dalam batuan (features within strata) :

a. Struktur perlapisan (planar atau stratifikasi). Jika tebal perlapisan < 1 cm disebut struktur

laminasi.

b. Struktur perlapisan silang-siur (cross bedding / cross lamination).

c. Struktur perlapisan pilihan (graded bedding)

ü Normal, jika butiran besar di bawah dan ke atas semakin halus.

ü Terbalik (inverse), jika butiran halus di bawah dan ke atas semakin kasar.

2. Struktur permukaan (surface features) :

a. Ripples (gelembur gelombang atau current ripple marks)

Page 11: laporan yudho  mantab  good  beautiful  c

b. Cetakan kaki binatang (footprints of various walking animals)

c. Cetakan jejak binatang melata (tracks and trails of crowling animals)

d. Rekahan lumpur (mud cracks, polygonal cracks)

e. Gumuk pasir (dunes, antidunes)

3. Struktur erosi (erosional sedimentary structures)

a. Alur/galur (flute marks, groove marks,linear ridges)

b. Impact marks (bekas tertimpa butiran fragmen batuan atau fosil)

c. Saluran dan cekungan gerusan (channels and scours)

d. Cekungan gerusan dan pengisian (scours & fills)

Pettijohn (1975) membagi struktur sedimen menjadi 2 kelompok besar, yaitu struktur

inorganik (anorganik) dan struktur organik. Struktur anorganik di bagi lagi menjadi struktur

primer (mekanis) dan struktur sekunder (kimiawi).

Kompaksi

Batuan sedimen klastika berbutir kasar (rudites, f > 2 mm) biasanya terdiri dari fragmen

dan matriks. Fragmen adalah klastika butiran lebih besar yang tertanam di dalam butiran yang

lebih kecil atau matriks. Matriks mungkin berbutir lempung sampai dengan pasir, atau bahkan

granule. Sedangkan fragmen berbutir pebble sampai boulder. Mineral utama penyusun batuan

silisiklastika adalah mineral silika (kuarsa, opal dan kalsedon), felspar serta mineral lempung.

Sebagai mineral tambahan adalah mineral berat (turmalin, zirkon), mineral karbonat, klorit, dan

mika. Untuk batuan klastika gunungapi biasanya ditemukan gelas atau kaca gunungapi. Selain

mineral, maka di dalam batuan sedimen juga dijumpai fragmen batuan, serta fosil binatang dan

fosil tumbuh-tumbuhan.

Batuan karbonat (klastika dan non klastika) tersusun oleh mineral kalsit, cangkang fosil

dan kadang-kadang dolomit. Batuan evaporit (non klastika hasil penguapan), utamanya tersusun

oleh mineral gipsum (CaSO4.2H2O), anhidrit (CaSO4) dan halit (NaCl). Batuan sedimen

“ironstone” tersusun oleh mineral oksida besi (hematit, magnetit, limonit, glaukonit dan pirit).

Page 12: laporan yudho  mantab  good  beautiful  c

Batuan sedimen posfat tersusun oleh mineral apatit. Batubara tersusun oleh mineral carbon.

Batuan sedimen silika (chert atau opal)tersusun oleh kuarsa dan kalsedon.

Fragmen dan matriks di dalam batuan sedimen lebih menyatu karena adanya bahan

semen. Bahan penyemen butiran fragmen dan matriks tersebut adalah material karbonat, oksida

besi, dan silika. Semen karbonat dicirikan oleh bereaksinya dengan cairan HCl. Semen oksida

besi, selain tidak bereaksi dengan HCl secara khas berwarna coklat, Semen silika umumnya tidak

berwarna, tidak bereaksi dengan HCl dan batuan yang terbentuk sangat keras. Semen itu tidak

selalu dapat diamati secara megaskopik. Berikut adalah gambar berbagai macam struktur

sedimen.

.

A. Current dan Graded B. Daur Bouma

. .

Page 14: laporan yudho  mantab  good  beautiful  c

Gambar beberapa perbedaan jejak fosil yang menunjukkan fasies sedimentasi

Page 15: laporan yudho  mantab  good  beautiful  c

Tabel klasifikasi struktur sedimen (Pettijohn, 1975).

