laporan sumber nilai islam

Upload: yudha-pradhana-putra

Post on 19-Oct-2015

69 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Laporan Pendidikan Agama Islam Hari/ Tanggal : Jumat, 22 November 2013 Dosen : Qomariah Firdaus S,Ag

SUMBER NILAI ISLAMKelompok 1/B1. Agung Novreza Saputra (J3E112023)2. Faisal Salman Alparisi (J3E212135)3. Yudha Pradhana Putra (J3E112060)4. Adinda Aulia (J3E112)5. Anindita Dyah Setyorini (J3E112065)6. Arista Purwandani (J3E112095)7. Ishmah Hanifah (J3E112)8. Nurdiani Aprilia (J3E112086)9. Nurul Aisya ( J3E112033)10. Shofiyanin Maiah M (J3E112021)

SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN PROGRAM DIPLOMA IPB2013

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Untuk mengetahui sumber nilai islam dalam kehidupan sehari-hari serta mengamalkan dikehidupan.

CATATAN : TOLONG DITAMBAHIN 1. AYAT2. PENDAHULUAN + TUJUAN3. KSIMPULAN4. DAPUS 5. BIKIN PPT

BAB IIPEMBAHASANSumber nilai Islam, yaitu al-Quran, Sunnah dan ijtihad. Ayat-ayat al-Quran yg mendukung bahwa al-Quran, as-Sunnah dan al-hadist, dan ijtihad merupakan nilai dan sumber nilai seorang Muslim, dapat temukan dalam banyak surat. Apaila bertentangan satu dengan yang lain, maka hendaknya dipilih al-Quran terlebih dahulu, kemudian yang kedua al-Hadits.A.) AL-QURAN1. Arti Al-QuranAl-quran adalah sumber ajaran pokok dalam agama islam yang berisikan firman-firman Allah yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW yang melalui wahyu-wahyu yang dibawa oleh malaikat Jibril. Al-Quran berisi 6236 ayat, 114 surat dan 30 juz. Ayat Al-quran yang pertama kali turun adalah surah Al-alaq ayat 1-5 yang dimulai dengan kata iqra (bacalah !) yang mengisyaratkan pentingnya membaca ayat-ayat Allah yang tersurat dalam (Al-Quran) dan ayat-ayat yang tersirat dalam alam (alkaun). Surat yang paling akhir diturunkan adalah surah Al-Maidah ayat 3. Al-Quran sebagai sumber hukum dan pedoman hidup bagi pemeluk islam, jika dibaca menjadi ibadah kepada Allah SWT. Dengan keterangan tersebut, maka firman Allah yang diturunkan kepada nabi Musa AS dan Isa AS, serta nabi-nabi yang lain tidak dinamakan Al-quran. Demikian juga firman Allah yang disampaikan kepada nabi Muhammad SAW, yang jika dibacanya bukan sebagai ibadah seperti hadist Qudsi tidak pula dinamakan Al-Quran.Surah An-Nisa; 59

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kapda Allah (Al-quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kapada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.2. Fungsi dan Peranan al-QuranAl-Quran adalah wahyu Allah yang berfungsi sebagai mujizat bagi Rasulullah Muhammad saw sebagai pedoman hidup bagi setiap Muslim dan sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya dan bernilai abadi. Bahasa Al-quran adalah mujizat besar sepanjang masa, keindahan bahasa dan kerapihan susunan katanya tidak dapat ditemukan pada buku-buku bahasa Arab lainnya. Gaya bahasa yang luhur tapi mudah dimengerti adalah merupakan ciri dari gaya bahasa Al-Quran. Dalam Al-Quran terdapat perintah untuk beribah langsung kepada Allah dan mengamalkannya dalam kehidupan.3. Ilmu yang berhubungan dengan Al-quran 1. Ilmu Mawathin Nuzul: ilmu tentang tempat-tempat turunnya ayat Quran.2. Ilmu Asbabun Nuzul: ilmu sebab-sebab turunnya ayat Al-quran.3. Ilmu Tajwid: ilmu tentang teknik membaca Al-Quran.4. Gharibil Quran: ilmu tentang kalimat-kalimat yang asing artinya dalam Al-Quran.5. Ilmu Wajuh wa Nadhar: ilmu tentang kalimat yang mempunyai banyak arti dan makna apa yang dikehendaki oleh sesuatu ayat dalam Al-Quran.6. Ilmu Amtsalil Quran : ilmu tentang perumpamaan-perumpamaan dalam Al-Quran.7. Ilmu Aqsamil Quran, yaitu ilmu yang mempelajari tentang maksud-maksud sumpah Tuhan dalam Al-Quran.

