laporan skenario c blok 22 2013 fixxx.doc (recovered)

Upload: janeva-sihombing

Post on 17-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    1

    KATA PENGANTAR

    Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada Dosen pembimbing

    tutorial skenario C blok 22, sehingga proses tutorial dapat berlangsung dengan baik.

    Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, yang telah memberi

    dukungan baik berupa materil dan moril yang tidak terhitung jumlahnya sehingga kami

    dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario C blok 22.

    Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata mendekati sempurna. Oleh

    karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

    perbaikan di penyusunan laporan berikutnya. Mudah-mudahan laporan ini dapat

    memberikan manfaat bagi kita semua.

    Palembang, 31 Desember 2013

    Penyusun

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    2

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ................................................................................................................... 1

    Daftar Isi ............................................................................................................................. 2

    BAB I Pendahuluan

    1.1.Latar Belakang ......................................................................................... 3

    BAB II Pembahasan

    2.1. Data Tutorial ........................................................................................ 42.2. Skenario Kasus ..................................................................................... 52.3. Paparan

    I.Klarifikasi Istilah ............................................................................... 5-6

    II.Identifikasi masalah ........................................................................ 6-7

    III.Analisis Masalah7-25

    IV.Learning Issues..26-43

    V. Kerangka Konsep.44

    BAB III Penutup

    3.1. Kesimpulan ...................................................................................... 45

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 46

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangBlok sistem Hematologi dan Imunologi pada semester 5 dari Kurikulum Berbasis

    Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

    Palembang.

    Pada kesempatan ini, dilakukan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk

    menghadapi kasus yang sebenarnya pada waktu yang akan datang. Adapun maksud dan

    tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu:

    1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistempembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.

    2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisisdan pembelajaran diskusi kelompok.

    3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dariskenario ini.

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    4

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Data Tutorial

    Tutor : dr. Liniyanti D. Oswari

    Moderator :Rahnowi Pradesta

    Sekretaris Papan :Citra Maharani

    Sekretaris Meja :Janeva Septiana Sihombing

    Hari, Tanggal : Senin, 30 Desember 2013

    Peraturan : 1. Alat komunikasi di nonaktifkan

    2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat

    3. Dilarang makan dan minum

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    5

    2.2 Skenario C Blok 22 2013A 9 years old girl came to the Moh. Hoesin Hospital with complain of pale and abdominal

    distention. She lives in Kayu Agung. She has been already hospitalized two times before

    (2009 and 2010) in KayuAgung General Hospital and always got blood transfusion. Her

    younger brother, 7 years old, looks taller than her. Her uncle was died when he was 21 years

    old due to the similar disease like her.

    Physical examination

    Compos mentis, anemis (+), wide epicanthus, prominent upper jaw,

    HR: 94x/menit, RR: 27x/menit, BP: 100/70 mmHg, Temperature: 36,7oC

    Heart and lung: within normal limit

    Abdomen: Hepatic enlargement x 1/4 , spleen: shuffner III

    Extremities: pallor palm and hand. Others: normal

    Laboratory resul t

    Hb: 5,7 g/dl, Ht: 17, RBC: 2700/lt, WBC : 10.2 x 10

    9

    /lt, Retikulosit: 1,8% , Serum Iron: 74,TIBC: 310, Ferritin: 899, bilirubin total: 3,6 ; bilirubin indirek: 3,2 ; bilirubin direk: 0,4.

    Trombosit: 267x109/lt, differential count: 0/2/0/70/22/6

    Blood film: anisocytosis, poikylocytosis, hypochrome, target cell (+)

    2.3 Paparan

    I. Klarifikasi istilah

    1. Pale : pucat.2. Abdominal distention: perut membesar/ menggelembung.3. Blood Transfusion : proses pemindahan darah dari seseorang sehat atau pendonor

    kepada orang lain yang membutuhkan atau resipien.

    4. Anemis : keadaan penurunan jumlah eritrosit kuantitas Hb atau volumePRC dalam darah di bawah normal.

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    6

    5. Epicanthus : lipatan kulit vertical pada kedua sisi hidung, yang kadangkadang menutupi canthus sebelah dalam.

    6. Prominent upper-jaw : penonjolan tulang maksilla7. Schuffner : garis khayal dari arcus costae kiri melewati umbilicus ke sias

    kanan.

    8. Anisocytosis : adanya eritrosit yang menunjukkan berbagai macam ukurandalam darah.

    9. Poikylocytosis : adanya eritrosit dengan keragaman bentuk yang abnormaldalam darah.

    10.Hypochrome : penurunan abnormal Hb dalam eritrosit.11.Serum Iron : kandungan besi yang terdapat dalam serum.12.TIBC :total iron binding capacity13.Serum ferritin : kandungan protein yang terdapat dalam serum.

    II. Identifikasi masalah

    1. A 9 years old girl came to the Moh. Hoesin Hospital with complainof pale andabdominal distention.

    2. She lives in KayuAgung. She has been already hospitalized two times before (2009and 2010) in Kayu Agung General Hospital and always got blood transfusion.

    3. Her younger brother, 7 years old, looks taller than her. Her uncle was died when hewas 21 years old due to the similar disease like her.

    4. Physical examinationCompos mentis, anemis (+), wide epicanthus, prominent upper jaw,

    HR: 94x/menit, RR: 27x/menit, BP: 100/70 mmHg, Temperature: 36,7oC

    Heart and lung: within normal limit

    Abdomen: Hepatic enlargement x 1/4 , spleen: shuffner III

    Extremities: pallor palm and hand. Others: normal

    5. Laboratory resul t

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    7

    Hb: 5,7 g/dl, Ht: 17, RBC: 2700/lt, Retikulosit: 1,8% , Serum Iron: 74, TIBC: 310,

    Ferritin: 899, bilirubin total: 3,6 ; bilirubin indirek: 3,2 ; bilirubin direk: 0,4.

    Trombosit: 267x109/lt, differential count: 0/2/0/70/22/6

    Blood film: anisocytosis, poikylocytosis, hypochrome, target cell (+)

    III. Analisis Masalah:

    1. A 9 years old girl came to the Moh. Hoesin Hospital with complainof pale andabdominal distention.

    a. Bagaimana hubungan usia, jenis kelamin, dengan keluhan utama ?Jawab:

    Hubungan usia tidak ada, karena penyakit ini merupakan penyakit herediter

    atau diturunkan.

    Hubungan dengan jenis kelamin tidak ada karena persentase perempuan dan

    laki-laki adalah sama.

    b. Apa etiologi dan mekanisme dari pucat?Jawab:

    Etiologi dan mekanisme dari pucat:

    Mutasi gen globin perubahan kecepatan sintesis rantai globin defisiensi

    produksi sebagian atau menyeluruh rantai globin ketidaksempurnaan

    pembentukan hemoglobin Hb tidak maksimal mengikat O2 oksigenasi ke

    jaringan pucat

    c. Apa etiologi dan mekanisme dari abdominal distention?Jawab:

    Etiologi abdominal distention :penumpukan cairan, udara atau karena ada

    massa dan organomegaly pada rongga abdomen. Pada kasus ini karena adanya

    hepatosplenomegaly.

    Mekanisme abdominal distention:

    Kelainan genetik delesi pada gen yang mengkode protein globin di

    kromosom 11 atau 16 Tidak terbentuknya salah satu atau kedua rantai

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    8

    globin Rantai tidak terbentuk peningkatan relative rantai rantai

    berikatan dengan rantai membentuk HbF (22) peningkatan HbF

    mengendap di membran (Heinz bodies) RBC mudah dihancurkan (di hati,

    limpa, dan sistem retikuloendotelial lain) peningkatan kerja hati dan limpa

    hepatosplenomegali distensi abdomen

    2. She lives in KayuAgung. She has been already hospitalized two times before (2009and 2010) in Kayu Agung General Hospital and always got blood transfusion.

    a. Apa saja indikasi transfusi darah?Jawab:

    Indikasi :

    1. Anemia pada perdarahan akut setelah didahului penggantian volumedengan cairan.

    2. Anemia kronis jika Hb tidak dapat ditingkatkan dengan cara lain.3. Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen.4. Plasma lossatau hipoalbuminemia jika tidak dapat lagi diberikan plasma

    subtituteatau larutan albumin.

