laporan rs dok 2
DESCRIPTION
miaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan
Suatu Organisasi atau Instansi yang sudah terbentuk tidak akan berjalan dengan
baik jika tidak dilakukan suatu kegiatan manajemen. Mengingat pentingnya peranan
dari suatu manajemen maka organisasi akan berusaha membentuk unsur – unsur
tersebut dengan sebaik - baiknya. Pola manajemen yang baik akan menghasilkan suatu
tujuan bersama yang yang sudah ditetapkan oleh organisasi tersebut menjadi baik pula
sesuai programnya.
George Terry adalah salah satu seorang ahli manajemen, mendefinisikan
manajemen suatu proses yang khas, yang terdiri dari: Perencanaan (Planning),
Pengorganisasian (Organizing), Pelaksanaan (Actuating), Pengawasan
(Controlling). Dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah
ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
Rumah sakit adalah salah satu organisasi sektor publik yang bergerak dalam
bidang pelayanan jasa kesehatan yang mempunyai tugas melaksanakan suatu upaya
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan atau
mementingkan upaya penyembuhan dan pemulihan yang telah dilaksanakan secara
serasi dan terpadu oleh pihak rumah sakit dalam upaya peningkatan dan pencegahan
penyakit serta upaya perbaikan (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.983/Men.Kes/SK/XI/1992). Rumah sakit tidak hanya sekedar menampung orang
sakit saja melainkan harus lebih memperhatikan aspek kepuasan bagi para pemakai
jasanya, dalam hal ini pasien.
Rumah Sakit sebagai salah satu dari berbagai organisasi baik pemerintah maupun
swasta harus memiliki dan mengoptimalkan sistem manajemennya guna meningkatkan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang berkepentingan dan keoptimalan
operasionalnya. Semua itu dapat terselenggara dengan baik jika unsur – unsur
pembentuk manajemen, telah tersedia. Unsur – unsur tersebut antara lain: Men (Sumber
Daya Manusia), Money (Uang/ Pembiayaan), Materialis (Bahan Dasar), Machines
(Peralatan), Methode (Cara), Market (Pemasaran).
Money atau pembiayaan kesehatan di Rumah Sakit adalah salah satu unsur
penting terselenggaranya operasional instansi dan pelayanan kesehatan dalam
menjalankan tugas pokoknya. Tanpa pengaturan pembiayaan operasional yang baik dan
optimum maka akan tercermin dari pelayanan kesehatan yang tidak/kurang
memadai.Untuk itu dituntut agar menciptakan seni manajemen yang baik.
Untuk mengetahui sistem manajemen dan pembiayaan kesehatan dari Rumah
Sakit Umum Jayapura, maka mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Cenderawasih mengadakan kegiatan Kepaniteraan Klinik Madya (KKM) pada Rumah
Sakit Umum Jayapura.
1.2 Tujuan dan Manfaat
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui manajemen Rumah Sakit secara umum.
2. Untuk mengetahui manajemen Rumah Sakit Umum Jayapura.
3. Untuk mengetahui pembiayaan kesehatan RSU Jayapura.
B. Manfaat
1. Mengetahui manajemen dari Rumah Sakit secara umum dan manajemen RSU
Jayapura secara khusus serta pembiayaan kesehatannya sebagai penambah
wawasan dalam ilmu manajemen.
2. Sebagai bahan acuan dalam pembuatan laporan selanjutnya.
1.3 Waktu dan Lokasi
1. Kegiatan Kemiteraan Klinik Madya ini dilaksanakan pada hari Selasa, 16 Juli 2013,
pukul 09.00 WIT.
2. Lokasi kegiatan di Aula/ Bagian Administrasi Rumah Sakit Umum Jayapura.
1.4 Sumber Data
1. Bimbingan kegiatan dari dr. Gede Tirtayasa, SpB, selaku wakil direktur pendidikan,
penelitan, dan sumber daya manusia.
2. Buku – buku panduan dan referensi tentang manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil Rumah Sakit Umum Jayapura
1. Sejarah
Rumah Sakit Umum Jayapura dibangun pada tahun 1956 oleh Pemerintah
Hindia Belanda dan diresmikan pada tanggal 5 Juni 1959. Berdasarkan analisis
cakupan pelayanan sesuai tatanan bangsal perawatan yang ada, maka Rumah Sakit ini
diperuntukkan bagi spesialistik dasar, yaitu Spesiailis Penyakit Dalam, Spesialis
Bedah Umum, Spesialis Kebidanan dan Kandungan dan Spesialis Anak.
