laporan tugas akhir

Upload: cimran-thea

Post on 14-Jul-2015

1.555 views

Category:

Documents


33 download

TRANSCRIPT

LAPORAN TUGAS AKHIRTRAINER KELISTRIKAN SPLIT AIR CONDITIONING SYSTEM MEREK AKIRA

Disusun oleh:

ASEP HUSNI MUBAROKNIM : 06/193365/NT/11322

PROGRAM DIPLOMA TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2009

Lembar Nomor Persoalan

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROGRAM DIPLOMA TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

TUGAS AKHIRDisusun untuk melengkapi persyaratan kelulusan Program Diploma Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Judul Nomor Persoalan Mata Kuliah Nama Mahasiswa NIM Jurusan : Trainer Kelistrikan Split Air Conditioning System Merek AKIRA : 57/2/PI/SST/06/09 : Peralatan Industri : ASEP HUSNI MUBAROK : 06/193365/NT/11322 : Diploma Teknik Mesin

Yogyakarta, 16 November 2009 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Ir. Susanto Johanes, MT NIP. 195612261987031001

Lembar Pengesahan

TUGAS AKHIR TRAINER KELISTRIKAN SPLIT AIR CONDITIONING SYSTEM MEREK AKIRA Nomor Persoalan : 57/2/PI/SST/06/09

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada : Hari Tanggal Pukul Tempat : Jumat : 13 November 2009 : 13.30 WIB : Program Diploma Teknik Mesin Fakulatas Teknik Universitas Gadjah Mada TIM PENGUJI

Ketua Sekretaris

: Lilik Dwi Setyana, ST., MT : Widia Setiawan, ST., MT

1. . . . . . . . . . 2. . . . . . . . . . 3. . . . . . . . . . 4. . . . . . . . . .

Penguji Utama : Ir. Susanto Johanes, MT Anggota : Aris Hendaryanto, ST

Mengetahui, Ketua Program Diploma Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Ir. Tarmono, MT. NIP. 195401041987031001

LEMBAR PERSEMBAHAN Dalam kesempatan berbahagia yang diliputi penuh syukur, penulis ingin mempersembahkan sebuah laporan sederhana yang masih jauh dari sempurna ini pada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis sadar akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki, tapi dukungan moril yang terus diberikan menjadikan keterbatasan itu bukan sebuah penghalang dalam menempuh tugas akhir ini, rasa terima kasih yang amat besar penulis sampaikan kepada :1. Ibunda tercinta E. Komalasari serta Ayahanda Basir, S.Pd yang tak lelah dan

letih berdoa serta dukungan semangat yang tiap saat diberikan sampai akhirnya penulis bisa seperti sekarang, terima kasih atas semua pengorbanan yang telah diberikan buat ananda, tak akan pernah bisa ananda balas jasa dan kasih sayang yang telah diberikan, mudah-mudahan ini bisa buat ayah dan ibunda tersenyum.2. Adik-adik tercinta Suci Isnaeni dan M. Wildan Al-Gifari yang memberi canda

tawa disetiap waktu, sehingga penulis bisa kembali semangat.3. Yayu Yulianti terima kasih atas perhatian dan kesabaran serta doa yang telah

diberikan kepada penulis.4. Fajar Setiadi dan M. Yunas Amran yang selalu ada di saat-saat sulit dan

senang yang telah menjadi rekan berbagi terima kasih atas semuanya. 5. Iman, Agus, Wira, Tungki, serta anak kos blimbingsari terima kasih atas dukungan nya. 6. Andika, Mario, Restu, Willi, Elibertus, terima kasih teman atas kebersamaannya 7. Semua teman angkatan 2006 yang telah membantu yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Kata PengantarDengan memanjatkan segala puji dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat bagi mahasiswa untuk menempuh ujian akhir jurusan Teknik Mesin Program Diploma, Fakultas Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis menemui berbagai kesulitan namun berkat arahan dan bimbingan dari Dosen Pembimbing akhirnya Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberikan semangat kepada penulis, baik sebelum, selama, maupun hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang setulusnya kepada :1. Dr. Ir. Suhanan, DEA selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Gadjah Mada.2. Ir. Tarmono, MT selaku Ketua Program Diploma Teknik Mesin Fakultas

Teknik Universitas Gadjah Mada.3.

Ir. Susanto Johanes, MT selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir terima kasih atas semua yang telah diberikan, saran, bimbingan serta nasihatnya semua itu jadi ilmu untuk penulis.

4. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Program Diploma Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada. 5. Seluruh keluarga dan teman-teman yang telah memberi dukungan dan bantuan.

6. Semua pihak yang telah membantu penulisan laporan Tugas Akhir ini, baik itu berupa saran, doa, maupun dukungan, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. 7. Segenap staf Tata Usaha Diploma Teknik Mesin UGM yang telah banyak membantu penulis dibidang administrasi. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini, masih terdapat kekurangan dan kesalahan karena segala keterbatasan yang dimiliki penulis, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.

Yogyakarta, 16 November 2009

Penulis

ABSRACTToday, in modern life the air conditioner is needed for manufacturing process in industry, storge, preserving food, transportation, and home necessity. The air condioner is used to control the temperature and thehumidityin the room. So the study aims to construct the Split Air Conditioning System trainer kit to demonstrate the principal of the electrical and the refrigeration system. The method of the study are, the first is conducting library study to get reference about the electrical and refrigeration system in the air conditioning to support the process in making the trainer kit. The second is designing the trainer kit by using AutoCAD and SolidWork. The third is colecting the electrical components which consist of the acrylic and the refrigeration component. The fourth step is assembling and adjusting the electrical and the refrigeration component. The last method is testing the Air Conditining trainer kit. The result of the study shows that the trainer kit can demonstrate th principle of the electrical and the refrigeration system of Akira Split Air Conditioning Sistem.