    5. Penurunan kadar Hb disertai gangguan hemodinamik Hb

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    9

    b. Jelaskan hubungan riwayat transfusi darah yang selalu dilakukan pasien ?Jawab:

    Hubungan riwayat transfusi darah dengan keluhan pasien sekarang

    adalah bahwa pasien pernah dilakukan beberapa kali transfusi ada indikasi

    kearah talasemia, dengan kata lain membantu menegakkan diagnosis

    talasemia.

    c. Apa saja jenis-jenis transfusi darah ?Jawab:

    Macam transfusi darah :

    1) TRANSFUSI DENGAN WHOLE BLOODIndikasi transfusi dg whole blood :

    Perdarahan akut dan profusehypovelemik shock

    Exchange transfusion : haemolitik diseases of the new born

    Keuntungan : mudah didapat dan tehnik lebih mudah.

    Kerugian : lebih sering kemungkinan terjadinya reaksi tranfusi.

    Macam transfusi dengan whole blood :

    1. FRESH BLOOD : darah setelah pengambilan/telah disimpan pada

    suhu 4 derajat celcius, selama kurang dari 6 jam.

    2. STORED BLOOD : darah yang telah disimpan pada suhu 4 derajat

    celcius, selama lebih dari 6 jam. Trombosit, faktor V, VII, biasanya

    mudah rusak.

    2) TRANSFUSI DENGAN KOMPONEN DARAHa. Komponen darah padat (sel darah).

    Transfusi dengan Sel Darah Merah (SDM) : SDM diendapkan,SDM dipadatkan (Packed RBC),Leukosit Poor RBC, Washed

    RBC.

    Transfusi dengan sel darah putih (SDP) Transfusi dengan trombosit :Platellet Rich Plasma (PRP),

    Platellet Concentrate (PC)

    b. Komponen darah non sel (komponen cair) : Transfusi dengan Plasma :single donor plasma, pooled plasma

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    10

    Transfusi dengan fraksi plasma : albumin, globulin, fibrinogen,

    AHF (anti hemophilitik factor), dsb.

    d. Apa hubungan tempat tinggal dengan keluhan yang dialami ?Jawab:

    Hubungan tempat tinggal dengan keluhan yang dialami adalah adanyakemungkinan adat ataupun kebiasaan penduduk daerah setempat menikah

    dengan saudara sepupu atau saudara sehingga meningkatkan resiko

    kelainan genetik seperti thalassemia.

    Kayu agung merupakan daerah endemik malaria. Parasit malaria didugaikut membantu kerusakan sel darah merah selain itu pada tubuh seorang

    pasien malaria dalam membentuk antibody malaria terjadilah perubahan

    gen (mutasi) yang pada beberapa orang dapat menyebabkan penyakit

    thalasemia.

    e. Apa saja resiko dari transfusi darah ?Jawab:

    - Tranfusi darah yang berulang ulang dan proses hemolisis menyebabkankadar besi dalam darah sangat tinggi, sehingga di timbun dalam berbagai

    jaringan tubuh seperti hepar, limpa, kulit, jantung dan lain lain. Hal ini

    menyebabkan gangguan fungsi alat tersebut (hemokromatosis).

    - Resiko terkena infeksi dari darah yang di transfusi

    3. Her younger brother, 7 years old, looks taller than her. Her uncle was died whenhe was 21 years old due to the similar disease like her.

    a. Bagaimana mekanisme terhambatnya pertumbahan anak perempuan padakasus ini, jelaskan hubungannya dengan keluhan sekarang!

    Jawab:

    - Mutasi gen globin perubahan kecepatan sintesis rantai globin defisiensi produksi sebagian atau menyeluruh rantai globin

    ketidaksempurnaan pembentukan hemoglobin Hb tidak maksimal

    mengikat O2 oksigenasi ke jaringan anemia berat yang tidak

    diterapi peningkatan proses eritropoeiesis perubahan fungsi sumsum

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    11

    tulang yang awalnya tulang panjang seperti os tibia, os fibula, os femur, os

    radius, dan os ulna berfungsi untuk membangun tubuh berubah fungsi

    menjadi sumsum tulang merah yang menghasilkan eritrosit

    pertumbuhan tulang terganggu panjang terganggu tingginya tidak

    sesuai dengan anak seusianya growth retardation

    - Transfusi yang terlalu sering menyebabkan penimbunan zat besi padalkelenjar endokrin, hal ini lah yang menyebabkan pertumbuhan juga

    terganggu

    - Mutasi gen globin perubahan kecepatan sintesis rantai globin defisiensi produksi sebagian atau menyeluruh rantai globin

    ketidaksempurnaan pembentukan hemoglobin Hb tidak maksimal

    mengikat O2 oksigenasi ke jaringan

    b. Apa hubungan dari riwayat keluarga dengan keluhan utama ?Jawab:

    Thalasemia merupakan suatu kelainan genetik yang diturunkan, yaitu

    merupakan suatu penyakit autosomal resesif dengan delesi di kromosom 11

    (Thalassemia ) atau 16 (Thalassemia ) sehingga kemungkinan paman Ajuga menderita thalasemia.

    Pada A terdapat riwayat paman yang menderita penyakit yang sama

    seperti A sehingga meningkatkan resiko keluarga yang lain tidak terkecuali A

    untuk menderita penyakit yang sama.

    4. PhysicalexaminationCompos mentis, anemis (+), wide epicanthus, prominent upper jaw,

    HR: 94x/menit, RR: 27x/menit, BP: 100/70 mmHg, Temperature: 36,7oC

    Heart and lung: within normal limit

    Abdomen: Hepatic enlargement x 1/4 , spleen: shuffner III

    Extremities: pallor palm and hand. Others: normal

    a. Jelaskan interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik umum!Jawab:

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    12

    Pemeriksaan Kasus Nilai Normal Interpretasi

    Keadaan umum:

    - Kesadaran

    - Anemis

    - Morfologiwajah

    Compos mentis

    (+)

    Wide epicanthus

    prominent upper-

    jaw

    Compos mentis

    (-)

    Tidak ada Wide

    epicanthus

    prominent upper-

    jaw

    Normal

    Pucat

    Ekspansi massive sumsum

    tulang wajah

    Vital sign:

    - HR

    - RR

    - TD

    - Temp

    94 x/menit

    27 x/menit

    100/70 mm/Hg

    36,7C

    65-110

    20-50

    95-110/60-75

    36,5-37,5

    Normal

    Normal

    Normal

    Normal

    Heart and lung Within normal

    limit

    Normal Normal

    Abdomen:

    - Hepar

    - Spleen

    Enlargement x

    Schuffner III

    Tidak ada

    pembesaran/tidak

    teraba

    Tidak teraba

    Hati bagian kanan

    membesar garis khayal

    dari umbilicus arcus

    costae

    Hati bagian kiri membesar

    garis khayal dari

    umbilcus processus

    xiphoideus

    Hepatomegali

    Splenomegali

    Ekstremitas:

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    13

    - Telapak tangan Pucat Kemerahan/tidakpucat

    Anemia

    Mekanisme abnormal- Anemis

    defek gen produksi globin terganggu hemoglobin eritropoiesis

    berjalan tidak efektif eritrosit lebih rapuh-usia memendek hemolitik

    dari eritositjumlah eritrosit suplai ke perifer menurunanemia

    - Wide epicanthuslipatan vertical pada sisi nasal yang melebar

    Prominent upper jaw( penonjolan rahang atas)

    Mekanismenya:

    Anemia hemolitik produksi eritrosit ditingkatkan tulang wajah, tulang

    panjang kembali memproduksi sel darah merahhiperplasia sumsum tulang

    bentuk tulang berubah

    - Hepatic enlargement x dan spleen schuffner IIIEritrosit abnormal membran eritrosit lebih rapuh hemolisis meningkat

    hemoglobin bebas yang meningkat diambil oleh hati dan limpa

    hepatosplenomegalidistensi abdomen

    b. Jelaskan interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik khusus(heart, lung, abdomen, extremities)!

    Jawab: telah dijelaskan pada analisis no. 4a

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    14

    c. Bagaimana cara pemeriksaan schuffner?Jawab:

    - Posisikan pasien tidur terlentang rileks dengan kaki sedikit ditekuk- Palpasi abdomen pasien mulai dari SIAS kanan melewati umbilicus

    sampai dengan arcus costae kiri dengan bantuan garis khayal S0-S8.

    - Minta pasien menarik nafas setiap kali palpasi. Gerakan tangan perlahan-lahan sekitar 1 jari setiap hembusan nafas kearah arcus costae melewati

    umbilicus.

