laporan s pengapian konvensional
DESCRIPTION
laporan praktek pengapian konvensionalTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
LISTRIK DAN ELEKTRONIKA OTOMOTIF
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Oleh :
Wulan Hadi Pamilih 13504241003
Anggy Cahyo Deccyanto 13504241009
Imam Akbar Factoni 13504241013
Andri Janarko Putro 13504241015
Kelas : A
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
I. KOMPETENSI
Sistem Pengapian Konvensional
II. SUB KOMPETENSI
Setelah melaksanakan praktek, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memeriksa komponen sitem pengapian
2. Merangkai sistem pengapian
3. Menyetel dwell dan timing pengapian
4. Mengidentifikasi gejala yang timbul akibat dwell dan timing yang tidak
tepat
III. ALAT DAN BAHAN
a. Engine stand Kijang 5K
b. Tool box set
c. Multitester
d. Engine tuner (seri EA-800)
IV. KESELAMATAN KERJA
1. Menggunakan alat praktikum sesuai dengan fungsinya
2. Berhati-hati dalam mengerjakan praktikum
3. Melaksanakan praktikum sesuai dengan prosedur kerja
4. Menanyakan pada instruktur apabila mengalami permasalahan praktikum
5. Hati-hati dalam menghidupkan mesin
V. LANGKAH KERJA
A. Pembongkaran
1. Melakukan pengamatan terhadap rangkaian pengapian, lalu melepas
distributor dari engine
2. Membuka tutup distributor, memutar poros distributor dan mengamati
kerja platina
3. Membuka tutup oktan selector, menahan poros distributor kemudian
memutar pengatur oktan ke kiri dan ke kanan. Mengamati efeknya
breaker plate platina
4. Melepas vacuum advancer, platina dan breaker plate
5. Menahan poros distributor bagian bawah, menggerakkan bobot
sentrifugal advancer dengan obeng (-). Mengamati efeknya terhadap
gerakan cam (nok)
6. Melepaskan sentrifugal advancer dan melepas poros distributor
B. Pemeriksaan dan perakitan komponen
1. Membersihkan komponen, memeriksa kelainan, keausan secara visual
dan kekocakan
2. Memeriksa kelurusan/kebengkokan poros (max. 0,05 mm)
3. Memasang poros dan mengukur celah aksial (0,15 – 0,50 mm)
4. Memeriksa pegas sentrifugal advancer
5. Memasang sentrifugal advancer (memberikan pelumas pada poros),
memeriksa celah samping (std. 0,15 – 0,50 mm)
6. Memasang cam, memeriksa kelonggaran terhadap poros
7. Memeriksa vacum advancer, diafragma (dengan cara menghisap),
kondisi keausan pada platina dan posisi kontaknya
8. Memasang breaker plate, vacuum advancer dan platina
9. Memastikan tanda oktan selector telah segaris, lalu setel celah platina
(0,40 – 0,50 mm)
10. Memeriksa tutup distributor dan membersihkan karbon, karat pada
terminal-terminalnya. Memasang rotor dan tutup distributor
11. Memeriksa kondensor dengan multitester (ohm meter)
12. Memeriksa tahanan kabel tegangan tinggi dengan ohm meter
13. Mengidentifikasi merk, jenis (nomor busi) menyetel celah dan
mengetes busi pada spark and plug cleaner
C. Merangkai dan menyetel
1. Membuat skema dan merangkai sistem pengapian, lalu
mengkonsultasikan dengan instruktur
2. Menghidupkan mesin (± 5 menit), stel dwell angel timing pengapian
a. Memasang tune-up tester, mengarahkan selector ke dwell,
memasang penjepit merah pada positif baterai, hitam ke negative,
hijau ke negative koil, lalu lihat angka penunjukkan dwell angle
(spec: 52o ± 2o). Bila penyetelan tidak tepat, melakukan penyetelan
ulang dengan melepas tutup distributor, mengendorkan (sedikit)
baut pengikat platina lalu start engine sambil mengubah besarnya
gap (bila dwell angle yang sesuai
b. Catatan: Jangan terlalu menstarter. Waktu start maksimal 15 detik
c. Menyetel putaran mesin pada putaran idle (spec: 700 ± 50 rpm)
d. Memeriksa timing ignition dengan menggunakan timing light (spec
