laporan stula

18
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU USAHATANI ANALISIS RISIKO STUDI KASUS UD. USAHA KEMITRAAN SEJAHTERA SLEMAN YOGYAKARTA (KEBUN JAMUR) Disusun Oleh : Daut (110321100030) Moh. Sahit (110321100031) Agustin (110321100041) Windari Yuliasti (110321100007) Ainiyatun (110321100071) Amilia Karlina (110321100077) Fauzi Iskandar (11032110008 2) Sapra’e (110321100063) Aji Santoso (110321100019) Rahwini (110321100049) Musyaarofah (110321100022) Ahmad Wahidi (1103211000 ) Umar Khasan (110321100055) Bagus Candra (110321100067) Moh. Ridha (110321100025) Dimas Okka (110321100073)

Upload: daut-al-davit

Post on 23-Jul-2015

116 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMILMU USAHATANIANALISIS RISIKO

STUDI KASUS UD. USAHA KEMITRAAN SEJAHTERA SLEMAN

YOGYAKARTA (KEBUN JAMUR)

Disusun Oleh :

Daut (110321100030)Moh. Sahit (110321100031)Agustin (110321100041)Windari Yuliasti (110321100007)Ainiyatun (110321100071)Amilia Karlina (110321100077)Fauzi Iskandar (11032110008 2)Sapra’e (110321100063)Aji Santoso (110321100019)Rahwini (110321100049)Musyaarofah (110321100022)Ahmad Wahidi (1103211000 )Umar Khasan (110321100055)Bagus Candra (110321100067)Moh. Ridha (110321100025)Dimas Okka (110321100073)

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA2013

Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang terletak di garis khatulistiwa dan terdiri dari

gugusan kepulauan. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis basah.

Iklim tropis basah menjadikan Indonesia kaya akan keanekaragaman hayatinya.

Sebut saja sektor pertanian, Indonesia pernah melakukan beberapa program

swasembada pangan pada pemerintahan Orde Baru. Program green revolution

berhasil hingga Indonesia mampu berswasembada beras pada masa itu. Namun

program green revolution tidak berdampak baik pada kualitas lingkungan hidup.

Pasalnya terjadi penurunan kualitas tanah dan berdampak pada penurunan jumlah

produksi. Hingga saat ini sudah banyak program back to nature untuk

memulihkan lingkungan dengan pertanian organiknya. Pertanian di Indonesia

terus berkembang seiring meningkatnya permintaan konsumen baik dari dalam

dan luar negeri. Ekspor komoditi pertanian terus ditingkatkan guna meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Indonesia khususnya yang bergelut di sektor pertanian.

Pemerintah juga memberlakukan beberapa kebijakan untuk membantu petani

dalam bertani. Seperti adanya subsidi pupuk, pelatihan, pengawasan dan

pendampingan yang dilakukan oeh dinas terkait. Selain itu pemerintah juga

memberlakukan kebijakan yang melindungi petani seperti, kebijakan harga dasar.

Komoditas lokal juga menjadi komoditas andalan para petani. Komoditas

lokal yang memiliki potensi dan prospek pasar yang menguntungkan akan

menjadi pilihan petani dalam berusahatani. Contohnya adalah komoditas jamur,

khususunya jamur Tiram. Jamur Tiram dibudidayakan dikawasan yang memiliki

tingkat kelembaban yang tinggi. Namun itu bukan masalah, karena kondisi suhu

dan kelembaban dalam kumbung bisa direkayasa dengan tetap menjaga

kelembaban dan suhu ruangannya. Jamur Tiram diusahakan karena memiliki

potensi dan prospek pasar positif. Segmentasi konsumennya juga bervariasi dari

skala rumah tangga hingga restoran. Harga beli yang terjangkau dan rasa yang

unik membuat Jamur Tiram memiliki pasar khusus di Pasar. Pembudidayaan

yang bisa dibilang tidak sulit namun membutuhkan kesabaran dan manajemen

yang baik dalam prosesnya. Setiap usaha pasti memiliki risiko yang harus

dihadapi demi kelangsungan hidup usaha tersebut. Risiko itu meliputi risiko yang

bersifat internal dan eksternal. Risiko jika tidak ditangani dengan baik akan

menghambat tumbuh dan berkembangnya suatu usaha Pada agribisnis Jamur

Tiram pasti juga memiliki risiko-risiko yang harus dihadapi. Makalah ini akan

membahas risiko-risiko tersebut secara ringkas dan jelas.