    - Tentukan besarnya lien dengan garis khayal Shuffner S0-S8- Catatlah adanya nyeri tekan, nilai contour dari limpa dan ukur jarak

    antara titik terendah dari limpa dengan pinggir costa kiri.

    Gambar. Gambar Palpasi limpa

    5. Laboratory resul tHb: 5,7 g/dl, Ht: 17, RBC: 2700/lt, Retikulosit: 1,8% , Serum Iron: 74, TIBC: 310,

    Ferritin: 899, bilirubin total: 3,6 ; bilirubin indirek: 3,2 ; bilirubin direk: 0,4.Trombosit: 267x109/lt, differential count: 0/2/0/70/22/6

    Blood film: anisocytosis, poikylocytosis, hypochrome, target cell (+)

    a. Jelaskan interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaanlaboratorium!

    Jawab:

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    15

    Pemeriksaan Kasus Nilai normal Interpretasi

    Hemoglobin

    RBC

    WBC

    Trombosit

    Diff. Count

    5,7 gr%

    2.700x103/lt

    10.2 X 103/lt

    267 x 103/lt

    0/2/0/70/22/6

    10-16 gr%

    4,1-5,8 /lt

    4,5-13 /lt

    150-500 x103/lt

    Basofil (0-1)

    Eosinofil (0-3)

    Netrofil batang (0-10)

    Netrofil segmen (15-35)

    Limfosit (45-76)

    Monosit (2-8)

    Thalasemia,chronic anemia

    Jumlah rantai globin yang

    terbentuk menyebabkan Hbmenjadi turun.

    Menurun ,anemia

    Menurun

    Normal

    Normal

    Normal

    Normal

    Meningkat

    Menurun

    Normal

    Hematokrit 17 vol% 31-45 vol% Rendah

    Jumlah RBC yang

    menurun menyebabkan Ht

    menjadi turun

    Retikulosit 1,8 % 0,5-1,0 % Meningkat

    Bilirubin direk 0,4 0-0,4 mg% Normal

    Bilirubin indirek 3,2 0,2-0,8 mg% Meningkat, Peningkatanpemecahan RBC

    menyebakan banyak

    hemoglobin yang dirubah

    menjadi bilirubin indirek,

    sehingga jumlahnya

    meingkat

    Bilirubin total 3,6 0,2-1 mg% Meningkat, Jumlah Bil.Indirek yang meningkat

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    16

    menyebakan Bil. Total

    meningkat.

    Serum iron 74 50-150 Normal

    TIBC 310 250-400 Normal

    Serum ferritin 899 50-300 Meningkat, Feritin

    meningkat disebabkan oleh

    riwayat transfusi, yang

    menyebabkan peningkatan

    jumlah simpanan besi

    dalam tubuh.

    Darah perifer

    Anisositosis

    Poikylositosi

    Hipokrom

    target cell (+)

    Normal (-)

    Normal (-)

    Normokrom

    Normal (-)

    Ukuran RBC banyak

    variasi

    Bentuk RBC banyak

    variasi

    RBC tampak lebih pucat

    RBC daerah sentral lebih

    terang

    b. Dari data yang telah didapat, berapakah nilai MCV,MCH dan MCHC pada kasus?Dan bagaimanakah interpretasi serta mekanisme abnormalnya?

    Jawab:

    (menurun,anemia

    mikrositik/tallasemia)

    (menurun, anemia mikrositik-

    hipokromik.)

    (normal)

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    17

    6. Diagnosis BandingJawab:

    Anemia

    defisiensi besi

    Anemia akibat

    penyakit kronik

    Thallasemia Anemia

    sideroblastik

    Derajat anemia Ringan -berat Ringan Ringan Ringan-berat

    MCV Menurun Menurun/normal Menurun Menurun/normal

    MCH Menurun Menurun

    /normal

    Menurun Menurun/normal

    Besi serum Menurun 50

    g/l

    Meningkat >50

    g/l

    Electrophoresis

    hb

    Normal Normal HbA2

    meningkat

    Normal

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    18

    7. Diagnosisa. Anamnesis:

    1) Keluhan:

    Pucat (Biasanya sejak lahir / usia bayi / usia anak-anak) -> Herediter Perut membesar akibat hepatosplenomegali Mudah letih / lemas Pertumbuhannya lambat Mudah terkena infeksi

    2) Riwayat: Tinggal di daerah Endemik Thalassemia- (contoh: Sumsel)

    Ada salah satu atau lebih keluarga yang juga menderita penyakit yangsama

    Riwayat pucat yang berlangsung kronis Pernah / sering menerima transfusi darah

    b. Pemeriksaan Fisik: Pucat / anemia Facies Cooleypada anak yang lebih besar Hepatosplenomegali tanpa limfadenopati Gizi kurang /buruk Gangguan pertumbuhan Hiperpigmentasi kulit Pubertas terlambat Ikterik ringan

    c. Pemeriksaan penunjang1) Darah tepi :

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    19

    Gambar. Hapusan Darah Thalassemia

    Pada talasemia mayorhasil pemeriksaan darah tepi sebagai berikut:

    Eritrosit terlihat hipokrom dengan berbagai bentuk dan ukuran, beberapamakrosit yang hipokromik, mikrosit dan fragmentosit. Didapatkan basophilic

    stippling, anisositosis, target sel (akan meninggi setelah splenektomi), cabot

    ring cell, Howell-Jolli bodies, SDM berinti.

    Anemia sangat berat dengan RBC kurang dari 2 juta/m3 Hb berkisar 2-8 gram% MCV, MCH turun, MCT (mean cell thickmess) turun, MCD (Mean Corpus

    Diameter) normalPada thalassemia intermediahasil pemeriksaan darah tepi sebagai berikut:

    Gambaran darah lebih nyata daripada thalassemia minor, tetapi lebih ringandaripada thalassemia mayor

    Hb antara 7-10 gram% Retikulosit 2-10%Pada thalassemia minorhasil pemeriksaan darah tepi sebagai berikut:

    Eritrosit hipokrom, mikrositik, polikromasi, basophillic stippling, anisositosis,poikilositosis ringan, target sel

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    20

    Retikulosit naik sedikit atau normal MCV, MCH, dan hematokrit turun Serum Fe dan IBC normal atau naik sedikit Kenaikan kadar Hb F ringan 2-6%, Hb A2 naik 3-7% Hb normal atau turun sedikit2) Sumsum tulang (tidak menentukan diagnosis) :

    Hiperplasi sistem eritropoesis dengan normoblas terbanyak dari jenisasidofil.

    Granula Fe (dengan pengecatan Prussian biru) meningkat rasio M : E terbalik kadar besi serum normal atau meninggi kadar bilirubin serum meninggi SGOTSGPT dapat meninggi Asam urat darah meninggi

    d. Pemeriksaan khusus : Hb F meningkat : 20%-90% Hb total Elektroforesis Hb : hemoglobinopati lain dan mengukur kadar Hb F. Pemeriksaan pedigree: kedua orangtua pasien talasemia mayor merupakan

    trait(carrier) dengan Hb A2meningkat (> 3,5% dari Hb total).

    8. Diagnosis KerjaJawab:

    Anemia hemolitik et causaThalassemia.

    9. Pemeriksaan penunjanga.

    Analisa hemoglobin- Elektroforesis Hb : Hb c\varian kualitatif, HbA2 kuantitatif, HbF, HbH

    inclusion bodies.

    - Metoda HPLC (beta short variant Biorad) : analisis kualitatif dankuantitatif.

    b. Imaging (tentative)- Foto Rontgen tulang kepala :

    Gambaran hair on end, korteks menipis, diploe melebar dengan

    trabekula tegak lurus pada korteks.Pada kranium ditandai dengan

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    21

    pelebaran ruang diploe dan garis-garis vertikal trabekula akan memberi

    gambaran hair on end. Abnormalitas gambaran radiologik lainnya pada

    kranium yaitu sinus paranasalis tampak tidak berekmbang sempurna,

    terutama sinus maksilaris.17Hal ini disebabkan karena penebalan dari

    tulang sinus akibat hyperplasia yang akan memberi gambaran

    thalassemia facies dengan maloklusi. Korpus vertebra mengalami

    deminerlisasi yang ditandai dengan trabekulasi yang kasar disekelilingnya.