B.) AL-HADITS1. Dasar Pengertian. Dalam tradisi hukum Islam, hadits berarti : Segala Perbuatan, Perkataan, dan keizinan Nabi Muhammad saw. ( Af al, Aqwal dan Taqrir ). Pengertian hadits adalah identik dengan Sunnah, secara etimologis berarti jalan atau tradisi, sebagaimana dalam Al-Quran : Sunnata man qad arsalna ( al-Isra :77 ). Juga dapat berarti undang-undang atau peraturan yang tetap berlaku, cara yang diadakan, dan jalan yang telah dijalani.2. Al-Hadist Sebagai Sumber Nilai. Sumber nilai islam setelah Al-Quran adalah Al-Hadist, yaitu hal-hal yang datang dari Rasulullah baik dalam ucapan, perbuatan, maupun persetujuan (taqrif). Hadits da yang berkaitan dengan syara (hadits tasyri) yaitu hadits yang datangnya Rasulallah dan hadits yang tidak berkaitan dengan syara (hadits ghairu tasyri) yaitu tentang sifat kemanusiaan nabi, seperti cara duduk. Hal ini di dasarkan kepada pengakuan bahwa Muhammad sebagai Rasul dan sebagai manusia biasa (Q.S. Al-Kahfi;440).Keterkaitan antara Al-Hadits dengan Al-Quran adalah sebagai berikut :1. Hadits menguatkan hukum yang telah ditetapkan Al-Quran.2. Hadits memberikan rincian terhadap pernyataan Al-Quran yang bersifat umum.3. Hadits membatasi kemutlakan Al-Quran4. Hadist memberikan pengecualian terhadap pernyataan Al-Quran5. Hadits menetapkan hukum baru yang tidak ditetapkan Al-Quran.Menurut Muhammad, Ajaj Al-Khatib (1975) bahwa secara etimologi, makna sunnah (sunah) berarti cara, jalan, kebiasaan, dan tradisi. Menurut istilah syara ialah perkataan (Sunnah Qauliyah), perubuatan (Sunnah Filiyah) maupun ketetapa/keizinan (sunnah taqriyah) Nabi Muhammad SAW.3. Hubungan Al-hadist dan Al-Quran.Dalam hubungan dengan Al-Quran, maka al-hadist berfungsi sebagai penafsir, pensyarah, dan penjelas daripada ayat-ayat tertentu. Apabila disimpulkan tentang fungsi al-hadist dalam hubungan dengan Al-Quran itu adalah sebagai berikut : Bayan Tafsir, yaitu menerangkan ayat-ayat yang sangat umum, mujmal dan musytarak. Bayan Taqrir, yaitu as-Sunnah berfungsi untuk memperkokoh dan memperkuat pernyataan al-Quran. Bayan Taudhih, yaitu menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ayat al-Quran. 4. Pembagian Al-Hadist1. Hadist Qauliyah yaitu sabda-sabda Rasulullah yang menerangkan hukum-hukum agama dan maksud isi Al-Quran serta berisi peradaban, hikmah, ilmu pengetahuan dan anjuran berakhlak mulia. Sunnah Qauliyah sering juga disebut Khabar, atau hadits. Khabar ditinjau dari sedikit atau banyaknya orang yang meriwayatkan atau sudut sanadnya dibagi dua :(a) Khabar Mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan sejumlah orang yang secara terus menerus tanpa putus dan khabar mutawatir ada dua : 1. Mutawatir lafdhi ialah mutawaitr yang lafadh-lafadh haditsnya sama atau hampir sama.2. Mutawatir manawi ialah yang di dalam kata dan artinya berbeda-beda, tetapi dapat diambil dari kumpulannya satu mana yang umum, yakni satu mana dan tujuan.