Approved by

( Birgitta Anggre Hapsari, S.Pd )

DAFTAR ISILEMBAR PERSOALAN................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ iii LEMBAR PERSEMBAHAN............................................................................. iv KATA PENGANTAR........................................................................................ v ABSTRACT......................................................................................................... vii DAFTAR ISI...................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1 1.2 Tujuan........................................................................................................... 2 1.3 Batasan Masalah........................................................................................... 3 1.4 Metodologi Penelitian.................................................................................. 3 1.5 Sistematika Penulisan................................................................................... 3 BAB II. DASAR TEORI 2.1 Pengertian Listrik ........................................................................................ 5 2.2 Teori Atom................................................................................................... 5 2.3 Hakekat Listrik ............................................................................................ 6 2.3.1 Tegangan............................................................................................. 7 2.3.2 Arus Listrik.......................................................................................... 7 2.3.3 Hambatan Listrik................................................................................. 8 2.3.4 Hukum Ohm........................................................................................ 8 2.3.5 Daya..................................................................................................... 9 2.4 Rangkaian Listrik ........................................................................................ 9 2.4.1 Rangkaian Seri.................................................................................... 10

2.4.2 Rangkaian Paralel................................................................................ 11 2.4.3 Rangkaian Seri-Paralel........................................................................ 13 2.5 Teori Elektromegnetik.................................................................................. 14 2.5.1 Magnet dan Kutub-Kutub Magnet...................................................... 14 2.5.2 Medan Magnet dan Sifat Magnet........................................................ 15 2.5.3 Fungsi Induksi Elektromagnetik......................................................... 15 2.6 Komponen Kelistrikan AC........................................................................... 17 2.6.1 Thermostat .......................................................................................... 17 2.6.2 PCB Kontrol ....................................................................................... 17 2.6.3 Kapasitor ............................................................................................ 18 2.6.4 Overload Motor Protector................................................................... 19 2.6.5 Motor Listrik ...................................................................................... 20 2.6.6 Motor Kompresor................................................................................ 20 BAB III. PROSES PEMBUATAN 3.1 Pembuatan Rangka Trainer.......................................................................... 21 3.1.1 Proses Pembuatan Rangka Utama.............................................. 21 3.1.2 Proses Pembuatan Dudukan Kipas Evaporator ......................... 22 3.1.3 Proses Pemasangan Perpipaan.................................................... 23 3.1.4 Proses Pembuatan Dudukan Komponen pada Acrylic............... 24 3.2 Pembuatan Trainer...................................................................................... 26 BAB IV. PEMBAHASAN 4.1 Prinsip Kerja AC ................................................................................... 27 4.2 Pangoperasian dan Panggunaan Trainer AC ......................................... 28 4.2.1 Pengoperasian Kompresor ............................................................ 29 4.2.2 Pengoperasian Fan Kondensor ..................................................... 30 4.2.3 Pengoperasian Fan Evaporator .................................................... 31 4.2.4 Pengoperasian Swing .................................................................... 32

4.3 Sistem Remote Control AC .................................................................. 33 4.31 Cahaya Infra Merah ....................................................................... 33 4.3.2 Receiver Infra Merah .................................................................... 34 BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan............................................................................................. 36 5.2 Saran....................................................................................................... 36 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 37 LAMPIRAN....................................................................................................... 38

DAFTAR GAMBARGambar 2.1 Struktur Atom ............................................................................. 5 Gambar 2.2 Lapisan Kulit pada Atom Tembaga ............................................ 6 Gambar 2.3 Karakteristik Air dengan Listrik ................................................. 7 Gambar 2.4 Arus Searah ................................................................................. 8 Gambar 2.5 Arus Bolak-Balik ........................................................................ 8 Gambar 2.6 Rangkaian Seri............................................................................. 10 Gambar 2.7 Rangkaian Paralel........................................................................ 12 Gambar 2.8 Rangkaian Seri-Paralel................................................................. 13 Gambar 2.9 Magnet Batang............................................................................. 14 Gambar 2.10 Medan Magnet............................................................................. 15 Gambar 2.11 Sifat Magnet................................................................................. 15 Gambar 2.12 Fungsi Induksi Elektromagnetik ................................................. 15 Gambar 2.13 Hukum Tangan Kanan Fleaming................................................. 16 Gambar 2.14 PCB Kontrol................................................................................ 17 Gambar 2.15 Kapasitor Kompresor.................................................................. 18 Gambar 2.16 Overload Motor Protector........................................................... 19 Gambar 2.17 Motor Listrik................................................................................ 20 Gambar 3.1 Desain Rangka Utama.................................................................. 21 Gambar 3.2 Dudukan Kipas Evaporator.......................................................... 22 Gambar 3.3 Penyambungan Pipa..................................................................... 23 Gambar 3.4 Komponen Kelistrikan AC Pada Acrylic..................................... 24 Gambar 3.5 Trainer AC Split AKIRA............................................................. 26 Gambar 4.1 Prinsip Kerja AC Split................................................................. 27 Gambar 4.2 Wiring Diagram AC Split AKIRA.............................................. 28 Gambar 4.3 Wiring Diagram Kompresor........................................................ 29 Gambar 4.4 Wiring Diagram Fan Kondensor................................................. 30 Gambar 4.5 Wiring Diagram Fan Evaporator................................................. 31

Gambar 4.6 Wiring Diagram Swing Motor..................................................... 32 Gambar 4.7 Receiver Infra Merah................................................................... 34

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju berpengaruh kepada semua aspek kehidupan. Industri yang kian banyak yang menandakan berkembangnya produktivitas dari sebuah wilayah, selain memberikan manfaat berupa tersedianya lapangan pekerjaan tetapi juga memberikan dampak yang negatif yakni kian meningkatnya polusi setiap hari. Oleh sebab itu manusia terus berpikir bagaimana caranya ditengah kondisi lingkungan yang sibuk serta panas akibat adanya produktivitas dari pabrik tetap bisa bekerja dalam ruangan yang tetap sejuk serta nyaman. Salah satu faktor pendukung kenyamanan dalam beraktivitas di dalam ruangan yakni dengan dipasangnya AC sebagai penyejuk udara. Air Conditioing (AC) merupakan suatu alat yang mampu mengkondisikan udara. Dalam penggunaannya, AC tidak hanya menyejukkan atau mendinginkan udara, tetapi bisa juga mengatur kebersihan dan kelembaban udara didalam ruangan sehingga tercipta kondisi udara yang berkualitas, sehat, dan nyaman bagi tubuh. Pada dasarnya sebuah unit AC bekerja menyerap panas dari udara di dalam ruangan, kemudian melepaskannya diluar ruangan. Dengan demikian, temperatur udara di dalam ruangan akan berangsur-angsur turun. Udara yang terisap disirkulasikan secara terus menerus oleh blower melewati sirip evaporator. Saat melewati evaporator, udara yang bertemperatur lebih tinggi dari evaporator diserap panasnya oleh bahan pendingin, kemudian dilepaskan didalam ruangan sedangkan kalor atau panas dari dalam ruangan dibawa untuk dilepaskan diluar ruangan ketika aliran refrigeran melewati kondensor.