    Pada stadium lanjut, tepi superior dan inferior corpus vertebra berbentuk

    bikonkaf atau dapat terjadi fraktur kompresi. Kadang pula massa

    hemopoesis ekstramedulla tampak pada mediastinum memberi gambaran

    bayangan jaringan lunak di antara kosta depan dan belakang pada posisi

    posteroanterior. Jantung tampak pula mengalami pembesaran. Pada kosta

    tampak bayangan densitas radiopak didalam kosta (a rib within a rib

    appearance).

    Gambar.Foto Polos Kepala posisi anteroposterior dan lateral

    - Foto tulang pipih dan ujung tulang panjang :Perluasan sumsum tulang sehingga trabekula tampak jelas.

    Pada tulang-tulang pendek tangan dan kaki terbentuk trabekulasi kasar,

    tulang menjadi berbetuk pipa serta tampak adanya abnormalitas kistik.

    Pelebaran kavitas medull pada metacarpal, metatarsal dan phalanges

    memberi gambaran bentuk rectangular dengan konkavitas normal

    menghilang. Pada tulang panjang dan ekstremitas memperlihatkan korteks

    yang menipis dan dilatasi kavitas medulla sehingga mengakibatkan tulang-

    tulang tersebut sangat rapuh dan mudah mengalami fraktur patologik.

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    22

    Gambar.Foto polos tangan & kaki posisi anteroposterior

    - MRI : untuk melihat hematopoiesis ekstramedular- MRI T2 : untuk melihat iron overload pada jantung

    c. Pemeriksaan komplikasi penyakit thalassemia- Splenomegali : USG- Kolelitiasis : USG/CT scan- Hemopoiesis ekstramedular :X-Ray- Kelainan tulang :X-Ray/MRI- Thrombosis : USG duplex, angiografi, hemostasis- Kelainan jantung : EKG atau MRI T2- Kelainan hati : LIC/Liver Iron Concentration (biopsy

    atau MRI T2)

    10.EpidemiologiJawab: dijelaskan pada LI no.1

    11.Faktor resiko- Riwayat keluarga dengan thalasemia- Incestatau perkawinan sedarah/ perkawinan keluarga dekat

    12.PatogenesisJawab:

    Thalassemia merupakan sindrom kelainan yang disebabkan oleh gangguan

    sintesis hemoglobin akibat mutasi di dalam atau dekat dengan gen globin. Pada

    thalassemia mutasi gen globin ini dapat menimbulkan perubahan rantai globin

    atau , berupa perubahan kecepatan sintesis (rate of synthesis) atau kemampuan

    produksi rantai globin tertentu, dengan akibat menurunnya atau tidak

    diproduksinya rantai globin tersebut. Perubahan ini diakibatkan oleh adanya

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    23

    mutasi gen globin pada clusters gen atau berupa bentuk delesi atau non delesi.

    Walaupun telah lebih dari dua ratus mutasi gen thalessemia yang telah

    diidentifikasi.

    13.PenatalaksanaanJawab: dijelaskan pada LI no.1

    14.KomplikasiJawab:

    Akibat anemia yang berat dan lama, sering terjadi gagal jantung. Tranfusi

    darah yang berulang ulang dan proses hemolisis menyebabkan kadar besi dalam

    darah sangat tinggi, sehingga di timbun dalam berbagai jaringan tubuh seperti

    hepar, limpa, kulit, jantung dan lain lain. Hal ini menyebabkan gangguan fungsi

    alat tersebut (hemokromatosis). Limpa yang besar mudah ruptur akibat trauma

    ringan. Kadang kadang thalasemia disertai tanda hiperspleenismeseperti

    leukopenia dan trompositopenia. Kematian terutama disebabkan oleh infeksi dan

    gagal jantung.

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    24

    Hepatitis pasca transfusi biasa dijumpai, apalagi bila darah transfusi telah

    diperiksa terlebih dahulu terhadap HBsAg. Hemosiderosis mengakibatkan sirosis

    hepatis, diabetes melitus dan jantung. Pigmentasi kulit meningkat apabila ada

    hemosiderosis, karena peningkatan deposisi melanin.

    15.PencegahanJawab:

    Pencegahan primer

    Penyuluhan sebelum perkawinan (marriage counselling) untuk mencegah

    perkawinan diantara pasien Thalasemia agar tidak mendapatkan keturunan yang

    homozigot. Perkawinan antara 2 hetarozigot (carrier) menghasilkan keturunan: 25

    % Thalasemia (homozigot), 50 % carrier (heterozigot) dan 25 normal.

    Pencegahan sekunder

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    25

    Pencegahan kelahiran bagi homozigot dari pasangan suami istri dengan

    Thalasemia heterozigot salah satunya adalah dengan inseminasi buatan dengan

    sperma berasal dari donor yang bebas dan Thalasemia trait. Diagnosis prenatal

    melalui pemeriksaan DNA cairan amnion merupakan suatu kemajuan dan

    digunakan untuk mendiagnosis kasus homozigot intra-uterin sehingga dapat

    dipertimbangkan tindakan abortus provokotus.

    Edukasi

    - Sampaikan kepada pasien dan keluarga mengenai kondisinya sekarang.- Beri saran agar sebelum melakukan pernikahan, cek pasangan untuk kemungkinan

    thalasemia.

    - Hindari pemakaian obat pencetus hemolitik seperti fenasetin, klorpromazin(tranquilizer), penisilin, kina, dan sulfonamid.

    - Makan-makanan bernutrisi khususnya asupan B12 dan folic acid.

    16.PrognosisJawab:

    Quo ad vitam : dubia

    Quo ad fungsionam : dubia

    17.Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI)Jawab:

    Tingkat Kemampuan 4

    Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan

    pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :

    pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan

    mampu menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas.

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    26

    IV. Learning Issue

    1. Talasemia Definisi dan Etiologi

    Thalassemia berasal dari kata Yunani, yaitu talassa yang berarti

    laut, dan anemia, yang berarti berhubungan dengan darah. Yang

    dimaksud dengan laut tersebut ialah Laut Tengah, oleh karena penyakit ini

    pertama kali dikenal di daerah sekitar Laut Tengah. Penyakit ini pertama

    sekali ditemukan oleh seorang dokter di Detroit USA yang bernama

    Thomas B. Cooley pada tahun 1925.

    Thalassemia adalah penyakit yang diturunkan secara autosomal

    resesif akibat dari berkurangnya pembuatan salah satu dari rantai asam

    amino yang membentuk hemoglobin. Yaitu ditandai dengan ditandai

    dengan penurunan sintesis rantai atau rantai dari globin. Yang

    normalnya adalah 2 rantai- dan 2 rantai-.

    Kelainan gen ini akan mengakibatkan berkurang atau tidak

    terbentuknya rantai globin pembentuk hemoglobin, sehingga hemoglobin

    tidak terbentuk sempurna. mengakibatkan sel darah merah mudah lisis.

    Karena butir darah merah lisis, seseorang mengalami anemia hemolitiksehingga biasanya ditandai dengan anemia hipokrom mikrositik herediter.

    Klasifikasi ThalassemiaThalassemia merupakan penyakit yang timbul karena

    penderitanya tidak memiliki cukup rantai dalam hemoglobinnya, dimana

    produksi rantai dalam hemoglobin diatur oleh autosom 16 dan terdiri

    dari 2 gen globin (terdiri dari 4 lokus). Thalassemia dapat dibagimenjadi dua kelompok, yaitu: tipe delesi dan tipe nondelesi

    1) Thalassemia Tipe Delesi,Ditandai oleh delesi pada lokus yang beradapada gen globin . . Karena terdapat empat gen -globin fungsionalmaka

    klasifikasinya adalah :

    a) Delesi pada 1 lokus/ (silent carriers), tidak ada gejalab) Delesi pada 2 lokus/- (trait thalassemia), gambaran klinis mirip

    dengan thalassemia minor mengalami anemia ringan, dengan sel

    darah merah pucat (hipokrom) dan lebih kecil (mikrositik)

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    27

    c) Delesi pada 3 lokus -/- terdapat Hb H dan hanya terdapat 1 genglobin yang normal dan disertai anemia sedang sampai berat dan

    splenomegali, kadar Hb 8-10gr%

    d) Delesi pada 4 lokus -/- (hydrops fetalis), ditemukan adanya Hb Barts(tetramer gama) sehingga memiliki afinitas yang tinggi terhadap

    oksigen dan tidak ada oksigen pada jaringan dan fetus mengalami

    anemia pada awal kehamilan dan membengkak karena mengalami

    kelebihan cairan disertai hepatosplenomegaly dan biasanya keguguran

    atau meninggal setelah dilahirkan (minggu 36-40)

    2) Thalassemia Tipe NondelesiPada bentuk ini tidak dijumpai delesi gen , namun terjadi mutasi pada

    gen tersebut sehingga menyebabkan gangguan pada rantai globin .