Bersamaan dengan penyerahan Irian Barat oleh Pemerintah Belanda kepada
Pemerintah Indonesia, maka kepemilikan Rumah Sakit ini juga ikut beralih ke tangan
Pemerintah Republik Indonesia yang sampai dengan saat ini pengelolaan Rumah
Sakit ini masih dilaksanakan oleh Pemerintah Propinsi Papua.
Disimak berdasarkan catatan sejarah dan diurut – urutkan sesuai waktunya,
maka Rumah Sakit Umum Jayapura dalam status tipe D sejak tahun 1962 sampai
tahun 1982, kemudian berubah menjadi rumah sakit tipe C pada tahun 1983 sampai
dengan tahun 1994, selanjutnya menjadi tipe B Non Pendidikan pada tahun 1995
sampai dengan 2001, dan pada tahun 2002 sampai dengan saat ini Rumah Sakit
Umum Jayapura merupakan rumah sakit tipe B pendidikan.
Sampai dengan saat ini, Rumah Sakit Umum Jayapura Memiliki tenaga medis
yang terdiri dari dokter umum sebanyak 43 orang dan tenaga dokter spesialis
sebanyak 34 orang, tenaga paramedis keperawatan sebanyak 320 orang, tenaga
medis non keperawatan yang terdiri dari tenaga laboratorium, radiologi, gizi, teknisi,
tenaga rekam medis, sanitasi, dan farmasi yang semuanya berjumlah 129 orang, dan
tenaga administrasi yang juga tersebar di seluruh bagian Rumah Sakit Umum
Jayapura sebanyak 157 orang. Dengan tenaga honorer sebanyak 99 orang.
2.2 Target Utama
Kondisi pelayanan rumah sakit saat ini, dalam kenyataanya merupakan tantangan
bagi masyarakat dan terutama Pemerintah Daerah Papua, yang akhirnya mendasari
timbulnya upaya – upaya untuk menjadikan Rumah Sakit Umum Jayapura sebagai
rumah sakit rujukan di Provinsi Papua, sebagai rumah sakit pendidikan serta sebagai
rumah sakit yang siap melakukan penelitian dan penjaringan. Dengan didasari maksud
yang demikian, maka tujuan dari program pembangunan Rumah Sakit Umum Jayapura
adalah sebagai berikut :
a. Adanya bangunan fisik yang sesuai dengan standar pelayanan super spesialis di
Rumah Sakit Umum Jayapura.
b. Terciptanya kawasan Rumah Sakit yang berwawasan ramah lingkungan, tertib,
aman, bersih dan indah
c. Adanya peningkatan jumlah tenaga medis, tenaga perawatan, tenaga penunjang
medis dan penunjang non medis serta tenaga administrasi dalam jumlah yang
memadai
d. Adanya peningkatan kualitas pelayanan Rumah Sakit yang ditandai dengan
meningkatnya jumlah penderita tetapi berkurangnya jumlah hari perawatan per
penderita serta membaiknya indikator pelayanan Rumah Sakit lainnya.
e. Terpenuhinya serta terpeliharanya sarana dan prasarana pendukung pelayanan
secara baik dan teratur
f. Adanya peningkatan peran struktur dan sistem manajemen sesuai dengan fungsi
dan tugas masing - masing pada seluruh tingkatan sub sistem pelayanan Rumah
Sakit yang berjalan secara timbal - balik.
2.3 Visi dan Misi
- Visi
- Menjadikan Rumah Sakit Umum Jayapura Terbaik di Kawasan Timur Indonesia.
- Menjadikan Rumah Sakit Umum Jayapura Tahun 2013 sebagai Pusat Rujukan
dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Pendidikan dan Penelitian kesehatan
serta Pengembangan Teknologi Kesehatan.
- Misi
- Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan Standar Pelayanan Prima.
- Mewujudnyatakan Sumber Daya Manusia Kesehatan yang Profesional.
- Melaksanakan Pendidikan dan Penelitian yang menunjang Pelayanan Prima
- Memberikan Pelayanan dengan tetap memperhatikan Aspek Sosial Ekonomi.
2.4 Maksud dan Tujuan
Kondisi pelayanan Rumah Sakit saat ini, dalam kenyataanya merupakan
tantangan bagi masyarakat dan terutama Pemerintah Daerah Papua, maka harapan yang
tersirat di dalam program pembangunan Rumah Sakit Umum Jayapura merupakan buah
pikiran yang lahir untuk menjawab tantangan yang ada, melalui upaya–upaya untuk
menjadikan Rumah Sakit Umum Jayapura sebagai Rumah Sakit rujukan di Propinsi
Papua, sebagai Rumah Sakit pendidikan serta sebagai Rumah Sakit yang siap melakukan
penelitian dan penjaringan.