AC ini terdiri dari dua buah sistem yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yakni sistem kelistrikan dan sistem refrigerasi. Untuk mempelajari sistem yang ada, diperlukan latihan yang lebih untuk dapat memahami kedua sistem tersebut. Oleh sebab itu, penulis merasa perlu untuk membuat alat peraga (Trainer) AC sebagai Tugas Akhir untuk menyelesaikan masa study penulis pada Program Diploma Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Karena banyaknya jenis yang beredar, penulis hanya akan membahas satu dari beberapa macam varian AC. Pada Tugas Akhir ini, penulis akan membahas sistem kelistrikan AC split merek Akira. Hal ini karena tipe split dari Akira adalah produk yang cukup diminati oleh konsumen di Indonesia. 1.2 Tujuan Tujuan dibuatnya trainer AC split ini adalah : 1.2.1 1.2.2 Mempermudah mahasiswa dalam mempelajari sistem kelistrikan AC. Menambah pemahaman mengenai mekanisme sistem kerja dari AC secara keseluruhan baik sistem kelistrikan maupun refrigerasi. 1.2.3 Menambah bahan praktikum yang berupa trainer AC split di laboratorium peralatan industri dengan harapan dapat terus dimanfaatkan sampai ke generasi-generasi berikutnya. 1.3 Pembatasan Masalah1.3.1

Perencanaan pembuatan Trainer Split Air Conditioning. Menjelaskan prinsip kerja komponen kelistrikan pada AC. Rangkaian sistem kelistrikan pada AC.

1.3.2 1.3.3

1.4 Metodologi Penulisan 1.4.1 Observasi Lapangan Metode ini dilakukan dengan cara penulis terjun langsung dengan cara merangkai langsung sistem kelistrikan pada unit AC. 1.4.2 Wawancara Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung kepada orang yang dianggap telah menguasai tentang sistem kerja AC baik kelistrikan, maupun refrigerasi. 1.4.3 Studi Kepustakaan Metode ini dilakukan di perpustakaan untuk memperoleh referensi dasar-dasar teori yang mendukung terhadap pembahasan serta materi yang disajikan. 1.5 Sistematika Penulisan Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menggunakan sistematika penulisan dengan urutan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang, tujuan, pembatasan masalah, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan. Bagian ini merupakan inti dari tugas akhir karena mengapa dan apa yang diharapkan pendahuluan. Bab II Landasan Teori Pada bab ini berisi tentang uraian bahan pustaka dan tentang dasar pengetahuan yang akan dibahas pada penulisan tugas akhir ini. Teori ini diambil dari berbagai literatur yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas untuk membantu menganalisa masalah dan mendapatkan kesimpulan awal. dari pembuatan tugas akhir ini terdapat dalam

Bab III

Pembuatan Trainer Pada bab ini berisi tentang sistematika pembuatan trainer AC split Akira. Pada bab ini akan dibahas tentang proses, bahan, serta alat yang dipakai pada saat pembuatan dan peletakan komponen-komponen kelistrikan AC pada trainer.

Bab IV

Pembahasan Pada bab ini berisi tentang cara pengoperasian dan pembahasan kelistrikan trainer AC.

Bab V

Penutup Pada bab ini merupakan tahapan kesimpulan akhir dari keseluruhan penulisan tugas akhir dan saran bagi penulis agar dapat menjadi lebih baik.

BAB II LANDASAN TEORI2.1 Pengertian Listrik Listrik adalah salah satu bentuk energi yang tidak tampak atau tidak bisa dilihat secara kasat mata tetapi dapat dirasakan manfaat dan akibatnya. Listrik barasal dari kata electric yang diambil dari kata electron yang merupakan bagian dari atom. 2.2 Teori Atom Struktur dasar dari sebuah atom terdiri dari proton dan neutron yang dikelilingi oleh elektron yang beredar mengelilingi inti atom pada orbitnya. Struktur dasar ini ada pada semua elemen, tapi tiap elemen mempunyai kombinasi yang unik dari tiap elektron, proton dan neutronnya.

Gambar 2.1 Struktur Atom Elektron-elektron tersebut berputar mengelilingi inti (nucleus) pada orbitnya yang dikenal dengan kulit (shell), yang biasanya diberi simbol K, L, M, N, dan seterusnya, dimana simbol K merupakan kulit terdalam dari sebuah atom. Setiap kulit hanya terdiri dari sejumlah elektron tertentu. Kulit L hanya dapat berisi maksimal 2 elektron, kulit L maksimal 8 elektron, kulit M maksimal 18

elektron, dan kulit N maksimal berisi 32 elektron. Jumlah kulit pada setiap atom tergantung pada elemennya. Untuk atom tembaga misanya, mempunyai 29 elektron, untuk tembaga ini terdiri dari tiga kulit yang berisi penuh dan kulit terluar yakni kulit N hanya berisi 1 elektron. Kulit terluar ini disebut kulit valensi (valence shell), dan elektron pada kulit terluar ini disebut dengan elektron valensi (valence electron).

Gambar 2.2 Lapisan Kulit Pada Atom Tembaga 2.3 Hakeket Listrik Tegangan (voltage) bila diibaratkan adalah perbedaan ketinggian diantara dua wadah yang didalamnya berisi air yang menyebabkan terjadinya aliran. Makin tinggi perbedaan ketinggian air pada kedua wadah, makin kuat keinginan air untuk mengalir. Arus listrik diibaratkan jumlah atau volume air yang mengalir setiap detiknya melalui pipa. Sedangkan resistansi (tahanan) diibaratkan semua hambatan yang dijumpai air saat ia mengalir di dalam pipa. Makin besar pipa, makin kecil hambatan alirnya, maka makin besar arus air yang mengalir dan begitu sebaliknya.

Gambar 2.3 Karakteristik air dengan listrik 2.3.1 Tegangan (Voltage) Tegangan atau beda potensial adalah energi yang dibutuhkan oleh muatan listrik untuk melewati suatu elemen yang diukur dalam satuan Volt (V). 2.3.2 Arus Listrik Arus merupakan perubahan muatan listrik terhadap waktu atau muatan listrik yang mengalir per satuan waktu dengan simbol I, dengan kata lain arus adalah muatan yang bergerak. Arus terbagi menjadi dua macam, yakni arus searah (Direct Current), dan arus bolak-balik (Alternating Current). Arus Searah (Direct Current)

a.

Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan waktu, artinya dimanapun meninjau arus tersebut pada waktu berbeda akan mendapatkan nilai yang sama.

Gambar 2.4 Arus Searahb. Arus Bolak-Balik (Alternating Current)

Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah setiap saat.