1.2 Tujuan

1. Menerapkan analisis risiko pada UD. Usaha Kemitraan Sejahtera Sleman

Yogyakarta

2. Merekomendasikan strategi-strategi peningkatan profitabilitas usaha UD.

Usaha Kemitraan Sejahtera Sleman Yogyakarta

1.3 Manfaat

1. Membantu UD. Usaha Kemitraan Sejahtera Sleman Yogyakarta dalam

pengambilan keputusan untuk memutuskan strategi-strategi peningkatan

profitabilitas usaha

2. Membantu UD. Usaha Kemitraan Sejahtera Sleman Yogyakarta untuk

mengoptimalkan keunggulan yang ada

3. Membantu UD. Usaha Kemitraan Sejahtera Sleman Yogyakarta dalam

merumuskan strategi dalam menghadapi Risiko

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaiman analisis Risiko pada UD. Usaha Kemitraan Sejahtera Sleman

Yogyakarta (kebun Jamur)?

2. Bagaimna manajemen risiko pada UD. Usaha Kemitraan Sejahtera

Sleman Yogyakarta (kebun Jamur)?

Bab II

GAMBARAN UMUM

2.1 Profil

Nama Instansi : UD. Usaha Kemitraan Sejahtera (Kebun Jamur)

Pemilik : Bpk. Wasis Wasito

Dir. Operasional : Bpk. Bagus

Lokasi : Sleman Yogyakarta

Tahun Berdiri : 10 April 2010

Sumber modal : 30 Juta dari Koperasi

Usaha meliputi : Budidaya Jamur, Rumah Makan jamur dan

menyediakan penjualan bibit jamur

Usaha Intensif : dimulai Januari 2013, meliputi restrukturisasi

kepemimpinan.

2.2 Analisis SWOT

Analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor internal dan eksternal

suatu usaha maka dilakukan dengan pendekatan Analisis SWOT, sebgai berikut :

1. Strength

a) Budidaya Jamur Tiram tidak begitu sulit

b) Risiko merugi/kegagalan kecil dengan modal yang relatif kecil.

c) Usaha ini mudah dilakukan dan tidak membutuhkan tenaga kerja yang

Banyak.

2. Weakness

a) Jika terjadi kontaminasi maka bisa memperlambat proses produksi.

b) Jika terjadi perubahan suhu yang sangat ekstrem akan mengakibatkan

penurunan kualitas produksi.

3. Opportunity

a) Prospek atau peluangnya cukup besar untuk dikembangkan

b) Permintaan pasar tiap tahunnya selalu meningkat.

c) Memberikan keuntungan yang cukup besar.

4. Threat

a) Kemungkinan ada penyakit tanaman.

b) Persaingan dalam pemasaran.

2.3 Penentuan Strategi dengan SWOT

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (Strength)

1. Budidaya Jamur Tiram

tidak begitu sulit

2. Risiko

merugi/kegagalan

kecil dengan modal

yang relatif kecil.

3. Usaha ini mudah

dilakukan dan tidak

membutuhkan tenaga

kerja yang Banyak.

Kelemahan (Weakness)

1. Jika terjadi

kontaminasi maka

bisa memperlambat

proses produksi.

2. Jika terjadi

perubahan suhu yang

sangat ekstrem akan

mengakibatkan

penurunan kualitas

produksi.

Peluang (Opportunity)

1. Prospek atau

peluangnya cukup

besar untuk

dikembangkan

2. Permintaan pasar tiap

tahunnya selalu

meningkat.

3. Memberikan

keuntungan yang

cukup besar.

Strategi SO

1. Meningkatkan jumlah

produksi

2. Mengutamakan

kualitas produk agar

tidak mengecewkan

konsumen

3. Menjaga kontnuitas

produksi

Strategi WO

1. Menjaga kebersihan

ruangan atau

kumbung dan baglog

2. Menjaga suhu

ruangan agar tetap

lembab

3. Menjaga kualitas

hasil panen

Ancaman (Threat)

1. Kemungkinan ada

penyakit tanaman.

2. Persaingan dalam

pemasaran.

Startegi ST

1. Melakukan

pemeriksaan hama &

penyakit secara

intensif pada baglog

Strategi WT

1. Menjaga kebersihan

kumbung & baglog

2. Menjaga suhu &

kelembaban kumbung

Bab III

PEMBAHASAN

3.1 Jenis-Jenis RisikoRisiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat

sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Risiko

terbagi atas 2 kelompok yakni risiko internal & risiko eksternal.