Dengan didasari maksud yang demikian, maka tujuan dari program pembangunan
Rumah Sakit Umum Jayapura adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan mutu pelayanan spesialistik dan secara bersamaan mengembangkan
sajian pelayanan ke arah super spesialistik.
b. Meningkatkan jumlah dan jenis peralatan sesuai klasifikasi dan standarisasi
pelayanan Rumah Sakit.
c. Meningkatkan jumlah dan mutu sumber daya manusia sesuai dengan klasifikasi dan
standarisasi pelayanan Rumah Sakit.
d. Mengkaji tata ruang, merelokasi fungsi bangunan, serta mengupayakan
pembangunan fisik gedung sesuai master plan pembangunan.
e. Menyempurnakan dan meningkatkan fungsi struktur dan sistem manajemen pada
semua lini sesuai peran masing - masing.
f. Mengupayakan adanya penilaian terhadap kesiapan berbagai lini penyelenggara
kegiatan Rumah Sakit oleh yang berkompeten sesuai ketentuan yang berlaku.
g. Mengupayakan pembangunan rumah-rumah bagi dokter super spesialis, dokter
spesialis dan dokter umum serta pengadaan sarana pendukung lainnya.
2.5 Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas pokok Rumah Sakit Umum Jayapura adalah melaksanakan upaya
kesehatan secara berdaya guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan
yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan
dan melakukan upaya rujukan.
Fungsi dari Rumah Sakit Umum Umum Jayapura, yaitu :
a. Menyelenggarakan Pelayanan Medis
b. Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis
c. Menyelenggarakan Pelayanan & Asuhan Keperawatan.
d. Menyelenggarakan Pelayanan Rujukan
e. Menyelenggarakan Pelayanan Pendidikan & Pelatihan
f. Menyelenggarakan Penelitian & Pengembangan Teknologi (IPTEK)
g. Menyelenggarakan Administrasi Umum & Keuangan
2.6 Struktur Organisasi
Rumah Sakit Umum Jayapura dipimpin oleh seorang Direktur. Seorang direktur
membawahi tiga orang wakil direktur, beberapa komite yang berada di rumah sakit,
antara lain komite medik, komite farmasi dan obat, komite akreditasi, komite
keperawatan, dan komite nosoklomial. Selain itu direktur juga membawahi SPI, dan
SMF serta staf fungsional. Tiga wakil direktur tersebut mempunyai tugas antara lain:
a. Wakil direktur pelayanan medis dan keperawatan yang membawahi 3 bidang utama,
yaitu:
1) Bidang pelayanan medik
Bidang pelayanan rekam medik ini membawahi 2 seksi, yaitu:
i. Seksi pelayanan medik rawat jalan dan rawat inap
ii. Seksi pelayanan medik khusus
2) Bidang penunjang dan rekam medik
Bidang penunjang dan rekam medik ini membawahi 2 seksi, yaitu:
i. Seksi pelayanan penunjang medik
ii. Seksi pelayanan rekam medik
3) Bidang keperawatan
Bidang keperawatan ini membawahi 2 seksi, yaitu:
i. Seksi pelayanan keperawatan
ii. Seksi pengembangan mutu keperawatan
Selain itu, bersama-sama dengan SMF yang ada di Rumah Sakit dan Staf fungsional,
wakil direktur pelayanan medis dan keperawatan juga membawahi instalasi
pelayanan medik dan instalasi pelayanan penunjang medik yang terdiri dari instalasi
farmasi, instalasi gizi rumah sakit, dan instalasi sterilisasi dan binatu.
b. Wakil direktur pendidikan, penelitian, dan sumber daya manusia yang
membawahi 3 bidang utama, yaitu:
1) Bidang sumber daya manusia
Bidang sumber daya manusia ini membawahi 2 seksi, yaitu
i. Seksi perencanaan dan pengembangan sdm
ii. Seksi administrasi dan pembinaan pegawai
2) Bidang pendidikan dan latihan
Bidang pendidikan dan latihan ini membawahi 2 seksi, yaitu
i. Seksi pendidikan tenaga kesehatan
ii. Seksi pelatihan tenaga kesehatan
3) Bidang penelitin dan pengembangan
Bidang penelitian dan pengembangan ini membawahi 2 seksi, yaitu
i. Seksi pelayanan penelitian
ii. Seksi pengembangan Rumah Sakit
Wakil direktur pendidikan, penelitian, dan sumber daya manusia juga
membawahi instalasi pendidikan dan pelatihan (diklat), instalasi
perpustakaan, dan instalasi PKRS.