Gambar 2.5 Arus Bolak-Balik 2.3.3 Hambatan Listrik Hambatan listrik atau sering dikenal dengan sebutan resistor adalah kemampuan suatu bahan atau elemen untuk menghambat aliran arus listrik, dengan satuan Ohm atau sering disimbolkan dengan lambang omega (). 2.3.4 Hukum Ohm (Ohm Law) Tegangan atau voltase, arus dan tahanan adalah komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Untuk mendapatkan nilai arus yang besar maka hambatan harus kecil, begitupun sebaliknya agar nilai hambatan besar maka arus yang ada harus kecil. Dengan kata lain arus berbanding lurus dengan

voltase dan berbanding terbalik dengan tahanan, teori ini bisa ditulis dengan rumus seperti berikut :

V I R

= Tegangan listrik yang diberikan pada sirkuit atau rangkaian dalam Volt (V) = Arus listrik yang mengalir pada sirkuit dalam Ampere (A) = Tahanan pada sirkuit, dalam Ohm ()

2.3.5 Daya Daya adalah prosentase usaha yang dilakukan oleh listrik selama waktu tertentu. Daya sebanding dengan voltase dikalikan dengan arus. Daya (P) = Voltage (V) x Arus (I), dimana ; P V I = Daya (W) = Tegangan listrik (V) = Arus listrik (A)

2.4 Rangkaian Listrik Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu. Ada beberapa jenis rangkaian yang sering digunakan pada saat pemasangan, diantaranya adalah : 1. Rangkaian Seri 2. Rangkaian Paralel 3. Rangkaian Seri-Paralel

Setiap rangkain mempunyai nilai tahanan yang berbeda, nilai tahanan secara keseluruhan dari sebuah rangkaian disebut dengan tahanan total, adapun cara untuk menghitung nilai tahanan, arus, serta tegangan dari setiap rangkaian adalah berbeda. 2.4.1 Rangkaian Seri Rangkain seri merupakan sebuah rangkaian apabila dua buah benda atau lebih terhubung hanya pada satu jalur sebagai jalan untuk mengalirnya arus. Rangkaian seri disusun kombinasi oleh beberapa elemen secara seri, arus yang mengalir berasal dari terminal positif baterai menuju terminal negatif baterai.

Gambar 2.6 Rangkain Seri Pada rangkaian seri, jumlah arus yang mengalir selalu sama pada setiap komponen dalam rangkaian tersebut. Sedangkan tahanan total adalah sama dengan jumlah dari masing-masing tahanan R1, R2 dan R3. Dengan adanya tahanan listrik di dalam sirkuit, maka bila ada arus listrik yang mengalir akan menyebabkan tegangan turun setelah melewati tahanan. Besarnya perubahan tegangan dengan adanya tahanan disebut dengan penurunan tegangan (voltage drop). Pada rangkaian seri, penjumlahan penurunan tegangan setelah melewati tahanan akan sama dengan tegangan sumber (Vt).

Adapun rumus arus listrik, tahanan dan tegangan pada rangkaian seri adalah sebagai berikut :

Kuat arus I yang mengalir pada rangkaian seri besarnya sama pada R1, R2 dan R3, sehingga dapat dihitung menjadi :

Bila arus I mengalir pada sirkuit atau rangkaian, penurunan tegangan V 1, V2 dan V3 setelah melewati R1, R2 dan R3 dihitung dengan Hukum Ohm.

2.4.2 Rangkian Paralel Rangkain paralel adalah rangkaian yang setiap satu terminal tahanan atau resistor atau lampu terhubung dengan terminal positif baterai, dan terminalterminal lainnya terhubung menjadi satu pada terminal negatif baterai.

Gambar 2.7 Rangkaian Paralel Pada rangkaian paralel, tegangan sumber (baterai) V adalah sama pada seluruh tahanan. Sedangkan jumlah arus I adalah sama dengan jumlah arus I1, I2 dan I3 yaitu arus yang mengalir melalui masing-masing resistor R1, R2 dan R3. Adapun rumus arus listrik, tahanan dan tegangan pada rangkaian seri adalah sebagai berikut :

Kuat arus I yang mengalir pada R1, R2 dan R3, dapat dihitung menjadi :

2.4.3 Rangkaian Seri-Paralel Tipe penyambungan rangkaian seriparalel yaitu sebuah tahanan (R1) dan dua atau lebih tahanan (R2 dan R3 dan seterusnya) dirangkaikan di dalam satu sirkuit. Rangkaian seriparalel merupakan kombinasi (gabungan) dari rangkaian seri dan paralel dalam satu sirkuit.

Gambar 2.8 Rangkaian Seri-Paralel Tahanan total dalam rangkaian seri-paralel dihitung dengan langkah sebagai berikut :a. Menghitung tahanan pengganti (RPengganti), yaitu gabungan tahanan R2 dan R3

yang dihubungkan secara paralel.

b. Menghitung tahanan total, yaitu gabungan tahanan R1 dan RPengganti yang

dihubungkan secara seri.

Besar arus yang mengalir melalui rangkaian dihitung :

Tegangan yang bekerja pada R1 (V1) dan pada R2 dan R3 (Vpengganti) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

2.5 Teori Elektromagnetik 2.5.1 Magnet dan Kutub-kutub Magnet Material yang mempunyai sifat magnet disebut magnet. Magnet mempunyai beberapa bentuk diantanya : magnet batang, magnet berbentuk hurup U, magnet bulat, dan lain-lain. Bagian yang mempunyai sifat yang paling kuat terletak pada ujung-ujung magnet. Magnet terdiri dari 2 kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan

Gambar 2.9 Magnet Batang 2.5.2 Medan Magnet dan Sifat Maget Medan magnet adalah wilayah disekitar magnet yang masih dipengaruhi oleh gaya magnet.

Gambar 2.10 Medan Magnet Jika dua magnet dihubungkan secara horizontal satu sama lain, kutub magnet yang sama akan tolak menolak, kutub magnet yang berlawanan akan tarikmenarik.

Gambar 2.11 Sifat Magnet 2.5.3 Fungsi Induksi Elektro magnetik

Gambar 2.12 Fungsi Induksi Elektromagnetik Gambar di atas menunjukkan sebuah magnet digerakkan secara cepat ke dalam sebuah kumparan. Jika magnet bergerak seperti itu di dalam kumparan, tegangan akan dihasilkan dan lampu akan menyala. Sebaliknya jika magnet

diam, maka lampu akan mati. Hal ini terjadi karena terjadi perubahan jumlah garis-garis gaya magnet yang melalui kumparan sehingga kumparan menghasilkan tegangan. Secara umum hal ini disebut fungsi induksi elektromagnet.

Gambar 2.13 Hukum Tangan Kanan Fleming Sebuah fenomena yang disebut hukum tangan kanan yaag terjadi antara arah garis-garis gaya magnet, konduktor yang berada di dalamnya digerakkan dan arah gaya gerak induksi (arah arus listrik). Seperti ditunjukkan pada gambar di atas jika jari tangan listrik di bengkokkan maka telunjuk menunjukkan arah garis-garis gaya magnet, ibu jari menunjukkan arah gerakan konduktor dan jari tangan menunjukkan arah gaya gerak listrik induksi. Komponen Kelistrikan AC2.6.1 Thermostat

2.6

Thermostat adalah alat untuk mengatur temperatur, thermostat ini dipasang pada evaporator sebagai pendeteksi suhu ruangan. Thermostat dibagi menjadi beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan bahan dan sistem yang digunakan, antara lain : elektric thermostat, pneumatic thermostat dan electronic thermostat. Electronic Thermostat menggunakan resistan termometer untuk mendeteksi suhu. Resistan termometer adalah elemen resistan yang sensitif terhadap perubahan suhu. Nilai resistannya akan berubah bila suhunya juga berubah.

