laporan rancangan

12
Deskripsi Kerja Pompa Cara Kerja Rangkaian Pompa 1 dimanfaatkan untuk mengangkat air dari sumur ke tangki bawah. Pompa 2 dan 3 mengangkat air dari tangki bawah ke tangki atas. Rangkaian dapat dioperasikan secara manual dan otomatis. Pada posisi manual pompa bisa dihidupkan salah satu maupun bersamaan. Pada posisi otomatis kerja pompa sebagai berikut : Pompa 1 ON bila air pada tangki bawah pada posisi min, dan OFF pada posisi max. Pompa 2 dan 3 bekerja secara bergantian mengisi tangki atas. Bila air pada tangki atas pada posisi min pompa 2 atau pompa 3 ON dan OFF pada posisi max. Bila pertama pompa 2 ON, maka berikutnya pompa 3 demikian seterusnya. Pompa 2 atau pompa 3 ON bila posisi air pada tangki bawah pada posisi max, dan air air pada tangki atas pada posisi

Upload: kurocho

Post on 23-Oct-2015

80 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

pompa

TRANSCRIPT

Page 1: laporan rancangan

Deskripsi Kerja Pompa

Cara Kerja Rangkaian

Pompa 1 dimanfaatkan untuk mengangkat air dari sumur ke tangki bawah. Pompa 2 dan 3

mengangkat air dari tangki bawah ke tangki atas. Rangkaian dapat dioperasikan secara

manual dan otomatis.

Pada posisi manual pompa bisa dihidupkan salah satu maupun bersamaan. Pada posisi

otomatis kerja pompa sebagai berikut :

Pompa 1 ON bila air pada tangki bawah pada posisi min, dan OFF pada posisi max.

Pompa 2 dan 3 bekerja secara bergantian mengisi tangki atas.

Bila air pada tangki atas pada posisi min pompa 2 atau pompa 3 ON dan OFF pada

posisi max. Bila pertama pompa 2 ON, maka berikutnya pompa 3 demikian

seterusnya.

Pompa 2 atau pompa 3 ON bila posisi air pada tangki bawah pada posisi max, dan air

air pada tangki atas pada posisi min. Kalau air pada tangki bawah posisi min pompa 2

atau 3 tidak akan bekerja walaupun air pada tangki atas pada posisi min.

Sensor yang digunakan : WLC Omron type 61F-G.

Untuk kerja bergantian pompa 2 dan 3 digunakan Stepping Relay.

Page 2: laporan rancangan

Teori

WLC (Water Level Control)

Gambar (a) di bawah adalah unit control dan sensornya. Sedangkan gambar (b) adalah

gambar terminal yang ada pada unit control. Pertama adalah terminal S0, S1 dan S2 sebagai

terminal power supply. S0 sebagai common dan jika supply dengan tegangan 110 VAC

disambung ke S1 dan untuk tegangan 220 VAC ke S2. Berikutnya adalah terminal kontak

output relay yaitu Ta, Tb, dan Tc. Terminal ini adalah output contact (relay) sehingga

dipergunakan untuk memerintah pompa agar ON/OFF. Kemudian terminal E1, E2 dan E3

dipergunakan untuk sensor ke air. Urutan harus sesuai dengan gambar yaitu E1 yang paling

atas dan seterusnya, jangan dibolak balik. Material sensor hanya konduktor biasa tetapi yang

tahan korosi karena dicelup ke air.

(a) Unit control & sensor (b) Terminal pada unit control

U

E1E3 E2

U

L / 220V AC N

Elektrode

Min

Max

U

TbTa Tc

WLC Omron Type 61F -

S2 SO

(c) Penyederhanaan gambar (b)

Page 3: laporan rancangan

Cara kerja

Apabila ketiga elektroda (Eo, E1, E2) terendam air maka WLC akan bekerja (koil WLC

mendapat tegangan) sehingga kontaknya akan berubah posisi yaitu kontak NC (Tc-Tb)

akan membuka, dan kontak NO (Ta-Tc) akan menutup.

Kemudian apabila air turun hingga dibawah elektroda E2, maka WLC akan OFF dan

kontaknya akan kembali seperti semula yaitu kontak NC akan menutup dan kontak NO

akan membuka.