1. Risiko Internal

Yang termasuk daalam risiko Internal adalah risiko produksi. Risiko

produksi dari suatu usaha terletak pada sarana dan prasarana yang

menunjang usaha tersebut. Adapun risiko yang dihadapi oleh UD. Usaha

Kemitraan Sejahtera (Kebun Jamur) sebgai berikut:

a) Risiko Perubahan Cuaca (Cuaca Tidak Bisa Diprediksi)

Anomali cuaca seperti saat ini akan sangat mempengaruhi kuantitas

dan kualitas produksi Jamur Tiram.

b) Risiko Hama & Penyakit

Hama

Ada banyak sekali jenis-jenis hama yang sering menyerang pada

Jamur Tiram. Dan jika hama tersebut sudah menyerang pada

Jamur Tiram, bisa mengakibatkan kerugian bagi petani Jamur

Tiram. Datangnya hama bisa dikarenakan aroma dari Jamur Tiram

yang khas sehingga dapat mengundang berbagai macam hama

pengganggu. Serangga atau hama pengganggu dapat menghambat

pertumbuhan jamur tiram, bahkan mengganggu pertumbuhan

miselium dan substratnya. Berikut ini ada beberapa hama yang

sering menggangu pertumbuhan jamur : (1) Lalat; Lalat menjadi

hama penggangu karena dapat meletakkan telur didalam media.

Jika telur menetas, larva akan merusak miselium dan jamur tiram

dewasa. (2) Tungau (Kepik) ; Tungau yang merupakan hama bagi

jamur dibawa oleh lalat (3) Ulat kecil Telur Tungau; berasal dari

telur Tungau.

Cara mengatasi :

1. Segera panen semua jamur hingga tak tersisa.Baglog dibersihkan dari sisa akar

yang tersisa

2. Semprotkan Insektisida organik

3. Bila belum berhasil semprotkan insektisida kimia berbahan aktif dichloros

misalnya : Lannate atau Lebacyd.

Semprot kumbung sesuai dosis anjuran atau lebih rendah untuk

menyeprot hama. Selama penyemprotan, kumbung tidak boleh disemprot air.

Bila jamur tiram  baru tumbuh, segera buang karena berpotensi mengandung

racun.Setelah tumbuh berikutnya biarkan tumbuh. Kondisi lingkungan harus

diperbaiki  terutama sirkulasi udara, hindari udara yang terlalu lembab.

Penyakit

Penyakit yang menyerang budidaya jamur tiram pada umunya disebabkan oleh

bakteri dan jenis jamur lain. Serangan yang terjadi tidak hanya terhadap

substrat atau baglog tanam, tetapi terhadap jamur yang ditanam. Serangan

bakteri pada tumbuhan jamur tiram menyebabkan jamur tiram rusak,

membusuk, berlendir, sehingga tidak bernilai jual.

Jenis - jenis jamur parasit :

a) Chaetemium spp : Tumbuh noda hijau, efek dari serangan tersebut adalah

akar jamur menjadi lemah sihingga mudah rontok. Pengendalianya adalah

Sterilisasi sempurna,mengurangi tingkat kepadatan dan kelembapan

( kandungan air ) media tumbuh

b) Coprinus spp : Timbul warna biru pada tudung jamur tiram , efek dari

serangan ini menghambat pertumbuhan miselium dan merusak miselium.

Pengendaliannya adalah mempercepat waktu panen, mengurangi

kandungan amonium ( pupuk ) dalam media tumbuh, sterilisasi dengan

baik

c) Neurospora spp : Timbul tepung orange pada permukaan kapas atau

penyumbat baglog atau substrat,efek dari serangan ini menghambat

pertumbuhan miselium dan tumbuh buah. Pengendalianya adala sterilisasi

media tumbuh dengan baik, memperbaiki alat sterilisasi yang bocor,

menutup sumbatan pada media tanam dengan plastik saat sterilisasi

d) Mucor spp : Timbul noda hitam pada permukaan media tumbuh substrat

atau baglog. Pengendalianya adalah menurunkan suhu ruangan atau

kumbung dengan membuka dan mengatur ventilasi ( sirkulasi udara )

e) Penicilium spp : Tumbuh miselium berwarna coklat tua ( merah tua ).

Pengendaliannya adalah menjaga kebersihan tempat atau ruangan

inkubasi, membuang media substrat atau baglog yang terkontaminasi.

2. Risiko Eksternal

a) Risiko Pasar

Risiko yang disebabkan adanya fluktuasi harga input ataupun output.

b) Risiko Individu (personal risk).

Risiko yang terjadi karena adanya kecelakaan, kematian dan perceraian.

c) Risiko Keuangan

Risiko yang ditimbulkan karena adanya perubahan pada tingkat bunga

(ketika harus melakukan pembayaran hutang kepada kreditur/ Perbankan)

d) Risiko institusional

Risiko ini berkaitan dengan regulasi pemerintah, seperti adanya CSR yang

dilakukan sebuah perusahaan atau usaha.