Elemen resistan tersebut dihubungkan ke salah satu kaki sirkuit jembatan Wheat Stone. 2.6.2 PCB Kontrol PCB kontrol merupakan komponen yang mempunyai peranan penting pada AC, yaitu alat pengatur keseluruhan kerja pada AC, bila dibandingkan dengan organ tubuh manusia fungsi PCB kontrol menyerupai otak manusia. Pada komponen PCB kontrol terdiri dari bermacam-macam alat elektronik, seperti thermostat, IC, fuse , relay, dan alat elektronik lainnya. Fungsinya pun beragam, mulai dari mengontrol kecepatan indoor blower, sampai menyalakan dan menon aktifkan AC.

Gambar 2.14 PCB Kontrol 2.6.3 Kapasitor Kapasitor merupakan alat elektronik yang berfungsi sebagai penyimpan muatan listrik sementara. Besarnya muatan yang bisa ditampung tergantung dari kapasitas kapasitor. Satuan dari kapasitas kapasitor adalah Farad (F). Biasanya kapasitor difungsikan sebagai penggerak motor kompresor pertama kali atau start kapasitor. Dengan bantuan start kapasitor hanya dibutuhkan waktu yang relatif singkat untuk membuat motor kompresor mencapai putaran penuh, lama

atau singkatnya waktu yang dibutuhkan tergantung dari jumlah muatan listrik yang tersimpan pada kapasitor. Apabila motor kompresor telah mencapai putaran maksimal, secara otomatis hubungan listrik pada kompresor digantikan oleh listrik sentral (PLN). Kapasitor akan kembali mengisi muatan dan digunakan kembali sewaktu-waktu ketika akan menyalakan kompresor untuk pertama kalinya. Pada unit AC, biasanya terdapat dua start kapasitor, yaitu sebagai penggerak kompresor dan motor kipas (fan). Pada kompresor AC bertenaga 0,5-2 PK memiliki start kapasitor berukuran 15-50 F. Pada motor kipas (fan indoor atau outdoor) memiliki start kapasitor berukuran 1-4 F.

Gambar 2.15 Kapasitor Kompresor 2.6.4 Overload Motor Protector

Overload Motor Protector (OMP) merupakan alat pengaman motor listrik kompresor. Kerja OMP dikendalikan oleh sensor panas yang terbuat dari campuran bahan logam dan non logam (bimetal). Batang bimetal inilah yang membuka dan menutup arus listrik secara otomatis ke motor listrik. Ketika bimetal dilewati arus listrik tinggi secara terus-menerus atau kondisi kompresor

terlalu panas, bimetal akan membuka sehingga arus yang menuju kompresor akan terputus, begitu juga sebaliknya ketika suhu kompresor turun maka bimetal akan menutup sehingga arus listrik akan mengalir menuju ke kompresor dan kompresor akan kembali bekerja. Penempatan OMP pada kompresor hermetik ada dua macam, yaitu external OMP (diletakan di luar body kompresor) dan internal OMP (diletakan didalam kompresor). Biasanya external OMP digunakan untuk mesin kompresor AC yang tidak terlalu besar (0,5-1 PK), sedangkan internal OMP banyak pada mesin kompresor AC yang besar (1,5-2 PK).

Gambar 2.16 Overload Motor Protector 2.6.5 Motor Listrik Motor listrik berfungsi menggerakkan kipas (outdoor) dan blower (indoor). Bentuk dan ukuran motor listrik outdoor dan indoor berbeda, untuk membantu memaksimalkan putaran baik pada motor listrik outdoor maupun indoor, dibutuhkan start kapasitor yang berfungsi membantu menstabilkan pergerakan motor listrik pertama kali sampai mencapai putaran penuh. Selanjutnya fungsi start kapasitor akan digantikan oleh arus listrik PLN untuk memutar kedua motor listrik tersebut.

Gambar 2.17 Motor listrik indoor blower

2.6.6 Motor Kompresor Seperti namanya, motor kompresor berfungsi menggerakkan mesin kompresor. Ketika motor bekerja, kompresor akan berfungsi sebagai sirkulator bahan pendingin menuju ke seluruh bagian sistem pendingin. Umumnya, motor kompresor dikemas menjadi satu unit dengan kompresornya. Serupa dengan motor kipas, untuk start awal motor kompresor juga menggunakan bantuan kapasitor.

BAB III PROSES PEMBUATAN TRAINER3.1 Pembuatan Rangka Trainer

3.1.1 Proses Pembuatan Rangka Utama Alat dan Bahan : 1) 2) 3) Besi Kotak Berongga Ukuran 3x3 cm Gerinda tangan, kikir dan amplas Mesin las SMAW 4) Elektroda 5) Penggaris siku 6) Paku, dempul, palu

Gambar 3.1 Desain Rangka Utama

Keterangan Gambar : Panjang : 75 cm Lebar : 65 cm

Tinggi

: 160 cm

Langkah Kerja :

1) Menggambar desain menggunakan Inventor 5 2) Menyiapkan alat dan bahan 3) Memotong besi kotak dengan ukuran yang telah ditentukan 4) Merakit potongan tersebut dengan menggunakkan mesin las sesuai dengan gambar desain. 5) Merapihkan hasil pengelasan dengan gerinda tangan kemudian didempul untuk meratakan permukaan sambungan. 6) Mengecat rangka yang telah selesai dirakit 7) Melapisi bagian meja pada kerangka utama dengan plat alumunium dengan tebal 0,7 mm.