Stapping Relay (Latching relay)

Stapping relay sama dengan magnetic kontaktor yaitu jenis saklar magnet tetapi

prinsip kerjanya seperti saklar impuls, yaitu posisi kontaknya akan berubah setiap

mendapat impuls atau dengan kata lain posisi kontak stapping relay baru akan berubah

bila koilnya diberi tegangan sesaat.

Relay Penunda Waktu ON

Simbol kontak-kontak dan bentuk fisik dari relay penunda waktu ON tersebut dapat

dilihat pada gambar berikut :

Cara kerja

Gambar Stapping Relay

9

11

8 8

11

NC

5

6

NOA2

A1 3

1

4

Gambar Relay Penunda Waktu ON Dengan 2 Kontak NO dan 2 NC

Page 4: laporan rancangan

Apabila kumparan magnet ( A1 – A2 ) diberi tegangan sesuai dengan tegangan

kerjanya maka relay akan bekerja dimana kontak NO akan menutup dan NC akan

membuka setelah beberapa saat sesuai dengan seting waktu yang diinginkan.

Akan tetapi apabila tegangan pada kumparan magnetnya diputus maka kontak-

kontaknya langsung bereaksi, yang NO membuka dan yang NC menutup bersamaan

dengan putusnya tegangan pada kumparan magnetnya. Diagram fungsi / kerja dari

relay penunda waktu ON tersebut dapat digambarkan seperti gambar berikut :

tt

8

11

4

1

9

11

3

1

A2A1

MenutupMembuka

MenutupMembuka

220V0V

Gambar Diagram Fungsi Relay Penunda Waktu ON

Page 5: laporan rancangan

Material yang Diperlukan

N

o Bahan Jumlah

1 MCB 3 phasa 3 buah

2 MCB 1 phasa 1 buah

3 Kontaktor 6 buah

4 Overload 3 buah

5 Pompa 3 buah

6 Lampu Tanda 13 buah

7 Selector Swicth 1 buah

8 Push Button NO 3 buah

9 Push Button NC 2 buah

10 On Delay 1 buah

11 Staping Relay 1 buah

12 WLC Omron Type 61F-G 2 buah

13 Kabel Secukupnya

Cara Pengoperasian dan Cara Kerja Rangkaian

Sebelum mengoprasikan rangkaian terlebih dahulu kita harus menghidupkan ke tiga

MCB pada rangkaian daya dan MCB pada rangkaian kontrol sehingga lampu tanda H1

akan hidup dan kontaktor K1 akan bekerja dan anak kontaknya akan menutup akibat anak

kontak K1 menutup maka kontaktor K2 dan lampu tanda H2 akan mendapatkan phasa

sehingga lampu tanda akan hidup dan anak kontak K2 akan menutup sehingga kontaktor

K3 dan lampu tanda H3 akan mendapat phasa . Akibat hal tersebut maka anak kontak K3

yang berada pada rangkaian kontrol akan menutup (berubah posisi dari NO ke NC).

Pada Posisi Manual

Pada posisi ini arus dari sumber akan diteruskan oleh MCB dan anak kontak K3 yang

menutup ke selector switch bila posisi selector swich pada posisi Manual maka arus akan

kembali diteruskan ke push button S1 dan S5. Akibat push button S1 dan S5 berada pada

posisi NC maka arus dari push button S1 akan diteruskan ke masukkan push button S2

dan anak kontak K4, sedangkan push button S5 akan meneruskan arus ke masukkan

push button S3 dan S4 serta anak kontak K5 dan K6. Apabila kita hendak mengisi bak

penampungan bawah dengan menekan push button S2 maka arus akan diteruskan ke koil

Page 6: laporan rancangan

kontaktor K4 dan lampu tanda H7 sehingga lampu tanda akan hidup, akibat koil

kontaktor K4 mendapatkan phasa maka anak kontak K4 akan menutup ( berubah posis

dari NO ke NC ) dan pompa 1 akan mengisi bak. Jika kita hendak mematikan pompa 1

maka kita dapat menekan push button S1 sehingga kontaktor K4 dan lampu tanda H7

tidak akan mendapatkan phasa lagi dan anak kontak K4 akan kembali membuka

( kembali ke posisi semula dari NC ke NO ) kemudian lampu tanda akan mati. Pompa 1

berhenti mengisi bak.