    Pada -thalassemia sintesis tantai berkurang atau tidak ada sama sekali,

    karena terdapat gangguan pada mRNA.

    Thalasemia merupakan penyakit thalasemia yang timbul karena

    penderitanya tidak cukup memiliki rantai dalam Hbnya ( gen pengkode

    rantai globin terletak pada kromosom 11).

    1) Thalasemia mayor 0 / 0(Cooleys Anemia)a) Pada kondisi ini rantai globin tidak diproduksi sama sekali.

    Biasanya gejala muncul pada bayi ketika berumur 3 bulan berupa

    anemia yang berat.

    b) Bentuk homozigot merupakan anemia hipokrom mikrositik yang beratdengan hemolisis di dalam sumsum tulang dimulai pada tahun

    pertama kehidupan dan kedua orang tua merupakan carier. Gejala

    gejala bersifat sekunder akibat anemia dan meliputi pucat, wajah yang

    karakteristik akibat pelebaran tulang pada kranium, ikterus dengan

    derajat yang bervariasi, dan hepatosplenomegali. Kadar Hb 3-6gr%

    dan butuh transfusi secara berkala

    2) Thalasemia intermedia 0 / a) Penderita ini secara genetik bersifat heterogen.

    b) Penyakit ini berat tetapi tidak perlu transfusi darah terarur. (derajatanemia bergantung pada derajat mutasi gen yang terjadi

    3) Thalasemia minor/trait + /

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    28

    a) Adanya 1 gen normal pad individu heterozigot memungkinkan sintesisrantai -globin yang memadai sehingga penderita biasanya

    asimtomatik dengan anemia ringan (kadar Hb 7-10gr%)

    b) Apusan darah tepi yakni abnormalitas minor termasuk hipokromia,mikrositosis, basophilic strippling, dan sel target

    c) Tanda khasnya ialah meningkatnya HbA2sebesar 4-8% dari Hb total.Keterangan :

    0 : sintesis rantai terhenti sama sekali

    + : masih ada sintesis rantai

    EpidemiologiGen thalassemia sangat luas tersebar, dan kelainan ini diyakini

    merupakan penyakit genetik manusia yang paling prevalen. Distribusi

    utama meliputi daerah-daerah perbatasan Laut Mediterania, sebagian besar

    Afrika, Timur Tegah, sub benua India dan Asia Tenggara.

    Gambar 6.Sabuk/ikat pinggang Thalassemia

    Di beberapa daerah Asia Tenggara sebanyak 40% dari populasi

    mempunyai satu atau lebih gen thalassemia. di Indonesia Talasemia

    merupakan salah satu jenis anemia hemolitik dan merupakan penyakitketurunan yang diturunkan secara autosomal yang paling banyak dijumpai.

    Enam sampai sepuluh dari setiap 100 orang Indonesia membawa gen

    penyakit ini

    Khusus untuk prevalensi etnik melayu di Palembang:

    1) Thalasemia : 13,4 % ( liliani, 2004)2) Thalasemia : 8,0 % ( safyudin, 2003)

    Pada kasus ini, kayu agung merupakan daerah endemik malaria.

    Daerah geografi di mana thalssemia merupakan prevalen yang sangat

    http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Anemiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyakit_keturunan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyakit_keturunan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Genhttp://id.wikipedia.org/wiki/Genhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyakit_keturunan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyakit_keturunan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Anemiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    29

    paralel dengan daerah di mana Plasmodium falciparum dulunya

    merupakan endemik. Resistensi terhadap infeksi malaria yang mematikan

    pada pembawa gen thalassemia agaknya menggambarkan kekuatan

    selektif yang kuat untuk menolong ketahanan hidupnya pada daerah

    endemik penyakit ini.

    PatofisiologiMekanisme ekspresi gen globin terdiri dari beberapa tahap, mulai

    dari transkripsi, proses RNA, seleksi mRNA untuk translasi dan degradasi

    mRNA. Ekspresi setiap gen pada kelompok gen -like globin dikontrol

    melalui kompleks interaksi antara sekuens regulator lokal (regio promoter)

    pada masing-masing gen -like globin dan regio kontrol lokus- (-LCR)

    melalui competitive fashion. -LCR merupakan suatu serial situs

    hipersensitif DNAase yang berlokasi pada 6-18kb upstream dari gen

    globin dan berfungsi sebagai elemen regulator utama dalam pengaturan

    transkripsi gen -like globin.

    Terdapat lebih dari 210 mutasi thalassemia- yang meliputi

    substitusi basa tunggal, delesi 1 hingga beberapa nukleotida, delesi besar,

    insersi kecil, inversi dan rearrangement sekuens DNA. Mutasi ini

    menyebabkan menurunnya produksi rantai globin (pada thalassemia-+)

    atau tidak ada sama sekali(pada thalassemia-0) dan semua tergantung

    pengaruhnya terhadap tingkat fungsi gen globin (tergantung tahap

    pengaruhnya).

    Dari pengklasifikasian tipe thalassemia dapat dilihat bahwa rantai

    globin dewasa yang terbentuk adalah tidak stabil dan larut seperti dengan

    adanya tetramer 4 (berkurangnya sintesis rantai globin ) maupun yang

    lainnya. Sehingga dengan adanya rantai globin yang bebas ini akan

    membentuk presipitat intraseluler (menumpuk) baik pada eritrosit muda

    maupun eritrosit matur, yang dapat terlihat berupa sel target,

    mengakibatkan ketidakefektifan eritropoiesis (pembentukan SDM) di

    sumsum tulang (mempengaruhi maturasi eritroblast pada sumsum tulang

    dan bertanggung jawab terhadap kerusakan intramedula dari prekursor

    SDM) serta menyebabkan kerapuhan pada SDM ini sehingga dapat terjadi

    hemolisi prematur di sirkulasi perifer (terutama saat SDM yang

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    30

    mengandung bahan inklusi melewati mikrosirkulasi dan trabekula pulpa

    merah di limpa) yang nantinya akan berakibat pada :

    a. Dibentuknya banyak SDM yang belum matur yang nanti bersirkulasidi darah dan memiliki afinitas terhadap O

    2 yang lebih rendah juga.

    Sehingga penderita biasanya mengalami anemia dengan ciri-ciri kulit

    yang pucat.

    b. Dengan terjadinya anemia hemolitik (penghancuran SDM melebihipembentukannya) yang parah, akan semakin membendung di limpa

    sehingga kerja limpa memberat dan membesar (splenomegaly).Selain

    itu, dengan ketidakstabilan rantai Hb yang membuat eritrosit rapuh dan

    kehilangan sifat fleksibelnya semakin menambah hemolisis. Sebab di

    trabekula ukurannya hanya 3 mikrometer yang harusnya dapat dilewati

    eritrosit yang berukuran 8 mikrometer.

    c. Dengan kondisi anemia hemolitik ini, maka eritrosit yang dirombakoleh hati akan semakin banyak. Saat dirombak, Hb dikeluarkan dari

    eritrosit dan dipecah menjadi heme dan globin. Heme dipecah menjadi

    Fe untuk disimpan di hati dan digunakan kembali, dan protoporfirin.

    Dimana protoporfirin ini akan diubah menjadi pirol yang akan diubah

    menjadi biliverdin dan direduksi menjadi bilirubin bebas. (sehingga

    biasanya penderita mengalami peningkatan bilirubin dengan manifes

    fesesnya berwarna kehijauan). Peningkatan bilirubin bisa berakibat

    terjadi ikterus hemolitik dan perubahan warna kulit menjadi

    kekuningan.(bilirubin indirek tidak larut dalam air tetapi larut dalam

    lemak dan dibawah kulit banyak terdapat lemak.

    d. Selain itu hati juga berfungsi membantu pembentukan eritrosit yangjuga memperberat kerja & kerusakan hati. Sehingga lama-lama

    membesar (hepatomegaly)

    e. Hiperplasia dari sumsum tulang maupun tulang kranium karenaberperan dalam eritropoiesis (perubahan struktur tulang muka)

    Teori Genetik (Penurunan)Thalassemia diturunkan secara kodominan autosomal ,artinya

    bentuk thalassemia heterozigot (thalassemia minor / sifat thalassemia)

    mungkin asimptomatik (bergejala ringan), bentuk thalassemia homozigot /

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    31

    thalassemia mayor berkaitan dengan hemolitik yang berat. Serta

    digolongkan pada penyakit anemia hemolitik bawaan yang ditandai oleh

    anemia mikrositik hipokromik. Homozigot dominan ThTh berfenotip

    thalassemia mayor, sedangkan heterozigot Thth berfenotip thalassemia

    minor, dan resesif thth bararti normal.