3.1.2

Proses Pembuatan Dudukan Kipas Evaporator

Alat dan Bahan : 1) Besi Plat Tebal 0,3 cm 4) Bor tangan

2) Gerinda tangan, kikir dan amplas 3) Mesin las

Gambar 3.2 Desain Dudukan Evaporator

Langkah Kerja : 1) Menggambar desain menggunakan Auto CAD 2008 2) Menyiapkan alat dan bahan 3) Memotong besi plat dengan ukuran yang telah ditentukan 4) Mengebor dengan diameter yang telah ditentukan 5) Menekuk besi plat dengan radius yang telah ditentukan 6) Merakit potongan tersebut dengan menggunakan mur dan baut M5x0.8 sesuai dengan gambar desain. 7) Mengecat rangka yang telah selesai dirakit

3.1.3

Proses Pemasangan Sistem Perpipaan

Alat dan Bahan : 1) Pipa tembaga 5/8 dan 5) Pembengkok pipa (tube bender) 2) Pemotong pipa (tubbing cutter) 6) Kunci inggris (adjustable wrench) 3) Reamer 4) Flaring/swaging tool 7) Meteran

Gambar 3.3 Penyambungan Pipa

Langkah Kerja : 1) 2) 3) 4) 5) 6) Menyiapkan alat dan bahan Meluruskan pipa yang masih dalam bentuk rol atau gulungan Memotong pipa tembaga dengan ukuran yang telah ditentukan Mengembangkan diameter ujung pipa untuk sambungan Membengkokkan pipa tembaga dengan radius yang telah ditentukan Mengencangkan baut pada sistem flaring

3.1.4 Alat dan Bahan :

Proses Pembuatan Dudukan Komponen pada Acrylic

1) Acrylic tebal 5 mm ukuran 90 x 90 cm 2) Stiker dan spidol permanen

6) Lem 7) Mur, ring dan baut 8) Gergaji 9) Kertas

3) Komponen kelistrikan indoor dan outdoor unit 4) Bor tangan, kikir dan amplas 5) Isolasi

Gambar 3.4 Komponen Kelistrikan AC Split pada Acrylic

Langkah Kerja : 1) 2) Menyiapkan alat dan bahan Membuat gambar mal komponen kelistrikan AC split Akira untuk menentukan letak komponen pada acrylic 3) 4) Menentukan letak komponen-komponen pada acrylic Menggambar komponen kelistrikan AC split Akira menggunakan program AutoCad 2008 5) 6) 7) 8) Mencetak hasil gambar Memfotocopy hasil gambar yang telah dicetak. Menyablon dengan menggunakan bahan finil. Membersihkan sisa-sisa lem yang masih menempel pada acrylic dengan menggunakan minyak tanah. 9) 10) Membuat dudukan komponen pada acrylic Melakukan proses penyablonan pada acrylic yang akan disablon

11) 12) 13)

Menempelkan stiker pada acrylic Mengecat acrylic Memasang semua komponen kelistrikan AC split Akira pada acrylic sesuai dengan tempat yang telah ditentukan.

3.2 Pembuatan Trainer Langkah Kerja : 1) Memasang evaporator dan kondensor pada kerangka utama. 2) Memasang acrylic yang telah dipasangi komponen kelistrikan (indoor unit dan outdoor unit) AC Akira pada kerangka utama 3) Memasang instalasi perpipaan pada kondensor dan evaporator

Gambar 3.5 Trainer AC Split AKIRA

BAB IV PEMBAHASAN DAN PENGGUNAAN TRAINER UNIT 4.1 Prinsip Kerja AC Pada dasarnya AC memiliki dua sistem yang saling mendukung satu dengan yang lainnya, sistem tersebut adalah siklus refrigeran serta sistem kelistrikan yang menjadi pendukung terjadinya siklus refrigeran pada sistem pendingin ini

yang bekerja secara terus-menerus melalui komponen utama sistem pendingin yang berupa kompresor, kondensor, pipa kapiler dan juga evaporator. Pada waktu melewati komponen utama pendingin, refrigeran akan mengalami perubahan wujud, temperatur serta tekanan.

Gambar 4.1 Prinsip Kerja AC Split

4.2 Pengoperasian dan Penggunaan Trainer AC Pada waktu sistem telah terhubung dengan sumber arus utama dan siap untuk dioperasikan, remote control diposisikan ON saat itu sistem akan berjalan, fan motor evaporator berputar dengan mode yang bisa dipilih, baik itu pelan, sedang, maupun cepat dan stepping motor berputar untuk menggerakan swing. Selang beberapa saat motor kompresor dan motor fan kondensor pun mulai berputar.

Gambar 4.2 Wiring Diagram AC Split AKIRA Pada saat saklar di ON kan dan tombol ON pada remote control ditekan, arus listrik mengalir dari sumber menuju ke PCB, kemudian pada saat arus mengalir ke PCB tegangan 220 V AC dari sumber listrik terlebih dahulu akan dirubah menjadi 12 VDC dengan menggunakan transformer dan dioda sebagai penyearah arus. Tujuannya untuk menjalankan controller atau IC yang ada pada receiver dan dengan controller tersebut akan memberi input pada semua komponen untuk bekerja termasuk relay-relay yang ada di receiver itu. Setelah relay aktif maka tegangan 220 V AC akan mensuplai kebutuhan setiap komponen yang ada, baik itu untuk indoor unit maupun outdoor unit. 4.2.1 Pengoperasian Kompresor Tegangan 220 V dari sumber terlebih dahulu dirubah menjadi arus 12V DC dengan bantuan trafo dan juga dioda guna menghidupkan sistem yang ada pada control board dan menggerakan relay kompresor. Untuk menghidupkan kompresor yakni dimulai dengan menghubungkan pin load atau fhase menuju power suplly yang telah terhubung dengan control board, pertama kali masuk control board arus menghidupkan relay kompresor, selanjutnya keluaran relay

kompresor ini dihubungkan menuju over load protector yang pada panel diwakili oleh in compressor. Pin keluaran overload dihubungkan menuju pin C atau common pada kompresor, sedangkan pin R dan S pada kompresor mendapat hubungan dengan kapasitor, yang berfungsi sebagai srart kapasitor yang digunakan untuk hidup. membantu menghidupkan motor kompresor pada saat pengoperasian pertama kali. Setelah semua terangkai maka kompresor akan

Gambar 4.3 Wiring Diagram Kompresor 4.2.2 Pengoperasian Fan Kondensor Untuk menghidupkan fan motor kondensor arus dari sumber masuk, kemudian pin load yang telah mendapat arus yang ada pada panel dihubungkan dengan power supply yang telah terhubung dengan control board, dengan demikian control board aktif dan menghidupkan sistem yang ada, pada control board tersebut terdapat socket yang nantinya akan digunakan untuk menghubungkan pin in fan condensor pada panel dengan pin fan kondensor

sehingga mendapat arus, sedangkan dua pin yang lain pada fan condensor mendapat pin start kapasitor yang bertugas membantu start awal ketika fan pertama kali dihidupkan, setelah motor fan hidup maka tugas kapasitor diganti dengan arus utama dari PLN.