8o sebelum TMA pada putaran idle). Bila belum, menempatkan
tanda timing dengan memutar rumah distributor berlawanan
putaran rotor (untuk mengajukan) atu sebaliknya
3. Melakukan penyetelan dwell angle di luar spesifikasi (missal: 43o, 48o,
57o, 60o), lalu mengidentifikasi gejala yang timbul pada posisi start,
putaran idle, menengah dan putaran tinggi
4. Mengamati kerja governor, memutar selector tune up tester pada HI-
TACH, mengarahkan timing pada tanda, mempercepat putaran mesin,
mencatat selisih penunjukkan timing
5. Melepas selang vacuum advancer, mempercepat putaran mesin,
mencatat selisih penunjukkan timing
6. Memutar selector tune-up tester pada LO-TACH, mengamati
hubungan timing dan putaran mesin
7. Melakukan penyetelan timing di luar spesifikasi, lalu mengidentifikasi
gejala yang timbul pada posisi start, putaran idle, menengah dan
putaran tinggi
8. Mengecek temperature pada coil ignition
9. Mematikank mesin, membersihkan alat dan training obyek yang
digunakan
VI. Pertanyaan dan Tugas
1. Alasan penyetelan dwell dilakukan terlebih dahulu daripada timing
pengapian yaitu apabila stelan dwell tidak tepat maka pengapian tidak
stabil. Sehingga bila distel saat pengapiannya akan berubah – ubah dengan
sendirinya.
2. Gerakan plate dan nok saat terjadi pemajuan saat pengapian yaitu breaker
plate dan nok akan bergerak berlawanan arah jarum jam. Sehingga saat
pengapian akan maju beberapa derajat sebelum TMA.
3. Prosedur pemasangan distributor pada engine 3K:
a. Memposisikan pada top 4
b. Memasukkan distributor dengan cara memposisikan rotor pada
terminal 4 distributor, sesaat sebelum masuk ke dalam rotor diputar
berlawanan arah jarum jam sekitar 15° sehingga distributor dapat
masuk ke dalam sampai body distributor menyentuh blok silinder,
bautkan distributor tapi jangan terlalu kencang.
c. Kunci kontak pada posisi ON, kabel tegangan tinggi didekatkan pada
massa dan distributor digerakkan sampai keluar percikan api. Bila
sudah kencangkan bautnya.
d. Memasang kabel tegangan tinggi koil ke distributor, kabel busi ke
masing – masing silnder dengan FO 1-3-4-2
e. Menghidupkan mesin
VII. DATA HASIL PRAKTEK
1. Rangkaian pengapian
Gambar.Rangkaian Sistem Pengapian Konvensional
2. Identifikasi kerja distributor
No Gerakan Breaker Plate Dan Nok Breaker Plate Platina
1 Poros diputar satu putaran Tidak bergerak Bergerak buka tutup
2 Oktan selektor diputar ke kanan Berputar ke kanan
Oktan selektor diputar ke kiri Berputar ke kiri
Oktan seletor ditekan Tidak bergerak
3 Bobot sentrifugal digerakan. Gerakan cam / nok: berlawanan arah jarum jam
3. Data pemeriksaan
No Nama bagian Hasil Spesifikasi
1 Kelurusan poros 0,0 mm Max 0,15 mm
2 Celah aksial 0,20 mm 0,15 – 0,50 mm
3 Keausan sudut cam Baik Tidak Aus
4 Celah samping sentrifugal 0.4 mm 0.15-0.50 mm
5 Panjang pegas bobot
sentrifugal
9.6 mm
6 Kelonggaran cam terhadap
poros
Baik Tidak longgar
7 Vacum advancer Baik Tidak Bocor
8 Kondisi titik platina Baik Bersih, Tidak Miring
9 Terminal tutup distributor Bersih Tidak Retak/Rusak
10 Kondensor -
Bocor
0,22 – 024 Micro farad
11 Kabel tegangan tinggi
Silinder 1 dan 2
Silinder 3 dan 4
Koil
Kondisi
9.8 KΩ dan 10KΩ
9 KΩ dan 10KΩ
10 KΩ
Baik
5 – 10 KΩ
12 Kondisi ignition coil
Kumparan primer
Kumparan sekunder
Kondisi
Terminal tegangan tinggi
2 Ω
8 KΩ
Baik
Baik
1 – 3 Ω
5 – 10 KΩ
13 Kondisi busi
Silinder 1
Silinder 2
Silinder 3
Silinder 4
Denso 0,8 mm
Denso 0,8 mm
Denso 0,8 mm
Denso 0,8 mm
Gap 0,8 mm
Analisa : Dari pemeriksaan yang dilakukan dapat diketahui bahwa sebagian besar
komponen komponen dari sistem pengapian konvensional masih dalam kondisi baik
atau masih dalam batas spesifikasi.