3.2 Manajemen Risiko

Setelah menganalisis jenis-jenis risiko yang di hadapi oleh kebun jamur

dapat dikatakan bahwa tingkat risiko yang di alami oleh kebun jamur termasuk

kategori tinggi. Untuk mengendalikan jenis-jenis risiko di atasperlu adanya

manajemen risiko, yaitu:

1. Risiko produksi

Untuk mengatasi risiko produksi kebun jamur sudah melakukan:

a. media tanam yang sesuai dengan jamur

b. tehnik budidaya dilakukan dengan benar dan sesuai

c. memilih varietas unggul

d. PH untuk menanam jamur sudah disesuaikan

2. Risiko pasar

Fluktuasi harga input tidak terlalu signifikan sehingga harga output

cenderung stabil. Untuk mengatasi risiko pasar kebun jamur melakukan

diversifikasi olahan, seperti di bangun rumah makan jamur yang menyajikan

aneka olahan jamur.

3. Risiko institusional

Risiko ini dapat dikendalikan dengan adanya CSR dari perusahaan atau

usaha. Kebun jamur melakukan CSR dengan limbah baglog jamur diberikan

kepada warga sekitar untuk dijadikan pupuk.

4. Risiko individu

Karena kebun jamur baru didirikan sehingga penerapan untuk

menerapkan K3 masih belum dilakukan.

Kemitraan salah satu cara untuk meminimalkan risiko di atas. Kemitraan

yang dilakukan oleh pihak kebun jamur dengan pihak lain yaitu dalam pengadaan

modal kebun jamur bekerjasama dengan koperasi.

PerhitunganPenghitungan dengan asumsi data sebagai berikut:

Tahun Rata-Rata1 90000002 180000003 360000004 720000005 90000000

Total 225000000Rata-Rata 45000000

1. Rata-Rata Produksi

x=∑i=1

n

xi

n

x=45.000 .0005

=9.000 .000

2. Standar Deviasi

s=√∑

i=1

n

( xi−x )

n−1

s=√ (45.000 .000−9.000 .000 )5−1

¿ 60004

= 1.500

3. z_score

z = ( xi−x )

s

= √( 45.000 .000−9.000 .000 )1500

= √(36.000 .000 )1500

= 6000

1500

= 4

4. mencari nilai VaR

VaR = x+z s √ (n )

= 45.000.000 + 4 1500

√ (5 )

= 30.133.802.678,56

BAB IVPENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kebun jamur merupakan salah satu tempat pembudidayaan jamur di

Yogyakarta. Ada beberapa jamur yang dikembangbiakkan, yaitu jamur tiram,

jamur lin zhi, dan jamur kuping. Jamur yang banyak di budidayakan adalah jamur

tiram. Saat ini kebun jamur masih dalam skala kecil yaitu UD Usaha Kemitraan

Sejahtera (Kebun Jamur). Orang yang mendirikannya adalah Bapak Agus pada

tanggal 10 April 2010.

Dalam laporan ini dilakukan analisis risiko yang di hadapi oleh kebun

jamur. Sebelum melakukan analisis risiko juga dilakukan analisis SWOT. Dalam

analisis risiko dapat di ketahui bahwa risiko terbagi atas 2 kelompok yakni risiko

internal & risiko eksternal. Risiko internal adalah risiko produksi, risiko yang di

hadapi adalah risiko perubahan cuaca, hama dan penyakit. Sedangkan untuk

risiko eksternal meliputi risiko pasar, Risiko individu (personal risk), risiko

keuangan dan risiko institusional. Untuk mengendalikan risisko-risiko tersebut

dilakukan manajemen risiko mulai dari risiko internal hingga risiko internal.

4.2 Saran Setelah melakukan studi lapang ke kebun jamur, kami menyarankan agar

jenis jamur yang di budidayakan oleh kebun jamur di tambah agar mampu

memenuhi permintaan konsumen sehingga usaha yang tadinya hanya UD

menjadi sebuah perusahaan yang berkembang. Mempertahankan kualitas jamur

itu sendiri

Daftar Pustaka

Karya Nyata. 2010. Proposal Rencana Usaha Jamur.

http://berkaryanyata.blogspot.com/. Diakeses pada tanggal 10 Desember 2013.

Romadhian, Novya. 2013. Pengendaliah Hama dan Penyakit Jamur Tiram.

http://novyaromadhian.blogspot.com/2013/04/pengendalian-hama-dan-penyakit-

jamur.html . Diakeses pada tanggal 10 Desember 2013.

Dokumentasi