    Gambar. Skema Penurunan Gen Thalassemia Menurut Hukum Mendel.

    Pada kasus ini, karena pada Anamnesis tidak disebutkan bahwa

    Ayah atau Ibunya mengalami yang sama dengan dia atau tidak, maka

    diduga Ayah dan Ibunya adalah Carrier (pembawa) / Heterozigot. Adik

    laki-lakinya (7 tahun) kemungkinan normal atau juga seorang Carrier.

    Pamannya yang meninggal pada usia 21 tahun dengan gejala yang sama

    dengannya juga kemungkinan merupakan penderita Homozigot.

    Manifestasi KlinisGejala thalassemia beta sangat bervariasi, tergantung keparahan

    atau kerusakan gen yang terjadi, mulai dari tanpa gejala (seakan normal)

    hingga yang butuh transfusi darah seumur hidup.

    Thalassemia MayorThalassemia mayor menjadi bergejala sebagai anemia hemolitik

    kronis yang progresif selama 6 bulan kedua kehidupan anak. Transfusi

    darah reguler diperlukan pada penderita ini untuk mencegah kelemahan

    yang amat sangat dan gagal jantung yang disebabkan oleh anemia. Tanpa

    transfusi harapan hidup penderita tidak lebih dari beberapa tahun.

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    32

    Pada kasus yang tidak diterapi atau pada penderita yang jarang

    menerima transfusi pada waktu anemia berat, terjadi hipertrofi jaringan

    erotropoetik di sumsum tulang maupun diluar sumsum tulang. Warna

    merah dari darah manusia disebabkan oleh hemoglobin yang terdapat di

    dalam darah merah. Hemoglobin terdiri atas zat besi dan protein yang

    dibentuk oleh rantai globin alfa dan rantai globin beta. Pada penderita

    thalassemia beta, produksi rantai globin beta tidak ada atau berkurang.

    Sehingga hemoglobin yang dibentuk berkurang. Selain itu berkurangnya

    produksi rantai globin beta mengakibatkan rantai globin alfa relatif

    berlebihan dan akan saling mengikat membentuk suatu benda yang

    menyebabkan sel darah merah mudah rusak. Berkurangnya produksi

    hemoglobin dan mudah rusaknya sel darah merah mengakibatkan

    penderita menjadi pucat atau anemia atau kadar Hbnya rendah.

    Anemia berat menjadi nyata pada usia 3-6 bulan setelah kelahiran

    ketika seharusnya terjadi pergantian dari produksi rantai ke rantai .

    Tabel. Gambaran Hematologi Thalassemia Mayor.

    Thalassemia mayor Gambaran hematologis Ekspresi klinis Temuan

    Hemoglobin

    Homozigot Anemia berat,

    normoblatemia

    Anemia Cooley b F > 90% Tidak

    ada Hb A Hb A2

    meningkat

    Homozigot + Anisositosis,poikilositosis,

    anemia sedang berat

    Talasemia

    intermedia

    Hb A 20-40%

    Hb F 60-80%

    Heterozigot 0 Mikrositosis, hipokromia,

    anemia ringan sampai

    sedang

    Mungkin

    menderita

    splenomegali,

    ikterus

    Peningkatan Hb

    A2 dan Hb F

    Heterozigot + Mikrositosis,hipokromi,

    anemia ringan

    Normal Peningkatan Hb

    A2 dan Hb F

    Penyandang tenang

    heterozigot

    Normal Normal Normal

    Heterozigot Mikrositosis, hipokromia,

    anemia ringan

    Biasanya normal Hb F 5-20%

    Hb A2 normal

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    33

    atau rendah

    Heterozigot Bayi baru lahir : anemia

    hemolitik, mikrositik

    normoblastemiaDewasa : Mikrositosis,

    hipokromia, anemia

    ringan

    Bayi baru lahir :

    anemia hemolitik

    dengansplenomegali

    Dewasa : Biasanya

    normal

    Normal

    Tulang-tulang menjadi tipis dan fraktur patologis mungkin terjadi.

    Ekspansi masif dari sumsum tulang maupun di muka dan tengkorak

    menghasilkan wajah yang khas. Muka pucat, hemosiderosis, dan ikterus

    bersama-sama membentuk kesan coklat-kuning. Limfa dan hati membesar

    karena hematopoesis ekstramedular dan hemosiderosis.

    Sumsum tulang pipih adalah tempat memproduksi sel darah.

    Tulang muka adalah salah satu tulang pipih, Pada thalassemia karena

    tubuh selalu kekurangan darah, maka pabrik sel darah daiam hal ini

    sumsum tulang pipih akan berusaha memproduksi sel darah merah

    sebanyak-banyaknya. Karena pekerjaannya yang meningkat maka sumsum

    tulang ini akan membesar, pada tulang muka pembesaran ini dapat dilihat

    dengan jelas dengan adanya penonjolan dahi, jarak antara kedua mata

    menjadi jauh, tulang pipi menonjol.

    Gambar. Thalassemic facies

    Penipisan korteks di banyak tulang, dengan suatu kecenderumgan

    terjadinya fraktur dan penonjolan tengkorak dengan suatu gambaran

    rambut berdiri (hair on end) pada foto Rontgen.

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    34

    Gambar. Hair-on-end akibat ekspansi sumsum tulang ke dalam tulang

    kortikal

    Pada penderita yang lebih tua, pembesaran limfa menimbulkan rasa

    ketidaknyamanan mekanis dan hipersplenisme sekunder. Limpa berfungsi

    membersihkan sel darah yang sudah rusak. Selain itu limpa juga berfungsi

    membentuk sel darah pada masa janin. Pada penderita thalassemia, sel

    darah merah yang rusak sangat berlebihan sehingga kerja limpa sangat

    berat. Akibatnya limpa menjadi membengkak. Selain itu tugas limpa lebih

    diperberat untuk memproduksi sel darah merah lebih banyak.

    Gambar. hepatosplenomegali pada Thalassemia

    Pertumbuhan terganggu pada anak yang lebih tua,. pubertas

    terlambat atau tidak terjadi karena kelainan endokrin sekunder. Diabetes

    melitus yang disebabkan siderosis pankreas mungkin terjadi. Pada kasusini, adik pasien lebih tinggi darinya kemungkin karena pertumbuhan

    pasien yang terhambat. Pertumbuhan terhambat terjadi akibat:

    a. Pada pasien thalasemia, terjadi destruksi dini eritrosit sehingga sumsumtulang merah berkompensasi dengan cara meningkatkan eritropoiesis.

    Sumsum tulang merah terdapat di tulang pipih seperti os maxilla, os

    frontal, dan os parietal. Hal ini mengakibatkan tulang-tulang tersebut

    mengalami penonjolan dan pelebaran. Namun, destruksi dini sel darah

    merah terus berlanjut sehingga sumsum tulang putih yang normalnya

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    35

    berfungsi untuk membangun bentuk tubuh dan pertumbuhan berubah

    fungsi menjadi sumsum tulang merah yang menghasilkan eritrosit.

    Sumsum tulang putih terdapat pada tulang-tulang panjang seperti os tibia,

    os fibula, os femur, os radius, dan os ulna. Perubahan fungsi tulang-tulang

    ini dari pembangun tubuh menjadi pembentuk eritrosit mengakibatkan

    terhambatnya pertumbuhan pasien.

    b. Massa jaringan eritropetik yang membesar tetapi inefektif bisamenghabiskan nutrient sehingga menyebabkan retardasi pertumbuhan12

    c. Penimbunan besi pada pasien thalassemia dapat merusak organ endokrinsehingga terjadi kegagalan pertumbuhan dan gangguan pubertas.

    Thalassemia IntermediaMerupakan kondisi antara mayor dan minor, dapat mengakibatkan

    anemia berat dan masalah lain seperti deformitas tulang dan

    pembengkakan limpa. Rentang keparahan klinis pada thalassemia

    intermedia ini cukup lebar, dan batasnya dengan kelompok thalassemia

    mayor tidak terlalu jelas sehingga, keduanya dibedakan berdasarkan

    ketergantungan sang penderita pada tranfusi darah.