4. Pengaruh penyetelan sudut dwell
No Sudut dwell Start Akselerasi Put. Rendah Put. Sedang Put. Tinggi
1. 43 Sulit Bisa Mbrebet Mbrebet Mbrebet
2. 48 Bisa Baik Mbrebet Baik Baik
3. 52 Bisa Baik Baik Baik Baik
4. 57 Bisa Mbrebet Baik Mbrebet Mbrebet
5. 60 Tidak bisa - - - -
Analisa : Jika sudut dwell terlalu kecil (celah kontak point terlalu besar) koil
pengapian mungkin tidak mendapat cukup waktu untuk membangkitkan medan
magnit, yang akan menghasilkan tegangan sekunder yang lemah. Jika sudut dwell
terlalu besar (celah kontak point terlalu kecil) tegangan induksi primer akan melompat
diantara celah kontak point, bukannya mengisi kapasitor, collapsenya medan magnit
pada koil menjadi lambat yang akan mengakibatkan tegangan sekunder menjadi
rendah.
5. Pengaruh pengajuan waktu pengapian
No Sudut dwell Start Akselerasi Put. Rendah Put. Sedang Put. Tinggi
1. 5˚ set TMA Tidak bisa - - - -
2. 0˚ Sulit baik Mbrebet Mbrebet Baik
3. 5˚ seb TMA Bisa Baik Baik Baik Baik
4. 10˚ seb TMA Bisa Baik Baik Baik Baik
5. 15˚ seb TMA Sulit mbrebet Baik Mbrebet Mbrebet
Analisa : Berdasarkan data diatas maka dapat diketahui bahwa dengan waktu
pengapian yang terlalu awal dapat mengakibatkan detonasi / knoking, daya motor
berkurang, motor menjadi panas dan menimbulkan kerusakan ( pada torak, bantalan
dan busi ). Sedangkan dengan waktu pengapuan yang terlalu lambat dapat
menghasilkan langkah usaha yang kurang ekonomis / tekanan pembakaran maksimum
jauh sesudah TMA, daya motor berkurang, boros bahan bakar
VIII. PEMBAHASAN
A. Besar sudut Dwell dan kemampuan pengapian
Sudut dwel adalah sudut putar kam distributor pada saat kontak pemutus
menutup (B ) sampai kontak pemutus mulai membuka ( C ) pada tonjolan cam
berikutnya. Sudut dwell harus diatur dengan benar sesuai spesifikasi pabrik,
kalau tidak kerja system akan terganggu
Kemampuan pengapian ditentukan oleh kuat arus primer. Untuk mencapai
arus primer maksimum, diperlukan waktu pemutusan kontak pemutus yang
cukup.
1. Sudut dwell kecil
Gambar. Kondisi Sudut dwell kecil
Waktu penutupan kontak pemutus pendek
a. Arus primer tidak mencapai maksimum
b. Kemampuan pengapian kurang.
2. Sudut dwel besar
Gambar. Kondisi Sudut Dwell Besar
Tekanan TMA
TMA 0 pe
Sebelum Sesudah
ab
c
c
ba
Kemampuan pengapian baik, tetapi waktu mengalir arus terlalu lama
a. kontak pemutus menjadi panas
b. kontak pemutus cepat aus.
B. Saat Pengapian.
Saat pengapian adalah saat busi meloncatkan bunga api untuk mulai
pembakaran, saat pengapian diukur dalam derajat poros engkol ( 0pe )
sebelum atau sesudah TMA.