c. Wakil direktur umum dan keuangan yang membawahi 3 bidang utama, yaitu
1) Bagian keuangan dan akuntansi
Bagian keuangan dan akuntansi ini membawahi 3 seksi, yaitu
i. Seksi keuangan
ii. Seksi penerimaan
iii. Seksi akuntansi
2) Bagian umum
Bagian umum ini membawahi 3 seksi, yaitu
i. Seksi tata usaha
ii. Seksi perlengkapan
iii. Seksi rumah tangga
3) Bagian perencanaan
Bagian perencanaan ini dan pemasaran membawahi 3 seksi, yaitu
i. Seksi perencanaan program
ii. Seksi pemasaran dan kerjasama
iii. Seksi evaluasi dan pelaporan
Selain membawahi 3 bagian di atas, wakil direktur umum dan keuangan juga
membawahi instalasi IPSRS baik itu yang bersifat medik dan non medik,
instalasi sanitasi, dan istalasi teknologi.
2.7 Sistem Pembiayaan Kesehatan RSU Jayapura
Pendanaan rumah sakit berasal dari 3 utama, yaitu :
A. Dana yang berasal dari pemerintah daerah Papua, yaitu berupa
a. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
Dana yang bersumber dari Angaran Pendapatan Belanja Daerah diterima
dalam bentuk Dana Alokasi Umum yang biasanya digunakan untuk belanja
langsung kebutuhan rutin Rumah Sakit seperti obat-obatan dan sarana kesehatan
untuk pelayanan Rumah Sakit. Selain itu, anggaran yang bersumber dari APBD
juga digunakan untuk belanja tidak langsung rumah sakit seperti belanja pegawai
yang terdiri dari pembayaran gaji pokok, tunjangan keluraga, tunjangan
fungsional, tunjangan jabatan, tunjangan beras, tunjangan pajak penghasilan,
tunjangan iuran askes, tambahan penghasilan PNS yang meliputi insentif pejabat
pengelola keuangan SKPD, lembur pegawai, insntif pegawai medis, paramedis
keperawatan, paramedis nonkeperawatan, dan administrasi, tunjangan
kesejahteraan pegawai RSU Jayapura, dokter jaga, tambahan penghasilan
berdasarkan tempat bertugas, tunjangan kelebihan jam kerja, tunjangan
peghasilan berdasarkan kelangkaan profesi, tambahan penghasilan berdasarkan
prestasi kerja. Dana tersebut diberikan untuk tenaga medis, tenaga paramedis
keperawatan, tenaga paramedis non perawat, tenaga administrasi. Baik itu
pegawai tetap (PNS) ataupun pegawai honorer.
b. Dana Otonomi Khusus
Dana Otonomi Khusus merupakan dana khusus yang dikeluarkan oleh
pemerintah Papua untuk menjalankan program Jamkesda (Jaminan Kesehatan
Daerah) yang merupakan program pengobatan gratis untuk putra daerah Papua.
B. Dana yang berasal dari pemerintah pusat yang berupa Anggaran Pendapatan Belanja
Negara yang diterima dalam bentuk Dana Alokasi Khusus (DAK).
Tidak seperti dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah,
jumlah dana yang diterima dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara tidak selalu
sama untuk setiap tahun anggaran. Dana yang diterima dari pemerintah pusat,
diterima oleh Rumah Sakit Umum Jayapura berupa dana APBNP atau Anggaran
Pendapatan Belanja Negara Perubahan yang digunakan untuk menjalankan pelayanan
di Rumah Sakit, serta dana Jamkesmas yang digunakan untuk pengobatan gratis bagi
masyarakat miskin non-papua. Untuk perawatan dan pendirian bangunan baru, maka
dana yang digunakan adalah dana yang bersumber dari APBN, namun
pengelolaannya sepenuhnya merupakan tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum.
C. Sumber Lainnya
Dana ini biasanya berasal dari rekanan Rumah Sakit Umum Jayapura dalam hal
pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sumber dana tersebut antara lain
berasal dari:
a. Askes
Dana yang berasal dari askes digunakan untuk pelayanan kepada Pegawai Negri
Sipil, Keluarga (Istri/Suami serta 2 anak) dari PNS, serta pensiunan anggota
POLRI dan TNI.