    Thalasemia intermedia jarang dijumpai. Pada varian yang lebih berat

    didapatkan gangguan gangguan pertumbuhan, perubahan tulang dan gagal

    tumbuh sejak awal, penatalaksaannya tidak dibedakan dengan thalassemia

    yang tergantung transfuse. Pada kasus lain didapatkan pasien dengan

    tumbuh kembang yang baik, keadaan yang hamper stabil dan splenomegali

    ringan maupun sedang. Pada pasien ini komplikasi bisa timbul dengan

    bertambahnya umur. Termasuk perubahan tulang, osteoporosis progresif

    sampai fraktur spontan, luka di kaki, defisiensi folat, hipersplenisme,

    anemia progresif, dan efek penimbunan zat besi karena peningkatan

    absorpsi di saluran cerna. Sering dijumpai gene yang bervariasi, dapat

    homozygote untuk thalassemia F atau A2F, atau heterozygote campuran

    A2F dengan Hb lepore.

    Thalassemia MinorKerusakan gen yang terjadi umumnya ringan. Penderitanya hanya

    menjadi pembawa gen thalas-semia, dan umumnya tidak mengalami

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    36

    masalah kesehatan, kecuali gejala anemia ringan yang ditandai dengan

    lesu, kurang nafsu makan, sering terkena infeksi dan sebagainya. Kondisi

    ini sering disalah artikan sebagai anemia karena defisiensi (kekurangan)

    zat besi.

    Orang dengan talasemia minor telah (paling) anemia ringan

    (dengan sedikit menurunkan tingkat hemoglobin dalam darah). Situasi ini

    dapat sangat erat menyerupai dengan anemia kekurangan zat besi ringan.

    Namun, orang dengan talasemia minor memiliki kadar besi normal

    (kecuali mereka memiliki kekurangan besi untuk alasan lain). Tidak ada

    perawatan diperlukan untuk talasemia minor. Secara khusus, besi tidak

    perlu dan tidak dianjurkan.

    Cara diagnosis (telah dijelaskan pada analisis masalah no. 7) Penatalaksanaan

    a. Transfusi darah :Hb penderita dipertahankan antara 8 g/dl sampai 9,5 g/dl. Dengan

    kedaan ini akan memberikan supresi sumsum tulang yang adekuat,

    menurunkan tingkat akumulasi besi, dan dapat mempertahankan

    pertumbuhan dan perkembangan penderita. Pemberian darah dalam

    bentuk PRC (packed red cell), 3 ml/kg BB untuk setiap kenaikan Hb 1

    g/dl.

    b. Medikamentosa1) Vitamin E 200-400 IU setiap hari sebagai antioksidan dapat

    memperpanjang umur sel darah merah.

    2) Asam folat 2-5 mg/hari untuk memenuhi kebutuhan yangmeningkat.

    3) Vitamin C 100-250 mg/hari selama pemberian kelasi besi, untukmeningkatkan efek kelasi besi.

    4) Bila kadar ferritin serum atau serum iron meningkat:Pemberian iron chelating agent(desferoxamine): diberikan setelah

    kadar feritin serum sudah mencapai 1000 mg/l atau saturasi

    transferin lebih 50%, atau sekitar 10-20 kali transfusi darah.

    Desferoxamine, dosis 25-50 mg/kg berat badan/hari subkutan

    melalui pompa infus dalam waktu 8-12 jam dengan minimal

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    37

    selama 5 hari berturut setiap selesai transfusi darah. Atau

    desferopron oral.

    Gambar.Lokasi untuk menggunakan pompa portable deferoksamin

    c. BedahSplenektomi merupakan prosedur pembedahan utama yang

    digunakan pada pasien dengan thalassemia. Limpa diketahui

    mengandung sejumlah besar besi nontoksik (yaitu, fungsi

    penyimpanan). Limpa juga meningkatkan perusakan sel darah merah

    dan distribusi besi. Fakta-fakta ini harus selalu dipertimbangkan

    sebelum memutuskan melakukan splenektomi.. Limpa berfungsi

    sebagai penyimpanan untuk besi nontoksik, sehingga melindungi

    seluruh tubuh dari besi tersebut. Pengangkatan limpa yang terlalu dinidapat membahayakan.

    Sebaliknya, splenektomi dibenarkan apabila limpa menjadi

    hiperaktif, menyebabkan penghancuran sel darah merah yang

    berlebihan dan dengan demikian meningkatkan kebutuhan transfusi

    darah, menghasilkan lebih banyak akumulasi besi. Imunisasi pada

    penderita ini dengan vaksin hepatitis B, vaksin H.Influenzae tipe B,

    dan vaksin polisakarida pneumokokus diharapkan, dan terapi

    profilaksis penisilin juga dianjutkan.

    Splenektomi, dengan indikasi:

    Anak usia > 6 tahun Limpa yang terlalu besar, sehingga membatasi gerak penderita,

    menimbulkan peningkatan tekanan intraabdominal dan bahaya

    terjadinya ruptur. Hipersplenisme ditandai dengan peningkatan

    kebutuhan transfusi darah atau kebutuhan suspensi eritrosit (PRC)

    melebihi 250 ml/kg berat badan dalam 1 tahun.

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    38

    d. Transplantasi sumsum tulang (TST)Pengobatan thalassemia yang berat dengan transplantasi

    sumsum tulang allogenik pertama kali dilaporkan lebih dari satu

    dekade yang lalu, sebagai alternatif dari pelaksanaan klinis standar dan

    saat ini diterima dalam pengobatan thalassemia . Keberhasilan

    trasplantasi allogenik pada pasien thalassemia membebaskan pasien

    dari transfusi kronis, namun tidak menghilangkan kebutuhan terapi

    pengikat besi pada semua kasus. Pengurangan konsentrasi besi hati

    hanya ditemukan pada pasien muda dengan beban besi tubuh yang

    rendah sebelum transplantasi, kelebihan besi pada parenkim hati

    bertahan sampai 6 tahun setelah transplantasi sumsum tulang, pada

    kebanyakan pasien yang tidak mendapat terapi deferoksamin setelah

    transplantasi.

    Prognosis yang buruk pasca TST berhubungan dengan adanya

    hepatomegali, fibrosis portal, dan terapi khelasi yang inefektif sebelum

    transplantasi dilakukan. Prognosis bagi penderita yang memiliki ketiga

    karakteristik ini adalah 59%, sedangkan pada penderita yang tidak

    memiliki ketiganya adalah 90%. Meskipun transfusi darah tidak

    diperlukan setelah transplantasi sukses dilakukan, individu tertentu

    perlu terus mendapat terapi khelasi untuk menghilangkan zat besi yang

    berlebihan. Waktu yang optimal untuk memulai pengobatan tersebut

    adalah setahun setelah TST.

    e. SupportifThalassemia Diet

    Diet Talasemia disiapkan oleh Departemen diit, Di Rumah

    sakit umum Sarawak pasien dinasehati untuk menghindari makanan

    yang kaya akan zat besi, seperti daging berwarna merah, hati, ginjal,

    sayur-mayur bewarna hijau, sebagian dari sarapan yang mengandung

    gandum, semua bentuk roti dan alkohol.