INORGANIC STRUCTUREORGANIC

STRUCTURE

MECHANICAL (“PRIMARY”)CHEMICAL

(“SECONDARY”)

A. Beddding : geometry

1. Laminations

2. Wavy bedding

A. Solution structures

1. Stylolites

2. Corrosion zone

3. Vugs, oolicasts etc.

A. Petrifactions

B. Bedding internal structures

1. Cross-bedding

2. Ripple-bedding

3. Graded bedding

4. Growth bedding

B. Accretionary structures

1. Nodules

2. Concretions

3. Crystal aggregates

(sperulites & osettes)

4. Veinlets

5. Color banding

B. Bedding (weedia

and other stromatolites)

C. Bedding-plane marking (on surface)

1. Scour or current marks (flutes)

2. Tool marks (grooves etc.)

C. Composite structures

1. Geodes

2. Septaria

3. Cone-in-cone

C. Miscellaneous

1. Borings

2. Tracks and trails

3. Casts and molds

4. Fecal pellets and

coprolites

D. Bedding-plane marking (on surface)

Page 16: laporan yudho  mantab  good  beautiful  c

1. Wave and swash marks

2. Pits and prints (rain etc.)

3. Parting lineation

E. Deformed bedding

1. Load and founder structures

2. Synsedimentary folds and breccias

3. Sandstone dikes and sills

Penamaan Batuan

Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data pemerian (data

deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan komposisi. Pembagian batuan sedimen

silisiklastika umumnya berdasar ukuran butir, ditambah dengan bentuk butir, struktur dan

komposisi (Tabel 3.9), yaitu :

1. Rudit (f > 2 mm), termasuk breksi (fragmen meruncing), konglomerat (fragmen membulat).

Apabila komposisi fragmen batuan secara megaskopik dapat diamati, maka penamaaan

tambahan dapat diberikan berdasarkan komposisi utama fragmen batuan tersebut. Misalnya

breksi andesit, breksi batuapung, konglomerat kuarsa.

2. Arenit, adalah batuan sedimen berbutir pasir (batupasir). Penamaan batupasir ini dapat

ditambahkan berdasar kenampakan struktur sedimen (contoh batupasir berlapis, batupasir

silangsiur), atau komposisi penyusun utamanya, misal batupasir kuarsa.

3. Lutit, terdiri dari batulempung, batulanau, dan serpih. Batulempung berbutir lempung,

batulanau tersusun oleh mineral/fragmen batuan berbutir lanau. Serpih adalah batulempung atau

batulanau berstruktur laminasi.

Page 17: laporan yudho  mantab  good  beautiful  c

Tabel penamaan batuan sedimen klastika secara megaskopis (Huang, 1965).

Tekstur/StrukturKomposisi

mineral/fragmenNama batuan Ciri-ciri khas

Rudit

(2 – 256 mm)

Komposisi sejenis atau

campuran, terutama

dengan rijang, kuarsa,

granit, kuarsit,

batugamping dll.

Konglomerat Fragmen umumnya

bulat atau agak

membulat

Breksi Fragmen umumnya

runcing, dan menyudut

Fanglomerat Kipas aluvial yang

mengalami pembatuan

Pecahan batuan

bercapur dengan semen

Tillit Umumnya tidak

terpisah. Fragmen

batuan terdapat bekas

goresan

Arenit

(1/16 – 2 mm)

Terutama kuarsa 25%,

felspar kalium atau

plagioklas 10-25%.

Pecahan batuan: basal,

riolit, batusabak dll.

Mineral mika, serisit,

klorit, bijih besi.

Arenit atau

batupasir kuarsa

Pemilahan baik dan

bersih

Arkose Pemilahan jelek, warna

abu-abu kemerahan

Batupasir felspatik Lebih dewasa dari

Page 18: laporan yudho  mantab  good  beautiful  c

Graywacke

subgraywacke

arkose antara

graywacke dan arenit

Lutit

(1/16 – 1/256 mm)

Umumnya mineral

lempung, kuarsa, opal,

kalsedon, klorit dan

bijih besi.

Batulanau Antara batupasir dan

serpih

Serpih

Batulumpur

Batulempung

Mudah membelah,

tidak plastis, bila

dipanasi menjadi plastis

Untuk batuan karbonat bertekstur klastika :

1. Kalsirudit, adalah breksi atau konglomerat dengan fragmen batugamping.

2. Kalkarenit, adalah batupasir yang tersusun oleh mineral karbonat.

3. Kalsilutit, adalah batugamping klastis berbutir halus (lanau – lempung).

Untuk batugamping bertekstur non klastika, cukup diberi nama batugamping non

klastika. Apabila di dalam batugamping banyak mengandung fosil maka dapat disebut

batugamping berfosil. Sedangkan batuan karbonat yang sudah tersusun oleh kristal kalsit atau

dolomit disebut batugamping kristalin. Napal adalah terminologi untuk batuan sedimen

berbutir lanau dan lempung, tersusun oleh bahan silisiklastika dan karbonat (Tabel 3.10 dan

Tabel 3.11).