Dana ini digunakan untuk belanja alat pelayanan kesehatan serta obat-obat yang
akan digunakan untuk menjalankan program askes.
b. Jamsostek
Dana ini digunakan khusus untuk pelayanan medis kepada pihak swasta yang
sebelumnya telah melakukan kerjasama dengan pihak Rumah Sakit.
Sama seperti Askes, dana yang diterima dari Jamsostek digunakan untuk
Pembelian alat kesehatan dan obat-obatan yang akan digunakan untuk
melakukan pelayanan di rumah sakit.
2.8 Standar Pelayanan Rumah Sakit Tipe B
1. Tujuan & Sasaran
a. Tujuan Umum
Untuk memberikan kejelasan arti & strategi bagi RS dalam menunjang
pemerataan & peningkatan pelayanan RS, shingga RS benar-benar dapat
dimanfaatkan secara berdaya guna dan berhasil guna, dalam mendukung
pembangunan di bidang kesehatan.
b. Tujuan Khusus
Agar pembangunan RS dapat terarah & terkendali sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang dilayani.
Adanya sikronisasi dalam standar ketenagaan, peralatan, bangunan fisik,
satuan biaya dll.
Sebagai pedoman RS dalam melaksanakan tugasnya.
Sebagai dasar RS guna perlindungan hukum, baik petugas dan pengguna
RS.
Sebagai dasar penilaian kinerja RS
Sebagai dasar Akreditasi RS.
c. Sasaran
Diutamakan RS Kelas B meliputi standar pelayanan medik, penunjang
medik, rehabilitasi medik, & perawatan.
2. Jenis Rumah Sakit
Di Indonesia dikenal tiga jenis RS sesuai dengan kepemilikan, jenis pelayanan
dan kelasnya. Berdasarkan kepemilikannya, dibedakan tiga macam Rumah Sakit
(RS) yaitu RS Pemerintah (RS Pusat, RS Propinsi, RS Kabupaten), RS
BUMN/ABRI, dan RS Swasta yang menggunakan dana investasi dari sumbar dalam
negeri (PMDN) dan sumber luar negeri (PMA). Jenis RS berdasarkan jenis
pelayananannya yakni, RS Umum, RS Jiwa, RS Khusus (mata, paru, kusta,
rehabilitasi, jantung, kanker, dsb). Sedangkan berdasarkan kelasnya yakni, RS kelas
A, kelas B (pendidikan dan non-pendidikan), RS kelas C dan RS kelas D
(Kepmenkes No.51 Menkes/SK/II/1979).
Pemerintah sudah meningkatkan status semua RS Kabupaten menjadi kelas C.
Kelas RS juga dibedakan berdasarkan jenis pelayanan yang tersedia. Pada RS kelas
A tersedia pelayanan spesialistik yang luas termasuk sub spesialistik. RS kelas B
mempunyai pelayanan minimal sebelas spesialistik dan subspesialistik terdaftar. RS
kelas C mempunyai minimal empat spesialistik dasar (bedah, penyakit dalam,
kebidanan, dan anak). Di RS kelas D hanya terdapat pelayanan medis dasar.
Rumah Sakit Tipe B Pendidikan akan terjadi pengembangan kearah pelayanan
& beban kerja, infrastruktur, ketenagaan & satuan biaya. Klasifikasi RS didasarkan
atas kemampuan RS dalam memberikan pelayanan medik spesialistik. Faktor lain
hendaknya juga perlu diperhatikan, seperti beban kerja, infrastruktur, suber daya
manusia, dll.
3. Jenis Pelayanan
a. Pelayanan Medik Umum :diselenggarakan oleh dokter umum.
b. Pelayanan Medik Spesialistik & Sub Spesialistik.
Pelayanan medik spesialistik 4 dasar
1. Penyakit dalam
2. Bedah
3. Kebidanan & Penyakit Kandungan
4. Kesehatan Anak.
c. Pelayanan 6 Medik Spesialistik
1. Mata
2. THT
3. Kulit & Kelamin
4. Kesehatan Jiwa
5. Syaraf
6. Gigi & Mulut.
d. Pelayanan Medik Spesialistik lainnya
1. Jantung
2. Paru
3. Orthopedi
e. Pelayanan Medik Sub-Spesialistik
Dari 4 dasar dan 6 spesialis tersebut berkembang satu atau lebih sub-spesialistik.
f. Pelayanan Penunjang Medik
1) Radiologi
2) Patologi Klinik
3) Patologi Anatomi
4) Patologi Forensik
5) Anasthesi
6) Gizi
7) Farmasi
8) Rehabilitasi Medik
g. Pelayanan Keperawatan
1) Keperawatan Umum Dasar
2) Keperawatan Spesialistik
3) Keperawatan Sub-Spesialistik.