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    39

    Tabel. Daftar makanan dan kandungan zat besi

    FOOD TO AVOID

    Foods with high content of Iron Iron Content

    Organ meat (liver, kidney, spleen) 514 mg / 100 gBeef 2.2 mg / 100 g

    Chicken gizzard and liver 210mg / 100 g

    Ikan pusu (with head and entrails) 5.3 mg / 100 g

    Cockles (kerang) 13.2 mg / 100 g

    Hen eggs 2.4 mg / whole egg

    Duck eggs 3.7 mg / whole egg

    Dried prunes / raisins, Peanuts (without shell), other nuts 2.9 mg / 100 gDried beans (red, green, black, chickpeas, dhal) 48 mg / 100 g

    Baked beans 1.9 mg / 100 g

    Dried seaweed 21.7 mg / 100 g

    Dark green leafy vegetables bayam, spinach, kailan,

    cangkok manis, kangkung, sweet potato shoots, ulam

    leaves, soya bean sprouts, bitter gourd, paku, midi, parsley,

    > 3 mg 1 100 g

    Food AllowedFoods with moderate content of Iron

    Chicken, pork allow one small serving a day (= 2

    matchbox size)

    Soya bean curd (towkwa, towhoo,

    hookee)

    allow one serving only (= one piece)

    Light coloured vegetables (sawi, cabbage,

    long beans and other beans, ketola, ladysfingers)

    1 -2 servings a day (= 1/2 cup)

    Ikan pusu head and entrails removed

    Onions use moderately

    Oats

    Foods with small amount of Iron

    Rice and Noodles

    Bread, biscuits

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    40

    Starchy Root vegetables ( carrot, yam,

    tapioca, pumpkin, bangkwang, lobak)

    Fish (all varieties)

    Fruits (all varieties except dried fruits)Milk, cheese

    Oils and Fats

    f. Monitoring1) Terapi

    Pemeriksaan kadar feritin setiap 1-3 bulan, karena kecenderungan

    kelebihan besi sebagai akibat absorbsi besi meningkat dan transfusi

    darah berulang.Efek samping kelasi besi yang dipantau: demam,

    sakit perut, sakit kepala, gatal, sukar bernapas. Bila hal ini terjadi

    kelasi besi dihentikan

    2) Tumbuh KembangAnemia kronis memberikan dampak pada proses tumbuh kembang,

    karenanya diperlukan perhatian dan pemantauan tumbuh kembang

    penderita.

    3) Gangguan jantung, hepar dan endokrinAnemia kronis dan kelebihan zat besi dapat menimbulkan

    gangguan fungsi jantung (gagal jantung), hepar (gagal hepar),

    gangguan endokrin (diabetes melitus, hipoparatiroid) dan fraktur

    patologis.

    Kontrol rutin setiap 3 bulan :

    Tes fungsi hati Tes fungsi ginjal kadar ferritin

    Pada penderita > 10 tahun evaluasi setiap 6 bulan :

    Pantau pertumbuhan dan perkembangan Pemeriksaan status pubertas Tes fungsi jantung / echocardiogram Tes fungsi paru Tes fungsi endokrin

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    41

    Skrining hepatitis dan HIVg. Lain-lain (rujukan subspesialis, rujukan spesialisasi lainnya dll)

    Bila perlu, rujuk ke divisi Tumbuh kembang, kardiologi, gizi,

    endokrinologi, radiologi, dan dokter gigi.

    KomplikasiKomplikasi jantung, termasuk aritmia yang membandel dan gagal

    jantung kongestif kronis yang disebabkan oleh siderosis miokardium,

    sering merupakan kejadian terminal. Dengan regimen modern dalam

    penanganan komprehensif untuk penderita ini, banyak dari komplikasi ini

    dapat dicegah dan yang lainnya diperbaiki dan ditunda awitannya.

    Terjadi kerusakan gen yang berat, sehingga jantung penderita

    mudah berdebar-debar. Berkurangnya hemoglobin berakibat pada

    kurangnya oksigen yang dibawa, sehingga jantungnya terpaksa bekerja

    lebih keras. Selain itu, sel darah merahnya cepat rusak sehingga harus

    senantiasa dibantu suplai dari luar melalui transfusi.

    Transfusi yang berulang mengakibatkan penumpukan besi pada

    organ-organ tubuh. Yang terlihat dari luar kulit menjadi kehitaman ,

    sementara penumpukan besi di dalam tubuh umumnya terjadi pada

    jantung, kelenjar endokrin, sehingga dapat megakibatkan gagal jantung,

    pubertas terlambat, tidak menstruasi, pertumbuhan pendek, bahkan tidak

    dapat mempunyai keturunan.

    Pada thalassemia mayor komplikasi lebih sering didapatkan

    daripada thalassemia intermedia. Komplikasi neuromuskular tidak jarang

    terjadi. Biasanya penderita baru bisa berjalan setelah usia 18 tahun.

    Sindrom miopati terjadi dengan kelemahan otot-otot proksimal, terutama

    ekstremitas bawah. Akibat iskemia serebral dapat timbul episode kelainan

    neurologik fokal ringan.

    Gangguan pendengaran mungkin pula terjadi seperti pada

    kebanyakan anemia hemolitik atau diseritropoetik lain ada peningkatan

    kecenderungan untuk terbentuknya batu pigmen dalam kandung empedu

    Serangan pirai sekunder dapat timbul akibat cepatnya turn over sel

    dalam sumsum tulang. Hemosiderosis akibat transfusi darah yang

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    42

    berulang-ulang atau salah pemberian obat-obat yang mengandung besi.

    Pencegahan untuk ini adalah desferal (chelating agent).Dapat terjadi tukak

    menahun pada kaki, deformitas otot skelet, tulang dan sendi, mungkin pula

    terjadi deformitas pada muka, kadang-kadang begitu berat sehingga

    memberikan gambaran yang menakutkan dan memerlukan operasi untuk

    mengoreksinya.

    PrognosisPrognosis thalassemia tergantung pada tipe dan derajat keparahan

    thalassemia. Perjalanan klinis thalassemia sangat bervariasi mulai dari yang

    ringan atau terkadang asimptomatik sampai keadaan yang berat dan

    mengancam jiwa.

    Thalassemia beta homozigot umumnya meninggal pada usia muda dan

    jarang mencapai usia dekade ke 3, walaupun digunakan antibiotik untuk

    mencegah infeksi dan pemberian chelating agent untuk mengurangi

    hemosiderosis.

    Pencegahantelah dijelaskan pada analisis masalah no.15

    2. Anemia hipokrom mikrositerMikrositik berarti kecil, hipokrom berarti mengandung hemoglobin dalam

    jumlah yang kurang dari normal. Hal ini umumnya menggambarkan insufisiensi

    sintesis hem (besi), seperti pada anemia defisiensi besi, keadaan sideroblastik dan

    kehilangan darah kronik, atau gangguan sintesis globin, seperti pada talasemia(penyakit hemoglobin abnormal kongenital). Penyebab anemia Hipokromik

    Mikrositer (MCV rendah, < 80) :

    1. Defisiensi besi

    2. Thalasemia

    3. Penyakit kronik

    4. Anemia sideroblastik

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    43

    Anemia dapat juga diklasifikasikan menurut etiologinya. Penyebab utama

    yang dipikirkan adalah

    (1) Meningkatnya kehilangan sel darah merah dan

    (2) Penurunan atau gangguan pembentukan sel.

    Klasifikasi berdasarkan etiopatogenesis

    a. Produksi eritrosit menurun Kekurangan bahan untuk eritrosit Gangguan utilisasi besi Kerusakan jaringan sumsum tulang Fungsi sumsum tulang kurang baik oleh karena sebab tidak diketahui

    b. Kehilangan eritrosit dari tubuh Anemia pasca perdarahan akut Anemia pasca perdarahan kronis

    c. Peningkatan penghancuran eritrosit dalam tubuh. Ada 2 faktor yaitu:1) Faktor ekstrakorpuskuler

    Antibodi terhadap eritrosit; Autoantibodi : AIHA (autoimmunehemolytic anemia), Isoantibodi: HDN (hemolytic disease of new

    born)

    Hipersplenisme Pemaparan terhadapa bahan kimia Akibat infeksi bakteri/parasit Kerusakan mekanis

    2) Faktor intrakorpuskuler Gangguan membran: Hereditary spherocytosis, Hereditary

    elliptocytosis

    Gangguan enzim: Defesiensi pyruvat kinase, Defesiensi G6PD(glucose-6 phosphate dehydrogenase)

    Ganggguan hemoglobin: Hemoglobinopati structural, Thalasemia.

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    44

    V. Kerangka Konsep

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    45

    BAB III

    PENUTUP

    3.1. Kesimpulan

    A seorang anak perempuan berumur 9 tahun di bawa ke Rumah Sakit Moh.Hoesin

    dengan keluhan pucat dan perut membesar menderita anemia hemolitik et causa talasemia.

  • 5/27/2018 Laporan Skenario c Blok 22 2013 Fixxx.doc (Recovered)

    46

    DAFTAR PUSTAKA

    Behrman, Kliegman dkk. 1996.Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Ed.15, Vol.2.Jakarta: Penerbit

    buku kedokteran EGC.

    Dorland, W. A Newman. 2011.Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 28. Jakarta:EGC.

    Guyton dan Hall. 2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

    EGC.

    Price and Wilson. 2005.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2.

    Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Sudoyo, Aru.W, Bambang Setiohadi, Idrus ALwi, dkk. 2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit

    Dalam Edisi V Jilid II. Jakarta: Interna Publishing.