Apabila kita hendak mengisi air pada bak penampungan atas kita dapat menekan push

button S3 dan S4 atau salah satunya. Jika kita menekan push button S3 maka arus akan

diteruskan ke koil kontaktor K5 dan lampu tanda H8 (lampu tanda hidup karena

mendapat phasa), akibat koil kontaktor K5 mendapatkan phasa maka anak kontaknya

akan menutup dan pompa 2 akan bekerja. Hal yang sama juga akan terjadi jika kita

menekan push button S4, maka koil kontakto K6 dan lampu tanda H9 akan mendapat

phasa, akibatnya lampu tanda H9 akan hidup dan anak kontak K6 akan menutup sehingga

pompa 3 akan bekerja. Jika kita hendak mematikan pompa 2 atau pompa 3 maka kita

dapat menekan push button S5 sehingga phasa yang menuju ke koil kontaktor K5 atau K6

akan terputus dan pompa 2 atau pompa 3 akan mati (dalam kondisi jika salah satu pompa

yang bekerja) sedangkan untuk lampu tanda H8 dan H9 juga akan mati. Bila kedua

pompa bekerja (pompa 2 dan 3 ) kita juga dapat mematikannya dengan menekan push

button S5.

Posisi Automatis

Pada posisi ini arus dari sumber akan diteruskan oleh MCB dan anak kontak K3 yang

menutup ke selector switch, bila posisi selector swich pada posisi Auto maka arus akan

kembali diteruskan ke masukkan S2 pada kedua WLC serta masukkan Tc WLC pertama.

Bila bak penampungan bawah berada pada posisi dibawah min level maka arus akan

diteruskan ke lampu tanda H11 dan koil kontaktor K4 serta lampu tanda H7, arus ini

dapat disalurkan karena posisi Tc dan Tb WLC pertama terhubung akibat posisi bak

penampungan bawah berada pada posisi dibawah min level. Akibat lampu tanda H7 dan

H11 mendapatkan phasa maka lampu tanda akan hidup, lampu tanda H11 hidup

menandakan bak bawah berada pada posisi dibawah min level dan lampu tanda H7

menandakan kontaktor K4 bekerja sedangkan akibat koil kontaktor K4 mendapat phasa

maka pompa 1 akan bekerja akibat anak kontak K4 yang menutup ( berubah posisi dari

NO ke NC) pada rangkaian daya.

Page 7: laporan rancangan

Pompa 1 akan terus mengisi bak penampungan bawah hingga penuh (sampai posisi

high level), bila bak penampungan bawah telah penuh maka kontak Tc WLC pertama

akan terhubung dengan Tb, kotak Tc dan Tb ini akan terhubung akibat E3 dan E1 pada

bak penampung yang terhubung pada posisi high level. Akibat anak kontak Tc dan Tb

WLC pertama terhubung maka arus akan diteruskan ke lampu tanda H10 serta masukkan

Tc WLC kedua, karena lampu tanda H10 mendapat phasa maka lampu tanda akan hidup,

lampu tanda ini menandakan bak penampungan bawah berada pada posisi high level .

Untuk bak penampungan atas apabila air berada pada posisi dibawah min level maka

pompa 2 akan bekerja, hal ini terjadi akibat kontak Tc dan Tb pada WLC kedua

terhubung sehingga phasa akan diteruskan ke lampu tanda H13 serta koil kontaktor K5

dan lampu tanda H8 oleh kontak SR yang tehubung pada posisi I. Lampu tanda H13 akan

hidup yang menandakan bak penampungan bawah berada pada posisi dibawah min level

dan lampu tanda H8 menandakan kontaktor K5 bekerja. Karena koil kontaktor K5

mendapatkan phasa maka anak kontaknya yang berada pada rangkaian daya akan

menutup dan pompa 2 akan hidup. Pompa akan terus mengisi bak penampunga atas

hingga bak atas penuh dan bila bak sudah penuh maka kotak Tc akan terhubung dengan

Ta, hal ini diakibatkan karena E3 terhubung dengan E1.

Akibat hal ini maka arus akan diteruskan ke lampu tanda H12 sehingga lampu hidup

yang menandakan bak penampungan atas penuh ( berapa pada posisi high level), arus

juga akan diteruskan ke on delay dan staping relay (SR) akibat staping relay (SR)

mendapat phasa maka anak kontaknya akan berpindah ke posisi II sedangkan anak kontak

on delay akan membuka apabila seting waktu sudah terpenuhi. Fungsi dari on delay ini

adalah untuk membatasi phasa ke staping relay selama beberapa saat saja.