Untuk batuan klastika gunungapi, tata namanya mengikuti batuan piroklastika yang telah

dijelaskan pada acara analisis batuan beku, yaitu terdiri dari tuf (halus dan kasar), batulapili,

breksi gunungapi dan aglomerat (Gambar 3.8). Dalam beberapa hal, secara megaskopik,

warna yang sangat khas dapat ditambahkan untuk penamaan batuan, contoh tuf hijau, batupasir

merah, batulempung hitam dsb.

Page 19: laporan yudho  mantab  good  beautiful  c

Tabel penamaan batuan sedimen non klastika secara megaskopis (Huang, 1965).

Tekstur/Struktur Komposisi

mineral/fragmen

Nama batuan Ciri-ciri khas

Rapat, afanitik,

berbutir kasar,

kristalin, porus, oolit

dan mosaik

Terutama kalsit Batugamping Breaksi dengan HCl,

mengandung organik,

bioklastika,

Terutama dolomit Dolomit Tidak segera bereaksi

dengan HCl, jarang

mengandung fosil,

berbutir sedang

Berbutir halus Kristal halus dengan

mikroorganisme

Kapur Putih – abu-abu

terang, sangat rapuh,

mengandung fosil

Karbonat dan lempung Napal Abu-abu terang,

rapuh, pecahan

konkoidal

Rapat dan berlapis Campuran silika, opal

dan kalsedon dll.

Rijang Warna beragam,

keras, kilap non

logam, konkoidal

Terutama gips

Anhidrit

Terutama malit

Gips Evaporit, tidak sendiri

melainkan berasosiasi

dengan mineral/batuan

lain.

Dijumpai kristal yang

Page 20: laporan yudho  mantab  good  beautiful  c

mengelompok

Masif atau berlapis Mineral fosfat dan

fragmen tulang

Fosforit Diperlukan penentuan

kadar P2O3

Amorf, berlapis, tebal Humus, tumbuhan Batubara, lignit Warna coklat,

pecahan prismatik

Genesis

Berdasarkan data pemerian batuan sedimen tersebut di atas, maka secara genesa dapat

diinterpretasikan mengenai :

1. Asal-usul atau sumber batuan sedimen (provenance)

2. Energi pengangkut (angin, air, es, longsoran, letusan gunungapi atau kombinasi di antaranya),

jaraknya dengan sumber dan proses transportasinya.

3. Lingkungan pengendapan, di darat kering, darat berair tawar (danau, sungai), di pantai atau di

laut (dangkal atau dalam).

4. Diagenesa dan lain-lain.

Tabel Sifat – sifat batuan sedimen yang harus dilakukan pemerian.

Nama

Batuan

Campuran/

semen

/matrix

Fragmen / mineral

pembentuk x)

Warna Besar

butir

Pemilaha

n

Bentu

k

butir

KemasMine

ral

sediki

t

Porosit

as

Keko

m-

paka

n

Breksi X X X X X X X X X X

Konglome

rat

X X X X X X X X X X

T u f a X X X X X X - X X X

Batupasir X X X X X X - X X X

Page 21: laporan yudho  mantab  good  beautiful  c

Batulanau X - X - - - - X - X

Serpih

Lempung

X - X - - - - X - X

Lempung X - X - - - X X - X

Napal X - X - - - X X - X

Gamping X X X X X X - X X X

Dolomit X X X X X X - X X X

Batubara X X X - - - - - - X

Rijang X - X - - - - - - X

Anhidrit X - X - - - - - - X

Fosfat, dll X X X X - - - - - X

X = Sifat yang dimiliki

- = Sifat yang tidak dimiliki

x) = Termasuk jenis mineral lempung

Daftar Pustaka

1. http://pinterdw.blogspot.com/2012/01/batuan-sedimen.html

2. http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_sedimen

3. http://geoenviron.blogspot.com/2011/11/batuan-sedimen.html

4. http://batuan-sedimen-rhy.blogspot.com/

5. http://dulida.blogspot.com/2012/02/jenis-jenis-batuan-sedimen.html

6. http://earlfhamfa.wordpress.com/2009/04/26/batuan-sedimen-sedimentory-rocks/