4. Standar Pelayanan
Berdasarkan hal tersebut di atas maka disusun Standardisasi Pelayanan Kesehatan
di Rumah Sakit Kelas B.
Belum sempurnanya pelaksanaan sistem rujukan medik, maka pelayanan medik
umum tetap diperlukan.
Kemampuan pelayanan penunjang medik & keperawatan disesuaikan.
5. RS Umum Kelas B
Mempunyai pelayanan Gawat Darurat, Rawat Jalan, dan rawat Inap.
Empat pelayanan medik spesialistik dasar.
Sekurang kurangnya lima pelayanan medik spesialistik.
Dua pelayanan medik spesilistik lainnya.
Satu pelayanan medik sub-spesialistik dasar.
Pelayanan dilaksanakan oleh sekurang-kurangnya 3 dokter spesialis dasar pada
masing-masing pelayanan medik spesialistik dasar.
Dua (2) dokter spesialis pada masing-masing pelayanan medik spesialis lain.
Satu (1) dokter sub-spesialistik dasar pada pelayanan medik sub-spesialistik dasar
& dibantu oleh dokter umum sesuai dng kebutuhan.
2.9 Standar Ketenagaan RS Kelas B
1. Pelayanan Medik Spesialistik 4 Dasar
1. Penyakit Dalam
2. Kesehatan Anak
3. Bedah
4. Obstetri & Ginekologi
Minimal 3 orang dokter spesialis pada masing-masing pelayanan medik Spesialistik.
2. Pelayanan Medik Spesialistik
1. Mata
2. THT
3. Kulit & kelamin
4. Gigi & mulut
5. Saraf
6. Jiwa
Sekurang-kurangnya ada 5 pelayanan medik spesialistik, dengan 2 orang dokter
spesialis pada masing masing pelayanan.
3. Pelayanan Medik Spesialistik lain
1. Kardiologi
2. Pulmonologi
3. Bedah saraf
4. Ortopedi
Sekurang-kurangnya ada 2 macam pelayanan, dengan satu orang spesialis pada
masing-masing pelayanan.
4. Pelayanan Medik Sub-Spesialistik
a. Penyakit Dalam
b. Kesehatan Anak
c. Bedah
d. Obstetri & Ginekologi
Sekurang-kurangnya satu pelayanan dengan masing masing 1 orang dokter spesialis.
5. Pelayanan Penunjang Medis
a. Radiologi
b. Patologi
c. Anastesi
d. Gizi
e. Farmasi
f. Rehabilitasi medik
Ada 18 jenis pelayanan medik spesialis. Dengan minimal 25 dokter spesialis dan 6
penunjang medik. Tenaga keperawatan disesuaikan dengan pelayanan medik yang ada.
Jumlah tempat tidur : 400 s/d 600 buah.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Untuk mengoptimalkan peningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang
berkepentingan dan keoptimalan operasional suatu Rumah Sakit, maka diperlukan
suatu manajemen Rumah Sakit yang memenuhi unsur – unsur penting dari
manajemen untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah terprogram oleh Rumah
Sakit tersebut.
2. RSU Jayapura merupakan rumah sakit tipe B Pendidikan yang memberikan
pelayanan spesialistik dan pelayanan penunjang medis lainnya.
3. Sumber pembiayaan RSU Jayapura berasal dari APBN dalam bentuk DAK, APBD
dan Dana Otsus dari pemerintah daerah, dan Sumber lainnya seperti Askes dan
Jamsotek.
2. Saran
1. Agar RSU Jayapura lebih meningkatkan mutu manajemen pelayanan medis dan
administrasi Rumah Sakit agar pelayanan kesehatan terhadap masyarakat bisa lebih
optimal.
2. RSU Jayapura perlu menambahkan jumlah tenaga kesehatan terutama untuk
penambahan jumlah dokter spesialis pada pelayanan medik spesialistik dan sub-
spesialistik, selain meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan, juga untuk memenuhi
standar Rumah Sakit Tipe B yang merupakan Rumah Sakit Pendidikan.
3. Agar RSU Jayapura melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang pelayanan
medis.