(b) Khabar ahad ialah hadits yang perawi-perawinya tidak mencapai syarat-syarat perawi hadits mutawatir. Khabar ahad terbagi atas tiga, ditinjau dari banyak sedikitnya yang meriwatkannya (sudut sanadnnya) ialah :1. Hadits masyhur, yaitu yang diriwatkannya oleh paling sedikit tiga orang, meskipun hanya dalam satu lingkaran, dan tidak sampai kepada derajat mutawatir.2.Hadits aziz yaitu hadits yang diriwayatkan oleh dua atau tiga orang dalam tingkatan itu.3. Hadits gharib yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang saja, baik di awal sanad maupun ditengah-tengahnya.2. Sunnah FLiyah yaitu perbuatan Nabi Muhammad SAW, yang menerangkan car melaksanakan ibadah, misalnya cara berwudhu, shalat dan sebagainya.3. Sunnah dTaqririyah yaitu bila Nabi SAW, mendengar sahabat mengatakan sesuatu perkataan atau melihat mereka memperbuat sesuatu perbuatan, lalu ditetapkan dan dibiarkan oleh Nabi SAW, dan tiada ditegurnya atau dilarangnya, maka yang demikian yang dinamai sunnah ketetapan Nabi (taqdir).5. Perbedaan Antara Al-Quran dan Al-Hadits sebagai Sumber Hukuma. Al-Quran nilai kebenarannya adalah qathI ( absolut ), sedangkan al-Hadits adalah zhanni ( kecuali hadits mutawatir ).b. Seluruh ayat al-Quran mesti dijadikan sebagai pedoman hidup. Tetapi tidak semua hadits mesti kita jadikan sebagai pedoman hidup. Sebab disamping ada sunnah yang tasyri ada juga sunnah yang ghairu tasyri ?. Disamping ada hadits yang shahih adapula hadits yang dhaif dan seterusnya.c. Al-Quran sudah pasti otentik lafazh dan maknanya sedangkan hadits tidak.d. Apabila Al-Quran berbicara tentang masalah-masalah aqidah atau hal-hal yang ghaib, maka setiap muslim wajib mengimaninya. Tetapi tidak harus demikian apabila masalah-masalah tersebut diungkapkan oleh hadistC.) I J T I H A D1. Definisi dan Fungsi Ijtihad Secara bahasa ijtihad berarti pencurahan segenap kemampuan untuk mendapatkan sesuatu. Yaitu penggunaan akal sekuat mungkin untuk menemukan sesuatu keputusan hukum tertentu yang tidak ditetapkan secara eksplisit dalam al-Quran dan as-Sunnah. Adapun dasar dari keharusan berijtihad ialah antara lain terdapat pada al-Quran surat an-Nisa ayat 59. Ijtihad atau yang biasa disebut arroyu mencakup dua pengertian :a. Penggunaan pikiran untuk menentukan sesuatu hukum yang tidak ditentukan secara eksplisit oleh al-Quran dan as-Sunnah.b. Penggunaan fikiran dalam mengartikan, menafsirkan dan mengambil kesimpulan dari sesuatu ayat atau hadits.2. Kedudukan IjtihadBerbeda dengan al-Quran dan as-Sunnah, ijtihad terikat dengan ketentuan-ketentuan sebagi berikut :1. Pada dasarnya yang ditetapkan oleh ijtihad tidak dapat melahirkan keputusan yang mutlak absolut. Sebab ijtihad merupakan aktifitas akal pikiran manusia yang relatif. Sebagai produk pikiran manusia yang relatif maka keputusan daripada suatu ijtihad pun adalah relatif.2. Sesuatu keputusan yang ditetapkan oleh ijtihad, mungkin berlaku bagi seseorang tapi tidak berlaku bagi orang lain. Berlaku untuk satu masa / tempat tapi tidak berlaku pada masa / tempat yang lain.3. Ijtihad tidak berlaku dalam urusan penambahan. ibadah mahdhah. Sebab urusan ibadah mahdhah hanya diatur oleh