Untuk pompa 3 akan bekerja setelah bak penampungan atas kembali ke posisi

dibawah min level sehingga kotak Tc WLC kedua akan terhubung dengan Tb, namun

terlebih dahulu pompa 1 akan mengisi bak penanpungan bawah hingga penuh, sehingga

kontak Tc WLC kedua akan kembali mendapatkan phasa. Bila bak atas kembali pada

posisi dibawah min level maka arus dari kontak Tc dan Tb WLC kedua yang terhubung

akan diterukan ke lampu tanda H13 serta ke kontak staping relay (SR).

Karena kali ini kontak SR berada pada posisi II maka kali ini koil kontaktor K6 dan

lampu tanda H9 yang akan mendapatkan phasa. Akibatnya lampu tanda H9 hidup yang

menandakan kontaktor K6 bekerja dan akibat koil kontaktor K6 mendapat phasa maka

anak kontaknya yang berada pada rangkaian daya akan menutup dan pompa 3 akan

Page 8: laporan rancangan

bekerja mengisi bak penampungan atas. Bila bak atas telah penuh maka kotak Tc akan

kembali terhubung dengan Ta, sehingga lampu tanda H12 akan kembali hidup dan

staping relay serta on delay akan kembali mendapatkan phasa, dan kontak staping relay

akan kembali berpindah ke posisi I dan on delay akan memutus phasa ke staping relay

setelah beberapa saat. Pompa 2 dan 3 akan mengisi bak penampungan atas sejara

bergantian pada posisi automatis.

Pada Saat Pompa Mengalami Over Load

Apabila pompa 1 mengalami over load maka anak kontak NC OL1 yang berada di

atas koil K4 akan membuka (berubah ke posisi NO) sehingga koil K4 dan lampu tanda

H7 tidak akan mendapatkan phasa. Akibatnya lampu tanda H7 akan mati dan anak kontak

kontaktor K4 pada rangkaian daya akan membuka (kembali ke posis NO) dan pompa 1

akan mati. Sedangkan anak kontak NO OL1 akan menutup dan lampu tanda H4 akan

hidup.

Apabila pompa 2 mengalami over load maka anak kontak NC OL2 yang berada di

atas koil K5 akan membuka (berubah ke posisi NO) sehingga koil K5 dan lampu tanda

H8 tidak akan mendapatkan phasa. Akibatnya lampu tanda H8 akan mati dan anak kontak

kontaktor K4 pada rangkaian daya akan membuka (kembali ke posis NO) dan pompa 2

akan mati. Sedangkan anak kontak NO OL2 akan menutup dan lampu tanda H5 akan

hidup.

Apabila pompa 3 mengalami over load maka anak kontak NC OL3 yang berada di

atas koil K6 akan membuka (berubah ke posisi NO) sehingga koil K6 dan lampu tanda

H9 tidak akan mendapatkan phasa. Akibatnya lampu tanda H9 akan mati dan anak kontak

kontaktor K9 pada rangkaian daya akan membuka (kembali ke posis NO) dan pompa 3

akan mati. Sedangkan anak kontak NO OL3 akan menutup dan lampu tanda H6 akan

hidup.

Keterangan Untuk Lampu Tanda

1. Lampu H1 : untuk menandakan fasa R masuk

2. Lampu H2 : untuk menandakan fasa S masuk

3. Lampu H3 : untuk menandakan fasa T masuk

4. Lampu H4 : untuk menandakan overload pompa 1

5. Lampu H5 : untuk menandakan overload pompa 2

6. Lampu H6 : untuk menandakan overload pompa 3

Page 9: laporan rancangan

7. Lampu H7 : untuk menandakan pompa 1 bekerja

8. Lampu H8 : untuk menandakan pompa 2 bekerja

9. Lampu H9 : untuk menandakan pompa 3 bekerja

10. Lampu H10 : untuk menandakan high level bak bawah

11. Lampu H11 : untuk menandakan low level bak bawah

12. Lampu H12 : untuk menandakan high level bak atas

13. Lampu H13 : untuk menandakan low level bak atas