Gambar 4.4 Wiring Diagram Fan Kondensor

4.2.3 Pengoperasian Fan Evaporator Arus masuk melalui pin load pada panel yang selanjutnya dihubungkan dengan pin power supply yang sudah terhubung dengan control board, pertama masuk control board arus menghidupkan relay fan motor evaporator yang terdiri dari relay low, relay medium, dan relay high. Ketiga relay tersebut dihubungkan dengan pin low, medium dan high pada panel depan sedangkan dua pin yang lain adalah netral dan fhase. Pada saat semua sudah terhubung maka ketika remote

control pada posisi ON fan motor hidup dan bisa dipilih mode kecepatanny, baik low, medium maupun high.

Gambar 4.5 Wiring Diagram Fan Evaporator

4.2.4 Pengoperasian Swing motor Tegangan yang digunakan pada swing motor ini adalah 12V DC, jadi pada saat masuk PCB tegangan 220 V AC akan dirubah dengan bantuan trafo untuk menurunkan tegangan agar bisa menghidupkan sistem dan dengan bantuan dioda sebagai penyerah arus. Ketika tegangan telah menjadi 12V DC langkah selanjutnya adalah menghubungkan pin stepping motor yang terhubung dengan control board dan stepping motor yang terhubung dengan motor step pada swing.

Pada saat semua pin terhubung dan sistem diposisikan pada keadaan ON dengan menghidupkan remote control maka swing akan bergerak, untuk pergerakan swing sendiri bisa dioperasikan secara otomatis serta manual tergantung mode yang dipilih pada remote.

Gambar 4.6 Wiring Diagram Swing Motor

4.3 Sistem Remote Control AC Sistem remote control untuk AC yang ada sekarang telah banyak mengalami perubahan yang begitu pesat seiring berjalannya waktu serta berkembangnya teknologi yang kian maju dari mulai selector switch, sistem remote dengan penghubung kabel, dan untuk yang terbaru dan dipakai hingga saat ini adalah remote control dengan menggunakan infra merah.

Seiring dengan kemajuan jaman, kebutuhan akan alat elektronik makin meningkat, sistem canggih yang ditanam seperti pada peralatan audio termasuk AC sekarang banyak menggunakan kendali remote control dengan infra merah. Banyak perbedaan penggunaan sistem pengkodean, dan secara umum perbedaan rancangan menggunakan kode yang berbeda dan jumlah data yang berbeda pula untuk transmisi. 4.3.1 Cahaya Infra merah Cahaya infra merah tidak dapat menembus bahan-bahan yang tidak dapat melewatkan cahaya, sehingga cahaya infra merah tetap mempunyai karakteristik seperti halnya cahaya yang nampak oleh mata. Pada pembuatan komponen yang dikhususkan untuk penerima cahaya infra merah, dibuat khusus sehingga dapat mengurangi cahaya non-infra merah. Oleh sebab itu sensor infra merah yang baik biasanya jendelanya (pelapis yang terbuat dari silicon) berwarna biru tua ke ungu-unguan.

4.3.2 Receiver Infra Merah

1

2

3

Gambar 4.7 Receiver Infra Merah Pada Receiver control ini terdiri dari 3 bagian utama yaitu: 1. Panel Relay - Relay Kompresor 12 VDC - Relay Kondensor 12 VDC - Dan Relay Evaporator 12 VDC - Socket input Fasa dan Netral - Socket In Kompresor dan In Kondensor 2. Panel controller - Sensor Temperatur - Controller - Buzzer 3. Panel Indikator, terdapat: - lampu-lampu indikator - dan receiver sensor.

Cara kerja dari PCB ini adalah ketika arus dari sumber masuk terlebih dahulu akan melalui trafo untuk menurunkan tegangan, setelah itu masuk dioda

untuk dirubah arusnya menjadi DC, setelah PCB beroperasi maka sistem yang ada di dalamnya akan beroperasi pula seperti relay-relay yang akan mensuplai kebutuhan arus AC, lampu indikator, serta sensor temperatur. Selain itu akan menghidupkan pula IC sebagai pengontrol, pada waktu AC dioperasikan dengan menggunakan remote maka IC ini lah yang akan memberi perintah pada komponen lain untuk beroperasi sesuai dengan perintah yang diberikan pada remote control.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Dari hasil pembuatan trainer dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1) Setelah dilakukan pengujian pada trainer selama 15 menit sistem kelistrikan pada trainer sudah bekerja dengan baik, hal ini ditunjukan dengan berjalannya sistem yang ditandai dengan beroperasinya semua komponen yang ada sesuai fungsinya masing-masing seperti : berputarnya fan evaporator dan kondensor serta komponen lain.2) Start kapasitor berfungsi untuk memulai proses kerja motor kompresor,

kondensor dan fan evaporator pada saat pertama kali dihidupkan.

5.2 Saran 1) Perawatan trainer yang rutin sangat diperlukan hal ini bertujuan untuk menjaga usia trainer supaya lebih awet, yakni dengan cara dilakukan pembersihan komponen sesaat sebelum dan setelah pelaksanaan praktikum. 2) Lakukan pengecekan komponen sebelum melakukan perakitan, hal ini bertujuan agar apabila ada komponen yang rusak ataupun terlepas bisa dilakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum di rangkai.3) Hindari menghidup-matikan AC terlalu sering, sebab bila AC terlalu sering

hidup-mati usia AC bias lebih pendek.

DAFTAR PUSTAKAAnonim,____, Draft Modul Kuliah Listrik Dasar, Yogyakarta, Diploma Teknik Mesin FT UGM. Arismunandar Wiranto dan Saito Heizo, 2005, Penyegaran Udara, PT. Prandya Paramita. Stocker, F.W. dan Jones W. J., 1996, Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, Erlangga, Jakarta. Sumanto,_____, Dasar-dasar Mesin Pendingin, Andi, Yogyakarta. Zuhal dan Zhanggischan, 2004, Prinsip Dasar Elektronika, PT. Gramedia Pustakaa Utama, Jakarta.

STRANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP) Trainer ac split

LAB. PERALATAN INDUSTRI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK MESIN

Langkah Umum Penggunaan Trainer : 1) Berdoa2) Membaca buku panduan penggunaan trainer 3) Membaca wiring diagram

4) Mulai merangkai sistem 5) Menjalankan sistem 6) Mencatat hasil pada laporan7) Membongkar rangkaian wiring 8) Merapikan trainer

A. Pengecekan Trainer

Sebelum dilakukan tahap utama berupa perangkaian sistem terlebih dahulu lakukanlah pengecekan trainer, hal ini dimaksudkan agar pada saat pelaksanaan perangkain semua berjalan dengan lancar. Beberapa langkah yang harus dilakukan adalah : 1. Siapkan Alat Multimeter Kabel Wiring Diagram Obeng2. Buka tutup belakang body trainer dengan obeng, cek semua komponen

kelistrikannya.