Pemeriksaan Waktu Pengapian
Timing light digunakan untuk memeriksa dan menyetel saat
pengapian sesuai dengan sudut putar poros engkol dimana secara
langsung berhubungan dengan posisi piston. Begitu saat pengapian
disetel, selanjutnya akan dikendalikan oleh system pengatur pegapian
mekanik, vacuum atau elektronik. Timing light yang digunakan
bersamaan dengan meter pengatur pengapian memastikan system
pemajuan pengapian bekerja sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Saat pengapian dan daya motor
Gambar. Hubungan Antara Saat pengapian Dan Daya Motor
1. Saat pengapian terlalu awal
Mengakibatkan detonasi / knoking, daya motor berkurang, motor
menjadi panas dan menimbulkan kerusakan ( pada torak, bantalan dan
busi )
2. Saat pengapian tepat
Menghasilkan langkah usaha yang ekonomis, daya motor maksimum
3. Saat pengapian terlalu lambat
Menghasilkan langkah usaha yang kurang ekonomis / tekanan
pembakaran maksimum jauh sesudah TMA, daya motor berkurang, boros
bahan bakar
C. Pemeriksaan Koil Pengapian
1. Pemeriksaan Lilitan Primer
Pemeriksaan resistansi dan kontinu harus dilakukan untuk mengetes
lilitan primer. Untuk mengetes lilitan primer, bacaan ohmmeter bawah
dihubungkan pada kedua terminal primer, dan bacaannya secara akurat
dicatat. Bacaan tersebut harus cocok dengan spesifikasi pabrik. Bacaan
yang benar akan menunjukkan bahwa baik rangkaian kontinu dan faktanya
tidak ada yang korslet.
2. Pemeriksaan Lilitan Sekunder
Untuk mengetes lilitan sekunder maka test resistansi dan test kontinu
harus dilakukan pada lilitan sekunder. Ohmmeter (Diatur pada salah satu
rentang yang tinggi) dihubungkan diantara outlet tegangan tinggi dan salah
satu dari terminal primer. Pabrik menentukan rentang resistansi dimana
nilai sekundernya berada. Pengaturan umum dari nilai-nilai tersebut berada
diantara 9.000 dan 12.000 ohm.
Bacaan yang benar pada rentang yang telah ditetapkan akan
menunjukkan baik rangkaian yang lengkap dengan hubungan yang baik
pada lilitan primer, maupun lilitan-lilitan tidak korslet bersamaan.
D. Pemeriksaan Kondensor Pengapian
Ada tiga pengujian yang harus dilakukan terhadap kondensor:
1. Kebocoran : untuk memastikan arus tidak bocor melalui bahan
penyekat dielektrik.
2. Kapasitas : untuk memeriksa keadaan plat untuk memastikan
kondensor mempunyai kapasitas untuk menyimpan semua enerji listrik.
3. Resistansi seri : untuk memeriksa sambungan kabel kondensor ke plat.
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang kami lakukan kondisi kendensor sudah
mengalami kebocoran
E. Pemeriksaan Kabel Tegangan Tinggi dan Tutup Distributor
Resistansi kabel tegangan tinggi dan tutup distributor diperiksa dengan
menggunakana ohmmeter. Rentang nilai resistansi kabel tegangan tinggi
biasanya berkisar antara 10 – 25 K ohm, tergantung panjangnya. Kabel yang
diidentifikasi mempunyai resitansi tinggi harus dilepas dari distributor.
Terminalnya harus dilepas, periksa dan uji kembali jika terdapat permasalahan
karat. Tutup distributor harus diperiksa secara visual untuk mengetahui
keretakan, terminal yang berkarat atau rusak.
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan komponen-komponen dari sistem
pengapian pada praktek yang kami lakukan, komponen komponen dari sistem
pengapian sebagian besar masih dalam kondisi baik sehingga dapat dipastikan
komponen tersebut dapat berfungsi dengan optimal. Namun ada beberapa
komponen yang sudah mengalami kerusakan yaitu kondensor. Kondisi
kondensor sudah mengalami kebocoran. Selain itu ada pemeriksaan yang
belum sempat kami lakukan dikarenakan waktu yang tidak cukup.
Sudut dwell dan saat pengapian harus distel dengan tepat. Apabila
sudut dwell terlalu rapat waktu penutupan kontak pemutus pendek sehingga
kemampuan pengapian kurang maksimal. Apabila sudut dwell terlalu besar
kemampuan pengapian baik, tetapi waktu mengalir arus terlalu lama sehingga
kontak platina cepat aus.
Saat pengapian juga harus tepat agar terjadi pembakaran sempurna dan
daya motor maksimum. Bila terlalu awal akan terjadi detonasi dan knocking.
Bila terlalu lama, pembakaran tidak sempurna.