Allah dan Rasulullah.4. Keputusan ijtihad tidak boleh bertentangan dengan al-Quran dan as-Sunnah.5. Dalam proses berijtihad hendaknya dipertimbangkan faktor-faktor motifasi, akibat, kemaslahatan umum, kemanfaatan bersama dan nilai-nilai yang menjadi ciri dan jiwa daripada ajaran Islam.3. Cara ber-Ijtihada. Qiyas = reasoning by analogy. Yaitu menetapkan sesuatu hukum terhadap sesuatu hal yang belum diterangkan oleh al-Quran dan as-Sunnah, dengan dianalogikan kepada hukum sesuatu yang sudah diterangkan hukumnya oleh al-Quran / as-Sunnah, karena ada sebab yang sama. Contoh : Menurut al-Quran surat al-Jumah 9; seseorang dilarang jual beli pada saat mendengar adzan Jumat. Bagaimana hukumnya perbuatan-perbuatan lain ( selain jual beli ) yang dilakukan pada saat mendengar adzan Jumat ? Dalam al-Quran maupun al-Hadits tidak dijelaskan. Maka hendaknya kita berijtihad dengan jalan analogi. Yaitu : kalau jual beli karena dapat mengganggu shalat Jumat dilarang, maka demikian pula halnya perbuatan-perbuatan lain, yang dapat mengganggu shalat Jumat, juga dilarang. b. Ijma = konsensus = ijtihad kolektif, yaitu persepakatan ulama-ulama Islam dalam menentukan sesuatu masalah ijtihadiyah. c. Istihsan = preference, yaitu menetapkan sesuatu hukum terhadap sesuatu persoalan ijtihadiyah atas dasar prinsip-prinsip umum ajaran Islam seperti keadilan, kasih sayang dan lain-lain. Dasar istihsan antara lain surat az-Sumar 18.d. Mashalihul Mursalah = utility Menetapkan hukum terhadap sesuatu persoalan ijtihadiyah atas pertimbangan kegunaan dan kemanfaatan yang sesuai dengan tujuan syariat. Perbedaan antara istihsan dan mashalihul mursalah ialah : istihsan mempertimbangkan dasar kemaslahan ( kebaikan ) itu dengan disertai dalil al-Quran / al-Hadits yang umum, sedang mashalihul mursalah mempertimbangkan dasar kepentingan dan kegunaan dengan tanpa adanya dalil yang secara tertulis exsplisit dalam al-Quran.D.) Penggunaan Akal Sebagai Sumber Ajaran IslamAkal ditempatkan islam pada kedudukan yang penting bahkan dalam konteks tertentu diletakkan sebagai sumber hukum setelah Al-Quran dan hadits. Karena budaya manusia yang berkembang dari waktu yang menuntut hukum-hukum untuk berkembang pula. Sehingga, banyak masalah yang dihadapi manusia yang jawabannya belum tercantum secara eksplisit dalam teks-teks Al-Quran dan hadits. Untuk menjawab permasalahan manusia itu diperlukan pemikiran dan kerja akal yang mendalam sehingga kebutuhan manusia terhadap hukum islam dapat terpenuhi.Oleh karena itu, islam memperkenalkan dasar ketiga setelah Al-Quran dan hadits, yaitu akal atau rakyu disebut pula dengan istilah Ijtihad. Ijtihad dapat dilakukan secara perorangan (Ijtihad fardhi) dan secara kelompok. (Ijtihad Jama)BAB IIIKESIMPULANSumber nilai islam terdiri dari tiga sumber yaitu Al-quran, as-sunah, dan ijtihad. Apabila bertentangan satu dengan yg lain, maka hendaknya dipilih al-Quran terlebih dahulu, kemudian yg kedua al-Hadist.

DAFTAR PUSTAKA .http://iusiwoo.blogspot.com/2013/06/sumber-nilai-dalam-ajaran-islam.html