3. Periksa fan motor evaporator dengan menggerakan atau memutar blower

dengan perlahan.4. Periksa kabel yang terhubung dengan kompresor, fan kondensor dan fan

evaporator dan yang terhubung dengan komponen lain.5. Bila semua sudah dilakukan maka langkah selanjutnya adalah merangkai

sistem sesuai wiring.

Catatan :

Bila ada kabel yang putus segera sambung dengan cara di solder. Bila tercium bau menyengat mungkin ada kebocoran pada sistem. perpipaan, lakukan pengecekan pada sambungan dengan menggunakan air sabun, bila ada gelembung pada sambungan maka terjadi kebocoran pada pipa.

Lakukan pengecekan secara hati-hati terutama pada saat pengecekan hambatan atau tegangan.

Jangan menghidupkan sistem sebelum yakin dengan rangkaian yang dirangkai.

Bila ada kabel yang terbuka segera dibungkus dengan solasi. Pada saat pengujian hindari menghidup-matikan rangkaian terlalu sering, hal ini bias menyebabkan umur trainer lebih singkat.

B.

Petunjuk Penggunaan Trainer

1. Rangkaian kompresor :

Gambar 1. Wiring Diagram Kompresor

Cek hambatan pada kompresor dengan menggunakan multimeter yang bertujuan untuk mengetahui posisi R, S, dan C. Cek tegangan yang masuk ke kompresor pada receiver dengan menggunakan multimeter. Apabila ada tegangan, rangkailah wiring diagram kompresornya. Sebelum menghidupkan trainer pastikan rangkaian tidak ada yang salah, karena apabila terjadi short circuit maka dapat membuat komponen trainer rusak.

Hidupkan trainer dengan menekan switch power dan power button pada remote control. Pastikan lampu indikator kompresor menyala kedua-duanya. Setelah rangkain berjalan, matikan power button pada remote control untuk menghidupkan rangkaian selanjutnya.

2. Rangkain Fan Kondensor

Ganbar 2. Wiring Diagram Fan Kondensor

Cek tegangan yang ada pada receiver dengan menggunakan multimeter untuk menentukan masukan tegangan dan yang terhubung dengan kapasitor.

Bila sudah ditentukan, maka rangkailah rangkaian untuk pengopersian fan kondensor sesuai dengan wiring diagram. Hidupkan trainer dengan menekan switch power dan power button pada remote control. Kerja fan kondensor akan dipengaruhi oleh kompresor ketika sistem dirangkai secara keseluruhan, jadi ketika kompresor hidup maka fan juga akan berputar begitupun sebaliknya, ketika kompresor mati maka fan kondensor pun akan ikut berhenti.

Catatlah waktu hidup dan matinya fan kondensor. Setelah rangkaian berjalan maka matikan trainer dengan menekan power button pada remote control untuk melakukan rangkaian selanjutnya.

3. Rangkaian Fan Evaporator

Gambar 3. Wiring Diagram Fan Evaporator

Cek tegangan yang masuk fan evaporator pada panel dengan multimeter. Cek hambatan dari setiap lubang pin pada panel untuk mengetahui pin untuk putaran low, medium dan high. Tentukan pin yang mendapat arus dan yang mendapat hubungan dengan kapasitor. Karena sering terjadi kesalahan dibagian tersebut dan terjadi short circuit evaporator fan.

Hidupkan Trainer dengan menekan switch power dan power button pada remote control.

Fan evaporator ini dapat dijalankan dengan 3 kecepatan yang berbeda, untuk memilih kecepatan yang diinginkan tekan wind selection button pada remote control, maka fan akan berputar seperti yang diinginkan.

Setelah fan bisa berputar sesuai dengan kecepatan yang diinginkan, matikan trainer untuk memulai merangkai rangkaian selanjutnya.

4.

Rangkain Motor Swing

Untuk rangkaian motor swing ini tidak menggunakan arus AC, melainkan dengan arus DC. Dengan demikian arus tidak melewati relay untuk menghidupkan rangkaian akan tetapi malalui motor driver pada receiver.

Rangkailah dengan mengikuti warna socket yang ada pada receiver dan panel motor swing dengan menggunakan kabel.

Hidupkan Trainer tekan switch power dan tombol power button pada remote. Pada saat swing motor dinyalakan maka Swing motor bergerak secara automatic naik dan turun. Untuk menjadikannya standby tekan swing

button, maka swing motor akan berhenti. Dan apabila ingin bergerak naik dan turun tekan kembali swing button.

C. Pengukuran Temperatur Proses selanjutnya adalah melakukan pengukuran temperatur pada evaporator dan kondensor.1. Pengukuran Temperatur Evaporator

Langkah Kerja a) Siapkan Alat Digital Termometer Stopwatch Alat Tulis b) Operasikan rangkaian secara keseluruhan.

c) Pasang digital termometer pada pipa masuk dan keluar evaporator. d) Pada saat trainer sudah dijalankan hitung waktu barapa lama trainer

beroperasi kemudian catat temperatur pada pipa evaporator.e) Setelah trainer hidup kembali, catat temperatur awal pada pipa

evaporator dan bandingkan perbedaannya dengan temperatur pada saat beroperasi.

2. Pengukuran Temperatur Kondensor

Langkah Kerja a) Siapkan Alat Digital Termometer Stopwatch Alat Tulis b) Operasikan rangkaian secara keseluruhan.c) Pasang digital termometer pada pipa masuk dan keluar kondensor. d) Hitung berapa lama waktu operasi kemudian catat perubahan

temperatur antara pipa masuk dan keluar kemudian catat perbedaan tersebut.

D. Trouble Shooting Pada saat pelaksanaan praktikum memungkinkan terjadinya beberapa trouble shooting yang terjadi pada sistem diantaranya : 1. Kompresor Mati

Bila hal ini terjadi lakukan pengecekan dibeberapa point yakni : Lakukan pengecekan hambatan yang masuk pada kompresor

dengan multimeter. Cek arus yang mengalir masuk ke rangkaian pada receiver. Lakukan pengecekan pada kapasitor dengan menggunakan

multimeter. Apabila dari pengecekan diatas ditemukan kejanggalan semisal

tidak ada arus ataupun hambatan pada kompresor serta kapasitor, lakukan perbaikan sesegera mungkin.

2. AC Tidak Dingin

Periksa sirip kondensor dan evaporator, bersih atau banyak

debu, bila kotor segera bersihkan dengan menggunakan koas. Jalankan trainer, tunggu beberapa saat lihat ada kebocoran

atau tidak pada sambungan pipa. Untuk pengetesan kebocoran dapat dengan menggunakan

gelembung sabun. Caranya basahi permukaan sambungan pipa

dengan air sabun, bila ada gelembung yang timbul maka ada kebocoran pada sambungan.

LAMPIRAN